You are on page 1of 16

.

PROFESIONAL HEALTH JOURNAL


Volume 2, No. 1, Desember 2020 (Hal. 22-37)
https://www.ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/PHJ

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Penyembuhan Luka Pada


Pasien Post Operasi Sectio Caesaria

Riandaria, Susilaningsiha, Wiwik Agustinaa


a
Prodi Sarjana Keperawatan, STIKes Maharani, Malang, Indonesia

Email korespondensi: rheariri178@gmail.com

Abstract
Introduction: Sectio caesarea is the birth process by giving birth to the fetus through an incision in
the abdominal wall (laparotomy) and the uterine wall. In cesaria sectio sores infection can occur.
Infection is one of the inhibitors of the incision wound healing process in sectio caesaria wounds.
There are various factors that affect surgical wound healing such as age, nutritional status, and
mobilization. The purpose of the study was to determine internal factors including age, nutritional
status, and mobilization that affect the healing process of wounds in post sectio caesaria patients at
Permata Bunda Hospital Malang. Method: The study design was descriptive and the population in
this study were all post sectio caesaria mothers, amounting to 75 people. The number of samples that
met the inclusion criteria were 35 respondents taken by means of the Total Sampling technique. Data
collection techniques using questionnaires and observation sheets (checklist). Results The results of
the Spearman test of internal factors that affect the post SC wound healing process found there is a
relationship of nutritional status with the value (ρ = 0.00) and mobilization with the value (ρ = 0.00)
in the process of healing postoperative sores in caesarean section at Permata Bunda Hospital Malang
2019. While age has no relationship with value (ρ = 0.12). Conclusion It is expected that post SC
mothers can find out the factors that influence the healing process of post operative caesarean
wounds, so that post SC mothers can analyze so that post sectio caesaria wounds do not experience
infections that can affect the wound healing process becomes slow.

Keywords: age, nutritional status, mobilization, process wound healing post operative sectio caesaria

Abstrak
Pendahuluan: Sectio caesaria adalah proses persalinan dengan cara melahirkan janin melalui insisi
pada dinding abdomen (laparotomi) serta dinding uterus. Pada luka sectio cesaria dapat terjadi infeksi.
Infeksi merupakan salah satu penghambat proses penyembuhan luka insisi pada luka sectio caesaria.
Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka operasi seperti usia, status gizi, dan
mobilisasi. Tujuan Penelitian : untuk mengetahui faktor-faktor internal yang meliputi usia, status gizi,
dan mobilisasi yang mempengaruhi proses penyembuhan luka pada pasien post sectio caesaria di RS
Permata Bunda Kota Malang. Metode: Desain penelitian adalah deskriptif dan populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu post sectio caesaria yang berjumlah 75 orang. Besar sampel yang
memenuhi kriteria inklusi sejumlah 35 responden yang diambil dengan cara teknik Total Sampling.
Teknik pengambilan data dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi (ceklist). Hasil: Hasil
Penelitian : Hasil dari uji Spearman faktor-faktor internal yang mempengaruhi proses penyembuhan
luka post SC didapatkan ada hubungan status gizi dengan nilai (ρ= 0.00) dan mobilisasi dengan nilai
(ρ= 0.00) pada proses penyembuhan luka post operasi sectio caesaria di RS Permata Bunda Malang
tahun 2019. Sedangkan usia tidak terdapat hubungan dengan nilai (ρ= 0.12). Kesimpulan:
Diharapkan ibu post SC dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan

Riandari, dkk, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka SC 22


.
PROFESIONAL HEALTH JOURNAL
Volume 2, No. 1, Desember 2020 (Hal. 22-37)
https://www.ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/PHJ

luka post operasi sectio caesaria, sehingga ibu post SC dapat berantisispasi agar luka post sectio
caesaria tidak mengalami infeksi yang dapat mempengaruhi proses penyembuhan luka menjadi
lambat.

Kata kunci: umur, status gizi, mobilisasi, proses penyembuhan luka post operasi sectio caesaria

PENDAHULUAN bahwa angka persalinan dengan sectio


Persalinan merupakan fase terakhir caesaria sekitar 10% sampai 15% (Julianti,
yang terpenting dalam proses kehamilan. 2016). Di Indonesia terjadi peningkatan
Masa inilah yang banyak mendebarkan persalinan dengan sectio caesaria , pada
seorang wanita yang melahirkan, juga tahun 2000 sebesar 47,22%, ditahun 2005
pasangannya. Oleh karena itu, persalinan sebesar 51,59% dan tahun 2010 sebesar
merupakan puncak dari segala proses dan 53,68% (Partini, 2016). Berdasarkan data
upaya yang selama ini dilakukan agar dari RSUPN Cipto Mangunkusumo,
semuanya berakhir dengan lancar, yaitu menyebutkan bahwa dari persalinan
ibunya dapat melahirkan dalam keadaan sebanyak 404 perbulan, 30 % diantaranya
sehat dan bayinya sempurna. Sectio merupakan persalinan sectio caesaria.
caesarea. secara umum adalah Hasil dari persentase tersebut, 13,7%
didefinisikan sebagai proses persalinan disebabkan oleh gawat janin dan 2,4%
dengan cara melahirkan janin melalui insisi karenan ukuran janin terlalu besar sehingga
pada dinding abdomen (laparotomi) serta tidak dapat melewati panggul ibu dan
dinding uterus (Cunningham,Maryunani, sisanya sekitar 13,9% tanpa pertimbangan
2015). medis (Julianti, 2016). Menurut data riset
Tujuan dari kelahiran sectio kesehatan (Riskesdas, 2013) menunjukkan
caesaria adalah memelihara kehidupan SC 9,8%, dengan proporsi tertinggi di DKI
atau kesehatan ibu dan janinnya. Selain itu Jakarta (19,9%) dan terendah di Sulawesi
tindakan sectio caesaria dilaksanakan Tenggara (3,3%). Angka persalinan Sectio
dalam keadaan dimana penundaan Caesaria di provinsi Lampung tahun 2013
kelahiran akan memperburuk keadaan menurut hasil Riskesdas sekitar 4,5%,
janin, ibu atau keduanya, sedangkan angka kejadian SC di Kota Bandar
kelahiran pervaginam tidak mungkin Lampung pada tahun 2012 adalah 3.401
dilakukan dengan aman (Hartati & dari 170.000 persalinan (20%) dari seluruh
Maryunani, 2015). Indikasi sectio caesarea persalinan.
disebabkan oleh 2 faktor yaitu faktor Ibu Pada prinsipnya luka tersebut
dan Janin. Faktor ibu antara lain memerlukan proses penyembuhan.
disproporsi kepala panggul/ CPD/FPD, Penyembuhan luka adalah proses
disfungsi uterus, distosiajaringan lunak dan pergantian dan perbaikan fungsi jaringan
plasenta previa. Sedangkan faktor janin yang rusak. Penyembuhan luka melibatkan
antara lain Janin besar, gawat janin, dan integrasi proses fisiologis. Insisi bedah
letak lintang (Jitowiyono, yang bersih merupakan contoh luka dengan
Kristiyanasari,2015). World Health sedikit jaringan yang hilang. Luka bedah
Organization (WHO) memperkirakan

Riandari, dkk, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka SC 23


.
PROFESIONAL HEALTH JOURNAL
Volume 2, No. 1, Desember 2020 (Hal. 22-37)
https://www.ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/PHJ

akan mengalami penyembuhan primer berpantang makan, kebutuhan nutrisi akan


(primary intention). Tepi-tepi kulit merapat berkurang sehingga makanan yang
atau saling berdekatan sehingga dikonsumsi sebaiknya mengandung
mempunyai risiko infeksi yang rendah dan protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan
penyembuhan terjadi dengan cepat. Proses buah-buahan. dan ini akan mempengaruhi
penyembuhan luka terdiri dari 3 fase yaitu dalam proses penyembuhan luka post
inflamasi, proliferasi (epitelisasi) dan operasi Sectio Caesaria, yaitu
maturasi (remodelling), masing –masing mengakibatkan luka menjadi tidak sembuh
fase memiliki ciri tersendiri. Pada luka dengan baik atau tidak normal (Manuaba,
sectio cesaria dapat terjadi infeksi. Infeksi 2015).
merupakan salah satu penghambat proses Sedangkan ibu yang nutrisinya
penyembuhan luka insisi pada luka sectio sudah cukup akan tetapi masih mengikuti
caesaria. Terdapat berbagai faktor yang adat kebiasaan pantang makan seperti yang
mempengaruhi penyembuhan luka operasi telah dikatakan oleh orangtua, sehingga
seperti usia, status gizi, mobilisasi, infeksi, bisa juga menyebabkan proses
sirkulasi dan oksigenasi,obat-obatan, dan penyembuhan luka post operasi Sectio
keadaan luka (Nurani, 2015). Caesria menjadi kurang baik, artinya
Penyembuhan luka secara normal lambat penyembuhannya. Sedangkan ibu
memerlukan nutrisi yang tepat. Proses nifas yang nutrisinya sudah cukup baik
penyembuhan luka bergantung pada maka proses penyembuhan luka post
tersedianya protein, vitamin A dan C, operasi Sectio Caesarea akan lebih cepat
mineral renit zink dan tembaga. Kebutuhan sembuh (Mas’adah, 2016). Protein juga
protein dan kalori pada pasien yang luka merupakan zat makanan yang sangat
besar cenderung lebih tinggi dari pada penting untuk membuntuk jaringan baru,
kebutuhan orang sehat. Asam amino sehingga sangat baik dikonsumsi oleh ibu
diperlukan untuk sintesis protein sruktural nifas agar luka post operasi sectio caesarea
seperti kolagen dan untuk melakukan cepat sembuh. Namun jika makanan
sintesa protein yang berperan dalam proses berprotein ini dipantang maka proses
respon imun. Malnutrisi merupakan penyembuhan luka post operasi sectio
penyebab yang sangat penting dari caesarea akan berjalan lambat, dan hal ini
kelambatan penyembuhan luka (Al Fady, dapat memicu terjaadinya infeksi pada luka
2015). post operasi sectio caesarea (Manuaba,
Makanan yang dikonsumsi oleh ibu 2015).
nifas harus bermutu, bergizi dan cukup Mobilisasi juga dapat mempercepat
kalori. Konsumsi menu seimbang perlu proses penyembuhan luka, dengan
diperhatikan untuk masyarakat, sebagai melakukan mobilisasi ibu merasa lebih
contoh menu seimbang diantaranya sehat, kuat dan dapat mengurangi rasa sakit
makanan sehat yang terdiri dari nasi, lauk, dengan demikian ibu memperoleh
sayuran dan ditambah satu telur setiap hari kekuatan, mempercepat kesembuhan,
(Manuaba, 2015). Ibu nifas yang fungsi usus dan kandung kemih lebih baik,

Riandari, dkk, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka SC 24


.
PROFESIONAL HEALTH JOURNAL
Volume 2, No. 1, Desember 2020 (Hal. 22-37)
https://www.ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/PHJ

merangsang peristaltik usus kembali ditolak, artinya tidak ada hubungan umur
normal dan mobilisasi juga membantu dengan penyembuhan luka pasca sectio
mempercepat organ-organ tubuh bekerja cesaria di RSUD RatuZalecha Martapura
seperti semula (Hartati & M tahun 2013. Dari hasil analisa statistik
aryunani, 2015). dengan menggunakan uji Chi Square
Menurut penelitian sebelumnya, didapatkan nilai ρ=0,936 > α=0,05, maka
yang dilakukan oleh (Hasmanidar , 2015) hipotesis penelitian ditolak, artinya tidak
tentang faktor- faktor yang mempengaruhi ada hubungan berat badan dengan
lamanya penyembuhan luka post operasi penyembuhan luka pasca sectio caesaria di
sectio caesaria di RSUD Zainoel Abidin RSUD Ratu Zalecha Martapura tahun
menunjukan ada hubungan. Hasil analisa 2012. Menunjukkan bahwa hasil analisa
statistik menggunakan uji chi-square statistik dengan menggunakan uji Fisher’s
menunjukkan hubungan tersebut bermakna Exact didapatkan nilai ρ= 0,621> α=0,05,
dengan p value = 0,025 yang menunjukkan maka hipotesis penelitian ditolak, artinya
bahwa terdapat pengaruh usia terhadap tidak ada hubungan personal hygiene
lamanya penyembuhan luka pasca sectio dengan penyembuhan luka pasca sectio
caesaria sebanyak (69,2%). Terdapat caesaria di RSUD Ratu Zalecha Martapura
pengaruh gizi terhadap lamanya tahun 2012.
penyembuhan luka pasca sectio caesaria Berdasarkan dari studi pendahuluan
sebanyak (76,5%). Hasil analisa statistik yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal
menggunakan uji chi-square menunjukkan 13-14 Oktober 2018 di RS Permata Bunda
hubungan tersebut bermakna dengan p Malang dengan melakukan observasi dan
value = 0,001 yang menunjukkan bahwa wawancara kepada 10 orang ibu post sectio
terdapat pengaruh mobilisasi terhadap caesaria di Ruang Klinik Kandungan RS
lamanya penyembuhan luka pasca sectio Permata Bunda Malang ditemukan bahwa
caesaria sebanyak (69,1%). terdapat 60% ibu post sectio caesaria yang
Sedangkan menurut penelitian yang mengalami penyembuhan luka operasi
di lakukan oleh Nirwana Perangin (2014) yang cukup lama (24 hari pasca operasi)
di RSUD Ratu Zalecha Martapura hasil salah satu penyebabnya usia ibu diatas 35
penelitian menunjukan bahwa tidak ada tahun dan kurangnya nutrisi yang di
hubungan. Dari 153 ibu dengan umur konsumsi oleh ibu, karena masih
aman, didapatkan 139 ibu (90,8%) yang beranggapan bahwa makanan protein itu
lukanya sembuh dan dari 44 ibu dengan memicu infeksi serta beranggapan luka
umur tidak aman didapatkan 40 ibu operasi akan lama untuk kering, di
(90,9%) yang lukanya tidak sembuh. Hasil samping itu ibu juga membatasi gerak
analisa statistik dengan menggunakan uji pasca operasi karena takut jahitannya putus
Fisher’s Exact didapatkan nilai ρ 0,628. dan terbuka sedangkan terdapat 40% ibu
Dengan nilai ρ > α (0,05), maka dapat post sectio caesaria yang penyembuhannya
disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho cepat karena usia ibu kurang dari 35 tahun,

Riandari, dkk, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka SC 25


.
PROFESIONAL HEALTH JOURNAL
Volume 2, No. 1, Desember 2020 (Hal. 22-37)
https://www.ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/PHJ

nutrisinya cukup tidak pantangan terhadap kandungan RS Permata Bunda Kota


makanan apapun serta tidak membatasi Malang; dan yang bersedia menjadi
aktivitas. Berdasarkan uraian tersebut responden. Sedangkan Kriteria Eksklusi
peneliti tertarik untuk melakukan adalah Ibu post operasi sectio caesaria
penelitian tentang ”Faktor- faktor yang yang datang kontrol luka di RS Permata
mempengaruhi proses penyembuhan luka Bunda kurang dari hari ke 24; dan Ibu
pada pasien post operasi sectio caesaria di yang melahirkan sectio caesaria di RS lain,
RS Permata Bunda Kota Malang”. kontrol luka di RS Permata Bunda.

METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
Tabel 1. Karakteristik Responden
kuantitatif. Metode yang digunakan adalah Berdasarkan Data Umum
metode diskriptif dengan menggunakan No Karakteristik Frekuensi Persentase
pendekatan crossectional yang mengetahui Responden (%)
1. PendidikanTerakhir
hubungan antara variabel dengan SD 6 28.6%
melakukan analisis terhadap faktor-faktor SMP 8 22.9%
yang mempengaruhi proses penyembuhan SMA 17 48.6%
PT 4 11.4%
luka post operasi sectio caesaria, yaitu Total 35 100%
meliputi ( umur, status gizi dan mobilisasi) 3. Paritas
Primipara 15 42,9%
dimana variabel bebas dan variabel terikat Multipara 20 57,1%
dilakukan pengukuran sekaligus dalam Total 35 100%
waktu bersamaan. 2. Pekerjaan
IRT 10 28,6%
Populasi dalam penelitian ini Petani 10 28,6%
adalah seluruh ibu post sectio caesaria Swasta 15 42,9%
yang bersalin dan datang kontrol di klinik Total 35 100%
Sumber: Data Primer (2019)
kandungan di Rumah Sakit Permata Bunda
Kota Malang yang berjumlah rata-rata Tabel 1 menunjukkan bahwa
perbulannya 75 orang. karakteristik responden berdasarkan
Sampel yang digunakan dalam pendidikan terakhir responden hampir
penelitian adalah seluruh ibu post sectio setengahnya berpendidikan terakhir yaitu
caesarea yang bersalin dan kontrol di SMA sebanyak 17 orang ( 48.6%), dan
klinik kandungan di Rumah Sakit Permata sebagian kecil berpendidikan terakhir
Bunda Malang. Sebanyak 35 orang yang Perguruan Tinggi sebanyak 4 orang
sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi (11.4%). Berdasarkan pekerjaan responden
yang di tentukan. 1. Kriteria Inklusinya hampir setengahnya bekerja swasta
adalah Semua ibu post operasi sectio sebanyak 15 orang (42.9%). Dan
caesaria baik primipara maupun multipara; berdasarkan paritas responden sebagian
Semua ibu post operasi sectio caesaria besar multipara sebanyak 20 orang (57,1%).
yang bersalin dan datang kontrol ke klinik

Riandari, dkk, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka SC 26


.
PROFESIONAL HEALTH JOURNAL
Volume 2, No. 1, Desember 2020 (Hal. 22-37)
https://www.ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/PHJ

Table 2. Distribusi Frekuensi berdasarkan Table 3. Distribusi frekuensi proses


faktor-faktor Internal pada penyembuhan luka post operasi
penyembuhan luka post operasi sectio caesaria
SC Penyembuhan Frekuensi Persentas
No Kategori Frekuensi Persentase Luka Post SC e (%)
(%) Tidak Sembuh 8 22.9%
1. Usia Sembuh 27 77.1%
20-35 Tahun 32 91.4% Total 35 100%
Penyembuhan Sumber : Data Primer (2019)
Luka Cepat
Berdasarkan tabel 3 distribusi
>35 Tahun 3 8.6%
Penyembuhan frekuensi responden dalam proses
Luka Lambat penyembuhan luka post operasi sectio
Total 35 100% caesaria di RS Permata Bunda Malang di
2. Status Gizi
Baik 10 28.6% peroleh hasil bahwa hampir seluruh
Cukup 19 54.3% responden mengalami proses
Kurang 4 17.1%
penyembuhan luka sembuh yaitu 27 orang
Total 35 100%
3. Mobilisasi (77.1%).
Baik 10 28.6%
Cukup 19 54.3%
Kurang 6 17.1%
Table 4. Hasil Analisis Usia dengan
Total 35 100% Penyembuhan Luka Uji Statistik
Sumber : Data Primer (2019) Lamda
Uji Lamda Proses Penyembuhan Luka
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan
N 35 pasien
bahwa faktor usia hampir seluruhnya Faktor internal ɑ 0,05
responden mengalami penyembuhan luka usia p 0,121
cepat yaitu sejumlah 32 responden r +0,500
Sumber : Data Primer (2019)
(91.4%). Berdasarkan distribusi frekuensi
faktor internal pemenuhan nutrisi ibu post Berdasarkan tabel 4 hasil hipotesis
operasi sectio caesaria di RS Permata dengan uji Lamda didapatkan (ρ = 0.121;
Bunda Malang di peroleh hasil bahwa α = 0,05; r = 0,500). Hasil ini menunjukan
sebagian besar responden cukup terpenuhi bahwa tidak ada hubungan faktor internal
nutrisinya yaitu 19 responden (54,3%). usia ibu dengan proses penyembuhan luka
Distribusi untuk pelaksanaan mobilisasi post operasi sectio caesaria di RS Permata
ibu post operasi sectio caesaria di RS Bunda Kota Malang. Peneliti meneliti dari
Permata Bunda Malang di peroleh hasil 35 respondene yang terbagi dalam proses
bahwa sebagian besar responden cukup penyembuhan luka post operasi sectio
dalam melakukan mobilisasi yaitu caesaria tidak sembuh sebanyak 3
sebanyak 21 responden (60,0%). responden dengan usia >35 tahun

Riandari, dkk, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka SC 27


.
PROFESIONAL HEALTH JOURNAL
Volume 2, No. 1, Desember 2020 (Hal. 22-37)
https://www.ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/PHJ

sebanyak 1 (2.9 %) mengalami Tabel 6. Hasil Analisis Status Gizi


penyembuhan lukanya lambat. Dan (Nutrisi) dengan Penyembuhan
Luka Uji Statistik Spearman
berdasarkan yang usia 20-35 tahun
Uji Spearman Proses Penyembuhan Luka
sebanyak 22 (68.8%) penyembuhan luka
N 35 pasien
post operasi sectio caesaria menunjukkan Faktor internal
ɑ 0,05
sembuh. status gizi
p 0,000
(nutrisi)
r +0,680
Sumber : Data Primer (2019)
Tabel 5. Tabulasi silang Hubungan Usia
dengan Proses Penyembuhan Berdasarkan tabel 6 menunjukan
Luka post Operasi Sectio
hasil hipotesis dengan uji spearman
Caesaria
Usia Penyembuhan Luka didapatkan (ρ = 0.000; α = 0,05; r = 0,680).
Sembuh Tidak F % Hasil ini menunjukan bahwa ada hubungan
Sembuh faktor internal status gizi (nutrisi) dengan
20-35 25 71.4% 7 20.0% 32 91.4
Tahun % proses penyembuhan luka post sectio
Penye caesaria di RS Permata Bunda Kota
mbuha Malang. Peneliti meneliti dari 35
n Luka
Cepat responden bahwa responden yang
melakukan pemenuhan nutrisi dengan baik
>35 2 5.7% 1 2.9% 3 8.6%
Tahun
dan sembuh sebanyak 10 orang (28.6%)
Penye dan penyembuhan luka yang tidak sembuh
mbuha dan nutrisinya kurang sebanyak 6 orang
n Luka
Lambat (17.1%), responden yang nutrisinya cukup
dan sembuh sebanyak 17 orang (48.6%) .
Total 35 100% Hasil penelitian ini tanda koefisien adalah
Sumber : Data Primer (2019)
positif, dengan nilai koefisien (positif)
Berdasarkan tabel 5 hasil tabulasi semakin status gizi (nutrisi) nya terpenuhi
silang dari 35 responden didapatkan bahwa maka proses penyembuhan luka semakin
sebagian besar responden yang cepat sembuh. Dengan koefisien korelasi
penyembuhan luka cepat sembuh pada usia juga dapat di tentukan kekuatan korelasi (r)
20-35 tahun yaitu sebanyak 25 responden yang menginterprestasikan seberapa kuat
(71.4%) dari total keselurahan jumlah hubungan yang ditimbulkan antara 2
responden yang mengalami luka tidak variabel penelitian. Hasil penelitian ini
sembuh yaitu 10 responden. Sedangkan diketahui pada rentang kuat yakni 0,680
responden yang penyembuhan luka lambat (rentang 0,60-0,799). Dengan demikian
pada usia >35 tahun yang sembuh sebagian status gizi (nutrisi) menjadi faktor utama
kecil yaitu 2 responden (5.7%) dari total dalam proses penyembuhan luka post
jumlah keseluruhan responden yang tidak operasi sectio caesaria.
sembuh lukanya yaitu 1 responden (2,9%).

Riandari, dkk, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka SC 28


.
PROFESIONAL HEALTH JOURNAL
Volume 2, No. 1, Desember 2020 (Hal. 22-37)
https://www.ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/PHJ

sembuh sebanyak 10 orang (28.6%) dan


Tabel 7. Tabulasi silang Hubungan Status penyembuhan luka yang tidak sembuh 10
Gizi (Nutrisi) dengan Proses orang (28.6%), responden yang cukup
Penyembuhan Luka post Operasi melakukan mobilisasi dan sembuh
Sectio Caesaria
Nutrisi Kurang Cukup Baik F %
sebanyak 17 orang (48.6%) dan yang
Penyemb 0 17 10 27 77.2% mengalami penyembuhan luka tidak
uhan 0% 48.6% 28.6%
Luka sembuh serta kurang mobilisasi sebanyak
Sembuh
Luka 6 2 0 8 22.8%
4 orang (11.4%). Hasil penelitian ini
Tidak 17.1% 5.7% 0% ditandai koefisien adalah positif, dengan
Sembuh
Total 6 19 10 35 100% nilai koefisien (positif) semakin melakukan
17.1% 54.3% 28.6%
mobilisasi maka proses penyembuhan luka
Sumber : Data Primer (2019) semakin cepat sembuh. Dengan koefisien
Berdasarkan tabel 7, hasil tabulasi korelasi (r) yang menginterprestasikan
silang dapat diketahui bahwa dari 35 sedang hubungan yang di timbulkan antara
responden hampir setengahnya pemenuhan 2 variabel penelitian. Hasil penelitian ini di
nutrisinya cukup dan lukanya sembuh yaitu ketahui pada rentang sedang yakni 0,572
17 responden (48.6%) dari total (rentang 0,40-0,599). Dengan demikian
keseluruhan jumlah responden yang mobilisasi merupakan salah satu faktor
mengalami pemenuhan gizi kurang dan yang mempengaruhi proses penyembuhan
luka tidak sembuh yaitu 6 responden luka pada post sectio caesaria.
(17.1%).
Tabel 9. Tabulasi silang Hubungan
Tabel 8. Hasil Analisis Mobilisasi dengan Mobilisasi dengan Proses
Penyembuhan Luka Uji Statistik Penyembuhan Luka post Operasi
Spearman Sectio Caesaria
Mobilisasi Kurang Cukup Baik F %
Proses Penyembuhan Penyembuhan 0 0% 17 10 27 77.2%
Uji Spearman
Luka Luka Sembuh 48.6% 28.6%
Luka Tidak 4 4 0 0% 8 22.8%
N 35 pasien
Sembuh 11.4% 11.4%
Faktor internal ɑ 0,05
mobilisasi p 0,000 Total 4 11.4% 21 10 35 100%
r +0,572 60.0% 28.6%
Sumber : Data Primer (2019)
Sumber : Data Primer (2019)
Berdasarkan tabel 8 hasil hipotesis
dengan uji spearman didapatkan (ρ = Berdasarkan tabel 9 hasil tabulasi
0.000; α = 0,05; r = 0,572). Hasil ini silang dapat di ketahui bahwa dari 35
menunjukan bahwa ada hubungan faktor responden hampir setengahnya cukup
internal status mobilisasi dengan proses melakukan mobilisasi dan penyembuhan
penyembuhan luka post sectio caesaria di luka sembuh yaitu sejumlah 17 responden
RS Permata Bunda Kota Malang. Peneliti (48.6%) dari total keseluruhan jumlah
meneliti dari 35 responden yang responden dan penyembuhan luka tidak
melakukan mobilisasi dengan baik dan

Riandari, dkk, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka SC 29


.
PROFESIONAL HEALTH JOURNAL
Volume 2, No. 1, Desember 2020 (Hal. 22-37)
https://www.ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/PHJ

sembuh serta mobilisasi yang kurang perbaikan sel berlangsung sejalan dengan
sebanyak 4 orang (11.4%). pertumbuhan atau kematangan usia
(Nuraini, 2015).
Menurut Bartini (2013), usia
PEMBAHASAN reproduksi sehat adalah usia yang aman
Identifikasi Hubungan Faktor Internal bagi seorang wanita untuk hamil dan
Usia dengan Proses Penyembuhan Luka melahirkan yaitu usia 20-35 tahun. Kulit
post Sectio Caesaria utuh pada dewasa muda yang sehat
Berdasarkan hasil hipotesis dengan merupakan suatu barier yang baik terhadap
uji Lamda didapatkan (ρ = 0.12; α = 0,05; r trauma mekanis dan juga infeksi,
= 0,50). Hasil ini menunjukan bahwa tidak begitupun yang berlaku pada efisiensi
ada hubungan faktor internal usia ibu sistem imun, sistem kardiovaskuler dan
dengan proses penyembuhan luka post sistem respirasi yang memungkinkan
operasi sectio caesaria di RS Permata penyembuhan luka lebih cepat. Sementara
Bunda Kota Malang. Peneliti meneliti dari usia > 35 tahun fungsi-fungsi organ
35 responden yang terbagi dalam proses reproduksi mulai menurun, sehingga
penyembuhan luka post operasi sectio berisiko untuk menjalani kehamilan,
caesaria tidak sembuh sebanyak 3 karena usia 35 tahun atau lebih merupakan
responden dengan usia > 35 tahun kriteria kehamilan risiko tinggi (KRT),
sebanyak 1 (2.9 %) mengalami setiap kehamilan dengan faktor risiko
penyembuhan lukanya lambat. Dan tinggi akan menghadapi ancaman
berdasarkan yang usia 20-35 tahun morbiditas atau mortalitas ibu dan janin,
sebanyak 22 (68.8%) penyembuhan luka baik dalam kehamilan, persalinan maupun
post operasi sectio caesaria menunjukkan nifas.
sembuh Seiring dengan bertambahnya usia,
Usia dapat menganggu semua tahap perubahan yang terjadi di kulit yaitu
penyembuhan luka seperti: perubahan frekuensi penggunaan sel epidermis,
vaskuler yang menganggu sirkulasi ke respon inflamasi terhadap cedera, persepsi
daerah luka, penurunan fungsi hati sensoris, proteksi mekanis, dan fungsi
menganggu sintesis faktor pembekuan, barier kulit. Kecepatan perbaikan sel
respons inflamasi lambat, pembentukan berlangsung sejalan dengan pertumbuhan
antibodi dan limfosit menurun, jaringan atau kematangan usia seseorang, namun
kolagen kurang lunak, jaringan parut selanjutnya proses penuaan dapat
kurangelastis.Seiring dengan menurunkan sistem perbaikan sel sehingga
bertambahnya usia, perubahan yang terjadi dapat memperlambat penyembuhan luka
di kulit yaitu frekuensi penggunaan sel sectio caesaria. Didapatkan hasil ρvalue =
epidermis, respon inflamasi terhadap 0.121 dengan nilai ρ (α < 0.05). Maka
cedera, persepsi sensori, proteksi mekanis, dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan
dan fungsi barier kulit. Kecepatan Ho ditolak, artinya tidak terdapat

Riandari, dkk, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka SC 30


.
PROFESIONAL HEALTH JOURNAL
Volume 2, No. 1, Desember 2020 (Hal. 22-37)
https://www.ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/PHJ

hubungan faktor internal usia dengan pertumbuhan atau kematangan usia


proses penyembuhan luka post operasi seseorang, namun selanjutnya proses
sectio caesaria di RS Permata Bunda penuaan dapat menurunkan sistem
Malang tahun 2019. perbaikan sel sehingga dapat
Hal ini sejalan dengan penelitian memperlambat penyembuhan luka.
yang di lakukan oleh oleh Nirwana Menurut hasil analisis peneliti
Perangin (2014) di RSUD Ratu Zalecha semakin lanjut usia dapat mempengaruhi
Martapura hasil penelitian menunjukan lamanya penyembuhan luka karena
bahwa tidak ada hubungan. Dari 153 ibu semakin lanjut usia respon sel dalam tubuh
dengan usia aman, didapatkan 139 ibu akan lebih lambat menyatukan jaringan
(90,8%) yang lukanya sembuh dan dari 44 kembali sehingga proses penyembuhan
ibu dengan usia tidak aman didapatkan 40 luka berlangsung lama, dan yang banyak
ibu (90,9%) yang lukanya tidak sembuh. didapatkan dilapangan ibu yang dewasa tua
Hasil analisa statistik dengan ini lebih malas menjaga kebersihan diri
menggunakan uji Fisher’s Exact baik itu merawat bekas luka post sectio
didapatkan nilai ρ 0,628. Dengan nilai ρ > caesaria, bahkan tidak berani mandi karena
α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ditakutkan lukanya basah maka dari itu
Ha diterima dan Ho ditolak, artinya tidak bisa terjadi infeksi sehingga menghambat
ada hubungan usia dengan penyembuhan masa penyembuhan. Dan sebaliknya yang
luka postsectio cesaria di RSUD Ratu usia muda dapat mempercepat
Zalecha Martapura tahun 2013. penyembuhan luka karena sel-sel dalam
Sementara usia > 35 tahun fungsi- tubuh bekerja dengan cepat dalam
fungsiorgan reproduksi mulai menurun, menyatukan jaringan sehingga
sehingga berisiko untuk menjalani penyembuhan luka berlangsung cepat. Jadi
kehamilan,karena usia 35 tahun atau lebih usia sebenarnya berpengaruh terhadap
merupakan kriteria kehamilan risiko tinggi penyembuhan luka sectio caesaria. Karena
(KRT), setiap kehamilan dengan faktor mayoritas penyembuhan luka dapat
risiko tinggi akan menghadapi ancaman berjalan baik pada ibu dengan usia 20-35
morbiditas atau mortalitas ibu dan tahun, tetapi bukan hanya faktor usia saja
janin,baik dalam kehamilan, persalinan yang mempengaruhi proses penyembuhan
maupun nifas. Seiring dengan luka. Berapapun usianya proses
bertambahnya usia,perubahan yang terjadi penyembuhan luka masih bisa berjalan
di kulit yaitu frekuensi penggunaan sel dengan baik, karena masih ada faktor-
epidermis, respon inflamasi terhadap faktor lain yang mempengaruhi proses
cedera, persepsi sensoris, proteksi mekanis, penyembuhan luka seperti seperti,
dan fungsi barier kulit. Kecepatan mobilisasi dini, nutrisi, dan personal
perbaikan sel berlangsung sejalan dengan hygine.

Riandari, dkk, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka SC 31


.
PROFESIONAL HEALTH JOURNAL
Volume 2, No. 1, Desember 2020 (Hal. 22-37)
https://www.ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/PHJ

Identifikasi Hubungan Faktor Internal menjadi hal yang sangat penting. Deteksi
Status Gizi (Nutrisi) dengan Proses dapat dimulai sejak pasien dirawat dan
Penyembuhan Luka post Sectio setelah pulang kerumah. Saat terjadi
Caesaria kerusakan jaringan, katekolamin
Berdasarkan hasil hipotesis dengan dilepaskan dan terjadi peningkatan
uji spearman didapatkan (ρ = 0.000; α = metabolik (hipermetabolik). Pada fase ini
0,05; r = 0,680). Hasil ini menunjukan terjadi peningkatan kebutuhan kalori dan
bahwa ada hubungan faktor internal status protein berlebih. Hipermetabolik pada awal
gizi (nutrisi) dengan proses penyembuhan kejadian luka terjadi selama 10-14 hari.
luka post sectio caesaria di RS Permata Jika pada fase ini hipermetabolik teratasi,
Bunda Kota Malang. Peneliti meneliti dari pada hari berikutnya kebutuhan metabolik
35 respondenbahwa responden yang tubuh kembali normal.
melakukan pemenuhan nutrisi dengan baik Penyembuhan luka secara normal
dan sembuh sebanyak 10 orang (28.6%) memerlukan nutrisi yang tepat. Proses
dan penyembuhan luka yang tidak sembuh penyembuhan luka bergantung pada
dan nutrisinya kurang sebanyak 6 orang tersedianya protein, vitamin A dan C,
(17.1%), responden yang nutrisinya cukup mineral renit zink dan tembaga. Kebutuhan
dan sembuh sebanyak 17 orang (48.6%) . protein dan kalori pada pasien yang luka
Hasil penelitian ini tanda koefisien adalah besar cenderung lebih tinggi dari pada
positif, dengan nilai koefisien (positif) kebutuhan orang sehat. Asam amino
semakin status gizi (nutrisi) nya terpenuhi diperlukan untuk sintesis protein sruktural
maka proses penyembuhan luka semakin seperti kolagen dan untuk melakukan
cepat sembuh. Dengan koefisien korelasi sintesa protein yang berperan dalam proses
juga dapat di tentukan kekuatan korelasi (r) respon imun. Malnutrisi merupakan
yang menginterprestasikan seberapa kuat penyebab yang sangat penting dari
hubungan yang ditimbulkan antara 2 kelambatan penyembuhan luka (Al Fady,
variabel penelitian. Hasil penelitian ini 2015).
diketahui pada rentang kuat yakni 0,680 Makanan yang dikonsumsi oleh ibu
(rentang 0,60-0,799). Dengan demikian nifas harus bermutu, bergizi dan cukup
status gizi (nutrisi) menjadi faktor utama kalori. Konsumsi menu seimbang perlu
dalam proses penyembuhan luka post diperhatikan untuk masyarakat, sebagai
operasi sectio caesaria. contoh menu seimbang diantaranya
Nutrisi adalah faktor yang penting makanan sehat yang terdiri dari nasi, lauk,
dalam penyembuhan luka. Setiap fase sayuran dan ditambah satu telur setiap hari
dalam penyembuhan luka memerlukan (Manuaba, 2015). Ibu nifas yang
nutrisi. Kurangnya dukungan nutrisi dapat berpantang makan, kebutuhan nutrisi akan
meningkatkan angka kejadian kematian berkurang sehingga makanan yang
dan kecacatan dalam perawatan luka. dikonsumsi sebaiknya mengnadung
Deteksi dini status nutrisi pada pasien luka protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan

Riandari, dkk, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka SC 32


.
PROFESIONAL HEALTH JOURNAL
Volume 2, No. 1, Desember 2020 (Hal. 22-37)
https://www.ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/PHJ

buah-buahan. Dan ini akan mempengaruhi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh


dalam proses penyembuhan luka post usia terhadap lamanya penyembuhan luka
operasi Sectio Caesarea, yaitu pasca sectio caesaria. Dari 51 responden
mengakibatkan luka menjadi tidak sembuh yang status gizi kurang, sebanyak 39
dengan baik atau tidak normal (Manuaba, (76,5%) penyembuhan luka pasca sectio
2015). caesarea terjadi lama dan dari 41
Ibu yang nutrisinya sudah cukup responden yang status gizi cukup,
akan tetapi masih mengikuti adat kebiasaan sebanyak 30 (73,2%) penyembuhan luka
pantang makan seperti yang telah pasca sectio caesarea terjadi cepat. Hasil
dikatakan oleh orangtua, sehingga bisa analisa statistik menggunakan uji chi-
juga menyebabkan proses penyembuhan square menunjukkan hubungan tersebut
luka post operasi Sectio Caesrea menjadi bermakna dengan p value = 0,001 yang
kurang baik, artinya lambat menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
penyembuhannya. Sedangkan ibu nifas gizi terhadap lamanya penyembuhan luka
yang nutrisinya sudah cukup baik maka pasca sectio caesarea.
proses penyembuhan luka post operasi Beberapa faktor yang dapat
Sectio Caesarea akan lebih cepat sembuh menghambat penyembuhan luka adalah
(Mas’adah, 2016). Protein juga merupakan kegemukan (malnutrisi). Kegemukan
zat makanan yang sangat penting untuk terjadi karena penyimpanan lemak
membuntuk jaringan baru, sehingga sangat berlebihan di tubuh. Lemak memiliki
baik dikonsumsi oleh ibu nifas agar luka kemampuan vaskularisasiyang kurang baik
post operasi sectio caesareacepat sembuh. dibandingkan otot. Penyembuhan luka
Namun jika makanan berprotein ini memerlukan pemenuhan protein, lemak,
dipantang maka proses penyembuhan luka karbohidrat, vitamin, dan mineral yang
post operasi sectio caesarea akan berjalan adekuat dan seimbang. Jika asupan nutrisi
lambat, dan hal ini dapat memicu tersebut tidak adekuat, penyembuhan luka
terjaadinya infeksi pada luka post operasi akan terhambat. Perbaikan status nutrisi
sectio caesarea (Manuaba, 2015). pada pasien yang melakukan tindakan
Hal ini sejalan dengan penelitian pembedahan sangat penting untuk
yang dilakukanoleh Hasmanidar (2015), mempercepat penyembuhan luka operasi
tentang faktor- faktor yang mempengaruhi (Niainu Naesee, 2015). Kesembuhan luka
lamanya penyembuhan luka post operasi operasi sangat dipegaruhi oleh suplai
sectio saesaria di RSUD Zainoel Abidin oksigen dan nutrisi ke dalam jaringan,
menunjukan ada hubungan antara status Nutrisi sangat berperan dalam proses
gizi (nutrisi) dengan proses penyembuhan penyembuhan luka. Status nutrisi pada
luka post operasi sectio caesaria.Hasil seseorang adalah faktor utama yang
analisa statistik menggunakan uji chi- mempengaruhi proses pertumbuhan dan
square menunjukkan hubungan tersebut mempertahankan jaringan tubuh agar tetap
bermakna dengan p value = 0,025 yang sehat.

Riandari, dkk, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka SC 33


.
PROFESIONAL HEALTH JOURNAL
Volume 2, No. 1, Desember 2020 (Hal. 22-37)
https://www.ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/PHJ

Menurut analisis peneliti Nutrisi koefisien adalah positif, dengan nilai


sangat mempengaruhi penyembuhan luka koefisien (positif) semakin melakukan
Sectio Caesarea karena nutrisi dalam masa mobilisasi maka proses penyembuhan luka
penyembuhan luka sectio caesarea dapat semakin cepat sembuh. Dengan koefisien
membuat sel-sel jaringan dalam tubuh korelasi (r) yang menginterprestasikan
cepat menyatu sehingga proses sedang hubungan yang di timbulkan antara
penyembuhan luka Sectio Ceasarea 2 variabel penelitian. Hasil penelitian ini di
berjalan dengan baik, hal ini yang ketahui pada rentang sedang yakni 0,572
didapatkan dilapangan bahkan masih (rentang 0,40-0,599). Dengan demikian
banyak ibu-ibu yang bilang kalau banyak mobilisasi merupakan salah satu faktor
makan akan terjadi infeksi seperti makan yang mempengaruhi proses penyembuhan
ikan, minum air yang banyak, buah- luka pada post sectio caesaria
buahan, telur, sehingga masih banyak ibu Mobilisasi adalah suatu kebutuhan
yang memantang makanan karena masih mendasar pada manusia yang diperlukan
mempercayai mitos-mitos yang demikian oleh individu untuk melakukan aktivitas
maka dari itu masih banyak didapatkan ibu sehari-hari yang berupa pergerakan sendi,
yang mengalami proses penyembuhan luka sikap, gaya berjalan, latihan maupun
lambat karena infeksi. kemampuan aktivitas (Potter & Perry,
2015). Mobilisasi dini dilakukan secara
Identifikasi Hubungan Faktor Internal bertahap, berikut ini merupakan penjelasan
Mobilisasi dengan Proses Penyembuhan mengenai tahapan mobilisasi dini pada ibu
Luka post sectio caesaria setelah operasi, pada 6
Berdasarkan hasil hipotesis dengan jam pertama ibu post Sectio Caesarea
uji spearman didapatkan (ρ = 0.000; α = harus tirah baring terlebih dahulu.
0,05; r = 0,572). Hasil ini menunjukan Mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah
bahwa ada hubungan faktor internal status menggerakan lengan, tangan, menggerakan
mobilisasi dengan proses penyembuhan ujung jari kaki dan memutar pergelangan
luka post sectio caesaria di RS Permata kaki, mengangkat tumit, menenangkan otot
Bunda Kota Malang. Peneliti meneliti dari betis serta menekuk dan menggeser kaki.
35 responden yang melakukan mobilisasi Setelah 6-10 jam, ibu diharuskan untuk
dengan baik dan sembuh sebanyak 10 dapat miring ke kiri dan ke kanan
orang (28.6%) dan penyembuhan luka mencegah thrombosis dan trombo emboli
yang tidak sembuh 10 orang (28.6%), Setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk dapat
responden yang cukup melakukan mulai belajar untuk duduk. Setelah ibu
mobilisasi dan sembuh sebanyak 17 orang dapat duduk, dianjurkan ibu belajar untuk
(48.6%) dan yang mengalami berjalan (Kasdu, 2015).
penyembuhan luka tidak sembuh serta Mobilisasi merupakan salah satu
kurang mobilisassi sebanyak 4 orang faktor dari penyembuhan luka, karena
(11.4%). Hasil penelitian ini ditandai dengan melakukan mobilisasi dapat

Riandari, dkk, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka SC 34


.
PROFESIONAL HEALTH JOURNAL
Volume 2, No. 1, Desember 2020 (Hal. 22-37)
https://www.ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/PHJ

melancarkan sirkulasi darah sehingga bergerak maka luka jahitan akan terbuka
memenuhi nutrisi dan oksigenasi yang dan benangnya putus, sebenarnya itu tidak
dibutuhkan dalam proses penyembuhan akan terjadi. Dan juga sebaiknya ibu yang
luka yang melalui peredaran darah. rajin melakukan mobilisasi dan tidak takut
Hal ini sejalan dengan penelitian untuk bergerak maka peredaran darah akan
yang di lakukan oleh Hasmanidar (2015), lancar sehingga dapat mempercepat masa
tentang faktor- faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka post sectio caesarea.
lamanya penyembuhan luka post operasi
sectio caesaria di RSUD Zainoel Abidin
menunjukan ada hubungan antara KESIMPULAN DAN SARAN
mobilisasi dengan proses penyembuhan Bedasarkan hasil penelitian yang di
luka post operasi sectio caesaria.Dari 55 lakukan pada ibu post Sectio Caesarea di
responden yang mobilisasi kurang, Rumah Sakit Permata Bunda diruang
sebanyak 38 (69,1%) penyembuhan luka klinik kandungan dengan menggunakan
pasca sectio caesarea terjadi lama dan dari pembagian kuesioner dan lembar observasi
37 responden yang mobilisasi baik, untuk mengetahui faktor- faktor internal
sebanyak 25 (67,6%) yang penyembuhan dalam proses penyembuhan luka pada post
luka pasca sectio caesarea terjadi cepat. sectio caesaria maka peneliti dapat menarik
Hasil analisa statistik menggunakan uji kesimpulan faktor- faktor yang dominan
chi-square menunjukkan hubungan sebagai berikut: 1. Faktor internal
tersebut bermakna dengan p value = 0,001 status gizi (nutrisi) yang cukup sangat
yang menunjukkan bahwa terdapat berpengaruh dalam proses penyembuhan
pengaruh mobilisasi terhadap lamanya luka pada post sectio caesaria, ada
penyembuhan luka pasca sectio caesarea. hubungan yang signifikan antara status gizi
Menurut analisis peneliti Mobilisasi (nutrisi) dengan proses penyembuhan luka
yang kurang dapat berpengaruh terhadap post operasi sectio caesaria di RS Permata
penyembuhan luka Sectio Caesarea, karena Bunda Malang 2019 dengan ρ value =
apabila otot-otot / badan kurang bergerak 0,00; 2. Faktor internal mobilisasi
maka tubuh akan terasa kaku dan sirkulasi yang cukup sangat berpengaruh dalam
darah pun tidak akan lancar ke semua proses penyembuhan luka pada post sectio
sistem tubuh dan bisa menghambat caesaria, ada hubungan yang signifikan
membentukan jaringan- jaringan baru ini antara mobilisasi dengan proses
akan memperlama masa penyembuhan, penyembuhan luka post operasi sectio
karena mobilisasi akan berguna bagi semua caesaria di RS Permata Bunda Malang
sistem tubuh kita untuk kelancaran 2019 dengan ρ value = 0,00; 3.
sirkulasi darah dan paru-paru. Mobilisasi Sedangkan untuk faktor internal
sangat banyak manfaatnya, tetapi yang usia tidak terdapat pengaruh dalam proses
didapatkan saat penelitian ibu-ibu masih penyembuhan luka post operasi sectio
takut untuk bergerak karena kalau banyak caesaria, tidak ada hubungan yang

Riandari, dkk, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka SC 35


.
PROFESIONAL HEALTH JOURNAL
Volume 2, No. 1, Desember 2020 (Hal. 22-37)
https://www.ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/PHJ

signifikan antara usia dengan proses Mayarakat, hasil penelitian ini diharapkan
penyembuhan luka post operasi sectio masyarakat umum dapat mengetahui
caesaria di RS Permata Bunda Malang faktor-faktor yang mempengaruhi proses
2019 dengan ρ value = 0,12. percepatan penyembuhan luka post operasi
Saran Penulis sebagai berikut: 1. sectio caesaria yaitu nutrisi dan mobilisasi
Bagi Rumah Sakit diharapkan dapat sangat berpengaruh terhadap penyembuhan
memberikan promosi kesehatan kepada luka post sectio caesaria.
masyarakat mengenai faktor- faktor yang
mempengaruhi proses penyembuhan luka
post sectio caesaria melalui penyuluhan, DAFTAR PUSTAKA
media leaflet, dan lain- lain. Dan dalam Alvarenga MB, Francisco AA, Oliveira
melakukan perawatan luka post sectio SMJVd, Silva FMBd, Shimoda
GT,DamianiLP. Penilaian
caesaria agar dapat mengenali tanda-tanda
penyembuhan episiotomi: Kemerahan,
inflamasi yang berlebihan seperti adanya Edema,Ekchymosis,Melepaskan,
tanda tumor (bengkak), rubor (merah), Perkiraann (REEDA) keandalan
dolor (nyeri), calor (panas), functio laesa skala.Revistalatino-americana de
(gangguan fungsi), karena terdapatnya enfermagem (2015); 23 (1): 162-168
tanda-tanda inflamasi yang berlebihan
Bartini, I.(2013). Buku Pintar Panduan
dapat mengindikasikan adanya infeksi, Dan Tips hamil sehat. Yogyakarta:
dengan mengenali tanda-tanda infeksi Nuha Medika.
sedini mungkin dan menerapkan
manajemen perawatan luka operasi dengan Cunningham, Leveno, Bloom, Hauth,
Rouse, Spong.(2015). Buku obstetri
baik, diharapkan dapat menurunkan angka williams, Ed. 23, vol.1
kejadian infeks dan dapat meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan di rumah Depkes RI. Angka Kematian Ibu dan Bayi.
sakit, khususnya di RS Permata Bunda http//www.depkes.com. 2007. diakses
15 Februari 2013.
Malang; 2. Bagi Responden di harapkan
responden dapat mengetahui faktor-faktor Desriva, Nia. (2011). Tingkat Kecemasan
yang mempengaruhi proses penyembuhan Suami Menghadapi Sectio Caesarea
luka post operasi sectio caesaria. Sehingga Pada Istri di Rumah Sakit Umum
responden dapat berantisispasi agar luka Sembiring Tahun 2011.
http://reporsitori.usu.ac.id
post sectio caesaria tidak mengalami
infeksi yang dapat mempengaruhi proses Ekaputra, E. (2013). Evolusi manajemen
penyembuhan luka menjadi lambat; 3. luka. Jakarta: Trans Info Media.
Bagi Peneliti Selanjutnya diharapkan dapat
Elisa, (2014). Hubungan Antara Status
meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi Gizi Terhadap Proses Penyembuhan
proses penyembuhan luka post sectio Luka Post Section Caesarea. Diperoleh
caesaria selain dari faktor usia, status gizi dari http://ppnijateng.org/Diakses pada
(nutrisi), dan mobilisasi; 4. Bagi tanggal 2 Januari 2017.

Riandari, dkk, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka SC 36


.
PROFESIONAL HEALTH JOURNAL
Volume 2, No. 1, Desember 2020 (Hal. 22-37)
https://www.ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/PHJ

Hartati S& Maryunani A. (2015). Asuhan Morison J, Moya. (2015). Manajemen


Keperawatan Ibu Post Partum Seksio Luka. Jakarta: EGC
Sesarea. Jakarta: Trans Info Media.
Perangin2, Nirwana, dkk. (2013). Proses
Jitowiyono, S & Kristiyanasari, W.(2015). Penyembuhan Luka Post Sectio
Asuhan Keperawatan Post Operasi. Caesariadi RSUD Ratu Zalecha
Yogyakarta: Nuha Medica. Martapura Tahun 2013. Jurnal Skala
Kesehatan Volume 5.No 1
Kasdu, (2013). Operasi caesarea masalah
dan solusi. Edisi: I Jakarta: Puspa Potter, A. G dan Perry, P. A. (2015). Buku
swara. Ajar Fundamental Keperawatan
Konsep, Proses dan Praktik. Volume 1
Kementrian Kesehatan RI.(2015). edisi 4. Jakarta: EGC.
Kesehatan dalam Kerangka Sistainable
Development Goals (SDG’S). Jakarta: Purnawati. (2014). Efektifitas Mobilisasi
Kementrian Kesehatan RI; 2015 Dini Pada Ibu Post Partum Teradap
Percepatan Proses Penyembuhan Luka
Manuaba. Ilmu Kebidanan, Penyakit Section Caesarea Fase Inflamas di
Kandungan, dan KB untuk Pendidikan RSUD Sanggau.
Bidan. Jakarta: EGC, 2015. http//www//skripsi_stikes.com.
Maryunani, (2015). Asuhan pada ibu WHO. (2015). The Global Numbers and
dalam masa nifas. Jakarta. Trans. Costs of Additionally Needed and
Unnecessary Caesarean Sections
Mas’adah. (2010). Hubungan antara
Performed per Year: Overuse as a
Berpantangan Makanan tertentu
Barrier to Univeral Covereage. Health
dengan Peyembuhan Luka Perineum
Systems Financing. WHO.
pada ibu Nifas. Diakses tanggal 29
September 2013

Riandari, dkk, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka SC 37

You might also like