You are on page 1of 6

ISSN : 2579 - 6151

e-ISSN : 2614 - 8242


Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/holistika
Email : holistika@umj.ac.id

OPTIMALISASI PENGGUNAAN BAHASA ISYARAT DENGAN SIBI


DAN BISINDO PADA MAHASISWA DIFABEL TUNARUNGU
DI PRODI PGMI UIN SUNAN KALIJAGA
Aninditya Sri Nugraheni1)*, Alma Pratiwi Husain2), Habibatul Unayah3)
1)
PGMI, FITK, UIN Sunan Kaijaga, Yogyakarta, 552811
2)
PGMI, FITK, UIN Sunan Kaijaga, Yogyakarta, 552811
3)
PGMI, FITK, UIN Sunan Kaijaga, Yogyakarta, 552811
1)*
anin.suka@gmail.com; almaamha09@gmail.com; nayabiba070@gmail.com

Diterima: 19 05 2021 Direvisi: 22 05 2021 Disetujui: 24 05 2021

ABSTRACT

UIN Sunan Kalijaga is an inclusive campus that is friendly to people with disabilities, one of which is
deaf. Deaf people in the process of communicating need a special language to facilitate the
communication process. Deaf friends need language that is suitable for everyday needs in
communicating and understanding messages. There are two developments in sign language in
Indonesia, namely, SIBI (Indonesian Sign Language System) and BISINDO (Indonesian Sign
Language). With this research, it can be seen that the interest in using sign language between SIBI and
Bisindo for deaf people can be seen. The approach used in this study is a qualitative approach. Sources
of data in this study are words and actions obtained from informants involved in the study. Based on the
analysis conducted, it can be concluded that the use of sign language with BISINDO is more optimal
for deaf friends in the PGMI Study Program at UIN Sunan Kalijaga. This is influenced by several
factors, namely; BISINDO is easier to understand, BISINDO is the pure language of deaf friends. It is
easy to demonstrate BISINDO, more effective and more expressive.

Keywords: Interest in language, Communication, SIBI, BISINDO

ABSTRAK

UIN Sunan Kalijaga merupakan kampus inklusif yang ramah bagi penyandang disabilitas, salah
satunya penyandang tunarungu. Penyandang tunarungu dalam proses berkomunikasi memerlukan
bahasa khusus untuk memudahkan proses komunikasinya. Para teman tunarungu membutuhkan bahasa
yang sesuai dengan kebutuhan sehari-hari dalam mengkomunikasikan dan memahami pesan.
Perkembangan bahasa isyarat di Indonesia ada dua yaitu, SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia) dan
BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia). Dengan adanya penelitian ini dapat diketahui minat penggunaan
bahasa isyarat antara SIBI dan Bisindo bagi penyandang tunarungu. Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah kata-kata
dan tindakan yang diperoleh dari informan yang terlibat dalam penelitian. Berdasarkan analisis yang
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa isyarat dengan BISINDO lebih optimal
digunakan oleh sahabat tuli di Prodi PGMI UIN Sunan Kalijaga. Hal ini di pengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu; BISINDO lebih mudah dimengerti, BISINDO yang menjadi bahasa murni sahabat tuli,
Mudah dalam memperagakan BISINDO, lebih efektif dan lebih ekspresif.

Kata kunci: Minat pada bahasa, Komunikasi, SIBI, BISINDO


28
Aninditya Sri Nugraheni, Alma Pratiwi Husain, Habibatul Unayah : Optimalisasi
Penggunaan Bahasa Isyarat Dengan Sibi Dan Bisindo Pada Mahasiswa Difabel
Tunarungu Di Prodi Pgmi Uin Sunan Kalijaga
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/holistika Email : holistika@umj.ac.id
._
PENDAHULUAN berkomunikasi penyandang tunarungu
omunikasi merupakan aktivitas yang memerlukan bahasa yang sesuai dan dapat

K dibutuhkan oleh setiap manusia.


Komunikasi dilakukan untuk
memahami maksud tujuan seseorang
digunakan dalam sehari-hari untuk
menyampaikan dan memahami pesan.
Biasanya penyandang tunarungu melakukan
terhadap kita atau yang lainnya. Dalam hasil interaksi dengan gerakan-gerakan, bahasa
sebuah penelitian dinyatakan 75% waktu isyarat, dan menggunakan tulisan (Ardianto,
manusia digunakan untuk berkomunikasi. 2011).
Baik itu berkomunikasi dengan orang lain, Penelitian ini berfokus pada bahasa
berkomunikasi dengan diri sendiri atau self isyarat sebagai alat komunikasi teman
talk. Penelitian yang lainnya menyatakan tunarungu dalam berinteraksi dengan orang
bahwa manusia, khususnya perempuan lain. Bahasa isyarat biasanya dilakukan
mengeluarkan 20 ribu kata setiap harinya dengan menggunakan bahasa tubuh dan gerak
untuk berkomunikasi, atau bahkan hanya bibir saat berkomunikasi dengan orang lain.
sekedar mengeluarkan pendapat/uneg-uneg Bahasa isyarat ini sangat penting untuk
atau permasalahan yang dipikirkannya mereka yang memiliki keterbatasan dan
(Dwihartanti, 2004). terhambat dalam berbicara, sehingga cara
Penyandang tunarungu yakni mereka yang dilakukan oleh penyandang tunarungu
yang pendengarannya tidak berfungsi adalah dengan menggunakan bahasa isyarat.
sehingga membutuhkan alat bantu khusus Bahasa isyarat yakni bahasa yang tidak
pada saat berinteraksi (Solikhatun, 2013). menggunakan bunyi ucapan manusia atau
Keadaan kehilangan pendengaran meliputi tulisan dalam penerapannya (Pradikja et al.,
seluruh tingkatan baik ringan, sedang, berat 2018). Bahasa isyarat termasuk bahasa ang
dan sangat berat yang akan mengakibatkan unik, karena berbeda ditiap negara. Di
pada gangguan komunikasi dan bahasa Indonesia terdapat dua kategori
(Yulia, 2010). Biasanya mereka tidak ingin perkembangan bahasa isyarat yaitu, bahasa
dipanggil Tunarungu dan lebih memilih di isyarat SIBI (Sistem Isyarat Bahasa
panggil tuli karena menurut mereka dengan Indonesia) dan BISINDO (Bahasa Isyarat
panggilan tuli lebih terasa sopan untuk Indonesia) (Yuni, 2014). Inilah bahasa isyarat
didengar. yang dapat membantu penyandang tuna rungu
Penyandang tunarungu umumnya dalam berkomunikasi.
sama seperti anak-anak biasanya hanya saja Ada beberapa anak berkebutuhan
mereka memiliki kekurangan pada khusus mengalami kesulitan dalam
pendengarannya. Penyandang tunarungu berkomunikasi dan berinteraksi dengan
berhak dalam mendapatkan pendidikan, orang-orang disekitarnya dan lingkungannya,
mereka berhak untuk bergaul dan mereka juga tapi seiring berkembangnya zaman tersedia
berhak untuk bersenang-senang. Penyandang salah satu solusi untuk menangani hal
tunarungu, dalam aktivitasnya hanya tersebut, pemerintah telah menyerukan
memerlukan perlakuan khusus, baik itu dari konsep pendidikan inklusif yang diharapkan
orang tuanya, guru-gurunya, teman-temannya akan membuat masyarakat menerima anak
dan lingkungannya. berkebutuhan khusus untuk berpartisipasi
Dalam berkomunikasi unsur bahasa aktif ditengah-tengah lingkungan masyarakat
merupakan hal yang sangat penting. Siapapun tanpa memandang kelainan dan hambatan
memerlukan bahasa dalam proses yang dimiliki anak (Saputra, 2016).
berkomunikasi. Hal ini dialami juga oleh Dalam Permendiknas No 70 Tahun
penyandang tunarungu. Dalam proses 2009 : “Pendidikan Inklusif merupakan suatu

29
HOLISTIKA : Jurnal Ilmiah PGSD ISSN : 2579 – 6151
Volume V No. 1 Mei 2021 e-ISSN : 2614 – 8242._

system penyelenggaraan pendidikan yang pesan yang akan disampaikan. Dalam


memberikan kesempatan kepada semua komunitas ini juga berkembang dua bahasa
peserta didik yang memiliki kelainan dan tersebut yakni SIBI dan BISINDO,
memiliki potensi kecerdasan dan bakat mengingat sahabat tuli berasal dari beberapa
istimewa untuk mengikuti pendidikan atau daerah dan juga dari latar sekolah yang
pembelajaran dalam satu lingkungan berbeda-beda jadi memungkinkan adanya
pendidikan secara bersama-sama dengan perbedaan mengenai penggunaan bahasa
peserta didik pada umumnya” (Kemendikbud, isyarat.
2019). Bahasa isyarat SIBI (Sistem Isyarat
UIN Sunan Kalijaga merupakan Bahasa Indonesia) yakni media komunikasi
kampus insklusif yang ramah akan untuk penyandang tunarungu yang
penyandang disabilitas. Terdapat fasilitas memadukan antara bahasa lisan, isyarat,
khusus bagi mahasiswa berkebutuhan khusus, mimik, dan gerak lainnya. SIBI dijadikan
yaitu Pusat Layanan Difabel (PLD) yang sebagai bahasa isyarat yang ditetapkan oleh
terdiri atas mahasiswa tunanetra, tunarungu, pemerintah untuk digunakan pada sekolah
dan tunadaksa. Pusat Layanan Difabel (PLD) luar biasa (SLB). Para penyandang tunarungu
yaitu unit layanan untuk para difabel, merasa bahwa SIBI bukan bahasa mereka,
merupakan lembaga struktural dibawah karena didalamnya terdapat aturan terkait
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada isyarat yang mengartikan kosa kata saat
Masyarakat (LP2M) di UIN Sunan Kalijaga berkomunikasi (Utami, 2016).
(Admisi, 2019). Selain itu Pusat Layanan Selain SIBI, ada isyarat lain yang
Difabel (PLD) berperan sebagai pusat studi digunakan oleh teman tunarungu yakni
yang melakukan kajian akademis dengan BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia).
pembahasan terkait masalah disabilitas yaitu, BISINDO merupakan isyarat murni yang
disabilitas dan islam, pendidikan inklusi, dipakai oleh teman tuli sesuai pemahaman
kebijakan terkait hak-hak difabel, dan mereka dengan lingkungan sekitar
sebagainya. (Palfreyman, 2015). BISINDO ini merupakan
Dalam pusat layanan difabel terdapat isyarat untuk teman tuli yang posisinya lebih
komunitas yang sangat berperan untuk tua dari SIBI. Karakteristik BISINDO ketika
menemani teman-teman difabel saat proses digunakan sebagai bahasa isyarat yakni
perkuliahan. Dikenal dengan relawan PLD memunculkan ekspresi wajah dan mulut.
(Admisi, 2020). Merekalah jiwa dan tulang Selain itu ada lima parameter yang biasa
punggung PLD yang dengan dasar digunakan, yakni lokasi, bentuk tangan,
kerelawanan membantu memudahkan orientasi, gerak tangan, dan ekspresi non-
mahasiswa difabel dalam proses perkuliahan. manual.
Kegiatan yang dilakukan oleh komunitas Dengan melihat adanya perbedaan
PLD, yakni mendampingi proses mobilitas, tersebut penulis tertarik untuk melakukan
pendampingan perkuliahan, pendampingan observasi dan wawancara terkait
belajar, bahasa isyarat, advokasi media dan bagaimanakah optimalisasi Penggunaan
sosial Bahasa Isyarat Dengan SIBI dan
Relawan/komunitas PLD berinteraksi BISINDO Pada Mahasiswa Difabel
dengan teman-teman difabel yang ada di UIN
Tunarungu di Prodi PGMI UIN Sunan
Sunan kalijaga. Salah satunya dengan sahabat
Kalijaga.
tuli. Dalam proses interaksi tentu teman-
teman dari komunitas PLD ini memerlukan
bahasa yang memudahkan untuk METODE PENELITIAN
berkomunikasi sehingga tidak menimbulkan
kesalahpahaman dalam memahami maksud P endekatan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pendekatan kualitatif, sehingga

30
Aninditya Sri Nugraheni, Alma Pratiwi Husain, Habibatul Unayah : Optimalisasi
Penggunaan Bahasa Isyarat Dengan Sibi Dan Bisindo Pada Mahasiswa Difabel
Tunarungu Di Prodi Pgmi Uin Sunan Kalijaga
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/holistika Email : holistika@umj.ac.id
._
tidak menggunakan perhitungan atau data dalam Selain itu relawan PLD dan teman
bentuk angka, diistilahkan dengan penelitian tunarungu mayoritas menggunakan
ilmiah yang menekankan pada karakter alamiah BISINDO dalam melakukan komunikasi.
sumber data (Moleong, 2002). Penelitian ini Dalam BISINDO konsep ekspresi didapatkan.
berdasarkan dengan analisis-deskriptif yang BISINDO ibarat bahasa ibu bagi penyandang
didapat dari perilaku yang diamati dan benar tunarungu, sebagaimana Bahasa Indonesia
terjadi berupa perbuatan, dan kata-kata yang merupakan bahasa ibu bagi orang Indonesia.
tertulis maupun lisan terkait dengan optimalisasi Didukung dari pernyataan Fisher yaitu,
Penggunaan Bahasa Isyarat Dengan SIBI dan sahabat tuli memiliki bahasa yang terbentuk
BISINDO Pada Mahasiswa Difabel Tunarungu dan berkembang secara alami dalam
di Prodi PGMI UIN Sunan Kalijaga. lingkungan tunarungu yaitu BISINDO untuk
Subjek penelitian ini adalah difabel memudahkan sahabat tuli dalam
tunarungu prodi PGMI UIN sunan kalijaga. berkomunikasi tanpa memberikan imbuhan
Penelitian ini dilakukan pada bulan januari 2021. dalam struktur bahasa (Fisher, 1984).
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan Sedangkan bahasa isyarat SIBI terlalu
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik sulit untuk dipahami. SIBI bukan-lah Bahasa
analisis data yang dilakukan dengan tiga melainkan sistem. Dalam SIBI struktur bahasa
komponen, yaitu; reduksi data, sajian data, dan sangat diperhatikan dengan menambahkan
penarikan kesimpulan. Dan validasi data dengan imbuhan seperti nya, me, pe, an , di dan ke ,
triangulasi (Sugiyono, 2012). sehingga tidak mendapatkan konsep kontak
mata, ekspresi, gerakan tangan dan posisi
HASIL DAN PEMBAHASAN tubuh secara alami. Jika seseorang
menginginkan ekspresi senang SIBI tidak
H asil penelitian disajikan dalam bentuk
narasi-deskriptif terfokus pada
optimalisasi penggunaan bahasa isyarat
dapat memberikan kesan ekspresi tersebut,
sehingga konsep ekspresi dalam bahasa
yang berisi tanggapan para relawan terkait isyarat tidak digunakan. SIBI dapat digunakan
bahasa isyarat yang lebih optimal digunakan untuk mengembangkan mekanisme-
dalam berkomunikasi sehari-hari. Dengan mekanisme bahasa yang resmi dengan
pengambilan data melalui observasi dan mengandalkan keterampilan kontekstual
wawancara dengan relawan dan sahabat Tuli untuk mengembangkan kemampuan dalam
UIN Sunan Kalijaga. berbahasa.
Berdasarkan hasil observasi dan Peneliti mengutarakan pendapat untuk
wawancara yang peneliti lakukan, ada beberapa mendapatkan pengertian tentang bahasa
faktor yang menjadikan alasan BISINDO lebih isyarat baik BISINDO dan SIBI. Pengertian
optimal untuk digunakan antara lain yaitu: SIBI dalam Kamus Sistem Isyarat Bahasa
(1)BISINDO lebih mudah penggunaannya Indonesia edisi Kelima diartikan, bahwa SIBI
daripada SIBI, Karena lebih mudah untuk merupakan sistem isyarat bahasa tunarungu
dimengerti; (2)BISINDO yang menjadi bahasa dalam masyarakat luas yang ditetapkan
murni mereka, karena SIBI adalah bahasa buatan sebagai media dalam membantu komunikasi.
dan tidak murni; (3)Mudah dalam SIBI memiliki tempat dan arah yang sama,
memperagakan, sehingga untuk memahami dan frekuensi sama, makna sama, hanya saja
berkomunikasi dengan teman-teman tuli cukup penampilnya berbeda. Jika terdapat kata yang
mudah dipahami; (4)Dengan menggunakan sama namun makna yang berbeda (polisemi)
bahasa asli dari tulinya langsung menjadikan isyarat yang diberikan tetap sama. Beberapa
lebih efektif, mudah diterima dengan baik oleh kata yang ber-antonim diisyaratkan dengan
teman tuli, dan juga lebih ekspresif. tempat dan penampil yang sama hanya saja

31
HOLISTIKA : Jurnal Ilmiah PGSD ISSN : 2579 – 6151
Volume V No. 1 Mei 2021 e-ISSN : 2614 – 8242._

arah geraknya berbeda. dimengerti, BISINDO yang menjadi bahasa


Untuk BISINDO disini peneliti murni sahabat tuli, Mudah dalam memperagakan
mengambil pengertian dari pendapat Dewan BISINDO, lebih efektif dan lebih ekspresif.
Pengurus Daerah Gerakan untuk Didukung dari pernyataan Fisher yaitu,
kesejahteraan tunarungu Indonesia Gerkatin sahabat tuli memiliki bahasa yang terbentuk dan
DKI Jakarta. BISINDO merupakan sistem berkembang secara alami dalam lingkungan
bahasa yang dikembangkan oleh tunarungu tunarungu yaitu BISINDO untuk memudahkan
Indonesia yang praktis dan efektif sahabat tuli dalam berkomunikasi tanpa
(GERKATIN, 2010). BISINDO tidak memberikan imbuhan dalam struktur bahasa.
menggunakan struktur imbuhan bahasa
Indonesia layaknya SIBI. BISINDO REFERENSI
berkembang sesuai dengan pemahaman Admisi, Uin suka. (2019). Profil Pusat Layanan
tunarungu dari berbagai latar belakang. Difabel (PLD). http://pld.uin-
Sehingga bahasa ini bahasa yang sangat awal suka.ac.id/p/relawan.html
bagi mereka sampai disebut juga dengan
bahasa ibu bagi tunarungu. Dalam UU Admisi, Uin suka. (2020). Relawan PLD.
http://pld.uin-suka.ac.id/p/relawan.html
Disabilitas no.8 tahun 2016 dijelaskan:
Bahasa isyarat yang terbentuk dan Ardianto. (2011). Tindak Tutur Direktif Guru
berkembang dalam kalangan sahabat tuli Dalam Wacana Interaksi Kelas Anak
adalah bahasa isyarat yang resmi dalam Tunarungu, Berdasarkan SK Dirjen Dikti
undang- undang. Nomor: 66b/DIKTI/Kep/2011. Jurnal
SIBI digunakan dengan satu tangan Penelitian Bahasa, Sastra Dan
Pengajaranya, :4.
dan cukup lama menggunakannya karena
harus sesuai dengan bahasa Indonesia yang Dwihartanti, M. (2004). Penyuluhan tentang
menggunakan imbuhan ber-, per-, me, ter-, Komunikasi yang Efektif bagi Guru TK di
dll. Menyebabkan kalimat terlalu panjang Kecamatan Panjatan.
sehingga tunarungu merasa kesulitan
menggunakannya (Hakim, 2008). Jika SIBI Fisher. J.D. Bell, P. A. (1984). Enviromental
digunakan dalam kegiatan pembelajaran di Psychology 2 Edition. College Publishing.
sekolah atupun di perguruan tinggi kalimat
GERKATIN, D. (2010). Berkenalan dengan
yang diperlukan untuk menyampaikan BISINDO. DPD GERKATIN Jakarta,
maksud dan penjelasan terlalu panjang WQA.
sehingga akan dijumpai kesulitan. Karena
kembali lagi, SIBI sama dengan bahasa Hakim, L. S. D. (2008). Kamus Sistem Isyarat
Indonesia mempunyai struktur bahasa dengan Bahasa Indonesia. (Edisi Keli). Jakarta :
pemambahan imbuhan, pada akhirnya kalimat Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa.
yang akan di utarakan terlalu panjang. Hal itu
Kemendikbud. (2019). kemendikbud-ajak-
juga dapat berdampak dalam menurunkan daerah-tingkatkan-pendidikan-inklusif.
konsentrasi sahabat tuli dalam proses https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2
pembelajaran. 019/07

Moleong, L. (2002). Metodologi Penelitian


SIMPULAN
Kualitatif. PT. remaja Rosdakarya.

B erdasarkan analisis yang dilakukan dapat


disimpulkan bahwa penggunaan bahasa
isyarat dengan BISINDO lebih optimal
Palfreyman, N. (2015). Budaya Tuli Indonesia
dan Hak Bahasa (Indonesian Deaf Culture
digunakan oleh sahabat tuli di Prodi PGMI UIN and Language Rights).
Sunan Kalijaga. Hal ini di pengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu; BISINDO lebih mudah Pradikja, M. H., Herman, T., & Brata, K. C.

32
Aninditya Sri Nugraheni, Alma Pratiwi Husain, Habibatul Unayah : Optimalisasi
Penggunaan Bahasa Isyarat Dengan Sibi Dan Bisindo Pada Mahasiswa Difabel
Tunarungu Di Prodi Pgmi Uin Sunan Kalijaga
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/holistika Email : holistika@umj.ac.id
._
(2018). Pengembangan Aplikasi
Pembelajaran Bahasa Isyarat Berbasis
Android Tablet. Pengembangan Teknologi
Informasi Dan Ilmu Komputer, 2, 8.

Saputra, A. (2016). Kebijakan Pemerintah


Terhadap Pendidikan Inklusif. GOLDEN
AGEJurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak
Usia Dini, 1, 1–14.

Solikhatun, Y. U. (2013). Penyesuaian Sosial


Pada Penyandang Tunarungu Di Slb
Negeri Semarang. Educational Psychology
Journal, 67.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian


Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

Utami, Y. T. (2016). Sikap Siswa Tunarungu


Terhadap Sibi (Sistem Isyarat Bahasa
Indonesia). Jurnal UNIK : Jurnal
Pendidikan Luar Biasa, 1.1.

Yulia, S. H. (2010). Anak berkebutuhan khusus.


Seri bahan dan media pembelajaran
kelompok bermain bagi calon pelatih paud.

Yuni, N. (2014). Studi Komparatif Ketrampilkan


Komunikasi Interpersonal antara pengguna
Bahasa isyarat SIBI Dengan BISINDO.
Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang.

33

You might also like