Professional Documents
Culture Documents
3481 10204 1 PB 1
3481 10204 1 PB 1
ABSTRAK
Glenmore Highway, Banyuwangi Regency is a highway that borders the Kalibaru Highway and the
Genteng Highway Banyuwangi Regency. As is known, the Glenmore highway of Banyuwangi
regency is an eastern crossroad of various destinations. For example, heavy vehicles (transportation)
from Java to the island of Bali or vice versa which will pass the Glenmore highway of Banyuwangi
district, especially on KM 250 - this KM.252. Heavy vehicles that pass the Glenmore highway in
Banyuwangi district have different destinations. Heavy vehicles that pass the Glenmore highway in
Banyuwangi district have different destinations. For example trailer trucks or semi-trailers
transporting commodity goods or other goods. The location of this research is a strategic location that
is close to or leads to distributor warehouses located in Glenmore, Banyuwangi Regency. With these
conditions, it is necessary to evaluate the thickness of the pavement on the road. With the evaluation
of the pavement thickness calculation and the calculation of the budget plan, it will later provide a
new alternative or contribute technical thinking in determining the thickness of the pavement layer
and its the calculation of the budget plan.
11
5. Bagaimana perbandingan Rencana Kapasitas jalan luar kota di Indonesia dapat
Anggaran Biaya (RAB). dihitung menggunakan persamaan MKJI
Tujuan Penelitian (1997:18):
C = Co x FCw x FCSF x FCCS ……(1)
Menganalisa kinerja jalan pada jalan raya
Sedangkan perhitungan derajat kejenuhannya
Glenmore Kabupaten Banyuwangi pada
dapat dihitung dengan rumus :
KM.250 – KM.252.
DS = Q / C
1 Menganalisa kondisi eksiting struktur
C = Co x FCw x FCSF x FCCS …. (2)
perkerasan jalan raya Glenmore
Dimana :
Kabupaten Banyuwangi pada KM.250 –
KM.252 saat ini?
C = Kapasitas
2 Menganalisa perencanaan tebal perkerasan
Co = Kapasitas dasar
dengan perbandingan metode Bina Marga
FCW = Faktor koreksi lebar masuk
1987 dan 2013 dengan Usia Rencana 20
FCSP = Faktor penyesuaian kapasitas
tahun.
untuk pemisah arah
3 Menganalisa hasil perbandingan dengan
FCSF =Faktor penyesuaian kapasitas
metode Bina Marga 1987 dan 2013.
untuk hambatan samping dan bahu
4 Merencanakan dan membandingkan
jalan atau kereb
anggaran biaya (RAB) dari hasil
FCC = Faktor penyesuaian
perhitungan metode Bina Marga 1987 dan
kapasitas untuk ukuran kota (jumlah
2013.
penduduk)
Sedangkan perhitungan derajat
TINJAUAN PUSTAKA
kejenuhannya dapat dihitung dengan
Definisi dari Kapasitas jalan sebagai arus rumus:
maksimum melalui suatu titik di jalan yang DS = Q / C ……………………….. (3)
dapat dipertahankan per satuan jamnya pada Dimana :
kondisi tertentu. Untuk jalan dua-lajur dua- C : Kapasitas
arah, kapasitas ditentukan untuk arus dua arah DS : Derajat Kejenuhan
( kombinasi dua arah), tetapi untuk jalan Q : Volume Kendaraan.
dengan banyak lajur, arus dipisahkan per arah Pengamatan Volume Kedaraan di Jalan
dan kapasitas ditentukan per lajur (MKJI,
Pada pengamatan LHR dilakukan dengan
1997).
pengamatan langsung (primer) atau data
didapat dari kantot/Dinas (Sekunder). Pada
Satuan Mobil Penumpang (Smp) terdapat
adanya koefisien atau Ekivalen mobil
Gambar 1a. Pemisahan Lajur Jalan penumpang (Emp) pada kendaraan
bermotor maupun tak bermotor. Untuk
besarnya koefisien pada masing-masing
kendaraan bermotor atau tidak bermotor
mempunyai nilai berbeda. Adapun
Gambar 1b. Pemisahan Lajur Jalan besarnya koefisien pada kendaraan,
sebagai berikut :
Keterangan : Tabel 1. Faktor Koreksi Kapasitas Akibat
WCA, WCB : Lebar jalur lalu lintas Ukuran Kota (FCcs)
WSAT : Lebar bahu dalam sisi A
WSAO : Lebar bahu luar sisi A No Jenis Kel SMP/Emp
WC : Lebar jalur Kendaraa as Ru Simpa
WK : jarak dari kereb ke n as ng
penghalang. 1 Sedan/jee LV 1,0 1,00
Untuk nilai kapasitas telah diamati p, 0
melalui pengumpulan data lapangan selama oplet,micr
memungkinkan.Karena lokasi yang obus, pick
mempunyai arus mendekati kapasitas segmen up
jalan sedikit dan sebagaimana terlihat dari 2 Bus HV 1,2 1,30
kapasitas simpang sepanjang jalan raya,
12
Standar, 0 FCCS = Faktor penyesuaian kapasitas
truk untuk ukuran kota (jumlah
sedang, penduduk).
truk berat Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Jalan
3 Sepeda MC 0,2 0,40 Untuk jalan dua-lajur dua-arah, kapasitas
motor 5 ditentukan untuk arus dua arah ( kkombinasi
4 Becak, UM 0,8 1,00 dua arah ), tetapi untuk jalan dengan banyak
sepeda, 0 lajur, arus dipisahkan per arah dan kapasitas
andong, ditentukan per lajur.
dll DS = Qsmp / C …….(6)
Sumber : MKJI, 1997. Dengan :
Keterangan : C : Kapasitas
LV : Light vehicle (kendaraan kecil) DS : Derajat Kejenuhan
HV : High vehicle (kendaraan besar) Qsmp : Volume Kendaraan
MC : Motor cycle (sepeda motor)
UM : Unmotorized vehicle (kendaraan tak METODOLOGI PENELITIAN
bermotor). Dalam penyelesaian penelitian
ini diperlukan langkah-langkah untuk
Peramalan Volume Lalu Lintas memudahkan analisa/perhitungan.. Pada studi
Untuk menganalisa kinerja jalan pada analisa (evalusasi) perkerasan jalan raya
masa yang akan datang, maka diambil Glenmore Kabupaten Banyuwangi tepatnya
beberapa variabel yang mempengaruhi volume pada KM.250-KM.252 meliputi survey
lalu lintas, antara lain : PDRB (Pendapatan pendahuluan/awal, pengumpulan data-data
Domestik Rata-Rata Bruto) dan Pertumbuhan baik didapat dari sekunder maupun primer.
Penduduk. Dengan variabel tersebut di atas,
maka dapat dihitung volume lalu lintas
rencana tahun ke - n dengan rumus sebagai
berikut :
Qn = Qo ( 1 + i )n ..........(4)
Dimana: persamaan
Qn = Arus Lalu Lintas
tahun ke-n
n = Umur rencana
i = Pertumbuhan Lalu
Lintas
Q0 = Arus Lalu Lintas
tahun awal / saat ini.
Pengolahan dan Analisa Data
Pada primer/ skunder yang telah ada
digunakan untuk menghitung kapasitas jalan
saat ini setelah dilakukan pelebaran. Kapasitas
jalan kota di Indonesia dapat dihitung
menggunakan persamaan :
C = Co x FCw x FCSF x FCCS….(5)
Dengan :
C = Kapasitas
Co = Kapasitas dasar
FCW = Faktor koreksi lebar masuk
FCSP = Faktor penyesuaian
kapasitas untuk pemisah arah
FCSF = Faktor penyesuaian kapasitas
untuk hambatan samping
dan bahu jalan / kereb Gambar 2. Diagram Alir Penelitian
13
Tahapan Penelitian Hasil Akhir
Hasil pembahasan/analisa data pada jalan raya
Hipotesis
Glenmore Kabupaten Banyuwangi pada
Jalan raya Glenmore Kabupaten Banyuwangi
KM.250-252 yang nantinya akan didapat
pada KM.250-252 diduga belum adanya
kesimpulan dan beberapa saran jika diperlukan
analisa (evaluasi) tebal perkerasan, mengingat
sebagai pertimbangan pihak PU Bina Marga
lapisan perkerasan jalannya sering terjadi
dan SDA untuk pekerjaan dilapangan (jalan).
kerusakan jalan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Permasalahan - Permasalahan
Lokasi Penelitian Tugas Akhir
Dari hasil survey pendahuluan pada lokasi
Pada lokasi Penelitian Tugas akhir ini
penelitian ini untuk mengetahui kinerja dan
dilakukan di jalan raya Glenmore Kabupaten
merencanakan tebal perkerasan serta
Banyuwangi tepatnya pada KM.250 – KM.252
merencanakan anggaran biaya (RAB) pada
atau sepanjang 2000 meter. Jalan raya
jalan raya Glenmore Kabupaten Banyuwangi
Glenmore kabupaten Banyuwangi merupakan
pada KM.250-252.
jalan arteri (kelas I) dengan lebar badan jalan
= 7.00 meter. Adapun lebar bahu jalan 1.50 –
Data-data Di Jalan Raya
3.00 meter. Pada jalan raya ini terdapat
Pengamatan LHR dan CBR
kepadatan volume kendaraan bermotor. Disini
Pada penelitian tugas akhir ini diperlukan data
pembebanan kendaraan yang besar dapat
volume/jumlah kendaraan harian (LHR). Dari
menimbulkan kerusakan pada badan jalan.
data volume kendaraan ini, nantinya akan
Untuk mengetahui dimensi jalan, diperlukan
menghitung kinerja jalan (DS). Pengamatan
pengukuran langsung dengan menggunakan
volume/jumlah kendaraan dilakukan secara
roll meter. Gambar 3 merupakan contoh
langsung dilapangan selama 24 jam.
pengukuran dimensi jalan.
Pengamatan ini dilakukan dengan 2 (dua) jalur
atau arah kendaraan. Disamping itu diperlukan
data California Bearing Rasio (CBR) yang
nantinya akan digunakan untuk menghitung
tebal perkerasan lentur.
14
C = Co x FCw x FCsp x FCsf`…..(8)
C = 3100x1.00x1x1= 3100
Maka :
DS 2019 = Qsmp / C
` = 596,5 / 3100
= 0.192 (A)
Perhitungan DS :
17