You are on page 1of 7

JPPM: Journal of Public Policy and Management

e-ISSN: 2715-2952
Volume 2 Nomor 1 | Mei, 2020

KOORDINASI DINAS PERHUBUNGAN DENGAN SATUAN POLISI


PAMONG PRAJA DALAM PENANGGULANGAN KEMACETAN
LALU LINTAS DI KOTA MAKASSAR
Sitti Sahara Syamel1, Abdul Mahsyar2, Jaelan Usman3
1,2,3)
Universitas Muhammadiyah Makassar
e-mail: ssaharas@gmail.com

Abstract

This study aimed to determine the role of Makassar City Government in tackling the traffic congestion caused by
the proliferation of street vendors who sell along the road using the shoulder of the road up to the road. And also
to determine the coordination used in the prevention of traffic jams. As well as knowing how government policy
arrangement of vendors who caused traffic jam in the City of Makassar. This research was conducted in Makassar
using descriptive and qualitative data analysis. While data collection techniques used by researcher was the
observation, interview, and documentation. While informants werw identified in this study was the staff of the
Department of Transportation and Civil Service Police Unit (SATPOL PP) and street vendors. The results showed
that the coordination is done by the Department of Transportation and Civil Service Police Unit in the prevention
of traffic jams on the City of Makassar was minimal, because the Department of Tranportation in coordination
only joint meetinggs, regular meetings and in meetings forum traffic while the Civil Service Police Unit in carrying
out its duties rarely comunicated with the Department of Transportation as the leading sector. Municipal police
already know the duties obligation in enforcing regulation relating to vendor who caused atraffic jam in the City
of Makassar.

Keyword: Coordination, relief, traffic jam

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mengetahui peran pemerintah Kota Makassar dalam penanggulangan kemacetan lalu
lintas yang disebabkan maraknya pedagang kaki lima yang berjualan di sepanjang jalan yang menggunakan bahu
jalan hingga ke badan jalan. Dan juga untuk mengetahui kordinasi yang digunakan dalam penanggulangan
kemacetan lalu lintas. Serta mengetahui bagaimana penerapan kebijakan pemerintah dalam penataan pedagang
kaki lima yang menyebabkan kemacetan lalu lintas di Kota Makassar. Penelitian ini dilaksanakan di Kota
Makassar dengan menggunakan metode deskriptif dan analisa data kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan
data yang digunakan peneliti adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sementara informan yang
ditentukan dalam penelitian ini adalah staf-staf Dinas Perhubungan dan Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL
PP) dan pedagang kaki lima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kordinasi yang dilakukan oleh Dinas
Perhubungan dan Satuan Polisi Pamong Praja dalam penanggulangan kemacetan lalu lintas di Kota Makassar
sangat minim, karena Dinas Perhubungan dalam melakukan kordinasi hanya dalam rapat gabungan, rapat rutin
dan dalam rapat forum lalu lintas sedangkan Satuan Polisi Pamong Praja dalam menjalankan tugasnya jarang
melakukan komunikasi dengan Dinas Perhubungan selaku leading sektor. Satpol PP sudah mengetahui tugas-
tugas kewajibannya dalam menegakkan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan pedagang kaki lima yang
menyebabkan kemacetan lalu lintas di Kota Makassar.

Kata kunci: Koordinasi, Penanggulangan, Kemacetan

1. PENDAHULUAN Dinas perhubungan dan Satuan Polisi Pamong


Praja untuk menangani masalah pedagang kaki
Koordinasi yang tepat untuk menangani lima yang menyebabkan kemacetan.
persoalan kemacetan lalu lintas ini. Berbagai Keberadaan pedagang kaki lima di Kota
kebijakan telah dibuat oleh pemerintah Kota Makassar sering kali dijumpai banyak
Makassar untuk mengatasi masalah pedagang menimbulkan masalah-masalah yang terkait
kaki lima namun terkadang penerapannya dengan gangguan keamanan dan ketertiban
dilapangan tidak sesuai dengan yang masyarakat. Kesan kumuh, liar, merusak
diinginkan. Untuk itu perlu adanya koordinasi keindahan, dan menyebabkan kemacetan
46
JPPM: Journal of Public Policy and Management
e-ISSN: 2715-2952
Volume 2 Nomor 1 | Mei, 2020

seakan menjadi paten yang melekat pada usuha Penghibur, jalan Pasar Ikan, Hertasning, A.P.
mikro ini. Mereka berjualan di trotoar, di Petarani, dan sepanjang Jalan Urip Sumoharjo.
taman-taman kota bahkan terkadang di badan Pasal 2 ayat 2 Perda Nomor 44 Tahun 2002,
jalan. Pemandangan ini hampir terdapat di mengenai sejumlah pelataran yang tidak dapat
sepanjang jalan kota, seperti di jalan Perintis digunakan pada waktu antara pukul 05.00
Kemerdekaan, jalan Urip Sumiharjo, jalan AP. sampai jam 17.00 wita, diantaranya: sepanjang
Pettarani, jalan Sunu, jalan Gunung jalan Riburane, jalan Nusantara, Jalan Ujung
Buwakaraeng, jalan Hertasning, jalan Aroepala Pandang, Jalan Ahmad Yani, Jalan Gunung
dan jalan Penghibur. Pemandangan ini tidak Bulusaraung, Masjid Raya, jalan dr. Wahidin
hanya terjadi disiang hari bahkan di malam Sudirohusodo, dan sepanjang jalan sulawesi.
haripun jumlahnya makin bertambah. Kedua ayat dari regulasi tersebut, sampai
Makin marak dan bertambahnya pedagang saat ini belum berjalan efektif, disebabkan
kaki lima yang kian bermunculan yang menjadi berbagai faktor regulasi, dan fasilitas
penyebab kemacetan dan merusak keindahan pendukung atau infrastruktur, serta sumber
kota. Selain itu, parkir kendaraan para pembeli daya manusia dan manajemennya, dan aspek
yang tidak teratur juga sangat mengganggu eksternal terdiri dari faktor sosial budaya dan
ketertiban. Seperti pedagang makanan, faktor ekonomi. Banyaknya kebijakan yang
pedagang pakaian, buah dengan menggunakan dikeluarkan oleh pemerintah seakan tidak
mobil, dan es. Belum lagi masalah limbah atau terimplementasi dengan baik. Adapun titik-titik
sampah. Berbagai persoalan yang ada di Kota kemacetan yang terparah yaitu sepanjang jalan
Makassar, misalnya kemacetan, banjir, Penghibur, jalan AP. Pettarani, jalan Letjen
ketertiban dan keamanan, pengangguran dan Hertasning, jalan Sultan Alauddin, dan jalan
masih banyak lagi. Sebenarnya masalah- Aroepala. Di titik kemacetan inilah terdapat
masalah tersebut mamiliki hubungan dengan banyak pedagang kaki lima dan biasanya
penataan pedagang kaki lima. Misalnya, menimbulkan kemacetan lalu lintas.
penjual buah atau makanan di pinggir-pinggir
jalan, memang mereka tidak terlalu berdampak 2. TINJAUAN PUSTAKA
pada kemacetan namun para pembeli yang
parkir kendaraannya di bibir jalan penyebabnya Hasibuan (2006: 85), berpendapat bahwa:
dan ini hampir kita lihat di sepanjang jalan di “koordinasi adalah kegiatan mengarahkan,
Kota Makassar. Kemudian masalah banjir mengintegrasikan, dan mengkoordinasikan
walaupun hanya berdampak sedikit namun unsur-unsur manajemen dan pekerjaan-
tidak bisa dipungkiri salah satu penyababnya pekerjaan para bawahan dalam mencapai tujuan
adalah dari sampah, dan pedagang kaki lima organisasi”. Menurut Brech dalam bukunya,
merupakan penyumbang sampah terbesar. The Principle and Practice of Management
Sebaliknya, pedagang kaki lima ini yang dikutip oleh Handayaningrat (2002: 54),
memberikan sumbangan yang cukup besar koordinasi adalah mengimbangi dan
terhadap pendapatan asli daerah (PAD). menggerakkan tim dengan memberikan lokasi
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 kegiatan pekerjaan yang cocok kepada masing-
tahun 2012, Perda Kota Makassar Nomor 10 masing dan menjaga agar kegiatan itu
Tahun 1990 tentang Pembinaan Pedagang Kaki dilaksanakan dengan keselarasan yang
Lima dan Keputusan Walikota Makassar semestinya di antara para anggota itu sendiri.
Nomor 44 Tahun 2002. Surat Keputusan Hasibuan (2006:86), berpendapat bahwa tipe
Nomor 44 Tahun 2002 pada pasal 2 ayat (1) dan koordinasi di bagi menjadi dua bagian besar
(2) dijelaskan bahwa, pedagang kaki lima tidak yaitu koordinasi vertikal dan koordinasi
boleh menempati trotoar atau badan jalan. horizontal. Kedua tipe ini biasanya ada dalam
Kemudian dalam Perda ini juga ditetapkan sebuah organisasi.
sejumlah jalan besar yang sama sekali tidak Wiryanto dalam Khomsahrial (2011:2),
boleh ditempati untuk berdagang oleh komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan
pedagang kaki lima atau wilayah bersih atau berbagai pesan organisasi didalam kelompok
bebas dari pedagang kaki lima, yaitu: sepanjang formal maupun informal dari suatu organisasi.
jalan gunung bawakaraeng, sepanjang jalan Komunikasi formal adalah komunikasi yang
R.A Kartini, sepanjang jalan Jendral Sudirman, disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya
jalan Samratulangi, Jalan Haji Bau, jalan berorientasi kepentingan organisasi. Isinya

47
JPPM: Journal of Public Policy and Management
e-ISSN: 2715-2952
Volume 2 Nomor 1 | Mei, 2020

berupa cara kerja didalam organisasi, boleh menempati trotoar atau badan jalan.
produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang Kemudian dalam Perda ini juga ditetapkan
harus dilakukan dalam organisasi. Adapun sejumlah jalan besar yang sama sekali tidak
komunikasi informal adalah komunikasi yang boleh ditempati untuk berdagang oleh
disetujui secara sosial. pedagang kaki lima atau wilayah bersih atau
Pace (2013: 32), komunikasi organisasi bebas dari pedagang kaki lima, yaitu: sepanjang
terjadi kapanpun setidak-tidaknya satu orang Jalan Gunung Bawakaraeng, sepanjang jalan
yang menduduki suatu jabatan dalam suatu R.A Kartini, sepanjang jalan Jendral Sudirman,
organisasi menafsirkan suatu pertunjukan. jalan Sam Ratulangi, jalan Haji Bau, jalan
Karena fokusnya adalah komunikasi diantara Penghibur, jalan Pasar Ikan, jalan Hertasning,
anggota-anggota suatu organisasi, analisis jalan A.P. Petarani, dan sepanjang jalan Urip
komunikasi organisasi menyangkut penelahan Sumoharjo. Ayat (2) Pasal 2 Peraturan Wali
atas banyak transaksi yang terjadi. Kota Makassar No 44 Tahun 2002, mengenai
Kemacetan lalu lintas di jalan raya dapat sejumlah pelataran yang tidak dapat digunakan
disebabkan oleh berbagai faktor maupun pada waktu antara pukul 05.00 sampai jam
sumber penyebab terjadinya kemacetan, hasil 17.00 wita, diantaranya: sepanjang jalan
identifikasi penyebab kermacetan lalu lintas di Riburane, jalan Nusantara, jalan Ujung
Kota Makassar tidak terlepas dari ketersediaan Pandang, jalan Ahmad Yani, jalan Gunung
infrastruktur lalu lintas yang ada atau dengan Bulusaraung, jalan Masjid Raya, jalan dr.
kata lain kemacetan yang terjadi sebagai akibat Wahidin Sudirohusodo, dan sepanjang jalan
daripada kurangnya koordinasi yang dilakukan Sulawesi.
oleh instansi pemerintah dalam menanggulangi
kemacetan lalu lintas. Terdapat beberapa faktor 3. METODE
penyebab kemacetan lalu lintas jalan yaitu,
faktor human error, rendahnya penegakan Lokasi penelitian ini yaitu di kantor Dinas
hukum, pembiaran pemanfaatan sarana dan Perhubungan Kota Makassar dan di kantor
prasarana jalan, ketidakpedulian dan kurangnya Satuan Polisi Pamong Praja. Penelitian ini
sumber daya aparat pelaksana, (Mahsyar 2014: menggunakan jenis penelitian kualitatif dan
14). tipe penelitian studi kasus dengan jumlah
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik informan sebanyak 8 orang yang terdiri dari
Indonesia Nomor 41 Tahun 2012 Pedagang Dishub 3 orang, Satpol PP 3 orang dan
Kaki Lima pasal 2 ayat 2 Gubernur dan pedagang kaki lima 2 orang. Untuk kebutuhan
Bupati/Walikota wajib melakukan penataan pengumpulan data, peneliti melakukan
dan pemberdayaan PKL. Pasal 3 ayat 1 pengumpulan data primer berupa wawancara,
Pembinaan dalam penataan dan pemberdayaan observasi dan dokumentasi. Selain itu peneliti
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 meliputi: juga melakukan kajian data sekunder dalam
(a) pendataan; (b) perencanaan penyediaan bentuk dokumen, laporan-laporan, dan
ruang bagi kegiatan sektor informal; (c) informasi tertulis lainnya yang berkaitan
fasilitasi akses permodalan; (d) penguatan dengan objek penelitian. Analisis data yang di
kelembagaan; (e) pembinaan dan bimbingan pergunakan dalam penelitian ini adalah
teknis; (f) fasilitasi kerjasama antar daerah; dan kualitatif. Untuk mendapatkan penelitian yang
(g) mengembangkan kemitraan dengan dunia bermutu atau data yang kredibel, oleh karena itu
usaha. peneliti melakukan pengabsahan data dengan
Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 10 berbagai hal diantaranya triangulasi sumber,
Tahun 1990 Tentang Pembinaan Pedagang triangulasi metode dan triangulasi waktu.
Kaki Lima Dalam Wilayah Kota Makasar.
Kepala daerah menentukan atau mengatur 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
tempat pelataran yang dapat dipergunakan oleh
para pedagang kaki lima secara kelompok Kota Makassar merupakan kota budaya dan
maupun perorangan sebagai tempat berdagang perdagangan yang memungkinkan terjadi lalu
atau usaha. Kemudian diperjelas Pada Surat lintas orang, barang, dan jasa yang cukup besar.
Keputusan WaliKota Makassar Nomor 44 Kondisi demikian menyebabkan jalur
Tahun 2002 pada pasal 2 ayat (1) dan (2) transportasi Kota Makassar menjadi jalur yang
dijelaskan bahwa, pedagang kaki lima tidak strategis jika tidak diatur dengan baik maka

48
JPPM: Journal of Public Policy and Management
e-ISSN: 2715-2952
Volume 2 Nomor 1 | Mei, 2020

dapat menimbulkan kemacetan lalu lintas sangat luas, mulai dari bidang kesehatan,
lintas.Kemacetan lalu lintas sangatlah tidak ekonomi hingga produktivitas kerja.
disukai oleh semua masyarakat, karena Adapun beberapa faktor-faktor penyebab
kemacetan dapat menyebabkan banyak terjadinya kemacetan lalu lintas antara lain :
kerugian terhadap para pengguna jalan. a. Arus kendaraan yang melewati jalan
Dampak kemacetan lalu lintas antara lain tersebut telah melampaui kapasitas jalan
adalah pemborosan BBM, pemborosan waktu tersebut.
serta menimbulkan polusi udara. Pemborosann b. Maraknya pedagang kaki lima yang
BBM terjadi karena kemacetan menyebabkan berjualan di bahu jalan hingga
kendaraan menjadi terhambat sehingga terjadi menggunakan badan jalan.
pembakaran yang tidak efektif. c. Terjadinya kecelakaan lalu lintas di jalan
Selain pemborosan BBM, bila terjadi tersebut sehingga menimbulkan rasa ingin
kemacetan tentu kita juga akan rugi waktu. tahu warga yang menyebabkan warga
Misalnya jarak 60 km bisa kita tempuh hanya berkerumun memadati jalan atau
dengan waktu 1 jam, maka bila terjadi kendaraan yang terlibat kecelakaan yang
kemacetan dengan waktu yang sama mungkin belum dibersihkan atau disingkirkan dari
kita hanya dapat menempuh jarak 10-20 km badan jalan.
saja. Jadi, dampak yang ditimbulkan oleh d. Terjadinya banjir yang merendam badan
kemacetan lalu lintas sangat banyak. Selain jalan sehingga para pengendara kendaraan
waktu dan biaya, kemacetan lalu lintas juga memperlambat laju kendaraannya.
dapat menyebabkan stress dan menimbulkan e. Adanya perbaikan jalan.
emosi. Akibatnya pekerjaan pun menjadi f. Adanya bagian jalan yang rusak atau
terganggu. Kadang-kadang akibat terburu-buru longsor.
akan terjadi kecelakaan yang dapat mengancam g. Ketidaktahuan masyarakat akan aturan
nyawa para pengguna jalan. lalu lintas.
Kemacetan juga menyebabkan laju h. Parkir kendaraan yang tidak tertata baik
kendaraan menjadi lambat dan pembakaran pun atau tidak pada tempatnya.
menjadi lama, pembakaran yang lama akan i. Pasar tumpah yang secara tidak langsung
menghasilkan karbondioksida sehingga akan memakan badan jalan sehingga pada
menimbulkan polusi udara yang semakin akhirnya membuat sebuah antrian terhadap
banyak. Karbondioksida mengandung racun sejumlah kendaraan yang akan melewati
yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat area tersebut.
sehingga produktivitas menurun. Bila j. Pengaturan lampu lalu lintas yang bersifat
produktivitas menurun maka perekonomian kaku yang tidak mengikuti tinggi
juga akan terganggu. Selain itu, kemacetan juga rendahnya arus lalu lintas.
dapat mengganggu kelancaran kendaraan
darurat seperti ambulans dan pemadam Berikut beberapa nama jalan yang sering
kebakaran dalam menjalankan tugasnya. Jadi terjadi kemacetan lalu lintas di sekitar Kota
dampak yang diakibatkan oleh kemacetan lalu Makassar

Tabel 1 : Kemacetan Jalan Di Kota Makassar


No Nama Jalan Penyebab Kemacetan Titik Kemacetan
1. Jln. Penghibur • Pedagang Kaki Lima • Sekitar Pantai Losari
• Parkir Liar • Depan Benteng Roterdam
2. Jln. Sultan Alaudddin • Pedagang Kaki Lima • Depan Kampus Unismuh Makassar
• Parkir Liar • Depan RM Mc Donal
• Pelanggaran Aturan
• Pembelokan
• Demo Mahasiswa
3. Jln. AP. Pettarani • Pedagang Kaki Lima • Depan Kantor Telkom
• Pembelokan • Depan Ramayana
• Demo Mahasiswa
4. Jln. Letjend. Hertaning • Pedagang Kaki Lima • Samping Kantor DPRD Kota
• Pembelokan Makassar
• Parkir Liar • Depan Rs. Grestelina

49
JPPM: Journal of Public Policy and Management
e-ISSN: 2715-2952
Volume 2 Nomor 1 | Mei, 2020

• Depan Kantor Dinas Pendidikan


Kota Makassar
5. Jln. Aroepala • Pedagang Kaki Lima • Depan Pasar Aroepala
• Pembelokan • Depab Gedung Aroepala
• Parkir Liar

Berdasarkan data dari Tabel 1, dapat memadai ataupun juga tidak seimbangnya
diketahui bahwa penyebab kemacetan lalu kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk,
lintas yang terjadi di jalan-jalan yang peneliti misalnya Jakarta dan Bangkok. Dengan kata
jumpai yaitu karena maraknya pedagang kaki lain koordinasi dalam penanggulangan
lima yang berjualan di bahu jalan hingga ke kemacetan yaitu sebagai kewenangan untuk
badan jalan. Bukan hanya itu penyebab lain menggerakkan, menyerasikan, menyelaraskan,
juga muncul yaitu kurangnya lahan parkir yang dan menyeimbangkan kegiatan-kegiatan yang
disiapkan oleh kantor-kantor, supermarket dan spesifik atau berbeda-beda, agar semuanya
juga toko-toko. Pelanggaran aturan lalu lintas terarah pada pencapaian tujuan tertentu pada
juga menjadi sebab terjadinya kemacetan lalu saat yang telah ditetapkan dalam situasi atau
lintas. Dan juga maraknya para pemberi jasa keadaan tersendatnya atau bahkan
yang berada di setiap pembelokan – terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh
pembelokan yang menunggu mobil untuk banyaknya jumlah kendaraan melebihi
berbelok. kapasitas jalan.
Munculnya berbagai penyebab kemacetan Dalam penelitian ini, adapun tipe-tipe
lalu lintas di Kota Makassar terutama jalan- koordinasi yang digunakan, yaitu tipe
jalan yang menjadi objek penelitian, dan koordinasi vertikal dan horisontal. Tipe-tipe
masalah yang sangat menarik perhatian peneliti koordinasi ini yang akan mengetahui
adalah masalah pedagang kaki lima. Untuk itu, koordinasi seperti apa yang digunakan oleh
perlu adanya koordinasi antara Dinas Dinas Perhubungan dan Satuan Polisi Pamong
Perhubungan dan Satuan Polisi Pamong Praja Praja Dalam penanggulangan Kemacetan Lalu
Dalam penanggulangan kemacetan yang Lintas di Kota Makassar. Hasibuan (2006: 86),
disebabkan oleh maraknya pedagang kaki lima berpendapat bahwa tipe koordinasi di bagi
yang berjualan hingga ke badan jalan. menjadi 2 (dua) bagian besar, yaitu koordinasi
Koordinasi diartikan sebagai kewenangan vertikal dan koordinasi horisontal. Kedua tipe
untuk menggerakkan, menyerasikan, ini biasanya ada dalam sebuah organisasi.
menyelaraskan, dan menyeimbangkan Koordinasi vertikal dalam penelitian ini hanya
kegiatan-kegiatan yang spesifik atau berbeda- dilakukan oleh Dinas perhubungan langsung
beda, agar semuanya terarah pada pencapaian berkoordinasi dengan Kementerian
tujuan tertentu pada saat yang telah ditetapkan. Perhubungan untuk membicarakan masalah-
Dari sudut fungsional, koordinasi dilakukan masalah yang terkait dengan tugas dan fungsi
guna mengurangi dampak negatif spesialisasi mereka.
dan mengefektifkan pembagian kerja. Dengan Dalam penelitian ini tipe koordinasi yang
adanya penyampaian informasi yang jelas, digunakan adalah tipe koordinasi horisontal.
pengkomunikasian yang tepat, dan pembagian Tipe koordinasi horisontal sendiri terbagi
pekerjaan kepada para bawahan oleh manajer menjadi dua yakni: tipe koordinasi horisontal
maka setiap individu bawahan akan interdisciplinary dan interrelated.
mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan Interdisciplinary adalah suatu koordinasi dalam
wewenang yang diterima. Tanpa adanya rangka mengarahkan, menyatukan tindakan-
koordinasi setiap pekerjaan dari individu tindakan, mewujudkan, dan menciptakan
karyawan maka tujuan perusahaan tidak akan disiplin antara unit yang satu dengan unit yang
tercapai. lain secara intern maupun ekstern pada unit-unit
Sedangkan kemacetan adalah situasi atau yang sama tugasnya. Sedangkan Interrelated
keadaan tersendatnya atau bahkan adalah koordinasi antar badan (instansi) beserta
terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh unit-unit yang fungsinya berbeda, tetapi
banyaknya jumlah kendaraan melebihi instansi yang satu dengan yang lain saling
kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi bergantung atau mempunyai kaitan secara
di kota-kota besar, terutamanya yang tidak intern atau ekstern yang levelnya setaraf.
mempunyai transportasi publik yang baik atau Koordinasi horizontal ini relatif sulit dilakukan,

50
JPPM: Journal of Public Policy and Management
e-ISSN: 2715-2952
Volume 2 Nomor 1 | Mei, 2020

karena koordinator tidak dapat memberikan Koordinasi antara Dinas Perhubungan dan
sanksi kepada pejabat yang sulit diatur sebab Satpol PP sangat minim karena dari pihak
kedudukannya setingkat. Koordinasi yang Dishub mengatakan jika koordinasi dilakukan
digunakan dalam setiap instansi berbeda-beda melalui rapat gabungan, rapat rutin dan rapat
sesuai dengan sistem kerja mereka. forum lalu lintas. Akan tetapi, dari pihak Satpol
Tipe koordinasi yang digunakan oleh Dinas PP mengatakan jika tidak usah diadakan dialog-
Perhubungan dengan Satuan Polisi Pamong dialog lagi karena sudah jelas ada surat perintah
Praja yakni tipe koordinasi horizontal. Dari tipe dan aturan-aturan yang sangat jelas. Dinas
koordinasi horizontal tersebut. Dishub dan Perhubungan hanya sebatas mengatur jalannya
Satpol PP mengadakan rapat gabungan, rapat lalulintas agar tertib dan aman dan tidak
rutin dan rapat forum lalulintas yang dihadiri menyebabkan kemacetan. Dan yang
oleh setiap SKPD yang terkait. Dalam rapat menertibkan pedagang kaki lima itu sendiri
tersebut mereka membicarakan tugas-tugas dan adalah Satpol PP dan Disperindag yang
tanggung jawab serta membahas permasalahan mendata dan melakukan pembinaan terhadap
yang terjadi seperti masalah kemacetan pedagang kaki lima.
lalulintas karena maraknyapedagang kaki lima Dinas Perhubungan sudah menugaskan para
yang berjualan dibahu hingga ke badan jalan di pegawainya untuk bertugas di setiap titik-titik
Kota Makassar. ruas jalan untuk mengatur jalannya lalulintas.
Akan tetapi, berdasarkan hasil pengamatan Akan tetapi, yang dapat kita lihat banyak jalan-
peneliti mendapatkan jika minimnya koordinasi jalan di Kota Makassar yang terjadi kemacetan
yang dilakukan oleh Dinas perhubungan dan lalulintas dan tidak ada petugas dari Dinas
Satpol PP dalam mengatasi pedagang kaki lima Perhubungan yang bertugas mengatur lalulintas
yang bejualan di bahu jalan hingga ke badan di jalan tersebut. Salah satu penyebab
jalan yang mengakibatkan kemacetan lalulintas kemacetan lalulintas di Kota Makassar adalah
di Kota Makassar. Setiap SKPD sudah maraknya pedagang kaki lima yang berjualan
mengetahui setiap tugas dan tanggung hingga menggunakan badan jalan. Hal ini
jawabnya masing-masing dan tak perlu adanya sangat mengganggu jalannya arus lalulintas
komunikasi lagi. Oleh karena itu, mereka sehingga menyebabkan kemacetan yang
bergerak langsung untuk mengatasi kemacetan panjang.
lalu lintas yang disebabkan karena maraknya Dinas Perhubungan telah menugaskan staff-
pedagang kaki lima. staffnya untuk mengawasi dan mengatur
Koordinasi Dinas Perhubungan dengan jalannya lalulintas di Kota Makassar. Para staff
Satuan Polisi Pamong Praja salah satunya Dinas perhubungan diterjunkan langsung ke
melalui Dialog antar SKPD yang diadakan setiap titik-titik jalanan yang selalu padat
setiap bulan atau setiap minggu sekali guna dilewati kendaraan atau jalan-jalan yang sering
membahas tugas, fungsi dan masalah-masalah terjadi kemacetan lalulintas di Kota Makassar.
yang terjadi di sekitar Kota Makassar, seperti Terutama jalan-jalan tempat pedagang kaki
masalah yang sangat urgen tentang masalah lima banyak berjualan seperti di jalan pettarani,
kemacetan lalulintas di Kota Makassar yang jalan urip sumoharjo, alauddin, dan hertasning
disebabkan karena maraknya pedagang kaki baru. Staff pegawai Dinas Perhubungan hanya
lima yang berjualan di sepanjang jalan yang sampai mengatur jalannya lalulintas agar tertib
menggunakan bahu jalan hingga ke badan jalan. dan lancar agar tidak terjadi kemacetan
Kemacetan yang terjadi di Kota Makassar lalulintas. Dan untuk penertiban pedagang kaki
salah satu penyebabnya yakni maraknya lima Dinas Perhubungan berkoordinasi dengan
pedagang kaki lima yang berjualan Satpol PP untuk melakukan penertiban,
menggunakan bahu jalan sehingga para mendata dan melakukan pembinaan terhadap
pembeli yang ingin bertransaksi langsung pedagang kaki lima.
singgah di tempat tersebut dan akibatnya
kendaraan para pembeli terparkir dan tempat 5. KESIMPULAN
jualan pedagang kaki lima bisa sampai
menggunakan badan jalan. Tugas Dinas Berdasarkan uraian hasil penelitian dan
Perhubungan hanya sekedar mengatur pembahasan yang dikaji sebelumnya dalam
lalulintas agar tidak menyebabkan kemacetan. penelitian ini, maka peneliti merumuskan
kesimpulan dari hasil penelitian ini. Tipe

51
JPPM: Journal of Public Policy and Management
e-ISSN: 2715-2952
Volume 2 Nomor 1 | Mei, 2020

koordinasi yang digunakan oleh Dinas Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta:
Perhubungan dengan Satuan Polisi Pamong PT. Raja Grafindo Persada
Praja yakni tipe koordinasi horizontal. Dari tipe Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41
koordinasi horizontal tersebut. Dishub dan Tahun 2012 tentang Pedoman Penataan
Satpol PP mengadakan rapat gabungan, rapat dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima
rutin dan rapat forum lalulintas yang dihadiri Pasal 13 Undang - Undang Nomor 09 Tahun
oleh setiap SKPD yang terkait. Dalam rapat 1995 tentang Usaha Kecil
tersebut mereka membicarakan tugas-tugas dan Undang – Undang Dasar Nomor 38 Tahun 2004
tanggung jawab serta membahas permasalahan tentang Jalan
yang terjadi seperti masalah kemacetan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang
lalulintas di Kota Makassar. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal
Kemacetan yang terjadi di Kota Makassar 275 ayat (1) dan Pasal 28 ayat (2)
salah satu penyebabnya yakni maraknya Peraturan Daerah Kota Makasar Nomor 6
pedagang kaki lima yang berjualan Tahun 2006 tentang Rencana Wilayah
menggunakan bahu jalan sehingga para Tata Ruang Kota Makasar pasal 66
pembeli yang ingin bertransaksi langsung Perda Nomor 10 Tahun 1990 tentang
singgah di tempat tersebut dan akibatnya Pembinaan Pedagang Kaki Lima Dalam
kendaraan para pembeli terparkir dan tempat Wilayah Kota Makasar
jualan pedagang kaki lima bisa sampai Pada Surat Keputusan Walikota Makasar
menggunakan badan jalan. Tugas Dinas Nomor 44 Tahun 2002 tentang Larangan
Perhungan hanya sekedar mengatur lalulintas bagi PKL Untuk Berjualan di Kawasan
agar tidak menyebabkan kemacetan. Bebas Dari PKL.
Koordinasi antara Dinas Perhubungan dan
Satpol PP sangat minim karena dari pihak
Dishub mengatakan jika koordinasi dilakukan
melalui rapat gabungan, rapat rutin dan rapat
forum lalu lintas. Akan tetapi, dari pihak Satpol
PP mengatakan jika tidak usah diadakan dialog-
dialog lagi karena sudah jelas ada surat perintah
dan aturan-aturan yang sangat jelas.

6. REFERENSI

Handayaningrat, Soewarno. 2002. Pengantar


Studi Administrasi dan Management.
Jakarta: Gunung Agung
Hasibuan, Malayu S.P, 2006, Manajemen
Dasar, Pengertian, dan Masalah. Edisi
Revisi. Jakarta: Bumi Aksara
Ikbar, Yanuar. 2012. Metode Penelitian Sosial
Kualitatif. Bandung: Reflika Aditama
Khomsahrial Romli. 2011. Komunikasi
Organisasi Lengkap. Jakarta: Grasindo
Mahsyar, Abdul. 2014. Model Koordinasi
Antar Instansi Pemerintah Dalam
Penanggulangan Kemacstan di Kota
Makassar. Jurnal El Riyasah, 5(2), 11-20
Pace, wayne, DKK. 2013. Komunikasi
Organisas. Bandung: Rosda
Sendjaja, S. Djuarsa. 1994. Teori Komunikasi.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian
Administrasi. Bandung: Alfabeta.

52

You might also like