You are on page 1of 12

Jurnal Kesehatan Indonesia (The Indonesian Journal of Health), Vol. XI, No.

1, November 2020

Tinjauan Penggunaan Simbol dan Singkatan pada Rekam Medis Rawat Inap dalam
Menunjang Akreditasi SNARS Edisi 1.1 di RSD Idaman Kota Banjarbaru

Overview of Using Symbols and Abbreviations in Hospital Medical Records in Supporting


Accreditation of Edition SNARS 1.1 At RSD Idaman Banjarbaru City
1* 1
Nina Rahmadiliyani , Nor Chia
1
STIKes Husada Borneo, Jl. A. Yani Km 30,5 No. 4 Banjarbaru, Kalimantan Selatan
*
Korespondensi: ninaroshan.nr@gmail.com

Abstract
Symbols and abbreviations included to the standard of SNARS Edition 1.1 that found in
hospital management standard groups that are Information Management and Medical
Record (IMMR 12). The uniform use of diagnostic codes and procedures facilitates data
collection and analysis in accordance with statutory regulations. The aim of this study is to
consider the use of symbols and abbreviations in medical record of hospitalization to
supporting the accreditation of SNARS Edition 1.1 at RSD Idaman Banjarbaru, Banjarbaru
city. The method of this study is qualitative descriptive study. The instrument of this study
uses interviews and observations guideline. The number of samples calculated using the
Slovin formula was 332 medical records of inpatients that had symbols and abbreviations In
this study using purposive sampling technique. The research subjects consisted of the main
informant who was the head of the medical record installation while the triangulation
informant was the officer for coding, indexing, and analysis. The results of this study showed
that RSD Idaman Banjarbaru city already has their own regulations or rules about the use of
symbols and abbreviations those are SOP and guide books of symbols and abbreviations.
The regulation of symbols and abbreviations has been carried out in inpatient medical
record, but in this implementation there are still uses of symbols and abbreviations that
should not be used, and also those that are not in the guidelines.The evaluation of the use of
the proper symbols is 70,8% and the improper symbols is 29,2%. The percentage of proper
abbreviations for diagnotics and acts is 60,2% and the improper abbreviations is 39,8%. The
percentage of proper abbreviations for prescription drugs is 76,3% and the improper
abbreviations is 24,7%.

Keywords: Symbols medical record, Abbreviations medical record, SNARS Edition 1.1
Pendahuluan
Rumah Sakit adalah suatu institusi Akreditasi Rumah Sakit adalah
pelayanan kesehatan yang pengakuan terhadap mutu pelayanan rumah
menyelenggarakan pelayanan kesehatan sakit, setelah dilakukan penilaian bahwa
perorangan secara paripurna yang rumah sakit telah memenuhi standar
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat akreditasi. Standar Akreditasi adalah
jalan, dan gawat darurat (1). pedoman yang berisi tingkat pencapaian
Permenkes No.269/ MENKES/ PER / yang harus dinilai oleh rumah sakit dalam
III / 2008, rekam medis adalah berkas yang meningkatkan mutu pelayanan dan
berisikan catatan dan dokumen tentang keselamatan pasien. Seperti yang sudah
identitas pasien, pemeriksaan, tindakan, dan diatur dalam Undang-undang nomor 44
pelayanan lain yang telah diberikan kepada Tahun 2009 tentang rumah sakit pasal 40
pasien. Dari pengertian tersebut, informasi ayat (1) menyebutkan bahwa dalam upaya
yang terdapat dalam rekam medis tentu peningkatan mutu pelayanan rumah sakit
sangat berguna karena dapat digunakan wajib dilakukan akreditasi secara berkala
sebagai salah satu sarana komunikasi antar minimal 3 (tiga) tahun sekali (3).
tenaga kesehatan dalam memberikan Akreditasi tersebut diselenggarakan
pelayanan kesehatan kepada pasien (2). oleh lembaga akreditasi yang sudah
ditetapkan oleh menteri kesehatan yaitu

4
Nina Rahmadiliyani,

Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Pada membandingkan data dan informasi di dalam
tahun 2019 KARS mengeluarkan standar rumah sakit dan membandingkan antar
akreditasi baru bersifat nasional dan rumah sakit (4).
diberlakukan mulai 01 Januari 2020 yang Berdasarkan studi pendahuluan yang
disebut Standar Nasional Akreditasi Rumah dilakukan di RSD Idaman Kota Banjarbaru
Sakit Edisi 1.1 yang ada di RSD Idaman dengan melakukan wawancara kepada
Banjarbaru. SNARS Edisi 1.1 ini merupakan Kepala Instalasi Rekam medis didapat
revisi dari SNARS Edisi 1.1 (4). bahwa RSD Idaman Banjarbaru telah
Rumah sakit menetapkan standar memiliki regulasi mengenai penggunaan
kode diagnosis, kode prosedur/tindakan, simbol dan singkatan pada rekam medis,
simbol, singkatan, dan artinya. Standardisasi namun monitoring dan evaluasi belum
berguna untuk mencegah terjadi salah dilakukan pada penggunaan simbol dan
komunikasi dan potensi kesalahan. singkatan pada rekam medis.
Penggunaan secara seragam kode Berdasarkan latar belakang diatas
diagnosis dan prosedur memudahkan perlunya peninjauan dalam penggunaaan
pengumpulan data serta analisisnya sesuai simbol dan singkatan pada rekam medis
dengan peraturan perundang- yang dilakukan untuk meningkatkan
undangan.Singkatan dapat menjadi masalah standardisasi yang berguna untuk mencegah
dan mungkin berbahaya, terutama berkaitan terjadi salah komunikasi dan potensi
dengan penulisan resep obat. Sebagai kesalahan. Sesuai dengan peraturan pada
tambahan, jika satu singkatan dipakai untuk elemen penilaian akreditasi SNARS Edisi
bermacam- macam istilah medik akan terjadi 1.1. Dengan demikian peneliti tertarik untuk
kebingungan dan dapat menghasilkan meneliti Tinjauan Penggunaan Simbol dan
kesalahan medik. Singkatan dan simbol juga Singkatan Pada Rekam Medis Rawat Inap
digunakan termasuk daftar “jangan dalam Menunjang Akreditasi SNARS Edisi
digunakan” (do-not-use). Ketentuan ini harus 1.1 di RSD Idaman Kota Banjarbaru.
sesuai dengan standar lokal dan nasional
yang diakui (4). Metode Penelitian
Penelitian Harjanti didapat bahwa Jenis penelitian yang digunakan
pada dokumen rekam medis rawat inap adalah deskriptif kualitatif maka dalam
diagnosis schizophrenia terdapat singkatan penelitan ini bermaksud untuk
yang tidak tepat sebesar 13%, dan singkatan menggambarkan atau mendeskripsikan
yang digunakan dan terdapat dibuku penggunaan simbol dan singkatan pada
pedoman singkatan RS sebesar 83%. rekam medis rawat inap dalam menunjang
Penggunaan simbol dan singkatan pada akreditasi SNARS Edisi 1.1 di RSD Idaman
rekam medis bertujuan meningkatkan Banjarbaru.
standarisasi yang berguna untuk mencegah Populasi dalam penelitian ini adalah
terjadi salah komunikasi dan potensi seluruh rekam medis rawat inap yaitu
kesalahan, hal ini sesuai dengan peraturan sebanyak 1926 pada bulan November-
pada elemen penilaian akreditasi SNARS Desember tahun 2019. Dalam penelitian ini
(5). menggunakan teknik purposive sampling
Standar yang berkaitan dengan Jumlah sampel yang dihitung menggunakan
rekam medis dalam SNARS Edisi 1.1 rumus slovin sejumlah 332 rekam medis
terdapat pada kelompok standar manajemen pasien rawat inap yang memiliki simbol dan
rumah sakit pada BAB VI yaitu Manajemen singkatan. Pengumpulan data menggunakan
Informasi dan Rekam Medik (MIRM). MIRM observasi dan wawancara. Subjek penelitian
memuat 15 sub kelompok standarisasi yang terdiri dari informan utama adalah kepala
salah satunya standar MIRM 12, mengenai instalasi rekam medis sedangkan informan
pengelolaan rekam medis mengenai Rumah triangulasi adalah petugas koding indeksing,
Sakit menetapkan bahwa standar kode dan analisis
diagnosis, kode prosedur/tindakan, simbol,
singkatan, dan artinya. Maksud dan tujuan Hasil Penelitian
MIRM 12 Terminologi, arti, kamus, serta A. Regulasi tentang Standart Penetapan
nomenklatur memudahkan untuk Simbol dan Singkatan

4
Nina Rahmadiliyani,

Berdasarkan hasil observasi diketahui Kota Banjarbaru. Berikut adalah hasil


bahwa bentuk regulasi simbol dan singkatan wawancara kepada informan 3.
berupa SOP (Standar Prosedur “Tidak, kan baru di bikin aturan
Operasional), dan Buku Pedoman. Pada simbol dan singkatan”
SOP tersebut berisi tujuan untuk menunjang Informan 4 tidak mengetahui mengenai
tercapainya tertib administrasi dalam rangka tentang regulasi/ aturan simbol dan
upaya meningkatkan mutu pelayanan di singkatan yang ada di RSD Idaman Kota
rumah sakit, terdapat kebijakan untuk Banjarbaru karena regulasi/ aturan
mempermudah petugas rekam medis penggunaan simbol dan singkatan yang baru
menulis dan membaca simbol dan singkatan di buat.
yang berhubungan dengan isi dokumen Hasil wawancara informan 1,2,3,dan 4
rekam medis, serta ada prosedur dapat diambil kesimpulan bahwa masih ada
penggunaan simbol dan singkatan. 1 petugas rekam medis yang tidak
Sedangkan pada buku pedoman berisi mengetahui adanya regulasi / aturan simbol
kumpulan daftar-daftar simbol yang boleh dan singkatan di RSD Idaman Kota
digunakan, tidak boleh digunakan, singkatan Banjarbaru.
yang boleh digunkan dan tidak boleh Sedangkan untuk bentuk regulasi/
digunakan, serta singkatan pada resep obat aturan penggunaan simbol dan singkatan
dan terdapat definisinya,. SOP dan Buku yang berdasarkan hasil diketahui bahwa
pedoman tersebut telah disahkan dan di bentuk regulasi simbol dan singkatan berupa
ketahui oleh Direktur Rumah Sakit. SOP (Standar Prosedur Operasional), dan
Berdasarkan hasil wawancara yang Buku Pedoman Hal ini sesuai dengan
dilakukan di RSD Idaman Kota Banjarbaru pernyataan informan 1 sebagai berikut:
mengenai pengetahuan regulasi simbol dan “ Dalam bentuk SOP dan buku
singkatan kepala instalasi rekam medis pedoman penggunaan simbol dan
mengetahui tentang regulasi/ aturan simbol singkatan”
dan singkatan yang ada di RSD Idaman Hasil wawancara juga didukung oleh
Kota Banjarbaru. Hal tersebut dapat dilihat responden 2 dan 4 mengenai bentuk
dari hasil wawancara kepada informan 1, regulasi/aturan simbol dan singkatan di RSD
yaitu: Idaman Kota Banjarbaru.yaitu:
“ Iya tau ya, regulasi ini digunakan “Emmm biasanya ini sesuai SOP
sebagai dasar aturan dalam rumah dan ada buku pedomannya”
sakit untuk menuliskan simbol dan Sedangkan pada informan 3
singkatan baik itu diagnose maupun didapatkan dari hasil wawancara tidak
tindakan di rekam medis”. mengetahui bentuk dari regulai / aturan
Hasil wawancara informan 1 di atas simbol dan singkatan di RSD Idaman Kota
menunjukan bahwa informan mengetahui Banjarbaru. Berikut keterangannya:
tentang regulasi simbol dan singkatan “Saya tidak tau karena belum tau
sebagai aturan dasar dalam menuliskan pedomannya”
simbol dan singkatan di RSD Idaman kota Hasil wawancara informan 1,2,3,dan 4
banjarbaru. dapat diambil kesimpulan bahwa masih ada
Hal ini juga di nyatakan oleh informan 1 petugas rekam medis yang tidak
2 dan 4 yaitu petugas koding yang juga mengetahui bentuk dari regulasi / aturan
sudah mengetahui adanya regulasi/aturan simbol dan singkatan di RSD Idaman Kota
mengenai simbol dan singkatan di RSD Banjarbaru
Idaman Kota Banjarbaru.
“Iya saya mengetahui bahwa adanya Berdasarkan hasil observasi dan
regulasi mengenai simbol dan wawancara diketahui bahwa yang
singkatan ” menggunakan simbol dan singkatan pada
Sedangkan wawancara pada informan rekam medis adalah seluruh pemberi
3 menunjukan bahwa informan tidak pelayaanan kesehatan termasuk perekam
mengetahui tentang regulasi/ aturan simbol medis Hal ini sesuai dengan pernyataan
dan singkatan yang ada di RSD Idaman informan 1 sebagai berikut:

4
Nina Rahmadiliyani,

“Yang menggunakan buku pedoman, dan terdapat juga simbol yang


pedoman ini semua tenanga tidak boleh digunakan. Untuk singkatan pada
medis karena buku pedoman itu diagnosa dan tindakan masih ada yang tidak
kita sosialisasikan jadi kepada sesuai dimana terdapat singkatan yang tidak
tenaga medis termasuk kita ada dalam pedoman, sedangkan untuk
perekam medis itu kita penulisan resep obat juga terdapat singkatan
sosialisasikan semua. Yaaa,, bisa yang tidak sesuai karena simbol tidak ada
saya katakan itu kita dalam pedoman, dan terdapat juga simbol
menggunakan semua karena yang tidak boleh digunakan.
sudah kita sosialisasikan” Untuk wawancara regulasi/ aturan
Hal ini juga di sampaikan oleh simbol dan singkatan sudah dilaksanaakan
informan 2, 3, dan 4 yang menyebutkan dan digunakan Hal ini sesuai dengan
pengguna regulasi simbol dan singkatan pernyataan informan 1 sebagai berikut:
tersebut: “Sudah yaa karena memang sudah
“Gizi, apotik bahkan seluruh dijalankan ya untuk
pemberi pelayanan kesehatan sih” penggunaannya”.
Hasil wawancara informan 1,2,3,dan 4 Hasil wawancara informan 1 diatas
dapat diambil kesimpulan bahwa yang menunjukan bahwa regulasi atau aturan
menggunakan regulasi / aturan simbol dan yang berupa buku pedoman simbol dan
singkatan di RSD Idaman Kota Banjarbaru singkatan telah dijalankan penggunaannya.
adalah semua pemberi pelayanan kesehatan Hasil wawancara informan 2 dan 3
termasuk perekam medis. Karena buku mengenai penggunaan simbol dan singkatan
tersebut di berisi kebijakan untuk :
mempermudah petugas rekam medis “Sudah ada symbol dan singkatan
menulis dan membaca simbol dan singkatan pada status rawat inap”
yang berhubungan dengan isi dokumen Hasil wawancara pada informan 4
rekam medis, Serta ada prosedur mengenai penggunaan simbol dan singkatan
penggunaan simbol dan singkatan. “Ya ada, di dalam status rawat inap
Berdasarkan hasil wawancara untuk yang pakai simbol dan singkatan”
sosialisasi mengenai regulasi tersebut sudah Dari hasil wawancara informan
dilakukan. Hal ini sesuai dengan pernyataan 1,2,3,dan 4 diatas dapat diambil kesimpulan
informan 1 dan 2 sebagai berikut: bahwa regulasi/ aturan penggunaan simbol
“Ya yaa ada sosialisasi, ada” dan singkatan sudah dilaksanakan di RSD
Sedangkan pada informan 3 dan 4 Idaman Kota Banjarbaru.
didapatkan dari hasil wawancara tidak ada Pada penggunaan simbol dan singkatan
sosialisai mengenai regulai / aturan simbol terdapat pada dokumen apa saja. Hal
dan singkatan di RSD Idaman Kota tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara
Banjarbaru. Berikut keterangannya: terhadap informan 1 yaitu:
“Selama ini belum ada deh “Yaaaa,,, baik untuk dokumen
kayanya” rekam medis rawat inap dan
Hasil wawancara informan 1,2,3,dan 4 rawat jalan kita sudah
dapat diambil kesimpulan bahwa ada 2 menggunakan
petugas yang belum mendapatkan Hasil wawancara informan 1 diatas
sosialisasi mengenai regulasi / aturan simbol menunjukan bahwa pelaksanaan simbol dan
dan singkatan di RSD Idaman Kota singkatan sudah digunakan yang terdapat
Banjarbaru pada dokumen rekam medis rawat jalan dan
rawat inap. Hal yang sama juga dinyatakan
B. Pelaksanaan penggunaan simbol dan oleh informan 2 dan 4 mengenai dokumen
singkatan pada rekam medis rawat apa yang terdapat simbol dan singkatan
inap di RSD Idaman Kota Banjarbaru yaitu:
Berdasarkan hasil studi dokumentasi “Dokumen yang terdapat pada
dan observasi pada rekam medis rawat inap Rawat inap dan rawat jalan “
terdapat penggunaan simbol yang tidak
sesuai karena simbol tidak ada dalam

4
Nina Rahmadiliyani,

Hasil wawancara pada informan 3 “Emmmm bisa dari IGD juga dari
mengenai dokumen apa yang terdapat surat keterangan masuk rawat inap,
simbol dan singkatan yaitu: ringkasan masuk keluar, formulir
“Rawat inap, rawat jalan, IGD observasi pasien, CPPT, dan juga
juga” pemberian obat”
Hasil wawancara informan 1,2,3,dan 4 Hasil wawancara informan 1,2,3,dan 4
dapat diambil kesimpulan bahwa ada 3 dapat diambil kesimpulan bahwa ada
informan yang menyatakan bahwa pada semua informan yang menyatakan bahwa
dokumen apa yang terdapat simbol dan hampir pada setiap formulir ada terdapat
singkatan adalah dokumen rekam medis terdapat simbol dan singkatan namun yang
rawat inap, rawat jalan, dan terdapat 1 sering di akses hanya ringkasan masuk dan
informan yang menyatakan bahwa pada resume.
dokumen apa yang terdapat simbol dan
singkatan adalah dokumen rekam medis C. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan
rawat inap, rawat jalan, dan IGD. penggunan simbol dan singkatan
Pada formulir apa simbol dan pada rekam medis rawat inap di RSD
singkatan tersebut digunakan Hal ini sesuai Idaman Kota Banjarbaru
dengan pernyataan informan 1 sebagai Berdasarkan hasil perhitungan
berikut: mengenai penggunaan simbol dan
“Untuk apa namanya yaa untuk singkatan, penggunaan singkatan pada
formulir tertentu yang ,mengharuskan diagnosa dan tindakan serta penggunaan
itu tidak ada yaa karena begini saya singkatan resep obat adalah sebagai berikut :
jelaskan dulu penulisan simbol dan Tabel 1 Penggunaan simbol dan singkatan
singkatan ini kan dilakukan oleh Penggunaan Simbol Pada Rekam Medis
tenaga medis yaa jadi aaaa,,, untuk Kategori F
formulir tertentu harus ini menuliskan Simbol yang boleh digunakan 236
simbol itu tidak ada bisa semua Simbol yang tidak boleh
digunak an 36
formulir rekam medis disitu juga
Simbol tidak ada dalam pedoman 60
terdapat simbol dan singkatan
Jumlah rekam medis 332
begitu.”
Hasil wawancara informan 1 diatas
Dari 332 rekam medis rawat inap
menunjukan bahwa hampir semua formulir
terdapat penggunaan simbol yang boleh
yang ada di rekam medis, karena tidak ada
digunakan, penggunaan simbol yang tidak
ketetapan yang secara khusus
boleh di gunakan, serta terdapat simbol
mengharuskan tempat simbol dan singkatan
tidak ada dalam pedoman seperti simbol 8
tersebut. Hal yang sama juga dinyatakan
(warna biru/hitam) arti simbol berarti tidak
oleh informan 2 yaitu: Tabel 2 Penggunaan Singkatan Pada Diagnosa
“Ringkasan masuk, ringkasan masuk dan Tindak an
dan keluar ,CPPT, resume medis Penggunaan Singkatan Pada Diagnosa dan
bahkan hampir di semua form rekam Tindakan
medis ada” Keterangan Tot al
Hasil wawancara dengan informan 3 Singk atan yang boleh digunakan 200
mengenai formulir apa simbol dan singkatan Singkatan tidak ada dalam pedoman 132
tersebut digunakan, yaitu: Jumlah rekam medis 332
“Lembar keluar masuk, banyak Dari 332 rekam medis rawat inap
sebenarnya ya, CPPT assesmen awal terdapat penggunaan singkatan pada
keperawatan IGD emmmm,,, hampir diagnosa dan tindakan yang boleh
semua form ya pasti ada tenaga digunakan, serta terdapat juga singkatan
kesehatan yang mengisi dengan yang tidak ada dalam pedoman seperti BO
singkatan. tapi yg sering kita akses artinya Blighted Ovum.
hanya ringkasan masuk dan resume”
Hasil wawancara dengan informan 4
mengenai formulir apa simbol dan singkatan
tersebut digunakan, yaitu:

4
Nina Rahmadiliyani,
Tabel 3 Penggunaan Singkatan Resep Obat rekam medis rawat inap. Didapat
Penggunaan Singkatan Resep Obat Pada keterangan informan 1, 2 dan 4 yaitu:
Rekam Medis “Ada monitoring evaluasi
Kategori F
penggunaan singkatan pada
Singkatan yang boleh digunak an 248
diagnosis serta tindakan”
Singkatan yang tidak boleh digunak an 1
Singkatan tidak ada dalam pedoman 83
Hasil wawancara dengan informan 3
Jumlah rekam medis 332 monitoring dan evaluasi mengenai
Dari 332 rekam medis rawat inap penggunaan singkatan pada diagnosis serta
terdapat penggunaan singkatan resep obat tindakan di rekam medis rawat inap.
yang boleh digunakan, singkatan yang tidak Didapat keterangan yaitu:
boleh digunakan, dan terdapat juga “Ada, tapi saya cuman merekap”
singkatan yang tidak ada dalam pedoman. Hasil wawancara informan 1,2, dan 4
Dari hasil observasi yang di dapat dapat diambil kesimpulan informan
yaitu tidak ada data tentang penggunaan menyatakan bahwa ada monitoring dan
simbol pada rekam medis oleh petugas evaluasi mengenai penggunaan singkatan
rekam medis, tidak ada data tentang pada diagnosis serta tindakan di rekam
penggunaan singkatan diangnosa dan medis rawat inap. Untuk informan 3
tindakan di rekam medis rawat inap oleh menyatakan bahwa ada monitoring dan
petugas rekam medis, dan tidak ada data evaluasi , tapi saya cuman merekap.
tentang penggunaan penulisan singkatan Hasil wawancara monitoring dan evaluasi
resep obat di rekam medis rawat inap oleh mengenai penggunaan singkatan pada pada
petugas rekam medis. resep obat di rekam medis rawat inap.
Hasil wawancara monitoring dan Didapat keterangan informan 1 yaitu:
“Ada juga yaa karna kita semua
evaluasi mengenai penggunaan simbol di
formulir kita evaluasi yaa”
rekam medis rawat inap didapat keterangan
informan 1 dan 2 yaitu: Hasil wawancara dengan informan 1
“Ada kegiatan evaluasi penggunaan diatas menunjukan bahwa ada monitoring
simbol di rekam medis” dan evaluasi penggunaan singkatan pada
Hasil wawancara dengan informan 3 resep obat di rekam medis rawat inap.. hal
monitoring dan evaluasi mengenai ini berbeda dengan informan 2 dan 4 yaitu:
“Emmm resep obat tidak ada”
penggunaan simbol pada rekam medis rawat
Hasil wawancara dengan informan 2
inap. Didapat keterangan yaitu:
“Ada, baru mulai januari ini di dan 4 diatas menunjukan bahwa tidak ada
laporkan ke dokter Sintya” monitoring dan evaluasi mengenai
Hasil wawancara dengan informan 4 penggunaan singkatan pada pada resep
monitoring dan evaluasi mengenai obat di rekam medis rawat inap. Sedangkan
penggunaan simbol pada rekam medis rawat menurut informan 3 sebagai berikut:
inap. Didapat keterangan yaitu: “Resep obat kita gak tau ya karna
“Hemm, mungkin ada tapi saya yang saya tau cuman diagnose”
pribadi belum mengikutinya” Hasil wawancara dengan informan 3
Hasil wawancara informan 1 dan 2 diatas menunjukan bahwa tidak ada
dapat diambil kesimpulan informan monitoring dan evaluasi mengenai
menyatakan bahwa ada monitoring dan penggunaan singkatan pada pada resep
evaluasi mengenai penggunaan simbol di obat petugas indeksing hanya tau mengenai
rekam medis rawat inap. Untuk informan 3 singkatan pada diagnosa saja.
Hasil wawancara informan 1,2,3 dan 4
menyatakan ada monitoring dan evaluasi
dapat diambil kesimpulan informan yang
penggunaan simbol baru mulai januari 2020
menyatakan bahwa ada monitoring dan
dan selanjutnya di laporkan ke dokter Sintya.
evaluasi mengenai penggunaan singkatan
Sedangkan informan 4 menyatakan belum
pada resep obat ada 1 informan, sedangkan
mengikuti monitoring dan evaluasi simbol.
Dari hasil hasil wawancara monitoring informan 2,3,dan 4 menyatakan bahwa tidak
dan evaluasi mengenai penggunaan ada monitoring dan evaluasi penggunaan
singkatan pada diagnosis serta tindakan di singkatan pada pada resep obat di rekam
medis rawat inap oleh petugas rekam medis.

4
Nina Rahmadiliyani,

Hasil wawancara pada formulir apa simbol singkatan di rekam medis rawat inap didapat
dan singkatan dimonitoring dan di evaluasi keterangan informan 1 yaitu:
penggunaannya didapat keterangan “Prosesnya itu pada saat petugas
informan 1 yaitu: melakukan analisis dokumen rekam
“Semua formulir, iyaa kalo di RS kita medis pada saat itu dia ee sekaligus
tidak meliat sesuai apa yg kamu teliti meliat penggunaannya trus yg ke 2
kemarin hanya 3 formulir ya kemarin itu ketika melakukan kegiatan indeks
ya?, 2 formulir ya. Jadi kita kalo kita rekam medis itu yaa,, sebenarnya
melakukan evaluasi itu kita semua ketiga bagian ada koding terus
kita meliatnya semua nah untuk indeks sama analisis juga bisa karna
penerapannya meliat simbol dan petugas analisis kan meliat analisis
singkatan itu semua formulir itu kita semua form kalo koding dan indeks
liat” hanya ringkasan masuk keluar aja.
Hasil wawancara dengan informan 1 Sebenarnya ke 3 bagian itu bisa
diatas menunjukan bahwa monitoring dan karna kalo untuk simbol dan
evaluasi penggunaan simbol dan singkatan singkatan yang boleh dan tidak boleh
pada rekam medis rawat inap dilihat pada digunakan itu ada monitoringnya jadi
semua formuli. Hal ini berbeda dengan eee pada saat inikan ee kita kan
informan 2 dan 4 yaitu: mau melaksanakan akreditasi ya
“Ringkasan masuk dan keluar, CPPT, tahun ini jadi kita eee sudah apa
resume medis sudah” namanya mengevaluasi terkait
Hasil wawancara dengan informan 2 memonitoring yang terkait
dan 4 diatas menunjukan bahwa Beberapa penggunaan ini sesuai buku
formulir kita monitoring dan evaluasi pedoman”.
penggunaanya Hampir semua formulir yang Hasil wawancara dengan informan 1
ada di rekam medis. Tapi yang sering di diatas menunjukan bahwa proses monitoring
akses yaitu ringkasan keluar masuk dan dan evaluasi penggunaan simbol dan
resume.Sedangkan menurut informan 3 singkatan pada rekam medis rawat inap
sebagai berikut: dilakukan oleh petugas analisis, indeks, dan
“Formulirnya lembar keluar masuk, koding. Hal ini berbeda dengan informan 2
sama resume, kalo untuk yaitu:
monitoringnya ini harusnya sudah “Kalo untuk koding tidak ada simbol
dilakukan per januari, tapi kita cuman hanya singkatan aja langsung di
merekap aja sih” kode kalo untuk rekapan simbol dan
Hasil wawancara dengan informan 3 singkatan saya tidak ada. Kalo
diatas menunjukan bahwa untuk formulir untuk simbol singkatan yang boleh
yang dimonitoring dan dievaluasi terdapat di dan tidak boleh digunkan untuk
lembar keluar masuk dan resume, dan yang bagian kodingan sendiri tidak ada,,
di lakukan petugas hanya merekap simbol tidak menindak lanjuti”
dan singkatan saja. Hasil wawancara dengan informan 2
Hasil wawancara informan 1,2,3 dan 4 diatas menunjukan bahwa tidak ada
dapat diambil kesimpulan informan yang memonitoring dan mengevaluasi simbol.
menyatakan bahwa monitoring dan evaluasi Petugas koding hanya mengkoding
mengenai penggunaan simbol dan singkatan dan langsung dikode. Dan tidak
singkatan pada setiap formulir ada 1 mengetahui mengenai simbol singkatan
informan, sedangkan informan 2,3,dan 4 yang boleh dan tidak boleh digunakan.
menyatakan bahwa monitoring dan evaluasi Menurut informan 4 sebagai berikut:
penggunaan simbol dan singkatan paling “Prosesnya ya pada saat
sering di akses pada ringkasan masuk penginputan diagnose jika di ketahui
keluar dan resume saja, dan mereka hanya memang ada beberapa diagnose
merekap simbol dan singkatan saja. yang menggunakan singkatan sihh.
Hasil wawancara proses monitoring & Sebenarnya proses lebih tepatnya itu
evaluasi mengenai penggunaan simbol dan di koding ya karna mereka yang
meliat diagnose yang ada singkatan

4
Nina Rahmadiliyani,

ketika sedang mengkode kan keliatan tidak sesuai kita meberi sosialisai
kepanjangannya di ICD 10 kalo ulang itu tindak lanjutnya”.
indeks kan setelah dikoding yaaa,, Hasil wawancara dengan informan 1
kalo di buku pedoman simbol diatas menunjukan bahwa tindak lanjut hasil
singkatan yang boleh dan tidak boleh monitoring dan evaluasi pada simbol dan
digunakan ada yaaa. Tapi saya gak singkatan yang tidak sesuai kita meberi
dapat buku pedomannya jadi saya sosialisai ulang itu tindak lanjutnya.
gak tau mana simbol singkatan yang Sedangkan menurut informan 2 mengenai
boleh dan tidak boleh digunkan itu.”. tindak lanjut dari lanjut hasil monitoring dan
Hasil wawancara dengan informan 3 evaluasi pada simbol dan singkatan sebagai
diatas menunjukan bahwa tidak ada berikut:
memonitoring dan mengevaluasi simbol dan “Tidak ada kalo untuk aku koding
singkatan oleh petugas indeks. Petugas ya”
indeks hanya menginput diagnosa saja. Dan Hasil wawancara dengan informan 2
tidak mengetahui mengenai simbol diatas menunjukan bahwa tidak ada tindak
singkatan yang boleh dan tidak boleh lanjut untuk simbol dan singkatan oleh
digunakan. Sedangkan menurut informan 4 petugas koding. Sedangkan menurut
sebagai berikut: informan 3 dan 4yaitu:
“Tidak banyak, yaa kami cuman “Selama ini gak ada sih”
memeriksa lengkap tidak nya aja sih. Hasil wawancara dengan informan 3
Untuk simbol singkatan yang boleh dan 4 diatas menunjukan bahwa tidak ada
dan tidak boleh digunakan kalo untuk tindak lanjut untuk simbol dan singkatan oleh
rekam medis saya pribadi belum petugas indeksing dan analisis.
ada”. Hasil wawancara informan 1,2,3 dan 4 dapat
Hasil wawancara dengan informan 4 diambil kesimpulan Informan 1 yang
diatas menunjukan bahwa tidak ada menyatakan tindaklanjut dari hasil
memonitoring dan mengevaluasi simbol dan monitoring & evaluasi penggunaan simbol
singkatan oleh petugas analisis. Petugas dan singkatan pada rekam medis rawat inap
analisis hanya memeriksa kelengkapan dilakukan tindaklanjut yaitu apabila
dokumen rekam medis saja. Dan tidak menemukan beberapa diagnose maupun
mengetahui mengenai simbol singkatan simbol dan singkatan yang tidak sesuai kita
yang boleh dan tidak boleh digunakan. meberi sosialisai ulang itu tindak lanjutnya.
Hasil wawancara informan 1,2,3 dan 4 Sedangkan menurut informan 2,3,dan 4
dapat diambil kesimpulan Informan 1 yang menyatakan bahwa tidak ada tindak lanjut
menyatakan proses monitoring dan evaluasi yang mereka lakukan.
penggunaan simbol dan singkatan pada Hasil wawancara mengenai
rekam medis rawat inap dilakukan oleh bagaimana tindaklanjut dari hasil monitoring
petugas analisis, indeks, dan koding. & evaluasi penggunaan simbol dan
Sedangkan menurut informan 2,3,dan 4 singkatan didapat keterangan informan 1
bahwa tidak monitoring dan evaluasi yaitu:
mengenai penggunaan simbol dan “Untuk tindak lanjutnya sebatas
singkatan pada rekam medis rawat inap. hanya mensosialisasikan jika
Mereka hanya menginput diagnosa saja, menemukan simbol maupun
sedangkan untuk petugas analisis hanya singkatan yang tidak sesuai dengan
memeriksa kelengkapan rekam medis saja. buku pedoman. Untuk
Hasil wawancara mengenai pelaporannya kita belum ada kalo
tindaklanjut dari hasil monitoring & evaluasi pelaporannya”.
penggunaan simbol dan singkatan didapat Hasil wawancara dengan informan 1
keterangan informan 1 yaitu: diatas menunjukan bahwa bagaimana tindak
“Tindak lanjut ee kita emm saat ini lanjut hasil monitoring dan evaluasi pada
membuat ini apa melakukan apabila simbol dan singkatan hanya sebatas
menemukan beberapa diagnose mensosialisasikan jika terdapat simbol dan
maupun simbol dan singkatan yang singkatan yang tidak sesuai buku pedoman,
sedangkan untuk pelaporan penggunaan

4
Nina Rahmadiliyani,

simbol dan singkatan belum ada. Sama Pembahasan


seperti keterangan dari informan 2 yaitu: A. Regulasi Tentang Standar Penetapan
“Tindak lanjutnya tidak ada” Simbol dan Singkatan Di RSD
Hasil wawancara dengan informan 2 Idaman Kota Banjarbaru
diatas menunjukan bahwa tidak ada tindak Berdasarkan hasil observasi diketahui
lanjut untuk simbol dan singkatan oleh bahwa bentuk regulasi simbol dan singkatan
petugas koding. Sedangkan menurut berupa SOP (Standar Prosedur
informan 3 sebagai berikut: Operasional), dan Buku Pedoman. Pada
“Tindak lanjut ada laporan karna output SOP tersebut berisi tujuan untuk menunjang
kita kana pasti ada di indeks tercapainya tertib administrasi dalam rangka
misalnya rekapan diagnose GERD upaya meningkatkan mutu pelayanan di
ada berapa dalam 1 bulan dan juga rumah sakit, terdapat kebijakan untuk
ada rekapan dalam 1 tahun begitu mempermudah petugas rekam medis
yaa, dan saya serahkan untuk yang menulis dan membaca simbol dan singkatan
memilahnya itu ke kasi rekam yang berhubungan dengan isi dokumen
medis”. rekam medis, serta ada prosedur
Hasil wawancara dengan informan 3 penggunaan simbol dan singkatan.
diatas menunjukan bahwa ada tindak lanjut Sedangkan pada buku pedoman berisi
untuk singkatan oleh petugas indeks berupa kumpulan daftar-daftar simbol yang boleh
output rekapan diagnosa penyakit yang telah digunakan, tidak boleh digunakan, singkatan
direkap sesuai periode, kemudian di yang boleh digunkan dan tidak boleh
serahkan ke kasi rekam medis. Sedangkan digunakan, serta singkatan pada resep obat
menurut informan 4 sebagai berikut: dan terdapat definisinya, SOP dan Buku
“Emmm kami melaporkan cuman pedoman tersebut telah disahkan dan di
status yg kengkapan aja, kalo ketahui oleh Direktur Rumah Sakit.
penggunaaan simbol dan singkatan Hasil penelitian didapat bahwa
tidak terlalu banyak yg kami inikan ya” pmahaman staf mengenai penggunaan
Hasil wawancara dengan informan 4 simbol dan singkatan medis masih kurang.
diatas menunjukan bahwa tidak ada tindak Namun petugas instalasi rekam medis sudah
lanjut untuk simbol dan singkatan oleh paham mengenai penggunaan simbol dan
petugas analisis. Petugas hanya melaporkan singkatan (6).
kelengkapan dokumen rekam medis saja. SNARS Edisi 1.1 (4) yang dimaksud
Hasil wawancara informan 1,2,3 dan 4 dengan regulasi adalah dokumen
dapat diambil kesimpulan Informan 1 yang pengaturan yang disusun oleh rumah sakit
menyatakan tindaklanjut dari hasil yang dapat berupa kebijakan, prosedur
monitoring & evaluasi penggunaan simbol (SPO), pedoman, panduan, peraturan
dan singkatan pada rekam medis rawat inap Direktur rumah sakit, keputusan Direktur
belum ada pelaporan penggunaan simbol rumah sakit dan atau program. terdapat
dan singkatan, tindak lanjut hanya berupa regulasi standardisasi kode diagnosis, kode
sosialisasi ulang jika terdapat simbol dan prosedur/tindakan, definisi, simbol yang
singkata yang tidak sesuai dengan buku digunakan dan yang tidak boleh digunakan,
pedoman, berbeda dengan informan 2 dan 4 singkatan yang digunakan dan yang tidak
yang menyatakan bahwa tidak ada tindak boleh digunakan, serta dimonitor
lanjut untuk penggunaan simbol dan pelaksanaannya. SNARS 1.1 (4).
singkatan oleh petugas koding dan analisis, Data di rekam medis harus dapat
sedangkan menurut informan 3 menunjukan memenuhi permintaan informasi diperlukan
bahwa tindak lanjut untuk singkatan oleh standar universal yang meliputi struktur dan
petugas indeks berupa output rekapan isi rekam medis, keseragaman dalam
diagnosa penyakit yang telah direkap sesuai penggunaan simbol, tanda, istilah, singkatan
periode, kemudian di serahkan ke kasi dan ICD, kerahasiaan dan keamanan data
rekam medis. (7). Kebijakan/policy ini bertujuan agar
berbagai proses kerja rutin terlaksana
dengan efisien, efektif, konsisten dan aman,
dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan

4
Nina Rahmadiliyani,

melalui pemenuhan standar yang berlaku di Rawat Inap Rumah Sakit Dr. Soetomo belum
rumah sakit. SOP membantu mengurangi di terapkannya sistem reward dan
kesalahan dan pelayanan dibawah standar punishment untuk penggunaaan simbol dan
dengan memberikan langkah-langkah yang singkatan yang tidak sesuai dengan regulasi
sudah diujui dan disetujui dalam yang sudah di tetapkan oleh rumah sakit.
melaksanakan bergagai kegiatan. Sosialisasi sehingga berpengaruh kepada kepatuhan
regulasi simbol dan singkatan pemberi pelayanan kesehatan dalam
Berdasarkan hasil wawancara yang penggunaan simbol dan singkatan pada
dilakukan kepada petugas rekam didapat rekam medis yang sesuai buku pedoman
bahwa petugas belum diberikan sosialisasi masih kurang. Reward dan punishment
regulasi simbol dan singkatan di RSD berpengaruh tehadap sikap dan tanggung
Idaman Kota Banjarbaru. Penelitian Rini jawab dokter dalam kepatuhan pengisian
didapat bahwa ada pengaruh dari kurangnya rekam medis dan dukungan dari rekam kerja
sosialisasi Standar operasional prosedur dapat memotivasi petugas dalam mengisi
rekam medis, dan program kerja dari panitia rekam medis (11).
rekam medis berdampak pada tidak berjalan Di RSD Idaman Banjarbaru terdapat
dengan tepat (9). penggunaan simbol dan singkatan yang
Di RSD Idaman Kota Banjarbaru digunakan tanpa disahkan oleh direktur
petugas rekam medis tidak mengetahui isi rumah sakit. masih ada penggunaan simbol,
dari buku pedoman simbol dan singkatan dan singkatan yang belum dibakukan pada
karena belum mengikuti sosialisasinya. buku pedoman. hal ini disebabkan karena
Penelitian Roro mengatakan bahwa upaya kurang pedulinya tenaga kesehatan dalam
untuk mengatasi faktor penghambat adalah penggunaan simbol dan singkatan.
dengan mengadakan sosialisasi dan Penelitian Apriantini menyatakan bahwa dari
pertemuan rutin (6). unsur Man (Manusia) adalah kurang
pedulinya tenaga medis dan keperawatan
B. Pelaksanaan penggunaan simbol dan mengenai penggunaan simbol dan singkatan
singkatan pada rekam medis rawat medis. Terdapat simbol dan singkatan yang
inap di RSD Idaman Kota Banjarbaru digunakan tanpa disahkan oleh direktur
Dari hasil wawancara didapat bahwa rumah sakit. masih ada penggunaan simbol,
regulasi simbol dan singkatan sudah dan singkatan yang belum dibakukan pada
dilaksanakan di RSD Idaman Banjarbaru buku pedoman (12).
yang dapat di lihat dari rekam medis rawat
inap yang terdapat penulisan simbol dan C. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan
singkatan. Menurut SNARS 1.1 bukti penggunan simbol dan singkatan
proses kegiatan atau pelayanan yang dapat pada rekam medis rawat inap di RSD
berbentuk berkas rekam medis (4). Idaman Kota Banjarbaru
Di RSD Idaman Kota Banjarbaru simbol Dari hasil observasi yang di dapat
dan singkatan sudah di gunakan hal ini yaitu tidak ada data tentang penggunaan
dapat dilihat pada rekam medis rawat inap. simbol pada rekam medis oleh petugas
Terdapat penggunaan simbol yang tidak rekam medis, tidak ada data tentang
sesuai karena simbol tidak ada dalam penggunaan singkatan diangnosa dan
pedoman, dan terdapat juga penggunaan tindakan di rekam medis rawat inap oleh
simbol yang tidak boleh digunakan. Untuk petugas rekam medis, dan tidak ada data
singkatan masih ada yang tiadak sesuai tentang penggunaan penulisan singkatan
karena terdapat singkatan yang tidak boleh resep obat di rekam medis rawat inap oleh
digunakan, dan terdapat juga singkatan yang petugas rekam medis.
tidak ada dalam pedoman. Simbol dan Kode klasifikasi penyakit oleh WHO
singkatan yang tidak boleh digunakan dan (World Health Organization) bertujuan untuk
untuk simbol singkatan yang belum menyeragamkan nama dan golongan
ditetapkan oleh rumah sakit tidak penyakit, cidera, gejala, dan faktor yang
diperbolehkan penggunaannya (10). mempengaruhi kesehatan. Kecepatan dan
Penelitian Kencana didapat bahwa ketepatan koding dari suatu diagnosis di
pengisian berkas rekam medis di Instalasi pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya

5
Nina Rahmadiliyani,

tulisan dokter yang sulit dibaca, diagnosis Hal ini tidak sesuai dengan hasil
yang tidak spesifik. Fungsi ICD sebagai penelitian Muthia yang menyatakan untuk
sistem klasifikasi penyakit dan masalah menangani ketidakpatuhan petugas
terkait kesehatan digunakan untuk sebaiknya perlu diadakan metode sosialisasi
kepentingan informasi statistik morbiditas kepada petugas untuk meningkatkan
dan mortalitas (13) kesadaran dalam penggunaan yang sesuai
Indeks bertujuan agar memudahkan dengan pedoman rumah sakit, dan rumah
dalam pencarian kembali kata atau istilah sakit harus selalu menuliskan simbol dan
tersebut. Jenis-Jenis Indeksing yang biasa singkatan yang baru agar buku selalu
digunakan yaitu: indeks penyakit, dan indeks diperbaharui untuk persiapan akreditasi
tindakan (14). Dalam melakukan analisis kedepan (16).
perekam medis dipercaya untuk melakukan
analisa kelengkapan serta memberitahu Kesimpulan
kepada petugas yang mengisi Rekam Medis RSD Idaman Kota Banjarbaru sudah
apabila ada kekurangan yang memiliki regulasi dalam penggunaan simbol
mengakibatkan Rekam Medis menjadi tidak dan singkatan berupa SOP dan buku
lengkap atau tidak akurat, kemudian pedoman simbol dan singkatan akan tetapi
membuat laporan ketidaklengkapan sosilisasi belum dilakukan secara
sehingga dapat ditindak lanjut untuk diatasi menyeluruh. Pelaksanaan penggunaan
agar Rekam Medis menjadi lengkap (15). simbol dan singkatan pada rekam medis
Untuk proses monitoring evaluasi rawat inap sebagian besar penggunaannya
simbol dan singkatan resep obat belum tidak sesuai dalam pedoman. Monitoring dan
dilakukan oleh petugas koding, indeksing, evaluasi pelaksanaan penggunaan simbol
dan analisis. Penelitian Harjanti menyatakan dan singkatan pada rekam medis rawat inap
dilaksanakan evaluasi dalam pelaksanaan tidak dilakukan monev pada resep obat dan
penggunaan simbol dan singkatan serta tidak ada pelaporan berkala ke Direktur RS.
buku yang digunakan karena masih ada Dari rekam medis rawat inap terdapat simbol
beberapa simbol dan singkatan yang belum yang sesuai sebanyak 70,8%, sedangkan
tercantum dalam buku (5). untuk simbol yang tidak sesuai sebanyak
Dari hasil observasi yang dilakukan 29,2%. Untuk penggunaan singkatan pada
oleh peneliti di rekam medis rawat inap diagnosa maupun tindakan singkatan yang
sebanyak 332 sampel yang ada simbol dan sesuai sebanyak 60,2%, sedangkan untuk
singkatan di temukan persentase penggunaan singkatan yang tidak sesuai
penggunaan simbol yang sesuai (terdapat sebanyak 39,8%. Untuk penggunaan
dalam pedoman) sebanyak 70,8%, singkatan pada resep obat singkatan yang
sedangkan persentase untuk simbol yang sesuai sebanyak 75,3%, sedangkan untuk
tidak sesuai (simbol tidak ada dalam penggunaan singkatan yang tidak sesuai
pedoman, dan simbol yang tidak boleh sebanyak 24,7%.
digunakan) sebanyak 29,2%.
Untuk penggunaan singkatan pada Daftar Pustaka
diagnosa maupun tindakan persentase 1. Republik Indonesia . Undang - Undang
singkatan yang sesuai (terdapat dalam Republik Indonesia No. 44 tahun 2009
pedoman) sebanyak 60,2%, sedangkan Tentang Rumah Sakit. Jakarta; 2009.
untuk penggunaan singkatan yang tidak 2. Menkes Republik Indonesia. Peraturan
sesuai (tidak ada dalam pedoman) sebanyak Mentri Kesehatan No. 269 / MENKES/
39,8%. PER / lll / 2008 Tentang Rekam Medis.
Untuk penggunaan singkatan pada Jakarta: Depertemen Kesehatan RI;
resep obat persentase singkatan yang 2008.
sesuai (terdapat dalam pedoman) sebanyak 3. Menkes Republik Indonesia. Peraturan
75,3%, sedangkan untuk penggunaan Mentri Kesehatan Republik Indonesia
singkatan yang tidak sesuai (singkatan resep No. 34 / 2017, Tentang Akreditasi
obat tidak ada dalam pedoman, dan Rumah Sakit. Jakarta: Depertemen
singkatan resep obat yang tidak boleh Kesehatan RI; 2017
digunakan) sebanyak 24,7%.

5
Nina Rahmadiliyani,

4. Susanto. 2019. SNARS Edisi 1.1 Lebih Pedoman Daftar Singkatan Dan Simbol
Mudah dan Menyenangkan-KARS. Rekam Medis Yang Digunakan Di RSD
(https:// overview-snars-edisi-1-1/) [Cited Idaman Banjarbaru; 2019.
by 27 Januari 2020] 11. Kencana, Gita. 2019. Analisa
5. Harjanti. 2017. Ketepatan Penggunaan Kepatuhan Pengisian Berkas Rekam
Singkatan Dan Simbol Pada Dokumen Medis di Instalasi Rawat Inap Rumah
Rekam Medis Rawat Inap Diagnosis Sakit Dr. Soetomo Tahun 2019 :JMK,
Schizophrenia Di RSJD Dr. Arif 3(1):1; 2019.
Zainudin Tahun 2017: Jrmik, 2 (1):19 ; 12. Apriyantini, Dewi. 2019. Analisis
2017. Hubungan Kelengkapan Pengisian
6. Sekar. 2014. Kepatuhan Penggunaan Resume Medis Terhadap Kesesuaian
Simbol dan Singkatan Medis Dalam Standar Tarif INA-CBG’s Instalasi Rawat
Berkas Rekam Medis Terkait Persiapan Inap Teratai RSUP Fatmawati Jakarta:
Akreditasi Kars Di Rumah Sakit Panti Universitas Indonesia Jakarta.
Rapih Yogyakarta. KTI. D3 Rekam Administrasi Rumah Sakit. Tesis; 2019.
Medis. Universitas Gadja Mada 13. Hatta, Gemala. 2014. Pedoman
Yogyakarta. Manajemen Kesehatan Di Sarana
7. Kelompok Kerja Konsil Kedokteran Pelayanan Kesehatan. Jakarta: UI
Indonesia. Tentang Manual Rekam PRESS
Medis. Jakarta: Depertemen Kesehatan 14. Budi, Savitri Citra, 2011. Manajemen
RI; 2016. Unit Kerja Rekam Medis. Yogyakarta:
8. Lumenta A, Nefro K. Pedoman Quantum Sinergis Media
Penyusunan SOP Untuk RumahSakit; 15. Rustiyanto, Ery. Etika Profesi Perekam
2010.(https://id.scribd.com/document/39 Medis & Informasi Kesehatan. 2010.
4756081/Pedoman-Penyusunan-SOP- Yogyakarta: Graha Ilmu
PDF// )[Cited by July 2020] 16. Ardian, Maharani M. 2017. Tinjauan
9. Rini, Mustika. 2019. Analisis Petugas Dalam Penggunaan Simbol
Kelengkapan Pengisisan Rekam Medis Dan Singkatan Medis Pada Berkas
Rawat Inap Kebidanan RSIA Bunda Rekam Medis Terkait Persiapan
Aliyah Jakarta Tahun 2019: Jrmik, 3 Akreditasi Kars Di Rumah Sakit Hj Anna
(2):1; 2019. Lasmanah Banjarnegara Tahun 2017.
10. Surat Keputusan (SK) Direktur Rumah Semarang: UDINUS. Program Studi D3
Sakit Daerah Idaman Banjarbaru PMIK. KTI; 2017.
Nomor: Tahun 2019. Tentang Buku

You might also like