Professional Documents
Culture Documents
Maha Toyibah
Institut Madani Nusantara
Email: mahathayyibah2@gmail.com
Yuni Yulianti
Institut Madani Nusantara
Email: yuliantiyuni07@gmail.com
ABSTRACT
This research aims to describe the role of the National Amil Zakat Agency (BAZNAS) of
Sukabumi Regency in improving the welfare of the poor in sukabumi regency. This type of
qualitative research is based on case studies. Research in the form of data on the distribution or
distribution and utilization of BAZNAS zakat funds in Sukabumi Regency obtained through
the holding of PPL (Field Profession Practice) held by the Campus of Madani Nusantara
Institute located in Sukabumi City and the PPL process itself was carried out at the BAZNAS
office of Sukabumi Regency. Researchers also looked for data through direct reports compiled
by BAZNAS Sukabumi Regency and online media in the form of electronic journals and
books related to the formulation of this article's problems. Documented data is presented
systematically and accurately with a valid sumer. During this time data analysis is carried out
using data reduction methods of data presentation and data interpretation. The results showed
that BAZNAS Sukabumi Regency implemented five excellent strategies or programs in order
to improve the economy of the poor in Sukabumi Regency in 2020 and 2021. The five
programs are Sukabumi Taqwa, Sukabumi Cerdas, Sukabumi Sehat, Sukabumi Sejahtera,
and Sukabumi Peduli. All BAZNAS programs in Sukabumi Regency can be realized well of
course in terms of increasing the effectiveness and efficiency of services in zakat management,
and increasing the benefits of zakat to realize community welfare and poverty reduction. The
importance of fulfilling economic integrity becomes an inevitability in the survival of society.
Economics is a key factor with practical meaning to encourage a prosperous life. People with
high economic levels will have different social attitudes to people with low economic levels,
reality calls it. Not to mention the microeconomic study that brought the question. Economics
is a factor that changes the structure and dynamics of society.
Key Words: BAZNAS, Sukabumi Regency, Poor, Zakat.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) Kabupaten Sukabumi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
miskin di wilayah Kabupaten Sukabumi. Jenis penelitian kualitatif ini didasarkan
pada studi kasus. Penelitian berupa data penyaluran atau pendistribusian maupun
pendayagunaan dana zakat BAZNAS Kabupaten Sukabumi yang diperoleh dengan
diadakannya PPL (Praktek Profesi Lapangan) yang diselengarakan oleh kampus
1
2
Institut Madani Nusantara yang bertempat di Kota Sukabumi dan proses PPL itu
sendiri dilakukan di kantor BAZNAS Kabupaten Sukabumi. Peneliti juga mencari
data melalui laporan langsung yang disusun oleh pihak BAZNAS Kabupaten
Sukabumi dan media online berupa jurnal elektronik dan buku yang berkaitan
dengan rumusan masalah artikel ini. Data terdokumentasi disajikan secara
sistematis dan akurat dengan sumber yang valid. Selama ini analisis data dilakukan
dengan menggunakan metode reduksi data penyajian data dan interpretasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa BAZNAS Kabupaten Sukabumi menerapkan
lima strategi atau program unggulan dalam rangka meningkatkan perekonomian
masyarakat miskin di Kabupaten Sukabumi pada tahun 2020 dan 2021. Adapun
kelima program tersebut adalah Sukabumi Taqwa, Sukabumi Cerdas, Sukabumi
Sehat, Sukabumi Sejahtera, dan Sukabumi Peduli. Semua program BAZNAS
Kabupaten Sukabumi dapat direalisasikan dengan baik tentunya dalam hal
meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat, dan
meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan
penanggulangan kemiskinan. Pentingnya pemenuhan kebutuhan ekonomi menjadi
keniscayaan dalam kelangsungan hidup masyarakat. Ekonomi merupakan faktor
utama dengan makna praktis untuk mendorong kehidupan yang sejahtera. Orang
dengan tingkat ekonomi yang tinggi akan memiliki sikap sosial yang berbeda
dengan orang dengan tingkat ekonominya rendah, realitas menyebutnya demikian.
Belum lagi studi ekonomi mikro yang menjawab pertanyaan tersebut. Ekonomi
merupakan faktor yang mengubah struktur dan dinamika masyarakat.
Kata Kunci: BAZNAS, Kabupaten Sukabumi, Miskin, Zakat.
PENDAHULUAN
Zakat merupakan ibadah amaliah jama’i yang berdimensi keumatan atau sosial
kemasyarakatan serta memiliki posisi strategis dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Hal ini secara nyata dinyatakan di dalam Al-Qur’an dan Hadits serta
terefleksikan dalam sejarah islam. Dalam sejarah islam, zakat menempati posisi
strategis sebagai pilar utama (rukun islam) ketiga yang memiliki dimensi ibadah dan
sosial. Maknanya zakat selain sebagai bentuk ibadah mahdiah juga memiliki peran
penting dalam membangun sosial ekonomi masyarakat. Pengaruh zakat pada
masyarakat dan ekonomi Islam cukup besar. Dalam zakat terdapat sikap empati
terhadap fakir miskin serta tindakan proaktif untuk kemaslahatan bersama (Al-
Utsaimin, 2008).
Dalam upaya meningkatkan pengelolaan zakat di Kabupaten Sukabumi, pada
tahun 2005 telah diterbitkan Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi No.12 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Zakat dan Peraturan Bupati Sukabumi No.17 Tahun 2008
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi No.12
Tahun 2005 tentang Pengelolaan Zakat.
BAZNAS Kabupaten Sukabumi sebagai lembaga pemerintah non struktural
yang bersifat mandiri dalam mengelola dana umat dibentuk oleh Menteri atau Pejabat
yang dibentuk atas usul Bupati tentunya harus berusaha secara konsisten memegang
teguh amanah secara akuntabel, kredibel transparan serta didukung oleh tata Kelola
manajemen yang profesional dan harus bersinergi dengan pemerintah daerah karena
lingkup kerja BAZNAS Kabupaten adalah di wilayah Kabupaten itu sendiri dalam hal
3
PELAKSANAAN KEGIATAN
Praktek Profesi Lapangan yang disingkat menjadi PPL, dilaksanakan oleh para
mahasiswa/i Institut Madani Nusantara yang menjalani pendidikan di fakultas selain
keguruan. Kegiatan ini dilaksanakan sejak tanggal 24 Januari sampai dengan 24
Februari 2022. Praktek Profesi Lapangan ini bersifat penelitian dan observasi secara
langsung ke tempat PPL yang telah ditentukan oleh panitia dan di arahkan serta di
pantau secara langsung oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Penelitian dalam
artikel ini mengambil data secara langsung dan ikut berpartisipasi dan melaksanakan
segala kegiatan yang ada di kantor BAZNAS Kabupaten Sukabumi serta dibantu oleh
beberapa artikel dan sumber referensi dari media sosial yang valid.
Adapun para pemangku kepentingan yang menjabat pada periode 2020-2025
yang ada di BAZNAS Kabupaten Sukabumi diantaranya :
1. Pimpinan BAZNAS Kabupaten Sukabumi :
Ketua : H. Unang Sudarma, S.H., M.Si
Wk. Ketua I (Bid. Pengumpulan) : Dahlan Gozali
Wk. Ketua II (Bid Penyaluran dan : Drs. H.E. Badrudin Usman, M.Pd
Pendayagunaan)
Wk. Ketua III (Bid. Perencanaan, : Dr. Atot Sugiri, M.Pd.i
Keuangan dan Pelaporan)
Wk. Ketua IV (Bidang Administrasi : M. Taufik, S.E., M.Pd
Umum dan SDM)
4
2. Pelaksana :
Bidang Pengumpulan : Iyan Sopyan, S.E
Abdul Qodir, S.Ag
Mulyana Yusuf, S.T
Bidang Pendistribusian : M. Kamaludin, S.Th.I
Arbi Rodhibillah, S.T
Asmi Agniani, S.Pd
Ahmad Khoer Avandi
Bidang Perencanan, Keuangan dan : Yudith Asri Rahayu, S.E
Pelaporan Siska Sri Rezeki, S.Ak
Bidang Administrasi Umum dan : Nendi Hanka
SDM Esti Rahmani Ayu, S.Pd
Muhammad Akbar Erso Putra Nurjaya
Untuk mendapatkan materi dan informasi mengenai BAZNAS Kabupaten
Sukabumi, penulis melakukan beberapa Teknik pengumpulan data seperti
mengadakan wawancara dengan para pelaksana bidan yang berkaitan dengan artikel
ini dan merekannya dalam bentuk audio dan dituangkan ke dalam artikel ini dalam
bentuk tulisan. Selain itu indormasi di dapat dari beberapa laporan yang dibuat oleh
pihak BAZNAS Kabupaten Sukabumi yang diberikan langsung oleh kabid yang
bersangkutan kepada penulis yang tidak di publikasikan pada media sosial. Adapun
hal lain yang penulis lakukan adalah dengan melakukan observasi dan mengikuti
beberapa kegiatan yang ada di BAZNAS Kabupaten Sukabumi. Berikut beberapa
dokumentasi kegiatan yang berkaitan dengan artikel ini :
Gambar 1
Pelaksanaan observasi mahasiswi Institut Madani Nusantara ke BAZNAS Kabupaten
Sukabumi bersama Bapak M. Kamaludin, S.Th.I
Gambar 2 dan 3
Kegiatan pendistribusian dana zakat, infak dan sedekah di kantor BAZNAS
Kabupaten Sukabumi
Gambar 4 dan 5
Kegiatan pendistribusian dana zakat, infak dan sedekah di kantor BAZNAS
Kabupaten Sukabumi dalam program Sukabumi Cerdas
Gambar 6
Penyerahan cendramata dan tanda terimakasih dari mahasiswa Institut Madani
Nusantara kepada pihak BAZNAS Kabupaten Sukabumi yang diwakili oleh Bapak
Iyan Sopyan, S.E
2. Al- Hadits
“Dari Yazid bin Amru al Ma’rifi dari orang yang pernah mendengar “Uqbah
bin ‘Amir al Juhani, ia berkata : ‘Rasulullah telah mengutusku sebagai petugas zakat.
Lalu saya meminta izin kepadanya bahwa kami nantinya akan memakan Sebagian
dari harta itu. Lalu beliau pun memberikan izin kepada kami.” (H.R. Ahmad)
“Kau akan berada di tengah-tengah umat Ahli Kitab (agama lain). Ajaklah
mereka mengakui bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan saya adalah Rasul-Nya.
Bila mereka menerima, beritahukanlah kepada mereka bahwa mereka diwajibkan
salat lima kali dalam sehari semalam. Bila mereka menjalankannya, beritahukan pula
pungut dari orang-orang ngeluarkan zakat yang dipungut dari orang-orang kaya dan
dikembalikan kepada orang-orang miskin. Dan doa orang-orang yang teraniaya,
karena ant kepada doa orang-orang yang teraniaya, karena ant kepada doa orang-
orang yang teraniaya, karena antara doa yang teraniaya dengan Allah tidak terdapat
penghalang.” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Sesungguhnya Allah telah mewajibkan berbuat ihsan (professional) atas
segala sesuatu.” (HR. Muslim)
3. Fikih Zakat
“Kewajiban zakat merupakan sarana paling utama untuk mengatasi
kesenjangan antara yang kaya dengan yang miskin dan mewujudkan jaminan sosial
dalam islam.” (Dr Wahbah Az-Zuhaili dalam Fiqhul Islamy, Jilid II hal 732)
“Zakat, sekalipun di bahas di dalam pokok bahasan ‘ibadat’, karena di
pandang bagian yang tidak terpisahkan dari shalat, namun zakat sesungguhnya
merupakan bagian system sosial ekonomi islam, dan oleh karena itu di bahas di dalam
buku-buku tentang strategi hukum dan ekonomi islam.” (Dr. Yusuf Al-Qaradhawy
dalam Fiqh Zakat [edisi terjemahan] hal 3)
D. Strategi :
Adapun strategi yang ditetapkan dalam rangka melaksanakan Misi
sebagaimana tersebut diatas terdiri dari :
1. Penataan system manajemen Lembaga dengan SOP lengkap menuju ISO 9001
2. Meningkatkan fungsionalisasi sarana prasana IT
3. Meningkatkan kemampuan IT para amilin
4. Standarisasi kompetensi amilin
5. Meningkatkan layanan berbasis IT
6. Meningkatka aksebilitas data berbasis IT
7. Mengembangkan sistem pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan
berbasis IT
8. Membangun kepercayaan stakeholder
9. Melalukan sinergitas dengan berbagai komunitas Sadar Zakat dalam
pengumpulan, pendistribusian, pendayagunaan serta pendataan dana ZIS
10. Membentuk UPZ di berbagai institusi, Lembaga, organisasi dan perusahaan
11. Optimalisasi edukasi, publikasi dan transparansi
12. Efektifitas penaluran dana ZIS baik yang bersifat konsumtif maupun produktif
13. Meningkatkan sinergitas dengan berbagai Lembaga terkait
14. Menjalin kerja sama dengan berbagai institusi, Lembaga, organisasi dan
perusahaan.
E. Kebijakan :
Arah kebijakan selaras dengan agenda utama Pembangunan Pemerintah
Daerah dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kabupaten Sukabumi.
F. Program :
BAZNAS Kabupaten Sukabumi dalam pelaksanaan tugasnya sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat didasarkan pada
5 (lima) Grand Design Program BAZNAS tentang prngrlolaan zakat yaitu :
1. Sukabumi Taqwa
Mengokohkan peran lembaga dalam mendukung dakwah, syi’ar islam dan
membentengi akidah umat dari pemurtadan. Bentuk program Sukabumi Taqwa
diantaranya : Bantuan Insentif Imam Masjid, Bantuan Stimulant Sarana Keagamaan,
Bantuan Opersioanal MUI Kabupaten Sukabumi, Bantuan Atas Syi’ar Keagamaan
tingkat Kabupaten maupun Kecamatan, Bantuan Pembinaan Ormas Islam, Ekspose
Zakat, dan sejenisnya.
2. Sukabumi Cerdas
10
G. Nilai :
Nilai adalah kondisi ideal yang diharapkan tergambarkan baik secara personal
maupun kelembagaan BAZNAS Kabupaten Sukabumi. Adapun nilai yang disepakati
untuk menjadi performance di BAZNAS Kabupaten Sukabumi adalah :
“PICT” yaitu Progressive, Integrity, Customer First, dan Trusted.
1. Progressive, berani melakukan inovasi dalam pengelolaanzakat untuk memberikan
manfaat yang lebih terhadap umat.
2. Integrity, konsisten menjalankan prinsip-prinsip syariah dalam setiap langkah
menuju perubahan lembaga yang lebih baik.
3. Customer First, fokus memberikan pelayanan terbaik kepada para muzakki dan
mustahik.
4. Trusted, menjalankn usaha dengan amanah, professional, transparan secara syariah
dan terpercaya.
absolut masih banyak masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan, dan juga
masih banyak masyarakat dengan pendapatan sedikit di atas garis kemiskinan.
Kelompok tersebut dikategorikan sebagai kelompok "hampir miskin", ini sangat
rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi seperti kenaikan harga komoditas utama
atau penurunan ekonomi. Masalah kemiskinan ini masih harus ditanggapi dan
perhatikan secara serius sebagai tujuan pembangunan Indonesia yaitu pembangunan
manusia seutuhnya (Ulya, 2018).
c. Miskin Menurut BKKBN
BKKBN belum secara resmi mengumumkan kriteria kemiskinan. Namun
BKKBN dalam makalah lokakarya di awal tahun 2014 yang diprakarsai oleh
BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) di mana penulis yang berpartisipasi langsung
dalam lokakarya tersebut menjelaskan kriteria kemiskinan versi dari BKKBN. Untuk
menghitung tingkat kesejahteraan, BKKBN pada tahun 1999 melaksanakan program
yang disebut Pendekatan Keluarga. Pendataan keluarga dilakukan dengan tujuan
untuk memperoleh data dasar tentang kependudukan dan keluarga untuk
merealisasikan program pembangunan dan penanggulangan kemiskinan. Ada empat
kelompok data yang dihasilkan dari Pendataan Keluarga yaitu:
1) Data Demografi, misalnya jumlah orang yang ada dalam satu keluarga menurut
jenis kelamin dan lain-lain;
2) Data Keluarga Berencana misal : Pasutri Usia Kesuburan (PUS), Peserta Keluarga
Berencana, Data Tahap Keluarga Sejahtera yaitu jumlah Keluarga Prasejahtera,
Keluarga Sejahtera I, II dan III.
Namun penulis berpendapat bahwa upaya BKKBN untuk mengembangkan
kriteria dan garis kemiskinan telah dilakukan dengan sangat baik. Apakah kemudian
menggunakan standar dan kriteria ini atau tidak, dapat diperdeatkan tergantung pada
pandangan yang dinilai oleh pihak lain.
d. Miskin Menurut Fiqh
Ada dua istilah yang sangat terkenal terkait dengan kemiskinan yaitu kata
fakir dan miskin. Dari bahasa aslinya (Arab) kata fakir berasal dari kata faqara yang
aslinya berarti tulang belakang. Faqir adalah seorang laki-laki dengan patah tulang
belakang artinya beban yang dipikulnya terlalu berat untuk mematahkan tulang
punggungnya sedangkan miskin diamil dari kata “sakana” yang artinya diam atau
tenang. Dalam Ensiklopedia Hukum Islam dijelaskan arti fakir dan miskin. Orang
fakir adalah orang-orang yang berkeinginan atau orang yang berhajat. Sedangkan
orang miskin adalah mereka yang tidak memiliki harta atau serba kekurangan. Kata
fakir ditemukan dalam Al-Quran sebanyak 12 kali dan kata miskin disebutkan
sebanyak 15 kali masing-masing digunakan dengan arti yang berbeda.
Definisi miskin dibahas lebih rinci dalam fiqh. Sayid Saiq seorang ahli fiqh
Mesir mengatakan bahwa yang tergolong miskin adalah mereka yang tidak memiliki
harta yang mencapai nishab (jumlah minimum harta untuk membayar zakat dalam
waktu tertentu). Dari sini ulama fiqh memahami bahwa mereka yang memiliki harta
sama dengan satu nishab zakat disebut kaya sedangkan mereka yang memiliki harta
kurang dari satu nishab zakat disebut miskin.
Dari 12 kata fakir yang ada dalam Al-Quran terdapat 6 (enam) kategori yang
berkaitan dengan hukum.
1. Fakir yang diklasifikasikan sebagai mereka yang berhak menerima porsi daging
kurban yang dibuat oleh mereka yang melakukanhaji (Quran 22:28).
15
2. Fakir yang digolongkan sebagai seseorang yang dapat mengkonsumsi harta anak
yatim yang ia urus dengan baik dan tidak melebihi aturan (Al-Quran 4:6).
3. Fakir yang termasuk dalam mereka yang secara terbuka dapat menerima sedekah
untuk menjadi contoh bagi orang lain (Quran 2:273).
4. Fakir yang termasuk ke dalam mereka yang berhak menerima zakat (Al-Quran
9:60).
5. Fakir yang menikmati bagian dari rampasan perang atau ghanimah (Quran 59:6).
6. Fakir yang hanya berhak pendapatkan dukungan yang adil ketika dia melakukan
dosa yang tidak disengaja (Al-Quran 4:135).
tidak dapat menghidupi diri sendiri dan tidak dikatakan kaya disebut miskin.
Penyebutan kata fuqara setelah masakin menunjukkan bahwa orang fakir lebih
menderita dari pada orang miskin. Karena dalam tradisi bangsa Arab mereka selalu
mengutamakan apa yang paling. Maka orang fakir memutuhkan lebih membutuhkan.
Untuk mempelajari leih lanjut tentang kriteria dan parameter orang miskin,
penulis menggunakan logika terbalik untuk mengetahui batasan yang disebut kaya.
Yaitu mereka yang sudah termasuk ke dalam golongan orang kaya maka dia dilarang
menerina harta zakat. Menurut Al Kasani yang dikutip Yusuf Qardhawi orang kaya
dibagi menjadi 3 kategori:
1) Orang kaya wajib zakat yaitu orang yang memiliki nisab hartanya di atas
kebutuhan dasarnya.
2) Orang kaya dilarang mengambil zakat dan menerima sedekah tetapi tidak wajib
membayar zakat yaitu mereka yang berkewajiban membayar zakat fitrah dan
berkurban dan jumlah hartanya dari sisa kebutuhan melebihi 200 dirham.
3) Orang kaya yang diharamkan meminta-minta dan yang tidak diharamkan
mengamil harta zakat adalah mereka yang memiliki pendapatan untuk satu
harinya.
Tabel 1
Realisasi Anggaran Pendistribusian dan Pendayagunaan
Periode 1 Januari s.d 31 Desember Tahun 2020
Realisasi
Anggaran
Rp %
(1) (2) (3) (4)=(3)/(2)
BAZNAS Kabupaten
Sukabumi 21.497.045.823,- 22.368.096.410,- 104,05 %
Jumlah Pendistribusian dan
21.497.045.823,- 22.368.096.410,- 104,05 %
Pendayagunaan
Tabel 2
Realisasi Penyaluran Per Asnaf
Periode 1 Januari s.d 31 Desember Tahun 2020
Badan/Lembaga Amil Zakat Fakir Miskin Amil Mualaf Riqob Gharimin Fisabilillah Ibnu Sabil
BAZNAS Kabupaten Sukabumi 981.764.790,- 11.218.893.414,- 2.492.220.923,- 30.580.000,- 150.000,- 18.873.000,- 7.603.104.283,- 22.510.000,-
Jumlah 981.764.790,- 11.218.893.414,- 2.492.220.923,- 30.580.000,- 150.000,- 18.873.000,- 7.603.104.283,- 22.510.000,-
% Penyaluran 4,39 50,16 11,14 0,14 0,001 0,08 33,99 0,10
Sumber: Laporan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan BAZNAS Kabupaten
Sukabumi tahun 2020
Tabel 3
Realisasi Penyaluran Per Bidang
Periode 1 Januari s.d 31 Desember Tahun 2020
Dakwah-
Badan/Lembaga Amil Zakat Pendidikan Kesehatan Kemanusiaan Ekonomi
Advokasi
BAZNAS Kabupaten Sukabumi 613.983.500,- 529.448.104,- 7.353.059.934,- 541.880.000,- 13.329.724.872,-
Jumlah 613.983.500,- 529.448.104,- 7.353.059.934,- 541.880.000,- 13.329.724.872,-
% Realisasi 2,74 2,37 32,87 2,42 59,59
Tabel 4
Realisasi Penerima Manfaat
Periode 1 Januari s.d 31 Desember Tahun 2020
Jumlah
Badan/Lembaga Amil Zakat Jumlah KK
Jiwa
BAZNAS Kabupaten 2.456 16.872
18
Sukabumi
Jumlah 2.456 16.872
Tabel 5
Realisasi Penyaluran per Asnaf
Periode 1 Januari s.d 31 Desember Tahun 2021
Tabel 6
Realisasi Penyaluran Perbidang
Periode 1 Januari s.d 31 Desember Tahun 2021
19
SIMPULAN
Untuk mensukseskan program pemerintah khususnya dalam mewujudkan
kesejahteraan sosial dan dalam menunaikan misi keagamaan khususnya membantu
seksama, Kabupaten Sukabumi melalui BAZNAS Kabupaten Sukabumi berupaya
menerapkan strategi peningkatan perekonomian masyarakat miskin di wilayah
abupaten Sukabumi. Strategi yang ditempuh BAZNAS Kabupaten Sukabumi adalah
bersifat konsumtif dan produktif. Semua program BAZNAS Kabupaten Sukabumi
dapat direalisasikan dengan baik tentunya dalam hal meningkatkan efektifitas dan
efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat, dan meningkatkan manfaat zakat untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan. Walupun
dari data diatas menunjukkan jumlah penerima manfaat dana zakat, infak dan
sedekah dari tahun 2020 ke tahun 2021 mengalami kenaikan. Hal itu dapat dianggap
wajar karena pada masa tersebut sedang mengalami pandemi Covid-19 yang
mengakibatkan berbagai sektor mengalami penurunan termasuk ekonomi. Namun
pada kenyataannya pendistribusian seta pendayagunaan dana zakat ini dapat
direalisasikan secra optimal dan tepat sasaran.
Juga dapat di simpulkan bahwa kriteria miskin (kemiskinan) memiliki banyak
definisi parameter dan standar yang berbeda. Islam melalui interpretasi ulama fiqh
mendefinisikan kriteria kemiskinan dengan banyak definisi dan metrik yang berbeda.
Peredaan pendapat ini disebabkan oleh fakta bahwa istilah kemiskinan dalam Al-
20
Quran dan hadits yaitu "fakir" dan "miskin" memiliki beberapa arti. Demikian pula
dengan peraturan di Indonesia parameter kemiskinan sangatlah banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Artikel di Jurnal periodik
Aflah, K. N. (2017). Urgensi Penetapan Kriteria Fakir. Ziswaf, 4(1), 167–192.
Fathoni, K. (2021). Peran Baznas Kota Samarinda Dalam Meningkatkan Ekonomi
Kaum Duafa. Jurnal Riset Inossa, 3, 32–44.
https://ojs.samarindakota.go.id/index.php/jri/article/view/38
Irawan, F. B. (2019). Menyingkap Kualitas Pelayanan Pada Toko Kelontong Aulia
Anugerah Pati. Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents, 26–35.
https://repository.usm.ac.id/files/skripsi/B11A/2015/B.111.15.0308/B.111.15.
0308-15-File-Komplit-20200323090502.pdf
Ulya, H. N. (2018). Paradigma Kemiskinan Dalam Perspektif Islam Dan
Konvensional. El-Barka: Journal of Islamic Economics and Business, 1(1), 129.
https://doi.org/10.21154/elbarka.v1i1.1448