You are on page 1of 9

VOLUME 5 NOMOR 2 TAHUN 2018

p-ISSN: 2302-1225 e-ISSN: 2654-329X

PENERAPAN TEORI VAN HIELE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR


MATEMATIKA PADA SISWA KELAS II SDN 045 TARAKAN

APPLICATION OF VAN HIELE THEORY IN IMPROVING MATHEMATICAL LEARNING


RESULTS IN CLASS II STUDENTS OF SDN 045 TARAKAN
1
Dedi Kusnadi, 2 A. Wilda Indra Nanna
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Borneo Tarakan
Email: dedikusnadi4289@gmail.com

ABSTRAK
This research was carried out in class II SDN 045 with the aim to find out the learning
outcomes achieved by students through the application of Van Hiele's theory of mathematics
learning. Learning activities follow the phases of learning geometry according to Van Hiele's
theory. The results of the study show that student learning outcomes have increased from cycle I
to cycle II. In the first cycle as many as 10 students who completed with a percentage of
37.04%, while in the second cycle as many as 24 students who completed the percentage of
88.89%. The increase in student learning outcomes is caused due to changes that occur in
students as students already understand the elements of flat and even able to draw a flat build
(geometry). Then it can be concluded that by applying Van Hiele's theory can provide initial
experience for students in understanding geometry. In addition, the results of student responses
to the application of Van Hiele's theory of geometry learning at SDN 045 Tarakan, that students
easily understand the material taught, students feel the difference in learning through Van
Hiele's theory with learning as usual, students more easily remember learning mathematics,
students are very active, motivated, not bored, and Van Hiele's theory is very useful for learning
mathematics. The results of this study are used as a reference for further research, namely
increasing geometric learning from the visualization stage to the analytic stage in Van Hiele's
theory, so that student learning outcomes will continue to increase from one stage to another.

Keywords: Van Hiele's theory, geometry, learning outcomes, students

ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas II SDN 045 dengan tujuan untuk mengetahui hasil
belajar yang dicapai oleh siswa melalui penerapan teori Van Hiele pada pembelajaran
matematika. Kegiatan pembelajaran mengikuti fase-fase pembelajaran geometri menurut teori
Van Hiele. Hasil penelitian diketahui bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari
siklus I ke siklus II. Pada siklus I sebanyak 10 siswa yang tuntas dengan persentase 37,04%,
sedangkan pada siklus II sebanyak 24 siswa yang tuntas dengan persentase 88,89%. Terjadinya
peningkatan hasil belajar siswa disebabkan karena adanya perubahan-perubahan yang terjadi
pada diri siswa seperti siswa sudah memahami unsur-unsur bangun datar dan bahkan mampu
menggambar bangun datar (geometri). Maka dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan
teori Van Hiele dapat memberikan pengalaman awal bagi siswa dalam memahami geometri.
Selain itu, Hasil tanggapan siswa terhadap penerapan teori Van Hiele pada pembelajaran
geometri di SDN 045 Tarakan, bahwa siswa dengan mudah memahami materi yang diajarkan,
siswa merasakan perbedaan belajar melalui teori Van Hiele dengan belajar seperti biasa, siswa
lebih mudah mengingat belajar matematika, siswa sangat aktif, termotivasi, tidak bosan, dan
teori Van Hiele sangat bermanfaat untuk belajar matematika. Hasil penelitian ini, dijadikan
sebagai acuan penelitian selanjutnya yaitu peningkatan pembelajaran geometri dari tahap
visualisasi ke tahap analitik pada teori Van Hiele, sehingga hasil belajar siswa akan terus
meningkat dari satu tahap ke tahap yang lainnya.

Kata Kunci: Teori Van Hiele, geometri, Hasil Belajar, siswa.


Dedi Kusnandi et al., Penerapan Teori Van Hiele

5
Available at http://ojs.borneo.ac.id/ojs/index.php/JED/index
VOLUME 5 NOMOR 2 TAHUN 2018
p-ISSN: 2302-1225 e-ISSN: 2654-329X

PENDAHULUAN juga menguasai teori-teori belajar dan


Pendidikan sebagai alat yang sangat metode mengajar yang tepat.
strategis dalam pengembangan sumber daya Berbagai upaya yang telah dilakukan
manusia di Indonesia, masalah pendidikan oleh guru dalam meningkatkan mutu
sampai saat ini menjadi sorotan yang paling pengajaran khususnya pengajaran
utama dibahas oleh pemerintah pusat dalam matematika, namun sampai saat ini belum
setiap pembaharuan sistema pendidikan memperoleh hasil yang maksimal.
nasional. Upaya peningkatan kualitas dan Kenyataannya menunjukkan bahwa
kuantitas pendidikan kadang terabaikan, berbagai pendekatan, strategi, gagasan atau
namun pemerintah tetap berusaha inovasi dalam proses pembelajaran
melakukan pembaharuan untuk mengatasi matematika yang sampai saat ini diterapkan
masalah pendidikan yang selalu dibicarakan secara luas ternyata belum dapat
oleh masyarakat. Perubahanyang dilakukan memberikan perubahan positif yang berarti,
oleh pemerintah mencakup semua baik dalam proses pembelajaran
komponen pendidikan seperti melakukan matematika di sekolah dasar maupun di
perbaikan atau perubahan kurikulum, sekolah menengah.
pengadaan sarana dan prasarana Pembelajaran matematika merupakan
pembelajaran, penyempurnaan sistem proses yang dirancang dengan tujuan untuk
penilaian, peningkatan kualitas guru serta menciptakan suasana lingkungan yang
usaha-usaha lain yang berkaitan dengan memungkinkan peserta didik melaksanakan
perubahan pendidikan. kegiatan belajar matematika, sehingga
Perbaikan Kurikulum dan aturan yang pemahaman konsep-konsep atau prinsip-
berhubungan dengan pendidikan prinsip matematika dapat dipelajari dengan
merupakan salah satu langkah yang efektif baik oleh peserta didik. Melalui tindakan
dalam meningkatkan kualitas pendidikan. ini, proses pembelajaran yang efektif,
Perbaikan kurikulum ini berkaitan dengan efisien, dan menarik dapat dilakukan serta
perbaikan proses pembelajaran, strategi hasil dari pembelajaran akan dicapai oleh
pembelajaran, penggunaan metode/model setiap guru (Kusnadi, 2014: 125). Agar
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika tercapai,
kebutuhan, penentuan materi ajar, bahan maka perlu adanya kecakapan yang dimiliki
ajar, dan media pembelajaran serta oleh siswa dalam memahami matematika,
penilaian pembelajaran. Khusus dalam kecakapan yang dimaksud adalah
penggunaan metode atau model kecakapan matematik yang meliputi
pembelajaran adalah suatu cara yang pemahaman konsep, penalaran adaptif,
dilakukan oleh guru dalam menyampaikan kemampuan pemecahan masalah, dan
materi pelajaran pada suatu pola tertentu, kemampuan berkomunikasi. Siswa yang
sehingga materi pelajaran dapat diterima belajar matematika harus menggunakan
oleh siswa dengan efektif. Guru dituntut benda-benda konkret dan membuat
memiliki kemampuan dasar yang abstraksinya dari konsep-konsepnya, serta
diperlukan sebagai pendidik sekaligus dapat mengubah suasana yang abstrak
pengajar. Sebagai pengajar guru setidaknya dengan menggunakan simbol-simbol.
harus menguasai bahan yang akan diajarkan Proses belajar matematika yang seperti ini
Dedi Kusnandi et al., Penerapan Teori Van Hiele

6
Available at http://ojs.borneo.ac.id/ojs/index.php/JED/index
VOLUME 5 NOMOR 2 TAHUN 2018
p-ISSN: 2302-1225 e-ISSN: 2654-329X

harus memiliki tahap-tahap tertentu agar mengandalkan bentuk gambar-gambar


kemampuan berfikir siswa berkembang dari geometri yang ada pada buku paket saja,
yang konkret menjadi yang abstrak. penerapan teori-teori belajar dan metode
Pembelajaran matematika di sekolah belajar yang masih menggunakan proses
dasar terdiri dari beberapa materi yaitu pembelajaran yang lama yaitu ceramah, dan
Bilangan, Geometri dan pengukuran, dan guru belum sepenuhnya memperhatikan
pengolahan data. Geometri sebagai salah tahap perkembangan siswa
satu materi dalam matematika, Berdasarkan kondisi di atas, perlu
membutuhkan tahapan-tahapan proses dicari alternatif dalam memahami pelajaran
pembelajaran yang mengikuti tahap matematika khususnya geometri, sehingga
perkembangan kognitif anak. Dalam pembelajaran menjadi aktif dan dinamis.
geometri objek-objek yang dipelajari adalah Maka dari itu, perlu dirancang
konsep, fakta, dan prinsip geometri, dengan pembelajaran matematika yang melibatkan
menguasai objek geometri tersebut, maka keaktifan siswa. Berkaitan dengan hal
kemampuan siswa dalam berpikir logis tersebut, maka alternative yang cocok
dapat tumbuh dan berkembang. dalam pembelajaran matematika adalah
Belakangan ini, hasil belajar penerapan teori Van Hiele, yaitu suatu teori
matematika siswa dapat dikatakan sudah yang dapat memberikan perkembangan
menurun, salah satu yang dianggap sulit berpkir siswa dalam memahami geometri.
oleh siswa adalah materi geometri. materi Teori Van Hiele yang dikembangkan
geometri sangat sulit dipahami oleh siswa, oleh dua pendidik berkebangsaan Belanda,
contohnya siswa sulit membedakan bangun Pierre Marie van Hiele dan Dina van Hiele-
datar trapezium dengan jajargenjang, Geldof sekitar tahun 1950-an, menjelaskan
persegi dengan persegi panjang, segitiga perkembangan berpikir siswa dalam belajar
sama sisi dengan segitiga sama kaki. geometri. Menurut teori van Hiele,
Berdasarkan hasil observasi yang seseorang akan melalui lima tahap
dilakukan oleh peneliti di SDN 045 perkembangan berpikir dalam belajar
Tarakan, dapat dikatakan bahwa siswa tidak geometri. Kelima tahap perkembangan
bisa mengaitkan benda-benda yang berpikir van Hiele adalah tahap 0
berbentuk bangun datar, siswa belum bisa (visualisasi), tahap 1 (analisis), tahap 2
mengelompokkan jenis bangun datar, siswa (deduksi informal), tahap 3 (deduksi), dan
tidak dilibatkan dalam penggunaan alat tahap 4 (rigor) (Crowley dalam Abdussakir,
peraga, kondisi daerah yang berada di 2010).
pesisir pantai atau jauh dari pusat kota dan Menurut Walle dalam Husna (2016)
akses jalan yang tidak bagus, sehingga Adapun yang paling menonjol dari lima
sarana dan prasarana yang tersedia masih tingkatan dalam Van Hiele adalah cara
banyak kekurangan terutama alat dalam pemahaman ide-ide ruang. Tiap
peraga/media pembelajaran matematika tingkatan menggambarkan proses
tidak tersedia. Siswa kurang termotivasi pemikiran yang diterapkan dalam konteks
untuk belajar, siswa hanya belajar pada saat geometri. Tingkatan-tingkatan tersebut
mereka berada di sekolah. Selain dari sisi menjelaskan bagaimana kita berpikir dan
siswa itu sendiri, Guru juga hanya jenis ide-ide geometri apa yang kita
Dedi Kusnandi et al., Penerapan Teori Van Hiele

7
Available at http://ojs.borneo.ac.id/ojs/index.php/JED/index
VOLUME 5 NOMOR 2 TAHUN 2018
p-ISSN: 2302-1225 e-ISSN: 2654-329X

pikirkan, bukannya berapa banyak informasi (information) yang bertujuan agar


pengetahuan yang kita miliki. Perbedaan guru dapat mempelajari pengetahuan awal
yang signifikan dari level ke level apa yang dimiliki siswa tentang topik yang
berikutnya adalah objek-objek pikiran apa dipelajari dan siswa mempelajari arah studi
yang mampu kita pikirkan secara geometri. selanjutnya yang akan diambil, (b) orientasi
Selanjutnya menurut Crowley (1987) langsung (directed orientation) yang
level-level berpikir geometri dari teori Van bertujuan merangsang siswa secara aktif
Hiele memiliki karakteristik, yaitu (1) level untuk mengeksplorasi objek-objek
berpikir akan dilalui siswa secara berurutan. (misalnya memutar, melipat, mengukur)
Saat siswa melalui suatu level berarti siswa untuk mendapatkan hubungan prinsip dari
telah mengalami cara berpikir geometri hubungan yang sudah terbentuk, guru
sesuai level itu dan telah terbentuk hanya mengarahkan siswa, (c) penjelasan
pemikiran yang akan menjadi fokus pada (explication) yaitu guru mengenalkan
level berikutnya, (2) level berpikir terminologi tentang geometri dan
berdasarkan teori Van Hiele tidak mewajibkan siswa untuk menggunakannya
bergantung usia, namun lebih banyak dalam percakapan dan dalam mengerjakan
bergantung pada isi, metode dan media tugas, (d) orientasi bebas (free orientation);
pembelajaran daripada umur dan guru menyediakan tugas yang dapat
kematangan. Hal inilah yang menjadikan dilengkapi siswa dengan cara yang berbeda
alasan guru harus menyediakan pengalaman dan membuat siswa menjadi lebih cakap
belajar yang cocok dengan tahap berpikir dengan pengetahuan geometri yang sudah
siswa, (3) pengalaman geometri memiliki diketahui sebelumnya, dan (e) integrasi
pengaruh terbesar pada tingkat kecepatan (integration); pembelajaran dirancang
melalui suatu level (Nurani, 2016) untuk membuat ringkasan dari apa yang
Menurut Van Hiele ada tiga unsur telah dipelajari (Suherman, dkk, 2003).
utama dalam pengajaran geometri yaitu
waktu, materi pengajaran, dan metode METODE
pengajaran yang diterapkan. Jika ketiga Jenis penelitian yang digunakan
unsur utama tersebut dilalui secara terpadu adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
akan dapat meningkatkan kemampuan Menurut Arikunto (2014) penelitian
berpikir siswa kepada tahapan berpikir yang tindakan kelas merupakan suatu
lebih tinggi (Karso, 2006: 1.20). pencermatan terhadap kegiatan belajar
Pembelajaran geometri dengan berupa sebuah tindakan, yang sengaja
menggunakan teori Van Hiele adalah dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
pembelajaran yang memperhatikan kelas secara bersama.
tingkatan/level berpikir peserta didik, serta Penelitian tindakan kelas ini
memiliki fase-fase/langkah-langkah yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus, setiap
terstruktur di dalam penerapannya. Untuk siklus terdiri dari empat langkah sebagai
meningkatkan satu tahap berpikir ke tahap karakteristik dari penelitian tindakan kelas
berpikir yang lebih tinggi, Van Hiele yaitu: (1) perencanaam yaitu merencanakan
mengajukan pembelajaran yang melibatkan kegiatan yang akan dilaksanakan seperti
lima fase (langkah), yatitu: (a) fase menyusu RPP, bahan ajar, media
Dedi Kusnandi et al., Penerapan Teori Van Hiele

8
Available at http://ojs.borneo.ac.id/ojs/index.php/JED/index
VOLUME 5 NOMOR 2 TAHUN 2018
p-ISSN: 2302-1225 e-ISSN: 2654-329X

pembelajaran, tes hasil belajar dan angket 4 April 2018 dan pada tanggal 7 April
respon siswa, (2) tindakan yaitu 2018. Tahapan/langkah siklus yang terdiri
melaksanakan rangkaian kegiatan proses dari perencanaan, tindakan, observasi dan
pembelajaran yang dimulai dari kegiatan refleksi tidak dibahas pada penelitian ini,
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penelitian ini hanya membahas hasil tes tiap
penutup. (3) observasi, yaitu mengamati siklus dengan memberikan tes hasil belajar
proses kegiatan pembelajaran yang berupa soal uraian sebanyak 5 nomor. Data
dilakukan di kelas oleh guru dan siswa. hasil belajar siswa dianalisis secara statistik
Hasil pengamatan berupa dampak yang deskriptif dengan mencari rata-rata dan
terjadi pada pembelajaran matematika persentasenya. Adapaun data hasil belajar
dengan menerapkan teori Van Hiele. (4) siswa pada Siklus I dapat dilihat pada tabel
refleksi, yaitu menelaah hasil atau dampak 1 berikut:
dari penerapan teori Van Hiele dalam Tabel 1. Data Hasil belajar siswa Siklus I

pembelajaran matematika di SDN 045 Analisis deskriptif Nilai


Tarakan untuk mempertimbangkan Jumlah siswa 27
Nilai terendah 45
tindakan selanjutnya dilaksanakan atau
Nilai tertinggi 80
tidak. Rata-rata 60
Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Maret 2018 sampai dengan bulan Pada tabel 1 dapat dijelaskan bahwa
mei 2018 di SDN 045 Tarakan pada nilai terendah adalah 45 dan nilai tertinggi
semester genap tahun ajaran 2017/2018 di adalah 80. Untuk nilai rata-rata hasil belajar
kelas II dengan subjek berjumlah 27 siswa. siswa pada materi bangun datar sederhana
Dalam penelitian ini, instrumentnya adalah 60. Rata-rata hasil belajar siswa
adalah tes hasil belajar berupa soal uraian dapat dikatakan bahwa nilainya masih
sebanyak 5 nomor dan angket respon siswa dibawah rata-rata ketuntasan. Jika hasil
terhadap penerapan teori Van Hiele dalam belajar siswa dikelompokkan dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada kategori baik sekali, baik, cukup, kurang
siswa SDN 045 Tarakan. baik dan gagal akan diperoleh frekuensi dan
Analisis data pada penelitian ini presentase hasil belajar siswa pada tabel 2
adalah dengan menggunakan analisis data berikut:
statistik deskriptif dengan mencari rata-rata Tabel 2: Kategori Hasil belajar siswa
siklus I
hasil belajar dan persentase hasil belajar
Rentang
siswa melalui penerapan teori Van Hiele. Jumlah Persen (%) Kategori
Nilai
80 - 100 2 7.41 Baik Sekali
HASIL DAN PEMBAHASAN
66 – 79 7 25.93 Baik
Penelitian ini merupakan penelitian
56 – 65 1 3.70 Cukup
tindakan kelas dengan melaksanakan dua
40 – 55 16 59.26 Kurang
siklus. Siklus I dilaksanakan selama 2 kali
30 – 39 1 3.70 Gagal
pertemuan yaitu pada tanggal 28 maret
2018 dan pada tanggal 31 Maret 2018. Jumlah 27 100
Sedangkan pada siklus II dilaksanakan
selama 2 kali pertemuan yaitu pada tanggal
Dedi Kusnandi et al., Penerapan Teori Van Hiele

9
Available at http://ojs.borneo.ac.id/ojs/index.php/JED/index
VOLUME 5 NOMOR 2 TAHUN 2018
p-ISSN: 2302-1225 e-ISSN: 2654-329X

Hasil belajar siswa pada tabel 2 Selanjutnya pada pelaksanaan siklus


dapat dijelaskan bahwa siswa yang II sama seperti pada siklus I. Adapaun data
memperoleh nilai dengan rentang 80 – 100 hasil belajar siswa pada Siklus II dapat
berjumlah 2 siswa dengan persentase 7,41% dilihat pada tabel 4 berikut:
kategori sangat baik, siswa yang Tabel 4. Data Hasil belajar siswa Siklus II

memperoleh nilai rentang 66-79 berjumlah Analisis deskriptif Nilai


7 siswa dengan persentase 25,93 kategori Jumlah siswa 27
Nilai terendah 55
baik, siswa yang memperoleh nilai rentang
Nilai tertinggi 95
56 – 65 berjumlah 1 siswa dengan Rata-rata 75,37
persentase 3,70 kategori cukup, siswa yang
memperoleh nilai rentang 40 – 55 Pada tabel 4 dapat dijelaskan bahwa
berjumlah 16 siswa dengan persentase 59, nilai terendah adalah 55 dan nilai tertinggi
26 kategori kurang, dan siswa yang adalah 95. Untuk nilai rata-rata hasil belajar
memperoleh nilai rentang 30 – 39 siswa pada materi bangun datar sederhana
berjumlah 1 siswa dengan persentase 3,70 adalah 75,37. Dengan demikian rata-rata
kategori sangat kurang. Berdasarkan hasil nilai keseluruhan siswa telah mencapai
tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar ketuntasan. Jika hasil belajar siswa
siswa yang mencapai kriteria ketuntasan dikelompokkan dalam kategori baik sekali,
sebanyak 10 siswa dan 17 siswa yang baik, cukup, kurang baik dan gagal akan
belum mencapai kriteria ketuntasan dengan diperoleh frekuensi dan presentase hasil
KKM 65. Adapun hasil ketuntasan secara belajar siswa pada tabel 5 berikut:
klasikal pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 5 Kategori hasil belajar siswa

tabel 3 berikut: Rentang Juml Persen


Kategori
Nilai ah (%)
Tabel 3. Data Ketuntasan Klasikal
80 – 100 9 33.33 Baik Sekali
Jumlah Persentase 66 – 79 9 33.33 Baik
Kategori siswa (%)
56 – 65 7 25.93 Cukup
Tuntas 10 37.04
40 – 55 2 7.41 Kurang
Tidak Tuntas 17 62.96
30 – 39 0 0.00 Gagal
Jumlah 27 100
Jumlah 27 100

Ketuntasan klasikal pada siklus I


terdapat 10 siswa yang tuntas dengan Hasil belajar siswa pada tabel 5
persentase 37,04%, sedangkan 17 siswa dapat dijelaskan bahwa siswa yang
yang tidak tuntas dengan persentase memperoleh nilai dengan rentang 80 – 100
62,96%. Hasil belajar siswa dapat dikatakan berjumlah 9 siswa dengan persentase
belum berhasil karena masih dibawah nilai 33,33% kategori sangat baik, siswa yang
KKM yaitu 65. Tidak tercapainya indikator memperoleh nilai rentang 66-79 berjumlah
keberhasilan dikarenakan siswa masih 9 siswa dengan persentase 33,33 kategori
kurang dalam memahami unsur-unsur baik, siswa yang memperoleh nilai rentang
bangun datar seperti belah ketupat, 56 – 65 berjumlah 7 siswa dengan
trapezium, dan segitiga. persentase 25,93 kategori cukup, siswa
yang memperoleh nilai rentang 40 – 55
Dedi Kusnandi et al., Penerapan Teori Van Hiele

10
Available at http://ojs.borneo.ac.id/ojs/index.php/JED/index
VOLUME 5 NOMOR 2 TAHUN 2018
p-ISSN: 2302-1225 e-ISSN: 2654-329X

berjumlah 2 siswa dengan persentase 7,41% ase (%)

kategori kurang, dan tidak ada siswa Saya dapat dengan mudah
memahami materi bangun
mendapatkan rentang 30 – 39 kategori 1 datar yang diajarkan dengan 96 88.89
sangat kurang. Berdasarkan hasil tersebut model pembelajaran van
Hiele.
dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa Saya merasakan perbedaan
yang mencapai kriteria ketuntasan sebanyak antara belajar melalui model
2 90 83.33
pembelajaran van Hiele
24 siswa dan 3 siswa yang belum mencapai dengan belajar seperti biasa.
kriteria ketuntasan dengan KKM 65. Model Van Hiele lebih
3 bermanfaat untuk belajar 91 84.26
Adapun hasil ketuntasan secara klasikal matematika
pada siklus II dapat dilihat pada tabel 6 Model Van Hiele dalam
pembelajaran matematika
4 83 76.85
berikut: membuat saya tidak bosan
Tabel 6. data Ketuntasan Klasikal belajar
Jumlah Persentase Saya merasakan suasana yang
Kategori siswa (%) aktif dalam kegiatan
5 pembelajaran dengan 92 85.19
Tuntas 24 88,89 menggunakan model
pembelajaran van Hiele.
Tidak Tuntas 3 11,11
Saya merasa sangat senang
Jumlah 27 100 terhadap suasana belajar di
6 93 86.11
kelas ketika diterapkan model
pembelajaran van Hiele.
Ketuntasan klasikal pada siklus I Saya merasa termotivasi
terdapat 24 siswa yang tuntas dengan dalam belajar matematika
7 98 90.74
dengan menggunakan Van
persentase 88,89%, sedangkan 3 siswa yang Hiele
tidak tuntas dengan persentase 11,11%. Pembelajaran matematika
dengan menggunakan Van
Hasil belajar siswa dapat dikatakan berhasil 8 88 81.48
Hiele tidak membuat saya
karena sudah mencapai nilai KKM yaitu 65. mengantuk
Belajar matematika
Walaupun masih terdapat 3 siswa yang menggunakan Van Hiele
9 96 88.89
belum tuntas. membuat materi mudah
diingat
Selain hasil belajar siswa, peneliti Saya tidak rugi belajar
juga memberikan angket respon kepada 10 matematika dengan 89 82.41
menggunakan Van Hiele
siswa dengan tujuan untuk mengetahui
Jumlah 84.81
sejauhmana siswa dalam memahami materi
geometri terutama pada bangun datar
dengan menggunakan teori Van Hiele. Tabel 7 menunjukkan bahwa
Tanggapan siswa diperoleh dengan penerapan teori Van Hiele terhadap
memberikan angket respon ke setiap siswa pembelajaran geometri di kelas II SDN 045
setelah pembelajaran selesai dilaksanakan Tarakan sangat baik berdasarkan hasil yang
pada siklus II. Hasil tanggapan siswa dapat diperoleh sebesar 84,81%. Hal ini terlihat
dilihat pada tabel 7 berikut: dari hasil tanggapan siswa, bahwa siswa
Tabel 7. Hasil tanggapan siswa terhadap dapat dengan mudah memahami materi
penerapan teori Van Hiele pada materi yang diajarkan, siswa merasakan perbedaan
Geometri belajar melalui teori Van Hiele dengan
belajar seperti biasa, siswa mudah
mengingat belajar matematika, siswa sangat
No Aspek Yang Direspon Jumlah Persent aktif, termotivasi, tidak bosan, dan teori
Dedi Kusnandi et al., Penerapan Teori Van Hiele

11
Available at http://ojs.borneo.ac.id/ojs/index.php/JED/index
VOLUME 5 NOMOR 2 TAHUN 2018
p-ISSN: 2302-1225 e-ISSN: 2654-329X

Van Hiele sangat bermanfaat untuk belajar dapat dengan mudah memahami materi
matematika. yang diajarkan, siswa merasakan perbedaan
peneliti menguraikan hasil penelitian belajar melalui teori Van Hiele dengan
berupa hasil belajar dan tanggapan siswa belajar seperti biasa, siswa mudah
terhadap penerapan teori Van Hiele pada mengingat belajar matematika, siswa sangat
pembelajaran geometri. Hasil belajar siswa aktif, termotivasi, tidak bosan, dan teori
pada siklus I masih dikatakan belum Van Hiele sangat bermanfaat untuk belajar
berhasil, karena masih dibawah nilai KKM matematika.
yaitu 65. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes Hasil belajar siswa mengalami
siklus I bahwa terdapat 17 siswa yang tidak peningkatan, hal ini dapat dibandingkan
tuntas dengan persentase 62,96%, dan siswa pada hasil siklus I sebanyak 10 siswa yang
yang tuntas sebanyak 10 siswa dengan tuntas dengan persentase 37,04% dengan
persentase 37,04%.. Dilihat dari hasil siklus hasil yang diperoleh pada siklus II
I bahwa hasil belajar siswa dapat dikatakan sebanyak 24 siswa yang tuntas dengan
tidak berhasil dikarenakan tidak tercapainya persentase 88,89%. Terjadinya peningkatan
indikator keberhasilan, hal ini disebabkan hasil belajar siswa disebabkan karena
siswa masih kurang dalam memahami adanya perubahan-perubahan yang terjadi
unsur-unsur bangun datar seperti belah pada diri siswa seperti siswa sudah
ketupat, trapezium, dan segitiga. Maka dari memahami unsur-unsur bangun datar dan
itu, perlu dilakukan tindakan selanjutnya. bahkan mampu menggambar bangun datar
Hasil belajar siswa pada siklus II pada kertas berpetak. Maka dapat
mengalami peningkatan dengan siswa yang disimpulkan bahwa dengan menerapkan
tuntas sebanyak 24 siswa dengan persentase teori Van Hiele dapat memberikan
88,89% dan yang tidak tuntas sebanyak 3 pengalaman awal bagi siswa dalam
siswa dengan persentase 11,11%. Hasil memahami geometri.
belajar siswa dapat dikatakan berhasil
karena sudah mencapai nilai KKM yaitu 65. SIMPULAN
Walaupun masih terdapat 3 siswa yang Beradasarkan penelitian tentang
belum tuntas. Dilihat dari hasil penelitian penerapan teori Van Hiele dalam
pada siklus II dapat disimpulkan bahwa meningkatkan hasil belajar matematika
hasil belajar siswa sudah berhasil, karena pada siswa kelas II SDN 045 Tarkan dapat
telah mencapai KKM yang telah ditetapkan. disimpulkan sebagai berikut:
Untuk mengetahui sejauhmana 1. Hasil Belajar Hasil belajar siswa
pemahaman siswa dalam memahami mengalami peningkatan, hal ini dapat
geometri melalui penerapan teori Van dibandingkan pada hasil siklus I hanya
Hiele, peneliti membagikan angket untuk 10 siswa yang tuntas dengan persentase
diisi oleh setiap siswa. Hasil yang diperoleh 37,04% dengan hasil yang diperoleh
bahwa penerapan teori Van Hiele terhadap pada siklus II sebanyak 24 siswa yang
pembelajaran geometri di kelas II SDN 045 tuntas dengan persentase 88,89%.
Tarakan sangat baik berdasarkan hasil yang Terjadinya peningkatan hasil belajar
diperoleh sebesar 84,81%. Hal ini terlihat siswa disebabkan karena adanya
dari hasil tanggapan siswa, bahwa siswa perubahan-perubahan yang terjadi pada
Dedi Kusnandi et al., Penerapan Teori Van Hiele

12
Available at http://ojs.borneo.ac.id/ojs/index.php/JED/index
VOLUME 5 NOMOR 2 TAHUN 2018
p-ISSN: 2302-1225 e-ISSN: 2654-329X

diri siswa seperti siswa sudah Meureudu.Fakultas Tarbiyah Dan


memahami unsur-unsur bangun datar Keguruan Universitas Islam Negeri
dan bahkan mampu menggambar Ar-Raniry Darussalam, Banda Aceh
bangun datar pada kertas berpetak. SKRIPSI (Online) https://
Maka dapat disimpulkan bahwa dengan repository.ar-raniry.ac.id/574/1/
menerapkan teori Van Hiele dapat Ismatul%20Husna.pdf. Di akses
memberikan pengalaman awal bagi pada tanggal 5 Oktober 2018.
siswa dalam memahami geometri.
2. Hasil tanggapan siswa terhadap Karso, dkk. 2006. Materi Pokok Pendidikan
penerapan teori Van Hiele pada Matematika I Cetakan ke XIV.
pembelajaran geometri di SDN 045 Jakarta; Universitas Terbuka.
Tarakan, bahwa siswa dapat dengan
mudah memahami materi yang Kusnadi, Dedi. dkk. 2014. Implementasi
diajarkan, siswa merasakan perbedaan Kurikulum 2013 Dalam
belajar melalui teori Van Hiele dengan Pembelajaran Matematika di SMA
belajar seperti biasa, siswa mudah Negeri 1 Makassar. (Online) Jurnal
mengingat belajar matematika, siswa Matematika dan Pembelajaran
sangat aktif, termotivasi, tidak bosan, (MaPan) p-ISSN: 2354-6883; e-
dan teori Van Hiele sangat bermanfaat ISSN: 2581-172X Volume 2,
untuk belajar matematika. Nomor 1. Diakses 25 Juni 2018).

DAFTAR RUJUKAN Nurani, Itsnaniya Fatwa, Edy Bambang


Abdussakir. 2010. Pembelajaran Geometri Irawan, Cholis Sa’dijah. 2016. Level
Sesuai Teori Van Hiele, (Artikel Berpikir Geometri Van Hiele
dimuat dalam El-Hikmah: Jurnal Berdasarkan Gender Pada siswa
Kependidikan dan Keagamaan, Vol Kelas VII SMP Islam Hasanuddin
VII Nomor 2, Januari 2010, ISSN Dau Malang. (Online) Jurnal
1693-1499).Fakultas Tarbiyah UIN Pendidikan: Teori, Penelitian, dan
Maliki Malang. http://abdussakir. Pengembangan Volume: 1 Nomor: 5
wordpress.com/2011/02/09/pembela Bulan Mei Tahun 2016. Hal: 978-
jaran-geometri-sesuai-teori-van- 983, EISSN: 2502-471X. https
hiele-lengkap/. Diakses 10 Oktober ://media.neliti.com/media/publicati
2018. ons/211608-level-berpikir-
geometri-van-hiele-berdas.pdf.
Arikunto, Suharsimi. dkk. 2014. Penelitian diakses pada tanggal 5 oktober
Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi 2018.
Aksara.
Suherman, dkk. 2003. Strategi
Husna, Ismatul. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Matematika
Van Hiele Untuk Meningkatkan Kontemporer. Jakarta: Universitas
Pemahaman Siswa Pada Materi Pendidikan Indonesia
Tabung Di Kelas Ix SMP Negeri 1
Dedi Kusnandi et al., Penerapan Teori Van Hiele

13
Available at http://ojs.borneo.ac.id/ojs/index.php/JED/index

You might also like