You are on page 1of 12

197

Buana Sains Vol 20 No 2 : 197 - 208, 2020

EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI


CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)
(STUDI KASUS: DI DESA SUMBEREJO, KECAMATAN BATU)

Ludovikus Ronaldus Unta, Agnes Quartina Pudjiastuti dan A. Yusuf Kholil.


Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Abstract
The development of horticultural commodities is quite beneficial because it is supported
by the potential of natural resources, human resources, availability of technology, and
market absorption, one of which is red chili. This study aims to analyze the factors that
influence the production of red chili farming in the Sumberejo village and the efficiency
of the use of production factors (land area, seeds, manure, TSP, NPK, urea, labor, and
pesticides). The data analysis method used is the Cobb-Douglas production function
using multiple regression analysis, validity and reliability tests, classical assumption tests,
model suitability (goodness of fit model), and efficiency analysis. The results showed
that the simultaneous use of production factors of land area, seeds, manure, TSP, NPK,
urea, labor, and pesticides had a significant effect on the production of red chili.
Partially, the land area and seed production factors have a significant effect on the
production of red chilies, while manure, TSP, NPK, urea, labor, and pesticides have no
significant effect on the production of red chili. The results of the efficiency analysis
show that the production factors of land area, seeds, manure, urea fertilizer, and labor
are technically efficient because they are located in a rational area and technically, TSP,
NPK, and pesticides are not efficient. In terms of price efficiency, the use of production
factors is not efficient for land area, seeds, TSP fertilizers, NPK fertilizers, and
pesticides have not reached economic efficiency. Other production factors such as
manure, urea fertilizer, and labor are not economically efficient, so the use of inputs
must be added to obtain maximum production.

Keywords: Efficiency; farming; production; red chilli; Sumberejo village.

Pendahuluan teknologi, dan potensi serapan pasar di


Komoditas tanaman hortikultura dalam negeri maupun pasar internasional
yang terus meningkat. Salah satu jenis
merupakan komoditas unggulan yang
tanaman yang banyak dikonsumsi dan
memiliki nilai ekonomis tinggi dan
mempunyai potensi untuk terus dibudidayakan oleh masyarakat adalah
dikembangkan. Dalam perkembangannya cabai (Fidilia, 2017).
Berdasarkan data Kementerian
komoditas hortikultura, terutama sayur-
Pertanian Indonesia 2016-2019, total
sayuran, baik sayuran daun maupun
produksi cabai pada tahun 2016 sebesar
sayuran buah, cukup memberikan
1,96 juta ton dan meningkat di tahun
keuntungan yang besar karena didukung
2017 sebesar 2,35 juta ton dan terjadi
oleh potensi sumberdaya alam,
sedikit penurunan di tahun 2018 sebesar
sumberdaya manusia, ketersediaan
198

L. R. Unta, A. Q. Pudjiastuti dan A. Yusuf Kholil / Buana Sains Vol 20 No 2 : 197-208

2,30 juta ton dan produksi tahun 2019 Hal ini didukung dengan kondisi
sebesar 2,90 juta ton. Berdasarkan data tanah di Kota Batu banyak
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa mengandung mineral yang berasal dari
Timur 2019, menunjukkan bahwa letusan gunung merapi, dimana
produksi cabai pada tahun 2017 sebesar mempunyai tingkat kesuburan yang
4.399.987 kuintal dan produksi cabai tinggi dan mayoritas penduduk di Desa
pada tahun 2018 sebesar 5.453.034 Sumberejo berprofesi sebagai petani
kuintal. Hal ini menunjukkan bahwa hortikultura. Penelitian dilaksanakan
produksicabai di Jawa Timur mengalami pada bulan Februari 2020.
kenaikan. Dari data BPS Kota Batu 2019, Jumlah populasi petani dari 12
didapatkan bahwa produksi cabai di Kota kelompok tani di Desa Sumberejo
Batu tahun 2017 sebesar 3,190 ton dan adalah 350 orang. Pengambilan sampel
mengalami penurunan pada tahun 2018 dari populasi tersebut ditentukan
menjadi 2,286 ton. Penelitian mengenai menggunakan metode Random Sampling
efisiensi produksi usahatani cabai merah (dengan cara lotere).
sudah dilakukan oleh beberapa peneliti, Perhitungan sampel menggunakan
diantaranya Hardiyanti (2014) rumus Slovin, yaitu:
menyatakan produktivitas usahatani cabai
merah di Kabupaten Lampung Timur
yang rendah diduga di sebabkan kurang
optimal dalam penggunaan faktor Dimana,
produksi. n : jumlah sampel
Berdasarkan permasalahan tersebut N : jumlah populasi
maka diperlukan penelitian mengenai e : tingkat ketelitian yang diinginkan.
efisiensi usahatani tanaman cabai di Desa
Sumberejo, Kecamatan Batu, adapun Dalam penelitian ini tingkat ketelitian
tujuan penelitian ini yaitu untuk yang digunakan adalah 15 %.
menganalisis faktor-faktor produksi; luas
lahan, benih, pupuk kandang, TSP, NPK,
= 40
Urea, tenaga kerja, dan pestisida yang
mempengaruhi produksi cabai merah
(Capsicum annuum L.) di Desa Sumberejo Sesuai dengan pertimbangan bahwa 40
Kecamatan Batu Kota Batu, dan sampel yang diambil dinyatakan sebagai
menganalisis efisiensi penggunaan faktor- sampel minium karena mengantisipasi
faktor produksi: luas lahan, benih, pupuk adanya data yang tidak valid dari petani
kandang, TSP, NPK, Urea, tenagakerja, responden, karena itu untuk pemerataan
dan pestisida pada usahatani cabai merah pengambilan sampel dari 12 kelompok
(Capsicum annuum L.) di Desa Sumberejo, tani di Desa Sumberejo diambil 4 orang
Kecamatan Batu. petani dari setiap kelompok tani yang ada
dan jumlah sampel yang diambil yakni 48
Metode Penelitian sampel.
Desa Sumberejo dipilih menjadi
daerah penelitian atas dasar
pertimbangan bahwa Desa Sumberejo
Kecamatan Batu merupakan salah satu
daerah potensial yang memproduksi
tanaman cabai merah.
199

L. R. Unta, A. Q. Pudjiastuti dan A. Yusuf Kholil / Buana Sains Vol 20 No 2 : 197-208

Metode analisis data yang Hasil dan Pembahasan


digunakan dalam penelitian ini untuk Uji Validitas
mengetahui pengaruh penggunaan faktor Berdasarkan tabel 1 terlihat
produksi usahatani cabai merah dengan bahwa uji validitas yang dilakukan
analisis model cobb douglas (Ramadhani, terhadap 48 petani responden
2011). menghasilkan 9 variabel yang dinyatakan
Fungsi persamaan Cobb Douglas valid. Karena semua variabel memliki r-
secara matematis dapat ditulis: hitung lebih besar dari r-
Y = a0 + tabel.kesimpulannya seluruh pernyataan
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X 8
a1 a2 a3 a4 a5 a6 a7 a8
yang dibuat dinilai layak dan dapat
Model tersebut disederhanakan digunakan untuk keperluan penelitian.
dengan ditransformasiikan ke
persamaan regresi linear berganda Uji Reliabilitas
berbentuk logaritma, seperti berikut: Dari tabel 2 terlihat bahwa uji
Ln Y = ln a 0 + a 1ln X1 + a 2ln X2 + reabilitas yang dilakukan terhadap 48
a 3ln X3 + a 4ln X4 + a 5ln X5 +a 6ln X6 + responden menunjukkan bahwa semua
a 7ln X7 + a 8ln X8 +E. variabel dinyatakan reliabel karena
1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas memiliki nilai cronbach’s alpha 0,915 >
2. Uji Asumsi Klasik 0,60. Hal ini menyatakan bahwa seluruh
3. Kesesuaian model (goodness of fit model) pernyataan yang dibuat dinilai layak dan
4. Analisis Efisiensi dapat digunakan untuk keperluan
penelitian.

Tabel 1. Uji validitas pada efisiensi produksi usahatani cabai merah di desa
Sumberejo
Variabel r- hitung r- tabel
Produksi (Y) .901
Luas Lahan (X1) .951
Benih (X2) .861
Pupuk Kandang (X3) .781 0,2845
Pupuk Tsp (X4) .548
Pupuk Npk (X5) .704
Pupuk Urea (X6) .399
Tenaga Kerja (X7) .835
Pestisida (X8) .359

Tabel 2. Uji Reliabilitas pada efisiensi produksi usahatani cabai merah di desa
Sumberejo
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.915 9
200

L. R. Unta, A. Q. Pudjiastuti dan A. Yusuf Kholil / Buana Sains Vol 20 No 2 : 197-208

Uji Asumsi Klasik NPK, pupuk Urea, Tenaga kerja dan


pestisida, nilainya VIF nya < 10 dan nilai
a. Uji Normalitas
Tolerance >0,01sehingga model regresi
Berdasarkan tabel 3 diketahui
dinyatakan tidak terjadi gejala
bahwa probabilitas koefisien toleransi >
multikolonieritas.
0,05 atau Asymp. Sig. > taraf signifikan,
yaitu 0,580>0,05 maka, dapat c. Uji Heteroskedasitas
disimpulkan data hasil penelitian Berdasarkan penghitungan yang
berdistribusi normal. didapatkan menunjukkan tidak ada
variabel independen yang nilai signifkan
b. Uji Multikolinearitas
Berdasarkan tabel 4 dapat <0,05. Kesimpulannya tidak ada variabel
disimpulkan bahwa luas lahan, bibit, yang mengandung heteroskedastisitas
pupuk kandang, pupuk TSP, pupuk karena nilai signifikansi > 0,05.

Tabel 3. Uji normalitas pada efisiensi produksi usahatani cabai merah di desa
Sumberejo
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
Asymp. Sig. (2-tailed) .580

Tabel 4. Uji Multikolinearitas pada efisiensi produksi usahatani cabai merah di


desa Sumberejo
Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
1 Luas Lahan (X1) .105 9.538
Benih (X2) .259 3.859
Pupuk Kandang (X3) .351 2.849
Pupuk Tsp (X4) .614 1.628
Pupuk Npk (X5) .441 2.269
Pupuk Urea (X6) .764 1.309
Tenaga Kerja (X7) .222 4.500
Pestisida (X8) .763 1.311
201

L. R. Unta, A. Q. Pudjiastuti dan A. Yusuf Kholil / Buana Sains Vol 20 No 2 : 197-208

Tabel 5. Analisis regresi linear berganda pada efisiensi produksi usahatani cabai merah di
desa Sumberejo
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
\Model
Std.
B Error Beta t Sig.
(Constant) -1.216 .516 -2.356 .024
Luas Lahan (X1) .842 .173 .701 4.854 .000
Benih (X2) .430 .116 .341 3.718 .001
Pupuk
.040 .118 .027 .342 .735
Kandang(X3)
Pupuk Tsp (X4) -.137 .131 -.063 -1.050 .300
Pupuk Npk (X5) -.125 .105 -.084 -1.196 .239
Pupuk Urea (X6) .021 .079 .014 .269 .790
Tenaga Kerja
.063 .158 .040 .399 .692
(X7)
Pestisida (X8) -.131 .117 -.060 -1.119 .270
Adjusted R
.897
Square
F hitung 52.359

Berdasarkan hasil analisis SPSS (Fhitung> Ftabel). Kesimpulannya secara


pada Tabel 9, dapat diperoleh persamaan simultan luas lahan, benih, pupuk
sebagai berikut: kandang, pupuk TSP, pupuk urea, pupuk
Ln Y= ln (-1,216) + 0,842 ln X1+ NPK,tenaga kerja dan
0,430 ln X2 + 0,040 ln X3 - 0,137 ln X4 – pestisidaberpengaruh nyata terhadap
0,125 ln X5 + 0,21 ln X6 – 0,63 ln X7 – variabel output produksi Cabai Merah (Y).
0,131 ln X8 + e b. Uji t
Hasil analisis tersebut kemudian 1. Konstanta (a)
dikembalikan kedalam fungsi persamaan Hal ini berarti jika semua variabel
linear berganda dengan menggunakan bebas memiliki nilai nol (0) maka
antilogaritma, sehingga persamaan variabel terikat (Beta) sebesar -1.216
fungsinya berubah menjadi: 2. Pengaruh Luas Lahan (X1) Terhadap
Y= -0,3604X10,842X20,430X30,040X4- Produksi ( Y)
0,137
X5-0,125X60,21X 7-0, 63X8- 0,131 + e Berdasarkan hasil analisis data
a. Uji F menggunakan aplikasi SPSS diperoleh
Pada tabel analisis regresi linear hasil nilai signifikansi, untuk pengaruh
bergandamenunjukkan bahwa nilai F X1 adalah 0,000 < 0,05 dan nilai t-hitung
hitung= 52.359 dan signifikan 0.000 4,854 > 2,023, sehingga dapat
dengan α = 0.05, berarti probabilitas disimpulkan bahwa secara parsial luas
kurang dari α, dimana Ftabel = 2,18 lahan berpengaruh signifikan terhadap
202

L. R. Unta, A. Q. Pudjiastuti dan A. Yusuf Kholil / Buana Sains Vol 20 No 2 : 197-208

produksi cabai merah (Y). Nilai koefisien terjadi hubungan positif antara pupuk
Luas Lahan untuk X1 sebesar 0,842. kandang dan produksi karena semakin
Hal ini mengandung arti jika variabel luas banyak pupuk kandang yang digunakan
lahan mengalami kenaikan sebesar 1m2 maka jumlah produksi semakin
maka produksi cabai merah mengalami meningkat.
peningkatan sebesar 0,842 kg. Koefisien 6. Pengaruh Pupuk TSP (X4) Terhadap
bernilai positif yang artinya terjadi Produksi (Y)
hubungan positif antara luas lahan dan Berdasarkan hasil analisis
produksi karena semakin besar luas lahan data menggunakan aplikasi SPSS
maka jumlah produksi semakin diperoleh hasil nilai sig, untuk pengaruh
meningkat. X4 adalah 0,300 > 0,05 dan nilai t-hitung
3. Pengaruh Benih X2 Terhadap -1,050 < 2,023, sehingga dapat
Produksi (Y) disimpulkan bahwa secara parsial pupuk
Berdasarkan hasil analisis data TSP tidak berpengaruh signifikan
menggunakan aplikasi SPSS diperoleh terhadap produksi cabai merah (Y)Nilai
hasil nilai sig, untuk pengaruh X2 adalah koefisien Pupuk TSP untuk X4 sebesar -
0,001 < 0,05 dan nilai t-hitung 3,718 > 0,137. Hal ini mengandung arti jika
2,023, sehingga secara parsial benih variabel pupuk TSP mengalami kenaikan
berpengaruh signifikan terhadap sebesar 1 kg, maka produksi usahatani
produksi cabai merah (Y). Nilai koefisien mengalami penurunan sebesar 0,137 kg.
Benih untuk X2 sebesar 0,430 . Hal ini Koefisien bernilai negatif yang artinya
mengandung arti jika variabel benih terjadi hubungan negatif antara pupuk
mengalami kenaikan sebesar 1 gram TSP dan produksi karena semakin
maka produksi usahatani mengalami banyak pupuk TSP yang digunakan maka
peningkatan sebesar 0,430 kg. Koefisien jumlah produksi semakin menurun.
bernilai positif yang artinya terjadi 7. Pengaruh Pupuk NPK (X5) Terhadap
hubungan positif antara benih dan Produksi (Y)
produksi karena semakin banyak Berdasarkan hasil analisis
penggunaan benih maka jumlah menggunakan aplikasi SPSS diperoleh
produksi semakin meningkat. hasil nilai sig, untuk pengaruh X5 adalah
4. Pengaruh Pupuk Kandang (X3) 0,239 > 0,05 dan nilai t- hitung -1,196 <
Terhadap Produksi (Y) 2,023, sehingga secara parsial pupuk
Berdasarkan hasil analisis data NPK tidak berpengaruh signifikan
menggunakan aplikasi SPSS diperoleh terhadap produksi cabai merah (Y).Nilai
hasil nilai sig, untuk pengaruh X3 adalah koefisien regresi untuk Pupuk NPK
0,735 > 0,05 dan nilai t-hitung 0,342 < untuk X5 sebesar -0,125. Hal ini
2,023, disimpulkan bahwa secara parsial mengandung arti setiap kenaikan variabel
pupuk kandang tidak berpengaruh pupuk NPK sebesar 1 kg, maka produksi
signifikan terhadap produksi cabai cabai merah akan mengalami penurunan
merah (Y). sebesar 0,125 kg. Koefisien bernilai
5. Nilai koefisien Pupuk Kandang untuk negatif yang artinya terjadi hubungan
X3 sebesar 0,040. negatif antara pupuk NPK dan produksi
Hal ini mengandung arti setiap karena semakin sedikit pupuk NPK yang
kenaikan variabel pupuk kandang sebesar digunakan maka jumlah produksi
1 kg, maka produksi cabai merah akan semakin menurun.
mengalami peningkatan sebesar 0,040
kg. Koefisien bernilai positif yang artinya
203

L. R. Unta, A. Q. Pudjiastuti dan A. Yusuf Kholil / Buana Sains Vol 20 No 2 : 197-208

8. Pengaruh Pupuk Urea (X6) Terhadap pestisida tidak berpengaruh signifikan


Produksi (Y) terhadap produksi cabai merah (Y).Nilai
Berdasarkan hasil analisis data koefisien regresi Pestisida sebesar -0,131.
menggunakan aplikasi SPSS diperoleh Hal ini mengandung arti jika variabel
hasil nilai sig, untuk pengaruh X6 adalah pestisida mengalami kenaikan sebesar 1
0,790 > 0,05 dan nilai t- hitung 0,269 < ml, maka produksi usahatani mengalami
2,023, sehingga dapat disimpulkan bahwa penurunan sebesar 0,131 L. Koefisien
secara parsial pupuk urea tidak bernilai negatif yang artinya terjadi
berpengaruh signifikan terhadap hubungan negatif antara pestisida dan
produksi cabai merah (Y). produksi karena semakin banyak
9. Nilai koefisien regresi Pupuk Urea pestisida yang digunakan maka jumlah
sebesar 0,021. produksi semakin menurun.
Hal ini mengandung arti jika Kesesuaian Model ( goodness of fit
variabel pupuk urea mengalami kenaikan
model)
sebesar 1 kg, maka produksi usahatani Uji Koefisien Determinasi (R2)
cabai merah mengalami peningkatan
Dari hasil pada tabel
sebesar 0,021 kg. Koefisien bernilai regresidiperoleh nilai koefisien
positif yang artinya terjadi hubungan determinasi yang disimbolkan dengan R 2
positif antara pupuk urea dan produksi
sebesar 0,897 atau nilai ini menunjukkan
karena semakin banyak pupuk urea yang
bahwa besarnya produksi Cabai Merah
digunakan maka jumlah produksi (Y) yang bisa dijelaskan oleh variasi dari
semakin meningkat. variabel bebas yaitu luas lahan (X1), bibit
10. Pengaruh Tenaga Kerja (X7) (X2), pupuk kandang (X3), pupuk TSP
Terhadap Produksi (Y) (X4), pupuk NPK (X5), pupuk Urea (X6),
Berdasarkan hasil analisis tenaga kerja (X7) dan pestisida (X8)
menggunakan aplikasi SPSS diperoleh sebesar 89,7% sedangkan sisanya sebesar
hasil nilai sig, untuk pengaruh X7 adalah
10,3% (100% - 89,7%) dijelaskan oleh
0,692 > 0,05 dan nilai t-hitung 0,399 <
variabel-variabel lain diluar penelitian.
2,023, sehingga secara parsial tenaga kerja
tidak berpengaruh signifikan terhadap Analisis Efisiensi
produksi cabai merah (Y). Nilai koefisien a. Efisiensi Teknis
regresi tenaga kerja sebesar 0,063. Dari hasil analisis dapat
Artinya setiap penambahan tenaga kerja diinterpretasikan sebagai berikut:
sejumlah 1 HOK maka produksi 1. Variabel luas lahan (X1) yaitu 0,842
mengalami peningkatan sebesar 0,063 kg. (0< EP < 1).
Koefisien bernilai positif yang artinya Hal tersebut artinya penggunaan
terjadi hubungan positif antara tenaga variabel luas lahan secara teknis sudah
kerja dan produksi karena semakin efisien karena terletak pada daerah II
banyak tenaga kerja maka jumlah (daerah rasional).
produksi semakin meningkat. 2. Variabel benih (X2) yaitu 0,430 (0<
11. Pengaruh Pestisida (X8) Terhadap EP < 1).
Produksi (Y) Dari hasil tersebut diketahui
Berdasarkan hasil analisis data bahwa penggunaan benih secara teknis
menggunakan aplikasi SPSS di peroleh sudah efisien karena terletak pada daerah
hasil nilai sig, untuk pengaruh X8 adalah II (daerah rasional).
0,270 > 0,05 dan nilai t-hitung -1,119 < 3. Variabel pupuk kandang (X3) yaitu
2,023, disimpulkan bahwa secara parsial 0,040 ( 0< EP < 1)
204

L. R. Unta, A. Q. Pudjiastuti dan A. Yusuf Kholil / Buana Sains Vol 20 No 2 : 197-208

Dari hasil tersebut diketahui 8. Variabel pestisida (X7) yaitu -0,131 (0


bahwa penggunaan variabel pupuk <) .
kandang secara teknis sudah efisien Dari data tersebut diketahui
karena terletak pada daerah II (daerah bahwa penggunaan variabel pestisida
rasional). secara teknis tidak efisien karena terletak
4. Variabel pupuk TSP (X4) yaitu -0,137 pada daerah III (daerah irasional).
(<0) b. Efisiensi alokatif
Hal tersebut diartikan bahwa Dari hasil analisis, efisiensi
penggunaan variabel pupuk TSP secara alokatif dalam penelitian ini diperoleh
teknis tidak efisien karena terletak pada melalui analisis dari sisi input produksi
daerah III (daerah irasional). dengan menggunakan harga input dan
5. Variabel pupuk NPK (X5) yaitu -0,125
output sebagai berikut : harga rata-rata
(< 0). cabai merah yaitu 25.00 (Rp/kg),harga
Hal tersebut menandakan bahwa
rata-rata sewa lahan yaitu 3.000 (Rp/m2).
penggunaan variabel pupuk NPK secara Nilai rata-rata produksi cabai merah yaitu
teknis tidak efisien karena terletak pada
715.41. Kesimpulan dari hasil analisis
daerah III (daerah irasional). menunjukan bahwa penggunaan faktor-
6. Variabel pupuk Urea (X6) yaitu 0,021 faktor produksi belum efisien.
(0<EP <1) . c. Efisiensi ekonomi
Dari data tersebut diketahui
bahwa penggunaan variabel pupuk Urea Dari hasil analisis dapat
secara teknis sudah efisien karena disimpulkan bahwa penggunaan faktor-
terletak pada daerah II (daerah rasional). faktor produksi berupa luas lahan, benih,
7. Variabel tenaga kerja (X7) yaitu 0,063 pupuk TSP, pupuk NPK dan pestisida
(0 < EP < 1) . belummencapai efisiensi ekonomi.
Hal tersebut menandakan bahwa Sedangkan faktor produksi lain seperti
penggunaan variabel tenaga kerja secara pupuk kandang, pupuk urea, dan tenaga
teknis sudah efisien karena terletak pada pada usahatani cabai merah di Desa
daerah II (daerah rasional). Sumberejo tidak efisien secara ekonomis.

Tabel 6. Efisiensi alokatif pada efisiensi produksi usahatani cabai merah di desa Sumberejo
Variabel B.Y.PY/X.PX
Luas Lahan 3.260
Bibit 5.803
Pupuk Kandang 3.152
Pupuk TSP -11.528
Pupuk NPK -10.398
Pupuk Urea 3.747
Tenaga Kerja 0.089
Pestisida -21.223
205

L. R. Unta, A. Q. Pudjiastuti dan A. Yusuf Kholil / Buana Sains Vol 20 No 2 : 197-208

Tabel 7. Efisiensi ekonomi pada produksi usahatani cabai merah di desa


Sumberejo

Variabel ET EA EE
Luas Lahan 0.842 3.260 2.75
Benih 0.43 5.803 2.50
Pupuk Kandang 0.04 3.152 0.13
Pupuk TSP -0.137 -11.528 1.58
Pupuk NPK -0.125 -10.398 1.30
Pupuk Urea 0.021 3.747 0.08
Tenaga Kerja 0.063 0.089 0.01
Pestisida -0.131 -21.223 2.78

Kesimpulan pupuk kandang, pupuk urea, dan tenaga


Berdasarkan penelitian yang telah kerja pada usahatani cabai merah di Desa
dilakukan di Desa Sumberejo Kota Batu Sumberejo tidak efisien secara ekonomis
diperoleh kesimpulan diketahui bahwa sehingga penggunaan input harus
secara bersama-sama penggunaan faktor ditambahkan untuk memperoleh
produksi luas lahan, benih, pupuk produksi yang maksimal.
kandang, pupuk TSP, NPK, urea, tenaga
kerja dan pestisida berpengaruh nyata Daftar Pustaka
terhadap produksi cabai merah di Desa Andayani, S. A. 2016. Faktor-faktor yang
Sumberejo. Secara parsial faktor produksi Menentukan Produksi Cabai
luas lahan dan benih berpengaruh Merah. Mimbar Agribisnis, 1(3),
signifikan terhadap produksi cabai merah 261-268.
dan secara parsial juga faktor produksi
seperti, pupuk kandang, pupuk TSP, Aumora, N.S., Bakce, D., & Dewi, N.
pupuk NPK, pupuk urea, tenaga kerja, 2016. Analisis Efisiensi Produksi
dan pestisida tidak berpengaruh Usahatani Kelapa di Kecamatan
signifikan terhadap produksi cabai merah Pulau Burung Kabupaten Indragiri
di Desa Sumberejo. Hilir. JOM Faperta, 3(1), 47-59.
Berdasarkan hasil analisis Chonani, S.H., Prasmatiwi, F.E., &
efisiensi dari penggunaan faktor produksi Santoso, H. 2014. Efisiensi
seperti luas lahan, benih, pupuk kandang, Produksi Dan Pendapatan
pupuk urea, dan tenaga kerja secara Usahatani Cabai Merah Di
teknis sudah efisien karena terletak pada Kecamatan Metro Kibang
daerah rasional dan secara teknis juga Kabupaten Lampung Timur:
pupuk TSP, pupuk NPK dan pestisida Pendekatan Fungsi Produksi
belum efisien. Ditinjau dari efisiensi Frontier. Jurnal Ilmu-Ilmu
harga penggunaan faktor-faktor produksi Agribisnis, 2(2), 95-102.
belum efisien dan dari segi efisiensi
ekonomi penggunaan faktor-faktor Fidalia, Lindi. 2018. Efektivitas
produksi berupa luas lahan, benih, pupuk Kelompok Tani Dalam
TSP, pupuk NPK dan pestisida Meningkatkan Pendapatan
belummencapai efisiensi ekonomi. Usahatani Cabai Merah (Capsicum
Sedangkan faktor produksi lain seperti annuum L) Dan Jagung (Zea Mays)
206

L. R. Unta, A. Q. Pudjiastuti dan A. Yusuf Kholil / Buana Sains Vol 20 No 2 : 197-208

Di Desa Margototo Kecamatan Dan Pengembangan Hortikultura


Metro Kibang Kabupaten Badan Penelitian Dan
Lampung Timur. (Skripsi). Pengembangan Pertanian.
Fakultas Pertanian, Universitas Kementerian Pertanian.
Lampung. Rahman, Sayful. 2010. Meraut Untung
Fitriana, Maria Dhu’a. 2018. Analisis Menanam Cabai Rawit di Polybag.
Efisiensi Produksi Usahatani Ubi Yogyakarta: Lily Publisher.
Kayu di Kecamatan Natar Ramadhani, Yuliastuti. 2011. Analisis
Kabupaten Lampung Selatan. Efisiensi, Skala Dan Elastisitas
(Skripsi). Fakultas Pertanian, Produksi dengan Pendekatan
Universitas Lampung. Bandar Cobb-Douglas dan Regresi
Lampung. Berganda. Jurnal Teknologi, 4(1),
Harpenas, Asep dan R. Dermawan. 2010. 61-68.
Budidaya Cabai Unggul. Jakarta : Sangurjana, I.G.W.F., Widyantara, I.W.,
Penebar Swadaya.
& Dewi, I.A.L. 2016. Efektivitas
Junaidi, A. dan Wahyu, H.R. dan Efisiensi Penggunaan Faktor
2017.Analisis Produksi Kopi di Produksi Usahatani Cabai Besar di
Desa Plocek Kecamatan Desa Baturiti Kecamatan Baturiti
Karangploso Kabupaten Malang. Tabanan. Jurnal Agribisnis dan
Jurnal Ilmu Ekonomi, 1(1), 92-106. Agrowisata, 5(1), 1-11.
Kasenda. 2013. Kompensasi dan Saptana., Daryanto, A., Daryanto, H.K.,
Motivasi pengaruhnya terhadap & Kuntjoro. 2010. Analisis
Kinerja Karyawan pada PT. Efisiensi Teknis Produksi
Bangun Wenang Beverage Usahatani Cabai Merah Besar dan
Company Manado. Universitas Perilaku Petani dalam Menghadapi
Sam Ratulangi Manado. Jurnal Risiko. Jurnal Agro Ekonomi,
EMBA, 1(3), 853-859. 28(2), 153-188.
Nuni, A. 2016. Efisiensi Teknis, Alokatif Saputra, I Made Alit Dharma.,
dan Ekonomi pada Usahatani Ubi Wenagama, I Wayan. 2019.
Kayu di Kabupaten Lampung Analisis Efisiensi Faktor Produksi
Tengah. Jurnal Agribisnis Usahatani Cabai Merah di Desa
Indonesia, 4(1), 43-56. Buahan, Kecamatan Payangan,
Kabupaten Gianyar. Jurnal
Nurfalach, Devi Rizqi. 2010. Budidaya
Ekonomi Pembangunan
Tanaman Cabai Merah (Capsicum
Universitas Udayana, 8(1), 31-60.
annum L.) di UPTD Perbibitan
Tanaman Hortikultura Desa Setiawan, D., dan Kusrini, E. 2010.
Pakopen Kecamatanb Bandungan Ekonometrika. Yogyakarta: Andi
Kabupaten Semarang. (Skripsi). Offset.
Fakultas Pertanian, Universitas
Shinta, Agustina. 2011. Ilmu Usahatani.
Sebelas Maret. Surakarta. Malang: UB Press.
Prabaningrum, L. 2016. Modul Soekartawi. 2002. Teori Ekonomi
Pendampingan Pengembangan Produksi dengan Pokok Bahasan
Kawasan Pengelolaan Tanaman
Analisis Fungsi Cobb-Douglas,
Terpadu Cabai. Pusat Penelitian
207

L. R. Unta, A. Q. Pudjiastuti dan A. Yusuf Kholil / Buana Sains Vol 20 No 2 : 197-208

Cetakan Ke 3. Jakarta: Rajawali


Press.
Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi
Produksi Dengan Pokok Bahasan
Analisis Fungsi Cobb-Douglass.
Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Suratiyah, Ken. 2006. Ilmu Usahatani.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Susila, D.A., Tisna, P., & Palada. 2012.
Improving Management Practices
for Transplant Production of Chilli
Pepper (Capsicum annuum L. ),
Vegetable Agroforestry System in
Indonesia. ICRAF Special
Publication.
Swastika, Sri & Dian, Pratama. 2017.
Teknologi Budidaya Cabai Merah.
Riau: UR Press
Tahir, A.G., Darwanto, D.H., Mulyo,
J.H., & Jamhari. 2010. Analisis
Efisiensi Produksi Sistem
Usahatani Kedelai di Sulawesi
Selatan. Jurnal Agro Ekonomi,
28(2), 133-151.
Vaulina, S., Khairizal., & Wahyudy, H.A.
2018. Efisiensi Produksi Usahatani
Kelapa Dalam (Cocos Nucifera
Linn) Di Kecamatan Gaung Anak
Serka Kabupaten Indragiri Hilir.
Jurnal Agribisnis Indonesia, 6(1),
61-72.
208

L. R. Unta, A. Q. Pudjiastuti dan A. Yusuf Kholil / Buana Sains Vol 20 No 2 : 197-208

You might also like