Professional Documents
Culture Documents
325
Rahmat Safe’I : Tingkat Kesehatan Hutan Mangrove ……. (9): 325-332
manfaat dan peranan yang penting, baik dari secara periodik. Selama kondisi hutan
segi ekologi, ekonomi, dan sosial budaya mangrove baik, maka perubahan iklim tidak
(Aflaha, 2014). Manfaat ekosistem mangrove akan berdampak buruk terhadap lingkungan
antara lain: mitigasi bencana seperti sekitar (Senoaji dan Hidayat, 2016).
peredam gelombang dan angin badai bagi Perubahan iklim memang telah menjadi
daerah yang ada di belakangnya, pelindung salah satu masalah lingkungan hidup dunia
pantai dari abrasi, gelombang air pasang dan mengancam kelanjutan sistem
(rob), tsunami, penahan lumpur dan penyangga kehidupan di bumi. Dampak
perangkap sedimen yang diangkut oleh aliran perubahan iklim bagi manusia bersifat negatif
air permukaan (Lasibani dan Eni, 2009). sehingga sangat berpotensi menurunkan
Peran mangrove dalam perubahan iklim yaitu kualitas hidup manusia (Suyamto, 2017).
menyerap polutan yang ada di atmosfer Perubahan iklim adalah perubahan
(Heriyanto and Subiandono 2016). substansial iklim bumi yang berlangsung
Perubahan iklim yang menjadi perhatian untuk jangka waktu tertentu. Sementara
dunia internasional telah banyak pemanasan global mengacu pada
memberikan dampak negatif pada berbagai perubahan iklim yang menyebabkan
aktivitas kehidupan di bumi, termasuk sektor peningkatan suhu rata-rata atmosfer bumi.
kehutanan di wilayah pesisir (Sakuntaladewi,
Menurut Safe’i (2015) pemantauan
2014).
kesehatan hutan mangrove dimaksudkan
Luasan hutan mangrove Indonesia untuk mengetahui kondisi hutan pada saat ini
(3.489.140 ha atau 23% dari total hutan (status), perubahan (change), dan
mangrove dunia) tersebar di 257 kabupaten kecenderungan yang mungkin terjadi
dan kota (Djati, 2018) termasuk di Kabupaten (trends). Kondisi kesehatan hutan mangrove
Lampung Timur. Hutan mangrove Kabupaten dapat diketahui dengan menilai indikator
Lampung Timur berada di sisi timur, tepatnya kesehatan hutan (Sari dkk., 2019).
di pesisir timur Sumatera yang berhadapan Kesehatan hutan merupakan upaya untuk
langsung dengan Samudera Hindia; mengendalikan tingkat kerusakan hutan,
sehingga kondisi ombak dan angin di pesisir sehingga menjamin fungsi dan manfaat
timur Kabupaten Lampung Timur sangat hutan (Safe’i dan Tsani, 2017). Metode untuk
besar dengan ketinggian gelombang memantau kesehatan hutan yaitu Forest
mencapai 0,5-1 meter. Kawasan ini Health Monitoring (FHM) adalah metode
memanjang dari bagian selatan Muara pemantauan kondisi kesehatan hutan yang
Sekampung yang berbatasan dengan diintroduksikan oleh USDA Forest Service
Kabupaten Lampung Selatan, hingga bagian untuk memonitor Nation Forest Health yang
utara di Kawasan Taman Nasional Way dirancang untuk temperate region.
Kambas (TNWK) yang berbatasan dengan Pemantauan kesehatan hutan yang
Kabupaten Tulang Bawang. Namun, saat ini dilakukan secara periodik dapat mendukung
luas hutan mangrove di pesisir timur pencapaian pengelolaan hutan yang lestari
Kabupaten Lampung Timur telah mengalami sehingga menjamin kuantitas dan kualitas
degradasi karena berbagai sebab dan hutan (Safe’i dan Tsani, 2017).
permasalahan yang dihadapinya; dan sudah
Pengelolaan hutan lestari juga perlu
banyak mengalami kerusakan akibat dari
dukungan dari stakeholder terkait. Dapat
aktifitas manusia. Aktivitas manusia tersebut
terlihat kesadaran tentang pentingnya
dilakukan untuk kebutuhan ekonomi (Majid,
pematauan perubahan kesehatan hutan
2016). Kondisi tersebut mengakibatkan
mangrove sejauh ini masih kurang dan belum
manfaat dan peranan serta fungsi dari hutan
mendapat perhatian yang serius (Permadi
mangrove semakin berkurang. Dampak yang
dkk., 2012; Safe’i dkk., 2019). Padahal
sudah terlihat seperti meningkatnya suhu
pemantauan tersebut dapat membantu
udara, pencemaran udara (meningkatnya
mempertahankan kondisi ekosistem
kadar CO, ozon, karbon-dioksida, oksida
mangrove yang ada agar tetap
nitrogen dan belerang.
dipertahankan keberadaannya. Selain itu,
Salah satu contoh manfaat ekosistem hasil pemantauan dapat dijadikan bahan
mangrove yang berhubungan dengan fungsi perencanaan dalam upaya kesiapsiagaan
fisik yang semakin berkurang adalah untuk stakeholder terkait dalam mitigasi becana
mitigasi bencana akibat perubahan iklim. akibat perubahan iklim.
Oleh karena itu, untuk mengetahui
Tujuan penelitian ini adalah untuk
perubahan kondisi hutan mangrove tersebut
mengetahui pentingnya kesehatan hutan
diperlukan pemantauan kesehatan hutan
mangrove dalam perubahan iklim. Adapun
326
Jurnal Hutan Tropis Volume 9 No. 1, Edisi Maret 2021
327
Rahmat Safe’I : Tingkat Kesehatan Hutan Mangrove ……. (9): 325-332
Transparancy/FT), diameter tajuk (Crown dengan pengambilan contoh tanah dari tiga
Diameter Width dan Crown Diameter at 900), buah titik berbentuk lingkaran yang terletak di
dan dieback (CDB) terhadap pohon-pohon antara dua subplot dengan masing-masing
yang berada didalam subplot. Sedangkan lingkaran berdiameter 15 cm.
pengambilan data kualitas tapak dilakukan
Gambar 2. Lokasi Kerusakan Pada Pohon Mangrove (Adopsi dari Mangold, 1997)
Pengolahan Dan Analisis Data Kesehatan Sedangkan nilai akhir kesehatan hutan
Hutan Mangrove Dengan Menggunakan mangrove didapat dari hasil penjumlah
Software SIPUT (Sistem Informasi perkalian antara nilai tertimbang dengan nilai
Penilaian Kesehatan Hutan) skor parameter dari masing-masing indikator
perubahan kesehatan hutan mangrove.
Setelah didapatkan data pengukuran
Rumus nilai akhir kesehatan hutan (Safe’i
dilapangan kemudian pengolahan dan
dkk., 2015) adalah:
analisis data. Pengolahan dan analisis data
dilakukan terhadap hasil pemantauan
perubahan kesehatan hutan mangrove
NKH = ∑ (NT x NS)
pesisir pantai Lampung Timur. Pengolahan
dan analisis data hasil pemantauan Keterangan:
perubahan kesehatan hutan mangrove ini NKH = nilai akhir kondisi kesehatan hutan
menggunakan software Sistem Informasi NT = nilai tertimbang parameter dari
Penilaian Kesehatan Hutan (SIPUT). masing-masing indikator kesehatan hutan
NS = nilai skor parameter dari masing-
Pengkategorian Dan Penilaian Kesehatan
masing indikator kesehatan hutan
Hutan Mangrove
Kategori perubahan kesehatan hutan
mangrove terdiri dari 3 (tiga) kelas, yaitu: HASIL DAN PEMBAHASAN
bagus, sedang, dan jelek. Kategori
perubahan kesehatan hutan mangrove
tersebut diperoleh dari nilai ambang batas Berdasarkan hasil pengukuran,
perubahan kesehatan hutan mangrove. Nilai diperoleh kondisi kesehatan hutan mangrove
ambang batas perubahan kesehatan hutan di pesisir timur Kabupaten Lampung Timur
mangrove diperoleh berdasarkan nilai (wilayah pesisir Taman Nasional Way
tertinggi dan terendah dari nilai akhir Kambas, Kecamatan Labuhan Maringgai,
perubahan kesehatan hutan mangrove pada dan Kecamatan Pasir Sakti) dapat dilihat
masing-masing klaster-plot hutan mangrove. pada Tabel 1.
328
Jurnal Hutan Tropis Volume 9 No. 1, Edisi Maret 2021
Tabel 1. Nilai dan Kategori Kesehatan Hutan Mangrove di Pesisir Timur Lampung
Lokasi
Hutan Mangrove Pesisir Timur Lampung
Klaster-
Plot TNWK Margasari Pasir Sakti
NKHM Status NKHM Status NKHM Status
CL1 5 Baik 8,23 Baik 3,43 Buruk
Keterangan:
TNWK = Taman Nasional Way Kambas
NKH = Nilai Kesehatan Hutan
329
Rahmat Safe’I : Tingkat Kesehatan Hutan Mangrove ……. (9): 325-332
pohon yang baik tentu akan memiliki proses mangrove memiliki kerapatan empat kali
fisiologis yang baik dari setiap tanamannya. lebih besar dibandingkan hutan tropis pada
umumnya. Potensi penyimpanan karbon pun
Proses fotosintesis yang merupakan
berbanding jauh lebih besar. Dengan
bagian dari fisiologis tanaman akan
kemampuan mangrove dalam menyimpan
menyerap karbon anorganik (CO2) menjadi
karbon, maka peningkatan emisi karbon di
karbon organik dalam bentuk bahan
alam tentu dapat lebih dikurangi. Jadi dalam
vegetasi. Pada hutan mangrove, kandungan
hal ini habitat mangrove merupakan tempat
bahan organik yang ada tidak mengalami
pembenaman karbon (carbon sinks) yang
pembusukan. Karena itu, hutan mangrove
besar (Purnobasuki, 2006). Selain itu, melalui
berfungsi sebagai penyerap karbon
keberadaan banyaknya pohon di hutan
(Purnobasuki, 2012). Tumbuhan
mangrove telah memberikan banyak manfaat
memerlukan sinar matahari, gas asam arang
seperti dapat menyerap karbon dan
(CO2) yang diserap dari udara serta air dan
menyaring kotoran akibat polusi kendaraan,
hara yang diserap dari dalam tanah untuk
mengurangi zat pencemar udara dan
kelangsungan hidupnya (Rochmayanto
menjadikan lingkungan sekitar lebih teduh
2012). Tumbuhan yang memiliki banyak
(Prastyaningsih, 2014).
daun lebih berpotensi menyerap carbon lebih
banyak dari tumbuhan lain. Tetapi, Kesehatan hutan sangat berperan
penyerapan karbon juga bergantung dari penting dalam mengatasi perubahan iklim.
kondisi tumbuhan tersebut apakah tumbuhan Kesehatan hutan sebenarnya merupakan
tersebut tumbuh optimal pada tempat yang upaya untuk mengendalikan tingkat
sesuai dan tanahnya mengan dung nutrien kerusakan hutan supaya tetap di bawah
yang cukup untuk menghidupi pohon ambang ekonomi yang masih dapat diterima
tersebut (Purnobasuki, 2006). (Safe’i dkk., 2015). Pemantauan kesehatan
hutan penting dilakukan untuk mengetahui
Penyerapan gas karbon dioksida
kondisi hutan saat ini, perubahan yang terjadi
merupakan salah satu bentuk tanaman untuk
kedepannya dan kecenderungan yang
mengurangi emisi gas rumah kaca yang ada
mungkin dapat terjadi akibat kegiatan yang
di udara. Jumlah CO2 di udara harus
telah dilakukan pada hutan tersebut.
dikendalikan dengan jalan meningkatkan
Kesehatan hutan dapat dilakukan dengan
jumlah serapan CO2 oleh tanaman sebanyak
indikator ekologis kesehatan hutan yang
mungkin dan menekan pelepasan (emisi)
terdiri dari vitalitas, produktivitas,
CO2 ke udara serendah mungkin
biodiversitas dan kualitas tapak (Safe’i dkk.,
(Purnobasuki, 2006). Namun, jika tanaman
2015). Namun, pada penelitian ini
mengalami banyak kerusakan, kuantitas
menggunaan indikator vitalitas dan kualitas
dalam menyerap CO2 menjadi lebih sedikit
tapak dengan pengukuran parameter yang
sehingga proses fisiologis akan terganggu.
ada.
Apabila sampai pada batas tertentu dapat
mempengaruhi kesehatan hutan (Ardiansyah Rendahnya nilai kerusakan pohon
dkk., 2018). membuat hutan mangrove lebih optimal
dalam menangkap/menyerap CO2 di
Dalam konteks perubahan iklim, hutan
atmosfer yang merupakan penyebab
mangrove berfungsi sebagai sumber emisi
terjadinya perubahan iklim. Hutan mangrove
(source) dan juga sebagai penyerap karbon
yang sehat juga akan mempertahankan
(sink) (Ariwibowo dan Ruffi, 2008). Peranan
penutupan lahan dan potensinya untuk
hutan mangrove juga dapat dilihat dari
mencegah perubahan iklim (Butarbutar,
berbagai aspek manajemen yang terdiri dari
2009). Secara umum, kontribusi kesehatan
teknis kehutanan yang dapat digunakan
hutan terhadap perubahan iklim yaitu dengan
sebagai inovasi-inovasi untuk mengurangi
menambah jumlah karbon anorganik yang
dan mencegah dampak perubahan iklim
dapat diserap tanaman melalui keputusan
(Butarbutar, 2009). Salah satu inovasi yang
manajemen hutan mangrove berdasarkan
dapat diterapkan di hutan mangrove yaitu
hasil pemantauan kesehatan hutan.
pemantauan kesehatan hutan.
Data dan informasi hasil pemantauan
Tingginya tingkat kesehatan hutan
kesehatan hutan penting untuk diketahui
mangrove khususnya indikator vitalitas dan
sebagai bahan pertimbangan oleh
kualitas tapak akan berdampak kepada
pemerintah atau siapapun yang berwenang
perbaikan lingkungan. Alasan kesehatan
mengelola hutan mangrove dalam
hutan mangrove sangat penting dalam
pengambilan keputusan manajemen yang
perubahan iklim yaitu karena hutan
tepat (Safe’i dan Tsani, 2017). Dalam hal ini,
330
Jurnal Hutan Tropis Volume 9 No. 1, Edisi Maret 2021
331
Rahmat Safe’I : Tingkat Kesehatan Hutan Mangrove ……. (9): 325-332
Purnobasuki, H. 2006. Peranan Mangrove Trisnawati, Wardati dan Yulia, A.E. 2017.
Dalam Mitigasi Perubahan Iklim. Buletin Pertumbuhan Bibit Mangrove
PSL Universitas Surabaya, 18 : 9-10. (Rhizopora sp.) Pada Medium
Gidraquent yang Diberi Beberapa Dosis
Riwayati. 2014. Manfaat Dan Fungsi Hutan
NPK. Jom Faperta, 4(2): 1-10.
Mangrove Bagi Kehidupan. J Kel dan
Sejah, 12(24):17–23. Wahyuni Y, Kumala Putri EI, Simanjuntak
SMH. 2014. Valuasi Total Ekonomi
Rochmayanto, Y. 2012. Peran Hutan
Hutan Mangrove Di Kawasan Delta
Rakyat dalam Mitigasi Perubahan Iklim
Mahakam Kabupaten Kutai
Sektor Kehutanan. Pusat Penelitian dan
Kartanegara Kalimantan Timur. J
Pengembangan Perubahan Iklim dan
Penelit Kehutan Wallacea, 3(1):1–12.
Kebiijakan September. 26 September.
Safe’i R. 2015. Kajian Kesehatan Hutan
Dalam Pengelolaan Hutan Rakyat di
Provinsi Lampung. Disertasi Tidak
Diterbitkan. Bogor :Program
Pascasarjana Instutut Pertanian Bogor.
Safe’i R., dan Tsani M.K. 2017. Penyuluhan
Program Kesehatan Hutan Rakyat di
Desa Tanjung Kerta Kecamatan
Kedondong Kabupaten Pesawaran.
Sakai Sambayan J Pengabdian Kepada
Masyarakat, 1(1):35–7.
Safe’i R, Wulandari C, Kaskoyo H. 2019.
Penilaian Kesehatan Hutan pada
Berbagai Tipe Hutan di Provinsi
Lampung. J Sylva Lestari, 7(1):95.
Safe’i R, Hardjanto H, Supriyanto S,
Sundawati L. 2015. Pengembangan
Metode Penilaian Kesehatan Hutan
Rakyat Sengon (Miq.) Barneby & J.W.
Grimes). J Penelit Hutan Tanam,
12(3):175–87.
Safe’i R, Hardjanto, Supriyanto, Sundawati
L. 2014. Value of Vitality Status in
Monoculture and Agroforestry Planting
Systems of the Community Forests. Int
J Sci Appl Res, 18(1):340–53.
Sakuntaladewi, N. S. 2014. Kerentanan
dan Upaya Adaptasi Masyarakat
Pesisir terhadap Perubahan Iklim.
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi
Kehutanan 11(4): 281–293.
Sari, R.N., Safe’i, R. dan Iswandaru, D.
2019. Biodiversitas Fauna Sebagai
Salah Satu Indikator Kesehatan Hutan
Mangrove. Jurnal Perennial, 15(2): 62-
66.
Senoaji, G. dan Hidayat, M.F. 2016.
Peranan Ekosistem Mangrove Di Pesisir
Kota Bengkulu Dalam Mitigasi
Pemanasan Global Melalui
Penyimpanan Karbon. J. Manusia dan
Lingkungan, 23(3) : 327-333.
332