Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Sejarah
Indonesia Zaman Pengaruh Islam tepat pada waktunya. Saya mengucapkan terima
kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses
penulisan makalah ini. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas dari Ibu Isrina Siregar M.pd. selaku dosen pengampu pada
mata kuliah terkait.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan pembaca mengenai dampak ilmu pengetahuan dalam kehidupan
bermasyarakat, serta untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan kemampuan penulis
mengenai materi terkait.
Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah
ini masih terdapat banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh
karena itu sangat diharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian demi terciptanya
makalah yang lebih baik lagi di masa mendatang.
1 Mei 2023
Jambi
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................2
C. TUJUAN...............................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
BAB III..........................................................................................................................9
KESIMPULAN.............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................10
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyebaran Islam yang telah merambat dari bagian utara dan barat Indonesia di
abad ke tujuh terus menghebat, terutama setelah abad ke sebelas dan dua belas.
Kedatangan Islam ini kemudian dapat dikatakan secara total menggantikan
Hinduisme dan Buddhisme yang telah berhasil sebelumnya membawa kejayaan
Nusantara dengan kerajaannya yang sangat berpengaruh. Rakyatnya yang sangat
rajin berdagang hingga ke negeri yang sejauh-jauhnya. Raja-rajanya yang hebat
mengagumkan dan candi-candi serta kuil kuil tempat pemujaan yang akan menjadi
"peninggalan" yang tak akan lenyap untuk selama- lamanya, membanggakan bagi
setiap generasi yang diturunkan, bukan dalam arti religiusnya yang mungkin karena
paham-paham baru diganti dengan lebih sesuai dengan tuntutan hati nurani manusia
akan tetapi karena kemampuannya menimbulkan kesan berharga bagi manusia-
manusia baru mendatang.
1
penjajahan, memberikan nama-nama pemimpin raja yang digodok jiwanya oleh
geloranya api perjuangan Islam. Tegasnya, Gerakan-gerakan semacam itu dimulai di
abad tigabelas.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sebenarnya Jepang sendiri adalah imperials. Tetapi bagi umat Islam saat itu
tidak ada pilihan lain kecuali menampakkan sikap yang demikian itu, Sebaliknya
Jepang juga tidak ubahnya dengan Belanda berusaha untuk menghancurkan Islam.
Tetapi kondisi peperangan yang menuntut bantuan stabilitas dalam negeri, memaksa
Jepang untuk mendekati umat Islam. Harry J. Benda menyatakan melalui
propaganda Jawa Baru, umat Islam membangkitkan Pan-Islamisme Kemunduran
progresif yang dialami partai-partai Islam seakan mendapat dayanya kembali setelah
Jepang datang menggantikan posisi Belanda Jepang berusaha mengakomodasi dua
kekuatan, Islam dan nasionalis "Sekuler" ketimbang pimpinan tradisional
(maksudnya raja dan bangsawan lama).
Tetapi tentara Jepang tidak menghendaki adanya parpol Islam. Mereka lebih
menyukai hubungan langsung dengan ulama daripada dengan pemimpin parpol
Oleh karena itu. Jepang mengeluarkan maklumat pembubaran parpol Dalam
menghadapi tentara Jepang, umat Islam bertindak untuk sementara menyetujui
3
pembubaran tersebut dengan mengeluarkan maklumat juga.
Tindakan Jepang ini jelas menunjukkan rasa takutnya terhadap Islam sebagai
partai politik. Tapi di suatu pihak, Jepang menyadari potensi umat Islam dalam
menunjang tujuan perang Sekalipun Jepang tidak menyetujui dan tidak menyukai
berhubungan dengan pemimpin parpol Islam namun Jepang memerlukan para ulama
untuk membentuk wadah organisasi baru untuk membina ulama dan umat Islam.
Orang Jepang harus menyadari bahwa Islam bukanlah hanya sekadar agama,
tetapi merupakan keseluruhan way of life yang telah menyebar ke segenap lapisan
masyarakat Umat Islam Indonesia telah lama berjuang menentang imperialisme
Barat Hal ini sesuai dengan dasar mengapa umat Islam dapat bekerja sama dengan
4
Jepang. Untuk memelihara kerja sama ini hendaknya kita saling menghormati
agama kita masing-masing. Perbedaan agama tidaklah menjadi penghalang
perbedaan tersebut.
A. Mengawasi Pesantren
Tentara Jepang banyak mewarisi hasil karya belanda. kebijaksanaan politik
Islamnya Belanda, dicoba direvisi sedikit. Perang dunia II menuntut Jepang untuk
menggerakkan massa Islam berpihak kepadanya. Untuk itu diletakkanlah Nippon's
Islamic Grass Roots Policy (kebijaksanaan politik Jepang terhadap kalangan rakyat
jelata Islam) Sasarannya adalah pesantren, desa, dan ulama dan menjadikan ulama
menjadi pemimpin sipil terdepan yang berpartisipasi menciptakan ketentraman dan
kewaspadaan Penguasa kepada ulama berarti bahwa Jepang menguasai desa dan
pesantren.
5
memiliki konsep tentang pembentukan tentara pribumi.
Untuk merealisasikan tentara pribumi ini diserahkan pada Beppen (Seksi
khusus, dinas intelijen). Segera Beppan membentuk Jawa Bo-ei Givugun
KanbuRenseitai (Korps latihan perwira pasukan sukarela penhela tanah air Jawa) di
Bogor Disinilah ulama dilatih sebagai calon daklanco (komandan batalion).
Untuk mendapatkan dukungan lebih banyak dari umat Islam, maka dikatakan
bahwa tugas peta sebagai tugas suci.Dadanki (Bendera peta) dengan bumbang bulan
bintang ini dijelaskan oleh Kan Po sebagai lambang yang dihormati oleh rakyat di
Jawa.
Tujuan penguasa militer Jepang sebenamya tidak akan menciptakan kesatuan,
tetapi hanya menginginkan kerja sama lebih mudah dengan umat Islam Indonesia
adapun usaha Jepang bertujuan; 1. Menanamkan semangat Nippon,
2.Menumbuhkan byalitas uma terhadap Jepang. 3.Meyakinkan kebencian ulama
terhadap sekutu, 4. Perang asis Tamar Raya adalah perang suci, 5. Menambahkan
keyakinan bahwa Jepang dan Indonesia adalah satu nenek moyang dan satu ras.
Tujuan di atas menumbuhkan sikap takut Jepang akan timbulnya kesatuan umat
Islam Peta selain diharapkan bantuannya, juga disiapkan untuk memecah belah
struktur organisasinya.Namin ulama masih sanggup memanfaatkan Petal untuk
membangkitkan semangat keprajuritan Usaha ulama inilah yang menjadikan peta
sebagai wadah pembibitan pemimpin TNI nanti di kemudian huri.
6
tanpa Backing dari KUA. Untuk mengimbangi atau mematikan BAM. Jepang
melancarkan kegiatan Jawa Hokokai (kebangkitan rakyat), dan Tonari Gumi (rukun
tetangga) usaha ini benar-benar berhasil tertunjang oleh kondisi peperangan
sehingga BAM tidak bisa melanjutkan usahanya.
D. Masyumi
Pengaruh MIAI cukup membahayakan MIAI masih sanggup menunjukkan
kemampuannya menggerakkan massanya, berbeda dengan partai sekuler lainnya
yang sudah tidak mampu menampakkan potensi massanya lagi. Oleh karenanya
Jepang mencoba menghilangkan pengaruh MIAI dengan membentuk Majelis Syura
Muslimin Indonesia, sekaligus dengan pembentukan organisasi baru ini bertujuan
untuk menurunkan pimpinan MIAI dengan mengangkat Hasyim Asyari sebagai
ketua Masyumi Jepang mengharapkan timbulnya perpecahan di kalangan umat
Islam Tetapi kenyataamya perkembangan Masyumi sangat cepat kontras sekali
dengan Putera dan Hokokai
Sejak awal Jepang telah mencoba untuk menetralisir Masyumi dari kegiatan
politik Karena itu pimpinan Masyuni disumpah untuk membebaskan dirinya dari
kegiatan politik apapun. Dengan demikian Masyumi dapat menjadi wadah yang
menjauhkan umat Islam dari politik. Usaha ini juga mempunyai katar belakang lain,
yaitu agir Jepang mudah mematahkan basis suplai pesantren.
7
secara fisik berhasil dipadamkan, tetapi tiga bulan kemudian pecah lagi
pemberontakan santri yang lebih meluas yang meliputi kecamatan Lobbener dan
kecamatan Simpang Tentara dan polisi Jepang membasmi pemberontakan tersebut.
Pemimpin-pemimpin berhasil di tembak mati.
Sebenarnya baik pemberontakan santri dan Peta dilancarkan pada saat Jepang
sedang menghadapi kehancuran. Bila hal tersebut telah diketahui oleh makyat
banyak, kemudian didukung oleh polits termasuk bung Kamo dan bung Hatta,
riwayat Jepang tamat lebih awal dari penyerahan di Amerika.
8
BAB III
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
Ira, dkk. 1997. Sejarah Sosial Umat Islam Semarang: PT Rajawali Pers Persada
Waridah Q., Siti, dkk. 2001. Sejarah Nasional dan Umuan untuk SMU Kelis 1.
Jakarta: Bumi Aksara
10