You are on page 1of 7

Adiyani K. dkk.

Hubungan Status Gizi dengan…

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA


REMAJA PUTRI DI SMA PGRI 4 BANJARMASIN

Khalilah Adiyani1, Farida Heriyani2, Lena Rosida3


1
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran,
Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
2
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran,
Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
3
Departemen Histologi Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin

Email korespondensi: khalilah.adiyani@gmail.com

Abstract:Young women are said to be anemic if Hb levels <12 g/dl.World Health Organization >30%
or 2 billion people in the world are having anemia status. Lack of micronutrients such as: iodine,
vitamin A and iron in the diet can cause anemia. This study aims to determine the relationship of
nutritional status with the incidence of anemia in female adolescents in PGRI 4 High School
Banjarmasin in 2017. This research is analytic observational with cross sectional approach. Samples
were taken with proportional stratified random sampling technique, consisted of 67 research subjects.
Data analysis used chi square test. The results showed that 62.7% had anemia, 37.3% had no anemia,
9% nutritional status was poor, and 91% of nutritional status was normal overweight. The results
showsed p value= 1.000 (p> 0.005). Conclusion of this research is there is no significant relationship
between nutritional status with the incidence of anemia in female adolescents in PGRI 4 high school
Banjarmasin.

Keywords: nutritional status, anemia, female adolescent.

Abstrak: Remaja putri dikatakan anemia jika Hb <12 g/dl. World Health Organization melaporkan
>30% atau 2 miliar orang di dunia berstatus anemia. Kekurangan zat gizi mikro seperti: yodium, vitamin
A dan zat besi dalam makanan dapat menyebabkan anemia. Penelitian ini bertujuan mengetahui
hubungan status gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA PGRI 4 Banjarmasin tahun
2017. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil
dengan teknik proportional stratifiedrandom sampling, terdiri dari 67 subjek penelitian. Analisis data
menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan distribusi subjek penelitian 62,7%
mengalami anemia, 37,3% tidak mengalami anemia, 9% status gizi kurus, dan 91% status gizi normal
gemuk. Hasil analisis data menunjukkan nilai p= 1,000 (p> 0,005). Simpulan, tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara status gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA PGRI 4
Banjarmasin.

Kata-kata kunci: status gizi, anemia, remaja putri.

1
Homeostasis, Vol. 1 No. 1, April 2018: 1-7

PENDAHULUAN anemia adalah kekurangan zat gizi mikro


Anemia adalah suatu kondisi medis seperti: yodium, zat besi, dan vitamin
dimana kurangnya jumlah sel darah merah Adalam makanan, yang merupakan salah
atau hemoglobin (Hb) dari normal. Kadar satu dari unsur gizi sebagai komponen
Hb normal pada remaja putri adalah ≥12 pembentukan sel darah merah atau
g/dl.1 World Health Organization (WHO) Hb.Kekurangan zat besi dalam tubuh
pada tahun 2014 melaporkan bahwa >30% seseorang akan menyebabkan
atau 2 miliar orang di dunia berstatus berkurangnya pembentukan Hb sehingga
anemia. Sebagai salah satu negara pembentukan sel darah merah akan
berkembang, Indonesia memiliki kejadian terganggu.9
anemia yang masih cukup tinggi.2
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar METODE PENELITIAN
(Riskesdas) pada tahun 2007, prevalensi Metode yang digunakan dalam
anemia di Indonesia yaitu 11,9% dengan penelitian iniadalah observasional analitik
penderita anemia pada provinsi Kalimantan dengan pendekatan cross sectional.
Selatan 10,9%, Kalimantan Barat 11,9%, Penelitian dilaksanakan pada bulan
Kalimantan Tengah 12,7% dan Kalimantan Agustus 2017 di SMA PGRI 4
Timur 13,9%,3 dan berdasarkan Riskesdas Banjarmasin. Populasi pada penelitian ini
pada tahun 2013, prevalensi anemia di adalah semua remaja putri di kelas X,XI
Indonesia meningkat menjadi 21,7% dan XII SMA PGRI 4 Banjarmasin. Sampel
dengan penderita anemia pada kelompok dalam penelitian ini adalah remaja putri
umur 5-14 tahun adalah sebesar 26,4% dan yang memenuhi kriteria yang berhadir pada
umur 15-24 tahun sebesar 18,4%.4 saat dilakukan penelitian.
Penyebab anemia diantaranya adalah Pemilihan sampel dilakukan dengan
kurangnya kadar zat besi dalam tubuh, teknik proportionalstratifiedrandom
kekurangan vitamin B12, kekurangan asam sampling yaitu sampel yang memenuhi
folat, perdarahan hebat, leukemia, kriteria inklusi, yaitu remaja putri berumur
kecacingan, penyakit kronis, dan 14-18 tahun, menstruasi normal
5
sebagainya. Masalah gizi seperti anemia (menstruasi dalam batas normal yaitu siklus
defisiensi besi, kelebihan berat haid tidak kurang dari 24 hari dan tidak
badan/obesitas dan kekurangan zat gizi lebih 35 hari, lama haid 3-7 hari dengan
juga dialami para remaja.6 Dampak anemia jumlah darah selama haid berlangsung
dan status gizi buruk pada remaja tidak melebihi80 ml, ganti pembalut 2-6
putridapat meningkatkan kontribusi negatif kali per hari), dan tidak dalam proses diet
bila hamil pada usia dewasa ataupun tidak terkontrol dan vegetarian ketat.
remaja, yang dapat menyebabkan kelahiran
bayi dengan berat badan lahir rendah, HASIL DAN PEMBAHASAN
kesakitan bahkan kematian pada ibu dan Berdasarkan hasil penelitian pada 67
bayi. Anemia juga mempunyai dampak responden, didapatkan data mengenai
negatif terhadap kognitif remaja dan status gizi responden di SMA PGRI 4
perkembangan fisik.7 Banjarmasin dapat dilihat pada tabel 1.
Selama masa remaja, pengkajian status
gizi perlu dilakukan, salah satu cara Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan
sederhana yang dapat digunakan untuk Status Gizi di SMA PGRI 4
menilai status gizi pada remaja yaitu Banjarmasin
dengan mengukur Indeks Massa Tubuh Status Gizi n %
(IMT).8 Status gizi adalah keseimbangan Kurus 6 9
antara konsumsi, penyerapan zat gizi, dan Normal 54 80,6
penggunaan zat-zat gizi tersebut. Gemuk 7 10,4
Kekurangan zat gizi yang menyebabkan Total 67 100

2
Adiyani K. dkk. Hubungan Status Gizi dengan…

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat Berdasarkan tabel 2 menunjukkan


bahwa remaja putri dengan status gizi bahwa sebagian besar responden penelitian
normal mempunyai jumlah terbanyak, yaitu mengalami kejadian anemia, yaitu 62,7%.
80,6%. Penelitian ini sesuai dengan Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Restuti dkk penelitian Sya’bani dkk pada tahun 2016
pada tahun 2016 bahwa sebagian besar bahwa sebagian besar santriwati di Pondok
remaja memiliki status gizi normal, yaitu Pesantren Darul Ulum mengalami anemia,
87,3%. Hal ini menunjukkan bahwa yaitu 57%. Hal ini kemungkinan
sebagian besar remaja putri di SMK disebabkan remaja putri kehilangan darah
Mahfilud Duror II mengerti tentang asupan setiap bulan karena remaja putri termasuk
yang dikonsumsi setiap hari, sehingga dalam masa reproduktif yang setiap bulan
sedikit yang mengalami gangguan makan mengalami menstruasi.14 Kekurangan zat
atau nutrisi yang tidak tercukupi.10 Menurut besi dapat mengakibatkan anemia, remaja
penelitan Basith dkk pada tahun 2017 putri membutuhkan banyak zat besi yang
sebagian besar remaja putri di SMP 4 digunakan untuk mengganti zat besi yang
Negeri Banjarbaru mengalami status gizi terbuang bersama darah haid, disamping itu
normal, yaitu 86%.Hal ini disebabkan juga keperluan dalam menopang
karena responden tinggal bersama orang pertumbuhan serta pematangan seksual.6,15
tuanya sehingga pola dan jenis makanan Kebutuhan atau kecukupan zat-zat gizi
mereka masih terjamin dan dapat diatur cukup tinggi pada masa remaja, sehingga
oleh orang tua mereka, serta tempat tinggal faktor gizi sangat berperan dan menentukan
responden yang dekat dengan pasar yang postur dan performance seseorang pada
menyebabkan orang tua responden mudah usia dewasa. Kurangnya asupan gizi
mendapatkan bahan makanan.11 merupakan salah satu masalah yang sering
Terdapat beberapa faktor yang dapat terjadi pada remaja, yang akan
mempengaruhi status gizi seseorang seperti mengakibatkan penderita kekurangan gizi
faktor lingkungan, ekonomi, sosial budaya, dan dapat terkena anemia karena
dan biologis atau keturunan.12 Selain itu, kekurangan zat besi.16
penelitian Megawati pada tahun 2016 juga Menurut penelitian yang dilakukan
menyatakan bahwa sebagian besar remaja Mariana dkk pada tahun 2013 menyatakan
putri di MA Athoriyah Cikatomas bahwa remaja putri di SMK Swadaya yang
mengalami status gizi normal, yaitu 56,1%. mengalami anemia disebabkan karena pola
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh makan yang tidak teratur, pantangan makan
konsumsi makanan selingan yang telor/daging/ikan, tidak suka mengonsumsi
dikonsumsi remaja putri pada saat mereka sayur, kebiasaan makan makanan fast food,
di luar rumah, yaitu sekolah atau teman dan junk food.17,18 Anemia yang disebabkan
bermain.13 karena kekurangan asupan zat gizi sehari-
Data mengenai kejadian anemia hari pada remaja putri selain dipengaruhi
responden di SMA PGRI 4 Banjarmasin oleh pola makan yang salah, juga
dapat dilihat pada tabel 2. dipengaruhi oleh ketidaksediaan bahan
pangan.19
Tabel 2 Distribusi Kejadian Anemia pada Analisis bivariat pada penelitian ini
Responden di SMA PGRI 4 untuk mengetahui ada atau tidak adanya
Banjarmasin hubungan status gizi dengan kejadian
Kadar Hb n % anemia pada remaja putri di SMA PGRI 4
Anemia 42 62,7 Banjarmasin. Analisis penelitian ini
Tidak menggunakan uji statistik non parametrik
Anemia 25 37,3 yaitu uji chi square untuk melihat
Total 67 100 hubungan antara variabel status gizi dengan

3
Homeostasis, Vol. 1 No. 1, April 2018: 1-7

kejadian anemia pada remaja putri di SMA


PGRI 4 Banjarmasin.

Tabel 3 Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Anemia di SMA PGRI 4 Banjarmasin
Status Gizi Kadar Hb Total
Anemia Tidak Anemia
n % n % %
Kurus 4 66,7 2 33,3 100
Normal 36 66,7 18 33,3 100
Gemuk 2 28,6 5 71,4 100

Berdasarkan tabel 3 remaja putri Hubungan status gizi dengan anemia


dengan status gizi normal lebih banyak pada remaja putri dilakukan analisis data
mengalami anemia, yaitu 66,7%. Hasil menggunakan uji chi square dengan tabel 3
penelitian ini sesuai dengan penelitian x 2 didapatkan 4 sel (66,7%) dengan nilai
Amamico dkk pada tahun 2017 yang harapan (E) < 5 yaitu 3,8 pada status gizi
menyatakan bahwa siswi di MAN Simpang kurus dan anemia, 2,2 pada status gizi kurus
Kiri Kota Subulussalam yang mengalami dan tidak anemia, 4.4 pada status gizi
anemia namun memiliki status gizi normal gemuk dan anemia, serta 2,6 pada status
disebabkan pemenuhan zat gizi makro gizi gemuk dan tidak anemia,sehingga
dalam tubuh seimbang (energi dan perlu dilakukan penggabungan sel pada
protein).20 Kekurangan zat gizi mikro kategori status gizi kurus dan normal,
seperti: zat besi, yodium, dan vitamin A menghasilkan tabel 2 x 2. Menurut Hastono
yang menyebabkan anemia, terutama zat pada tahun 2001 jika terdapat sel yang
besi yang merupakan salah satu unsur gizi mempunyai nilai harapan (ekspetasi) <5
sebagai komponen pembentukan Hb atau lebih dari 20% jumlah seluruh sel maka
sel darah merah.21 Selain itu,menurut peneliti harusmemperbesar frekuensi
penelitian Dhita dkk pada tahun 2016 harapan dari sel-sel tersebut dengan cara
anemia pada siswi di SMK Widya Praja menggabungkan kategori yang berdekatan
Ungaran juga bisa disebabkan oleh faktor yaitu dengan menggabungkan baris atau
lain selain status gizi, seperti gangguan kolom sehingga tidak ada sel yang memiliki
penyerapan zat besi.22 ekspetasi <5.24
Kandungan zat gizi dalam makanan Penggabungan status gizi normal
terutama zat besi yang dikonsumsi oleh dengan status gizi gemuk diambil
remaja putri merupakan faktor yang berdasarkan faktor risiko dari anemia.
mempengaruhi peningkatan penyerapan zat Menurut penelitian Martini pada tahun
gizi terutama zat besi dalam tubuh.Zat besi 2015 yaitu remaja dengan status gizi yang
merupakan salah satu komponen yang tinggi maka kejadian anemia rendah, bila
terpenting dalam pembentukan Hb atau sel status gizi kurang maka kejadian anemia
darah merah dalam tubuh. Besi atau heme tinggi.25 Menurut Arumsari pada tahun
adalah bagian dari Hb dan mioglobin yang 2008 menyatakan bahwa semakin buruk
keduanya banyak terdapat pada makanan status gizi seseorang maka semakin rendah
yang berasal dari protein hewani yang kadar Hb.26 Hubungan antara status gizi
mempunyai banyak kandungan gizi dan dengan kejadian anemia pada remaja putri
mudah menyerap zat besi dibandingkan setelah dilakukan penggabungan sel dapat
dengan besi non heme, yang berasal dari dilihat pada tabel 4.
makanan-makanan yang banyak terdapat
pada protein nabati.23

4
Adiyani K. dkk. Hubungan Status Gizi dengan…

Tabel 4 Distribusi Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Anemia di SMA PGRI 4
Banjarmasin
Status Gizi Kadar Hb Total
Anemia Tidak Anemia
n % n % % p Value
Kurus 4 66,7 2 33,3 100
Normal Gemuk 38 62,3 23 37,7 100 1,000

Hasil analisis hubungan antara status berlangsung lama.30 Kekurangan zat gizi
gizi dengan anemia pada remaja putri di mikro seperti: zat besi, yodium, dan vitamin
SMA PGRI 4 Banjarmasin diperoleh A yang akan menyebabkan anemia.
bahwa proporsi remaja putri dengan status Terutama zat besi yang merupakan salah
gizi kurus dan anemia, yaitu 66,7% lebih satu dari unsur gizi sebagai komponen
banyak dibandingkan dengan remaja putri pembentukan Hb atau sel darah merah.8
yang memiliki status gizi kurus dan tidak Kejadian anemia pada remaja putri di
anemia sebanyak 33,3%, sedangkan remaja SMA PGRI 4 Banjarmasin kemungkinan
putri dengan status gizi normal gemuk dan disebabkan oleh faktor lain yang tidak
anemia yaitu 62,3% lebih banyak diteliti dan dikendalikan pada penelitian ini
dibandingkan dengan remaja putri yang seperti masalah dengan sumsum tulang
memiliki status gizi normal gemuk dan seperti limfoma, leukemia atau mieloma
tidak anemia sebanyak 37,7%. Berdasarkan multipel, masalah dengan sistem kekebalan
hasil uji statistik, didapatkan tidak ada tubuh, penyakit kronis seperti AIDS,
hubungan bermakna antara status gizi penyakit: malaria, cacingan, kanker, gagal
dengan kejadian anemia (p value =1,000> ginjal, genetik seperti talasemia. Selain itu,
0,05). peneliti hanya meneliti kategori status gizi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada remaja, tanpa meneliti faktor apa saja
oleh Indartanti dkk tahun 2014 yang berpengaruh terhadap keadaan status
menunjukkan tidak ada hubungan gizi tersebut. Kekuatan penelitian ini adalah
bermakna antara status gizi dengan status gizi pada remaja putri ditentukan
kejadian anemia (p> 0,05). Hal ini berdasarkan IMT/U dan dimasukkan ke
dikarenakan sebagian besar remaja putri di dalam kategori yang ditentukan oleh
SMP Negeri 9 Semarang tergolong dalam Menkes RI 2010 sehingga data yang
status gizi normal.27 Status gizi berdasarkan didapatkan lebih efisien, sesuai rentang usia
indikator IMT/U lebih dipengaruhi asupan remaja yaitu 10-18 tahun berdasarkan
zat gizi makro (karbohidrat, lemak, pembagian Menkes RI Nomor 25 tahun
protein).28 Karbohidrat, protein, dan lemak 2014.
merupakan zat gizi penyuplai energi
terbesar bagi tubuh.15 PENUTUP
Penurunan status gizi dapat terjadi Berdasarkan penelitian yang telah
apabila asupan energi kurang dari dilakukan di SMA PGRI 4 Banjarmasin,
kebutuhan dalam jangka waktu tertentu, maka dapat disimpulkan bahwa: pada
keseimbangan asupan gizi akan membantu kelompok remaja putri yang mengalami
dalam memelihara status gizi normal dan status gizi kurus sebanyak 6 orang (9%) dan
akan berpotensi terjadinya kegemukan status gizi normal gemuk 61 orang (91%),
apabila terjadi asupan energi berlebih atau sedangkan pada kelompok remaja putri
kurangnya pengeluaran energi.29 Status gizi yang mengalami anemia sebanyak 42 orang
berdasarkan IMT/U tidak dipengaruhi oleh (62,7%) dan yang tidak mengalami anemia
asupan zat gizi mikro karena sedikit 25 orang (37,3%), sehingga dapat
kandungan energi yang dimilikinya, dan disimpulkan bahwa tidak terdapat
jika terjadi kekurangan kemungkinan sudah hubungan yang bermakna antara status gizi

5
Homeostasis, Vol. 1 No. 1, April 2018: 1-7

dengan kejadian anemia pada remaja putri 9. Wibowo CDT, Notoatmojo H,


di SMA PGRI 4 Banjarmasin tahun 2017 Rohmani A. Hubungan antarastatus gizi
dengan nilai p value= 1,000> 0,05. dengan anemiapada remaja putri
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut disekolah menengah
mengenai hubungan status gizi dengan pertamaMuhammadiyah 3 Semarang.
kejadian anemia pada remaja putri dengan Jurnal Kedokteran Muhammadiyah.
jumlah sampel yang lebih besar dan tempat 2013; 1(2): 1-4.
yang berbeda pula.Peneliti selanjutnya juga 10. Restuti AN, Susindra Y. Hubungan
dapat melakukan penelitian tentang faktor- antara asupan zat gizi dan status gizi
faktor yang mempengaruhi kejadian dengan kejadian anemia pada remaja
anemia pada remaja putri seperti faktor putri. Jurnal Ilmiah INOVASI. 2016;
kurangnya asupan zat besi, pengetahuan, 1(2): 163-67.
pola makan, atau kebiasaan makan. 11. Basith A, Agustina R, Diani N. Faktor-
faktor yang berhubungan dengan
DAFTAR PUSTAKA kejadian anemia pada remaja putri.
1. Iryanti NP. Hubungan status gizi dan Dunia Keperawatan. 2017; 5(1): 1-10.
kejadian anemia dengan kesegaran 12. Wahyu B. Melayani fenomena sosial di
jasmani pada remaja putri kelas X dan masyarakat. Bandung: Setia Purna
XI di SMA Muhammadiah 1 Surakarta. Inves; 2007.
(skripsi). Surakarta: Program Studi 13. Megawati M. Hubungan status gizi dan
Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan pengetahuan remaja putri MA
Universitas Muhammadiyah; 2015. Athoriyah Kecamatan Cikatomas
2. WHO. Micronutrient Deficiencie: Iron Kabupaten Tasikmalaya tahun 2016.
deficiency anemia 2014. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada.
http://www.who.int/nutrition/topics/en/ 2016; 16(1): 126-35.
. [Diakses pada 5 januari 2016] 14. Sya’bani IRN, Sumarmi S. Hubungan
3. Badan Penelitian dan Pengembangan status gizi dengan kejadian anemia pada
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. santriwati di Pondok Pesantren Darul
Riset kesehatan dasar (Riskesdas). Ulum Peterongan Jombang. Jurnal
Jakarta: 2007. Keperawatan Muhamadiyah. 2016;
4. Badan Penelitian dan Pengembangan 1(1): 7-15.
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. 15. Arisman MB.Gizi dalam daur
Riset kesehatan dasar (Riskesdas). kehidupan: buku ajar ilmu gizi.Edisi II.
Jakarta: 2013. Jakarta : ECG; 2010.
5. Kulsum U, Halim R. Kebiasaan sarapan 16. Waryana. Gizi reproduksi. Yogyakarta:
pagi berhubungan dengan kejadian Pustaka Rihama; 2010.
anemia pada remaja di SMA Negeri 8 17. Mariana W, Khafidhoh N. Hubungan
Muaro Jambi. Jurnal Penelitian status gizi dengan kejadian anemia pada
Universitas Jambi Seri Sains. 2016; remaja putri di SMK Swadaya Wilayah
18(1): 9-19. Kerja Puskesmas Karangdoro Kota
6. Istiany A, Rusilanti. Gizi terapan. Semarang. Jurnal Kebidanan. 2013;
Bandung: PT Remaja Rosdakarya; 2(4): 35-42.
2013. 18. Adriyana, Marryana. Peranan gizi
7. WHO. Worldwide prevalence of dalam siklus kehidupan. Jakarta:
anemia 1993–2005. WHO Global Kencana; 2012.
Database on Anemia; 2008. 19. Marmi. Gizi dalam kesejatan
8. Aryani R. Kesehatan remaja: problem reproduksi. Yogyakarta: Pustaka
dan solusinya. Jakarta: Salemba Pelajar; 2013.
Medika; 2010.

6
Adiyani K. dkk. Hubungan Status Gizi dengan…

20. Amarico B, Siketang NW, Nur A. 26. Arumsari E. Faktor risiko anemia pada
Hubungan asupan gizi, aktivitas fisik, remaja putri peserta program
mestruasi, dan anemia dengan status pencegahan dan penanggulangan
gizi pada siswi madrasah aliyah negeri anemia gizi besi (PPAGB) di kota
(MAN) Simpang Kiri Kota Bekasi. (skripsi). Bogor:Program Studi
Subulussalam. Jurnal Penelitian Gizi Masyarakat dan Sumberdaya
Kesehatan. 2017; 4(1): 21-30. Keluarga Fakultas Pertanian Bogor;
21. Almatsier S. Prinsip dasar ilmu gizi. 2008.
pengenalan ilmu gizi. Jakarta: Penerbit 27. Indartanti D, Kartini. Hubungan status
PT Gramedia Pustaka Utama; 2005. hal gizi dengan kejadian anemia pada
3-9. remaja putri. Journal of Nutrition
22. Dhita AUA, Siswanto Y, Pontang GS. College. 2014; 3(2): 33-9.
Hubungan status gizi dengan kejadian 28. Muchlisa. Hubungan asupan zat gizi
anemia pada siswi SMK Widya Praja dengan status gizi pada remaja putri di
Ungaran tahun 2016. (skripsi) 2016. Fakultas Kesehatan Masyarakat
23. Agoes R, Djaenudin N. Parasitologi Universitas Hasanuddin Makasar.
kedokteran ditinjau dari organ tubuh (skripsi): Fakultas Kesehatan
yang diserang. Jakarta: EGC; 2009. Masyarakat Universitas Hasanuddin.
24. Hastono SP. Analisis data. Jakarta: 2013.
Universitas Indonesia; 2001. 29. Moehji S. Penanggulangan gizi buruk.
25. Martini. Faktor-faktor yang Jakarta: Papar Sinar Sinanti. 2003.
berhubungan dengan kejadian anemia 30. Yuniar R, Fitrah E. Hubungan status
pada remaja putri di MAN 1 Metro. gizi mikro dengan status gizi pada anak
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai. remaja SLTP. Puslitbang Gizi dan
2015; 8(1): 1-7. Makanan, Badan Litbangkes. 2010.

You might also like