You are on page 1of 12

JPD: Jurnal Pendidikan Dasar DOI: doi.org/10.21009/JPD.010.

13
P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

MODEL PEMBELAJARAN ROUND CLUB DAN MODEL


PEMBELAJARAN JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR
PPKn PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR

M. Yudha Yusuf Eka Bachtiar


Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
usergon25@gmail.com

Ibnu Fadli Zulfahmi


Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
fadli_ibnu@ymail.com

Dewi Indriani
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
indrianidewi1702@gmail.com

Abstract: The purpose of this study is to find the difference between Round Club Learning
Model with Jigsaw Learning Model in PPKn study session. The study was held in State
Elementary School Kapuk 14 Pagi West Jakarta on its second semester of the 2016-2017
academic year. The research population of 54 students were all observed using the
saturation sampling technique. The research used Round Club Learning Model in
Experiment Class 1 and Jigsaw Learning Model in Experiment Class II. The round Club
Learning Model was designed for a group work where students in groups help each other
constructing the concept to conclude a problem.While Jigsaw Learning Model pushes
students to actively help each other in gaining comprehension to achieve maximum result.
The analysis result reveals, from data significance test, a result of tcount= 2,83 > 2,009 = ttable
with significance level = 0,05 In accordance to the research criterion of H 0 rejected H1
accepted, with student achievement average from Experiment Class 1 (V-A) 85,46 and
Experiment Class II (V-B) 77,67 it could be concluded that there is a difference in PPKn
results from students with Round Club Learning Model compared to students with the Jigsaw
Learning Method.

Keyword: Learning model, Round Club, Jigsaw, civil study grade result

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan antara
Model Pembelajaran Round Club dengan Model Pembelajaran Jigsaw pada kegiatan
pembelajaran PPKn. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kapuk 14 Pagi Jakarta Barat pada
semester II tahun ajaran 2016-2017. Populasi penelitian ini berjumlah 54 peserta didik yang
seluruhnya diteliti. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling jenuh.
Penelitian ini menggunakan Model Pembelajaran Round Club pada kelas Eksperimen I
dengan Model Pembelajaran Jigsaw pada kelas Eksperimen II. Dimana model pembelajaran
Round Club ini dirancang untuk kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk
bekerjasama saling membantu mengkontruksi konsep dan dapat menyelesaikan suatu
persoalan. Sedangkan model pembelajaran Jigsaw ini mendorong siswa akftif dan saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang

132
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

maksimal.Berdasarkan hasil analisis data penelitian ini mengungkapkan bahwa, dari hasil uji
signifikan data, didapatkan nilai thitung= 2,83 > 2,009 = ttabel dengan menggunakan taraf
signifikan = 0,05. Berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditetapkan maka H0 ditolak H1
diterima, dengan nilai rata- rata hasil belajar pada kelas eksperimen I (V-A) 85,46 dan kelas
eksperimen II (V-B) 77,67. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
hasil belajar PPKn peserta didik yang menggunakan model pembelajaran Round Club
dengan model pembelajaran Jigsaw.

Kata Kunci : Model pembelajaran, Round Club, Jigsaw, hasil belajar PPKn.

133
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

PENDAHULUAN Guru berkewajiban

Hasil penelitian mengenai model menggunakan model pembelajaran yang

pembelajaran Round Club telah banyak sesuai dengan materi yang akan

dilakukan baik di Indonesia maupun di diajarkan. Tugas guru untuk mencapai

negara lain. Hasil penelitian tujuan pendidikan adalah

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan mengembangkan model pembelajaran,

hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam sebab masih banyak guru yang belum

pada materi Tumbuhan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran saat

menggunakan metode Round Club dan kegiatan belajar mengajar berlangsung.

ekspositori dengan thitung = 2,014 > Pembelajaran PPKn pada saat ini masih

ttabel = 1,686 (Rosalina, 2012). diwarnai oleh pendekatan yang menitik

Penelitian dengan model jigsaw beratkan pada metode pembelajaran

juga telah banyak dilakukan sebelumnya konvensional, sehingga kurang mampu

dengan hasil belajar biologi antara siswa merangsang siswa untuk terlibat aktif

yang belajar melalui pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Suasana

kooperatif Jigsaw dengan tipe TPS, seperti itu, semakin menjauhkan peran

Hasil penelitian menunjukan hasil PPKn dalam upaya mempersiapkan

belajar yang menggunakan model warga negara yang baik dan

Jigsaw lebih baik dibandingkan yang bermasyarakat. Pembelajaran PPKn

menggunakan model TPS, dengan data menunjukkan indikasi adanya pola

yang ditunjukkan nilai thitung = 2,26 > pembelajaran yang bersifat guru center

2,00 (Sasmita, 2010). (berpusat pada guru). Kecenderungan

Penggunaan model pembelajaran pembelajaran yang demikian

akan membantu kelancaran, efektivitas, mengakibatkan lemahnya

dan efisiensi pencapaian tujuan pengembangan potensi diri siswa

pembelajaran, pernyataan tersebut sesuai sehingga hasil belajar yang dicapai tidak

dengan Dahlan dalam model maksimal.

pembelajaran yang bisa digunakan Teknik belajar mengajar Round

dalam menyusun kurikulum, mengatur Club bisa digunakan dalam semua mata

materi pembelajaran dan memberi pelajaran dan untuk semua tingkatan usia

petunjuk kepada pengajar di kelas dalam anak dini. Dalam kegiatan dengam

setting pengajaran ataupun setting menggunakan model Round Club,

lainnya (Dahlan, 2014). masing-masing anggota kelompok

134
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

mendapatkan untuk memberikan meningkatkan hasil belajar peserta didik,


kontribusi mereka dan mengdengarkan mendorong tumbuhnya motivasi
pandangan dan pemikiran anggota lain interinsik peserta didik, dan
Salah satu model pembelajaran meningkatkan keterampilan hidup
yang dapat mengembangkan peserta didik bergotong-royong antara para peserta
lebih aktif adalah dengan menggunakan didik.
model pembelajaran Round Club dengan Oleh karena itu model
model pembelajaran Jigsaw. Model pembelajaran Round Club dengan model
pembelajaran Round Club adalah pembelajaran Jigsaw sangat bagus
kegiatan pembelajaran dengan cara digunakan dalam pembelajaran PPKn
berkelompok untuk bekerjasama saling dapat meningkatkan hasil pembelajaran
membantu mengkontruksi konsep dalam para peserta didik, membuat para peserta
menyelesaikan sebuah persoalan. didik dapat bertukar pendapat terhadap
Kelebihan dari model pembelajaran teman kelompoknya, membuat para
Round Club diantara lain seperti, adanya peserta didik aktif dalam berkomunikasi
tanggung jawab setiap kelompok, adanya terhadap temannya dan semua para
pemberian sumbangan ide pada peserta didik ikut andil dalam
kelompoknya, membuat peserta didik pembelajaran.
lebih aktif, dan dapat membina dan
memperkaya emosional. Ini dimaksudkan METODE PENELITIAN
sebagai upaya untuk menciptakan Penelitian ini dikelompokan
keadaan belajar yang lebih menjadi dua kelas yaitu kelas Eksperimen
menyenangkan dan dapat mempengaruhi I dan kelas Eksperimen II. Kelas
peserta didik, sehingga mereka dapat Eksperimen I yaitu kelompok peserta
belajar dengan menyenangkan dan dapat didik yang diberikan perilaku dengan
meraih hasil secara memuaskan. penggunaan model pembelajaran Jigsaw
Sedangkan, model pembelajaran (Kelas A). Sedangkan kelas Eksperimen
Jigsaw adalah kegiatan pembelajaran II yaitu kelompok peserta didik yang
yang dimana peserta didik melakukan diajarkan model pembelajaran Round
suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja Club (Kelas B). Penggunaan model
sama dengan siswa lain untuk mencapai pembelajaran Jigsaw dengan model
tujuan bersama. Kelebihan dari model pembelajaran Round Club ini di gunakan
pembelajaran Jigsaw diantara lain seperti, untuk mengetahui ada atau tidaknya

135
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

perbedaan hasil belajar PPKn peserta Instrumen yang berbentuk tes dibuat
didik setelah dilakukan penelitian, kedua untuk memperoleh pembuktian hasil
kelompok diberikan tes akhir yang sama. belajar peserta didik pada mata pelajaran
Data penelitian ini dikumpulkan dengan PPKn.
cara menggunakan tes hasil belajar.

Tabel 1. Desain Penelitian


EI VA Y1
E II VB Y2
Keterangan :
E I : Kelas Eksperimen I. E II : Kelas Eksperimen II.
X1 : Perlakuan pada kelas Eksperimen I dengan model pembelajarann Jigsaw Kelas V A.
X2 : Perlakuan pada kelas Eksperimen II dengan model pembelajaran Round Club Kelas V
B.
Y1 : Hasil belajar PPKn kelas Eksperimen I.
Y2 : Hasil belajar PPKn kelas Eksperimen II.

HASIL PENELITIAN rumus Korelasi Point Biserial. Hasil


Instrumen yang digunakan dalam validitas tes hasil belajar PPKn pada
penelitian ini berupa tes hasil belajar standar kompetensi menghargai
Pendidikan Pancasila dan keputusan bersama yang berjumlah 40
Kewarganegaraan (PPKn) sebanyak 40 soal.
butir soal, pada pokok pembahasan Berdasarkan tabel klasifikasi
“Menghargai keputusan bersama”. butir soal hasil belajar PPKn dapat
Instrumen tes hasil belajar PPKn tersebut diambil kesimpulan bahwa 40 soal hasil
berbentuk pilihan ganda (Multiple belajar PPKn diperoleh soal yang valid
Choice) dengan 4 pilihan jawaban yaitu berjumlah 28 soal dan yang tidak valid
a,b,c, dan d. berjumlah 12 soal.
Apabila jawaban benar maka Hasil perhitungan reliabilitas soal
mendapat skor 1 (satu) dan jika jawaban hasil belajar PPKn diperoleh rhitung 0,59.
salah maka mendapat skor 0 (nol). Nilai perhitungan reliabilitas lebih besar
Jawaban dari soal tersebut dihitung dari rtabel yaitu 0,355 maka dapat
validitasnya dengan menggunakan disimpulakn bahwa soal hasil belajar

136
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

PPKn pada standar kompetensi 1. Deskripsi Data Kelas


menghargai keputusan bersama. Eksperimen I (Model
Mengenal bentuk-bentuk keputusan Pembelajaran Jigsaw)
bersama dan memahami keputusan Berikut ini merupakan tabel daftar
bersama adalah reliabel dan layak distribusi frekuensi hasil belajar PPKn
digunakan sebagai instrumen penelitian kelas eksperimen I.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar PPKn Kelas Eksperimen I


Kelas Nilai Batas Frekuensi
Relatif
Interval Tengah Nyata Absolut Komulatif
71 – 75 73 70,5 - 75,5 5 5 19%
76 – 80 78 75,5 - 80,5 3 8 11%
81 – 85 83 80,5 - 85,5 2 10 8%
86 – 90 88 85,5 - 90,5 9 19 35%
91 – 95 93 90,5 - 95,5 2 21 8%
96 – 100 98 95,5 - 100,5 5 26 19%
Jumlah 26 100%

Dari hasil akhir penelitian peserta median sebesar 87,15 dan modus sebesar
didik yang menggunakan model 86 serta simpangan baku 8,594.
pembelajaran Jigsaw pada mata pelajar 2. Deskripsi data kelas
PPKn standar kompetensi menghargai Eksperimen II (Model
keputusan bersama diperoleh skor antara Pembelajaran Round Club)
Ymaksimal = 100 sampai dengan Yminimal = Berikut ini merupakan tabel daftar
71 dengan jumlah sampel 26 peserta distribusi frekuensi hasil belajar PPKn
didik. Rata-rata skor sebesar 85,46 kelas Eksperimen II.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar PPKn Kelas Eksperimen II


Frekuensi
Kelas Interval Nilai Tengah Batas Nyata Relatif
Absolut Komulatif
57 – 63 60 56,5 ‒ 63,5 3 3 11%
64 – 70 67 63,5 ‒ 70,5 2 5 7%
71 – 77 74 70,5 ‒ 77,5 6 11 21%

137
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

78 – 84 81 77,5 ‒ 84,5 7 18 25%


85 – 91 88 84,5 ‒ 91,5 7 25 25%
92 – 98 95 91,5 ‒ 98,5 3 28 11%
Jumlah 28 100%

Dari hasil akhir penelitian peserta 0,173 = Ltabel maka dapat disimpulkan data
didik yang diberikan dengan model kelas Eksperimen I berasal dari populasi
pembelajaran Round Club pada mata berdistribusi normal.
pelajaran PPKn standar kompetensi Kelas Eksperimen II
menghargai keputusan bersama diperoleh Setelah dilakukan perhitungan Lo =
rentang skor antara Ymaksimal = 98 sampai 0,1119 dan Lkritis = 0,161 pada taraf
dengan Yminimal = 57 dengan jumlah signifikan α = 0,05 dan n = 28. Terima Ho
sampel 28 peserta didik. Rata-rata skor jika Lo < Ltabel, karena Lo = 0,1119 <
sebesar 77,67 median sebesar 80,51, dan 0,161 = Ltabel maka dapat disimpulkan data
modus 82, serta simpangan baku 11,636. kelas Eksperimen II berasal dari populasi
Berikut ini merupakan tabel daftar nilai berdistribusi normal.
atau skor hasil belajar PPKn kelas Uji Homogenitas
Eksperimen II. Uji homogenitas dua varian antara
kelas Eksperimen I dengan kelas
Uji Persyaratan Analisis Data Eksperimen II dilakukan dengan
Uji Normalitas menggunakan uji fisher.
Pengujian normalitas dilakukan dengan Hipotesis :
uji lilliefors. H0 : Data homogen
Hipotesis : H1 : Data tidak homogen
H0 : Sample berdistribusi Dari pengujian homogenitas
normal didapat Fhitung = 0,737 dan F (0,05(27.25)) =
H1 : Sample tidak berdistribusi 1,92 pada taraf signifikan α = 0,05, derajat
normal kebebasan pembilang 27 dan derajat
Kelas Eksperimen I kebebasan penyebut 25. Karena 0,737 =
Setelah dilakukan perhitungan Lo = Fhitung < F(0,05(27.25)) = 1,92.
0,1183 dan Lkritis = 0,173 pada taraf Dengan demikian, dapat
signifikan α = 0,05 dan n = 26. Terima Ho disimpulkan bahwa sampel kedua kelas
jika Lo < Ltabel, karena Lo = 0,1183 < yaitu kelas Eksperimen I dengan kelas

138
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

Eksperimen II mempunyai varian yang H1 : Hipotesis


sama atau homogen. diterima
Uji Hipotesis Penelitian Berdasarkan data nilai hasil belajar
Pengujian hipotesis dilakukan PPKn peserta didik kelas Eksperimen 1
dengan uji-t: dan kelas Eksperimen 2 diperoleh nilai
H0 : Hipotesis rata-rata (mean) dan nilai varians yang
ditolak disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4. Data Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2
Kelas Jumlah Peserta Didik Mean Varians

Kelas Eksperimen 1 (V A) 26 74,16 71,01

Kelas Eksperimen 2 (V B) 28 77,67 130,57

Berdasarkan tabel di atas, untuk Dari hasil analisis persyaratan yang


mengetahui adanya perbedaan tersebut meliputi uji homogenitas dan uji
hanyalah kebetulan atau dikarenakan normalitas diketahui bahwa kedua kelas
adanya perlakuan yang berbeda dari kedua berbeda pada distribusi normal, dan dalam
kelas, maka perlu diadakan analisis lebih kondisi yang homogen, maka dapat
lanjut. dilanjutkan dengan uji hipotesis penelitian.

Tabel 6. Hasil Perhitungan Uji Statistik


Uji-t
Simpulan
thitung ttabel

2,83 2,009 Tolak Ho

Data yang diperoleh dari tabel diatas, nilai Barat.


berarti hipotesis penelitian (H1) diterima PEMBAHASAN
dan hipotesis (H0) ditolak. Dengan Penelti melaksanakan penelitian
demikian menyatakan bahwa terdapat selama delapan kali pertemuan di SDN
perbedaan hasil belajar PPKn siswa dengan Kapuk 14 Pagi Jakarta Barat. Peneliti
menggunakan model pembelajaran Round meneliti di kelas V A empat kali pertemuan
Club dengan model pembelajaran Jigsaw dengan model pembelajaran Jigsaw dan
pada kelas V SDN Kapuk 14 Pagi Jakarta meneliti di kelas V B sebanyak empat kali

139
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

pertemuan dengan model pembelajaran Penerapan model pembelajaran


Round Club. Round Club dan model pembelajaran

Model Round Club merupakan kegiatan Jigsaw pada pembelajaran PPKn

pembelajaran dengan cara berkelompok memberikan peningkatan keaktifan siswa

untuk bekerjasama saling membantu dalam belajar dan mengubah gaya belajar

mengkontruksi konsep. Menyelesaikan siswa dari belajar yang hanya terpaku pada

persoalan atau inkuiri. Menurut teori dan materi yang disampaikan oleh guru beralih

pengalaman agar kelompok kohesif dengan melibatkan keaktifan siswa,

(kompak-partisipatif), tiap anggota sehingga dapat menguatkan materi yang

kelompok terdiri dari 4-5 orang, siswa disampaikan oleh guru serta memudahkan

heterogen (kemampuan gender, karakter) siswa dalam memahami materi

ada control dan fasilitasi, serta meminta pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

tanggung jawab hasil kelompok berupa Penggunaan model pembelajaran


laporan atau presentasi. Model Round Club dan model pembelajaran

pembelajaran ini dimaksudkan agar Jigsaw dalam pembelajaran dapat

masing-masing anggota kelompok membekali siswa untuk mencapai tujuan

mendapat serta pemikiran anggota lain. kompetensi dalam pembelajaran. Berbeda


dengan pembelajaran yang disampaikan
Model pembelajaran Jigsaw
melalui metode konvensional, siswa
merupakan kegiatan pembelajaran
kurang aktif karena pembelajaran berpusat
dengan cara berkelompok untuk
pada guru. Pembelajaran ini menjadikan
bekerjasama saling membantu
suasana belajar cenderung monoton. Pada
mengkontruksi konsep. Menyelesaikan
kondisi ini motivasi siswa dalam
persoalan atau inkuiri. Menurut teori dan
mengikuti pembelajaran cenderung lebih
pengalaman agar kelompok kohesif
rendah yang pada akhirnya mempengaruhi
(kompak-partisipatif), tiap anggota
hasil belajar siswa.
kelompok terdiri dari 4-5 orang, siswa
Adapun faktor-faktor yang
heterogen (kemampuan gender, karakter)
menyebabkan hasil belajar PPKn siswa
ada control dan fasilitasi, serta meminta
cenderung lebih tinggi diantaranya, siswa
tanggung jawab hasil kelompok berupa
belajar dengan memadukan antara
laporan atau presentasi. Model
pembelajaran individu dengan kelompok,
pembelajaran ini dimaksudkan agar
sehingga siswa lebih menguasai materi
masing-masing anggota kelompok
yang dipelajari. Selain itu setiap siswa
mendapat serta pemikiran anggota lain.

140
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

dapat dengan leluasa bertanya atau yang tidak memiliki rasa percaya diri
bertukar informasi kepada teman satu dalam berdiskusi maka akan sulit dalam
kelompok, sehingga tercipta pembelajaran menyampaikan materi pada teman, jika
yang menyenangkan dan kondusif, dan jumlah anggota kelompok kurang akan
siswa yang kurang paham bisa termotivasi menimpulkan masalah, dan jika keadaan
dalam belajar. kondisi kelas yang ramai sehingga

Uji prasyarat yang digunakan yaitu membuat para peserta didik kurang bisa

uji Normalitas dengan menggunakan rumus berkonsentrasi dalam menyampaikan

uji lilliefors pada kelas Jigsaw Lhitung = pembelajaran yang dikuasainya.

0,1183 < 0,173 = Ltabel sedangkan pada Hambatan yang dihadapi peneliti

kelas Round Club Lhitung =0,1119 < 0,161 dalam menerapkan ataupun menggunakan

= Ltabel. Berdistribusi normal, karena Lhitung model pembelajaran Round Club dan

lebih kecil dari Ltabel (Lhitung model pembelajaran Jigsaw adalah


< Ltabel) maka dapat disimpulkan data pembelajaran dengan menggunakan model

tersebut “Normal”. Kemudian ini memerlukan waktu yang cukup lama

dilakukannya Uji Homogen dengan dua sehingga diperlukan persiapan agar waktu

varians dengan menggunakan Uji Fisher, yang digunakan efektif dan efisien.

disimpulkan Fhitung = 1,84 dan Ftabel 1,92. Hambatan lain yang dihadapi adalah

Fhitung < Ftabel ( 1,84 < 1,92) maka dapat menjaga suasana kelas agar tetap kondusif

disimpulkan data tersebut “Homogen”. tersebut karena pada prosesnya siswa

Melihat hasil di atas, maka peneliti megikuti pembelajaran secara

menegaskan bahwa proses pembelajaran berkelompok.

model Jigsaw lebih dapat dimengerti oleh Berdasarkan hasil pengujian

peserta didik karena di dalam model hipotesis dengan uji-t diketahui bahwa H0
pembelajaran ini siswa cenderung lebih ditolak dan H1 diterima, dengan demikian

aktif dan bertanggung jawab atas hasil dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
belajar yang diberikan oleh guru, adanya PPKn siswa yang diajar dengan

pemberian sumbangan ide pada setiap menggunakan model pembelajaran


kelompoknya, dan para peserta didik bias Jigsaw lebih tinggi dari pada hasil belajar

saling mendengarkan dan mengutarakan PPKn siswa yang diajar dengan

pendapat, pandangan serta hasil menggunakan model pembelajaran Round

pemikirannya. Sedangkan model Club.

pembelajaran Round Club peserta didik Penjelasan di atas dapat dibuktikan

141
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

dengan uji statistik yang diperoleh dari hasil pemikiran yang kritis dari materi yang
penelitian, kemudian peneliti melakukan uji telah disampaikan dan diberikan.
hipotesis dengan menggunakan uji-t. Suasana belajar yang dilaksanakan
Berdasarkan uji hipotesis, diperoleh thitung dengan menggunakan model
sebesar 2,83 lebih besar dari ttabel yaitu pembelajaran Jigsaw terlihat sekali
sebesar 2,009. Hal ini membuktikan bahwa adanya perubahan situasi belajar yang
H1 yang menyatakan terdapat perbedaan ditunjukkan di dalam kelas. Siswa dalam
penggunaan model pembelajaran Round mengikuti proses pembelajaran menjadi
Club dengan model pembelajaran Jigsaw lebih aktif, diskusi antara siswa dengan
terhadap hasil belajar PPKn siswa kelas V siswa lainnya terjalin dengan baik,
di SDN Kapuk 14 Pagi Jakarta Barat. informasi yang diberikan lebih mudah
diterima oleh siswa, dan perolehan hasil
SIMPULAN belajar PPKn yang diajar dengan model
Berdasarkan data dan hasil yang Jigsaw pun lebih baik dari pada kelas
diperoleh selama mengadakan penelitian yang pengajarannya hanya menggunakan
dapat dikemukakan kesimpulan sebagai model pembelajaran Round Club, serta
berikut: siswa terlihat lebih bersemangat dalam
Perbedaan antara model mengikuti pelajaran PPKn. Penggunaan
pembelajaran Round Club dengan model model pembelajaran Round Club dalam
pembelajaran Jigsaw dapat memberikan pembelajaran kurang menarik, siswa
peningkatan hasil belajar terhadap mata terlihat kesulitan untuk menyampaikan
pelajaran PPKn siswa pada kelas V. Hal pemikiran mereka ke dalam kelompok
ini terlihat dari hasil nilai rata-rata kelas dan masih sulit untuk berperan aktif
Eksperimen I yang menggunakan model dalam kelompok serta masih banyak
pembelajaran Jigsaw yaitu 85,46 lebih siswa yang mengalami kesulitan dalam
tinggi dibandingkan kelas Eksperimen II melakukan diskusi.
yang menggunakan model pembelajaran
Round Club yaitu 77,67. DAFTAR PUSTAKA
Hasil belajar PPKn siswa kelas V
melalui model pembelajaran Jigsaw Huda, Miftahul. 2012. Cooperative
lebih baik. Karena Jigsaw ini merangsang Learning (Metode, Teknin,
niat belajar siswa agar lebih aktif, serta Struktur Dan Model Terapan).
mampu memberikan pemikiran- Yogyakarta: Pustaka Belajar.

142
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

Teori Belajar dan Pembelajaran.


Jihad, Asep. Dkk. 2012. Evaluasi Bogor
Pembelajaran. Yogyakarta: Multi .
Pressindo. Sugiyanto. 2009. Model-Model
Pembelajaran Inovatif. Jakarta:
Kurniawan. Benny. 2012. Pendidikan Yuma Pustaka dan FKIP UNS.
Kewarganegaraan Untuk
Mahasiswa. Tenggerang: Jelajah Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
Nusa. Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung; Alfabeta.
Lie, Anita. 2014.Cooperative Learning
(Memperaktikan Cooperative Susanto, Ahmad. 2015. Teori Belajar
Learning di Ruang-Ruang Kelas). dan Pembelajaran di Sekolah
Jakarta: PT. Grasindo. Dasar. Jakarta: Prenadamedia
Group.
M. A. Sardiman. 2014. Interaksi dan
Motivasi Belajar-Mengajar. Thobroni. M. 2015. Belajar dan
Jakarta: PT. Raja Grafindo Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Persada. Media.

Nasution. S. 2011. Berbagai Pendekatan Tyas Dwi Utami. 2010. Panduan


Dalam Proses Belajar dan PAKEM PPKn SD. Jakarta: Esis.
Mengajar. Jakarta.
Winataputra. S. Udin. 2014.
Purwonto. 2009. Evaluasi Hasil Pembelajaran PPKn di SD.
Belajar. Yogyakarta: Tanggerang: Universitas
Pustaka Belajar. Terbuka.

Rusman. 2011. Model-Model


Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrasindo
Persada.

Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2010.

143

You might also like