Professional Documents
Culture Documents
KIMIA DASAR
2. TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kandungan kapur bebas
(freelime) dalam contoh semen.
B. Bahan :
1. Stronsium Nitrat [Sr(NO3)2] 5. Natrium Hidroksida [NaOH]
2. Ammonium Asetat [C2H7NO2] 6. Semen
3. Gliserin Etanol 7. Kalsium Oksida [CaO]
4. Indikator PP 8. Etanol [C2H6O]
9.6. Indikator PP
Penolftalein sering digunakan sebagai indikator keadaan lebih asam
atau basa suatu zat. Prinsip perubahan warna ini digunakan dalam titrasi.
Penolftalein adalah indikator yang baik untuk titrasi HCl dan NaOH.
Penolftalein tidak berubah warna (transparan) dalam kondisi asam atau
brsifat netral tetapi berubah menjadi merah dalam kondisi basa.
Penolftalein menjadi tidak berwarna pada pH tepat di bawah 8,3 tetapi
secara bertahap berubah menjadi merah pada pH di atas 8,3. Semakin
kuat alkalinitasnya, semakin merah (Ningsih, 2020).
10. TABEL PERLAKUAN PRAKTIKUM
10.1. PERCOBAAN A
PERLAKUAN PENGAMATAN
Menyiapkan alat dan bahan. Memastikan setiap alat dalam kondisi
bersih dan siap digunakan, bahan yang
digunakan.
% CaO = EV x 100%
= 0,0059 x 11,5 x 100%
= 6,785%
12. PEMBAHASAN
12.1. Apa yang dimaksud Dengan Freelime ?
Dalam bahasa Indonesia limestone berarti batu kapur. Limestone
adalah batuan yang terbentuk dari sedimen kalsit dan kalsium karbonat
yang komposisinya terdiri dari CaCO3. Pembentukan batu kapur
umumnya terjadi di perairan yang tenang, dangkal, jernih dan
bertemperatur hangat. Ada dua cara pembentukan batu kapur, yaitu
secara biologis dan kimiawi. Secara biologis batu terbentuk dari
pelapukan bahan organik, seperti akumulasi cangkang, tinja, alga,
karang, dan bahan organik lainnya. Sedangkan batu kapur yang
terbentuk akibat endapan mineral kalsium karbonat digolongkan sebagai
proses kimiawi. Area ditemukannya batu kapur ikut mempengaruhi
strukturnya. Limestone yang ditemukan di area pegunungan bisa
digunakan dalam pembuatan semen.
Titrasi asam basa adalah penentuan kadar suatu larutan basa dengan
larutan asam yang diketahui kadarnya. Atau sebaliknya, penentuan
kadar suatu larutan asam dengan larutan basa yang diketahui, dengan
didasarkan pada reaksi netralisasi. Titrasi harus dilakukan hingga
mencapai titik ekivalen, yaitu keadaan saat asam dan basa tepat habis
bereaksi secara stoikiometri. Titik ekivalen umumnya dapat ditandai
dengan perubahan warna dari indikator. Pada praktikum freelime
menggunakan indicator pp (fenolftalein). Sementara itu, keadaan saat
titrasi harus dihentikan tepat pada saat indikator menunjukkan
perubahan warna disebut titik akhir titrasi. Pada langkah awal setelah
larutan di teteskan indicator PP kemudian di tambahkan NaOH, larutan
berwarna sedikit kemarah mudaan. Kemudian di-langkah akhir setelah
larutan di panaskan sampai mendidih, larutan kembali di titrasikan
dengan Amonium Asetat sampai larutan kembali tidak berwarna atau
bening tidak berwarna. Untuk memperoleh hasil titrasi yang tepat, maka
selisih antara titik akhir titrasi dengan titik ekivalen harus diusahakan
seminimal mungkin. Hal ini dapat diupayakan dengan memilih indikator
yang tepat pada saat titrasi, yakni indikator yang mengalami perubahan
warna atau trayek pH di sekitar titik ekivalen (Ridho Muhammad Fahmi,
2022).
12.10. Jika Melebihi, Apa Yang Terjadi Pada Kualitas Semen Atau
Beton Yang Dihasilkan ?