You are on page 1of 6

JURNAL EBONI, VOL.3, NO.

2 NOVEMBER 2021
FAPERTAHUT, UNIVERSITAS MUSLIM MAROS
Online ISSN: 2715-6451
https://ejournals.umma.ac.id/index.php/eboni/index

PERTUMBUHAN TINGGI DAN DIAMETER SERTA VOLUME TANAMAN SENGON


(PARASERIANTHES FALCATARIA) UMUR 10 TAHUN DI DESA PERDANA,
KECAMATAN KEMBANG JANGGUT., KUTAI KARTANEGARA
Measurement Of Diameter, Height And Volume Of The Sengon Tree (Paraserianthes Falcataria) 10
Years Old In Desa Perdana, Kecamatan Kembang Janggut, Kutai Kartanegara

Serli Aldafiana (1), Agustina Murniyati ( 1)


1)
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Gunung Panjang, Jl.Samratulangi, Samarinda
(corresponding author: agustinamurniyati4@gmail.com)

ABSTRACT

Sengon (Paraserianthes falcataria) is a plant that can grow in a wide climate distribution, but is
easier to grow in the tropics. This plant has a high viability because of the root culture that plunges
into and widens to the side. Even between the size of the stem and the size of the roots are almost
balanced. The broad and deep root reach that causes sengon (Paraserianthes falcataria) to have a
high vitality. Sengon (Paraserianthes falcataria) has a taproot. The stem is round without buttresses.
The purpose of this study was to determine the average height and average diameter of sengon
(Paraserianthes falcataria) trees (Paraserianthes falcataria) aged 10 years. The expected results of
this research as input for the development of sengon (Paraserianthes falcataria)trees in Desa
Perdana, Kecamatan Kembang Janggut, Kabupaten Kutai Kartanegara. The research method used is
census namely the measurement technique carried out as a whole or 100% measurement (full
enumeration). The results of measurements and calculations for the diameter, height and volume of
sengon (Paraserianthes falcataria) plants aged 10 years with a spacing of 3 mx 3 m as many as 424
trees with an area of 4,000 m2 in Desa Perdana, Kecamatan Kembang Janggut, obtained the
following results: minimum diameter value of 7 ,9 cm, the maximum value diameter is 27 cm and the
average diameter is 17,32 cm, the standard deviation is 3,67 cm and the coefficient of variation is
21,23%, while the minimum value is 10,00 m, the maximum value is 26,32 m, and the average height
is 16,78 m, the standard deviation is 2,46 m and the coefficient of variation is 14,68%, minimum
volume value of 0,063 m3, the maximum value volume is 0,96m3 and the average volume is 0,299
m, the standard deviation is 0,15 m3 and the coefficient of variation is 50,29%,

Keywords: diameter, height, volume, sengon, desa Perdana

Pengukuran merupakan hal yang paling


PENDAHULUAN penting dilakukan, karena dapat
Salah satu sumberdaya alam yang dapat mengetahui atau menduga potensi suatu
diperbaharui dan dimanfaatkan adalah tegakan ataupun suatu komunitas tertentu.
hutan. Namun dalam upaya Dalam memperoleh data pengukuran, jenis
pemanfaatannya harus dengan dan cara penggunaan alat merupakan
memperhatikan asas manfaat dan faktor penentu utama yang mempengaruhi
memberikan hasil terus-menerus bagi ketelitian data yang diperoleh. Semakin
manusia (Wirakusumah, 2003). tepat alat yang dipergunakan maka
Hutan ialah suatu kesatuan ekosistem semakin baik pula hasil pengukuran yang
berupa hamparan lahan berisi sumberdaya akan didapat. Demikian pula halnya
alam hayati yang didominasi pepohonan dengan kemampuan pengamatan dalam
dalam persekutuan alam lingkungannya, pengukuran, semakin baik dalam
yang satu dengan lainnya tidak dapat penggunaan suatu alat maka semakin baik
dipisahkan (Anonim,1999). pula data yang dikumpulkan (Anonim,
2013).

Jurnal Eboni Volume 3, Nomor 2, Tahun 2021, ISSN ONLINE: 2715-6451


Jurnal Eboni. Vol 3(2) Hal. 73-78 74

Tinggi dan diameter pohon merupakan titik yang diukur menurut garis lurus atau
dimensi pohon yang sangat penting dalam tidak menurut garis lurus. Tinggi pohon
pendugaan potensi pohon dan tegakan. dapat diukur jika pohon masih berdiri, tapi
Data tinggi dan diameter bukan hanya sering ditentukan sesudah ditebang yang
diperlukan untuk menghitung nilai luas dikenal sebagai panjang batang (ini lebih
bidang dasar suatu tegakan melainkan juga sukar, karena sulit menentukan puncaknya
dapat digunakan untuk menentukan dan pengukurannyapun tidak bisa lurus
volume pohon dan tegakan, berguna dalam karena percabangan). Hasil pengukuran
pengaturan penebangan dengan batas tinggi pada pohon yang telah ditebang
tinggi dan diameter tertentu serta dapat sama nilainya dengan panjangnya jika
digunakan untuk mengetahui struktur pohon tersebut berdiri tegak lurus pada
suatu tegakan hutan. bidang horisontal (Suharlan dan Sudiono,
Diameter merupakan salah satu parameter 1976).
pohon yang mudah diukur dan mempunyai Sengon (Paraserianthes falcataria), salah
arti penting dalam pengumpulan data satu jenis pionir yang dipilih sebagai
tentang potensi hutan untuk keperluan tanaman hutan tanaman industri di
pengelolaan. Dengan pengukuran diameter Indonesia. Keunggulan tanaman ini adalah
kita dapat mengetahui potensi tegakan memiliki karakteristik silvikultur dan
suatu komunitas hutan. Besarnya diameter adaptasi lingkungan yang bagus,
pohon dipengaruhi kualitas tempat tumbuh pertumbuhann yang sangat cepat, serta
dan usia dari pohon tersebut. Semakin kualitas kayu sesuai industri panel dan
subur tempat tumbuh maka pertumbuhan kayu pertukangan. Sehingga diharapkan
pohon akan semakin baik, hal ini dapat menjadi pengganti bagi industri
ditunjukkan dengan besarnya ukuran pertukangan khususnya ketika persediaan
diameter pohon tersebut. Demikian pula kayu pertukangan dari hutan alam semakin
pengaruh usia pohon dengan ukuran berkurang. Bahkan sengon (Paraserianthes
diameter pohon, semakin tua umur pohon falcataria) berperan sangat penting baik
maka diameternya akan lebih besar. dalam sistem pertanian tradisional maupun
Dalam mengukur diameter, yang lazim komersial, pada beberapa lokasi di
dipilih adalah diameter setinggi dada, Indonesia. Dalam beberapa tahun ini
karena pengukuranya paling mudah dan jumlah tanaman sengon (Paraserianthes
mempunyai kolerasi yang kuat dengan falcataria) di Indonesia baik dalam skala
parameter lain yang penting, seperti luas besar ataupun kecil meningkat dengan
bidang dasar dan volume batang. Pada cepat.
umumnya diameter setinggi dada diukur Kebijakan pemerintah dalam upaya
pada ketinggian batang 1,3 m dari mengatasi kemungkinan defisit bahan
permukaan tanah, tetapi sebenarnya tidak bakau kayu untuk industri khususnya dan
selalu harus demikian. Di Canada dan keperluan lainnya adalah dengan
Amerika Serikat, diameter setinggi dada membangun hutan tanaman. Yang tertuang
diukur pada ketinggian 1,37 m, sedangkan dalam Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun
di Jepang mengambil ketinggian 1,25 m 1996 mengenai ketentuan-ketentuan
dari permukaan tanah (Loetsch-Zohrer- tentang Hak Pengusahaan Hutan tanaman
Haller 1973 dalam Simon, 2007). yang bertujuan untuk menunjang
Ada dua besaran yang perlu diperhatikan pengembangan industri hasil hutan,
dalam konteks pengukuran tinggi, yaitu meningkatkan produktivitas lahan dan
tinggi dan panjang. Tinggi adalah jarak kualitas lingkungan hidup serta
terpendek antara suatu titik dengan titik memperluas lapangan kerja dan lapangan
proyeksinya pada bidang horizontal. usaha masyarakat.
Sedangkan panjang adalah jarak antara dua

Jurnal Eboni Volume xxx, Nomor xxx, Tahun xxx, ISSN ONLINE: 2715-6451
Jurnal Eboni. Vol 3(2) Hal. 73-78 75

Hasil penelitian Krisnawati et al. (2011) Prosedur penelitian


pada hutan tanaman rakyat di Ciamis Adapun prosedur penelitian ini adalah
bahwa pohon sengon (Paraserianthes sebagai berikut:
falcataria) yang berumur 5–10 tahun 1. Orientasi lapangan dilakukan sebagai
mempunyai rentang tinggi rata-rata 9,9– studi pendahuluan bertujuan untuk
27,9 m, untuk tegakan yang lebih tua atau menentukan sistem kerja dalam
tegakan umur 12 tahun tercatat memiliki penelitian. Serta memperoleh
tinggi 15,3–36,2 m. Widiyanto, A., dkk gambaran yang jelas tentang situasi
(2013) menyatakan pertumbuhan (riap) dan kondisi areal penelitian.
tinggi pada tanaman sengon 2. Studi literatur untuk memperoleh
(Paraserianthes falcataria) umur 7 tahun pemahaman terhadap objek yang akan
sebesar 3,91cm atau sebesar 13,06 m dan diamati.
pertumbuhan (riap) diameter sebesar 3. Penyelesaian administrasi terkait
5,92 cm atau 16,88 cm pada jarak tanam dengan permohonan ijin
2m x 4m. melaksanakan penelitian.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui 4. Persiapan alat semua alat yang akan
pertumbuhan tinggi dan diameter serta dibawa ke lapangan.
volume tanaman sengon (Paraserianthes 5. Penomoran pohon menggunakan
falcataria) umur 10 tahun dengan jarak label. Label dipasang pada pohon
tanam 3m x 3m di desa Perdana, (objek) secara berurutan dari pohon 1
Kecamatan Kembang Janggut. sampai dengan 424.
6. Pengambilan data dengan metode
METODE PENELITIAN sensus yaitu teknik pengukuran yang
Lokasi penelitian dilakukan di desa dilakukan secara menyeluruh atau
Perdana Kecamatan Kembang Janggut. pengukuran 100% (full enumeration)
Waktu yang digunakan dalam penelitian semua elemen di dalam populasi
selama 2 (dua) bulan, yang meliputi studi diukur. Pengambilan data diameter
literatur dan informasi upaya persiapan tanaman sengon (Paraserianthes
penelitian, pengumpulan data dan falcataria) menggunakan alat phiband,
pengolahan data serta penyusunan laporan. sedangkan untuk tinggi menggunakan
klinometer dan galah (bambu) 4 meter
Alat dan bahan selanjutnya dicatat dalam tally sheet.
1. Parang, untuk merintis jalan
2. Clinometer untuk mengukur tinggi Pengolahan Data
pohon Untuk menghitung tinggi pohon
3. Bambu sepanjang 4 m sebagai alat digunakan rumus sebagai berikut
bantu mengukur tinggi pohon (Anonim 1999):
4. Phiband untuk mengukur diameter
pohon H= x panjang galah
5. Label sebagai tanda nomor pohon Keterangan :
6. Tally sheet untuk mencatat hasil H : Tinggi total hasil pengukuran
pengukuran %ht : % pembidikan ke puncak pohon
7. Kamera untuk dokumentasi %hp : % pembidikan ke ujung galah
8. Alat tulis untuk mencatat data %hb : % pembidikan ke pangkal pohon
Bahan penelitian adalah tanaman sengon
(Paraserianthes falcataria) umur 10 tahun Untuk menghitung rata-rata nilai tinggi
dengan jarak tanam 3mx 3m sejumlah 424 dan diameter digunakan rumus:
pohon pada luasan 4.000 m2.
=

Jurnal Eboni Volume xxx, Nomor xxx, Tahun xxx, ISSN ONLINE: 2715-6451
Jurnal Eboni. Vol 3(2) Hal. 73-78 76

3 Volume 0,96 0,063 0,299 0,15 50,29


(m3)
Keterangan :
: nilai rata-rata Hasil pengukuran diameter tanaman
: jumlah nilai individu parameter sengon (Paraserianthes falcataria) seperti
(tinggi/diameter) tersaji pada Tabel 1, didapatkan nilai
n : jumlah individu pengamatan minimum 7,9 cm dan nilai maksimum
27cm dengan hasil perhitungan rata-
Untuk menghitung standar deviasi ratanya 17,32 cm. Sementara pada
menggunakan rumus : pengukuran tinggi tegakan sengon
(Paraserianthes falcataria), nilai minimum
10,00 m dan nilai maksimum 26,32 m
SD = dengan rata-rata 16,78 m
Keterangan : Data yang ada kemudian dikelompokan
SD : standar deviasi dalam kelas diameter dan tinggi seperti
X : nilai pengukuran (diameter/ tersaji ada gambar berikut.
tinggi/volume) pohon
n : jumlah pohon

Kemudian untuk mengetahui dispersi


relatif yang dikenal dengan koefisien
variasi (coefficient of variation) dengan
rumus berikut (Nugroho, 1998):

CV = x 100%

Keterangan : Gambar 1. Sebaran Jumlah Pohon


CV : Koefisien Variasi Berdasarkan Kelas
Sd : Standar deviasi Diameter
𝑥̅ : Rata-Rata (diameter/tinggi)

Adapun kriteria dari koefisien variasi


adalah
CV : 1-10% (kecil)
CV : 10-20% (sedang)
CV : 20-30% (besar)
CV : > 30 % (sangat besar)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil pengukuran dan perhitungan dari Gambar 2. Sebaran Jumlah Pohon
data yang diperoleh di lapangan tersaji Berdasarkan Kelas Tinggi
pada tabel berikut.
Tabel 1. Hasil Perhitungan Diameter, Ganbar 1 dan 2 menunjukkan bahwa
Tinggi dan Volume Sengon diameter tanaman sengon (Paraserianthes
(Paraserianthes falcataria) Umur falcataria) umur 10 tahun di Desa Perdana
10 Tahun sebagian besar ada di kelas diameter 16-20
No Data Nilai SD CV
Maks Min Rataan (%) cm. Sementara jumlah pohon terbanyak
1 Diameter 27 7,9 17,32 3,67 21,23 berdasarkan tingginya berada pada kelas
(cm) tinggi 16-18 m.
2 Tinggi 26,32 10,00 16,78 2,46 14,68
(m)

Jurnal Eboni Volume xxx, Nomor xxx, Tahun xxx, ISSN ONLINE: 2715-6451
Jurnal Eboni. Vol 3(2) Hal. 73-78 77

Becking (1981) dalam Nugroho (1998) sehingga tanaman yang ditanam di tempat
menyatakan standar deviasi merupakan terbuka cenderung pendek dan kekar. Hal
salah satu tehnik statistik untuk ini akan berpengaruh positif terhadap
menjelaskan homogenitas kelompok, jika pertumbuhan diameter. Bila dilihat dari
sebarannya bernilai 0 maka semua data kondisi di lapangan dengan jarak tanam
adalah sama, semakin kecil nilai sebaran 3mx3m, memungkinkan terjadinya
berarti variasi data semakin sama, semakin persaingan antara tanaman yaitu
besar nilai sebaran berarti data semakin persaingan dalam memperebutkan ruang
bervariasi. Nilai standar deviasi untuk tumbuh (persaingan tajuk) untuk
diameter, tinggi dan volume adalah 3,67 mendapatkan sinar matahari maupun
dan 2,46 dan 0,15 menunjukkan bahwa persaingan dalam memperebutkan unsur
data bervariasi. Sementara koefisien hara dan umumnya sering terjadi pada
variasi berguna untuk melihat sebaran data tanaman yang cepat tumbuh. Dengan
dari rata-rata hitungnya semakin kecil adanya pengaturan jarak tanam yang tepat,
koefisien variasinya maka dilihat semakin akan memungkinkan laju pertumbuhan
homogen, Koefisien variasi untuk dimeter tanaman jadi menjadi maksimal.
diameter, tinggi dan volume 21,23%, Dalam hal pengaturan jarak tanam
14,68% dan 50,29%. Menurut Becking dimaksudkan untuk pemberian ruang
(1981) jika nilai koefisien variasi berada tumbuh bagi tanaman,kemudian dengan
pada kisaran 20 – 30 % dikatakan besar. menghilangkan tanaman lain (gulma) akan
Artinya data diameter tidak homogen atau mengurangi persaingan antar tanaman
variasinya besar. Nilai koefisien variasi dalam mendapatkan unsur hara, air, dan
diameter sengon adalah 21,23% sehingga cahaya matahari serta mengurangi
dapat dikatakan bahwa pertumbuhan kerapatan antar tanaman (Anonim, 2013).
diameter sengon (Paraseriathes falcataria) Sebaran data yang besar diasumsikan
yang ditanam di areal desa Perdana karena tidak adanya kegiatan pemeliharaan
mempunyai pertumbuhan diameter yang selama penanaman. Walaupun tanaman ini
bervariasi. Hal ini dapat juga dilihat dari sengaja ditanam oleh pemiliknya, ternyata
sebaran nilai diameter minimum sebesar pemilik tidak optimal dalam pemeliharaan.
7,9 cm dan diameter maksimum 27 cm. Terlihat dari banyaknya tumbuhan bawah
Sementara nilai koefisien variasi dari baik berupa semak dan perdu di lokasi
tinggi sebesar 14,68% menunjukkan penelitian..
sebaran nilai dari pertumbuhan tinggi Akibat tidak adanya pemeliharaan seperti
bervariasi namun masih dapat dikatakan pemangkasan maka jarak tanam menjadi
relatif seragam. Sebagaimana terlihat pada rapat, sehingga tanaman bersaing untuk
Tabel 1 (tinggi maksimum 26,32 m dan memperoleh unsur hara dan sinar
minimum 10,00 m). matahari. Tanaman yang mendapatkan
Nilai koefisien variasi diameter dan tinggi sinar matahari dan unsur hara yang
menunjukkan adanya variasi pertumbuhan maksimal maka pertumbuhannya lebih
pada diameter dan tinggi dan berakibat baik dibanding tanaman yang tidak
pada nilai koefisien variasi volume mendapatkannya. Kondisi lahan juga
mencapai 50,29%. yang berarti nilai terlihat kurang baik karena tergenang air,
volume tanaman sengon di desa Perdana karena lokasi ini dekat dengan sungai,
sangat bervariasi. sehingga ketika musim penghujan tiba
Marjenah (2001) menyatakan bahwa salah maka lokasi lahan sengon (Paraserianthes
satu faktor penentu pertumbuhan diameter falcataria) terjadi banjir ditambah lagi
yang ideal adalah jarak tanam. dengan kondisi lokasi yang rata sehingga
Pertumbuhan diameter lebih cepat pada begitu hujan turun dengan mudah
tempat terbuka dari pada tempat ternaung, tergenang air.

Jurnal Eboni Volume xxx, Nomor xxx, Tahun xxx, ISSN ONLINE: 2715-6451
Jurnal Eboni. Vol 3(2) Hal. 73-78 78

Pertumbuhan tinggi tanaman sengon pada Widiyanto Ary, M. Siarudin, Encep


areal penelitian sesuai dengan hasil Rachman. 2013. Pertumbuhan Tujuh
penelitian dari Krisnawati et al. (2011) Provenan Sengon Falcataria
yaitu berkisar 9,9 – 27,9 m . mollucana) pada Tiga Jarak Tanam.
Agar diperoleh pertumbuhan diameter dan Jurnal Penelitian Agroforestry. Balai
tinggi yang lebih optimal maka sebaiknya Penelitian Teknologi Agroforestry,
dilakukan kegiatan pemelihaan yaitu Badan Penelitian, Pengembangan dan
pembersihan dari gulma, pemangkasan Inovasi. Jakarta
juga penjarangan serta pembangunan parit
untuk menghindari lahan dari banjir akibat
luapan air sungai.

V. KESIMPULAN
1. Pertumbuhan diameter sengon umur
10 tahun pada jarak tanam 3mx3m
termasuk kategori bervariasi dengan
rata-rata 17,32 cm.
2. Pertumbuhan tinggi sengon relatif
seragam dengan rata rata 16,87m.
3. Volume sengon termasuk kategori
sangat bervariasi dengan rata-rata
0,299 m3.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1999. Perhitungan dan Penentuan


Volume Batang. IPB, Bogor,
Indonesia.
Anonim, 2013. Inventarisasi Hutan. http://
forester. Untad. Blogspot. Com/
2013/01/makalah lengkapinventarisasi
hutan.
Krisnawati, H., Varis, E., Kallio, M. dan
Kanninen, M. 2011 Paraserienthes
falcataria (L.) Nielsen: ekologi,
silvikultur dan produktivitas.CIFOR,
Bogor, Indonesia.
Marjenah, 2001. Pengaruh Perbedaan
Naungan di Persemaian Terhadap
Pertumbuhan dan Respon Morfologi
Dua Jenis Semai, Meranti. Jurnal
Ilmiah Kehutanan
Nugroho. 1998. .Dasar-Dasar Ilmu
Statistik Jarakarta
Simon. H. ( 2007). Metode Inventore
Hutan. Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Wirakusumah, S. 2003. Dasar-dasar
Ekologi bagi Populasi dan Komunitas
Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Jurnal Eboni Volume xxx, Nomor xxx, Tahun xxx, ISSN ONLINE: 2715-6451

You might also like