You are on page 1of 7

TINJAUAN PENYIMPANAN SISTEM FIFO PADA BAHAN HEWANI

YANG BERDAMPAK PADA PROSES PENGOLAHAN MAKANAN


DI MORRISSEY HOTEL JAKARTA

Syaiful Tri Hadinata, Hendaris Adriyanto

Jakarta International Hotels School

Article Information ABSTRACT


Received: 7 Oct. 2019 This research focus on the implementing of the First In system First Out
Accepted: 11 Mar. 2020 (FIFO) in the storage of animal-based foods which had impact on the food
Published: 18 Apr. 2020 processing at the Morrissey Hotel Jakarta. Animal-based food has some
DOI 10.33555/ijembm.v6i2.100 different characteristics from other ingredients in the plant-based food. The
processing is important because it can extend the expire date, increase
Corresponding Author: durability, quality, value added and product diversification using the FIFO
Hendaris Adriyanto system. The research was done at the Morrissey Hotel in Jakarta. Data
Jakarta, Indonesia
collection techniques was divided into two, namely primary data and
adriyantohak8@gmail.com
secondary data. Primary data obtained with observational methods based
on the facts in the hotel during the author do the internship, while secondary
data obtained from literature studies such as books and electronic books and
ISSN 2338-8854
eISSN 2620-9918
journals. Descriptive research results indicated that the system storage of
animal-based foods at Morrissey Hotel Jakarta did not use the FIFO storage
system so the food processing is hampered, and the process of storing
animal-based food at the Hotel Morrissey Jakarta did not based on the type
of animal groups which may cause damage in animal-based food and
contaminated the other animal-based food.

Keywords: Animal-based Food, FIFO System, Food Processing

ABSTRAK
Penelitian ini memiliki fokus masalah tentang penerapan sistem First In
First Out (FIFO) pada penyimpanan bahan makanan hewani yang
berdampak pada proses pengolahan makanan di Hotel Morrissey Jakarta.
Bahan pangan hewani memiliki karakteristik yang berbeda dengan bahan
pangan nabati, sehingga pengolahan penting karena dapat memperpanjang
masa simpan, meningkatkan daya tahan, kualitas, nilai tambah dan sebagai
sarana diverifikasi produk dengan menggunakan system FIFO. Penelitian
ini dilakukan di Hotel Morrissey Jakarta. Teknik pengumpulan data dibagi
menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan
dengan metode observasi berdasarkan fakta yang ada di lapangan selama
penulis melakukan praktik kerja lapangan, sedangkan data sekunder
didapatkan dari studi kepustakaan seperti buku dan media elektronik seperti
internet. Hasil penelitian deskriptif menunjukkan bahwa sistem
penyimpanan bahan makanan hewani di Morrissey Hotel Jakarta tidak
menjalankan sistem penyimpanan FIFO sehingga menyebabkan proses
pengolahan makanan terhambat, dan proses penyimpanan bahan hewani di
Hotel Morrissey Jakarta disimpan tidak berdasarkan jenis kelompok bahan
hewani tersebut sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada bahan
hewani serta terkontaminasi dengan bahan hewani lainnya.

Keywords: Bahan Hewani, Sistem FIFO, Pengolahan Makanan

https://journal.sgu.ac.id/ijembm 2019:6(2), 103-109 103


TINJAUAN PENYIMPANAN SISTEM FIFO PADA BAHAN HEWANI Hadinata and Adriyanto
YANG BERDAMPAK PADA PROSES PENGOLAHAN MAKANAN
DI MORRISSEY HOTEL JAKARTA

1. Pendahuluan latar belakang masalah yang telah


dikemukakan sebelumnya, maka hal-hal
Bahan pangan hewani merupakan bahan- yang dapat dijadikan identifikasi masalah
bahan makanan yang berasal dari hewan atau antara lain:
olahan yang bahan dasarnya dari hasil hewan.
Kedua bahan pangan ini memiliki a. Penerapan sistem FIFO pada
karakteristik yang berbeda sehingga penyimpanan bahan makanan hewani
memerlukan penanganan dan pengolahan yang berdampak pada proses
yang berbeda pula. Bahan pangan hewani pengolahan makanan.
memiliki karakteristik yang berbeda dengan
bahan pangan nabati. Bahan pangan hewani b. Klasifikasi bahan makanan hewani
memiliki daya simpan yang jauh lebih pendek pada jenisnya masing-masing pada
dari pada bahan pangan nabati bila dalam proses penyimpan.
keadaan segar (kecuali telur). Bahan pangan Untuk menghindari terjadinya perluasan
hewani bersifat lunak sehingga mudah masalah, maka penulis membatasi
tertekan oleh faktor tekanan dari luar. permasalahan hanya sebatas tinjauan
Karakteristik masing-masing bahan pangan sistem penyimpanan FIFO pada bahan
hewani sangat spesifik sehingga tidak bisa Hewani yang berdampak pada proses
digeneralisasi. Sifat pada daging sangat pengolahan makanan di Hotel Morrissey
berbeda dengan sifat telur. Jakarta.
Berbeda dengan pangan nabati yang memiliki
kesamaan dalam hal jaringan atau komponen- 2. Tinjauan Pustaka
komponen penyusunnya. Bahan pangan
hewani pada umumnya merupakan sumber 2.1 Definisi Penyimpanan Bahan
protein dan lemak, sedangkan bahan pangan Makanan
nabati merupakan sumber karbohidrat, Penyimpanan bahan makanan dan
vitamin, mineral, lemak dan protein. minuman adalah satu tata cara menata,
Berdasarkan hal di atas maka pengolahan menyimpan, memelihara bahan pangan
menjadi penting karena dapat kering dan basah, baik kualitas maupun
memperpanjang masa simpan, meningkatkan kuantitas di gudang bahan makanan
daya tahan, meningkatkan kualitas, nilai kering dan basah. Syarat penyimpanan
tambah dan sebagai sarana diverifikasi bahan makanan yaitu menggunakan
produk. Dengan demikian, suatu produk sistem First In First Out (FIFO) dan
menjadi memiliki daya ekonomi yang lebih adanya tempat penyimpanan. (Astina,
setelah mendapat sentuhan teknologi 2016). Menurut Spears (2009), “Ideally,
pengolahan. First In First Out (FIFO) yaitu the storage area should be on the same
sistem yang biasa digunakan di bidang kuliner floor as the production area and visible to
untuk penyimpanan bahan makanan, yang the food service manager”. Artinya, area
dapat diartikan bahan makanan yang pertama penyimpanan yang baik dapat dilihat oleh
masuk ke dalam penyimpanan maka barang manajer jasa makanan dan berada di lantai
itu pula yang akan dikeluarkan jika ingin yang sama dengan area produksi. Dengan
digunakan. Dengan begitu, tidak ada barang melakukan hal ini makan pengamanan
lama yang terbuang karena rusak. Fungsi dalam penyimpanan bahan makanan lebih
sistem FIFO yaitu untuk meminimalisir mudah dilakukan karena manajer dapat
kerugian kualitas barang di gudang agar mengetahui siapa saja yang keluar-masuk
barang yang disimpan tersebut nantinya tidak area penyimpanan.
mengalami kerusakan dikarenakan barang
terlalu lama tersimpan, sehingga dengan
sistem FIFO ini alur pengeluaran barang
menjadi teratur dan terkontrol. Berdasarkan

104 Emerging Markets: Business and Management Studies Journal, 2019:6(2), 103-109
TINJAUAN PENYIMPANAN SISTEM FIFO PADA BAHAN HEWANI Hadinata and Adriyanto
YANG BERDAMPAK PADA PROSES PENGOLAHAN MAKANAN
DI MORRISSEY HOTEL JAKARTA

2.2 Definisi First In First Out (FIFO) telur); (b) Bahan pangan hewani bersifat
lunak dan lembek sehingga mudah
Menurut Sudiara (2010) “metode ini terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar;
adalah rotasi penyimpanan dan (c) Karakteristik masing-masing bahan
pengeluaran persediaan bahan makanan pangan hewani sangat spesifik sehingga
berdasarkan penerimaan yang terlebih tidak bisa digeneralisasi; (d) Bahan
dahulu diletakan paling depan atau di atas pangan hewani pada umunya merupakan
dari tempat penyimpanannya. Pada proses sumber protein dan lemak, sedangkan
pengeluaran tersebut, didahulukan pada bahan pangan nabati merupakan sumber
bahan makanan yang diterima terlebih karbohidrat, vitamin, mineral, lemak dan
dahulu. Pengawasan atau kontrol barang protein.
makanan dilakukan menggunakan kartu
barang atau bincard yaitu kartu untuk 2.4 Definisi Food and Beverage Depart-
mencatat jumlah barang makanan yang ment
masuk dan keluar serta sisanya dan tangga Food and beverage department adalah
terjadinya. Bahan makanan yang masuk bagian yang bertanggungjawab mengelola
terlebih dahulu akan digunakan terlebih makanan dan minuman yang disertai
dahulu pula sesuai dengan prinsip FIFO dengan pelayanan. Food and beverage
menurut Ninemeier (2009), “It is department adalah salah satu struktur
important that control procedure designed yang pasti ada dalam hotel berbintang,
to minimized that lost of quatity of product yang memiliki peran penting dalam
in storage be strictly followed FIFO mendapatkan revenue. Selain itu, food
method that first in first out rotation. and beverage department juga berperan
Rotation method is good rule. The product dalam menjaga reputasi melalui pelayanan
held inventory the largest should be the terhadap tamu. Menurut Mertayasa (Food
first to be issued to production area”. and Beverage operational 2012) yang
Dalam terjemahan bebas, begitu dimaksud dengan food and beverage
pentingnya mengawasi prosedur yang management adalah “bagian yang
ditetapkan untuk mengurangi kerugian mempunyai tugas pokok untuk
kualitas produk dalam penyimpanan agar menyiapkan dan menyajikan makanan dan
sesuai dengan aturannya. FIFO minuman kepada tamu baik di hotel
menerapkan sistem perputaran barang maupun di luar hotel”. Food and beverage
yang masuk pertama akan lebih dahulu department dibagi menjadi dua bagian
dikeluarkan, dan merupakan suatu aturan yaitu: (a) Front service: bagian yang
yang baik. melakukan kontak langsung dengan tamu,
2.3 Definisi Bahan Hewani terdiri dari restaurant, banquet, bar dan
room service; (b) Back service: bagian
Bahan pangan hewani merupakan bahan- yang tidak melakukan kontak langsung
bahan makanan yang berasal dari hewan dengan tamu terdiri dari kitchen
meliputi susu, telur, daging, dan ikan serta stewarding.
produk-produk olahannya yang bahan
dasarnya berasal dari hasil hewani 2.5 Definisi Kitchen
(Astriani, 2010). Sejalan dengan teori
Dapur (kitchen) merupakan salah satu
diatas, bahan pangan hewani memiliki tempat yang dapat menghasilkan
karakterisitik yang membedakan dengan keuntungan yang besar kepada hotel
bahan pangan nabati. Beberapa karena di sanalah tempat terbuatnya suatu
diantaranya adalah: (a) Bahan pangan makanan yang akan menjadi salah satu
hewani memiliki daya simpan yang jauh daya tarik bagi tamu yang menginap
lebih pendek daripada bahan pangan ataupun tamu yang hanya sekedar ingin
nabati bila dalam keadaan segar (kecuali mencicipi makanan tersebut. Menurut

Emerging Markets: Business and Management Studies Journal, 2019:6(2), 103-109 105
TINJAUAN PENYIMPANAN SISTEM FIFO PADA BAHAN HEWANI Hadinata and Adriyanto
YANG BERDAMPAK PADA PROSES PENGOLAHAN MAKANAN
DI MORRISSEY HOTEL JAKARTA

Andrews (2013), “Kitchen is the place dengan baik, karton-karton atau peti
where food is prepared for cooked”. disusun rapi sesuai dengan waktu
Maksud dari kalimat tersebut adalah pengolahannya. Sistem pengeluaran dan
“dapur adalah tempat di mana makanan pemuatan produk beku dari dalam cold
untuk di persiapkan untuk dimasak”. storage ke dalam container (peti kemas)
Berdasarkan tugasnya dapur (kitchen) hendaknya mengikuti sistem FIFO (First
terbagi menjadi tiga bagian, yaitu cold In First Out) sehingga tidak ada produk
kitchen, hot kitchen, dan pastry kitchen. lama tersimpan dalam cold storage
(Mulyanto, 1992).
2.6 Definisi Pengolahan Makanan
Pengolahan makanan adalah serangkaian 3. Metode Penelitian
kegiatan dalam menangani makanan yang Metode pengumpulan data yang dilakukan
dimulai sejak pengadaan bahan makanan adalah berdasarkan fakta yang didapat
sampai penyajian makanan, dalam lima penulis selama menjalakan praktik kerja
unsur yaitu tempat, orang, peralatan, lapangan, yang kemudian data tersebut
makanan, metode proses pengolahan dianalisa dan dijelaskan dalam karya tulis
makanan (Sucipto, 2015). Memasak akhir ini dari berbagai informasi yang
adalah sebuah cara mentransformasi dibutuhkan dalam pengerjaan dan
bahan makanan menjadi sesuatu yang penerapannya. Teknik pengumpulan data
berbeda. Transformasi makanan pada menggunakan: (a) Observasi: Data primer
umumnya memerlukan pemanas yang merupakan hasil pengamatan yang
diperoleh dengan cara memindahkan didapatkan oleh penulis pada saat
energi dari sumber-sumber panas ke menjalankan praktek kerja lapangan
makanan, sehingga molekul yang terdapat Kitchen: (b) Studi Kepustakaan: Data
pada makanan berubah cepat dan bereaksi sekunder yang didapat dari buku, media
ke bentuk dan struktur baru. Metode elektronik seperti internet.
memasak dengan teknik merebus,
mengukus dan menggoreng menunjukan 4. Hasil dan Pembahasan
ada perbedaan bentuk cara pemindahaan
panas yaitu melalui perantara air, uap air 4.1 Belum Dilakukannya Sistem
dan minyak goreng (Mulyatiningsih, Penyimpanan FIFO pada Bahan
2007). Makanan Hewani yang Berdampak
pada Proses Pengolahan
2.7 Definisi Penyimpanan Freezer
Dalam sistem penyimpanan bahan maka-
Penyimpanan beku adalah penyimpanan nan hewani di Hotel Morrissey Jakarta,
dalam suasana suhu beku yang sangat tidak menjalankan sistem penyimpanan
rendah agar dapat mempertahankan semua FIFO sehingga menyebabkan proses
faktor mutu yang diinginkan pada produk pengolahan makanan terhambat. Masalah
dengan daya awet sepanjang mungkin yang sering terjadi ialah:
sesuai yang diinginkan dalam batas-batas a. Proses Penyimpanan yang Salah
daya dan biaya yang masih
Hotel Morrissey tidak menjalankan
menguntungkan (Nur, 2013). Menurut
penyimpanan yang baik dan benar. Mulai
Nur (2013), penyimpanan pada suhu -
dari proses pengepakan yang hanya
10°C sudah cukup baik karena pada suhu
ditempatkan dengan tray dan tidak ditutup
itu kegiatan mikrobiologi terhenti.
dengan rapat sehingga sangat mudah
Cara penyimpanan produk beku di dalam sekali tray terbuka dan akan tercampur
cold storage juga harus mengikuti cara- dengan bahan hewani lainnya. Proses
cara yang baik dan terencana. Sebaiknya labeling di Hotel Morrissey Jakarta tidak
produk beku disimpan sesudah dikemas dilakukan sehingga tidak dapat diketahui

106 Emerging Markets: Business and Management Studies Journal, 2019:6(2), 103-109
TINJAUAN PENYIMPANAN SISTEM FIFO PADA BAHAN HEWANI Hadinata and Adriyanto
YANG BERDAMPAK PADA PROSES PENGOLAHAN MAKANAN
DI MORRISSEY HOTEL JAKARTA

jenis bahan hewani dan waktu bahan purchasing order karena kurangnya
hewani tersebut disimpan. Hal itu sehingga bahan baku tidak memadai untuk
menyebab-kan banyak bahan hewani yang proses pengolahan makanan.
sangat mudah rusak akibat terkontaminasi
d. Mengubah Standar Rotasi Menu yang
oleh bahan lainnya. Selain itu, suhu
penyimpanan yang tidak stabil Telah Ditentukan
mengakibatkan tidak bertahan lamanya Hotel Morrissey Jakarta seringkali
bahan hewani pada proses penyim-panan. mengubah standar menu yang telah di
tentukan dalam buku rotasi menu,
b. Tidak Dijalankannya SOP (Standar sehingga terjadinya pengulangan menu
Operasional Prosedur) yang mengakibatkan tamu complaint
Tidak dilakukannya SOP pada proses (keluhan) karena menu yang sama dalam
penyimpanan bahan makanan hewani satu hari atau berbeda satu hari. Hal itu
yang menggunakan sistem FIFO dikarenakan bahan makanan hewani yang
mengakibatkan bahan hewani tidak rusak sehingga para staff Hotel Morrissey
terkontrol, Hal ini terjadi karena Jakarta mengubah menu yang seharusnya
kurangnya perhatian sous chef untuk sudah ditetapkan pada hari itu diubah
memberikan pengarahan dan menjadi menu untuk keesokan harinya
mengingatkan para kitchen staff untuk ataupun lusa. Kejadian ini diakibatkan
melakukan SOP. karena bahan hewani tidak mencukupi
untuk rotasi menu pada hari itu, sehingga
c. Perputaran Rotasi Menu Tidak Teratur
mencari rotasi menu di hari lain yang
dan Sering Terjadi Pengulangan menggunakan bahan hewani lain yang
Dikarenakan sistem penyimpanan FIFO tersisa dalam stok penyimpanan.
tidak berjalan, sehingga stok dalam lemari
penyimpanan bahan makanan hewani 4.2 Belum Terklasifikasinya Bahan
tidak terkontrol dan banyaknya bahan Makanan Hewani pada Jenisnya
hewani yang rusak dikarenakan Masing-Masing dalam Proses
penyimpanan yang tidak benar. Hal itu Penyimpanan
menyebabkan bahan makanan hewani
Penyimpanan bahan hewani di Hotel
harus dibuang sehingga mengakibatkan
Morrissey Jakarta tidak berdasarkan jenis
stok tidak mencukupi dan hal ini tentu saja
kelompok bahan hewani tersebut sehingga
berpengaruh terhadap kelangsungan
bisa menimbulkan kerusakan pada bahan
operasional di dalam kitchen di Hotel
hewani dan menyebabkan bahan hewani
Morissey Jakarta. Berdasarkan data
akan terkontaminasi dengan bahan hewani
sebanyak 45% bahan hewani yang
lainnya. Faktor yang mengakibatkan tidak
terbuang diakibatkan bahan hewani yang
terklasifikasinya bahan makanan hewani
rusak, dan sebesar 55% bahan hewani
yaitu:
masih bisa digunakan untuk kegiatan
proses pengolahan makanan. Faktor lain a. Tempat Penyimpanan yang Kurang
kurangnya bahan baku pada proses Memadai Mengakibatkan Proses Klasifi-
pengolahan antara lain: (a) Tercampurnya kasi Bahan Hewani Tidak Berjalan
pemesanan A’la carte dan Buffeet: Bahan
hewani antara a’la carte dan buffeet tidak Salah satu yang mengakibatkan tidak
dipisahkan sehingga bahan hewani yang berjalannya klasifikasi bahan makanan
telah disiapkan untuk buffet juga hewani yaitu tempat penyimpanan bahan
digunakan untuk pesanan a’la carte hal ini hewani yang kurang memadai, sehingga
menjadikan kurangnya bahan untuk bahan hewani hanya ditempatkan pada
kegiatan operasional buffet ataupun satu tempat penyimpanan lemari pembeku
sebaliknya; (b) Terlambatnya proses yang ukurannya kurang memadai untuk

Emerging Markets: Business and Management Studies Journal, 2019:6(2), 103-109 107
TINJAUAN PENYIMPANAN SISTEM FIFO PADA BAHAN HEWANI Hadinata and Adriyanto
YANG BERDAMPAK PADA PROSES PENGOLAHAN MAKANAN
DI MORRISSEY HOTEL JAKARTA

menyimpan berbagai macam bahan 5.2 Terklasifikasinya Bahan Makanan


hewani, sehingga menyulitkan untuk Hewani Berdasarkan Jenisnya pada
melakukan kegiatan klasifikasi bahan Proses Penyimpanan
makanan hewani karena bahan hewani Seorang juru masak juga harus
yang telah tertumpuk. mengetahui atau memiliki pengetahuan
b. Mekanisme Kerja Para Karyawan tentang penyimpanan bahan makanan
dalam Kegiatan Operasional hewani yang benar, sebab untuk
menangani bahan makanan hewani
Cara kerja para karyawan yang terlalu haruslah menggunakan metode penyim-
terburu-buru saat kegiatan operasional panan yang tepat agar bahan hewani tidak
dapur berjalan mengakibatkan proses rusak dan terkontaminasi dengan bahan
klasifikasi bahan makanan saat penyimpa- hewani lainnya. Kurangnya kepedulian
nan terganggu. Para karyawan hanya atau perhatian yang penuh terhadap
fokus pada kegiatan pengolahan makanan, penanganan dan pengawasan oleh atasan
sehingga proses penyimpanan tidak dalam penyimpanan bahan hewani dapat
dilakukan dengan benar dan bahan menyebabkan kerusakan terhadap bahan
makanan hewani tidak diklasifikasikan hewani tersebut, karena pada dasarnya
berdasarkan jenisnya masing-masing. kerusakan yang terjadi dapat mengganggu
Hasil dari pegolahan makanan juga sering proses operasional dapur yang sedang
kali terlambat dari waktu yang sudah berlangsung.
ditentukan untuk menghidangkan maka-
nan, diakibatkan kerja para karyawan Daftar Pustaka
yang terburu-buru.
Andrews, S. (2013). Food and Beverage a
5. Kesimpulan Training Manual, 3rd Ed. New
Delhi: McGraw-Hill.
5.1 Teridentifikasi Sistem Penyimpa-nan
Astina, I.B.K. (2016). Pengaruh Teknik
FIFO pada Bahan Hewani Sehingga
Penyimpanan Bahan Baku Terha-
Berdampak pada Proses Pengolahan
dap Kualitas Makanan dan Minum-
Makanan
an Pada Departemen Food &
Pada kesimpulan ini, sudah teridentifikasi Beverage di Hotel Vila Shanti Sanur
sistem penyimpanan FIFO pada bahan Bali. Denpasar: Universitas Udaya-
hewani yang memiliki dampak pada na.
proses pengolahan makanan. Penyim-
Astriani, C. (2010). Pengelompokan
panan yang baik dan menggunakan sistem
Bahan Hewani.
FIFO sangatlah berpengaruh pada proses
pengolahan makanan yang akan kita buat. Mertayasa. (2012). Food and Beverage
Dalam penyimpanan bahan makanan yang Service Operational. Yogyakarta:
mana tidak menggunakan sistem Andi.
penyimpanan FIFO menyebabkan bahan Mulyatiningsih, E. (2007). Teknik-Teknik
hewani rusak sebelum proses pengolahan Dasar Memasak. Yogyakarta:
makanan dan juga hasil yang buruk dan Univesitas Negeri Yogyakarta.
tidak memuaskan seperti makanan
memiliki bau yang tidak sedap diakibat- Mulyanto. (2008). Penyimpanan Produk
kan tercampur dengan bahan hewani yang Beku dalam Cold Storage.
telah rusak. Dalam hal tersebut, kita harus Nur, M. (2013). Kerusakan Selama
menggunakan sistem penyimpanan yang Pembekuan dan Penyimpanan Beku
baik yaitu sistem FIFO, jika tidak akan pada Produk Perikanan. Available
mengganggu operasional kerja di dalam from: https://www.academia.edu
dapur. /21576793/Kerusakan_selama_Pem

108 Emerging Markets: Business and Management Studies Journal, 2019:6(2), 103-109
TINJAUAN PENYIMPANAN SISTEM FIFO PADA BAHAN HEWANI Hadinata and Adriyanto
YANG BERDAMPAK PADA PROSES PENGOLAHAN MAKANAN
DI MORRISSEY HOTEL JAKARTA

bekuan_dan_Penyimpanan_Beku_p
ada_Produk_Perikanan.
Sudiara. (2010). Pusat Pendidikan dan
Latihan Pariwisata Dhyana Pura
Pusat Pendidikan dan Latihan
Pariwisata Dhyana Putra.
Sucipto, D.C. (2015). Keamanan Pangan
Untuk Kesehatan Manusia, 1st Ed.
Yogyakarta: Gosyen.

Emerging Markets: Business and Management Studies Journal, 2019:6(2), 103-109 109

You might also like