Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Audit Internal, Jumlah Toko - Unpam - 2014
Pengaruh Audit Internal, Jumlah Toko - Unpam - 2014
Darul Fahmi
Universitas Pamulang
Sugiyanto
Universitas Pamulang
Abstract
1. PENDAHULUAN
Peneliti penelitian ini dapat menambah pengetahuan yang lebih jelas mengenai
pengaruh audit internal persediaan dan jumlah toko terhadap penjualan sebagai
aplikasi penerapan ilmu yang diperoleh selama kuliah di Fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi Universitas Pamulang, serta bentuk perbandingan antara
toeri dan dan aplikasinya di masyarakat.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Penjualan
Pengertian penjualan menurut Saladin Djaslim (2004:21)
mengemukakan penegrtian penjualan adalah ―proses sosial dan manajerial
dimana seorang atau sekelompok orang memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai‖.
Sedangkan Menurut Basu Swastha DH (2004 : 403) penjualan adalah
interaksi antara individu saling bertemu muka yang ditujukan untuk
525
3. METODE PENELITIAN
Uji Validitas
Uji validitas ini bertujuan untuk menguji sejauh mana alat ukur dalam hal ini
quisioner mengukur apa yang hendak diukur. Dengan menggunakan rumus
tehnik korelasi pearson product moment, guna menghitung korelasi antara
masing –masing pertanyaan dengan skor total. Suatu koesioner dikatakan valid
jika pertanyaan pada koesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang
diukur.
Uji Reliabilitas
Menurut Masri Singarimbun, realibilitas adalah indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala
yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka alat
pengukur tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan
konsistensi suatu alat pengukur di dalam pengukur gejala yang sama. Menurut
Sumadi Suryabrata (2004: 28) reliabilitas menunjukkan sejauhmana hasil
pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya.
Rumus cronbach’s alpha (Sugiono, 2005:283) sebagai berikut :
ri 2rb
1 rb
Dimana:
527
ri = reliabilitas instrumen
rb = korelasi prdout moment antara belahan pertama dan kedua
Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan
menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6.
Keterangan :
r = koefesien reliabilitas instrument (cronbach alpha)
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah suatu dta variabel bebas dan
data variabel terikat pada persamaan regresi yang dihasilkan berdistribusi
normal atau tidak menurut Sugiyono (2011:131). Uji Normalitas menggunakan
uji kolmogorof-smirnof (K-S) satu sample, dengan kreteria pengujian:
Variabel berdistribusi normal jika nilai signifikansi > 0,05
Variabel berdistribusi tidak normal jika nilai signifikansi < 0,05
Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah keadaan diamana ada hubungan linier secara
sempurna atau mendekati sempurna antara variabel independen dalam model
regresi. Model regresi yang baik adalah yang bebas terbebas dari masalah
multikolinearitas. Konsekuensi dari adanya multikolinearitan adalah korelasi
tidak tertentu dan kesalahan menjadi besar atau tak terhingga, Dwi Priyanto
(2012:93). Variabel yang menyebabkan multikolinearitas dapat terlihat dari
nilai tolerance yang lebih dari 0,1 atau nilai VIF yang kurang dari 10. Hasil
pengujian multikolinieritas dapat dilihat berdasarkan nilai Variance Inflation
Factor (VIF). Dasar pengambilan keputusan menurut Santoso, dkk (2006:203)
Uji Hesteroskedastisitas
Hesteroskedasitas bertujuan menguji apakah ada model dalam regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.
Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedstisitas, Septiana
(2010:41).
Untuk mendeteksi tidak adanya heteroskedatisitas dengan melakukan analisis
spearmanrank order correlation, dengan pedoman jika nilai signifikansi
antara variabel independen dan unstandardized of residual lebih dari 0,05
(taraf signifikansi 5%) maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika lebih kecil
dari 0,05 maka terjadi gejala heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk melihat apakah ada hubungan linier antara
error serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (data time series).
Uji autokorelasi perlu dilakukan apabila data yang dianalisa merupakan data
time series (Gujarati,1993), dimana :
d = nilai Durbin Watson
528
Analisa linier berganda adalah hubungan secara linier antara dua atau
lebihvariabel independen (X1, X2,,,,,Xn) dengan variabel dependen (Y).
Analisa ini untuk mengetahui arah hubungan anatara variabel independen dan
variabel dependen apakah masing-masing variabel indpenden mempunyai
hubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel
independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan
biasanya bersekala interval atau rasio.
Persamaaan regresi linear berganda sebagai berikut :
Ketererangan :
Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksi)
X1 dan X1 = Variabel independen
a = Konstanta (nilai Y’ apabila X1, X2,,, Xn = 0)
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
n∑XY - ∑X ∑Y
r=
√n∑X2 - (∑X)2 . √n∑Y2 - (∑Y)2
Tabel 3.1.
Pedoman Interprestasi Koefisiensi Korelasi
T lebih besar dari 0.05, maka tidak ada pengaruh variabel independent
terhadap atau dengan kata lain variabel dependent, sedangkan jika nilai
probabilitas T lebih kecil dari 0.05, maka terdapat pengaruh dari variabel
independent terhadap variabel dependent koefisien korelasi signifikan.
Dengan kriteria sebagai berikut:
Jika nilai t hitung ≤ t tabel Ho diterima, H1 ditolak.
Jika nilat t hitung ≥ t tabel Ho ditolak, H1 diterima.
3.11. Uji f
RJK ( TC )
f – hitung =
RJK ( G )
Keterangan :
RJK = Rata-rata Jumlah Kuadrat.
TC = Tuna Cocok.
G = Galat
Keterangan :
v 1 = Derajat Kebebasan Regresi
v 2 = Derajat Kebebasan Sisa
531
4. HASIL PENELITIAN
4.1.2.Analisa Kuantitatif
Uji Validitas
Tabel 4.3
Hasil Uji Variabel Audit Internal Persediaan (X1)
Uji Reliabiilitas
Tabel 4.4
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Audit Internal Persediaan
Reliability Statistics
4.2.1.Analisa Kualitatif
a. Target Toko
Target toko yang ditetapkan untuk masing-masing cabang biasanya dibuat
pada awal tahun. Untuk cabang Bekasi pada tahun 2013 ditetapkan target
kunjungan toko kepada masing-masing salesman 143 toko sesuai dengan
register toko, dengan asumsi Senin sampai Jumat target kunjungan perhari
13 toko dan khusus hari sabtu ditargetkan hanya 7-8 toko saja karena
533
Tabel 4.5
Regisster Outlet / Toko dan Target Kunjungan
Dari hasil tabel tersebut dapat dilihat pada tahun 2013 ada penurunan
jumlah toko yang ter registrasi, hal ini disebabkan karena pada akhir tahun
2012 ada kesepakatan dengan pihak distributor toko dengan sales nominal
tertentu harus diserahkan ke pihak distributor, sehingga rata-rata persales
hanya mendapat 143 toko. Kemudian target kunjungan sebulan adalah 2
kali lipat dari daftar toko karena daftar toko tersebut untuk kunjungan 2
minggu.
b. Evaluasi Jumlah Toko.
Evaluasi terhadap jumlah toko yang terdaftar pada cabang Bekasi
dilakukan oleh DSPS di cabang tersebut dan akan berkoordinasi dengan
ASPM sebagai atasan langsung dari DSPS tersebut. Salah satu cara yang
biasa dilakukan oleh DSPS adalah diadakan cek secara random atas daftar
toko yang ada di area untuk mengecek dan meyakinkan bahwa toko yang
terdaftar apakah masih beraktivitas atau sudah tutup. Selanjutnya toko-
toko tadi memang menyebar di daerah-daerah sesuai dengan coverage
area cabang Bekasi. Coverage area untuk cabang Bekasi meliputi Bekasi
Barat, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Bekasi Timur, Cikarang Barat,
Cikarang Timur hingga Karawang.
c. Pengembangan Toko
Target pengembangan toko ditetapkan utnuk maisng-masing salesman
yang ada di cabang. Dalam satu bulan tidak terlalu banyak pengembangan
jumlah toko hanya 4 – 6 toko sekitar 4% - 5% dari total target kunjungan,
kecuali memang ada toko yang tutup maka salesman area tersebut
berkewajiban untuk mencari pengganti toko yang tutup tesebut. Toko-toko
yag terdaftar juga merupaka pelanggan tetap walaupun terkadang
transaksinya tidak selalu terjadi pada saat kunjungan. Hal ini biasanya
juga dilakukan evaluasi terhadap toko-toko yang berprilaku seperti ini
karena akan mengurangi efektifitas dari salesman. Jika toko tersebut
selama tiga bulan tidak melakukan transaksi maka salesman disarankan
untuk mencari toko penggantinya.
534
4.2.2.Analisa Kuantitatif
a. Uji Validitas
Tabel 4.6
Hasil Uji Variabel Jumlah Toko (X2)
Pernyataan Variabel r hitung r tabel Kesimpulan
Pernyataan 1 Jumlah Toko 0.796 0.361 Valid
Pernyataan 2 Jumlah Toko 0.805 0.361 Valid
Pernyataan 3 Jumlah Toko 0.608 0.361 Valid
Pernyataan 4 Jumlah Toko 0.736 0.361 Valid
Pernyataan 5 Jumlah Toko 0.504 0.361 Valid
Pernyataan 6 Jumlah Toko 0.618 0.361 Valid
b. Uji Reliabilitas
Pengujian bertujuan untuk mengukur apakah jawaban responden atas
pernyataan yang dijaukan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Variabel
bisa dinyatakan reliabel jika memberikan nilai Croncbrach’s Alpha> 0.60.
hasil uji reliabilitas untuk variabel audit internal dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.7
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Jumlah Toko
Reliability Statistics
a. Target penjualan
Target penjualan akan diberikan oleh NSPM kepada ASPM –ASPM
masing-masing area setelah ia mendpatkan angka target dari KADIV.
Target itu akan di breakdown ke daerah-daerah kemudian kecabang-
cabang. Taraget inilah yang menjadi acuan untk mengajukan permesana
produk ke pabrik bekerjasama dengan distributor dan juga menjadi acuan
melakukan aktivitas penjualan pada tahun bersangkutan, mendapat a dan
ditetapkan pada tahun berjalan untuk tahun beikutnya. Berikut table target
penjualan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 sebagai berikut :
Tabel 4.8
Target Annual Operation Plan
Dari table diatas terlihat ada penurunan target pada tahun 2012 hal ini
disebabkan karena terjadi pengurangan target jumlah sales dari tahun 2011
sebanyak 4 orang menjadi 3 orang pada tahun 2012, kemdian pada tahun
2013 terjadi peningkatan target kembali yang ditetapkan perusahaan
karena untuk mengejar pertumbuhan penjualan.
b. Sistem penjualan
Sistem penjualan yang dipakai adalah penjualan secara langsung (direct
salling), maksudnya adalah salesman membawa produk pada saat
kunjungan ke toko dan pada saat transaksi maka salesman akan
menyerahkan barang secara langsung baik yang secara penjualan tunai
maupun penjualan yang secara kredit. Tetapi penjualan tidak
menggunakan sisitem beli putus artinya penjualan dibuat
berkesinambungan dan jika ada produk atau barang rusak maka produk
tersebut bisa di return pada saat kunjungan salesman berikutnya walaupun
ada pergantian salesman utnuk area tersebut. Kemudian item-item barang
yang tersedia pada saat salesman berkunjung ke toko sedapat mungkin
semua item tersedia. Biasanya pada saat akan membuat permintaan barang
untuk stok di mobil box salesman akan memperhitungkan berapa jumlah
stok yng ada dan item apa saja, sehingga salesman akan membuat
permintaan dengan dasar stok yang ada di box tadi dan juga
mempertimbangkan dan memperhitungkan untuk daerah yang dikunjungi
nanti membutuhkan barang apa saja.
536
c. Evaluasi Penjualan
Evaluasi mengenai kunjungan salesman apakah sudah sesuai dengan
Rencana Perjalanan Salesman yang sudah diatur dan ditetapkan dan
apakah target kunjugan toko-toko pada satu hari tersbut sudah terkunjungi
semua penjualan dilakukan secara berkala dilakukan oleh DSPS dan
selanjutanya juga akan berkoordinasi dengan ASPM terhadap cabang
Bekasi berikut juga dengan hal-hal yang memperngaruhi penjualan
tersebut. Evaluasi terhadap pencapaian target penjualan juga dilakukan
secara berkala biasanya pada minggu petamadan minggu ke tiga untuk
mengevaluasi pencapaian akhir bulan dengan minggu kedua, sehingga
dapat membuat rencana-rencana sampai kahir bulan, dan pada akhir bulan
untuk mengevaluasi pencapaian satu bulan lalu dan akan merencanakan
apa yang akan dilakukan pada bulan berikutnya. Dan yang terakhir
biasanya juga akan dilakukan evaluasi mengenai komunikasi dengan
pihak-pihak toko. Hal ini dilakukan karena perusahaan menganggap
pentingnya komunikasi yang baik dengan pelanggan harus terus dijaga
supaya pelanggan tetap loyal membeli produk-produk dari PT. Indofood
Fritolay Makmur baik dicabang Bekasi maupun dicabang-cabang yang
lain. Bahkan pada kantor pusat ditempatkan orang yang khusus untuk
melayani keluahan konsumen, dia akan mem followup jika ada keluhan
dari konsumen. Data penjualan dari tahun 2011 samapai dengan tahun
2013 dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 4.9
Trend Penjualan cabang Bekasi
Dari table diatas dapat dilihat tahun 2011 penjualan mencapai 126%
dengan total toko 812 dan rata-rata pertoko Rp 263.336 pada tahun 2012
pencapaian meningkat menjadi 131% karena didukung peningkatan
jumlah toko sebesar 3% (812 menjadi 836 toko) walaupun rata-rata-rata
pertoko turun sebesar 3% (263.336 menjadi 254.609), penambahan toko
ini dikarenakan bertambahnya pelanggan baru di area. Sedangkan di tahun
2013 penjualan hanya mencapai 89% dikarenakan jumlah toko menurun
537
sebesar 48% (836 mrnjadi 428), tingkat penjualan tidak bisa terangkat dan
mencapai target yang ditetapkan walaupun rata-rata penjualann pertoko
sudah meningkat sebesar 100% yaitu dari rata-rata perbulan Rp 254.609
menjadi Rp 510.129 perbulan pertoko. Penurunan jumlah toko ini terjadi
karena adanya kesepakatan dengan distributor bahwa toko-toko yang
penjualannya diatas satu juta Rupiah diserahkan ke pihak distributor
sehingga terjadi pengurangan jumlah toko yang dicover oleh team
exclusive sebanyak (836 – 428) 398 toko.
b. Uji Reliabilitas
Pengujian bertujuan untuk mengukur apakah jawaban responden atas
pernyataan yang dijaukan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Variabel
bisa dinyatakan reliabel jika memberikan nilai croncbrach’s Alpha > 0.60.
hasil uji reliabilitas untuk variabel audit internal dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.11
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penjualan
Reliability Statistics
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk apakah dalam model regresi variabel
dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan grafik
Normal P-plots, dimana suatu variabel dikatakan normal jika gambar
distribusi dengan titik-titik data yang menyebar disekitar garis diagonal
dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal.Dan
berikut adalah hasil uji normalitas menggunakan program SPSS :
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa nilai Variance Inflation Factor
(VIF) untuk semua variabel independen masih lebih kecil dari pada 10
(VIF < 10) dan nilai tolerance lebih besar dari 0.1 (Tolerance >0,1). Maka
dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi gejala
multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedatisitas
Metode ini yaitu dengan cara melihat grafik scatterplot antara standardized
predicted value (ZPRED) dengan studentized residual (SRESID). Ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED
dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah
residual (Y prediksi - Y sesungguhnya). Jika ada pola tertentu, seperti
titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi
heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Tabel 4.13
Hasil Uji Autokolerasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson
a
1 .711 .506 .469 .30108 1.849
a. Predictors: (Constant), Jumlah Toko, Audit Internal Persediaan
b. Dependent Variable: Penjualan
4.4.2.Uji Hipotesis
Coefficientsa
Dari hasil data tabel diatas dapat di prediksi besarnya nilai variabel terikat
(penjualan) melalui persamaan regresi yaitu
B (Ŷ = 0.152 + 0,396X1 + 0,573X2)
Angka konstanta 0.152 nyatakan apabila tidak ada pengaruh dari
variabel X1 dan X2 secara bersama-sama maka nilai Penjualan (Y) sebesar
0,152 dan angka koefisien regresi 0,396 menjelaskan bahwa setiap
penambahan 1 nilai variabel X1 makaPenjualan akan meningkat sebesar
0,396 dengan asumsi variabel X2 tetap, sedangkan angka koefisien regresi
0,702 menjelaskan bahwa setiap penambahan 1 nilai variabel X2 akan
meningkatkan Penjualan sebesar 0,573 dengan asumsi variabel X1 tetap.
b. Koefisien Korelasi
Analisa Uji Korelasi berganda digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
dan berapa besarnya peranan antara variabel X1, X2 dan Y. Sedangkan
541
Tabel 4.15
Hasil Analisis KorelasiBerganda
Model Summaryb
Untuk mengetahui nilai thitung setiap variabel dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.17
Hasil Uji Hipotesis secara Parsial
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model t Sig.
Std.
B Beta
Error
(Constant) 0.152 0.725 0.21 0.835
Audit
1 Internal 0.396 0.179 0.325 2.213 0.036
Persediaan
Jumlah
0.573 0.157 0.535 3.644 0.001
Toko
Tabel 4.18
Hasil Uji Hipotesis Secara Simultan(Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
b
1 Regression 2.813 2 1.407 17.746 .000
Residual 2.140 27 .079
Total 4.953 29
a. Dependent Variable: Penjualan
b. Predictors: (Constant), Jumlah Toko, Audit Internal Persediaan
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang dilakukan pada PT.
Indofood Fritolay Makmur, dimana telah di uji dengan menggunakan uji t, dan
uji F maka penulis menyimpulkan sebagai berikut:
a. Pada PT. Indofood Fritolay Makmur cabang Bekasi dilakukan oleh team
departemen finance yang cukup independen karena secara struktur berada
diluar team operasional sales. Team audit juga bekerja cukup professional
karena latar belakang pendidikan akademisn merekapun berlatar belakang
akuntansi. Jadwal pelaksanaan audit dilaksanakan minimal sebulan sekali
tetapi waktunya tidak menetap. Program pelaksanaan audit meliputi
penghitungan fisik, back cek faktur dan back cek terhadap toko-toko secara
acak. Jika ada temuan audit maka akan dibuatkan rekondasi kepada
penanggungjawab area untuk ditindaklanjuti dan memberikan tanggapan
serta jawaban atas temuan audit.
b. Target kunjungan ke toko untuk salesman ditetapkan diawal cycle
disesuaikan dengan daftar toko yang ada, target kunjungan untuk satu
salesman 13 – 14 toko perhari dan manajemen membuat target pembukaan
toko baru. Jumlah toko pada tahun 2011 = 812, pada tahun 2012 = 836
544
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, penulis mencoba memberikan beberapa
saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat dan sebagai bahan pertimbangan
bagi PT. Indofood Fritolay Makmur Cabang Bekasi dan peneliti selanjutnya,
antara lain:
a. Perusahaan sebaiknya tetap menjalankan audit internal persediaan karena
antara audit internal persediaan berpengaruh dengan peningkatan penjualan
terdapat pengaruh yang signifikan setelah diteliti, tetapi perusahaan harus
545
Implikasi Empiris
Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris dan dukungan teori
terhadap penelitian yang dilakukan Lisda Rahmasari (2010), Herni Maryani
(2011) dan Agus Susanto Tri Waluyo (2013) yaitu bahwa penerapan audit
internal yang baik dan jumlah pelanggan atau toko berpengaruh terhadap
tingkat penjulan.
Implikasi Manajerial
Tindakan internal audit yang dilakukan oleh team departemen finance
memiliki cukup pengaruh terhadap peningkatan penjualan karena dengan audit
yang benar dan pengawasan yang benar dapat meminimalisir terjadinya
kecurangan, hal ini tentu saja menjadi suatu nilai tambah bagi perusahaan
didalam mempertahankan keberlangsungan hidup perusahaan dengan
melakukan kebijakan pengawasan terhadap asset perusahaan. Kebijakan ini
harus tetap dipertahankan demi untuk mengurangi resiko kecurangan yang
mungkin akan dilakukan oleh team exclusive dicabang Bekasi. Hasil penelitian
ini juga menunjukkan bahwa pengawasan persediaan barang memang perlu
dilakukan terutama pada kondisi persediaan sudah berada digudang stok
cabang. Begitu juga dengan jumlah toko yang menjadi pelanggan perusahaan
harus terdata dengan benar dan data tersebut juga harus tersimpan dengan baik
546
karena dengan dasar itu perusahaan dapat mengevaluasi pada pelanggan mana
penjualan dapat ditingkatkan atau pada pelanggan mana yang mengalami
penurunan penjualan sehingga dapat dicarikan solusinya.
Keterbatasan
Beberapa keterbatasan yang dapat ditemukan pada penelitian ini:
a. Sampel yang terpilih dan digunakan hanya sebanyak 30 orang pada
cabang Bekasi saja. Jumlah ini mungkin saja masih kurang untuk dapat
mengeneralisasi hasil penelitian ini pada konteks dalam skala yang lebih
luas jika untuk meneliti perusahaan secara keseluruhan atau pada
perusahaan yang lebih besar.
b. Proses internal audit persediaan pada cabang Bekasi yang terhadap stock
fisik persediaan, back cek faktur toko dan back cek terhadap toko yang
melakukan pembelian secara kridit mungkin skalanya masih terlalu kecil
sehingga tingkat kesulitannya tidak terlalu tinggi sementara internal audit
biasanya dilakukan pada semua bidang pekerjaan perusahaan terutama
yang bekaitan asset perusahaan.
REFERENSI