You are on page 1of 7

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN JALAN DAN RAB JALAN RAYA

GLENMORE KABUPATEN BANYUWANGI


( Perbandingan Metode Bina Marga tahun 1987 dan 2013 )

Ahmad Basit Bustomi1, Irawati2, Taufan Abadi3


Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember1
JL. Karimata 49 Jember Telp: (0331) 332240 Fax: (0331) 337957
Email: Tomi.fixie@gmailcom
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember 2
JL. Karimata 49 Jember Telp: (0331) 332240 Fax: (0331) 337957
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember 3
JL. Karimata 49 Jember Telp: (0331) 332240 Fax: (0331) 337957

ABSTRAK
Glenmore Highway, Banyuwangi Regency is a highway that borders the Kalibaru Highway and the
Genteng Highway Banyuwangi Regency. As is known, the Glenmore highway of Banyuwangi
regency is an eastern crossroad of various destinations. For example, heavy vehicles (transportation)
from Java to the island of Bali or vice versa which will pass the Glenmore highway of Banyuwangi
district, especially on KM 250 - this KM.252. Heavy vehicles that pass the Glenmore highway in
Banyuwangi district have different destinations. Heavy vehicles that pass the Glenmore highway in
Banyuwangi district have different destinations. For example trailer trucks or semi-trailers
transporting commodity goods or other goods. The location of this research is a strategic location that
is close to or leads to distributor warehouses located in Glenmore, Banyuwangi Regency. With these
conditions, it is necessary to evaluate the thickness of the pavement on the road. With the evaluation
of the pavement thickness calculation and the calculation of the budget plan, it will later provide a
new alternative or contribute technical thinking in determining the thickness of the pavement layer
and its the calculation of the budget plan.

Keywords: Planning, pavement layer, Calculation of Budget Plan, Banyuwangi

PENDAHULUAN alternative baru atau sumbangsih pemikiran


secara teknis dalam menetukan tebal lapisan
Latar Belakang perkerasan jalan dan RAB.
Prasarana berupa jalan raya merupakan
akses darat yang harus diperhatikan fisiknya. Rumusan Masalah
Pembangunan dan peningkatan prasarana Pada perumusan masalah dalam penelitian
transportasi darat (jalan) dapat menunjang dan pembahasan Tugas akhir ini, adalah :
kelancaran dan pemerataan pembangunan di 1. Bagaimana kinerja jalan raya
daerah maupun Nasional. Pada .jalan raya Glenmore kabupaten Banyuwangi
Glenmore kabupaten Banyuwangi ini pada KM.250-KM.252 saat ini?
merupakan jalan raya yang berbatasan dengan 2. Bagaimana kondisi perkerasan jalan
jalan raya Kalibaru dan Jalan raya Genteng raya Glenmore Kabupaten
Kabupaten Banyuwangi. Lokasi penelitian ini Banyuwangi pada KM.250 – KM.252
merupakan lokasi strategis yang berdekatan saat ini?
atau mengarah gudang-gudang distributor 3. Bagaimana menentu kan tebal
yang berada di jalanraya Glenmore kabupaten pekerasan dengan metode Bina Marga
Banyuwangi. Bus-bus dengan tujuan 1987 dan 2013 dengan Usia Rencana
pariwisata ke pulau Bali dan angkutan 20 tahun kedepan?
penumpang atau dengan tujuan antar 4. Bagaimana hasil dari perbandingan
kabupaten, Dengan evaluasi perhitungan tebal dari hasil perhitungan metode Bina
perkerasan dan perhitungan rencana anggaran Marga1987 dan 2013?
biaya (RAB), nantinya akan memberi

11
5. Bagaimana perbandingan Rencana Kapasitas jalan luar kota di Indonesia dapat
Anggaran Biaya (RAB). dihitung menggunakan persamaan MKJI
Tujuan Penelitian (1997:18):
C = Co x FCw x FCSF x FCCS ……(1)
Menganalisa kinerja jalan pada jalan raya
Sedangkan perhitungan derajat kejenuhannya
Glenmore Kabupaten Banyuwangi pada
dapat dihitung dengan rumus :
KM.250 – KM.252.
DS = Q / C
1 Menganalisa kondisi eksiting struktur
C = Co x FCw x FCSF x FCCS …. (2)
perkerasan jalan raya Glenmore
Dimana :
Kabupaten Banyuwangi pada KM.250 –
KM.252 saat ini?
C = Kapasitas
2 Menganalisa perencanaan tebal perkerasan
Co = Kapasitas dasar
dengan perbandingan metode Bina Marga
FCW = Faktor koreksi lebar masuk
1987 dan 2013 dengan Usia Rencana 20
FCSP = Faktor penyesuaian kapasitas
tahun.
untuk pemisah arah
3 Menganalisa hasil perbandingan dengan
FCSF =Faktor penyesuaian kapasitas
metode Bina Marga 1987 dan 2013.
untuk hambatan samping dan bahu
4 Merencanakan dan membandingkan
jalan atau kereb
anggaran biaya (RAB) dari hasil
FCC = Faktor penyesuaian
perhitungan metode Bina Marga 1987 dan
kapasitas untuk ukuran kota (jumlah
2013.
penduduk)
Sedangkan perhitungan derajat
TINJAUAN PUSTAKA
kejenuhannya dapat dihitung dengan
Definisi dari Kapasitas jalan sebagai arus rumus:
maksimum melalui suatu titik di jalan yang DS = Q / C ……………………….. (3)
dapat dipertahankan per satuan jamnya pada Dimana :
kondisi tertentu. Untuk jalan dua-lajur dua- C : Kapasitas
arah, kapasitas ditentukan untuk arus dua arah DS : Derajat Kejenuhan
( kombinasi dua arah), tetapi untuk jalan Q : Volume Kendaraan.
dengan banyak lajur, arus dipisahkan per arah Pengamatan Volume Kedaraan di Jalan
dan kapasitas ditentukan per lajur (MKJI,
Pada pengamatan LHR dilakukan dengan
1997).
pengamatan langsung (primer) atau data
didapat dari kantot/Dinas (Sekunder). Pada
Satuan Mobil Penumpang (Smp) terdapat
adanya koefisien atau Ekivalen mobil
Gambar 1a. Pemisahan Lajur Jalan penumpang (Emp) pada kendaraan
bermotor maupun tak bermotor. Untuk
besarnya koefisien pada masing-masing
kendaraan bermotor atau tidak bermotor
mempunyai nilai berbeda. Adapun
Gambar 1b. Pemisahan Lajur Jalan besarnya koefisien pada kendaraan,
sebagai berikut :
Keterangan : Tabel 1. Faktor Koreksi Kapasitas Akibat
WCA, WCB : Lebar jalur lalu lintas Ukuran Kota (FCcs)
WSAT : Lebar bahu dalam sisi A
WSAO : Lebar bahu luar sisi A No Jenis Kel SMP/Emp
WC : Lebar jalur Kendaraa as Ru Simpa
WK : jarak dari kereb ke n as ng
penghalang. 1 Sedan/jee LV 1,0 1,00
Untuk nilai kapasitas telah diamati p, 0
melalui pengumpulan data lapangan selama oplet,micr
memungkinkan.Karena lokasi yang obus, pick
mempunyai arus mendekati kapasitas segmen up
jalan sedikit dan sebagaimana terlihat dari 2 Bus HV 1,2 1,30
kapasitas simpang sepanjang jalan raya,
12
Standar, 0 FCCS = Faktor penyesuaian kapasitas
truk untuk ukuran kota (jumlah
sedang, penduduk).
truk berat Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Jalan
3 Sepeda MC 0,2 0,40 Untuk jalan dua-lajur dua-arah, kapasitas
motor 5 ditentukan untuk arus dua arah ( kkombinasi
4 Becak, UM 0,8 1,00 dua arah ), tetapi untuk jalan dengan banyak
sepeda, 0 lajur, arus dipisahkan per arah dan kapasitas
andong, ditentukan per lajur.
dll DS = Qsmp / C …….(6)
Sumber : MKJI, 1997. Dengan :
Keterangan : C : Kapasitas
LV : Light vehicle (kendaraan kecil) DS : Derajat Kejenuhan
HV : High vehicle (kendaraan besar) Qsmp : Volume Kendaraan
MC : Motor cycle (sepeda motor)
UM : Unmotorized vehicle (kendaraan tak METODOLOGI PENELITIAN
bermotor). Dalam penyelesaian penelitian
ini diperlukan langkah-langkah untuk
Peramalan Volume Lalu Lintas memudahkan analisa/perhitungan.. Pada studi
Untuk menganalisa kinerja jalan pada analisa (evalusasi) perkerasan jalan raya
masa yang akan datang, maka diambil Glenmore Kabupaten Banyuwangi tepatnya
beberapa variabel yang mempengaruhi volume pada KM.250-KM.252 meliputi survey
lalu lintas, antara lain : PDRB (Pendapatan pendahuluan/awal, pengumpulan data-data
Domestik Rata-Rata Bruto) dan Pertumbuhan baik didapat dari sekunder maupun primer.
Penduduk. Dengan variabel tersebut di atas,
maka dapat dihitung volume lalu lintas
rencana tahun ke - n dengan rumus sebagai
berikut :
Qn = Qo ( 1 + i )n ..........(4)
Dimana: persamaan
Qn = Arus Lalu Lintas
tahun ke-n
n = Umur rencana
i = Pertumbuhan Lalu
Lintas
Q0 = Arus Lalu Lintas
tahun awal / saat ini.
Pengolahan dan Analisa Data
Pada primer/ skunder yang telah ada
digunakan untuk menghitung kapasitas jalan
saat ini setelah dilakukan pelebaran. Kapasitas
jalan kota di Indonesia dapat dihitung
menggunakan persamaan :
C = Co x FCw x FCSF x FCCS….(5)

Dengan :
C = Kapasitas
Co = Kapasitas dasar
FCW = Faktor koreksi lebar masuk
FCSP = Faktor penyesuaian
kapasitas untuk pemisah arah
FCSF = Faktor penyesuaian kapasitas
untuk hambatan samping
dan bahu jalan / kereb Gambar 2. Diagram Alir Penelitian
13
Tahapan Penelitian Hasil Akhir
Hasil pembahasan/analisa data pada jalan raya
Hipotesis
Glenmore Kabupaten Banyuwangi pada
Jalan raya Glenmore Kabupaten Banyuwangi
KM.250-252 yang nantinya akan didapat
pada KM.250-252 diduga belum adanya
kesimpulan dan beberapa saran jika diperlukan
analisa (evaluasi) tebal perkerasan, mengingat
sebagai pertimbangan pihak PU Bina Marga
lapisan perkerasan jalannya sering terjadi
dan SDA untuk pekerjaan dilapangan (jalan).
kerusakan jalan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Permasalahan - Permasalahan
Lokasi Penelitian Tugas Akhir
Dari hasil survey pendahuluan pada lokasi
Pada lokasi Penelitian Tugas akhir ini
penelitian ini untuk mengetahui kinerja dan
dilakukan di jalan raya Glenmore Kabupaten
merencanakan tebal perkerasan serta
Banyuwangi tepatnya pada KM.250 – KM.252
merencanakan anggaran biaya (RAB) pada
atau sepanjang 2000 meter. Jalan raya
jalan raya Glenmore Kabupaten Banyuwangi
Glenmore kabupaten Banyuwangi merupakan
pada KM.250-252.
jalan arteri (kelas I) dengan lebar badan jalan
= 7.00 meter. Adapun lebar bahu jalan 1.50 –
Data-data Di Jalan Raya
3.00 meter. Pada jalan raya ini terdapat
Pengamatan LHR dan CBR
kepadatan volume kendaraan bermotor. Disini
Pada penelitian tugas akhir ini diperlukan data
pembebanan kendaraan yang besar dapat
volume/jumlah kendaraan harian (LHR). Dari
menimbulkan kerusakan pada badan jalan.
data volume kendaraan ini, nantinya akan
Untuk mengetahui dimensi jalan, diperlukan
menghitung kinerja jalan (DS). Pengamatan
pengukuran langsung dengan menggunakan
volume/jumlah kendaraan dilakukan secara
roll meter. Gambar 3 merupakan contoh
langsung dilapangan selama 24 jam.
pengukuran dimensi jalan.
Pengamatan ini dilakukan dengan 2 (dua) jalur
atau arah kendaraan. Disamping itu diperlukan
data California Bearing Rasio (CBR) yang
nantinya akan digunakan untuk menghitung
tebal perkerasan lentur.

Perhitungan Anggaran Biaya


Dari hasil perhitungan tebal
perkerasan dari metode Bina Marga 1987 dan
2013, akan dihitung anggaran biaya (RAB)
dengan harga satuan bahan yang telah Gambar 3. Contoh Dimensi jalan
ditetapkan pemerintah.
Data Situasi Lokasi Penelitian Jalan raya ini merupakan jalan penghubung
Pendataan situasi/kondisi dilapangan dengan Kabupaten Banyuwangi dan Jember, bahkan
mengukur langsung berupa lebar badan jalan, Jawa - Bali. Disamping itu, dengan banyaknya
bahu jalan, selokan-selokan/saluran, jenis kendaraan berat yang melintasi akan memberi
bangunan (rumah/toko/tempat beban kendaraan pada permukaan jalan atau
pendidikan/kantor, dll), sawah atau ladang badan jalan-nya. Seperti diketahui kendaraan
disekitar lokasi penelitian secara cross section berat seperti truk, truk gandengan, trailer/semi
(melintang) pada lokasi penelitian. trailer dan bus setiap hari melintasi jalan
tersebut. Dengan kondisi ini, pembebanan dari
Pembahasan/Analisa Data kendaraan berat akan mengakibatkan
Pada bagian ini, dari data lapangan yang kerusakan jalan. Evaluasi perhitungan tebal
akurasi akan dihitung tebal perkerasan dengan perkerasan lentur metode Bina Marga tahun
metode Bina Marga 1987 dan 2013. 1987 dengan 2013 akan memberi
Disamping itu, dalam penelitian ini juga perbandingan tebal perkerasan untuk usia
melakukan perbandingan anggaran biaya rencana 20 tahun kedepan. Perhitungan
(RAB) pada kedua metode Bina Marga Rencana Anggaran Biaya (RAB),
tersebut. dimaksudkan untuk memberi perbandingan
anggaran dari hasil perhitungan tebal
perkerasan pada kedua metode tersebut

14
C = Co x FCw x FCsp x FCsf`…..(8)
C = 3100x1.00x1x1= 3100
Maka :
DS 2019 = Qsmp / C
` = 596,5 / 3100
= 0.192 (A)

Perhitungan Kapasitas Jalan Tahun 2039

Perhitungan DS :

C = Co x FCw x FCsp x FCsf`…..(9)


Gambar 4. Lokasi Penelitian C = 3100x1.00x1.00x1.00= 3100
Maka :
Volume Kendaraan Jalan DS2039 = Qsmp / C ………………(10)
Pada data volume kendaraan ini = 704,041 / 3100
menggunakan data-data (primer) yang = 0.22711 (B)
berdasarkan hasil survey perhitungan atau
pengamatan langsung dilapangan Perhitungan Lintas Ekivalen Permulaan
(LEP), Tahun 2019

Perhitungan Perkembangan Lalu Lintas (i)


Pada penelitian ini dilaksanakan di jalan
raya Glenmore Kabupaten Banyuwangi. Pada
perhitungan menggunakan 2 (dua) metode
yaitu Bina Marga Tahun 1987 dan 2013. Pada Perhitungan Lintas Ekivalen Akhir (LEA),
Bab.II Metode Bina marga 2013 terdapat nilai tahun 2039
Usia Rencana (UR) =20 tahun (Tabel 2.16)
dan perkembangan lalu lintas = 5 % (Tabel
2.18). Hal ini untuk menyamakan \ UR dan (i),
maka untuk perhitungan pada kedua metode
tersebut . Untuk koreksi i sebagai berikut :
Perhitungan Lintas Ekivalen Tengah (LET)
i = (Pn/Po)1/n – 1 …….(7)
i = (7957/7732)1/20 – 1 Pada perhitungan LET
i = 1.4722 – 1 = 0.04911 LET20=1/2 (LEP+LEA)
i = 0.05 = 5 %. (sesuai dengan Tabel Bina LET20=1/2(4080,8+5615,4)
Marga 2013) LET20 = 4848,1
Analisa Kapasitas dan Derajat Kejenuhan
(DS) Perhitungan Lintas Ekivalen Rata-rata
Untuk mengetahui tingkat pelayanan (LER)
diperlukan data LHR, Kapsitas dasar (Co) dan
LER20= LETx UR/10
geometric jalan (lebar badan dan bahu jalan).
Pada perhitungan Derajat Kejenuhan (DS), LER20= 4848,1(20/10)
diperlukan nilai Kapasitas ( C) dan data LHR LER20= 9696.2
2019 serta nilai Ekivalen Mobil penumpang Penentuan Indek Tebal Perkerasan (ITP)
(MKJI 1997). ITP = a1D1+a2D2+a3D3
6,7 = (0.40 x D1)+(0.13x20)+(0.10x20)
Perhitungan Kapasitas Jalan Tahun 2019 6,7 = (0,40 x D1) + 2,6 +2
= (6,7 – 4,6) / 0.40
Untuk nilai : D1 = 2.1/ 0.40
D1 = 5,25 Cm
15
Tabel 2. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Gambar 5. Lapisan Perkerasan,45,25 cm.


Pada tebal perkerasan kondisi dilapangan
(eksisting) = 39 – 40 cm, maka selisih tebal
dengan perhitungan (analisa) = 5.25 – 6.25
cm.
Tabel 1. Perhitungan ESA4, CESA4 dan
ESA5 20 Tahun

Rencana anggaran biaya dengan panjang


Jalan 2000 meter dan lebar tujuh meter di jalan
raya Glenmore Kabupaten Banyuwangi
Pemilihan jenis perkerasan Pada ESA 20 terdapat selisih anggran biaya pada metode
tahun = 29.482.682.28 Bina Marga tahun 2013 yaitu Selisih Biaya
Rp.3.036.190.500.00 lebih banyak anggaran
Tebal lapisan perkerasan AC WC, AC BC, pada Metode Bina Marga 2013.
CTB, LPA Kelas A (struktur perkerasan).

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang
dilaksanakan pada jalan raya Glenmore
Gambar 6. Struktur Perkerasan Tebal 47.5 cm. Kabupaten Banyuwangi tepatnya di KM.250 –
Pada tebal perkerasan kondisi dilapangan KM.252. Pengamatan dan perhitungan
(eksisting) = 39 – 40 cm, maka selisih tebal terhadap data - data yang ada didapat beberapa
dengan perhitungan (analisa) = 7.5 – 8.5 cm. kesimpulan sebagai berikut :
1. Dimana hasil DS 2019 = 0,192 (A) Adalah
Perencanaan Anggaran Biaya kondisi arus dengan kecepatan tinggi
Dalam perencanaan anggaran biaya dan volume lalulintas rendah.
diperlukan data volume (M3) pekerjaan. Dari Pengemudi dapat memilih kecepatan
hasil hitungan tebal perkerasan pada kedua yang di inginkan. Dan untuk DS 2039 =
metode tersebut berbeda volume (M3) Adapun 0.2271 (B) Adalah dalam zone harus
Rencana Anggaran Biaya (RAB), sebagai stabil pengemudi memiliki kebebasan
yang cukup untuk memilih kecepatan.
2. Dalam perencanaan tebal perkerasan
lentur menggunakan metode Bina
Marga, didapat hasil sebagai berikut :
Metode Bina Marga 1987 :
• Lapis Permukaan (LASTON
berikut : MS 744) = 5,25 cm
• Lapis Pondasi Atas (Batu Pecah
Tabel 1. Perhitungan Volume Pekerjaan (M3) Kelas C) = 20 cm
Metode Bina Marga 2013
• Lapis Pondasi Bawah ( Batu
Pecah kelas B) = 20 cm
Metode Bina Marga 2013 :
• AC WC = 4 cm
16
• AC BC = 13.5 cm REFRENSI
• CTB = 15 cm
• LPA Kelas A = 15 cm Alamsyah, Alik Ansyori, Ir,MT., Rekayasa
3. Dalam rencana anggaran biaya dengan Jalan Raya , Universitas
Panjang Jalan 2000 meter dan lebar 7 Muhammadiyah Malang Press,
meter, didapat : Malang, 2001
• Metode Bina Marga 1987 Direktorat Jenderal Bina Marga. 1997. Dep.
Rp.3.022.603.500.00 PU dan TL., Tata Cara Perencanaan
• Metode Bina Marga 2013 Geometrik Jalan Antar Kota, Jalan No.
Rp.6.058.794.000.00 038/TBM/1997, Jakarta.
Selisih Biaya Rp. Rp.3.036.190.500.00
lebih banyak anggaran pada Metode Bina Ilmu Ukur Tanah, Unmuh Jember, 2005.
Marga 2013. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI).
1997. Direktorat Jenderal Bina Marga.
SARAN Petunjuk Pelaksanaan Laston Untuk Jalan
Saran dalam penelitian ini adalah sebagai Raya SKBI - 2.4.26.1987.
berikut :
1. Perlunya pemeliharaan dan Saodang Hamirhan, 2005 “konstruksi jalan
pengawasan jalan Glenmore raya”,Penerbit : Nova Bandung.
Kabupaten Banyuwangi KM.250 Silvia Sukirman, 2010 Perencanaan Tebal
– KM.252, terutama kendaraan Perkerasan Lentur, Penerbit : Nova
yang melintas (beban) angkutan. Bandung.

2. Untuk pembangunan atau Teknik, Bina Marga 1987. Analisa Pekerjaan


peningkatan jalan, diperlukan Jalan dan Jembetan. Direktur Bintek.
evaluasi ulang untuk tebal Jakarta.
perkerasannya, mengingat jalan Teknik. Bina Marga 2013. Analisa Pekerjaan
tersebut merupakan jalan Jalan dan Jembetan. Direktur Bintek.
penghubung antar kabupaten dan Jakarta.
provinsi (Jawa-Bali)

17

You might also like