You are on page 1of 1

Nama : Gracela Mariana Gero

NIM : 2161050067

Rapid communication technology is defined as any technology that allows access to information
through electronic devices such as mobile phones, laptops, tablets, online textbooks and social media. This
technology has made information accessible instantly, anywhere and anytime using only a mobile phone. Access
to ubiquitous information helps medical students maximize their time and learning opportunities. Rapid
communication technology also has the potential to offer exciting new ways of learning, for example,
anatomy.tv users can view anatomical reconstructions in 3d instead of using textbooks. Social media also plays a
role by providing a means for students to engage with teachers and each other and can enhance collaborative
learning, for example, facebook group post a new "Image Challenge" every week, so facebook users can
comment and give their diagnosis. However, the use of communication technology can pose a variety of
challenges to medical education, such as the potential to make students more superficial learners without a
deeper understanding of the material. In medical education, it is difficult to assess the impact of rapid
communication, especially as technology is constantly changing and evolving. Therefore it is important to limit
the problematic impact of this new technology. Communication technology provides a new way of learning
information for medical students, so medical students also need to be keen observers and compassionate
doctors who can entertain people, and must have a good attitude, as well as genuine interactions with patients.
Hopefully medical students can use this rapid communication to improve medical education and become more
compassionate, more empathetic, and more insightful doctors in the future.

Teknologi komunikasi didefinisikan sebagai teknologi yang memungkinkan untuk mengakses informasi
melalui perangkat elektronik seperti ponsel, laptop, tablet, buku teks online, dan media sosial. Teknologi ini
telah membuat informasi dapat diakses secara instan, dimanapun dan kapanpun hanya dengan menggunakan
ponsel. Akses informasi yang ada di mana-mana membantu mahasiswa kedokteran untuk memaksimalkan
waktu dan kesempatan belajar. Teknologi komunikasi juga berpotensi menawarkan cara belajar baru yang
menarik, misalnya, pengguna anatomi.tv dapat melihat rekonstruksi anatomi secara 3d dan tidak lagi
menggunakan textbook. Media sosial juga ikut berperan dengan menyediakan sarana bagi peserta didik untuk
terlibat dengan guru dan satu sama lain, serta dapat meningkatkan pembelajaran kolaboratif, misalnya, grup
facebook yang setiap minggu memposting "Image Challenge" sehingga pengguna facebook dapat berkomentar
dan memberikan diagnosis. Namun, penggunaan teknologi komunikasi dapat menimbulkan berbagai macam
tantangan bagi pendidikan kedokteran, seperti berpotensi membuat siswa menjadi pembelajar yang lebih
dangkal tanpa pemahaman materi yang lebih dalam. Pada pendidikan kedokteran, sulit untuk menilai dampak
komunikasi, terutama karena teknologi terus berubah dan berkembang. Oleh karena itu penting untuk
membatasi dampak bermasalah dari teknologi baru ini. Teknologi komunikasi memberikan cara baru dalam
mempelajari informasi bagi mahasiswa kedokteran, sehingga mahasiswa kedokteran juga perlu menjadi
pengamat yang tajam dan dokter yang penuh kasih yang dapat menghibur orang, dan harus memiliki sikap yang
baik, serta interaksi yang tulus dengan pasien. Diharapkan mahasiwa kedokteran dapat menggunakan teknologi
komunikasi ini dengan baik untuk meningkatkan pendidikan kedokteran dan menjadi dokter yang lebih berbelas
kasih, lebih berempati, dan lebih berwawasan di masa depan.

(1)1. Farooq A, White J. #Nomoretextbooks? The impact of rapid communications technologies on medical
education. Can J Surg. 2014;57(4):119–20.

You might also like