You are on page 1of 24

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

LAPORAN LENGKAP

KIMIA

OLEH :

KELAS A

KELOMPOK I (Satu)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEGAREZKY

MAKASSAR

2022

LABORATORIUM KIMIA FARMASI


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
PERCOBAAN II
PENIMBANGAN

OLEH :

KELAS A

KELOMPOK I (Satu)

SABINA A XIMENES :D1B122019

SALBIA :D1B122

NADIA TEHUPIRUNG

Dosen Pembimbing : apt. Sri Wahyuningsih, M.Si.

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR 2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang

telah smemberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat

menyelesaikan Laporan ini sesuai waktu yang ditentukan. Tujuan pokok

Laporan lengkap ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah

Laboratorium Anatomi dan Fisiologi Manusia dan tujuan umumnya untuk

memberikan beberapa informasi pengetahuan bagi para pembacanya..Dalam

penyusunan laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu apt. Sry Wahyuningsih, M.Si. Sebagai ibu dosen Lab Kimia

UNIVERSITAS MEGAREZKY.

2. Asisten dosen Anatomi dan Fisiologi Manusia yang telah

membantu dalam penyelesaian laporan ini.

Penyusun menyimpulkan masih banyak kekurangan yang terdapat

dalam laporan ini, oleh karena itu Penyusun memohon kepada para pembaca

untuk dapat memberikan tanggapan atau masukan maupun saran yang

sifatnya membangun agar makalah ini menjadi lebih baik.

Makassar, 20 November 2022

Kelompok 1

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan lengkap ini ditunjukan sebagai salah satu persyaratan dalam

mengikuti ujian praktikum “KIMIA FARMASI” Program Studi S1 Farmasi

Fakultas Farmasi Universitas Megarezky Makassar Tahun Ajaran 2022-2023

yang disahkan oleh:

No JUDUL PERCOBAAN NAMA ASISTEN PARAF

1. Pengenalan Laboratorium

Kimia

2. Penimbangan

3. Pembuatan Larutan

4. Penggolongan Sistem
Periodik Unsur
5. Pembakuan Larutan NaOH
Dan Penentuan Asam Cuka
6. Asam, Basa Dan Buffer

Makassar, 28 november 2022

Mengetahui koordinator Praktikum

apt. Sri Wahyuningsih, M.Si.

NIDN :
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Farmasi ini berasal dari kata Pharma. Farmasi merupakan istilah

yang dipakai pada tahun 1400- 1600an. Dalam bahasa inggris Farmasi

adalah pharmacy, sedangkan dalam bahasa yunani adalah pharmacon, yang

artinya obat. Farmasi merupakan salah satu bidang ilmu professional

kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan, ilmu fisika, dan

ilmu kimia. Yang mempunyai tanggung jawab untuk memastikan

efektivitas, keamanan, dan penggunaan obat. Menurut kamus, farmasi

adalah seni dan ilmu meracik dan menyerahkan atau membagikan obat.

Sedangkan farmasis adalah seseorang yang meracik dan menyerahkan atau

membagikan obat.(Ferizal, 2021)

laboratorium adalah suatu tempat di mana percobaan dan

penyelidikan dilakukan. Dalam pengertian sempit, laboratorium sering

diartikan sebagai ruang atau tempat yang berupa gedung yang dibatasi oleh

dinding dan atap yang di dalamnya terdapat sejumlah alat dan bahan

praktikum. Di dalam laboratorium harus terdapat alat dan bahan yang

memadai untuk mendukung kegiatan praktikum. ( Widiastuti 2019)

Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang materi,

meliputi komposisi, struktur, sifat fisik, dan reaktivitasnya. Meskipun


terdapat banyak cara untuk mempelajari kimia, pendekatan untuk

mempelajari ilmu kimia dibagi menjadi lima bidang, yaitu kimia organik,

kimia anorganik, biokimia, kimia fisik, dan kimia analitik. Masing-masing

bidang kimia ini memiliki perspektif yang unik dalam memahami materi.

Kimia Analitik merupakan bidang ilmu kimia yang mempelajari tentang

penemuan dan aplikasi konsep, prinsip, serta strategi untuk mengukur

karakteristik sistem dan senyawa kimia.( Wahyuni, 2022)

B. Tujuan Percobaan

Tujuan dari praktikum ini adalah melatih menimbang yang dilakukan

untuk mendapatkan bahan yang dibutuhkan dengan ukuran yang tepat dan

cermat. penyaringan yang bertujuan untuk memisahkan endapan dan

larutan, pengenceran yang bertujuan untuk untuk memperkecil konsentrasi

dan memperbesar volume suatu larutan, dan titrasi yang bertujuan untuk

penentuan konsentrasi suatu larut.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum

1. Penimbangan

Penimbangan merupakan penakaran zat padat sesuai dengan

ukuran yang tepat dan cermat. Semakin tinggi digit skalanya, maka

tingkat presisinya juga semakin baik. Misalnya neraca/timbangan

analitik digit skala 0,0001 lebih baik dibandingkan 0,01, karena

menunjukkan keakuratan hasil nantinya jika digunakan untuk

menimbang zat yang sangat sedikit. Sehingga ketelitian di dalam

penimbangan sangatlah diperlukan. Penggunaan neraca teknis untuk

pembuatan larutan yang bersifat kualitatif dengan tingkat ketelitian yang

rendah.

2. Timbangan

Timbangan merupakan alat ukur untuk menentukan kuantitas

barang yang tidak mungkin dilakukan pengukuran dimensi atau

bentuknya, seperti barang hasil pertanian, hasil tambang, non migas,

industri seperti gula, semen, pupuk. dan sebagainya, bahkan barang cair

pun sudah banyak ditentukan bukan dengan volumenya tetapi dengan

ditimbang, seperti minyak goreng, gas elpiji dan sebagainya.

3. Syarat Timbangan Yang Baik

Syarat syarat timbangan yang baik adalah Memberikan berat

yang benar dan tetap sama bila diulang (Akurat ), bila setimbang lalu

digoyangkan akan kembali paada kedudukan semula (Stabil),dan dengan


penambahan sedikit beban akan menimbulkan simpangan yang cukup

besar (Peka).

4. Jenis Timbangan

1. Timbangan presisi

Timbangan presisi menaarkan rentang kapasitas 5 hingga 7 kg,

dan memiliki pembacaan biasanya antara mg (0,001 g) dan 1 g

Timbangan ini efisien untuk tugas termasuk formulasi penentuan berat

jenis, quality control dan pengujian material.

2. Timbangan analitik

Timbangan ini memiliki rentang kapasitas terluas kedua setelah

timbangan presisi. Timbangan analitik adalah timbangan yang paling

banyak digunakan oleh laboratorium yang membutuhkan pengukuran

massa akurat dalam kisaran sub-milligram. Timbangan analitik

biasanya memiliki pan tang terletak di dalam sebuah kaca perisai

sehingga arus udara tidak mempengaruhi penimbangan. Timbangan

analitik biasanya memiliki pembacaan 0.1 mg atau lebih kecil.

3. Timbangan set mikro

Timbangan set mikro dirancang khusus untuk aplikasi yang

membutuhkan akurasi lebih dari 0,0001 gram. Timbangan set mikro

menjembatani kesenjangan antara kebutuhan timbangan analitik dan

timbangan mikro, menawarkan peningkatan akurasi sementara masih

bisa mengakomodir ukuran sampel yang lebih besar.


4. Timbangan mikro

Timbangan mikro mampu membuat pengukuran yang tepat

dari massa objek sampai 0.00001 gram. Timbangan mikro biasanya

memiliki kapasitas maksimum sampai 50 gram. Timbangan mikro

memenuhi persyaratan akurasi yang sangat tinggi, seperti yang

disyaratkan oleh industry farmasi untuk pengujian analitikal.

5. Satuan Berat

Satuan kg, gram, ons merupakan satuan ukuran berat yang

saling berhubungan.

1 kilogram = 10 hektogram

1 kilogram = 100 dekagram

1 kilogram = 1.000 garm

1 kilogram = 10.000 desigram

1 kilogram = 100.000 sentigram

1 kilogram = 1.000.000 miligram

6. Kelebihan dan Kekurangan Jenis-Jenis Timbangan

Setiap timbangan mempunyai kekurangan dan kelebihan ada dua

jenis timbangan yakni timbangan manual dan timbangan digital.


a. Timbangan Manual

Salah satu kelebihan timbangan manual adalah bahan

pembuatannya yang menggunakan material seperti besi, kuningan

yang terbilang lebih berat dan juga kokoh. Namun tetap harus berhati

hati jika menggunakan timbangan ini. Karena terbilang mudah sekali

rusak dan timbangan tidak sesuai dengan neraca keseimbangan saat di

gunakan.

Kekurangan Timbangan Manual Sayangnya timbangan manual

ini memiliki banyak sekali kekurangan dan juga sangat mudah menjadi

alat yang dapat di gunakan sebagai alat pengukur yang dapat di

curangi. Hal ini terbukti, jika timbangan manual ini menjadi salah satu

sasaran pedagang yang tidak jujur dalam hal menimbang barang

pedagang. Dalam hal menimbang pun timbangan manual ini terbatas

dalam hal menggunakan ukurannya karena biasanya timbangan

manual ini menggunakan anak timbangan sebagai tolak ukur yang

terbatas, untuk anda yang menggunakan timbangan manual ini tidak

dapat mengukur barang yang terbilang spesifik karena terbatas dengan

anak timbangan.

b. Timbangan Digital

Kelebihan Timbangan Digital Timbangan digital benar benar

di rancang untuk mempermudah kegiatan menimbang anda, baik untuk

berjualan atau untuk kebutuhan pribadi dalam menimbang barang


barang di rumah. Namun yang perlu anda ketahui, timbangan digital di

berlakukan beberapa fitur yang di sematkan, beberapa fitur tersebut

memiliki akurasi yang sangat spesifik dengan menggunakan satuan

ukur gram yang dapat memberikan anda akurasi ketepatan yang lebih

maksimal daripada menggunakan timbangan manual.

7. Teknik Penimbangan Yang Baik

Teknik penimbangan yang benar sebetulnya bisa dilihat dari user

manual timbangan analitik yang digunakan. Gunakan timbangan analitik

dengan wajar, seperti :

1. Pada saat membuka kompartemen dengan cara menggeser geser kaca

jangan sampai bunyi Geser secukupnya, begitu juga waktu

mengembalikan.

2. Letakkan bahan yang ditimbang dengan hati-hati, jangan terburu-buru.

Jangan dijatohkan, jadi ya diletakkan sebisa mungkin di tengah.

3. Harusnya ditambahkan juga dengan (prosedur) pemeliharaan yang

baik dan pengendalian lingkungan.

4. Jangan dijadikan satu dengan peralatan yang yang bertolak belakang

(sifatnya), misalnya peralatan yang menimbulkan panas berlebihan

seperti oven dan furnace. Apalagi dengan peralatan yang basah atau

wastafel yang menyebabkan lingkungan menjadi lembab.

8. faktor-faktor yang mempengaruhi penimbangan yaitu


a. Perubahan Suhu

Jika sampel yang ditimbang tidak berada pada suhu yang sama

dengan suhu ruang dan suhu timbangan, maka akan terbentuk aliran

udara pada permukaan sampel. Aliran udara tersebut akan

menyebabkan terjadinya gesekan antara permukaan sampel dengan

udara sekitar, sehingga sampel yang ditimbang akan menjadi lebih

berat atau lebih ringan dari berat sebenarnya. Terjadinya hal ini dapat

mengurangi repetabilitas dan akurasi dari sistem penimbangan.

b. Getaran

Getaran, baik yang bersifat translasi maupun rotasi, yang

terjadi disekitar timbangan dapat menyebabkan deviasi pada hasil

penimbangan. Umumnya, semakin kecil daya baca suatu timbangan,

maka semakin mudah terpengaruh oleh getaran, dan hasilnya adalah

berkurangnya akurasi timbangan, bahkan dapat menyebabkan

kesalahan penimbangan, yang akan berpengaruh langsung pada

kualitas produk yang dihasilkan. Untuk menghindari getaran pada saat

menimbang, dianjurkan untuk meletakkan timbangan di ruangan

tenang, dan jika memungkinkan, diletakkan di atas meja timbang yang

sudah didesain spesifik untuk mengurangi getaran.

c. Gaya Gravitasi

Hasil penimbangan akan berbeda apabila dilakukan pada titik

ketinggian yang berbeda, karena pada proses penimbangan suatu


sampel, timbangan akan mengukur gaya antara gravitasi bumi dengan

berat sampel yang ditimbang. Gaya berat ini tergantung pada

ketinggian dari lokasi menimbang dan jarak antara timbangan dengan

pusat bumi. Semakin jauh jarak antara lokasi menimbang dengan pusat

bumi, maka semakin kecil pengaruh gaya gravitasi yang

mempengaruhi proses penimbangan sampel.

BAB III

METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan


A. Alat

1. Neraca Analitis

2. Cawan Porselen

3. Kaca Arloji

4. Botol Timbang

5. Kertas Perkamen

6. Pipet Tetes

7. Spatula / Sendok Tanduk

8. Spatel/Sudip

9. Sendok Porselen

B. Bahan

1. NaCl

2. Vaselin Album

3. Gliserol/Aquadest

3.2 Cara kerja

1. Diperiksa kondisi neraca yaitu kebersihan neraca, posisi neraca

dalam keadaan datar dan posisi water pass harus sesuai.


2. Dihidupkan aliran listrik neraca dan tekan tombol ON pada neraca,

kemudian tara neraca dengan menekan tombol tare sehingga

menunjukan angka 0,000 gram untuk neraca gram dan 0,0000 gram

pada neraca mg. Penimbangan sampel diletakan pada pan neraca

posisi tengah.

3. Dihitung presisi dan akurasi neraca mg yang akan dipakai dengan

menimbang anak timbangan standar 1 g dan 5 g masing-masing 5

kali penimbangan. Catat identitas neraca (nama, kapasitas

penimbangan maksimal serta kepekaannya). Apakah neraca

timbangan mg yang saudara gunakan memenuhi persyaratan?

4. Latihan menimbang secara langsung sampel cairan (gliserol)

dengan menggunakan cawan porselen atau beaker glass kecil.

5. Masukkan cawan porselen atau beaker glass kecil dalam neraca,

kemudian ditara.

a. Ukur 2 ml gliserol kemudian masukkan ke dalam cawan atau

beaker glass yang telah diketahui beratnya, lalu ditimbang teliti

kembali. Diperoleh berat wadah dan sampel. (W=...g)

b. Pindahkan secara kuantitatif dengan cara membilas bersih cawan

atau beaker glass kecil ke wadah lain dengan pelarut yang sesuai.

6. Latihan menimbang secara tidak langsung sampel cairan dengan

menggunakancairan atau beaker glass kecil.


a. Timbang teliti cawan porselen atau beaker glass kecil yang elah

berisisampel cair. (W 1 = g)

b. Pindahkan secara kuantitatif ke wadah lain.

c. Timbang teliti cawan porselen atau beaker glass yang sampel

cairnyasudah dipindahkan, ( W 2 = g)

d. Hitung berat sampel yang telah ditimbang ( Ws =W1-W2) 6.

Latihan menimbang secara langsung untuk sampel padatan.

e. Masukkan kaca arloji atau botol timbang dalam neraca, kemudian

ditara.

f. masukan sampel ke dalam botol timbang lalu timbang teliti

beratnya padaneraca mg. ( W 1 = g)

g. Pindahkan secara kuantitatif dengan cara membilas bersih kaca

arloji ataubotol timbang dengan pelarut yang sesuai.

7. Latihan menimbang secara tidak langsung untuk sampel padatan.

a. Timbang teliti sampel dalam neraca gram (untuk orientasi berat)

b. masukan sampel ke dalam botol timbang lalu timbang teliti

beratnya padaneraca mg. (W * 1 = g)

c. sampel dipindahkan/dituangkan dari botol timbang ke dalam

wadah lain, lalubotol timbang dengan sisa sampel ditimbang teliti

kembali. ( W 2 = .…)
d. Hitung berat sampel yang dianalisis ( Ws =W1-W2)

8. Latihan menimbang secara tidak langsung sampel semipadat

(vaselin) dengan menggunakan botol timbang atau beaker glass

kecil.

a. Timbang teliti cawan porselen atau beaker glass kecil yang telah

berisi sampel.

b. Pindahkan secara kuantitatif ke wadah lain.

c. Timbang teliti cawan porselen atau beaker glass yang sampel

cairnyasudah dipindahkan, (W2= g) d. Hitung berat sampel yang

telah ditimbang (Ws = W1-W2).

BAB IV

HASI L DAN PEMBAHASAN


A. Hasil

1. Tabel hasil Penimbangan langsung


No. Jenis Sampel Hasil Berat Yang Didapat/Gambar
/TargetBerat Yang
Diinginkan
1. NaCL /3,00 gram

2. Aquadest /3,00 gram

3. Vaselin /3,00 gram

2. Tabel hasil Penimbangan tidak langsung

No Jenis Berat wadah Berat wadah W1-W2


sampel/target +Sampel (w1) tanpa sampel
. berat g (w2)g

1. NaCL 2,94 gram

2. Aquadest 2,96 gram

3. Vaselin 3,34gram

B. Pembahasan

Pada percobaan penimbangan yang di lakukan di labratorium ada dua

cara melakukan penimbangan yaitu penimbangan langsung dan

penimbangan tidak langsung. Menimbang merupakan suatu tahap yang

paling penting dalam analisis kuantitatif yang sering dilakukan di

laboratorium kimia. Menimbang benda adalah menimbang sesuatu yang

tidak memerlukan tempat dan biasanya tidak dipergunakan pada reaksi

kimia, seperti menimbang cawan, gelas kimia dan lain-lain. Menimbang zat

adalah menimbang zat kimia yang dipergunakan untuk membuat larutan

atau akan direaksikan. Jenis alat timbangan di laboratorium berbeda-beda,


tetapi yang penting adalah timbangan yang dapat digunakan untuk

menimbang sampai satuan yang sangat kecil (Hendaryono 1994)

Tujuan dilakukannya penimbangan yaitu agar didapat bahan dengan

ukuran yang tepat dan cermat. Pembuatan larutan yang dimulai dengan

penimbangan bahan perlu dilakukan dengan cara-cara tertentu sehingga

tidak membahayakan diri sendiri.

Pada praktikum kali ini sampel yang di gunakan adalah NaCL sebagai

bahan padat, Vaseline Album sebagai bahan semi padat, dan

Aquadest/Gliserol sebagai bahan cair.

Selanjutnya dilakukan penimbangan dengan menggunakan neraca

analitik. Wadah yang digunakan untuk menimbang bahan padat adalah

gelas kertas perkamen, untuk bahan semi padat wadah yang diugnakan

gelas arloji dan untuk bahan cair digunakan cawan porselen demham

masing masing target yang ingin ditimbang.

Pada percobaan kali ini ada dua cara penimbangan yakni

penimbangan langsung dan tidak langsung.pada penimbangan langsung di

dapatka NaCL 3,00 g, Vaselin Alum 3,00 g, dan Aquadest 3,00g.

Sedangkan penimbangan tidak langsung di dapatkan NaCL W1 3,29g, W2

0,35g, W1-W2,= 2,94 g. Vaselin Album W1 45,53, W2 42,19 , W1-W2 =.

2,96 g Aquadest/Gliserol W1 26,73 W2 23,71, W1-W2 = 3,34 g.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa menimbang,

menyaring. dan memanaskan merupakan kegiatan yang sering dilakukan

saat praktikum Oleh karena itu seorang praktikan atau pengguna

laboratorium sebaiknya mengetahui cara-cara atau proses yang benar dari

kegiatan tersebut supaya tidak membahayakan diri sendiri maupun orang

lain Adapun cara menimbang secara singkat yaitu masukkan zat yang akan

ditimbang kedalam neraca yang sudah diletakkan di atas kertas perkamen

dan massa yang dicari sudah tertera pada layar. Agar nilai kertas perkamen

tidak mempengaruhi sebelumnya harus ditimbang terlebih dahulu

kemudian di tare Sedangkan cara menyaring larutan yaitu corong yang

digunakn terlebih dahulu dilapisi dengan kertas saring dan sudah dibasahi

dengan air. Jika sudah dipastikan rapat kemudian tuang larutan yang akan

disaring. Lakukan sampai larutan habis semua. Terdapat dua cara

memanaskan larutan yang pertama menggunakan yabung reaksi dan kedua

menggunakan gelas kimia. Langkah yang pertama masukkan larutan yang

akan dipanaskan ke dalam wadah yang akan digunakan.

B. SARAN

1. Laboratorium

Diharapkan baik dan alat maupun bahan dan ke- Perluan

lainnya yang ada dalam laboratorium lebih diperhatikan lagi, agar


seluruh kegiatan yang dilakukan dalam laboratorium berjalan lancar dan

tidak ada masalah sedikitpun.

2. Asisten

Diharapkan ketika respon, waktu yang diberikan untuk

menjawab respon disesuaikan dengan Sebanyak apa Jawaban sebagai

praktikan ketika bertanya tentang materi yang diberikan didalam

laboratorium atau mengenai laporan dan juga memberikan informasi

mengenai percobaan yang akan dilakukan seperti memberikan informasi

terhadap alat dan bahan yang diperlukan.

3. Praktikan

Diharapkan kepada para praktikan agar tidak membuat

keributan ketika berada di laboratorium, lebih bersungguh-sungguh

dalam melaksanakan praktikum dan bertanggung Jawab sebagai

praktikan dan selalu mendengarkan dan memperhatikan masukkan dari

asisten.
DAFTAR PUSTAKA

Ferizal.2021. Sejarah apoteker dan ahli madya farmasi. CV Jejak: Jawa Barat

Wahyuni, Wulan Tri dan Irmanida Batubara. 2022.Prinsip analisis bahan kimia

pada bahan hayati. Anggota IKAPI :jawa barat

Setyawan, Dwiyanto.2019 . Penimbangan. G

You might also like