You are on page 1of 12

Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021) p.

441-452
© Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

JTRESDA
Journal homepage: https://jtresda.ub.ac.id/

Studi Penjadwalan Pelaksanaan Pembangunan


Bendung Boreng Kabupaten Lumajang dengan
Menggunakan Microsoft Project Manager 2016
Arzil Abdillah1*, Pitojo Tri Juwono1, Very Dermawan1
1
Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya,
Jalan MT. Haryono No. 167, Malang, 65145, INDONESIA

*Korespondensi Email : arzilabdillah96@gmail.com

Summary: The step of the project starts from the technical planning to the
implementation of this weir, a construction management needed which affects the
quality and quantity of the project. The implementation of construction management
either the estimated schedule or estimated cost is useful because it can provide the
early warnings to of thing that might occur during the implementation. This study
aims to schedule the Boreng weir construction in Lumajang Regency by using
Microsoft Project Manager 2016 as the software for supporting the scheduling steps.
To conduct this study an alternative is made by adding resources after optimization.
The evaluation includes how much the expenditures and resources need. The data-
collection method in this study uses the secondary data ie: the contract data as well as
engineering data obtained from the engineering consultant. Then, the data obtained is
analyzed by calculating the productivity of the heavy equipment, analyzing the unit
price, analyzing the cost estimated, determining the work duration, analyzing the
resource need, determining the logic of dependency, make of the time schedule,
conducting the acceleration analysis, make of the comparison between the cost either
the before acceleration or after acceleration. The result showed that the weir is
planned with the overall construction cost for Rp. 7.946.579.907,42. According to the
evaluation result, the normal work with a duration of 126 days is Rp.
7.446.004.652,38. This is different from the result after optimization by adding the
resources with the time 104 days of Rp. 7.447.716.619,23. This experience the
accelerated time for 22 days with a time efficiency of 7,46% which is compared to
the normal time. This also experience the increasing cost of Rp. 1.711.966,85 which
is compared to the normal-time cost.

Keywords: Microsoft Manager 2016, Optimization, Schedule.

Abstrak: Fase proyek dari perencanaan teknis hingga implementasi pembangunan


bendung ini, diperlukan suatu manajemen konstruksi yang mempengaruhi kualitas
dan kuantitas proyek. Penerapan manajemen konstruksi baik perkiraan jadwal
maupun biaya sangat bermanfaat, karena dapat memberikan peringatan dini mengenai
hal-hal yang mungkin akan terjadi pada masa pelaksanaan nantinya. Tujuan penulisan
skripsi ini adalah melakukan studi tentang penjadwalan pembangunan bendung
boreng kabupaten Lumajang dengan menggunakan Microsoft Manager 2016 sebagai
aplikasi untuk menunjang proses dan tahapan penjadwalan nantinya. Untuk
melakukan studi ini dibuatlah alternatif dengan cara menambah sumber daya setelah
optimasi. Evaluasi tersebut mencakup berapa besar pengeluaran biaya dan kebutuhan

*Penulis korespendensi: arzilabdillah96@gmail.com


Abdillah, A. et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021) p. 441-452

sumber daya. Metode pengumpulan data dalam studi ini menggunakan data sekunder
seperti data kontrak dan data teknis bendung yang diperoleh dari konsultan perencana.
Setelah data tersebut maka dilakukan analisis dengan menghitung produktivitas alat
berat yang digunakan, menganalisis harga satuan pekerjaan, menganalisis Rencana
Anggaran Biaya, menentukan lamanya durasi pekerjaan, analisa kebutuhan sumber
daya, menentukan logika ketergantungan, membuat time schedule proyek, melakukan
analisa percepatan, melakukan perbandingan antara penjadwalan dan biaya yang ada
baik sebelum percepatan maupun setelah percepatan. Dari hasil penelitian
didapatkan, bendung direncanakan dengan Anggaran biaya konstruksi keseluruhan
pembangunan bendung Boreng dan bronjong direncanakan sebesar Rp.
7.946.579.907,42. Menurut hasil evaluasi pada pekerjaan normal dengan waktu
pelaksanaanya selama (126 hari) dengan menelan biaya sebesar Rp.
7.446.004.652,38. Dan terdapat perbedaan dari hasil setelah optimasi dengan
menambah sumber daya dengan waktu pelaksanaan selama (104 hari) dengan
menelan biaya sebesar Rp. Rp. Rp. 7.447.716.619,23. mengalami percepatan waktu
selama 22 hari dengan efisiensi waktu 17,46% dari waktu normal dengan kenaikan
biaya sebesar Rp. 1.711.966,85 dari anggaran waktu normal.

Kata kunci: Microsoft Manager 2016, Optimasi, Penjadwalan.

1. Pendahuluan
Terdapat banyak sungai di hampir setiap wilayah Indonesia, dari sungai kecil sampai sungai besar
yang menyumbang hampir 80% kebutuhan masyarakat Indonesia, terutama para petani yang menjadi
tumpuan negara agraris. Potensi sungai perlu dikembangkan melalui salah satu cara untuk
meningkatkan produksi pertanian yaitu melalui pembangunan bendung.
Adapun bendung yang sudah terbangun di Indonesia jumlahnya cukup banyak akan tetapi cukup
banyak juga yang terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh banyak faktor. Salah satunya yang terjadi
dibendung Boreng, kerusakan yang diakibatkan oleh bencana alam yang terjadi pada bendung Boreng
di Desa Rogotrunan, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur cukup parah sehingga menyebabkan 306 hektar
lahan pertanian milik warga Desa Boreng tidak terairi.
Rehabilitasi Bendung Boreng akibat bencana alam dengan intensitas hujan yang tinggi ditambah
lagi dengan tiga kali lahar vulkanis Semeru yang melintas. Akibatnya bendung tersebut tidak bisa
menahan dan mengakibatkan bendung tersebut jebol. Upaya yang dilakukan dalam penanganan ini
dibagi menjadi dua tahap, tahap pertama yakni dengan penanganan sementara menggunakan bronjong
untuk tetap menaikkan muka air guna menyalurkan air untuk kebutuhan irigasi namun pada fakta
lapaganya pembronjongan ini gagal dengan kata lain tidak bisa menaikkan muka air guna keperluan
irigasi, tahap kedua yakni dengan pembangunan bendung ulang dengan perubahan As bendung sejauh
50 meter dari bendung yang lama. Bendung lama tetap difungsikan dengan bronjong yang
peruntukannya untuk check dam.
2. Bahan dan Metode
2.1 Bahan
A. Lokasi Studi
Lokasi proyek bendung boreng berada di Desa Rogotrunan, Kecamatan Lumajang, Kabupaten
Lumajang, Propinsi Jawa Timur. Untuk lebih mengetahui letak dan batas adminitrasi Desa Rogotrunan,
Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang, dapat dilihat pada Gambar 1 peta wilayah Desa
Rogotrunan, Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang.

442
Abdillah, A. et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Air Vol. 1 No. 2 (2021) p. 441-452

Lokas
Sunga

Masji
Kanto

Gambar 1 Peta Wilayah Desa Rogotrunan

B. Data penelitian yang dibutuhkan


Studi ini data didapat dari konsultan perencana pembangunan bendung boreng Kabupaten
Lumajang. Data yang digunakan adalah sekunder, dan data yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
1. Data Kontrak:
a) Data jenis dan volume pekerjaan
b) Data waktu penyelesaian pekerjaan
c) Rekapitulasi biaya proyek secara keseluruhan
2. Data Teknis Bendung
a) El. Dasar Sungai : 94,00 m
b) El. Sawah Tertinggi : 97,20 m
c) Q rencana (Q100) : 613,91 m3/dt
d) Lebar Sungai : 70,00 m
e) Jumlah pilar rencana : 4 buah
f) Lebar pintu rencana :1m
g) Lebar pintu penguras : 3,30 m
h) Jumlah pintu penguras : 2 buah
i) Lebar bendung Sesungguhnya (LS) : 63,40 m
j) Lebar Efektif bendung (Leff) : 58,61 m
k) El. Puncak mercu : 97,70
l) Tinggi mercu (P) : 3,70 m
m) Tinggi m.a diatas bendung (hd) : 2,68 m
n) Panjang kolam olak : 11,50 m
o) Ambang ujung : 1,18 m
p) Tinggi dinding kolam olak : 6,82 m
q) Material Konstruksi : Beton

443
Abdillah, A. et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021) p. 441-452

2.2 Metode Analisis


Setelah mengumpulkan semua data yang diperlukan, lakukan analisis data. Sehingga tahapan
analisa data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Menghitung produktivitas alat berat yang digunakan sesuai spesifikasi yang dibutuhkan.
2. Menganalisa harga satuan pekerjaan.
3. Menganalisa nilai RAB (Rancangan Anggaran Biaya) dengan menggunakan harga satuan
yang sudah diapat dari Analisa Harga Satuan Pekerjaan yang terdapat pada poin nomor 2.
4. Menentukan lamanya durasi pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaan.
5. Analisa kebutuhan sumber daya yang dilakukan sebagai berikut:
6. Menentukan logika ketergantungan pekerjaan yang melihat hubungan ketergantungan suatu
aktivitas pada semua aktivitas lain dalam proyek itu nantinya dihubungkan berdasarkan
hubungan kerja yang logis. Pada pekerjaan logika ketergantungan ini penulis menggunakan
metode Diagram Prendence yang nantinya akan digunakan dalam penjadwalan pada
Microsoft Project Manager 2016.
7. Membuat Time schedule proyek dengan metode Gantt Chart dengan menggunakan Microsoft
Project Manager 2016.
8. Melakukan Resource Levelling atau Pemerataan Sumber Daya untuk mencegah adanya
penumpukan sumber daya pada suatu jenis pekerjaan dengan menggunakan Microsoft Project
Manager 2016.
9. Melakukan analisa percepatan, dalam studi ini dilakukan dengan alternative menambah jam
kerja atau menerapkan waktu lembur kerja. Percepatan ini hanya dilakukan pada lintasan kritis
suatu pekerjaan saja.
10. Melakukan perbandingan antara penjadwalan dan biaya yang ada baik sebelum percepatan
maupun setelah percepatan.
11. Selesai.

3. Hasil Dan Pembahasan


3.1 Metode Pelaksanaan Peninggian Bronjong
Metode pelaksanaan pekerjaan peninggian bronjong dalam konstruksi Bendung Boreng ini
menjelaskan mengenai tahapan pelaksanaan dalam mengerjakan proyek bendung Boreng yang mana
harus direncanakan dengan baik. Untuk memperoleh metode implementasi yang efektif dan efisien
maka direncakana metode pelaksanaan pekerjaan peninggian bronjong pada Bendung Boreng adalah
sebagai berikut:
1. Pekerjaan Umum
2. Pekerjaan Tanah
3. Pekerjaan Bronjong
4. Pekerjaan Beton
5. Pekerjaan Pintu Air
444
Abdillah, A. et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Air Vol. 1 No. 2 (2021) p. 441-452

6. Pembersihan Lokasi Akhir Pekerjaan


3.2 Metode Pelaksanaan Peninggian Bendung
Sedangkan dibawah ini merupakan metode pelaksanaan Bendung. Metode pelaksanaan pekerjaan
konstruksi Bendung Boreng ini menjelaskan mengenai tahapan pelaksanaan dalam mengerjakan proyek
bendung Boreng yang mana harus direncanakan dengan baik. Untuk memperoleh metode implementasi
yang efektif dan efisie maka direncakana metode pelaksanaan pekerjaan Bendung Boreng adalah
sebagai berikut:
1. Pekerjaan Umum
2. Pekerjaan Tanah
3. Pekerjaan Pasangan
4. Pekerjaan Beton
5. Pekerjaan Lain-lain
6. Pembersihan Lokasi Akhir Pekerjaan
3.3 Rencana Kerja Pelaksanaan Proyek
Pelaksanaan rencana kerja suatu proyek konstruksi dimulai dari penyusunan perencanaan, jadwal,
hingga nantinya dapat memperoleh hasil yang sesuai dengan perencanaan yang diperlukan pada suatu
pengendalian. Fungsi utamanya untuk dapat menentukan waktu yang paling optimal untuk dapat
menyelesaikan pekerjaan pada suatu proyek. Pada studi ini pekerjaan yang ditinjau adalah pekerjaan
yang berkaitan langsung pada pelaksanaan pekerjaan Bendungan Borengs.
Macam pekerjaan dan jenis alat yang digunakan dalam pekerjaan ditentukan oleh konsultan
perencanaan pada tahap desain. Sesuai spesifikasi gambarnya, tentukan jenis pekerjaan, cara kerja,
kualitas bahan yang digunakan, dan syarat yang harus dipenuhi.
3.3.1 Perhitungan Volume Pekerjaan
Dalam menghitung jumlah anggaran biaya pada suatu pelaksanaan konstruksi, backup pekerjaan
adalah hal penting yang harus diperhitungkan secara cermat. Hal ini dikarenakan backup pekerjaan
sangat beefek pada jumlah ongkos yang nantinya dikeluarkan. Dalam studi ini perhitungan volume
dibatasi hingga pelaksanaan konstruksi bendung Boreng. Nantinya volume yg dihitung adalah aktivitas
yang berkaitan dengan aktivitas yang disebutkan.
Perhitungan volume pekerjaan berdasarkan gambar detail desain pembangunan Bendungan
Gondang yang telah dibuat oleh CV. Lugadika Elka Sukma. Perhitungan jarak kerja dan area kerja
dilakukan menggunakan program Autocad, setelah itu dilakukan perhitungan volume menggunakan
program Microsoft Excel. Untuk memudahkan cara perhitungan volume pekerjaan dari setiap jenis
pekerjaan, maka dibuat tabel berikut:
Tabel 1 : Volume Pekerjaan Peninggian Bronjong

No Uraian Pekerjaan Satuan Volume


I UMUM
1 Mobilisasi dan demobilisasi ls 1,00
2 Direksi keet ls 1,00
3 Kitsdam pasir dibungkus karung terpal uk. 45 x 120 cm bh 111,00
4 Papan nama proyek bh 1,00

II PEKRJAAN TANAH
1 Galian tanah biasa m3 1.618,44
2 Timbunan tanah atau urugan tanah kembali m3 629,82
3 Mengangkut hasil galian dengan jarak angkut 500 m m3 988,62
III PEKERJAAN PASANGAN
1 Pasangan Bronjong m3 551,25

445
Abdillah, A. et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021) p. 441-452

IV PEKERJAAN BETON
1 Beton siklop m3 988,62
2 Pemasangan geomembran tebal 0.25 mm m2 345,32

V PEKERJAAN LAIN-LAIN
bh 1,00
1 Pemasangan pintu air (b= 1.5; h=2.4; h’=5.7)

Tabel 2 : Volume Pekerjaan Bendung Boreng

No Uraian Pekerjaan Satuan Volume


I UMUM
1 Mobilisasi dan demobilisasi ls 1,00
2 Direksi keet ls 1,00
3 Kitsdam pasir dibungkus karung terpal uk. 43 x 65 cm bh 727,27
4 Papan nama proyek bh 1,00

II PEKRJAAN TANAH
1 Galian tanah biasa m3 5.772,27
2 Timbunan tanah atau urugan tanah kembali m3 954,12
3 Mengangkut hasil galian dengan jarak angkut 500 m m3 4.818,16
III PEKERJAAN PASANGAN
1 Pasangan rip rap (batu kosong) m3 278,37

IV PEKERJAAN BETON
1 Beton siklop m3 4.571,85
2 Beton K-225 m3 295,18
3 Pembesian besi polos kg 32.470,02
4 Pekerjaan bekisting untuk beton expose dengan multiplexk tbl. m2 263,39
12 mm atau 18 mm – kaso 5/7 cm (tanpa perancah)

V PEKERJAAN LAIN-LAIN
1 Pengadaan + pemasangan pintu air (b= 2.5; h=4.1; h’=8.3) bh 2,00
2 Pengadaan Elektrikal pintu air ls 1,00
3 Ijin pemakain listrik ke PLN ls 1,00
4 Jembatan gantung bh 1,00

3.3.2 Analisa Harga Satuan Pekerjaan


Analisa Harga Satuan Pekerjaan harus direncanakan dengan sangat matang karena analisa ini
merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap besar dan kecilnya biaya biaya yang harus
dikeluarkan dalam proyek agar biaya yang dikeluarkan tidak menimbulkan kerugian dalam manajemen
proyek tersebut.
Pada dasarnya analisa harga satuan dapat dihitung dari tiga sumber yaitu upah, bahan, dan peralatan.
Hasil untuk dapat mengetahui harga hari analisa dapat diperoleh dari perkalian antara koefisien dengan
harga pekerjaan itu sendiri. Contoh perhitungan analisa disajikan dalan tabel berikut:

446
Abdillah, A. et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Air Vol. 1 No. 2 (2021) p. 441-452

Tabel 3 : Galian Struktur Dengan Kedalaman 2-4 m

No Komponen Satuan Koef. Harga Jumlah


A TENAGA
1 Pekerja jam 0,0933 8.125,00 757,87

2 Mandor jam 0,0093 12.500,00 116,60


874,47
B BAHAN
1 Urugan Tanah m3 0,3750 100.000,00 37.500,00
2 Bahan Pengaman Tebing Galian ls 1,0000 28.300,00 28.300,00
65.800,00
C PERALATAN
1 Excavator jam 0,0093 598.249,06 5.580,25
2 Bulldozer jam 0,0238 638.022,37 15.160,50
3 Alat bantu ls 1,0000 0,00 0,00
20.740,75
D JUMLAH HARGA (A + B +C) 87.415,22
E PROFIT 12,5% 10.926,90
F HARGA SATUAN PEKERJAAN 98.342,12

Tabel dibawah ini adalah rekapitulasi Harga Satuan Pekerjaan sesuai dengan pekerjaan Bendung
Boreng.
Tabel 4 : Harga Satuan Pekerjaan (Hsp) Pekerjaan Bronjong Pada Bendung Boreng

No Uraian Pekerjaan Satuan Harga Satuan


I UMUM
1 Mobilisasi dan demobilisasi ls 6.000.000,00
2 Direksi keet ls 4.000.000,00
3 Kitsdam pasir dibungkus karung terpal uk. 45 x 120 cm bh 22.584,38
4 Papan nama proyek bh 700.000,00

II PEKRJAAN TANAH
1 Galian tanah biasa m3 98.342,12
2 Timbunan tanah atau urugan tanah kembali m3 49.469,86
3 Mengangkut hasil galian dengan jarak angkut 500 m m3 49.834,33
III PEKERJAAN PASANGAN
1 Pasangan Bronjong m3 587.531,25

IV PEKERJAAN BETON
1 Beton siklop m3 702.927,00
2 Pemasangan geomembran tebal 0.25 mm m2 28.968,75

V PEKERJAAN LAIN-LAIN
bh 2.255.323,90
1 Pemasangan pintu air (b= 1.5; h=2.4; h’=5.7)

447
Abdillah, A. et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021) p. 441-452

Tabel 5 : Harga Satuan Pekerjaan (HSP) Pekerjaan Konstruksi Bendung Boreng

No Uraian Pekerjaan Satuan Harga Satuan


I UMUM
1 Mobilisasi dan demobilisasi ls 6.000.000,00
2 Direksi keet ls 4.000.000,00
3 Kitsdam pasir dibungkus karung terpal uk. 43 x 65 cm bh 22.584,38
4 Papan nama proyek bh -

II PEKRJAAN TANAH
1 Galian tanah biasa m3 98.342,12
2 Timbunan tanah atau urugan tanah kembali m3 49.469,89
3 Mengangkut hasil galian dengan jarak angkut 500 m m3 49.834,33
III PEKERJAAN PASANGAN
1 Pasangan rip rap (batu kosong) m3 436.691,25

IV PEKERJAAN BETON
1 Beton siklop m3 702.927,00
2 Beton K-225 m3 970.497,59
3 Pembesian besi polos kg 11.076,36
4 Pekerjaan bekisting untuk beton expose dengan multiplexk tbl. m2 412.681,70
12 mm atau 18 mm – kaso 5/7 cm (tanpa perancah)

V PEKERJAAN LAIN-LAIN
1 Pengadaan + pemasangan pintu air (b= 2.5; h=4.1; h’=8.3) bh 101.627.575,00
2 Pengadaan Elektrikal pintu air ls 50.000.000,00
3 Ijin pemakain listrik ke PLN ls 25.000.000,00
4 Jembatan gantung bh 1.593.505.000,00

3.3.3 Analisa Perhitungan Rencana Anggaran Biaya


Rencana Anggara Biaya (RAB) adalah rencana pengeluaran biaya proyek yang didalamnya terdi
dari rincian item pekerjaan yang akan dilaksanakan, volume pekerjaan, harga satuan pekerjaan, dan
total pengeluaran biaya konstruksi(Ibrahim, 1993). Rencana Anggaran Biaya (RAB) ini dapat dihitung
dengan mengalikan antara volume pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan sehingga total biaya pada
proyek bendung Boreng dapat diketahui. Perhitungan RAB dapat dilihat dari tabel dibawah ini.
Tabel 6 : Rencana Anggaran Biaya Pada Peninggian Bronjong Bendung Boreng

No Uraian Pekerjaan Satuan Volume Harga Satuan Jumlah Harga


I UMUM
1 Mobilisasi dan demobilisasi ls 1,00 6.000.000,00 6.000.000,00
2 Direksi keet ls 1,00 4.000.000,00 4.000.000,00
3 Kitsdam pasir dibungkus karung terpal uk. 45 x 120 cm bh 111,00 22.584,38 2.506.866,18
4 Papan nama proyek bh 1,00 700.000,00 700.000,00

II PEKRJAAN TANAH
1 Galian tanah biasa m3 1.618,44 98.342,12 159.160.820,69
2 Timbunan tanah atau urugan tanah kembali m3 629,82 49.469,86 31.157.107,22
3 Mengangkut hasil galian dengan jarak angkut 500 m m3 988,62 49.834,33 49.276.215,32
III PEKERJAAN PASANGAN
1 Pasangan Bronjong m3 551,25 587.531,25 323.876.601,56

448
Abdillah, A. et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Air Vol. 1 No. 2 (2021) p. 441-452

IV PEKERJAAN BETON
1 Beton siklop m3 988,62 702.927,00 694.927.690,74
2 Pemasangan geomembran tebal 0.25 mm m2 345,32 28.968,75 10.003.488,75

V PEKERJAAN LAIN-LAIN
bh 1,00 2.255.323,90 2.255.323,90
1 Pemasangan pintu air (b= 1.5; h=2.4; h’=5.7)

Tabel 7 : Rencana Anggaran Biaya Pada Konstruksi Bendung Boreng

No Uraian Pekerjaan Sat. Volume Harga Satuan Jumlah Harga


I UMUM
1 Mobilisasi dan demobilisasi ls 1,00 6.000.000,00 6.000.000,00
2 Direksi keet ls 1,00 4.000.000,00 4.000.000,00
3 Kitsdam pasir dibungkus karung terpal uk. 43 x 65 cm bh 727,27 22.584,38 16.424.942,04
4 Papan nama proyek bh 1,00 - -

II PEKRJAAN TANAH
1 Galian tanah biasa m3 5.772,27 98.342,12 567.657.269,01
2 Timbunan tanah atau urugan tanah kembali m3 954,12 49.469,89 47.200.211,45
3 Mengangkut hasil galian dengan jarak angkut 500 m m3 4.818,16 49.834,33 240.109.775,43
III PEKERJAAN PASANGAN
1 Pasangan rip rap (batu kosong) m3 278,37 436.691,25 121.561.743,26

IV PEKERJAAN BETON
1 Beton siklop m3 4.571,85 702.927,00 3.213.676.804,95
2 Beton K-225 m3 295,18 970.497,59 286.471.478,62
3 Pembesian besi polos kg 32.470,02 11.076,36 359.649.630,73
4 Pekerjaan bekisting untuk beton expose dengan multiplexk m2 263,39 412.681,70 108.696.232,96
tbl. 12 mm atau 18 mm – kaso 5/7 cm (tanpa perancah)

V PEKERJAAN LAIN-LAIN
1 Pengadaan + pemasangan pintu air (b= 2.5; h=4.1; h’=8.3) bh 2,00 101.627.575,00 203.255.150,00
2 Pengadaan Elektrikal pintu air ls 1,00 50.000.000,00 50.000.000,00
3 Ijin pemakain listrik ke PLN ls 1,00 25.000.000,00 25.000.000,00
4 Jembatan gantung bh 1,00 1.593.505.000,00 1.593.505.000,00

3.3.4 Perhitungan Estimasi Durasi Pekerjaan


Untuk membuat Time Schedule dan Kurva S maka hal pertama kali yang harus dilakukan adalah
merencanakan waktu pelaksanaan pekerjaan dari semua item pekerjaan. Durasi pekerjaan yang akan
direncanakan dapat dilihat dari besarnya volume pekerjaan, produktivitas alat dan jumlah alat yang
tersedia. Berikut adalah contoh perhitungan untuk menentukan besarnya durasi pekerjaan pada suatu
pekerjaan(Asiyanto, 2008).
A. Pada pekerjaan galian tanah pada bendung baru, dengan data sebagai berikut :
Volume Pekerjaan : 5772,27 m3
Produktivitas Excavator : 107,208 m3/jam
Produktivitas Buldozer : 42,085 m3/jam
Estimasi Durasi Pekerjaan : 17 hari Estimasi
Jam Kerja 1 Hari : 8 jam kerja
B. Menghitung Total Waktu Jam Kerja
Total Waktu = Estimasi Durasi Pekerjaan x Estimasi Jam Kerja 1 Hari
= 17 x 8
= 136 jam kerja
C. Perhitungan Kebutuhan Alat

449
Abdillah, A. et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021) p. 441-452

Kebutuhan Alat Berat Excavator = Volume / (Total Waktu x Produktivitas Alat)


= 5772,27 m3 / (136 jam x 107,208 m²/jam)
= 0,396 = 1 alat berat excavator
Kebutuhan Alat Berat Buldozer = Volume / (Total Waktu x Produktivitas Alat)
=5772,27 m3 / (136 jam x 42,085 m3/jam)
= 1,009 = 1 alat berat Buldozer
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan durasi pekerjaan selama 17 hari (136 jam) untuk
pekerjaan galian tanah pada bendungan sementara membutuhkan 1 alat berat excavator, dan 1 alat berat
buldozer.

3.4 Penjadwalan Proyek Dengan Program Microsoft Project Manager 2016


Tujuan dibuatnya optimasi jadwalan proyek adalah untuk dapat mengevaluasi kebutuhan sumber
daya dan durasi pekerjaan yang diperlukan untuk dapat menyelesaikan suatu proyek. Dalam hal ini
penggunakaan optimasi digunakan pada penggunaan sumber daya manusia dan alat berat, dengan
demikian jumlah sumber daya dan alat berat yang digunakan harus efisien dan dari waktu ke waktu
tidak mengalami perubahan yang tinggi (Ervianto, 2002).
Contoh perhitungan sumber daya sebelum dan setelah optimasi pada pekerjaan, dilakukan dengan
menghitung kembali kebutuhan tenaga kerja dari setiap pekerjaan berdasarkan oleh durasi percepatan
yang dilakukan tanpa penambahan jam kerja per hari, Berikut contoh perhitungannya :
a. Sebelum Optimasi
Pekerjaan : Pasang Batu Rip Rap
Volume : 278,37
Durasi Sebelum Optimasi : 18 hari
Kapasitas tenaga kerja per m3
Oh = Orang/hari
Pekerja : 0,780 Oh @ Rp. 65.000,00
Tukang : 0,390 Oh @ Rp. 75.000,00
Kepala Tukang : 0,039 Oh @ Rp. 80.000,00
Mandor : 0,039 Oh @ Rp. 100.000,00
Perhitungan jumlah tenaga kerja dan upah tenaga kerja :

Jumlah Tenaga Kerja =

Pekerja = = 12,06

Upah Pekerja = 12,06 × Rp. 65.000,00


= Rp. 783.900,00

Tukang = = 6,03

Upah Tukang = 6,03 × Rp. 75.000,00


= Rp. 452.250,00

Kepala Tukang = = 0,60

Upah Kepala Tukang = 0,60 × Rp. 80.000,00


= Rp. 48.000,00

Mandor = = 0,60

450
Abdillah, A. et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Air Vol. 1 No. 2 (2021) p. 441-452

Upah Mandor = 0,60 × Rp. 100.000,00


= Rp. 60.000,00
Upah total tenaga kerja pekerjaan Pasang batu rip rap sebelum optimasi :
= (Rp. 783.000,00 + Rp. 452.000,00 + Rp. 48.000,00 + Rp. 60.000,00) × 18
= Rp. 24.194.700,00
b. Setelah Optimasi
Pekerjaan : Pasang Batu Rip Rap
Volume : 278,37
Durasi Setelah Optimasi : 15 hari
Kapasitas tenaga kerja per m3
Oh = Orang/hari
Pekerja : 0,780 Oh @ Rp. 65.000,00
Tukang : 0,390 Oh @ Rp. 75.000,00
Kepala Tukang : 0,039 Oh @ Rp. 80.000,00
Mandor : 0,039 Oh @ Rp. 100.000,00
Perhitungan jumlah tenaga kerja dan upah tenaga kerja :

Jumlah Tenaga Kerja =

Pekerja = = 14,48

Upah Pekerja = 14,48 × Rp. 65.000,00


= Rp. 941.200,00

Tukang = = 7,24

Upah Tukang = 7,24 × Rp. 75.000,00


= Rp. 543.000,00

Kepala Tukang = = 0,72

Upah Kepala Tukang = 0,72 × Rp. 80.000,00


= Rp. 57.600,00

Mandor = = 0,72

Upah Mandor = 0,72 × Rp. 100.000,00


= Rp. 72.000,00
Upah total tenaga kerja pekerjaan Pasang batu rip rap setelah optimasi :
= (Rp. 941.200,00 + Rp. 543.000,00 + Rp. 57.600,00 + Rp. 72.000,00) × 15
= Rp. 24.207.000,00

4. Kesimpulan
Dari hasil percepatan durasi jadwal pelaksanaan pembangunan Bendung Boreng Kabupaten
Lumajang dengan menggunakan Microsoft Project Manager 2016 dengan menggunakan alternatif
penambahan sumber daya manusia membutuhkan anggaran sebesar Rp. 7.447.716.619,23. (Tujuh
Milyar Empat Ratus Empat Puluh Tujuh Juta Tujuh Ratus Enam Belas Ribu Enam Ratus Sembilan
Belas Rupiah) dengan durasi selama 104 hari, hal ini mengalami percepatan waktu selama 22 hari
dengan efisiensi waktu 17,46% dari waktu normal yaitu selama 126 hari yang membutuhkan anggaran

451
Abdillah, A. et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021) p. 441-452

sebesar Rp. 7.446.004.652,38 (Tujuh Milyar Empat Ratus Empat Puluh Enam Juta Empat Ribu Enam
Ratus Lima Puluh Dua Rupiah). Hal tersebut berarti mengalami peningkatan Rencana Anggaran Biaya
sebesar Rp. 1.711.966,85 dari anggaran pada waktu normal. Hasil perhitungan tabel diatas tidak
termasuk profit, dan anggaran pekerjaan secara keseluruhan.
Daftar Pustaka
[1] Wulfram I. Ervianto, (2002). Manajemen Proyek Berbasis Teknologi Informasi. Bandung:
Informatika.
[2] Paulus Nugraha dkk, (1989). Manajemen Proyek Konstruksi 2. Surabaya: Kartika Yudha.
[3] Rochmanhadi. (1992). Alat-alat Berat dan Penggunannya. Jakarta: Yayasan Badan Penerbit
Pekerjaan Umum.
[4] Amien Sajekti, (2013). Metode Kerja Bangunan Sipil. Yogyakarta: Graha Ilmu
[5] Ir Budi Santosa, (2003). Manajemen Proyek. Surabaya: Guna Widya.
[6] Ir. A.Soedrajat Sastraatmadja, (1984). Analisa Anggaran Biaya Pelaksanaan. Bandung: Nova
[7] Ir. Susy Fatena Rostiyanti, M.Sc., (2008). Alat Berat untuk Proyek Konstruksi Edisi Kedua.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
[8] I. Soeharto, (1999). Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional) Jilid I. Jakarta:
Erlangga.

452

You might also like