You are on page 1of 7

Psikoborneo, Vol 8, No 2, 2020:180-186 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

Pengaruh Strategi Koping dan Model Kepercayaan Kesehatan


Terhadap Perilaku Merokok Pada Wanita Dewasa Awal
Nabila Zathira Diba1

Program Studi Psikologi


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Mulawarman Samarinda

ABSTRACT. This study aimed to examine the effect of coping strategies and health belief model on smoking
behavior of early adulthood women in Samarinda City. The subjects of this study were early adult women
who smoked in Samarinda City with a total sample of 100 people. This research employed quantitative
research methods, measuring instruments used in this study were the scale of smoking behavior, coping
strategies scale, and health belief model scale. This third scale was compiled with a Likert model and used a
multiple regression analysis of its statistical calculations using the help of the SPSS computer program
(Statistical Package for Social Sciences) version 24.0 for windows was used. The results of this study
indicated that there was a significant effect between coping strategies and health belief model on smoking
behavior of early adulthood women in Samarinda City with the acquisition obtained F count > F table
(13.695 > 3.09), Adjusted R square = 0.220, and p = 0.000 <0.050. On coping strategies towards smoking
behavior there was positive and significant effect with beta value = 0.332; t count = 3.694 > t table = 1.984
and p = 0.000. On health belief model towards smoking behavior there was negative and significant effect
with beta value = -0.359; t count = -3.991 > t table = 1.984 and p = 0.000.

Keywords: smoking behavior, coping strategies, health belief model

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh strategi koping dan model keyakinan kesehatan
terhadap perilaku merokok wanita dewasa awal di Kota Samarinda. Subjek penelitian ini adalah wanita
dewasa awal yang merokok di Kota Samarinda dengan jumlah sampel 100 orang. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kuantitatif, alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala perilaku merokok,
skala strategi coping, dan skala model keyakinan kesehatan. Skala ketiga ini disusun dengan model likert dan
menggunakan analisis regresi berganda perhitungan statistiknya menggunakan bantuan program komputer
SPSS (Paket Statistik untuk Ilmu Sosial) versi 24.0 for windows digunakan. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara strategi koping dan model keyakinan kesehatan terhadap
perilaku merokok wanita dewasa awal di Kota Samarinda dengan perolehan F hitung> F tabel (13.695> 3.09),
Adjusted R square = 0.220, dan p = 0,000 <0,050. Strategi koping terhadap perilaku merokok berpengaruh
positif dan signifikan dengan nilai beta = 0,332; t hitung = 3,694> t tabel = 1,984 dan p = 0,000. Pada model
keyakinan kesehatan terhadap perilaku merokok terdapat pengaruh negatif dan signifikan dengan nilai beta =
-0,359; t hitung = -3,991> t tabel = 1,984 dan p = 0,000.

Kata Kunci: perilaku merokok, strategi koping, model kepercayaan kesehatan

1
Email: nabilazathira@gmail.com
1
Psikoborneo, Vol 8, No 2, 2020:180-186 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

PENDAHULUAN Salah satu alasan yang dapat mempengaruhi


Masa dewasa awal dimulai pada usia 18 tahun munculnya perilaku merokok karena adanya faktor
hingga 40 tahun, namun peralihan dari masa remaja psikologis sebagai relaksasi dan ketenangan maupun
ke dewasa yang dimulai dari usia 18 tahun hingga 25 mengurangi kecemasan (Aula, 2010). Masa dewasa
tahun disebut sebagai beranjak dewasa (emerging awal merupakan periode adaptasi terhadap tugas-
adulthood) (Santrock, 2012). Pada tahap ini pula, tugas kehidupan baru dan harapan-harapan sosial
individu mulai mengembangkan kemampuan baru. Adaptasi ini menjadikan masa dewasa awal
kognitif untuk berpikir reflektif. Berpikir reflektif merupakan suatu periode yang khusus dan sulit dari
adalah suatu bentuk kognisi yang rumit sebagai rentang hidup seseorang. Kesulitan dalam adaptasi
pertimbangan yang aktif, terus-menerus dan cermat terhadap masalah-masalah pada masa dewasa
terhadap informasi atau keyakinan dengan dikarenakan kurangnya persiapan menghadapi
mempertimbangkan bukti-bukti yang mendukung masalah sebagai orang dewasa, menjalankan dua
serta keputusan yang dibuat berdasarkan bukti-bukti tugas perkembangan sekaligus dan tidak
tersebut (Papalia, Olds & Feldman, 2009). memperoleh bantuan dalam menghadapi
Individu diharapkan dapat menilai perilaku permasalahan (Hurlock, 2011).
yang dilakukan apakah akan bermanfaat atau Ketidakberhasilan untuk melakukan adaptasi
berdampak buruk bagi kesehatan dirinya. Walaupun yang memuaskan dapat menimbulkan ketegangan
sebagian besar individu yang beranjak dewasa tahu emosional. Individu yang mengalami stres atau
bagaimana cara mencegah penyakit dan ketegangan emosional dalam menghadapi masalah
meningkatkan kesehatan, mereka tidak kehidupan sehari-hari membutuhkan kemampuan
mengaplikasikan pengetahuan dan informasi yang pribadi maupun dukungan dari lingkungan agar
mereka punya dengan baik terhadap diri mereka dapat mengurangi stres, cara yang digunakan oleh
sendiri (Santrock, 2012). Salah satu kebiasaan individu untuk mengurangi stres itulah yang disebut
merugikan kesehatan yang melekat pada masa dengan koping (Rasmun, 2004). Cara individu dalam
beranjak dewasa adalah perilaku merokok. mengelola tuntutan yang menimbulkan stres atau
Individu yang mulai beranjak dewasa, berusia koping dapat dilakukan melalui dua bentuk strategi
18-25 tahun, kemungkinan untuk merokok lebih koping yaitu koping berfokus pada masalah
besar dibandingkan dengan usia di kelompok lain, (problem focused coping) dan koping berfokus pada
hampir 45 persen mengaku menggunakan tembakau emosi (emotional focused coping).
dan kebanyakan rokok (Papalia, Olds & Feldman, Koping yang efektif membentuk perilaku yang
2009). Saat ini, jumlah perokok di kota Samarinda menetap sebagai kebiasaan baru dan perbaikan dari
cukup tinggi, berdasarkan proporsi penduduk umur > situasi yang lama, sedangkan koping yang tidak
10 tahun kebiasaan merokok menurut efektif berakhir dengan maladaptif yaitu perilaku
kabupaten/kota di kota Samarinda terdapat sebanyak yang menyimpang dari keinginan normatif dan dapat
22.3 persen yang merokok setiap hari dan sebanyak merugikan diri sendiri maupun orang lain atau
4.1 persen yang merokok kadang-kadang, selain itu lingkungan (Rasmun, 2004). Berdasarkan hasil
berdasarkan karakteristik jenis kelamin proporsi screening yang dilakukan pada wanita dewasa awal
perempuan yang merokok setiap harinya sebanyak di kota Samarinda terhadap 70 responden didapatkan
1,1 persen dan yang merokok kadang-kadang tujuan merokok dengan hasil tertinggi ialah untuk
sebanyak 0,4 persen (Kemenkes Kaltim, 2013). menghilangkan stres/penat sebanyak 44.3 persen,
Perokok wanita berisiko 25% lebih tinggi untuk menenangkan sebanyak 24.3 persen, tidak ada
menderita penyakit jantung dibandingkan dengan tujuan sebanyak 15.7 persen, menjadi kebiasaan
perokok laki-laki (Amos, Greaves, Nichter dan sebanyak 8.6 persen, untuk iseng sebanyak 4.3
Bloch, 2011). Wanita yang merokok memiliki persen, dan terakhir karena penasaran sebanyak 2.8
kemungkinan lebih besar menderita kanker payudara persen.
jika dibandingkan dengan wanita yang tidak Dalam kajian psikologi kesehatan, keyakinan
merokok. (Hutapea, 2013). Dampak negatif rokok individu untuk bersedia atau tidak melakukan
terhadap wanita yang secara eksklusif hanya perilaku sehat dapat dikaji dalam teori model
menyerang kaum wanita yaitu berkaitan dengan kepercayaan kesehatan. Menurut Conner dan
kesehatan reproduksi, masalah kecantikan dan Norman (2015) model kepercayaan kesehatan telah
kesahatan tulang (Muchtar, 2009). diterapkan pada prediksi berbagai perilaku kesehatan
di antara berbagai populasi dan dapat

2
Psikoborneo, Vol 8, No 2, 2020:180-186 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

mengidentifikasi seperti perilaku kesehatan preventif kognitif dan perilaku seseorang untuk mengelola
meliputi promosi kesehatan (misalnya diet, olahraga) (mengurangi, meminimalkan, menguasai, atau
atau resiko kesehatan (misalnya merokok). Dalam mentolerir) tuntutan internal dan eksternal baik yang
model kepercayaan kesehatan, ancaman yang berasal dari individu maupun lingkungan yang
dirasakan dari sakit atau luka serta pertimbangan dinilai dapat membebani atau melebihi sumber daya
tentang keuntungan dan kerugian merupakan individu tersebut. Strategi koping adalah proses di
keyakinan atau penilaian kesehatan (health beliefs) mana individu mencoba untuk mengelola perbedaan
yang dapat menentukan individu untuk mau yang dirasakan antara tuntutan dan sumber daya
melakukan tindakan pencegahan (Smet, 1994). yang mereka nilai dalam situasi yang penuh tekanan
Berdasarkan rangkaian permasalahan yang (Sarafino & Smith, 2011). Aspek-aspek strategi
diuraikan di atas, penulis tertarik untuk melakukan koping menurut Lazarus dan Folkman (1984) yaitu
penelitian dengan judul “Pengaruh Strategi Koping koping berfokus pada masalah meliputi konfrontasi
dan Model Kepercayaan Kesehatan terhadap koping, mencari dukungan sosial, merencanakan
Perilaku Merokok pada Wanita Dewasa Awal di pemecahan permasalahan dan koping berfokus pada
Kota Samarinda” emosi meliputi menjaga jarak, memberi penilaian
positif, menerima tanggung jawab, lari atau
TINJAUAN PUSTAKA menghindar, dan kontrol diri.
Perilaku Merokok Berdasarkan penjelasan di atas dapat
Menurut Aula (2010) perilaku merokok disimpulkan bahwa strategi koping adalah pemikiran
merupakan aktivitas yang berdasarkan perspektifnya dan perilaku individu untuk melindungi diri dengan
masing-masing baik ditinjau dari sudut pandang cara mengelola tuntutan-tuntutan yang berasal dari
kedokteran, lingkungan, ekonomi dan agama, individu maupun lingkungan untuk mengurangi atau
sebagian besar mengarahkan bahwa merokok mentolerir kondisi yang dinilai dapat membebani
memiliki dampak negatif baik bagi diri sendiri atau membahayakan individu tersebut.
maupun orang lain di sekitarnya. Perilaku merokok
adalah menghisap asap tembakau yang dibakar ke Model Kepercayaan Kesehatan
dalam tubuh dan menghembuskannya kembali ke Menurut Glanz, Rimer dan Viswanath (2008)
luar (Armstrong, 2007). model kepercayaan kesehatan merupakan konsep
Menurut Menteri Kesehatan RI (2013) utama yang memprediksi mengapa orang akan
perilaku merokok merupakan perilaku membakar mengambil tindakan untuk mencegah, menyaring,
salah satu produk tembakau yang dimaksudkan atau mengendalikan kondisi penyakit. Model
untuk dibakar, dihisap dan/atau dihirup termasuk kepercayaan kesehatan adalah suatu model yang
rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya digunakan untuk menggambarkan keyakinan
yang dihasilkan dari tanaman nicotina tabacum, individu terhadap perilaku hidup sehat, yang dapat
nicotina rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya berupa perilaku pencegahan maupun pemilihan
yang asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan fasilitas kesehatan (Conner & Norman, 2015).
atau tanpa bahan tambahan. Aspek-aspek perilaku Aspek-aspek model kepercayaan kesehatan menurut
merokok menurut Aula (2010) yaitu aktivitas fisik, Glanz, Rimer, dan Viswanath (2008) yaitu persepsi
aktivitas psikologis dan intensitas merokok cukup kerentanan, persepsi keparahan, persepsi manfaat,
tinggi. persepsi hambatan, isyarat untuk bertindak, dan
Berdasarkan penjelasan di atas dapat efikasi diri.
disimpulkan bahwa perilaku merokok adalah Berdasarkan penjelasan di atas dapat
aktifitas membakar tembakau yang asapnya dihisap disimpulkan bahwa model kepercayaan kesehatan
atau dihirup kemudian dihembuskan sehingga dapat adalah suatu model sosio psikologis yang digunakan
terhirup orang disekitarnya dan memiliki dampak untuk menggambarkan keyakinan individu terhadap
negatif baik bagi diri sendiri maupun orang lain perilaku hidup sehat, yang dapat berupa perilaku
karena mengandung nikotin, tar dan bahan sintesis pencegahan maupun pemilihan fasilitas kesehatan
lainnya. tergantung pada ancaman yang dirasakan dari sakit
atau luka dan pertimbangan tentang keuntungan dan
Strategi Koping kerugian.
Menurut Folkman, Lazarus, Gruen, dan
DeLongis (1986) strategi koping merupakan upaya
3
Psikoborneo, Vol 8, No 2, 2020:180-186 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

METODE PENELITIAN yang signifikan antara strategi koping terhadap


Jenis penelitian yang digunakan dalam perilaku merokok dengan nilai beta = 0.332, t =
penelitian ini adalah metode kuantitatif. Teknik 3.694, dan p = 0.000. Pengaruh positif bermakna
penentuan sampel yang digunakan yaitu purposive semakin meningkatnya penggunaan strategi koping
sampling dengan kriteria wanita, perokok aktif dan pada wanita dewasa awal maka akan berpengaruh
rentang usia 18-25 tahun, adapun jumlah sampel terhadap peningkatan perilaku merokoknya. Hal
yang dijadikan penelitian sebanyak 100 wanita tersebut menjadi dasar terjawabnya hipotesis kedua
dewasa awal yang merokok. Metode pengumpulan penelitian ini, yaitu ada pengaruh strategi koping
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah terhadap perilaku merokok pada wanita dewasa awal
skala perilaku merokok, skala strategi koping dan di Kota Samarinda.
skala model kepercayaan kesehatan. Jenis koping mana yang akan digunakan dan
Analisis data yang dilakukan untuk pengolahan bagaimana dampaknya, sangat tergantung pada jenis
data penelitian adalah menggunakan uji asumsi stres atau masalah yang dihadapi (Evans & Kim,
klasik dan uji analisis regresi ganda menggunakan 2013). Keberhasilan atau kegagalan dari koping
program bantuan komputer SPSS (Statistical tersebut akan menentukan apakah reaksi terhadap
Packages for Social Science) versi 24.0 for windows. stres akan menurun dan terpenuhinya berbagai
tuntutan yang diharapkan (Compas, dkk, 2014).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hal tersebut, peneliti juga menganalisa
perbedaan penggunaan koping berfokus pada
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui masalah dan koping berfokus pada emosi pada
pengaruh strategi koping dan model kepercayan wanita dewasa awal yang merokok. Hasil analisis uji
kesehatan terhadap perilaku merokok pada wanita paired sample t-test pada variabel strategi koping
dewasa awal di Kota Samarinda. Hasil penelitian ini memiliki nilai signifikansi sebesar 0.000 (p < 0.05)
berdasarkan analisis regresi secara penuh didapatkan atau nilai t hitung = 14.984 > t tabel = 1.984
nilai F = 13.695, Adjusted R square = 0.220, dan p = menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara
0.000. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis pertama penggunaan koping berfokus pada masalah dengan
dalam penelitian ini diterima yang artinya, terdapat koping berfokus pada emosi pada wanita dewasa
pengaruh antara strategi koping dan model awal yang merokok di Kota Samarinda. Mereka
kepercayaan kesehatan terhadap perilaku merokok. lebih cenderung menggunakan strategi koping
Kontribusi pengaruh (R2) strategi koping dan berfokus pada emosi dibandingkan dengan koping
model kepercayaan kesehatan terhadap perilaku berfokus pada masalah dilihat pada nilai rata-rata
merokok adalah sebesar 0.220, hal ini menunjukkan koping berfokus pada emosi sebesar 74.21 lebih
bahwa 22 persen dari variasi perilaku merokok dapat tinggi dibandingkan rata-rata koping berfokus pada
dijelaskan oleh strategi koping dan model masalah sebesar 63.68.
kepercayaan kesehatan, sedangkan sisanya 78 persen Masalah yang dihadapi pada usia kisaran 18
dijelaskan oleh variabel lain atau sebab-sebab lain hingga 25 tahun biasanya sering terjadi
yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Faktor-faktor ketidakstabilan dalam hal relasi romantis, pekerjaan,
lain yang mendukung perilaku merokok pada wanita dan pendidikan serta perubahan penting yang
seperti faktor biologis, lingkungan, karakteristik menyangkut identitas (Santrock, 2011). Dalam
personal, keluarga dan psikologis (Adistie, Pahria, mengatasi situasi yang dianggap dapat menimbulkan
Prawesti dan Safariah, 2015). stres, individu dalam penelitian ini yaitu wanita
Menghisap rokok disaat stres merupakan dewasa awal yang merokok di Kota Samarinda
upaya-upaya mengatasi masalah yang bersifat cenderung menggunakan strategi koping yang
emosional atau sebagai kompensasi kecemasan yang berfokus pada emosi. Usaha yang dilakukan dengan
dialihkan. Merokok sudah menjadi salah satu menolak menghadapi masalah ataupun
komponen dari cara pengaturan diri yang bersifat mengalihkannya seperti berkhayal, makan, minum
instan dan sementara, untuk mendapatkan efek alkohol dan terutama dengan merokok untuk
fisiologis yang menyenangkan agar bisa terhindar memberikan ketenangan dan mengurangi tekanan
dari masalah hidup yang sedang dihadapi (Muchtar, yang dirasakan.
2009). Penggunaan koping berfokus pada emosi
Pada analisis regresi secara bertahap seperti merokok merupakan upaya untuk mengurangi
didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh positif emosi negatif yang diakibatkan oleh stresor tanpa

4
Psikoborneo, Vol 8, No 2, 2020:180-186 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

mengatasi penyebab awal stres tersebut (Long, rasa dengan kadar nikotin yang kecil, ia menganggap
2003). Penelitian yang dilakukan Mansouri, dkk jika kadar nikotinnya kecil maka racun dalam rokok
(2018) menemukan bahwa perokok lebih cenderung itu juga sedikit, hal tersebut tidak akan terlalu
menggunakan strategi koping yang berfokus pada mempengaruhi kesehatannya
emosi ditunjukkan dengan terdapat korelasi yang Didapatkan pula bahwa aspek persepsi
signifikan secara statistik antara jumlah rokok yang hambatan memiliki hubungan positif dan signifikan
dihisap per hari dan jenis strategi koping yang terhadap aspek aktivitas psikologis yang
berfokus pada emosi serta tidak ada korelasi yang menunjukkan semakin tinggi hambatan yang
signifikan antara jumlah rokok yang dihisap per hari dirasakan individu untuk berhenti merokok, maka
dan strategi koping yang berfokus pada masalah. semakin tinggi perilaku merokoknya untuk
Kemudian hasil analisis regresi secara bertahap mendapatkan ketenangan, meningkatkan konsentrasi
pada model kepercayaan kesehatan terhadap perilaku dan kepercayaan diri, serta menghilangkan
merokok menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kebosanan dan kesepian. Hasil wawancara subjek
negatif yang signifikan dengan nilai beta = -0.359, t CK menganggap berhenti merokok lebih banyak
= -3.991, dan p = 0.000. Pengaruh negatif bermakna memberikan kerugian seperti lebih rentan stres, sulit
semakin menurunnya kepercayaan kesehatan pada berkonsentrasi, mudah bosan dan bingung. Subjek
wanita dewasa awal maka akan berpengaruh AN mengatakan hal yang membuat dirinya sulit
terhadap peningkatan perilaku merokoknya. Hal berhenti karena efek yang dirasakan setelah merokok
tersebut menjadi dasar terjawabnya hipotesis ketiga menjadi lebih tenang dan pelengkap saat senang
penelitian ini yaitu, ada pengaruh model kepercayaan maupun sedih.
kesehatan terhadap perilaku merokok pada wanita Didapatkan aspek persepsi hambatan memiliki
dewasa awal di Kota Samarinda. hubungan positif dan signifikan terhadap aspek
Hal tersebut didukung dengan penelitian yang intensitas merokok cukup tinggi yang menunjukkan
dilakukan oleh Juniarti (2008) menunjukkan ketika semakin tinggi hambatan yang dirasakan individu
individu meyakini perilaku merokok merupakan untuk berhenti merokok, maka semakin sering dan
perilaku yang dapat membahayakan kesehatannya, banyak pula rokok yang dihisap dalam sehari. Hasil
maka ia akan bersikap negatif terhadap perilaku wawancara subjek CK mengatakan menghisap rokok
merokok namun, sebaliknya apabila perilaku dapat mengurangi nafsu makannya dan menganggap
merokok diyakini sebagai perilaku yang tidak berhenti merokok akan membuat berat badannya
membahayakan kesehatannya, maka ia akan bersikap menjadi mudah naik, dirinya juga merasa kurang jika
positif terhadap perilaku merokok. tidak merokok saat nongkrong. Subjek AN
Berdasarkan pengujian secara parsial antara mengatakan hambatan bagi dirinya untuk berhenti
variabel model kepercayaan kesehatan terhadap merokok selain karena ia merasa kurang jika tidak
variabel perilaku merokok didapatkan bahwa aspek merokok saat sedang berkumpul bersama teman-
persepsi keparahan memiliki hubungan negatif dan temannya atau nongkrong di kafe. Saat berkumpul
signifikan terhadap aspek aktivitas psikologis yang dirinya bisa menghabiskan lebih banyak batang
menunjukkan semakin rendah persepsi individu rokok dibanding biasanya.
untuk terserang suatu penyakit yang diakibatkan Selain itu aspek isyarat untuk bertindak
karena merokok, maka semakin tinggi perilaku memiliki hubungan negatif dan signifikan terhadap
merokoknya untuk mendapatkan ketenangan, aspek intensitas merokok cukup tinggi yang
meningkatkan konsentrasi dan kepercayaan diri, menunjukkan semakin rendah isyarat atau tanda
serta menghilangkan kebosanan dan kesepian. untuk bertindak dengan mengurangi atau
Hal ini didukung dengan hasil wawancara menghentikan perilaku merokoknya, maka semakin
dengan wanita dewasa awal yang merokok berinisial tinggi pula intensitas merokoknya. Hasil wawancara
CK dan AN. Subjek CK menganggap rokok bukan subjek CK mengatakan saat ini dirinya belum ada
faktor terbesar dalam memberikan dampak negatif keinginan untuk berhenti merokok, selain karena
terhadap kesehatan, melainkan juga karena gaya sudah terbiasa dirinya merasa rokok tidak
hidup yang tidak sehat seperti tidak pernah memberikan dampak negatif terhadap tubuh maupun
berolahraga, mengkonsumsi makanan berminyak dan kesehatannya dan akan berhenti merokok jika
cepat saji, tidur larut malam serta mengkonsumsi dirinya memang merasakan dampak nyata dari rokok
alkohol. Subjek AN mengatakan selama ini dirinya terhadap kesehatannya. Subjek AN mengatakan akan
hanya mengkonsumsi rokok kecil yang memiliki berhenti merokok sebelum dirinya menikah dan

5
Psikoborneo, Vol 8, No 2, 2020:180-186 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

mempunyai anak karena takut jika nanti ia masih untuk merokok dengan mengalihkannya ke
merokok akan mempengaruhi kehamilannya. aktivitas lain serta mengurangi perkumpulan
Berdasarkan pengujian secara parsial antara dengan sesama perokok. Saat sedang stres, coba
variabel strategi koping terhadap variabel perilaku untuk mencari jalan keluar permasalahan yang
merokok didapatkan bahwa aspek lari atau lebih tepat dan efektif atau dapat mengalihkannya
menghindar memiliki hubungan positif dan dengan melakukan olahraga ringan, melakukan
signifikan terhadap aspek intensitas merokok cukup hobi lain ataupun membersihkan rumah
tinggi yang menunjukkan semakin tinggi strategi dibandingkan dengan merokok.
yang digunakan berupa perilaku menghindar atau 2. Bagi pemerintah
melarikan diri dari masalah dan situasi stres, maka Kepada pemerintah untuk membantu para
semakin tinggi intensitas merokok seseorang. Hasil perokok wanita menurunkan perilaku
wawancara subjek CK mengatakan dirinya akan merokoknya dengan cara meningkatkan
lebih sering dan banyak merokok saat mengalami kepercayaan kesehatannya. Memberikan
masalah keluarga dan saat sedang stres karena informasi berupa iklan layanan kesehatan yang
banyaknya tugas kuliah yang harus dikerjakan. menampilkan tokoh wanita berdasarkan kisah
Subjek AN mengatakan saat ia bertengkar dengan nyata mengenai perubahan penampilan sebelum
pacar ataupun saat kesulitan dalam membagi waktu dan sesudah akibat dari rokok.nMengadakan
untuk bekerja dan menyelesaikan tugas kuliah, kampanye dengan materi yang menerapkan
dirinya akan mengalihkannya dengan merokok. prinsip-prinsip terapi kognitif perilaku untuk
Penelitian ini tidak luput dari kekurangan dan mengubah keyakinan yang irasional menjadi
kelemahan dimana adanya keterbatasan dalam rasional sehingga dapat membawa perubahan
pengambilan data yaitu peneliti tidak mencantumkan perilaku ke arah yang lebih baik. Materi seperti
karakteristik responden untuk status menikah atau berhenti merokok itu mudah, berhenti merokok
lajang agar dinamika pembahasannya dapat lebih itu tanda orang mikir, stres tidak hanya dapat
lengkap serta dapat memberikan saran dengan tepat diatasi dengan merokok, ataupun kenaikan berat
terkait dengan kesehatan reproduksinya. badan dapat dicegah meskipun berhenti merokok.
Dapat pula melakukan penyuluhan dengan
KESIMPULAN DAN SARAN mengundang wanita-wanita yang berhasil untuk
Kesimpulan berhenti merokok sebagai pemateri.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, 3. Bagi peneliti selanjutnya
maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Disarankan bagi peneliti selanjutnya yang ingin
1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara strategi meneliti mengenai perilaku merokok, diharapkan
koping dan model kepercayaan kesehatan agar dapat meneliti terkait variabel disonansi
terhadap perilaku merokok pada wanita dewasa kognitif terhadap wanita yang merokok. Dapat
awal di Kota Samarinda. pula meneliti mengenai model kepercayaan
2. Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kesehatan terhadap penggunaan rokok elektrik
strategi koping terhadap peilaku merokok pada (vape) pada wanita yang saat ini cukup marak
wanita dewasa awal di Kota Samarinda. terjadi.
3. Terdapat pengaruh negatif yang signifikan antara
model kepercayaan kesehatan terhadap perilaku DAFTAR PUSTAKA
merokok pada wanita dewasa awal di Kota Adistie, F., Pahria, T., Prawesti, A., & Safariah, T.
Samarinda. D. (2015). Faktor-Faktor yang Mendukung
Perilaku Merokok Mahasiswi. Jurnal
Saran Keperawatan ‘Aisyiyah, 2(1): 81-93.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, Amos, A., Greaves, L., Nichter, M., & Bloch, M.
maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai (2011). Women and Tobacco: a Call for
berikut: Including Gender in Tobacco Control
1. Bagi wanita dewasa awal yang merokok di Kota Research, Policy a Practice. Tobacco Control,
Samarinda 21(2): 236-243.
Kepada wanita dewasa awal yang merokok di Armstrong, S. (2007). Pengaruh Rokok Terhadap
Kota Samarinda disarankan untuk lebih Kesehatan. Jakarta: Arcan
mengurangi hal-hal yang dapat memicu keinginan
6
Psikoborneo, Vol 8, No 2, 2020:180-186 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

Aula, L. E. (2010). Stop Merokok. Jogjakarta: Juniarti, D. (2008). Hubungan antara Health Belief
Garailmu. dengan Sikap Terhadap Merokok pada Remaja
Compas, B. E., dkk. (2014). Coping and Emotion (Skripsi). Universitas Muhammadiyah Malang:
Regulation from Childhood to Early Malang. Diakses dari http://eprints.umm.ac.id
Adulthood: Point of Convergence and Kementrian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan
Divergence. Australian Journal of Psychology, Dasar Dalam Angka Provinsi Kalimantan
66(2): 71-81. Timur 2013. Jakarta: Lembaga Penerbit Badan
Conner, M., & Norman, P. (2015). Predicting and Penelitian dan Pengembangan
Changing Health Behaviour:Research and Kesehatan. Diakses dari
Practice with Social Cognition Models (3rd http://labdata.litbang.depkes.go.id.
Edition). London: Open University Press. Long, D. (2003). Smoking as a Coping Strategy.
Evans, G. W., & Kim, P. (2013). Childhood Poverty, Nursing Times, 99(33):50-53.
Chronic Stress, Self-Regulation, and Coping. Mansouri, A., dkk. (2018). Cigarette Smoking and
Child Development Perspectives, 7(1): 43-48. Coping Strategies with Stress in Young Adults
Folkman, S., & Lazarus, R. S (1980). An Analysis of of Larestan. Jundishapur Journal of Health
Coping in a Middle-Aged Community Sample. Sciences, 11(1): 1-7. Muchtar, A. F. (2009).
Journal of Health and Social Behavior, 21(3): Siapa Bilang Merokok Makruh? Jakarta: PT
219-239. Bhuana Ilmu Populer.
Folkman, S., Lazarus, R. S., Gruen, R. J., & Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D.
DeLongis, A. (1986). Appraisal, Coping, (2009). Human Development: Perkembangan
Health Status, and Psychological Symptoms. Manusia Buku 2 (Edisi 10). Jakarta: Salemba
Journal of Personality and Social Psychology, Humanika.
50(3): 571-579. Rasmun. (2004). Stres, Koping dan Adaptasi.
Glanz, K., Rimer, B. K., & Viswanath, K. (2008). Jakarta: Sagung Seto.
Health Behavior and Health Education (4th Santrock, J. W. (2012). Perkembangan Masa Hidup
Edition). San Francisco: Jossey-Bass. Jilid 2 (Edisi 13). Jakarta: Erlangga.
Hurlock, E. B. (2011). Psikologi Perkembangan: Sarafino, E. P., & Smith, T. W. (2011). Health
Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Psychology: Biopsychosocial Interactions (7th
Kehidupan (Edisi 5). Jakarta: Erlangga. Edition). USA: John Wiley & Sons.
Hutapea, R. (2013). Why Rokok? Tembakau dan Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta:
Peradaban Manusia. Jakarta: Bee Media Grasindo.
Indonesia.

You might also like