You are on page 1of 25

522

Pengaruh Audit Internal dan Jumlah Toko Terhadap


Penjualanpada PT. Indofood Fritolay Makmur cabang Bekasi

Darul Fahmi
Universitas Pamulang
Sugiyanto
Universitas Pamulang

Abstract

This research was conducted at PT. Indofood Fritolay Makmur Bekasi


branch and purpose of this study was to determine how the implementation of
internal audit inventory, how the development of the number of stores, how the
sales growth as well as how much influence the Internal Audit and the amount
of store inventory to sales at PT Indofood Fritolay Makmur Bekasi branch. The
method used in this study is Descriptif associative method quantitative data
and qualitative approach.. The sample used in this study is the sales
department which reports the number of stores and sales reports in 2011-2013,
while for the questionnaires distributed to 30 employees sales division of PT.
Indofood Fritolay Makmur Bekasi branch. To determine the influence of the
Internal Audit and Inventory Total store used test statistic by using a multiple
linear regression calculation program SPSS 22.0 for Windows.
From the results of calculations it is known that an internal audit
inventory has t count 2,213 , so that t count (2.213) > t table (2.048) with a
significance value of 0.036 <(smaller) than the significance level of 0.05
means that the Internal Audit Inventory has positive correlation and
significantly to sales means the better the internal audit inventory, the better
the sales. So is the number of stores has t count 3,644 so that t count (3.644) >
t table (2.048) . Total store has a significant positive correlation to sales
means more stores that buy subscriptions in one period, the sales will increase.
While the F count (17.746)> F table (3.35) with a significant value (0.000)
<0.05 significance level thus Internal Audit Inventory and Total Store F
together giving effect or a significant contribution to sales.

Kata kunci: Audit Internal Persediaan, Jumlah Toko, Penjualan


523

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Kondisi persaingan pasar saat ini sangat ketat terutama bagi perusahaan
manufaktur, perusahaan berusaha dengan maksimal supaya hasil produksi
secepat mungkin tersebar dipasar sehingga terserap konsumen. Oleh karena itu
pengawasan persediaan harus benar-benar dimulai dari pada saat produksi harus
produk yang berkualitas, pemesanan produk dari team sales ke pabrik untuk
dijual oleh team sales harus disesuaikan dengan tanget yang ditetapkan dan
perlu juga diadakan audit untuk mengurangi resiko penyelewengan. Jumlah
barang yang tersedia sangat mempengaruhi penjualan semakin bagus komposisi
mix produk yang tersedia maka akan semakin mudah memenuhi varian pesanan
konsumen.
Adapun factor lain yang mempengaruhi penjualan adalah tempat dimana
produk itu dijual yaitu toko. Toko merupakan ujung tombak penjulan selain
dari team sales itu sendiri. Semakin banyak toko yang menjual produk, maka
semakin luas sebarannya dan semakin cepat sampai ke konsumen, artinya
semakin banyak produk dipasaran maka akan semakin mudah konsumen
mencari produk tadi dan akan semakin maksimal juga penjulannya.
Dengan demikian penjulan menjadi penting karena dengan penjulan yang
maksimal akan menghasilkan laba yang semkain baik dan membuat
perusahaan akan semakin tumbuh dan berkembang. Dengan semakin
tumbuhnya penjulan tentu akan membuat perusahaan juga akan semakin
tumbuh dan berkembang, sehingga perushaan akan mencapai penjualan secara
maksimal untuk mengejar keuntungan maksimal demi pertumbuhan maksimal
bagi perusahaan.

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah-masalah yang telah diidentifikasi diatas, maka


tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan meneliti seberapa
besar pengaruh Audit Internal Persediaan dan Jumlah Toko terhadap Penjualan
yang terjadi di PT. Indofood Fritolay Makmur cabang Bekasi

1.3 Manfaat Penelitian

Bagi Perusahaan adalah hasil penelitian ini diharapkan dapat


memberikan masukan yang berguna bagi perusahaan dalam menjalankan
fungsi internal audit persediaan dan pengaruh jumlah toko yang membeli
terhadap penjualan serta memberikan gambaran tentang pentingnya
pengelolaan kedua hal tersebut untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Bagi
Akademisi Adalah hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahan referensi perpustakaan, serta dijadikan sebagai bahan perbandingan
penelitian bagi peneliti yang memiliki objek penelitian yang sama. Bagi
524

Peneliti penelitian ini dapat menambah pengetahuan yang lebih jelas mengenai
pengaruh audit internal persediaan dan jumlah toko terhadap penjualan sebagai
aplikasi penerapan ilmu yang diperoleh selama kuliah di Fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi Universitas Pamulang, serta bentuk perbandingan antara
toeri dan dan aplikasinya di masyarakat.

1.4 Perumusan Penelitian

Perumusan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh audit


internal dan bagaimanakah perkembangan jumlah terhadap penjualan pada PT.
Indofood Fritolay Makmur cabang Bekasi

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Audit Internal


Menurut Sukrisno Agoes (2004:221), internal audit (pemeriksaan
intern) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit
perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan,
maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan
dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari
ikatan profesi yang berlaku.
Sedangkan menurut Mulyadi (2009 : 211) audit intern merupakan
kegiatan penilaian yang bebas, yang terdapat dalam organisasi, yang dilakukan
dengan cara memeriksa akuntansi, keuangan, dan kegiatan-kegiatan lain untuk
membantu manajemen dalam melakukan tugas tanggung jawab mereka.
.

2.1 Jumlah Toko


Menurut Tarmizi (2009) Toko adalah tempat dimana konsumen
melakukan pembelian yang terencana maupun yang tidak terencana. Toko ini
menjual puluhan bahkan ratusan jenis barang setiap hari, dan konsumen
membeli barang tersebut dengan sebagian dari pendapatan mereka. Sedangkan
jumlah toko yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah jumlah toko-toko
yang terdaftar menjadi pelanggan dan teregistrasi pada perusahaan baik di
pusat maupun dimasing-masing cabang.

2.2 Penjualan
Pengertian penjualan menurut Saladin Djaslim (2004:21)
mengemukakan penegrtian penjualan adalah ―proses sosial dan manajerial
dimana seorang atau sekelompok orang memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai‖.
Sedangkan Menurut Basu Swastha DH (2004 : 403) penjualan adalah
interaksi antara individu saling bertemu muka yang ditujukan untuk
525

menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan


pertukaran sehingga menguntungkan bagi pihak lain.

3. METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Lokasi penelitian yaitu di PT. Indofood Fritolay Makmur, perusahaan


yang bergerak di bidang manufacturing tetapi membuat chanel khusus untuk
direct selling, dan khusus dalam penelitian ini adalah cabang Bekasi yang
terletak di Kawasan Jababeka I, Jl. Jababeka raya, Cikarang, Jawa. Sifat
penelitian yang digunakan oleh penulis adalah menggunakan metode deskriptif
assosiatif dimana penulis akan menganalisa data secara statistik.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi menurut Sugiyono (2008:115) pengertian populasi adalah


sebagai berikut :―Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas;
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populas dalam penpenelitian adalah devisi-devisi PT. Indofood Frritolay
Makmur di Area Central 1.
Sampel adalah segala sesuatu yang dijadikan satuan (unit) yang nantinya
akan menjadi objek penelitian Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin
(2006:65). Dalam penelitian ini unit sampel adalah departemen sales atau
bagian penjualan PT. Indofood Fritolay Makmur cabang Bekasi

3.3 Metode Pengumpulan Data

Penelitian dilakukan untuk mengumpulkan data-data primer dan


informasi pada objek penelitian dengan teknik sebagai berikut:
a. Observasi, yaitu penulis melakukan pengamatan langsung ke perusahaan
untuk melihat langsung kondisi perusahaan dari dekat dan mengamati
langsung kegiatan pembuatan pesanan ke pabrik dan penanganan
persediaan barang jadi. Pengamatan ini merupakan salah satu cara untuk
mendapatkan data yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.
b. Wawancara (Interview), yaitu pengumpulan data serta informasi secara
langsung dengan pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan yang
penulis teliti.
c. Dokumentasi, melakukan pencatatan dengan mengambil data lapangan di
objek penelitian yaitu PT. Indofood Fritolay Makmur cabang Bekasi.
d. Tehnik penyebaran quisioner, yaitu merupakan tehnik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi sejumlah pernyataan atau
pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono 2000 :
135)
526

Selain menggunakan data primer, penulis juga melakukan penelitian


kepustakaan (Library Research), yakni suatu cara pengumpulan data sekunder
yang dapat memberikan landasan teori guna mendukung data primer maupun
sekunder dengan jalan membaca buku-buku yang berhubungan dengan judul
penulisan skripsi.

3.4. Metode Analisis Data

Metode analisis data merupakan suatu metode yang digunakan untuk


mengolah suatu data penelitian dengan menggunakan proses penyederhanaan
data dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterprestasikan. Analisis data
penelitian ini menggunakan metode analisis statistik parametrik dengan
metode Regresi Linear Berganda (Multi Regression Linier) dan pengujian data
dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan sofware pengolah data statistik
SPSS.ver.22.0, dan pada kuesuiner menggunakan pensekalaan ordinal yaitu
penskalaan sikap individu. Penskalaan terhadap sikap individu sehingga
sesuatu bisa diwujudkan dalam berbagai macam bentuk, diantaranya yaitu :
―Skala likert (likert scale) di desain untuk menelaah seberapa kuat subjek
setuju atau tidak setuju dengan pernyataan pada lima titik dengan susunan
responden terhadap jumlah item yang berkaitan dengan konsep atau variabel
tertentu kemudian diajukan kepada tiap responden

3.5. Uji Kualitas Data

Uji Validitas
Uji validitas ini bertujuan untuk menguji sejauh mana alat ukur dalam hal ini
quisioner mengukur apa yang hendak diukur. Dengan menggunakan rumus
tehnik korelasi pearson product moment, guna menghitung korelasi antara
masing –masing pertanyaan dengan skor total. Suatu koesioner dikatakan valid
jika pertanyaan pada koesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang
diukur.

Uji Reliabilitas
Menurut Masri Singarimbun, realibilitas adalah indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala
yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka alat
pengukur tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan
konsistensi suatu alat pengukur di dalam pengukur gejala yang sama. Menurut
Sumadi Suryabrata (2004: 28) reliabilitas menunjukkan sejauhmana hasil
pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya.
Rumus cronbach’s alpha (Sugiono, 2005:283) sebagai berikut :

ri 2rb
1 rb
Dimana:
527

ri = reliabilitas instrumen
rb = korelasi prdout moment antara belahan pertama dan kedua
Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan
menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6.
Keterangan :
r = koefesien reliabilitas instrument (cronbach alpha)
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

3.6. Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah suatu dta variabel bebas dan
data variabel terikat pada persamaan regresi yang dihasilkan berdistribusi
normal atau tidak menurut Sugiyono (2011:131). Uji Normalitas menggunakan
uji kolmogorof-smirnof (K-S) satu sample, dengan kreteria pengujian:
Variabel berdistribusi normal jika nilai signifikansi > 0,05
Variabel berdistribusi tidak normal jika nilai signifikansi < 0,05

Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah keadaan diamana ada hubungan linier secara
sempurna atau mendekati sempurna antara variabel independen dalam model
regresi. Model regresi yang baik adalah yang bebas terbebas dari masalah
multikolinearitas. Konsekuensi dari adanya multikolinearitan adalah korelasi
tidak tertentu dan kesalahan menjadi besar atau tak terhingga, Dwi Priyanto
(2012:93). Variabel yang menyebabkan multikolinearitas dapat terlihat dari
nilai tolerance yang lebih dari 0,1 atau nilai VIF yang kurang dari 10. Hasil
pengujian multikolinieritas dapat dilihat berdasarkan nilai Variance Inflation
Factor (VIF). Dasar pengambilan keputusan menurut Santoso, dkk (2006:203)

Uji Hesteroskedastisitas
Hesteroskedasitas bertujuan menguji apakah ada model dalam regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.
Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedstisitas, Septiana
(2010:41).
Untuk mendeteksi tidak adanya heteroskedatisitas dengan melakukan analisis
spearmanrank order correlation, dengan pedoman jika nilai signifikansi
antara variabel independen dan unstandardized of residual lebih dari 0,05
(taraf signifikansi 5%) maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika lebih kecil
dari 0,05 maka terjadi gejala heteroskedastisitas.

Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk melihat apakah ada hubungan linier antara
error serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (data time series).
Uji autokorelasi perlu dilakukan apabila data yang dianalisa merupakan data
time series (Gujarati,1993), dimana :
d = nilai Durbin Watson
528

∑ei = jumlah kuadrat sisa


Nilai Durbin Watson kemudian dibandingkan dengan nilai t-table. Hasil
perbandingan akan menghasilkan kesimpulan seperti kriteria sebagai berikut :
a. Jika d < dl, berarti terdapat autokorelasi positif
b. Jika d >(4-dl), berarti tidak terdapat autokorelasi negative
c. Jika du < d < (4-dl), berarti tidak terdapat autokorelasi
d. Jika dl < du atau (4-du), maka tidak dapat disimpulkan

3.7. Uji Regresi Linier Berganda

Analisa linier berganda adalah hubungan secara linier antara dua atau
lebihvariabel independen (X1, X2,,,,,Xn) dengan variabel dependen (Y).
Analisa ini untuk mengetahui arah hubungan anatara variabel independen dan
variabel dependen apakah masing-masing variabel indpenden mempunyai
hubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel
independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan
biasanya bersekala interval atau rasio.
Persamaaan regresi linear berganda sebagai berikut :

Y’ = a + b1X1 + b2X2 +,,,,,,,bnXn

Ketererangan :
Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksi)
X1 dan X1 = Variabel independen
a = Konstanta (nilai Y’ apabila X1, X2,,, Xn = 0)
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)

3.8. Koefisien Korelasi ( r )

Analisis korelasi dapat diartikan sebagai hubungan antara variabel yang


satu dengan variabel yang lain biasanya disebut juga dengan koefisien korelasi
dengan simbol ―r‖.Koefisien korelasi menunjukkan derajat atau erat hubungan
antara dua variabel, dimana besarnya r dapat dinyatakan dalam interval -1≤r≤1.
Dalam perhitungan koefisien korelasi ini akan menggunakan variabel X
sebagai ―Pembelian‖, variabel Y sebagai ―Persediaan Barang Jadi‖ dan
variabel n menyatakan jumlah data yang diteliti.
Korelasi Pearson Product Moment ( r ) dikemukakan oleh Karl Pearson
tahun 1900, kegunaannya untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel
bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent).
Apabila r = 1, maka menunjukkan adanya hubungan x dan y sempurna dan
positif. Artinya semakin baik ―Audit Internal Persediaan‖ dan semakin banyak
―Jumlah Toko‖ maka semakin baik pula ―Penjualan‖.
Apabila r = -1, maka menunjukkan adanya hubungan x dan y sempurna dan
negatif. Artinya apabila semakin baik ―Audit Internal Persediaan‖ dan semakin
banyak ―Jumlah Toko‖ maka ―Penjualan‖ semakin menurun
529

Apabila r = 0, maka menunjukkan tidak adanya hubungan x dan y (melebihi


0, berarti hubungan sangat lemah). Artinya baik dan buruknya ―Audit Internal
Persediaan‖ dan sedikit banyaknya ―Jumlah Toko‖ tidak mempengaruhi
―Penjualan‖.
Adapun rumus koefisien korelasi Pearson Product Moment yang
dipergunakan adalah sebagai berikut :

n∑XY - ∑X ∑Y
r=
√n∑X2 - (∑X)2 . √n∑Y2 - (∑Y)2

Tabel 3.1.
Pedoman Interprestasi Koefisiensi Korelasi

Interval Koefisiensi Tingkat Hubungan


0 Tidak berkorelasi
0,01 – 0,20 Sangat lemah
0,21 – 0,40 Lemah

0,41 – 0,60 Agak lemah


0,61 – 0,80 Cukup kuat
0,81 – 0,99 Sangat kuat
1 Sempurna
Sumber: Karl Pearson

3.9. Koefisien Determinasi ( )

Koefisien determinasi ( ) merupakan ukuran yang dapat dipergunakan


untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas (independent) terhadap
variabel tidak bebas (dependent). Bila koefisiensi determinasi =0, berarti
variabel bebas tidak mempunyai pengaruh sama sekali (=0%) terhadap
variabel tidak bebas. Sebaliknya, bila koefisien determinasi =1, berarti
variabel tidak bebas 100% dipengaruhi oleh variabel bebas (Soegyarto,
2004:236).

3.10. Uji Statistik T

Uji statistik T, pada dasarnya mengukur seberapa jauh pengaruh satu


variabel penjelasan atau independent secara individual dalam menerangkan
variabel variasi variabel dependent. Untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independent secara individu terhadap
variabel dependent digunakan tingkat signifikansi 0.05, jika nilai probabilitas
530

T lebih besar dari 0.05, maka tidak ada pengaruh variabel independent
terhadap atau dengan kata lain variabel dependent, sedangkan jika nilai
probabilitas T lebih kecil dari 0.05, maka terdapat pengaruh dari variabel
independent terhadap variabel dependent koefisien korelasi signifikan.
Dengan kriteria sebagai berikut:
Jika nilai t hitung ≤ t tabel Ho diterima, H1 ditolak.
Jika nilat t hitung ≥ t tabel Ho ditolak, H1 diterima.

3.11. Uji f

Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel bebas


yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen untuk mengambil keputusan hipotesis diterima
atau ditolak dengan membandingkan tingkat signifikansi sebesar 0,05. jika F
lebih besar dari 0,05 maka model tidak dapat digunakan memprediksi variabel
dependen atau dengan kata lain variabel independen secara bersama tidak
terpengaruh terhadap variabel dependen.
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis uji F sebagi berikut:
- Jika Fhitung > Ftabel , maka Ho ditolak dan H1 diterima
- Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak
Menentukan f - hitung sebagai berikut :

RJK ( TC )
f – hitung =
RJK ( G )
Keterangan :
RJK = Rata-rata Jumlah Kuadrat.
TC = Tuna Cocok.
G = Galat

Menentukan f – tabel sebagai berikut :

f – tabel = f ( (v1) (v2)

Keterangan :
v 1 = Derajat Kebebasan Regresi
v 2 = Derajat Kebebasan Sisa
531

4. HASIL PENELITIAN

4.1. Audit Internal Pesediaan PT. Indofood Fritolay Makmur

4.1.1. Analisa Kualitatif


a. Independen Audit Internal.
Pada PT. Indofood Fritolay Makmur, perusahaan memang membuat team
audit internal yang secara operasionalnya terpisah dari team sales
sehingga diharapkan lebih independen dalam bekerja.
b. Kompetensi Audit
Kompetensi team audit mempunyai kualitas yang cukup bagus, karena
hampir semua orang audit memiliki latar belakang pendidikan akuntansi,
ada yang D3 Akuntansi dan S1 Akuntansi dan juga team audit sudah
diikutkan trainning dibidang akuntansi
c. Ruang lingkup audit internal
Ruang lingkup audit internal dilakukan terhadap kebijakan yang dilakukan
oleh Distric Sales dan Promotion Supervisor area tersebut apakah ada
yang menyimpang dan juga prosedur-prosedur persediaan baik mengenai
barang masuk, penyimpanan dan juga pengeluaran.
d. Program Audit
Program audit dibuat oleh manager keuangan yang merupakan atasan
langsung team internal audit tentang apa aja yang akan di periksa kapan
saja waktunya, tetapi waktunya tidak dibuat tetap. Kemudian team juga
akan memeriksa dokumen laporan stok yang masuk ke mobil box dan stok
produk yang keluar atau data penjualan dari hasil komputerisasi serta stok
sisa yang ada dalam box.
e. Pelaksaan Audit
Dalam melaksanakan audit internal PT. Indofood Fritolay Makmur
Cabang Bekasi dilakukan perhitungan secara fisik barang dagang yaitu
dengan cara melakukan stok fisik barang yang ada di mobil box kemudian
stok tersebut akan dicocokan dengan data stock berdasarkan
komputerisasi, sehingga akan diketahui jika ada selisih stock. Pengecekan
ini dilakukan oleh team auidt didampingi oleh DSPS cabang Bekasi yang
dilaksanakan minimal 1 kali sebulan, tetapi waktunya tidak ditetapkan
secara jelas kapan akan melakukan audit.
f. Temuan Audit
Jika ada temuan selisih stock antara jumlah stock fisik dengan data stock
dari data komputerisasi, maka auditor akan memberikan rekomendasi
kepada atasan langsung atau Distric Sales dan Promotion Supervisor di
cabang tersebut untuk sesegera mungkin ditelusuri dimana letak kesalahn
sehingga terjadi selisih, dan DSPS akan menyapikan tanggapan dan hasil
dari penelusuran tadi kepada team audit yang dikethui oleh atasan DSPS.
g. Evaluasi Audit
Jika ada saran dan rekomendasi oleh audit maka atasan yang ada di area
tersebut juga harus menidaklanjuti temuan tadi. Misalkan ada selisih
produk antara stock pisik dan stok komputerisasi, maka atasan di area
532

tersebut akan mengecek dan menelusuri dimana terjadinya kesalahan


tersebut.

4.1.2.Analisa Kuantitatif
Uji Validitas
Tabel 4.3
Hasil Uji Variabel Audit Internal Persediaan (X1)

Pernyataan Variabel r hitung r tabel Kesimpulan


Pernyataan 1 Audit Internal Persediaan 0.719 0.361 Valid
Pernyataan 2 Audit Internal Persediaan 0.410 0.361 Valid
Pernyataan 3 Audit Internal Persediaan 0.688 0.361 Valid
Pernyataan 4 Audit Internal Persediaan 0.735 0.361 Valid
Pernyataan 5 Audit Internal Persediaan 0.493 0.361 Valid
Pernyataan 6 Audit Internal Persediaan 0.703 0.361 Valid
Pernyataan 7 Audit Internal Persediaan 0.563 0.361 Valid
Pernyataan 8 Audit Internal Persediaan 0.611 0.361 Valid
Pernyataan 9 Audit Internal Persediaan 0.503 0.361 Valid
Pernyataan 10 Audit Internal Persediaan 0.537 0.361 Valid

Uji Reliabiilitas
Tabel 4.4
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Audit Internal Persediaan
Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


.805 10

Berdasarkan pengujian data pada tabel diatas menunjukan bahwa seluruh


variabel yang digunakan dalam kuesioner pada penelitian ini memiliki
croncbrach’s Alpha > 0.60, yang berarti bahwa seluruh variabel X1 tersebut
reliabel.

4.2. Jumlah Toko pada PT. Indofood Fritolay Makmur

4.2.1.Analisa Kualitatif
a. Target Toko
Target toko yang ditetapkan untuk masing-masing cabang biasanya dibuat
pada awal tahun. Untuk cabang Bekasi pada tahun 2013 ditetapkan target
kunjungan toko kepada masing-masing salesman 143 toko sesuai dengan
register toko, dengan asumsi Senin sampai Jumat target kunjungan perhari
13 toko dan khusus hari sabtu ditargetkan hanya 7-8 toko saja karena
533

hanya setengah hari. Setiap salesman sudah dirumuskan rencana


perjalanannya dengan jumlah toko yang akan dikunjungi pada tiap-tipa
harinya. Ilustrasi dari jumlah toko terdapat dalam table berikut:

Tabel 4.5
Regisster Outlet / Toko dan Target Kunjungan

Jml Register Rata-rata per Target Kunjungan 1


Tahun
Team Outlet sales Cycle / Sales
2011 4 812 203 406
2012 4 836 209 418
2013 3 428 143 286

Dari hasil tabel tersebut dapat dilihat pada tahun 2013 ada penurunan
jumlah toko yang ter registrasi, hal ini disebabkan karena pada akhir tahun
2012 ada kesepakatan dengan pihak distributor toko dengan sales nominal
tertentu harus diserahkan ke pihak distributor, sehingga rata-rata persales
hanya mendapat 143 toko. Kemudian target kunjungan sebulan adalah 2
kali lipat dari daftar toko karena daftar toko tersebut untuk kunjungan 2
minggu.
b. Evaluasi Jumlah Toko.
Evaluasi terhadap jumlah toko yang terdaftar pada cabang Bekasi
dilakukan oleh DSPS di cabang tersebut dan akan berkoordinasi dengan
ASPM sebagai atasan langsung dari DSPS tersebut. Salah satu cara yang
biasa dilakukan oleh DSPS adalah diadakan cek secara random atas daftar
toko yang ada di area untuk mengecek dan meyakinkan bahwa toko yang
terdaftar apakah masih beraktivitas atau sudah tutup. Selanjutnya toko-
toko tadi memang menyebar di daerah-daerah sesuai dengan coverage
area cabang Bekasi. Coverage area untuk cabang Bekasi meliputi Bekasi
Barat, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Bekasi Timur, Cikarang Barat,
Cikarang Timur hingga Karawang.
c. Pengembangan Toko
Target pengembangan toko ditetapkan utnuk maisng-masing salesman
yang ada di cabang. Dalam satu bulan tidak terlalu banyak pengembangan
jumlah toko hanya 4 – 6 toko sekitar 4% - 5% dari total target kunjungan,
kecuali memang ada toko yang tutup maka salesman area tersebut
berkewajiban untuk mencari pengganti toko yang tutup tesebut. Toko-toko
yag terdaftar juga merupaka pelanggan tetap walaupun terkadang
transaksinya tidak selalu terjadi pada saat kunjungan. Hal ini biasanya
juga dilakukan evaluasi terhadap toko-toko yang berprilaku seperti ini
karena akan mengurangi efektifitas dari salesman. Jika toko tersebut
selama tiga bulan tidak melakukan transaksi maka salesman disarankan
untuk mencari toko penggantinya.
534

4.2.2.Analisa Kuantitatif
a. Uji Validitas

Tabel 4.6
Hasil Uji Variabel Jumlah Toko (X2)
Pernyataan Variabel r hitung r tabel Kesimpulan
Pernyataan 1 Jumlah Toko 0.796 0.361 Valid
Pernyataan 2 Jumlah Toko 0.805 0.361 Valid
Pernyataan 3 Jumlah Toko 0.608 0.361 Valid
Pernyataan 4 Jumlah Toko 0.736 0.361 Valid
Pernyataan 5 Jumlah Toko 0.504 0.361 Valid
Pernyataan 6 Jumlah Toko 0.618 0.361 Valid

Berdasarkann hasil pengujian yang ditampilkan pada tabel diatas


menunjukan bahwa seluruh pernyataan valid. Butir peryataan dinyatakan
valid jika anilsis signifikan < 0.05 (Sugiyono, 2008). Untuk mengetahui
nilai r tabel dapat dicari pada signifikan 5% dengan uji 2 sisi dan jumlah
data (n) = 30, maka didapat r tabel sebesar 0,361. Kemudian nilai r
hitung dibandingkan dengan nilai r tabel dimana nilai r hitung > r
tabel. Maka dapat disimpulkan seluruh item tersebut bekorelasi signifikan
dengan skor total atau dinyatakan valid

b. Uji Reliabilitas
Pengujian bertujuan untuk mengukur apakah jawaban responden atas
pernyataan yang dijaukan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Variabel
bisa dinyatakan reliabel jika memberikan nilai Croncbrach’s Alpha> 0.60.
hasil uji reliabilitas untuk variabel audit internal dapat dilihat pada tabel
berikut ini:

Tabel 4.7
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Jumlah Toko
Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


.766 6

Berdasarkan pengujian data pada tabel diatas menunjukan bahwa seluruh


variabel yang digunakan dalam kuesioner pada penelitian ini memiliki
Croncbrach’s Alpha> 0.60, yang berarti bahwa seluruh variabel X2
tersebut reliabel.
535

4.3. Tingkat Penjualan PT. Indofood Fritolay Makmur

4.3.1. Analisa Kualitatif

a. Target penjualan
Target penjualan akan diberikan oleh NSPM kepada ASPM –ASPM
masing-masing area setelah ia mendpatkan angka target dari KADIV.
Target itu akan di breakdown ke daerah-daerah kemudian kecabang-
cabang. Taraget inilah yang menjadi acuan untk mengajukan permesana
produk ke pabrik bekerjasama dengan distributor dan juga menjadi acuan
melakukan aktivitas penjualan pada tahun bersangkutan, mendapat a dan
ditetapkan pada tahun berjalan untuk tahun beikutnya. Berikut table target
penjualan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 sebagai berikut :

Tabel 4.8
Target Annual Operation Plan

Tahun AOP (Target)


2011 2,034,219,348
2012 1,955,289,634
2013 2,957,080,974

Dari table diatas terlihat ada penurunan target pada tahun 2012 hal ini
disebabkan karena terjadi pengurangan target jumlah sales dari tahun 2011
sebanyak 4 orang menjadi 3 orang pada tahun 2012, kemdian pada tahun
2013 terjadi peningkatan target kembali yang ditetapkan perusahaan
karena untuk mengejar pertumbuhan penjualan.
b. Sistem penjualan
Sistem penjualan yang dipakai adalah penjualan secara langsung (direct
salling), maksudnya adalah salesman membawa produk pada saat
kunjungan ke toko dan pada saat transaksi maka salesman akan
menyerahkan barang secara langsung baik yang secara penjualan tunai
maupun penjualan yang secara kredit. Tetapi penjualan tidak
menggunakan sisitem beli putus artinya penjualan dibuat
berkesinambungan dan jika ada produk atau barang rusak maka produk
tersebut bisa di return pada saat kunjungan salesman berikutnya walaupun
ada pergantian salesman utnuk area tersebut. Kemudian item-item barang
yang tersedia pada saat salesman berkunjung ke toko sedapat mungkin
semua item tersedia. Biasanya pada saat akan membuat permintaan barang
untuk stok di mobil box salesman akan memperhitungkan berapa jumlah
stok yng ada dan item apa saja, sehingga salesman akan membuat
permintaan dengan dasar stok yang ada di box tadi dan juga
mempertimbangkan dan memperhitungkan untuk daerah yang dikunjungi
nanti membutuhkan barang apa saja.
536

c. Evaluasi Penjualan
Evaluasi mengenai kunjungan salesman apakah sudah sesuai dengan
Rencana Perjalanan Salesman yang sudah diatur dan ditetapkan dan
apakah target kunjugan toko-toko pada satu hari tersbut sudah terkunjungi
semua penjualan dilakukan secara berkala dilakukan oleh DSPS dan
selanjutanya juga akan berkoordinasi dengan ASPM terhadap cabang
Bekasi berikut juga dengan hal-hal yang memperngaruhi penjualan
tersebut. Evaluasi terhadap pencapaian target penjualan juga dilakukan
secara berkala biasanya pada minggu petamadan minggu ke tiga untuk
mengevaluasi pencapaian akhir bulan dengan minggu kedua, sehingga
dapat membuat rencana-rencana sampai kahir bulan, dan pada akhir bulan
untuk mengevaluasi pencapaian satu bulan lalu dan akan merencanakan
apa yang akan dilakukan pada bulan berikutnya. Dan yang terakhir
biasanya juga akan dilakukan evaluasi mengenai komunikasi dengan
pihak-pihak toko. Hal ini dilakukan karena perusahaan menganggap
pentingnya komunikasi yang baik dengan pelanggan harus terus dijaga
supaya pelanggan tetap loyal membeli produk-produk dari PT. Indofood
Fritolay Makmur baik dicabang Bekasi maupun dicabang-cabang yang
lain. Bahkan pada kantor pusat ditempatkan orang yang khusus untuk
melayani keluahan konsumen, dia akan mem followup jika ada keluhan
dari konsumen. Data penjualan dari tahun 2011 samapai dengan tahun
2013 dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 4.9
Trend Penjualan cabang Bekasi

Aktual Jumlah Rata-


Tahun AOP (Target) Penjualan Act RO rata/toko/bulan

2011 2,034,219,348 2,565,951,200 126% 812 263,336.54

2012 1,955,289,634 2,554,245,923 131% 836 254,609.84

2013 2,957,080,974 2,620,023,300 89% 428 510,129.15

Dari table diatas dapat dilihat tahun 2011 penjualan mencapai 126%
dengan total toko 812 dan rata-rata pertoko Rp 263.336 pada tahun 2012
pencapaian meningkat menjadi 131% karena didukung peningkatan
jumlah toko sebesar 3% (812 menjadi 836 toko) walaupun rata-rata-rata
pertoko turun sebesar 3% (263.336 menjadi 254.609), penambahan toko
ini dikarenakan bertambahnya pelanggan baru di area. Sedangkan di tahun
2013 penjualan hanya mencapai 89% dikarenakan jumlah toko menurun
537

sebesar 48% (836 mrnjadi 428), tingkat penjualan tidak bisa terangkat dan
mencapai target yang ditetapkan walaupun rata-rata penjualann pertoko
sudah meningkat sebesar 100% yaitu dari rata-rata perbulan Rp 254.609
menjadi Rp 510.129 perbulan pertoko. Penurunan jumlah toko ini terjadi
karena adanya kesepakatan dengan distributor bahwa toko-toko yang
penjualannya diatas satu juta Rupiah diserahkan ke pihak distributor
sehingga terjadi pengurangan jumlah toko yang dicover oleh team
exclusive sebanyak (836 – 428) 398 toko.

4.3.2. Analisa Kuantitatif


a. Uji Validitas
Tabel 4.10
Hasil Uji Variabel Penjualan (Y)

Pernyataan Variabel r hitung r table Kesimpulan


Pernyataan 1 Penjualan 0.771 0.361 Valid
Pernyataan 2 Penjualan 0.854 0.361 Valid
Pernyataan 3 Penjualan 0.862 0.361 Valid
Pernyataan 4 Penjualan 0.491 0.361 Valid
Pernyataan 5 Penjualan 0.767 0.361 Valid
Pernyataan 6 Penjualan 0.472 0.361 Valid
Pernyataan 7 Penjualan 0.823 0.361 Valid

Berdasarkan hasil pengujian yang ditampilkan pada tabel diatas


menunjukan bahwa seluruh pernyataan valid. Butir peryataan dinyatakan
valid jika nilai signifikan < 0.05 (Sugiyono, 2008). Untuk mengetahui
nilai r tabel dapat dicari pada signifikan 5% dengan uji 2 sisi dan jumlah
data (n) = 30, maka didapat r tabel sebesar 0,361. Kemudian nilai r
hitung dibandingkan dengan nilai r tabel dimana nilai r hitung > r
tabel. Maka dapat disimpulkan seluruh item tersebut bekorelasi signifikan
dengan skor total atau dinyatakan valid

b. Uji Reliabilitas
Pengujian bertujuan untuk mengukur apakah jawaban responden atas
pernyataan yang dijaukan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Variabel
bisa dinyatakan reliabel jika memberikan nilai croncbrach’s Alpha > 0.60.
hasil uji reliabilitas untuk variabel audit internal dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.11
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penjualan
Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


.846 7
538

4.4. Pengaruh Audit Internal Persediaan dan Jumlah Toko terhadap


Penjualan

4.4.1.Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk apakah dalam model regresi variabel
dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan grafik
Normal P-plots, dimana suatu variabel dikatakan normal jika gambar
distribusi dengan titik-titik data yang menyebar disekitar garis diagonal
dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal.Dan
berikut adalah hasil uji normalitas menggunakan program SPSS :

Gambar 4.5 Grafik Uji Normalitas


Dengan melihat tampilan grafik normal P-Plot di atas dapat disimpulkan
pada grafik normal P-Plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis
diagonal, serta arah penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dengan
memperhatikan grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi layak
dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinieritas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah antar variabel independen
mengandung korelasi atau tidak. Jika nilai Variabel Inflation Factor (VIF)
kurang dari 10 dan tolerance lebih besar dari 0.10 maka tidak terjadi
multikolinearitas. Berikut ini hasil uji multikolinearitas:
Tabel 4.12
Hasil Uji Multikolinearitas dengan melihat Tolerance dan VIF
a
Coefficients
Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
(Constant)
1 Audit Internal Persediaan 0.743 1.346
Jumlah Toko 0.743 1.346
a. Dependent Variable: Penjualan
539

Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa nilai Variance Inflation Factor
(VIF) untuk semua variabel independen masih lebih kecil dari pada 10
(VIF < 10) dan nilai tolerance lebih besar dari 0.1 (Tolerance >0,1). Maka
dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi gejala
multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedatisitas
Metode ini yaitu dengan cara melihat grafik scatterplot antara standardized
predicted value (ZPRED) dengan studentized residual (SRESID). Ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED
dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah
residual (Y prediksi - Y sesungguhnya). Jika ada pola tertentu, seperti
titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi
heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.

Gambar 4.6 Grafik Uji Hetoroskedatisitas

Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi


heteroskedatisitas.
d. Uji Autokorelasi
Mendiagnosa adanya autokolerasi dilakukan melalui pengujian terhadap
nilai uji Durbin Watson (DW). Jika nilai uji Durbin Watson (DW)
menunujukkan angka 1.65 sampai 2.35 maka tidak terjadi autokolerasi.
Berikut ini hasil uji autokolerasi:
540

Tabel 4.13
Hasil Uji Autokolerasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson
a
1 .711 .506 .469 .30108 1.849
a. Predictors: (Constant), Jumlah Toko, Audit Internal Persediaan
b. Dependent Variable: Penjualan

Dari hasil tabel uji autokorelasi tersebut diketahui bahwa nilaiDurbin


Watson (DW) sebesar 1,849 Angka tersebut berada diantara dU dan (4-
dU), maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi.
maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala autokorelasi dalam
variabel penelitian ini.

4.4.2.Uji Hipotesis

a. Regresi Linier Berganda


Tabel 4.14
Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Unstandardize Standardized Collinearity


d Coefficients Coefficients Statistics
Model T Sig.
Std. Tolera
B Beta VIF
Error nce
(Constant) 0.152 0.725 0.21 0.835
Audit
Internal
1 Persediaa 0.396 0.179 0.325 2.213 0.036 0.743 1.346
n
Jumlah
0.573 0.157 0.535 3.644 0.001 0.743 1.346
Toko
a. Dependent Variable: Penjualan

Dari hasil data tabel diatas dapat di prediksi besarnya nilai variabel terikat
(penjualan) melalui persamaan regresi yaitu
B (Ŷ = 0.152 + 0,396X1 + 0,573X2)
Angka konstanta 0.152 nyatakan apabila tidak ada pengaruh dari
variabel X1 dan X2 secara bersama-sama maka nilai Penjualan (Y) sebesar
0,152 dan angka koefisien regresi 0,396 menjelaskan bahwa setiap
penambahan 1 nilai variabel X1 makaPenjualan akan meningkat sebesar
0,396 dengan asumsi variabel X2 tetap, sedangkan angka koefisien regresi
0,702 menjelaskan bahwa setiap penambahan 1 nilai variabel X2 akan
meningkatkan Penjualan sebesar 0,573 dengan asumsi variabel X1 tetap.
b. Koefisien Korelasi
Analisa Uji Korelasi berganda digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
dan berapa besarnya peranan antara variabel X1, X2 dan Y. Sedangkan
541

Koefisien korelasi yang diperoleh dari pengolahan data dengan


menggunakan program SPSS For Windows versi 22adalah sebagai
berikut:

Tabel 4.15
Hasil Analisis KorelasiBerganda
Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson
1 .711a
.506 .469 .30108 1.849
a. Predictors: (Constant), Jumlah Toko, Audit Internal Persediaan
b. Dependent Variable: Penjualan
Dari tabel di atas dapat diperoleh informasi bahwa R = 0,711 artinya
Koefisien Korelasi Audit Internal Persediaan (X1) dan Jumlah Toko (X2)
terhadap Penjualan (variabel Y) terjadi hubungan yang cukup kuat.
c. Koefisien Determinasi
Pada model ini menjelaskan kemampuan dari variabel bebas (X 1) dan (X2)
secara bersama sama terhadap variasi variabel terikat (Y) seperti pada tabel
berikut
Tabel 4.16
Nilai koefisien Determinasi (R square)
Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of Durbin-


Model R R Square Square the Estimate Watson
1 .711a .506 .469 .30108 1.849
a. Predictors: (Constant), Jumlah Toko, Audit Internal Persediaan
b. Dependent Variable: Penjualan
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa koefisien adjusted R squere
yang dihasilkan oleh variabel-variabel independen sebesar 0,506 atau
50,6%. Hal ini menunjukan bahwa audit internal persedian (X1) dan
jumlah toko (X2) dapat mempengaruhi penjualan (Y) sebesar 50,6%,
sedangkan sisanya sebesar 49,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang
tidak penulis teliti.
d. Regresi Secara Parsial (Uji T)
Untuk mengetahui bahwa variabel independen (audit internal
persediaan dan jumlah toko) secara parsial memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen (penjualan) maka digunakan
pengujian individu atau parsial (uji t). Dalam pengujian ini, jumlah sampel
(n) = 30; jumlah variabel (k) =2; taraf signifikan α = 0,05% maka df = n-k
= 30 - 2 = 28 sehingga diperoleh nilai ttabel sebesar 0,361.
Adapun kriteria hubungan antara variabel-variabel tersebut adalah
sebagai berikut:

Jika nilai t hitung ≤ t table artinya Ho diterima, Ha ditolak.


542

Jika nilat t hitung ≥ t tabel artinya Ho ditolak, Ha diterima.

Untuk mengetahui nilai thitung setiap variabel dapat dilihat pada tabel
berikut ini:

Tabel 4.17
Hasil Uji Hipotesis secara Parsial

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model t Sig.
Std.
B Beta
Error
(Constant) 0.152 0.725 0.21 0.835
Audit
1 Internal 0.396 0.179 0.325 2.213 0.036
Persediaan
Jumlah
0.573 0.157 0.535 3.644 0.001
Toko

Pengaruh Audit Internal Persediaan (X1) terhdap Penjualan (Y) dari


tabel diatas dapat diketahui bahwa audit internal persediaan memiliki t
hitung sebesar 2,213 sehingga thitung (2.231) > t tabel (2,048) artinya
Audit internal persediaan berpengaruh terhadap penjualan dengan nilai
signifikansi sebesar 0,036 < (lebih kecil) dari taraf signifikansi 0,05,
maka Ha 1 diterima yang artinya audit internal persediaan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap penjualan.
Pengaruh Jumlah Toko (X2) terhadap Penjualan (Y)dari tabeldiatas
diketahui bahwa jumlah toko mempunyai t t hitung sebesar 3,644 sehingga
thitung (3,644) > t tabel (2,048) jumlah toko berpengaruh terhadap
penjualan dengan nilai signifikansi sebesar 0,001 < (lebih kecil) dari taraf
signifikansi 0,05, maka Ha 2 diterima yang artinya Jumlah Toko
berpengaruh yang signifikan terhadap Penjualan.
e. Regresi Secara Simultan (Uji F)
Untuk mengetahui bahwa variabel independen (Audit Internal
Persediaan dan Jumlah Toko) secara simultan (bersama-sama) mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (Penjualan) maka
digunakan uji F. Adapun kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika F hitung > Ftabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima


Jika F hitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:


543

Tabel 4.18
Hasil Uji Hipotesis Secara Simultan(Uji F)

ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
b
1 Regression 2.813 2 1.407 17.746 .000
Residual 2.140 27 .079
Total 4.953 29
a. Dependent Variable: Penjualan
b. Predictors: (Constant), Jumlah Toko, Audit Internal Persediaan

Dari uji ANOVA (Analysis of Varians) atau uji F, menunjukkan


bahwa nilai Fhitung sebesar 17,746 dengan nilai signifikansi sebesar
0,000. Sedangkan untuk mencari F tabel dengan jumlah sampel (n) = 30;
jumlah variabel (k) = 3; taraf signifikan α = 0,05; df1 = k-1= 3-1 = 2 dan
df2 = n-k = 30-3 = 27 diperoleh nilai F tabel 0,05 (2:27) sebesar 3,35,
sehingga F hitung (17,746) > Ftabel (3,35) maka dapat disimpulkan model
yang digunakan sudah tepat. Dan dapat dilihat probabilitasnya lebih kecil
dari taraf signifikansi (0,05) secara statistik diperoleh nilai signifikansi
0,000 sehingga dapat disimpulkan nilai signifikan (0,000) < taraf
signifikansi 0,05. Dengan demikian Ha 3 diterima, hal ini menunjukan
bahwa audit internal persediaan dan jumlah toko, secara simultan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penjualan PT. Indofood
Fritolay Makmur Cabang Bekasi.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang dilakukan pada PT.
Indofood Fritolay Makmur, dimana telah di uji dengan menggunakan uji t, dan
uji F maka penulis menyimpulkan sebagai berikut:
a. Pada PT. Indofood Fritolay Makmur cabang Bekasi dilakukan oleh team
departemen finance yang cukup independen karena secara struktur berada
diluar team operasional sales. Team audit juga bekerja cukup professional
karena latar belakang pendidikan akademisn merekapun berlatar belakang
akuntansi. Jadwal pelaksanaan audit dilaksanakan minimal sebulan sekali
tetapi waktunya tidak menetap. Program pelaksanaan audit meliputi
penghitungan fisik, back cek faktur dan back cek terhadap toko-toko secara
acak. Jika ada temuan audit maka akan dibuatkan rekondasi kepada
penanggungjawab area untuk ditindaklanjuti dan memberikan tanggapan
serta jawaban atas temuan audit.
b. Target kunjungan ke toko untuk salesman ditetapkan diawal cycle
disesuaikan dengan daftar toko yang ada, target kunjungan untuk satu
salesman 13 – 14 toko perhari dan manajemen membuat target pembukaan
toko baru. Jumlah toko pada tahun 2011 = 812, pada tahun 2012 = 836
544

tumbuh 3% dan pada tahun 2013 = 428 mengalami penurunan 48,8%.


Penurunan disebabkan karena ada kesepakatan dengan pihak dengan pihak
distributor untuk toko-toko dengan omzet tertentu harus diserahkan kepada
distributor.
c. Penjualan di cabang Bekasi cukup bagus dengan berhasil mencapai target
yang ditetapkan manajemen sebagai berikut : Pada tahun 2012 penjualan
mencapai 126%, tahun 2012 pencapaian penjualan 131% meningkat 5%
dari pencapaian tahun 2012 didukung oleh meningkatnya jumlah toko
sebesar 5%. Pada tahun 2013 pencapaian penjualan sebesar 89% hal ini
disebabkan oleh menurunnya jumlah toko yang dicover oleh team exclusive
dari 836 toko menjadi 428 toko atau turun 48,8%, walaupun rata-rata
penjulan terhadap toko langganan meningkat 100% dari tahun sebelumnya,
tetapi secara total penjulan tetap tumbuh 2,5%.
d. Berdasarkan hasil uji T menggunakan program SPSS versi 22 diperoleh T
hitung untuk audit internal persediaan sebesar 2,231 sebesar dengan T tabel
2,048 ini menunjukan T hitung > T tabel, dengan nilai signifikansi 0,036
lebih besar dari nilai derajat signifikansi yaitu 0,05 atau nilai 0,036<0,05
maka dapat disimpulkan Ha 1 diterima,yang artinya Audit Internal
berpengaruh yang signifikan terhadap Penjualan.
e. Berdasarkan hasil uji T menggunakan program SPSS diperoleh nilai T
hitung untuk jumlah toko sebesar 3,644, dan bila dibandingkan T hitung
3,644 >T tabel (2,048) dengan nilai signifikansi sebesar 0,00 < (lebih kecil)
dari taraf signifikansi 0,05, maka Ha 2 diterima yang artinya Jumlah Toko
berpengaruh yang signifikan terhadap Penjualan.
f. Berdasarkan analisis uji F menggunakan program SPSS diperoleh F hitung
(17,746). Sedangkan untuk mencari F tabel dengan jumlah sampel (n) = 30;
jumlah variabel (k) = 3; taraf signifikan α = 0,05; df1 = k-1= 3-1 = 2 dan
df2 = n-k = 30-3 = 27 diperoleh nilai F tabel 0,05 (2:27) sebesar 3,35.
Sehingga dapat dibandingkan bahwa T hitung 17,746 > Ftabel (3,35) maka
dapat disimpulkan model yang digunakan sudah tepat. Dan dapat dilihat
probabilitasnya lebih kecil dari taraf signifikansi (0,05) secara statistik
diperoleh nilai signifikansi 0,000 sehingga dapat disimpulkan nilai
signifikan (0,000) < taraf signifikansi 0,05. Dengan demikian maka Ha 3
diterima, hal ini menunjukan bahwa audit internal persediaan dan jumlah
toko, secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
penjualan PT. Indofood Fritolay Makmur Cabang Bekasi

5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, penulis mencoba memberikan beberapa
saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat dan sebagai bahan pertimbangan
bagi PT. Indofood Fritolay Makmur Cabang Bekasi dan peneliti selanjutnya,
antara lain:
a. Perusahaan sebaiknya tetap menjalankan audit internal persediaan karena
antara audit internal persediaan berpengaruh dengan peningkatan penjualan
terdapat pengaruh yang signifikan setelah diteliti, tetapi perusahaan harus
545

melakukan cara-cara yang lain untuk lebih meningkatkan penjualan agar


mencapai target penjualan yang ditetapkan setiap tahunnya. Misalkan pada
saat pembuatan forecast disesuaikan dengan dengan target yang akan di
capai dan juga diperhatiakn realisasi pengrirman produk dari pabrik ke
gudang, supaya ketersediaan produk untuk dijuala selalu terjaga jumlah dan
komposisinya.
b. Perushaan sebaiknya selalu meng updatedan menyimpan dengan baik data-
data toko mengembangkan jumlah toko atau outlet pelanggan dengan
membuka tokopelanggan baru sebagai ujung tombak penjualan produk
kepada konsumen, karena antara jumlah toko dan peningkatan penjualan
terdapat pengaruh yang signifikan. Dan salah satu cara untuk untuk menjaga
loyalitas toko agar selalu membeli produk-produk Indofood Fritolay
Makmur yaitu dengan selalu menjaga hubungan baik dengan pihak-pihak
toko.
c. Memperluas area pemasaran produk karena hal ini akan menambah jumlah
toko dan secara otomatis akan menambah jumlah konsumen yang akan
membeli produk dari PT. Indofood Fritolay Makmur.

Dengan memperhatikan keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam


penelitian ini, penulis mengharapkan akan ada penelitian yang sejenis di masa
yang akan datang untuk menyempurnakan penelitian ini dengan menggunakan
populasi dan sampel yang lebih luas lagi, serta ditambah lagi variabel lain yang
dapat mempengaruhi tingkat laba bersih.

5.3. Implikasi dan Keterbatasan

Implikasi Empiris
Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris dan dukungan teori
terhadap penelitian yang dilakukan Lisda Rahmasari (2010), Herni Maryani
(2011) dan Agus Susanto Tri Waluyo (2013) yaitu bahwa penerapan audit
internal yang baik dan jumlah pelanggan atau toko berpengaruh terhadap
tingkat penjulan.

Implikasi Manajerial
Tindakan internal audit yang dilakukan oleh team departemen finance
memiliki cukup pengaruh terhadap peningkatan penjualan karena dengan audit
yang benar dan pengawasan yang benar dapat meminimalisir terjadinya
kecurangan, hal ini tentu saja menjadi suatu nilai tambah bagi perusahaan
didalam mempertahankan keberlangsungan hidup perusahaan dengan
melakukan kebijakan pengawasan terhadap asset perusahaan. Kebijakan ini
harus tetap dipertahankan demi untuk mengurangi resiko kecurangan yang
mungkin akan dilakukan oleh team exclusive dicabang Bekasi. Hasil penelitian
ini juga menunjukkan bahwa pengawasan persediaan barang memang perlu
dilakukan terutama pada kondisi persediaan sudah berada digudang stok
cabang. Begitu juga dengan jumlah toko yang menjadi pelanggan perusahaan
harus terdata dengan benar dan data tersebut juga harus tersimpan dengan baik
546

karena dengan dasar itu perusahaan dapat mengevaluasi pada pelanggan mana
penjualan dapat ditingkatkan atau pada pelanggan mana yang mengalami
penurunan penjualan sehingga dapat dicarikan solusinya.

Keterbatasan
Beberapa keterbatasan yang dapat ditemukan pada penelitian ini:
a. Sampel yang terpilih dan digunakan hanya sebanyak 30 orang pada
cabang Bekasi saja. Jumlah ini mungkin saja masih kurang untuk dapat
mengeneralisasi hasil penelitian ini pada konteks dalam skala yang lebih
luas jika untuk meneliti perusahaan secara keseluruhan atau pada
perusahaan yang lebih besar.
b. Proses internal audit persediaan pada cabang Bekasi yang terhadap stock
fisik persediaan, back cek faktur toko dan back cek terhadap toko yang
melakukan pembelian secara kridit mungkin skalanya masih terlalu kecil
sehingga tingkat kesulitannya tidak terlalu tinggi sementara internal audit
biasanya dilakukan pada semua bidang pekerjaan perusahaan terutama
yang bekaitan asset perusahaan.

REFERENSI

Agoes, Sukrisno (2007). ―Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh akuntan


Publik”, edisi 3, jilid 1. LPFE UI. Jakarta
Augustine, Yoseve. & Robert Kristiung (2013). Metodology Penelitian Bisnis
dan Akuntansi. Dian Rakyat
Baridwan, Zaki (2004). Intermediate Accounting. Edisi 8. BPFE. Yogyakarta
Djaslim, Saladin (2004). Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan,
Pelaksanaan dan Penegndalian. Edisi ketiga. Bandung
Hery (2008). Pengantar Akuntansi 1. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
Jakarta.
Jusup, Al Hariyono (2005). Dasar-dasar Akuntansi, edisi 6, jilid 1. Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta
------------------------ (2011). Dasar-dasar Akuntansi, edisi 7, jilid 2. Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi, YKPN. Yogyakarta
Krismiaji (2002). Sistem Informasi Akuntansi. UPP AMP YKPN. Yogyakarta
Mulyadi (2009). Auditing. Edisi 6, buku 1. Salemba Empat. Jakarta
Rangkuti Freddy (2013). Tehnik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramadia
pusaka Utama. Jakarta Utara
Rudianto (2009). Pengantar Akuntansi. Erlangga.Jakarta
Sawyer’s (2009). Audit Internal Sawyer’s. Salemba Empat. Jakarta
Sugiyono (2008). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung
------------- (2012). Metodelogi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Alfabeta. Bandung
Swastha, Basu (2004). Manajemen Pemasaran Modern. Liberty. Yogyakarta

You might also like