Professional Documents
Culture Documents
php/JTB
Volume 11 Nomor 01
ISSN: 2302-8394 (print)
ABSTRACT
For applying good mining principles, the Minister of Energy and Mineral Resources Decree No. 1827 provides
guidelines on the implementation of coal conservation, one of which is joint mining at the IUP border. Joint
mining is called the Sharing Wall Project which aims to optimize the achievement of marginal reserve mining
recovery. Technically, the Sharing Wall Project can only be carried out if both companies are mining
simultaneously at the IUP border with the geometry parameters and policies that have been previously agreed
upon. Therefore, it is necessary to have a LOM Design Option that is safe to do during the preparation process
as well as to anticipate if there is no cooperation agreement. Making the LOM Design Options must take into
account the analysis of slope stability and the potential amount of remaining marginal reserves. Factors that
influence the results of slope stability analysis are the groundwater level and the overall slope design. The
geotechnical recommendation after declaring the LOM Design Option safe is to add ground water level data
and material properties in the rehandle disposal area to strengthen the next analysis. Marginal coal that is
not mined at the IUP border becomes a gain when the Sharing Wall Project collaboration is carried out. Based
on the calculation of reserves the Design Option LOM resulted in a total coal gain of 2.6 million tons for both
companies. This means additional royalty payments to the Government from the acquisition of marginal coal
reserves at the IUP border.
Keywords: sharing wall project, life of mine, slope stability, marginal reserve, royalties
ABSTRAK
Dalam menerapkan kaidah pertambangan yang baik, Kepmen ESDM No 1827 memberi pedoman tentang
pelaksanaan konservasi batubara yang salah satunya dengan penambangan bersama pada perbatasan IUP.
Penambangan bersama disebut dengan Sharing Wall Project yang bertujuan untuk mengoptimalkan
pencapaian recovery penambangan cadangan marginal. Secara teknis, Sharing Wall Project baru bisa
dikerjakan apabila kedua perusahaan menambang secara bersamaan di perbatasan IUP dengan parameter
geometri dan kebijakan yang telah disepakati sebelumnya. Oleh karena itu diperlukan adanya Opsi Design
LOM yang aman dikerjakan selama proses persiapan dilakukan juga untuk mengantisipasi jika tidak terjadi
kesepakatan kerjasama. Pembuatan Opsi Design LOM harus mempertimbangkan analisis kestabilan lereng
dan potensi jumlah cadangan marginal yang tertinggal. Faktor yang mempengaruhi hasil analisis kestabilan
lereng adalah muka air tanah dan overall slope design. Rekomendasi geotek setelah menyatakan Opsi Design
LOM aman adalah dengan menambah data muka air tanah dan material properties di area rehandle disposal
untuk memperkuat analisis berikutnya. Batubara marginal yang tidak tertambang di perbatasan IUP menjadi
gain saat kerjasama Sharing Wall Project dikerjakan. Berdasarkan perhitungan cadangan Opsi Design LOM
menghasilkan gain batubara sebesar 2.6 juta ton total untuk kedua perusahaan. Hal ini berarti tambahan
pembayaran royalti kepada Pemerintah dari hasil perolehan batubara cadangan marginal di perbatasan IUP.
Kata kunci: sharing wall project, life of mine, kestabilan lereng, cadangan marginal, royalti
sequence penambangan yang dipisahkan kasus pada penelitian ini adalah IUP PT Bara
berdasarkan batasan-batasan secara geografis Anugrah Sejahtera (PT BAS) anak usaha dari
dipermukaan tanah dan persebaran batubara di PT Titan Infra Energy di Kabupaten Muara
dalam bumi. Opsi Design LOM yang dibuat Enim dan potensi Sharing Wall Project dengan
secara sekuensial berarti tiap Design tetap bisa pemegang IUP yang berbatasan langsung.
diaplikasikan saat parameter yang dikontrol Wilayah IUP Muara Enim Sumatera Selatan
dapat dikerjakan pada kemudian hari. Studi dapat dilihat pada Gambar 1.
dianggap aman saat kerjasama sharing wall dikerjakan karena sesuatu dan lain hal maka
disepakati bersama. cadangan yang tidak tertambang tersebut akan
menjadi sumberdaya kembali seperti konsep
awal cadangan marginal.
didukung hasil yang stable pada penampang peningkatan nilai faktor keamanan sebuah
melintang yang bersebelahan secara langsung. lereng. Pada penelitian ini direkomendasikan
Segmen J-J’ dinyatakan lolos karena didukung untuk melakukan upaya depressurization
dengan hasil stable pada segmen I-I’, segmen sampai pada elevasi dimana nilai faktor
EE-EE’ didukung dengan hasil stable pada keamanan pada nilai yang standar.
segmen DD-DD’ sedangkan segmen JJ-JJ’ Analisa kestabilan lereng yang dibuat
didukung dengan hasil stable pada segmen menggunakan data muka air tanah pada area
KK-KK’. disposal yang dilakukan pada tahun 2019 untuk
Berdasarkan (Jioni SF dan MH mewakili hampir seluruh segmen dari A-A’
Nurfalaq, 2019) menyatakan bahwa sampai MM-MM’. Sedangkan untuk segmen
keberadaan muka air tanah pada sebuah lereng NN-NN’ menggunakan pendekatan muka air
tambang memiliki pengaruh terhadap tanah 2/3 dari tinggi lereng keseluruhan. Oleh
kestabilan lereng tersebut. Penurunan muka air karena itu, rekomendasi yang dibuat oleh team
tanah memiliki pengaruh terhadap faktor Geotek adalah menambah data muka air tanah
keamanan lereng tambang lebih dari 86 persen yang bisa digunakan secara representative
dimana penurunan muka air tanah memiliki terhadap keseluruhan area yang akan
hubungan berbanding terbalik terhadap direncanakan untuk ditambang.
Selain tambahan data muka air tanah, kuning untuk memperkuat lereng yang dibentuk
rekomendasi berikutnya dari team Geotek pada bekas disposal. Pada segmen C-C’ lebar
adalah dengan menambah data terkait material bench dibuat selebar variasi 8 meter pada
properties yang berada pada area disposal yang sidewall yang berbatasan dengan area Sharing
akan dilakukan aktivitas rehandle. Hal ini Wall Project, 20 dan 55 meter pada highwall
karena adanya kemungkinan perubahan waste area rencana rehandle.
material pada dinding lereng rencana menjadi Pada Gambar 6 pada segmen E-E’ dapat
lumpur yang akan menurunkan nilai faktor dilihat variasi lebar bench pada area original
keamanan. diluar rencana area rehandle, area rehandle
Pada Gambar 5 dapat kita lihat disposal, dan area original di bawah disposal.
penampang melintang C-C’ pada area rencana Lebar bench pada area original mengikuti
rehandle disposal yang ditandai dengan warna parameter geoteknik standar PT BAS yaitu 6
merah dan material original yang ditandai meter. Lebar bench di area rencana rehandle
dengan warna kuning. Hasil analisa kestabilan adalah selebar 50 meter dan lebar bench di area
lereng pada segmen C-C’ adalah FK=1.326 original di bawah disposal adalah 20 meter.
dan POF=10.6% dan dinyatakan stable. Perbedaan perlakuan ini sebagai optimasi
Perlakuan khusus pada geometri tambang di design tambang pada area rencana rehandle
area rencana rehandle dapat dilihat dari disposal.
perbedaan lebar bench di area merah dan area
Hasil dari analisa kestabilan lereng moderately stable. Upaya yang dilakukan
menyatakan bahwa terdapat banyak segmen adalah melakukan pelandaian (layback) pada
penampang melintang dengan hasil unstable lereng keseluruhan dengan menambah lebar
dengan FK<1.2 dan POF>20%. Jika dilihat bench pada segmen penampang melintang
dari lokasi segmen dengan hasil unstable dengan hasil unstable. Penambahan lebar bench
berada pada area kerjasama sharing wall ini dilakukan secara bertahap untuk tetap
project yang berada di lowwall yaitu pada mengoptimalkan nilai cadangan yang bisa di
segmen penampang melintang A-A’ sampai dapat pada area sharing wall project.
W-W’. Menindaklanjuti hasil unstable pada Untuk memudahkan dalam membuat
beberapa segmen penampang melintang, team rekomendasi pelandaian lereng design tambang,
Geotek mencoba memberikan rekomendasi team Geotek membuat pengkategorian
geometri baru untuk merevisi Opsi Design berdasarkan zonasi pada Opsi Design LOM.
LOM agar nilai FK bisa dinaikkan dan nilai Gambar 7 menunjukan adanya 3 kategori zonasi
POF bisa diturunkan. Pada Tabel 6 dapa dilihat dengan parameter geometri tambang yang
perubahan geometri membuat hasil analisa berbeda terutama pada lebar bench yang
yang sebelumnya unstable menjadi stable dan digunakan dan sudut kemiringan.
Gambar 7. Peta Zonasi Geometri Rekomendasi Design “LOM_SR5_W03” Pada Sisi North
Lowwall Hingga North Sidewall
3.3 Perhitungan Cadangan Design bench dibuat menggunakan sudut overall slope
sesuai dengan parameter geometri tambang PT
Tujuan dari kerjasama Sharing Wall BAS yang nantinya bisa didetailkan bentukan
Project antara dua IUP yang bersebelahan nya per bench jika diperlukan. Adanya bentukan
adalah untuk mengoptimalkan cadangan bench ini menyebabkan tidak semua lapisan
marginal yang berada pada perbatasan IUP. batubara bisa ditambang pada area perbatasan
Pada Gambar 11 dapat dilihat bentukan design IUP menyebabkan berkurangnya potensi
rencana tambang kedua perusahaan jika terjadi perolehan batubara kedua perusahaan yang
kerjasama Sharing Wall Project yang ditandai bersebelahan IUP.
dengan tidak adanya bentukan geometri bench
baik di highwall pada design berwarna hijau
dan geometri bench di lowwall pada design
berwarna cyan. Dengan demikian, kedua
perusahaan bisa menambang secara bersamaan
di area perbatasan IUP agar operasional
penambangan berjalan aman dan mendapatkan
tambahan perolehan batubara yang
sebelumnya tidak bisa ditambang tanpa
kerjasama sharing wall project.
Tabel 7. Perolehan Cadangan Marginal Perbatasan IUP Hasil Kerjasama Sharing Wall Project
3.4 Aspek Teknis Kerjasama Sharing dilakukan penutupan kembali agar tidak
Wall Project ada masalah lain muncul seperti masalah
lingkungan dan kestablilan lereng.
Selain pertimbangan aspek kestabilan
lereng pada design tambang dan perolehan
cadangan marginal yang cukup 4 KESIMPULAN
menguntungkan, Kerjasama Sharing Wall
Project ini bisa terkendala jika faktor teknis Berdasarkan hasil penelitian yang
penambangan tidak dipenuhi. Berdasarkan telah dibuat serta diperkuat dari pendekatan
(Herri Lubis, 2019), pertimbangan teknis agar beberapa literatur yang membahas
Sharing Wall Project dapat berjalan penelitian serupa terkait Sharing Wall
Project dan analisa kestabilan lereng,
sebagaimana mestinya yaitu: Penulis dapat menarik beberapa kesimpulan,
1. Garis batas masing-masing IUP yaitu:
bersinggungan 1. Design LOM Original dinyatakan aman
Kerjasama Sharing Wall ini hanya akan setelah dilakukan analisa kestabilan
bisa dilakukan jika garis batas masing- lereng dengan rekomendasi geotek untuk
masing IUP bersinggungan. Jika terdapat menambah data muka air tanah dan uji
celah (koridor) maka kerjasama ini tidak material properties di area OPD untuk
memastikan tidak ada perubahan material
bisa dilakukan. waste menjadi lumpur dan memperkuat
2. Masing-masing IUP membuka pit di hasil analisa yang dibuat
kawasan yang sama 2. Opsi Design LOM awal menggunakan
Kerjasama Sharing Wall tidak bisa parameter geometri tambang standar
berjalan lancar jika masing-masing IUP untuk mengoptimalkan perolehan
tidak membuka pit di kawasan yang sama cadangan batubara menghasilkan analisa
karena penurunan pit di perbatasan harus yang tidak aman kemudian dirubah
menggunakan geometri rekomendasi dari
dilakukan secara bersama-sama. geotek dengan variasi lebar bench
3. Parameter design kedua IUP harus identik berdasarkan pembagian zonasi geometri
Parameter design (tinggi bench, lebar untuk menurunkan overall slope sehingga
bench dan sebagainya) dan SR (Striping nilai FK dan POF menjadi aman
Ratio) kedua IUP harus identik sehingga 3. Kerjasama Sharing Wall Project secara
harapannya pertemuan kedua pit ekonomis memberikan keuntungan bagi
kedua belah perusahaan yang berbatasan
(tambang) nanti tidak compang akibat IUP karena memberikan perolehan
dimensi yang berbeda. cadangan marginal yang sebelumnya
4. Harus adanya kesamaan komitmen dalam tidak bisa ditambang
pengelolaan air tambang 4. Pemerintah mendapatkan keuntungan
Dalam prakteknya dengan dibuka area dari pembayaran royalti dari penjualan
perbatasan maka hal lain yang seringkali batubara cadangan marginal di area
muncul adalah masuknya air perbatasan IUP
permukaan/limpasan dari IUP yang satu 5. Kerjasama Sharing Wall Project ini harus
ke IUP yang lain. Sehingga perlu dibuat disepakati antar kedua belah perusahaan
perencanaan air permukaan (Water terkait aspek teknis penambangan agar
Management System) yang disepakati operasional penambangan berjalan denga
oleh para pihak. naman dan lancar
5. Optimalisasi dalam penutupan lubang
bekas tambang
Penutupan lubang bekas tambang DAFTAR RUJUKAN
merupakan bagian penting dalam
rangkaian kegiatan penambangan. Lubang Jioni, S.F., dan Nurfalaq, M.H. (2019). Studi
bekas tambang akibat penggalian di Geoteknik Pengaruh Muka Air Tanah
perbatasan ini juga perlu disepakati oleh Terhadap Kestabilan Lereng Tambang
para pemegang IUP untuk segera Batubara. Indonesian Mining Profesional
Jurnal, Volume 1, No 1, 12-21.