You are on page 1of 10

SISTEM HORMON

(HORMONES SYSTEM)
KELOMPOK 10

JURUSAN TASAWUF PSIKOTERAPI 4A

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

ABSTRACT

Hormones are chemical substances made by special cells of the endocrine glands to
influence the systems and processes that occur in the body. These chemicals will be released into
the bloodstream to send messages to the tissues and organs in the human body. The function of
the human body depends on the work of the endocrine glands. Slight changes in body chemistry
can cause certain health problems. Therefore, it is important to maintain hormonal balance in the
body. The research method used is the literature study method with data collection techniques
through a series of activities related to the method of collecting library data, reading and taking
notes, and managing research materials. The purpose of this research is to know the meaning of
hormones, the mechanism of action of hormones, the parts that produce hormones, and the
hormones that work in the human body. The results of the research show that hormones are
needed by the body in moderate amounts, but if they are deficient or excessive it is not good, so
that it can interfere with the body's growth, development and metabolic processes. So, with
hormones in the body, organs will function better. The way the hormone system works is that
stimulation from both inside and outside the body will be sent to the brain and then it will be
responded to by producing hormones in the hormone glands, hormones are then released into the
blood plasma, then flowed to the desired organ to work as needed.

Keywords: Hormones, Endocrine Glands, Mechanisms, Body  Metabolism.

ABSTRAK

Hormon adalah zat kimia yang dibuat oleh sel khusus kelenjar endokrin untuk
memengaruhi sistem dan proses yang terjadi dalam tubuh. Zat kimia ini akan dilepaskan ke aliran
darah untuk mengirimkan pesan ke jaringan dan organ dalam tubuh manusia. Fungsi tubuh
manusia bergantung pada kerja kelenjar endokrin. Perubahan sedikit pada zat kimia tubuh bisa
menimbulkan masalah kesehatan tertentu. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan
hormon dalam tubuh. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi literatur dengan
teknik pengumpulan data melalui seragkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode
pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelola bahan penelitian. Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui pengertian hormon,mekanisme kerja hormon,bagian-bagian
penghasil hormon,dan hormon yang bekerja dalam tubuh manusia. Hasil penelitian menunjukan
bahwa hormon dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang tidak terlalu banyak, tapi jika kekurangan
atau berlebihan tidak baik, sehingga bisa mengganggu pertumbuhan, perkembangan, dan proses
metabolisme tubuh. Jadi, dengan adanya hormon dalam tubuh, organ akan berfungsi lebih baik.
Cara kerja sistem hormon yaitu rangsangan baik dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh akan
dikirim ke otak kemudian akan direspon dengan produksi hormon di kelenjar hormon, hormon
kemudian dikeluarkan menuju ke plasma darah, kemudian dialirkan ke organ yang dikehendaki
untuk bekerja sesuai dengan kebutuhan.

Kata Kunci: Hormon, Kelenjar Endokrin, Mekanisme, Metabolisme Tubuh.

PENDAHULUAN
Hormon adalah bahan kimia yang dibuat oleh sel-sel khusus, yang biasanya di dalam
kelenjar endokrin, dan dilepaskan ke dalam aliran darah untuk mengirim pesan ke bagian tubuh
lain. Ini juga sering disebut sebagai 'pembawa pesan kimia'. Hormon ditemukan di semua
organisme multiseluler dan perannya adalah untuk menyediakan sistem komunikasi internal antara
sel-sel yang terletak di bagian tubuh yang jauh.

Dalam tubuh manusia, hormon digunakan untuk dua jenis komunikasi. Yang pertama
adalah untuk komunikasi antara dua kelenjar endokrin, di mana satu kelenjar melepaskan hormon
yang merangsang kelenjar target lain untuk mengubah kadar hormon yang dilepaskannya. Yang
kedua adalah antara kelenjar endokrin dan organ target, misalnya ketika pankreas melepaskan
insulin yang menyebabkan sel otot dan lemak mengambil glukosa dari aliran darah.

Karena hormon dilepaskan ke dalam aliran darah dan dibawa ke seluruh tubuh, mereka
dapat melakukan kedua tindakan ini pada banyak target yang berbeda. Interaksi kompleks antara
kelenjar, hormon dan organ target disebut sebagai sistem endokrin. Hormon memengaruhi banyak
aktivitas fisiologis termasuk pertumbuhan, metabolisme, nafsu makan, pubertas dan kesuburan.
Terkadang ada banyak orang yang hormonnya tidak stabil sehingga menimbulkan berbagai macam
masalah untuk tubuh. Terkait hal itu apakah ada buah, sayuran, atau rempah yang dapat
membantu menstabilkan hormon? mengkonsumsi karbohidrat kompleks, protein, lemak baik, serat,
serta vitamin dan mineral di jam selingan akan membantu memenuhi nutrisi seimbang yang
diperlukan.

Hormon memang memegang peranan cukup penting terutama untuk kesehatan


perempuan. Adanya ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron pada perempuan dapat
memberikan dampak negatif terhadap mood, proses ovulasi serta kesuburan. Tanda dan gejala
yang sering muncul. Misalnya, gangguan menstruasi, jerawat, kulit berminyak, rasa lelah berlebihan
(fatigue), pertumbuhan rambut berlebih, sakit kepala, hingga berat badan yang mudah naik. Faktor
diet yang berperan dalam ketidakseimbangan hormon ini adalah konsumsi lemak jenuh serta gula
tambahan yang berlebih.

Ketika hormon tidak seimbang, hormon akan memberikan sinyal yang dapat berpengaruh
terhadap tubuh. Oleh karena itu, hormon perlu dijaga dan diperhatikan agar tetap seimbang.
Pastikan hormon tidak mengalami gangguan agar organ tubuh bisa menjalankan
fungsinya dengan baik. Ada banyak jumlah hormon yang ada di dalam tubuh manusia. Dalam
artikel ini, kami akan menyampaikan tentang pengertian hormon, bagaimana mekanisme kerja
hormon, apa saja bagian-bagian penghasil hormon, dan beberapa hormon yang bekerja
dalam tubuh manusia.
Tujuan penulisan artikel ini untuk membahas lebih dalam mengenai sistem hormon yang
ada di dalam tubuh manusia. Harapanya, pembaca mendapatkan informasi dan pengetahuan baru
mengenai beberapa gagasan-gasan yang di bahas setelah selesai membaca artikel.

METODE
Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi literatur dengan teknik
pengumpulan data melalui seragkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data
pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelola bahan penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Pengertian Hormon

Hormon merupakan zat kimia yang diproduksi oleh sistem endokrin dalam tubuh dan
berfungsi untuk membantu mengendalikan hampir semua fungsi tubuh, seperti pertumbuhan,
metabolisme, hingga kerja berbagai sistem organ, termasuk organ reproduksi.

Hormon dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang sangat terbatas. Kelebihan atau
kekurangan hormon dapat mengakibatkan gangguan fungsi tubuh. Kekurangan satu jenis hormon
tidak dapat diserap oleh hormon lain, karena hormon memiliki fungsi yang spesifik dan organ tubuh
yang dipengaruhi juga spesifik. Hormon dapat mencapai semua bagian tubuh, tetapi jenis sel
tertentu saja, yang memiliki kemampuan untuk memberikan respons terhadap sinyal tersebut.
Hormon dapat memengaruhi sel atau jaringan tertentu apabila sel atau jaringan tersebut memiliki
reseptor untuk hormon tertentu. Sel, jaringan, atau organ yang mengadakan respon terhadap
hormon tertentu disebut sel target atau target organ.

Mekanisme kerja hormon pada sel target organ adalah dengan cara yang diduduki atau
berikatan dengan reseptor.. Satu reseptor spesifik hanya dapat berikatan dengan satu jenis hormon
saja. Reseptor hormon berada di sitoplasma sel untuk hormon steroid, sedangkan reseptor hormon
non steroid terletak di membran sel.

Contoh salah satu jenis hormon yaitu beredar di dalam sirkulasi darah dan cairan sel
untuk mencari sel target. Ketika hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein
reseptornya dan mengirimkan sinyal. Reseptor protein akan menerima sinyal tersebut dan bereaksi
baik dengan memengaruhi ekspresi genetik sel atau mengubah aktivitas protein seluler, termasuk
di antaranya adalah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel
terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem imun, pengaturan metabolisme dan persiapan
aktivitas baru (misalnya terbang, kawin, dan perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya
pubertas dan menopause). Pada banyak kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan
pelepasan hormon lainnya. Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada hampir semua
organisme multiselular.
B. Mekanisme Kerja Hormon

Hormon – Hormon dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, namun memiliki kemampuan
kerja yang besar. Umumnya hormon bekerja pada organ tubuh tertentu, yang disebut organ
sasaran. Dikenal dua macam mekanisme kerja hormon, yaitu AMP siklik (duta kedua) dan
pengaktifan gen.

1. AMP Siklik (Duta Kedua)

Setiap membran sel organ sasaran berisi protein reseptor yang dapat bersenyawa
dengan hormon tertentu. Hormon bertindak sebagai duta pertama. Kompleks hormon reseptor yang
terbentuk, selanjutnya akan memicu aktivitas suatu enzim. Enzim ini akan mengubah ATP menjadi
AMP siklik yang bertindak sebagai duta kedua atau duta intraseluler. Duta kedua bergabung
dengan enzim khas untuk menghentikan aktivitas enzim lainnya. Sebagai contoh, pada sel-sel hati
dan otot, AMP siklik dipicu oleh adrenalin menghambat enzim yang dibutuhkan untuk pembentukan
glikogen dan mengaktifkan enzim yang diperlukan untuk memecah glikogen.

2. Pengaktifan gen

Hormon-hormon lainnya bekerja pada organ sasaran dengan cara yang berbeda.
Molekul-molekul hormon menembus membran sel dan bersenyawa dengan molekul-molekul
protein reseptor tertentu di dalam sitoplasma. Kompleks hormon reseptor yang dibentuk memasuki
nukleus dan langsung bereaksi dengan DNA, kemudian memicu transkripsi RNA dari gen tertentu.
Sel sasaran membuat protein khas yang merespons hormon tertentu. Jenis hormon yang termasuk
ke dalam kelompok ini adalah hormon-hormon steroid.

Mekanisme Kerja Insulin

Dimulai dengan berikatnya insulun dengan reseptor glikoprotein yang spesifik pada
permukaan sel sasaran. Reseptor ini terdiri dari 2 subunit yaitu:

A. subunit α yang besar dengan BM 130.000 yang meluas ekstraseluler terlibat pada
pengikatan molekul insulin
B. subunit β yang lebih kecil dengan BM 90.000yang dominan di dalam sitoplasma
mengandung suatu kinase yang akan teraktivasi pada pengikatan insulin dengan akibat
fosforilasi terhadap subunit β itu sendiri (autofosforilasi)

Reseptor insulin yang sudah terfosforilasi melakukan reaksi fosforilasi terhadap substrat
reseptor insulin (IRS-1).IRS-1 yang terfosforilasi akan terikat dengan domain SH2 pada sejumlah
proteinyang terlibat langsung dalam pengantara berbagai efek insulin yang berbeda.

Pada dua jaringan sasaran insulin yang utama yaitu otot lurik dan jaringan adiposa,
serangkaian proses fosforilasi yang berawal dari daerah kinase teraktivasi tersebut akan
merangsang protein-protein intraseluler, termasuk Glukosa Transpoter 4 untuk berpindah ke
permukaan sel. Jika proses ini berlangsung pada saat pemberian makan, maka akan
mempermudah transport zat-zat gizi ke dalam jaringan-jaringan sasaran insulin tersebut.

C. Bagian-Bagian Penghasil Hormon


1. Kelenjar pituitari

Kelenjar pituitari atau kelenjar hipofisis yang terletak di bagian dasar otak ini dijuluki
sebagai the master gland. Kelenjar ini berperan dalam memproduksi hormon yang bertugas untuk
mengatur fungsi berbagai organ dan kelenjar lain, seperti kelenjar tiroid, organ reproduksi, dan
kelenjar adrenal. Kelenjar pituitari memiliki tugas untuk menghasilkan beberapa hormon berikut ini:

A. Hormon TSH, yaitu hormon yang bertugas untuk menghasilkan hormon tiroid

B. Hormon pertumbuhan, yaitu hormon yang bertugas untuk mengatur laju pertumbuhan tubuh

D. Hormon FSH, yaitu hormon yang berperan dalam mengatur ovulasi atau masa subur wanita

E. Hormon ACTH, yaitu hormon yang berfungsi untuk menghasilkan hormon stres dan merangsang
kinerja kelenjar adrenal

F. Hormon prolaktin, yaitu hormon yang mengatur produksi ASI pada ibu menyusui

G. Hormon perangsang beta-melanosit, yaitu hormon yang meningkatkan pigmentasi kulit ketika
terpapar radiasi sinar ultraviolet

H. Hormon enkephalin dan endorfin, yaitu hormon yang berperan dalam mengendalikan rasa sakit
dan menimbulkan perasaan gembira

2. Kelenjar hipotalamus

Hipotalamus juga terletak di dasar otak, berdekatan dengan kelenjar hipofisis. Salah satu
tugas kelenjar hipotalamus adalah memberikan instruksi kepada kelenjar hipofisis kapan harus
melepas hormon yang diproduksinya.

Selain itu, kelenjar hipotalamus juga memproduksi sejumlah hormon yang bertugas
mengatur suhu dan kadar air dalam tubuh. Kelenjar ini pun berperan dalam menghasilkan hormon
oksitosin yang bertugas untuk merangsang kontraksi rahim menjelang persalinan, mengendalikan
emosi dan libido, serta memelihara kesehatan sistem reproduksi.

3. Kelenjar adrenal

Kelenjar adrenal yang terletak di atas ginjal ini bertugas untuk menghasilkan beberapa
jenis hormon, antara lain hormon androgen, aldosterone, adrenalin, dan noradrenalin. Fungsi dari
hormon-hormon tersebut adalah mengendalikan tekanan darah serta kadar elektrolit dan gula
darah dalam tubuh. Tak hanya itu, kelenjar ini juga memproduksi hormon kortisol juga berperan
dalam siklus bangun dan tidur Anda.

4. Kelenjar tiroid

Kelenjar tiroid berbentuk seperti kupu-kupu dan berada di dalam leher. Kelenjar ini
berfungsi untuk memproduksi hormon tiroid. Hormon ini berperan penting dalam mengatur
metabolisme serta pertumbuhan dan kinerja berbagai organ tubuh. Sistem hormon bisa terganggu
jika kelenjar tiroid terlalu banyak atau justru sedikit. Ketika hormon tiroid di dalam tubuh terlalu
banyak atau aktif (hipertiroidisme)

5. Kelenjar paratiroid
Kelenjar paratiroid yang terletak di dekat kelenjar tiroid ini bertugas untuk memproduksi
hormon paratiroid, yaitu hormon pengatur keseimbangan kalsium di dalam tubuh. Kelenjar ini
berperan besar terhadap kesehatan dan perkembangan organ-organ yang membutuhkan kalsium,
seperti tulang, gigi, pembuluh darah, jantung, dan otot.

6. Kelenjar timus

Kelenjar timus merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang terletak di belakang
tulang dada. Salah satu fungsinya adalah memproduksi sel darah putih yang disebut limfosit T. Sel
ini bertugas untuk melawan bakteri dan virus penyebab penyakit serta mencegah pertumbuhan sel
kanker. Kinerja sel limfosit T ini diatur oleh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar timus, yaitu
thymosin, thymopoietin, thymulin, dan thymic humoral factor.

7. Kelenjar pineal

Kelenjar pineal memiliki bentuk menyerupai kacang dan terletak di bagian tengah otak.
Salah satu fungsinya adalah memproduksi hormon melatonin, yaitu hormon yang mengendalikan
siklus tidur. Jika Anda mengalami gangguan tidur, misalnya insomnia, bisa jadi itu tanda adanya
masalah pada kelenjar pineal Anda. Segera periksakan diri ke dokter agar segera mendapat
penanganan.

8. Pankreas

Pankreas memiliki 2 peran utama, yaitu menghasilkan enzim yang membantu tubuh
mencerna makanan, serta memproduksi hormon insulin dan glukagon yang bertugas untuk
mengendalikan kadar gula darah. Salah satu penyakit yang sering menyerang pankreas adalah
pankreatitis, yaitu peradangan pada pankreas. Kondisi ini dapat muncul secara tiba-tiba selama
beberapa hari (pankreatitis akut), namun dapat juga terjadi terus-menerus hingga berbulan-bulan
atau bertahun-tahun lamanya (pankreatitis kronis).

9. Organ reproduksi

Organ reproduksi pria dan wanita masing-masing menghasilkan hormon yang berbeda-
beda. Salah satu kelenjar pada organ reproduksi wanita adalah ovarium. Organ ini bertugas untuk
melepaskan sel telur serta menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Kedua hormon
tersebut memengaruhi perubahan fisik wanita saat menginjak masa pubertas, mengatur siklus
menstruasi dan masa subur, dan menunjang proses kehamilan.

D. Hormon-Hormon Yang Bekerja Dalam Tubuh Manusia

1. Melatonin

Hormon ini diproduksi di kelenjar pineal dan berfungsi sebagai antioksidan dan
mengontrol tidur. Meskipun hormon ini diproduksi secara alami oleh tubuh, namun kelebihan
maupun kekurangan hormon dapat berakibat buruk bagi tubuh.

Kelebihan hormon melatonin dapat menyebabkan lesu, gangguan hati, gangguan mata,
kelelahan, disorientasi, pikiran dan perilaku psikotik, kebingungan, mengantuk, gangguan
berbicara, gemetar, sakit kepala dan pusing. Sedangkan defisiensi atau kekurangan hormon
melatonin akan kesulitan menyebabkan tidur atau insomnia, tidur tidak nyenyak, pembesaran
prostat, depresi, kelelahan, siklus haid tidak teratur, gelisah, sindrom premenstruasi (PMS), katarak,
kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, gangguan irama jantung ( aritmia).

2. Serotonin

Hormon serotonin diproduksi di saluran cerna. Hormon ini berfungsi mengontrol mood
atau suasana hati, nafsu makan dan tidur.

Kelebihan hormon serotonin dapat menyebabkan iritasi, kegelisahan, peningkatan denyut


jantung, pupil melebar, kehilangan koordinasi otot, berkeringat, diare, sakit kepala, menggigil, mual,
muntah, kejang, demam tinggi, detak jantung tak teratur, gerakan tidak terkendali dan penurunan
kesadaran. Kekurangan hormon serotonin dapat menyebabkan kecemasan, tertekan, fobia,
pesimistis, gelisah, tidak percaya diri, mudah marah, gangguan tidur, PMS, sakit kepala dan sakit
punggung.

3. Tiroid

Hormon tiroid diproduksi di kelenjar tiroid. Hormon ini berfungsi untuk meningkatkan
tingkat metabolisme basal dan mempengaruhi sintesis protein.

Kelebihan hormon tiroid dapat menyebabkan diare, denyut jantung tidak teratur, sakit
kepala, menggigil, pedas, kejang perut, demam, sakit dada, atau sulit tidur. Sedangkan kekurangan
hormon tiroid dapat menyebabkan lelah, lesu, sembelit, nyeri sendi dan otot, ramput atau kuku
kurus dan rapuh, kurang dorongan seksual, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, detak jantung
lambat, gangguan konsentrasi dan ingatan. Bahkan beberapa dapat menyebabkan depresi dan
gangguan jiwa lainnya.

4. Adrenalin

Hormon adrenalin diproduksi di medula adrenal. Hormon ini berfungsi untuk


meningkatkan suplai oksigen dan glukosa ke otak dan otot (dengan meningkatkan denyut jantung),
meningkatkan katalisis dari glikogen dalam hati, kerusakan lipid dalam sel lemak, serta menekan
sistem kekebalan tubuh.

Kekurangan hormon adrenalin dapat menyebabkan pening, pusing, kelelahan,


penurunan berat badan. Beberapa mengalami gangguan usus, peningkatan pigmentasi kulit,
depresi, nyeri otot dan sakit pinggang akut.

5. Hormon Dopamin

Hormon Dopamin ini diproduksi di ginjal dan hipotalamus. Hormon ini berfungsi untuk
meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, menghambat penghambatan prolaktin dan TRH
dari hipofisis anterior.

Kelebihan dopamin dapat menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, detak jantung tidak
teratur, sakit dada, kesulitan bernafas, perubahan jumlah urin, perubahan warna kulit, sakit di kaki
dan lengan. Kekurangan hormon dopamin dapat menyebabkan depresi, motivasi rendah, kesulitan
memberikan perhatian dan konsentrasi, berpikir lambat, libido rendah dan impotensi, mudah lelah,
berat badan cepat naik, dan mengalami gangguan tidur.

6. Gastrin
Hormon ini diproduksi di duodenum (usus 12 jari), yang befungsi untuk sekresi asam
lambung oleh sel parietal. Kelebihan gastrin dapat menyebabkan penyakit gastrinoma yaitu tumor
jinak.

7. Hormon pertumbuhan (HGH)

Hormon ini diproduksi di pituitari anterior, dan merangsang pertumbuhan dan reproduksi
sel, berfungsi melepaskan faktor pertumbuhan 1 yang mirip insulin dari hati.

Kelebihan hormon pertumbuhan dapat menyebabkan tumor hipofisis yang jinak dan
tumbuh secara perlahan. Juga dapat menyebabkan sakit kepala, gangguan penglihatan, tekanan
saraf optik, kelebihan tulang rahang, jari tangan dan kaki, kelemahan otot, resistensi insulin.
Bahkan dapat menyebabkan diabetes tipe 2 dan berkurangnya fungsi seksual. Kekurangan hormon
ini pada anak-anak dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan dan tubuh pendek dan
tertundanya kematangan seksual. Sedangkan pada orang dewasa kekurangan hormon
pertumbuhan jarang terjadi, namun dalam beberapa kasus dapat menyebabkan obesitas,
penurunan massa otot dan penurunan energi dan kualitas hidup.

8. Insulin

Hormon ini diproduksi di pankreas dan berfungsi untuk pengambilan glukosa,


glikogenesis dan glikolisis di hati dan otot dari darah.

Kelebihan insulin dapat menyebabkan kadar gula darah sangat rendah, detak jantung
tidak teratur, berkeringat, gemetaran, mual, kelaparan berat dan kecemasan. Kadang-kadang juga
menyebabkan hipoglikemia (gula darah rendah). Kekurangan insulin dapat menyebabkan
hiperglisemia (peningkatan kadar gula darah) yang dapat menyebabkan penyakit diabetes melitus.

9. Testosteron

Hormon ini diproduksi di testis dan berfungsi sebagai hormon seks pria. Hormon ini
merangsang pematangan organ-organ seks pria, skrotum, pertumbuhan jenggot, pertumbuhan otot
dan kekuatan, dan peningkatan kepadatan tulang.

Kelebihan hormon ini dapat menyebabkan peningkatan libido yang berlebihan dan
mudah marah. Kekurangan testosteron dapat menyebabkan penyakit atau kerusakan pada
hipotalamus (kelenjar di bawah otak) atau testis yang menghambat sekresi hormon dan produksi
testosteron (hipogonadisme). Kekurangan testoreton juga dapat membuat kerutan di wajah,
kehilangan otot tubuh, pinggang menggendut, kelelahan yang kronis, penurunan libido, disfungsi
ereksi dan kesulitan mencapai orgasme ini bisa terjadi pada pria maupun wanita.

10. Hormon Progesteron

Hormon Progesteron ini diproduksi di ovarium, kelenjar adrenal dan plasenta (saat
hamil). Hormon progesteron berfungsi menaikkan faktor pertumbuhan epidermal, meningkatkan
suhu inti selama ovulasi, mengurangi kejang dan rileks otot polos (memperluas saluran pernapasan
dan mengatur lendir), antiinflamasi, mengurangi kegiatan kandung empedu, menormalkan darah
dan pembuluh pembuluh darah.

Hormon progesteron juga membantu fungsi tiroid dan pertumbuhan tulang dengan
osteoblast Resilience di tulang, gigi, gusi, sendi, tendon, ligamen dan kulit. Penyembuhan dengan
mengatur fungsi kolagen saraf dan penyembuhan dengan mengatur mielin, serta mencegah kanker
endometrium dengan mengatur efek estrogen. Kekurangan progesteron bisa membuat kecemasan,
susah tidur, susah istirahat, panik, gelisah, kekurangan cairan dan payudara membengkak.

KESIMPULAN
Hormon merupakan zat kimia yang diproduksi oleh sistem endokrin dalam tubuh dan
berfungsi untuk membantu mengendalikan hampir semua fungsi tubuh, seperti pertumbuhan,
metabolisme, hingga kerja berbagai sistem organ, termasuk organ reproduksi.

Mekanisme kerja hormon pada sel target organ adalah dengan cara yang diduduki atau
berikatan dengan reseptor.. Satu reseptor spesifik hanya dapat berikatan dengan satu jenis hormon
saja. Reseptor hormon berada di sitoplasma sel untuk hormon steroid, sedangkan reseptor hormon
non steroid terletak di membran sel.

Bagian-bagian penghasil hormon ada 9 yaitu, Kelenjar pituitari, Kelenjar hipotalamus,


Kelenjar adrenal, Kelenjar tiroid, Kelenjar paratiroid, Kelenjar timus, Kelenjar pineal, Pankreas,
Organ reproduksi.

Sedangkan hormon yang bekerja dalam tubuh manusia ada 10 yaitu, Melatonin,
Serotonin, Tiroid, Adrenalin, Hormon Dopamin, Gastrin, Hormon pertumbuhan (HGH), Insulin,
Testosteron, Hormon Progesteron

DAFTAR PUSTAKA

Manurung, Nixson; Manurung, Rostinah; Bolon, Christina M. T. (2017). Asuhan Keperawatan


Sistem Endokrin Dilengkapi Mind Mapping dan Asuhan Keperawatan Nanda Nic Noc.
Yogyakarta: Deepublish. hlm. 1, 3, 6, 7. ISBN 978-602-453-342-7.

Baldisserotto, Bernardo; Mancera, Juan Miguel; Kapoor, B.G. (2018). Fish Osmoregulation (dalam
bahasa Inggris). Boca Raton: CRC Press. hlm. 88. ISBN 978-1-4398-4311-6.

Navarro-Pardo, E., Holland, C., & Cano, A. (2017). Sex Hormones and Healthy Psychological Aging
in Women. Frontiers in Aging Neuroscience, 9, pp. 439.

Chen, P.J. National Institutes of Health (2020). U.S. National Library of Medicine MedlinePlus.
Luteinizing Hormone (LH) Blood Test.
White, C.D. National Institutes of Health (2017). U.S. National Library of Medicine MedlinePlus.
Follicle-stimulating Hormone (FSH) Blood Test.

Hayati, Alfiah (2019). Biologi Reproduksi Ikan. Surabaya: Airlangga University Press. hlm. 26. ISBN
978-602-473-177-9.

Shahab, Alwi (2017). Dasar-dasar Endokrinologi. Jakarta: Rayyana Komunikasindo. hlm. 2, 9, 10,
12. ISBN 9786026111227.

Kumar, B.V., Connors, T.J., & Farber, D.L. (2018). Human T Cell Development, Localization, and
Function Throughout Life. Immunity, 48(2), pp. 202-213.

Terbeck, et al. (2016). Noradrenaline Affects on Social Behavior, Intergrpoup Relations, and Moral
Decisions. Neuroscience and Biobehavioral Reviews, 66, pp. 54-60.

Azhar; Lubis, Triva Murtiva; Adam, Mulyadi; Gholib (2017). Pengantar Fisiologi Veteriner : Buku
untuk mahasiswa. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press. hlm. 93. ISBN 978-602-
5679-18-6.

Astuti, Pudji (2017). Endokrinologi Veteriner. Yogyakarta: UGM Press. hlm. 39, 50, 51. ISBN
9789794209189.

Pietrangelo, A. Healthline (2018). How Do Female Sex Hormones Affect Menstruation, Pregnancy,
and Other Functions?

LAMPIRAN
NO. Nama Mahasiswa Kontribusi Terhadap Kelompok
1. Cut Hillary Putri Nuswantari (126303211002) Mencari materi
2. M. Syifaul Aliffudin (126303212033) Menambah kekurangan materi
3. Desy Irmawati (126303212035) Membuat jurnal

You might also like