Professional Documents
Culture Documents
Audi Ichsani Aribowo, Christina Febiola Lubis, Lestari Mahardika Urbaningrum, Nurma
Dwi Rahmawati, Sridevi Anggraini
Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) Jawa Barat, Indonesia
Email: audiichsania@gmail.com, christinafebiola.lubis@gmail.com, lestaribing17@gmail.com,
nurmadwi23@gmail.com, sridevianggraini27@gmail.com
ABSTRAK
Isolasi dan identifikasi senyawa flavonoid dilakukan dalam
berbagai tahap. Pada penelitian kali ini, dilakukan studi
literatur untuk mengetahui bagaimana prosedur Isolasi dan
Identifikasi Senyawa Flavonoid. Prosedur biasanya diawali
dengan uji fitokimia (skrining) dahulu. Uji fitokimia
flavonoid dapat dilakukan dengan berbagai jenis uji, uji Bate
Smith-Matcalfe, uji dengan NaOH 10%, dan uji Wilstatter.
Bisa dilakukan ketiganya atau hanya salah satunya. Tahap
pertama adalah ekstraksi dengan pelarut sesuai. Pelarut yang
sesuai untuk isolasi senyawa flavonoid adalah pelarut polar
dan semi-polar. Ekstraksi senyawa tanaman untuk isolasi
flavonoid digunakan metode maserasi. Maserasi dilakukan
selama 72 jam sambil dilakukan pengadukan setiap 24 jam.
Setelah itu ekstrak dipekatkan dengan alat rotary vacum
How to cite: Aribowo, Audi Ichsani. et, al. (2021) Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid pada Tanaman. Jurnal
Health Sains 2(6). https://doi.org/10.46799/jhs.v2i6.188
E-ISSN: 2723-6927
Published by: Ridwan Institute
Audi Ichsani Aribowo, Christina Febiola Lubis, Lestari Mahardika Urbaningrum, Nurma Dwi
Rahmawati, Sridevi Anggraini
ditumbuhi oleh jamur dan bakteri, tidak Ekstrak dilarutkan dalam air lalu
mengandung racun, tidak terjadi reaksi ditambahkan pelarut n-heksana, lalu
dengan komponen zat yang akan di dikocok dan didiamkan hingga terdapat
ekstraksi, penyerapannya baik, tidak dua lapisan yang terpisah selama ± 30
memerlukan waktu lama dalam membuat menit. Kemudian pada sisa dari proses
ekstrak kental (Sa’adah & Nurhasnawati, partisi n-heksana ditambahkan dengan
2017). Kemudian pelarut etanol juga etil asetat, sehingga diperoleh fraksi etil
merupakan pelarut polar yang dapat asetat dan fraksi air. Hasil dari lapisan
mengekstraksi senyawa flavonoid yang etil asetat dipekatkan menggunakan
merupakan senyawa polar juga sehingga rotary evaporator hingga diperoleh
senyawa flavonoid akan lebih mudah larut fraksi etil asetat, sisa fraksinasi (fraksi
(Markham, 1988). Adapun peneliti yang air) juga di pekatkan sehingga
menggunakan n-heksan sebagai pelarut diperoleh fraksi air (Hepni, 2019).
untuk memisahkan senyawa-senyawa Fraksi yang positif mengandung
nonpolar untuk memudahkan flavonoid, selanjutkan diisolasi dan
mendapatkan senyawa flavonoid. Senyawa diuji pemurnian (Hepni, 2019).
flavonoid bersifat tidak tahan terhadap b. Kromatografi Cair Vakum (KCV)
proses pemanasan dan cepat teroksidasi Ekstrak etil asetat ditambahkan
pada suhu tinggi, oleh karena itu pelarut dan silika gel secukupnya, lalu
digunakannya metode ekstraksi maserasi diaduk hingga homogen dan menjadi
(Wang et al., 2006). Setelah dilakukan serbuk kering. Kemudian fase gerak
maserasi ekstraksi dipekatkan dimasukkan pada kolom yang telah
menggunakan rotary evaporator untuk ditekan agar menjadi padat dengan
mendapatkan ekstraksi kental tingkat kepolarannya secara gradien,
3. Fraksinasi yaitu n-heksana 100% (2 kali), n-
Fraksinasi adalah metode heksana:etil asetat (8:2), (6:4), (4:6),
pemisahan ekstrak berdasarkan kepolaran (2:8) etil asetat 100%, etil
(Akhsanita, 2012). Fraksinasi ini asetat:metanol (1:1), dan metanol
menggunakan dua pelarut yang tidak (Nuari & Widayati, 2017).
tercampur dan memiliki tingkat kepolaran c. Kromatografi Kolom (KK)
yang berbeda (Akhsanita, 2012). Tujuan Silika gel dikeringkan terlebih
dari fraksinasi adalah untuk memisahkan dahulu menggunakan oven dengan
senyawa berdasarkan kepolarannya, suhu 105° C selama 4 jam, lalu
sehingga jumlah dan jenisnya menjadi didinginkan untuk mengaktivasi dan
fraksi berbeda (Bona et al., 2015). Pelarut mengurangi kadar air dalam silika
yang biasa digunakan pada fraksi senyawa tersebut, kemudian ditambahkan
flavonoid adalah n-heksana dan etil asetat. dengan sedikit fase gerak hingga
Fraksinasi dapat dilakukan dengan metode berbentuk seperti bubur. Selanjutnya
ektraksi cair-cair dan kromatografi. fase gerak dimasukkan ke bagian
Metode kromatografi yang biasa bawah kolom yang tersumbat kapas.
digunakan pada isolasi senyawa flavonoid Kecepatan aliran pelarut dalam kolom
adalah kromatografi cair vakum (KCV), diatur dan bubur dimasukkan sedikit
kromatografi kolom (KK), dan demi sedikit. Lalu fase diam dielusi
kromatografi lapis tipis (KLT). hingga padat sempurna. Ekstrak
a. Ekstraksi Cair Cair ditambahkan dengan pelarutnya
kemudian dimasukkan tepat pada atas
pergeseran kimia pada 1-4 ppm yang (Tectona Grandis Linn. F.) Dengan
kemungkinan menunjukkan daerah Metoda Brine Shrimp Lethality
pergeseran pengotor dan pergeseran 6-8 Bioassay [Skripsi]. Padang: Fakultas
Farmasi Universitas Andalas. Google
ppm menunjukkan gugus aromatic dari
Scholar
aglikon flavonoid (H. A. Aisyah et al.,
2019). Bona, A. Della, Pecho, O. E., &
Alessandretti, R. (2015). Zirconia As A
Kesimpulan Dental Biomaterial. Materials, 8(8),
Berdasarkan pokok bahasan yang telah 4978–4991. Google Scholar
dibahas, isolasi dan identifikasi senyawa
Hamdanah, S., Anam, S., & Jamaluddin, J.
flavonoid pada tanaman memiliki berbagai
(2015). Isolasi Dan Identifikasi Senyawa
metode seperti: skrining, ekstraksi, fraksinasi Flavonoid Dari Ekstrak Etanol Buah
dan identifikasi senyawa. Terdapat tiga Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.)
metode skrining yaitu Uji Wilstatter, Uji Bate Dengan Metode Spektrofotometri Uv-
Smith-Matcalfe, dan Uji dengan NaOH 10%. Vis. Jurnal Farmasi Galenika (Galenika
Pada ekstraksi menggunakan metode Journal Of Pharmacy)(E-Journal), 1(1),
maserasi. Fraksinasi dapat dilakukan dengan 22–34. Google Scholar
metode ektraksi cair-cair, kromatografi cair
Hepni, H. (2019). Isolasi Dan Identifikasi
vakum (KCV), kromatografi kolom (KK), Senyawa Flavonoid Dalam Daun
dan kromatografi lapis tipis (KLT). Kumak (Lactuca Indica L.). Jurnal
Identifikasi senyawa flavonoid, dapat Dunia Farmasi, 4(1), 17–22. Google
menggunakan spektromoter UV-Vis dan Scholar
dengan H-NMR, spektromoter FTIR, atau
Markham, K. R. (1988). Distribution Of
hanya dengan spektromoter UV-Vis. Hasil
Flavonoids In The Lower Plants And Its
isolasi ditemukan adanya senyawa metabolit Evolutionary Significance. In The
sekunder flavonoid. Flavonoids (Pp. 427–468). Springer.
Google Scholar
BIBLIOGRAFI
Maulana, R., Opdenakker, M.-C., & Bosker,
Aisyah, H. A., Paridah, M. T., Sapuan, S. M., R. (2016). Teachers’ Instructional
Khalina, A., Berkalp, O. B., Lee, S. H., Behaviors As Important Predictors Of
Lee, C. H., Nurazzi, N. M., Ramli, N., & Academic Motivation: Changes And
Wahab, M. S. (2019). Thermal Links Across The School Year.
Properties Of Woven Kenaf/Carbon Learning And Individual Differences,
Fibre-Reinforced Epoxy Hybrid 50, 147–156. Google Scholar
Composite Panels. International Journal
Of Polymer Science, 2019. Google Nuari, N. A., & Widayati, D. (2017).
Scholar Gangguan Pada Sistem Perkemihan &
Penatalaksanaan Keperawatan.
Aisyah, R., & Destiarti, L. (2018). Isolasi Dan Deepublish. Google Scholar
Karakterisasi Senyawa Flavonoid Dari
Fraksi Etil Asetat Batang Tumbuhan Rahmawati, N. K. (2017). Implementasi
Senggani (Melastoma Malabathricum Teams Games Tournaments Dan
L.). Jurnal Kimia Khatulistiwa, 8(2). Number Head Together Ditinjau Dari
Google Scholar Kemampuan Penalaran Matematis. Al-
Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika,
Akhsanita, M. (2012). Uji Sitotoksik Ekstrak, 8(2), 121–134. Google Scholar
Fraksi, Dan Sub-Fraksi Daun Jati
Ritna, A., Anam, S., & Khumaidi, A. (2016).