You are on page 1of 2

Nama : Arizal Dwi Cahyakurnia Putra

Prodi : D-IV Lalu Lintas Udara 27

NIT : 16072010006

Mata Kuliah : COLLABORATION DECISION MAKING

Turnaround Process

Turnaround process merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh maskapai


penerbangan dengan ground handling yang mana bertujuan untuk menyiapkan pesawat sebelum
keberangkatan berikutnya setelah tiba di bandara kedatangan.

Beberapa kegiatan yang biasanya dilakukan saat turnaround process ialah :

1. Pembersihan kabin: Dilakukan untuk membersihkan sisa-sisa makanan, sampah, dan


barang-barang yang tertinggal di kabin pesawat selama penerbangan sebelumnya.
2. Pengisian bahan bakar: Pesawat harus diisi bahan bakar sesuai dengan jumlah yang
diperlukan untuk penerbangan berikutnya.
3. Pengisian air dan bahan makanan: Pesawat juga perlu diisi dengan persediaan air dan
makanan yang cukup untuk penerbangan berikutnya.
4. Pemeriksaan teknis dan keamanan pesawat: Pemeriksaan teknis dan keamanan dilakukan
oleh teknisi pesawat dan petugas keamanan untuk memastikan bahwa pesawat siap dan
aman untuk penerbangan berikutnya.
5. Penumpang dan kargo: Penumpang dan kargo yang akan naik pesawat diatur agar masuk
ke pesawat dengan rapi dan sesuai dengan kapasitas pesawat.
6. Persiapan awak pesawat: Awak pesawat melakukan persiapan sebelum penerbangan,
seperti memeriksa peralatan navigasi, mengatur kursi, dan mengecek persediaan makanan
dan minuman untuk penumpang.
7. Persiapan pengaturan lalu lintas udara: Pihak pengatur lalu lintas udara akan
mempersiapkan jalur penerbangan dan waktu keberangkatan pesawat agar sesuai dengan
jadwal dan kapasitas bandara.

Turnaround process dan ATFM (Air Traffic Flow Management) saling terkait karena
keterlambatan dalam turnaround process dapat memengaruhi jadwal penerbangan dan kapasitas
bandara yang tersedia untuk penerbangan berikutnya. Jika sebuah pesawat terlambat dalam proses
turnaround, maka jadwal penerbangan selanjutnya akan terganggu karena slot waktu yang tersedia
di bandara sudah terisi penuh oleh pesawat lain. Hal ini dapat menyebabkan penundaan dan
ketidaknyamanan bagi penumpang serta biaya operasional yang lebih tinggi bagi maskapai
penerbangan.

Oleh karena itu, maskapai penerbangan, pengatur lalu lintas udara, dan pengelola bandar
udara, perlu berkolaborasi dan mengkoordinasikan turnaround process dengan baik agar efisiensi
waktu dapat tercapai dan jadwal penerbangan tidak terganggu. Dengan adanya kolaborasi tersebut,
yang disebut dengan ACDM (Airport Collaborative Decision Making), proses turnaround dapat
dipercepat dan terjadwal dengan baik, yang kemudian dapat membantu pengaturan lalu lintas
udara lebih efisien dan efektif melalui ATFM.

ATFM berfungsi untuk mengoptimalkan penggunaan kapasitas udara di wilayah tertentu.


Dalam hal ini, ATFM dapat membantu mengatur waktu keberangkatan dan kedatangan pesawat
dengan lebih baik, sehingga meminimalkan keterlambatan dan mengurangi ketidakpastian dalam
jadwal penerbangan. Dengan cara ini, efisiensi waktu dan kapasitas bandara dapat ditingkatkan,
dan berkontribusi pada peningkatan keseluruhan efisiensi operasi penerbangan.

You might also like