Professional Documents
Culture Documents
03 - 2021 23-374-1-PB
03 - 2021 23-374-1-PB
441-452
© Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
JTRESDA
Journal homepage: https://jtresda.ub.ac.id/
Summary: The step of the project starts from the technical planning to the
implementation of this weir, a construction management needed which affects the
quality and quantity of the project. The implementation of construction management
either the estimated schedule or estimated cost is useful because it can provide the
early warnings to of thing that might occur during the implementation. This study
aims to schedule the Boreng weir construction in Lumajang Regency by using
Microsoft Project Manager 2016 as the software for supporting the scheduling steps.
To conduct this study an alternative is made by adding resources after optimization.
The evaluation includes how much the expenditures and resources need. The data-
collection method in this study uses the secondary data ie: the contract data as well as
engineering data obtained from the engineering consultant. Then, the data obtained is
analyzed by calculating the productivity of the heavy equipment, analyzing the unit
price, analyzing the cost estimated, determining the work duration, analyzing the
resource need, determining the logic of dependency, make of the time schedule,
conducting the acceleration analysis, make of the comparison between the cost either
the before acceleration or after acceleration. The result showed that the weir is
planned with the overall construction cost for Rp. 7.946.579.907,42. According to the
evaluation result, the normal work with a duration of 126 days is Rp.
7.446.004.652,38. This is different from the result after optimization by adding the
resources with the time 104 days of Rp. 7.447.716.619,23. This experience the
accelerated time for 22 days with a time efficiency of 7,46% which is compared to
the normal time. This also experience the increasing cost of Rp. 1.711.966,85 which
is compared to the normal-time cost.
sumber daya. Metode pengumpulan data dalam studi ini menggunakan data sekunder
seperti data kontrak dan data teknis bendung yang diperoleh dari konsultan perencana.
Setelah data tersebut maka dilakukan analisis dengan menghitung produktivitas alat
berat yang digunakan, menganalisis harga satuan pekerjaan, menganalisis Rencana
Anggaran Biaya, menentukan lamanya durasi pekerjaan, analisa kebutuhan sumber
daya, menentukan logika ketergantungan, membuat time schedule proyek, melakukan
analisa percepatan, melakukan perbandingan antara penjadwalan dan biaya yang ada
baik sebelum percepatan maupun setelah percepatan. Dari hasil penelitian
didapatkan, bendung direncanakan dengan Anggaran biaya konstruksi keseluruhan
pembangunan bendung Boreng dan bronjong direncanakan sebesar Rp.
7.946.579.907,42. Menurut hasil evaluasi pada pekerjaan normal dengan waktu
pelaksanaanya selama (126 hari) dengan menelan biaya sebesar Rp.
7.446.004.652,38. Dan terdapat perbedaan dari hasil setelah optimasi dengan
menambah sumber daya dengan waktu pelaksanaan selama (104 hari) dengan
menelan biaya sebesar Rp. Rp. Rp. 7.447.716.619,23. mengalami percepatan waktu
selama 22 hari dengan efisiensi waktu 17,46% dari waktu normal dengan kenaikan
biaya sebesar Rp. 1.711.966,85 dari anggaran waktu normal.
1. Pendahuluan
Terdapat banyak sungai di hampir setiap wilayah Indonesia, dari sungai kecil sampai sungai besar
yang menyumbang hampir 80% kebutuhan masyarakat Indonesia, terutama para petani yang menjadi
tumpuan negara agraris. Potensi sungai perlu dikembangkan melalui salah satu cara untuk
meningkatkan produksi pertanian yaitu melalui pembangunan bendung.
Adapun bendung yang sudah terbangun di Indonesia jumlahnya cukup banyak akan tetapi cukup
banyak juga yang terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh banyak faktor. Salah satunya yang terjadi
dibendung Boreng, kerusakan yang diakibatkan oleh bencana alam yang terjadi pada bendung Boreng
di Desa Rogotrunan, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur cukup parah sehingga menyebabkan 306 hektar
lahan pertanian milik warga Desa Boreng tidak terairi.
Rehabilitasi Bendung Boreng akibat bencana alam dengan intensitas hujan yang tinggi ditambah
lagi dengan tiga kali lahar vulkanis Semeru yang melintas. Akibatnya bendung tersebut tidak bisa
menahan dan mengakibatkan bendung tersebut jebol. Upaya yang dilakukan dalam penanganan ini
dibagi menjadi dua tahap, tahap pertama yakni dengan penanganan sementara menggunakan bronjong
untuk tetap menaikkan muka air guna menyalurkan air untuk kebutuhan irigasi namun pada fakta
lapaganya pembronjongan ini gagal dengan kata lain tidak bisa menaikkan muka air guna keperluan
irigasi, tahap kedua yakni dengan pembangunan bendung ulang dengan perubahan As bendung sejauh
50 meter dari bendung yang lama. Bendung lama tetap difungsikan dengan bronjong yang
peruntukannya untuk check dam.
2. Bahan dan Metode
2.1 Bahan
A. Lokasi Studi
Lokasi proyek bendung boreng berada di Desa Rogotrunan, Kecamatan Lumajang, Kabupaten
Lumajang, Propinsi Jawa Timur. Untuk lebih mengetahui letak dan batas adminitrasi Desa Rogotrunan,
Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang, dapat dilihat pada Gambar 1 peta wilayah Desa
Rogotrunan, Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang.
442
Abdillah, A. et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Air Vol. 1 No. 2 (2021) p. 441-452
Lokas
Sunga
Masji
Kanto
443
Abdillah, A. et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021) p. 441-452
II PEKRJAAN TANAH
1 Galian tanah biasa m3 1.618,44
2 Timbunan tanah atau urugan tanah kembali m3 629,82
3 Mengangkut hasil galian dengan jarak angkut 500 m m3 988,62
III PEKERJAAN PASANGAN
1 Pasangan Bronjong m3 551,25
445
Abdillah, A. et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021) p. 441-452
IV PEKERJAAN BETON
1 Beton siklop m3 988,62
2 Pemasangan geomembran tebal 0.25 mm m2 345,32
V PEKERJAAN LAIN-LAIN
bh 1,00
1 Pemasangan pintu air (b= 1.5; h=2.4; h’=5.7)
II PEKRJAAN TANAH
1 Galian tanah biasa m3 5.772,27
2 Timbunan tanah atau urugan tanah kembali m3 954,12
3 Mengangkut hasil galian dengan jarak angkut 500 m m3 4.818,16
III PEKERJAAN PASANGAN
1 Pasangan rip rap (batu kosong) m3 278,37
IV PEKERJAAN BETON
1 Beton siklop m3 4.571,85
2 Beton K-225 m3 295,18
3 Pembesian besi polos kg 32.470,02
4 Pekerjaan bekisting untuk beton expose dengan multiplexk tbl. m2 263,39
12 mm atau 18 mm – kaso 5/7 cm (tanpa perancah)
V PEKERJAAN LAIN-LAIN
1 Pengadaan + pemasangan pintu air (b= 2.5; h=4.1; h’=8.3) bh 2,00
2 Pengadaan Elektrikal pintu air ls 1,00
3 Ijin pemakain listrik ke PLN ls 1,00
4 Jembatan gantung bh 1,00
446
Abdillah, A. et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Air Vol. 1 No. 2 (2021) p. 441-452
Tabel dibawah ini adalah rekapitulasi Harga Satuan Pekerjaan sesuai dengan pekerjaan Bendung
Boreng.
Tabel 4 : Harga Satuan Pekerjaan (Hsp) Pekerjaan Bronjong Pada Bendung Boreng
II PEKRJAAN TANAH
1 Galian tanah biasa m3 98.342,12
2 Timbunan tanah atau urugan tanah kembali m3 49.469,86
3 Mengangkut hasil galian dengan jarak angkut 500 m m3 49.834,33
III PEKERJAAN PASANGAN
1 Pasangan Bronjong m3 587.531,25
IV PEKERJAAN BETON
1 Beton siklop m3 702.927,00
2 Pemasangan geomembran tebal 0.25 mm m2 28.968,75
V PEKERJAAN LAIN-LAIN
bh 2.255.323,90
1 Pemasangan pintu air (b= 1.5; h=2.4; h’=5.7)
447
Abdillah, A. et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021) p. 441-452
II PEKRJAAN TANAH
1 Galian tanah biasa m3 98.342,12
2 Timbunan tanah atau urugan tanah kembali m3 49.469,89
3 Mengangkut hasil galian dengan jarak angkut 500 m m3 49.834,33
III PEKERJAAN PASANGAN
1 Pasangan rip rap (batu kosong) m3 436.691,25
IV PEKERJAAN BETON
1 Beton siklop m3 702.927,00
2 Beton K-225 m3 970.497,59
3 Pembesian besi polos kg 11.076,36
4 Pekerjaan bekisting untuk beton expose dengan multiplexk tbl. m2 412.681,70
12 mm atau 18 mm – kaso 5/7 cm (tanpa perancah)
V PEKERJAAN LAIN-LAIN
1 Pengadaan + pemasangan pintu air (b= 2.5; h=4.1; h’=8.3) bh 101.627.575,00
2 Pengadaan Elektrikal pintu air ls 50.000.000,00
3 Ijin pemakain listrik ke PLN ls 25.000.000,00
4 Jembatan gantung bh 1.593.505.000,00
II PEKRJAAN TANAH
1 Galian tanah biasa m3 1.618,44 98.342,12 159.160.820,69
2 Timbunan tanah atau urugan tanah kembali m3 629,82 49.469,86 31.157.107,22
3 Mengangkut hasil galian dengan jarak angkut 500 m m3 988,62 49.834,33 49.276.215,32
III PEKERJAAN PASANGAN
1 Pasangan Bronjong m3 551,25 587.531,25 323.876.601,56
448
Abdillah, A. et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Air Vol. 1 No. 2 (2021) p. 441-452
IV PEKERJAAN BETON
1 Beton siklop m3 988,62 702.927,00 694.927.690,74
2 Pemasangan geomembran tebal 0.25 mm m2 345,32 28.968,75 10.003.488,75
V PEKERJAAN LAIN-LAIN
bh 1,00 2.255.323,90 2.255.323,90
1 Pemasangan pintu air (b= 1.5; h=2.4; h’=5.7)
II PEKRJAAN TANAH
1 Galian tanah biasa m3 5.772,27 98.342,12 567.657.269,01
2 Timbunan tanah atau urugan tanah kembali m3 954,12 49.469,89 47.200.211,45
3 Mengangkut hasil galian dengan jarak angkut 500 m m3 4.818,16 49.834,33 240.109.775,43
III PEKERJAAN PASANGAN
1 Pasangan rip rap (batu kosong) m3 278,37 436.691,25 121.561.743,26
IV PEKERJAAN BETON
1 Beton siklop m3 4.571,85 702.927,00 3.213.676.804,95
2 Beton K-225 m3 295,18 970.497,59 286.471.478,62
3 Pembesian besi polos kg 32.470,02 11.076,36 359.649.630,73
4 Pekerjaan bekisting untuk beton expose dengan multiplexk m2 263,39 412.681,70 108.696.232,96
tbl. 12 mm atau 18 mm – kaso 5/7 cm (tanpa perancah)
V PEKERJAAN LAIN-LAIN
1 Pengadaan + pemasangan pintu air (b= 2.5; h=4.1; h’=8.3) bh 2,00 101.627.575,00 203.255.150,00
2 Pengadaan Elektrikal pintu air ls 1,00 50.000.000,00 50.000.000,00
3 Ijin pemakain listrik ke PLN ls 1,00 25.000.000,00 25.000.000,00
4 Jembatan gantung bh 1,00 1.593.505.000,00 1.593.505.000,00
449
Abdillah, A. et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021) p. 441-452
Pekerja = = 12,06
Tukang = = 6,03
Mandor = = 0,60
450
Abdillah, A. et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Air Vol. 1 No. 2 (2021) p. 441-452
Pekerja = = 14,48
Tukang = = 7,24
Mandor = = 0,72
4. Kesimpulan
Dari hasil percepatan durasi jadwal pelaksanaan pembangunan Bendung Boreng Kabupaten
Lumajang dengan menggunakan Microsoft Project Manager 2016 dengan menggunakan alternatif
penambahan sumber daya manusia membutuhkan anggaran sebesar Rp. 7.447.716.619,23. (Tujuh
Milyar Empat Ratus Empat Puluh Tujuh Juta Tujuh Ratus Enam Belas Ribu Enam Ratus Sembilan
Belas Rupiah) dengan durasi selama 104 hari, hal ini mengalami percepatan waktu selama 22 hari
dengan efisiensi waktu 17,46% dari waktu normal yaitu selama 126 hari yang membutuhkan anggaran
451
Abdillah, A. et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021) p. 441-452
sebesar Rp. 7.446.004.652,38 (Tujuh Milyar Empat Ratus Empat Puluh Enam Juta Empat Ribu Enam
Ratus Lima Puluh Dua Rupiah). Hal tersebut berarti mengalami peningkatan Rencana Anggaran Biaya
sebesar Rp. 1.711.966,85 dari anggaran pada waktu normal. Hasil perhitungan tabel diatas tidak
termasuk profit, dan anggaran pekerjaan secara keseluruhan.
Daftar Pustaka
[1] Wulfram I. Ervianto, (2002). Manajemen Proyek Berbasis Teknologi Informasi. Bandung:
Informatika.
[2] Paulus Nugraha dkk, (1989). Manajemen Proyek Konstruksi 2. Surabaya: Kartika Yudha.
[3] Rochmanhadi. (1992). Alat-alat Berat dan Penggunannya. Jakarta: Yayasan Badan Penerbit
Pekerjaan Umum.
[4] Amien Sajekti, (2013). Metode Kerja Bangunan Sipil. Yogyakarta: Graha Ilmu
[5] Ir Budi Santosa, (2003). Manajemen Proyek. Surabaya: Guna Widya.
[6] Ir. A.Soedrajat Sastraatmadja, (1984). Analisa Anggaran Biaya Pelaksanaan. Bandung: Nova
[7] Ir. Susy Fatena Rostiyanti, M.Sc., (2008). Alat Berat untuk Proyek Konstruksi Edisi Kedua.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
[8] I. Soeharto, (1999). Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional) Jilid I. Jakarta:
Erlangga.
452