You are on page 1of 14

 Open Access, April 2022 J.

Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 14(1): 81-93


p-ISSN : 2087-9423 https://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
e-ISSN : 2620-309X DOI: https://doi.org/10.29244/jitkt.v14i1.37659

ANALISIS KAWASAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii)


BERDASARKAN INDIKATOR KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG
DI PESISIR KOTA BAUBAU

ANALYSIS OF SEAWEED (Kappaphycus alvarezii) FARMING AREA BASED


SUITABILITY AND CARRYING CAPACITY INDICATOR
IN THE COASTAL OF BAUBAU CITY

Al Mualam1*, Bambang Widigdo2, & Zairion2,3


1
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Sekolah Pascasarjana,
IPB University, Bogor, 16680, Indonesia
2Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

IPB University, Bogor, 16680, Indonesia


3Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, IPB University, Bogor 16143, Indonesia

*E-mail: mualam_spl@apps.ipb.ac.id

ABSTRACT
Kappaphycus alvarezii is one of the seaweed species which is mostly developed in coastal areas and has a
highly economic value. Development areas that pay attention to the suitability and carrying capacity
indicators of the waters is an effort that can be done to ensure the sustainability of this species production
in the future. This study aims to analyze the development area of seaweed farming based on the suitability
and carrying capacity indicators. This study was conducted in the coastal of Baubau City, Southeast
Sulawesi Province, from February to March 2020. Data on physical and chemical parameters of the waters
were collected directly at the research site to determine suitability categories, while the concentration of
nitrate (NO3-) that can be uptake by seaweed is obtained from available secondary data. Environmental
parameter data was processed using software image processing with weight sum overlay method and
continued with carrying capacity analysis based on the nitrate absorption of seaweed. The results of the
analysis suitability category obtained reached 3114.9 ha, with the most suitable category covering 1033.3
ha and the suitable category 2081.6 ha. The carrying capacity of the nitrate concentration that can be
accommodated by the waters is 174.4 kg-N/day, with the total amount of seaweed that can be cultivated is
7034 tons. Most of the coastal waters area of Baubau City has the potential to be utilized as a seaweed
aquaculture development area with a high amount of production.

Keywords: carrying capacity, seaweed, suitability

ABSTRAK
Kappaphycus alvarezii merupakan salah satu spesies rumput laut yang mayoritas dikembangkan di
kawasan pesisir dan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Upaya dalam mengembangkan kawasan
budidaya rumput laut membutuhkan pendekatan yang memperhatikan indikator kesesuaian dan daya
dukung untuk menjamin keberlanjutan produksi rumput laut jenis tersebut di masa depan. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis kawasan budidaya rumput laut jenis K. alvarezii berdasarkan analisis
kesesuaian dan daya dukung perairan dengan pendekatan konsentrasi nitrat (NO3-). Penelitian ini
dilakukan di Pesisir Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara pada bulan Februari–Maret 2020. Data
parameter fisik dan kimia perairan dikumpulkan secara langsung di lokasi penelitian, sementara satuan
konsentrasi nitrat yang mampu diserap rumput laut diperoleh dari data sekunder yang tersedia. Data
parameter lingkungan diolah dengan metode weight sum overlay pada aplikasi image processing dan
dilanjutkan dengan analisis daya dukung berdasarkan konsentrasi nitrat. Hasil analisis kesesuaian perairan
diperoleh mencapai 3114,9 ha. Kategori sangat sesuai seluas 1033,3 ha dan kategori sesuai 2081,6 ha.
Daya dukung berdasarkan konsentrasi nitrat yang dapat ditampung oleh perairan adalah 174,4 kg-N/hari
dengan total jumlah rumput laut yang dapat dibudidayakan dalam satu tahun adalah 7340 ton. Berdasarkan
angka tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar Pesisir Kota Baubau potensial untuk
dijadikan sebagai kawasan pengembangan budidaya rumput laut dengan jumlah produksi yang tinggi.

Kata Kunci: daya dukung, kesesuaian, rumput laut

Department of Marine Science and Technology FPIK-IPB, ISOI, and HAPPI 81


Analisis Kawasan Budidaya Rumput Laut (Kappaphycus Alvarezii) . . .

I. PENDAHULUAN laut yang cukup besar. Total produksi rumput


laut Sulawesi Tenggara hingga tahun 2020
Rumput laut (Kappaphycus alvarezii) dilaporkan mencapai 776441,61 ton dengan
merupakan salah satu spesies rumput laut spesies yang dominan dibudidayakan adalah
yang mayoritas dibudidayakan oleh K. alvarezii (Aslan et al., 2020). Area yang
masyarakat pesisir. Berdasarkan laporan digunakan sebagai kawasan pengembangan
FAO (2020) bahwa di tahun 2018 sekitar 1,5 budidaya di Sulawesi Tenggara ditetapkan
juta ton rumput laut jenis K. alvarezii telah melalui peraturan daerah No. 09 tahun 2018.
dibudidayakan dan mewakili 4,7% dari total Kebijakan pengembangan kawasan
spesies rumput laut secara global. Nilai budidaya rumput laut di perairan merupakan
ekonomi K. alvarezii bersumber dari sebuah upaya yang perlu dilakukan untuk
produksi Kappa-karagenan yang digunakan meningkatkan nilai produksi dan sumber
sebagai bahan dasar olahan di berbagai pendapatan ekonomi keluarga bagi
bidang industri, baik industri pangan, masyarakat di wilayah pesisir (Johnson et al.,
farmasi, kosmetik, dan tekstil (Hayashi et al., 2017; Windah et al., 2018). Pengembangan
2011; Cokrowati et al., 2021). Total nilai kawasan untuk keperluan budidaya rumput
ekonomi yang tercatat mencapai 214,8 juta laut tersebut tentunya perlu disesuaikan
US$ (Gelli et al., 2020). Selain sebagai dengan potensi sumberdaya dan
komoditas yang memiliki nilai ekonomi yang memperhatikan kondisi lingkungan yang
besar, secara ekologi rumput laut juga sesuai dengan spesies yang dibudidayakan.
memiliki manfaat yang cukup penting bagi Hingga saat ini, beberapa penelitian telah
organisme lainnya di perairan (Rameshkumar dilakukan untuk mengkaji terkait parameter
et al., 2019). Sebagian besar rumput laut lingkungan yang sesuai sebagai syarat yang
dapat berperan sebagai bioekstraksi yang dapat digunakan untuk menentukan lokasi
mampu menyerap N dan P di perairan (Rees, budidaya rumput laut di perairan (Mosriula,
2003; Sato et al., 2006; Kim et al., 2017; 2019; Teniwut et al., 2019; Thomas et al.,
Roelda & Hurd 2019; Zheng et al., 2019). 2019; Mujiyanto et al., 2020), namun
Herlinah et al. (2017) menyebutkan bahwa pemilihan lokasi dan penentuan daya dukung
laju penyerapan N dalam bentuk nitrat (NO3) perairan untuk memproduksi rumput laut
oleh rumput laut jenis K. alvarezii selama 24 berdasarkan ketersediaan nutrien dan
jam dapat mencapai 24,8 μg/g bobot kering. kemampuan penyerapan (uptake) sesuai
Fungsi ekologi dan manfaat ekonomi dengan jenis rumput laut yang dibudidayakan
yang besar dari jenis rumput laut tersebut belum dilakukan dan perlu dikembangkan.
merupakan alasan yang mendorong Ketersediaan nutrien dan kemampuan
perkembangan komoditas tersebut di penyerapan oleh rumput laut (K. alvarezii)
berbagai wilayah. Sekitar 65% dari total dapat digunakan untuk mengestimasi jumlah
rumput laut yang diproduksi dan produksi budidaya rumput laut di perairan
dikembangkan di perairan Indonesia adalah (Herlinah et al., 2017). Oleh sebab itu, untuk
jenis K. alvarezii (Rimmer et al., 2021; melakukan estimasi jumlah produksi
Simatupang et al., 2021). Sentra budidaya yang dapat dilakukan dapat
pengembangan kawasan budidaya rumput ditentukan dengan mempertimbangkan total
laut di Indonesia tersebut tersebar di konsentrasi nutrien di perairan dan kapasitas
beberapa wilayah dengan potensi yang cukup penyerapan yang dapat dilakukan oleh
besar berada di wilayah Sulawesi, Nusa rumput laut sesuai dengan spesies yang akan
Tenggara Timur, Bali, dan Maluku (KKP, dikembangkan.
2019). Berdasarkan uraian tersebut, maka
Sulawesi Tenggara merupakan salah penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
satu daerah dengan jumlah produksi rumput menganalisis kawasan pengembangan

82 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Mualam et al. (2022)

budidaya rumput laut (K. alvarezii) di Pesisir diukur adalah kecepatan arus, kecerahan, dan
Kota Baubau berdasarkan indikator suhu, sementara parameter kimia adalah
kesesuaian dan daya dukung perairan. nitrat (NO3-), fosfat (PO4-), oksigen terlarut
Penelitian ini sangat penting untuk menjadi (DO), pH, dan salinitas. Hasil pengukuran
pertimbangan dan rujukan bagi aktivitas parameter tersebut dikumpulkan untuk
budidaya rumput laut (K. alvarezii) menentukan kategori kesesuaian perairan
khususnya di Pesisir Kota Baubau, Provinsi sebagai kawasan budidaya rumput laut.
Sulawesi Tenggara. Pengambilan sampel air laut dilakukan di
kedalaman 20–25 cm di bawah permukaan
II. METODE PENELITIAN air dan dipindahkan ke dalam botol sampel
ukuran 140 ml, adapun untuk sampel uji
2.1. Waktu dan Lokasi Penelitian fosfat dilakukan prosedur penyaringan
Penelitian ini dilakukan di kawasan terlebih dahulu dengan menggunakan kertas
pengembangan budidaya rumput laut, Pesisir saring Whatman No. 42. Pengukuran DO
Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara dilakukan dengan prosedur titrasi secara
pada bulan Februari–April 2020. langsung di lapangan, sementara untuk nitrat
Pengambilan sampel air laut dilakukan di 17 dan fosfat dilakukan analisis lebih lanjut di
stasiun (Gambar 1). laboratorium. Masing-masing sampel air laut
yang akan dianalisis di laboratorium tersebut
2.2. Pengambilan Sampel Air Laut dimasukkan ke dalam wadah penyimpanan
Pengambilan sampel air laut (Styrofoam box) yang diberi es batu untuk
dilakukan dengan menggunakan metode mendapatkan suhu <6oC (SNI 6964.8:2015).
purposive sampling. Parameter fisik yang

Gambar 1. Lokasi pengambilan sampel di Pesisir Kota Baubau.

J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 14(1): 81-93 83


Analisis Kawasan Budidaya Rumput Laut (Kappaphycus Alvarezii) . . .

2.3. Analisis Kesesuaian Perairan 2.4. Analisis Daya Dukung


Analisis kesesuaian kawasan Berdasarkan Konsentrasi Nitrat
budidaya ditentukan berdasarkan matriks (NO3-)
yang memuat bobot dan skoring masing- Nitrat merupakan komponen kimia
masing parameter berdasarkan kebutuhkan yang esensial untuk pertumbuhan rumput laut
pertumbuhan rumput laut (K. alvarezii) (K. alvarezii) di perairan (Nursidi et al.,
(Tabel 1). Adapun formula analisis yang 2017). Oleh sebab itu, analisis daya dukung
digunakan adalah sebagai berikut: perlu ditentukan berdasarkan total beban
NO3- yang ditampung oleh perairan dan
.................................... (1) jumlah produksi rumput laut (K. alvarezii)
berdasarkan kemampuan serapan yang dapat
Keterangan: IKK= Indeks kesesuaian dilakukan. Adapun total NO3- di perairan
kawasan, B= Bobot parameter lingkungan, ditentukan berdasarkan hasil kali konsentrasi
S= Skor parameter lingkungan. maksimum NO3- yang diperoleh dan
banyaknya volume air di lokasi penelitian.
Nilai IKK yang diperoleh dari setiap Persamaan matematis yang digunakan untuk
stasiun menjadi indikator penentuan kategori menentukan volume perairan dan total NO3-
kesesuaian kawasan budidaya rumput laut. merujuk pada Widigdo & Pariwono (2003)
Nilai tersebut diperoleh dari hasil analisis yang dimodifikasi oleh Kurnia (2012).
overlay setiap layers yang telah diberikan
nilai atribut skor dan bobot merujuk pada 2.4.1. Menentukan Volume Perairan
(Tabel 1), melalui proses overlay setiap Analisis terhadap volume perairan
layers tersebut, analisis dilakukan dengan dilakukan untuk mengetahui ketersediaan air
cara mengalikan nilai skor dengan bobot. laut berdasarkan proses pasang surut yang
Analisis tersebut menggunakan metode dapat mengencerkan beban limbah di
Weight sum dengan bantuan software image perairan sebagai berikut:
processing.
.................................(2)

Tabel 1. Indikator kesesuaian perairan untuk budidaya rumput laut (K. alvarezii).

Skor
Parameter Bobot
1 3 5
Kecepatan arus (m/s) a <0,10 dan >0,54 0,31−0,54 0,10−<0,31 16,94
<0,001 dan
Nitrat (mg/L) b 0,001−0,01 >0,01−0,06 18,85
>0,06
<0,003 dan
Fosfat (mg/L) c 0,003−0,01 >0,01−0,03 15,69
>0,03
pH d <6,5 dan >8,5 6,5−7,0 >7,0−8,5 14,93
2−<3 atau
Kedalaman e <2 dan >10 3−5 10,80
>5−10
Kecerahan (m) f <1 1−3 >3 9,59
Suhu (ºC) g <27 dan >32 30−32 27−<30 9,11
Salinitas (ppt) h <29 dan >35 29−31 >31−35 6,09
IKK 100 300 500
Keterangan: a(FAO, 2017), b(Ingratubun et al., 2017), c(Pauwah et al., 2020), d(Salim et al., 2017),
e
(Nashrullah et al., 2021), f(Gufana et al., 2017).g (Kumar et al., 2020), h(Suniada & Realino, 2014)

84 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Mualam et al. (2022)

- ) .......................................... (3) diproduksi dengan formula matematis


mengikut formula (Marzuki, 2013) sebagai
Keterangan: vo =Volume perairan yang berikut:
3
tersedia (m ), f= Frekuensi pasang surut
dalam sehari (kali), A= Luas perairan sesuai JR = KN/KPrl ............................................. (5)
dan sangat sesuai (ha), = Pasang tertinggi
hari ke-i (m), = Surut terendah hari ke-i Keterangan: JR= Jumlah produksi rumput
laut (ton), KN= Hasil analisis total
(m), hi= Selisih pasang tertinggi dan surut konsentrasi nitrat yang ditampung perairan
terendah pada hari ke-i (m), I= hari (kg-N/hari), KPrl= Konsentrasi NO3- yang
pengamatan i= 1,2, …., n. mampu diserap rumput laut (K. alvarezii)
sebesar 2,48 x 10-2 kg-N/ton rumput laut
2.4.2. Menentukan Total Konsentrasi kering/hari.
Nitrat (NO3-) Perairan
Total konsentrasi maksimum nitrat III. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang mampu ditampung oleh perairan
ditentukan berdasarkan besarnya volume 3.1. Kesesuaian Perairan
perairan dikalikan dengan hasil pengukuran Pertumbuhan rumput laut dan jumlah
maksimum nitrat yang ada diperairan yaitu produksi yang dihasilkan sangat bergantung
0,05 mg/L. Secara matematis dihitung pada kualitas perairan. Masing-masing
menggunakan persamaan sebagai berikut: spesies rumput laut memiliki toleransi yang
berbeda terhadap kualitas perairan baik
= vo .10-3 ............................................. (4) kualitas fisik ataupun kimia perairan. Oleh
sebab itu, penentuan kawasan budidaya perlu
Keterangan: KN= Total konsentrasi nitrat memperhatikan kondisi kualitas perairan
yang mampu ditampung perairan (kg-N/hari), yang sesuai dengan jenis rumput laut yang
vo= Volume perairan (m3/hari), γ= akan dikembangkan. Melalui penelitian ini,
Konsentrasi maksimum NO3- hasil analisis kesesuaian dilakukan di Pesisir Kota
pengukuran (0,05) (mg/L). Baubau tepatnya di Kecamatan Lea-lea dan
Kokalukuna dengan jenis rumput laut yang
2.4.3. Menentukan Total Produksi dikembangkan adalah Kappaphycus
Rumput Laut alvarezii. Batas area pesisir yang menjadi
Jumlah rumput laut yang dapat area of interest studi ditentukan dengan
diproduksi ditentukan berdasarkan total memperhatikan alur laut yang membagi area
konsentrasi nitrat di perairan dan kapasitas pesisir Kabupaten Buton dan Kota Baubau
rumput laut dalam menyerap beban tersebut. dengan jarak rata-rata 0,5 mil dari garis
Melalui penelitian ini kapasitas rumput laut pantai. Penentuan tersebut mengikuti peta
jenis K. alvarezii dalam menyerap alokasi ruang yang dimuat dalam peraturan
konsentrasi nitrat (KPrl) merujuk pada hasil daerah No.9 tahun 2018 Sulawesi Tenggara.
penelitian Herlinah et al. (2017) yaitu sebesar Berdasarkan analisis yang dilakukan
24,8 µg-N/g rumput laut kering/hari atau pada area tersebut diketahui bahwa kualitas
setara dengan 2,48 x10-2 kg-N/ton rumput perairan yang dikaji berdasarkan parameter
laut kering/hari. suhu, kecepatan arus, nitrat, fosfat, salinitas,
Berdasarkan informasi total pH dan kecerahan secara keseluruhan
konsentrasi nitrat yang ditampung oleh memenuhi kategori sesuai (S) dan sangat
perairan dan kapasitas penyerapan oleh sesuai (SS) untuk dilakukan budidaya rumput
rumput laut jenis K. alvarezii tersebut maka laut (K. alvarezii) (Tabel 2). Hasil
dapat ditentukan total rumput laut yang dapat pengukuran setiap parameter pada kawasan

J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 14(1): 81-93 85


Analisis Kawasan Budidaya Rumput Laut (Kappaphycus Alvarezii) . . .

yang memenuhi kategori kesesuaian tersebut Hasil overlay menggunakan metode


sebagian besar memenuhi nilai skoring 1 dan weight sum pada software spatial analysis
3, sementara pada kawasan dengan kategori diketahui bahwa total area yang memenuhi
sangat sesuai sebagian besar memenuhi syarat kesesuaian untuk budidaya rumput laut
skoring 5. Yulius et al. (2019) menyebutkan jenis K. alvarezii adalah 3.114,9 ha dengan
bahwa kawasan yang memenuhi kategori kategori sesuai (S) mencapai 2.081,6 ha dan
sesuai dengan skoring 3 dapat dimanfaatkan sangat sesuai (SS) 1.033,3 ha. Beberapa titik
untuk produksi rumput laut, namun tetap stasiun pengamatan dengan kategori sangat
memperhatikan resiko perubahan kualitas sesuai untuk dilakukan usaha budidaya
perairan karena pada area tersebut kisaran rumput laut (K. alvarezii) tersebut mayoritas
parameter perairan cukup memberikan berada di Kecamatan Lea-lea dengan luas
pengaruh positif terhadap pertumbuhan 582,2 ha dan sebagian kecil berada di
rumput laut. Adapun lahan dengan kisaran Kecamatan Kokalukuna dengan luas 453 ha
parameter fisik dan kimia yang mendukung (Gambar 2).
kualitas dan pertumbuhan rumput laut yang Hingga saat ini dari total luas area
maksimal dikategorikan ke dalam kelas yang dialokasikan sebagai area budidaya di
sangat sesuai dengan skoring 5. Karakteristik wilayah pesisir Kota Baubau, total luas area
pertumbuhan rumput laut di area tersebut yang dimanfaatkan baru mencapai 79,54 ha.
menunjukkan peningkatan yang cukup 78,095 ha berada di Kecamatan Lea-lea dan
signifikan dengan kualitas produksi yang 1,44 ha di Kecamatan Kokalukuna.
dihasilkan sangat baik. Berdasarkan luas pemanfaatan area yang

Gambar 2. Peta kesesuaian kawasan budidaya rumput laut di Pesisir Kota Baubau.

86 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Mualam et al. (2022)

telah dilakukan masyarakat tersebut jika perlu memperhatikan faktor pembatas lain
dibandingkan dengan luas kesesuaian area berupa infrastruktur dan aktivitas sosial
budidaya yang diperoleh baru mencapai 3% lainnya di perairan. Hal tersebut penting
dan masih dapat dimaksimalkan hingga dilakukan untuk mencegah dampak aktivitas
3.053,3 ha. sensitif yang dapat memicu timbulnya
Berdasarkan hasil analisis kesesuaian konflik dan untuk menjaga keberlanjutan
terhadap kawasan budidaya rumput laut jenis usaha budidaya rumput laut di kawasan
K. alvarezii di Pesisir Kota Baubau, baik di tersebut tetap eksis di masa depan.
Kecamatan Lea-lea maupun di Kokalukuna
secara keseluruhan masih memenuhi kategori 3.2. Daya Dukung Berdasarkan
kesesuaian. Kondisi tersebut menjadi indikasi Konsentrasi Nitrat (NO3-)
bahwa aktivitas yang berlangsung di kawasan Daya dukung berdasarkan konsentrasi
pesisir Kota Baubau belum memberikan nitrat merupakan kapasitas perairan untuk
pengaruh negatif terhadap perubahan kualitas memproduksi rumput laut (K. alvarezii)
perairan, sehingga aktivitas budidaya sangat berdasarkan konsentrasi nitrat yang tersedia.
potensial untuk terus dikembangkan. Namun, Perhitungan daya dukung berdasarkan
yang perlu diperhatikan meskipun hasil konsentrasi nitrat tersebut mempertimbang-
analisis kualitas secara fisik dan kimia Pesisir kan beberapa parameter yaitu luas dan
Kota Baubau secara keseluruhan masih volume perairan, total konsentrasi nitrat, dan
memenuhi kategori sesuai dan sangat sesuai jumlah rumput laut (K. alvarezii) yang
untuk dilakukan aktivitas budidaya rumput diperlukan untuk menyerap total konsentrasi
laut khususnya jenis K. alvarezii, dalam nitrat tersebut (Tabel 3).
pemanfaatannya sebagai area budidaya masih

Tabel 2. Hasil pengukuran parameter fisik dan kimia di Pesisir Kota Baubau.

Kecerahan
Suhu Arus Nitrat Fosfat Salinitas D Kategori
St pH perairan ∑WS
(oC) (m/s) (mg/L) (mg/L) (ppt) (m) kesesuaian
(m)
1 29,3 0,15 0,032 0,011 29 6,8 9,7 10 458 SS
2 29,7 0,16 0,033 0,010 29 8 6,9 20 445 SS
3 29,3 0,17 0,034 0,009 30 8 5,2 10 456 SS
4 29,7 0,19 0,035 0,008 30,3 7,2 8,7 10 456 SS
5 30,7 0,31 0,035 0,009 31 7,2 8,7 12 362 S
6 30 0,30 0,045 0,010 31 6,8 6 5 364 S
7 31 0,20 0,036 0,015 31 7 5,3 5 343 S
8 31 0,31 0,028 0,013 30 7 10,4 30 363 S
9 31 0,31 0,026 0,012 30 7 3,3 12 343 S
10 31,5 0,31 0,042 0,018 28 6,8 4,8 12 350 S
11 30 0,33 0,050 0,12 28 6,8 5,4 10 318 S
12 32 0,31 0,028 0,008 30 7,3 6,7 30 361 S
13 30 0,14 0,029 0,008 33,7 7,7 10,4 15 456 SS
14 29,7 0,14 0,030 0,008 31 7,3 3,3 5 394 SS
15 31,7 0,16 0,031 0,009 34 7,3 4,8 20 407 SS
16 32,5 0,21 0,042 0,018 33,5 6 10,2 15 347 S
17 32,5 0,30 0,045 0,11 34 6 12 15 359 S
Keterangan: St= Stasiun penelitian, DO= Oksigen terlarut, D= Kedalaman, ∑WS= Total hasil perkalian bobot
dan skor, SS= Sangat sesuai, S= Sesuai.

J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 14(1): 81-93 87


Analisis Kawasan Budidaya Rumput Laut (Kappaphycus Alvarezii) . . .

Tabel 3. Daya dukung berdasarkan konsentrasi nitrat (NO3-).

Daya Dukung
Luas Area
No Volume (m3) Konsentrasi Nitrat Produksi Rumput laut
Kesesuaian (ha)
(Kg-N/hari) (Ton)
1 1.033,3* 3.170,8 57,87 2.333,3
2 2.081,6** 6.387,8 116,58 4.700,7
Total 3.114,9 9.558,6 174,4 7.034
Keterangan: *Sangat Sesuai, **Sesuai.

Gambar 3. Tinggi permukaan air saat pasang dan surut di Pesisir Kota Baubau.

3.2.1. Volume Perairan Kota Baubau menerima atau mengencerkan beban limbah
di perairan.
Pendugaan terhadap volume perairan
yang akan digunakan untuk menentukan total 3.2.2. Total Konsentrasi Nitrat (NO3-)
konsentrasi nitrat di lokasi penelitian Perairan
dilakukan dengan mengumpulkan data Nitrat merupakan senyawa yang
pasang surut, baik pasang tertinggi (PT) dan memiliki peranan penting sebagai sumber
surut terendah (ST). Melalui penelitian ini, nutrien yang dibutuhkan untuk menstimulus
data harian pasang tertinggi dan surut pertumbuhan organisme seperti fitoplankton
terendah selama satu bulan dan selisihnya di perairan, namun nitrat yang melampaui
(hi) diperoleh dari hasil analisis data pasang batas akan memicu pencemaran terhadap
surut badan informasi geospasial (BIG) pada perairan yang menyebabkan kematian bagi
bulan Februari 2020, adapun tinggi organisme hewan di perairan. Proses tersebut
permukaan air saat pasang dan surut di lokasi dapat terjadi melalui peledakan populasi alga
penelitian digambarkan sebagai berikut toksin. Upaya pengelolaan yang baik untuk
(Gambar 3). mengantisipasi dampak negatif dari beban
Berdasarkan informasi luas area nitrat yang melampaui batas dengan upaya
kesesuaian sebesar 3.114,9 ha dengan rata- yang lestari dan menghasilkan nilai produksi
rata selisih pasang surut dalam waktu satu yang bermanfaat terhadap pendapatan
bulan (h) sebesar 1,53 maka diketahui ekonomi tersebut sangat dibutuhkan. Salah
volume perairan mencapai 9.558,6 m3. satunya melalui kemampuan biokstraksi oleh
Besarnya volume air tersebut menjadi tolok organisme yang dapat menyerap (uptake)
ukur kemampuan perairan dalam nitrat menjadi bahan organik yang
mengencerkan beban limbah yang masuk ke bermanfaat. Hal tersebut dapat dilakukan
kolom air. Kurnia (2012) menyebutkan melalui pengembangan budidaya rumput laut
bahwa volume air termasuk di dalamnya (seaweed). Oleh sebab itu, informasi
pergerakan pasang surut dan luas perairan ketersedian nitrat di perairan sangat penting
merupakan cara yang dapat dilakukan untuk untuk menentukan biomassa rumput laut
menentukan besarnya kemampuan dalam

88 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Mualam et al. (2022)

yang dapat dibudidayakan. menyerap nutrien, penempelan tersebut


Rumput laut memiliki kemampuan kemudian menyebabkan infeksi yang
penyerapan (uptake) terhadap N dan P di menyebabkan penurunan biomassa dan
perairan. Salah satu jenis rumput laut yang kualitas karagenan pada rumput laut. Hal
memanfaatkan N dan P sebagai kebutuhan yang sama juga dinyatakan oleh Mudeng
nutrien adalah K. alvarezii. Perbandingan (2017) bahwa makroepifit merupakan salah
unsur N dan P yang dapat diserap oleh satu penyebab awal terjadinya infeksi bakteri
rumput laut jenis K. alvarezii untuk penyebab penyakit ice-ice pada rumput laut.
kebutuhan pertumbuhan adalah 5,44% N dan Oleh sebab itu, keberadaan kompetitor
2-3% P (Kushartono et al., 2009). Herlinah et tersebut merupakan faktor yang cukup
al. (2017) menyebutkan bahwa diantara beresiko bagi rumput laut yang
unsur nutrien yang sangat berperan dalam dibudidayakan.
budidaya rumput laut jenis K. alvarezii
adalah unsur N dalam bentuk nitrat (NO3-). 3.2.3. Jumlah Rumput Laut yang dapat
Unsur N dalam bentuk NO3- tersebut dapat Dibudidayakan
langsung diserap ke dalam membaran sel Ketersediaan nutrien di perairan
rumput laut dan disimpan dalam bentuk merupakan informasi yang dapat digunakan
senyawa organik (protein, asam amino dan untuk menentukan jumlah rumput laut yang
klorofil) (Sato et al., 2006). dapat dibudidayakan. Keseimbangan antara
Hasil pengukuran di 17 titik dua variabel tersebut merupakan indikator
pengamatan diketahui bahwa konsentrasi yang perlu dicapai untuk menciptakan
nitrat tertinggi di Pesisir Kota Baubau adalah pengelolaan budidaya rumput laut yang baik
0,05 mg/L. Angka tersebut merupakan nilai dan berkelanjutan di masa depan.
patokan yang digunakan untuk Adapun hasil analisis yang telah
mengakumulasi total maksimum nitrat yang dilakukan diperoleh informasi bahwa
dapat ditampung oleh perairan berdasarkan berdasarkan volume perairan di Pesisir Kota
luas kesesuaian area dan volume air yang Baubau yang mencapai 9.558,6 m3 dan total
tersedia. Berdasarkan konsep tersebut maka NO3- maksimum yang dapat ditampung oleh
diperoleh informasi bahwa dengan total luas perairan adalah sebesar 0,5 kg-N/hari atau
perairan yang sesuai seluas 3.114,9 ha dan 174,4 kg-N/tahun. Berdasarkan angka
hasil analisis volume perairan sebesar tersebut dikaitkan dengan kemampuan
9.558,6 m3 maka diketahui bahwa total rumput laut (K. alvarezii) dalam menyerap
konsentrasi nitrat yang dapat ditampung oleh konsentrasi NO3- sebesar 2,48 x 10-2 kg-
perairan Kota Baubau adalah sebesar 0,5 kg N/ton rumput laut kering/hari (Herlinah et
N/hari atau setara 174,4 kg N/tahun. Apabila al., 2017) maka total jumlah rumput laut
beban konsentrasi nitrat melampaui batas jenis K. alvarezii yang dapat diproduksi di
kapasitas perairan tersebut maka Pesisir Kota Baubau dalam satu tahun adalah
kemungkinan perubahan kualitas air yang sebanyak 7.034 ton. Jumlah rumput laut yang
memicu pertumbuhan alga (epifit) lainnya dapat diproduksi tersebut masih dapat
sebagai hama kompetitor bagi rumput laut ditingkatkan sebesar 68% atau sebesar
yang dibudidayakan akan semakin bertambah 4.760,5 ton dari produksi rata-rata rumput
besar. Arisandi et al. (2014) menyebutkan laut saat ini di area budidaya (Kecamatan
bahwa Chatemorpha crassa merupakan salah Lea-lea dan Kokalukuna) yang baru
satu jenis epifit yang mendominasi mencapai 2273,57 ton. Produksi maksimal
penempelan pada rumput laut jenis dapat dicapai apabila tidak melampaui batas
Kappaphycus alavarezii. C. crassa dapat daya dukung yang ditetapkan sebesar 7.034
tumbuh dalam jumlah yang besar dan ton maka jumlah unit budidaya yang dapat
menjadi kompetitor bagi rumput laut dalam digunakan adalah sebanyak 19.484,8 unit

J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 14(1): 81-93 89


Analisis Kawasan Budidaya Rumput Laut (Kappaphycus Alvarezii) . . .

dengan estimasi bobot produksi per unit pertumbuhan Eucheuma cottoni. J


adalah 0,4 ton. Jumlah tersebut dapat Ilmu Kelautan, 18(1): 1-6.
dijadikan sebagai rujukan untuk membatasi https://doi.org/14710/ik.ijms.18.1.1-6
jumlah rumput laut yang dapat diproduksi Aslan, L.O.M., H. Cahyani, H. Hardianti,
dan menjadi satu pendekatan yang lebih D.P. Kurnia, A. Febriani, N.A. Prity,
lestari dalam menentukan daya dukung Ariskanti, H. Anastasia, Disnawati,
budidaya berdasarkan kapasitas perairan W. Iba, Ruslaini, & E. Sulistiani.
tanpa menimbulkan perubahan kualitas 2020. Field cultivation of
ataupun kerusakan bagi lingkungan perairan. Kappaphycus alvarezii (DOTY) doty
ex silva using tissue-cultured
IV. KESIMPULAN seedlings at bungin permai costal
waters, south konawe, Southeast (SE)
Kawasan budidaya di Pesisir Kota Sulawesi: the third year of seaweed
Baubau secara keseluruhan memenuhi growth monitoring. IOP Conf. Series:
indikator kesesuaian untuk keperluan Earth and Environmental Science. 7
budidaya rumput laut (K. alvarezii). Aktivitas p.
budidaya yang memenuhi daya dukung pada https://doi.org/10.1088/1755-
kawasan tersebut dapat dicapai melalui 1315/473/1/012007
manajemen jumlah rumput laut yang tidak Cokrowati, N., A. Nikmatullah, Z. Abidin, E.
melampaui batas produksi sebesar 7.034 Sulman, & H. Erwansyah. 2021.
ton/tahun dengan ketersediaan nitrat sebagai Pengembangan budidaya rumput laut
nutrien 0,5 kg-N/hari atau setara 174,4 kg- Kappaphycus alvarezii di Perairan
N/tahun. Upaya untuk menjaga kualitas Kecamatan Buer, Kabupaten
produksi rumput laut dapat dilakukan melalui Sumbawa. J. Pengabdian Magisyer
pembibitan dan penanaman dengan Pendidikan IPA, 4(2): 168-172.
memperhatikan kualitas perairan yang https://doi.org/10.29303/jpmpi.v4i2.8
memenuhi standar kesesuaian parameter fisik 00
dan kimia perairan serta daya dukung Food and Agriculture Organization (FAO).
perairan dengan pendekatan yang lebih 2017. Waters suitability and carrying
lestari. capacity area for fish and seaweed in
West Nusa Tenggara. FAO. Jakarta.
UCAPAN TERIMA KASIH 79 p.
Gelli, V.C., M.T.O. Patino, J.V. Rocha, E.
Ucapan terima kasih kepada Lembaga Barbieri, K.C. Miranda-Filho, & M.B.
Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang Henriques. 2020. Production of the
telah memberikan dukungan finansial hingga Kappaphycus alvarezii extract as a
penelitian ini selesai. Universitas Halu Oleo leaf biofertilizer: Technical and
(FPIK-UHO) yang telah memberikan economic analysis for the north coast
fasilitas untuk keperluan analisis data sampel of Sao Paulo-Brazil. Bol. Inst. Pesca,
lapangan, serta seluruh pihak yang terlibat 46(2): 1-12.
khususnya ketua kelompok budidaya rumput https://doi.org/10.20950/1678-
laut Palabusa. 2305.2020.46.2.568
Gufana, S.S.M., Fendi, Karyawati, & A.
DAFTAR PUSTAKA Sommeng. 2017. Study of the
suitability of water locations for
Arisandi, A., A. Farid, E.A. Wahyuni, & S. seaweed cultivation in Muna
Rokhmaniati. 2014. Dampak infeksi Regency, Indonesia. J. akuakultur
ice-ice dan epifit terhadap

90 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Mualam et al. (2022)

pesisir dan pulau-pulau kecil, 1(2): technologies, challenges and its


13−24. ecosystem services. IJA, 32(1): 1-13.
https://doi.org/10.29239/j.akuatikisle. https://doi.org/10.4490/algae.2017.32.
1.2.13-24 3.3
Hayashi, L., G.S.M. Faria, B.G. Nunes, C.S. Kumar, Y.N., S.W. Poong, C. Gachon, J.
Zitta, L.A. Scariot, T. Rover, M.R.L. Brodie, A. Sade, & P.E. Lim. 2020.
Felix, & Z.L. Bouzon. 2011. Effect of Impact of elevated temperature on the
salinity on growth rate, carrageenan physiological and biochemical
yield, and celluler structure of responses of Kappaphycus alvarezii
Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, (Rhodophyta). J. PLoS ONE, 15(9):
Gigartines) cultured in vitro. J. 1-16.
applied phycology, 23: 439−447. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0
https://doi.org/10.1007/s10811-010- 239097
9595-6 Kurnia, R., K. Suwardi, I. Muchsin, & M.
Herlinah, Rachmansyah, & A.I.J. Asaad. Boer. 2012. Model restocking kerapu
2017. Tingkat penyerapan nitrat oleh macan (Ephinephelus fuscoguttatus).
rumput laut Kappaphycus alvarezii J. Marine Fisheries, 4(1): 59-66.
(Doty). Dalam: Suguma et al., (eds.). https://doi.org/10.29244/jmf.4.1.59-
Prosiding forum inovasi teknologi 66
akuaultur (FITA) 2009. Surabaya, 23- Kushartono, E.W., Suryono, & E.M.R.
25 Juni 2009. Hlm.: 169-172. Setiyaningrum. 2009. Aplikasi
Ingratubun, M.A., U. Zakiyah, & Y. Risjani. perbedaan komposisi N, P dan K ada
2017. Ecological effect analysis in budidaya Eucheuma cottoni di
determining environmental suitability perairan Teluk Awur, Jepara. J. Ilmu
for seaweed Kappaphycus alvarezii Kelautan, 14(3): 164-169.
farming in Levun Bay, Southeast https://doi.org/10.14710/ik.ijms.14.3.
Maluku. J. Chem Tech, 10(4): 164-169
587−599. Marzuki, M. 2013. An analysis of
https://www.sphinxsai.com/2017/ch_ sustainability dimensions ecology
vol10_no4/ch01.htm cultivation groupers in Saleh Bay of
Johnson, B., R. Narayanakumar, A.K.A. Sumbawa District, Indonesia. IOSR-
Nazar, P. Kaladharan, & G. JESTFT, 11(4): 06-11.
Gopakumar. 2017. Economic analysis https://doi.org/10.9790/2402-
of farming and wild collection of 1104020611
seaweed in Ramanathapuram District, Mosriula, M. 2019. Analysis of land
Tamil Nadu. Indian J. Fish, 64(4): suitability, carrying capacity, and
94-99. development strategies for seaweed
https://doi.org/10.21077/ijf.2017.64.4. cultivation in Labakkang District,
61828-13 Pangkep Regency, Indonesia. J.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Akutikisle, 3(2): 81-90.
2019. Peluang usaha dan investasi https://doi.org/10.29239/j.akuatikisle.
rumput laut. Diten penguatan daya 3.2.81-90
saing produk kelautan dan perikanan. Mudeng, J.D. 2017. Epifit pada rumput laut
Direktorat Usaha dan Invertasi. di lahan budidaya Desa Tumbuk. J.
Jakarta. 106 p. Budidaya perairan, 5(3): 57-62.
Kim, J.K., C. Yarish, E.K. Hwang, M. Park, https://doi.org/10.35800/bdp.5.3.2017
& Y. Kim. 2017. Seaweed .18050
aquaculture: Cultovation

J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 14(1): 81-93 91


Analisis Kawasan Budidaya Rumput Laut (Kappaphycus Alvarezii) . . .

Mujiyanto, A. Syam, D. Wijaya, & E. Ser, 263: 29-42.


Purnamaningtiyas. 2020. Suitability https://doi.org/10.3354/meps263029
water quality parameters for seaweed Rimmer, M.A., S. Larson, I. Lapong, A.H.
culture at Muara Gembong coastal Purnomo, P.R. Pong-Masak, L.
area, Bekasi District. IOP Conf. Swanepoel, & N.A. Paul. 2021.
Series: Earth and Environmental Seaweed aquaculture in Indonesia
Science. 14 p. contributes to social and economic
https://doi.org/10.1088/1755- aspects of livelihoods and community
1315/521/1/012012 wellbeing. J. Sustainability, 13(9): 1-
Nashrullah, M.F., A.B. Susanto, I. Praktikto, 22.
& E. Yati. 2021. Analisis kesesuaian https://doi.org/10.3390/su131910946
lahan budidaya rumput laut Roelda, M. & C.L Hurd. 2019. Seaweed
Kappaphycus alvarezii (Doty) nutrien physiology: application of
menggunakan citra satelit di Perairan concepts to aquaculture and
Pulau Nusa Lembongan, Bali. J. bioremediation. J. Phycologia, 58(5):
Marine Research, 10(3): 345-354. 552-562.
https://doi.org/10.14710/jmr.v10i3.30 https://doi.org/10.1080/00318884.201
507 9.1622920
Nursidi, S.A. Ali, H. Anshary, & A.M. Salim, M.H., H.J. Sinjal, & R. Lasabuda.
Tahya. 2017. Environmental 2017. Geographic information
parameters and specific growth of system-based area suitability analysis
Kappaphycus alvarezii in Saugi for seaweed cultivation in south
Island, South Sulawesi Province, Halmahera Regency. JASM, 5(2):
Indonesia. AACL Bioflux, 10(4): 698- 29−34.
702. https://doi.org/10.35800/jasm.5.2.201
https://doi.org/10.20902/ijctr.2019.12 7.24564
0133 Sato, K., T. Eksangsri, & R. Egashira. 2006.
Pauwah, A., M. Irfan, & M. Fatma. 2020. Ammonia-Nitrogen uptake by
Analisis kandungan nitrat dan fosfat seaweed for water quality control in
untuk mendukung pertumbuhan intensive mariculture ponds. J. Chem
rumput laut Kappahycus alvarezii Eng of Japan, 39(2): 247-255.
yang dibudidayakan dengan metode https://doi.org/10.1252/jcej.39.247
longline di Perairan Kastela Simatupang, N.F., P.R. Pong-Mask, P.
Kecamatan Pulau Ternate Kota Ratnawati, Agusman, N.A. Paul, &
Ternate. Hemyscyllium, 1(1): 10-22. M.A. Rimmer. 2021. Growth and
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.ph product quality of the seaweed
p/hemyscyllium/article/view/2709 Kappaphycus alvarezii from different
Rameshkumar, M., R.A. James, D. Menier, farming location in Indonesia.
& K. Kumaraswamy. 2019. Impact of Aquaculture reports, 20: 1-8.
seaweed farming on socio-economic https://doi.org/10.1016/j.aqrep.2021.1
development of a fishing community 00685
in Palk Bay, Southeast Coast of India. Suniada, K.I. & B.S. Realino. 2014. Study of
J. Coastal zone management, 22: location determination for seaweed
501-513. culture development in Saleh Bay,
https://doi.org/10.1016/B978-0-12- Sumbawa, NTB. J. Ecotrophic, 9(2):
814350-6.00022-7 81−91.
Rees, T.A. 2003. Safety factors and nutrien https://doi.org/10.15578/jkn.v9i2.620
uptake by seaweeds. Mar Ecol Prog 5

92 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Mualam et al. (2022)

Teniwut, W.A., Marimin, & T. Djatna. 2019. tambak di Kecamatan Muara Badak.
GIS-Based multi criteria decision J. AGRIFOR, 17(1): 141-152.
making model for site selection of https://doi.org/10.31293/af.v17i1.307
seaweed farming information centre: 1
A lesson from island, Indonesia. J. Yulius, M. Ramdhan, J. Prihantono, D.G.
Decision sci let, 8(2): 137-150. Pryambodo, D. Saepuloh, H.L.S.
https://doi.org/10.5267/j.dsl.2018.8.0 Salim, I. Rizaki, & R.I. Zahara. 2016.
01 Budidaya rumput laut dan
Thomas, J.B., F.S. Ramos, & F. Grondahl. pengelolaannya di Pesisir Kabupaten
2019. Identifying suitable sites for Dompu, Provinsi Nusa Tenggara
macroalga cultivation on the Swedish Barat berdasarkan analisa kesesuaian
West Coast. J. Coast Manag, 47(1): lahan dan daya dukung lingkungan. J.
88-106. Segara, 15(1): 19-30.
https://doi.org/10.1080/08920753.201 https://doi.org/10.15578/segara.v15i1.
9.1540906 7429
Widigdo, B. & J. Pariwono. 2003. Daya Zheng, Y., R. Jin, X. Zhang, Q. Wang, & J.
dukung perairan di pantai utara Jawa Wu. 2019. The considerable
Barat untuk budidaya udang (Studi environmental benefits of seaweed
kasus di Kabupaten Subang, Teluk aquaculture in China. SERBA, 33:
Jakarta dan Serang). J. Ilmu Perairan 1203-1221.
dan Perikanan Indonesia, 1: 10-17. https://doi.org/10.1007/s00477-019-
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jippi 01685-z
/article/view/5643
Windah, O., H. Helminuddin, S. Submitted : 17 September 2021
Abdusysyahdid. 2018. Analisis Reviewed : 04 November 2021
kebijakan pengembangan budidaya Accepted : 25 February 2022
rumput laut Gracilaria sp. dalam

FIGURE AND TABEL TITLES


Figure 1. Research area, Located on The Baubau Coastal Waters.
Figure 2. Suitability maps for seaweed cultivation in Baubau Coastal Waters.
Figure 3. Water level at the high and low tide in the Baubau Coastal Waters.
Table 1. Coordinate of the sampling stations.
Table 2. Water quality indicators for seaweed cultivation area.
Table 3. Results of the physical and chemical parameter in Baubau Coastal Water.
Table 4. Carrying capacity based on the nitrate concentration (NO3-).

J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 14(1): 81-93 93


94

You might also like