You are on page 1of 15

Journal of Innovative Counseling : Theory, Practice & Research (2018), 100-114

Program Studi Bimbingan dan Konseling | Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan | INNOVATIVE
Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTAS) COUNSELING
ISSN (Print): 2548-3226 |ISSN (Online): 2580-7153

ACADEMIC ANXIETY SEBAGAI DISTORSI KOGNITIF


TERHADAP SKRIPSI: PENERAPAN KONSELING
COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY DENGAN MUSIK

Dominikus David Biondi Situmorang1)


1) Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Email. david.biondi@atmajaya.ac.id

Abstract. In Indonesia, undergraduate thesis is still a pretty scary end task for most
students. Many of them do procrastination, keep away from supervisors, do non-
productive things as a form of anxiety diversion, and the most extreme is to commit
suicide as a result of excessive academic anxiety on undergraduate thesis. The
education counselor as one of the college internal agents is expected to solve the
problems that often occur every year. Based on Cognitive Behavior Therapy (CBT)
counseling approach, the academic anxiety experienced by students is a cognitive
distortion caused by maladaptive core beliefs. The process to change the student's
core beliefs to be more adaptive can be done with a modern technique, that is
through music. In its application, CBT counseling using integrative technique
through music consists of two, passive and active music therapy. What we need to
know more about how CBT views academic anxiety as a problem and how the way
to use integrative technique through music, so that counselors in Indonesia can
comprehend conceptually about CBT counseling intervention with music
appropriately in the future, in order to help students free from academic anxiety
towards undergraduate thesis.

Keywords: Academic Anxiety, Undergraduate Thesis, Counseling, Cognitive


Behavior Therapy, Music

Rekomendasi Citasi: Situmorang, D.D.B. (2018). Academic Anxiety Sebagai Distorsi


KognitifTerhadap Skripsi : Penerapan Konseling Cognitive Behavior Therapy dengan Musik. Journal of
Innovative Counseling : Theory, Practice & Research, 2 (2): pp. 100-114

Article History: Received on 15/04/2018; Revised on 27/05/2018; Accepted on 20/06/2018; Published


Online: 12/08/2018. This is an open access article distributed under the Creative Commons Attribution
License, which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the
original work is properly cited. © 2017 Journal of Innovative Counseling : Theory, Practice &
Research

PENDAHULUAN memenuhi persyaratan tertentu baik mengenai isi


Skripsi merupakan salah satu karya tulis dan sistematika maupun mengenai teknik
yang dibuat oleh mahasiswa untuk membuktikan penulisan. Pada prinsipnya skripsi mengkaji
bahwa mahasiswa telah berhasil mencernakan suatu masalah yang didasarkan dan didukung
ilmu yang dipelajarinya, sehingga dapat melalui kegiatan penelitian atau kajian pustaka.
menerapkannya dalam bentuk karya ilmiah atas Penelitian yang dimaksudkan adalah suatu proses
tanggung jawabnya sendiri (Widyarto, 1988 mencari jawaban atas suatu pertanyaan atau
dalam Sudarnoto, Pedhu, Mamahit, Prasetiyo, masalah melalui metode sistematis dan
2012). Sebagai karya tulis ilmiah, skripsi harus
100
Academic Anxiety Sebagai Distorsi KognitifTerhadap Skripsi : Penerapan Konseling
Cognitive Behavior Therapy dengan Musik Situmorang, D.D. Biondi

terkendali (Widyarto, 1988 dalam Sudarnoto et terbunuh oleh mahasiswanya sendiri di dalam
al, 2012). toilet pada 2 Mei 2016. Motif pembunuhan yang
Mahasiswa strata satu untuk mencapai dilakukan oleh Roy Mandosah Siregar terhadap
gelar akademisnya, harus menyelesaikan dosennya tersebut lantaran persoalan skripsi.
skripsinya dengan baik. Bagi sebagian Berita yang terakhir dirilis oleh Indrawan (2016)
mahasiswa, skripsi adalah suatu hal yang melalui Detik News.com pada tanggal 27 Juli
dianggap biasa saja. Akan tetapi bagi sebagian 2016, diberitakan bahwa salah satu mahasiswa
mahasiswa yang lain, skripsi bisa menjadi suatu semester 8 Universitas Multimedia Nusantara
hal yang dapat memicu kecemasan atau stres (UMN) yang bernama Efren Ody Ekiriandra
(Situmorang, 2017). Hal ini disebabkan oleh ditemukan tewas tergantung di rumahnya sendiri
kurangnya motivasi berprestasi dan kreativitas menggunakan kabel antena. Menurut Kasubag
mahasiswa (Situmorang, 2016). Proses Humas Polres Jakarta Selatan Kompol Purwanta
penyusunan skripsi yang sering kali menyita dalam keterangannya korban diduga bunuh diri
waktu dan pikiran menjadikan mahasiswa karena lantaran dua kali proposal skripsinya
merasa terbebani. Oleh karena itu, skripsi dapat ditolak oleh dosen pembimbing.
digolongkan sebagai salah satu stressor Berdasarkan fenomena-fenomena di atas,
kecemasan bagi mahasiswa. Dampak kecemasan skripsi memang merupakan tugas akhir yang
yang ditimbulkan bagi mahasiswa akan membuat cemas para mahasiswa. Menurut
memunculkan masalah-masalah yang Situmorang (2017) masalah yang umum dihadapi
berhubungan dengan motivasi, prestasi, dan oleh mahasiswa dalam menyusun skripsi adalah
dampak psikologis. banyaknya mahasiswa yang tidak mempunyai
Menurut Ottens (1991), kecemasan kemampuan tulis menulis, serta adanya
mahasiswa dalam menyusun tugas akhir (skripsi) ketidaktertarikan mahasiswa pada penelitian.
di Universitas merupakan salah satu gejala Gejala-gejala academic anxiety yang mereka
academic anxiety (kecemasan akademik). rasakan secara afektif, diantaranya ialah perasaan
Academic anxiety adalah kondisi yang jengkel karena dosennya sulit ditemui, merasa
ditimbulkan oleh adanya perasaan cemas yang pesimis, dan mudah marah. Gejala-gejala fisik
berlebihan dengan berbagai tugas akademis yang yang muncul antara lain berkurangnya nafsu
ada di dalam institusi pendidikan. Ketika makan, tidak bisa tidur, sulit berkonsentrasi,
kecemasan yang dirasakan oleh mahasiswa sakit pinggang, migrain, mata tegang, sariawan,
berlebihan maka akan berpengaruh secara sakit perut, dan gemetar ketika melakukan
negatif, karena mahasiswa mengalami tekanan konsultasi. Selain itu gangguan perilaku yang
psikologis, sehingga mahasiswa tersebut muncul adalah mereka banyak menghabiskan
mendapatkan hasil belajar yang kurang baik dan waktu untuk merokok, menonton televisi,
lebih banyak menghindari tugas, hal ini menjadi pendiam, dan malas berinteraksi.
disebabkan oleh penurunan rentang perhatian, Banyak mahasiswa yang terbebani oleh skripsi.
konsentrasi dan memori pada mahasiswa. Tidak sedikit mahasiswa yang lama lulusnya
Fenomena yang terjadi di Indonesia, karena skripsi, hal tersebut disebabkan karena
bahwa cukup banyak mahasiswa yang terlalu lama dalam mencari judul dan lambat
mengalami academic anxiety karena skripsi, di dalam menyelesaikan revisi.
antara mereka ada yang melakukan bunuh diri Bandura (1997) mengatakan bahwa hal-
bahkan hingga membunuh dosen pembimbing hal tersebut dipicu oleh adanya ketidakyakinan
skripsinya sendiri. Berdasarkan berita yang mahasiswa akan kemampuan dirinya untuk
dilansir dalam media kompas.com mengatasi tugas-tugas akademik. Keyakinan
(2008), Hendrawan Winata, mahasiswa kecakapan diri/efikasi diri (self-efficacy)
Universitas YAI Salemba melakukan bunuh diri memainkan peran yang sentral bagi timbulnya
dengan melompat dari Gedung Universitas Atma kecemasan (Purwanto dalam Prawitasari, 2012).
Jaya Jakarta lantaran skripsinya tak kunjung Self-efficacy adalah keyakinan seseorang tentang
selesai. Berita yang dilansir oleh Wika (2016) kapabilitas dirinya untuk bisa mengatasi tugas
melalui kompasnasional.com, memberitakan yang ia hadapi, bahwa dirinya mampu menguasai
bahwa salah satu dosen Universitas situasi dan memberikan hasil yang positif. Self-
Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) efficacy yang tinggi akan berdampak pada
Medan, yang bernama Hj. Nuraini Lubis tewas tereduksinya pikiran-pikiran yang menyakitkan

101
JOURNAL OF INNOVATIVE COUNSELING : THEORY, PRACTICE & RESEARCH
Vol.2, No.2, Agustus 2018
Available online: http://journal.umtas.ac.id/index.php/innovative_counseling
Situmorang, D.D. Biondi

(intrusive aversive thoughts) terkait tugas yang pikiran negatif yang dimiliki menuju pikiran-
dihadapi dan pada gilirannya akan terjadi pikiran yang lebih adaptif.
penurunan tingkat kecemasan. Menurut Corey (2012), dalam membantu
Akar dari academic anxiety adalah self- individu menstruktur kembali pikiran-pikiran
efficacy yang rendah. Hasil penelitian negatif yang dimiliki melalui pendekatan
Csikszentmilhalyi (dalam Schunk, Pintrich, & Cognitive Behavior Therapy (CBT), dapat
Mecce, 2008) menyimpulkan bahwa ada tiga menggunakan beberapa teknik antara lain;
kategori respons afektif yang akan terjadi dalam modeling, latihan pembentukan perilaku,
diri mahasiswa terkait dengan tugas-tugas pekerjaan rumah, feedback, restrukturisasi
akademik, yaitu mereka mengalami kebosanan, kognitif, desensitisasi, pemecahan masalah,
mereka mengalami kecemasan, atau hanyut manajemen stres, pemberian informasi, meditasi
dalam tugas atau mengalami flow. Flow adalah dan latihan relaksasi (melalui musik). Dalam
keadaan seorang individu yang hanyut atau lebur pendekatan konseling integrative approach,
sepenuhnya dalam aktivitas yang dikerjakan, penggunaan musik dalam proses konseling
segenap perhatian tercurah pada aktivitas disebut dengan music therapy (Capuzzi & Gross,
tersebut. Respon afektif mana yang akan terjadi 2011; Sharf, 2012). Gladding (2016)
dalam diri individu ketika menghadapi tugas- menyarankan bahwa dalam proses konseling
tugas akademik pada dasarnya dipengaruhi oleh yang modern diharapkan para konselor dapat
dua faktor; pertama adalah derajat tantangan mengintegrasikan terapi seni dalam proses
(kesulitan tugas) yang dihadapi dan kedua adalah bantuan terhadap konseli. Salah satu terapi seni
derajat kapabilitas atau skill yang dimiliki yang dapat menembus batas-batas budaya ialah
individu terkait dengan tugas akademik yang melalui musik. Siapapun menyukai musik, tanpa
harus mereka kerjakan. Seseorang akan memandang usia, gender, suku, agama, ras, latar
mengalami kebosanan dalam mengerjakan suatu belakang pendidikan, dan lainnya (Djohan,
tugas ketika mereka memandang bahwa 2006).
kecakapan mereka jauh lebih tinggi Menurut Wigram, Pedersen, & Bonde
dibandingkan dengan tugas yang harus dilakukan (2002), perkembangan music therapy di dunia
tersebut, sebaliknya mereka akan mengalami dewasa ini dalam praktiknya banyak berpusat
kecemasan ketika mereka meyakini bahwa pada teori Behavior, yang secara spesifik lebih
tantangan yang dihadapi melampaui kecakapan mengarah pada Cognitive Behavior Therapy
yang dimiliki. Dan individu akan mengalami (CBT). Penelitian mutakhir mengenai music
flow ketika terjadi keseimbangan antara besarnya therapy yang berpusat pada teori CBT dalam
tantangan dan kapabilitas individu. pelaksanaan konseling telah banyak dilakukan,
Berdasarkan pendekatan Cognitive yaitu di antaranya penelitian yang dilakukan oleh
Behavior Therapy (Corey, 2013), seorang Zhang et al. (2017), Gómez Gallego & Gómez
mahasiswa yang mengalami self-efficacy yang Garcia, (2017), Stamoua et al. (2016), Gomez-
rendah sehingga mengakibatkan academic Romero et al. (2016), Vargas (2015), Spahn
anxiety yang tinggi, disebabkan oleh adanya (2015), Hui-Chi Li et al. (2015), Fredenburg &
distorsi kognitif atau pikiran-pikiran negatif Silverman (2014), Rogers et al. (2007), Baker,
terkait ketidakberdayaan atau Gleadhill, & Dingle (2007). Mayoritas penelitian
ketidakmampuannya dalam hal akademik. tersebut membuktikan efektivitas integrasi CBT
Distorsi kognitif terbentuk dari core belief yang dengan music therapy untuk para klien demensia,
telah menetap yaitu merupakan keyakinan paling alzheimer, adiksi narkoba, dan transplantasi
dasar tentang diri, adanya keyakinan tidak organ. Namun, sampai saat ini penelitian dalam
mampu secara akademik dan keyakinan tidak bidang pendidikan masih sangat jarang bahkan
berdaya, keyakinan-keyakinan ini terbentuk sulit untuk ditemukan. Barulah pada tahun 2018
berdasarkan pengalaman atau peristiwa yang untuk pertama kalinya di Indonesia, penelitian
dialami oleh individu. Sehingga ketika individu CBT dengan musik dalam bidang pendidikan
mengalami masalah terkait self-efficacy yang muncul. Situmorang (2018) berhasil menguji
rendah dan academic anxiety yang tinggi, maka efektivitas konseling kelompok CBT dengan
hal yang perlu untuk dilakukan adalah dengan menggunakan teknik passive dan active music
membantu individu menstruktur kembali pikiran- therapy, bahwa kedua teknik tersebut sama-sama
secara efektif mereduksi academic anxiety dan
102
Academic Anxiety Sebagai Distorsi KognitifTerhadap Skripsi : Penerapan Konseling
Cognitive Behavior Therapy dengan Musik Situmorang, D.D. Biondi

meningkatkan self-efficacy mahasiswa penyusun lebih banyak menghindari tugas. Hal ini
skripsi. disebabkan oleh penurunan rentang perhatian,
konsentrasi dan memori pada mahasiswa. Namun
di sisi lain, kecemasan memiliki pengaruh yang
PEMBAHASAN positif terhadap mahasiswa karena dapat
memotivasi mahasiswa untuk menyelesaikan
Academic Anxiety berbagai tugas akademisnya.
Menurut Cornell University (2007), Lebih lanjut, Ottens (1991) dan Cornell
academic anxiety atau kecemasan akademik University (2007) menjelaskan mengenai
adalah hasil dari proses biokimia dalam tubuh hubungan antara anxiety dengan performance
dan otak yang meningkat dan membutuhkan mahasiswa dalam lingkup pendidikan. Jika
perhatian. Perubahan terjadi dalam respon semakin low (rendah) level of anxiety seorang
terhadap situasi akademik, seperti menyelesaikan mahasiswa, maka akan semakin low (rendah)
tugas-tugas di sekolah/universitas, diskusi di juga level of performancenya dalam pencapaian
kelas atau ketika ujian. Ketika kecemasan akademik. Selain itu juga, jika semakin high
meningkat, tubuh akan memberikan reaksi atau (tinggi) level of anxiety seorang mahasiswa,
respon untuk menolak atau memperjuangkannya. maka akan semakin low (rendah) juga level of
Menurut Ottens (1991), academic anxiety atau performancenya dalam pencapaian akademik.
kecemasan akademik adalah kondisi yang Namun, jika seorang mahasiswa memiliki level
ditimbulkan oleh adanya perasaan cemas yang of anxiety yang wajar atau mengarah pada level
berlebihan dengan berbagai tugas akademis yang middle akan cenderung memiliki level of
ada di dalam institusi pendidikan. Ketika performance yang high (tinggi). Hal ini yang
kecemasan yang dirasakan oleh mahasiswa membuktikan bahwa kecemasan memiliki
berlebihan maka akan berpengaruh secara negatif pengaruh yang positif terhadap mahasiswa
karena mahasiswa mengalami tekanan karena dapat memotivasi mahasiswa untuk
psikologis, sehingga mahasiswa tersebut menyelesaikan berbagai tugas akademisnya.
mendapatkan hasil belajar yang kurang baik dan
Gambar 1. Hubungan antara academic anxiety dengan academic performance

1. Pola kecemasan yang menimbulkan


aktivitas mental (patterns of anxiety-
Karakteristik Academic Anxiety engendering mental activity):
Ottens (1991) menyatakan bahwa Individu menunjukkan pikiran, persepsi,
academic anxiety atau kecemasan akademik dan pandangan yang mengarah pada
adalah masalah penting yang akan kesulitan akademik yang akan dihadapi.
mempengaruhi sejumlah besar peserta didik. Hal ini melibatkan tiga aktivitas mental.
Terdapat empat karakteristik kecemasan Pertama dan yang terpenting adalah
akademik, yaitu: kekhawatiran. Individu sering merasa
tidak aman dengan menganggap semua
yang dilakukannya salah. Kedua,

103
JOURNAL OF INNOVATIVE COUNSELING : THEORY, PRACTICE & RESEARCH
Vol.2, No.2, Agustus 2018
Available online: http://journal.umtas.ac.id/index.php/innovative_counseling
Situmorang, D.D. Biondi

kecemasan akademik disebabkan karena menjawab pertanyaan ujian dengan


self-dialog yang maladaptif. Self-dialog terburu-buru atau terlalu teliti untuk
pada individu yang mengalami menghindari kesalahan dalam ujian.
kecemasan akademik sering ditandai Tindakan lain yang tidak tepat adalah
dengan kritik diri (self-critism) yang memaksakan diri ketika dalam waktu
keras, menyalahkan diri, dan kepanikan bersantai (relax).
berbicara pada diri sendiri (self-talk)
yang mengakibatkan timbulnya perasaan
cemas dan berkontribusi merendahkan Pendekatan Cognitive Behavior Therapy
kepercayaan diri dan mengacaukan (CBT)
individu dalam pemecahan masalah. Konseling pendekatan CBT adalah
Ketiga adalah rendahnya keyakinan diri konseling yang berfokus pada wawasan yang
individu. Individu memiliki keyakinan menekankan pada proses untuk mengubah
yang salah tentang isu-isu penting yang pikiran negatif dan keyakinan maladaptif yang
dapat menyebabkan munculnya dimiliki oleh individu (Corey, 2013). Inti dari
kecemasan akademik, seperti bagaimana pendekatan CBT didasarkan pada alasan teoritis
menetapkan nilai dalam diri, bagaimana mengenai cara manusia merasa dan berperilaku,
cara memotivasi diri, dan bagaimana yang ditentukan oleh bagaimana mereka
cara mengatasi kecemasan. memandang dan menstruktur pengalaman
2. Perhatian yang menunjukkan arah yang mereka sendiri. Asumsi teoritis konseling CBT
salah (misdirected attention): adalah bahwa komunikasi internal manusia dapat
Ini merupakan masalah besar dalam diakses oleh introspeksi, bahwa kepercayaan
kecemasan akademik. Pada umumnya konseli memiliki makna yang sangat pribadi, dan
individu diharapkan dapat berkonsentrasi bahwa makna ini dapat ditemukan oleh konseli
penuh pada tugas-tugas akademik, dari apa yang dipelajari atau ditafsirkan oleh
seperti membaca buku, ujian, dan konseli.
mengerjakan tugas rumah. Akan tetapi, Konseling CBT pada hakekatnya memiliki
individu yang mengalami kecemasan tujuan untuk mengubah cara berpikir konseli
akademik membiarkan perhatian mereka yang maladaptif dengan membantu mereka
teralihkan. Perhatian dapat dialihkan menyadari automatic thought (pikiran-pikiran
melalui faktor eksternal (perilaku peserta otomatis) dan distorsi kognitif yang bersumber
didik lain, jam, suara-suara bising), atau pada core belief yang telah menetap. Maka hal
faktor internal (kecemasan, melamun, yang perlu untuk dilakukan adalah dengan
dan reaksi fisik). membantu individu menstruktur kembali pikiran-
3. Distres secara fisik (physiological pikiran negatif yang dimiliki menuju pikiran-
distress): pikiran yang lebih adaptif. Individu cenderung
Banyak perubahan pada tubuh untuk mempertahankan keyakinan mereka
diasosiakan dengan emosi dari tentang diri mereka sendiri, dunia mereka, dan
kecemasan menjadi terganggu jika masa depan mereka. Fokus utama dari konseling
diinterpretasikan sebagai hal yang CBT adalah untuk membantu konseli dalam
berbahaya atau menjadi fokus utama dari menguji dan merestrukturisasi keyakinan inti
perhatian selama tugas akademik yang mereka miliki. Dengan mendorong konseli
berlangsung. untuk mengumpulkan dan mempertimbangkan
4. Perilaku yang kurang tepat bukti yang mendukung keyakinan mereka
(innappropriate behaviors): tersebut, konselor membantu konseli untuk
Individu yang mengalami kecemasan mengubah suasana hati dan perilaku mereka
akademik memilih perilaku yang (Corey, 2013).
mengarah pada situasi akademis yang
tidak tepat. Menghindar (prokrastinasi)
adalah hal yang umum dijumpai, seperti
menghindar dari melaksanakan tugas
(berbicara dengan teman ketika sedang Asumsi Masalah Academic Anxiety menurut
belajar). Individu yang cemas juga CBT
104
Academic Anxiety Sebagai Distorsi KognitifTerhadap Skripsi : Penerapan Konseling
Cognitive Behavior Therapy dengan Musik Situmorang, D.D. Biondi

Berdasarkan konsep dasar terkait tidak percaya diri, kecemasan, depresi, dll.
academic anxiety yang telah dijelaskan Kondisi yang mencirikan pikiran depresif ini
sebelumnya, bahwa academic anxiety merupakan muncul karena adanya distorsi kognitif atau
penilaian subyektif atau sikap individu tentang pikiran-pikiran negatif terkait ketidakberdayaan
pikiran, persepsi, dan pandangan yang mengarah atau ketidakmampuannya dalam hal akademik.
pada kesulitan akademik yang akan dihadapi. Distorsi kognitif terbentuk dari core belief yang
Penilaian individu terhadap kesulitan akademik telah menetap yaitu merupakan keyakinan paling
berdasarkan pengalaman atau peristiwa, ketika dasar tentang diri, adanya keyakinan tidak
individu dihadapkan pada peristiwa atau mampu secara akademik dan keyakinan tidak
pengalaman masa lalu, maka akan berdaya, keyakinan-keyakinan ini terbentuk
mempengaruhi cara individu menghadapi berdasarkan pengalaman atau peristiwa yang
masalah, meliputi cara berpikir, perasaan yang dialami oleh individu. Sehingga, ketika individu
ditimbulkan, perilaku yang dilakukan, serta mengalami masalah terkait academic anxiety,
reaksi tubuh yang muncul. Sehingga dibutuhkan maka hal yang perlu untuk dilakukan adalah
suatu pendekatan yang memandang masalah dengan membantu individu menstruktur kembali
individu dari bagaimana individu tersebut pikiran-pikiran negatif yang dimiliki menuju
berpikir, merasa, dan berperilaku terhadap pikiran-pikiran yang lebih adaptif. Berikut ini
tubuhnya. Pendekatan yang tepat adalah merupakan bentuk adaptasi konsep “Hot Cross
pendekatan kognitif perilaku (CBT). Bun” (HCB) pada CBT untuk Academic Anxiety
Menurut Situmorang (2018), model (Situmorang, 2018):
kognitif perilaku (CBT) terdiri dari hierarki
pikiran yang dibagi menjadi tiga bagian utama
yaitu: (a) Negative Automatic Thoughts (NATs):
pikiran yang muncul secara otomatis, cepat, dan
tanpa sadar dari dalam pikiran ketika seseorang
sedang mengalami stres atau emosi negatif
terkait dengan kesulitan akademik yang akan
dihadapi, seperti pikiran “skripsi itu sulit”,
“skripsi itu adalah sesuatu yang menakutkan”,
dll, kemudian (b) Asumsi dasar, merupakan
asumsi yang mendasari dan memandu perilaku
individu sehari-hari, menetapkan standar, nilai-
nilai hidup, dan aturan untuk hidup. Selanjutnya
adalah (c) Keyakinan inti (core belief),
merupakan keyakinan paling dasar tentang diri,
yaitu keyakinan bahwa tidak mampu secara
akademik dan keyakinan tidak berdaya.
Keyakinan individu terhadap ketidakberdayaan
ini seperti, “saya tidak sanggup mengerjakan
skripsi karena kemampuan akademis saya kurang
mumpuni”, “saya tidak memiliki kemampuan
menulis yang baik”, dll. Keyakinan inti (core
belief) inilah yang telah menetap dan dapat
memunculkan distorsi kognitif, yaitu kondisi
yang mencirikan pikiran depresif tentang
kesulitan akademik yang akan dihadapi, sehingga
individu mengalami masalah dan memiliki
gambaran tertentu dari masalahnya tersebut.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa ketika individu
memiliki academic anxiety maka akan
mengakibatkan gangguan emosional seperti:
Gambar 2. Bentuk adaptasi konsep “Hot Cross Bun” (HCB) pada CBT untuk Academic Anxiety

105
JOURNAL OF INNOVATIVE COUNSELING : THEORY, PRACTICE & RESEARCH
Vol.2, No.2, Agustus 2018
Available online: http://journal.umtas.ac.id/index.php/innovative_counseling
Situmorang, D.D. Biondi

Pengalaman Masa Lalu


Misal: Mengalami kegagalan akademis (seperti tidak naik kelas, atau mendapatkan
nilai yang jelek), mendapat label sebagai anak yang kurang pandai dari lingkungan
semasa kecil, tuntutan orang tua untuk nilai akademis terlalu tinggi.

Keyakinan Diri (Core Belief)


Misal: “Saya tidak sanggup mengerjakan skripsi karena kemampuan akademis saya
kurang mumpuni”, “saya tidak memiliki kemampuan menulis yang baik”, “saya sulit
menulis skripsi dengan baik karena saya kurang pandai”, “saya adalah anak yang
bodoh atau tidak berdaya”, dll.

Distorsi Kognitif
Misal: “Jika saya pintar, saya akan dapat mengerjakan skripsi dengan baik”, “namun
jika saya bodoh, saya tidak akan dapat mengerjakan skripsi dengan baik”, “orangtua
saya menganggap bahwa saya adalah orang yang tidak berdaya atau bodoh maka orang
lain akan melakukan hal yang sama”, “kemampuan menulis saya buruk, itu
menandakan bahwa saya tidak dapat menyusun skripsi dengan baik”.

Pemicu (Peristiwa dan Situasi)


Misal: Skripsi merupakan tugas akhir yang cukup menyita waktu, tenaga, dan pikiran;
cukup banyak mahasiswa yang mengganggap skripsi sebagai hal yang menakutkan,
mediaberitamelaporkan kasus bunuh diri banyak terjadi pada mahasiswa penyusun
skripsi, jumlah bobot SKS skripsi yang begitu besar sehingga menuntut mendapatkan
nilai yang ideal agar tidak mengganggu IPK, mendapat label negatif dari orang lain
jika tidak dapat lulus dengan tepat waktu.
HOT CROSS BUN

Pikiran Otomatis
Misal:”Saya bodoh atau tidak berdaya,”Saya tidakdapat menyusun skripsi
dengan baik karena saya bodoh”, “kemampuan menulis saya tidak baik”,
”Saya tidak sepintar teman saya”.

Reaksi Tubuh Perasaan


Jantung berdebar, sulit tidur, Ketidakpuasan terhadap
Keringat dingin, gemetar, dll. kemampuan akademik,
harga diri rendah,
tidak percaya diri
dengan kemampuan,
cemas dan takut gagal,
cemas tidak dapat
lulus
Perilaku
Prokrastinasi, menghindari dosen, dan melakukan aktivitas non-productive

Hasil
Academic Anxiety terhadap skripsi tinggi, Self-efficacy rendah

106
Academic Anxiety Sebagai Distorsi KognitifTerhadap Skripsi : Penerapan Konseling
Cognitive Behavior Therapy dengan Musik Situmorang, D.D. Biondi

bisa dari lingkungan atau suatu stimulus apapun


Model ABC Academic Anxiety berdasarkan yang mengawali seluruh proses reaksi.
Pendekatan CBT

Formula Dasar: B (Belief):


Pikiran, keyakinan, atau sikap.
A B C

C (Consequence):
A (Activating Event): Baik emosi atau perilaku seseorang. C
Satu situasi di mana yang menyebabkan suatu merupakan konsekuensi dari A. Di mana mereka
kejadian yang tidak mengenakkan, pencetusnya merefleksikan dalam perasaan dan pikirannya.
Tabel 1. Ilustrasi klinis ABC model CBT terhadap academic anxiety

Ilustrasi klinis ABC model


A (Activating Event) = B (Belief) = Pikiran, C (Consequence - C (Consequence -
Peristiwa Pemicu keyakinan, atau sikap Emotional) = Behavior) =
Konsekuensi emosi Konsekuensi perilaku
Skripsi cukup menyita • “Saya tidak sanggup • Ketidakpuasan • Prokrastinasi
waktu, tenaga, dan mengerjakan skripsi terhadap kemampuan • Menghindari
pikiran karena kemampuan akademik dosen
akademis saya kurang • Harga diri rendah pembimbing
mumpuni” • Tidak percaya diri • Melakukan
• “Saya tidak memiliki dengan kemampuan aktivitas non-
kemampuan menulis pribadi productive
yang baik” • Cemas • Kemungkinan
• “Saya tidak sepintar • Takut gagal melakukan
teman saya” • Takut tidak dapat lulus bunuh diri jika
• “Saya bingung harus tepat waktu mengalami
memulainya dari depresi
mana” berkepanjangan
Fungsi dari morfin-morfin alami tersebut dapat
Musik untuk Academic Anxiety membuat tubuh menjadi lebih rileks, sehingga
Menurut Vianna, Barbosa, Carvalhaes, dapat mereduksi kecemasan atau stres.
dan Cunha (2012 dalam Rosanty, 2014), seorang Wigram et al. (2002) menjelaskan bahwa
individu yang mengalami anxiety disebabkan salah satu intervensi untuk meningkatkan
oleh produksi hormon tiroksin yang tinggi dalam produksi hormon endorphin dan serotonin ialah
otak manusia. Seseorang yang mengalami proses dengan melakukan relaksasi melalui
emosional yang negatif akan merangsang mendengarkan musik. Secara psikologis, musik
hipotalamus memproduksi hormon tiroksin yang memiliki hubungan yang positif dalam
tinggi. Hal tersebut yang menyebabkan individu kehidupan manusia. Musik, dapat membuat
mudah lelah, mudah cemas, mudah tegang, seseorang menjadi lebih rileks, mengurangi stres,
mudah takut, dan susah tidur, sehingga keadaan menimbulkan rasa aman dan sejahtera,
individu menjadi kurang optimal. Untuk meningkatkan rasa bahagia, dan membantu
menanggulangi hal tersebut, menurut Mucci dan melepaskan rasa sakit (Djohan, 2006). Hal ini
Mucci (2002) seseorang harus dapat diperkuat juga oleh penelitian yang dilakukan
menyeimbangkan diri dalam setiap kondisi yang oleh Laura, Sylvie, dan Aurore (2015); dan
dialami. Otak manusia memiliki empat morfin Zarate (2016) bahwa musik dapat meningkatkan
alami tubuh yaitu hormon positif yang dapat produksi hormon endorphin dan serotonin yang
meredakan penyakit dan membuat hidup menjadi mengakibatkan seorang individu dapat merasa
bahagia. Morfin tersebut yaitu hormon lebih bahagia dan mereduksi kecemasan yang
endorphin, dopamin, serotonin, dan oksitosin. dialami.

107
JOURNAL OF INNOVATIVE COUNSELING : THEORY, PRACTICE & RESEARCH
Vol.2, No.2, Agustus 2018
Available online: http://journal.umtas.ac.id/index.php/innovative_counseling
Situmorang, D.D. Biondi

Musik sebagai suatu intervensi yang sehingga proses konseling menjadi lebih efektif.
dapat dilakukan dalam membantu seorang Penggunaan musik dalam proses konseling
individu dalam mereduksi kecemasan dan dikenal sebagai music therapy. Capuzzi & Gross
meningkatkan self-efficacy telah banyak terbukti. (2011) dan Sharf (2012), mengkaji bahwa music
Penelitian yang dilakukan oleh Sharma dan therapy sebagai salah satu bentuk intervensi
Jagdev (2012) menunjukkan bukti bahwa dengan terapi ekspresif/seni kreatif dalam pendekatan
penggunaan musik dapat mereduksi stress konseling integratif, yang dapat diterapkan dalam
akademis yang dialami oleh 30 orang remaja. proses konseling. Selain itu juga, dalam jurnal
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh yang dituliskan oleh Bastemur, Dursun-Bilgin,
Lilley, Obercle, dan Thompson (2014) Yildiz, dan Ucar (2016) disebutkan bahwa music
membuktikan efektivitas musik dapat mereduksi therapy adalah salah satu teknik alternatif yang
kecemasan sebelum melakukan performance. dapat dilakukan oleh konselor dalam membantu
Penelitian yang dilakukan oleh Clements-Cortés klien dalam mengentaskan permasalahannya.
(2016) menunjukkan bahwa melalui music Namun pada kenyataannya di lapangan, konselor
therapy mampu meningkatkan self-efficacy di Indonesia masih kurang menerapkan bentuk
individu. Di Indonesia, penelitian yang dilakukan intervensi terapi musik ini dalam layanan
oleh Situmorang (2018) juga berhasil konseling sehari-hari. Hal ini dibuktikan dengan
menunjukkan hasil yang senada. sedikitnya jumlah kajian literatur buku konseling
Indonesia yang membahas tentang terapi musik,
Musik dalam Konseling sebagai Music sedikitnya penelitian mengenai terapi musik
Therapy yang diterapkan dalam proses konseling, dan
Menurut Skudrzyk et al. (2014), sedikitnya pembahasan mengenai terapi musik
penggunaan musik dapat diberikan dalam proses dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia
konseling. Musik dapat digunakan untuk (Djohan, 2006).
membantu individu memahami perkembangan Terapi musik yang dilakukan di College
emosi dan kognitif mereka. Individu dapat of Notre Dame, Belmont, California
mendengarkan lagu, ataupun memainkan alat menggunakan stimulus suara (bunyi, musik)
musik secara aktif. Melalui musik, konselor untuk mengetahui dampak suara terhadap
dapat membuat proses konseling menjadi lebih kondisi stres dan rileks yang dialami seseorang,
menarik dan efektif. Bradley, Whiting, sekarang sudah mendunia (Djohan, 2006).
Hendricks, Parr, dan Jones Jr. (2014) juga Namun penerapan terapi musik ini masih jarang
mengungkapkan bahwa ada beberapa teknik ditemukan, karena masih merupakan hal yang
yang dapat membantu konselor dan klien dalam baru, khususnya dalam konseling. Terapi musik
melakukan reframing ide, memfokuskan dapat berdampak positif untuk mengatasi
perspektif, eksternalisasi emosi, dan kecemasan. Terapi musik merupakan teknik yang
memperdalam pemahaman dari sebuah sangat mudah dilakukan dan terjangkau, namun
pengalaman atau masalah. Salah satunya ialah efeknya cukup besar. Studi mengenai musik
melalui musik. Penggunaan musik dalam proses sebagai media terapi pernah dilakukan oleh Dewi
konseling memiliki banyak manfaat yang (2015). Dari hasil studi metaanalisis tersebut,
terapeutik. Gladding (2016) juga disarankan bahwa musik dapat digunakan
mengungkapkan bahwa salah satu strategi sebagai pendekatan dalam membantu individu
konseling untuk mengurangi, menurunkan dan yang mengalami hambatan kondisi fisik,
mengatasi kecemasan dan ketegangan emosi perilaku, dan psikologis agar mampu menjadi
adalah berupa teknik relaksasi melalui terapi lebih baik. Penelitian mengenai pengaruh musik
musik. Teknik relaksasi merupakan coping skill sebagai media terapi terhadap kecemasan
yang efektif untuk menurunkan tingkat akademik mahasiswa juga pernah dilakukan oleh
kecemasan. Keberadaan musik sebagai media Rosanty (2014). Dari hasil penelitian tersebut,
terapi ini merupakan salah satu fenomena yang musik dapat digunakan sebagai intervensi untuk
menarik untuk dikaji dan dikembangkan. Sejak menurunkan kecemasan yang dialami oleh
tahun 1992, Gladding (2016) memperkenalkan mahasiswa. Namun, penelitian ini hanya
penggunaan musik dalam konseling. Musik membuktikan penggunaan musik Mozart sebagai
digunakan sebagai media untuk menenangkan, passive music therapy (terapi musik pasif) saja,
dan membantu konseli untuk merasa nyaman, dan belum mengkaji tentang pemberian musik
108
Academic Anxiety Sebagai Distorsi KognitifTerhadap Skripsi : Penerapan Konseling
Cognitive Behavior Therapy dengan Musik Situmorang, D.D. Biondi

dalam teknik active music therapy (terapi musik negatif yang menyebabkan hal tersebut,
aktif). Situmorang (2018) akhirnya melakukan kemudian mengevaluasi pikirannya, dan
penelitian lebih lanjut mengenai perbedaan selanjutnya mereka bereksplorasi alternatif untuk
efektivitas pemberian terapi musik dengan teknik mengubah pikiran negatif tentang dirinya dan
passive music therapy dan active music therapy lingkungannya melalui aktivitas mendengarkan
untuk membuktikan teknik yang paling efektif musik secara reseptif/pasif dengan guided
dalam mereduksi academic anxiety mahasiswa. imagery. Selain itu juga, dengan menggunakan
Hasilnya menunjukkan bahwa passive music teknik active music therapy yang berpusat pada
therapy terbukti lebih efektif pada saat pretest vs CBT ini, diharapkan dapat membantu menyadari
posttest dibandingkan dengan active music kecemasannya tersebut, kemudian mengevaluasi
therapy. Namun, pada saat pretest vs follow-up kecemasannya tersebut berdasarkan pengalaman
dan posttest vs follow-up, active music therapy masa lalunya yang tidak menyenangkan,
jauh lebih efektif dalam mereduksi academic selanjutnya mereka berdamai dengan
anxiety mahasiswa penyusun skripsi. pengalaman masa lalunya, dan mengoptimalkan
kemampuan yang dimiliki agar dapat
Konseling CBT dengan Music Therapy menyelesaikan skripsi dengan baik melalui
Menurut Wigram et al. (2002), aktivitas musik secara aktif, yaitu menciptkan
perkembangan music therapy di dunia dewasa ini lagu (composing), improvisasi, dan re-creating
dalam praktiknya banyak berpusat pada teori music. Hal lain yang tidak kalah pentingnya dari
Behavior, yang secara spesifik lebih mengarah pemberian music therapy ini ialah untuk
pada Cognitive Behavior Therapy (CBT). membantu konseli meningkatkan produksi 4
Penelitian mutakhir mengenai music therapy hormon positif yang dimiliki oleh setiap
yang berpusat pada teori CBT dalam pelaksanaan individu, yaitu endorphin, dopamin, serotonin,
konseling telah banyak dilakukan, yaitu di dan oksitosin (Mucci & Mucci, 2002) yang
antaranya penelitian yang dilakukan oleh Zhang berperan sebagai pemicu kebahagiaan yang
et al. (2017), Gómez Gallego & Gómez Garcia, diharapkan. Fungsi dari keempat hormon positif
(2017), Stamoua et al. (2016), Gomez-Romero et tersebut dapat membuat tubuh menjadi lebih
al. (2016), Vargas (2015), Spahn (2015), Hui-Chi rileks, sehingga dapat mereduksi kecemasan atau
Li et al. (2015), Fredenburg & Silverman (2014), stress yang dialami oleh individu.
Rogers et al. (2007), Baker, Gleadhill, & Dingle
(2007). Music Therapy sebagai Teknik Cognitive
Berdasarkan teori Music Therapy based Behavior Therapy (CBT)
on Cognitive Behavior Therapy (Wigram et al. Corey (2012) mengatakan bahwa dalam
2002), seorang mahasiswa yang mengalami penerapan CBT, keputusan untuk menggunakan
academic anxiety disebabkan oleh adanya karena teknik-teknik tertentu berdasarkan keefektifan
adanya distorsi kognitif atau pikiran-pikiran yang dimiliki. Penggunaan teknik dalam CBT
negatif terkait ketidakberdayaan atau cukup luas, dan banyak praktisi kelompok CBT
ketidakmampuannya dalam hal akademik. sangat eklektik (integratif) dalam penerapan
Distorsi kognitif terbentuk dari core belief yang prosedur perawatan. Mereka bersedia untuk
telah menetap, yaitu merupakan keyakinan menggunakan teknik dari banyak pendekatan
paling dasar tentang diri, adanya keyakinan tidak terapi dalam membantu kliennya dalam
mampu secara akademik dan keyakinan tidak mengubah pola berpikir mereka, perasaan, dan
berdaya, keyakinan-keyakinan ini terbentuk perilakunya.
berdasarkan pengalaman atau peristiwa yang Salah satu teknik dalam pelaksaan
dialami oleh individu. Sehingga ketika individu konseling eklektik (integratif) CBT ialah dengan
mengalami masalah terkait academic anxiety, music therapy (White & Davis, 2011; Capuzzi &
maka hal yang perlu untuk dilakukan adalah Gross, 2011; Sharf, 2012). Gladding (2016) juga
dengan membantu individu menstruktur kembali menyarankan bahwa dalam proses konseling
pikiran-pikiran negatif yang dimilki menuju yang modern diharapkan para konselor dapat
pikiran-pikiran yang lebih adaptif. Dengan mengintegrasikan terapi seni dalam proses
menggunakan teknik passive music therapy yang bantuan terhadap konseli. Salah satu terapi seni
berpusat pada CBT ini, diharapkan dapat yang dapat menembus batas-batas budaya ialah
membantu mereka menyadari pikiran-pikiran melalui musik. Siapapun menyukai musik, tanpa

109
JOURNAL OF INNOVATIVE COUNSELING : THEORY, PRACTICE & RESEARCH
Vol.2, No.2, Agustus 2018
Available online: http://journal.umtas.ac.id/index.php/innovative_counseling
Situmorang, D.D. Biondi

memandang usia, gender, suku, agama, ras, latar Menurut Wigram et al. (2002) dan
belakang pendidikan, dan lainnya (Djohan, Gladding (2016), teknik terapi musik itu dibagi
2006). menjadi dua, yaitu:
Dalam penerapannya, terapi musik itu di 1. Musik Terapi Pasif (Passive Music
bagi menjadi dua, yaitu passive music therapy Therapy)
dan active music therapy (Wigram et al., 2002). Dalam sesi reseptif, klien akan
Terapi musik pasif adalah pemberian terapi mendapat terapi dengan mendengarkan
musik yang dilakukan dengan cara mengajak musik. Terapi ini lebih menekankan
konseli untuk mendengarkan sebuah instrumen pada physical, emotional intellectual,
tertentu secara seksama. Sedangkan terapi musik aesthetic of spiritual dari musik itu
aktif adalah proses pemberian terapi musik yang sendiri, sehingga klien akan merasakan
dilakukan dengan cara mengajak konseli untuk ketenangan atau relaksasi. Musik yang
memainkan sebuah instrument, bernyanyi, digunakan dapat bermacam jenis dan
maupun menciptakan lagu. Kedua teknik terapi style, tergantung dengan kondisi yang
musik ini dapat dilakukan melalui konseling dihadapi oleh klien.
individual maupun kelompok. 2. Musik Terapi Aktif (Active Music
Menurut Gladding (2016), konselor Therapy)
dapat melakukan kegiatan seperti mendengarkan Terapi musik diterapkan dengan
musik kepada konseli, melakukan improvisasi, melibatkan klien secara langsung untuk
dan menyusun/menciptakan lagu. Mendengarkan ikut aktif dalam sebuah sesi terapi,
musik dapat membantu konseli mengubah melalui cara:
suasana hati mereka dengan baik, mengurangi a) Menciptakan lagu (composing).
kecemasan mereka atau membangkitkan emosi Cara ini dilakukan dengan
mereka. Ketika konselor bekerja dengan konseli mengajak klien untuk
dengan menggunakan musik, improvisasi dapat menciptakan lagu sederhana
dicapai secara konkret dengan meminta konseli ataupun membuat lirik dan
untuk melakukan variasi pada tema musik terapis yang akan melengkapinya
(Wigram, 2004 dalam Gladding, 2016). secara harmoni.
Improvisasi yang dimaksudkan ialah konseli b) Improvisasi. Cara ini merupakan
dapat bermain dengan instrumen mereka dan upaya membuat musik secara
mengubah melodi (yaitu, membuat musik spontan dengan bernyanyi
menjadi lebih cepat, lebih lambat, atau ataupun bermain musik pada saat
divariasikan). itu juga dan membuat
Teknik yang terakhir ialah proses improvisasi dari musik yang
menciptakan dan mengembangkan sebuah diberikan oleh terapis.
lagu/musik, dipandang sebagai terapi yang c) Re-creating Music merupakan
berasal dari dalam diri konseli itu sendiri cara mengajak klien bernyanyi
(Nordoff & Robbins, 1977 dalam Gladding, ataupun bermain instrumen
2016). Menciptakan lagu/musik adalah tindakan musik dari lagu-lagu yang sudah
kreatif yang menempatkan konseli berada pada dikenal.
perasaan mereka sendiri. Hal ini dapat digunakan
sebagai cara untuk penyembuhan yang melekat Konseling CBT dengan Teknik Passive dan
dalam tindakan kreatif (Schmidt, 1983 dalam Active Music Therapy untuk mereduksi
Gladding, 2016). Dalam praktik yang Academic Anxiety dan meningkatkan Self-
sebenarnya, konselor dapat meminta atau Efficacy
mendorong konseli untuk menulis/menciptakan Konseling kelompok CBT mencakup
sebuah karya lagu/musik yang mewakili diri beragam topik dan format yang diarahkan pada
mereka sendiri. Pada sesi berikutnya, konseli memberikan informasi dan pengentasan masalah
dapat berbicara tentang pengalaman (Corey, 2012). Konseling kelompok dengan
menulis/menciptakan sebuah karya lagu/musik menggunakan musik menjadi pilihan alternatif
tersebut. saat ini (Gladding, 2016). Konseling kelompok
CBT dengan menggunakan teknik passive music
therapy dapat bekerja dengan baik jika pemimpin
110
Academic Anxiety Sebagai Distorsi KognitifTerhadap Skripsi : Penerapan Konseling
Cognitive Behavior Therapy dengan Musik Situmorang, D.D. Biondi

kelompok dan anggota kelompok menjalin mereka sendiri, belajar tentang dunia, mengatasi
kerjasama dan komunikasi yang baik hingga stres, memberikan wawasan terhadap suatu
mencapai tujuan (Rogers, Sue Ei, Rogers, & masalah, menegaskan pikiran dan perasaan,
Cross, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh merangsang diskusi tentang masalah,
Skudrzyk et al. (2014) melakukan cara yang menciptakan kesadaran orang lain yang memiliki
berbeda dengan menggunakan intervensi kreatif masalah yang sama, memberikan solusi untuk
dalam konseling. Salah satu intervensi kreatif masalah, mengkomunikasikan nilai-nilai dan
yang dapat dilakukan dalam proses konseling sikap baru, dan menemukan makna dalam
dengan menggunakan media musik. Musik dapat kehidupan yang terkait dengan perilaku
digunakan untuk membantu remaja memahami academic anxiety yang merugikan, melalui
perkembangan emosi dan kognitif mereka. menciptakan lagu (composing), improvisasi, dan
Individu dapat mendengarkan lagu dan bersantai, re-creating music.
ataupun memainkan alat musik secara aktif.
Melalui musik, konselor dapat membuat proses
konseling menjadi lebih menarik dan efektif. Kesimpulan Dan Saran
Penelitian lain yang dilakukan oleh Rosanty
(2014) menunjukkan bahwa musik klasik Mozart Berdasarkan uraian di atas, dapat
cukup efektif dalam mengurangi stres di
disimpulkan bahwa academic anxiety yang
kalangan mahasiswa yang menulis skripsi
mereka, kemudian hasil penelitian Clements- dialami oleh mahasiswa merupakan distorsi
Cortés (2016) menunjukkan bahwa melalui kognitif yang disebabkan oleh core belief yang
music therapy mampu meningkatkan self- maladaptif. Para konselor atau psikolog
efficacy individu. Penerapan konseling kelompok pendidikan dapat melakukan layanan konseling
CBT berfokus pada penggunaan teknik passive pendekatan CBT dengan teknik passive dan
music therapy yang dilakukan oleh Situmorang active music therapy untuk membantu para
(2018), dilaksanakan dengan menggunakan
musik dan guided imagery yang bertujuan untuk mahasiswa mengembalikan fungsi kognitif,
membangkitkan keinginan atau suatu kesadaran afektif, dan perilaku menjadi adaptif kembali,
kepada para mahasiswa dalam rangka mencapai sehingga diharapkan para mahasiswa dapat
suatu tujuan yang diharapkan yakni agar dapat secara mandiri mengoptimalkan potensi yang
mereduksi academic anxiety dan meningkatkan dimiliki. Harapan setelah ini ialah tidak ada lagi
self-efficacy dalam menyusun skripsi. berita-berita di media masa mengenai mahasiswa
Berbeda halnya yang terjadi pada
Indonesia yang melakukan perilaku bunuh diri
konseling kelompok CBT dengan menggunakan
teknik active music therapy. Penggunaan teknik akibat dari academic anxiety yang berlebihan
ini dapat bekerja dengan baik, jika instrumen terhadap skripsi. Kajian ini diharapkan dapat
yang dimainkan, lagu atau musik yang dipilih, memberikan insight baru bagi para konselor di
dan lirik yang diciptakan, semuanya memiliki Indonesia untuk dapat menyusun sebuah
tujuan terapeutik (Giovagnoli, Oliveri, Schifano, rancangan program & strategi intervensi, melalui
& Raglio, 2014). Melalui musik, konselor dapat layanan konseling kelompok CBT dengan
membuat proses konseling menjadi lebih
menggunakan teknik passive music therapy dan
menarik dan efektif. Penelitian lain yang
dilakukan oleh Giovagnoli et al. (2014) active music therapy untuk mereduksi academic
menunjukkan bahwa active music therapy cukup anxiety dan meningkatkan self-efficacy
efektif dalam mengurangi kecemasan, kemudian mahasiswa aktif penyusun skripsi. Secara khusus
hasil penelitian yang dilakukan oleh Situmorang juga, dengan adanya kajian ini diharapkan dapat
(2018) menunjukkan bahwa melalui active music memberikan sebuah ide untuk pemberian
therapy mampu meningkatkan self-efficacy
pelatihan music therapy bagi para konselor yang
individu dan mereduksi academic anxiety.
Tujuan utama konseling kelompok CBT berminat di bidang art therapy dalam konseling.
dengan teknik active music therapy ini adalah
untuk memberikan informasi guna
mengembangkan rasa yang lebih positif dari diri

111
JOURNAL OF INNOVATIVE COUNSELING : THEORY, PRACTICE & RESEARCH
Vol.2, No.2, Agustus 2018
Available online: http://journal.umtas.ac.id/index.php/innovative_counseling
Situmorang, D.D. Biondi

Referensi
Fredenburg, H.A., Silverman, M.J. (2014).
Baker, F.A., Gleadhill, L.M., Dingle, G.A. Psychotherapy effects of cognitive-
(2007). Music therapy and emotional behavioral music therapy on fatigue in
exploration: Exposing substance abuse patients in a blood and marrow
clients to the experiences of non-drug- transplantation unit: A mixed-method pilot
induced emotions. The Arts in study. The Arts in Psychotherapy, 41,
Psychotherapy, 34, 321–330. 433–444.
Doi:10.1016/j.aip.2007.04.005 http://dx.doi.org/10.1016/j.aip.2014.09.00
2
Bandura, A. (1997). Self-efficacy: The exercise
of control. New York: WH. Freeman. Giovagnoli, A. R., Oliveri, S., Schifano, L., &
Raglio, A. (2014). Active music therapy
Bastemur, S., Dursun-Bilgin, M., Yildiz, Y., & improves cognition and behaviour in
Ucar, S. (2016). Alternative therapies: chronic vascular encephalopathy: A case
New approaches in counseling. Procedia- report. Complementary therapies in
Social and Behavioral Sciences, 217, medicine, 22(1), 57-62.
1157-1166. Gladding, S.T. (2016). The creative arts in
counseling. Alexandria, VA – USA:
Bradley, L. J., Whiting, P., Hendricks, B., Parr, American Counseling Association.
G., & Jones Jr, E. G. (2014). The use of Gómez Gallego, M., & Gómez Garcia, J. (2017).
expressive techniques in counseling. Music therapy and Alzheimer’s disease:
Journal of Creativity in Mental Health, Cognitive, psychological, and behavioural
3(1), 44-59. effects. Journal of Neurología,
http://dx.doi.org/10.1016/j.nrl.2015.12.003
Capuzzi, D., & Gross, D.R. (2011). Counseling
and psychotherapy: Theories and Gómez-Romero, M., Jiménez-Palomares, M.,
intervention (5th Edition). New Jersey: Rodríguez-Mansilla, J., Flores-Nieto, A.,
Merril Prentice Hall. Garrido-Ardila, E.M., González-López-
Arza, M.V. (2016). Benefits of music
Clements-Cortés, A. (2016). Development and therapy on behaviour disorders insubjects
efficacy of music therapy techniques diagnosed with dementia: A
within palliative care. Complementary systematicreview. Journal of Neurología,
therapies in clinical practice, 23, 125-129. http://dx.doi.org/10.1016/j.nrl.2014.11.001

Corey, G. (2012). Theory and practice of group Hui-Chi Li RN, Hsiu-Hung Wang RN, Fan-Hao
counseling (8th edition). American Board Chou RN, & Kuei-Min Chen RN. (2015).
of Professional Psychology: Brooks/Cole. The effect of music therapy on cognitive
functioning among older adults: A
Corey, G. (2013). Theory and practice of systematic review and meta-analysis.
counseling and psychotherapy (9th JAMDA The Society for Post-Acute and
edition). California: Brooks/Cole. Long-Term Care Medicine., 16, 71-77.
http://dx.doi.org/10.1016/j.jamda.2014.10.
Cornell University. (2007). Understanding 004
academic anxiety. USA: Cornell
University. Indrawan, A.F. (2016). Stres skripsi ditolak,
Efren tewas gantung diri.
Dewi, M. P. (2015). Studi Metaanalisis: Musik https://news.detik.com/berita/3263003/stre
untuk menurunkan stres. Jurnal Psikologi, s-skripsi-ditolak-efren-tewas-gantung-diri.
36(2), 106-115. (Diakses pada 2 Oktober 2016).

Djohan. (2006). Terapi musik teori dan aplikasi. Kompas.com. (2008). Hendrawan nekat bunuh
Yogyakarta: Galang Press. diri karena masalah kuliah.
112
Academic Anxiety Sebagai Distorsi KognitifTerhadap Skripsi : Penerapan Konseling
Cognitive Behavior Therapy dengan Musik Situmorang, D.D. Biondi

http://nasional.kompas.com/read/2008/12/ and applications. Third Edition. New


15/17173291/hendrawan.nekat.bunuh.diri. Jersey: Pearson Education, Inc.
karena.masalah.kuliah. (Diakses pada 2
Oktober 2016). Skudrzyk, B., Zera, D. A., McMahon, G.,
Schmidt, R., Boyne, J., & Spannaus, R. L.
Laura, D., Sylvie, J., & Aurore, S. (2015). The (2014). Learning to relate: Interweaving
effects of music therapy on anxiety and creative approaches in group counseling
depression. Ann Depress Anxiety, 2(4), with adolescents. Journal of Creativity in
1057. Mental Health, 4(3), 249-261.

Lilley, J. L., Oberle, C. D., & Thompson Jr, J. G. Situmorang, D.D.B. (2016). Hubungan antara
(2014). Effects of music and grade potensi kreativitas dan motivasi
consequences on test anxiety and berprestasi mahasiswa program studi
performance. Psychomusicology: Music, bimbingan dan konseling angkatan 2010
Mind, and Brain, 24(2), 184. FKIP Unika Atma Jaya . JBKI (Jurnal
Bimbingan Konseling Indonesia), 1(1),
Mucci, R. dan Mucci, K. (2002). The healing 6-9.
sound of music. Jakarta. PT Gramedia
Pustaka Umum. Situmorang, D.D.B. (2017). Efektivitas
pemberian layanan intervensi music
Ottens, A. J. (1991). Coping with academic therapy untuk mereduksi academic
anxiety. New York: The Rosen Publishing anxiety mahasiswa terhadap
Group. skripsi. JBKI (Jurnal Bimbingan
Konseling Indonesia), 2(1), 4-8.
Rogers, D.R.B., Sue Ei, Rogers, K.R., Cross,
C.L. (2007). Evaluation of a multi- Situmorang, D.D.B. (2018). Keefektifan
component approach to cognitive– konseling kelompok cognitive behavior
behavioral therapy (CBT) using guided therapy (CBT) dengan teknik passive dan
visualizations, cranial electrotherapy active music therapy terhadap academic
stimulation, and vibroacoustic sound. anxiety dan self-efficacy (Tesis, tidak
Complementary Therapies in Clinical dipublikasikan). Program Pascasarjana
Practice, 13, 95–101. Universitas Negeri Semarang, Indonesia.
Doi:10.1016/j.ctcp.2006.10.002
Spahn, C. (2015). Treatment and prevention of
Rosanty, R. (2014). Pengaruh musik mozart music performance anxiety. Progress in
dalam mengurangi stres pada mahasiswa Brain Research, ISSN 0079-6123,
yang sedang skripsi. Journal of http://dx.doi.org/10.1016/bs.pbr.2014.11.0
Educational, Health and Community 24
Psychology, 3(2), 71-78.
Stamoua V., Chatzoudi, T., Stamouc, L., Romod,
Sharf, R.S. (2012). Theories of psychotherapy L., Grazianie, P. (2016). Music-assisted
and counseling: Concepts and cases (5th systematic desensitization for the
Edition). California: Brooks/Cole. reduction of craving in response to drug-
conditioned cues: a pilot study. The Arts in
Sharma, M., & Jagdev, T. (2012). Use of music Psychotherapy, S0197-4556(15)30023-X.
therapy for enhancing self-esteem among http://dx.doi.org/doi:10.1016/j.aip.2016.08
academically stressed adolescents. .003
Pakistan Journal of Psychological
Research, 27(1), 53. Sudarnoto, L.F.N., Pedhu, Y., Mamahit, H.C., &
Prasetiyo, T.D. (2012). Panduan penulisan
Schunk, D.H., Pintrich, P.R., Meece, J.L. (2008). skripsi. Jakarta: FKIP Unika Atma Jaya.
Motivation in education, theory, research,

113
JOURNAL OF INNOVATIVE COUNSELING : THEORY, PRACTICE & RESEARCH
Vol.2, No.2, Agustus 2018
Available online: http://journal.umtas.ac.id/index.php/innovative_counseling
Situmorang, D.D. Biondi

Vargas, M.E.R. (2015). Music as a resource to


develop cognition. Procedia - Social and
Behavioral Sciences, 174, 2989 – 2994.

White, S.D., & Davis, N.L. (2011). Integrating


the expressive arts into counseling
practice (Theory-based interventions).
New York: Springer Publishing Company.

Wigram, T., Pedersen, I.N., & Bonde, L.O.


(2002). A comprehensive guide to music
therapy (Theory, clinical practice,
research and training). London: Jessica
Kingsley Publisher, Ltd.

Wika. (2016). 10 fakta mahasiswa bunuh dosen


di toilet. http://kompasnasional.com/10-
fakta-mahasiswa-bunuh-dosen-umsu-di-
toilet/. (Diakses pada 2 Oktober 2016).

Zarate, R. (2016). Clinical improvisation and its


effect on anxiety: A multiple single
subject design. The Arts in Psychotherapy,
48, 46-53.

Zhang, Y., Jiayi Cai, Li An, Fuhai Hui, Tianshu


Ren, Hongda Ma, & Qingchun Zhao.
(2017). Does music therapy enhance
behavioral and cognitive function in
elderly dementia patients? A systematic
review and meta-analysis. Ageing
Research Reviews, S1568-1637(16)30280-
X.
http://dx.doi.org/doi:10.1016/j.arr.2016.12.
003

114

You might also like