You are on page 1of 10

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH,

MORAL KERJA GURU, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU SDN
DI KOTA MERAUKE

Basilius Redan Werang


Universitas Musamus Merauke Papua
email: lirang267@yahoo.co.id

Abstrak: Penelitian penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya pengaruh kepemimpinan
transformasional kepala sekolah, moral kerja guru, dan kepuasan kerja guru terhadap kinerja guru.
Populasi penelitian meliputi 81orang guru sekolah dasar negeri di Kota Merauke. Tabel Krecjie
digunakan sebagai pedoman untuk memilih sampel, yakni 69 orang guru, atau 85,19% populasi. Data
penelitian yang terkait dengan variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah, moral kerja
guru, kepuasan kerja guru, dan kinerja guru dijaring dengan menggunakan instrumen yang berupa
kuesioner. Selajutnya, data dianalisis menggunakan path analysis dengan bantuan program komputer
SPSS for Windows Release 15. Hasil analisis data menunjukkan bahwa keterampilan manajerial kepala
sekolah, moral kerja guru, dan kepuasan kerja guru berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
kinerja guru.

Kata Kunci: kepemimpinan transformasional kepala sekolah, guru, kepuasan kerja guru, kinerja
guru, moral kerja

THE INFLUENCE OF SCHOOL PRINCIPALS’ TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP,


TEACHERS' WORK MORALE, AND TEACHERS’ WORK SATISFACTION
ON TEACHERS’ WORK PERFORMANCE AT STATE PRIMARY SCHOOLS
IN THE CITY OF MERAUKE

Abstract: This research was aimed at finding out whether there was an influence of principals'
transformational leadership, teachers’ work morale, and teachers' work satisfaction on teachers’ work
performance. The population included 81 teachers at State Primary Schools in Merauke city. Krecjie
table was used to select the sample, that is, 69 teachers, 85,19 % of the population. The data related to
the research variables of principals' leadership, teachers’ work morale, work satisfaction, and work
performance were obtained by using questionnaires. The data were then analyzed using the path ana-
lysis with the aid of the computer program of SPSS for Windows Release 15. The findings indicated
that there was a positive and significant influence of the principals' managerial skills, the teachers'
work morale, and the teachers’ work satisfaction on the teachers’ work performance.

Keywords: school principals’ transformational leadership, teachers' work morale, teachers’ work
satisfaction, teachers’ work performance

PENDAHULUAN cified job function or activity during a specified


Produktivitas suatu organisasi, tidak ter- time period”. Jadi, kinerja didefinisikan sebagai
kecuali sekolah ditentukan oleh kinerja para catatan tentang keluaran yang dihasilkan oleh
anggotanya. As'ad (1998:22) mengartikan kiner- fungsi pekerjaan atau aktivitas tertentu yang
ja sebagai hasil yang dicapai seseorang menurut dilaksanakan dalam periode waktu tertentu.
ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang Kinerja guru di sekolah (kelas) merujuk
bersangkutan. Di pihak lain, Bernardin & Russel kepada perilaku guru dalam melaksanakan pe-
(1993) mengartikan kinerja sebagai hasil yang kerjaan keguruan, yaitu mengajar. Gaynor
dicapai oleh fungsi dan jabatan tertentu dalam (1998:46) menegaskan sebagai berikut. “Per-
periode waktu tertentu: “Performance is defined formance relates to what teachers do in the
as the record of outcomes produced on a spe- classroom and how that affects student learn-

128
129

ing”. Kinerja bertalian erat dengan apa yang keinginannya. (6) Mendukung pengembangan
guru lakukan di dalam kelas dan bagaimana hal tenaga kependidikan. (7) Tidak menyalahkan
itu berpengaruh terhadap kegiatan belajar sis- pihak lain jika ada masalah yang muncul tanpa
wa. Berdasarkan pandangan ini, yang dimaksud dilandasi oleh bukti yang kuat. (8) Melakukan
dengan kinerja guru adalah perilaku yang ter- inovasi terhadap sekolah. (9) Menjamin struktur
kait dengan aktivitas mengajar yang dijalankan organisasi yang menggambarkan adanya tang-
oleh seorang guru di dalam kelas. Kesungguhan gung jawab yang jelas. (10) Mengembangkan
dan kontribusi maksimal guru-guru di dalam komitmen untuk menghilangkan setiap peng-
melaksanakan tugas akan terlihat dengan sangat halang, baik yang bercorak organisasional mau-
jelas pada prestasi belajar para siswa. pun budaya. (11) Membangun tim kerja yang
Hal tersebut merupakan indikator untuk efektif. (12) Mengembangkan mekanisme yang
menentukan tingkat pencapaian hasil nyata an- cocok untuk monitoting dan evaluasi.
tara rencana dan realisasi program kerja sekolah Besarnya pengaruh yang dimiliki oleh
(Hersey & Blanchard, 1992). Supaya kondisi kepala sekolah menentukan apa dan bagaimana
kerja guru dapat terwujud seperti yang diharap- suatu pekerjaan dilaksanakan dalam sekolah
kan, diperlukan seorang kepala sekolah yang yang dipimpin. Hal ini sejalan dengan pandang-
tangguh dan memiliki visi yang jelas tentang tu- an Mantja (2002) yang mengatakan bahwa ke-
juan semua kegiatan yang dilaksanakan di seko- pemimpinan kepala sekolah yang memberikan
lah. Apabila kepala sekolah menjalankan tugas perhatian tinggi kepada guru, terbuka, menye-
kepemimpinan secara efektif, guru akan merasa jukkan, bisa beradaptasi dengan guru, murah
terdorong memberikan kontribusi nyata dalam senyum, simpatik, penuh pengertian, dan perca-
usaha merealisasikan visi dan misi sekolah ya bahwa para guru mampu melaksanakan tu-
(Gibson, Ivancevich, dan Donnely, 1992). gas-tugas yang diembankan dan akan membuat
Berdasarkan temuan di lapangan, peneliti mereka mengerjakan tugas itu dengan gembira
meyakini ada beberapa faktor yang menentukan dan penuh tanggung jawab.
kualitas kinerja para guru Sekolah Dasar (SD) Faktor lain yang diyakini berpengaruh
Negeri di Kota Merauke. Faktor pertama yang terhadap kualitas kinerja guru SD Negeri (kasus
diyakini berpengaruh terhadap kualitas kinerja di Kota Merauke) adalah kepuasan kerja guru.
para guru adalah kepemimpinan kepala sekolah Arif (1986) mengemukakan bahwa kepuasan
dengan titik pandang kepemimpinan transfor- kerja adalah kondisi kerja yang dapat mencipta-
masional kepala sekolah. kan tingkat motivasi yang tinggi dan dapat me-
Sehubungan dengan upaya peningkatan ningkatkan semangat kerja para pekerja untuk
kinerja guru dan mutu lulusan, kepala sekolah dapat melaksanakan tugas secara maksimal
profesional akan memperhatikan beberapa hal sehingga hasilnya terus meningkat. Di pihak
seperti yang disarankan oleh Sallies (Mulyasa, lain, Fieldman & Arnold (1983) mengemuka-
2006) berikut. (1) Memiliki visi yang kuat atau kan bahwa kepuasan kerja merupakan keselu-
daya pandang yang mendalam tentang mutu ruhan sikap positif seseorang terhadap pekerja-
yang terpadu bagi lembaganya maupun bagi annya. Sergiovani (1987) mengemukakan bah-
tenaga kependidikan dan peserta didik yang ada wa kepuasan kerja merupakan pernyataan akhir
di sekolah. (2) Memiliki komitmen yang jelas yang dihasilkan dari beberapa kejadian kerja
pada proses peningkatan kualitas tenaga kepen- dan yang berkaitan dengan kepentingannya.
didikan. (3) Mengkomunikasikan pesan yang Penelitian para ahli tentang kepuasan ker-
berkaitan dengan kualitas pendidikan. (4) Men- ja menghasilkan pendapat yang beragam. Na-
jamin kebutuhan peserta didik sebagai perhatian mun, penelitian tentang kepuasan kerja yang
kegiatan dan kebijakan sekolah. (5) Meyakin- besar sumbangannya adalah penelitian yang di-
kan para pelanggan (peserta didik, orang tua lakukan oleh Herzberg (1959). Herzberg (1959)
dan masyarakat) bahwa ada 'channel' yang co- menyebutkan beberapa faktor yang, menurut-
cok untuk menyampaikan berbagai harapan dan nya dapat mempengaruhi kepuasan dan ketidak-

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Moral Kerja Guru, dan Kepuasan kerja terhadap Kinerja Guru
130

puasan kerja. Faktor-faktor ini dikelompokkan- ta dapat meningkatkan kinerja.


nya ke dalam dua golongan teori yang disebut Faktor lain yang juga diyakini turut me-
teori dua faktor, yaitu faktor pendorong (moti- mengaruhi kualitas kinerja guru adalah moral
vator factors) dan faktor penyehat (hygiene kerja guru. Kata 'moral' yang dimaksudkan di
factors). dalam penelitian ini lebih merujuk kepada kata
Kategori faktor pendorong (motivator bahasa Inggris morale yang berarti semangat
factors) terdiri atas: (1) prestasi kerja atau juang. Lucio dan McNeil (1979) mengartikan
achievement; (2) pengakuan atau recognition; moral sebagai sikap dan perilaku yang menun-
(3) pekerjaan itu sendiri atau work itself; (4) jukkan sebuah kemauan untuk terlibat di dalam
tanggung jawab atau responsibility; dan 5) sekolah dan pekerjaannya. Di pihak lain, Lucio
promosi jabatan atau advancement. Kategori dan McNeil (Bafadal (2006) memaknai moral
faktor penyehat (hygiene factors) terdiri atas: sebagai sikap dan tingkah-laku yang merupakan
(1) gaji; (2) peluang untuk tumbuh; (3) hubung- perwujudan suatu kemauan yang dibawa serta
an dengan bawahan; (4) hubungan antarpribadi ke sekolah dan kerjanya. Bafadal (2006) mene-
rekan sejawat; (5) hubungan dengan atasan; (6) gaskan bahwa moral kerja merupakan perwu-
supervisi teknis; (7) kebijakan dan administrasi; judan kemauan seseorang melalui sikap dan
(8) kedudukan/status; (9) kondisi kerja; (10) ke- tingkah lakunya. Adanya perbedaan kemauan
hidupan pribadi; dan (11) keamanan kerja. akan menyebabkan terjadinya pula perbedaan
Pandangan Herzberg tentang kepuasan pada sikap dan tingkah-laku seseorang.
kerja dan ketidakpuasan kerja tidak merupakan Moral kerja guru dapat sangat berpenga-
satu garis kontinum, melainkan dua garis kon- ruh terhadap kelangsungan seluruh proses pem-
tinum. Artinya, sumber-sumber kepuasan kerja belajaran di dalam kelas, dan pada akhirnya
tidak sama dengan sumber-sumber ketidakpuas- akan memengaruhi pula kualitas lulusan. Se-
an kerja. Pada kelompok pertama (motivator orang guru yang memiliki moral kerja yang
factors), ditemukan bahwa semakin terpenuhi- tinggi sangat besar berpotensi menghasilkan
nya faktor-faktor kepuasan kerja seseorang, se- sesuatu yang lebih banyak dan lebih baik. Guru
makin puaslah orang itu. Demikian sebaliknya, yang memiliki moral kerja tinggi akan bekerja
semakin tidak terpenuhinya faktor-faktor ke- dengan penuh antusias, penuh gairah, penuh
puasan kerja seseorang, maka semakin menurun inisiatif, penuh kegembiraan, tenang, teliti, suka
tingkat kepuasan orang itu. Pada kelompok ke- bekerja sama dengan orang lain, ulet, tabah, dan
dua (hygiene factors), apabila faktor-faktor ke- tidak pernah datang terlambat. Guru yang me-
tidakpuasan kerja berkurang, maka semakin miliki moral kerja rendah akan kurang ber-
puaslah orang itu. Tetapi sebaliknya, jika fak- gairah dalam bekerja, malas, sering melamun,
tor-faktor ketidakpuasan semakin bertambah, sering terlambat atau tidak masuk kerja, sering
maka semakin bertambah pula ketidakpuasan mengganggu, selalu menyendiri, dan sering me-
orang itu. lakukan kesalahan di dalam melaksanakan tu-
Wood, dkk. (Maupula, 2010) menge- gas (Bafadal, 2006).
mukakan bahwa kepuasan kerja berhubungan
erat dengan adanya rasa percaya dan perasaan METODE
positif terhadap karakteristik pekerjaan dan pe- Pendekatan yang digunakan dalam pene-
ngalaman-pengalaman kerja. Kepuasan kerja litian ini adalah kuantitatif dengan rancangan
sesungguhnya dikembangkan oleh setiap peker- penelitian korelasional. Rancangan penelitian
ja atas dasar pekerjaan yang menantang, kondisi korelasional dimaksudkan untuk menjelaskan
pekerjaan yang bagus, imbalan yang berkeadil- apakah ada pengaruh antara variabel-variabel
an, dan peluang untuk promosi jabatan atau pe- yang diteliti berdasarkan besar kecilnya koefi-
ningkatan karier. Kepuasan kerja dapat mengu- sien korelasi (Kachigan, 1982).
rangi tingkat kemangkiran dan atau perpindah- Secara konseptual, model hubungan an-
an kerja, walaupun hal tersebut tidak serta-mer- tarvariabel dapat dilihat pada Gambar 1.

Cakrawala Pendidikan, Februari 2014, Th. XXXIII, No. 1


131

r2u

Kepuasan Kerja
Guru (X2)
p2y
p12

Kepemimpinan p1y Kinerja Guru


Transformasional (Y)
Kepala Sekolah (X1)
p23
ryw
p13 p3y
Moral Kerja Guru W
(X3)

r3V

Gambar 1. Model Konseptual Hubungan antarvariabel Penelitian

Keterangan:
Y : Kinerja guru
X1 : Kepemimpinan transformasional kepala sekolah
X2 : Moral kerja guru
X3 : Kepuasan kerja guru
p12 : Koefisien pengaruh antara X1 dan X2
p13 : Koefisien pengaruh antara X1 dan X3
p23 : Koefisien pengaruh antara X2 dan X3
p1y : Koefisien pengaruh antara X1 dan Y
p2y : Koefisien pengaruh antara X2 dan Y
py3 : Koefisien pengaruh antara X3 dan Y
r2u, r3v, ryw : Koefisien residual
U, V, W : Residual

Populasi penelitian ini adalah semua guru memiliki populasi sebesar 81 orang. Oleh ka-
SD Negeri di Kota Merauke yang berjumlah 81 rena itu, dalam penelitian ini ditetapkan jumlah
orang. Untuk mendapatkan jumlah sampel yang sampel sebanyak 69 orang.
memadai, dipergunakan Tabel Krecjie. Berda- Data penelitian dihimpun melalui penye-
sarkan Tabel Krecjie, apabila populasinya ber- baran angket yang berisi sejumlah pernyataan
jumlah sekitar 80-85 orang, jumlah sampel akan yang berkaitan dengan variabel-variabel yang
berkisar antara 66 dan 70 orang. Penelitian ini diteliti, yaitu: 10 pernyataan berkaitan dengan

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Moral Kerja Guru, dan Kepuasan kerja terhadap Kinerja Guru
132

variabel kepemimpinan transformasional kepala an transformasional kepala sekolah (X1) berpe-


sekolah, 15 pernyataan berkaitan dengan varia- ngaruh terhadap moral kerja guru (X3) sebesar
bel kepuasan kerja guru, 17 pernyataan berkait- 16,64%. Dengan kata lain, moral kerja guru
an dengan variabel moral kerja guru, dan 29 per- (X3) dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan
nyataan berkaitan dengan variabel kinerja guru. transformasional kepala sekolah (X1) sebesar
Angket disebarkan kepada guru-guru yang telah 16,64%. Sisanya, sebesar 83,36% dijelaskan
ditetapkan sebagai responden. Data yang ter- oleh variabel lain selain kepemimpinan trans-
kumpul kemudian dianalisis dengan mengguna- formasional kepala sekolah (X1) atau variabel
kan teknik analisis jalur. Analisis data penelitian yang tidak terdapat dalam model regresi ini.
dilakukan dengan bantuan komputer program Berpijak pada data hasil analisis tersebut, dapat
SPSS for Windows Release 15. dikatakan bahwa pada taraf signifikansi 0,05
atau taraf kepercayaan 95%, antara variabel ke-
HASIL DAN PEMBAHASAN pemimpinan transformasional kepala sekolah
Hasil dan variabel moral kerja guru terdapat pengaruh
Berdasarkan hasil analisis jalur yang langsung yang signifikan. Hal itu berarti hipo-
dilakukan diperoleh informasi sebagai berikut. tesis penelitian yang mengatakan “Ada penga-
Nilai p12 yang merupakan koefisien ruh langsung yang signifikan kepemimpinan
pengaruh langsung kepemimpinan transforma- transformasional kepala sekolah terhadap moral
sional kepala sekolah (X1) terhadap kepuasan kerja guru SD Negeri di Kota Merauke” diteri-
kerja guru (X3) SD Negeri di Kota Merauke ma.
yang digambarkan dengan nilai koefisien deter- Nilai p1y yang merupakan koefisien pe-
minasi (R2) sebesar 0,3147. Artinya, variabel ngaruh langsung kepemimpinan transforma-
kepemimpinan transformasional kepala sekolah sional kepala sekolah (X1) dengan kinerja guru
(X1) berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru (Y) SD Negeri di Kota Merauke yang digam-
(X2) sebesar 31,47%. Dengan kata lain, kepuas- barkan dengan nilai koefisien determinasi (R2)
an kerja guru (X2) dipengaruhi oleh faktor ke- sebesar 0,1069. Artinya, variabel kepemimpin-
pemimpinan transformasional kepala sekolah an transformasional kepala sekolah (X1) ber-
(X1) sebesar 31,47%. Sisanya, 68,53% dijelas- pengaruh terhadap kinerja guru (Y) sebesar
kan oleh variabel lain selain kepemimpinan 10,69%. Dengan kata lain, kinerja guru (Y) di-
transformasional kepala sekolah (X1) atau va- pengaruhi oleh faktor kepemimpinan transfor-
riabel yang tidak terdapat dalam model regresi masional kepala sekolah (X1) sebesar 10,69%.
ini. Berpijak pada data hasil analisis ini, dapat Sisanya, 89,31% dijelaskan oleh variabel lain
dikatakan bahwa pada taraf signifikansi 0,05 selain kepemimpinan transformasional kepala
atau taraf kepercayaan 95%, antara variabel sekolah (X1) atau variabel yang tidak terdapat
bebas (kepemimpinan transformasional kepala dalam model regresi ini. Berpijak pada data
sekolah) dan variabel terikat (kepuasan kerja hasil analisis tersebut, dapat dikatakan bahwa
guru) terdapat pengaruh yang signifikan. Hal pada taraf signifikansi 0,05 atau taraf keper-
tersebut berarti hipotesis penelitian yang me- cayaan 95%, antara variabel bebas (kepemim-
ngatakan “Ada pengaruh langsung yang signi- pinan transformasional kepala sekolah) dan va-
fikan kepemimpinan transformasional kepala riabel terikat (kinerja guru) terdapat pengaruh
sekolah terhadap kepuasan kerja guru SD Ne- yang signifikan. Hal tersebut berarti hipotesis
geri di Kota Merauke” diterima. penelitian yang mengatakan “Ada pengaruh
Nilai p13 yang merupakan koefisien pe- langsung yang signifikan kepemimpinan trans-
ngaruh langsung kepemimpinan transforma- formasional kepala sekolah terhadap kinerja
sional kepala sekolah (X1) terhadap moral kerja guru SD Negeri di Kota Merauke” diterima.
guru (X3) SD Negeri di Kota Merauke yang Nilai p23 yang merupakan koefisien pe-
digambarkan nilai koefisien determinasi (R2) ngaruh langsung kepuasan kerja guru (X2) de-
sebesar 0,1664. Artinya, variabel kepemimpin- ngan moral kerja guru (X3) SD Negeri di Kota

Cakrawala Pendidikan, Februari 2014, Th. XXXIII, No. 1


133

Merauke yang digambarkan dengan nilai koefi- ral kerja guru (X3) atau variabel yang tidak ter-
sien deternimanasi determinasi (R2) sebesar dapat dalam model regresi ini. Berpijak pada
0,2480. Artinya, variabel kepuasan kerja guru data hasil analisis ini dapat dikatakan bahwa
(X2) berpengaruh signifikan terhadap moral pada taraf signifikansi 0,05 atau taraf keper-
kerja guru (X3) sebesar 24,80%. Dengan kata cayaan 95 %, antara variabel bebas (moral kerja
lain, moral kerja guru (X3) dipengaruhi oleh guru) dan variabel terikat (kinerja guru) ter-
faktor kepuasan kerja guru (X2) sebesar 24,80%. dapat pengaruh yang signifikan. Hal tersebut
Sisanya, 75,20% dijelaskan oleh variabel lain se- berarti hipotesis penelitian yang mengatakan:
lain kepuasan kerja guru (X2) atau variabel “Terdapat pengaruh langsung yang signifikan
yang tidak terdapat dalam model regresi ini. moral kerja guru dengan kinerja guru SD Ne-
Hal tersebut berarti variabel kepuasan kerja geri di Kota Merauke” diterima.
guru berpengaruh positif dan signifikan terha- Koefisien residual variabel terikat untuk
dap moral kerja guru SD Negeri di kota Merau- setiap jalur hubungan blok sebagai berikut
ke. Dengan demikian, hipotesis kerja yang ber- Koefisien jalur hubungan untuk residual
bunyi: “Terdapat pengaruh langsung yang sig- r2u adalah:
nifikan kepuasan kerja guru terhadap moral ker- r2u = √(1- 0,3147 = 0,828
ja guru SD Negeri di kota Merauke” diterima.
Koefisien jalur hubungan untuk residual
Nilai p2y yang merupakan koefisien pe-
r3v adalah:
ngaruh langsung kepuasan kerja guru (X2)
r3v = √(1 – 0,641) = 0,599
terhadap kinerja guru (Y) SD Negeri di Kota
Merauke yang digambarkan dengan nilai ko- Koefisien jalur hubungan untuk residual
efisien determinasi determinasi (R2) sebesar ryw adalah:
0,2162. Artinya, variabel kepuasan kerja guru ryw = √(1-0,808) = 0,438
(X2) berpengaruh signifikan terhadap kinerja Model empirik hubungan antarvariabel
guru (Y) sebesar 21,62%. Dengan kata lain, ki- penelitian dapat dilihat dalam Gambar 2.
nerja guru (Y) dipengaruhi oleh faktor kepuas-
an kerja guru (X2) sebesar 21,62%. Sisanya,
68,38% dijelaskan oleh variabel lain selain ke- Pembahasan
puasan kerja guru (X2) atau variabel yang tidak Berdasarkan hasil analisis ditemukan
terdapat dalam model regresi ini. Hal tersebut bahwa kepemimpinan transfornasional kepala
berarti variabel kepuasan kerja guru ber- sekolah berpengaruh secara signifikan terhadap
pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja kepuasan kerja guru SD Negeri di Kota Merau-
guru SD Negeri di kota Merauke. Dengan de- ke. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat
mikian, hipotesis kerja yang berbunyi: “Ter- kepemimpinan transformasional kepala sekolah
dapat pengaruh langsung yang signifikan ke- akan diikuti oleh semakin meningkatnya ke-
puasan kerja guru terhadap kinerja guru SD puasan kerja guru. Temuan penelitian ini sejalan
Negeri di kota Merauke” diterima. dengan hasil penelitian Tuapattinaja dan We-
Nilai p3y yang merupakan koefisien pe- rang (2011) yang menyimpulkan adanya hu-
ngaruh langsung moral kerja guru (X3) terhadap bungan yang positif dan signifikan antara ke-
kinerja guru (Y) SD Negeri di Kota Merauke pemimpinan transformasional Kepala Distrik
yang digambarkan dengan nilai koefisien deter- dengan kepuasan kerja pegawai kantor Distrik
minasi (R2) sebesar 0,0542. Artinya, variabel Merauke dan Distrik Sota. Temuan penelitian
moral kerja guru (X3) berpengaruh terhadap ini juga sejalan dengan hasil penelitian Agung
kinerja guru (Y) sebesar 5,42%. Dengan kata (2009) yang menyimpulkan adanya hubungan
lain, kinerja guru (Y) dipengaruhi oleh faktor langsung yang signifikan antara kepemimpinan
moral kerja guru (X3) sebesar 5,42%. Sisanya, transformasional dan kepuasan kerja.
94,58% dijelaskan oleh variabel lain selain mo-

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Moral Kerja Guru, dan Kepuasan kerja terhadap Kinerja Guru
134

0,828

Kepuasan Kerja
Guru (X2)

31,47% 21,62%

Kepemimpinan
10,69% Kinerja Guru
Transformasional
(Y)
Kepala Sekolah (X1)

24,80%
0,438
5,42%
16,64%

Moral Kerja Guru W


(X3)

0,599

Gambar 2. Model Empirik Hubungan antarvariabel Penelitian

Hasil analisis data juga menunjukkan kekeluargaan terlepas dari formalitas yang kaku
bahwa kepemimpinan transformasional kepala dan prosedural yang otokratis berpengaruh po-
sekolah berpengaruh secara signifikan terhadap sitif terhadap moral kerja guru. Temuan peneli-
moral kerja guru SD Negeri di Kota Merauke. tian ini juga senada dengan hasil penelitian
Hasil analisis ini mengindikasikan bahwa se- Masyhud & Tasnim (2002) dan Iwantoro (2006)
makin meningkatnya kepemimpinan transfor- yang mengungkapkan adanya pengaruh kepe-
masional kepala sekolah akan segera diikuti mimpinan kepala sekolah terhadap semangat
oleh semakin meningkatnya moral kerja guru kerja guru.
SD Negeri di Kota Merauke. Sebagaimana di- Berdasarkan hasil analisis data ditemu-
kemukakan oleh Mantja (2002), kepala sekolah kan bahwa kepemimpinan transformasional
adalah sumber semangat bagi guru-guru dan kepala sekolah berpengaruh secara signifikan
siswa. Kepala sekolah yang terbuka, suka men- terhadap kinerja guru SD Negeri di kota Merau-
dengarkan dan bersahabat dengan guru-guru ke. Artinya, semakin meningkatnya kepemim-
akan membuat guru-guru dapat bekerja dengan pinan transformasional kepala sekolah akan
lebih tenang dan senang. Temuan penelitian ini diikuti oleh semakin meningkatnya kinerja para
sejalan dengan hasil analisis Nawawi (1989) guru SD Negeri di Kota Merauke. Kepala seko-
yang mengatakan bahwa hubungan yang penuh lah yang profesional akan menemani dan meng-

Cakrawala Pendidikan, Februari 2014, Th. XXXIII, No. 1


135

awasi penampilan guru dan anak didiknya di guru akan diikuti oleh semakin meningkatnya
sekolah (di kelas), memberikan masukan yang kinerja guru SD Negeri di Kota Merauke. Hasil
positif dan konstruktif untuk perbaikan dan penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
pengembangan sistem dan metode pembelajar- Tuapattinaja dan Werang (2011) yang menyim-
an, mendorong pemanfaatan waktu dan fasilitas pulkan adanya hubungan yang signifikan antara
belajar secara efektif dan kreatif (Scheerens & kepuasan kerja pegawai dengan kinerja pegawai
Bosker, 1997). kantor Distrik Merauke dan Distrik Sota. Te-
Temuan penelitian ini sejalan dengan ha- muan penelitian ini sejalan juga dengan hasil
sil penelitian Collinson (1993) yang menyim- penelitian Yuliejantiningsih (2005) dan Mau-
pulkan bahwa manajemen yang baik berpenga- pula (2010) yang mengungkapkan adanya hu-
ruh terhadap kinerja guru di sekolah. Penting- bungan yang signifikan antara kepuasan kerja
nya pengaruh kepemimpinan transformasional guru dengan kinerja guru.
kepala sekolah terhadap kinerja guru diungkap- Berdasarkan hasil analisis data terung-
kan juga oleh Collin, Dennis, dan Owen (Meg- kap bahwa moral kerja guru berpengaruh secara
gan dkk., 2005). Dalam hasil penelitiannya, me- signifikan terhadap kinerja guru. Hasil analisis
reka menyimpulkan bahwa kepemimpinan ini menunjukkan bahwa meningkatnya moral
transformasional kepala sekolah berpengaruh kerja guru akan selalu diikuti oleh semakin me-
positif terhadap kinerja guru. Temuan penelitian ningkatnya kinerja guru SD Negeri di Kota
ini sejalan dengan hasil penelitian Setiawati Merauke. Guru-guru yang mampu menciptakan
(2011) yang menyimpulkan adanya pengaruh iklim belajar yang baik dan kondusif, selalu ber-
positif yang signifikan antara kepemimpinan usaha melibatkan para siswa dalam proses pem-
transformasional terhadap kinerja karyawan PT belajaran cenderung menguntungkan dalam
PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur APJ Ma- upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Temuan
lang. penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
Hasil analisis data juga menunjukkan Mustika (2002) yang menyimpulkan bahwa ter-
bahwa kepuasan kerja guru berpengaruh secara dapat hubungan langsung yang signifikan antara
signifikan terhadap moral kerja guru SD Negeri semangat kerja guru dengan kinerja guru. Te-
di Kota Merauke. Artinya, semakin tinggi ting- muan penelitian ini juga mendukung hasil ana-
kat kepuasan kerja guru akan diikuti oleh se- lisis Nawawi (1985) yang mengungkapkan
makin meningkatnya semangat kerja guru SD bahwa tinggi rendahnya moral kerja guru sangat
Negeri di Kota Merauke. Temuan penelitian ini berpengaruh kepada produktivitas kerja yang
sejalan dengan padangan Herzberg (1969) me- dicapai oleh guru tersebut di dalam proses
ngatakan bahwa salah satu faktor yang dapat pembelajaran.
meningkatkan semangat kerja adalah kepuasan
kerja (job satisfaction). Temuan penelitian ini PENUTUP
sejalan juga dengan hasil penelitian Puji (2009) Kesimpulan
yang menyimpulkan bahwa kepuasan kerja ber- Berdasarkan hasil analisis data dan pem-
pengaruh secara signifikan terhadap semangat bahasan hasil penelitian dapat dikemukakan
kerja karyawan produksi PT Surya Sakti Utama kesimpulan sebagai berikut.
Surabaya. Temuan penelitian ini juga sejalan  Kepempimpinan transformasional kepala
dengan hasil penelitian Febrianto (2010) yang sekolah berpengaruh secara signifikan ter-
menyimpulkan bahwa kepuasan kerja berpenga- hadap kepuasan kerja guru SD Negeri di
ruh secara signifikan terhadap semangat kerja Kota Merauke.
karyawan PT Ricky Jaya Sakti Surabaya.  Kepemimpinan transformasional kepala se-
Hasil analisis data juga menunjukkan kolah berpengaruh secara signifikan terha-
bahwa kepuasan kerja guru berpengaruh secara dap moral kerja guru SD Negeri di Kota Me-
signifikan terhadap kinerja guru. Hal ini berarti rauke.
bahwa semakin tinggi tingkat kepuasan kerja  Kepemimpinan transformasional kepala se-

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Moral Kerja Guru, dan Kepuasan kerja terhadap Kinerja Guru
136

kolah berpengaruh secara signifikan terha- Arif, M. S. 1986. Organisasi dan Manajemen.
dap kinerja guru SD Negeri di Kota Merau- Jakarta: Karunika dan Universitas Ter-
ke. buka.
 Kepuasan kerja guru berpengaruh secara sig-
nifikan terhadap moral kerja guru SD Negeri As'ad, M. 1998. Psikologi Industri: Seri Ilmu
di Kota Merauke. Sumber Daya Manusia. Edisi Keempat.
 Kepuasan kerja guru berpengaruh secara Yogyakarta: Liberty.
signifikan terhadap kinerja guru SD Negeri
di Kota Merauke. Bafadal, I. 2006. Peningkatan Profesionalisme
 Moral kerja guru berpengaruh secara signifi- Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Ak-
kan terhadap kinerja guru SD Negeri di Kota sara.
Merauke.
Bernardin, J.H. & Russel, J.E. A 1993. Human
Saran Resource Management. Singapore: Mc
Berdasarkan kesimpulan di atas, terdapat Graw-Hill, Inc.
dua saran yang dapat dikemukakan. Pertama,
kepala sekolah hendaknya direkrut dan diselek- Collinsen, V. 1993. “Redefining Teacher Ex-
si dari para guru yang tidak hanya memiliki cellence: Theory into Practice”. Journal.
pangkat/golongan yang tinggi, tetapi juga me- Vol 38 (9), p. 23.
miliki kualitas pribadi dan kinerja yang tinggi.
Kedua, para kepala sekolah dan calon kepala Febrianto, A. 2010. “Analisis Pengaruh Ke-
sekolah diberikan pendidikan dan pelatihan puasan Kerja dan Komitmen Organisasi
yang cukup guna mengemban tugas pembinaan Terhadap Semangat Kerja Karyawan
dan pengembangan sekolah yang diembankan Pada PT. Ricky Jaya Sakti Surabaya”.
kepadanya. Tidak adanya pendidikan dan pela- Skripsi, Tidak Diterbitkan. Surabaya:
tihan yang khusus bagi para kepala sekolah ter- Universitas Pembangunan Nasional Vete-
pilih akan berdampak kepada amburadulnya pe- ran.
ngelolaan sekolah, yang pada akhirnya bermua-
ra kepada meningkatnya ketidakpuasan guru, Fieldman, D. C. & Arnold, H. J. 1983. Manag-
serta menurunnya semangat dan kinerja guru. ing Indidual and Group Behavior in Or-
ganization. Singapore: McGraw-Hill
UCAPAN TERIMA KASIH Book Company.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada
pihak sponsor yang telah mendanai penelitian Gaynor, A.K. 1998. Analyzing Problems in
ini, para narasumber, responden, dan sahabat Schools and Schools Systems: A Theo-
yang membantu pelaksanaan penelitian. Mu- retical Approach. Hillsdale, NJ: Law-
dah-mudahan penelitian ini ada manfaatnya. rence Erlbaum Associates.

DAFTAR PUSTAKA Gibson, J. L.; Ivanzevich, J. M., & Donelly, J.


Agung, A. A. G. 2009. “Hubungan Kepemim- H. 1992. Organisasi: Perilaku, Struktur
pinan Transformasional, Kelelahan Emo- dan Proses. Jilid I. Alih Bahasa oleh
sional, Karakteristik Individu, Budaya Agus Dharma. Jakarta: Erlangga.
Organisasi dan Kepuasan Kerja dengan
Komitmen Organisasional pada Guru Hersey, P. dan Blanchard, K. H. 1992, Mana-
SMA di Kota Denpasar“. Disertasi, Ti- gement of Organizational Behavior. Eng-
dak Dipublikasikan. Malang: PPS Uni- lewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall
versitas Negeri Malang. Inc.

Cakrawala Pendidikan, Februari 2014, Th. XXXIII, No. 1


137

Herzberg, F. 1959. Motivation to Work. Second Kerja, Motivasi Kerja dan Semangat
Edition. New York: John Willey and Kerja dengan Kinerja Guru SMK Swasta
Sons, Inc. Kota Malang”. Tesis, Tidak Diterbitkan.
Malang: PPS Universitas Negeri Malang.
Iwantoro. 2006. “Kompetensi Kekepalsekolah-
an dalam Hubungannya dengan Sema- Nawawi, H. 1985. Organisasi Sekolah dan Pe-
ngat Kerja Guru SD Negeri di Kabupaten ngelolaan Kelas. Jakarta: Gunung Agung.
Mojokerto”. Tesis Tidak Diterbitkan. Ma-
lang: PPS Universitas Negeri Malang. Nawawi, H. 1989. Administrasi Pendidikan.
Jakarta: Gunung Agung.
Kachigan, S. K. 1982. Multivariate Statistical
Analysis. New York: Radius Press. Puji, I. 2009. “Pengaruh Kepuasan Kerja ter-
hadap Semangat Kerja Karyawan Bagian
Lucio, W.H. & McNeil, J.D. 1979. Supervision Produksi pada PT Surya Sakti Utama Su-
in Thought and Action. New York: Mc rabaya”. Skripsi, Tidak Diterbitkan. Sura-
Graw Hill Book Company. baya: Universitas Airlangga.

Mantja, W. 2002. Manajemen Pendidikan dan Scheeren, J. & Bosker, R. J. 1997. The Foun-
Supervisi Pengajaran. Malang: Wineka dation of Education Effectiveness. Great
Media. Britain: Redwood Books Ltd.

Masyhud, M.S. & Tasnim, Z. 2002. “Pengaruh Sergiovani, T. J. 1987. The Principalship. A
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Reflective Practice Perspective. Boston:
Iklim Organisasi Sekolah Terhadap Pe- Allyn and Bacon.
libatan Guru dalam Pengambilan Kepu-
tusan, Semangat Kerja Guru dan Kedi- Setiawati, I. 2011. “Pengaruh Kepemimpinan
siplinan Siswa pada Sekolah Dasar di Transformasional terhadap Kinerja me-
Wilayah Eks Keresidenan Besuki”. lalui Motivasi Kerja [Studi pada Karya-
Laporan Penelitian Dosen BBI. Jember: wan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa
Lemlit Universitas Negeri Jember. Timur APJ Malang]”. Skripsi. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Maupula, P. 2010. “Hubungan antara Perilaku
Kepemimpinan Kepala Sekolah, Iklim Tuapattinaja, D. J. P. & Werang, B. R. 2011.
Organisasi Sekolah, Profesionalisme “Hubungan Kepemimpinan Transforma-
Guru dan Kepuasan Guru dengan Kinerja sional Kepala Distrik dan Kepuasan
Guru SD Negeri di Kota Kupang”. Di- Kerja Pegawai dengan Kinerja Pegawai
sertasi, Tidak Dipublikasikan. Malang: Kantor Distrik Merauke dan Distrik
PPS Universitas Negeri Malang. Sota”. Laporan Penelitian. LP2M Uni-
versitas Musamus.
Megan, C.; Leslie, K. & Colin, R. 2005.
Leadership and Teams in Educational Yuliejantiningsih, Y. 2005. “Hubungan Iklim
Management. Alih Bahasa oleh D.W. Sekolah, Beban Tugas, Motivasi Berpres-
Eric. Jakarta: Grasindo. tasi, dan Kepuasan Kerja dengan Kinerja
Guru SD Negeri di Kota Mojokerto”. Di-
Mulyasa, E., 2006. Menjadi Kepala Sekolah sertasi. Tidak Diterbitkan. Malang: PPS
Profesional. Bandung: Rosdakarya. UM.

Mustika, Z. 2002. “Hubungan antardisiplin

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Moral Kerja Guru, dan Kepuasan kerja terhadap Kinerja Guru

You might also like