Professional Documents
Culture Documents
* E-mail : annisa_gz08@yahoo.co.id
1
Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, Makassar
2
Politeknik Kementerian Kesehatan ,Makassar
Abstract
Biggest causes of nutritional anemia is a decrease in nutrient intake is associated with a diet that is not good
due to the ignorance and incompetence. The research was conducted at the health center Sudiang Kingdom
of Makassar on the grounds that the highest number of maternal anemia found in this clinic (53.6%). This
type of research was the study of experimental studies with experimental designs Pre One Group Pretest
And Postest Design. Independent variables were the consumption patterns and hemoglobin levels of
respondents as the dependent variable. The population was all pregnant women with anemia who came to
check her pregnancy at PHC. While the sample was drawn by purposive sampling, totaling 16 people.
Research data obtained and processed manually and by using Nutrisurvey program, Microsoft Excel, and
SPSS for changes in consumption patterns and hemoglobin levels of respondents using the McNemar test.
The resulted of this study demonstrate for the nutrient intake of respondents, prior education, number of
samples to consume enough energy in the category of 12.5% of the remainder (87.5%) in the category of
less. After education, the number of samples which consume enough energy in the category increased to
37.5%. And nutrition education given to respondents were anemic, and the results of education, the number
of respondents who experienced anemia decreased to 68.8%. The conclusion of this study was nutritional
education There is the influence of changes in nutrient intake of pregnant women anemia, which was
vitamin C (p < 0.05). But not so with the intake of other nutrients. Also found the effect of nutrition
education to changes in hemoglobin levels of anemic pregnant women (p = 0.01). It is recommended that
the nutrition education program merutinkan clinic for pregnant mothers every visit to the clinic.
17
Media Gizi Masyarakat Indonesia, Vol.2, No.1, Agustus 2012 : 17-21
2
Edukasi Gizi Terhadap Pola Konsumsi Ibu Hamil Anemia(Dhuha)
Edukasi gizi diberikan kepada responden yang menunjukkan bahwa semakin kurang baik pola
mengalami anemia. Setelah edukasi, jumlah makan, akan semakin tinggi angka kejadian
Tabel 1. Gambaran Pengaruh Edukasi Gizi terhadap Kadar Hemoglobin
Responden Sebelum dan Setelah Edukasi Gizi
responden yang mengalami anemia menurun anemia pada ibu hamil. Hal ini menunjukkan
menjadi 68,8%. kebermaknaan secara statistik (p < 0.05).
Gambaran Pengaruh Edukasi Gizi Terhadap Pemberian edukasi gizi kepada responden dalam
Pola Konsumsi Responden Sebelum dan Setelah penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan
Edukasi Gizi asupan dari beberapa jenis zat gizi, meskipun
belum mencapai AKG ibu hamil. Data tingkat
Terdapat peningkatan pada konsumsi beberapa zat kecukupan zat gizi sampel pada penelitian ini
gizi sebelum dan setelah edukasi. Namun, ada pula diperoleh melalui recall 24 jam makanan sebelum
yang mengalami penurunan. Untuk asupan energi dan setelah edukasi. Selain itu, sebelum edukasi
dan protein, terjadi peningkatan setelah edukasi gizi untuk memperoleh data tentang frekuensi
meskipun tidak bermakna. Hal ini dibuktikan konsumsi sejumlah bahan makanan responden,
melalui uji McNemar yang nilai p keduanya sama, terutama bahan makanan yang terkait dengan
yaitu 0,219 (p > 0,05). Sementara itu, asupan zat masalah anemia, dilakukan metode pengukuran
besi, tidak terjadi peningkatan setelah edukasi. dengan metode food frequency.
Asupan zink responden mengalami penurunan
yang tidak bermakna setelah edukasi (p > 0,05). Hasil pencatatan food frequency responden
Demikian juga dengan asupan asam folat setelah menunjukkan bahwa dari data frekuensi konsumsi
edukasi (p = 0,5). Asupan vitamin A dan vitamin C lauk, terlihat responden mengkonsumsi lauk
mengalami peningkatan, sedangkan untuk asupan hewani, yakni ikan dan telur dengan interpretasi
vitamin B12 mengalami penurunan. “cukup” dengan skor rata-rata masing-masing
27,18 dan 21, 25. Begitupun dengan konsumsi lauk
Gambaran Pengaruh Edukasi Gizi Terhadap nabati, tempe dan tahu, dengan skor rata-rata
Kadar Hemoglobin Responden Sebelum dan masing-masing 20,75 dan 19,05.
Setelah Edukasi Gizi
Pada umumnya, besi di dalam daging, ayam, dan
Setelah dilakukan edukasi gizi, status anemia ikan mempunyai ketersediaan biologik tinggi.
secara keseluruhan mengalami penurunan, dari Sementara di dalam serealia dan kacang-kacangan
100% menjadi 31,2%. Hasil uji dengan mempunyai ketersediaan biologik sedang.
menggunakan uji McNemar diperoleh nilai p = Sementara itu, di dalam sebagian besar sayuran,
0,01. Ini berarti, ada pengaruh edukasi gizi terutama yang mengandung asam oksalat tinggi,
terhadap perbaikan kadar Hb ibu hamil (Tabel 1). seperti bayam, mempunyai ketersediaan biologik
rendah. Bentuk besi di dalam makanan
Pembahasan berpengaruh terhadap penyerapannya. Besi hem
yang merupakan bagian dari hemoglobin dan
Pengaruh Edukasi Gizi Terhadap Pola Konsumsi mioglobin yang terdapat di dalam daging hewan
Responden dapat diserap dua kali lipat dari besi-nonhem.
Kurang lebih 40% dari besi di dalam daging, ayam,
Pola makan yang salah pada ibu hamil membawa dan ikan terdapat sebagai besi hem dan selebihnya
dampak terhadap terjadinya gangguan gizi antara sebagai nonhem. Besi nonhem juga terdapat di
lain anemia. Penelitian Herlina dkk (2005)5 juga dalam telur, serealia, kacang-kacangan, sayuran
3
Media Gizi Masyarakat Indonesia, Vol.2, No.1, Agustus 2012 : 17-21
hijau, dan beberapa jenis buah-buahan. Konsumsi Pengaruh Edukasi Gizi Terhadap Kadar
sumber zat besi hem dan nonhem secara bermakna Hemoglobin Ibu Hamil Anemia
dapat meningkatkan penyerapan besi nonhem.
Daging, ayam, dan ikan mengandung suatu faktor Hasil Uji dengan menggunakan uji McNemar
yang membantu penyerapan besi.6 diperoleh nilai p = 0,01. Ini berarti, ada pengaruh
edukasi gizi terhadap perbaikan kadar Hb ibu
Untuk konsumsi buah-buahan, sebagian besar hamil. Beberapa penelitian tentang pendidikan gizi
responden mengkonsumsi buah-buahan (mangga, terutama tentang zat besi dan kadar hemoglobin
pisang, jeruk, pepaya dan jambu biji) dengan menunjukkan bahwa pendidikan gizi memberikan
interpretasi “kurang” , yaitu di bawah skor rata-rata pengaruh yang positif terhadap pengetahuan gizi
frekuensi konsumsi bahan makanan (<11,3). besi dan kadar hemoglobin.
Hanya apel yang dikonsumsi dengan interpretasi
“cukup” (3,25). Buah pisang, jeruk, pepaya dan Edukasi gizi yang diberikan kepada responden
jambu biji merupakan sumber vitamin C yang dapat meningkatkan pola konsumsi responden
dapat meningkatkan optimalisasi penyerapan zat untuk zat gizi tertentu, yakni energi, protein,
besi nonhem. Masih kurangnya frekuensi konsumsi vitamin A, dan vitamin C. Peningkatan asupan ini
sumber vitamin ini, bisa menjadi salah satu sejalan dengan menurunnya jumlah responden
penyebab masih terdapatnya ibu hamil yang yang anemia dari 100% menjadi 31,2%. Namun,
anemia meskipun telah dilakukan edukasi gizi dan adanya peningkatan kadar hemoglobin responden
terjadi peningkatan asupan vitamin C setelah tidak semata-mata disebabkan oleh edukasi gizi
dilakukannya edukasi berdasarkan analisis hasil yang diberikan. Sebab di lain pihak, responden
recall 24 jam. mengkonsumsi tablet tambah darah yang diberikan
oleh pihak Puskesmas. Tablet tambah darah
Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan merupakan suplementasi penanggulangan anemia
menggunakan uji McNemar , diperoleh bahwa gizi yang setiap tablet mengandung fero sulfat 200
asupan gizi responden yang mengalami mg atau setara dengan 60 mg besi elemental dan
peningkatan setelah edukasi, yaitu energi, protein, 0,25 mg asam folat. Hanya saja, penelitian ini tidak
vitamin A, dan vitamin C. Namun, dari keempat menilai sejauh mana kepatuhan responden dalam
jenis zat gizi tersebut, hanya vitamin C yang mengkonsumsi tablet tambah darah. Dengan kata
bermakna secara statistik. lain, edukasi gizi tidak secara langsung
mempengaruhi terjadinya peningkatan kadar
Dari hasil analisis recall 24 jam, asupan responden hemoglobin responden, tetapi mempengaruhi pola
sebelum dan setelah edukasi yang telah dibahas konsumsi responden terkait zat-zat gizi yang
sebelumnya, terlihat ada peningkatan asupan zat berperan dalam hal pembentukan sel darah merah
gizi responden sebelum dan setelah edukasi. sehingga terjadi pula peningkatan kadar
hemoglobin/penurunan jumlah responden yang
Tujuan dari edukasi adalah untuk meningkatkan anemia.
pengetahuan, dan mengubah sikap serta
mengarahkan kepada perilaku yang diinginkan Kesimpulan dan Saran
oleh kegiatan/program.7 Penelitian ini
menunjukkan bahwa edukasi gizi tidak Ada pengaruh edukasi gizi terhadap perubahan
berpengaruh terhadap semua jenis asupan zat gizi. konsumsi zat gizi ibu hamil anemia, yaitu vitamin
Hal ini disebabkan karena proses pembentukan dan C (p < 0,05). Namun, tidak demikian dengan
perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa asupan zat gizi yang lain. Ditemukan pengaruh
faktor. Menurut Bloom (dalam Setianingsih) 8, edukasi gizi terhadap perubahan kadar hemoglobin
faktor yang dimaksud berasal dari dalam dan luar ibu hamil anemia (p = 0,01). Disarankan agar
individu. Faktor dari dalam individu berupa pihak Puskesmas merutinkan program edukasi gizi
pengetahuan, kecerdasan, persepsi, sikap, emosi, kepada ibu hamil setiap kali ibu hamil berkunjung
dan motivasi yang berfungsi untuk mengolah ke Puskesmas.
rangsang dari luar, sementara faktor dari luar
meliputi lingkungan sekitar ; baik fisik maupun
nonfisik ; seperti iklim, manusia, sosial, ekonomi,
budaya, dan sebagainya.
4
Edukasi Gizi Terhadap Pola Konsumsi Ibu Hamil Anemia(Dhuha)
Daftar Pustaka
5
Media Gizi Masyarakat Indonesia, Vol.2, No.1, Agustus 2012 : 17-21