Professional Documents
Culture Documents
Research Articles
Penggunaan FTIR pada praktikum farmasi fisika untuk interaksi fisika
mengunakan basis sedian semi solid dengan bahan alam lokal
Hartawan*, Istiqomah
Keyword: ABSTRACT: Research has been carried out on the physical interaction using a semi-
HPMC colloid preparations; solid base with local natural ingredients from the test results of the HPMC colloid
HPMC colloid preparations with system with 2% HPMC concentration because it produces stable HPMC colloids and
essential oil; HPMC colloids with gelam leaf essential oil using the FTIR tool. HPMC colloid
Fourier Transform Infrared (FTIR) preparation wave with gelam leaf essential oil colloid can enter the HPMC colloid
system wave area. The microscopy of the colloid globule system can be seen with a
digital microscope focus and there is an interaction between the HPMC colloid globule
system and the HPMC colloid system with gelam leaf essential oil and at the 2%
concentration see it by looking at the globules gel using a digital microscope. @2020
Published by UP2M, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sriwijaya University
Kata Kunci: ABSTRAK: Telah dilakukan penelitian tentang interaksi fisika menggunakan basis
Sedian koloid HPMC; sedian semi solid dengan bahan alam lokal dari hasil pengujian sistem koloid HPMC
Sedian koloid HPMC dengan minyak dengan minyak astiri dengan kosentrasi HPMC 2% karena di hasilkan sedian koloid
atsiri; HPMC yang stabil dan sedian koloid HPMC dengan minyak astiri daun gelam
Fourier Transform Infrared (FTIR) menggunakan alat FTIR hasilnya wilaya gelombang sediaan koloid HPMC dengan
sedian koloid minyak astiri daun gelam bisa masuk kedalam wilaya gelombang sisitem
koloid HPMC tersebut . Mikroskopik dari globul sistem koloidnya dapat dilihat dengan
focusing digital microscopy dan terjadi interaksi antara globul sistem koloid HPMC dan
sistem koloid HPMC dengan minyak astiri daun gelam dan pada kosentrasi 2 % lihat
dengan gel melihat globul-globul mengunakan miskroskop digital. @2020 Published by
UP2M, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sriwijaya University
∗ Corresponding author.
E-mail address: hartawanboy@yahoo.co.id
2597-7059 Online, 1410-7058 print/ @2020 Published by UP2M, Faculty of Mathematics and Natural
8
Sciences, Sriwijaya University
Hartawan dan Istiqomah Jurnal Penelitian Sains 23 (1) 2021: 8-18
PENDAHULUAN
Fourier Transform Infrared (FT-IR) terpinolen (29,2%) dan α- terpinen (22,55%) yang
merupakan salah satu instrumen yang memberikan aktivitas antimikroba pada
menggunakan prinsip spektroskopi. Spektroskopi Propionibacterium acne, Staphylococcus aureus,
adalah spektroskopi inframerah yang dilengkapi Bacillus subtilis , Candida albicans, dan
dengan transformasi fourier untuk deteksi dan Trichophyton mentagrophytes.
analisis hasil spektrumnya [1]. Spektroskopi Ukuran globul dilacak dengan metode
inframerah berguna untuk identifikasi senyawa mikroskop karena metode mikroskop
organik karena spektrumnya yang sangat memungkinkan perbesaran dalam kisaran luas
kompleks yang terdiri dari banyak puncak-puncak sampai ratusan ribu kali. Kategori mikroskop
[2]. Selain itu, masing-masing kelompok yaitu mikroskop cahaya atau optis dan mikroskop
fungsional menyerap sinar inframerah pada electron. Mikroskop cahaya yang kesemuanya
frekuensi yang unik. Berdasarkan penelitian menggunakan lensa optis sedangkan mikroskop
sebelumnya telah dilakukan untuk mengetahui electron menggunakan berkas electron sebagai
jenis-jenis gugus fungsi yang dapat pengganti gelombang cahaya untuk memperoleh
mengindikasikan komposisi umum dari obat dan bayangan yang diperbesar
limbah balur [3]. Dikatakan sebagai formulasi gel yang
Sebagai sediaan yang komersil beberapa baik,jika ada kesatuan dari zat pembawah
sediaan semi solid yang bisa digunakan contoh dengan zat aktif. Zat aktif tentunya tidak semua
sedian gel sudah diformulasi dengan sangat berupa minyak atsiri, sehingga dalam hal
berkembang [4]. Sediaan gel seperti Andantol, interaksi dengan basis gel juga akan berbeda.
Benzolac, Bioplacenton, dan Centabio tersedian HPMC adalah polimer yang digunakan sebagai
secara luas di perdagangan [5]. Zat berkhasiat basis gel yang utama dewasa ini. Interaksi dengan
obat yang di formula adalah zat aktif murni biasa basis gel, bisa diketahui dari parameter ukuran
digunakan namun untuk bahan alam lokal dan distribusi globul serta perubahan pola
seperti memformula minyak atsiri tanaman spektra infra red. Semua metode ini untuk
menjadi sediaan gel bisa digunakan untuk mengidentifikasi interaksi fisika antara zat aktif
percobaan praktikum farmasi fisaka. dengan basis gel.
Sebagai negara tropis, Indonesia terkenal Parameter lain untuk mengetahui interaksi
kaya akan tanaman obat dan beberapa tanaman fisika bisa diketahui dengan melihat adanya
ini berpotensi dalam menghasilkan minyak atsiri. perubahan organoleptis sediaan gel yang
Mengingat sedian gel belum berkembang dalam meliputi perubahan warna dan bau. Interaksi ini
membawa minyak atsiri, maka sudah saatnya biasanya difasilitasi oleh gugus fungsi polar dari
untuk memikirkan penggunaan minyak atsiri suatu polimer akan berinteraksi dengan pola
menjadi formula gel. Seperti halnya Minyak atsiri yang dikategorikan sebagai dipole-dipole
daun Gelam yang sering digunakan oleh (Keesom) dan dipole-induced dipole (Debye)
masyarakat sebagai pengobatan infeksi pada serta gaya Van-der-Waals [8].
kulit dan sudah terbukti secara empiris Pada penelitian ini akan dipelajari interaksi
berdasarkan data ilmiah tentang khasiat tersebut bahan alam lokal seperti minyak atsiri daun
Dari jurnal penelitian yang dilaporkan oleh Gelam dengan basis gel yaitu HPMC. Penelitian
[6], telah diketahui bahwa minyak atsiri daun ini dilakukan dengan memvariasikan HPMC yang
Gelam mengandung monoterpen (97,8%) dan bertujuan untuk mengetahui konsentrasi basis
metil-eugenol (96%) sebagai komponen utama yang terbaik dan optimal untuk digunakan pada
antibakteri, Hal ini juga dibuktikan penelitian praktikum farmasi fisika selain itu kelak
oleh [7] dengan kandungan minyak atsiri berupa
9
Hartawan dan Istiqomah Jurnal Penelitian Sains 23 (1) 2021: 8-18
10
Hartawan dan Istiqomah Jurnal Penelitian Sains 23 (1) 2021: 8-18
Etanol digunakan untuk menambah (20 kali jumlah HPMC) di panaskan di hot plate
kekuatan interaksi dengan HPMC sehingga pada suhu 1000C selanjutnya, HPMC ditaburkan
minyak atsiri tidak langsung menguap dan sambil di aduk dengan kecepatan 175 rpm sisa air
memberi kesempatan pada minyak atsiri untuk di tambahkan pada masa tersebut lalu di tutup
segera berinteraksi dengan HPMC. Cara dengan aluminium foil. Kemudian ditunggu
pembuatan: alat dan bahan disiapkan kemudian sampai bening (jernih) ± 15 menit dan di angkat
di timbang bahan yang digunakan. Kemudian air setelah itu didiamkan sampai
suhu mencapai 450C. Selanjutnya di pembuatan mengunakan alat stirrer dan melihat
tambahkan minyak astiri daun Gelam sambil globul dengan alat miskroskop, Analisa spektra
terus di aduk hingga terbentuk masa sistem FTIR berdasarkan perubahan bilangan
koloid. gelombang.
11
Hartawan dan Istiqomah Jurnal Penelitian Sains 23 (1) 2021: 8-18
Tabel 3. Hasil Pengukuran kosentrasi dan waktu Sistem Koloid pada sediaan semi solid HPMC
Mengunakan Alat Magnetik stirrer
No K (%) Waktu(menit) Rpm Suhu Pengamatan
1 0,1 10 175 100 Terbentuk sistem koloid
20 175 100
30 175 100
40 175 100
2 0,5 10 175 100 Terbentuk sistem koloid
20 175 100
30 175 100
40 175 100
3 1 10 175 100 Tidak terbentuk sistem koloid
20 175 100 Terbentuk sistem koloid
30 175 100
40 175 100
4 2 10 175 100 Tidak terbentuk sistem koloid
20 175 100 Terbentuk sistem koloid
30 175 100 Terbentuk sistem koloid
40 175 100
5 3 10 175 100 Tidak terbentuk sistem koloid
20 175 100 Tidak terbentuk sistem koloid
30 175 100 Terbentuk sistem koloid
40 175 100 Terbentuk sistem koloid
Tabel 4. Pengukuruna kosentrasi dan waktu pembentukan Sistem Koloid pada sediaan semi solid
HPMC dengan minnyak astiri daun gelam Mengunakan Alat Magnetik stirrer
No K (%) Waktu(menit) Rpm Suhu Pengamatan
13
Hartawan dan Istiqomah Jurnal Penelitian Sains 23 (1) 2021: 8-18
25
20
15 Series 3
Series 2
10
Series 1
5
0
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
14
Hartawan dan Istiqomah Jurnal Penelitian Sains 23 (1) 2021: 8-18
BANAH HPMC
120
100
%Transmittance
1644.13
1454.32
2901.67
80
1372.20
3405.10
60
519.27
945.77
563.63 540.51
40
585.79
1052.34
20
0
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500
Wavenumbers (cm-1)
Gambar 3. Spektra alur sediaan semi solid HPMC mengunakan alat FTIR
100
90
3112,68
2935,73
80
%Transmittance
3400,32
1285,10
1237,241189,28
70
1546,46
1454,441428,57
1692,30
60
1358,03
972,89
1643,93
758,40 743,12
608,68
50
40
1024,03
30
20
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500
Wavenumbers (cm-1)
Grambar 4. Spektra alur sediaan semi solid HPMC dan sediaan semi solid HPMC dengan Minyak
Astiri Daun Gelam mengunakan alat FTIR
15
Hartawan dan Istiqomah Jurnal Penelitian Sains 23 (1) 2021: 8-18
Pembahasan
Sampel yang digunakan dalam penelitan didapatkan kemudian ditambahkan natrium
ini berupa daun gelam segar yang telah dirajang sulfat anhidrat untuk menarik air yang
kemudian di kering anginkan, pemilihan sampel kemungkinan masih terikat dengan minyak atsiri
segar ini bertujuan untuk menghindari [11].
penguapan minyak atsiri sehingga hasil destilasi Hasil destilasi minyak atsiri sebanyak 19,09
yang didapat akan optimal. Sampel dirajang gram dilakukan pemeriksaan secara organoleptis
terlebih dahulu dengan tujuan untuk serta pengukuran berat jenis dari minyak
memperluas permukaan sampel dan mengurangi tersebut. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa
ketebalan sampel tempat terjadinya proses difusi minyak daun gelam berwarna kuning jernih, rasa
sehingga penguapan minyak atsiri lebih cepat pahit di ikuti pedas mempunyai bau yang khas
[11]. seperti bauk daunnya.. dilakukan pemeriksaan
Metoda destilasi yang digunakan untuk tetapan fisika yaitu dilakukan penentuan bobot
mengisolasi minyak atsiri dari daun gelam adalah jenis yang menunjukkan hasil bahwa minyak
destilasi uap air. Metoda destilasi uap air dipilih atsiri daun gelam yang diperoleh mempunyai
karena menghasilkan minyak astiri daun gelam bobot jenis 0,901 g/ml. Dari hasil penelitian [12]
dengan rendemen yang lebih baik dibanding yang menganalisis minyak atsiri daun gelam
rendemen minyak atsiri yang dihasilkan dari 0.934 g/ml. Jadi bobot jenis minyak atsiri daun
metoda destilasi air karena pada umumnya gelam yang diteliti tidak menunjukkan perbedaan
sebagian besar minyak atsiri larut dalam air yang signifikan dengan literatur yang ada.
panas, sehingga jumlah air yang ada akan Pengujian homogenitas merupakan
menentukan besarnya rendemen minyak. pengujian terhadap ketercampuran bahanbahan
Adanya air dalam jumlah besar pada metoda dalam sediaan gel yang menunjukkansusunan
destilasi air menyebabkan proses hidrolisa relatif yang homogen. Pengujian dilakukan terhadap
lebih ekstensif, sedangkan proses hidrolisa basis gel dan juga gel dengan minyak atsiri kulit
tersebut akan berkurang jika menggunakan batang kayu manis yang menunjukkan tidak
metoda destilasi uap air [11]. adanya butiran kasar pada gel. Hal ini sesuai
Minyak atsiri yang didapat masih dengan persyaratan homogenitas gel yaitu gel
tercampur air kemudian dipisahkan dengan harus menunjukkan susunan yang homogeny dan
menggunakan corong pisah. Minyak atsiri yang tidak terlihat butiran kasar [13]. Dari hasil
16
Hartawan dan Istiqomah Jurnal Penelitian Sains 23 (1) 2021: 8-18
pengamatan pembentukan sistem koloid HPMC dilihat dari hasil wilaya gelombang pada table 5
menggunakan alat magnetik stirrer yang dan 6. dari data di atas dapat di simpulkan bahwa
dilakukan secara terukur pada suhu 100o C dan Spekra alur dari sediaan semi solid HPMC dan
dengan kecepatan 175 rpm dapat kita simpulkan sediaan semi solid HPMC dengan minyak astiri
bahwa pada konsentrasi 0,1 % hanya daun gelam bisa masuk kedalam struktur yang
membutuhkan waktu 10 menit untuk terbentuk ada pada sediaan semi solid HPMC dengan
sistem koloid sedangkan pada konsentrasi 3 % melihat kesamaan puncak wilaya gelombang dan
membutuhkan waktu ± 40 menit untuk perbedaan puncak wilaya gelombang dari
membentuk sistem koloid. Berbeda dengan sediaan semi solid HPMC dengan sediaan semi
sistem koloid HPMC, pembentukan sistem koloid solid HPMC mengunakan minyak astiri dari daun
dengan penambahan Minyak Astiri Daun Gelam gelam.
dapat kita lihat bahwa pada konsentrasi 0,1 %
dalam waktu 15 menit sudah terlihat sistem KESIMPULAN
koloid sedangkan untuk konsentrasi 3 % Karakterisasi penggunaan alat FTIR dengan
membutuhkan waktu ± 45 paling lama untuk minyak astiri daun gelam bisa masuk kedalam
dapat membentuk sistem koloid. Hal ini struktur yang ada pada sistem koloid HPMC
dikarenakan pencampuran Minyak Astiri dengan dapat dilihat pada kesamaan punjak wilaya
zat lain perlu waktu yang cukup lama dan Minyak gelombang dan perbedaan puncak wilaya
Astiri memiliki berat jenis lebih kecil dari BJ air gelombang. Saran untuk penelitian selanjutnya
sehingga sulit homogen. adalah minyak astiri yang diinteraksikan dapat di
Untuk uji karakterisasi antara Sistem coba dan dibuat dalam sedian dengan
Koloid HPMC dengan Sistem Koloid HPMC yang di mengunakan hewan uji sebagai objek uji.
berikan minyak atsiri daun gelam menggunakan
alat focusing digital mikroskop. Tahap awal kita REFERENSI
harus mengetahui karakteristik dari Sistem [1] Anam, Choirul. Sirojudin dkk. April 2007.
Koloid HPMC dan HPMC dengan minyak atsri Analisis Gugus Fungsi Pada Sampel Uji,
daun gelam terlebih dahulu dengan cara olesi Bensin Dan Spiritus Menggunakan Metode
sistem koloid pada kaca transparan lalu amati Spektroskopi FT-IR. Berkala Fisika. Vol 10
dibawah focusing digital mikroskop, dapat no.1. 79 – 85
terlihat adanya globul-globul dari Sistem koloid [2] Chusnul. 2011. Spektroskopi IR. www.
berwarna hitam lebih banyak atau terbentuk Scribd.com diakses tanggal 27 Desember
tumpukan-tumpukan globul yang satu lapis 2013
dibandingan dengan sistem koloid yang hanya [3] Daniel. Saleh, Chairul Dan Hanel, Sujudi.
terdapat sedikit globul-globul dan warnanya Oktober 2011. Sintesis 2-Hidroksi-N-Fenil-
tidak terlalu keliatan ini disebabkan karna tidak Benzena Melalui Esterifikasi Asam Salisilat
adanya penambahan minyak atsri daun gelam. Dilanjutkan Proses Amidasi Dengan
Hasil perhitungan diameter rata-rata Fenilamina
globul HPMC dengan kosentrasi 2 % membentuk [4] Yanti F.2014. Karakterisasi Mikroskopik
sistem koloid yang paling baik memiliki luas Staphylococcus aureus Pada Sedian Gel
diameter rata-rata 2±0,22 µm, jadi hasil Klindamisi pada kulit mencit Putih Jantan
penentuan PDI (Poly Diaperision index) dengan Yang Menderita Diabetes Melitus
bilangan 0,2 ,adanya, 80% globul adalah [5] Ikatan apoteker Indonesia.2011.Informasi
monodisper. spesialite Obat (ISO).Pt ISFI Penerbitan.
Hasil uji dari spektra alur pada sediaan Jakarta
semi solid HPMC mengunakan alat FTIR bisa
17
Hartawan dan Istiqomah Jurnal Penelitian Sains 23 (1) 2021: 8-18
[6] Silva,Cleber J., et al. 2007. Comparative [15] Agromedia, Redaksi. 2008. Buku Pintar
study of the essential oils of seven Melaleuca Tanaman Obat. Agromedia Pustaka :
(Myrtaceae) species grown in Brazil.Flavour Jakarta.
Fragr. Jurnal. 22, 474 – 478. Federal [16] Becky, L.Dress, et al.,2005. Derivation of
University of Vicosa : Brasil. genetic interaction networks from
[7] Lohakachornpan, Puangnoi & Watcharin quantitative phenotype data genome
Rangsipanuratn. 2001. Chemical biology. (Wikipedia.org/wiki/fundamental
Compositions and Antimicrobial Activities of interaction, diakses 27 februari 2015)
Essential Oil from Melaleuca leucadendron [17] Dalimartha, Setiawan. 2008. Atlas
var. Minor.Jurnal Thai J. Pharm. Sci. 25 (3-4): Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 5. Pustaka
133-134. Bunda : Jakarta.
[8] Xu.Y. and Du, Y,.Effect Of Molecular [18] Esoteric Oils CC and Sallamander Concepts
Stpucture Of chitosan On Protein Delivery (Pty) Ltd.2007.Cajuput (cajeput) essential oil
Properties of Chitosan Nanoparticies Int J information.(Online).
Phenu, 2003, 250 (1): p.21-29 [19] Hariana, Arief.2005. tumbuhan obat dan
[9] Rowe, R.C, et al., 2003. Handbook Of khasiat.penerbar swadaya : jakarta
Pharmaceutical Excipient, 4th ed, [20] Harmita, 2006.Analisis Fisika Kimia.
Pharmaceutical Press, Washington, DC Departemen Farmasi FMIPA-UI.Jakarta
[10] Djamal, R.2010. Kimia Bahan Alam :Prinsip- [21] Ko, Ko, W. Juntarajumnong, & A.
Prinsip Dasar Isolasi dan Identifikasi. Padang Chandrapatya.2009. Repellency, Fumigant,
: Universitas Baiturrahmah. and Contact Toxicities of Melaleuca cajuputi
[11] Guenther, E. (2006). Minyak Atsiri. (Jilid I), PowellAgainstSitophilus zeamais
diterjemahkan oleh S. Ketaren .Jakarta : Motschulsky and Tribolium castaneum
penerbit Universitas Indonesia. Herbst. Thai Journal of Agricultural Science.
[12] Lee Seong w., Wendy w. (2012). Chemical 42(1) : 27 – 33.
composition and antimicrobial activity of [22] Rowe, R.C., Jheskey, P. J., and Owen, S. C.
Cymbopogon nardus citronella essential oil 2006. Handbook Of Pharmaceutical
against systemic bacteria of aquatic animals. Excipient, Pharmaceutical Press, USA.
Iranian journal of microbiology. Malaysia. [23] Thomas, A.N. 2007. Tanaman Obat
Vol. 5 No 2/ Juni 2013. Hlm 147-152. Tradisional 2. Kanisius : Yogyakarta.
[13] Anonim. 1985. Formularium Kosmetika [24] UUSDA,PLANTS. 1999.Plants Profile for
Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Melaleuca Cajuputi
RI (cajuputi)(online).http://plants.usda.gov/ja
[14] Amin, Norfarohah Mohd. 2010. Composition va/ClassificationServlet?source=display&cla
and Phytochemical Screening of Melaleuca ssid=MECA17.Diakses pada 2 Februari 2014
cajuputi Powell essential oil.
Skripsi.Universiti Teknologi Mara.Selangor.
.
18