You are on page 1of 25

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

JUDUL PERCOBAAN: KIMIA SEMEN (FREELIME)

NAMA PRAKTIKAN : MOCH. FARREL REYHAN AMIR


NIM/GRUP : 2012210014 / 06
TANGGAL PRAKTIKUM : 26 – 12 - 2022
ASISTEN : MUHAMMAD PUJI SAMPURNO

LABORATORIUM KIMIA - FISIKA


DASAR UNIVERSITAS INTERNASIONAL
SEMEN INDONESIA TAHUN AKADEMIK
2020/2022
1. LATAR BELAKANG
Pelaksanaan kegiatan praktikum mempunyai peranan yang sangat
krusial untuk mendukung kualitas hasil dan proses pembelajaran.
Karena kegiatan praktikum akan lebih efektif untuk meningkatkan
keahlian mahasiswa dalam pengamatan dan meningkatkan
keterampilan/aspek psikomotorik serta sebagai sarana berlatih dalam
menggunakan atupun memanfaatkan alat dan bahan yang ada di
laboratorium (Wahyudiati, 2016). Keterampilan dasar yang dapat
teramati selama praktikum diantaranya, (1) mengambil bahan, (2)
menggunakan alat, (3) mengamati, (4) mengkomunikasikan, (5)
keselamatan kerja (Kartini, 2018). Praktikum merupakan pembelajaran
bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan
mengaplikasikan teori dengan menggunakan fasilitas laboratorium
maupun di luar laboratorium. Dengan praktikum mahasiswa juga dapat
mengasah keterampilan berpikir serta soft maupun hardskill mengenai
cara berpikir di laboratorium (Wulandari et al, 2003).
Mata kuliah kimia dasar merupakan mata kuliah dasar untuk
mempelajari ilmu kimia di tingkat perguruan tinggi. Kimia dasar juga
merupakan salah satu mata kuliah yang memuat banyak konsep dan
studi praktikum (Asmaningrum et al., 2018). Semen adalah perekat
anorganik yang mampu merekatkan bahan-bahan padat menjadi satu
kesatuan dan menciptakan berbagai macam bangunan. Semen
dihasilkan dari bahan alam seperti batu kapur,tanah liat dll. Dengan
proses yang Panjang dari bahan mentah hingga jadi wujud semen siap
pakai.
Seiring dengan melesatnya pembangunan infrastruktur, maka
semakin cangih juga perkembangan industry semen. Hal ini berarti
dampak yang ditimbulkan dari industri semen semakin besar pula. Dari
segi positif maupun negatif. Dilihat dari segi negatif Khususnya pada
limbah semen yang dihasilkan tentu saja meresahkan banyak orang. Jika
dilihat dari segi positif pembangunan dari bahan semen sangatlah bagus
dan hasilnya kuat. Setelah produk semen melalui tahap proses
pembuatan yang Panjang, produk semen dijual dipasaran. Setelah itu
timbul masalah seperti pemuaian semen jika terkena cuaca ekstrim.
Penyebab pemuaian adalah kandungan kapur bebas (freelime) pada
semen. Pemuaian terdiri sebagai kemampuan kombinasi semen untuk
mempertahankan volumenya setelah proses pengikatan berakhir.
Kesetabilan ini dapat terganggu karena adanya CaO bebas yang dapat
mempengaruhi kualitas semen tersebut. Oleh karena itu perlu adanya
Teknik untuk mengatasi masalah tersebut. Misalnya kita atur kemasan
semen dan suhu yang bisa merusak semen jika disimpan terlalu lama
(M. Farhan, 2016).

2. TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kandungan kapur bebas
(freelime) dalam contoh semen.

3. MANFAAT MODUL PRAKTIKUM


Dengan adanya Modul Praktikum Mahasiswa dapat mengetahui :
1. Mengetahui pengertian semen.
2. Mengetahui bahan baku semen.
3. Mengetahui jenis-jenis semen.
4. Mengetahui apa itu freelime.
5. Mengetahui Pengertian MSDS.
6. Mengetahui MSDS dari NaOH, Gliserol, Etanol, Amonium Sulfat,
Stronsium Nitrat, Indikator Phenolftalein.
4. ALAT DAN BAHAN SERTA LANGKAH KERJA
4.1. ALAT DAN BAHAN
A. Alat :
1. Pompa vakum (1 buah) 5. Filtering flask (1 buah)
2. Statif dan klem (1 buah) 6. Hotplate (1 buah)
3. Erlenmeyer (1 buah) 7. Gelas ukur (1 buah)
4. Corong buchner (1 buah)

B. Bahan :
1. Stronsium Nitrat [Sr(NO3)2] 5. Natrium Hidroksida [NaOH]
2. Ammonium Asetat [C2H7NO2] 6. Semen
3. Gliserin Etanol 7. Kalsium Oksida [CaO]
4. Indikator PP 8. Etanol [C2H6O]

4.2. LANGKAH KERJA


➢ Siapkan Labu Erlenmeyer dan kemudian memasukkan 60 ml pelarut
gliserin etanol, kedalam Erlenmeyer.
➢ Tambahkan 2 gr Stronsium Nitrat Anhidrat kedalam Erlenmeyer.
➢ Kemudian stirrer larutan yang telah di campur Stronsium Nitrat.
➢ Tambahkan 4 tetes indicator PP.
➢ Teteskan sedikit demi sedikit NaOH encer dan segar kedalam etanol
hingga warna berubah menjadi sedikit merah muda.
➢ Kemudian campur dengan semen.
➢ Aduklah larutan yang ada didalam Erlenmeyer, dengan menaruhnya
diatas stirrer plate, kemudian stirrer dan panaskan selama 30 menit,
sampai medidih.
➢ Titrasikan larutan dengan Amonium Asetat sebanyak 25ml,
titrasikan sampai tidak berwarna.
➢ Hitunglah presentase Kalsium Oksida.
5. APA ITU SEMEN?
Semen berasal dari kata caementum (bahasa latin) yang artinya
memotong menjadi bagian-bagian kecil tak beraturan. Sedangkan dalam
pengertiannya semen adalah zat yang digunakan untuk merekatkan batu
bata, batako maupun bahan bangunan lainnya. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia semen adalah serbuk atau tepung yang terbuat dari
kapur dan material lainnya yang dipakai untuk membuat beton,
merekatkan batu bata ataupun membuat tembok. Semen adalah perekat
hidraulik yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang
terdiri dari bahan utama silikat-silikat kalsium dan bahan tambahan batu
gypsum dimana senyawa-senyawa tersebut dapat bereaksi dengan air
dan membentuk zat baru bersifat perekat pada bebatuan(M. Farhan,
2016).
Sebagian besar masyarakat hanya mengenal satu jenis semen yakni
semen yang digunakan dan dicampur bersama air, pasir, dan batu.
Semen digunakan untuk infrastruktur dasar seperti rumah hingga
infrastruktur berat seperti bendungan, jalan dan jembatan hingga
terowongan. Secara umum, definisi dari semen yang kita kenal adalah
“serbuk yang jika dicampur dengan air akan memiliki sifat perekat yang
mampu mengikat bahan mineral menjadi suatu kesatuan yang padat”.
Kata cement berasal dari bahasa latin “Cementum” yaitu “pengikat atau
perekat”. Produk semen Portland di Indonesia diatur dalam Standar
Nasional Indonesia, dan termasuk dalam kategori SNI Wajib yang
dilindungi oleh Undang- Undang Nomor 20 tahun 2014 tentang
Standarisasi dan Penilaian Kesesuaian (Ir. Marsudi S.T.,2020)

6. APA SAJA BAHAN BAKU SEMEN?


Pembuatan semen di produksi melalui proses percampuran bahan
calcium carbonate (batu kapur) dan aluminoxilicate (lumpur atau tanah)
dan gypsum (pasir besi). Senyawa tersebut akan terjadi reaksi senyawa
oksida. Semen portland terdiri dari bahan-bahan senyawa oksida.
Bahan-bahan yang sudah ada selanjutnya akan dimasukkan ke dalam
tanur dan dimulai proses pembakaran. Setelah proses pembakaran
bahan-bahan tersebut akan melalui proses pengeringan.
Tricalsium Silikat : (CaO)₃ SiO₂ atau C₃S
Dikalsium Silikat : (CaO)₂ SiO₂ atau C₂S
Tricalsium Aluminat : (CaO)₃ Al₂O₃ atau C₃A
Tetra Calsium Alumino Ferrit : (CaO)₄ Al₂Fe₂O₃ atau C₄AF
(Bye, 1999)

7. APA SAJA JENIS SEMEN?


Semen abu atau semen portland adalah bubuk/bulk berwarna abu
kebiru-biruan, dibentuk dari bahan utama batu kapur/gamping berkadar
kalsium tinggi yang diolah dalam tanur yang bersuhu dan bertekanan
tinggi. Semen ini biasa digunakan sebagai perekat untuk memplester.
Semen ini berdasarkan prosentase kandungan penyusunannya terdiri
dari 5 (lima) tipe, yaitu tipe I sd. V.
- semen putih (gray cement) adalah semen yang lebih murni dari
semen abu dan digunakan untuk pekerjaan penyelesaian (finishing),
seperti sebagai filler atau pengisi. Semen jenis ini dibuat dari bahan
utama kalsit (calcite) limestone murni.
- oil well cement atau semen sumur minyak adalah semen khusus
yang digunakan dalam proses pengeboran minyak bumi atau gas alam,
baik di darat maupun di lepas pantai.
- mixed & fly ash cement adalah campuran semen abu dengan
Pozzolan buatan (fly ash). Pozzolan buatan (fly ash) merupakan hasil
sampingan dari pembakaran batubara yang mengandung amorphous
silika, aluminium oksida, besi oksida dan oksida lainnya dalam berbagai
variasi jumlah. Semen ini digunakan sebagai campuran untuk membuat
beton, sehingga menjadi lebih keras.
8. APA ITU FREELIME
Limestone adalah material konstruksi yang memiliki banyak fungsi.
Awalnya digunakan sebagai material finishing dinding bangunan, kini
fungsinya melebar sebagai bahan pengecoran. Dalam bahasa Indonesia
limestone berarti batu kapur. Limestone adalah batuan yang terbentuk
dari sedimen kalsit dan kalsium karbonat yang komposisinya terdiri dari
CaCO3. Pembentukan batu kapur umumnya terjadi di perairan yang
tenang, dangkal, jernih dan bertemperatur hangat. Ada dua cara
pembentukan batu kapur, yaitu secara biologis dan kimiawi. Secara
biologis batu terbentuk dari pelapukan bahan organik, seperti akumulasi
cangkang, tinja, alga, karang, dan bahan organik lainnya. Sedangkan
batu kapur yang terbentuk akibat endapan mineral kalsium karbonat
digolongkan sebagai proses kimiawi. Area ditemukannya batu kapur
ikut mempengaruhi strukturnya. Limestone yang ditemukan di area
pegunungan bisa digunakan dalam pembuatan semen (Erick Yosua,
2021).
Metode ASTM untuk Analisis Kimia Semen Hidraulik (C 114-
85) berisi dua metode untuk penentuan kapur bebas dalam semen dan
klinker. Metode A adalah metode Franke yang dimodifikasi di mana
kapur bebas yang diekstraksi dalam pelarut alcohol etil asetat-isobutil
dititrasi dengan asam perklorat. Metode B menggunakan alcohol
gliserin (etanol SDA 2B atau isobutyl alcohol yang ditentukan, tetapi
dapat diganti dengan alcohol absolut atau etanol SDA 3A) pelarut
dengan askelarator strontium nitrat untuk mengekstraksi kapur bebas,
yang kemudian dititrasi dengan ammonium asetat. Keduanya adalah
metode cepat di mana sampel dan plarut direbus selama 15 hingga 20
menit, disaring, dan dititrasi (Ronald F, 1998).
9. APA ITU MSDS (MATERIAL SAFETY DATA SHEET) ?
Material Safety Data Sheet (MSDS) atau disebut Lembar Data
Keselamatan Bahan (LDKB) adalah dokumen yang berisi informasi
mengenai potensi bahaya (kesehatan, kebakaran, reaktifitas dan
lingkungan) dan cara bekerja yang aman dengan produk kimia. Ini
adalah titik awal yang penting untuk pengembangan program
keselamatan dan kesehatan yang lengkap. Penulisan MSDS berfungsi
sebagai data manajemen dari sebuah laboratorium, perusahaan, pabrik
dan lain-lain yang di gunakan untuk melaporkan standar keamanan atau
K3 juga sebagai data keamanan prosedur perusahaan. Bagi kebanyakan
orang yang bekerja dengan produk dikendalikan, ada beberapa bagian
dalam MSDS yang lebih penting daripada yang lain. Pekerja harus
selalu membaca nama kimia, tahu bahayanya, memahami penanganan
dan penyimpanan yang aman petunjuk, serta memahami apa yang harus
dilakukan dalam keadaan darurat.
MSDS juga berisi informasi tentang penggunaan, penyimpanan,
penanganan dan prosedur darurat semua yang terkait dengan material.
MSDS berisi lebih banyak informasi tentang materi daripada label.
MSDS dipersiapkan oleh pemasok atau produsen bahan. Hal ini
dimaksudkan untuk memberi tahu apa bahaya dari produk, cara
menggunakan produk dengan aman, apa yang akan terjadi jika
rekomendasi tidak diikuti, apa yang harus dilakukan jika terjadi
kecelakaan, bagaimana mengenali gejala overexposure, dan apa yang
harus dilakukan jika insiden terjadi. Isi dari sebuah MSDS menurut
Kepmenaker No.187/MEN/1999 tentang pengendalian bahan kimia
berbahaya di tempat kerja yaitu ;

1. Identitas bahan dan nama perusahaan;


2. Komposisi bahan;
3. Identifikasi bahaya
4. Tindakan P3K
5. Tindakan penanggulangan kebakaran
6. Tindakan mengatasi tumpahan dan kebocoran
7. Penyimpanan dan penanganan bahan
8. Pengendalian pemajanan dan alat pelindung diri
9. Sifat fisika dan kimia
10. Stabiliatas dan reaktifitas bahan
11. Informasi toksikologi
12. Informasi ekologi
13. Pembuangan limbah
14. Pengangkutan bahan
15. Informasi peraturan perundangan yang berlaku
16. Informasi lain yang diperlukan
(Imrotahudin ST.)

9.1. MSDS NAOH


NaOH merupakan sebuah senyawa Alkali yang mempunyai sifat
basa dan juga mampu untuk menetralisir asam. Bentuk NaOH sendiri
Kristal putih dengan sifatnya yang cepat atau mudah menyerap
kelembapan. NaOH juga tergolong zat kimia yang berbahaya maka
setiap praktikan harus memakai pelindung untuk menangani zat
tersebut. Agar terhindar dari bahaya zat NaOH seorang praktikum harus
memakai pakaian dan perlindungan zat berbahaya. Sejenis basa logam
kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida
dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin
yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Merupakan satu di antara
beberapa zat kimia yang digunakan untuk membuat sabun, detergen, dan
kertas (Hambali, 2006).
9.2. MSDS GLISEROL
Gliserin merupakan cairan kental tidak berwarna dan tidak
berbau. Cairan tersebut bercampur dengan air dan alkohol yang
diperoleh dari lemak hewani atau nabati atau dari fermentasi glukosa.
Gliserin digunakan sebagai obat-obatan, pelembab, buah-buahan atau
tembakau. Gliserin juga bisa menarik oksigen ke dalam kulit sehingga
membantu untuk mempertahankan kelembaban kulit. Tetapi gliserin
tidak bisa langsung digunakan ke rambut secara langsung karena
sifatnya hidrogopis. Cara penyimpanan Gliserin sama dengan bahan
kimia lainya, yaitu simpan di tempat dengan suhu ruangan, sebaiknya
jauhkan dari paparan sinar matahari (Hambali, 2006).

9.3. MSDS ETANOL


Etanol disebut etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut,
atau alkohol, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah
terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat
psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan
termometer modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang paling
tua. Etanol atau disebut juga etil alkohol, merupakan cairan yang sehari-
hari ditemukan dalam minuman beralkohol. Strukturnya hanya sedikit
berbeda dari metanol atau metil alkohol yang lebih beracun dibanding
etanol. sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak
berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. (Hambali, 2006).

9.4. AMONIUM ASETAT


Senyawa kimia degan rumusan NH4C2H3O2 , C2H4O2NH3,
C2H7NO2. Senyawa Ammonium asetat berbentuk zat padat putih yang
berasal dari hasil reaksi ammonia dan asam asetat. membentuk ion
amonium bergantung pada pH larutan. Jika pH rendah, kesetimbangan
bergeser ke kanan: lebih banyak ion amonium yang terbentuk. Jika pH
tinggi (konsentrasi ion hidrogen rendah), kesetimbangan bergeser ke
kiri: ion hidroksida menarik proton dari ion amonium, menghasilkan
ammonia (Hambali, 2006).

9.5. STRONSIUM NITRAT


Stronsium nitrat merupakan senyawa kimia berbentuk padatan
putih dengan massa molekul 211,6 gram/mol. Senyawa ini memiliki
rumus kimia yakni Sr(NO3)2. Dimana senyawa ini memiliki sifat
korosif, oxidant, dan dapat menyebabkan iritasi. Senyawa ini biasanya
terdapat dalam semen portland sebagai unsur minor dan franke, yang
mana kapur bebas dititrasi dengan larutan encer asam perklorat
tambahan 2 gram stronsium nitrat anhidrat dan atur pelarut. Apabila
terkena mata langsung bilas dengan air. Apabila cairan ini terhirup
langsung mencari udara segar. Jika tidak bernafas, berikan nafas buatan.
Apabila sulit bernafas berikan oksigen. Lalu, langsung hubungi dokter.
(PubChem, 2005)

9.6. Indikator PP
Penolftalein sering digunakan sebagai indikator keadaan lebih asam
atau basa suatu zat. Prinsip perubahan warna ini digunakan dalam titrasi.
Penolftalein adalah indikator yang baik untuk titrasi HCl dan NaOH.
Penolftalein tidak berubah warna (transparan) dalam kondisi asam atau
brsifat netral tetapi berubah menjadi merah dalam kondisi basa.
Penolftalein menjadi tidak berwarna pada pH tepat di bawah 8,3 tetapi
secara bertahap berubah menjadi merah pada pH di atas 8,3. Semakin
kuat alkalinitasnya, semakin merah (Ningsih, 2020).
10. TABEL PERLAKUAN PRAKTIKUM
10.1. PERCOBAAN A
PERLAKUAN PENGAMATAN
Menyiapkan alat dan bahan. Memastikan setiap alat dalam kondisi
bersih dan siap digunakan, bahan yang
digunakan.

Mengambil pelarut Gliserin Mengambil Gliserin Etanol 60 mL dan


Etanol ukur menggunakan gelas ukur
kemudian masukkan kedalam
erlenmeyer.

Mengambil dan kemudian Menyiapkan bahan yang di gunakan,


menimbang stronsium nitrat mengambil Stronsium Nitrat 2 gr,
dan semen. kemudian mengambil semen 1 gr
menggunakan neraca analitik agar
massa yang di ambil sesuai.

Menambahkan Stronsium Menambahkan Stronsium Nitrat 2 gr


Nitrat 2 gr. kedalam Erlenmeyer yang berisi
Gliserin Etanol kemudian aduk
menggunakan strir 5 menit sampai
terlarut sempurna.

Menambahkan NaOH dan Setelah larutan tercampur sempurna


indicator PP tambahkan larutan dengan indicator
PP 4 tetes kemudian tambahkan
NaOH sampai larutan berwarna ke-
merah mudaan.

Menambahkan Semen 1 gr Larutan yang sudah di campur dengan


kemudian stirrer. Indikator PP dan NaOH di tambahkan
dengan Semen 1 gr, kemudian stirrer
dengan suhu 120 dan stir level 4
selama 30 menit sampai larutan
mendidih.
Saring larutan meng- Setelah larutan mendidih saring
gunakan pompa vakum larutan menggunakan pompa vakum

Stirrer kembali larutan Setelah larutan di saring, panaskan


sampai mendidih kembali larutan sampai mendidih
kemudian tirasikan menggunkan
ammonium asetat sampai tidak
berwarna.
11. DATA HASIL PENGAMATAN
Berikut pengolahan data dari hasil praktikum penentuan freelime
pada sampel semen :
Diketahui:
Volume Gliserin Etanol = 62 mL
Massa Stronsium Nitrat =2g
Massa Kertas HVS + kaca arloji = 35,5826
Indikator PP = 4 tetes
NaOH = > 4 g (lebih dari 4 tetes sampai berubah warna)
V awal Amonium Nitrat = 41 mL
V akhir Amonium Nitrat = 29.5 mL
E freelime = 0,0059
Ditanya :
Presentase kandungan kapur bebas pada semen /
% CaO?
Dijawab :
V = V akhir - V awal
= 41 – 29.5
= 11,5 mL

% CaO = EV x 100%
= 0,0059 x 11,5 x 100%
= 6,785%

12. PEMBAHASAN
12.1. Apa yang dimaksud Dengan Freelime ?
Dalam bahasa Indonesia limestone berarti batu kapur. Limestone
adalah batuan yang terbentuk dari sedimen kalsit dan kalsium karbonat
yang komposisinya terdiri dari CaCO3. Pembentukan batu kapur
umumnya terjadi di perairan yang tenang, dangkal, jernih dan
bertemperatur hangat. Ada dua cara pembentukan batu kapur, yaitu
secara biologis dan kimiawi. Secara biologis batu terbentuk dari
pelapukan bahan organik, seperti akumulasi cangkang, tinja, alga,
karang, dan bahan organik lainnya. Sedangkan batu kapur yang
terbentuk akibat endapan mineral kalsium karbonat digolongkan sebagai
proses kimiawi. Area ditemukannya batu kapur ikut mempengaruhi
strukturnya. Limestone yang ditemukan di area pegunungan bisa
digunakan dalam pembuatan semen.

12.2. Apakah Pengujian Bisa dilakukan Menggunakan Bahan


Lain Selain Gliserin-Ethanol ?

Gliserol adalah rantai alkohol trihidrik dengan susunan molekul


C3H8O3 yang sangat bermanfaat dalam bidang kimia organic. Dalam
keadaan murni, gliserol tidak berbau, tidak berwarna, berbentuk cairan
kental dengan rasa manis. Gliserol bersifat larut sempurna dalam air dan
alcohol, juga dapat larut dalam pelarut tertentu (misalnya eter, etil asetat,
dan dioxane) namun gliserol bersifat tidak larut dalam hidrokarbon.
Pada Praktikum untuk mengetahui kadara kapur bebas freelime, Gliserol
tau pun Gliserin Etanol berfungsi sebagai pelarut agar kandungan semen
dapat di titrasikan dengan sempurna ketika di campur dengan larutan
Stronsium Nitrat, NaOH, dan indicator PP. Jika Terdapat pelarut selain
Gliserin Etanol yang di gunakan untuk melarutkan semen maka Gliserin
Etanol dapat digantikan, dengan pelarut etanol yang lain (Dwi Budiarto,
2020).

12.3. Apa Tujuan Penambahan Indikator ?

Indikator yang digunakan pada titrasi basa kuat-asam kuat biasanya


berupa indikator sintetis, misalnya indikator fenolftalein (pp). Indikator
ini merupakan indikator sintetis yang dijual di pasaran dengan harga
yang relatif mahal, dapat menyebabkan polusi kimia, ketersediaan yang
terbatas dan biaya produksi yang tinggi. Tujuan di tambahkanya
indicator PP pada praktikum freelime bertujuan untuk mengetahui
kandungan yang tedapat di dalam larutan. Larutan Gliserin Ethanol dan
Stronsium Nitrat, ketika di tambahkan 4 tetes indicator pp dan NaOH
sedikit demi sedikit akan berubah warna menjadi sedikit ke-merah
mudaan. Perubahan warna ini yang digunakan sebagai penanda dalam
langkah selanjutnya ketika larutan di titrasikan dengan Amonium Asetat
dan kembali berubah menjadi bening tidak berwarna (Apriani Fitri, dkk.,
2016).

12.4. Apa Tujuan Dilakukan Pemanasan Pada Campuran Semen


Menggunakan Hot-Plate ?

Hot-Plate Magnetic Stirrer adalah peralatan laboratorium yang


digunakan untuk mengaduk dan memanaskan larutan satu dengan
larutan lain yang bertujuan untuk membuat suatu larutan homogen
dengan bantuan pengaduk batang magnet (stir bar). Prinsip kerja Hot-
Plate Magnetic Stirrer adalah berupa plate yang dapat dipanaskan dan
hubungan antara dua magnet yaitu, magnet yang dihubungkan pada
motor dan magnet (stir bar) yang dimasukkan dalam wadah gelas yang
berisi larutan kimia yang ditempatkan pada atas pelat (plate). Dengan
menggunakan Hot Plate Magnetic Stirrer, pencampuran larutan kimia
dapat dilakukan dengan cepat, sehingga dapat menghemat waktu, tenaga
dan dihasilkan larutan yang lebih homogen. Sinyal elektrik yang bisa
ditunjukkan dalam unit temperatur setelah sesuai dengan variasi
temperatur lingkungan. demikian thermal infrared ini sangat berguna
untuk mengukur suhu pada keadaan diman tidak ada sensor lain yang
dapat digunakan dan dapat menghasilkan hasil yang akurat (Riza Alfita,
dkk, 2021).

12.5. Apa Tujuan Dilakukan Titrasi

Titrasi asam basa adalah penentuan kadar suatu larutan basa dengan
larutan asam yang diketahui kadarnya. Atau sebaliknya, penentuan
kadar suatu larutan asam dengan larutan basa yang diketahui, dengan
didasarkan pada reaksi netralisasi. Titrasi harus dilakukan hingga
mencapai titik ekivalen, yaitu keadaan saat asam dan basa tepat habis
bereaksi secara stoikiometri. Titik ekivalen umumnya dapat ditandai
dengan perubahan warna dari indikator. Pada praktikum freelime
menggunakan indicator pp (fenolftalein). Sementara itu, keadaan saat
titrasi harus dihentikan tepat pada saat indikator menunjukkan
perubahan warna disebut titik akhir titrasi. Pada langkah awal setelah
larutan di teteskan indicator PP kemudian di tambahkan NaOH, larutan
berwarna sedikit kemarah mudaan. Kemudian di-langkah akhir setelah
larutan di panaskan sampai mendidih, larutan kembali di titrasikan
dengan Amonium Asetat sampai larutan kembali tidak berwarna atau
bening tidak berwarna. Untuk memperoleh hasil titrasi yang tepat, maka
selisih antara titik akhir titrasi dengan titik ekivalen harus diusahakan
seminimal mungkin. Hal ini dapat diupayakan dengan memilih indikator
yang tepat pada saat titrasi, yakni indikator yang mengalami perubahan
warna atau trayek pH di sekitar titik ekivalen (Ridho Muhammad Fahmi,
2022).

12.6. Apa Itu Titran & Titrat

Titran atau titer adalah larutan yang digunakan untuk mentitrasi


(biasanya sudah diketahui secara pasti konsentrasinya). Dalam proses
titrasi suatu zat berfungsi sebagai titran dan yang lain sebagai titrat.
Titrat adalah larutan yang dititrasi untuk diketahui konsentrasi
komponen tertentu. Titik ekivalen adalah titik yg menyatakan
banyaknya titran secara kimia setara dengan banyaknya analit. Analit
adalah spesies (atom, unsur, ion, gugus, molekul) yang dianalisis atau
ditentukan konsentrasinya atau strukturnya. Pada praktikum freelime
titran yang digunakan adalah NaOH dan Amonium Asetat. Pada langkah
awal larutan Gliserin Etanol dan Stronsium Nitrat sesudah di tambahkan
indicator PP menjadi titran, dan titran yang digunakan adalah NaOH
sehingga warna berubah menjadi kemerah mudaan. Pada langkah
terakhir setelah larutan yang sudah saring dan di panaskan hingga
mendidih menjaadi titrat dan Amonium Asetat menjadi titran sampai
larutan kembali tidak berwarna atau bening tidak berwarna (Yulia Tri
Samiha, dkk, 2016).

12.7. Kenapa Terjadi Perubahan Warna Pada Saat Penambahan


NaOH Dan Setelah Titrasi ?

Titrasi asam-basa memerlukan indikator untuk menunjukkan


perubahan warna pada setiap interval derajad keasaman (pH) (Siti
Nuryanti, dkk, 2010). Pada praktikum freelime indicator yang
digunakan adalah fenolftalein (PP). Penambahan titran dilanjutkan
hingga sejumlah tertentu hingga ekuivalen dengan Titran telah
ditambahkan. Maka dikatakan bahwa titik ekivalen titran telah tercapai.
Agar mengetahui bila penambahan titran berhenti, kimiawan dapat
menggunakan sebuah zat kimia, yang disebut indikator, yang
bertanggap terhadap adanya titran berlebih dengan perubahan warna.
Indikator asam basa terbuat dari asam atau basa organik lemah, yang
mempunyai warna berbeda ketika dalam keadaan terdisosiasi maupun
tidak. Perubahan warna ini dapat atau tidak dapat terjadi tepat pada titik
ekivalen. Titik titrasi pada saat indikator berubah warna disebut titik
akhir. Tentunya merupakan suatu harapan, bahwa titik akhir ada sedekat
mungkin dengan titik ekivalen. Pada praktikum freelime ketika larutan
yang telah di teteskan indicator (PP) kemudian di tambahkan NaOH
hingga berubah warna ke-merah mudaan menandakan larutan sudah
mencapai titik ekuivalen. Dan pada langkah terakhir larutan di titrasikan
dengan Amonium Nitrat hingga tidak lagi berwarna atau bening tidak
berwarna juga menandakan larutan sudah mencapai titik ekiv
alen(MPLK, Politeknik Negeri Kupang).
12.8. Berapa Batas Standar Kandungan CaO Pada Semen ?

Standar persentase kadar F.CaO maksimal adalah 2% dan standar


Pemuaian maksimal 0.8%. Semakin besar pula kadar kapur bebas yang
terkandung dalam semen. F.CaO adalah kadar kapur bebas yang
terkandung dalam semen yang apabila kadarnya melebihi persyaratan,
maka akan sangat merugikan konsumen, karena jika kadar kapur bebas
yang dimiliki oleh semen berlebih, berakibat semen tersebut tidak kuat
dan rapuh (Yulianto, 1995).

12.9. Apakah % Kandungan CaO Pada Percobaan Melebihi


Batas Standar ?

Iya, Pada saat percobaan dihasilkan persentase CaO bebas 13,157%


yang mana melebihi batas standar CaO yaitu maksimal 2%. Semen-
freelime adalah salah satu jenis semen yang terdiri dari campuran
kalsium hidroksida (Ca(OH)2) atau kapur dengan bahan pengikat seperti
tanah liat atau pasir. Kalsium hidroksid merupakan bahan pembentuk
utama semen-freelime. Sehingga kandungan CaO yang cukup tinggi
sangat penting untuk menjamin kekuatan dan stabilitas semen tersebut.
Jika persentase kandungan CaO dalam semen-freelime lebih dari
standar, maka kekuatan dan stabilitas semen-freelime tersebut mungkin
tidak akan terpengaruh. Namun, terdapat beberapa efek samping yang
mungkin terjadi jika kandungan CaO dalam semen-freelime lebih dari
standar, yaitu:
1. Penurunan kemampuan semen-freelime untuk mengikat dengan
bahan pengikat lain seperti pasir atau tanah liat. Hal ini disebabkan
karena kapur yang terlalu banyak dapat mengganggu pembentukan
ikatan antara bahan pengikat dengan semen-freelime.
2. Peningkatan biaya produksi semen-freelime. Kandungan CaO yang
lebih tinggi akan meningkatkan biaya produksi semen-freelime karena
kapur merupakan bahan yang cukup mahal.
3. Peningkatan risiko retak pada struktur beton. Kandungan CaO yang
lebih tinggi dapat meningkatkan risiko retak pada struktur beton yang
dibuat dari semenfreelime, terutama jika tidak dipadukan dengan bahan
pengikat yang cukup (M.R. Riazi, 2008).

Standar kandungan CaO pada semen menurut SNI 15-2052-2005


tentang Semen Portland adalah sekitar 3-5%. Namun, kandungan CaO
dapat berbeda tergantung pada jenis semen yang digunakan. Sebagai
contoh, semen Portland komposit memiliki kandungan CaO yang lebih
tinggi daripada semen Portland biasa (Standar Nasional Indonesia,
2005). Standar kandungan CaO pada semen tergantung pada jenis semen
yang digunakan. Berikut adalah beberapa batas kandungan CaO pada
beberapa jenis semen yang umum digunakan: - Semen Portland:
kandungan CaO pada semen Portland biasanya antara 60- 67%. - Semen
pozzolan: kandungan CaO pada semen pozzolan biasanya antara 35-
55%. - Semen aluminat: kandungan CaO pada semen aluminat biasanya
antara 30- 40%. Perlu diingat bahwa standar kandungan CaO ini bisa
berbeda-beda tergantung pada spesifikasi yang ditetapkan oleh produsen
atau standar industri yang berlaku di negara tertentu (ASTM C150:
Standard Specification for Portland Cement).

12.10. Jika Melebihi, Apa Yang Terjadi Pada Kualitas Semen Atau
Beton Yang Dihasilkan ?

Standar persentase kadar F.CaO maksimal adalah 2% dan standar


Pemuaian maksimal 0.8%. Semakin besar pula kadar kapur bebas yang
terkandung dalam semen. F.CaO adalah kadar kapur bebas yang
terkandung dalam semen yang apabila kadarnya melebihi persyaratan,
maka akan sangat merugikan konsumen, karena jika kadar kapur bebas
yang dimiliki oleh semen berlebih, berakibat semen tersebut tidak kuat
dan rapuh (Yulianto, 1995).
12.11. Bagaimana Cara Menentukan % CaO Pada Contoh Semen?

Untuk menentukan kandungan CaO dalam contoh semen, dapat


menggunakan metode kimia yang disebut analisis kuantitatif. Ini
merupakan prosedur yang digunakan untuk mengukur jumlah suatu zat
kimia dengan menggunakan peralatan kimia dan matematika. Beberapa
metode yang dapat digunakan untuk menganalisis kandungan CaO
dalam contoh semen, di antaranya:
1. Analisis gravimetrically: merupakan metode yang paling umum
digunakan untuk menentukan kandungan CaO dalam semen. Prinsipnya
adalah dengan menimbang sejumlah contoh semen dan kemudian
mengubahnya menjadi oksida CaO dengan proses kalsinasi. Setelah itu,
CaO ditimbang kembali dan dari perbandingannya dengan contoh
semen awal, kandungan CaO dapat ditentukan (Determination of
Calcium Oxide Content in Cement by Gravimetric Analysis. (n.d.).
2. Analisis dengan spektroskopi: Metode ini menggunakan
spektroskopi, seperti spektroskopi inframerah (IR) atau spektroskopi
uv-vis, untuk menentukan kandungan CaO dalam contoh semen.
Prinsipnya adalah dengan mengukur intensitas sinar yang dipantulkan
oleh contoh semen pada panjang gelombang tertentu yang terkait
dengan CaO (CaO Content Determination in Cement by
Spectrophotometry. (n.d.).
3. Analisis dengan metode titrimetri: Metode ini menggunakan
reaksi kimia yang diketahui untuk menentukan kandungan CaO dalam
contoh semen. Prinsipnya adalah dengan menambahkan larutan reagen
yang telah diketahui ke contoh semen, kemudian mengukur jumlah
larutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan reaksi. Dari perhitungan
yang tepat, kandungan CaO dapat ditentukan (Determination of Calcium
Oxide in Cement by Titrimetry. (n.d.).
Pada saat praktikum dilakukan dengan metode titrimetri yang mana
menggunakan larutan reagen seperti NaOH yang kemudian di campur
dengan indikator pp dan di strier hingga berubah warna.

13. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan yang di dapat dari percobaan praktikum freelime
adalah, seharusnya kandungan freelime dari sample semen, tidak lebih
dari 2%, jika lebih dari presentase tersebut akan menurunkan kualitas
dari semen, juga akan menurunkan kuat tekan dari hasil semen/ beton,
serta dapat menyebabkan keretakan bangunan atau beton, di karenakan
sifat kapur yang rapuh. Namun hasil yang tidak sesuai tersebut juga
dapat di sebabkan oleh keslahan saat praktikum, ataupun ke-tidak
akuratan saat praktikum.
Saran dari praktikum ini antara lain lebih teliti lagi dan berhati -
hati dalam melakukan praktikum,mungkin bisa lebih menguasai materi
di bab ini terlebih dahulu agar bisa lebih cepat dalam mengujikan larutan
yang akan dipraktikkan.
DAFTAR PUSTAKA
Loth Botahala, S.T.,M.Si , Dr. Yoel Pasae, S.T., M.T., 2020 , Kimia
Semen (Suatu Kajian Literatur Ilmiah), Ngaglik Sleman, Jawa
Tengah.
Devy Kartika Ningrum, Mochamad Firmansyah S., Pengaruh
Penggunaan Kapur Sebagai Bahan Pengganti Sebagian Semen
Terhadap Berat Volume, Kuat Tekan Dan Penyerapan Air Pada
Beton Ringan Seluler Berbahan dasar Bottom Ash. Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya.
Raymond Chang, 2008. CHEMISTRY 10TH EDITION. William
Colleges, Boston.
KEMENDIKBUD, 2013. Teknik Dasar Pengerjaan Laboratorium
Kimia. Jakarta.
Aladawiyah, dkk., 2015, Analisis Keterlaksanaan Praktikum Kimia Di
Laboratorium. Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan
Pontianak.
Imrotahudin ST., 2020, JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR
Surayah Askar, Pengenalan Beberapa Bahan Kimia Berbahaya Dan
Cara Penangananya. Balai Penelitian Ternak, Ciawi Bogor.
Yeni Ida Kurniawati, S.Si, , Modul Ajar Dasar-Dasar Kimia Analisis,
Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
James E. Brady, 2000, BUKU KIMIA UNIVERSITAS
Life Technologies New Zealand Limited, LEMBAR DATA
KESELAMATAN
Ir. Marsudi, ST, BINEKA, Vol 1 Edisi Oktober 2020. Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Bina
Marga, Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan
Erick, Yosua, 2021, Apa Itu Limestone? Pengertian, Ciri, Struktur,
Kegunaan Batu Kapur
Riza Alfita, dkk, 2021, Hotplace Magnetic Stirrer Automatic Heat
Control and Water Velocity Based on PID (Proportional Integral
Derivative), Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Trunojoyo Madura.
Fitri Apriani, dkk, 2020, EKSTRAK METANOL BUAH LAKUM
(Cayratia trifolia (L.) Domin) SEBAGAI INDIKATOR ALAMI
PADA TITRASI BASA KUAT ASAM KUAT, Program Studi Kimia,
Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura.
Dwi Budiarto, 2020, Jurnal Praktikum Elixir Paracetamol.
Ridho Muhammad Fahmi, 2022, Aku Pintar : Titrasi Asam Basa
(Menentukan Kadar Konsentrasi Asam Basa).

You might also like