You are on page 1of 10

Praktik Identitas dalam Desain Kemasan

Makanan UKM

Moch. Junaidi Hidayat, Faruk HT, Lono Lastoro Simatupang, Yasraf Amir Pilliang
Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta
Jl. Bulaksumur, Yogyakarta 55281

ABSTRACT

Small-Medium Scale Business continues to make creative process especially by making serious
effort to change the Small-Medium Scale Business image that during this time as the subcultural eco-
nomic movement to be the great economic power. One of the efforts is through packaging design. The
objective of this research is: a) to know the identity practice of Small – Medium Scale business through
packaging design, b) to describe the reposition effort of Small – Medium Scale Business through packag-
ing design in economic political practice of packaging design.
Through cultural studies approach, this article is the result of research revealing the practice of
identity made by Small-Medium Scale Business especially Small-Medium Scale Business of snack as
the typical souvenir of Malang Regency, East Java, namely fruit snack. The finding shows practice of
identity of Small-Medium Scale Business through packaging design, namely visualization, material up
to production pattern of packaging design. Other findings of this research is the effort of Small Medium
Scale Business in improving packaging image of its products as the part of reposition of Small-Me-
dium Scale Business to win the market competition. In this case, it is realized as the point in economic
political practice. Therefore, this research is capable of providing the result of practice of identity made
by Small Medium Scale Business through packaging design by means of critical analysis of cultural
studies.

Keywords: design, packaging, practice of Identity

ABSTRAK

UKM terus melakukan proses kreatif khususnya berupaya merubah citra UKM yang se-
lama ini sebagai gerakan ekonomi subkultur menjadi kekuatan ekonomi yang besar. Salah satu
upaya itu dilakukan melalui desain kemasan. Penelitian ini memiliki tujuan: a) mengetahui
praktek identitas UKM melalui desain kemasan, b) mendeskripsikan upaya reposisi UKM me-
lalui desain kemasan dalam praktek politik ekonomi desain kemasan.
Melalui pendekatan etnografi, tulisan ini merupakan hasil penelitian yang mengungkap
tentang praktek identitas yang dilakukan oleh UKM khususnya UKM makanan ringan sebagai
oleh-oleh khas dari Kabupaten Malang, Jawa Timur yakni keripik buah. Hasil yang sudah di
dapatkan adalah praktek identitas UKM melalui desain kemasan yakni visualisasi, material,
hingga pola produksi desain kemasan. Penemuan lain dari penelitian ini adalah upaya UKM
guna menaikkan citra kemasan hasil produksinya sebagai bagian reposisi UKM sebagai bagian
guna memenangkan persaingan pasar. Dimana hal ini disadari sebagai sebuah ujung dalam
praktek politik ekonomi. Sehingga, penelitian ini mampu memberikan hasil bagaimana praktek
identitas yang dilakukan UKM melalui desain kemasan dengan analisis kritis cultural studies.

Kata kunci: desain, kemasan, praktek identitas


Panggung Vol. 24 No. 4, Desember 2014 400

PENDAHULUAN semua orang dari berbagai latar belakang,


minat, dan pekerjaan yang berbeda. Karena
Budaya ekonomi kreatif yang terjadi di itu, pengetahuan tentang antropologi, sosi-
Indonesia saat ini, menggerakkan kekuat- ologi, psikologi, etnografi, dapat memberi
an ekonomi yang teruji kekuatannya dan manfaat dalam proses desain dan pilihan
mampu bertahan dalam krisis adalah me- desain yang tepat. Khususnya, pengeta-
lalui UKM (Usaha Kecil menengah). Salah huan terhadap keragaman sosial budaya,
satu wujud budaya kreatif UKM dalam perilaku manusia secara non biologis dan
representasi produk berbentuk kemasan selera kebudayaan serta perbedaan budaya
produk. Kemasan produk yang dihasilkan dapat membantu memahami bagaimana
UKM saat ini tidak bisa dipandang sebe- elemen visual dapat mengkomunikasikan
lah mata, karena melalui kemasan UKM dengan baik suatu produk.
berhasil mereposisi kedudukannya sebagi Artikel ini adalah bagian dari pene-
kekuatan yang selama ini lemah menjadi litian yang dilakukan oleh penulis dalam
kekuatan besar melalui struktur jaringan rangkaian kegiatan penelitian Desertasi di
UKM. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gadjah
Desain kemasan adalah bagian bisnis Mada dengan bidang Studi Kajian Budaya
kreatif yang mengkaitkan bentuk, struk- dan Media serta fokus penelitian Disertasi
tur, material, warna, citra, tipografi, dan berjudul Jaringan Penandaan dalam Kultur
elemen-elemen desain dengan informasi Desain Kemasan. Dimana dalam artikel ini
produk agar produk dapat dipasarkan mencoba mengungkap dan mendiskripsi-
(Klimchuck, 2007:33). Desain kemasan ber- kan : a) mengetahui praktek identitas UKM
fungsi untuk membungkus, melindungi, melalui desain kemasan, b) mendeskrip-
mengirim, mengeluarkan, menyimpan, sikan upaya reposisi UKM melalui desain
mengidentifikasi, dan membedakan se- kemasan dalam praktek politik ekonomi
buah produk di pasar. Pada akhirnya ke- desain kemasan. Makalah ini merupakan
masan berlaku sebagai pemasaran produk hasil penelitian yang mengungkap tentang
dengan mengkomunikasikan kepribadian praktek identitas yang dilakukan oleh UKM
atau fungsi produk konsumsi secara unik. khususnya UKM makanan ringan sebagai
Kemasan adalah wadah untuk meningkat- oleh-oleh khas dari Kabupaten Malang,
kan nilai dan fungsi sebuah produk (Ju- Jawa Timur yakni keripik buah.
lianti, 2014:15). Sehingga fungsi kemasan Sebagai sebuah upaya membentuk
bisa disimpulkan sebagai: a) melindungi kekhasan dan menunjukkan posisi, UKM
kualitas produk; b) membuat produk tahan melakukan praktek-praktek sosial sebagai
lebih lama; c) sebagai sarana komunikasi buah dari praktek diskursif atas usaha
produk dan branding kepada konsumen; d) memenangkan persaingan. Membentuk
membantu distribusi produk dari produ- identitas diri (self identity) melalui kemas-
sen sampai ke tangan konsumen; e) mem- an produk yang dihasilkan UKM adalah
buat produk dapat diproduksi secara ma- bagian penting guna mencapai target
sal; f) menjadi pemicu minat beli dengan akhir memenangkan persaingan usaha
merangsang lima pancaindra yakni meli- yakni produk diapresiasi dan dibeli oleh
hat, mendengar, mambau, meraba, merasa, konsumen yang berada di pasar (market).
sampai ada keputusan membeli dengan Disadari atau tidak, praktek yang sudah
menggunakan produk. berlangsung ini membentuk satu identi-
Kemasan juga berfungsi sebagai sara- tas yang merupakan cirikhas membentuk
na estetika untuk berkomunikasi dengan pemahaman konsumen terhadap UKM
Hidayat, dkk.: Praktik Identitas dalam Desain Kemasan 401

maupun memberi kesadaran terhadap memaparkan bahwa iklan tidak hanya alat
UKM itu sendiri dalam membentuk dirinya perusasi untuk membujuk orang mem-
dan produk yang dihasilkannya. beli suatu produk, ia juga membentuk
Chris Barker menjelaskan bahwa iden- sistem penandaan tersendiri yang ‘mengisi’
titas sepenuhnya merupakan konstruksi produk dengan berbagai citra dan image
sosial dan tidak mungkin eksis diluar rep- ideal (Williamson, 2002:1). Identitas yang
resentasi kultural dan akulturalisasi. Iden- muncul dalam kemasan tidak serta merta
titas diekspresikan melalui berbagai ben- muncul begitu saja, namun berangkat dari
tuk representasi yang dapat dikenali oleh konteks relasi sosial yang ada yakni UKM
orang lain dan kita sendiri. Jadi, identitas memiliki keinginan membentuk konsep
adalah suatu yang dapat dimaknai melalui identitas dalam produknya agar mudah
tanda-tanda selera, kepercayaan, sikap dan dikenali, mudah membujuk konsumen,
gaya hidup. Identitas dianggap bersifat per- dan berujung pada kepentingan ekonomi
sonal sekaligus sosial dan menandai bahwa yakni memenangkan pasar. Inilah sebuah
kita berbeda atau sama dengan orang lain. praktek identitas baru UKM yang disemat-
Identitas lebih baik dipahami bukan sebagi kan melalui kemasan produk UKM.
entitas tetap, melainkan sebagai deskripsi
tentang kita yang diisi secara emosional.
Identitas adalah konstruksi diskursif yang METODE
berubah maknanya menurut ruang, waktu,
dan pemakaian (Barker, 2009:174). Sebagai upaya menjawab problematika
Dalam hal ini, kemasan adalah bentuk berupa praktek identitas dalam desain
representasi dari sebuah praktek identitas kemasan makanan Usaha Kecil Menengah
yang dilakukan oleh UKM. Kemasan ti- (UKM), peneliti menggunakan pendekat-
dak hanya sebagai sebuah artefak bernilai an dari kacamata cultural studies, yakni
jual dan nilai tukar yang dipengaruhi oleh bagaimana kemasan makanan dimaknai se-
selera dan kepercayaan untuk mengkon- bagai sebuah produk budaya. Dan sebagai
sumsi produk yang dihasilkan oleh UKM. produk budaya, sudah tentu desain kemas-
Namun, kemasan disadari juga merupakan an terutama visualisasinya mengandung
sebuah tanda tentang gaya hidup meng- makna. Artinya bahwa visualisasi yang
konsumsi barang bernilai tukar tersebut. dibuat oleh produsen kemasan sebagai se-
Kemasan tidak ubahnya sebagai iklan buah karya seni dan desain memiliki struk-
yang direncanakan dan diciptakan untuk tur pemaknaan yang kemudian dianalisis
membujuk konsumen. Sehingga fungsi ke- pemaknaannya.
masan yang dahulu hanya sebagai wadah Jenis penelitian ini adalah kualitatif
produk yang sederhana, saat ini memiliki karena analisis dilakukan pada data-data
fungsi tambahan sebagai produk yang ha- etnografi, berupa: cerita; pandangan-pan-
rus mampu membujuk konsumen untuk dangan hidup; prilaku dan interaksi sosial
membeli, bahkan kemasan dikenal sebagai masyarakat produsen kemasan dalam pro-
the silent sales man/girl. ses produksi desain kemasan, yang hampir
Tidak dipungkiri, kemasan saat ini ber- dapat dipastikan bukan data-data dalam
evolusi menjadi diskursus sosial persuasif bentuk atau kategori jumlah atau hitung-
yang terutama diarahkan untuk mempe- an saja. Data-data tersebut telah banyak
ngaruhi bagaimana kita memahami pem- didapatkan dari hasil observasi peneliti.
belian dan konsumsi barang-barang. Judith Metode etnografi dipilih karena memiliki
Williamson dalam Decoding Advertisement kelebihan untuk melihat praktek desain se-
Panggung Vol. 24 No. 4, Desember 2014 402

bagai praktek sosial sekaligus sebagai prak- dibalik penciptaan citra bagi sebuah produk
tik tekstual, dan untuk melacak dominasi adalah upaya untuk berbicara secara lang-
sosial dalam lingkungan nyata sehari-hari sung ke satu jenis pribadi tertentu, bukan ke
khususnya terkait dalam praktek identitas setiap orang, sehingga para individu ini bisa
yang dilakukan oleh produsen kemasan melihat kepribadian mereka terwakili di
(UKM). dalam citra gaya hidup yang diciptakan oleh
iklan dari suatu produk tertentu. Kemudian,
citra merek tertanam semakin dalam melalui
HASIL DAN PEMBAHASAN teknik mitologisasi. Hal ini adalah strategi
untuk secara sengaja mengaitkan nama,
Praktek Identitas Visual Kemasan UKM logo, rancangan produk, iklan, dan komer-
sial suatu merek dengan mistis tertentu.
Praktek membentuk identitas UKM Cara lain yang dipakai adalah dengan logo,
melalui kemasan produk yang dihasilkan- rancangan kemasan oleh pengiklan sebenar-
nya dilakukan secara visual, karena me- nya menyinggung hasrat, motif mitis tidak
lalui visual yang dimiliki oleh kemasan bisa sadar dari calon konsumen atau konsumen-
mempermudah proses penyampaian pesan. nya. (Danesi, 2010:227-228).
Namun yang dilakukan UKM tidak hanya Politik identitas menjadi sebuah hal
secara visual namun juga material, bentuk, yang berkaitan dengan pembentukan sub-
dan teknologi kemasan juga banyak peru- jek dan berkaitan dengan nilai-nilai ideal
bahan yang dilakukan oleh UKM. yang dilekatkan kepada subjek. Dalam hal
Beberapa visualisasi kemasan makanan ini adalah bagaimana identitas UKM dikon-
ringan yang dilakukan oleh UKM oleh-oleh struksi oleh media dan publik melalui ke-
keripik buah khas Malang di Jawa Timur ser- masan makanan sebagai solusi atas aspek
ta praktek pemaknaan yang sudah dilakukan komunikasi (iklan dalam kemasan itu sen-
oleh UKM dapat dilihat pada tabel 1. diri), yakni kemasan sebagai penggugah
Praktek identitas yang dilakukan oleh hasrat dan motif mitis tidak sadar dari calon
UKM di atas merupakan praktek atas konsumen untuk membeli produk.
produksi identitas secara nyata dilakukan Praktek yang dilakukan seperti yang ada
oleh UKM. Tindakan ini dilakukan guna di atas dalam hal ini adalah dalam visualisa-
membentuk perspektif publik (konsumen) si, bentuk, material, serta teknologi kemas-
atas komunikasi produk yang dimiliki UKM. an. Tentu saja, kekuatan paling besar adalah
Praktek ini adalah bagian dari praktek poli- praktek visual karena melalui praktek inilah
tik identitas. yang paling efektif dalam membentuk iden-
Politik Identitas kemasan pada dasarnya titas seorang individu. Marcel Danesi dalam
memiliki prinsip yang sama dengan pola Semiotika Media (2010:221) juga menjelas-
yang terjadi pada iklan. Dimana dua hal kan tentang kekuatan visual yang dimiliki
yang digunakan untuk memasukkan iklan oleh iklan masuk dalam tataran signifikasi
kedalam tataran pemikiran sosial disebut modern yang mana tujuan akhirnya adalah
sebagai positioning dan penciptaan citra. Po- memuaskan dorongan melalui proses kon-
sitioning adalah penempatan atau didasar- sumsi. Iklan juga menjadi sarana yang efek-
kannya suatu produk untuk orang-orang tif dalam membentuk identitas seorang indi-
tertentu. Penciptaan citra adalah upaya vidu. Kemasan UKM dalam hal ini memiliki
membentuk kepribadian yang dengannya kedudukan yang sama seperti halnya iklan
para konsumen tertentu bisa dengan mudah dalam media televisi maupun cetak. Kemas-
melakukan identifikasi. Jelas bahwa gagasan an ketika berada di pasar seperti supermarket,
Hidayat, dkk.: Praktik Identitas dalam Desain Kemasan 403

No. Visual Kemasan Praktek Pemaknaan


1 Gambaran komposisi yang menyegarkan, menyenangkan
dan menggugah selera. Warna merah semangka yang segar
semakin kuat muncul dengan warna hijau yang alami.

Permainan warna yang senada antara merah dengan hijau


sebagai sebuah penguatan dan mempertegas tentang kese-
garan Semangka, Yang kemudian semakin diperkuat de-
ngan tulisan Keripik Semangka berwarna kuning sebagi
penegasan (anchoring).

Teks halal, oleh-oleh khas malang, 100% buah segar, dan


Branding Kemasan Keripik lainnya adalah visualisasi dari penguatan akan kedudukan
Buah UKM PBG Malang ke-alamian, kesegaran, hingga jaminan atas kualitas produk
dari teks sebagai penguat sekaligus informasi bagi pembeli.

2 Komposisi visual beberapa kemasan keripik yang dibuat


menunjukkan eksistensi produk UKM.

Pemilihan komposisi warna sebagai penguat cirikhas UKM.

Logo UKM sebagai identitas produsen.

Ikon dan teks sebagai penanda sekaligus sebagai indeks


yang menguatkan identitas UKM.

Desain yang konsisten dilakukan oleh UKM sebagai sebuah


ciri khas pembeda dengan desain UKM yang lain.

Bentuk Visualiasi Kemasan


milik PBG Malan
3 Kemasan komposit can sebagai sesuatu yang modern, baru,
unik, sentuhan teknologi.

UKM membuat kemasan ini sebagai upaya berpindah kelas


(ekspansi) dari kelas pasar yang menengah menjadi kelas
premium, karena sejatinya dengan kemasan ini harga ke-
mas-an jauh lebih mahal dibanding isinya.

Warna merah apel dipadukan latar hijau sebagai warna pe-


nguat alamiahnya apel dan alamiahnya buah yang segar.

Teks apple chips merupakan penguat makna keripik apel


yang lebih modern dengan komposisi warna yang sama.

Bentuk grafis sebagai elemen visual menjadi lebih statis dan


menarik perhatian seperti pada bentuk kemasan modern se-
Kemasan Komposit Can
jenis.
4 merubah bentuk seiring dengan pemahaman pengetahuan
Kemasan tentang arti pentingnya kemasan bagi mereka
bentuk
Warna hijau dan kuningnya nangka sebagai penggambaran
baru
alamiah dan kesegaran buah nangka.

Permainan bentuk tidak lagi mengindahkan fungsi tapi lebih


pada kesenangan permainan kemasan (form follow fun).
Panggung Vol. 24 No. 4, Desember 2014 404

5 Material kemasan aluminium foil sebagai bentuk kemodern-


an, higienis, keren, bersih, baik untuk makanan dan dikon-
sumsi, melindungi isi, mempertahankan kualitas makanan.

Material ini adalah material umum yang banyak digunakan


oleh UKM di Malang khususnya untuk keripik buah dengan
menyasar pasar kelas menengah kebawah.
Kemasan Material Alumini-
um Foil
6 Logo disamping adalah logo pembuat kemasan yang pada
kenyataannya kemasan ini diproduksi oleh UKM penghasil
produk itu sendiri. Agar produk terlihat seperti hasil pabri-
kasi, dibuatlah logo sebagai penanda hasil produksi seperti
pabrikasi modern.

Perubahan logo dimaknai dengan kemudahan mengingat,


modernisasi, dinamis, paham desain secara visual.
Logo lama
Bentuk font dan pemilihan warna menunjukkan sebuah pe-
rubahan, kreativitas, kedinamisan, perusahaan yang bonafit,
besar, dan modern.

Logo yang lama lebih melihatkan bentuk yang jelas yakni


menyerupai kemasan, dalam perubahan logo yang baru
UKM berani keluar dari dikotomi tentang bentuk yakni
menyajikan bentuk yang lebih semantis. Bentuk baru yang
berani bermain dengan tanda yang lebih dinamis dengan se-
Logo baru mangat kebaruan, bentuk rumah melalui tipografi.

Tabel 1
Visualisasi Kemasan Makanan Ringan

hypermarket dan diletakkan bersama kemasan agai sebuah ranah kreativitas dan produkti-
lain, maka fungsi produkpun menggantikan vitas kerja. Tanpa disadari, mengkonsumsi
posisi iklan yakni ‘membujuk’ konsumen. kemasan adalah sebuah gaya hidup yang
sekaligus sebagai representasi akan ci-
tra, status sosial-kultural hingga ekonomi.
Praktek Ekonomi UKM Pada akhirnya, desain produk kemasan dan
konsumsi adalah perpektif yang saling ter-
Desain kemasan juga harus dipahami kombinasi secara baku dan sulit dilepaskan.
sebagai sebuah media informasi bagi produ- Meskipun terkadang menjadikan kesadar-
sen menciptakan kesadaran akan citra merk an palsu (false conscious) bagi penikmatnya
(brand image) dan kesadaran akan produk tetapi juga menjadi sebuah kebenaran alami
itu sendiri (brand awereness) sehingga ada pe- yang juga harus diinterpretasikan secara
menuhan cognitive objective (anjuran untuk positif pula.
membeli di benak konsumen) yang harus Kemasan adalah sebuah perubahan
diimbangi dengan behaviour objective (usaha dari budaya visual menjadi budaya desain
menggiring konsumen untuk membeli) se- terutama bagi UKM makanan yang saat ini
dangkan bagi desainer bisa dipahami seb- memiliki kesadaran penuh akan penting-
Hidayat, dkk.: Praktik Identitas dalam Desain Kemasan 405

nya tampilan visual dalam produk kemasan sumen kelas menengahnya, dan kelompok
makanannya. Politik identitas dalam pola ketiga yang sudah memiliki kemampuan
budaya inilah yang menjadi nilai kekayaan menyasar kelompok konsumen kelas atas.
budaya lokal dengan nilai kreativitas yang Kelompok pertama adaah kelompok
tinggi, meski pada tingkatan produk de- UKM yang banyak melakukan proses penge-
ngan kelas kecil dan menengah. UKM su- masan produk seadanya saja secara sederha-
dah membuktikan bahwa melalui kreativ- na, bagi mereka perputaran ekonomi adalah
itas yang baik mampu membentuk budaya proses alamiah biasa saja tanpa harus di-
desain yang baik pula tanpa harus mening- barengi dengan memikirkan tentang selera
galkan nilai kelokalan. calon konsumennya, sehingga produk yang
Sedangkan praktik ekonomi dalam dihasilkan juga seringkali tidak memiliki
proses produksi kemasan yang dilakukan kekuatan untuk menarik minat konsumen-
oleh UKM tidak hanya bisa dilihat sebagai nya. UKM jenis ini biasanya memiliki pola
sebuah wujud penghasil pendapatan semata ekonomi yang sederhana yang memeiliki
bagi UKM itu sendiri sebagai sebuah prak- kecenderungan berpola tradisional. Dimana
tik ekonomi. Di sisi lain, praktik ini adalah kemasan produk dibuat secara sederhana
bagian dari proses penempatan diri yang di- melalui proses manual bahkan menggu-
lakukan oleh UKM dalam struktur ekonomi nakan bahan dan peralatan bahkan label
pasar, yakni ketika produk terkemas mulai (branding) yang sangat sederhana. Produk
dibuat dan diproduksi. terkemas juga hanya menyasar target pasar
Ketika produk terus diproduksi oleh pada selera pasar yang memiliki kemam-
UKM, secara tidak langsung desain kemasan puan membeli produk dalam jumlah sedikit
yang dibuat harus memikirkan dan mengka- dan tidak memperhatikan tentang kemasan
ji banyak hal terutama bagaimana kemasan produk tapi lebih pada bagaimana meng-
bisa mempengaruhi selera pasar yang beru- konsumsi isi.
jung pada proses pembelian produk. Proses UKM kelompok pertama ini memang
produksi ini menjadi sangat penting karena memiliki segmentasi pasar yang cenderung
memperhatikan selera berarti sejak awal su- kelas bawah namun disisi lain memiliki
dah memikirkan produk dikonsumsi oleh jumlah konsumen yang besar. Akibatnya
masyarakat. Melalui proses produksi mem- perputaran proses produksi juga diakui
perhatikan selera pasar secara langsung oleh UKM sangat besar namun karena isi
pula, produk yang dihasilkan juga akan menjadi prioritas utama kelompok ini maka
mempengaruhi segmentasi ketika produk kekuatan kelompok ini adalah pada jumlah
sudah berada di pasar. Membidik selera ter- produksi isi bukan pada kualitas kemasan-
tentu berarti memposisikan diri dalam kelas nya. Sehingga, sejak awal UKM menyadari
tertentu pula. keuntungan ekonomi yang mereka dapat
Idealnya praktik ekonomi yang dilaku- tidak besar namun lebih mengejar pada per-
kan menunjukkan kerja selera konsumsi putaran jumlah produksi.
pasar akan produk nantinya. Bagi UKM hal Kelompok kedua adalah kelompok yang
ini bukan persoalan yang mudah, karena sudah memiliki perencanaan produksi se-
praktik ekonomi sangat dipengaruhi oleh cara baik dengan target pasar dikelas eko-
modal ekonomi yang dimiliki oleh UKM. nomi menengah. Kelompok berkategori ini
Dalam praktik ekonomi ini bisa dikelompok- memikirkan isi dengan kualitas yang baik
kan dalam 3 (tiga) kelompok UKM yakni ke- biasanya memerhatikan isi secara fisik, se-
lompok pertama yang membidik konsumen dangkan guna menarik selera konsumen,
kelas bawah, kelompok kedua dengan kon- produk dikemas dengan kualitas material
Panggung Vol. 24 No. 4, Desember 2014 406

yang lebih baik misal penggunaan plastik produksi, hingga pada bagiamana proses
kemasan yang lebih baik tingkat ketebalan- mengkonsumsinya, termasuk di dalamnya
nya serta label yang mulai memikirkan de- bagaimana proses penempatan produk di
sain hingga penempatan label (layout). Tar- pasar, dibeli, lalu dibawa (dikonsumsi) oleh
get pasar dikelas ini saat ini memiliki jumlah konsumen.
yang besar pula karena selain konsumen Ketiga kelompok di atas adalah mem-
dikelompok ini terdiri atas kelas menengah buktikan bahwa praktik ekonomi yang di-
yang menuntut produk dikemas secara baik, lakukan oleh UKM sesungguhnya tidak
terlihat aman, bersih serta produk yang ha- dibangun atas satu logika praktik saja, tapi
rus terlihat berkualitas namun menuntut justru memperlihatkan multi praktik. Oleh
harga yang tidak mahal. Disisi lain, kelom- karena desain sesungguhnya dibangun dari
pok ini menempatkan produk terkemasnya perspektif multi logika secara bersama-sama,
sudah mempertimbangkan faktor tempat logika ekonomi, logika sosial, logika bu-
dan bagaimana produk itu ditempatkan. daya, logika teknologi, dan lain sebagainya.
Kelompok ketiga adalah kelompok UKM Jean Boudrillard dalam Critique of the political
yang memiliki proses produksi secara sangat economy of the Sign menjelaskan tentang logi-
baik, memikirkan kualitas isi, hingga nilai ka ekonomi di balik desain, dimana desain
kemasan yang sangat baik pula. Kelompok tidak lagi dibangun oleh logika kebutuhan
ini memang tidak banyak ditemui di UKM melainkan logika hasrat, yang melaluinya
karena faktor modal ekonomi yang dibutuh- tanda-tanda (logic of sign) dikerahkan untuk
kan juga menjadi pertimbangan. Tidak ha- membangun perbedaan-perbedaan produk
nya itu, penggunaan mesin-mesin produksi dalam rangka mendorong perputaran eko-
yag modern namun dengan harga terjang- nomi (Boudrillard, 1981:185-203).
kau UKM menjadi bagian proses produksi Logika ekonomi yang bermuara dalam
kelompok ini dengan memperhatikan kuali- logika hasrat adalah hal yang saat ini banyak
tas produksi serta desain kemasan yang me- dilakukan dalam praktik ekonomi UKM. Ke-
narik termasuk pertimbangan material yang tiga kelompok yang muncul, sudah mencip-
digunakan, biasanya kelompok ini banyak takan logika multi praktik ekonomi melalui
menggunakan material yang mampu me- pola-pola yang mereka ciptakan sendiri atas
nyaingi kualitas material produk-produk pengaruh praktik ekonomi yakni pasar. Per-
pabrikasi misalnya aluminum foil, recycle pa- putaran ekonomi, memaksa UKM harus be-
per, hingga model pop up (kemasan yang bisa rani menempatkan dirinya pada level kelas
berdiri seperti kemasan minyak goreng) de- pasar tertentu, bahkan banyak UKM mere-
ngan material plastik yang tebal. Sedangkan posisi levelnya, baik itu level kelas pertama,
kedetailan dan kualitas isi menjadi prioritas kedua, hingga ketiga sesuai dengan kemam-
lain dari kelompok ini yang sengaja merepo- puan modal ekonomi yang mereka miliki.
sisi segmen pasar membidik kelas atas yang
berjumlah sangat sedikit tapi tidak memper-
masalhkan harga. Segmen konsumen kelas Reposisi UKM Melalui Kemasan
ini, menurut UKM adalah tipe konsumen
yang justru dengan mudah membelanjakan Kemasan yang diproduksi oleh UKM
uangnya asal produk yang dihasilkan UKM adalah bagian dari sebuah proses panjang
berkualitas sangat baik. Kelas ini jugalah yang dimaknai sebagai upaya UKM merebut
yang sebenarnya bisa dikatakan kelas yang konsumen ketika produk yang dihasilkan
lebih banyak mempengaruhi tampilan ke- diperjulbelikan di pasar. Saat itulah kemas-
masan baik secara desain, material, proses an mengemban nilai jual dan sekaligus nilai
Hidayat, dkk.: Praktik Identitas dalam Desain Kemasan 407

tukar, serta di dalam nilai ini pertukaran ti- justru melalui hal ini UKM bisa bertahan
dak hanya sebagai wujud pertukaran uang karena memiliki cirikhas yang tidak dimiliki
dengan barang tetapi pertukaran identitas oleh pengusaha besar. Begitu pula dengan
yang terkandung nilai transaksional ideolo- aspek produksi, sesungguhnya sifat dasar
gis dari UKM melalui produk (isi dan ke- industri kreatif adalah value bagi konsumen,
masan) kepada konsumen yang menikmati maka sifat industri ini tidak bisa menggu-
dan membeli produk itu. Disadari atau ti- nakan pola produksi massal melainkan cus-
dak, upaya UKM ini adalah sebuah bentuk tomization karena sifatnya yang unik. Mung-
perjuangan guna mempertahankan diri kin sejauh ini, produk UKM memang sangat
sekaligus memenangkan perebuatan area fokus dibanding dengan pabrikasi, tetapi
secara ekonomi yang disebut pasar. dalam tingkat persaingan pasar tentu saja
Kemasan keripik, diakui produsen pengusaha besar cenderung lebih berkuasa
(UKM keripik) bahwa dengan merubah ke- karena motivasi mereka adalah profit yang
masan menjadi lebih menarik dengan visual berbanding terbalik dengan kondisi sektor
dan struktur (material dan bentuk) yang hilir yakni UKM.
lebih ’estetis’ secara tidak langsung ikut Dalam hal ini, penulis melihat pema-
menambah jumlah produksi semakin besar haman geneologi kreativitas sesungguh-
yang berindikasi terhadap laba bersih pe- nya berbasis pada komunitas. Artinya pada
rusahaan. Disini terlihat bahwa kesadaran tingkat komunitas inilah gerakan kreatif
UKM yang dahulu dianggap buruk, jelek, itu muncul dengan sempurna yang selalu
atau tidak menjual saat ini sudah sangat berkembang, beradaptasi, dan menciptakan
berubah dengan pemahaman pentingnya hal baru. Kelompok subculture inilah yang
menjual produk melalui perubahan desain. bisa jadi mesin penggerak indutri kreatif di
Prinsip different selalu digunakan untuk Indonesia. Hasil kreativitas, dalam hal ini
menempatkan produk keripiknya memiliki desain kemasan makanan UKM selalu bisa
strenght point dibanding produk yang lain beradaptasi dengan konsumen yang mereka
sekaligus menciptakan pasar baru. tuju meski sangat berat karena serbuan dari
UKM yang selama ini dianggap struk- kapitalisme pengusaha besar. Inilah dilema-
tur kekuatan ekonomi pinggiran dan bukan tik bagi pemahaman pengembangan ekono-
penopang kekuatan ekonomi besar bagi mi kreatif sekaligus dilematik bagi pengem-
negara, saat ini sudah membuktikan ke- bangan desain ditingkat subculture seperti
mampuan kekuatan brand UKM. Di sisi lain, UKM makanan.
menurut penulis, UKM tidak ubahanya ma- Untuk itu, perlu kebijakan yang sangat
syarakat subkultur yang mencoba memberi- tegas dari pelaku industri kreatif itu sendi-
kan makna terhadap kelompoknya sendiri. ri serta sinergi antara industri, pemerintah,
”Konsep subkultur merupakan suatu hal maupun komunitas sekaligus masyara-
berdaya mobilitas mengkonstitusi objeknya kat terkait. Artinya bahwa UKM berhasil
dari suatu studi. Hal ini merupakan suatu is- mereposisi kedudukannya sebagai suatu
tilah klasifikatori yang mencoba memetakan kekuatan ekonomi baru dan sudah terbukti.
dunia sosial di dalam suatu tindakan terha- Melalui kemasan produk, UKM mampu
dap representasi’ (Barker, 2003:378). menyandingkan produk yang tidak ha-
Dalam cetak biru pengembangan indus- nya berkualitas tetapi memiliki daya saing
tri kreatif terdapat 14 jenis industri di anta- tinggi. Menempatkan UKM dalam kekuat-
ranya desain menjadi fokus. Disini terlihat an baru sebagai penggerak ekonomi kreatif
bahwa sesungguhnya hakikat dari kreativ- sesuai dengan arahan cetak biru (blue print)
itas adalah kekayaan intelektual, di mana adalah tepat.
Panggung Vol. 24 No. 4, Desember 2014 408

PENUTUP Daftar Pustaka

Memperbincangkan desain kemasan Barker, Chris


sesungguhnya tidak hanya tentang aspek 2003 Cultural studies: Theory and Practice,
teknis saja, tetapi banyak hal tentang desain. 2nd editiob. London: SAGE Publica-
Setidaknya ada 2 (dua) hal yakni memahami tions.
(memahami, encoding) dan menghasilkan
(menghasilkan, decoding). Desain kemasan ---------------,
adalah contoh kompleks tentang kompleksi- 2009 Cultural studies: Teori dan Praktek,
tas desain yang memainkan aspek material- terj. Edisi Kelima. Yogyakarta: Krea-
non material, tangible-intangible, konkret- si Wacana.
abstrak, mind-body, fisik-non fisik, dan lain
sebagainya. Karena kemasan yang lahir dari Boudrillard, Jean
budaya visual yang dipertontonkan kepada 1981 For Critique of The Political Economy of
konsumen, fungsinya kini tidak hanya untuk The Sign. New York: Telos Press Pub-
mewadahi sesuatu tetapi juga sebagai sarana lishing.
promosi, komunikasi produk, hingga ujung
tombak penjualan sebuah perusahaan, bah- Danesi, Marcel
kan gaya hidup. 2010 Pengantar Memahami Semiotika Media.
Pratik identitas yang dilakukan oleh Terj. A. Gunawan Admiranto. Yog-
UKM melalui kemasan produknya memper- yakarta: Jalasutra.
lihatkan bagiamana UKM berusaha meng-
hasilkan produk yang tidak hanya bersifat Klmchuk, Rosner Marianne dan Sandra A.
tangible saja tetapi mampu membuktikan Krasovec
kepada pasar bahwa kemasan UKM mem- 2007 Desain Kemasan, Perencanaan Merek
bawa dalam praktek identitas yang lebih Produk yang Berhasil Mulai Konsep
intangible. Kemasan yang tidak hanya me- sampai Penjualan. Jakarta: Erlangga.
miliki nilai jual dan nilai tukar saja di pasar,
tetapi juga memiliki nilai makna dari tanda Sri Julianti
yang dihasilkan, khususnya tanda visual, 2014 The Art of Packaging, Mengenal Meto-
material, hingga tanda naiknya status UKM. ode, Teknik, Strategi Pengemasan Produk
Reposisi ini sebagai bentuk kekuatan eko- untuk Branding dengan Hasil Maksima.
nomi yang mampu merekonstruksi kekuat- Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.
an ekonomi besar yang selama ini ditopang
oleh skala pabrikasi (skala besar). Praktik Williamson, Judith
identitas kemasan UKM adalah bentuk per- 2002 Decoding Advertisement, Ideology and
juangan yang tidak hanya merebut pasar, Meaning in Advertisement. UK: Mari-
memenangkan kompetisi antar produsen, on Boyars Publishers Ltd.
tetapi dimaknai sebagai perwujudan kon-
struksi proses identitas dari kekuatan eko-
nomi baru yang selama ini hanya dikenal se-
bagai subculture. Ini adalah salah satu bentuk
representasi kultural dan identitas kekuatan
politik ekonomi kerakyatan.

You might also like