You are on page 1of 7

Jurnal Health Sains: p–ISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 2, No. 6, Juni 2021

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID PADA TANAMAN

Audi Ichsani Aribowo, Christina Febiola Lubis, Lestari Mahardika Urbaningrum, Nurma
Dwi Rahmawati, Sridevi Anggraini
Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) Jawa Barat, Indonesia
Email: audiichsania@gmail.com, christinafebiola.lubis@gmail.com, lestaribing17@gmail.com,
nurmadwi23@gmail.com, sridevianggraini27@gmail.com

ARTIKEL INFO ABSTRACT


Diterima: 5 Juni 2021 Isolation of flavonoid compounds can be done in various
Direvisi: 15 Juni 2021 stages. In this study, a literature study was done to determine
Disetujui: 25 Juni 2021 the procedure for the Isolation and Identification of
Keywords: Flavonoid Compounds. The procedure usually begins with a
isolation; flavonoids; phytochemical test (screening) first. Flavonoid
extraction; fractionation; phytochemical tests can be done with various types of tests,
identification; secondary Bate Smith-Matcalfe test, 10% NaOH test, and Wilstatter
metabolites. test. It can be done with all of the tests or just one of them.
The first step is extraction with a suitable solvent. The
suitable solvents for the isolation of flavonoid compounds are
polar and semi-polar solvents. Extraction of plant
compounds for isolated flavonoid compounds used the
maceration method. Maceration carried out for 72 hours
while stirring every 24 hours. After that the extract was
concentrated with a rotary vacuum evaporator. The next step
is fractionation. For the fractionation of isolated flavonoid
compounds, it can be done by the methods of Liquid-Liquid
Extraction, Vacuum Liquid Chromatography, Column
Chromatography, and Thin Layer Chromatography. Solvents
that can be used in this step vary, depending on the method.
Then, isolate be monitored to determine the type of flavonoid
contained in the isolate. The methods that can be used in this
step are UV-Vis Spectrophotometer, HNMR, and FTIR
spectrophotometer. You can use one method or two methods.

ABSTRAK
Isolasi dan identifikasi senyawa flavonoid dilakukan dalam
berbagai tahap. Pada penelitian kali ini, dilakukan studi
literatur untuk mengetahui bagaimana prosedur Isolasi dan
Identifikasi Senyawa Flavonoid. Prosedur biasanya diawali
dengan uji fitokimia (skrining) dahulu. Uji fitokimia
flavonoid dapat dilakukan dengan berbagai jenis uji, uji Bate
Smith-Matcalfe, uji dengan NaOH 10%, dan uji Wilstatter.
Bisa dilakukan ketiganya atau hanya salah satunya. Tahap
pertama adalah ekstraksi dengan pelarut sesuai. Pelarut yang
sesuai untuk isolasi senyawa flavonoid adalah pelarut polar
dan semi-polar. Ekstraksi senyawa tanaman untuk isolasi
flavonoid digunakan metode maserasi. Maserasi dilakukan
selama 72 jam sambil dilakukan pengadukan setiap 24 jam.
Setelah itu ekstrak dipekatkan dengan alat rotary vacum
How to cite: Aribowo, Audi Ichsani. et, al. (2021) Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid pada Tanaman. Jurnal
Health Sains 2(6). https://doi.org/10.46799/jhs.v2i6.188
E-ISSN: 2723-6927
Published by: Ridwan Institute
Audi Ichsani Aribowo, Christina Febiola Lubis, Lestari Mahardika Urbaningrum, Nurma Dwi
Rahmawati, Sridevi Anggraini

evaporator. Tahap selanjutnya yaitu fraksinasi. Untuk


fraksinasi dalam isolasi senyawa flavonoid, dapat dilakukan
dengan metode Ekstraksi Cair-Cair, Kromatografi Cair
Vakum, Kromatografi Kolom, dan Kromatografi Lapis Tipis.
Pelarut yang dapat digunakan dalam tahap ini bermacam-
macam, tergantung dari metode yang digunakan. Selanjutnya
dilakukan identifikasi isolat untuk mengetahui jenis flavonoid
Kata Kunci: yang terdapat pada isolat. Metode yang dapat digunakan
isolasi; flavonoid; ekstraksi; dalam tahap ini adalah Spektrofotometer UV-Vis, H-NMR,
fraksinasi; identifikasi; dan spektrofotometer FTIR. Bisa dengan satu metode ataupun
metabolit sekunder. dua metode.

Pendahuluan dan identifikasi senyawa flavonoid pada


Indonesia terkenal akan potensinya tanaman, seperti buah belimbing wuluh
sebagai rumah terhadap tanaman obat. Hal ini (Averrhoa bilimbi L.), buah naga merah
dibuktikan dari 40.000 tanaman obat yang (Hylocereus polyrhizus), batang senggani
telah ditemukan di seluruh dunia, sekitar (Melastoma malabathricum L.), dan berbagai
30.000 jenisnya terdapat di Indonesia. Di tanaman lainnya. Hasil isolasi metabolit
Asia saja, Indonesia memiliki sekitar 90% sekunder tertentu nantinya berguna sebagai
tanaman obat yang terdapat di seluruh Asia. informasi mengenai kandungan senyawa pada
Meskipun begitu, diperkirakan hanya ada tanaman atau bagian tanaman tertentu.
sekitar 9.000 jenis tanaman yang betul (Hamdanah et al., 2015).
memiliki khasiat sebagai obat.
Tanaman Obat sendiri menjadi populer Metode Penelitian
belakangan ini karena maraknya tren back to Metode penelitian kali ini dilakukan
nature. Masyarakat beramai-ramai mengubah dengan literature pada artikel ilmiah yang
pengobatan mereka ke bahan alam karena berkaitan dengan Isolasi dan Identifikasi
dinilai memberikan efek samping yang lebih Senyawa Flavonoid pada tanaman.
sedikit. Tanaman Obat sendiri diketahui
memiliki efek preventif dan promotif Hasil dan Pembahasan
terhadap tubuh. Hal ini dikarenakan pada 1. Skrining
tanaman obat diketahui ada kandungan Skrining senyawa metabolit
metabolit sekunder yang dapat meningkatan flavonoid atau uji fitokimia flavonoid
daya tahan tubuh. Salah satu metabolit dapat dilakukan setelah dibuat ekstrak
sekunder tersebut adalah Flavonoid (Salim & bagian tanaman dengan pelarut yang
Pranata, 2017). sesuai. Selain itu juga uji fitokimia dapat
Flavonoid adalah salah satu senyawa dilakukan pada ekstrak hasil partisi. Ada
metabolit sekunder yang terdapat dalam tiga metode yang dapat dilakukan untuk
semua tumbuhan hijau (Nuari & Widayati, mengetahui ada atau tidak adanya
2017). Flavonoid termasuk ke dalam kandungan flavonoid pada suatu ekstrak
golongan polifenol dan memiliki efek tanaman. Metode tersebut di antaranya
farmakologi sebagai antioksidan, anti- adalah Uji Wilstatter, Uji Bate Smith-
penuaan, anti-inflamasi, anti-virus, dan Matcalfe, dan Uji dengan NaOH 10%.
lainnya (Hepni, 2019). Dalam melakukan skrining flavonoid atau
Berdasarkan penelitian di atas, maka uji fitokimia flavonoid pada ekstrak
dilakukanlah studi literatur mengenai isolasi tanaman, peneliti dapat melakukan tiga uji

752 Jurnal Health Sains, Vol 2, No 6, Juni 2021


Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid pada Tanaman

sekaligus ataupun memilih salah satunya, mengalami perubahan warna menjadi


seperti pada penelitian isolasi senyawa merah hingga coklat, maka sampel
flavonoid pada fraksi etil asetat batang dinyatakan positif flavonoid golongan
tumbuhan senggani atau Melastoma fenol. Hal ini dapat terjadi karena
malabathricum L. (R. Aisyah & Destiarti, terbentuknya senyawa asetofenon saat
2018) dan ekstrak batang tumbuhan sampel direaksikan dengan NaOH.
mengkudu atau Morinda citrifolia L. (Bona et al., 2015).
(Rahmawati, 2017). 2. Ekstraksi
a. Uji Wilstatter Ekstraksi adalah suatu teknik
Pada uji wilstatter, sampel yang pemisahan zat aktif dari campurannya
akan diuji atau ekstrak tanaman ditaruh dengan bantuan pelarut yang sesuai.
di dalam tabung kemudian Terdapat macam-macam metode ekstraksi
ditambahkan serbuk Magnesium dan 2 yaitu, metode ekstraksi konvensional dan
hingga 4 tetes Asam Klorida (HCl) metode ekstraksi modern. Pada metode
pekat. Setelah itu tabung dikocok. ekstraksi konvensional terdapat metode
Ekstrak tanaman dinyatakan positif maserasi dan refluks. Sedangkan metode
flavonoid kelompok flavonol dan esktraksi modern terdapat ekstraksi
flavanon apabila terjadi perubahan Microwave Assisted Extraction (MAE)
warna menjadi merah. Perubahan dan Ultrasound Assisted Extraction (UAE)
warna ini dapat terjadi karena (T Nur Haliza et al., 2020). Metode
terbentuknya garam benzopirilium ekstraksi digunakan untuk menentukan
yang berwarna merah sebagai akibat jumlah zat aktif yang dapat tersari
dari tereduksinya gugus polihidroksi sehingga dilakukan penelitian ini untuk
dari flavonol oleh magnesium dalam menghasilkan ekstrak kental untuk
asam klorida. mengidentifikasi senyawa flavonoid
b. Uji Bate Smith-Matcalfe dengan metode maserasi. Maserasi adalah
Pada Uji Bate Smith-Matcalfe, suatu metode pengekstrakan simplisia
sampel yang akan diuji atau ekstrak menggunakan bantuan pelarut dengan
tanaman yang terdapat di dalam tabung beberapa kali pengadukan pada temperatur
ditambahkan Asam Sulfat (H2SO4) ruangan dengan waktu perendaman 3x24
pekat, lalu tabung dipanaskan di atas jam. Dalam penelitian ini, pembuatan
waterbath. Sampel dinyatakan positif ekstraksi simplisia dibuat dalam bentuk
flavonoid antosianidin apabila terjadi serbuk, dirajang, maupun bagian dari
perubahan warna menjadi jingga. Hal simplisia langsung di maserasi
ini dikarenakan karena H2SO4 atau menggunakan pelarut yang sesuai. Jenis
secara umum asam kuat, akan pelarut yang berbeda digunakan peneliti
menghidrolisis dan mengubah dalam metode maserasi yaitu etanol 70%,
antosianin menjadi antosianidin yang etanol 80%, aseton 96%, n-heksan dan
nantinya akan membentuk warna methanol dengan rata-rata waktu
jingga. Panas disini berfungsi untuk perendaman 3x24 jam pada suhu 40-70⁰C.
mempercepat terjadinya reaksi tersebut. Sebagian peneliti menggunakan pelarut
c. Uji dengan NaOH 10% etanol sebagai pelarut pada simplisia yang
Pada uji kandungan flavonoid akan di maserasi. Pemilahan etanol
dengan NaOH 10%, ekstrak tanaman sebagai pelarut digunakan kerena etanol
yang akan diuji ditetesi larutan NaOH memiliki sifat yang lebih selektif pada
10%. Apabila ekstrak tanaman senyawa metabolit sekunder, tidak cepat

Jurnal Health Sains, Vol 2, No 6, Juni 2021 753


Audi Ichsani Aribowo, Christina Febiola Lubis, Lestari Mahardika Urbaningrum, Nurma Dwi
Rahmawati, Sridevi Anggraini

ditumbuhi oleh jamur dan bakteri, tidak Ekstrak dilarutkan dalam air lalu
mengandung racun, tidak terjadi reaksi ditambahkan pelarut n-heksana, lalu
dengan komponen zat yang akan di dikocok dan didiamkan hingga terdapat
ekstraksi, penyerapannya baik, tidak dua lapisan yang terpisah selama ± 30
memerlukan waktu lama dalam membuat menit. Kemudian pada sisa dari proses
ekstrak kental (Sa’adah & Nurhasnawati, partisi n-heksana ditambahkan dengan
2017). Kemudian pelarut etanol juga etil asetat, sehingga diperoleh fraksi etil
merupakan pelarut polar yang dapat asetat dan fraksi air. Hasil dari lapisan
mengekstraksi senyawa flavonoid yang etil asetat dipekatkan menggunakan
merupakan senyawa polar juga sehingga rotary evaporator hingga diperoleh
senyawa flavonoid akan lebih mudah larut fraksi etil asetat, sisa fraksinasi (fraksi
(Markham, 1988). Adapun peneliti yang air) juga di pekatkan sehingga
menggunakan n-heksan sebagai pelarut diperoleh fraksi air (Hepni, 2019).
untuk memisahkan senyawa-senyawa Fraksi yang positif mengandung
nonpolar untuk memudahkan flavonoid, selanjutkan diisolasi dan
mendapatkan senyawa flavonoid. Senyawa diuji pemurnian (Hepni, 2019).
flavonoid bersifat tidak tahan terhadap b. Kromatografi Cair Vakum (KCV)
proses pemanasan dan cepat teroksidasi Ekstrak etil asetat ditambahkan
pada suhu tinggi, oleh karena itu pelarut dan silika gel secukupnya, lalu
digunakannya metode ekstraksi maserasi diaduk hingga homogen dan menjadi
(Wang et al., 2006). Setelah dilakukan serbuk kering. Kemudian fase gerak
maserasi ekstraksi dipekatkan dimasukkan pada kolom yang telah
menggunakan rotary evaporator untuk ditekan agar menjadi padat dengan
mendapatkan ekstraksi kental tingkat kepolarannya secara gradien,
3. Fraksinasi yaitu n-heksana 100% (2 kali), n-
Fraksinasi adalah metode heksana:etil asetat (8:2), (6:4), (4:6),
pemisahan ekstrak berdasarkan kepolaran (2:8) etil asetat 100%, etil
(Akhsanita, 2012). Fraksinasi ini asetat:metanol (1:1), dan metanol
menggunakan dua pelarut yang tidak (Nuari & Widayati, 2017).
tercampur dan memiliki tingkat kepolaran c. Kromatografi Kolom (KK)
yang berbeda (Akhsanita, 2012). Tujuan Silika gel dikeringkan terlebih
dari fraksinasi adalah untuk memisahkan dahulu menggunakan oven dengan
senyawa berdasarkan kepolarannya, suhu 105° C selama 4 jam, lalu
sehingga jumlah dan jenisnya menjadi didinginkan untuk mengaktivasi dan
fraksi berbeda (Bona et al., 2015). Pelarut mengurangi kadar air dalam silika
yang biasa digunakan pada fraksi senyawa tersebut, kemudian ditambahkan
flavonoid adalah n-heksana dan etil asetat. dengan sedikit fase gerak hingga
Fraksinasi dapat dilakukan dengan metode berbentuk seperti bubur. Selanjutnya
ektraksi cair-cair dan kromatografi. fase gerak dimasukkan ke bagian
Metode kromatografi yang biasa bawah kolom yang tersumbat kapas.
digunakan pada isolasi senyawa flavonoid Kecepatan aliran pelarut dalam kolom
adalah kromatografi cair vakum (KCV), diatur dan bubur dimasukkan sedikit
kromatografi kolom (KK), dan demi sedikit. Lalu fase diam dielusi
kromatografi lapis tipis (KLT). hingga padat sempurna. Ekstrak
a. Ekstraksi Cair Cair ditambahkan dengan pelarutnya
kemudian dimasukkan tepat pada atas

754 Jurnal Health Sains, Vol 2, No 6, Juni 2021


Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid pada Tanaman

tengah bagian kolom, sementara aliran hidroksi dengan cara mengamati


fase gerak diatur 1 mL/menit. Setelah pergerseran batokromik yaitu absorban
sampel masuk ke dalam fase diam, fase mengarah ke daerah panjang gelombang
gerak ditambahkan secara terus yang lebih panjang atau pergerseran
menerus hingga terjadi pemisahan. hipsokromik yaitu pergeseran panjang
Setiap 3 ml, eluat ditampung pada gelombang lebih pendek hal ini
penampung fraksi. dikarenakan terdapat substitusi sebagai
d. Kromatografi Lapis Tipis efek pelarut. Saat penambahan pereaksi
Ekstrak ditambahkan pelarut, geser NaOH 2 M terdapat pergeseran
lalu ditotolkan pada plat KLT dan batokhoromik mengarah ke arah kiri 15
diletakkan pada bejana yang telah nm yaitu 10 nm untuk pita I dan 5 nm
dijenuhkan dengan eluen. Plat KLT untuk pita II yang menunjukkan bahwa
dibiarkan dalam bejana hingga eluen isolate memiliki gugus hidroksil pada
sampai pada batas yang ditentukan. posisi 3,4’-OH dicincin B dan membentuk
Setelah itu dikeluarkan dari bejana dan O-diOH atau orto-dihidroksi. Ketika
dikering anginkan, lalu disinari dengan ditambahkan pereaksi geser AlCl3 5%
lampu ultraviolet 254 nm. mengalami pergeseran sebesar 45 nm yang
4. Identifikasi Senyawa Flavonoid menunjukkan gugus hidroksi posisi 3’ dan
Untuk identifikasi senyawa 4’ terdapat gugus O-diOH. Selanjutnya
flavonoid, isolate dipantau dengan diberikan pereaksi geser CH3COONa
spektromoter UV-Vis dan dengan H-NMR menunjukkan adanya pergeseran dengan
(Satolom, 2015). Dapat juga diidentifikasi panjang sebesar 20 nm yaitu memiliki
dengan spektromoter FTIR (Maulana et gugus 7-OH dan terdapat oksigenasi pada
al., 2016) atau hanya diidentifiikasi C8 atau C6. Terakhir isolate diberi
dengan spektromoter UV-Vis (Hepni, pereaksi CH3COONa/H3BO3 terjadi
2019; Ritna et al., 2016). Hasil analisis pergeseran ke kanan yaitu 15 nm hal ini
spektrofotometri UV/Vis menggunakan menunjukkan bahwa terdapat gugus O-
pelarut methanol memikili serapan diOH dicincin A yaitu 6,7 atau 7,8 (Bona
maksimum dengan panjang gelombang et al., 2015).
pita I yaitu 271,2 nm dan pita II yaitu Kemudian dilanjutkan pada
272,2 nm (Hepni, 2019). Selaras dengan pengidentifikasi dengan spektromoter
penelitian lain yang memberikan panjang FTIR menggunakan pelarut aseton: air
gelombang pada pita I yaitu 365 nm yang bersifat polar menghasilkan sprektra
sedangkan pita II yaitu 280 nm diduga IR menunjukkan adanya gugus-gugus
senyawa flavonoid golongan flavonol yaitu vibrasi ulur gugus dengan bilangan
(Bona et al., 2015). Sedangkan pada gelombang 3443,9 cm-1 menunjukkan
isolate 3 diduga senyawa flavonoid serapan O-H, terdapat serapan cincin C=C
golongan flavanon atau hidroflavonol aromatic pada bilangan gelombang 1367,9
dengan menunjukkan serapan maksimum cm-1, kemudian terlihat serapan C=O pada
dengan panjang gelombang yaitu 330 nm bilangan gelombang 1648,3 cm-1 dan
pada pita 1 dan 280 nm pada pita 2 (Nuari menunjukkan serapan C-O-C pada
& Widayati, 2017). bilangan gelombang 1060,3 cm-1 (Bona et
Setelah itu menambahkan pereaksi al., 2015).
geser seperti AlCl3 5 %, NaOH 2 M, Sedangkan pada identifikasi
CH3COONa, dan CH3COONa/H3BO3, menggunakan spectrum H-NMR pada
untuk mengetahui kedudukan gugus fraksi 4 terlihat ada 2 kelompok

Jurnal Health Sains, Vol 2, No 6, Juni 2021 755


Audi Ichsani Aribowo, Christina Febiola Lubis, Lestari Mahardika Urbaningrum, Nurma Dwi
Rahmawati, Sridevi Anggraini

pergeseran kimia pada 1-4 ppm yang (Tectona Grandis Linn. F.) Dengan
kemungkinan menunjukkan daerah Metoda Brine Shrimp Lethality
pergeseran pengotor dan pergeseran 6-8 Bioassay [Skripsi]. Padang: Fakultas
Farmasi Universitas Andalas. Google
ppm menunjukkan gugus aromatic dari
Scholar
aglikon flavonoid (H. A. Aisyah et al.,
2019). Bona, A. Della, Pecho, O. E., &
Alessandretti, R. (2015). Zirconia As A
Kesimpulan Dental Biomaterial. Materials, 8(8),
Berdasarkan pokok bahasan yang telah 4978–4991. Google Scholar
dibahas, isolasi dan identifikasi senyawa
Hamdanah, S., Anam, S., & Jamaluddin, J.
flavonoid pada tanaman memiliki berbagai
(2015). Isolasi Dan Identifikasi Senyawa
metode seperti: skrining, ekstraksi, fraksinasi Flavonoid Dari Ekstrak Etanol Buah
dan identifikasi senyawa. Terdapat tiga Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.)
metode skrining yaitu Uji Wilstatter, Uji Bate Dengan Metode Spektrofotometri Uv-
Smith-Matcalfe, dan Uji dengan NaOH 10%. Vis. Jurnal Farmasi Galenika (Galenika
Pada ekstraksi menggunakan metode Journal Of Pharmacy)(E-Journal), 1(1),
maserasi. Fraksinasi dapat dilakukan dengan 22–34. Google Scholar
metode ektraksi cair-cair, kromatografi cair
Hepni, H. (2019). Isolasi Dan Identifikasi
vakum (KCV), kromatografi kolom (KK), Senyawa Flavonoid Dalam Daun
dan kromatografi lapis tipis (KLT). Kumak (Lactuca Indica L.). Jurnal
Identifikasi senyawa flavonoid, dapat Dunia Farmasi, 4(1), 17–22. Google
menggunakan spektromoter UV-Vis dan Scholar
dengan H-NMR, spektromoter FTIR, atau
Markham, K. R. (1988). Distribution Of
hanya dengan spektromoter UV-Vis. Hasil
Flavonoids In The Lower Plants And Its
isolasi ditemukan adanya senyawa metabolit Evolutionary Significance. In The
sekunder flavonoid. Flavonoids (Pp. 427–468). Springer.
Google Scholar
BIBLIOGRAFI
Maulana, R., Opdenakker, M.-C., & Bosker,
Aisyah, H. A., Paridah, M. T., Sapuan, S. M., R. (2016). Teachers’ Instructional
Khalina, A., Berkalp, O. B., Lee, S. H., Behaviors As Important Predictors Of
Lee, C. H., Nurazzi, N. M., Ramli, N., & Academic Motivation: Changes And
Wahab, M. S. (2019). Thermal Links Across The School Year.
Properties Of Woven Kenaf/Carbon Learning And Individual Differences,
Fibre-Reinforced Epoxy Hybrid 50, 147–156. Google Scholar
Composite Panels. International Journal
Of Polymer Science, 2019. Google Nuari, N. A., & Widayati, D. (2017).
Scholar Gangguan Pada Sistem Perkemihan &
Penatalaksanaan Keperawatan.
Aisyah, R., & Destiarti, L. (2018). Isolasi Dan Deepublish. Google Scholar
Karakterisasi Senyawa Flavonoid Dari
Fraksi Etil Asetat Batang Tumbuhan Rahmawati, N. K. (2017). Implementasi
Senggani (Melastoma Malabathricum Teams Games Tournaments Dan
L.). Jurnal Kimia Khatulistiwa, 8(2). Number Head Together Ditinjau Dari
Google Scholar Kemampuan Penalaran Matematis. Al-
Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika,
Akhsanita, M. (2012). Uji Sitotoksik Ekstrak, 8(2), 121–134. Google Scholar
Fraksi, Dan Sub-Fraksi Daun Jati
Ritna, A., Anam, S., & Khumaidi, A. (2016).

756 Jurnal Health Sains, Vol 2, No 6, Juni 2021


Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid pada Tanaman

Identifikasi Senyawa Flavonoid Pada Antosianin Ubi Jalar Ungu Sebagai


Fraksi Etil Asetat Benalu Batu (Begonia Pewarna Alami Jamur Trichophyton
Sp.) Asal Kabupaten Morowali Utara. Rubrum. Stabilitas Antosianin Ubi Jalar
Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Ungu Sebagai Pewarna Alami Jamur
Journal Of Pharmacy)(E-Journal), 2(2), Trichophyton Rubrum. Google Scholar
83–89. Google Scholar
Wang, T., Carroll, W., Lenny, W., Boit, P., &
Sa’adah, H., & Nurhasnawati, H. (2017). Smith, D. (2006). The Analysis Of 1‐
Perbandingan Pelarut Etanol Dan Air Propanol And 2‐Propanol In
Pada Pembuatan Ekstrak Umbi Bawang Humid Air Samples Using Selected Ion
Tiwai (Eleutherine Americana Merr) Flow Tube Mass Spectrometry. Rapid
Menggunakan Metode Maserasi. Jurnal Communications In Mass Spectrometry:
Ilmiah Manuntung, 1(2), 149–153. An International Journal Devoted To
Google Scholar The Rapid Dissemination Of Up‐To‐
The‐Minute Research In Mass
Salim, Z., & Pranata, N. (2017). Maritime Spectrometry, 20(2), 125–130. Google
Logistics Sector In Asean: Exploring
Scholar
Opportunities And Addressing Key
Challenges. Asean Briefs. Google
Scholar

Satolom, C. C. (2015). Isolasi Senyawa


Flavonoid Pada Biji Pinang Yaki (Areca
Vestiaria Giseke). Jurnal Mipa, 4(1),
40–45. Google Scholar

T Nur Haliza, I., Yuliansyah Sundara Mulia,


Y., Novi Utami Dewi, N., & Yeni
Wahyuni, Y. (2020). Stabilitas
Copyright holder:
Audi Ichsani Aribowo, Christina Febiola Lubis, Lestari Mahardika Urbaningrum, Nurma Dwi
Rahmawati, Sridevi Anggraini (2021)

First publication right:


Jurnal Health Sains

This article is licensed under:

Jurnal Health Sains, Vol 2, No 6, Juni 2021 757

You might also like