Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Volume Perdagangan Saham Frekue
Pengaruh Volume Perdagangan Saham Frekue
Drs. Sulistyo, M. Ak
Dr. Abdul Halim, SE, Ak, MM, CA
(Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kanjuruhan, Malang)
ABSTRAC
The purpose of this study was to examine and explain: 1) partial effect on the
volume of shares trading on stock returns food and beverage companies listing on the Stock
Exchange; 2) partial effect on the frequency of stock to return stock trading food and
beverage companies listing on the Stock Exchange; 3) partial effect on stock price volatility
on stock returns food and beverage companies listing on the Stock Exchange; 4) partial effect
on the market capitalization of the stock return food and beverage companies listing on the
Stock Exchange
This type of research is explanatory research, which explains the causal relationship
between research variables through hypothesis testing. The necessary data consisting of upper
frequency stock trading, stock trading volume, volatility of stock price, market capitalization
and stock return as many as 18 food and beverage companies during the years 2014 to 2015,
was obtained from internet access to www.idx.co.id , Then analyzed using linear regression.
Meanwhile, to test the hypothesis was tested by t-test.
The results of this study prove that the first volume of stock trading is partially an
effect on stock returns food and beverage companies listing on the Stock Exchange; The
second frequency stock trading partially influence on stock returns food and beverage
companies listing on the Stock Exchange; The third stock price volatility stock trading
partially influence on stock returns food and beverage companies listing on the Stock
Exchange; The fourth stock market capitalization partially influence on stock returns food
and beverage companies listing on the Stock Exchange
Key words: frequency stock trading, stock trading volume, volatility of stock price, market
capitalization and stock returns
Tujuan seseorang dalam
PENDAHULUAN melakukan investasi dalam bentuk apa pun
selalu mengharapkan adanya suatu hasil
1.1 Latar Belakang atau pengembalian (return) terhadap
investasi yang sudah ditanamnya.
http://ejournal.unikama.ac.id Hal | 1
Journal RisetMahasiswaxxxxxxx (JRMx)
ISSN: 2337-56xx.Volume: xx, Nomor: xx
http://ejournal.unikama.ac.id Hal | 2
Journal RisetMahasiswaxxxxxxx (JRMx)
ISSN: 2337-56xx.Volume: xx, Nomor: xx
http://ejournal.unikama.ac.id Hal | 3
Journal RisetMahasiswaxxxxxxx (JRMx)
ISSN: 2337-56xx.Volume: xx, Nomor: xx
pasar terhadap return saham perusahaan atas suatu perusahaan berupa dividen dan
makananan dan minuman yang terdaftar di capital gain. Dividen dan capital gain
Bursa Efek Indonesia. Sehingga akan (loss) merupakan komponen yang dipakai
dapat dipergunakan untuk pengambilan dalam perhitungan return saham. Dividen
kebijakan di masa mendatang dalam upaya adalah pendapatan atas saham yang
meningkatkan harga sahamnya yang diperoleh setiap periode selama saham
berdampak pada return sahamnya. masih dipegang. Cambell dan Baranek,
TINJAUAN PUSTAKA (2005) menyatakan bahwa dividen
2.1.Tinjauan Teoritis sebagai pembagian laba kepada para
2.1.1 Return Saham pemegang saham perusahaan yang
Return merupakan hasil yang sebanding dengan jumlah saham yang
diperoleh dari kegiatan investasi. Menurut dipegang oleh masing-masing pemilik.
Ang (2007), konsep return (kembalian) Dividen dapat berupa uang tunai maupun
adalah tingkat keuntungan yang dinikmati saham. Investor umumnya lebih tertarik
oleh pemodal atas suatu investasi yang pada dividen tunai daripada dividen
dilakukannya. Sundjaja (2003) dalam saham. Capital gain atau capital loss
Trisnawati (2009) mendefinisikan return adalah selisih dari harga investasi periode
sebagai total laba atau rugi yang diperoleh saat ini dengan harga investasi periode
investor dalam periode tertentu yang sebelumnya. Capital gain diperoleh jika
dihitung dari selisih antara pendapatan atas harga investasi periode saat ini lebih besar
investasi pada periode tertentu dengan dari harga investasi periode sebelumnya.
pendapatan investasi awal. Trisnawati Jika harga investasi periode saat ini lebih
(2009) mendefinisikan return sebagai total kecil dari harga investasi periode
laba atau rugi dari suatu investasi selama sebelumnya, maka investor akan
periode tertentu yang dihitung dengan cara mengalami capital loss.
membagi distribusi aset secara tunai Nilai perusahaan pada dasarnya
selama satu periode ditambah dengan dapat diukur dengan harga pasar saham
perubahan nilai investasi di awal periode. perusahaan karena harga pasar saham
Return saham merupakan perusahaan mencerminkan penilaian
keuntungan yang diperoleh investor dalam investor secara keseluruhan atas setiap
investasi saham. Menurut Jogiyanto ekuitas yang dimiliki. Harga pasar saham
(2010), return saham dapat dibedakan menunjukkan penilaian sentral dari seluruh
menjadi dua jenis, yaitu return realisasi pelaku pasar, harga pasar saham bertindak
(realized return) dan return ekspetasi sebagai barometer kinerja manajemen
(expected return). Return realisasi perusahaan. Jika nilai suatu perusahaan
merupakan return yang sudah terjadi yang dapat diproksikan dengan harga saham
dihitung berdasarkan data historis. Return maka memaksimumkan nilai pasar
ekspetasi merupakan return yang perusahaan sama dengan memaksimumkan
diharapkan terjadi di masa mendatang dan harga pasar saham. Kinerja perusahaan
masih bersifat tidak pasti. Kinerja menentukan tinggi rendahnya harga saham
perusahaan dapat diukur dengan return di pasar saham. Untuk itu diperlukan suatu
realisasi. Return realisasi juga berperan analisa menyeluruh atas keadaan keuangan
penting sebagai dasar penentuan return perusahaan tersebut untuk memperoleh
ekspektasi dan risiko di masa mendatang. return yang maksimal (Atmaja, 2012).
Investor akan mendapat
keuntungan (return) dari pemilikan saham
http://ejournal.unikama.ac.id Hal | 4
Journal RisetMahasiswaxxxxxxx (JRMx)
ISSN: 2337-56xx.Volume: xx, Nomor: xx
http://ejournal.unikama.ac.id Hal | 5
Journal RisetMahasiswaxxxxxxx (JRMx)
ISSN: 2337-56xx.Volume: xx, Nomor: xx
http://ejournal.unikama.ac.id Hal | 6
Journal RisetMahasiswaxxxxxxx (JRMx)
ISSN: 2337-56xx.Volume: xx, Nomor: xx
sebagai tanda pasar akan membaik perdagangan saham merupakan salah satu
(bullish). Peningkatan volume elemen yang menjadi salah satu bahan
perdagangan dibarengi dengan untuk melihat reaksi pasar terhadap sebuah
peningkatan harga merupakan gejala yang informasi yang masuk pada pasar modal.
makin kuat akan kondisi yang bullish. Perkembangan harga saham dan aktivitas
Volume perdagangan saham frekuensi perdagangan saham di pasar
digunakan untuk melihat apakah investor modal merupakan indikasi penting untuk
individual menilai laporan informatif, mempelajari tingkah laku pasar sebagai
dalam arti apakah informasi tersebut acuan pasar modal dalam menentukan
membuat keputusan perdagangan pada transaksi di pasar modal. Biasanya investor
kondisi normal. Volume perdagangan akan mendasarkan keputusan pada
dipasar modal dapat dijadikan indikator berbagai informasi dalam pasar modal atau
penting bagi investor. Naiknya volume lingkungan luar dari pasar modal tersebut
perdagangan saham merupakan kenaikan (Sunartri, 2004 dalam dalam Sandrasari
aktivitas jual-beli oleh para investor (2010).
dipasar modal. Saham-saham yang Frekuensi perdagangan merupakan
diperdagangkan dipasar modal cenderung pengukur paling tepat terhadap aliran
mengikuti keadaan ekonomi dan faktor- informasi yang diterima oleh para investor,
faktor yang mempengaruhi volume hal ini ditunjukkan dalam penelitian Jones,
perdagangan berkaitan dengan Kaul, dan Lipson (2009) dalam Sandrasari
heterogenitas dan perdagangan yang (2010), hasil penelitian menunjukkan
rasional. bahwa explanatory power regresi monoton
2.1.3 Frekuensi Perdagangan Saham ditimbulkan oleh frekuensi perdagangan,
Menurut Harsono (2003) dalam meskipun size berpengaruh namun secara
Silviyani (2014) menyebutkan bahwa ekonomi, signifikansi sangat kecil. Di
frekuensi perdagangan saham adalah samping itu, penelitian yang dilakukan
berapa kali terjadinya transaksi jual beli oleh Chan dan Fong (2000) dalam
pada saham yang bersangkutan pada Sandrasari (2010) juga membuktikan
perdagangan adalah berapa kali transaksi bahwa hubungan volume dengan
jual beli terjadi pada saham yang volatilitas digerakkan secara monoton oleh
bersangkutan pada waktu tertentu. Yahya frekuensi perdagangan dibandingkan
(2008) mendefinisikan frekuensi adalah dengan total volume.
berapa kali saham tersebut 2.1.4. Volatilitas Harga Saham
diperdagangkan. Sehingga dapat Volatilitas saham menunjukkan
disimpulkan bahwa frekuensi perdagangan pola perubahan harga saham yang
merupakan jumlah terjadinya transaksi menentukan pola return yang diharapkan
perdagangan pada saham itu sendiri. dari saham. Pola perilaku saham di pasar
Menurut Silviyani (2014) saham yang modal menjadi perhatian bagi para pelaku
memiliki frekuensi perdagangan besar pasar untuk menentukan waktu yang tepat
diduga dipengaruhi transaksi saham yang dalam berinvestasi. Berbagai studi telah
sangat aktif, hal ini disebabkan karena banyak dilakukan untuk meneliti faktor-
banyaknya minat investor, dengan faktor yang mempengaruhi pola perilaku
demikian dapat diketahui saham tersebut saham, yaitu pengaruh informasi yang
diminati investor atau tidak. masuk ke pasar serta pengaruh aspek
Dalam aktivitas bursa efek ataupun psikologis pelaku perdagangan di pasar
pasar modal, aktivitas frekuensi modal tersebut (Algifari, 2009).
http://ejournal.unikama.ac.id Hal | 7
Journal RisetMahasiswaxxxxxxx (JRMx)
ISSN: 2337-56xx.Volume: xx, Nomor: xx
http://ejournal.unikama.ac.id Hal | 8
Journal RisetMahasiswaxxxxxxx (JRMx)
ISSN: 2337-56xx.Volume: xx, Nomor: xx
lain, semakin besar peluang terjadinya mengambil keputusan terbaik. Salah satu
imbal hasil yang lebih rendah dari yang cara untuk melihat ketidak pastian return
diharapkan, investasi tersebut semakin saham itu dengan menggunakan harga
berisiko. Cara lain untuk mengukur saham dan kapitalisasi pasar saham itu
volatilitas adalah dengan mengambil sendiri (Lukacs, 2012).
kisaran rata-rata untuk setiap periode, dari Menurut Garonfolo (2011) harga
harga yang lebih rendah ke nilai yang lebih saham tidak selalu mampu mencerminkan
tinggi. Kisaran itu kemudian diekspresikan nilai yang sebenarnya dari suatu
sebagai persentase dari awal periode. perusahaan. Dengan kata lain harga saham
Semakin besar pergerakan akan yang tinggi tidak selalu menyimpulkan
menciptakan kisaran harga yang lebih bahwa perusahaan tumbuh atau memiliki
tinggi, mengakibatkan volatilitas yang nilai yang tinggi pula. Kapitalisasi pasar
lebih tinggi. Kisaran harga yang lebih memberikan gambaran seberapa besar
rendah akan menghasilkan volatilitas lebih harga suatu perusahaan ketika dijual di
rendah. pasar. Hal ini dijadikan dasar oleh investor
2.1.5 Kapitalisasi Pasar untuk membantu dalam menganalisis
Fakhruddin (2008) dalam Maknun seberapa besar pertumbuhan suatu
(2010) mendefinisikan kapitalisasi pasar perusahaan.
sebagai nilai besaran perusahaan publik Kapitalisasi pasar yang besar
yang telah mencatatkan sahamnya di bursa umumnya menjadi salah satu daya tarik
saham. Menurut Ardiansyah (2012) para investor dalam memilih saham.
kapitalisasi pasar adalah perkalian antara Semakin besar kapitalisasi pasar suatu
harga pasar/harga penutupan dengan saham, semakin lama pula investor
jumlah saham yang diterbitkan. Sehingga menahan kepemilikan sahamnya, karena
dapat disimpulkan bahwa kapitalisasi pasar investor menganggap bahwa perusahaan
merupakan nilai besaran saham yang besar akan cenderung lebih stabil dari sisi
diterbitkan oleh perusahaan. keuangannya, risiko lebih kecil dan
Pada umumnya saham yang memiliki prospek yang bagus dalam
kapitalisasinya besar menjadi incaran jangka panjang dengan harapan return
investor untuk berinvestasi jangka panjang yang besar (Silviyani, 2014)
karena potensi pertumbuhan perusahaan 2.2 Tinjauan Empiris
yang mengagumkan disamping pembagian Tinjauan terhadap penelitian
dividen serta eksposur risiko yang relatif terdahulu diringkas pada Tabel berikut.
rendah. Karena banyak peminatnya, maka
harga saham umumnya relatif tinggi Tabel 2.1
sehingga akan memberikan returnyang Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu
tinggi pula (Maknun, 2010) Varia
Masalah dasar pada permodelan bel
Nama
keuangan adalah masalah ketidakpastian. N dan
(Tahu Judul Hasil
Terutama yang berkaitan dengan harga, o Alat
n)
untuk itu perlu adanya sebuah teknik Analis
permodelan yang mampu menggambarkan is
informasi keuangan yang berkaitan dengan
return, indeks harga, dan turunanya 1 Kurnia Analisis Volum Secara
dengan efisien agar informasi dapat wan Pengaru e parsial
dimanfaatkan oleh investor dalam (2014) h Perdag Volume
http://ejournal.unikama.ac.id Hal | 9
Journal RisetMahasiswaxxxxxxx (JRMx)
ISSN: 2337-56xx.Volume: xx, Nomor: xx
http://ejournal.unikama.ac.id Hal | 11
Journal RisetMahasiswaxxxxxxx (JRMx)
ISSN: 2337-56xx.Volume: xx, Nomor: xx
http://ejournal.unikama.ac.id Hal | 13
Journal RisetMahasiswaxxxxxxx (JRMx)
ISSN: 2337-56xx.Volume: xx, Nomor: xx
dividen serta eksposur risiko yang relatif tidak dengan variabel lainnya, atau apakah
rendah. Karena banyak peminatnya, maka suatu variabel disebabkan/dipengaruhi atau
harga saham umumnya relatif tinggi tidak oleh variabel lainnya.
sehingga akan memberikan returnyang Data yang diperlukan yang terdiri
tinggi pula (Maknun, 2010). dari atas frekuensi perdagangan saham,
Hasil penelitian Silviyani, dkk. volume perdagangan saham, volatilitas
(2014), Ratnasari (2013), dan Firtiana harga saham, kapitalisasi pasar, dan return
(2014) menyimpulkan bahwa kapitalisasi saham perusahaan makanan dan minuman
pasar berpengaruh terhadap return saham. diperoleh dari akses internet ke
Berpijak pada hasil beberapa penelitian www.idx.co.id. Selanjutnya dianalisis
tersebut, hipotesis yang diajukan dalam dengan menggunakan regresi linier
penelitian ini adalah: berganda. Sedangkan untuk menguji
H-4: kapitalisasi pasar secara parsial hipotesis yang diajukan diuji dengan uji-t.
berpengaruh terhadap return saham 3.2 Ruang Lingkup Penelitian
Menghindari pembahasan yang
METODE PENELITIAN meluas, ruang lingkup pembahasan dalam
3.1 Rancangan Penelitian penelitian ini mencakup: frekuensi
Sesuai dengan tujuan penelitian perdagangan saham, volume perdagangan
yang ingin dicapai, metode penelitian saham, volatilitas harga saham, dan
adalah deskriptif dengan pendekatan kapitalisasi pasar terhadap return saham
kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif perusahaan makanan dan minuman yang
adalah metode penelitian yang listing di BEI per 31 Desember 2014-2015.
berlandaskan pada filsafat positivisme, 3.3 Populasi dan Teknik Pengambilan
digunakan untuk meneliti pada populasi Sampel
atau sampel tertentu, pengumpulan data 3.3.1 Populasi
menggunakan instrument penelitian, Populasi dalam penelitian ini
analisis data bersifat kuantitatif/statistik, adalah semua perusahaan makanan dan
dengan tujuan untuk menguji hipotesis minuman yang terdaftar di BEI sebanyak
yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012). 18 perusahaan.
Metode deskriptif adalah statistik yang 3.3.2 Sampel
digunakan untuk menganalisa data dengan Jumlah sampel yang diambil
cara mendeskripsikan atau mengacu pada Arikunto (2010)
menggambarkan data yang telah terkumpul menyatakan bahwa apabila populasinya
tanpa bermaksud membuat kesimpulan kurang dari 100, maka sebaiknya diambil
yang berlaku untuk umum (Sugiyono, diambil semua. Jadi, jumlah sampel
2010). Jenis penelitian yang digunakan penelitian sama jumlah populasinya.
adalah explanatory research, yaitu 3.4. Jenis dan Sumber data
menjelaskan hubungan kausal antara Data yang digunakan dalam
variabel-variabel penelitian melalui penelitian ini adalah data sekunder berupa
pengujian hipotesis (Faisal, 2012). Bahwa, frekuensi perdagangan saham, volume
penelitian eksplanatori dimaksudkan untuk perdagangan saham, volatilitas harga
menguji hubungan/pengaruh antar variabel saham dan kapitalisasi pasar per 31
yang dihipotesiskan. Hipotesis itu sendiri Desember 2014. Sementara harga saham
menggambarkan hubungan antara dua penutupan perusahaan manufaktur yang
variabel atau lebih, untuk mengetahui listing di BEI per 31 Desember 2014 dan
apakah semua variabel berasosiasi atau 2015. Data tersebut bersumber dari
http://ejournal.unikama.ac.id Hal | 14
Journal RisetMahasiswaxxxxxxx (JRMx)
ISSN: 2337-56xx.Volume: xx, Nomor: xx
http://ejournal.unikama.ac.id Hal | 15
Journal RisetMahasiswaxxxxxxx (JRMx)
ISSN: 2337-56xx.Volume: xx, Nomor: xx
apakah dalam model regresi, variabel SRESID. Jika ada pola tertentu, seperti
pengganggu atau residual memiliki titik-titik yang ada membentuk pola
distribusi normal. Uji normalitas data tertentu yang teratur, maka
menggunakan uji statistik non-parametrik mengindikasikan telah terjadi
Kolmogorov-Smirnov (K-S) untuk heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola
mengetahui signifikansi data yang jelas maka tidak terjadi
yangterdistribusi normal. Dengan criteria, heteroskedastisitas.
jika nilai signifikansi > 0,05, maka 4. Uji Autokorelasi
dikatakan distribusinya normal. Menurut Ghozali (2011), uji
2. Uji Multikolinearitas autokorelasi bertujuan menguji apakah
Menurut Ghozali (2011), Pengujian dalam model regresi linear ada korelasi
ini bertujuan untuk menguji apakah model antara kesalahan pengganggu pada periode
regresi ditemukan adanya korelasi antar t dengan kesalahan pengganggu pada
variabel bebas. Model regresi yang baik periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara korelasi, maka dinamakan ada problem
variabel independen. Jika variabel autokorelasi. Autokorelasi muncul karena
independen saling berkorelasi, maka observasi yang berurutan sepanjang waktu
variabel-variabel ini tidak ortogonal. berkaitan satu sama lainnya. Cara yang
Variabel ortogonal adalah variabel dapat digunakan untuk mendeteksi ada
independen yang nilai korelasi antar atau tidaknya attokorelasi, menurut
sesama variabel independen sama dengan Firdaus ( yaitu dengan uji Durbin –
nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya Watson (DW test). Menurut Firdaus
multikolinearitas dapat dilihat dari nilai (2010), jika nilai DW test, di antara 1,55-
tolerance dan lawannya variance inflation 2.46, dikatakan tidak terjadi autokorelasi
factor (VIF). Kedua ukuran ini 3.8 Pengujian Hipotesis
menunjukkan setiap variabel independen Untuk menguji hipotesis yang
manakah yang dijelaskan oleh variabel diajukan, digunakan uji-t (uji pengaruh
independen lainnya. Hasil pengujian ini secara parsial) menurut Ghozali (2011),
dapat dilihat dari nilai VIF, jika nilai kriterianya adalah jika nilai signifikasi uji-t
tolerance > 0.10 atau nilai VIF < 10, hal lebih kecil dari alpa 5%, maka hipotesis
itu menunjukkan tidak adanya yang diajukan diterima. Sebaliknya, jika
multikolinearitas (Ghozali, 2011), ilai signifikasi uji-t lebih besar dari alpa
3. Uji Heteroskedastisitas 5%, maka hipotesis yang diajukan ditolak.
Menurut Ghozali (2011), uji Untuk melakukan beberapa uji di atas,
heteroskedastisitas bertujuan menguji digunakan bantuan program SPSS versi
apakah dalam model regresi terjadi 23.
ketidaksamaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
varian dari residual satu pengamatan ke HASIL PENELITIAN
pengamatan lain tetap, maka disebut 4.1 Hasil Pengumpulan Data
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut 4.1.1 Data Populasi dan Sampel
heteroskedastisitas. Penelitian
Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya Data populasi dan sampel
heteroskedastisitas yaitu dengan melihat penelitian ini disajikan pada Tabel berikut.
grafik plot antara nilai prediksi variabel Tabel 4.1
terikat yaitu ZPRED dengan residualnya Data Populasi Sampel Penelitian
http://ejournal.unikama.ac.id Hal | 16
Journal RisetMahasiswaxxxxxxx (JRMx)
ISSN: 2337-56xx.Volume: xx, Nomor: xx
http://ejournal.unikama.ac.id Hal | 18
Journal RisetMahasiswaxxxxxxx (JRMx)
ISSN: 2337-56xx.Volume: xx, Nomor: xx
Tabel 4.4
http://ejournal.unikama.ac.id Hal | 19
Journal RisetMahasiswaxxxxxxx (JRMx)
ISSN: 2337-56xx.Volume: xx, Nomor: xx
http://ejournal.unikama.ac.id Hal | 20
Journal RisetMahasiswaxxxxxxx (JRMx)
ISSN: 2337-56xx.Volume: xx, Nomor: xx
variabel FP berpegaruh terhadap variabel untuk melihat reaksi pasar modal terhadap
RS. Jadi, hipotesis ke dua yang informasi melalui parameter volume
menyatakan bahwa variabel FP perdagngan saham yang diperdagangkan di
berpengaruh terhadap RS diterima. pasar dan volume perdagangan saham
4.4.3 Hasil Uji Hipotesis Ketiga merupakan salah satu indikator yang
Hasil uji hipotesis ke tiga disajikan digunakan dalam análisis teknikal pada
pada Lampiran 2 dan di ringkas pada tabel penilaian harga saham dan suatu instrumen
4.6 nampak bahwa nilai signifikansi uji-t yang dapat digunakan untuk melihat reaksi
variabel VH sebesar 0,010 lebih kecil alpa pasar modal terhadap informasi melalui
5%. Berarti bahwa secara parsial variabel parameter pergerakan volume perdagangan
VH berpengaruh terhadap variabel RS. saham di pasar.
Jadi, hipotesis ke tiga yang menyatakan
bahwa variabel VH secara parsial Volume perdagangan digunakan
berpengaruh terhadap RS diterima. untuk melihat penilaian suatu info oleh
4.4.4 Hasil Uji Hipotesis Keempat investor individual dalam arti info tersebut
Hasil uji hipotesis ke empat disajikan membuat suatu keputusan perdagangan
pada Lampiran 2 dan di ringkas pada tabel ataukah tidak. Hal ini berkaitan dengan
4.6 nampak bahwa nilai signifikansi uji-t salah satu motivasi investor dalam
variabel KP sebesar 0,041 lebih kecil alpa melakukan transaksi jual beli saham yaitu
5%. Berarti bahwa secara parsial variabel penghasilan yang berkaitan dengan capital
KP berpengaruh terhadap variabel RS. gain. Volume perdagangan yang kecil
Jadi, hipotesis ke empat yang menyatakan menunjukkan investor yang sedikit atau
bahwa variabel VH secara parsial kurang tertarik dalam melakukan investasi
berpengaruh terhadap RS diterima. di pasar sekunder, sedangkan volume yang
besar menunjukkan transaksi jual dan beli
PEMBAHASAN saham.
5.1 Pembahasan Volume perdagangan dinilai
5.1.1 Pengaruh Volume sebagai fungsi supply dan demand serta
Perdagangan (VP) terhadap dapat digunakan sebagai tanda perubahan
Return Saham (RS) menguat dan melemahnya pasar. Volume
Penelitian ini menemukan bukti
merupakan hal yang penting dalam pasar
bahwa VP berpengaruh terhadap RS. Hal
modal, karena dapat dijadikan indikator
ini dibuktikan dengan nilai signifikansi
penting bagi investor. Naiknya volume
uji-t variabel vP sebesar 0.036 lebih kecil
perdagangan saham merupakan kenaikan
dari alpa 0,05. Sedangkan nilai koefisien
jual beli oleh para investor di pasar modal.
regresinya 1.451 bertanda positif, artinya
Volume perdagangan meupakan suatu
jika VP meningkat, maka variabel RS
indikator likuiditas saham atas suatu
juga meningkat. Hasil ini didukung oleh
informasi yang ada dalam pasar modal.
data yang diolah menjadi statistik
Kegiatan perdagangan saham diukur
deskriptif (lihat Lampiran 1)
dengan menggunakan indikator trading
menunjukkan bahwa VP terendah 100
volume activity. Dimana yang dimaksud
saham, tertinggi 20.693.500, dan rata-
dengan trading volume activity adalah
rata 1.260.234 dengan penyimpangan
pengukuran apakah pengumuman yang
sebesar 3.1609%
dikeluarkan perusahaan berhubungan
Volume perdagangan merupakan
dengan kenaikan volume aktivitas
suatu instrumen yang dapat digunakan
http://ejournal.unikama.ac.id Hal | 21
Journal RisetMahasiswaxxxxxxx (JRMx)
ISSN: 2337-56xx.Volume: xx, Nomor: xx
http://ejournal.unikama.ac.id Hal | 22
Journal RisetMahasiswaxxxxxxx (JRMx)
ISSN: 2337-56xx.Volume: xx, Nomor: xx
http://ejournal.unikama.ac.id Hal | 23
Journal RisetMahasiswaxxxxxxx (JRMx)
ISSN: 2337-56xx.Volume: xx, Nomor: xx
jika KP meningkat, maka variabel RS lebih kecil dan memiliki prospek yang
juga meningkat. Hasil ini didukung oleh bagus dalam jangka panjang dengan
data yang diolah menjadi statistik harapan
deskriptif (lihat Lampiran 1)
menunjukkan bahwa KP terendah Rp return yang besar.
1.115.628.500.000, tertinggi Rp
Hal tersebut juga dikemukakan
318.502.170.090.000, dan rata-rata Rp
oleh Silviyani (2014) kapitalisasi pasar
22.359.342.175.233 dengan
yang besar umumnya menjadi salah satu
penyimpangan sebesar 21.9333%.
daya tarik para investor dalam memilih
Kapitalisasi pasar adalah perkalian
saham. Semakin besar kapitalisasi pasar
antara harga pasar/harga penutupan dengan
suatu saham, semakin lama pula investor
jumlah saham yang diterbitkan. Sehingga
menahan kepemilikan sahamnya, karena
dapat disimpulkan bahwa kapitalisasi pasar
investor menganggap bahwa perusahaan
merupakan nilai besaran saham yang
besar akan cenderung lebih stabil dari sisi
diterbitkan oleh perusahaan.
keuangannya, risiko lebih kecil dan
nya menjadi salah satu daya tarik para memiliki prospek yang bagus dalam
investor dalam memilih saham. jangka panjang dengan harapan return
Kapitalisasi pasar (market capitalization) yang besar.
adalah nilai pasar dari saham yang
Harga pasar merupakan harga yang
diterbitkan (outstanding share) suatu
paling mudah diketahui, karena harga
emiten, sebagai nilai besaran perusahaan
pasar merupakan harga suatu saham pada
publik yang telah mencatatkan sahamnya
pasar yang sedang berlangsung. Jika pasar
di bursa saham. Pada umumnya saham
bursa efek sudah tutup, maka harga
yang kapitalisasinya besar menjadi incaran
pasarnya adalah harga
investor untuk berinvestasi jangka panjang
penutupannya/closing price. Jadi harga
karena potensi pertumbuhan perusahaan
pasar inilah yang menyatakan naik
yang mengagumkan disamping pembagian
turunnya suatu saham. Jika harga pasar ini
dividen serta eksposur risiko yang relatif
dikalikan dengan jumlah saham yang
rendah. Karena banyak peminatnya, maka
diterbitkan/outstanding shares maka akan
harga saham umumnya relatif tinggi
didapatkan nilai pasar atau nilai
sehingga akan memberikan return yang
kapitalisasi pasar (market value or market
tinggi pula.
capitalization). Kapitalisasi pasar dari
Kapitalisasi pasar yang besar saham-saham yang diperdagangkan
umumnya menjadi salah satu daya tarik dipasar modal dibagi dalam tiga kelompok
para investor dalam memilih saham. berdasarkan kapitalisasinya, yaitu:
Makin besar kapitalisasi pasar suatu kapitalisasi besar, kapitalisasi sedang dan
saham, makin kapitalisasi kecil. Saham yang
berkapitalisasi besar merupakan saham –
lama pula investor menahan kepemilikan saham yang nilai kapitalisasinya lebih
sahamnya, karena investor menganggap besar atau sama dengan 5 trilyun rupiah.
Pada umumnya saham yang mempunyai
bahwa perusahaan besar akan cenderung nilai kapitalisasi besar menjadi incaran
lebih stabil dari sisi keuangannya, resiko para investor untuk investasi jangka
panjang karena menggambarkanpotensi
http://ejournal.unikama.ac.id Hal | 24
Journal RisetMahasiswaxxxxxxx (JRMx)
ISSN: 2337-56xx.Volume: xx, Nomor: xx
http://ejournal.unikama.ac.id Hal | 27
Journal RisetMahasiswaxxxxxxx (JRMx)
ISSN: 2337-56xx.Volume: xx, Nomor: xx
http://ejournal.unikama.ac.id Hal | 28