You are on page 1of 152

PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTINI

NDDAAKKAANNTTIDIDAAKKTTEERRPPUUJJI I

GAYA BELAJAR SISWA KELAS X DAN XI IPA SERTA


GAYA MENGAJAR GURU DI KELAS TERSEBUT DALAM
PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA BAKTI KARYA
KALORAN KABUPATEN TEMANGGUNG JAWA TENGAH

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu


Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :
Agnes Ika Kurniawati
NIM : 091424057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTINI
NDDAAKKAANNTTIDIDAAKKTTEERRPPUUJJI I

GAYA BELAJAR SISWA KELAS X DAN XI IPA SERTA


GAYA MENGAJAR GURU DI KELAS TERSEBUT DALAM
PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA BAKTI KARYA
KALORAN KABUPATEN TEMANGGUNG JAWA TENGAH

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu


Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :
Agnes Ika Kurniawati
NIM : 091424057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013

i
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTINI
NDDAAKKAANNTTIDIDAAKKTTEERRPPUUJJI I
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTINI
NDDAAKKAANNTTIDIDAAKKTTEERRPPUUJJI I
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTINI
NDDAAKKAANNTTIDIDAAKKTTEERRPPUUJJI I

MOTTO

“Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru

yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik”

( Evelyn Underhill)

“Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi

bangkit kembali setiap kali kita jatuh”

( Confusius)

Kupersembahkan karya ini untuk yang tercinta

Ayahandaku dan Alm. Ibundaku

Adikku

Almamaterku

iv
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTINI
NDDAAKKAANNTTIDIDAAKKTTEERRPPUUJJI I
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTINI
NDDAAKKAANNTTIDIDAAKKTTEERRPPUUJJI I
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTINI
NDDAAKKAANNTTIDIDAAKKTTEERRPPUUJJI I

ABSTRAK

GAYA BELAJAR SISWA KELAS X DAN XI IPA SERTA GAYA


MENGAJAR GURU DI KELAS TERSEBUT DALAM PEMBELAJARAN
FISIKA DI SMA BHAKTI KARYA KALORAN KABUPATEN
TEMANGGUNG JAWA TENGAH

Agnes Ika Kurniawati


Universitas Sanata
Dharma 2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apa gaya belajar siswa; (2)
apa gaya mengajar guru dalam pembelajaran fisika.

Penelitian ini dilakukan di SMA Bhakti Karya Temanggung dengan


mengambil sampel pada kelas XA, XB, dan XI IPA dengan jumlah total 72 siswa.
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 2-12 April 2013. Pengumpulan data untuk
mengetahui gaya belajar siswa dilakukan melalui kuisioner dan wawancara
kepada siswa dan guru, sedangkan pengumpulan data untuk gaya mengajar guru
dilakukan melalui pengamatan serta wawancara terhadap siswa dan guru. Metode
analisis data menggunakan statistik deskriptif untuk data yang didapatkan dari
pengisian kuisioner dan menggunakan analisis deskriptif pada video dan
wawancara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 72 siswa, sebanyak 41 siswa


memiliki gaya belajar visual, dan 31 siswa memiliki gaya belajar yang tidak dapat
dibedakan. Hasil ini menunjukkan bahwa gaya belajar siswa yang paling
dominan adalah gaya belajar visual. Gaya mengajar yang diterapkan guru didalam
pembelajaran fisika adalah gaya mengajar auditorial. Sehingga dapat dilihat
bahwa gaya mengajar yang diterapkan guru tidak sesuai dengan gaya belajar
visual yang dimiliki oleh kebanyakan siswa.

vii
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTINI
NDDAAKKAANNTTIDIDAAKKTTEERRPPUUJJI I

ABSTRACT
LEARNING STYLE OF STUDENTS CLASS X AND XI IPA AND
TEACHING STYLE OF TEACHER IN THAT CLASS IN LEARNING OF
PHYSICS IN BHAKTI KARYA KALORAN HIGH SCHOOL
TEMANGGUNG, CENTRAL JAVA
Agnes Ika Kurniawati
Sanata Dharma University
2013

This research aimed to find out: (1) what students learning styles; (2) what
the teacher teaching style in learning physics.
This research was conducted in Bhakti Karya Temanggung High School
with take sampel on class XA, XB, and XI IPA with a total of 72 students. The
research was conducted on April, 2-12, 2013. Collecting data to find out the
students learning style was conducted trough quisioner and interviews with
students and teacher, while the collection of data for teacher teaching style is done
through observation and interviews with student and teacher. Data analysis
method in this research using descriptif statistics for data obtained from quisioner,
and using deskriptif analysis on video and interviews.
The result showed that from 72 students, 41 students have a visual
learning style, and 31 have a learning style that cannot be distinguished. This
result indicates that learning style students dominant is visual learning style. And
the teaching style that are applied the teacher in the learning physics is auditorial
theaching style. So it can be seen that the teacher teaching style that is applied
does not appropriate with the visual learning style owned by most students.

viii
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTINI
NDDAAKKAANNTTIDIDAAKKTTEERRPPUUJJI I

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus atas karunia, bimbingan dan
penyertaanNya dari awal hingga akhir penyusunan skripsi yang berjudul “Gaya
Belajar Siswa Kelas X dan XI IPA serta Gaya Mengajar Guru di Kelas Tersebut
Dalam Pembelajaran Fisika di SMA Bhakti Karya Kaloran Kabupaten
Temanggung Jawa Tengah”

Penelitian ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
Terselesaikannya penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari kerjasama, bantuan,
gagasa, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan
terimakasih pada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed, Ph.D., selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan dengan kesabaran dan pengetahuan kepada
peneliti selama penyusunan skripsi.
2. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan
bimbingan dan pengetahuan kepada peneliti selama menempuh studi di
Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs.Kabul Waluyo, selaku kepala sekolah SMA Bhakti Karya
Kabupaten Temanggung yang telah memberikan ijin untuk melakukan
penelitian.
4. Ibu Katri, S.Pd, selaku guru fisika SMA Bhakti Karya Kabupaten
Temanggung yang telah memberikan waktu dan membantu terlaksananya
penelitian.
5. Siswa-siswa SMA Bhakti Karya Temanggung yang telah bersedia
menyempatkan waku untuk membantu terlaksananya penelitian ini
6. Sekretariat JPMIPA FKIP atas bantuan administrasi
7. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan fasilitas
dalam mendukung terselesaikannya penulisan dan penyusunan skripsi ini.

ix
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTINI
NDDAAKKAANNTTIDIDAAKKTTEERRPPUUJJI I

8. Bapak Suyatno tercinta yang selalu mendukung dengan doa, semangat,


nasihat dan kasih sayang yang tidak pernah berkurang
9. Adikku Nadia atas segala dukungan dan doa yang diberikan
10. Rekanku seperjuangan Margareta Pamela dan Benedicta Retvina atas kerja
sama, semangat, dan dukungan yang diberikan dari awal sampai akhir
penulisan skripsi ini
11. Sahabatku dan temanku yang spesial, Evi Mardiana dan Yohanes Egidius,
atas segala dukungan, semangat, dan waktu kebersamaan yang selalu
diberikan
12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, terima kasih atas
segala bantuan doa dan dukungannya

Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak lepas dari keterbatasan, untuk
itu penulis sangat menharapkan kritik dan saran yang dapat membantu
sertamenyempurnakan tulisan ini.

Penulis

Agnes Ika K

x
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTINI
NDDAAKKAANNTTIDIDAAKKTTEERRPPUUJJI I

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ......................................................................................

iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................

vi ABSTRAK.........................................................................................................vii

ABSTRACT..........................................................................................................viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI.................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL..................................................................................................xv

DAFTAR GAMBAR............................................................................................xvi

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xvii

BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1

B. Rumusan masalah........................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3

D. Manfaat penelitian.......................................................................... 3

E. Batasan Pengertian ......................................................................... 4

F. Deskripsi penelitian........................................................................ 5
xi

BAB 2. LANDASAN TEORI.......................................................................... 6


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTINI
NDDAAKKAANNTTIDIDAAKKTTEERRPPUUJJI I
A. Definisi belajar ..................................................................................... 6

B. Gaya belajar...............................................................................................10

1. Pengertian gaya belajar........................................................................10

2. Klasifikasi gaya belajar........................................................................11

3. Manfaat pemahaman gaya belajar........................................................23

C. Gaya mengajar guru...................................................................................24

1. Pengertian Mengajar............................................................................24

2. Gaya Mengajar.....................................................................................27

D. Fisika atau sains.........................................................................................28

E. Gaya belajar fisika atau IPA......................................................................30

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN..............................................................31

A. Jenis penelitian...........................................................................................31

B. Partisipan penelitian...................................................................................31

C. Waktu dan tempat penelitian......................................................................32

D. Metode penelitian.......................................................................................32

1. Pemberian Kuisioner............................................................................32

2. Observasi..............................................................................................32

3. Wawancara...........................................................................................33

E. Instrument penelitian..................................................................................33

1. Kuisioner..............................................................................................33

2. Wawancara...........................................................................................35

3. Video....................................................................................................36
xii

F. Validitas.....................................................................................................36

G. Metode analisis data...................................................................................37

1. Gaya belajar siswa................................................................................37


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTINI
NDDAAKKAANNTTIDIDAAKKTTEERRPPUUJJI I
a. Kuisioner chek list..........................................................................37

b. Kuisioner pilihan ganda.................................................................38

c. Wawancara.....................................................................................40

2. Gaya Mengajar Guru Fisika.................................................................40

a. Video..............................................................................................40

b. Wawancara.....................................................................................41

BAB IV. DATA, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN..........................................42

A. Deskripsi penelitian....................................................................................42

B. Data............................................................................................................44

C. Analisa data................................................................................................45

1. Gaya belajar siswa di SMA Bhakti Karya Kaloran.............................45

a. Kuisioner chek list..........................................................................46

b. Kuisioner pilihan ganda.................................................................48

c. Wawancara.....................................................................................53

1. Wawancara Siswa....................................................................53

2. Wawancara Guru......................................................................58

2. Gaya mengajar guru fisika di SMA Bhakti Karya Kaloran.................60

a. Melalui Video.................................................................................60

b. Melalui Wawancara.......................................................................68

D. Pembahasan................................................................................................70
xiii

1. Gaya belajar siswa SMA Bhakti Karya Kaloran..................................70

2. Gaya mengajar guru fisika di SMA Bhakti Karya Kaloran.................75

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................80

A. Kesimpulan................................................................................................80

B. Saran...........................................................................................................81
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTINI
NDDAAKKAANNTTIDIDAAKKTTEERRPPUUJJI I
C. Keterbatasan Penelitian..............................................................................81

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................82

LAMPIRAN...........................................................................................................84

xiv
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTINI
NDDAAKKAANNTTIDIDAAKKTTEERRPPUUJJI I

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar aspek kuisioner gaya belajar siswa ..................................... 34

Tabel 2. Rancangan pertanyaan wawancara kepada guru............................ 35

Tabel 3. Rancangan pertanyaan wawancara kepada siswa .......................... 36

Tabel 4. Skor Kuisioner Chek List ............................................................... 37

Tabel 5. Pelaksanaan Observasi Penelitian .................................................. 43

Tabel 6. Jumlah Skor Kuisioner Check List................................................. 46

Tabel 7. Deskriptif Analisis Kuesioner Chek List dengan Program SPSS .. 48

Tabel 8. Tabel Ranks.................................................................................... 48

Tabel 9. Tabel Test Statistik......................................................................... 48

Tabel 10. Hasil Analisis Kuesioner Pilihan Ganda ...................................... 49

Tabel 11. Gaya Belajar Siswa dari Kuesioner Pilihan Ganda...................... 49

Tabel 12. Rangkuman Data Gaya Belajar Siswa ......................................... 51

Tabel 13. Rangkuman Aktivitas Guru dan Siswa dalam 5 x tatap muka..... 67

xv
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTINI
NDDAAKKAANNTTIDIDAAKKTTEERRPPUUJJI I

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kurva Normal........................................................................... 39

Gambar 2. Aktivitas Guru Menjelaskan..................................................... 77

Gambar 3. Aktivitas Guru Menulis dan Menggambar............................... 78

Gambar 4. Aktivitas Siswa Dalam Mengerjakan Soal............................... 78

xvi
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTINI
NDDAAKKAANNTTIDIDAAKKTTEERRPPUUJJI I

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................. 85

Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian ...................................................... 86

Lampiran 3 Kuisioner Gaya Belajar ............................................................ 87

Lampiran 4 Data Kuisioner Chek List........................................................... 91

Lampiran 5 Data Kuisioner Pilihan Ganda ................................................... 93

Lampiran 6.a Transkrip Wawancara Siswa 1 ............................................... 97

Lampiran 6.b Transkrip Wawancara Siswa 2 ............................................... 99

Lampiran 6.c Transkrip Wawancara Siswa 3......................................................100

Lampiran 6.d Transkrip Wawancara Siswa 4.....................................................102

Lampiran 6.e Transkrip Wawancara Siswa 5......................................................103

Lampiran 6.f Transkrip Wawancara Siswa 6 ................................................ 105

Lampiran 6.f Transkrip Wawancara Siswa 6 ................................................ 107

Lampiran 6.h Transkrip Wawancara Siswa 8 ............................................... 109

Lampiran 6.i Transkrip Wawancara Siswa 9 ................................................ 111

Lampiran 6.j Transkrip Wawancara Siswa 10 .............................................. 113

Lampiran 7.a Transkrip Wawancara Guru yang Pertama ............................. 114

Lampiran 7.b Transkrip Wawancara Guru yang Kedua ............................... 117

Lampiran 7.c Transkrip Wawancara Guru yang Ketiga ............................... 119

Lampiran 8.a Transkrip Tulisan Video Pertemuan Pertama ......................... 122

Lampiran 8.b Transkrip Tulisan Video Pertemuan Kedua ........................... 124

Lampiran 8.c Transkrip Tulisan Video Pertemuan Ketiga ........................... 126

xvii
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTINI
NDDAAKKAANNTTIDIDAAKKTTEERRPPUUJJI I

Lampiran 8.d Transkrip Tulisan Video Pertemuan Keempat ....................... 127

Lampiran 8.e Transkrip Tulisan Video Pertemuan Kelima .......................... 129

Lampiran 9 Sampel Kuesioner yang sudah diisi siswa ................................ 131

xviii
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTINI
NDDAAKKAANNTTIDIDAAKKTTEERRPPUUJJI I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh

ilmu pengetahuan. Proses ini selalu terjadi di dalam kehidupan sehari-hari.

Belajar dilakukan oleh semua orang, terutama siswa sebagai peserta didik di

dalam lingkungan pendidikan. Berdasarkan pengalaman peneliti ketika

melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) dapat dilihat bahwa sedikit

siswa yang senang belajar. Hal ini dikarenakan kebanyakan siswa itu

mengalami kesulitan belajar, memiliki ingatan yang buruk, bermasalah dengan

konsentrasi sehingga penyerapan informasi menjadi tidak maksimal. Hal

tersebut mungkin ada kaitannya dengan gaya belajar yang diterapkan oleh

siswa. Gaya belajar itu perlu diketahui karena kemampuan seseorang untuk

memahami dan menyerap pelajaran berbeda-beda tingkatannya. Ada yang

cepat, sedang, dan ada pula yang sangat lambat. Sebagian siswa lebih suka

belajar dengan cara membaca kemudian memahaminya, sebagian siswa lain

lebih suka belajar dengan cara mendengarkan untuk bisa memahaminya, dan

ada juga siswa yang lebih suka membentuk kelompok kecil untuk

mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut pelajaran. Apapun

cara yang ditempuh siswa, perbedaan gaya belajar itu menunjukkan cara

tercepat dan terbaik untuk bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya.

1
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 2

Informasi yang diterima siswa tersebut, banyak diperoleh dari pendidik

(guru). Informasi tersebut dapat diterima dengan baik, apabila guru

menyampaikan informasi sesuai dengan gaya belajar siswa. Guru yang

memahami perbedaan gaya belajar masing-masing siswanya di dalam satu

kelas, akan menggunakan metode yang bervariasi agar semua siswa dapat

menyerap informasi dengan maksimal. Namun yang ada di dalam proses

pendidikan kita adalah sebuah kenyataan bahwa kebanyakan guru

menyampaikan informasi dengan cara mereka sendiri tanpa peduli dengan

gaya belajar siswanya. Cara mengajar seperti ini juga sering dijumpai siswa,

pada guru mata pelajaran fisika. Hal ini semakin mempersulit mereka dalam

belajar fisika, yang menurut mereka materinya saja sudah sulit untuk

dipelajari.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan diatas, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian, dengan judul “Gaya Belajar Siswa Kelas X dan

XI IPA serta Gaya Mengajar Guru Di Kelas Tersebut Dalam

Pembelajaran Fisika di SMA Bakti Karya Kaloran Kabupaten

Temanggung Jawa Tengah”.

B. Rumusan Masalah

1. Apa gaya belajar siswa kelas X dan XI IPA di SMA Bakti Karya Kaloran

Temanggung di dalam pembelajaran fisika?

2. Apa gaya mengajar guru fisika di SMA Bakti Karya Kaloran

Temanggung?
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 3

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui gaya belajar siswa kelas X dan XI IPA di SMA Bakti Karya

Kaloran Temanggung di dalam pembelajaran fisika.

2. Mengetahui gaya mengajar guru fisika di SMA Bakti Karya Kaloran

Temanggung.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi siswa

Dapat memberikan pengetahuan bagi siswa untuk mengenali gaya

belajarnya sendiri, sehingga dalam belajar fisika siswa tidak merasa

terbebani.

2. Bagi Sekolah

Dapat menjadi upaya bagi sekolah untuk meningkatkan prestasi siswa

dalam pembelajaran fisika.

3. Bagi Peneliti

Mempunyai pengalaman melakukan penelitian dan dapat mengembangkan

lebih lanjut untuk penelitian lainnya demi kemajuan pendidikan terkhusus

dalam pembelajaran fisika dan dapat menambah wawasan dalam upaya

memberikan pengetahuan mengenai gaya belajar kepada siswa.

4. Bagi Guru

Mendapat gambaran mengenai gaya belajar siswanya dan dapat

mengembangkan metode mengajar yang sesuai dengan gaya belajar siswa.


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 4

E. Batasan Pengertian

1. Gaya Belajar

Gaya belajar adalah cara belajar yang sering digunakan oleh siswa

untuk bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang dalam menyerap

dan kemudian mengatur serta mengolah informasi pada proses belajar.

2. Gaya Belajar Visual

Gaya belajar visual adalah gaya belajar yang harus melihat terlebih

dahulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya. Untuk lebih

sederhananya, gaya belajar ini adalah belajar dengan cara melihat

(Gunawan, 2007: 142).

3. Gaya Belajar Auditorial

Gaya belajar ini mengandalkan pada pendengaran untuk bisa

memahami dan mengingatnya. Gaya belajar ini adalah belajar dengan cara

mendengar (Gunawan, 2007: 142).

4. Gaya Belajar Kinestetik

Gaya belajar ini harus menyentuh sesuatu yang memberikan

informasi tertentu agar kita bisa mengingatnya. Gaya belajar ini adalah

belajar dengan cara bergerak, bekerja dan melibatkan aktivitas fisik

(Gunawan, 2007: 142).

5. Gaya Mengajar

Gaya mengajar merupakan suatu kebiasaan yang menggambarkan

perilaku guru dalam proses pengajaran dengan mengacu pada cara,


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 5

metode, media yang digunakan untuk menyampaikan informasi serta

alokasi waktu dalam proses pembelajaran.

F. Deskripsi Penelitian

Penelitian mengenai gaya belajar merupakan penelitian baru dalam

studi skripsi. Banyak hal yang bisa diteliti dari gaya belajar siswa, dan peneliti

mengambil cakupan gaya belajar siswa pada situasi yang berbeda, dan pada

jenjang yang berbeda. Hal ini membuat penelitian tidak dapat dikerjakan

sendiri, sehingga penelitian ini dilakukan secara bersama-sama dengan

anggota tim sebanyak tiga orang. Penelitian yang dilakukan pada jenjang

SMA di Kabupaten Temanggung ini merupakan bagian kecil dari penelitian

bersama. Penelitian yang lain dilakukan oleh Benidicta Retvina P pada jenjang

SMP yang dilakukan di SMP Charitas 02 Kabupaten Oku Timur Palembang,

dan dilakukan oleh Margareta Pamela pada jenjang SD di SDS Subsidi Pusat

Damai Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat.

Karena penelitian ini merupakan penelitian bersama, maka teori

mengenai gaya belajar yang dipakai juga memiliki sedikit kesamaan, namun

dengan rumusan kalimat yang berbeda-beda pada masing-masing peneliti.

Apabila terdapat teori dengan rumusan kalimat yang sama, itu merupakan

hasil diskusi dan persetujuan, bukanlah hasil dari saling menjiplak. Karena

penelitian ini merupakan penelitian bersama, maka hasil analisis data dan

pembahasan juga akan merujuk data yang diperoleh dari anggota tim yang

lain.
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Definisi Belajar

Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.

Menurut Driyarkara (1980: 128), pendidikan sebagai suatu bentuk

hidup bersama, pemasukkan manusia muda ke dalam alam nilai-nilai dan

kesatuan antar pribadi yang mempribadikan.

Sedangkan pendidikan menurut Poerwadarminta (Anas: 2011) adalah

usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi,

membina, membantu, dan membimbing seseorang untuk mengembangkan

segala potensinya sehingga mencapai kualitas diri yang lebih baik.

Dari pengertian-pengertian pendidikan diatas, dapat disimpulkan bahwa

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses belajar agar seorang manusia memiliki nilai-nilai

kehidupan sehingga mereka mampu mencapai kualitas diri yang lebih baik.

Di dalam pendidikan terdapat proses pembelajaran yang terdiri dari

belajar dan mengajar. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan

6
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 7

merupakan unsur yang sangat mendasar dalam setiap penyelenggaraan jenis

dan jenjang pendidikan. Sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah

ada pendidikan, karena belajar adalah kunci utama dalam setiap usaha

pendidikan (Muhibbin, 2008: 59).

Dalam mengkaji hakikat belajar, Muhibbin (1995: 90) mengulas

pendapat Hintzman yang mengatakan bahwa “Learning is a change in

organism due to experience which can affect the organism’s behavior”.

Artinya belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme

(manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat

mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.

Muhibbin (1995: 90) juga mengulas pendapat dari Wittig untuk

mengkaji hakikat belajar yang didefinisikan sebagai “any relatively

permanent change in an organism’s behavioral rappertoire that occrus as a

result of experience.” Artinya belajar adalah perubahan yang relatif menetap

yang terjadi dalam segala macam/ keseluruhan tingkah laku suatu organisme

sebagai hasil pengalaman.

Menurut Muhibbin (1995: 92), dari beberapa definisi diatas, maka

belajar secara umum dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh

tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan

interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Selain itu menurut Linda-Darling Hammond, dkk (2001:11) belajar

adalah sebuah proses menggambarkan hubungan antara apa yang diketahui

atau dimengerti dan informasi baru.


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 8

Kokom (2010: 2) mengulas pendapat Gagne yang mendefinisikan

belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan

kecenderungan manusia seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan

kemampuannya yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai

jenis performance (kinerja).

Van dan Hammer (2010) mengulas pendapat Saljo belajar juga dapat

dilihat dari sudut pandang siswa dan menyimpulkan lima konsep belajar,

yaitu :

1. Belajar sebagai peningkatan pengetahuan

Belajar sebagai peningkatan pengetahuan artinya belajar adalah

mendapatkan hal-hal baru yang tidak diketahui sebelumnya. Sehingga

semakin lama kita belajar maka pengetahuan kita semakin bertambah.

2. Belajar adalah mengingat

Belajar adalah mengingat artinya belajar sama dengan menghafal dan

kemampuan untuk mereproduksi apa yang dihafal. Dalam hal ini apa

yang dihafal adalah produknya sementara menghafal adalah bentuk

prosesnya.

3. Belajar sebagai kemahiran memperoleh fakta, prosedur dan lain-lain

yang dapat dimanfaatkan di masa depan

Belajar dalam hal ini artinya memilih dan menghafal fakta-fakta,

prosedur, gagasan dan sebagainya kemudian mencerminkan lebih lanjut

atas apa yang dipelajari untuk memutuskan kegunaannya di masa depan.

Sehingga dalam belajar hal yang dilakukan tidak hanya menghafal tetapi
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 9

juga berlatih sampai sempurna tanpa mengubah pengetahuan atau

prosedur.

4. Belajar sebagai pemisahan makna

Belajar sebagai pemisahan makna artinya belajar adalah suatu proses

pemahaman yang dicapai melalui ide-ide yang berkaitan dalam subyek,

menemukan hal-hal apapun, melihat materi pelajaran lebih mendalam,

mengumpulkan berbagai sudut pandang pada materi yang dipelajari dan

mendapatkan gambaran besar. Jadi belajar adalah berpikir lebih jelas,

melihat sesuatu yang baru dengan cara yang jauh lebih logis, dan melihat

langkah-langkah untuk sampai pada kesimpulan.

5. Belajar sebagai proses menafsirkan yang bertujuan pada pemahaman

realita

Dalam hal ini belajar adalah mengubah cara melihat sesuatu dengan

mengubah perspektif untuk menuju ke pemahaman yang lebih baik.

Dari pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah sebuah proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan sikap,

minat, atau nilai dan kemampuan dengan cara menambah ilmu pengetahuan

melalui mengingat dan memahaminya, sehingga cara berpikir menjadi lebih

logis dan dapat menafsirkan ilmu pengetahuan itu dalam proses menuju ke

pemahaman yang lebih baik untuk kemudian mempraktekkannya sampai

sempurna.
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 1

B. Gaya Belajar

Untuk memahami apa itu gaya belajar, maka pada bagian ini penulis akan

mengulas tentang pengertian gaya belajar, klasifikasi gaya belajar, ciri-ciri

dari masing-masing tipe gaya belajar dan manfaat pemahaman gaya belajar

bagi guru dan siswa.

1. Pengertian Gaya Belajar

Semua orang dalam segala usia dapat benar-benar mempelajari

apapun apabila dibiarkan melakukannya dengan gaya unik yang sesuai

dengan kekuatan pribadi mereka sendiri (Barbara, 2007: 29). Gaya unik

yang sesuai dengan kekuatan pribadi mereka adalah gaya belajar yang

mereka terapkan, yang akan membuat mereka merasa terbantu dalam

menyerap dan mengolah infomasi sehingga belajar dan berkomunikasi

akan lebih mudah.

Menurut Rita dan Dunn (Barbara: 2007) mendefinisikan bahwa

gaya belajar adalah cara manusia memulai berkonsentrasi, menyerap,

memproses, dan menampung informasi yang baru dan sulit.

Sementara itu, menurut Winkel (2004: 164), gaya belajar

merupakan cara belajar yang khas bagi siswa.

Menurut Nasution (1984: 93) gaya belajar merupakan cara siswa

bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang yang diterimanya

dalam proses belajar.


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 1

Menurut DePorter dan Hernacki (2006: 110-112), gaya belajar

merupakan suatu kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap, dan

kemudian mengatur serta mengolah informasi.

Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa gaya

belajar adalah cara belajar yang sering digunakan oleh siswa untuk

bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang dalam menyerap dan

kemudian mengatur serta mengolah informasi pada proses belajar.

2. Klasifikasi Gaya Belajar

Sejak awal tahun 1997, telah banyak upaya yang dilakukan untuk

mengenali dan mengkategorikan cara manusia belajar, dan cara

memasukkan informasi ke dalam otak. Secara garis besar, ada tujuh

pendekatan yang umum dikenal dengan kerangka referensi yang berbeda

dan dikembangkan juga oleh ahli yang berbeda dengan variasinya

masing-masing. Gunawan (2007: 139-140) merangkum ketujuh cara

belajar tersebut, yaitu:

a. Pendekatan berdasarkan pada pemrosesan informasi; menentukan

cara yang berbeda dalam memandang dan memproses informasi

yang baru. Pendekatan ini dikembangkan oleh Kagan, Kolb, Honey

dan Umford Gregorc, Butler, dan McCharty.

b. Pendekatan berdasarkan pada kepribadian; menentukan tipe karakter

yang berbeda-beda. Pendekatan ini dikembangkan oleh Myer-Briggs,

Lawrence, Keirsey & Bates, Simon & Byram, Singer-Loomis, Grey-

Wheelright, Holland dan Geering.


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 1

c. Pendekatan berdasarkan pada modalitas sensori; menentukan tingkat

ketergantungan terhadap indera tertentu. Pendekatan ini

dikembangkan oleh Bandler & Grinder dan Messick.

d. Pendekatan berdasarkan pada lingkungan; menentukan respon yang

berbeda terhadap kondisi fisik, psikologis, sosial, dan instruksional.

Pendekatan ini dikembangkan oleh Witkin, Eison, Canfield.

e. Pendekatan berdasarkan pada interaksi sosial; menentukan cara yang

berbeda dalam berhubungan dengan orang lain. Pendekatan ini

dikembangkan oleh Grasha-Reichman, Perry, Mann, Furmann-

Jacobs, dan Merill.

f. Pendekatan berdasarkan pada kecerdasan; menentukan bakat yang

berbeda. Pendekatan ini dikembangkan oleh Gardner dan Handy.

g. Pendekatan berdasarkan wilayah otak; menentukan dominasi relatif

dari berbagai bagian otak, misalnya otak kiri dan otak kanan.

Pendekatan ini dikembangkan oleh Sperry, Bogen, Edwards, dan

Hermann.

Menurut Gunawan (2007: 142) ada tiga pendekatan gaya belajar

yang populer yaitu pendekatan berdasarkan preferensi sensori, preferensi

kognitif, dan profil kecerdasan. Pendekatan berdasarkan preferensi

sensori (ketergantungan terhadap indera tertentu) yang meliputi visual

(penglihatan), auditory (pendengaran) dan kinestetik (sentuhan dan

gerakan). Ini yang kita kenal dengan nama gaya belajar V-A-K.

Pendekatan gaya belajar berdasarkan preferensi kognitif


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 1

dikembangkan oleh Anthony Gregorc yang membagi gaya belajar

menurut kemampuan mental menjadi 4 kategori, yaitu: gaya belajar

konkret-sekuensial, gaya belajar abstrak-sekuensial, gaya belajar konkret

acak, dan gaya belajar abstrak acak. Gaya belajar konkret-sekuensial

adalah gaya belajar yang membuat siswa menjadi terorganisir, dapat

diandalkan, dan pekerja keras. Gaya belajar abstrak-sekuensial adalah

gaya belajar yang membuat siswa menjadi berpikir logis dan disengaja.

Gaya belajar konkret acak adalah gaya belajar yang membuat siswa

menjadi kreatif, petualang, dan tentu ingin tahu tentang dunia di sekitar

mereka. Gaya belajar abstrak acak adalah gaya belajar yang membuat

siswa menjadi imajinatif dan idealis.

Pendekatan gaya belajar berdasarkan profil kecerdasan

dikembangkan oleh Howard Gardner. Gardner awalnya mengusulkan

tujuh jenis kecerdasan yaitu linguistik, logika-matematika, interpersonal,

intrapersonal, musical, visual-spasial, dan kinestetik. Namun sesuai

perkembangan penelitian yang dilakukannya, Gardner lalu memasukkan

kecerdasan kedelapan yaitu kecerdasan naturalis. Kecerdasan linguistik

adalah kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik

secara lisan maupun tulisan. Kecerdasan logik matematik ialah

kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah. Ia mampu

memikirkan dan menyusun solusi (jalan keluar) dengan urutan yang logis

(masuk akal). Kecerdasan visual dan spasial adalah kemampuan untuk

melihat dan mengamati dunia visual dan spasial secara akurat (cermat).
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 1

Kecerdasan musik adalah kemampuan untuk menikmati, mengamati,

membedakan, mengarang, membentuk dan mengekspresikan bentuk-

bentuk musik. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap ritme, melodi

dan timbre dari musik yang didengar. Kecerdasan interpersonal ialah

kemampuan untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan

perasaan orang lain. Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan yang

berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan tentang diri sendiri.

Dapat memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Mampu

memotivasi dirinya sendiri dan melakukan disiplin diri. Kecerdasan

kinestetik ialah kemampuan dalam menggunakan tubuh kita secara

terampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran dan perasaan. Kecerdasan

naturalis adalah kemampuan untuk mengenali, membedakan,

mengungkapkan dan membuat kategori terhadap apa yang di jumpai di

alam maupun lingkungan.

Sedangkan menurut Suyono dan Haryanto (2011: 148-160) ada

beberapa gaya belajar. Gaya belajar tersebut meliputi:

a. Gaya belajar VAK

Gaya belajar ini ada tiga macam yaitu visual atau belajar dengan cara

melihat, auditorial atau belajar dengan cara mendengar dan kinestetik

atau belajar melalui gerakan-gerakan fisik.

b. The Myers-Briggs Type Indicator (TMBTI)

Gaya belajar ini sesuai dengan tipe kepribadian seseorang yang

meliputi ekstrovert (berfokus pada dunia luar diri seseorang),


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 1

pengindera (berfokus pada fakta dan prosedur), pemikir, dan

pembuat pertimbangan.

c. Gaya belajar menurut Kolb

Gaya belajar David Kolb berlandaskan teori belajar

pengalaman. Dan menggunakan empat pendekatan yaitu pengalaman

konkret, konseptualisasi abstrak, pengalaman reflektif dan

pengalaman aktif. Melalui pengalaman konkret artinya siswa belajar

melalui perasaan (feeling), dengan menekankan segi-segi

pengalaman kongkret, lebih mementingkan relasi dengan sesama

dan sensitivitas terhadap perasaan orang lain. Siswa melibatkan diri

sepenuhnya melalui pengalaman baru, siswa cenderung lebih

terbuka dan mampu beradaptasi terhadap perubahan yang

dihadapinya. Melalui konseptualisasi abstrak artinya siswa belajar

melalui pemikiran (thinking) dan lebih terfokus pada analisis logis

dari ide-ide, perencanaan sistematis, dan pemahaman intelektual dari

situasi atau perkara yang dihadapi. Siswa menciptakan konsep-

konsep yang mengintegrasikan observasinya menjadi teori yang

sehat, dengan mengandalkan pada perencanaan yang sistematis.

Melalui pengalaman reflektif artinya siswa belajar melalui

pengamatan (watching), penekanannya mengamati sebelum menilai,

menyimak suatu perkara dari berbagai perspektif, dan selalu

menyimak makna dari hal-hal yang diamati. Siswa akan

menggunakan pikiran dan perasaannya untuk membentuk


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 1

opini/pendapat. Melalui pengalaman aktif artinya siswa belajar

melalui tindakan (doing), cenderung kuat dalam segi kemampuan

melaksanakan tugas, berani mengambil resiko, dan mempengaruhi

orang lain lewat perbuatannya. Siswa akan menghargai

keberhasilannya dalam menyelesaikan pekerjaan, pengaruhnya pada

orang lain, dan prestasinya. Siswa menggunakan teori untuk

memecahkan masalah dan mengambil keputusan.

Sehingga gaya belajar ini merupakan hasil dari kombinasi

keempat pendekatan yang disukai oleh setiap orang yang meliputi

converger (terampil dalam melaksanakan aplikasi praktis dari

gagasannya dan menggunakan logika deduktif untuk memecahkan

masalah), diverger (merespon informasi yang diberikan dengan baik

jika mereka diberi waktu untuk melakukan refleksi), assmilator

(cakap dalam membangun model teoritis dengan cara penalaran

induktif), accommodator (mampu menerapkan materi pembelajaran

dalam situasi nyata untuk memecahkan masalah keseharian).

d. Gaya belajar menurut model Honey and Mumford

Gaya belajar ini dikaitkan dengan siklus pengalaman Kolb yang

meliputi gaya belajar aktivis, reflektor, teoritis dan pragmatis.

e. Gaya belajar menurut model Anthony Gregorc

Gaya belajar ini berlandaskan persepsi eksisting atau evaluasi kita

terhadap dunia dengan cara pendekatan yang masuk akal. Ada empat
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 1

kombinasi gaya belajar yang dominan yaitu: konkret, sekuensial,

abstrak acak, abstrak sekuensial dan konkret acak

f. Gaya belajar Sudbury

Gaya belajar ini mengembangkan gaya belajar diri sendiri. Hal ini

dikarenakan banyak cara bagi siswa untuk studi dan belajar. Dalam

model demokratis ini suasana dibangun tanpa ada paksaan, tekanan,

desakan, bujukan atau suapan.

g. Gaya belajar model Herrmann Brain Dominance Instrument

Gaya belajar ini dilandasi oleh fungsi spesialisasi tugas dari bagian-

bagian otak. Berdasarkan adanya empat kuadran dalam otak maka

gaya belajar dibagi menjadi kuadran A (otak kiri, serebral), kuadran

B (otak kiri, limbik), kuadran C (otak kanan, limbik), kuadran D

(otak kanan, serebral). Menurut Ned Herman (Al Arif: 2004) setiap

kuadran memiliki pilihan berpikir yang berbeda-beda. Kuadran A

memiliki cara berpikir logis, factual, kritis, teknis, analitis, dan

kuantitatif. Kuadran B memiliki cara berpikir konservatif,

terstruktur, runtut, terorganisir, terperinci, dan terencana. Kuadran C

meliputi pemikiran antar manusia, kinestetik, emosional, spiritual,

berdasarkan penginderaan, dan perasa. Sedangkan kuadran D

memiliki pilihan berpikir visual, menyeluruh, intuisi, inovatif,

konseptual, dan imajinatif.


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 1

h. Gaya belajar Felder-silvermen

Gaya belajar ini menggolongkan pembelajar dalam klasifikasi

pembelajar indrawi atau pembelajar intuitif, pembelajar visual atau

pembelajar verbal, pembelajar induktif atau pembelajar deduktif,

pembelajar aktif atau pembelajar reflektif, pembelajar sekuensial

atau pembelajar global.

Dari ketiga pendekatan gaya belajar yang populer (Gunawan:

2007: 142), yang paling dikenal luas di Indonesia adalah pendekatan

berdasarkan preferensi sensori. Selain itu, De Porter dan Hernacki (2006)

menyatakan bahwa pada tahap awal untuk mengenali gaya belajar siswa,

salah satu langkah diantara langkah pertama yang sebaiknya dilakukan

oleh guru adalah mengenali modalitas belajar siswa sebagai modalitas

visual, auditorial, atau kinestetik. Oleh karena ketenarannya di Indonesia

dan penelitian ini merupakan penelitian awal untuk mengenali gaya

belajar siswa, maka penelitian ini hanya menitikberatkan pada gaya

belajar VAK. Selain itu indikator gaya belajar VAK dapat dilihat dari

kebiasaan belajar siswa. Berikut ini adalah definisi dan ciri-ciri gaya

belajar VAK:

a. Gaya belajar Visual ( Visual Learners)

Gaya belajar visual adalah gaya belajar yang harus melihat terlebih

dahulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya. Untuk lebih

sederhananya, gaya belajar ini adalah belajar dengan cara melihat.


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 1

Gaya belajar visual dapat dideteksi dari kebiasaan anak ketika

belajar, antara lain:

- mempunyai kebiasaan rapi dan teratur, karena itu yang akan di

lihat orang. Misalnya rapi dan teratur dalam berpakaian dan

membuat catatan;

- biasa berbicara dengan cepat, karena dia tidak merasa perlu

mendengarkan esensi pembicaraannya;

- memiliki kemampuan dalam perencanaan dan pengaturan

jangka panjang yang baik;

- teliti terhadap rincian dan hal-hal kecil yang harus dilakukan;

- mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun

presentasi;

- lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada yang

didengar;

- mudah mengingat dan menghafal sesuatu dengan asosiasi

visual;

- memiliki kemampuan mengeja huruf dengan sangat baik;

- biasanya tidak mudah terganggu oleh keributan atau suara

berisik ketika sedang belajar,

- mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali

jika ditulis, dan seringkali meminta bantuan orang lain untuk

mengulanginya;

- merupakan pembaca yang cepat dan tekun;


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 2

- lebih suka membaca sendiri daripada dibacakan;

- membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan

bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang

suatu masalah atau proyek, dan terbiasa melakukan cek dan

ricek sebelum membuat kesimpulan;

- jika sedang berbicara di telpon ia suka membuat coretan-

coretan tanpa lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang

lain;

- sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau

tidak, sudah atau belum;

- lebih suka mendemonstrasikan sesuatu daripada

berpidato/berceramah;

- lebih tertarik pada bidang seni (lukis, pahat, gambar) daripada

musik;

- sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak

pandai menuliskan dalam kata-kata.

b. Gaya belajar Auditorial (Auditory Learners)

Gaya belajar ini mengandalkan pada pendengaran untuk bisa

memahami dan mengingatnya. Gaya belajar ini adalah belajar

dengan cara mendengar. Gaya belajar auditorial dapat dideteksi dari

kebiasaan anak ketika belajar, antara lain:

- berbicara sendiri ketika sedang belajar dan bekerja;


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 2

- mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik, karena dia

akan sukar berkonsentrasi;

- menggerakan bibir dan mengucapkan tulisan di buku ketika

membaca;

- belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang di

diskusikan daripada apa yang dilihat;

- jika membaca maka lebih senang membaca dengan suara keras;

- dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan

warna suara;

- mengalami kesulitan untuk menuliskan sesuatu, tetapi sangat

pandai dalam bercerita;

- berbicara dalam irama yang terpola dengan baik;

- berbicara dengan sangat fasih;

- lebih menyukai seni musik dibandingkan seni yang lainnya;

- senang berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu secara

panjang lebar;

- mengalami kesulitan jika harus dihadapkan pada tugas-tugas

yang berhubungan dengan visualisasi;

- lebih pandai mengeja atau mengucapkan kata-kata dengan

keras daripada menuliskannya;

- lebih suka humor atau gurauan lisan daripada membaca buku

humor/komik.
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 2

c. Gaya Belajar Kinestetik (Tactual Learners)

Gaya belajar ini harus menyentuh sesuatu yang memberikan

informasi tertentu agar kita bisa mengingatnya. Gaya belajar ini

adalah belajar dengan cara bergerak, bekerja dan melibatkan

aktivitas fisik. Gaya belajar kinestetik dapat dideteksi dari kebiasaan

anak ketika belajar, antara lain:

- berbicara dengan perlahan;

- menanggapi perhatian fisik;

- menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian mereka;

- berdiri dekat ketika sedang berbicara dengan orang lain;

- selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak;

- memiliki perkembangan awal otot-otot yang besar;

- belajar melalui praktek langsung dan manipulasi

(mengembangkan data atau fakta);

- menghafalkan sesuatu dengan cara berjalan atau melihat

langsung;

- menggunakan jari untuk menunjuk kata yang dibaca ketika

sedang membaca;

- banyak menggunakan bahasa tubuh (non verbal);

- tidak dapat duduk diam di suatu tempat untuk waktu yang

lama;

- tidak dapat mengingat letak geografi, kecuali jika ia pernah

datang ke tempat tersebut;


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 2

- menggunakan kata-kata yang mengandung aksi;

- pada umumnya memiliki tulisan yang jelek;

- menyukai kegiatan atau permainan yang menyibukkan (secara

fisik);

- menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot,

mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca

sebagai bentuk penghayatan terhadap apa yang di baca;

- ingin melakukan segala sesuatu.

3. Manfaat Pemahaman Gaya Belajar

Berdasarkan beberapa gaya belajar diatas, maka dapat dilihat

bahwa mengetahui gaya belajar itu sangat penting. Pemahaman gaya

belajar bagi siswa dapat berguna untuk mengetahui dengan sadar strategi-

strategi apa yang harus mereka gunakan dalam belajar sehingga menjadi

pelajar yang lebih percaya diri dan lebih puas dengan kemajuan belajar

mereka (Barbara, 2007: 93).

Sedangkan pemahaman gaya belajar bagi guru berguna untuk

mengetahui cara mengidentifikasi dan mengajar siswa yang memiliki

gaya belajar yang unik (De Porter, 2010: 213). Selain itu, pemahaman

akan gaya belajar dapat membuat guru menjadi lebih kreatif dalam

mengajar di dalam suatu kelas sehingga dapat menciptakan lingkungan

belajar yang bersifat multi indrawi, yang melayani sebaik mungkin

kebutuhan individual setiap murid (Barbara, 2007: 93). Karena dengan itu

metode mengajar guru bisa menggunakan berbagai kombinasi seperti


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 2

pengalaman, refleksi, konseptualisasi, dan eksperimentasi. Guru juga

dapat memperkenalkan berbagai unsur pengalaman ke dalam kelas

misalnya dengan bunyi-bunyian, musik, gambar visual, gerakan-gerakan,

pengalaman, dan bahkan percakapan (Suyono dan Haryanto, 2011: 164).

Bahkan guru juga dapat menerapkan berbagai teknik penilaian yang

berfokus pada gaya belajar yang berbeda-beda. Misalnya menggunakan

tes lisan untuk siswa dengan gaya belajar auditorial, karena siswa dengan

gaya belajar auditorial lebih pandai dalam bercerita, namun merasa

kesulitan dalam menulis. Menggunakan tes tertulis untuk siswa dengan

gaya belajar visual dan menggunakan ujian praktek untuk siswa dengan

gaya belajar kinestetik. Sehingga diharapkan selama proses pembelajaran

guru dapat memberikan porsi penilaian secara adil bagi setiap siswa.

C. Gaya Mengajar Guru

1. Pengertian Mengajar

Istilah mengajar sudah dikenal sejak lama, bahkan sejak disadari

pentingnya pendidikan dan persekolahan. Konsep mengajar sering

ditafsirkan berbeda-beda karena senantiasa dilandasi oleh teori belajar

tertentu, sedangkan tafsiran tentang belajar juga banyak macam

ragamnya.

Membahas mengenai pengertian mengajar, Muhibbin (1995: 182)

mengulas pendapat Tyson and Caroll yang menyatakan bahwa mengajar


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 2

adalah sebuah cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara siswa

dan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan.

Dalam penelitian Rossum dan Hammer (2004) disimpulkan enam

konsep mengajar, yaitu:

a. Mengajar adalah menanamkan dengan jelas/ informasi yang

terstruktur dengan baik

Artinya mengajar adalah menyajikan materi pelajaran yang harus

dipelajari sedemikian rupa sehingga tidak terlalu kering ( disajikan

dengan humor jika mungkin). Materi pelajaran perlu dijelaskan

dengan baik dan disajikan dalam cara yang terorganisir dengan baik,

sehingga siswa tidak merasa kesulitan ketika harus belajar sendiri.

b. Mengajar adalah mengirimkan pengetahuan terstruktur, mengakui

keberadan siswa

Dalam konsep ini, mengajar adalah proses yang harus dilakukan

dengan jelas, teratur, efisien, menghibur dan termasuk memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan. Hal ini

menunjukkan adanya interaksi antara siswa dan guru, sehingga siswa

merasa keberadaannya di dalam kelas diakui.

c. Mengajar adalah berinteraksi dan pembentukan

Dalam hal ini, mengajar ditandai dengan diskusi yang didominasi

oleh guru, dimana didalamnya ada seorang guru yang antusias

membentuk dan memotivasi para siswa menggunakan umpan balik

positif dan negatif. Yang paling penting dalam hal ini adalah bahwa
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 2

seorang guru dan siswanya memiliki kontak yang baik. Guru tidak

boleh otoriter dan tidak harus menunjukkan bahwa dirinya sendiri

lebih unggul dari pada siswanya. Dalam hal ini guru harus

mendengarkan pendapat siswa, sehingga segala permasalahan yang

ada dapat diselesaikan dengan diskusi.

d. Mengajar adalah tantangan dan pengembangan jalan pikir bagi diri

sendiri

Dalam hal ini mengajar adalah menantang siswa untuk berpikir

dalam mencapai tujuan. Guru tidak mengarahkan siswa terlalu

banyak, atau membiarkan siswa mencari tau sendiri apakah sesuatu

itu tidak mungkin atau benar. Sehingga penilaian yang diberikan

oleh guru harus fokus pada proses dan tidak bergantung pada hasil

akhir. Dalam proses ini siswa menjadi peserta aktif, sedangkan peran

guru terletak lebih dalam pembinaan proses pembelajaran.

e. Mengajar adalah pengajaran dialog

Dalam hal ini, mengajar adalah melibatkan siswa sebanyak mungkin

kedalam subyek. Dalam hal ini, guru dan siswa bersama-sama

mengerjakan suatu masalah dan membahasnya, sehingga semua

pihak dapat mengajar.

f. Mengajar adalah saling percaya dan saling peduli

Mengajar saling percaya dan peduli berarti mengajar yang

berkembang dalam situasi pemahaman total antara siswa dan guru

sehingga metode pengajaran tidak lagi penting.


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 2

Dari pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

mengajar adalah sebuah cara dan sebuah proses hubungan timbal balik

antara siswa dan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan yang

bertujuan untuk memberikan informasi secara terstruktur agar informasi

tersebut dapat tertanam jelas dalam pikiran siswa dan membentuk

pengembangan jalan pikir siswa.

2. Gaya Mengajar

Menurut Masse dan Popovich (Kara: 2009) selain siswa, guru

memainkan peran penting dalam proses pembelajaran. Perilaku guru

didalam kelas akan berdampak pada berbagai bidang dalam proses

persiapan, presentasi kelas, kegiatan, dan pendekatan. Kara juga

membahas pendapat Kaplan dan Kies bahwa istilah gaya mengajar guru

mengacu pada perilaku pribadi guru dan media yang digunakan untuk

mengirimkan data ke pelajar atau menerima dari pelajar. Kemudian ia

mengulas pendapat Peacock yang mengungkapkan bahwa “teaching

styles as natural, habitual and preferred ways of teaching new

information and skills in the classroom". Hal ini dapat diartikan bahwa

gaya mengajar guru sebagai natural, kebiasaan dan pilihan cara

mengajarkan informasi baru dan ketrampilan dalam kelas.

Sedangkan Neher dkk mengungkapkan bahwa “teaching style is

something that concerns the process of teaching rather than the content of

teaching.” yang artinya gaya mengajar merupakan sesuatu yang

menyangkut dengan proses pengajaran bukan dari isi pengajaran


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 2

(Maizam, ND). Sedangkan Irby mengungkapkan bahwa “teaching style is

the manner, method, or means by which teachers attempt to convey

information and influence the understanding and behaviour of their

learners.” Dengan kata lain bahwa gaya mengajar mengacu pada cara,

metode, dimana guru mencoba untuk menyampaikan informasi dan

mempengaruhi pemahaman dan perilaku pelajar mereka (dalam Maizam,

ND).

Dengan berbagai macam pengertian diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa gaya mengajar merupakan suatu kebiasaan yang

menggambarkan perilaku guru dalam proses pengajaran dengan mengacu

pada cara, metode, media yang digunakan untuk menyampaikan

informasi serta alokasi waktu dalam proses pembelajaran.

D. Fisika atau Sains

Fisika adalah cabang ilmu dari Ilmu pengetahuan Alam (sains). Dalam

Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (1991), FISIKA adalah bidang ilmu

yang mempelajari tentang zat dan energi.

Sementara itu Kartika Budi (Sumaji: 1998), menyimpulkan beberapa

apek penting tentang hakikat fisika oleh beberapa tokoh antara lain:

1. Conant, sains adalah bangunan atau deretan konsep dan skema

konseptual (conceptual schemes) yang saling berhubungan sebagai

hasil dari eksperimentasi dan observasi, yang berguna dan bernilai

untuk eksperimentasi serta observasi selanjtnya.


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 2

2. Fisher, sains adalah bangunan pengetahuan yang diperoleh

menggunakan metode berdasarkan observasi.

3. Campbel, sains adalah pengetahuan (knoeledge) yang bermanfaat

dan praktis, dan cara atau metode untuk memperolehnya.

4. Bube, sains adalah pengetahuan tentang alam yang diperoleh

melalui interaksi dengannya.

5. Kemany seorang filsuf, sains adalah semua pengetahuan yang

dibangun (diperoleh) melalui metode keilmuan.

6. Zen, sains adalah suatu eksplorasi ke alam materi berdasarkan

observasi, dan yang mencari hubungan-hubungan alami yang

teratur mengenai fenomena yang dialami serta bersifat mampu

menguji diri sendiri.

7. Carin dan Saund, sains adalah suatu sistem untuk memahami

semesta melalui data yang dikumpulkan melalui observasi atau

eksperimen yang dikontrol.

8. Dawson, sains adalah aktivitas pemecahan masalah oleh manusia

yang termotivasi oleh keingintahuan akan alam disekelilingnya dan

keinginan untuk memahami, menguasai, dan mengolahnya demi

memenuhi kebutuhan.

Jadi fisika atau sains secara keseluruhan adalah salah satu ilmu

pengetahuan mengenai alam yang diperoleh melalui data hasil observasi dan

eksperimen yang didukung dengan keinginan memahami, dan menguasainya

untuk mengembangkan kemampuan berpikir analitis.


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 3

E. Gaya Belajar Fisika atau IPA

Dari pengertian gaya belajar dan sains maka dapat disimpulkan bahwa

gaya belajar IPA atau sains adalah cara yang cenderung sering dilakukan

siswa untuk bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang dalam

menyerap, mengatur serta mengolah informasi secara kritis akan fenomena-

fenomena alam yang ada dengan suatu metode ilmiah yang benar dan dapat

dipertanggungjawabkan, sehingga sains dapat dipelajari melalui percobaan-

percobaan yang dilakukan sendiri oleh siswa, maka sains tidaklah mata

pelajaran yang bersifat hafalan belaka.


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini secara garis besar akan diuraikan mengenai beberapa hal yang

berkenaan dengan pelaksanaan penelitian dalam usaha mengumpulkan data

hingga sampai pada tahap analisis. Bagian ini meliputi jenis penelitian, partisipan

penelitian, waktu dan tempat penelitian, metode penelitian, instrumen penelitian,

validitas dan metode analisis data.

A. Jenis Penelitian.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif

dengan tujuan memperoleh gambaran mengenai gaya belajar siswa dan gaya

mengajar guru. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan

maksud untuk memperoleh pemahaman terhadap suatu peristiwa secara

mendalam tanpa menggunakan analisis statistik. Sedangkan penelititan

kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data skor dan analisisnya

menggunakan statistik.

B. Partisipan Penelitian

Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X yang terdiri dari

dua kelas yaitu kelas XA yang berjumlah 24 siswa dan kelas XB yang

berjumlah 20 siswa, dan kelas XI IPA yang terdiri dari satu kelas saja

31
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 3

sebanyak 28 siswa. Jadi keseluruhan partisipan penelitian berjumlah 72

siswa.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan semester genap tahun ajaran

2012/2013 tepatnya dilaksanakan pada bulan April 2013.

2. Tempat penelitian

SMA BHAKTI KARYA KALORAN KABUPATEN TEMANGGUNG.

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif dan

deskriptif kuantitatif. Data penelitian ini diperoleh melalui beberapa tahap

yaitu :

1. Pemberian Kuesioner

Pada tahap ini, peneliti membuat suatu instrument yang diberikan

kepada siswa dengan tujuan mengetahui bagaimana gaya belajar setiap

siswa. Instrument ini diberikan kepada siswa untuk diisi sebelum peneliti

melakukan pengamatan proses pembelajaran dikelas.

2. Observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan untuk melihat

aktivitas mengajar guru dan aktivitas siswa saat proses pembelajaran

berlangsung. Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 3

pengamatan dimana peneliti tidak terlibat dalam kegiatan yang diteliti,

tetapi melihat dari luar. Peneliti tidak secara aktif melibatkan diri dalam

situasinya dan sungguh-sungguh hanya menjadi pengamat yang

mengumpulkan data (Suparno, 2010: 155). Pengamatan yang dilakukan

dalam penelitian ini dilaksanakan dengan merekam pembelajaran dari

awal pertemuan sampai selesai selama 5 kali tatap muka. Pengamatan ini

hanya dilakukan pada satu kelas saja yaitu kelas XI IPA.

3. Wawancara

Pada tahap ini, peneliti melakukan wawancara terhadap guru mata

pelajaran fisika dan terhadap siswa. Tahap wawancara kepada guru ini

bertujuan untuk mengetahui aktifitas apa saja yang guru libatkan saat

melaksanakan pengajaran. Sedangkan tahap wawancara kepada siswa

bertujuan untuk mengetahui gaya belajar siswa itu sendiri dan juga

mengetahui bagaimana guru memberikan materi pelajaran namun dilihat

dari sudut pandang siswa.

E. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan 3 bentuk instrument yaitu kuesioner,

wawancara, dan pengamatan.

1. Kuesioner

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

kuesioner tertutup dimana siswa memilih jawaban dari jawaban-jawaban


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 3

yang sudah disediakan. Pada penelitian ini digunakan 2 kuesioner tertutup

yaitu kuesioner chek list, dan kuesioner pilihan ganda.

a. Kuesioner Chek List

Kuesioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang mencakup ciri-

ciri gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik. Kuesioner ini diisi

langsung oleh siswa dengan memberikan tanda (√) pada kolom yang

sudah disediakan. Pilihan jawaban yang digunakan dalam kuesioner

ini terdiri dari 4 pilihan yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak

Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Butir soal dari kuesioner ini dibuat berdasarkan indikator-

indikator gaya belajar. Penyebaran butir soal berdasarkan indikator

gaya belajar dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1. Daftar aspek kuesioner gaya belajar siswa

Aspek Gaya
Indikator No butir
belajar

Visual - Memahami sesuatu dengan asosiasi visual 1,2,3,4,5

Auditorial - Belajar dengan cara mendengar 6,7


- Baik dalam aktivitas lisan 8,9,10
Kinestetik - Belajar melalui aktivitas fisik 12,14
- Selalu berorientasi pada fisik dan banyak 13,15
bergerak
- Menyukai kegiatan coba-coba 11

b. Kuesioner Pilihan Ganda

Kuesioner pilihan ganda ini berisi pertanyaan-pertanyaan dimana

pilihan jawaban sudah disediakan oleh peneliti. Kuesioner ini

diadopsi dari skripsi yang berjudul Gaya Belajar Siswa Kelas XB dan
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 3

Gaya Mengajar Guru Matematika SMA Sedes Sapientiae Bedono

Ambarawa dengan beberapa modifikasi sesuai dengan topik yang

dibahas pada penelitian ini. Terdapat 15 butir soal pada kuesioner ini.

Pilihan jawaban yang disediakan pada masing-masing soal dalam

kuesioner ini berjumlah tiga (3), dan sudah dalam bentuk pernyataan-

pernyataan yang menandai aspek visual, auditorial, dan kinestetik.

Kuesioner ini diisi langsung oleh siswa dengan memberikan tanda (x)

pada jawaban yang dipilih.

2. Wawancara

Wawancara yang digunakan oleh peneliti baik terhadap guru maupun

siswa adalah wawancara bebas terpimpin. Dalam wawancara bebas

terpimpin ini peneliti membawa kerangka pertanyaan-pertanyaan untuk

disajikan, dan dari pertanyaan-pertanyaan itu masih dapat berkembang

lagi pada pertanyaan-pertanyaan lain.

Rancangan pertanyaan yang digunakan dalam melakukan wawancara

ini disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 2. Rancangan pertanyaan wawancara kepada guru

No Daftar Pertanyaan
1 Apa cara yang dipilih guru dalam menyampaikan materi, bercerita atau
menjelaskan, menampilkan gambar atau grafik dan menyuruh siswa melakukan
praktikum atau melakukan peragaan konsep IPA?
2 Seberapa sering ketiga hal itu dilakukan?
3 Perhatian guru terhadap tanggapan anak dalam cara mengajar guru tersebut?
4 Untuk guru sendiri sebenarnya gaya belajarnya seperti apa?
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 3

Tabel 3. Rancangan pertanyaan wawancara kepada siswa

No Daftar Pertanyaan
1 Bagaimana tanggapan kamu terhadap pelajaran IPA?
2 Bagaimana prestasi kamu dalam pelajaran IPA?
3 Bagaimana cara kamu belajar?
4 Bagaimana cara gurumu mengajar? gambar, ceramah, praktikum
5 Kamu bisa duduk berapa lama kalau sedang belajar IPA
6 Kamu suka belajar di kondisi yang bagaimna? Sepi atau ramai

3. Video

Didalam penelitian ini, peneliti menggunakan kamera video untuk

merekam proses pembelajaran yang sedang berlangsung saat melakukan

tahap observasi. Video ini adalah hasil dari proses pengamatan yang

dilakukan dalam 5 kali pertemuan. Data pengamatan yang didapatkan

juga dalam bentuk fieldnotes. Fieldnotes digunakan ketika memory

kamera video tidak mencukupi, dan ketika baterai kamera habis sebelum

pelajaran selesai.

F. Validitas

Validitas dapat mengukur atau menentukan apakah suatu tes sungguh

mengukur apa yang mau diukur, yaitu apakah sesuai dengan tujuan. Validitas

menunjuk pada kesesuaian, penuh arti, bergunanya kesimpulan yang dibuat

peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan. Kesimpulannya valid bila sesuai

dengan tujuan penelitian (Suparno, 2010: 67-68). Pada kuesioner chek list

validitas dilakukan sebanyak dua kali hingga diputuskan dapat digunakan oleh

dosen pembimbing. Sedangkan pada kuesioner kedua, peneliti melakukan


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 3

konsultasi kuesioner yang telah disusun kepada orang lain yang memiliki

keahlian dalam hal menyusun kuesioner, dalam hal ini adalah persetujuan dari

dosen pembimbing.

G. Metode Analisis Data

Dalam menganalisis data, digunakan analisis statistik deskriptif dan

deskriptif kualitatif. Tiap masalah dianalisis dalam bagian-bagian tersendiri.

Analsis data dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Gaya Belajar Siswa

Untuk mengetahui gaya belajar siswa dalam pembelajaran fisika,

penulis menggunakan 2 instrumen yaitu kuesioner dan wawancara. Ada

dua (2) jenis kuesioner yang digunakan peneliti seperti yang sudah

dijelaskan sebelumnya. Masing-masing kuesioner memiliki cara analisis

yang berbeda.

a. Kuesioner Chek List

Kuesioner ini terdiri dari 15 butir soal dan memuat 4 butir pilihan

jawaban : sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

Setiap item soal memiliki skor yang berbeda-beda sesuai dengan

jawaban yang dipilih seperti pada tabel berikut:

Tabel 4. Skor Kuesioner Chek List

No Jawaban Skor
1 Sangat setuju 4
2 Setuju 3
3 Tidak setuju 2
4 Sangat tidak setuju 1
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 3

Dengan penyebaran indikator gaya belajar siswa pada soal, maka

kuesioner ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu :

 Nomor 1-5 menunjukkan aspek visual

 Nomor 6-10 menunjukkan aspek auditorial

 Nomor 11-15 menunjukkan aspek kinestetik

Setelah memberi skor, maka skor untuk masing-masing aspek

dijumlahkan. Untuk menentukan gaya belajar mana yang lebih

dominan, maka digunakan analisis statistik yaitu Uji F dependent. Uji

F digunakan untuk membandingkan dua atau lebih means secara

simultan (Suparno, 2010: 74). Untuk menganalisa data ini, dilakukan

dengan menggunakan program SPSS dengan memasukkan data kasar,

kemudian membuka analisis dan memilih statistik yang akan

digunakan (Suparno, 2006: 100).

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji F

dependent maka dapat diketahui tingkat signifikansi dari ketiga gaya

belajar, yang kemudian dapat menunjukkan gaya belajar mana yang

lebih dominan.

b. Kuesioner Pilihan Ganda

Kuesioner pilihan ganda memiliki jumlah soal 15 butir dimana

masing-masing soal memiliki ketiga aspek gaya belajar yaitu visual,

auditorial, dan kinestetik, maka skor tertinggi dari masing-masing

gaya belajar adalah 15. Skor yang didapatkan dari hasil pengisian

siswa kemudian dikelompokkan kedalam aspek visual, auditorial, dan


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 3

kinestetik. Skor yang masuk dalam aspek yang sama kemudian

dijumlahkan dan dilihat perbandingannya.

Setelah mendapatkan perbandingan hasil dari masing-masing

aspek, maka ditentukan apakah perbandingan tersebut benar-benar

berbeda secara signifikan atau tidak. Untuk menentukan signifikan

maupun tidak signifikan maka digunakan pendekatan sederhana

dengan kurva normal seperti pada gambar berikut:

Gambar 1. Kurva Normal

Didalam kurva normal, skala tersebut ditentukan dari 0 sampai 15,

karena skor terendah dari setiap aspek adalah 0 dan skor tertinggi dari

setiap aspek bernilai 15. Dapat dilihat bahwa nilai median dari kurva

adalah 7,5 dan antara nilai 7,5 sampai 11,25 memiliki rentang sebesar

3,75. Nilai median dan besar rentang ini kemudian dibulatkan keatas,

sehingga didapatkan syarat bahwa ketiga hasil tersebut dapat

dikatakan berbeda apabila salah satu skor tertinggi bernilai minimal 8

dan selisih antara skor tertinggi dengan kedua skor yang lain bernilai

minimal 4. Setelah dilakukan proses statistik ini, maka hasilnya dapat

dikelompokkan menjadi dua yaitu signifikan dan tidak signifikan.

Signifikan berarti gaya belajar siswa tersebut dapat dibedakan secara


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 4

tegas, sedangkan tidak signifikan berarti tidak dapat dibedakan secara

tegas. Dari data yang signifikan, maka gaya belajar siswa dapat

ditentukan dengan melihat skor tertinggi antara ketiga aspek tersebut.

Setelah itu data dikelompokkan kembali untuk melihat berapa

siswa yang memiliki gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik

c. Wawancara

Untuk menentukan gaya belajar siswa, peneliti juga

menggunakan instrument wawancara. Data wawancara yang berupa

daftar pertanyaan dari peneliti dan jawaban dari responden ini

dianalisis secara deskripsi.

2. Gaya Mengajar Guru Fisika

Untuk melihat bagaimana gaya mengajar guru fisika, maka analisa

data dilakukan melalui beberapa tahap dibawah ini :

a. Video

Peneliti membuat intsrumen berupa pengamatan dengan

menggunakan video yang merekam aktivitas pembelajaran dari awal

sampai akhir. Semua data yang masih belum berwujud bahasa tertulis

didalam video ini kemudian ditranskip kedalam bentuk tulisan terlebih

dahulu dan disambungkan dengan data yang diperoleh dari fieldnotes.

Setelah data diubah menjadi transkip tulisan, data ini kemudian

dikelompokkan menjadi tiga (3) bagian yaitu aktivitas pembuka,

aktivitas inti, dan aktivitas penutup. Isi dari ketiga bagian ini
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 4

merupakan urutan aktivitas dalam proses pembelajaran dari awal

sampai akhir.

Rincian aktivitas pada masing-masing video kemudian

dikelompokkan lagi menjadi aktivitas yang lebih umum. Masing-

masing aktivitas ini kemudian diberikan keterangan waktu yang

menunjukkan berapa lama aktivitas ini dilakukan. Selanjutnya,

aktivitas guru dan siswa yang sama dari video pertama sampai akhir

dikelompokkan menjadi satu dengan disertai keterangan waktu yang

juga sudah dijumlahkan dari video pertama sampai akhir.

b. Wawancara

Tahap dalam menganalisis data wawancara untuk menentukan

gaya mengajar guru sama dengan cara menganalisis data hasil

wawancara yang digunakan untuk menentukan gaya belajar siswa.


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN

BAB IV

DATA, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di satu sekolah swasta yaitu di SMA

Bhakti Karya Kaloran Kabupaten Temanggung Jawa Tengah. Sekolah ini

merupakan sekolah yang terletak di Kecamatan Kaloran yang memiliki 6

kelas terdiri dari 2 kelas untuk kelas X, 2 kelas untuk kelas XI, dan 2 kelas

untuk kelas XII. Sekolah ini memiliki dua kelas jurusan IPA dan dua kelas

jurusan IPS. Partisipan penelitian ini hanya pada kelas XA, XB, dan XI

IPA, namun tidak dilakukan pada kelas XII karena saat itu sedang ada

persiapan pelaksanaan UN. Pemberian kuesioner dilakukan terhadap

ketiga kelas, namun pengamatan hanya dilakukan pada kelas XI IPA saja

sebanyak 5 kali pengamatan.

Pelaksanaan penelitian ini dimulai pada hari Selasa, 2 April 2013 dan

selesai pada hari Jumat, 12 April 2013. Penelitian ini terdiri dari tiga tahap

yaitu pembagian kuesioner, observasi proses belajar mengajar, dan

wawancara kepada guru dan siswa. Dalam melakukan observasi, peneliti

merekam dari belakang dengan menggunakan kamera video selama proses

pembelajaran berlangsung. Peneliti tidak merekam dengan berkeliling,

karena hal itu dapat mengganggu konsentrasi siswa saat mengikuti

pelajaran. Awal proses observasi, peneliti menemukan kendala, yaitu tidak

42
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 4

diperbolehkan untuk membawa teman yang dapat membantu proses

merekam, sehingga peneliti tidak dapat menuliskan catatan lapangan.

Kendala lain yang dihadapi selama proses observasi adalah memory

card yang digunakan tidak mencukupi untuk merekam proses

pembelajaran selama 2 x 45 menit, dan baterai kamera tidak dapat

bertahan selama 2 x 45 menit. Oleh karena itu ketika baterai dan memory

habis, maka peneliti menuliskan sisa proses pembelajaran pada catatan

lapangan (fieldnotes). Sehingga dalam lima kali tatap muka peneliti

memperoleh hasil yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 5 . Pelaksanaan Observasi Penelitian

No Tanggal Observasi Waktu Pelajaran Hasil Observasi


1 Selasa, 2 April 2013 2 x 45 menit Fieldnotes + Video
2 Kamis, 4 April 2013 2 x 45 menit Fieldnotes + Video
3 Jumat, 5 April 2013 1 x 45 menit Video
4 Selasa, 9 April 2013 2 x 45 menit Video
5 Jumat, 12 April 2013 1 x 45 menit Video

Selain melakukan observasi, peneliti juga melakukan wawancara

yang dilaksanakan pada tanggal 1,2,4,11,dan 13 April 2013. Peneliti

melakukan wawancara kepada guru juga melakukan wawancara kepada

siswa. Proses wawancara juga direkam dengan menggunakan handphone

sehingga peneliti dapat mencatat hasil wawancara secara lengkap.

Wawancara juga dilakukan tidak hanya pada bulan April saat waktu

penelitian saja, namun juga ada wawancara yang dilakukan pada saat

tanggal 13 Mei 2013 setelah masa penelitian disekolah selesai. Wawancara

yang dilaksanakan pada bulan Mei ini dilakukan untuk mendapatkan data

wawancara sebagai penguatan setelah analisis kuesioner pilihan ganda


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 4

dilakukan. Wawancara ini tetap dilakukan kepada guru yang sama dan

juga siswa, namun siswa yang ditunjuk adalah siswa yang mengisi

kuesioner dan setelah dianalisis hasilnya ternyata menunjukkan perbedaan

yang signifikan antara ketiga aspek. Data yang signifikan berarti dapat

menunjukkan bahwa siswa tersebut condong memiliki satu gaya belajar

tertentu.

Sedangkan pembagian kuesioner dilaksanakan pada tanggal 1, dan 2

April 2013. Pengisian kuesioner dilakukan dalam waktu kurang lebih 10

menit, dengan memberikan petunjuk pengisian terlebih dahulu kepada para

siswa.

B. Data

1. Data kuesioner

Data kuesioner yang diperoleh berupa:

a. Data kuesioner chek list : lampiran 4 halaman 91

b. Data kuesioner pilihan ganda : lampiran 6 halaman 93

2. Data wawancara

Data wawancara yang diperoleh berupa:

a. Transkrip wawancara siswa 1 : lampiran 7.a hal 97

b. Transkrip wawancara siswa 2 : lampiran 7.b hal 99

c. Transkrip wawancara siswa 3 : lampiran 7.c hal 100

d. Transkrip wawancara siswa 4 : lampiran 7.d hal 102

e. Transkrip wawancara siswa 5 : lampiran 7.e hal 103


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 4

f. Transkrip wawancara siswa 6 : lampiran 7.f hal 105

g. Transkrip wawancara siswa 7 : lampiran 7.g hal 107

h. Transkrip wawancara siswa 8 : lampiran 7.h hal 109

i. Transkrip wawancara siswa 9 : lampiran 7.i hal 111

j. Transkrip wawancara siswa 10 : lampiran 7.j hal 113

k. Transkrip wawancara guru yang pertama: lampiran 8.a hal 114

l. Transkrip wawancara guru yang kedua : lampiran 8.b hal 117

m. Transkrip wawancara guru yang ketiga : lampiran 8.c hal 119

3. Data pengamatan

Data pengamatan proses pembelajaran berupa :

a. Transkrip data video 1 : lampiran 9.a hal 122

b. Transkrip data video 2 : lampiran 9.b hal 124

c. Transkrip data video 3 : lampiran 9.c hal 126

d. Transkrip data video 4 : lampiran 9.d hal 127

e. Transkrip data video 5 : lampiran 9.e hal 129

C. Analisa Data

1. Gaya Belajar Siswa di SMA Bhakti Karya Temanggung

Gaya belajar siswa-siswi SMA Bhakti Karya Temanggung

diketahui melalui hasil pengisian kuesioner chek list dan pilihan ganda

yang keduanya diisi langsung oleh siswa sendiri. Hasil analisis akan

dibahas masing-masing seperti berikut:


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 4

a. Kuesioner Chek List

Setelah memberikan skor pada hasil kuesioner yang sudah

diisi siswa, skor kemudian dijumlahkan menurut aspeknya. Hasil

penjumlahan skor ini dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 6 . Jumlah Skor Kuesioner Check List

Jumlah Skor
No Nama Visual Auditorial Kinestetik
1 A 16 16 12
2 B 15 13 13
3 C 13 16 18
4 D 17 14 13
5 E 15 14 15
6 F 12 11 11
7 G 14 12 13
8 H 13 12 14
9 I 15 13 11
10 J 12 13 14
11 K 15 14 13
12 L 14 8 11
13 M 14 13 13
14 N 13 14 11
15 O 11 17 12
16 P 12 12 12
17 Q 12 12 13
18 R 11 15 14
19 S 14 16 11
20 T 16 18 15
21 U 16 18 15
22 V 14 8 9
23 W 15 12 11
24 X 15 15 14
25 Y 14 12 11
26 Z 10 15 14
27 AA 14 15 12
28 AB 12 15 13
29 AC 14 19 13
30 AD 14 13 13
31 AE 15 12 13
32 AF 13 11 15
33 AG 14 11 10
34 AH 14 11 10
35 AI 12 13 12
36 AJ 12 16 15
37 AK 11 16 13
38 AL 12 14 14
39 AM 14 11 10
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 4

40 AN 14 13 11
41 AO 15 12 11
42 AP 14 11 10
43 AQ 14 15 15
44 AR 13 14 13
45 AS 13 14 14
46 AT 14 13 13
47 AV 15 14 14
48 AW 15 14 12
49 AX 14 14 12
50 AY 15 14 15
51 AZ 14 13 13
52 AAA 14 14 11
53 AAB 14 13 13
54 AAC 14 13 11
55 AAD 12 15 12
56 AAE 13 15 13
57 AAF 14 15 13
58 AAG 13 12 15
59 AAH 13 14 11
60 AAI 15 15 15
61 AAJ 14 15 13
62 AAK 14 12 12
63 AAL 13 13 13
64 AAM 14 13 14
65 AAN 15 14 14
66 AAO 11 11 13
67 AAP 15 13 11
68 AAQ 14 14 12
69 AAR 16 12 12
70 AAS 14 14 14
71 AAT 14 12 11
72 AAU 11 14 15

Dari tabel diatas, untuk menentukan gaya belajar yang dimiliki

siswa, maka digunakan analisis statistik uji F dependent. Sehingga

diperoleh hasil analisis seperti berikut :


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 4

Tabel 7. Deskriptif Analisis Kuesioner Chek List dengan

Program SPSS

Descriptive Statistics
Std.
N Mean Deviation Minimum Maximum
VISUAL 72 13,69 1,401 10 17
AUDITORIAL 72 13,53 1,979 8 19
KINESTETIK 72 12,74 1,636 9 18

Tabel 8. Tabel Ranks


Ranks
Mean Rank
VISUAL 2,26
AUDITORIAL 2,09
KINESTETIK 1,65

Tabel 9. Tabel Test Statistik

Test Statisticsa

N 72
Chi-square 17,270
df 2
Asymp. Sig. ,000

a. Friedman Test

Kesimpulan:

Chi-square 17,270, p = 0,000 < α = 0,05, maka signifikan.

b. Kuesioner Pilihan Ganda

Setelah mendapatkan data, maka skor pada masing-masing

siswa dijumlahkan untuk melihat berapa jumlah skor yang

didapatkan pada aspek visual, auditorial, dan kinestetik. Jumlah

skor yang didapatkan kemudian dibandingkan dan dianalisis


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 4

apakah ketiga aspek tersebut dapat dibedakan secara signifikan

atau tidak. Hasil analisis tersebut disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 10. Hasil Analisis Kuesioner Pilihan Ganda

Skor Signifikan/
No Nama Visual Auditorial Kinestetik Tidak Signifikan
1 A 7 1 7 TS
2 B 4 6 5 TS
3 C 7 6 2 TS
4 D 7 2 6 TS
5 E 11 2 2 Signifikan
6 F 10 2 3 Signifikan
7 G 9 2 4 Signifikan
8 H 7 5 3 TS
9 I 11 1 3 Signifikan
10 J 9 2 4 Signifikan
11 K 7 2 6 TS
12 L 13 0 2 Signifikan
13 M 11 1 3 Signifikan
14 N 14 0 1 Signifikan
15 O 8 3 4 Signifikan
16 P 11 1 3 Signifikan
17 Q 7 2 6 TS
18 R 9 2 4 Signifikan
19 S 8 3 4 Signifikan
20 T 7 4 4 TS
21 U 7 4 4 TS
22 V 13 0 2 Signifikan
23 W 8 3 4 Signifikan
24 X 11 2 2 Signifikan
25 Y 8 3 4 Signifikan
26 Z 12 2 1 Signifikan
27 AA 10 1 4 Signifikan
28 AB 10 1 4 Signifikan
29 AC 9 0 6 TS
30 AD 8 2 5 TS
31 AE 8 4 3 Signifikan
32 AF 5 3 6 TS
33 AG 9 4 2 Signifikan
34 AH 8 5 2 TS
35 AI 8 3 4 Signifikan
36 AJ 9 5 1 Signifikan
37 AK 9 1 5 Signifikan
38 AL 6 5 3 TS
39 AM 11 2 2 Signifikan
40 AN 8 3 3 Signifikan
41 AO 5 2 8 TS
42 AP 4 7 4 TS
43 AQ 11 2 2 Signifikan
44 AR 10 2 3 Signifikan
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 5

45 AS 6 4 5 TS
46 AT 7 1 7 TS
47 AV 7 2 6 TS
48 AW 8 2 5 TS
49 AX 10 3 2 Signifikan
50 AY 11 2 2 Signifikan
51 AZ 7 2 6 TS
52 AAA 10 1 4 Signifikan
53 AAB 7 2 6 TS
54 AAC 6 3 6 TS
55 AAD 5 2 8 TS
56 AAE 9 4 2 Signifikan
57 AAF 8 4 3 Signifikan
58 AAG 9 3 3 Signifikan
59 AAH 13 1 1 Signifikan
60 AAI 10 2 3 Signifikan
61 AAJ 11 3 1 Signifikan
62 AAK 10 4 1 Signifikan
63 AAL 9 0 6 TS
64 AAM 6 3 6 TS
65 AAN 8 4 3 Signifikan
66 AAO 7 3 5 TS
67 AAP 9 3 3 Signifikan
68 AAQ 6 7 2 TS
69 AAR 11 1 3 Signifikan
70 AAS 8 2 5 TS
71 AAT 5 4 6 TS
72 AAU 7 4 4 TS

Setelah data tersebut diproses, diperoleh data yang signifikan

sebanyak 41 data dari 72 data, sedangkan sebanyak 31 data

menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan. Data

signifikan ini, kemudian dibagi lagi untuk dilihat apakah siswa

memiliki gaya belajar visual, auditorial, atau kinestetik dengan

melihat jumlah skor tertinggi. Sehingga keseluruhan data dapat

dibedakan menjadi 4 yaitu visual, auditorial, kinestetik, dan tidak

bisa dibedakan. Hasil analisis gaya belajar siswa ini disajikan

dalam tabel berikut :


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 5

Tabel 11 .Gaya Belajar Siswa dari Kuesioner Pilihan Ganda

No Nama Gaya Belajar Siswa

1. A Tidak Bisa Dibedakan


2. B Tidak Bisa Dibedakan
3. C Tidak Bisa Dibedakan
4. D Tidak Bisa Dibedakan
5. E Visual
6. F Visual
7. G Visual
8. H Tidak Bisa Dibedakan
9. I Visual
10. J Visual
11. K Tidak Bisa Dibedakan
12 L Visual
13 M Visual
14 N Visual
15 O Visual
16 P Visual
17 Q Tidak Bisa Dibedakan
18 R Visual
19 S Visual
20 T Tidak Bisa Dibedakan
21 U Tidak Bisa Dibedakan
22 V Visual
23 W Visual
24 X Visual
1. Y Visual
2. Z Visual
3. AA Visual
4. AB Visual
5. AC Tidak Bisa Dibedakan
6. AD Tidak Bisa Dibedakan
7. AE Visual
8. AF Tidak Bisa Dibedakan
9. AG Visual
10. AH Tidak Bisa Dibedakan
11. AI Visual
12 AJ Visual
13 AK Visual
14 AL Tidak Bisa Dibedakan
15 AM Visual
16 AN Visual
17 AO Tidak Bisa Dibedakan
18 AP Tidak Bisa Dibedakan
19 AQ Visual
20 AR Visual
1. AS Tidak Bisa Dibedakan
2. AT Tidak Bisa Dibedakan
3. AV Tidak Bisa Dibedakan
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 5

4. AW Tidak Bisa Dibedakan


5. AX Visual
6. AY Visual
7. AZ Tidak Bisa Dibedakan
8. AAA Visual
9. AAB Tidak Bisa Dibedakan
10. AAC Tidak Bisa Dibedakan
11. AAD Tidak Bisa Dibedakan
12 AAE Visual
13 AAF Visual
14 AAG Visual
15 AAH Visual
16 AAI Visual
17 AAJ Visual
18 AAK Visual
19 AAL Tidak Bisa Dibedakan
20 AAM Tidak Bisa Dibedakan
21 AAN Visual
22 AAO Tidak Bisa Dibedakan
23 AAP Visual
24 AAQ Tidak Bisa Dibedakan
25 AAR Visual
26 AAS Tidak Bisa Dibedakan
27 AAT Tidak Bisa Dibedakan
28 AAU Tidak Bisa Dibedakan

Dari hasil analisis data tersebut, maka dapat dibuat tabel

rangkuman seperti berikut:

Tabel 12. Rangkuman Data Gaya Belajar Siswa

No Gaya Belajar Jumlah Anak


1 Visual 41
2 Auditorial 0
3 Kinestetik 0
4 Tidak Bisa Dibedakan 31

Sehingga dapat disimpulkan dari hasil pengisian kuesioner

pilihan ganda ini, bahwa sebanyak 56,94 % siswa-siswi di SMA

Bhakti Karya memiliki gaya belajar visual, dan 43,05 % memiliki

gaya belajar yang tidak bisa dibedakan.


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 5

c. Wawancara

Selain menentukan dari hasil kuesioner, gaya belajar juga

ditentukan dengan wawancara. Wawancara ini terdiri dari

wawancara siswa dan wawancara guru.

1. Wawancara Siswa

Beberapa siswa yang diwawancarai adalah siswa yang hasil

skor pengisian kuesioner pilihan ganda menunjukkan hasil

signifikan. Peneliti melakukan wawancara terhadap 6 siswa

yaitu pada siswa 5, 6, 7, 8, 9, dan 10. Peneliti hanya mengambil

6 siswa sebagai sampel karena dirasa cukup untuk

mengkonfirmasi apakah hasil gaya belajar siswa melalui

wawancara memiliki hasil yang sama dengan gaya belajar

siswa dari kuesioner. Untuk mengetahui bagaimana gaya

belajar ke-6 siswa tersebut, setelah membaca hasil transkrip

data, maka analisis deskriptif dilakukan dengan menceritakan

gambaran umum dari isi interview mengenai kegiatan belajar

seperti apa yang paling membantu mereka untuk memudahkan

mereka memahami pelajaran fisika. Maka didapatkan hasil

analisis sebagai berikut:

a. Siswa 5

Melalui wawancara dengan siswa 5, peneliti

mendapatkan hasil bahwa siswa ini merasa terbantu dalam

memahami fisika dengan cara mendengarkan penjelasan


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 5

dari guru. Ia tidak merasa terbantu apabila hanya dengan

melihat gambar yang diberi keterangan tanpa guru

memberikan penjelasan lagi. Siswa ini juga tidak merasa

senang dengan metode praktikum karena ia merasa

kesulitan.

Karena guru fisika memakai metode menjelaskan

dalam pembelajaran, siswa ini merasa nyaman dengan

metode yang dipakai oleh guru. Dari hasil yang diperoleh

diatas, dapat disimpulkan bahwa siswa 5 lebih cenderung

belajar dengan menggunakan gaya belajar auditorial.

Namun, saat dirumah, ia belajar dengan membaca catatan

lagi dirumah, yang menunjukkan bahwa ia juga

menggunakan gaya belajar visual.

b. Siswa 6

Dalam wawancara dengan siswa 6, peneliti

mendapatkan hasil bahwa siswa ini lebih mudah memahami

apabila dengan cara praktikum. Ia mengungkapkan bahwa

kalau bisa praktikum saja, karena menurutnya, mempelajari

teori sulit, apalagi disuruh membaca sendiri. Ia menyatakan

bahwa ia merasa mengantuk apabila harus mendengarkan

penjelasan guru.

Dari hasil yang didapatkan, maka siswa ini dapat

disimpulkan lebih cenderung memahami pelajaran dengan


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 5

menggunakan cara praktikum. Jadi sebenarnya ia memiliki

gaya belajar kinestetik. Namun, menurutnya penjelasan dari

guru juga tetap penting. Apabila ia tidak mendengarkan

penjelasan dari guru, ia meminta temannya untuk

menjelaskan lagi. Hal ini menunjukkan bahwa ia juga

menggunakan cara belajar dengan gaya belajar auditorial.

Walaupun ia merasa lebih mudah belajar dengan cara

praktikum, pada saat membaca, siswa ini lebih menyukai

membaca sendiri daripada dibacakan oleh orang lain. Ia

juga merasa terbantu apabila guru menampilkan gambar

dan kemudian diberi penjelasan. Hal ini menunjukkan ciri

gaya belajar visual.

c. Siswa 7

Hasil yang didapatkan dari hasil wawancara dengan

siswa 7 menunjukkan bahwa siswa ini sangat terbantu

dengan adanya penjelasan dari guru. Hal ini karena ketika

ada yang tidak jelas, ia bisa langsung bertanya. Siswa ini

tidak menyukai praktikum, tetapi sedikit merasa terbantu

dengan adanya penampilan gambar. Namun, menurutnya

penampilan gambar tidak cukup tanpa guru menjelaskan

lagi. Ia mengatakan bahwa ia lebih condong terbantu

dengan penjelasan dari guru. Sehingga dari keterangan-

keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa siswa ini


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 5

menggunakan gaya belajar auditorial. Karena ia juga

merasa terbantu dengan adanya penampilan gambar, dan

siswa ini juga lebih mengerti membaca materi sendiri

daripada dibacakan, maka ia juga menggunakan gaya

belajar visual dalam belajar.

d. Siswa 8

Hasil wawancara dengan siswa ini menggambarkan

bahwa didalam belajar ia merasa terbantu dengan

penjelasan guru dan praktikum. Menurutnya penjelasan

guru sangat penting, karena kalau tidak dijelaskan ia merasa

tidak bisa. Ia merasa penjelasan guru paling membantunya

dalam mengerti fisika, walaupun ia juga menyukai

praktikum. Keterangan ini memberi kesimpulan bahwa

siswa ini lebih cenderung menggunakan gaya belajar

auditorial. Walaupun begitu, ia juga mencatat hal-hal

penting yang dijelaskan oleh guru, dan berusaha menyalin

catatan temannya ketika ia tidak masuk sekolah. Dalam

membaca materi, ia lebih memilih membaca sendiri

daripada mendengar orang lain membacakan. Keterangan-

keterangan ini menunjukkan bahwa ia juga menggunakan

gaya belajar visual.


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 5

e. Siswa 9

Dari wawancara yang dilakukan, didapatkan hasil

bahwa siswa ini mengatasi kesulitan dalam belajar fisika

dengan membaca catatan berulang-ulang dirumah. Ia

merasa kesulitan apabila hanya melihat gambar tanpa guru

menjelaskan. Hal ini karena didalam membaca pasti ada

bagian-bagian yang tidak diketahui. Sehingga ia merasa

mendengarkan penjelasan guru merupakan cara yang paling

penting. Ia juga mengatakan bahwa didalam praktikum juga

harus ada penjelasan dari guru. Dari hasil ini, maka dapat

disimpulkan bahwa siswa ini lebih cenderung

menggunakan gaya belajar auditorial, walaupun ia juga bisa

menggunakan ketiga-tiganya.

Namun apabila guru melakukan demonstrasi, siswa

ini lebih suka jika tidak dilibatkan melakukan demonstrasi,

ia lebih menyukai mengamati guru melakukan demonstrasi.

Hal ini menunjukkan salah satu cirri gaya belajar visual.

f. Siswa 10

Wawancara dengan siswa 10 memberikan hasil bahwa

siswa ini belajar dengan cara mendengarkan penjelasan dari

guru dan membaca sendiri. Tapi dari kedua hal itu, yang

paling membantunya adalah dengan dijelaskan oleh guru.

Didalam membaca, siswa ini lebih senang untuk membaca


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 5

sendiri, daripada dibacakan oleh orang lain. Saat dirumah,

ia belajar dengan cara membaca dan mengerjakan soal-soal

sendiri. Dengan melihat apa yang paling membantu untuk

belajar, maka dapat disimpulkan bahwa siswa ini

menggunakan gaya belajar auditorial.

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan 6 siswa, dan

melihat cara apa yang paling sering mereka pakai dan paling

membantu mereka dalam belajar, maka dapat disimpulkan

bahwa dari enam siswa, 5 siswa lebih cenderung pada gaya

belajar auditorial dengan mendengarkan penjelasan guru, dan 1

siswa lebih cenderung pada gaya belajar kinestetik dengan

praktikum. Namun, dari hasil wawancara juga dapat dilihat

bahwa siswa-siswa ini juga melibatkan gaya belajar yang lain,

walaupun tidak dominan, dan yang paling banyak dilakukan

adalah gaya belajar visual dengan mencatat, dan membaca

buku catatan.

2. Wawancara Guru

Wawancara yang dilakukan dengan guru ini adalah

mengenai keenam siswa yang sudah diwawancara terlebih

dahulu. Data wawancara yang digunakan untuk mengetahui

sikap siswa dikelas ini diambil dari data wawancara guru pada

tanggal 13 Mei 2013. Melalui wawancara guru, peneliti

mendapatkan gambaran bahwa untuk siswa 5 dan siswa 7


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 5

memang aktif dikelas, baik dalam bertanya maupun menjawab

pertanyaan dari guru. Namun mereka tidak memiliki perbedaan

sikap ketika pelajaran dilakukan dengan menggunakan metode

praktikum. Guru menyatakan juga bahwa siswa 5,7,8, dan 9

selalu fokus mendengarkan ketika guru menjelaskan didepan

kelas. Mereka juga selalu mencatat apabila guru memberikan

catatan. Sedangkan untuk siswa 6, guru mengatakan bahwa ia

memang terlihat lebih antusias dalam praktikum, sikapnya

berbeda ketika ia menghadapi latihan soal dikelas. Menurut

pengamatan guru, siswa 6 aktif bertanya karena ia tidak fokus

mendengarkan penjelasan dari guru. Hal ini diketahui karena

apa yang ditanyakan adalah materi yang sudah dijelaskan

sebelumnya.

Sedangkan untuk siswa 8, guru mengatakan bahwa ia

sangat pendiam, ia tidak aktif bertanya, baik dalam pelajaran

ketika dikelas dengan penjelasan guru, maupun ketika

praktikum. Karena ia pendiam, menurut pandangan guru ia

fokus mendengarkan penjelasan dari guru. Dengan hasil

wawancara guru ini, menunjukkan bahwa 5 siswa ini

menggunakan gaya belajar auditorial yang ditandai dengan

fokus mendengarkan ketika guru menjelaskan. Mereka juga

selalu mencatat apabila guru memberikan catatan yang artinya

mereka juga selalu menggunakan salah satu ciri dari gaya


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 6

belajar visual. Sedangkan untuk siswa 6, dapat disimpulkan

bahwa ia menggunakan gaya belajar kinestetik, karena menurut

pandangan guru, ia aktif dan lebih antusias dalam praktikum.

2. Gaya Mengajar Guru Fisika Di SMA Bhakti Karya Temanggung

Dari transkrip data video selama 5x pertemuan, data ini dapat

dikelompokkan menjadi tiga (3) bagian yaitu aktivitas pembuka,

aktivitas inti, dan aktivitas penutup. Setiap aktivitas yang dilakukan

oleh guru maupun siswa akan diberi keterangan waktu berapa lama

aktivitas itu dilakukan. Hasil pengelompokkan ketiga aktivitas ini

dapat dilihat sebagai berikut:

a. Melalui video

1. Video Pertama

 Pembuka

 Guru membuka pelajaran dengan berdoa

 Guru melakukan tanya jawab untuk mengingatkan

siswa pada materi sebelumnya ( ± 5 menit)

 Guru melakukan komunikasi verbal (± 1 menit)

 Inti

 Guru menjelaskan mengenai debit secara lisan (± 1

menit)

 Siswa maju kedepan untuk menuliskan persamaan

kontinuitas (± 5 menit)
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 6

 Guru menjelaskan pentingnya luas lingkaran secara

lisan (± 1 menit)

 Siswa maju kedepan untuk mengerjakan soal pertemuan

yang lalu yaitu soal nomor 1 dan 2 (± 5 menit)

 Guru mengoreksi pekerjaan siswa dengan menjelaskan

dan memberi pembetulan pada beberapa kesalahan (± 6

menit)

 Siswa mencatat jawaban yang ada dipapan tulis setelah

dikoreksi oleh guru (± 2 menit )

 Siswa maju kedepan mengerjakan soal nomor 3 dan 4

(± 4 menit )

 Guru mengoreksi pekerjaan siswa dipapan tulis dengan

menjelaskan secara bertahap (± 6 menit)

 Guru menjelaskan mengenai asas Bernoulli (± 7 menit)

dan menuliskan poin-poin penting (± 10 detik) dengan

melibatkan siswa untuk menuliskan rumus-rumus

tertentu dipapan tulis dibantu dengan penjelasan guru (±

5 menit )

 Guru menjelaskan mengenai usaha serta melakukan

komunikasi selingan dengan memberi nasihat-nasihat (±

5 menit)

 Penutup

Memberikan salam penutup


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 6

2. Video
Kedua

 Pembuka

 Guru memberikan salam

 Guru melalukan tanya jawab untuk mengingatkan

materi sebelumnya

 Inti

 Guru memulai penjelasan mengenai usaha yang

berkaitan dengan energy mekanik

 Guru menjelaskan penurunan rumus mendapatkan

persamaan Bernoulli

Waktu dari pembuka sampai pada tahap ini adalah ± 5

menit

 Siswa mencatat apa yang ditulis guru pada saat

menjelaskan (± 2 menit)

 Guru menjelaskan mengenai persamaan Bernoulli yaitu

untuk fluida statis dan fluida dinamis (± 2 menit ) ,

menuliskan rumus, dan menggambar (± 1menit )

 Siswa mencatat apa yang diberikan guru dipapan tulis

(± 5 menit)

 Guru memberikan contoh soal secara lisan (± 2 menit)

dan selanjutnya menjelaskan pengerjaan soal tersebut

dipapan tulis. (± 10 menit )


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 6

 Siswa mencatat pembahasan contoh soal yang diberikan

guru (± 2 menit)

 Guru memberikan latihan soal kepada siswa, dan waktu

untuk mengerjakan (± 17 menit)

 Penutup

 Guru menjadikan soal latihan tadi sebagai PR dan

memberikan salam penutup

3. Video Ketiga

 Pembuka

 Guru membuka dengan doa lalu mengecek ketertiban

siswa dalam berpakaian dan melakukan komunikasi

verbal (± 1 menit)

 Guru mengingatkan kembali apa yang dipelajari

kemarin secara lisan (± 2 menit)

 Inti

 Beberapa siswa mengerjakan soal latihan yang

diberikan pada pertemuan sebelumnya dipapan tulis (±

9 menit)

 Guru mengoreksi dan membahas pekerjaan siswa (± 3

menit)

 Guru menjelaskan mengenai tangki bocor (± 7 menit),

menggambar (± 39 detik ), dan menuliskan rumus (± 1

menit)
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 6

 Siswa mencatat apa yang dituliskan guru mengenai

tangki bocor (± 4 menit )

 Guru memberikan contoh soal tangki bocor secara lisan

(± 3 menit)

 Guru menjelaskan cara pengerjaan contoh soal yang

diberikan sambil menulis di papan tulis (± 8 menit)

 Siswa mencatat pengerjaan contoh soal tersebut (± 2

menit)

 Guru memberikan latihan soal kepada siswa secara

lisan (± 3 menit)

 Penutup

 Guru memberi salam penutup dan membuat soal latihan

sebagai PR

4. Video Keempat

 Pembuka

 Guru membuka pelajaran dengan berdoa dan

melakukan komunikasi verbal (± 1 menit)

 Guru melakukan tanya jawab dengan siswa dan

menjelaskan materi pada pertemuan sebelumnya (±5

menit)
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 6

 Inti

 Beberapa siswa mengerjakan latihan soal yang

diberikan pada pertemuan sebelumnya dipapan tulis (±

8 menit)

 Guru menjelaskan dan mengoreksi pekerjaan siswa

mengenai tangki bocor dipapan tulis (± 4 menit)

 Siswa mencatat rumus yang dituliskan guru dipapan

tulis (± 2 menit)

 Guru menjelaskan pembahasan soal berikutnya dipapan

tulis, tanpa meminta siswa mengerjakan dipapan tulis (±

7 menit)

 Siswa maju ke depan untuk mengerjakan soal

berikutnya (± 7 menit)

 Siswa mencatat pekerjaan guru dan teman mereka (± 4

menit)

 Guru memberi nasihat-nasihat (± 4 menit)

 Guru menjelaskan mengenai venturimeter (± 10 menit),

menggambar venturimeter, dan menulis rumus dipapan

tulis (± 3 menit)

 Siswa mencatat penjelasan guru yang ditulis dipapan

tulis mengenai venturimeter (± 3 menit)

 Guru memberikan contoh soal secara lisan (± 1 menit)

 Guru membahas contoh soal tersebut (± 3 menit)


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 6

 Siswa menyalin pengerjaan contoh soal yang ada

dipapan tulis (± 2 menit)

 Penutup

 Guru memberikan PR kepada siswa mengenai

venturimeter tanpa manometer

5. Video Kelima

Pada pertemuan kelima ini, aktivitas guru dapat dirinci sebagai

berikut:

 Pembuka

 Guru mengucapkan salam, berdoa dan melakukan

komunikasi verbal (± 1 menit)

 Inti

 Guru menjelaskan mengenai venturimeter dengan

manometer (± 1 menit)

 Guru membahas soal yang diberikan pada pertemuan

sebelumnya (± 3 menit)

 Guru menjelaskan mengenai gaya angkat pesawat (± 6

menit)

 Siswa mencatat dari apa yang dituliskan guru dipapan

tulis saat guru menjelaskan (± 4 menit)

 Guru memberikan contoh soal secara lisan (± 2 menit)

 Guru menjelaskan cara penyelesaian contoh soal

dipapan tulis (± 9 menit )


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 6

 Siswa mencatat pembahasan soal yang dilakukan oleh

guru kemudian mencatat latihan soal yang diberikan

oleh guru secara lisan (± 4 menit)

 Guru memberikan contoh soal secara lisan (± 1,5 menit)

 Siswa mengerjakan latihan soal hingga pelajaran selesai

(± 1,5 menit)

 Penutup

Guru mengucapkan salam

Setelah mengelompokkan data kedalam aktivitas pembuka, inti,

dan penutup, aktivitas yang dilakukan dalam pembelajaran dari

video pertama sampai terakhir kemudian dirangkum menjadi satu

ke dalam aktivitas yang lebih umum, dengan disertai keterangan

waktu yang merupakan penjumlahan waktu dari video pertama

sampai video terakhir seperti pada tabel berikut :

Tabel 13. Rangkuman Aktivitas Guru dan Siswa dalam 5 x

tatap muka

Aktivitas Jumlah Waktu


Guru menjelaskan ± 104 menit
Guru menulis dan menggambar ± 5 menit 49 detik
Guru memberikan contoh soal secara lisan ± 12 menit 30 detik
Siswa mencatat ± 36 menit
Siswa mengerjakan soal ± 48 menit 30 detik
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 6

b. Melalui Wawancara

Data yang diperoleh melalui wawancara ini dianalisis secara

deskriptif dengan melihat gambaran umum mengenai gaya

mengajar guru. Hasil wawancara diperoleh dari 4 orang siswa yaitu

siswa 1,2,3,5, dan dari guru fisika itu sendiri. Hasil dari wawancara

dengan siswa menunjukkan bahwa guru fisika yang ada di SMA

Bhakti Karya banyak menggunakan metode ceramah atau

menjelaskan, mereka mengatakan bahwa praktikum jarang

dilakukan dan hanya dilakukan sebanyak 1 kali dalam satu

semester. Didalam wawancara guru, diperoleh informasi bahwa

guru merasa siswa relatif bisa memahami baik itu dijelaskan

kemudian langsung mengerjakan soal atau melalui praktikum.

Namun, siswa masih merasa kesulitan apabila mempelajari dari

buku kemudian menyimpulkan atau menjawab pertanyaan sendiri.

Hal ini ditunjukkan dari wawancara berikut:

Peneliti: Lalu menurut ibu sendiri, anak anak-anak lebih suka belajar
dengan cara seperti apa? Kebanyakan apakah cukup dengan
ibu menjelaskan, apakah sering meminta ayo bu praktikum,
atau lihat gambar begitu?
Guru :oh kalau kelas XI IPA itu diajak apapun juga bisa, tapi yang
mengalami kesulitan itu kalau disuruh menulis literature.
Jadi misalnya saya ambilkan buku perpustakaan, anak saya
suruh mempelajari kemudian menyimpulkan atau menjawab
pertanyaan masih mengalami kesulitan. Yah kalau anak itu
relative bisa kalau diterangkan, apakah diterangkan itu
langsung soal atau melalui praktik begitu

Guru juga tidak bisa menyimpulkan apakah mempunyai cara

belajar tertentu bagi dirinya sendiri, cara belajar guru bergantung


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 6

pada materi yang dipelajari. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan

wawancara berikut:

Peneliti: lalu bagaimana dengan cara ibu belajar? apakah lebih pada
melakukan praktikum dan demonstrasi, atau dengan
mendengar penjelasan dengan rekaman, atau melihat gambar-
gambar begitu?
Guru :kalau saya itu ndak bisa menyimpulkan, relative tergantung
materi yang akan dipelajari lebih mudah memakai apa begitu

Karena guru tidak dapat menyimpulkan gaya belajarnya, dan

cara belajarnya tergantung dengan materi. Rupanya guru juga

menerapkan cara ini dalam mengajar, menurutnya caranya

mengajar bergantung pada materi yang akan disampaikan. Apabila

materi itu lebih cocok dilakukan dengan praktikum, maka guru

akan mengajak siswa melakukan praktikum. Hal ini terdapat dalam

kutipan berikut:

Peneliti: nah, siswa menganggap bahwa fisika itu sulit kan bukan hal
yang baru ya bu. Lalu dalam ibu menyampaikan materi, ibu
sering menggunakan cara mengajar dengan memperlihatkan
gambar-gambar, symbol, atau grafik? Ataukah ibu mengajar
hanya dengan menjelaskan atau dengan praktikum begitu bu?
Guru : tergantung dari materi yang akan disampaikan. Seperti halnya
kemarin kita berbicara tentang hukum Archimedes itu siswa
praktik, baru dilanjutkan ke teorinya. Lalu pada saat
menentukan titik berat siswa juga praktik, jadi tidak mesti,
tergantung materi yang disampaikan

Guru memang lebih banyak menyajikan materi dengan

menjelaskan, karena menurut guru siswa masih bingung jika tidak

dijelaskan. Guru juga menyatakan bahwa metode praktikum hanya

digunakan paling banyak 50 % di satu semester, sedangkan untuk

menampilkan gambar paling banyak 25 % dalam satu semester.


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 7

Hal ini ditunjukkan dalam kutipan wawancara berikut:

Peneliti: lalu seberapa sering ibu melakukan praktikum dibandingkan


dengan menjelaskan atau menampilkan gambar?

Guru: saya itu paling banyak hanya 50 % untuk praktikum, tapi kalau
untuk penampilan gambar hanya sedikit sekali sekitar 25%.

Peneliti: tetapi yang paling sering ibu lakukan menjelaskan ya bu?

Guru: iya menjelaskan, didalam praktikum juga ada penjelasan.


Karena sudah pernah saya coba untuk bekerja sendiri tapi
mereka bingung

Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru dan siswa

dapat disimpulkan bahwa guru lebih banyak menjelaskan daripada

melakukan praktikum maupun memperlihatkan gambar-gambar

D. Pembahasan

1. Gaya belajar siswa SMA Bhakti Karya Kaloran

Dalam penelitian ini, digunakan dua kuesioner untuk menentukan

gaya belajar yang dimiliki oleh siswa yaitu kuesioner chek list dan

kuesioner pilihan ganda. Pada kuesioner dapat dilihat bahwa ada

perbedaan antara ketiga gaya belajar yaitu gaya belajar visual,

auditorial, dan kinestetik. Dengan melihat nilai rata-rata yang paling

besar dapat disimpulkan bahwa dari ketiga gaya belajar visual,

auditorial, dan kinestetik, gaya belajar yang paling dominan adalah

gaya belajar visual.

Dan berdasarkan analisis data yang sudah dilakukan pada hasil

pengisian kuesioner pilihan ganda, diperoleh bahwa sebanyak 41 siswa

dari 72 siswa di SMA Bhakti Karya cenderung pada gaya belajar


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 7

visual, sedangkan 31 siswa yang lain memiliki gaya belajar yang tidak

bisa dibedakan. Dapat diartikan bahwa ke 31 siswa ini menggunakan

ketiga gaya belajar yang ada. Dan hasil ini mengkonfirmasi teori yang

disebutkan oleh De Porter (2010:123) yang mengulas pendapat

Markova bahwa orang tidak hanya cenderung pada satu gaya belajar,

mereka juga memanfaatkan kombinasi gaya belajar tertentu yang

memberi mereka bakat dan kekurangan alami tertentu. De Poter juga

membahas pendapat Bandler dan Grinder meskipun kebanyakan orang

memiliki jalan ke ketiga gaya belajar, hampir semua orang cenderung

pada salah satu gaya belajar. Hal ini ditunjukkan pada 41 siswa yang

cenderung pada satu gaya belajar yaitu gaya belajar visual. Hasil

analisis antara kuesioner chek list ini ternyata memiliki kesamaan

dalam gaya belajar mana yang paling dominan. Dari kedua hasil dapat

disimpulkan bahwa gaya belajar siswa yang paling dominan adalah

gaya belajar visual.

Dalam menentukan gaya belajar, peneliti juga melakukan

wawancara terhadap enam siswa. Siswa ini merupakan enam siswa

dari 41 siswa yang memiliki gaya belajar visual. Setelah dianalisis,

ternyata hasil wawancara tidak menunjukkan bahwa keenam siswa ini

cenderung pada gaya belajar visual. Dari enam siswa yang

diwawancara, lima diantaranya yaitu siswa 5, 7, 8, 9, dan 10 cenderung

pada gaya belajar auditorial. Hal ini karena mereka lebih merasa

terbantu dari apa yang mereka dengar daripada apa yang mereka lihat.
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 7

Kelima siswa ini lebih terbantu belajar dan memahami dengan

mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru, daripada dengan

melihat gambar atau dengan praktikum. Hal ini terungkap dalam

kutipan wawancara berikut:

Siswa 5:
Peneliti: lalu gimana cara kamu belajar biar kamu lebih mudah memahami?
Apa mendengar penjelasan guru, atau cara praktikum lebih buat
kamu mengerti, atau cukup melihat grafik, symbol, gambar gitu
tanpa dijelaskan terlebih dahulu?

Responden: lebih mudah kalau mendengarkan penjelasan dari guru, karena


lebih nyantol begitu

Siswa 7 :
Peneliti: nah,, untuk membantu kamu mengatasi kesulitan belajar fisik
gimana? Apa kamu merasa sangat terbantu dengan penjelasan
guru?

Responden: iya, sangat terbantu, karena begitu ada yang ga jelas, langsung
bisa bertanya kepada guru

Siswa 8 :
Peneliti : lalu usaha kamu untuk belajar fisika bagaimana? Apa kamu
melihat-lihat gambar, grafik, symbol-simbol cukup kemudian
membaca penjelasannya, sehingga penjelasan guru tidak terlalu
penting untuk kamu, atau bagaimana?

Responden: penjelasan guru itu sangat penting, kalau tidak dijelaskan ya


tidak bisa

Siswa 9 :
Peneliti: lalu mana cara belajar yang paling membantu kamu, apa melihat
gambar dan membaca keterangan, atau mendengarkan penjelasan
guru, atau praktikum?

Responden : bisa menggunakan semua mbak, kalau praktek itu sendiri tapi
didampingi guru, kalau lihat gambar, juga harus
mendengarkan penjelasan guru

Peneliti : berarti mana yang paling pokok penting buat kamu?

Responden : penjelasan dari guru


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 7

Siswa 10 :
Peneliti : okey, supaya kamu bisa maksimal belajar fisika? Cara belajar apa
yang kamu lakukan? Apa melihat-lihat gambar, atau mendengarkan
penjelasan guru, atau paktikum?

Responden : buat saya, mendengarkan penjelasan dari guru dan membaca


sendiri materinya

Peneliti : nah terus dari mendengarkan penjelasan guru, melihat gambar,


atau praktikum, mana yang paling membantu kamu?

Responden : dijelaskan oleh guru

Berbeda dengan kelima siswa yang lain, siswa 6 lebih cenderung

pada gaya belajar kinestetik yaitu gaya belajar yang melibatkan

aktifitas fisik. Dalam wawancara ia menyatakan lebih memahami dan

mudah belajar dengan menggunakan cara praktikum. Hal ini terungkap

dalam wawancara berikut:

Peneliti: oh..lalu mana cara yang paling membantu kamu mempelajari fisika?
Apakah dengan praktikum sendiri atau mendengarkan penjelasan
dari guru, atau melihat gambar-gambar symbol gitu?

Responden: dengan praktikum

Walaupun keenam siswa ini lebih condong untuk menggunakan

gaya belajar auditorial dan kinestetik. Namun mereka juga selalu

menggunakan gaya belajar visual. Ciri-ciri gaya belajar visual yang

selalu mereka gunakan antara lain mencatat dan membaca buku catatan

lagi dirumah. Mereka juga lebih suka membaca sendiri daripada

dibacakan oleh orang lain.

Hasil wawancara ini menunjukkan bahwa mereka juga

menggunakan salah satu cara dari gaya belajar visual untuk membantu
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 7

mereka memahami, namun mereka lebih dominan pada gaya belajar

lain selain gaya belajar visual. Hasil wawancara ini juga dikuatkan

oleh pengamatan dari guru fisika, yang diperoleh dari hasil wawancara

dengan guru fisika. Berdasarkan pengamatan guru, mereka fokus

mendengarkan dikelas, selalu mencatat ketika guru memberi catatan,

dan untuk siswa 6 memang lebih antusias dalam praktikum.

Dengan melihat hasil analisis dari kuesioner pilihan ganda dan

wawancara, ternyata gaya belajar yang dominan pada keenam siswa

berbeda hasilnya. Dari kuesioner, enam siswa ini memiliki gaya belajar

visual, sedangkan dari wawancara, tidak satupun dari enam siswa ini

yang dominan pada gaya belajar visual. Sedangkan hasil penelitian

pada jenjang SMP dan juga SD yang dilakukan oleh rekan peneliti

yang lain menunjukkan bahwa gaya belajar yang dimiliki siswa

melalui hasil wawancara memiliki hasil yang sama dengan gaya

belajar dari kuesioner pilihan ganda.

Perbedaan gaya belajar yang terjadi pada penelitian ini karena

didalam wawancara, pertanyaan yang diajukan hanya mengenai

bagaimana cara mereka belajar untuk mudah memahami fisika.

Sedangkan didalam kuesioner, informasi yang dapat digali lebih luas.

Jawaban dan pernyataan didalam kuesioner pilihan ganda tidak hanya

mencakup apa yang terjadi ketika proses pembelajaran berlangsung

saja, namun juga mencakup pernyataan umum sebagai ciri-ciri tertentu

seperti didalam teori. Hal ini ditunjukkan pada soal ke-7, 8, 9, 10, 12,
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 7

14, dan 15. Dengan adanya perbedaan ini, dalam menentukan gaya

belajar yang dimiliki keenam siswa, peneliti tetap mengacu pada hasil

dari kuesioner, karena pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh

peneliti masih sangat terbatas dalam wawancara, dan belum bisa

menggali lebih dalam secara tepat dari jawaban yang diajukan siswa

dan guru.

Walaupun hasil wawancara berbeda dengan hasil kuesioner, yang

didapatkan dalam penelitian ini adalah keenam siswa ini juga tetap

menggunakan gaya belajar visual, walaupun tidak dominan. Oleh

karena itu dapat disimpulkan bahwa gaya belajar yang paling banyak

digunakan oleh siswa kelas X dan XI IPA di SMA Bhakti Karya

adalah gaya belajar visual. Hasil ini juga sama dengan yang diperoleh

oleh kedua peneliti yang lain pada jenjang SD, dan SMP.

2. Gaya mengajar guru fisika di SMA Bhakti Karya Kaloran

Seperti yang sudah dikatakan oleh Peacock melalui Selma Kara

bahwa gaya mengajar merupakan suatu kebiasaan dan sebuah pilihan

cara dalam menyampaikan informasi, maka gaya mengajar guru fisika

ini juga membentuk suatu kebiasaan tertentu. Kebiasaan ini terlihat

dalam urutan proses pengajaran yang selalu sama dalam lima kali tatap

muka. Dan setelah melihat video dan kemudian menganalisis data

video, didapatkan bahwa urutan proses pengajaran yang dilakukan oleh

guru adalah sebagai berikut:


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 7

1. Guru memberikan salam pembuka dan melakukan komunikasi

verbal

2. Guru melakukan tanya jawab untuk mengingat kembali materi

yang sudah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya

3. Guru menjelaskan materi kepada siswa

4. Guru memberikan contoh soal kepada siswa dan menjelaskan

cara penyelesaiannya

5. Guru memberikan latihan soal untuk dikerjakan siswa

Seperti yang diungkapkan Irby melalui Maizam bahwa gaya

mengajar juga mengacu pada metode, maka dari urutan pembelajaran

diatas, dapat dilihat bahwa guru fisika disekolah ini selalu

menggunakan metode ceramah aktif atau menjelaskan selama lima kali

tatap muka.

Kaplan dan Kies dalam Kara juga menambahkan bahwa gaya

mengajar guru, salah satunya mengacu pada media yang digunakan

oleh guru. Dengan melihat masing-masing proses pelajaran selama

lima kali tatap muka, guru tidak menggunakan media yang

berhubungan dengan tekhnologi masa kini seperti LCD, dan guru juga

tidak menggunakan alat-alat demonstrasi. Guru hanya menggunakan

media papan tulis.

Selain itu, didalam proses pengajaran selalu terkait dengan alokasi

waktu agar guru dapat menyampaikan seluruh materi secara maksimal.

Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa dalam lima kali pembelajaran
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 7

aktifitas yang paling banyak dilakukan adalah menjelaskan dengan

alokasi waktu sebanyak ± 104 menit. Aktivitas ini membuat siswa

belajar dengan cara auditorial, karena mengutamakan indera

pendengaran. Selain menjelaskan, aktivitas auditorial bagi siswa juga

dilakukan guru melalui memberikan contoh soal secara lisan yang

secara keseluruhan berjumlah ± 12 menit 30 detik. Jadi aktivitas

auditorial yang diterapkan guru bagi siswa keseluruhan berjumlah ±

116 menit 30 detik.

Gambar 2. Aktivitas Guru Menjelaskan

Namun didalam menjelaskan, guru juga menuliskan poin-poin penting

dari materi, menuliskan rumus, dan menggambar dipapan tulis.

Menulis dan juga menggambar ini dilakukan guru dengan jumlah

waktu sebanyak ± 5 menit 49 detik selama lima kail pertemuan.

Aktivitas ini merupakan aktivitas visual bagi siswa, karena siswa

belajar dengan melihat. Aktivitas lain yang juga termasuk dalam

aktivitas visual ini adalah siswa mencatat yang alokasi waktunya


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 7

berjumlah ± 36 menit. Jadi total aktivitas visual bagi siswa ini

berjumlah ± 41 menit 49 detik.

Gambar 3. Aktivitas Guru Menulis dan Menggambar

Siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, dan mencatat

saja, namun siswa juga diberi waktu untuk mengerjakan soal. Waktu

yang digunakan untuk mengerjakan soal sebanyak ± 48 menit 30 detik.

Dalam aktivitas mengerjakan soal ini, siswa diberi kesempatan saling

berdiskusi dengan teman sebangku dan melihat catatan yang berupa

contoh soal dari guru. Hal ini melibatkan siswa untuk belajar dengan

cara auditorial dan visual.

Gambar 4. Aktivitas Siswa Dalam Mengerjakan Soal


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 7

Dengan melihat kebiasaan guru dalam urutan proses pembelajaran,

nampak bahwa metode yang digunakan guru adalah ceramah aktif. Hal

ini dibuktikan dengan alokasi waktu yang banyak digunakan adalah

menjelaskan, guru juga hanya menggunakan media papan tulis, maka

dapat dilihat bahwa gaya mengajar guru lebih banyak melibatkan siswa

dalam aktivitas dengan menggunakan indra pendengaran, yaitu

auditorial. Ternyata metode menjelaskan tidak hanya dilakukan oleh

guru fisika di SMA ini. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh dua

peneliti yang lain menunjukkan bahwa metode menjelaskan juga lebih

banyak dipakai dalam proses pembelajaran.

Aktivitas guru yang lebih banyak menjelaskan tidak hanya dilihat

dari hasil analisis video saja. Hasil wawancara terhadap siswa dan guru

juga menunjukkan bahwa dalam mengajar guru fisika di SMA ini lebih

sering menjelaskan.

Dari wawancara yang dilakukan terhadap guru dan siswa, serta

juga dilihat dari video, maka dapat disimpulkan bahwa gaya mengajar

guru fisika di SMA Bhakti Karya adalah menjelaskan yang berarti

membiasakan siswa untuk belajar dengan gaya belajar auditorial.

Sedangkan gaya belajar yang dimiliki siswa dalam pembelajaran fisika

adalah gaya belajar visual. Ini menunjukkan bahwa, gaya mengajar

yang diterapkan guru dikelas ternyata tidak sesuai dengan gaya belajar

visual yang dimiliki oleh kebanyakan siswa dalam pembelajaran fisika

di SMA Bhakti Karya Temanggung.


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dan proses analisis data, dapat

disimpulkan bahwa:

1. Berdasarkan hasil analisis kuesioner chek list gaya belajar yang paling

dominan pada siswa kelas X dan XI IPA di SMA Bhakti Karya

Kaloran Temanggung adalah gaya belajar visual.

2. Berdasarkan hasil analisis kuesioner pilihan ganda dari 72 siswa kelas

X dan XI IPA di SMA Bhakti Karya Kaloran Temanggung, sebanyak

41 siswa memiliki gaya belajar visual, dan sebanyak 31 siswa

memiliki gaya belajar yang tidak dapat dibedakan.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya mengajar yang diterapkan

guru didalam pembelajaran fisika adalah gaya mengajar dengan

menjelaskan yang berarti membiasakan siswa untuk belajar dengan

gaya belajar auditorial

4. Penelitian ini menunjukkan bahwa gaya mengajar guru tidak sesuai

dengan gaya belajar visual yang dimiliki oleh kebanyakan siswa dalam

pembelajaran fisika

80
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 8

B. Saran

1. Bagi penelitian lain

a. Penelitian ini merupakan penelitian baru sehingga dapat

menjadi penelitian awal, untuk dikembangkan kembali pada

penelitian-penelitian selanjutnya.

b. Pada penelitian-penelitian selanjutnya sampel wawancara dapat

diperbanyak

2. Bagi guru

Dengan mengetahui bahwa tiap siswa memiliki gaya belajar yang

berbeda-beda, maka guru dapat menggunakan metode yang bervariasi,

dimana metode yang digunakan bisa menyesuaikan dan dipadukan

dengan gaya belajar yang dimiliki oleh semua siswa, baik siswa yang

memiliki gaya belajar visual, auditorial, maupun kinestetik.

C. Keterbatasan Penelitian

1. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada proses wawancara kurang

bisa dikembangkan, sehingga informasi yang didapat tidak lengkap

2. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada proses wawancara,

seringkali mengarahkan responden, sehingga informasi yang

didapatkan kurang murni dari pengetahuan responden.

3. Sampel wawancara yang diambil dalam penelitian ini masih dalam

jumlah yang terlalu sedikit.


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN

DAFTAR PUSTAKA

Alias, Maizam. ND. Methods Of Teaching And Goals Of Teaching: Teaching


styles of Teachers in higher institutions
.http://eprints.uthm.edu.my/2277/1/maizam_uthm_4.pdf, diakses pada tanggal 09
July 2013

Arif, Al. 2004. Cara Praktis Mengembangkan Otak Anak.


http://azkamiru.files.wordpress.com/2010/01/kembangotak.pdf, diakses pada
tanggal 20 Agustus 2013

Depdiknas RI. 2003. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem


Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

DePorter dan Mike Hernacki. 2006. Quantum Learning (Membiasakan Belajar


Nyaman & Menyenangkan). Bandung: Kaifa, Mizan Pustaka

DePoter, dkk. 2010. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa, Mizan Pustaka

Driyarkara.1980. Driyarkara Tentang Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius

Gunawan, Adi W. 2007. Born to be a Genius. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Gunawan, Adi W. 2007. Genius Learning Strategy : Petunjuk Praktis untuk


Menerapkan Accelerated Learning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Kara, Selma. 2009. Learning Styles And Teaching Styles: A Case Study In
Foreign Language
Classroom.http://openaccesslibrary.org/images/BOS134_Selma_Kara.pdf,
diakses pada tanggal 9 July 2013)

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.


Bandung: Refika Aditama

Linda-Darling Hammond,dkk. 2001. How People Learn: Introduction to Learning


Theories.http://www.stanford.edu/class/ed269/hplintrochapter.pdf, diakses
pada tanggal 05 Maret 2013

Nasution. 1984. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.


Jakarta: Bina Aksara

NN. Gregorc Learning Styles Test. http://www.ware.k12.ga.us/superintendent/08-


09%20Goal%20Presentations/Curriculum/Learning%20Styles.pdf.
Diakses 20 Agustus 2013.

82
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 8

Peter Salim dan Yenny Salim. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.
Jakarta: Modern English Press

Prashing, Barbara. 2007. The Power of Learning Style. Bandung: Kaifa, Mizan
Pustaka

Purnahuti, Diana. 2006. Gaya Belajar Siswa Kelas XB dan Gaya Mengajar Guru
Matematika SMA SEDES SAPIENTIAE Bedono Ambarawa. Yogyakarta:
Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan USD. Skripsi.

Salahudin, Anas. 2011. Filsafat Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Sumaji,dkk. 1998. Pendidikan Sains Yang Humanis. Yogyakarta : Kanisius

Suparno, Paul. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta: Universitas


Sanata Dharma

Suparno, Paul.2006. Diktat Statistik. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Suyono dan Haryanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja


Rosdakarya

Syah, Muhhibin. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Van Rossum and Hammer. 2010. A Model Of Students’ Developing Conceptions


of Learning and Teaching. http://igitur-
archive.library.uu.nl/dissertations/2010 0517200219/rossum.pdf,
diakses pada tanggal 14 Februari 2013

Winkel, W.S. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta : Media Abadi.


PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN

LAMPIRAN

84
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 85
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 86
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 87

Lampiran 3

Angket Gaya Belajar


Nama : Kelas : Sekolah :

Petunjuk Pengisian:
Berilah tanda cek (√) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan
Anda untuk setiap pernyataan berikut ini!

Keterangan: SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju


S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan SS S TS STS
1. Apabila materi pelajaran IPA diajarkan dalam bentuk
gambar, saya mudah untuk mengingatnya
2. Jika membaca buku IPA yang ada gambarnya, saya
lebih senang memperhatikan gambarnya daripada
tulisannya
3. Saya lebih suka membaca buku teks IPA sendiri
daripada mendengar penjelasan dari teman atau guru
IPA
4. Saya lebih mudah mengingat materi IPA dengan
mencatat apa yeng telah diberikan oleh guru
5. Saya merasa frustasi ketika saya tidak dapat mencatat
apa yang dijelaskan oleh guru
6. Saya mudah terganggu oleh keributan ketika saya
sedang belajar
7. Saya dapat memahami pelajaran IPA walaupun tanpa
membaca buku asalkan saya mendengarkan
penjelasan guru dengan baik
8. Saya senang memberikan penjelasan kepada orang
lain
9. Saya selalu berpartisipasi ketika ada diskusi
kelompok dalam pembelajaran IPA
10. Saya lebih senang melaporkan tugas yang diberikan
guru secara lisan daripada tertulis
11. Saya lebih senang mencoba-coba mengerjakan soal
yang belum pernah saya kerjakan
12. Saya lebih senang cara belajar dengan melakukan
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 88

sesuatu secara langsung atau mempraktekkannya


sendiri
13. Saya merasa lebih mudah menghafalkan materi IPA
ketika saya menghafalkannya sambil berjalan
14. Saya lebih senang ketika guru meminta saya untuk
melakukan demonstrasi bersama di depan kelas
15. Saya suka menggunakan jari saya untuk menunjuk
kata atau kalimat ketika membaca buku IPA

Pilihlah salah satu jawaban anda dengan cara menyilang!


1. Jika saya harus belajar, saya lebih mudah memahami dengan cara:
a. Melihat gambar-gambar, simbol atau grafik
b. Mendengarkan penjelasan guru
c. Mencoba untuk mempraktikkannya sendiri
2. Jika kamu ingin belajar IPA, manakah media/alat yang kamu pilih:
a. Memakai rekaman suara untuk didengarkan
b. Memakai gambar atau simbol untuk diamati
c. Memakai petunjuk percobaan dan melakukan percobaan
3. Jika saya tidak bisa kesulitan mengeja sebuah kata di dalam bacaan, yang
saya lakukan adalah :
a. Menuliskan kata agar terlihat benar
b. Mengeja dengan suara keras supaya lebih jelas
c. Menggerakan bibir untuk mengeja tetapi tidak mengeluarkan suara
4. Saya lebih suka guru yang:
a. Menggunakan papan tulis atau LCD saat menjelaskan
b. Berbicara dengan banyak ekspresi
c. Mengajak beraktivitas dengan menggunakan tangan
5. Saya sulit berkonsentrasi apabila:
a. Banyak kegaduhan atau gerak-gerik dalam ruangan
b. Banyak gangguan suara dalam ruangan
c. Duduk diam untuk jangka waktu yang lama
6. Ketika saya bertanya untuk memperoleh suatu petunjuk, saya:
a. Membayangkan sesuatu seperti yang saya katakan atau saya
lebih senang dengan membuat gambar atau diagram
b. Tidak mengalami kesulitan dlam menyampaikan secara lisan
c. Saya harus menunjukkan/memperagakan masalah saya
secara langsung
7. Ketika saya menulis, saya:
a. Memperhatikan aspek kerapian dan pemisahan huruf dan kata-kata
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 89

b. Sering menulis sambil mengeja atau menyuarakan kata-kata yang


saya tulis
c. Menekan pena atau pensil dengan keras dan dapat merasakan aliran
dari kata-kata atau huruf-huruf yang saya susun
8. Jika saya harus mengingat sebuah daftar, saya akan mengingatnya
dengan baik jika saya:
a. Menuliskannya
b. Mengucapkannya sendiri secara berulang-ulang
c. Menggunakan jari-jari saya untuk mengaitkan nama-nama pada daftar
tersebut
9. Ketika saya membaca, saya cenderung:
a. Membayangkan apa yang saya baca
b. Membaca dengan bersuara
c. Ingin segera mengalami/melakukan sendiri
10. Ketika sedang menyelesaikan suatu masalah, saya:
a. Menulis atau menggambar diagram untuk memperjelasnya
b. Berbicara sendiri terus menerus mengenai masalah itu
c. Menggunakan seluruh badan saya atau menggunakan benda-benda
untuk membantu apa yang sedang saya pikirkan
11. Ketika diberi petunjuk tertulis untuk membangun sesuatu, saya:
a. Membacanya dalam hati dan mencoba untuk membayangkan bagian-
bagian yang sesuai/ cocok
b. Membaca dengan keras dan berbicara sendiri ketika saya
mengambil bagian-bagian yang sesuai
c. Mencoba terlebih dahulu untuk meletakkan bagian-bagian yang sesuai
dan membaca pentunjuknya belakangan
12. Untuk mengisi waktu selama menunggu, yang saya lakukan adalah:
a. Melihat sekeliling, mengamati sesuatu, atau membaca
b. Senang mengajak berbicara orang lain
c. Berjalan keliling, memainkan benda atau menggoyangkan kaki
saat saya duduk
13. Jika saya harus mendeskripsikan/menjelaskan sesuatu secraa lisan
kepada orang lain, saya akan:
a. Membuat ringkasan karena saya tidak menyukai untuk
berbicara panjang
b. Berbicara secara mendetail karena saya senang berbicara
c. Menggunakan gerak isyarat dan berbicara sambil berjalan-jalan
disekitar tempat berbicara
14. Jika seseorang sedang menjelaskan sesuatu secara lisan untuk saya,
saya akan:
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 90

a. Mencoba untuk membayangkan apa yang sedang dia katakan


b. Mendengarkan dengan senang tetapi menginginkan untuk menyela
dan berbicara yang terkait dengan diri saya
c. Menjadi bosan jika dia menjelaskan denga panjang dan mendetail
15. Ketika sedang mencoba untuk mengingat seseorang, yang saya
ingat adalah:
a. Wajahnya, tetapi lupa namanya
b. Namanya, tetapi lupa wajahnya
c. Situasi saat saya bertemu orang itu, daripada namanya atau wajahnya
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 91

Lampiran 4

Data Kuesioner Chek List

No Nama Skor Nomor :


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 A 4 3 2 4 3 4 3 3 4 2 3 3 2 2 2
2 B 3 2 2 4 4 4 2 2 3 2 1 4 4 2 2
3 C 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3
4 D 4 3 3 3 4 4 3 2 3 2 2 4 2 2 3
5 E 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 2 4
6 F 2 3 1 3 3 3 2 2 2 2 2 3 1 2 3
7 G 3 3 2 3 3 4 2 3 1 2 3 3 1 2 4
8 H 2 3 2 3 3 4 4 1 2 1 4 3 1 2 4
9 I 4 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 1 3 1
10 J 3 2 1 4 2 4 2 4 2 1 4 2 1 3 4
11 K 3 2 3 4 3 4 3 4 1 2 3 4 2 3 1
12 L 2 3 3 3 3 3 1 1 2 1 2 3 2 2 2
13 M 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2
14 N 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3
15 O 3 2 1 4 1 4 3 3 4 3 4 4 2 1 1
16 P 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3
17 Q 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3
18 R 3 2 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
19 S 4 3 2 3 2 4 4 3 3 2 3 3 2 2 1
20 T 3 4 2 3 4 4 3 3 4 4 4 3 1 4 3
21 U 3 4 2 3 4 4 3 3 4 4 4 3 1 4 3
22 V 2 3 3 3 3 3 1 1 2 1 2 2 1 2 2
23 W 3 3 2 3 4 4 3 1 3 1 2 3 2 1 3
24 X 4 3 1 4 3 4 3 3 3 2 3 4 2 2 3
25 Y 3 3 1 4 3 3 2 2 3 2 2 3 1 2 3
26 Z 2 2 1 4 1 3 2 4 4 2 2 3 2 4 3
27 AA 4 1 2 4 3 4 3 2 3 3 3 3 2 1 3
28 AB 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3
29 AC 3 2 2 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 3 1
30 AD 3 2 2 4 3 2 1 4 3 3 3 4 2 2 2
31 AE 3 3 1 4 4 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3
32 AF 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3
33 AG 3 3 1 4 3 4 1 2 3 1 2 3 2 1 2
34 AH 3 3 1 4 3 4 1 2 3 1 2 3 2 1 2
35 AI 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2
36 AJ 2 2 2 3 3 4 3 2 4 3 4 3 1 3 4
37 AK 2 1 1 4 3 3 2 4 4 3 3 3 2 3 2
38 AL 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 4 3 2 2 3
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 92

39 AM 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2
40 AN 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2
41 AO 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2
42 AP 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2
43 AQ 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
44 AR 3 2 2 4 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2
45 AS 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 4
46 AT 4 4 1 2 3 3 2 3 4 1 2 2 3 3 3
47 AV 3 3 2 4 3 4 2 3 3 2 3 3 2 3 3
48 AW 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3
49 AX 3 3 2 4 2 4 2 3 3 2 3 2 2 3 2
50 AY 3 3 2 4 3 3 2 4 3 2 3 4 2 3 3
51 AZ 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3
52 AAA 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2
53 AAB 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3
54 AAC 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2
55 AAD 2 3 2 3 2 4 3 3 3 2 3 2 2 2 3
56 AAE 3 3 2 3 2 4 2 4 3 2 3 3 2 3 2
57 AAF 4 2 2 4 2 4 3 2 4 2 3 3 2 3 2
58 AAG 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 4 2 3 3
59 AAH 3 3 2 3 2 4 3 2 3 2 3 2 2 2 2
60 AAI 3 3 2 4 3 4 3 3 3 2 4 3 4 2 2
61 AAJ 3 3 1 4 3 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3
62 AAK 3 3 2 4 2 3 1 3 3 2 3 3 2 2 2
63 AAL 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2
64 AAM 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3
65 AAN 3 3 2 4 3 4 2 3 3 2 3 3 2 3 3
66 AAO 2 1 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3
67 AAP 3 3 2 3 4 3 2 3 3 2 3 3 2 2 1
68 AAQ 3 2 1 4 4 3 2 3 4 2 3 2 2 2 3
69 AAR 3 4 4 3 2 3 3 2 2 2 4 2 1 3 2
70 AAS 3 4 2 2 3 4 1 3 3 3 3 4 2 3 2
71 AAT 2 3 2 4 3 3 1 3 3 2 2 2 2 2 3
72 AAU 1 4 2 2 2 1 4 3 3 3 3 4 2 4 2
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 93

Lampiran 5

Data Kuisioner Pilihan Ganda

Soal nomor

No Nama 1 1 1 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 5
0 1 2 3 4
1 A A K K K V V K V V V K V K V K

2 B A K K A A K V A V A K V A V K

3 C A K K V A V A A V A V V V A V

4 D V K K A V K V K A K V V K V V

5 E A K V V V V V A V V V V K V V

6 F V K K V A V A V V K V V V V V

7 G A K K V A K V V V V V K V V V

8 H K K K V V A V K K K A V V A K

9 I V K V V V V A V V K V V V V K

10 J A K K V V K V V V V K V A V V

11 K K K K A A K V V V V V V K V K

12 L V K K V V V V V V V V V V V V

13 M V K K V A K V V V V V V V V V

14 N V V K V V V V V V V V V V V V

15 O A K K V V V A K V V V V K V A

16 P V V K V A K V K V V V V V V V

17 Q A V K A V K V K V K V V K V K

18 R A K A V V K V V V K V V K V V

19 S A K K V A K K A V V V V V V V
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 94

20 T V K V A K V V K V K V A A A V

21 U V K V A K V V K V K V A A A V

22 V V K K V V V V V V V V V V V V

23 W V K K V A V V A V K V V K A V

24 X A K V V A V V V V K V V V V V

25 Y A K K V V V K A V V V V A V K

26 Z A V K V V V V V V V V V A V V

27 AA A K K V V K V V V K V V V V V

28 AB K K K V A K V V V V V V V V V

29 AC K K K V V K V V V K V V K V V

30 AD A A K K K K V V V K V V V V V

31 AE V K A V V V V A A V V A K V K

32 AF A K K V V A V A V K V K V K K

33 AG A K V V V V V A A V V A V V K

34 AH A K V V V V V A A V V A V A K

35 AI K K K A A K V V V V V V V V A

36 AJ A V A V V A K A V V V V V A V

37 AK K K K V A V V K V V V V V V K

38 AL K K K A A V V A A A V V V V K

39 AM A K V K A V V V V V V V V V V

40 AN A K K V V K V A V V V A V V V

41 AO V K K V K K A K K K V V K A V

42 AP A K K A V K A A A V V A V K A

43 AQ V V K V A V V V V V V V A V K
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 95

44 AR A K K V V V V V V V V V A V K

45 AS A K K V K K A V V A V V A V K

46 AT V K V K K V V V V K K K K A V

47 AV K K K A V K V A V K V V K V V

48 AW K K K V A V V A V K V V V V K

49 AX A V A A V K V V V K V V V V V

50 AY A K K V V V V V V V V A V V V

51 AZ A K K V V K V V V K K V A V K

52 AAA A K K V V K V V V V V V V V K

53 AAB A K K V V K V V V K K V A V K

54 AAC A K K V V K V V K K V V A A K

55 AAD A K K K A K K V V K V K V V K

56 AAE A V V K A V K V V V V A V V A

57 AAF V V K A A A V V V V K V A V K

58 AAG A K K V V K V V V A V A V V V

59 AAH A V V V V V K V V V V V V V V

60 AAI A K V V V K K A V V V V V V V

61 AAJ A K V V A V V A V V V V V V V

62 AAK A V K V V V A V V A V V A V V

63 AAL V K K K V K V V V K V V K V V

64 AAM A K K K V V V A K K K A V V V

65 AAN A V K A A K V V V V V V A V K

66 AAO A V K A A V K V V K V V K V K

67 AAP A A A K K K V V V V V V V V V
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 96

68 AAQ A K K V V A A A V V V A A V A

69 AAR V K V V V V V K V V V A V V K

70 AAS V V K A A V V K K V V K V V K

71 AAT A V K K K K K A V A V K A V V

72 AAU K K K A V V A K A V V A V V V
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 97

Lampiran 6.a
Transkrip Wawancara Siswa 1:
Peneliti : Bagaimana tanggapan kamu pada pelajaran fisika?
Responden : Pelajaran fisika itu asyik, tapi rumit kalau saat perhitungan,
jadinya kesel
Peneliti : Tapi kamu tertarik atau suka ga dengan pelajaran fisika?
Responden : ya suka karena bisa mengetahui kalau misalnya ada semut
berjalan dihitung gitu
Peneliti : Jadi kamu tertarik sama pelajaran
fisika? Responden : Ya tertarik
Peneliti : Gimana prestasi kamu didalam pelajaran fisika? Dapat nilai
berapa dirapot?
Responden : Di rapot dapat 8 lebih, KKM nya 7
Peneliti : Kamu merasa kesulitan tidak kalau belajar fisika?
Responden : Ya merasa kesulitan, apalagi kalau pas pelajaran kurang
memperhatikan, jadi kecewa, karena hilang semua kalau
tidak memperhatikan sedikit saja
Peneliti : cara kamu belajar supaya kamu lebih mudah memahami
pelajaran fisika gimana ? Kamu lebih suka belajar dengan cara
melihat gambar,simbol atau dengan cara praktikum, atau
mendengar penjelasan dari guru?
Responden : Kalau saya, lebih mudah terbantu kalau mendengarkan
penjelasan dari guru
Peneliti : Bagaimana dengan melihat gambar atau
simbol? Responden : kalau melihat gambar nanti malah jadi
bingung
Peneliti : mana yang paling membantu kamu untuk memahami
fisika? Responden : penjelasan dari guru
Peneliti : kalau gurunya kasih praktikum,
gimana? Responden : cari teman lain untuk minta
penjelasan
Peneliti : Lalu bu katri paling sering pakai cara apa kalau mengajar?
Responden : Menjelaskan mbak
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 98

Peneliti : Kalau praktikum pernah?


Responden : pernah tapi paling satu semester sekali,
Peneliti : praktikum apa yang pernah dilakukan?
Responden : kemarin praktikum kesetimbangan
Peneliti : kamu tahan duduk lama ketika pelajaran fisika?
Responden : tahan mbak, nanti kalau ditinggal ke belakang
ketinggalan penjelasan
Peneliti : suasana apa yang kamu suka ketika belajar?
Responden : sepi mbak, kalau ramai ga bisa konsentrasi nanti..
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 99

Lampiran 6.b
Transkrip Wawancara Siswa 2:
Peneliti : Menurut kamu pelajaran fisika itu bagaimana?
Responden : Menurut saya menyenangkan,saya suka pelajaran fisika
Peneliti : Ada kesulitan tertentu dalam belajar fisika?
Responden : ada, kalau pas mengerjakan soal gitu
Peneliti : gimana prestasi kamu dalam belajar fisika? Nilanya berapa
gitu? Responden : ha lupa, berapa ya? 70 kayaknya
Peneliti : nah terus mana yang lebih membantu kamu dalam belajar fisika?
Praktikum apa lihat gambar , grafik, apa penjelasan guru?
Responden : saya lebih suka praktikum
Peneliti : kenapa?
Responden : Soalnya bisa tau bagaimana cara mengerjakannya kalau
praktik Peneliti : oh..kalau bu katri itu gimana cara menyampaikan materi?
Responden : selalu menjelaskan..
Peneliti : tidak pernah praktikum?
Responden : pernah
Peneliti : tentang apa?
Responden : tentang
pengukuran
Peneliti : hanya itu saja? selama dua semester sudah praktikum berapa
kali?
Responden : iya cuma satu kali, paling sering menjelaskan
Peneliti : terus kamu betah duduk lama ndak kalau lagi pelajaran
fisika? Responden : ega tahan mbak, biasanya ngobrol sama teman
Peneliti : oh, terus kalau belajar suka suasana yang kayak
apa? Responden: yang sepi.
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 10

Lampiran 6.c
Transkrip Wawancara Siswa 3:
Peneliti : apakah kamu suka pelajaran Fisika?
Responden : suka, karena banyak hitungannya, saya suka menghitung
Peneliti : ada kesulitan?
Responden : ya lumayan
Peneliti : lalu ada kesulitan lain ga dalam pelajaran
fisika? Responden : yang ga mudeng itu teori, kalau rumus
bisa Peneliti : kemarin prestasi kamu gimana?
Responden : dapat 75 mbak
Peneliti :ohh,,lalu manakah yang paling membantu kamu untuk memahami
pelajaran , praktikum apa mendengar penjelasan dari guru, atau
melihat gambar, simbol, grafik begitu atau ada cara lain?

Responden : lebih suka mendengarkan penjelasan dari guru


Peneliti : kalau praktikum?
Responden : saya ndak suka ..
Peneliti : berarti yang membantu kamu untuk belajar fisika adalah
penjelasan dari guru?
Responden : iya mbak..
Peneliti : nah kalau bu katri cara mengajarnya seperti apa? Apa banyak
menampilkan gambar, grafik simbol, menjelaskan saja, apa
praktikum?
Responden : kebanyakan menjelaskan
Peneliti : pernah praktikum tidak? Praktikum materi apa?
Responden : pernah satu kali praktikum, tapi lupa praktikum apa? Satu
semester Cuma satu kali praktikum
Peneliti : oh dalam praktikum, pernah ga bu katri hanya memberikan
lembar kerja siswa, trus Cuma disuruh membaca lalu langsung
praktikum tanpa beliau menjelaskan terlebih dahulu?

Responden : pernah
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 10

Peneliti : bagaimana hasilnya?


Responden : hasilnya awut-awutan, kalau ga dijelaskan ya ga mudeng
Peneliti : pernah ga guru mengajar memakai LCD?
Responden : ga pernah
Peneliti : lalu antara praktikum dengan menjelaskan berapa
persen? Responden : 70 menjelaskan 30 praktikum
Peneliti : okey..kalau kamu cocok dengan cara guru mengajar, apa kamu
tahan duduk lama saat pelajaran? Apa dikit-dikit keluar?
Responden : betah
Peneliti : terus kalau belajar lebih suka belajar suasananya seperti
apa? Responden: sepi mbak
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 10

Lampiran 6.d
Transkrip Wawancara siswa 4:
Peneliti : gimana tanggapan kamu mengenai pelajaran fisika?
Responden : fisika itu menyenagkan, rumit, bikin pusing, tapi
asyik Peneliti : apa asyiknya menurut kamu?
Responden : karena kita dituntut untuk melatih otak kalau ada
permasalahan Peneliti : kemarin dapat berapa di rapot?
Responden 79
Peneliti : berarti kamu suka pelajaran fisika?
Responden : suka, tapi ga suka ketika hitung-hitungan
gitu
Peneliti : lalu mana yang paling membantu kamu dalam belajar, apakah
cukup melihat gambar, grafik, sudah mengerti, apa praktikum
sendiri, apa penjelasan dari guru?
Responden : praktikum sendiri
Peneliti : tapi disekolah kan jarang praktikum? lalu gimana?
Responden : ya minimal mendengarkan penjelasan guru, kalau ada waktu ya
praktikum sendiri
Peneliti : pernah praktikum sendiri?
Responden : pernah, tentang pengukuran suhu, dan menghitung kecepatan
Peneliti : lalu kalau gurumu lebih sering menjelaskan, padahal kamu suka
praktikum? apa kamu betah duduk berlama-lama saat pelajaran
fisika?
Responden : sering..tapi ga keluar, keliling kelas ajah.
Peneliti : keliling kelas ada gurunya atau ega? Ngapain
itu? Responden : ada guru, diskusi sama teman mbak
Peneliti : oh..lalu kalau belajar suasana apa yang kamu
suka? Responden : sepi mbak, kan bisa konsentrasi
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 10

Lampiran 6.e
Transkrip Wawancara Siswa 5
Peneliti : gimana tanggapan kamu terhadap pelajaran fisika? Suka
atau gimana?
Responden : yah suka tapi ga tertarik, sebenernya mudah, tapi ga tau kenapa
kok ga nyantel-nyantel
Peneliti : kenapa ga tertarik?
Responden : banyak rumusnya mbak
Peneliti : lalu apa lagi
kesulitanmu?
Responden : kalau itu menghitung bilangan-bilangan yang susah itu
kesulitan Peneliti : lalu nilai kamu gimana kemarin di rapot?
Responden : lupa mbak, tapi alhamdulilah tuntas
Peneliti : lalu gimana cara kamu belajar biar kamu lebih mudah
memahami? Apa mendengar penjelasan guru, atau cara praktikum
lebih buat kamu mengerti, atau cukup melihat grafik, simbol,
gambar gitu tanpa dijelaskan terlebih dahulu?
Responden : lebih mudah kalau mendengarkan penjelasan dari guru, karena
lebih nyantol begitu
Peneliti : tapi kamu ga suka kalau ada gambar kemudian ada penjelasan,
guru ga menjelaskan ya ga papa gitu.
Responden : ga paham kalau tidak dijelaskan sama bu
guru Peneliti : kalau praktikum?
Responden : ega srek
mbak Peneliti : kenapa?
Responden : soalnya ada nanti yang ga bisa jadinya sebel
gitu Peneliti : terus pernah praktikum ga selama ini?
Responden : pernah, pengukuran.
Peneliti : lalu kalau dirumah gimana kamu belajar?
Responden : ya yang diajarkan disekolah diulang lagi, dibaca
lagi
Peneliti : pernah ga kamu minta tolong teman kamu saat kamu belajar?
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 10

Responden : pernah, kalau ga bisa baru tanya teman


Peneliti : oh terus gimana guru fisika kalau mengajar dikelas?
Responden : kalau guru fisika itu sering menjelaskan sampai jelas
Peneliti : berarti kamu nyaman dengan cara guru fisikamu?
Responden : ya nyaman, soalnya memang pahamnya dari penjelasan guru
Peneliti : berarti kamu betah duduk lama saat pelajaran fisika?
Responden : kalau pas materinya asyik ya betah, kalau ega ya ega
Peneliti : lalu kalau pas dirumah gitu kamu suka belajar dengan suasana
apa?
Responden : sepi mbak,,
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 10

Lampiran 6.f
Transkrip Wawancara Siswa 6:
Peneliti : bagaimana tanggapan kamu terhadap pelajaran
fisika? Responden : sulit mbak, bikin pusing pikiran
Peneliti : kenapa fisika bikin pusing menurut
kamu? Responden : ha ga mudeng
Peneliti : kok ga paham
Responden : gurunya ga asyik, ga bisa buat murid tertawa, pelajaran memang
sulit
Peneliti : Bagian mana yang sulit dalam fisika?
Responden : semua dari fisika sulit, teori maupun latihan soal
Peneliti : oh..lalu mana cara yang paling membantu kamu mempelajari
fisika? Apakah cukup dengan melihat gambar kemudian membaca
penjelasannya atau mendengarkan penjelasan guru lebih
memahami ataukah dengan praktikum kamu lebih paham?
Responden : dengan praktikum
Peneliti : pernah
praktikum,?
Responden : pernah, praktik timbangan
Peneliti : oh,,itu dengan praktikum kamu
paham Responden : kalau teori saya ga paham
Peneliti : lalu kalau guru menjelaskan kamu
gimana? Responden : saya tidur
Peneliti : lalu kalau guru memberikan gambar kemudian
menjelaskan secara tertulis gitu?
Responden : kalau dikasih gambar to, terus dikasih penjelasan nah itu mudeng,
tapi kalau penjelasan kok teori saya ga mudeng
Peneliti : oh,,begitu,,kalau praktikum perlu ga penjelasan dari
guru? Responden : ya perlu to..
Peneliti : lha kalau dijelaskan kamu ngantuk, gimana? Padahal
kan praktikum membantu kamu?
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 10

Responden : ya minta bantuan teman untuk menjelaskan lagi.


Peneliti : tapi selama ini guru kan sedikit praktik, terus
gimana? Responden : ya kalau bisa praktik to, lebih mudeng,
Peneliti : soalnya kalau praktik kamu tau sendiri alatnya kayak apa, gimana
gitu?
Responden : iya, kalau teori itu sulit, apalagi baca sendiri tambah
susah Peneliti : jadi kamu lebih terbantu dengan praktek?
Responden : iya
Peneliti : oh, kalau ada dua hal kalau kamu disuruh baca materi sendiri,
sama dibacakan, mana yang kamu pilih?
Responden : baca sendiri to, tapi tetep kalau bisa praktik gitu
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 10

Lampiran 6.g
Transkrip Wawancara Siswa 7:
Peneliti : apa kamu suka pelajaran fisika?
Responden : kalau pelajaran fisika saya suka, karena rumus-rumus yang
digunakan itu tidak bisa dirubah
Peneliti : oh sudah pasti
begitu? Responden : iya
Peneliti : oh begitu, lalu ada kesulitan ega dalam kamu belajar
fisika? Responden : ya ada, menghafalkan rumus
Peneliti : kenapa?
Responden : karena rumusnya terlalu banyak, setiap bab pasti ada rumus dan
selalu berbeda
Peneliti : nah,, untuk membantu kamu memahami fisika supaya nilai kamu
maksimal, atau, pemahaman kamu enak gitu, apakah kamu sangat
terbantu belajar dengan melihat gambar, tanpa penjelasan guru
kamu bisa, atau kamu sangat tergantung dengan penjelasan guru,
atau praktek
Responden : ehm lebih suka dijelaskan oleh guru, karena seandainya kita tidak
tahu atau tidak mudeng, kita bisa langsung bertanya kepada guru
Peneliti : kalau praktikum kamu ndak suka?
Responden : ndak suka
Peneliti : kalau dengan melihat gambar simbol, grafik dan ada keterangan
gitu kamu ga bisa memahami?
Responden : ya kadang kalau bisa memahami ya bisa, tapi kalau tidak bisa ya
tidak bisa
Peneliti : jadi mana yang sangat membantu kamu? Atau kamu pakai ketiga-
tiganya itu?
Responden : ya melibatkan ketiga-tiganya, sambil mendengarkan sambil
memahami gambar.
Peneliti :tapi lebih condong kemana?
Responden : lebih condong ke mendengarkan penjelasan guru
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 10

Peneliti : nah kalau ada praktikum, terus hanya dikasih jangka sorong
disuruh melihat tanpa guru menjelaskan gimana? Kesulitan ga?
Responden : ya kesulitan
Peneliti : berarti semua harus dari penjelasan
guru? Responden : iya
Peneliti : berarti kalau melihat gambar gitu kamu bisa?
Responden : kalau melihat gambar menurut saya belum cukup.
Peneliti : jadi harus ada bantuan?
Responden : iya

Peneliti : lalu lebih pilih mana, kamu baca sendiri materi atau dibacakan?
Responden : ya baca sendiri
Peneliti : tapi kalau guru hanya menyuruh membaca tanpa
menjelaskan gimana?
Responden : ya bingung, karena pasti ada yang tidak jelas to..
Peneliti : Jadi menurut kamu penjelasan guru itu
membantu? Responden : iya, sangat membantu
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 10

Lampiran 6.h
Transkrip Wawancara Siswa 8:
Peneliti : apa kamu menyukai pelajaran
fisika? Responden : kurang suka
Peneliti : kenapa?
Responden : karena
susah
Peneliti : menurut kamu apa yang buat fisika susah untuk
kamu? Responden : perhitungannya
Peneliti : lalu usaha kamu untuk belajar fisika bagaimana? Apa kamu
melihat-lihat gambar, grafik, simbol-simbol cukup kemudian
membaca penjelasannya, sehingga penjelasan guru tidak terlalu
penting untuk kamu, atau bagaimana?
Responden : penjelasan guru itu sangat penting, kalau tidak dijelaskan ya
tidak bisa
Peneliti : lalu apa kamu tidak menyukai
praktikum? Responden : suka, tapi cuma kadang-kadang
Peneliti : jadi mana yang paling membantu kamu? Praktikum, atau
penjelasan guru, atau melihat gambar?
Responden : saya terbantu dengan praktikum dan penjelasan guru
Peneliti : berarti kamu pakai banyak cara? terus bagaimana itu bisa
dipakai? Tergantung apa?
Responden : tergantung pada materi
Peneliti : oh,,contohnya
gimana? Responden : eeehmm
Peneliti : gini kalau materi GLBB misalnya, kamu lebih enak belajar
dengan cara bagaimana?
Responden : kalau itu dengan penjelasan
Peneliti : kalau misalnya pengukuran gitu?
Responden : lebih pakai eksperimen
Peneliti : kemarin ada percobaan atau eksperimen?
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 11

Responden : ada, mengukur tebal logam


Peneliti : berarti tergantung materinya ya? tapi mana yang paling
membantu kamu? Apakah penjelasan dari guru?
Responden : iya
Peneliti : kalau misalnya ada praktikum, tapi guru tidak menjelaskan itu
juga tidak membantu?
Responden : sedikit
Peneliti : tapi yang paling bisa
membantu? Responden : penjelasan dari guru
Peneliti : apa kamu sering membuat catatan kecil gitu, kalau guru
menjelaskan?
Responden : ya kalau yang penting ya dicatat
Peneliti : tapi guru kan modelnya menjelaskan dan baru memberi
kesempatan untuk mencatat. Lha kamu sering curi waktu untuk
mencatat, apa nunggu guru?
Responden : biar guru menerangkan dulu.
Peneliti : catatan kamu komplit ga?
Responden : ya kalau ga masuk ga
mencatat Peneliti : terus gimana?
Responden : pinjam teman
Peneliti : kalau kamu ga masuk kan kamu ga dengar penjelasan guru, kamu
gimana?
Responden : membaca sendiri
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 11

Lampiran 6.i
Transkrip Wawancara Siswa 9:
Peneliti : menurut kamu fisika itu bagaimana?
Responden : ya sebenarnya asyik, tapi banyak rumusnya, menghafalkan satu
rumus saja kadang sulit, nah ini banyak
Peneliti : kalau kamu kesulitan gitu, gimana caranya kamu belajar supaya
kamu mudah memahami?
Responden : membaca berulang-ulang kembali dirumah
Peneliti : lalu mana cara belajar yang paling membantu kamu, apa melihat
gambar dan membaca keterangan, atau mendengarkan penjelasan
guru, atau praktikum?
Responden : bisa menggunakan semua mbak, kalau praktek itu sendiri tapi
didampingi guru, kalau lihat gambar, juga harus
mendengarkan penjelasan guru
Peneliti : berarti kalau gurumu menyuruh membaca bagian ini tanpa beliau
menjelaskan, kamu kesulitan tidak?
Responden : ya kesulitan karena kan pasti ada bagian-bagian yang tidak tahu,
jadi kalau kesulitan ya tanya lalu nanti dijelaskan
Peneliti : berarti mana yang paling pokok penting buat
kamu? Responden : penjelasan dari guru
Peneliti : kalau ada praktikum, guru tidak menjelaskan bagaimana?
Responden : ya susah, karena harus cari sendiri, jadi harus ada penjelasan
dari guru.
Peneliti : lalu, kamu lebih suka membaca sendiri, atau dibacakan oleh
orang lain?
Responden : baca sendiri, kalau dibacakan orang lain kan kadang tidak
jelas Peneliti : lalu kamu lebih suka belajar disuasana yang bagaimana?
Responden : yang tidak terlalu sepi juga tidak terlalu ramai
Peneliti : kalau gurumu melakukan demonstrasi, kamu lebih suka
mengamatai guru melakukan demonstrasi atau guru melibatkan
kamu dalam demonstrasi itu?
Responden : lebih suka mengamati
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 11

Peneliti : kalau guru tidak menjelaskan,


gimana? Responden : ya tanya,
Peneliti : jadi yang paling membantu kamu itu penjelasan
guru? Responden : iya yang paling utama itu penjelasan guru
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 11

Lampiran 6.j
Data Wawancara Siswa 10:
Peneliti : tanggapan kamu sama pelajaran fisika itu gimana?
Responden : pelajaran fisika itu sangat menyenangkan, tapi ya ada yang
sulit Peneliti : terus kamu suka sama pelajaran fisika?
Responden : suka
Peneliti : bagian apa yang susah dari fisika menurut kamu?
Responden : rumusnya itu, kebanyakan ada yang sama tapi namanya beda,
Peneliti : okey, supaya kamu bisa maksimal belajar fisika? Cara belajar
apa yang kamu lakukan? Apa melihat-lihat gambar, atau
mendengarkan penjelasan guru, atau paktikum?
Responden : buat saya, mendengarkan penjelasan dari guru dan membaca
sendiri materinya
Peneliti : kalau guru menyuruh kamu membaca, terus tidak
menjelaskan, gimana?
Responden : ya bingung, karena biasanya ada kata-kata yang ga mudeng gitu
mbak
Peneliti : nah terus dari mendengarkan penjelasan guru, melihat
gambar, atau praktikum, mana yang paling membantu kamu?
Responden : dijelaskan oleh guru
Peneliti : lalu lebih senang membaca sendiri catatan atau
dibacakan? Responden : ya membaca sendiri, jadinya lebih ingat
Peneliti : kalau dirumah, kamu belajarnya gimana?
Responden : baca sama sambil mengerjakan soal-soal
gitu
Peneliti : pernah ndak, kamu minat bantuan teman untuk menjelaskan apa
yang ingin kamu pahami?
Responden : belum pernah, soalnya temannya jauh-jauh semua
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 11

Lampiran 7.a
Transkrip Wawancara Guru pertama :
Wawancara pertama
Peneliti : sudah berapa lama ibu mengajar fisika?
Guru : saya sudah 10 tahun mengajar fisika, sejak tahun 2003
Peneliti : lalu bagaimana tanggapan siswa terhadap pelajaran fisika?
Guru : ya mereka mengatakan bahwa pelajaran fisika itu
merupakan momok, dianggap sulit, seperti fisika dan
matematika
Peneliti : lalu kalau aktifivitas siswa sendiri dikelas bagaimana bu
dalam pelajaran fisika?
Guru : aktivitasnya alhamdulilah, siswa mau mengikuti pelajaran
dengan sungguh-sungguh, saya memang proaktif terhadap siswa
hanya seperti itu, karena untuk siswa disini dalam hal persiapan
materi untuk jauh sebelumnya memang kurang, siswa kadang
merasa kalau belum disampaikan itu dia belum bisa, kadang
sudah disampaikan saja, masih belum bisa, pertanyaan nanti
diganti x dengan y saja sudah bingung.
Peneliti : nah, siswa menganggap bahwa fisika itu sulit kan bukan hal
yang baru ya bu. Lalu dalam ibu menyampaikan materi, ibu
sering menggunakan cara mengajar dengan memperlihatkan
gambar-gambar, simbol, atau grafik? Ataukah ibu mengajar
hanya dengan menjelaskan atau dengan praktikum begitu bu?
Guru : tergantung dari materi yang akan disampaikan. Seperti halnya
kemarin kita berbicara tentang hukum Archimedes itu siswa
praktik, baru dilanjutkan ke teorinya. Lalu pada saat menentukan
titik berat siswa juga praktik, jadi tidak mesti, tergantung materi
yang disampaikan
Peneliti : oh, jadi tergantung pada materi ya bu?
Guru :iya,tapi kadang-kadang praktikumnya tidak saat
itu,bagaimanapun juga kita mengejar materi, jadi tidak langsung,
tapi untuk kelas XI IPA kemarin itu langsung
Peneliti : didalam praktik, siswa dikelompokkan atau bagaimana?
Guru : dibuat dikelompok, kalau XI IPA itu 1 kelompok ada 5-6 orang.
Kemudian saat praktik siswa menyimpulkan, dan dari hasil siswa
membuat laporan, dan sebelum itu hasilnya kita diskusikan
terlebih dahulu, jadi nanti ada kelompok yang maju
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 11

Peneliti : apa semua kelompok akan maju untuk presentasi atau


hanya perwakilan saja?
Guru : hanya perwakilan, karena berkaitan dengan waktu
Peneliti : lalu dalam praktikum, apa ibu biasanya memberikan LKS, lalu
mereka membaca dan langsung melakukan praktikum, ataukah
ibu tidak memberikan LKS tapi caranya dan langkahnya ibu
jelaskan terlebih dahulu?
Guru : tergantung juga mbak, ada yang saya berikan, ada yang saya
tuliskan dipapan tulis. Tapi baik ditulis maupun di LKS
saya selalu menjelaskan terlebih dahulu walaupun sudah ada
panduannya, supaya siswa tidak bingung
Peneliti : lalu seberapa sering ibu melakukan praktikum
dibandingkan dengan menjelaskan atau menampilkan
gambar?
Guru : saya itu paling banyak hanya 50 % untuk praktikum, tapi
kalau untuk penampilan gambar hanya sedikit sekali sekitar
25%.
Peneliti : tetapi yang paling sering ibu lakukan menjelaskan ya bu?
Guru : iya menjelaskan, didalam praktikum juga ada penjelasan.
Karena sudah pernah saya coba untuk bekerja sendiri tapi mereka
bingung
Peneliti : lalu kalau mereka mepresentasikan hasil, apakah yang maju untuk
presentasi hanya anak-anak itu saja?
Guru : yang maju itu kan perwakilan, nah untuk yang maju itu saya
tunjuk, dan penunjukkan itu bervariasi, karena disini saya juga
ingin mendidik anak berlatih berbicara didepan umum. Jadi tidak
hanya anak itu-itu saja, karena ada anak-anak yang diluar pinter
ngomong tetapi kan didepan kelas belum tentu bisa berbicara
Peneliti : lalu kalau didalam menjelaskan kan banyak metode yang
bisa digunakan? Ibu menggunakan metode seperti apa?
Guru : saya seperti seorang pemancing yang memberi umpan begitu
Peneliti : lalu menurut ibu sendiri, anak-anak lebih suka belajar dengan
cara seperti apa? Kebanyakan apakah cukup dengan ibu
menjelaskan, apakah sering meminta ayo bu praktikum, atau lihat
gambar begitu?
Guru : oh kalau kelas XI IPA itu diajak apapun juga bisa, tapi yang
mengalami kesulitan itu kalau disuruh menulis literature. Jadi
misalnya saya ambilkan buku perpustakaan, anak saya suruh
mempelajari kemudian menyimpulkan atau menjawab
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 11

pertanyaan masih mengalami kesulitan. Yah kalau anak itu


relative bisa kalau diterangkan, apakah diterangkan itu langsung
soal atau melalui praktik begitu
Peneliti : jadi mereka lebih paham kalau ibu menjelaskan
didepan? Guru: iya,
Peneliti : lalu bagaiman dengan cara ibu belajar? apakah lebih pada
melakukan praktikum dan demonstrasi, atau dengan mendengar
penjelasan dengan rekaman, atau melihat gambar-gambar begitu?
Guru : kalau saya itu ndak bisa menyimpulkan, relative tergantung
materi yang akan dipelajari lebih mudah memakai apa begitu..
Peneliti : oh,,ya,,bu jadi bisa menggunakan ketiga-tiganya ya
bu? Guru : iya
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 11

Lampiran 7.b
Transkrip Wawancara guru kedua
Peneliti : ehm begini buk, kemarin ibu mengatakan bahwa siswa antusias
ketika mengikuti pelajaran, contohnya seperti apa ya bu?
Guru : ya kalau disuruh mengerjakan soal ya mengerjakan, apalagi
kalau praktik, mereka rata-rata senang, karena kan bisa bebas
kalau praktik. Tidak ada anak yang tidak mau mengerjakan
walaupun dia tidak bisa
Peneliti : apakah ibu selalu memastikan mereka mencatat?
Guru : iya, itu memang metode saya. Karena untuk berdiskusi itu tidak
memungkinkan, karena kita juga tahu kemampuan siswa
bagaimana. Pernah ya pada waktu itu, saya pernah bilang saat
praktikum, itu juga perlu bimbingan dalam melakukan diskusi.
Saya selalu begitu, ketika mereka mencatat saya berkeliling,
ketika mengerjakan soal ya berkeliling. Tapi saya jarang sekali
menyuruh siswa mencatat, ini nak dicatat.
Peneliti : itu kesadaran mereka sendiri begitu ya bu?
Guru : iya, metodenya seperi itu, sambil menerangkan sambil mencatat.
Peneliti : oh iya bu, kemarin saya lihat ibu menyuruh siswa untuk mengingat
kembali. Apakah ibu akan menerangkan kembali materi itu, atau
hanya sekedar meminta mereka untuk mengingat sendiri
Guru : oh itu tergantung, biasanya saya hanya mengingatkan
kemarin begini-begini. Kalau diulang kembali nanti materi
yang sedang diajarkan ndak selesai
Peneliti : apakah diawal materi itu selalu ibu sampaikan dengan alat peraga
atau menjelaskan begitu saja
Guru : oh anak kemarin saya suruh praktik waktu materi tekanan itu.
Dalam hal ini itu menentukan tekanan dalam kedalaman tertentu.
Peneliti : itu menggunakan barang-barang disekitar?
Guru : iya itu mudah sekali dengan menggunakan batu dan
benang Peneliti : bagaimana tanggapan siswa bu ketika melalukan hal itu?
Guru : ya senang, tapi kalau nanti dikaitkan ke dalam rumus dia
bingung, jadi harus dijelaskan lagi.
Peneliti : apakah waktu itu mereka melakukan sendiri-sendiri?
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 11

Guru : iya, tapi saya tetap mendampingi


Peneliti : lalu begini bu, ketika dalam praktikum itu ibu
menjelaskan apakah harus dengan gambar atau
menjelaskan saja?
Guru : oh itu tergantung materi mbak, nanti saya gambarkan
sambil bertanya kepada siswa hasilnya bagaimana?
Peneliti : tapi lebih banyak dengan menggunakan gambar atau menjelaskan
ketika praktikum?
Guru : kalau harus dengan gambar ya saya gambarkan, kalau tidak ya
tidak
Peneliti : lalu apakah ibu kemarin menggunakan
LKS? Guru : tidak, karena itu percobaan yang sederhana
Peneliti : lalu kalau dibuku sudah ada gambarnya, apakah ibu akan tetap
menggambarkan kembali dipapan atau membiarkan siswa
melihatnya dibuku saja
Guru : saya pernah coba, tapi siswa kesulitan. Jadi kalau tidak dijelaskan
itu kurang puas, jadi harus dijelaskan lagi dengan menggambar
ulang. Bahkan saya pernah menjelaskan materi disemester 1, tapi
ada hubungannya dengan materi yang sekarang. Maksud saya
kalau saya menjelaskan, ya tidak usah dicatat lagi, tapi mereka
tetap saja mencatat
Peneliti : kalau untuk aplikasi rumus dalam kehidupan sehari-hari itu,
apakah mereka merasa kesulitan?
Guru : kesulitan mbak, makanya saya kadang memberi tugas mandiri
tidak terstruktur untuk mencari di internet
Peneliti : apakah selalu memberikan tugas itu
bu? Guru : tidak,
Peneliti : lebih banyak iya atau tidak bu?
Guru : tidak, kalau memang siswa itu bisa, dan sudah tahu ya
sudah. Peneliti : apakah ibu selalu memberikan latihan soal dan PR?
Guru : iya, supaya kalau ada PR siswa pasti membuka buku dan
membaca walaupun itu nyantel atau tidak begitu,
Peneliti : oh ya bu,,trimakasih atas waktunya bu
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 11

Lampiran 7.c
Transkrip Wawancara guru ketiga
Peneliti : Ibu, saya ingin bertanya mengenai beberapa siswa.
Tadi kan saya sudah mewawancarai siswa 5, siswa 7 dan siswa
8. Mereka itu kalau dikelas bagaimana ya bu?
Guru : Kalau siswa 7 itu aktif dan memang
bisa. Peneliti : Apa dia sering bertanya bu?
Guru : Iya dia aktif bertanya, menjawab pertanyaan juga. Siswa 5
sering bertanya, tapi dalam hal aplikasi rumusnya
kurang. Kalau siswa 8 itu anaknya super pendiam. Kalau ditanya
ya menjawab, kalau disuruh bertanya ya diam saja, karena
memang dia itu laki-laki tapi memang super pendiam
Peneliti : Apakah kalau siswa 7 itu didalam kelas sering jalan-jalan
gitu dikelas?
Guru : tidak, ketiganya tidak begitu.
Peneliti : jadi mereka fokus mendengar ketika pelajaran ya
bu? Guru : iya
Peneliti : kalau ibu memberi catatan, apakah mereka selalu rajin
mencatat? Guru : iya mencatat
Peneliti : tapi apa mereka tidak pernah mencuri waktu untuk mengobrol,
dan mengotak- atik apa begitu?
Guru : ya iya, tapi frekuensinya kecil.
Peneliti : lalu, untuk ketiga siswa ini bu, apakah ada perbedaan sikap ketika
praktikum? Guru semuanya itu mengikuti. Seperti siswa 8 itu ya
diam saja. kalau tidak ditanya ya diam.
Peneliti : Kalau siswa 7 dengan siswa 5 itu sama mbak kalau praktik.
Setelah diterangkan untuk siswa 7 itu bisa, tapi kalau siswa 5 itu
dia kesulitan dalam menelaah soal untuk diaplikasikan kerumus
yang mana itu bingung menurut pengamatan saya.
Peneliti : Apakah mereka sering protes begitu, misalnya protes
gambarnya kurang besar atau kurang jelas?
Guru : ya kalau itu terus terang saja, mengalir begitu saja
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 12

Peneliti : tapi apa itu sering bu?


Guru : tidak, mungkin dia bertanya kalau dia kurang konsentrasi begitu.
Peneliti : oh iya, saya juga bertanya kepada siswa 6. Bagaimana
dengan sikapnya bu kalau dikelas?
Guru : siswa 6 itu sering bertanya, namun yang ditanyakan itu sudah
yang diterangkan. Apa lupa apa bagaimana? Saya juga ga tau,
dulu waktu kelas X dia relative bagus, tapi kelas XI malah sering
remidi
Peneliti : oh, kalau dikelas dia sering usil gitu tidak ya bu, atau tiba-tiba
jalan kebelakang begitu?
Guru : tidak, paling dia jalan kalau ada keperluan apa gitu, hanya
kadang- kadang saja
Peneliti : kalau praktikum sikap dia seperti apa ya bu?
Guru : dia memang lebih antusias, karena kelemahannya itu dalam
berhitung
Peneliti : lalu apakah kalau dia lebih antusias dalam praktikum, apa
dia mendominasi dari kelompoknya?
Guru : ya tidak, bersama-sama gitu
Peneliti : tetapi dia aktif ya bu?
Guru : iya dia aktif,
Peneliti : apa sikapnya berbeda dikelas?
Guru : iya, tidak seperti kalau pas latihan soal, sebenarnya dia aktif
dalam latihan soal, namun mungkin karena kemampuannya saja. dia
mungkin merasa ringan saat melakukan praktikum
Peneliti : kalau didalam pelajaran, apa dia sering memberi usul untuk
praktikum begitu?
Guru : tidak mbak.
Peneliti : kalau dia sering bertanya, artinya dia fokus dalam
mendengarkan penjelasan ibu?
Guru : fokus, ya fokus, tapi menurut saya dia malah tidak begitu fokus.
Dia banyak bertanya itu mungkin karena ketika saya
menerangkan itu kurang terfokus gitu. Kadang dia tanya kok bisa
seperti itu, padahal sudah dijelaskan sebelumnya
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 12

Peneliti : lalu bagaimana dengan siswa 9 bu? Apa dia mencolok?


Responden : tidak, biasa2 saja, sering bertanya tapi tanya karena dia tidak
paham
Peneliti : kalau ketika praktikum apa dia berbeda
sikap? Responden : biasa saja mbak
Peneliti : dan bagaimana dengan siswa 10?
Responden : dia itu diam, tapi dia bisa, dia jarang bertanya, tapi selalu
memperhatikan.
Peneliti : dia selalu berani bertanya bu?
Responden : tidak, paling kalau ketika saya berkeliling dan bertanya baru
dia nanti bilang
Peneliti : oh begitu..cukup sekian bu..terimakasih ya bu..
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 12

Lampiran 8.a
Transkrip tulisan dari video pertemuan pertama:
Pukul 07.00 Guru memasuki kelas, kemudian menyuruh salah satu siswa
untuk memimpin doa pembuka. Lalu guru memperkenalkan peneliti kepada siswa
dan menjelaskan maksud dan tujuan peneliti. Guru kemudian mempersilahkan
peneliti untuk menyebarkan angket agar bisa diisi oleh siswa. Guru memberikan
waktu dalam pengisian angket selama 10 menit.
Pukul 07.24. Guru memulai pelajaran dengan tanya jawab untuk mengingatkan
mengenai materi kemarin yaitu persamaan kontinuitas, lalu sebelum melanjutkan
guru mengajak siswa untuk mengingat mengenai apa itu fluida ideal. Kemudian
guru mengulangi kembali bahwa yang disebutkan siswa tadi dalam tanya jawab
adalah 4 sifat dari fluida ideal. Lalu guru melanjutkan penjelasan mengenai debit
dan menyebutkan pengertiannya. Beberapa siswa membaca dan bersama-sama
mengucapkan pengertian dengan guru. Guru kemudian menyebutkan dari debit
ada persamaan kontinuitas, dan menunjukan salah satu siswa untuk maju ke depan
dan menuliskan persamaan kontinuitas. Siswa yang lai n n u g dengan
suasana kondusif. Setelah siswa selesai dan menuliskanny me a g n u ar, guru
meminta siswa menuliskan rumus luas lingkaran apabila den ra g b m suatu
pipa an be entuk lingkaran. Kemudian siswa menulis men e alu guru
ga u n n meminta
y yg rb ud dari lambang d, siswa menjawab diamete
bert a ma kan bagaimana jika yang diketahui adal a ari arinya, dan menulis
an e ks lu guru bertanya rumus itu dari man h -j dian guru bertanya
sisw ul an itu apa? Dan siswa menjawab j
l e alu guru bertanya
seperempatnya
n dari mana? Kemudian siswa bingung a, u menjelaskan dari
m
mana mendapatkan angka seperempat jika yang diketahui adalah diameter. Lalu
siswa disuruh menghapus nilai seperempat yang tadi ditulis. Lalu guru
menjelaskan tujuan mengapa luas lingkaran juga disuruh menuliskan.
Lalu guru mengingatkan siswa bahwa kemarin sudah memberi soal, dan
menunjuk 2 siswa untuk mengerjakan nomor 1 dan 2. Sementara 2 siswa
menuliskan jawaban didepan, guru berkeliling, beberapa siswa ada yang melihat
saja, ada yang menulis, dan ada yang berdiskusi mengenai jawabannya. Guru
berkeliling sambil melihat apa yang dituliskan siswa, dan melihat apakah sudah
mengerjakan apa belum. Guru juga menerangkan lagi apabila ada pertanyaan dari
siswa. Setelah siswa didepan selesai mengerjakan, guru mengoreksi dimulai
dengan membaca soalnya terlebih dahulu. Kemudian guru memberikan penjelasan
mengenai satuan. Yang dikerjakan siswa E keliru dalam satuan, sehingga guru
memberikan pembenaran didalam jawaban yang ditulis siswa dipapan tulis. guru
melanjutkan mengoreksi soal nomor 2. Dan soal nomor 2 betul, kemudian guru
memberi kesempatan kepada siswa lain yang masih salah, untuk menyalin.
Kemudian guru menunjuk 2 siswa lagi untuk mengerjakan soal nomor 3 dan 4.
Saat 2 siswa maju ke depan dan mengerjakan, guru tidak lagi berkeliling seperti
sebelumnya, namun terlihat sedang mengerjakan sesuatu. Siswa yang lain terlihat
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 12

mengobrol satu dengan yang lain. Setelah kedua siswa selesai, guru mengoreksi
dengan cara yang sama seperti tadi, membacakan soalnya terlebih dahulu. Lalu
terjadi sedikit kesalahan, dan beberapa siswa didepan membetulkan. Kemudian
guru memperingatkan ketelitian untuk menggunakan koma dalam jawaban.
Setelah semua soal dikoreksi, guru bertanya kepada siswa apakah ada
pertanyaan mengenai soal tadi dan apakah ada pertanyaan mengenai aplikasi
rumus kontinuitas. Karena tidak ada pertanyaan guru melanjutkan materi dan
menjelaskan mengenai asas Bernoulli. Guru mengawali dengan menggambar pipa
yang memiliki perbedaan ketinggian. Suasana kelas kondusif. Guru kemudian
mengingatkan mengenai rumus usaha, dan menunjuk salah satu siswa untuk
menuliskan rumus usaha yang berhubungan dengan energi kinetik. Beberapa
siswa membuka-buka buku catatan, beberapa hanya mel a temannya didep a
kelas. Siswa tidak tahu bagaimana menuliskan rum u ih t yang berhubung n
dengan energi kinetik, Sehingga guru meminta sisw s us h t untuk menulis a
rumus energi kinetik terlebih dahulu. Siswa menulis a a an guru bertanya
itu simbol apa? Siswa menjawab benar yaitu massa , ers an guru bertanya
merupakan simbol apa? Siswa menjawab salah yaitu volume. Lalu guru memint a
jawaban lagi, dan siswa ters eb menja ab kecepatan. Kemudian guru meminta
siswa tersebut untuk men ut n w s usaha yang berkaitan dengan energi
kinetik. Siswa tersebut tidakulis rumu ru meminta siswa lain membantu, siswa
yang membantu menuliskan ka dan Dan guru bertanya, itu rumus apa? Energi
kinetik dalam apa? Kem bi n gu menjawab rotasi, kemudian siswa
membetulkan dan menuliskan jawaban yang benar. Kemudian guru menunjuk
siswa lain lagi untuk maju, dan menuliskan mengenai usaha yang berhubungan
dengan energi potensial. Kemudian guru kembali menjelaskan, dan ketika
menjelaskan guru memanggil nama seorang siswa karena ribut sendiri. Guru
menjelaskan materi usaha untuk mengingatkan siswa dengan memberi tekanan-
tekanan pada beberapa kata. Suasana kelas diam dan guru berceramah dengan
memberi nasihat-nasihat. Guru melanjutkan penjelasan mengenai asas Bernoulli.
Saat dijelaskan 2 siswa saling bercanda. Guru menyatukan 2 pengertian mengenai
kinetik dan potensial yang menjadi mekanik.

Pelajaran selesai
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 12

Lampiran 8.b
Transkrip tulisan dari video pertemuan kedua
Guru memulai pelajaran pada pk 10.30 dan membuka pelajaran dengan
salam. Guru kemudian melakukan pengecekan terhadap siswa apakah semua
siswa sudah mematuhi peraturan dan siap mengikuti pelajaran.
Guru memberitahukan bahwa akan melanjutkan mengenai asas Bernoulli
dan meminta salah satu siswa menjelaskan apa yang dibahas dalam Bernoulli?
Kemudian salah satu siswa menjawab benar tanpa ditunjuk. Lalu guru bertanya
lagi kepada siswa-siswa bagaimana perbandingan asas Bernoulli? Dan para siswa
menjawab benar. Kemudian guru membuat gambar yang sama dengan pertemuan
yang lalu dan mengingatkan kembali mengenai usaha yang berkaitan dengan
energi mekanik. Kemudian siswa A bertanya mengenai contoh energi potensial
dan kinetik. Guru menyuruh siswa membaca kembali catatan mengenai energi
lagi. Kemudian guru melanjutkan penjelasan mengenai usaha. Dua siswa sibuk
bicara sendiri.
Kemudian guru menjelask an en nai apabila fluida ya ng an ,
tekanan yang digunakan adalah m ge dak menggunakan ditek ren rumu
membahas mengenai kedalaman f = .Sehingga didapatkan ru ℎa sa
kemudian guru memberi keterangan pada gambarnya di papan tu
tidak
menjelaskan. Sesudah selesai menerangkan, guru duduk da me mpe il ah n
siswa mencatat. Guru menunggu siswa mencatat kurang le n ela rs ka
Suasana kelas ketika mencatat agak tidak kondusif. Setel a bih ma 3 s me t
mencatat, guru kembali menjelaskan dan menulis bahwh s hat wa ni .
Guru menjelaskan mengenai penurunan rumus hingga a me sis − s ele
Bernoulli. Kemudian salah seorang siswa bertanya, apa m a sama? Dan guru
langsung menjawab sama. Kemudian guru mempersilen n siswa mencatat
kembali kurang lebih selama 7 menit.
Setelah memberikan waktu untuk mencatat, guru mulai menjelaskan
kembali mengenai dua keadaan istimewa Bernoulli yaitu fluida diam dan fluida
statis, guru menjelaskan sambil menuliskan inti catatan dipapan tulis. guru
menjelaskan dengan sedikit bertanya kepada siswa, dan siswa menjawab dengan
benar pertanyaan sederhana guru tersebut. Beberapa siswa putri mulai menulis
catatan seperti yang dituliskan guru didepan. Namun untuk siswa laki-laki, tidak
ada yang mencatat. Guru menuliskan persamaan fluida statis dan fluida dinamis
dengan menunjukkan bagaimana persamaan itu diperoleh dari dasar persamaan
Bernoulli. Guru kemudian memberikan waktu untuk siswa mencatat. Semua siswa
mencatat dengan kondisi tenang. Saat ini guru tidak berkeliling kelas. setelah
siswa mencatat, guru meminta perhatian siswa dan memberikan penjelasan
mengenai pembuktikan bahwa kecepatan dengan tekanan berbanding terbalik,
sehingga apa yang dinyatakan Bernoulli itu benar. Setiap selesai menjelaskan
dengan memberikan sedikit catatan tambahan dipapan tulis, guru selalu
memberikan waktu pada siswa sebentar untuk mencatat.
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 12

Pk 11.05, guru memberikan contoh soal, dengan mendikte soal untuk


dituliskan oleh siswa, dan siswa mencatat dengan kondisi yang tenang. Guru
langsung membahas contoh soal yang diberikan tadi. Ketika guru membahas,
kebanyakan siswa tidak mencatat namun melihat pembahasan guru terlebih
dahulu. Guru tidak semata-mata langsung membahas, tanpa menggali dari
pemikiran siswa terlebih dahulu, hal ini dicontohkan ketika guru bertanya
mengenai apa yang diketahui dari soal, guru meminta siswa menjawab apa saja
yang diketahui secara lisan. Guru membahas soal tersebut membutuhkan waktu
sekitar 6 menit, dan soal tersebut dibahas secara bertahap secara runtut. Setelah
guru selesai membahas, siswa kemudian mencatat, sambil mendengarkan nasihat
guru untuk tidak gaduh, dan bertanya saat itu juga apabila ada yang ingin
ditanyakan. Suasana kelas agak gaduh, walaupun siswa sambil mencatat. Karena
siswa agak gaduh, guru kemudian meneruskan untuk membahas soal b dan siswa
mencatat setelah soal selesai dibahas lagi selama 3 menit. Setelah selesai
mencatat, siswa diberikan soal kembali sebanyak 2 nomor. Guru memberi siswa
waktu untuk satu soal dikerjakan dengan waktu 4 menit. Guru berkeliling saat
siswa saling berdiskusi untuk memecahkan soal yang diberikan oleh guru.
Beberapa siswa ada yang langsung mengerjakan, ada yang ribet mencari sesuatu
ditasnya, kemudian ada yang langsung membalikkan badan untuk berdiskusi.
Suasana kelas yang terjadi tidak terlalu gaduh. Salah seorang siswa bertanya apa
itu diameter, guru menjawab diameter ya diameter. Selain memantau apakah
siswa mengerjakan atau tid a guru juga menjelaskan pada siswa yang belum
jelas. Hal ini ditunjukkan dar k eorang siswa yang bertanya kenapa jika memakai
diameter itu harus memakai , idepannya. Lalu guru menjelaskan kembali. Saat
mengerjakan latihan soal, ebanyakan
k siswa berdiskusi dengan teman
sebangkunya. Guru menjadikan soal tadi sebagai PR bagi siswa.
Pelajaran selesai
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 12

Lampiran 8.c
Transkrip Tulisan dari video ketiga
Pelajaran dimulai pada pk 07.10. Guru memasuki kelas kemudian
memeriksa ketertiban pakaian siswa, setelah siswa selesai berbenah, suasana agak
gaduh, kemudian guru bertanya apakah siswa sudah siap untuk belajar, dan siswa
menjawab siap. Guru kemudian melanjutkan materi dari materi yang kemarin
yaitu materi persaman Bernoulli. Guru kemudian mengingatkan sebentar
mengenai dua keadaan istimewa fluida. Guru juga menjelaskan bagaimana
menentukan rumus yang tepat dalam soal, dengan menganalisis soal tersebut
apakah memiliki perbedaan ketinggian atau tidak. Guru mengingatkan siswa
kembali bahwa ada PR yang harus dikerjakan siswa, dan menunjuk 2 siswa untuk
maju kedepan mengerjakan soal yang diberikan kemarin. Guru kemudian keluar
kelas untuk meminjam penghapus, karena penghapus kelas hilang. Kelas sempat
kosong sekitar 5 menit, namun sementara guru keluar kelas, siswa yang ditunjuk
mulai mengerjakan dipapan tulis. Ketika guru masuk, kedua siswa tadi belum
selesai menuliskan PR mereka dipapan tulis. Ketika ada siswa yang maju, semua
siswa memperhatikan apa yang ditulis teman mereka didepan, jadi ketika siswa
yang maju didepan salah menulis, suasana menjadi agak gaduh, karena semua
siswa berceloteh satu-satu mengkritik pekerjaan teman mereka.
Pk 07.16 kedua siswa tadi selesai menuliskan jawaban dipapan tulis,
sehingga guru mulai mengkoreksi pekerjaan mereka dipapan tulis. Untuk
menentukan apakah jawaban siswa benar atau salah, guru melibatkan siswa yang
lain, untuk membantu meneliti. Kedua jawaban yang ditulis dipapan benar.
Setelah membahas soal yang dijadikan PR, guru kemudian menjelaskan aplikasi
asas Bernoulli yang lain yaitu mengenai tangki bocor. Suasana kelas tenang,
sedikit siswa berceloteh dengan tidak serius mengenai istilah tangki berlubang.
Ketika guru mulai memberi penjelasan, semua siswa memperhatikan. Guru
menjelaskan dengan melibatkan siswa secara aktif, agar siswa juga ikut menjawab
dan berpikir. Guru memberikan penurunan rumus berdasarkan dengan asas
Bernoulli hingga didapatkan rumus untuk mencari kecepatan air mengalir pada
tangki bocor. Setelah mendapatkan dan menuliskan dipapan tulis bagaimana
didapatkan persamaan tersebut, maka semua siswa kemudian mencatat dengan
kondisi yang kondusif. Guru menunggu siswa mencatat sambil duduk dan
mengerjakan sesuatu. Waktu mencatat siswa ini berkisar 4 menit. Setelah itu guru
memberikan toh c soal untuk dicatat siswa. Pk 07.36 Guru kemudian
memberi ka on oh kasus pengaplikasian asas Bernoulli pada tangki bocor. Guru
kemudia n co uat gambar sebuah bejana yang bocor. Karena pada gambar
tersebut n nt ng berupa jarak pancuran air dari bejana, seorang siswa bertanya
kok ada m em ru kemudian memberikan penjelasan. Guru membahas soal ini
selama kadg lebih 6 menit. Setelah itu guru mempersilahkan siswa untuk
mencatat, dan setelah selesai menyalin tulisan guru dipapan tulis, siswa diberikan
soal latihan untuk dikerjakan sebagai PR,

Pelajaran selesai
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 12

Lampiran 8.d
Transkrip tulisan video keempat
Guru memasuki kelas pada pk 07.07, guru kemudian menyuruh salah satu
siswa untuk memimpin doa. Setelah itu guru meminta handphone siswa untuk
dikumpulkan bagi yang belum mengumpulkan. Guru kemudian memberitahukan
bahwa bahasan hari ini mengenai lanjutan dari aplikasi asas Bernoulli, dan
mengingatkan bahwa kemarin sudah belajar mengenai asas Bernoulli pada tangki
bocor. Untuk mengingatkan kembali guru memberi pertanyaan kepada siswa
mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kecepatan aliran pada pipa
atau tabung berlubang. Guru meminta semua siswa membuka catatan, dan
menunjuk salah seorang siswa untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru. Siswa menjawab dengan tidak lancar, kemudian berhenti, dan guru
melanjutkan kata-kata dan bertanya kepada semua siswa apa rumus kecepatan?
Semua siswa serempak menjawab dengan benar. Karena pada pertemuan kemarin
ada soal yang menanyakan mengenai jarak pancar air, maka guru menjelaskan
bagaimana mendapatkan rumus tersebut. Lalu guru menanyakan mengenai PR
pada pertemuan kemarin. Guru menunjuk salah seorang siswa untuk maju
mengerjakan dipapan tulis, sedangkan guru sendiri mulai melihat pekerjaan siswa,
dan berhenti pada salah satu siswa, karena ia bertanya. Ketika seorang siswa maju,
teman yang lain tidak gaduh, namun beberapa siswa tidak saling memperhatikan
catatan masing-masing, dan malah mengobrol sendiri.
Siswa yang maju mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal, sehingga
berdiskusi sedikit dengan guru. Setelah siswa bisa menyelesaikan pekerjaannya,
guru kemudian membahas jawaban tersebut dengan membuat gambar kecil
dipapan tulis, dan menelaah maksud soal. Guru membahas dan membetulkan
jawaban tersebut bersama-sama dengan siswa. Guru juga mengingatkan siswa
untuk berhati-hati dalam mengerjakan, karena jika salah dibagian atas, maka
kebawah juga akan salah semua. Setelah jawaban dipapan dibahas, kebanyakan
siswa menyalin apa yang dituliskan guru didepan.
Guru kemudian membahas soal nomor 2, tanpa menyuruh siswa
mengerjakannya didepan kelas. saat guru menjelaskan sebentar, seorang siswa
dibelakang malah menggambar dibukunya, dan tidak memperhatikan penjelasan
guru. Guru menjelaskan bahwa didalam soal terdapat adanya gerak parabola yang
memadukan antara GLB dan GLBB. Guru menjelaskan bahwa jarak pancar itu
merupakan GLB sehingga mengingatkan kembali rumus untuk mencapai jarak
terjauh. Guru membahas soal nomor 2 ini selama 7 menit, dan memberikan waktu
siswa untuk mencatat. Siswa kemudian mencatat selama 3 menit, sampai guru
meminta seorang siswa untuk maju mengerjakan bagian b pada soal nomor 2.
Siswa tersebut maju kemudian mengerjakan soal, dan mengalami kesulitan pada
pengurutan pengerjaan. Guru terlihat mendampingi ketika siswa mengerjakan
didepan dan mengalami kesulitan, sampai siswa tersebut mampu mengerjakan
dengan tuntas. Setelah itu guru tersebut membahas pekerjaan siswa dan
membiarkan siswa mencatat terlebih dahulu.
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 12

Setelah selesai dengan soal mengenai tangki bocor, guru melanjutkan


penjelasan mengenai asas Bernoulli yang kedua yaitu venturimeter. Dalam
menjelaskan mengenai asas aplikasi ini, guru memulai dengan memberikan
pengertian mengenai venturimeter dan dilanjutkan dengan dua jenis venturimeter,
ketika guru menuliskan poin-poin dipapan tulis, kebanyakan siswa mulai mencatat
juga.
Guru juga menggambar dipapan tulis seperti apa venturimeter. Guru
menjelaskan dan menuliskan catatan mulai dari bagaimana asas Bernoulli berlaku
pada venturimeter tanpa manometer, menurunkan rumusnya dan menuliskannya
dipapan tulis sampai mendapatkan persamaan kecepatan fluida pada venturimeter
tanpa manometer. Guru kemudian memberikan waktu kepada siswa untuk
mencatat sambil berkeliling melihat-lihat catatan siswa. Setelah memberikan
waktu selama 3 menit untuk mencatat, guru kemudian memberikan contoh soal
kepada siswa. untuk membantu mempermudah menjelaskan bagaimana
menyelesaikan soal tersebut, guru kemudian membuat gambar baru yang
diberikan keterangan sesuai dengan yang ada pada soal. Tiba-tiba guru lain datang
kekelas, dan memanggil guru sehingga ada obrolan sebentar. Guru memberikan
waktu bagi siswa untuk menggambar sama dengan yang guru gambar dipapan
selama kurang lebih 2 menit.
Setelah itu, guru memulai dengan pembahasan soal tersebut dengan
melibatkan siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana dari guru.
Pembahasan soal ini selama kurang lebih 3 menit. Setelah guru selesai membahas,
siswa menyalin yang ada di papan tulis. Diakhir pelajaran guru memberikan siswa
sebuah PR untuk dikerjakan, dimana soal yang diberikan berkaitan dnegan pipa
venturimeter tanpa manometer.

Pelajaran selesai
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 12

Lampiran 8.e
Transkrip tulisan video kelima
Guru terlambat masuk kelas, dan meminta maaf pada siswa karena
terlambat masuk ke kelas. Suasana kelas ramai, kemudian guru melanjutkan
penjelasan mengenai aplikasi asas Bernoulli yang ketiga yaitu pada venturimeter
yang dilengkapi manometer. Guru menjelaskan bahwa pada dasarnya prinsipnya
sama, hanya pada venturimeter ini dibahas dua massa jenis, karena didalamnya
ada dua zat. Karena kemarin guru sudah memberikan soal untuk coba dikerjakan
oleh siswa, maka guru meminta siswa melihat pekerjaannya untuk dibahas
bersama-sama dengan guru. Saat dilakukan pembahasan, suasana kelas tidak
terlalu ramai, tetapi juga tidak terlalu sunyi, banyak siswa menyimak pembahasan
yang dilakukan guru didepan kelas. Setelah membahas satu soal tersebut, guru
kemudian melanjutkan penjelasan mengenai gaya angkat pesawat terbang.
Semua siswa langsung menyiapkan buku catatan. Ketika guru memulai
penjelasan, seorang siswa yang terlambat masuk, dan guru memperbolehkan siswa
tersebut masuk dengan meminta surat keterangan dari guru piket. Guru kemudian
melanjutkan penjelasan mengenai gaya angkat pesawat. Guru mengatakan bahwa
sebuah pesawat terbang bisa mengudara dengan menggunakan prinsip Bernoulli.
Seorang siswa yang duduk dibelakang kemudian bertanya, apakah jika orang
membuat pesawat, dengan ukuran yang berbeda, apakah pesawat itu akan miring
ketika mengudara. Guru kemudian mengiyakan pernyataan siswa, dan memberi
alasan bahwa hal itu dapat terjadi karena antara tekanan dan kecepatan udaranya
tidak sama antara sayap kanan dan kiri. Orang yang membuat pesawat terbang itu
harus cermat. Setelah itu guru melanjutkan penjelasan bahwa bagian depan sayap
lebih lebar daripada bagian belakangnya, supaya udaranya bergerak lebih cepat.
Kemudian seorang siswa bertanya kenapa jika dilihat dari jauh, pesawat tersebut
sering terlihat miring? Guru kemudian menjawab pertanyaan s wa bwa hal itu
dikarenakan keterbatasan penglihatan manusia. Karena ga an ia a t aw
ter b ng d a t udara itu ketinggiannya sama, maka ℎ s= ℎ h a pes at
a a pa a saa men ian, sehingga digunakan prinsip Bern lli
y d g urena tid
t dp p erb gan k g tinggian, hanya menggunakan kecepatan yaitu gan ak
ed − gun etin kemudian menjelaskan syarat pesawat bisa r mu
a memb ak gg jelasan ini dengan menggunakan gambar yang ia buat
G
sendiri dipapan tulis. Suasana kelas cukup tenang, semua siswa memperhatikan
penjelasan guru. Dan ketika guru memberi penjelasan bahwa tekanan diatas sayap
lebih besar daripada dibawah sayap, guru memberikan ilustrasi yang lebih mudah
untuk diingat siswa, yaitu segala sesuatu jika akan naik, maka akan ditekan
supaya tidak bisa naik. Dua siswa laki-laki dibelakang mengobrol sedikit. Guru
melanjutkan dengan menurunkan rumus, sampai mendapatkan rumus gaya angkat
pesawat.
Guru kemudian memberikan kesempatan untuk mencatat bagi siswa, dan
semua siswa mencatat apa yang dituliskan guru dipapan tulis. Guru menunggu
siswa mencatat kurang lebih 3,5 menit. Siswa mencatat dengan kondisi
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 13

yangcukup tenang, hingga seorang siswa laki-laki yang terlambat masuk ke kelas,
kemudian kondisi siswa dikelas sedikit gaduh. Pada menit ke 16. Guru
memberikan contoh soal dengan membacakan soal. Semua siswa mencatat dan
kondisi kelas sangat tenang. Guru memberikan soal tersebut untuk dijadikan
pekerjaan rumah bagi siswa.
Pelajaran selesai.
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 13

Lampiran 9
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 13
PPLLAAGGIAIATTMMEERRUUPPAAKKAANNTTIN 13

You might also like