You are on page 1of 200

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG


Jalan Asia Afrika no. 79 Bandung

SPESIFIKASI TEKNIS
PENYEDIA PEKERJAAN JASA KONSTRUKSI

ORGANISASI : Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa


Barat
NAMA PENGGUNA : Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi
ANGGARAN Jawa Barat
KEGIATAN : Penyelenggaraan Jalan Provinsi di UPTD Pengelolaan
Jalan dan Jembatan Wilayah Pelayanan - V
SUB KEGIATAN : Pemeliharaan Berkala Jalan
NAMA PEKERJAAN : 1 Pekerjaan Pengecatan Marka Jalan Pada Paket
Pekerjaan di UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan
wilayah Pelayanan V (Wilayah Kabupaten
Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya)

TAHUN ANGGARAN 2023


SPESIFIKASI TEKNIS

Uraian Pendahuluan
[Uraian Pendahuluan memuat gambaran secara garis besar mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan]

1. Latar : Prasarana jalan raya merupakan salah satu infrastruktur utama sekaligus
Belakang komponen pokok untuk menunjang aktifitas perekonomian masyarakat dan
pemerataan pembangunan. Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengemban tugas
pokok dalam bidang jalan dan jembatan berupa pembinaan yang meliputi
penentuan sasaran dan perwujudan sasaran.
Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat mempunyaitugas
pokok melakukan pembinaan dan pengelolaan jalan provinsi sepanjang
2.362,183 Km (Keputusan Gubernur Jawa Barat No.620/Kep.884-DBMTR/2022
tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan Menurut Statusnya Sebagai Jalan Provinsi).
Penentuan sasaran yang tepat dan perwujudan sasaran yang efektif
merupakan indikator kinerja pembinaan jalan.
*) Kebijakan dalam penanganan jalan dan jembatan sesuai program tahunan
Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat tahun anggaran
2023 adalah sebagai berikut :
1) Program Pembangunan / Peningkatan Jalan dan Jembatan;
2) Program Rehabilitasi / Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.
Kegiatan Pemeliharaan Berkala Provinsi di UPTD Pengelolaan Jalan dan
Jembatan Wilayah Pelayanan – V adalah salah satu kegiatan penunjang
pengelolaan jalan di bidang pembangunan, peningkatan, rehabilitasi jalan serta
pembangunan dan penggantian jembatan di Provinsi Jawa Barat.
2. Referensi a. Undang-Undang No. 2 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Hukum Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
b. Undang Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
c. Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;
d. Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
e. Peraturan Presiden 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah ;
f. Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
;
g. Peraturan Menteri PUPR No. 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi;
h. Peraturan Kepala LKPP No. 11 Tahun 2021 tentang Pedoman Perencanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
i. Peraturan Kepala LKPP No. 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia;
j. Keputusan Kepala LKPP No. 122 Tahun 2022 tentang Tata Cara
Penyelenggaraan Katalog Elektronik;
k. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2022 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Tahun Anggaran 2023;
l. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 118 Tahun 2022 tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2023;
3. Data : Keputusan Gubernur Jawa Barat No.620/Kep.884- DBMTR/2022 tentang
Dasar Penetapan Ruas-ruas Jalan Menurut Statusnya Sebagai Jalan Provinsi
4. Maksud dan : a. Maksud
Tujuan Maksud pekerjaan pengadaan jasa konstruksi adalah:
- 1 Pekerjaan Pengecatan Marka Jalan pada ruas jalan paket pekerjaan
Pemeliharan Berkala Jalan tahun anggaran 2023 Wilayah Kabupaten
Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya)
b. Tujuan
- Tujuan pekerjaan adalah melakukan penanganan pengecatan marka
jalan agar pengguna jalan dapat berlalu lintas dengan aman dan
nyaman.
5. Lingkup : Melaksanakan pekerjaan 1 Pekerjaan Pengecatan Marka Jalan Pada Paket
Pekerjaan Pekerjaan di UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan wilayah Pelayanan V
(Wilayah Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya) yang terdiri dari
pekerjaan:
1. Marka Jalan Thermoplastik

6. Sasaran : Tercapainya 1 Pekerjaan Pengecatan Marka Jalan Pada Paket Pekerjaan di


UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan wilayah Pelayanan V (Wilayah
Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya)
7. Sumber : a. Sumber Dana :
Pendanaan dan Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan: APBD Provinsi Jawa Barat
Biaya DPA Tahun Anggaran 2023
b. Pagu Anggaran TA. 2023: Rp. 1.658.422.265 (Satu Milyar Enam Ratus Lima Puluh
Delapan Juta Empat Ratus Dua Puluh Dua Ribu Dua Ratus Enam Puluh Lima
Rupiah)
8. Nama dan : Nama Pejabat Pembuat Komitmen:
Organisasi YUDI AHMAD SUDRAJAT, ST
Jabatan Pejabat Pembuat Komitmen:
Pejabat
PPK Sub Kegiatan Pemeliharaan Berkala Jalan
Pembuat Nama Kegiatan/Satuan Kerja:
Komitmen Kegiatan Penyelenggaraan Jalan Provinsi di UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan
Wilayah Pelayanan – V
9. Personel : Pengguna Jasa menunjuk Direksi Lapangan dan dapat menujuk Direksi Teknis
dan Fasilitas dari jika tidak ada Konsultan Pengawas untuk mengawasi dan mengendalikan
PejabatPembuat pelaksanaan pekerjaan.
Komitmen Pengguna Jasa menyerahkan lokasi pekerjaan sepanjang 22,527 Km pada Pekerjaan
Tahun Anggaran 2023 di wilayah Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Tasikmalaya
sesuai yang tertuang pada Berita Acara Serah Terima Lapangan.
10. Pekerjaan 1) Pekerjaan Utama yang akan dilaksanakan pada pekerjaan ini adalah sebagai
Utama berikut:
No. Pekerjaan Utama
1 Marka Jalan Thermoplastik

2) Peralatan Utama untuk Pelaksanaan Pekerjaan ini diatur dalam Lampiran


Syarat-Syarat Khusus Kontrak
3) Personil Manajerial pada Pekerjaan ini diatur dalam Lampiran Syarat-
Syarat Khusus Kontrak
4) Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK)
Penyedia wajib menyampaikan RMPK pada saat Rapat Persiapan
Pelaksanaan Kontrak / Pre Construction Meeting (PCM) sekurang-
kurangnya memuat informasi detail pekerjaan, struktur organisasi, jadwal
pelaksanaan pekerjaan, tahapan pekerjaan, gambar dan spesifikasi.
5) Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
Identifikasi Bahaya pada Pekerjaan ini sebagaimana diuraikan pada
tabel dibawah ini:

TABEL. IDENTIFIKASI BAHAYA


No. Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1 Marka Jalan Thermoplastik Tekena Material Panas Cat Marka
Dokumen RKK disampaikan dan dipresentasikan pada saat Rapat Persiapan
Pelaksanaan Kontrak/ Pre Construction Meeting (PCM)
11. Hierarki : 1) Adendum Kontrak (apabila ada);
Dokumen 2) Surat Pesanan;
Kontrak 3) Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
4) Syarat-Syarat Umum Kontrak;
5) Spesifikasi teknis dan gambar;
6) Daftar Kuantitas dan Harga (Hasil Negosiasi apabila ada negosiasi)

Spesifikasi Waktu dan Lokasi Kerja


12. Jangka : Jangka Waktu pelaksanaan untuk pekerjaan ini selama 60 (Enam
Waktu Puluh) hari kalender
Pelaksanaan

13. Lokasi : Meliputi Paket Pekerjaan Tahun Anggaran 2023 Pada Ruas Jalan
Pekerjaan 1. Tasikmalaya - Manonjaya -Panaekan/Goler
2. Garuda (Tasikmalaya)
3. Bts. Garut/Tasikmalaya – Singaparna
4. Tasikmalaya – Karangnunggal

Spesifikasi Mutu
14. Standar : 1. Spesifikasi Umum 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan
Teknis dan Jembatan(Revisi 2), Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal
Pengendalian Bina Marga dan Surat Pemberitahuan DINAS BINA MARGA DAN
Mutu
PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT Terkait Peraturan
Marka Jalan Nomor 628/PUR.11/Bidtek.JL tanggal 27 April 2023
(Surat Terlampir)
2. Bahan Marka Jalan
a. Jenis Bahan untuk marka jalan yang digunakan harus bahan yang tidak
licin dan memenuhi standar rujukan minimal:
- AASHTO M 247 – 09 untuk butiran kaca (Glass Bead)
- AASHTO M 247 – 98 untuk cat THERMOPLASTIC
b. Bahan marka jalan jenis thermoplastic terdiari atas 4 (Empat) komponen
dengan komposisi sebagai berikut.
- Binder
- Glass Bead
- Tintanium dioxide (Ti02)
- Calcium Carbonate dan inert filler
c. Waktu pengeringan setelah diaplikasikan pada permukaan jalan dengan
ketebalan 3 mm, tidak lebih dari 10 menit pada suhu udara 32 ± 2°C
d. Marka jalan harus memiliki tingkat retroreflektif minimal 200 mcd/m2/lux
(Warna Putih) pada umur 0-6 bulan setelah aplikasi, Pada akhir tahun ke
– 2 tingkat retroreflektif 100 mcd/m2/lux
e. Bahan yang digunakan dalam spesifikasi ini tidak boleh levih dari 1 tahun
dari tanggal produksi (kadaluarsa)
f. setiap bahan marka yang digunakan harus lulus uji laboratorium dengan
menunjukan sertifikat uji laboratorium berskala nasional atau
internasional
3. Warna yang digunakan untuk marka jalan sesuai dengan Peraturan Direktur
Jendral Perhubungan Darat Nomor : KP.106/AJ.501/DRJD/2019 Tentang
Petunjuk Teknis Marka Jalan
4. Bentuk, Ukuran dan Cara Penempatan
a. Bentuk, ukuran dan cara penempatan marka jalan disesuaikan dengan
peraturan menteri perhubungan nomor 34 tahun 2014 tentang marka
jalan dan Peraturan Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Darat
Nomor : KP.106/AJ.501/DRJD/2019 Tentang Petunjuk Teknis Marka
Jalan.
b. Ukuran 3 X 120 mm untuk marka membujur baik untuk modul maupun
solidline.
c. Tempat penyebarang pejalan kaki (zebra crossing). Lebar 0,30 meter dan
panjang minimal 2,5 meter, garis stop lebar 0,30 meter dengan jarak dari
zebra crossing 1 meter dan membujur utuh membujur minimal 200 Cm.
d. ketebalan marka adalah minimal 3 mm
15. Gambar : Gambar Rencana Pekerjaan terlampir

Spesifikasi Jumlah/Kuantitas

16. Rincian Sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga


Kebutuhan
Bahan

Spesifikasi Layanan

17. Peralatan Nama Peralatan Kapasitas Jumlah Kondisi


Minimal No
Utama *) **) **) **)

1 Mesin Aplikator - 4 Unit Baik


Marka
2 Truck 2,2 – 10 Ton 4 Unit Baik
3 Pick Up 1 Ton 4 Unit Baik
4 Retro - 1 unit Baik
Reflectometer
Ket : Disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan pekerjaan

18. Jenis : Jenis Kontrak pada Pekerjaan ini adalah Kontrak Harga Satuan
Kontrak
19. Pembayaran : Cara pembayaran berdasarkan hasil (prestasi) pekerjaan yang telah diselesaikan
Prestasi Pekerjaan dan diterima oleh PPK. Pembayaran Prestasi Pekerjaan dilakukan dengan
sistem bulanan (Sertifikat Bulanan).

20. Masa : Jangka Waktu Masa Pemeliharaan untuk pekerjaan ini selama 180 (Seratus
Pemeliharaan Delapan Puluh) hari kalender
21. Jaminan : Diatur dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak
Pelaksanaan
22. Uang Muka : Diatur dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak
23. Keterangan : Menyampaikan Harga Satuan yang ditawarkan (Struktur Pembentuk Harga)
Lainnya pada setiap produk/personel yang ditawarkan minimal terdiri dari:
a. Biaya Material/Produksi;
b. Biaya Tenaga;
c. Jaminan Keselamatan Kerja (BPJS Ketenagakerjaan)
d. Biaya Peralatan;
e. Biaya Mobilisasi dan demobilisasi peralatan dan pekerja
f. Biaya Sistem Manajemen Keselamatan dan Konstruksi (SMKK) dan K3
g. biaya pengaturan lalu-lintas
h. Biaya Pengujian Bahan;
i. Biaya Pengerjaan/Pemasangan;
j. Biaya Overhead dan Keuntungan; dan
k. Biaya Retribusi dan pajak yang berlaku sesuai peraturan perundang-
undangan.
Informasi Harga Satuan yang ditawarkan diunggah pada Dokumen Pendukung
harga di aplikasi Katalog Elektronik.
24. Ketentuan Penyedia memiliki etalase produk yang diperlukan, terdaftar di
Penawaran E-Katalog dan melakukan penawaran terhadap produk yang diperlukan dan
merupakan satu kesatuan konstruksi dan tanggung jawab sebagaimana item
yang terdapat dalam ruang lingkup pekerjaan (poin 5) dan kategori produk yang
terdapat dalam Sistem E-Katalog.

25. Klasifikasi Kualifikasi penyedia konstruksi dengan kualifikasi usaha kecil yang memiliki
Bidang Penyedia Sertifikat Badan Usaha :
a. Klasifikasi Bidang Sipil
b. Subklasifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi Jalan Raya (kecuali jalan Layang),
Jalan Rel Kereta Api dan Landas Pacu Udara (S1003)

26.Imformasi Batas Akhir Masa Pemasukan Penawaran Tanggal 17 Mei 2023 Pukul 16.00
Lainnya WIB
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Nomor Jenis Barang dan Perkiraan Satuan Harga Jumlah Harga


Mata pelaksanaan Kuantitas Ukuran Satuan (Rp.)
Pembayaran pekerjaan hotmix (Rp.)
9.2.(1) Marka Jalan 6.459 M2 …… ……
Thermoplastik

Jumlah ……

Ket: 1. Harga satuan sudah termasuk PPN 11%


2. Harga penawaran harus sudah mencakup Biaya untuk Jaminan Keselamatan Kerja
(BPJS Ketenagakerjaan), biaya pengaturan lalu-lintas, mobilisasi dan demobilisasi
peralatan dan pekerja, biaya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Konstruksi, pajak-pajak, retribusi sesuai ketentuan yang berlaku.
I. SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK KONTRAK

Pasal Ketentuan Data


dalam
SSUK

Nama Paket 1 Pekerjaan Pengecatan Marka Jalan Pada Paket


pekerjaan di UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan
Wilayah Pelayanan V (Wilayah Kabupaten Tasikmalaya
dan Kota Tasikmalaya)
4.1 & 4.2 Korespondensi Alamat Para Pihak sebagai berikut:

Satuan Kerja Pejabat yang berwenang untuk


menandatangani Kontrak : Unit Pelaksana Teknis Daerah
Pengelolaan Jalan dan Jembatan Wilayah Pelayanan - V
Nama : Yudi Ahmad Sudrajat, ST
Alamat : Jalan Raya Ciamis Km.Bdg.108+600
E-mail : ……………..
Faksimili : ……………..

Penyedia : ........................ [diisi nama badan usaha/nama


KSO]
Nama : .......... [diisi nama yang ttd surat
perjanjian]
Alamat : .......... [diisi alamat Penyedia]
E-mail : .......... [diisi email Penyedia]
Faksimili : .......... [diisi nomor faksimili Penyedia]

4.2 & 5.1 Wakil Sah Wakil Sah Para Pihak sebagai berikut:
Para Pihak
Untuk Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak:
Nama : …………..
Berdasarkan Surat Keputusan Pejabat
yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak ……
nomor .…. tanggal ……. [diisi nomor
dan tanggal SK pengangkatan Wakil
Sah Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak]
Untuk Penyedia:
Nama : .......... [diisi nama yang ditunjuk
menjadi Wakil Sah Penyedia]
Berdasarkan Surat Keputusan ……
nomor .…. tanggal ……. [diisi nomor
dan tanggal SK pengangkatan Wakil
Sah Penyedia]

6.3.b & Pencairan Jaminan dicairkan dan disetorkan pada .....................


6.3.c Jaminan [diisi nama kantor Kas Negara]
44.4 &
44.6

27.1 Masa Masa Pelaksanaan selama 60 [Enam Puluh] hari kalender


Pelaksanaan terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja yang tercantum
dalam SPMK.

27.4 Masa 1. Masa Pelaksanaan bagian pekerjaan (bagian


Pelaksanaan Kontrak) …………… [diisi bagian pekerjaannya]
untuk Serah selama ......... [diisi jumlah hari kalender dalam
Terima angka dan huruf] hari kalender terhitung sejak
Sebagian Tanggal Mulai Kerja yang tercantum dalam SPMK.
Pekerjaan 2. Masa Pelaksanaan bagian pekerjaan (bagian
(Bagian Kontrak) …………… [diisi bagian pekerjaannya]
Kontrak) selama ......... [diisi jumlah hari kalender dalam
angka dan huruf] hari kalender terhitung sejak
Tanggal Mulai Kerja yang tercantum dalam SPMK.
3. Dst.

Catatan:
Ketentuan di atas diisi apabila diberlakukan serah terima
sebagian pekerjaan (secara parsial) sesuai dengan yang
dicantumkan dalam dokumen pemilihan (rancangan
kontrak)

33.8 Masa Masa Pemeliharaan berlaku selama 180 hari kalender


Pemeliharaan terhitung sejak Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan
(PHO).

33.19 Serah Terima Dalam Kontrak ini diberlakukan serah terima pekerjaan
Sebagian sebagian atau secara parsial untuk bagian kontrak
Pekerjaan sebagai berikut:
(Bagian 1. ............
Kontrak)
2. ............
3. Dst

[diisi bagian pekerjaan yang akan dilakukan serah terima


sebagian pekerjaan (secara parsial sesuai dengan yang
dicantumkan dalam dokumen pemilihan (rancangan
kontrak)

33.22 Masa 1. Masa Pemeliharaan bagian pekerjaan (bagian


Pemeliharaan Kontrak)…………… [diisi bagian pekerjaannya]
untuk Serah selama ......... [diisi jumlah hari kalender dalam
Terima angka dan huruf] hari kalender terhitung sejak
Sebagian tanggal penyerahan pertama bagian pekerjaan
Pekerjaan …………… [diisi bagian pekerjaannya].
(Bagian 2. Masa Pemeliharaan bagian pekerjaan (bagian
Kontrak) Kontrak) …………… [diisi bagian pekerjaannya]
selama ......... [diisi jumlah hari kalender dalam
angka dan huruf] hari kalender terhitung sejak
tanggal penyerahan pertama bagian pekerjaan
…………… [diisi bagian pekerjaannya].
3. Dst.

Catatan:
Ketentuan di atas diisi apabila diberlakukan serah terima
sebagian pekerjaan (secara parsial) dan sudah ditetapkan
dalam Dokumen Pemilihan.

35.1 Gambar As Gambar ”As built” diserahkan paling lambat ..... (......
Built dan dalam huruf .........)
Pedoman
Pengoperasian dan/atau pedoman pengoperasian dan
dan perawatan/pemeliharaan harus diserahkan paling
Perawatan/ lambat ..... (...... dalam huruf .........) hari kalender setelah
Pemeliharaan Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan.

38.7 Penyesuaian Tidak diberikan


Harga
45.b Pembayaran Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan SPP
Tagihan oleh Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak untuk pembayaran tagihan angsuran adalah
........... (...... dalam huruf .........) hari kerja terhitung sejak
tagihan dan kelengkapan dokumen penunjang yang tidak
diperselisihkan diterima oleh Pejabat yang berwenang
untuk menandatangani Kontrak .

49.(i) Hak dan Hak dan kewajiban Penyedia :


Kewajiban 1. ……….
Penyedia 2. ……….
3. Dst

[diisi hak dan kewajiban Penyedia yang timbul akibat


lingkup pekerjaan selain yang sudah tercantum dalam
SSUK]

56.3 Tindakan Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan


Penyedia yang persetujuan Pejabat yang berwenang untuk
Mensyaratkan menandatangani Kontrak adalah .................... [diisi
Persetujuan selain yang sudah tercantum dalam SSUK, apabila ada]
Pejabat yang
berwenang
untuk
menandatang
ani Kontrak

56.3 Tindakan Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan


Penyedia yang persetujuan Pengawas Pekerjaan adalah ....................
Mensyaratkan [diisi selain yang sudah tercantum dalam SSUK, apabila
Persetujuan ada]
Pengawas
Pekerjaan

58 Kepemilikan Penyedia diperbolehkan menggunakan salinan dokumen


Dokumen dan piranti lunak yang dihasilkan dari Pekerjaan
Konstruksi ini dengan pembatasan sebagai berikut:
.................... [diisi batasan/ketentuan yang dibolehkan
dalam penggunaannya, misalnya: untuk penelitian/riset
setelah mendapat persetujuan tertulis dari Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani Kontrak]

65 Fasilitas Pejabat yang berwenang untuk menandatangani Kontrak


akan memberikan fasilitas berupa : .................... [diisi
fasilitas milik Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak yang akan diberikan kepada
Penyedia untuk kelancaran pelaksanan pekerjaan ini
(apabila ada)]

66.1.(h) Peristiwa Termasuk Peristiwa Kompensasi yang dapat diberikan


Kompensasi kepada Penyedia adalah ..................... [diisi apabila ada
Peristiwa Kompensasi lain, selain yang telah tertuang
dalam SSUK]

70.1.(e) Besaran Uang Diberikan sebesar 30 % dari nilai kontrak


Muka
Ket : Pilih Salah Satu

70.2.(d) Pembayaran Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara:


Prestasi Sertifikat Bulanan (Monthly Certificate)
Pekerjaan
Dokumen penunjang yang disyaratkan untuk
mengajukan tagihan pembayaran prestasi pekerjaan :
1. ……….
2. ……….
3. Dst
[diisi dokumen yang disyaratkan]

70.3.(e) Pembayaran Tidak diberikan


Bahan
dan/atau
Peralatan

70.4.(c) Denda akibat Untuk pekerjaan ini besar denda keterlambatan untuk
Keterlambatan setiap hari keterlambatan adalah 1/1000 (satu perseribu)
dari ................... (sebelum PPN) [diisi dengan memilih
salah satu dari Harga Kontrak atau harga Bagian Kontrak
yang tercantum dalam Kontrak dan belum
diserahterimakan apabila ditetapkan serah terima
pekerjaan secara parsial]

78.2 Umur a. Bangunan Hasil Pekerjaan memiliki Umur Konstruksi


Konstruksi dan selama ........ (.........dalam huruf...........) tahun sejak
Pertanggungan Tanggal Penyerahan Akhir Pekerjaan.
terhadap [diisi sesuai dengan yang tertuang dalam dokumen
Kegagalan perancangan]
Bangunan b. Pertanggungan terhadap Kegagalan Bangunan
ditetapkan selama ........ (.........dalam huruf...........)
tahun sejak Tanggal Penyerahan Akhir Pekerjaan.
[diisi sesuai dengan umur rencana pada huruf a
apabila umur konstruksinya tidak lebih dari 10
(sepuluh) tahun]
LAMPIRAN A SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK

DAFTAR PERSONEL MANAJERIAL

Jabatan Pengalaman
Nama
dalam Tingkat Kerja Sertifikat Kompetensi
No Personel Keterangan
Pekerjaan Pendidikan/Ijazah Profesional Kerja*)
Manajerial
ini*) (Tahun)*)
1 ……….. Manajer S 1/SMA 1 Tahun SKT ………..
Pelaksana Sederajat
2 ……….. Manajer S 1/SMA 1 Tahun SKT ………..
Teknis Sederajat
3 ……….. Tenaga Ahli S 1/SMA 1 Tahun Sertifikat K3
K3 Sederajat

DAFTAR PERALATAN UTAMA

Merek Status
Nama Peralatan Kapasitas Jumlah Kondisi
No dan Kepemilikan Keterangan
Utama*) **) **) **)
Tipe**) **)

1 Mesin Marka 4 Unit


Thermoplastik
2 Truck 2,2 – 10 4 Unit
Ton
3 Pick UP 1 Ton 4 Unit
4 Retro 1 Unit
Reflectometer
LAMPIRAN B SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK
RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)

CONTOH
BENTUK RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI

................. RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI

[Logo & Nama Perusahaan] [digunakan untuk usulan penawaran]

DAFTAR ISI

A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi


A.1. Kepedulian pimpinan terhadap Isu eksternal dan internal
A.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi
B. Perencanaan keselamatan konstruksi
B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.
B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)
B.3. Standar dan peraturan perundangan
C. Dukungan Keselamatan Konstruksi
C.1. Sumber Daya
C.2. Kompetensi
C.3. Kepedulian
C.4. Komunikasi
C.5. Informasi Terdokumentasi
D. Operasi Keselamatan Konstruksi
D.1. Perencanaan dan Pengendalian Operasi
D.2 Kesiapan dan tanggapan terhadap kondisi darurat
E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi
E.1. Pemantauan dan evaluasi
E.2. Tinjauan manajemen
E.3. Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi
Penjelasan mengenai isi Komitmen Keselamatan Konstruksi poin (A.2) sesuai dengan
format di bawah ini:

[Contoh Pakta Komitmen Keselamatan Konstruksi Badan Usaha Tunggal/Atas Nama


Sendiri]

PAKTA KOMITMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : …………… [nama wakil sah badan usaha]
Jabatan : .............
Bertindak untuk : PT/CV/Firma/atau lainnya ………… [pilih yang
dan atas nama sesuai dan cantumkan nama]

dalam rangka pelaksanaan pekerjaan …………… [isi nama paket] pada


…………… [isi sesuai dengan nama Pejabat Pembuat Komitmen]
berkomitmen melaksanakan konstruksi berkeselamatan demi terciptanya Zero
Accident, dengan memastikan bahwa seluruh pelaksanaan konstruksi:

1. Memenuhi ketentuan Keselamatan Konstruksi;


2. Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat;
3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;
4. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;
5. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan; dan
6. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP);
7. Memenuhi 9 (Sembilan) komponen biaya penerapan SMKK.

………… [tempat], ….. [tanggal] ………… [bulan] 20…. [tahun]

[Nama Penyedia]

[tanda tangan],
[nama lengkap]
B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.

TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENETAPAN PENGENDALIAN RISIKO


K3

Nama Perusahaan : ..................


Kegiatan : ..................
Lokasi : ..................
Tanggal dibuat : .................. halaman : ….. / …..

Tabel I-1 Contoh Format Tabel IBPRP* CONTOH

Keterangan:
1. Pejabat Penandatangan Kontrak mengisi kolom 1, 2 dan 3.
2. Pejabat Penandatangan Kontrak mengisi kolom “uraian pekerjaan” dan “identifikasi bahaya” berdasarkan
tahapan pekerjaan.
3. Kolom “uraian pekerjaan” dan “identifikasi bahaya” yang diisi oleh Pejabat Penandatangan Kontrak
berdasarkan tahapan pekerjaan, dimana penyedia jasa dapat menambahkan uraian pekerjaan dan identifikasi
bahaya dari yang sudah dicantumkan oleh Pejabat Penandatangan Kontrak berdasarkan analisis Ahli K3
Konstruksi/Ahli Keselamatan Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi.
4. Kolom 12, 13, 14, 15, dan 16, diisi berdasarkan kondisi pengendalian di lapangan atas dasar penilaian Ahli K3
Konstruksi/Ahli Keselamatan Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi, apabila dinilai tidak ada
yang diisikan, maka dapat ditulis "tidak ada" atau "n/a".

Dibuat oleh,

Kepala Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

B.2. Rencana tindakan (sasaran khusus & program khusus)

Tabel Contoh Format Tabel Sasaran Khusus dan Program Khusus


Nama Perusahaan : ..................
Kegiatan : ..................
Lokasi : ..................
Tanggal dibuat : .................. CONTOH

Pengendalian Sasaran Program


Risiko (Sesuai
No. Kolom Tabel 6 Uraian Jadwal Indikator Penanggung
IBPRP) Uraian Tolok Sumber Bentuk
Kegiatan Pelaksanaan Pencapaian Jawab
ukur Daya Monitoring

Dibuat oleh,

Kepala Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi


C. Dukungan Keselamatan Konstruksi

Tabel. Contoh Jadwal Program Komunikasi


NO Jenis Komunikasi PIC Waktu Pelaksanaan
1 Induksi Keselamatan Konstruksi (Safety
Induction)
2 Pertemuan pagi hari
(safety morning)
3 Pertemuan Kelompok Kerja (toolbox
meeting)
4 Rapat Keselamatan Konstruksi
(construction safety meeting)

D. Operasi Keselamatan Konstruksi

Tabel Contoh Analisis Keselamatan Pekerjaan ( Job Safety Analysis)

Nama Pekerja : [Isi nama pekerja]


Nama Paket Pekerjaan : …….
Tanggal Pekerjaan : …..s/d……

Alat Pelindung Diri yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan:

1 Helm/Safety Helmet √ 4. Rompi Keselamatan/Safety Vest √


2 Sepatu/Safety Shoes √ 5. Masker Pernafasan/Respiratory √
3 Sarung Tangan/Safety Gloves √ 6. …. Dst.

Urutan Langkah Pekerjaan Identifikasi Bahaya Pengendalian Penanggung Jawab

E. Evaluasi Keselamatan Konstruksi


E.1 Pemantauan dan Evaluasi
Tabel Contoh Jadwal Inspeksi dan Audit
Bulan Ke-
No Kegiatan PIC
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Inspeksi Keselamatan Konstruksi
2 Patroli Keselamatan Konstruksi
3 Audit internal
BAB X. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

A. Uraian Spesifikasi Teknis


Uraian spesifikasi teknis disusun berdasarkan spesifikasi teknis yang ditetapkan
oleh Pejabat Pembuat Komitmen (Pejabat Penandatangan Kontrak) sesuai jenis
pekerjaan yang akan ditenderkan, dengan ketentuan :
1. Dapat menyebutkan merek dan tipe serta sedapat mungkin menggunakan
produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional (SNI);
3. Metode pelaksanaan harus logis, realistis dan dapat dilaksanakan;
4. Jangka waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan;
5. Mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan;
7. Mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang
diinginkan;
9. Mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
10. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi:
a. Pokja Pemilihan harus memastikan bahan bangunan konstruksi sesuai
hasil yang telah diidentifikasi oleh Pejabat Penandatangan Kontrak.
b. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang tergolong sebagai bahan
berbahaya dan beracun (B3), seperti cat, thinner, gas acetylene, BBM,
BBG, bahan peledak, dll, harus diberi penjelasan bahayanya, cara
pengangkutan, penyimpanan, penggunaan, pengendalian risiko dan cara
pembuangan limbahnya sesuai dengan prosedur dan/atau peraturan
perundangan yang berlaku;
c. Informasi tentang penanganan B3 dapat diperoleh dari Lembar Data
Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet) yang diterbitkan oleh
pabrik pembuatnya, atau dari sumber- sumber yang berkompeten
dan/atau berwenang.

11. Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan:


a. Pokja Pemilihan harus memastikan setiap jenis alat dan perkakas sesuai
hasil yang telah diidentifikasi oleh Pejabat Penandatangan Kontrak.
b. Alat dan perkakas yang digunakan harus dipastikan telah diberi sistem
perlindungan atau kelengkapan pengaman untuk mencegah paparan
(expose) bahaya secara langsung terhadap tubuh pekerja;
c. Informasi tentang jenis, cara
penggunaan/pemeliharaan/pengamanannya alat dan perkakas dapat
diperoleh dari manual produk dari pabrik pembuatnya, ataupun dari
pedoman/peraturan pihak yang kompeten.

12. Spesifikasi Proses/Kegiatan:


a. Pokja Pemilihan (yang bersertifikat Ahli K3 Konstruksi/Ahli Keselamatan
Konstruksi/petugas Keselamatan Konstruksi atau dengan melibatkan
Ahli K3 Konstruksi/Ahli Keselamatan Konstruksi petugas Keselamatan
Konstruksi) harus menilai kesesuaian identifikasi bahaya dari setiap
tahapan kegiatan yang sudah ditetapkan oleh Pejabat Penandatangan
Kontrak;
b. Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, sistem
perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan rambu-
rambu peringatan dan kewajiban pekerja menggunakan alat pelindung
diri (APD) yang sesuai dengan potensi bahaya pada proses tersebut;
c. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang berisiko tinggi, atau
pekerjaan yang berisiko tinggi pada keadaan yang berbeda, harus lebih
dulu dilakukan analisis keselamatan pekerjaan (Job Safety Analysis) dan
tindakan pengendaliannya;
d. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin kerja
lebih dulu dari penanggung-jawab proses dan Ahli K3 Konstruksi/Ahli
Keselamatan Konstruksi;
e. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga
kerja dan/atau operator yang telah terlatih dan telah mempunyai
kompetensi untuk melaksanakan jenis pekerjaan/tugasnya, termasuk
kompetensi melaksanakan prosedur keselamatan konstruksi yang sesuai
pada jenis pekerjaan/tugasnya tersebut.

13. Spesifikasi Metode Konstruksi/Metode Pelaksanaan/Metode Kerja


a. Analisis Keselamatan Pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA) harus dilakukan
terhadap setiap metode konstruksi/metode pelaksanaan pekerjaan, dan
persyaratan teknis untuk mencegah terjadinya kegagalan konstruksi dan
kecelakaan kerja;
b. Metode kerja harus disusun secara logis, realistis dan dapat dilaksanakan
dengan menggunakan peralatan, perkakas, material dan konstruksi
sementara, yang sesuai dengan kondisi lokasi/tanah/cuaca, dan dapat
dikerjakan oleh pekerja dan operator yang terlatih;
c. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam menyusun dan
menggunakan metode kerja dapat meliputi penggunaan alat utama dan
alat bantu, perkakas, material dan konstruksi sementara dengan urutan
kerja yang sistematis, guna mempermudah pekerja dan operator bekerja
dan dapat melindungi pekerja, alat dan material dari bahaya dan risiko
kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja;
d. Setiap metode kerja/konstruksi yang diusulkan penyedia, harus dianalisis
keselamatan pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA), diuji efektivitas
pelaksanaannya dan efisiensi biayanya. Jika semua faktor kondisi
lokasi/tanah/cuaca, alat, perkakas, material, urutan kerja dan
kompetensi pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis, serta
dipastikan dapat menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan
konstruksi dan pekerja/operator, maka metode kerja dapat disetujui,
setelah dilengkapi dengan gambar dan prosedur kerja yang sistematis
dan/atau mudah dipahami oleh pekerja/operator;
e. Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang mempunyai potensi
bahaya tinggi harus dilengkapi dengan metode kerja yang didalamnya
sudah mencakup analisis keselamatan pekerjaan/Job Safety Analysis
(JSA). Misalnya untuk pekerjaan di ketinggian, mutlak harus digunakan
perancah, lantai kerja (platform), papan tepi, tangga kerja, pagar
pelindung tepi, serta alat pelindung diri (APD) yang sesuai antara lain
helm dan sabuk keselamatan agar pekerja terlindung dari bahaya jatuh.
Untuk pekerjaan saluran galian tanah berpasir yang mudah longsor
dengan kedalaman 1,5 meter atau lebih, mutlak harus menggunakan
turap dan tangga akses bagi pekerja untuk naik/turun;
f. Setiap metode kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang
diperlukan berdasarkan data teknis yang dapat dipertanggung-
jawabkan, baik dari standar yang berlaku, atau melalui penyelidikan
teknis dan analisis laboratorium maupun pendapat ahli terkait yang
independen.

14. Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi


a. Setiap kegiatan/pekerjaan perancangan, perencanaan, perhitungan dan
gambar-gambar konstruksi, penetapan spesifikasi dan prosedur teknis
serta metode pelaksanaan/konstruksi/kerja harus dilakukan oleh tenaga
ahli yang mempunyai kompetensi yang disyaratkan, baik pekerjaan
arsitektur, struktur/sipil, mekanikal, elektrikal, plumbing dan penataan
lingkungan maupun interior dan jenis pekerjaan lain yang terkait;
b. Setiap tenaga ahli tersebut pada butir a. di atas harus mempunyai
kemampuan untuk melakukan proses manajemen risiko (identifikasi
bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko) yang terkait dengan
disiplin ilmu dan pengalaman profesionalnya, dan dapat memastikan
bahwa semua potensi bahaya dan risiko yang terkait pada bentuk
rancangan, spesifikasi teknis dan metode kerja/konstruksi tersebut telah
diidentifikasi dan telah dikendalikan pada tingkat yang dapat diterima
sesuai dengan standar teknik dan standar Keselamatan Konstruksi yang
berlaku;
c. Setiap kegiatan/pekerjaan pelaksanaan, pemasangan, pembongkaran,
pemindahan, pengangkutan, pengangkatan, penyimpanan, perletakan,
pengambilan, pembuangan, pembongkaran dsb, harus dilakukan oleh
tenaga ahli dan tenaga terampil yang berkompeten berdasarkan gambar
gambar, spesifikasi teknis, manual, pedoman dan standar serta rujukan
yang benar dan sah atau telah disetujui oleh tenaga ahli yang terkait;
d. Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil dibidang K3 Konstruksi di atas
harus melakukan analisis keselamatan pekerjaan (job safety analysis)
setiap sebelum memulai pekerjaannya, untuk memastikan bahwa potensi
bahaya dan risiko telah diidentifikasi dan diberikan tindakan pencegahan
terhadap kecelakaan kerja dan/atau penyakit di tempat kerja;

B. Keterangan Gambar
Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus ditetapkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (Pejabat Penandatangan Kontrak) secara terinci, lengkap dan
jelas, antara lain :
1. Peta Lokasi
2. Lay out
3. Potongan memanjang
4. Potongan melintang
5. Detail-detail konstruksi

C. Pejabat yang berwenang untuk menandatangani Kontrak mengacu pada hasil


dokumen pekerjaan jasa Konsultansi Konstruksi perancangan dan/atau
berkonsultasi dengan Ahli K3 Konstruksi/Ahli Keselamatan Konstruksi dalam
menetapkan uraian pekerjaan, identifikasi bahaya, dan penetapan tingkat Risiko
Keselamatan Konstruksi pada Pekerjaan Konstruksi.
Dalam melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap RKK dan penerapan SMKK,
Pejabat yang berwenang untuk menandatangani Kontrak dapat dibantu oleh Ahli
K3 Konstruksi/Ahli Keselamatan Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan
Konstruksi.
BAB XI. DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Keterangan

1. Daftar Kuantitas dan Harga harus sesuai dengan Syarat-Syarat Umum


Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK), Spesifikasi
Teknis dan Gambar.

2. Pembayaran terhadap prestasi pekerjaan dilakukan berdasarkan


kuantitas/keluaran pekerjaan terpasang yang dimintakan dan dikerjakan
sebagaimana diukur dan diverifikasi oleh para pihak, serta dinilai sesuai
dengan harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, kecuali
bagian pekerjaan Material on-Site (bagian pekerjaan di lapangan).

3. Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga telah mencakup semua biaya
pekerjaan, personel, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, asuransi
tenaga kerja/BPJS, laba, pajak, bea, keuntungan, overhead dan semua
risiko, tanggung jawab, dan kewajiban yang diatur dalam Kontrak.

4. Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran, terlepas dari


apakah kuantitas/keluaran dicantumkan atau tidak. Jika Penyedia lalai
untuk mencantumkan harga untuk suatu pekerjaan maka pekerjaan
tersebut dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran lain
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

5. Semua biaya yang dikenakan/dibebankan untuk memenuhi ketentuan


Kontrak harus dianggap telah termasuk dalam setiap mata pembayaran,
dan jika mata pembayaran terkait tidak ada maka biaya dimaksud harus
dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran yang terkait.

6. Dalam tender dilakukan koreksi aritmatik (untuk bagian pekerjaan harga


satuan) atas kesalahan penghitungan dengan ketentuan sebagai berikut:

(a) jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan huruf
pada Surat Penawaran maka yang dicatat nilai dalam huruf; dan

(b) jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga
satuan pekerjaan maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan
volume pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen
Pemilihan dan harga satuan tidak boleh diubah.
Tabel Daftar Kuantitas dan Harga CONTOH

Nomor Jenis Barang dan Perkiraan Satuan Harga Jumlah Harga


Mata pelaksanaan Kuantitas Ukuran Satuan (Rp.)
Pembayaran pekerjaan hotmix (Rp.)
…… …… ……. …… …… ……

…… ....... ………. …… …… ……

…… …… …… …… …… ……

…… …… …… …… …… ……

Jumlah

Keterangan :

1. Harga satuan sudah termasuk PPN 11%


2. Harga penawaran harus sudah mencakup Biaya untuk Jaminan Keselamatan
Kerja (BPJS Ketenagakerjaan), biaya pengaturan lalu-lintas, mobilisasi dan
demobilisasi peralatan dan pekerja, biaya Sistem Manajemen Keselamatan
Kerja Konstruksi, pajak-pajak, retribusi sesuai ketentuan yang berlaku.
BAB XII. BENTUK DOKUMEN LAIN

A. BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA (SPPBJ)


[kop surat K/L/PD]
Nomor : __________ __________, ____________ 20__
Lampiran : __________

Kepada Yth.
__________
di __________

Perihal : Penunjukan Penyedia untuk Pelaksanaan Paket Pekerjaan __________

Dengan ini kami beritahukan bahwa berdasarakan Berita Acara Hasil Pemilihan E-
Purchasing nomor __________ tanggal __________ dengan nilai setelah negosiasi
sebesar Rp_____________ (____________________) kami nyatakan
diterima/disetujui.

Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini
Saudara diharuskan untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan sebesar Rp. ……….
(……….. Rupiah) [5% dari nilai negosiasi] dengan masa berlaku selama ….
(………………) hari kalender [sekurang-kurangnya sama dengan jangka waktu
pelaksanaan] dan menandatangani Surat Perjanjian paling lambat 2 (dua) hari kerja
setelah diterbitkannya SPPBJ.

Kegagalan Saudara untuk menerima penunjukan ini yang disusun berdasarkan hasil
e-purchasing, akan dilakukan gagal kontrak/surat pesanan.

Satuan Kerja __________


Pejabat Pembuat Komitmen
[tanda tangan]
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP. __________

Tembusan Yth. :
1. ____________ [PA/KPA K/L/PD]
2. ____________ [APIP K/L/PD]
3. ____________ [Pokja Pemilihan]
......... dst
B. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

[kop surat satuan kerja K/L/PD]

SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

Nomor: __________
Paket Pekerjaan: __________

Yang bertanda tangan di bawah ini:

_______________[nama Pejabat Pembuat Komitmen]


_______________[jabatan Pejabat Pembuat Komitmen]
_______________[alamat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]

selanjutnya disebut sebagai Pejabat Pembuat Komitmen;

berdasarkan Surat Pesanan __________ nomor __________ tanggal __________,


bersama ini memerintahkan:

_______________[nama Penyedia Pekerjaan Konstruksi]


_______________[alamat Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
yang dalam hal ini diwakili oleh: __________

selanjutnya disebut sebagai Penyedia;

untuk segera memulai pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan ketentuan-


ketentuan sebagai berikut:

1. Ruang Lingkup pekerjaan: __________;

2. Tanggal mulai kerja: __________;

3. Syarat-syarat pekerjaan: sesuai dengan persyaratan dan ketentuan Kontrak;

4. Waktu penyelesaian: selama ___ (__________)[hari kalender/bulan/tahun] dan


pekerjaan harus sudah selesai pada tanggal __________

5. Denda: Terhadap setiap hari keterlambatan pelaksanaan/penyelesaian pekerjaan


Penyedia akan dikenakan Denda Keterlambatan sebesar 1/1000 (satu per seribu)
dari Nilai Kontrak atau bagian tertentu dari Nilai Kontrak sebelum PPN sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak.

__________, __ __________ 20__

Untuk dan atas nama __________


Pejabat Pembuat Komitmen
[tanda tangan]
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP: __________

Menerima dan menyetujui:

Untuk dan atas nama __________

[tanda tangan]

[nama lengkap wakil sah badan usaha]


[jabatan]
C. BENTUK SURAT-SURAT JAMINAN

Jaminan Pelaksanaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PELAKSANAAN
No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________ dalam jabatan


selaku ____________________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
______________________ [nama bank] berkedudukan di
_________________________________________ [alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama : ___________________[nama Pejabat Pembuat Komitmen]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp _______________________________________________


(terbilang ________________________________________________________) dalam
bentuk garansi bank sebagai Jaminan Pelaksanaan atas pekerjaan _________________
berdasarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No. ________________
tanggal _________________, apabila:
Nama : _____________________________ [nama penyedia]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima
Jaminan berupa:
a. Yang dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik dan
benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pendukung e-Purchasing yang diikuti oleh Yang
Dijamin.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________s.d.____________________
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan
Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas)
hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam
butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut
di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
(Unconditional)setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar
Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi
akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda
yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang
Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata.
5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing
pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri
________.

Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________

[Bank]

Meterai Rp10.000,00

Untuk keyakinan, pemegang


Garansi Bank disarankan untuk
________________
mengkonfirmasi Garansi ini ke
_____[bank]
[Nama dan Jabatan]
Jaminan Pelaksanaan dari Asuransi/Konsorsium Asuransi/Perusahaan Penjaminan

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN PELAKSANAAN

Nomor Jaminan: __________________ Nilai: ___________________

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama],


_____________ [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan
_____________________ [nama penerbit jaminan], _____________ [alamat] sebagai
Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas
terikat pada _____________________ [nama Pejabat Pembuat Komitmen],
_________________________ [alamat] sebagai Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut
PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp ________________ (terbilang
__________________________________)

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan __________________
sebagaimana ditetapkan berdasarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)
No. _______________ tanggal ________________untuk pelaksanaan pekerjaan
______________yang diselenggarakan oleh PENERIMA JAMINAN.

3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan efektif mulai
dari tanggal ___________ sampai dengan tanggal__________

4. Jaminan ini berlaku apabila:

a. TERJAMIN tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik dan
benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan TERJAMIN.

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan


tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
(Unconditional)setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA
JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat
TERJAMIN cidera janji.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya
masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________

TERJAMIN PENJAMIN

Meterai Rp10.000,00

_____________________ __________________
[Nama dan Jabatan] [Nama dan Jabatan]

Untuk keyakinan, pemegang


Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
_____[Penerbit Jaminan]
- 23 -

Jaminan Pemeliharaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PEMELIHARAAN
No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________ dalam jabatan


selaku ____________________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
______________________[nama bank] berkedudukan di
_________________________________________ [alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama : ___________________[nama Pejabat Pembuat Komitmen]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp _____________________________________


(terbilang ________________________________________________________) dalam
bentuk garansi bank sebagai Jaminan Pemeliharaan atas pekerjaan _________________
berdasarkan Kontrak No. _______________ tanggal ________________, apabila:
Nama : _____________________________ [nama penyedia]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima
Jaminan berupa:
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana
ditentukan dalam Dokumen Kontrak.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________s.d.____________________
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan
Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas)
hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam
butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut
di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
(Unconditional)setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar
Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi
akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda
yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang
Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata.
5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing
pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri
________.
- 24 -

Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________

[Bank]
Untuk keyakinan, pemegang
Garansi Bank disarankan untuk
Meterai Rp10.000,00
mengkonfirmasi Garansi ini ke
_____[bank]
________________
[Nama dan Jabatan]
- 25 -

Jaminan Pemeliharaan dari Asuransi/Konsorsium Asuransi/Perusahaan Penjaminan

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN PEMELIHARAAN

Nomor Jaminan: __________________ Nilai: ___________________

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama],


_____________ [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan
_____________________ [nama penerbit jaminan], _____________ [alamat] sebagai
Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas
terikat pada _____________________ [nama Pejabat Pembuat Komitmen],
_________________________ [alamat] sebagai Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut
PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp ________________ (terbilang
__________________________________)
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan _________________
sebagaimana ditetapkan berdasarkan Kontrak No. _______________
tanggal_____________________ dari PENERIMA JAMINAN.
3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan efektif mulai
dari tanggal ___________ sampai dengan tanggal__________
4. Jaminan ini berlaku apabila:
TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana
ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan
tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
(Unconditional)setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA
JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat
TERJAMIN cidera janji.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya
masa berlaku Jaminan ini.
Untuk keyakinan, pemegang
Jaminan disarankan untuk
Dikeluarkan di _____________
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
_____[Penerbit Jaminan]
pada tanggal _______________

TERJAMIN PENJAMIN

Meterai Rp10.000,00

__________________ __________________
[Nama & Jabatan] [Nama & Jabatan]
-1-

I. SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK

SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK

A. KETENTUAN UMUM
1. Definisi Istilah-istilah yang digunakan dalam Syarat-Syarat
Umum Kontrak selanjutnya disebut SSUK harus
mempunyai arti atau tafsiran seperti yang dimaksudkan
sebagai berikut.
1.1 Aparat Pengawas Intern Pemerintah yang
selanjutnya disingkat APIP adalah aparat yang
melakukan pengawasan melalui audit, reviu,
pemantauan, evaluasi, dan kegiatan pengawasan
lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
Pemerintah.
1.2 Bagian pekerjaan yang disubkontrakan adalah
bagian pekerjaan utama atau bagian pekerjaan
bukan utama yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam Dokumen Pemilihan yang
pelaksanaanya diserahkan kepada Penyedia lain
(subkontraktor) dan disetujui terlebih dahulu
oleh Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak.
1.3 Daftar Kuantitas dan Harga adalah daftar
kuantitas yang telah diisi harga satuan dan
jumlah biaya keseluruhannya yang merupakan
bagian dari penawaran.
1.4 Direksi Lapangan adalah tenaga/tim pendukung
yang dibentuk/ditetapkan oleh Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani Kontrak,
terdiri dari 1 (satu) orang atau lebih, untuk
mengelola administrasi Kontrak dan
mengendalikan pelaksanaan pekerjaan.
1.5 Harga Kontrak adalah total harga pelaksanaan
pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.
1.6 Harga Perkiraan Sendiri yang selanjutnya
disingkat HPS adalah perkiraan harga
barang/jasa yang ditetapkan oleh Pejabat
Penandatangan Kontrak yang telah
memperhitungkan biaya tidak langsung,
keuntungan dan Pajak Pertambahan Nilai.
1.7 Harga Satuan Pekerjaan yang selanjutnya
disingkat HSP adalah harga satu jenis pekerjaan
tertentu per satu satuan tertentu.
1.8 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan adalah kerangka
waktu yang sudah terinci berdasarkan Masa
Pelaksanaan, setelah dilaksanakan pemeriksaan
lapangan bersama dan disepakati dalam rapat
persiapan pelaksanaan Kontrak.
1.9 Keadaan Kahar adalah suatu keadaan yang
terjadi di luar kehendak para pihak dalam
Kontrak dan tidak dapat diperkirakan
sebelumnya, sehingga kewajiban yang
-2-

ditentukan dalam Kontrak menjadi tidak dapat


dipenuhi.
1.10 Kegagalan Bangunan adalah suatu keadaan
keruntuhan bangunan dan/atau tidak
berfungsinya bangunan setelah penyerahan
akhir hasil Jasa Konstruksi.
1.11 Kerja Sama Operasi yang selanjutnya disingkat
KSO adalah kerja sama usaha antar Penyedia
yang masing-masing pihak mempunyai hak,
kewajiban dan tanggung jawab yang jelas
berdasarkan perjanjian tertulis.
1.12 Kontrak Kerja Konstruksi selanjutnya disebut
Kontrak adalah keseluruhan dokumen yang
mengatur hubungan hukum antara Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani Kontrak
dengan Penyedia dalam pelaksanaan jasa
konsultansi konstruksi atau pekerjaan
konstruksi.
1.13 Kontrak Harga Satuan adalah Kontrak dengan
harga satuan yang tetap untuk setiap satuan atau
unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis
tertentu atas penyelesaian seluruh pekerjaan
dalam batas waktu yang telah ditetapkan,
volume atau kuantitas pekerjaanya masih
bersifat perkiraan pada saat Kontrak
ditandatangani, pembayaran berdasarkan hasil
pengukuran bersama atas realisasi volume
pekerjaan dan nilai akhir Kontrak ditetapkan
setelah seluruh pekerjaan diselesaikan.
1.14 Kuasa Pengguna Anggaran pada pelaksanaan
APBN yang selanjutnya disingkat KPA adalah
pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk
melaksanakan sebagian kewenangan dan
tanggung jawab Penggunaan Anggaran pada
Kementerian Negara/Lembaga yang
bersangkutan.
1.15 Kuasa Pengguna Anggaran pada Pelaksanaan
APBD yang selanjutnya disebut KPA, adalah
pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan
sebagian kewenangan PA dalam melaksanakan
sebagian tugas dan fungsi perangkat daerah
1.16 Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya
Kontrak ini terhitung sejak tanggal
penandatangananan Kontrak sampai dengan
Tanggal Penyerahan Akhir Pekerjaan.
1.17 Masa Pelaksanaan adalah jangka waktu untuk
melaksanakan seluruh pekerjaan terhitung sejak
Tanggal Mulai Kerja sampai dengan Tanggal
Penyerahan Pertama Pekerjaan.
1.18 Masa Pemeliharaan adalah jangka waktu untuk
melaksanakan kewajiban pemeliharaan oleh
Penyedia, terhitung sejak Tanggal Penyerahan
-3-

Pertama Pekerjaan sampai dengan Tanggal


Penyerahan Akhir Pekerjaan.
1.19 Mata Pembayaran Utama adalah mata
pembayaran yang pokok dan penting yang nilai
bobot kumulatifnya minimal 80% (delapan
puluh persen) dari seluruh nilai pekerjaan,
dihitung mulai dari mata pembayaran yang nilai
bobotnya terbesar.
1.20 Metode Pelaksanaan Pekerjaan adalah metode
yang menggambarkan penguasaan penyelesaian
pekerjaan yang sistematis dari awal sampai akhir
meliputi tahapan/urutan pekerjaan utama dan
uraian/cara kerja dari masing-masing jenis
kegiatan pekerjaan utama yang dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis.
1.21 Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya
disingkat Pejabat Penandatangan Kontrak adalah
pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA
untuk mengambil keputusan dan/atau
melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan
pengeluaran anggaran belanja negara.
1.22 Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau
sebagian kegiatan yang meliputi pembangunan,
pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran,
dan pembangunan kembali suatu bangunan.
1.23 Pekerjaan Utama adalah rangkaian kegiatan
dalam suatu penyelenggaraan pekerjaan
konstruksi yang memiliki pengaruh terbesar
dalam mengakibatkan terjadinya keterlambatan
penyelesaian pekerjaan konstruksi dan secara
langsung menunjang terwujudnya dan
berfungsinya suatu konstruksi sesuai
peruntukannya sebagaimana tercantum dalam
rancangan kontrak.
1.24 Pelaku Usaha adalah badan usaha atau
perseorangan yang melakukan usaha dan/atau
kegiatan pada bidang tertentu.
1.25 Pengawas Pekerjaan adalah tim
pendukung/badan usaha yang
ditunjuk/ditetapkan oleh Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani Kontrak
yang bertugas untuk mengawasi pelaksanaan
pekerjaan.
1.26 Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat
PA adalah pejabat pemegang kewenangan
penggunaan anggaran Kementerian
Negara/Lembaga/Perangkat Daerah.
1.27 Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak adalah pemilik atau pemberi pekerjaan
yang menggunakan layanan Jasa Konstruksi
yang dapat berupa Pengguna Anggaran, Kuasa
Pengguna Anggaran, atau Pejabat Pembuat
Komitmen.
-4-

1.28 Penyedia adalah Pelaku Usaha yang


menyediakan barang/jasa berdasarkan Kontrak.
1.29 Personel Manajerial adalah tenaga ahli atau
tenaga teknis yang ditempatkan sesuai
penugasan pada organisasi pelaksanaan
pekerjaan.
1.30 Sanksi Daftar Hitam adalah sanksi yang
diberikan kepada Peserta pemilihan/Penyedia
berupa larangan mengikuti Pengadaan
Barang/Jasa di seluruh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah
dalam jangka waktu tertentu.
1.31 Subkontraktor adalah Penyedia yang
mengadakan perjanjian kerja tertulis dengan
Penyedia penanggung jawab Kontrak, untuk
melaksanakan sebagian pekerjaan (subkontrak).
1.32 Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan
adalah jaminan tertulis yang dikeluarkan oleh
Bank Umum/Perusahaan
Penjaminan/Perusahaan Asuransi/lembaga
keuangan khusus yang menjalankan usaha di
bidang pembiayaan, penjaminan, dan asuransi
untuk mendorong ekspor Indonesia.
1.33 Surat Perintah Mulai Kerja yang selanjutnya
disingkat SPMK adalah surat yang diterbitkan
oleh Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak kepada Penyedia
untuk memulai melaksanakan pekerjaan.
1.34 Tanggal Mulai Kerja adalah tanggal yang
dinyatakan pada SPMK yang diterbitkan oleh
Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak untuk memulai melaksanakan
pekerjaan.
1.35 Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan adalah
tanggal serah terima pertama pekerjaan selesai
(Provisional Hand Over/PHO) dinyatakan dalam
Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan
yang diterbitkan oleh Pejabat yang berwenang
untuk menandatangani Kontrak.
1.36 Tanggal Penyerahan Akhir Pekerjaan adalah
tanggal serah terima akhir pekerjaan selesai
(Final Hand Over/FHO) dinyatakan dalam Berita
Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan yang
diterbitkan oleh Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak.
1.37 Tenaga Kerja Konstruksi adalah tenaga kerja
yang bekerja di sektor konstruksi yang meliputi
ahli, teknisi atau analis, dan operator.
2. Penerapan SSUK diterapkan secara luas dalam pelaksanaan
Pekerjaan Konstruksi ini tetapi tidak dapat bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan dalam Dokumen Kontrak
lain yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki
dalam Surat Perjanjian.
-5-

3. Bahasa dan Hukum 3.1 Bahasa Kontrak harus dalam bahasa Indonesia.
3.2 Dalam hal Kontrak dilakukan dengan pihak
asing harus dibuat dalam bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris. Dalam hal terjadi perselisihan
dengan pihak asing digunakan Kontrak dalam
bahasa Indonesia.
3.3 Hukum yang digunakan adalah hukum yang
berlaku di Indonesia.
4. Korespondensi 4.1 Semua korespondensi dapat berbentuk surat, e-
mail dan/atau faksimili dengan alamat tujuan
para pihak yang tercantum dalam SSKK.
4.2 Semua pemberitahuan, permohonan, atau
persetujuan berdasarkan Kontrak ini harus
dibuat secara tertulis dalam Bahasa Indonesia,
dan dianggap telah diberitahukan jika telah
disampaikan secara langsung kepada Wakil Sah
Para Pihak dalam SSKK, atau jika disampaikan
melalui surat tercatat dan/atau faksimili
ditujukan ke alamat yang tercantum dalam
SSKK.
5. Wakil Sah Para Pihak 5.1 Setiap tindakan yang disyaratkan atau
diperbolehkan untuk dilakukan, dan setiap
dokumen yang disyaratkan atau diperbolehkan
untuk dibuat berdasarkan Kontrak ini oleh
Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak atau Penyedia hanya dapat dilakukan
atau dibuat oleh Wakil Sah Para Pihak atau
pejabat yang disebutkan dalam SSKK kecuali
untuk melakukan perubahan kontrak.
5.2 Kewenangan Wakil Sah Para Pihak diatur dalam
Surat Keputusan dari Para Pihak dan harus
disampaikan kepada masing-masing pihak.
5.3 Dalam hal Direksi Lapangan diangkat dan
ditunjuk menjadi Wakil Sah Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani Kontrak,
maka selain melaksanakan pengelolaan
administrasi kontrak dan pengendalian
pelaksanaan pekerjaan, Direksi Lapangan juga
melaksanakan pendelegasian sesuai dengan
pelimpahan dari Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak.
6. Larangan Korupsi, 6.1 Berdasarkan etika pengadaan barang/jasa
Kolusi dan/atau pemerintah, para pihak dilarang untuk :
Nepotisme, 1) menawarkan, menerima atau menjanjikan
Penyalahgunaan untuk memberi atau menerima hadiah atau
Wewenang serta imbalan berupa apa saja atau melakukan
Penipuan tindakan lainnya untuk mempengaruhi
siapapun yang diketahui atau patut dapat
diduga berkaitan dengan pengadaan ini;
2) mendorong terjadinya persaingan tidak
sehat; dan/atau
3) membuat dan/atau menyampaikan secara
tidak benar dokumen dan/atau keterangan
-6-

lain yang disyaratkan untuk penyusunan dan


pelaksanaan Kontrak ini.
6.2 Penyedia menjamin bahwa yang bersangkutan
termasuk semua anggota KSO (apabila
berbentuk KSO) dan subkontraktornya (jika ada)
tidak pernah dan tidak akan melakukan
tindakan yang dilarang pada pasal 6.1 di atas.
6.3 Penyedia yang menurut penilaian Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani Kontrak
terbukti melakukan larangan-larangan di atas
dapat dikenakan sanksi-sanksi administratif oleh
Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak sebagai berikut:
1) pemutusan Kontrak;
2) Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan
disetorkan sebagaimana ditetapkan dalam
SSKK;
3) sisa uang muka harus dilunasi oleh Penyedia
atau Jaminan Uang Muka dicairkan dan
disetorkan sebagaimana ditetapkan dalam
SSKK; dan
4) pengenaan Sanksi Daftar Hitam.
6.4 Pengenaan sanksi administratif di atas
dilaporkan oleh Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak kepada PA/KPA.
6.5 Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak yang terlibat dalam korupsi, kolusi,
dan/atau nepotisme dan penipuan dikenakan
sanksi berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
7. Asal Material/Bahan 7.1 Penyedia harus menyampaikan asal
material/bahan yang terdiri dari rincian
komponen dalam negeri dan komponen impor
selama pelaksanaan pekerjaan kepada Pejabat
yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak.
7.2 Asal material/bahan merupakan tempat
material/bahan diperoleh, antara lain tempat
material/bahan ditambang, tumbuh, atau
diproduksi.
7.3 Kendaraan yang digunakan untuk pengiriman
dan pengangkutan material/bahan mematuhi
peraturan perundangan terkait beban dan
dimensi kendaraan.
8. Pembukuan Penyedia diharapkan untuk melakukan pencatatan
keuangan yang akurat dan sistematis sehubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan ini berdasarkan standar
akuntansi yang berlaku.
9. Perpajakan Penyedia, Subkontraktor (jika ada), dan Tenaga Kerja
Konstruksi yang bersangkutan berkewajiban untuk
membayar semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan
lain yang dibebankan oleh peraturan perpajakan atas
pelaksanaan Kontrak ini. Semua pengeluaran
-7-

perpajakan ini dianggap telah termasuk dalam Harga


Kontrak.
10. Pengalihan Seluruh 10.1 Pengalihan seluruh Kontrak hanya
Kontrak diperbolehkan dalam hal pergantian nama
Penyedia, baik sebagai akibat peleburan
(merger) maupun akibat lainnya.
10.2 Jika ketentuan di atas dilanggar maka Kontrak
diputuskan sepihak oleh Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani Kontrak dan
Penyedia dikenakan sanksi sebagaimana diatur
dalam pasal 44.2.
11. Pengabaian Jika terjadi pengabaian oleh satu pihak terhadap
pelanggaran ketentuan tertentu Kontrak oleh pihak
yang lain maka pengabaian tersebut tidak menjadi
pengabaian yang terus-menerus selama Masa Kontrak
atau seketika menjadi pengabaian terhadap
pelanggaran ketentuan yang lain. Pengabaian hanya
dapat mengikat jika dapat dibuktikan secara tertulis dan
ditandatangani oleh Wakil Sah Pihak yang melakukan
pengabaian.
12. Penyedia Mandiri Penyedia berdasarkan Kontrak ini bertanggung jawab
penuh terhadap Tenaga Kerja Konstruki dan
subkontraktornya (jika ada) serta pekerjaan yang
dilakukan oleh mereka.
13. KSO KSO memberi kuasa kepada salah satu anggota yang
disebut dalam Surat Perjanjian untuk bertindak atas
nama KSO dalam pelaksanaan hak dan kewajiban
terhadap Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak berdasarkan Kontrak ini.
14. Pengawasan 14.1 Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Pelaksanaan Pekerjaan Kontrak menetapkan Pengawas Pekerjaan untuk
melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan
sesuai Kontrak ini. Pengawas Pekerjaan dapat
berasal dari personel Pejabat yang berwenang
untuk menandatangani Kontrak (Direksi Teknis)
atau Penyedia Jasa Pengawasan (Konsultan
Pengawas).
14.2 Dalam melaksanakan kewajibannya, Pengawas
Pekerjaan bertindak profesional. Jika tercantum
dalam SSKK, Pengawas Pekerjaan yang berasal
dari Personel Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak dapat bertindak
sebagai Wakil Sah Pejabat yang berwenang
untuk menandatangani Kontrak.
15. Tugas dan Wewenang 15.1 Semua gambar dan rencana kerja yang
Pengawas Pekerjaan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai
Kontrak, untuk pekerjaan permanen maupun
pekerjaan sementara mendapatkan persetujuan
dari Pengawas Pekerjaan sesuai pelimpahan
wewenang dari Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak.
15.2 Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan
terlebih dahulu ada pekerjaan sementara yang
-8-

tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan


Harga di dalam Kontrak maka Penyedia
berkewajiban untuk menyerahkan spesifikasi
dan gambar usulan pekerjaan sementara
tersebut untuk mendapatkan pernyataan tidak
berkeberatan (no objection) untuk dilaksanakan
dari Pengawas Pekerjaan.
Pernyataan tidak berkeberatan atas rencana
pekerjaan sementara ini tidak melepaskan
Penyedia dari tanggung jawabnya sesuai
Kontrak.
15.3 Pengawas Pekerjaan melaksanakan tugas dan
wewenang paling sedikit meliputi:
1) mengevaluasi dan menyetujui rencana mutu
pekerjaan konstruksi Penyedia Jasa
pelaksana konstruksi;
2) memberikan ijin dimulainya setiap tahapan
pekerjaan;
3) memeriksa dan menyetujui kemajuan
pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi sesuai
dengan ketentuan dalam Kontrak;
4) memeriksa dan menilai mutu dan
keselamatan konstruksi terhadap hasil akhir
pekerjaan;
5) menghentikan setiap pekerjaan yang tidak
memenuhi persyaratan;
6) bertanggungjawab terhadap hasil
pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi sesuai
tugas dan tanggungjawabnya;
7) memberikan laporan secara periodik kepada
Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak sesuai dengan
ketentuan dalam Kontrak.
15.4 Dalam hal Pengawas Pekerjaan melaksanakan
tugas dan wewenang sebagaimana yang
dimaksud pada pasal 15.3 yang akan
mempengaruhi ketentuan atau persyaratan
dalam kontrak maka Pengawas Pekerjaan
terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari
Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak.
15.5 Penyedia berkewajiban untuk melaksanakan
perintah Pengawas Pekerjaan yang sesuai
dengan kewenangan Pengawas Pekerjaan dalam
Kontrak ini.
16. Penemuan-penemuan Penyedia wajib memberitahukan kepada Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani Kontrak dan kepada
pihak yang berwenang semua penemuan benda/barang
yang mempunyai nilai sejarah atau penemuan kekayaan
di lokasi pekerjaan yang menurut peraturan
perundang-undangan dikuasai oleh negara.
17. Akses ke Lokasi Kerja 17.1 Penyedia berkewajiban untuk menjamin akses
Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak, Wakil Sah Pejabat yang berwenang
-9-

untuk menandatangani Kontrak, Pengawas


Pekerjaan dan/atau pihak yang mendapat izin
dari Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak ke lokasi kerja dan
lokasi lainnya dimana pekerjaan ini sedang atau
akan dilaksanakan.
17.2 Penyedia harus dianggap telah menerima
kelayakan dan ketersediaan jalur akses menuju
lapangan dan Penyedia harus berupaya menjaga
setiap jalan atau jembatan dari kerusakan akibat
penggunaan/lalu lintas Penyedia atau akibat
personel Penyedia, maka:
a. Penyedia harus bertanggung jawab atas
pemeliharaan yang mungkin diperlukan
akibat pengunaan jalur akses;
b. Penyedia harus menyediakan rambu atau
petunjuk sepanjang jalur akses, dan
mendapatkan perizinan yang mungkin
disyaratkan oleh otoritas terkait untuk
penggunaan jalur, rambu, dan petunjuk;
c. biaya karena ketidak layakan atau tidak
tersedianya jalur akses untuk digunakan
oleh Penyedia, harus ditanggung Penyedia;
dan
d. Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak tidak
bertanggung jawab atas klaim yang
mungkin timbul akibat penggunaan jalur
akses.
17.3 Dalam hal untuk menjamin ketersediaan jalan
akses tersebut membutuhkan biaya yang lebih
besar dari biaya umum (overhead) dalam
Penawaran Penyedia, maka Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani Kontrak
dapat mengalokasikan biaya untuk penyediaan
jalur akses tersebut di dalam Harga Kontrak.
17.4 Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak tidak bertanggung jawab atas klaim
yang mungkin timbul selain penggunaan jalur
akses tersebut.

B. PELAKSANAAN, PENYELESAIAN, ADENDUM DAN PEMUTUSAN KONTRAK


18. Masa Kontrak Kontrak ini berlaku efektif sejak penandatangananan
Surat Perjanjian oleh Para Pihak sampai dengan
Tanggal Penyerahan Akhir Pekerjaan dan hak dan
kewajiban Para Pihak yang terdapat dalam Kontrak
sudah terpenuhi.
B.1 Pelaksanaan Pekerjaan
19. Penyerahan Lokasi Kerja 19.1 Sebelum penyerahan lokasi kerja, dilakukan
dan Personel peninjauan lapangan bersama oleh para pihak.
19.2 Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak berkewajiban untuk menyerahkan
lokasi kerja sesuai dengan kebutuhan Penyedia
- 10 -

yang tercantum dalam rencana penyerahan


lokasi kerja yang telah disepakati oleh para
pihak dalam Rapat Persiapan
Penandatangananan Kontrak, untuk
melaksanakan pekerjaan tanpa ada hambatan
kepada Penyedia sebelum SPMK diterbitkan.
19.3 Hasil peninjauan dan penyerahan dituangkan
dalam Berita Acara Penyerahan Lokasi Kerja.
19.4 Jika dalam peninjauan lapangan bersama
ditemukan hal-hal yang dapat mengakibatkan
perubahan isi Kontrak maka perubahan tersebut
harus dituangkan dalam Berita Acara
Penyerahan Lokasi Kerja yang selanjutnya akan
dituangkan dalam addendum kontrak.
19.5 Jika Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak tidak dapat
menyerahkan lokasi kerja sesuai kebutuhan
Penyedia yang untuk mulai bekerja pada
Tanggal Mulai Kerja untuk melaksanakan
pekerjaan dan terbukti merupakan suatu
hambatan yang disebabkan oleh Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani Kontrak,
maka kondisi ini ditetapkan sebagai Peristiwa
Kompensasi.
19.6 Penyedia menyerahkan Personel dengan
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
19.6.1 bukti sertifikat kompetensi:
1) personel manajerial pada Pekerjaan
Konstruksi; atau
2) personel inti pada Jasa Konsultansi
Konstruksi;
19.6.2 bukti sertifikat kompetensi sebagaimana
dimaksud dalam huruf b dilaksanakan
tanpa menghadirkan personel yang
bersangkutan;
19.6.3 perubahan jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan dikarenakan jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang ditetapkan sebelumnya
akan melewati batas tahun anggaran;
19.6.4 melakukan sertifikasi bagi operator,
teknisi, atau analis yang belum bersertifikat
pada saat pelaksanaan pekerjaan; dan
19.6.5 pelaksanaan alih pengalaman/keahlian
bidang konstruksi melalui sistem kerja
praktik/magang, membahas paling sedikit
terkait jumlah peserta, durasi pelaksanaan,
dan jenis keahlian.
Apabila Penyedia tidak dapat menunjukan
bukti sertifikat maka Pejabat Penandatangan
Kontrak meminta Penyedia untuk mengganti
personel yang memenuhi persyaratan yang
sudah ditentukan. Penggantian personel harus
- 11 -

dilakukan dalam jangka waktu mobilisasi dan


sesuai dengan kesepakatan.
20. Surat Perintah Mulai 20.1 Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kerja (SPMK) Kontrak menerbitkan SPMK paling lambat 14
(empat belas) hari kerja sejak tanggal
penandatangananan Kontrak atau 14 (empat
belas) hari kerja sejak penyerahan lokasi kerja
pertama kali.
20.2 Dalam SPMK dicantumkan seluruh lingkup
pekerjaan dan Tanggal Mulai Kerja.
21. Rencana Mutu 21.1 Penyedia berkewajiban untuk
Pekerjaan Konstruksi mempresentasikan dan menyerahkan RMPK
(RMPK) sebagai penjaminan dan pengendalian mutu
pelaksanaan pekerjaan pada rapat persiapan
pelaksanaan Kontrak, kemudian dibahas dan
disetujui oleh Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak .
21.2 RMPK disusun paling sedikit berisi:
a. Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (Work
Method Statement );
b. Rencana Pemeriksaan dan
Pengujian/Inspection and Test Plan (ITP);
c. Pengendalian Subkontraktor dan Pemasok.
21.3 Penyedia wajib menerapkan dan mengendalikan
pelaksanaan RMPK secara konsisten untuk
mencapai mutu yang dipersyaratkan pada
pelaksanaan pekerjaan ini.
21.4 RMPK dapat direvisi sesuai dengan kondisi
pekerjaan.
21.5 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan
RMPK jika terjadi Adendum Kontrak dan/atau
Peristiwa Kompensasi.
21.6 Pemutakhiran RMPK harus menunjukan
perkembangan kemajuan setiap pekerjaan dan
dampaknya terhadap penjadwalan sisa
pekerjaan, termasuk perubahan terhadap
urutan pekerjaan. Pemutakhiran RMPK harus
mendapatkan persetujuan Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani Kontrak .
21.7 Persetujuan Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak terhadap RMPK tidak
mengubah kewajiban kontraktual Penyedia.
22. Rencana Keselamatan 22.1 Penyedia berkewajiban untuk
Konstruksi (RKK) mempresentasikan dan menyerahkan RKK pada
saat rapat persiapan pelaksanaan Kontrak,
kemudian pelaksanaan RKK dibahas dan
disetujui oleh Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak.
22.2 Para Pihak wajib menerapkan dan
mengendalikan pelaksanaan RKK secara
konsisten.
- 12 -

22.3 RKK menjadi bagian dari Dokumen Kontrak.


22.4 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan
RKK sesuai dengan kondisi pekerjaan, jika terjadi
perubahan maka dituangkan dalam adendum
Kontrak.
22.5 Pemutakhiran RKK harus mendapat persetujuan
Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak.
22.6 Persetujuan Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak terhadap pelaksanaan
RKK tidak mengubah kewajiban kontraktual
Penyedia.
23. Rapat Persiapan 23.1 Paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sejak
Pelaksanaan Kontrak diterbitkannya SPMK dan sebelum pelaksanaan
pekerjaan, Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak bersama dengan
Penyedia, unsur perancangan, dan unsur
pengawasan, harus sudah menyelenggarakan
rapat persiapan pelaksanaan kontrak.
23.2 Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam
rapat persiapan pelaksanaan kontrak meliputi:
a. Penerapan SMKK:
1) RKK;
2) RMPK;
3) Rencana Kerja Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan (RKPPL)
(apabila ada); dan
4) Rencana Manajemen Lalu Lintas (RMLL)
(apabila ada);
b. Rencana Kerja;
c. organisasi kerja;
d. tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan
termasuk permohonan persetujuan memulai
pekerjaan;
e. jadwal pelaksanaan pekerjaan, yang diikuti
uraian tentang metode kerja yang
memperhatikan Keselamatan Konstruksi;
dan
f. hal-hal lain yang dianggap perlu.
23.3 Hasil rapat persiapan pelaksanaan Kontrak
dituangkan dalam Berita Acara Rapat Persiapan
Pelaksanaan Kontrak. Apabila dalam rapat
persiapan pelaksanaan kontrak mengakibatkan
perubahan isi Kontrak, maka harus dituangkan
dalam adendum Kontrak.
23.4 Pada tahapan rapat persiapan pelaksanaan
Kontrak, PA/KPA dapat membentuk
Pejabat/Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak.
24. Mobilisasi 24.1 Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai
dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sejak diterbitkan SPMK, atau sesuai
- 13 -

kebutuhan dan Rencana Kerja yang disepakati


saat Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak.
24.2 Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup
pekerjaan, yaitu :
a. mendatangkan peralatan-peralatan terkait
yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan, termasuk instalasi alat;
b. mempersiapkan fasilitas seperti kantor,
rumah, gedung laboratorium, bengkel,
gudang, dan sebagainya; dan/atau
c. mendatangkan Tenaga Kerja Konstruksi.
24.3 Mobilisasi peralatan dan kendaraan yang
digunakan mematuhi peraturan perundangan
terkait beban dan dimensi kendaraan.
24.4 Mobilisasi peralatan dan Tenaga Kerja
Konstruksi dapat dilakukan secara bertahap
sesuai dengan kebutuhan.
25. Pengukuran 25.1 Pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, Pejabat
/Pemeriksaan Bersama yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak dan Pengawas Pekerjaan bersama-sama
dengan Penyedia melakukan pengukuran dan
pemeriksaan detail terhadap kondisi lokasi
pekerjaan untuk setiap rencana mata
pembayaran, Tenaga Kerja Konstruksi, dan
Peralatan Utama (Mutual Check 0%).
25.2 Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam
Berita Acara. Apabila dalam
pengukuran/pemeriksaan bersama
mengakibatkan perubahan isi Kontrak, maka
harus dituangkan dalam adendum Kontrak.
25.3 Tindak lanjut hasil pemeriksaan bersama Tenaga
Kerja Konstruksi dan/atau Peralatan Utama
mengikuti ketentuan pasal 67 dan 68.
26. Penggunaan Produksi 26.1 Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Penyedia
Dalam Negeri berkewajiban mengutamakan material/bahan
produksi dalam negeri dan tenaga kerja
Indonesia untuk pekerjaan yang dilaksanakan di
Indonesia sesuai dengan yang disampaikan pada
saat penawaran.
26.2 Dalam pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi, bahan
baku, Tenaga Kerja Konstruksi, dan perangkat
lunak yang digunakan mengacu kepada
dokumen:
a. formulir rekapitulasi perhitungan Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN), untuk
Penyedia yang mendapat preferensi harga;
dan
b. daftar barang yang diimpor, untuk barang
yang diimpor.
26.3 Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan
ditemukan ketidaksesuaian dengan dokumen
- 14 -

pada pasal 26.2, maka akan dikenakan sanksi


sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
B.2 Pengendalian Waktu
27. Masa Pelaksanaan 27.1 Kecuali Kontrak diputuskan lebih awal, Penyedia
berkewajiban untuk memulai pelaksanaan
pekerjaan pada Tanggal Mulai Kerja, dan
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan RMPK,
serta menyelesaikan pekerjaan paling lambat
selama Masa Pelaksanaan yang dinyatakan
dalam SSKK.
27.2 Apabila Penyedia berpendapat tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan sesuai Masa
Pelaksanaan karena di luar pengendaliannya
yang dapat dibuktikan demikian, dan Penyedia
telah melaporkan kejadian tersebut kepada
Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak, dengan disertai bukti-bukti yang dapat
disetujui Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak, maka Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani Kontrak
dapat memberlakukan Peristiwa Kompensasi
dan melakukan penjadwalan kembali
pelaksanaan tugas Penyedia dengan membuat
adendum Kontrak.
27.3 Jika pekerjaan tidak selesai sesuai Masa
Pelaksanaan bukan akibat Keadaan Kahar atau
Peristiwa Kompensasi atau karena kesalahan
atau kelalaian Penyedia maka Penyedia
dikenakan denda.
27.4 Apabila diberlakukan serah terima sebagian
pekerjaan (secara parsial), Masa Pelaksanaan
dibuat berdasarkan bagian pekerjaan tersebut
sesuai dengan SSKK.
27.5 Bagian pekerjaan pada pasal 27.4 adalah bagian
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam
Dokumen Pemilihan.
28. Penundaan Oleh Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan secara
Pegawas Pekerjaan tertulis Penyedia untuk menunda pelaksanaan
pekerjaan. Setiap perintah penundaan ini harus
mendapatkan persetujuan dari Pejabat yang berwenang
untuk menandatangani Kontrak.
29. Rapat Pemantauan 29.1 Pengawas Pekerjaan atau Penyedia dapat
menyelenggarakan rapat pemantauan, dan
meminta satu sama lain untuk menghadiri rapat
tersebut. Rapat pemantauan diselenggarakan
untuk membahas perkembangan pekerjaan dan
perencanaaan atas sisa pekerjaan serta untuk
menindaklanjuti peringatan dini.
29.2 Hasil rapat pemantauan akan dituangkan oleh
Pengawas Pekerjaan dalam berita acara rapat,
dan rekamannya diserahkan kepada Pejabat
yang berwenang untuk menandatangani
- 15 -

Kontrak dan pihak-pihak yang menghadiri


rapat.
29.3 Mengenai hal-hal dalam rapat yang perlu
diputuskan, Pengawas Pekerjaan dapat
memutuskan baik dalam rapat atau setelah rapat
melalui pernyataan tertulis kepada semua pihak
yang menghadiri rapat.
30. Peringatan Dini 30.1 Penyedia berkewajiban untuk memperingatkan
sedini mungkin Pengawas Pekerjaan atas
peristiwa atau kondisi tertentu yang dapat
mempengaruhi mutu pekerjaan, menaikkan
Harga Kontrak atau menunda penyelesaian
pekerjaan. Pengawas Pekerjaan dapat
memerintahkan Penyedia untuk menyampaikan
secara tertulis perkiraan dampak peristiwa atau
kondisi tersebut di atas terhadap Harga Kontrak
dan Masa Pelaksanaan. Pernyataan perkiraan ini
harus sesegera mungkin disampaikan oleh
Penyedia.
30.2 Penyedia berkewajiban untuk bekerja sama
dengan Pengawas Pekerjaan untuk mencegah
atau mengurangi dampak peristiwa atau kondisi
tersebut.
31. Keterlambatan 31.1 Apabila Penyedia terlambat melaksanakan
Pelaksanaan Pekerjaan pekerjaan sesuai jadwal, maka Pejabat yang
dan Kontrak Kritis berwenang untuk menandatangani Kontrak
harus memberikan peringatan secara tertulis
atau memberlakukan ketentuan kontrak kritis.
31.2 Kontrak dinyatakan kritis apabila:
a. Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan
0% - 70% dari Kontrak), selisih
keterlambatan antara realisasi fisik
pelaksanaan dengan rencana lebih besar
10%
b. Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan
70% - 100% dari Kontrak), selisih
keterlambatan antara realisasi fisik
pelaksanaan dengan rencana lebih besar 5%;
c. Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan
70% - 100% dari Kontrak), selisih
keterlambatan antara realisasi fisik
pelaksanaan dengan rencana pelaksanaan
kurang dari 5% dan akan melampaui tahun
anggaran berjalan.
31.3 Penanganan kontrak kritis dilakukan dengan
rapat pembuktian (show cause meeting/SCM)
a. Pada saat Kontrak dinyatakan kritis, Pejabat
yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak berdasarkan laporan dari Pengawas
Pekerjaan memberikan peringatan secara
tertulis kepada Penyedia dan selanjutnya
Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak
- 16 -

menyelenggarakan Rapat Pembuktian (SCM)


Tahap I.
b. Dalam SCM Tahap I, Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani Kontrak,
Pengawas Pekerjaan dan Penyedia
membahas dan menyepakati besaran
kemajuan fisik yang harus dicapai oleh
Penyedia dalam periode waktu tertentu (uji
coba pertama) yang dituangkan dalam Berita
Acara SCM Tahap I.
c. Apabila Penyedia gagal pada uji coba
pertama, maka Pejabat yang berwenang
untuk menandatangani Kontrak
menerbitkan Surat Peringatan Kontrak Kritis
I dan harus diselenggarakan SCM Tahap II
yang membahas dan menyepakati besaran
kemajuan fisik yang harus dicapai oleh
Penyedia dalam waktu tertentu (uji coba
kedua) yang dituangkan dalam Berita Acara
SCM Tahap II.
d. Apabila Penyedia gagal pada uji coba kedua,
maka Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak menerbitkan Surat
Peringatan Kontrak Kritis II dan harus
diselenggarakan SCM Tahap III yang
membahas dan menyepakati besaran
kemajuan fisik yang harus dicapai oleh
Penyedia dalam waktu tertentu (uji coba
ketiga) yang dituangkan dalam Berita Acara
SCM Tahap III.
e. Apabila Penyedia gagal pada uji coba ketiga,
maka Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak menerbitkan Surat
Peringatan Kontrak Kritis III dan Pejabat
yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak dapat melakukan pemutusan
Kontrak secara sepihak dengan
mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
f. Apabila uji coba berhasil, namun pada
pelaksanaan pekerjaan selanjutnya Kontrak
dinyatakan kritis lagi maka berlaku
ketentuan SCM dari awal.

32. Pemberian Kesempatan 32.1 Dalam hal diperkirakan Penyedia gagal


menyelesaikan pekerjaan sampai Masa
Pelaksanaan berakhir, namun Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani Kontrak
menilai bahwa Penyedia mampu menyelesaikan
pekerjaan, Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak dapat memberikan
kesempatan kepada Penyedia untuk
menyelesaikan pekerjaan.
32.2 Hasil penilaian menjadi dasar bagi Pejabat
Penandatangan Kontrak untuk:
- 17 -

a. Memberikan kesempatan kepada Penyedia


untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Pemberian kesempatan kepada Penyedia
menyelesaikan pekerjaan sampai dengan
50 (lima puluh) hari kalender.
2) Dalam hal setelah diberikan kesempatan
sebagaimana angka 1 diatas, Penyedia
masih belum dapat menyelesaikan
pekerjaan, Pejabat Penandatangan
Kontrak dapat:
a) Memberikan kesempatan kedua
untuk penyelesaian sisa pekerjaan
dengan jangka waktu sesuai
kebutuhan; atau
b) Melakukan pemutusan Kontrak
dalam hal Penyedia dinilai tidak akan
sanggup menyelesaikan
pekerjaannya.
3) Pemberian kesempatan kepada Penyedia
sebagaimana dimaksud pada angka 1)
dan angka 2) huruf a), dituangkan dalam
adendum kontrak yang didalamnya
mengatur pengenaan sanksi denda
keterlambatan kepada Penyedia dan
perpanjangan masa berlaku Jaminan
Pelaksanaan (apabila ada).
4) Pemberian kesempatan kepada Penyedia
untuk menyelesaikan pekerjaan dapat
melampaui tahun anggaran.
b. Tidak memberikan kesempatan kepada
Penyedia dan dilanjutkan dengan pemutusan
kontrak serta pengenaan sanksi administratif
dalam hal antara lain:
1) Penyedia dinilai tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan;
2) Pekerjaan yang harus segera dipenuhi
dan tidak dapat ditunda; atau
3) Penyedia menyatakan tidak sanggup
menyelesaikan pekerjaan.
32.3 Pemberian kesempatan kepada Penyedia untuk
menyelesaikan pekerjaan dimuat dalam
adendum Kontrak yang didalamnya mengatur:
- 18 -

1) waktu pemberian kesempatan penyelesaian


pekerjaan;
2) pengenaan sanksi denda keterlambatan
kepada Penyedia;
3) perpanjangan masa berlaku Jaminan
Pelaksanaan; dan
4) sumber dana untuk membiayai
penyelesaian sisa pekerjaan yang akan
dilanjutkan ke Tahun Anggaran berikutnya
dari DIPA Tahun Anggaran berikutnya,
apabila pemberian kesempatan melampaui
Tahun Anggaran.

B.3 Penyelesaian Kontrak


33. Serah Terima Pekerjaan 33.1 Setelah pekerjaan dan/atau bagian pekerjaan
selesai, sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak,
Penyedia mengajukan permintaan secara
tertulis kepada Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak untuk serah terima
pertama pekerjaan.
33.2 Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak memerintahkan Pengawas Pekerjaan
untuk melakukan pemeriksaan dan/atau
pengujian terhadap hasil pekerjaan.
33.3 Pemeriksaan dan/atau pengujian dilakukan
terhadap kesesuaian hasil pekerjaan terhadap
kriteria/spesifikasi yang tercantum dalam
Kontrak.
33.4 Hasil pemeriksaan dan/atau pengujian dari
Pengawas Pekerjaan disampaikan kepada
Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak, apabila dalam pemeriksaan hasil
pekerjaan tidak sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam Kontrak dan/atau cacat hasil
pekerjaan, Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak memerintahkan
Penyedia untuk memperbaiki dan/atau
melengkapi kekurangan pekerjaan.
33.5 Apabila dalam pemeriksaan dan/atau pengujian
hasil pekerjaan telah sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam Kontrak maka Pejabat
yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak dan Penyedia menandatangani Berita
Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan.
33.6 Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan
puluh lima persen) dari Harga Kontrak,
sedangkan yang 5% (lima persen) merupakan
retensi selama masa pemeliharaan, atau
pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratus
persen) dari Harga Kontrak dan Penyedia harus
- 19 -

menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5%


(lima persen) dari Harga Kontrak.
33.7 Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan
selama Masa Pemeliharaan sehingga kondisi
tetap seperti pada saat penyerahan pertama
pekerjaan.
33.8 Masa Pemeliharaan paling singkat untuk
pekerjaan permanen selama 6 (enam) bulan,
sedangkan untuk pekerjaan semi permanen
selama 3 (tiga) bulan dan dapat melampaui
Tahun Anggaran. Lamanya Masa Pemeliharaan
ditetapkan dalam SSKK.
33.9 Setelah Masa Pemeliharaan berakhir, Penyedia
mengajukan permintaan secara tertulis kepada
Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak untuk penyerahan akhir pekerjaan.
33.10 Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak setelah menerima pegajuan
sebagaimana pasal 33.9 memerintahkan
Pengawas Pekerjaan untuk melakukan
pemeriksaan (dan pengujian apabila
diperlukan) terhadap hasil pekerjaan.
33.11 Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan,
Penyedia telah melaksanakan semua
kewajibannya selama Masa Pemeliharaan
dengan baik dan telah sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam Kontrak maka Pejabat
yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak dan Penyedia menandatangani Berita
Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan.
33.12 Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak wajib melakukan pembayaran sisa
Harga Kontrak yang belum dibayar atau
mengembalikan Jaminan Pemeliharaan.
33.13 Apabila Penyedia tidak melaksanakan kewajiban
pemeliharaan sebagaimana mestinya, maka
Kontrak dapat diputuskan sepihak oleh Pejabat
yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak dan Penyedia dikenakan sanksi
sebagaimana diatur dalam pasal 44.3.
33.14 Serah terima pekerjaan dapat dilakukan
perbagian pekerjaan (secara parsial) yang
ketentuannya ditetapkan dalam SSKK.
33.15 Bagian pekerjaan yang dapat dilakukan serah
terima pekerjaan sebagian atau secara parsial
yaitu:
a. bagian pekerjaan yang tidak tergantung satu
sama lain; dan
b. bagian pekerjaan yang fungsinya tidak
terkait satu sama lain dalam pencapaian
kinerja pekerjaan.
- 20 -

33.16 Dalam hal dilakukan serah terima pekerjaan


secara parsial, maka cara pembayaran,
ketentuan denda dan kewajiban pemeliharaan
tersebut di atas disesuaikan.
33.17 Kewajiban pemeliharaan diperhitungkan
setelah serah terima pertama pekerjaan untuk
bagian pekerjaan (PHO parsial) tersebut
dilaksanakan sampai Masa Pemeliharaan bagian
pekerjaan tersebut berakhir sebagaimana yang
tercantum dalam SSKK.
33.18 Serah terima pertama pekerjaan untuk bagian
pekerjaan (PHO parsial) dituangkan dalam
Berita Acara.
34. Pengambilalihan Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan
dalam jangka waktu tertentu setelah dikeluarkan surat
keterangan selesai/pengakhiran pekerjaan.
35. Gambar As Built dan 35.1 Penyedia diwajibkan menyerahkan kepada
Pedoman Pengoperasian Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
dan Perawatan/ Kontrak Gambar As-built dan pedoman
Pemeliharaan pengoperasian dan perawatan/pemeliharaan
sesuai dengan SSKK.
35.2 Apabila Penyedia tidak memberikan pedoman
pengoperasian dan perawatan/pemeliharaan,
Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak berhak menahan uang retensi atau
Jaminan Pemeliharaan.
B.4 Adendum
36. Perubahan Kontrak 36.1 Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum
Kontrak.
36.2 Perubahan Kontrak dapat dilaksanakan apabila
disetujui oleh para pihak, yang diakibatkan
beberapa hal berikut meliputi:
1) perubahan pekerjaan;
2) perubahan Harga Kontrak;
3) perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan
dan/atau Masa Pelaksanaan;
4) perubahan personel manajerial dan/atau
peralatan utama; dan/atau
5) perubahan Kontrak yang disebabkan
masalah administrasi.
36.3 Untuk kepentingan perubahan Kontrak, Pejabat
yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak dapat meminta pertimbangan dari
Pengawas Pekerjaan dan Pejabat/Panitia Peneliti
Pelaksanaan Kontrak.
36.4 Pejabat/Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak
meneliti kelayakan perubahan kontrak
37. Perubahan Pekerjaan 37.1 Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi
lapangan pada saat pelaksanaan dengan gambar
dan/atau spesifikasi teknis yang ditentukan
dalam dokumen Kontrak, Pejabat yang
- 21 -

berwenang untuk menandatangani Kontrak


bersama Penyedia dapat melakukan perubahan
pekerjaan, yang meliputi:
a. menambah atau mengurangi volume yang
tercantum dalam Kontrak;
b. menambah dan/atau mengurangi jenis
kegiatan/pekerjaan;
c. mengubah spesifikasi teknis dan/atau
gambar pekerjaan; dan/atau
d. mengubah jadwal pelaksanaan pekerjaan.
37.2 Dalam hal tidak terjadi perubahan kondisi
lapangan seperti yang dimaksud pada pasal 37.1
namun ada perintah perubahan dari Pejabat
yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak, Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak bersama Penyedia
dapat menyepakati perubahan pekerjaan yang
meliputi:
a. menambah dan/atau mengurangi jenis
kegiatan/pekerjaan;
b. mengubah spesifikasi teknis dan/atau
gambar pekerjaan; dan/atau
c. mengubah jadwal pelaksanaan pekerjaan.
37.3 Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh
Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak secara tertulis kepada Penyedia
kemudian dilanjutkan dengan negosiasi teknis
dan harga dengan tetap mengacu pada
ketentuan yang tercantum dalam Kontrak awal.
37.4 Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita
Acara sebagai dasar penyusunan adendum
Kontrak.
37.5 Dalam hal perubahan pekerjaan sebagaimana
dimaksud pada pasal 37.1 dan 37.2
mengakibatkan penambahan Harga Kontrak,
perubahan Kontrak dilaksanakan dengan
ketentuan penambahan Harga Kontrak akhir
tidak melebihi 10% (sepuluh persen) dari harga
yang tercantum dalam Kontrak awal dan
tersedianya anggaran.
38. Perubahan Harga 38.1 Perubahan Harga Kontrak dapat diakibatkan
oleh:
1) perubahan pekerjaan;
2) penyesuaian harga; dan/atau
3) Peristiwa Kompensasi.
38.2 Apabila kuantitas mata pembayaran utama yang
akan dilaksanakan berubah akibat perubahan
pekerjaan lebih dari 10% (sepuluh persen) dari
kuantitas awal, maka pembayaran volume
selanjutnya dengan menggunakan harga satuan
yang disesuaikan dengan negosiasi.
38.3 Apabila dari hasil evaluasi penawaran terdapat
harga satuan timpang, maka harga satuan
- 22 -

timpang tersebut hanya berlaku untuk kuantitas


pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen
Pemilihan. Untuk kuantitas pekerjaan tambahan
digunakan harga satuan berdasarkan hasil
negosiasi.
38.4 Apabila ada daftar mata pembayaran yang
masuk kategori harga satuan timpang, maka
dicantumkan dalam Lampiran A SSKK.
38.5 Apabila diperlukan mata pembayaran baru,
maka Penyedia jasa harus menyerahkan rincian
harga satuannya kepada Pejabat Penandatangan
Kontrak. Penentuan harga satuan mata
pembayaran baru dilakukan dengan negosiasi.
38.6 Ketentuan penggunaan rumusan penyesuaian
harga adalah sebagai berikut:
a) harga yang tercantum dalam Kontrak dapat
berubah akibat adanya penyesuaian harga
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b) penyesuaian harga diberlakukan pada
Kontrak Tahun Jamak dengan yang masa
pelaksanaannya lebih dari 18 (delapan
belas) bulan;
c) penyesuaian harga satuan diberlakukan
mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak
pelaksanaan pekerjaan;
d) penyesuaian harga satuan berlaku bagi
seluruh kegiatan/mata pembayaran, kecuali
komponen keuntungan, biaya tidak
langsung (overhead cost) dan harga satuan
timpang sebagaimana tercantum dalam
penawaran;
e) penyesuaian harga satuan diberlakukan
sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang
tercantum dalam Kontrak awal/adendum
Kontrak;
f) penyesuaian harga satuan bagi komponen
pekerjaan yang berasal dari luar negeri,
menggunakan indeks penyesuaian harga
dari negara asal barang tersebut;
g) jenis pekerjaan baru dengan harga satuan
baru sebagai akibat adanya adendum
Kontrak dapat diberikan penyesuaian harga
mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak
adendum Kontrak tersebut ditandatangani;
h) indeks yang digunakan dalam pelaksanaan
Kontrak terlambat disebabkan oleh
kesalahan Penyedia adalah indeks terendah
antara jadwal Kontrak dan realisasi
pekerjaan;
i) jenis pekerjaan yang lebih cepat
pelaksanaannya diberlakukan penyesuaian
harga berdasarkan indeks harga pada saat
pelaksanaan.
38.7 Ketentuan lebih lanjut terkait penyesuaian
harga diatur dalam SSKK.
- 23 -

38.8 Ketentuan ganti rugi akibat Peristiwa


Kompensasi mengacu pada pasal Peristiwa
Kompensasi.

39. Perubahan Jadwal 39.1 Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan dapat


Pelaksanaan Pekerjaan diakibatkan oleh:
dan/atau Masa 1) perubahan pekerjaan;
Pelaksanaan 2) perpanjangan Masa Pelaksanaan; dan/atau
3) Peristiwa Kompensasi.
39.2 Perpanjangan Masa Pelaksanaan dapat
diberikan oleh Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak atas pertimbangan
yang layak dan wajar untuk hal-hal sebagai
berikut:
a. perubahan pekerjaan;
b. Peristiwa Kompensasi; dan/atau
c. Keadaan Kahar.
39.3 Masa Pelaksanaan dapat diperpanjang paling
kurang sama dengan waktu terhentinya Kontrak
akibat Keadaan Kahar atau waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
akibat dari ketentuan pada pasal 39.2 huruf a
atau b.
39.4 Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak dapat menyetujui perpanjangan Masa
Pelaksanaan atas Kontrak setelah melakukan
penelitian terhadap usulan tertulis yang
diajukan oleh Penyedia dalam jangka waktu
sesuai pertimbangan yang wajar setelah
Penyedia meminta perpanjangan. Jika Penyedia
lalai untuk memberikan peringatan dini atas
keterlambatan atau tidak dapat bekerja sama
untuk mencegah keterlambatan sesegera
mungkin, maka keterlambatan seperti ini tidak
dapat dijadikan alasan untuk memperpanjang
Masa Pelaksanaan.
39.5 Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak berdasarkan pertimbangan Pengawas
Pekerjaan dan Panitia Peneliti Pelaksanaan
Kontrak harus telah menetapkan ada tidaknya
perpanjangan dan untuk berapa lama.
39.6 Persetujuan perubahan jadwal pelaksanaan
dan/atau perpanjangan Masa Pelaksanaan
dituangkan dalam Adendum Kontrak.
39.7 Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga
penyelesaian pekerjaan akan melampaui Masa
Pelaksanaan maka Penyedia berhak untuk
meminta perpanjangan Masa Pelaksanaan
berdasarkan data penunjang. Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani Kontrak
berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan
memperpanjang Masa Pelaksanaan secara
- 24 -

tertulis. Perpanjangan Masa Pelaksanaan harus


dilakukan melalui adendum Kontrak.

40. Perubahan personel 40.1 Jika Pejabat yang berwenang untuk


manajerial dan/atau menandatangani Kontrak menilai bahwa
peralatan utama Personel Manajerial :
1. tidak mampu atau tidak dapat melakukan
pekerjaan dengan baik;
2. tidak menerapkan prosedur SMKK; dan/atau
3. mengabaikan pekerjaan yang menjadi
tugasnya;
maka Penyedia berkewajiban untuk
menyediakan pengganti dan menjamin Personel
Manajerial tersebut meninggalkan lokasi kerja
dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak
diminta oleh Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak
40.2 Jika Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak menilai bahwa
Peralatan Utama :
1. tidak dapat berfungsi sesuai dengan
spesifikasi peralatan; dan/atau
2. tidak sesuai peraturan perundangan terkait
beban dan dimensi kendaraan.
maka Penyedia berkewajiban untuk
menyediakan pengganti dan menjamin
peralatan utama tersebut meninggalkan lokasi
kerja dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak
diminta oleh Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak
40.3 Dalam hal penggantian Personel Manajerial
dan/atau Peralatan Utama perlu dilakukan,
maka Penyedia berkewajiban untuk
menyediakan pengganti dengan kualifikasi yang
setara atau lebih baik dari tenaga kerja
konstruksi dan/atau peralatan yang digantikan
tanpa biaya tambahan apapun.
40.4 Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak dapat menyetujui
penempatan/penggantian Personel Manajerial
dan/atau Peralatan Utama menurut kualifikasi
yang dibutuhkan setelah mendapat rekomendasi
dari Pengawas Pekerjaan.
40.5 Perubahan Personel Manajerial dan/atau
Peralatan Utama harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Pejabat yang berwenang
untuk menandatangani Kontrak dan dituangkan
dalam adendum kontrak.
40.6 Biaya mobilisasi/demobilisasi yang timbul
akibat perubahan Personel Manajerial dan/atau
Peralatan Utama menjadi tanggung jawab
Penyedia.
- 25 -

B.5 Keadaan Kahar


41. Keadaan Kahar 41.1 Contoh Keadaan Kahar tidak terbatas pada:
bencana alam, bencana non alam, bencana
sosial, pemogokan, kebakaran, kondisi cuaca
ekstrim, dan gangguan industri lainnya.
41.2 Tidak termasuk Keadaan Kahar adalah hal-hal
merugikan yang disebabkan oleh perbuatan
atau kelalaian para pihak.
41.3 Dalam hal terjadi keadaan kahar, Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani Kontrak
atau Penyedia memberitahukan tentang
terjadinya Keadaan Kahar kepada salah satu
pihak secara tertulis dengan ketentuan :
a. dalam waktu paling lambat 14 (empat belas)
hari kalender sejak menyadari atau
seharusnya menyadari atas kejadian atau
terjadinya Keadaan Kahar
b. menyertakan bukti keadaan kahar; dan
c. menyerahkan hasil identifikasi kewajiban
dan kinerja pelaksanaan yang terhambat
dan/atau akan terhambat akibat Keadaan
Kahar tersebut.
41.4 Bukti Keadaan Kahar dapat berupa :
1) pernyataan yang diterbitkan oleh
pihak/instansi yang berwenang sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
dan/atau
2) foto/video dokumentasi Keadaan Kahar
yang telah diverifikasi kebenarannya.
41.5 Hasil identifikasi kewajiban dan kinerja
pelaksanaan dapat berupa:
a. Foto/video dokumentasi pekerjaan yang
terdampak;
b. Kurva S pekerjaan; dan
c. Dokumen pendukung lainnya (apabila ada).
41.6 Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak meminta Pengawas Pekerjaan untuk
melakukan penelitian terhadap penyampaian
pemberitahuan Keadaan Kahardan dan bukti
serta hasil identifikasi sebagaimana dimaksud
pada pasal 41.4 dan pasal 41.5
41.7 Dalam hal Keadaan Kahar terbukti, kegagalan
salah satu Pihak untuk memenuhi kewajibannya
yang ditentukan dalam Kontrak bukan
merupakan cidera janji atau wanprestasi apabila
telah dilakukan sesuai pada pasal 41.3.
Kewajiban yang dimaksud adalah hanya
kewajiban dan kinerja pelaksanaan terhadap
pekerjaan/bagian pekerjaan yang terdampak
dan/atau akan terdampak akibat dari Keadaan
Kahar.
- 26 -

41.8 Dalam hal terjadi Keadaan Kahar, Pelaksanaan


pekerjaan dapat dihentikan. Penghentian
Pekerjaan karena Keadaan Kahar dapat bersifat
a. sementara hingga Keadaan Kahar berakhir
apabila akibat Keadaan Kahar masih
memungkinkan
dilanjutkan/diselesaikannya pekerjaan;
b. permanen apabila akibat Keadaan Kahar
tidak memungkinkan
dilanjutkan/diselesaikannya pekerjaan.
c. sebagian apabila Keadaan Kahar hanya
berdampak pada bagian Pekerjaan; dan/atau
d. seluruhnya apabila Keadaan Kahar
berdampak terhadap keseluruhan Pekerjaan;
41.9 Penghentian Pekerjaan akibat keadaan kahar
sesuai pasal 41.8 dilakukan secara tertulis oleh
Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak dengan disertai alasan penghentian
pekerjaan dan dituangkan dalam perubahan
Rencana Kerja Penyedia
41.10 Dalam hal penghentian pekerjaan mencakup
seluruh pekerjaan (baik sementara ataupun
permanen) karena Keadaan Kahar, maka:
a. Kontrak dihentikan sementara hingga
keadaan kahar berakhir; atau
b. Kontrak dihentikan permanen apabila akibat
Keadaan Kahar tidak memungkinkan
dilanjutkan/diselesaikannya pekerjaan.
41.11 Penghentian kontrak sebagaimana pasal 41.10
dilakukan melalui perintah tertulis oleh Pejabat
yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak dengan disertai alasan penghentian
kontrak dan dituangkan dalam adendum
kontrak.
41.12 Dalam hal pelaksanaan Kontrak dilanjutkan,
para pihak dapat melakukan perubahan
Kontrak. Masa Pelaksanaan dapat diperpanjang
sekurang-kurangnya sama dengan jangka
waktu terhentinya Kontrak akibat Keadan
Kahar. Perpanjangan Masa Pelaksanaan dapat
melewati Tahun Anggaran.
41.13 Selama masa Keadaan Kahar, jika Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani Kontrak
memerintahkan secara tertulis kepada Penyedia
untuk sedapat mungkin meneruskan pekerjaan,
maka Penyedia berhak untuk menerima
pembayaran sebagaimana ditentukan dalam
Kontrak dan mendapat penggantian biaya yang
wajar sesuai dengan kondisi yang telah
dikeluarkan untuk bekerja dalam Keadaan
Kahar. Penggantian biaya ini harus diatur dalam
suatu adendum Kontrak.
41.14 Dalam hal pelaksanaan Kontrak dihentikan
permanen, para pihak melakukan pengakhiran
- 27 -

kontrak dan menyelesaikan hak dan kewajiban


sesuai Kontrak. Penyedia berhak untuk
menerima pembayaran sesuai dengan prestasi
atau kemajuan hasil pekerjaan yang telah
dicapai setelah dilakukan
pengukuran/pemeriksaan bersama atau
berdasarkan hasil audit.

B.6 Penghentian, Pemutusan, dan Berakhirnya Kontrak


42. Penghentian Kontrak Penghentian Kontrak dapat dilakukan karena terjadi
Keadaan Kahar sebagaimana dimaksud pada pasal 41.
43. Pemutusan Kontrak 43.1 Pemutusan Kontrak dapat dilakukan oleh
Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak atau Penyedia.
43.2 Pemutusan kontrak dilakukan dengan terlebih
dahulu memberikan surat peringatan dari salah
satu pihak ke pihak yang lain yang melakukan
tindakan wanprestasi kecuali telah ada putusan
pidana.
43.3 Surat peringatan diberikan 3 (tiga) kali kecuali
pelanggaran tersebut berdampak terhadap
kerugian atas konstruksi, jiwa manusia,
keselamatan publik, dan lingkungan dan
ditindaklanjuti dengan surat pernyataan
wanprestasi dari pihak yang dirugikan
43.4 Pemutusan kontrak dilakukan sekurang-
kurangnya 14 (empat belas) hari kalender
setelah Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak/Penyedia
menyampaikan pemberitahuan rencana
Pemutusan Kontrak secara tertulis kepada
Penyedia/Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak.
43.5 Dalam hal dilakukan pemutusan Kontrak oleh
salah satu pihak maka Pejabat yang berwenang
untuk menandatangani Kontrak membayar
kepada Penyedia sesuai dengan pencapaian
prestasi pekerjaan yang telah diterima oleh
Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak dikurangi denda yang harus dibayar
Penyedia (apabila ada), serta Penyedia
menyerahkan semua hasil pelaksanaan kepada
Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak dan selanjutnya menjadi hak milik
Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak.

44. Pemutusan Kontrak oleh 44.1 Mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 Kitab
Pejabat yang berwenang Undang-Undang Hukum Perdata, Pejabat yang
untuk menandatangani berwenang untuk menandatangani Kontrak
Kontrak dapat melakukan pemutusan Kontrak apabila:
a. Penyedia terbukti melakukan KKN,
kecurangan dan/atau pemalsuan dalam
- 28 -

proses pengadaan yang diputuskan oleh


Instansi yang berwenang;
b. pengaduan tentang penyimpangan
prosedur, dugaan KKN dan/atau
pelanggaran persaingan sehat dalam
pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
dinyatakan benar oleh Instansi yang
berwenang;
c. Penyedia berada dalam keadaan pailit yang
diputuskan oleh pengadilan;
d. Penyedia terbukti dikenakan Sanksi Daftar
Hitam sebelum penandatanganan Kontrak;
e. Penyedia gagal memperbaiki kinerja;
f. Penyedia tidak mempertahankan berlakunya
Jaminan Pelaksanaan;
g. Penyedia lalai/cidera janji dalam
melaksanakan kewajibannya dan tidak
memperbaiki kelalaiannya dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan;
h. berdasarkan penelitian Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani Kontrak,
Penyedia tidak akan mampu menyelesaikan
keseluruhan pekerjaan walaupun diberikan
kesempatan untuk menyelesaikan pekerjaan;
i. Penyedia tidak dapat menyelesaikan
pekerjaan setelah diberikan kesempatan
menyelesaikan pekerjaan;
j. Penyedia menghentikan pekerjaan selama
28 (dua puluh delapan) hari kalender dan
penghentian ini tidak tercantum dalam
jadwal pelaksanaan pekerjaan serta tanpa
persetujuan pengawas pekerjaan; atau
k. Penyedia mengalihkan seluruh Kontrak
bukan dikarenakan pergantian nama
Penyedia.
44.2 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan pada
Masa Pelaksanaan karena kesalahan Penyedia,
maka:
1) Jaminan Pelaksanaan terlebih dahulu
dicairkan sebelum pemutusan kontrak;
2) sisa uang muka harus dilunasi oleh Penyedia
atau Jaminan Uang Muka terlebih dahulu
dicairkan (apabila diberikan);
3) Penyedia membayar denda (apabila ada);
dan
4) Penyedia dikenakan Sanksi Daftar Hitam
44.3 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan pada
Masa Pemeliharaan karena kesalahan Penyedia,
maka:
1) Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak berhak untuk
tidak membayar retensi atau terlebih dahulu
mencairkan Jaminan Pemeliharaan sebelum
- 29 -

pemutusan Kontrak untuk membiayai


perbaikan/pemeliharaan; dan
2) Penyedia dikenakan sanksi Daftar Hitam.
44.4 Dalam hal terdapat nilai sisa penggunaan uang
retensi atau uang pencairan Jaminan
Pemeliharaan untuk membiayai
pembiayaan/pemeliharaan maka Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani Kontrak
wajib menyetorkan sebagaimana ditetapkan
dalam SSKK.
44.5 Pencairan Jaminan sebagaimana dimaksud
pasal 44.2 dan pasal 44.4 disertai dengan:
a. bukti kesalahan penyedia sesuai dengan
ketentuan Kontrak; dan
b. dokumen pendukung.
44.6 Pencairan jaminan sebagaimana dimaksud pada
pasal 44.2 di atas, dicairkan dan disetorkan
sesuai ketentuan dalam SSKK

45. Pemutusan Kontrak oleh Mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 Kitab
Penyedia Undang-Undang Hukum Perdata, Penyedia dapat
melakukan pemutusan Kontrak apabila:
1) Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak menyetujui Pengawas Pekerjaan untuk
memerintahkan Penyedia menunda pelaksanaan
pekerjaan yang bukan disebabkan oleh kesalahan
Penyedia, dan perintah penundaan tersebut tidak
ditarik selama 28 (dua puluh delapan) hari
kalender;
2) Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak tidak menerbitkan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP) untuk pembayaran tagihan
angsuran sesuai dengan yang disepakati
sebagaimana tercantum dalam SSKK.

46. Pengakhiran Pekerjaan 46.1 Para Pihak dapat menyepakati pengakhiran


pekerjaan dalam hal terjadi:
1) penyimpangan prosedur yang diakibatkan
bukan oleh kesalahan para pihak;
2) pelaksanaan kontrak tidak dapat dilanjutkan
akibat keadaan kahar; atau
3) ruang lingkup kontrak sudah terwujud.
46.2 Pengakhiran pekerjaan sesuai pasal 46.1
dituangkan dalam addendum final yang berisi
perubahan akhir dari Kontrak.

47. Berakhirnya Kontrak 47.1 Pengakhiran pelaksanaan Kontrak dilakukan


berdasarkan kesepakatan para pihak.
47.2 Kontrak berakhir apabila telah dilakukan
pengakhiran pekerjaan dan hak dan kewajiban
- 30 -

para pihak yang terdapat dalam Kontrak sudah


terpenuhi.
47.3 Terpenuhinya hak dan kewajiban para pihak
sebagaimana dimaksud pada pasal 47.2 adalah
terkait dengan pembayaran yang seharusnya
dilakukan akibat dari pelaksanaan kontrak.

48. Peninggalan Semua bahan, perlengkapan, peralatan, hasil pekerjaan


sementara yang masih berada di lokasi kerja setelah
pemutusan Kontrak akibat kelalaian atau kesalahan
Penyedia, dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh Pejabat
yang berwenang untuk menandatangani Kontrak tanpa
kewajiban perawatan/pemeliharaan. Pengambilan
kembali semua peninggalan tersebut oleh Penyedia
hanya dapat dilakukan setelah mempertimbangkan
kepentingan Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak.

C. HAK DAN KEWAJIBAN PENYEDIA


49. Hak dan Kewajiban Hak-hak yang dimiliki serta kewajiban-kewajiban yang
Penyedia harus dilaksanakan oleh Penyedia dalam melaksanakan
Kontrak, meliputi :
a. menerima pembayaran untuk pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan harga dan ketentuan yang
telah ditetapkan dalam Kontrak;
b. meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan
prasarana dari Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
c. melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik
kepada Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak;
d. melaksanakan, menyelesaikan dan menyerahkan
pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan
pekerjaan dan ketentuan yang telah ditetapkan
dalam Kontrak;
e. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara
cermat, akurat dan penuh tanggung jawab dengan
menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan,
angkutan ke atau dari lapangan, dan segala
pekerjaan permanen maupun sementara yang
diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian dan
perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam Kontrak;
f. memberikan keterangan-keterangan yang
diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan yang
dilakukan Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak;
g. mengambil langkah-langkah yang memadai dalam
rangka memberi perlindungan kepada setiap orang
yang berada di tempat kerja maupun masyarakat
dan lingkungan sekitar yang berhubungan dengan
pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan
kerja konstruksi dan proses produksi;
- 31 -

h. melaksanakan semua perintah Pengawas Pekerjaan


yang sesuai dengan kewenangan Pengawas
Pekerjaan dalam Kontrak ini;
i. hak dan kewajiban lain yang timbul akibat lingkup
pekerjaan ditentukan di SSKK.

50. Penggunaan Dokumen- Penyedia tidak diperkenankan menggunakan dan


Dokumen Kontrak dan menginformasikan dokumen Kontrak atau dokumen
Informasi lainnya yang berhubungan dengan Kontrak untuk
kepentingan pihak lain, misalnya spesifikasi teknis
dan/atau gambar-gambar, serta informasi lain yang
berkaitan dengan Kontrak, kecuali dengan izin tertulis
dari Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

51. Hak Kekayaan Penyedia wajib melindungi Pejabat yang berwenang


Intelektual untuk menandatangani Kontrak dari segala tuntutan
atau klaim dari pihak ketiga yang disebabkan
penggunaan atau atas pelanggaran Hak Kekayaan
Intelektual oleh Penyedia.

52. Penanggungan Risiko 52.1 Penyedia berkewajiban untuk melindungi,


membebaskan, dan menanggung tanpa batas
Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak beserta instansinya terhadap semua
bentuk tuntutan, tanggung jawab, kewajiban,
kehilangan, kerugian, denda, gugatan atau
tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum,
dan biaya yang dikenakan terhadap Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani Kontrak
beserta instansinya (kecuali kerugian yang
mendasari tuntutan tersebut disebabkan
kesalahan atau kelalaian berat Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani Kontrak)
sehubungan dengan klaim yang timbul dari hal-
hal berikut terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja
sampai dengan Tanggal Penyerahan Akhir
Pekerjaan :
a. kehilangan atau kerusakan peralatan dan
harta benda Penyedia, Subkontraktor (jika
ada), dan tenaga kerja konstruksi;
b. cidera tubuh, sakit atau kematian tenaga
kerja konstruksi;
c. kehilangan atau kerusakan harta benda,
dan cidera tubuh, sakit atau kematian pihak
ketiga.
52.2 Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai
dengan Tanggal Penyerahan Akhir Pekerjaan,
semua risiko kehilangan atau kerusakan hasil
pekerjaan ini, bahan dan perlengkapan
merupakan risiko Penyedia, kecuali kerugian
atau kerusakan tersebut diakibatkan oleh
- 32 -

kesalahan atau kelalaian Pejabat yang


berwenang untuk menandatangani Kontrak.
52.3 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh
Penyedia tidak membatasi kewajiban
penanggungan dalam pasal ini. Dalam hal
pertanggungan asuransi tidak mencukupi maka
biaya yang timbul dan/atau selisih biaya tetap
ditanggung oleh Penyedia.
52.4 Kehilangan atau kerusakan terhadap hasil
pekerjaan atau bahan yang menyatu dengan
hasil pekerjaan sejak Tanggal Mulai Kerja
sampai dengan Tanggal Penyerahan Akhir
Pekerjaan harus diganti atau diperbaiki oleh
Penyedia atas tanggungannya sendiri jika
kehilangan atau kerusakan tersebut terjadi
akibat tindakan atau kelalaian Penyedia.

53. Perlindungan Tenaga 53.1 Penyedia dan Subkontraktor berkewajiban atas


Kerja biaya sendiri untuk mengikutsertakan Tenaga
Kerja Konstruksinya pada program Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Ketenagakerjaan serta melunasi kewajiban
pembayaran BPJS tersebut sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan.
53.2 Penyedia berkewajiban untuk mematuhi dan
memerintahkan Tenaga Kerja Konstruksinya
untuk mematuhi peraturan keselamatan
konstruksi kerja. Pada waktu pelaksanaan
pekerjaan, Penyedia beserta Tenaga Kerja
Konstruksinya dianggap telah membaca dan
memahami peraturan keselamatan konstruksi
kerja tersebut.
53.3 Penyedia berkewajiban untuk menyediakan
kepada setiap Tenaga Kerja Konstruksinya
(termasuk Tenaga Kerja Konstruksi
Subkontraktor, jika ada) perlengkapan
keselamatan kerja yang sesuai dan memadai.
53.4 Tanpa mengurangi kewajiban Penyedia untuk
melaporkan kecelakaan berdasarkan hukum
yang berlaku, Penyedia wajib melaporkan
kepada Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak mengenai setiap
kecelakaan yang timbul sehubungan dengan
pelaksanaan Kontrak ini dalam waktu 24 (dua
puluh empat) jam setelah kejadian.

54. Pemeliharaan Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkah-


Lingkungan langkah yang memadai untuk melindungi lingkungan
baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan
membatasi gangguan lingkungan terhadap pihak ketiga
dan harta bendanya sehubungan dengan pelaksanaan
Kontrak ini, sesuai dengan ketentuan peraturan
- 33 -

perundang-undangan yang mengatur mengenai


pengelolaan lingkungan hidup.

55. Asuransi 55.1 Apabila disyaratkan, Penyedia wajib


menyediakan asuransi sejak SPMK sampai
dengan Tanggal Penyerahan Akhir Pekerjaan
untuk pekerjaan/barang/peralatan yang
mempunyai risiko tinggi terhadap:
a. terjadinya kecelakaan dalam pelaksanaan
pekerjaan atas:
i. segala risiko terhadap kecelakaan;
ii. kerusakan akibat kecelakaan.
b. kehilangan; dan/atau
c. serta risiko lain yang tidak dapat diduga.
55.2 Penyedia wajib menyediakan asuransi bagi
pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di lokasi
kerja.
55.3 Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam
penawaran dan termasuk dalam Harga Kontrak.

56. Tindakan Penyedia yang 56.1 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan


Mensyaratkan lebih dahulu persetujuan tertulis Pejabat yang
Persetujuan Pejabat berwenang untuk menandatangani Kontrak
yang berwenang untuk sebelum melakukan tindakan-tindakan berikut:
menandatangani a. mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang
Kontrak atau Pengawas belum tercantum dalam Lampiran A SSKK;
Pekerjaan b. menunjuk Personel Manajerial yang
namanya tidak tercantum dalam Lampiran A
SSKK;
c. mengubah atau memutakhirkan dokumen
penerapan SMKK;
d. tindakan lain selain yang diatur dalam SSUK.
56.2 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan
lebih dahulu persetujuan tertulis Pengawas
Pekerjaan sebelum melakukan tindakan-
tindakan berikut:
a. melaksanakan setiap tahapan pekerjaan
berdasarkan rencana kerja dan metode kerja;
b. mengubah syarat dan ketentuan polis
asuransi;
c. mengubah Personel Manajerial dan/atau
Peralatan Utama;
d. tindakan lain selain yang diatur dalam SSUK.
56.3 Tindakan lain dalam pasal 56.1 huruf d dan
56.2 huruf d dituangkan dalam SSKK

57. Laporan Hasil Pekerjaan 57.1 Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama


pelaksanaan Kontrak untuk menetapkan volume
pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan
guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil
- 34 -

pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam


laporan kemajuan hasil pekerjaan.
57.2 Untuk kepentingan pengendalian dan
pengawasan pelaksanaan pekerjaan, seluruh
aktivitas kegiatan pekerjaan dilokasi pekerjaan
dicatat sebagai bahan laporan harian pekerjaan
yang berisi rencana dan realisasi pekerjaan
harian.
57.3 Laporan harian berisi:
a. jenis dan kuantitas bahan yang berada di
lokasi pekerjaan;
b. penempatan tenaga kerja konstruksi untuk
tiap macam tugasnya;
c. jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
d. jenis dan kuantitas pekerjaan yang
dilaksanakan;
e. keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan
peristiwa alam lainnya yang berpengaruh
terhadap kelancaran pekerjaan; dan
f. catatan-catatan lain yang berkenaan dengan
pelaksanaan pekerjaan.
57.4 Laporan mingguan terdiri dari rangkuman
laporan harian dan berisi hasil kemajuan fisik
pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-
hal penting yang perlu ditonjolkan.
57.5 Laporan bulanan terdiri dari rangkuman
laporan mingguan dan berisi hasil kemajuan
fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta
hal-hal penting yang perlu ditonjolkan.
57.6 Untuk merekam kegiatan pelaksanaan
pekerjaan konstruksi, Pejabat yang berwenang
untuk menandatangani Kontrak dan Penyedia
membuat foto-foto dokumentasi dan video
pelaksanaan pekerjaan di lokasi pekerjaan sesuai
kebutuhan.
57.7 Laporan hasil pekerjaan dibuat oleh Penyedia,
diperiksa oleh Pengawas Pekerjaan, dan
disetujui oleh Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak.

58. Kepemilikan Dokumen Semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain, laporan,


dan/atau dokumen-dokumen lain serta piranti lunak
yang dipersiapkan oleh Penyedia berdasarkan Kontrak
ini sepenuhnya merupakan hak milik Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani Kontrak. Penyedia
paling lambat pada waktu pemutusan atau penghentian
atau akhir Masa Kontrak berkewajiban untuk
menyerahkan semua dokumen dan piranti lunak
tersebut beserta daftar rinciannya kepada Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani Kontrak. Penyedia
dapat menyimpan 1 (satu) buah salinan tiap dokumen
dan piranti lunak tersebut. Pembatasan (jika ada)
- 35 -

mengenai penggunaan dokumen dan piranti lunak


tersebut di atas di kemudian hari diatur dalam SSKK.

59. Kerjasama Antara 59.1 Persyaratan pekerjaan yang disubkontrakkan


Penyedia dan harus memperhatikan:
Subkontraktor 59.1.1 Dalam hal nilai pagu anggaran di
atas Rp25.000.000.000,00 (dua puluh
lima miliar rupiah), jenis pekerjaan yang
wajib disubkontrakkan dicantumkan
dalam dokumen pemilihan berdasarkan
penetapan Pejabat Penandatangan
Kontrak dalam dokumen persiapan
pengadaan; dan
59.1.2 Bagian pekerjaan yang wajib
disubkontrakkan yaitu:
1) Sebagian pekerjaan utama yang
disubkontrakkan kepada penyedia jasa
spesialis, dengan ketentuan:
a) Paling banyak 2 (dua) pekerjaan;
b) Pekerjaan sebagaimana dimaksud
pada huruf a) sesuai dengan
subklasifikasi SBU;
2) Sebagian pekerjaan yang bukan
pekerjaan utama kepada sub penyedia
jasa usaha kualifikasi kecil dengan
ketentuan:
a) Paling banyak 2 (dua) pekerjaan;
b) Pekerjaan sebagaimana dimaksud
pada huruf a) tidak mensyaratkan
subklasifikasi SBU.
59.2 Penyedia tetap bertanggung jawab atas bagian
pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut.
59.3 Subkontraktor dilarang mengalihkan atau
mensubkontrakkan pekerjaan.
59.4 Penyedia Usaha Kecil tidak boleh
mensubkontrakkan pekerjaan kepada pihak
lain.
59.5 Penyedia Usaha Non Kecil yang melakukan
kerjasama dengan Subkontraktor hanya boleh
melaksanakan sesuai dengan daftar bagian
pekerjaan yang disubkontrakkan (apabila ada)
yang dituangkan dalam Lampiran A SSKK.
59.6 Lampiran A SSKK (Daftar Pekerjaan yang
Disubkontrakkan dan Subkontraktor) tidak
boleh diubah kecuali atas persetujuan tertulis
dari Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak dan dituangkan dalam
adendum Kontrak.
59.7 Pelaksanaan Kerjasama Antara Penyedia dan
Subkontraktor diawasi oleh Pengawas Pekerjaan
- 36 -

dan Penyedia melaporkan secara periodik


kepada Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak.
59.8 Apabila Penyedia melanggar ketentuan
sebagaimana diatur pada pasal 59.4 atau 59.5
maka akan dikenakan denda senilai pekerjaan
yang disubkontrakkan tersebut.

60. Penyedia Lain Penyedia berkewajiban untuk bekerjasama dan


menggunakan lokasi kerja termasuk jalan akses
bersama-sama dengan Penyedia Lain (jika ada) dan
pihak-pihak lainnya yang berkepentingan atas lokasi
kerja. Jika dipandang perlu, Pejabat yang berwenang
untuk menandatangani Kontrak dapat memberikan
jadwal kerja Penyedia Lain di lokasi kerja.

61. Alih Dalam hal pelaksanaan paket pekerjaan konstruksi


Pengalaman/Keahlian dengan nilai pagu anggaran di atas
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah),
Penyedia memenuhi ketentuan alih
pengalaman/keahlian bidang konstruksi melalui sistem
kerja praktek/magang sesuai dengan jumlah peserta,
durasi pelaksanaan, dan jenis keahlian yang disepakati
pada saat Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak.

62. Pembayaran Denda Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi


finansial berupa denda sebagai akibat wanprestasi atau
cidera janji terhadap kewajiban-kewajiban Penyedia
dalam Kontrak ini. Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak mengenakan denda dengan
memotong angsuran pembayaran prestasi pekerjaan
Penyedia. Pembayaran denda tidak mengurangi
tanggung jawab kontraktual Penyedia.

63. Jaminan 63.1 Jaminan yang digunakan dalam pelaksanaan


Kontrak ini dapat berupa bank garansi atau
surety bond. Jaminan bersifat tidak bersyarat,
mudah dicairkan, dan harus dicairkan oleh
penerbit jaminan paling lambat 14 (empat belas)
hari kerja setelah surat perintah pencairan dari
Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak atau pihak yang diberi kuasa oleh
Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak diterima.
63.2 Penerbit Jaminan selain Bank Umum harus telah
ditetapkan/mendapat rekomendasi dari Otoritas
Jasa Keuangan (OJK)
63.3 Penggunaan Jaminan Pelaksanaan, Jaminan
Uang Muka dan Jaminan Pemeliharaan sebagai
berikut:
a. Bank Umum;
b. Perusahaan Asuransi;
- 37 -

c. Perusahaan Penjaminan; atau


d. lembaga keuangan khusus yang menjalankan
usaha di bidang pembiayaan, penjaminan,
dan asuransi untuk mendorong ekspor
Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang lembaga
pembiayaan ekspor Indonesia.

63.4 Jaminan Pelaksanaan diberikan kepada Pejabat


yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak setelah diterbitkannya Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)
sebelum dilakukan Penandatanganan Kontrak
dengan besar:
a. 5% (lima persen) dari Harga Kontrak; atau
b. 5% (lima persen) dari nilai HPS untuk harga
penawaran atau penawaran terkoreksi di
bawah 80% (delapan puluh persen) nilai
HPS.
63.5 Masa berlakunya Jaminan Pelaksanaan paling
kurang sejak tanggal penandatangananan
Kontrak sampai dengan Tanggal Penyerahan
Pertama Pekerjaan (Provisional Hand
Over/PHO).
63.6 Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah
pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus
persen) dan diganti dengan Jaminan
Pemeliharaan atau menahan uang retensi
sebesar 5% (lima persen) dari Harga Kontrak;
63.7 Jaminan Uang Muka diberikan kepada Pejabat
yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak dalam rangka pengambilan uang
muka yang besarannya paling kurang sama
dengan besarnya uang muka yang diterima
Penyedia.
63.8 Nilai Jaminan Uang Muka dapat dikurangi
secara proporsional sesuai dengan sisa uang
muka yang diterima.
63.9 Masa berlakunya Jaminan Uang Muka paling
kurang sejak tanggal persetujuan pemberian
uang muka sampai dengan Tanggal Penyerahan
Pertama Pekerjaan (PHO).
63.10 Jaminan Pemeliharaan diberikan kepada Pejabat
yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak setelah pekerjaan dinyatakan selesai
100% (seratus persen).
63.11 Pengembalian Jaminan Pemeliharan dilakukan
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah
Masa Pemeliharaan selesai dan pekerjaan
diterima dengan baik sesuai dengan ketentuan
Kontrak.
63.12 Masa berlaku Jaminan Pemeliharaan paling
kurang sejak Tanggal Penyerahan Pertama
- 38 -

Pekerjaan sampai dengan Tanggal Penyerahan


Akhir Pekerjaan (Final Hand Over/FHO).

D. HAK DAN KEWAJIBAN PEJABAT YANG BERWENANG UNTUK MENANDATANGANI


KONTRAK
64. Hak dan Kewajiban Hak-hak yang dimiliki serta kewajiban-kewajiban yang
Pejabat yang berwenang harus dilaksanakan oleh Pejabat yang berwenang untuk
untuk menandatangani menandatangani Kontrak dalam melaksanakan
Kontrak Kontrak, meliputi :
a. mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Penyedia;
b. menerima laporan-laporan secara periodik
mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Penyedia;
c. menerima hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal
penyerahan pekerjaan dan ketentuan yang telah
ditetapkan dalam Kontrak.
d. membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang
tercantum dalam Kontrak yang telah ditetapkan
kepada Penyedia;
e. memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana
yang dibutuhkan oleh Penyedia untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
dan
f. menilai kinerja Penyedia.

65. Fasilitas Pejabat yang berwenang untuk menandatangani


Kontrak dapat memberikan fasilitas berupa sarana dan
prasarana atau kemudahan lainnya (jika ada) yang
tercantum dalam SSKK untuk kelancaran pelaksanan
pekerjaan ini.
66. Peristiwa Kompensasi 66.1 Peristiwa Kompensasi dapat diberikan kepada
Penyedia yaitu:
a. Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak mengubah jadwal
pekerjaan yang dapat mempengaruhi
pelaksanaan pekerjaan;
b. keterlambatan pembayaran kepada
Penyedia;
c. Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak tidak memberikan
gambar-gambar, spesifikasi dan/atau
instruksi sesuai jadwal yang dibutuhkan;
d. Penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai
jadwal dalam kontrak;
e. Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak menginstruksikan
kepada pihak Penyedia untuk melakukan
pengujian tambahan yang setelah
dilaksanakan pengujian ternyata tidak
ditemukan
kerusakan/kegagalan/penyimpangan;
f. Pejabat yang berwenang untuk
- 39 -

menandatangani Kontrak memerintahkan


penundaan pelaksanaan pekerjaan;
g. Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak memerintahkan
untuk mengatasi kondisi tertentu yang tidak
dapat diduga sebelumnya yang
disebabkan/tidak disebabkan oleh Pejabat
yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak; atau
h. ketentuan lain dalam SSKK.
66.2 Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan
pengeluaran tambahan dan/atau keterlambatan
penyelesaian pekerjaan maka Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani Kontrak
berkewajiban untuk membayar ganti rugi
dan/atau memberikan perpanjangan Masa
Pelaksanaan.
66.3 Ganti rugi akibat Peristiwa Kompensasi hanya
dapat dibayarkan jika berdasarkan data
penunjang dan perhitungan kompensasi yang
diajukan oleh Penyedia kepada Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani Kontrak,
dapat dibuktikan kerugian nyata.
66.4 Perpanjangan Masa Pelaksanaan hanya dapat
diberikan jika berdasarkan data penunjang dan
perhitungan kompensasi yang diajukan oleh
Penyedia kepada Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak, dapat dibuktikan
perlunya tambahan waktu akibat Peristiwa
Kompensasi.
66.5 Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau
perpanjangan Masa Pelaksanaan jika Penyedia
gagal atau lalai untuk memberikan peringatan
dini dalam mengantisipasi atau mengatasi
dampak Peristiwa Kompensasi.
E. TENAGA KERJA KONSTRUKSI DAN/ATAU PERALATAN PENYEDIA
67. Tenaga Kerja Konstruksi 67.1 Setiap Tenaga Kerja Konstruksi yang bekerja
pada pekerjaan ini wajib memiliki sertifikat
kompetensi kerja.
67.2 Tenaga Kerja Konstruksi selain Personel
Manajerial yang bekerja/akan bekerja pada
pekerjaan ini dan belum memiliki sertifikat
kompetensi kerja, maka Penyedia wajib
memastikan dipenuhinya persyaratan sertifikat
kompetensi kerja sepanjang Masa Pelaksanaan.
68. Personel Manajerial 68.1 Personel Manajerial yang ditempatkan dan
dan/atau Peralatan dipekerjakan harus sesuai dengan yang
Utama tercantum dalam Lampiran A SSKK.
68.2 Peralatan Utama yang ditempatkan dan
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan adalah
peralatan yang laik dan harus sesuai dengan
yang tercantum dalam Lampiran A SSKK.
- 40 -

68.3 Personel Manajerial berkewajiban untuk


menjaga kerahasiaan pekerjaannya. Jika
diperlukan oleh Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak, Personel Manajerial
dapat sewaktu-waktu disyaratkan untuk
menjaga kerahasiaan pekerjaan di bawah
sumpah.

F. PEMBAYARAN KEPADA PENYEDIA


69. Harga Kontrak 69.1 Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak membayar kepada Penyedia atas
pelaksanaan pekerjaan dalam Kontrak sebesar
Harga Kontrak.
69.2 Harga Kontrak telah memperhitungkan meliputi
:
1) beban pajak;
2) keuntungan dan biaya overhead (biaya
umum);
3) biaya pelaksanaan pekerjaan; dan
4) biaya penerapan SMKK.
69.3 Rincian Harga Kontrak sesuai dengan rincian
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga.
69.4 Besaran Harga Kontrak sesuai dengan
penawaran yang sebagaimana yang telah
diubah terakhir kali sesuai dengan ketentuan
dalam Kontrak.

70. Pembayaran 70.1 Uang Muka


a. Uang muka dibayar untuk membiayai
mobilisasi peralatan/tenaga kerja
konstruksi, pembayaran uang tanda jadi
kepada pemasok bahan/material dan/atau
untuk persiapan teknis lain.
b. Untuk usaha non kecil, uang muka dapat
diberikan paling tinggi 20% (dua puluh
persen) dari Harga Kontrak.
c. Untuk Kontrak Tahun Jamak, uang muka
dapat diberikan paling tinggi 15% (lima
belas persen) dari Harga Kontrak.
d. Besaran uang muka ditentukan dalam SSKK
dan dibayar setelah Penyedia menyerahkan
Jaminan Uang Muka paling sedikit sebesar
uang muka yang diterima.
e. Dalam hal diberikan uang muka, maka
Penyedia harus mengajukan permohonan
pengambilan uang muka secara tertulis
kepada Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak disertai dengan
rencana penggunaan uang muka untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai Kontrak dan
rencana pengembaliannya.
- 41 -

f. Pejabat yang berwenang untuk


menandatangani Kontrak harus mengajukan
Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada
Pejabat Penandatangananan Surat Perintah
Membayar (PPSPM) untuk permohonan
tersebut pada huruf f, paling lambat 7
(tujuh) hari kerja setelah Jaminan Uang
Muka diterima.
g. Pengembalian uang muka harus
diperhitungkan berangsur-angsur secara
proporsional pada setiap pembayaran
prestasi pekerjaan dan paling lambat harus
lunas pada saat pekerjaan mencapai prestasi
100% (seratus persen).
70.2 Prestasi pekerjaan
Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang
disepakati dilakukan oleh Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani Kontrak,
dengan ketentuan:
a. Penyedia telah mengajukan tagihan disertai
laporan kemajuan hasil pekerjaan;
b. pembayaran dilakukan tidak boleh melebihi
kemajuan hasil pekerjaan yang telah dicapai
dan diterima oleh Pejabat yang berwenang
untuk menandatangani Kontrak;
c. pembayaran dilakukan terhadap pekerjaan
yang sudah terpasang;
d. pembayaran dilakukan dengan sistem
bulanan atau sistem termin sesuai ketentuan
dalam SSKK;
e. pembayaran harus memperhitungkan:
1) angsuran uang muka;
2) peralatan dan/atau bahan yang
menjadi bagian permanen dari hasil
pekerjaan yang akan diserahterimakan
(material on site) yang sudah dibayar
sebelumnya;
3) denda (apabila ada);
4) pajak; dan/atau
5) uang retensi.
f. untuk Kontrak yang mempunyai
subkontrak, permintaan pembayaran harus
dilengkapi bukti pembayaran kepada
seluruh Subkontraktor sesuai dengan
prestasi pekerjaan. Pembayaran kepada
Subkontraktor dilakukan sesuai prestasi
pekerjaan yang selesai dilaksanakan oleh
Subkontraktor tanpa harus menunggu
pembayaran terlebih dahulu dari Pejabat
yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak;
g. pembayaran terakhir hanya dilakukan
setelah pekerjaan selesai 100% (seratus
persen) dan Berita Acara Serah Terima
Pertama Pekerjaan ditandatangani oleh
- 42 -

Pejabat yang berwenang untuk


menandatangani Kontrak dan Penyedia;
h. Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak dalam kurun
waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah
pengajuan permintaan pembayaran dari
Penyedia diterima harus sudah mengajukan
Surat Permintaan Pembayaran kepada
Pejabat Penandatanganan Surat Perintah
Membayar (PPSPM);
i. apabila terdapat ketidaksesuaian dalam
perhitungan angsuran, tidak akan menjadi
alasan untuk menunda pembayaran. Pejabat
yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak dapat meminta Penyedia untuk
menyampaikan perhitungan prestasi
sementara dengan mengesampingkan hal-
hal yang sedang menjadi perselisihan.
70.3 Material on Site
Bahan dan/atau peralatan yang menjadi bagian
dari hasil pekerjaan memenuhi ketentuan:
a. bahan dan/atau peralatan yang menjadi
bagian permanen dari hasil pekerjaan
b. bahan dan/atau peralatan yang belum
dilakukan uji fungsi (commisioning), serta
merupakan bagian dari pekerjaan utama
harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
(1) berada di lokasi pekerjaan sebagaimana
tercantum dalam Kontrak dan
perubahannya;
(2) memiliki sertifikat uji mutu dari
pabrikan/produsen;
(3) bersertifikat garansi dari
produsen/agen resmi yang ditunjuk
oleh produsen;
(4) disetujui oleh Pejabat yang berwenang
untuk menandatangani Kontrak sesuai
dengan capaian fisik yang diterima;
(5) dilarang dipindahkan dari area lokasi
pekerjaan dan/atau dipindah-
tangankan oleh pihak manapun; dan
(6) keamanan penyimpanan dan risiko
kerusakan sebelum diserahterimakan
secara satu kesatuan fungsi merupakan
tanggung jawab Penyedia.
c. sertifikat uji mutu dan sertifikat garansi
tidak diperlukan dalam hal peralatan
dan/atau bahan dibuat/dirakit oleh
Penyedia;
d. besaran yang akan dibayarkan dari material
on site (maksimal sampai dengan 70%) dari
Harga Satuan Pekerjaan (HSP);
- 43 -

e. besaran nilai pembayaran dan jenis material


on site dicantumkan di dalam SSKK.
70.4 Denda dan Ganti Rugi
a. Denda merupakan sanksi finansial yang
dikenakan kepada Penyedia, antara lain:
denda keterlambatan dalam penyelesaian
pelaksanaan pekerjaan, denda
keterlambatan dalam perbaikan Cacat
Mutu, denda terkait pelanggaran ketentuan
subkontrak.
b. Ganti rugi merupakan sanksi finansial yang
dikenakan kepada Pejabat yang berwenang
untuk menandatangani Kontrak maupun
Penyedia karena terjadinya cidera
janji/wanprestasi. Besarnya sanksi ganti
rugi adalah sebesar nilai kerugian yang
ditimbulkan.
c. Besarnya denda keterlambatan yang
dikenakan kepada Penyedia atas
keterlambatan penyelesaian pekerjaan
adalah:
1) 1‰ (satu perseribu) dari harga bagian
Kontrak yang tercantum dalam Kontrak
(sebelum PPN); atau
2) 1‰ (satu perseribu) dari Harga
Kontrak (sebelum PPN);
sesuai yang ditetapkan dalam SSKK.
d. Besaran denda cacat mutu sebesar 1‰ (satu
perseribu) per hari keterlambatan
perbaikan dari nilai biaya perbaikan
pekerjaan yang ditemukan cacat mutu.
e. Besaran denda pelanggaran subkontrak
sebesar nilai pekerjaan subkontrak yang
disubkontrakkan tidak sesuai ketentuan.
f. Besarnya ganti rugi sebagai akibat Peristiwa
Kompensasi yang dibayar oleh Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani Kontrak
atas keterlambatan pembayaran adalah
sebesar bunga dari nilai tagihan yang
terlambat dibayar, berdasarkan tingkat
suku bunga yang berlaku pada saat itu
menurut ketetapan Bank Indonesia,
sepanjang telah diputuskan oleh lembaga
yang berwenang;
g. Pembayaran denda dan/atau ganti rugi
diperhitungkan dalam pembayaran prestasi
pekerjaan.
h. Ganti rugi kepada Penyedia dapat
mengubah Harga Kontrak setelah
dituangkan dalam adendum kontrak.
i. Pembayaran ganti rugi dilakukan oleh
Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak, apabila Penyedia
telah mengajukan tagihan disertai
perhitungan dan data-data.
- 44 -

71. Hari Kerja 71.1 Orang hari standar atau satu hari orang bekerja
adalah 8 (delapan) jam, terdiri atas 7 (tujuh) jam
kerja (efektif) dan 1 (satu) jam istirahat.
71.2 Penyedia tidak diperkenankan melakukan
pekerjaan apapun di lokasi kerja pada waktu
yang secara ketentuan peraturan perundang-
undangan dinyatakan sebagai hari libur atau di
luar jam kerja normal, kecuali:
a. dinyatakan lain di dalam Kontrak;
b. Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak memberikan izin;
atau
c. pekerjaan tidak dapat ditunda, atau untuk
keselamatan/perlindungan masyarakat,
dimana Penyedia harus segera
memberitahukan urgensi pekerjaan
tersebut kepada Pengawas Pekerjaan dan
Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak.
71.3 Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan
datanya disimpan oleh Penyedia. Daftar
pembayaran masing-masing pekerja dapat
diperiksa oleh Pejabat Penandatangan Kontrak.
71.4 Untuk pekerjaan yang dilakukan di luar hari
kerja efektif dan jam kerja normal harus
mengikuti ketentuan Menteri yang membidangi
ketenagakerjaan.
71.5 Pelaksanaan pekerjaan di luar hari kerja efektif
dan/atau jam kerja normal harus diawasi oleh
Pengawas Pekerjaan.

72. Perhitungan Akhir 72.1 Pembayaran angsuran prestasi pekerjaan


terakhir dilakukan setelah pekerjaan selesai
100% (seratus persen) dan berita acara serah
terima pertama pekerjaan telah ditandatangani
oleh kedua pihak.
72.2 Sebelum pembayaran terakhir dilakukan,
Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan
kepada Pengawas Pekerjaan rincian
perhitungan nilai tagihan terakhir yang jatuh
tempo. Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak berdasarkan hasil
penelitian tagihan oleh Pengawas Pekerjaan
berkewajiban untuk menerbitkan SPP untuk
pembayaran tagihan angsuran terakhir paling
lambat 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak
tagihan dan dokumen penunjang dinyatakan
lengkap dan diterima oleh Pengawas Pekerjaan.

73. Penangguhan 73.1 Pejabat yang berwenang untuk menandatangani


Kontrak dapat menangguhkan pembayaran
setiap angsuran prestasi pekerjaan Penyedia jika
- 45 -

Penyedia gagal atau lalai memenuhi kewajiban


kontraktualnya, termasuk penyerahan setiap
Hasil Pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
73.2 Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak secara tertulis memberitahukan kepada
Penyedia tentang penangguhan hak
pembayaran, disertai alasan-alasan yang jelas
mengenai penangguhan tersebut. Penyedia
diberi kesempatan untuk memperbaiki dalam
jangka waktu tertentu.
73.3 Pembayaran yang ditangguhkan harus
disesuaikan dengan proporsi kegagalan atau
kelalaian Penyedia.
73.4 Jika dipandang perlu oleh Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani Kontrak,
penangguhan pembayaran akibat keterlambatan
penyerahan pekerjaan dapat dilakukan
bersamaan dengan pengenaan denda kepada
Penyedia.

G. PENGAWASAN MUTU
74. Pengawasan dan Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Pemeriksaan Kontrak berwenang melakukan pengawasan dan
pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Penyedia. Pejabat yang berwenang
untuk menandatangani Kontrak dapat memerintahkan
kepada pihak ketiga untuk melakukan pengawasan dan
pemeriksaan atas semua pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Penyedia.

75. Penilaian Pekerjaan 75.1 Pejabat yang berwenang untuk menandatangani


Sementara oleh Pejabat Kontrak dalam Masa Pelaksanaan pekerjaan
yang berwenang untuk dapat melakukan penilaian sementara atas hasil
menandatangani pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia.
Kontrak 75.2 Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan
terhadap mutu dan kemajuan fisik pekerjaan.

76. Pemeriksaan dan 76.1 Pejabat yang berwenang untuk menandatangani


Pengujian Cacat Mutu Kontrak atau Pengawas Pekerjaan akan
memeriksa setiap hasil pekerjaan dan
memberitahukan Penyedia secara tertulis atas
setiap Cacat Mutu yang ditemukan. Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani Kontrak
atau Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan
Penyedia untuk menemukan dan
mengungkapkan Cacat Mutu , serta menguji
hasil pekerjaan yang dianggap oleh Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani Kontrak
atau Pengawas Pekerjaan mengandung Cacat
Mutu . Penyedia bertanggung jawab atas
perbaikan Cacat Mutu selama Masa Kontrak.
- 46 -

76.2 Jika Pejabat yang berwenang untuk


menandatangani Kontrak atau Pengawas
Pekerjaan memerintahkan Penyedia untuk
melakukan pengujian Cacat Mutu yang tidak
tercantum dalam Spesifikasi Teknis dan Gambar,
dan hasil uji coba menunjukkan adanya cacat
mutu maka Penyedia berkewajiban untuk
menanggung biaya pengujian tersebut. Jika
tidak ditemukan adanya Cacat Mutu maka uji
coba tersebut dianggap sebagai Peristiwa
Kompensasi.

77. Perbaikan Cacat Mutu 77.1 Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak atau Pengawas Pekerjaan akan
menyampaikan pemberitahuan Cacat Mutu
kepada Penyedia segera setelah ditemukan Cacat
Mutu tersebut. Penyedia bertanggung jawab
atas Cacat Mutu selama Masa Kontrak.
77.2 Terhadap pemberitahuan Cacat Mutu tersebut,
Penyedia berkewajiban untuk memperbaiki
Cacat Mutu dalam jangka waktu yang
ditetapkan dalam pemberitahuan.
77.3 Jika Penyedia tidak memperbaiki Cacat Mutu
dalam jangka waktu yang ditentukan maka
Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak, berdasarkan pertimbangan Pengawas
Pekerjaan, berhak untuk secara langsung atau
melalui pihak ketiga yang ditunjuk oleh Pejabat
yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak melakukan perbaikan tersebut.
Penyedia segera setelah menerima klaim Pejabat
yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak secara tertulis berkewajiban untuk
mengganti biaya perbaikan tersebut. Pejabat
yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak dapat memperoleh penggantian biaya
dengan memotong pembayaran atas tagihan
Penyedia yang jatuh tempo (jika ada) atau uang
retensi atau pencairan Jaminan Pemeliharaan
atau jika tidak ada maka biaya penggantian akan
diperhitungkan sebagai utang Penyedia kepada
Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak yang telah jatuh tempo.
77.4 Dalam hal cacat mutu ditemukan oleh Pejabat
yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak selama masa pelaksanaan maka
penyedia wajib memperbaiki cacat mutu
tersebut dan Pejabat yang berwenang untuk
menandatangani Kontrak tidak melakukan
pembayaran pekerjaan sebelum cacat mutu
tersebut selesai diperbaiki.
77.5 Dalam hal cacat mutu ditemukan oleh Pejabat
yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak selama masa pemeliharaan maka
penyedia wajib memperbaiki cacat mutu
- 47 -

tersebut dalam jangka waktu yang ditentukan


dan mengenakan denda keterlambatan untuk
setiap keterlambatan perbaikan Cacat Mutu.
77.6 Penyedia yang tidak melaksanakan perbaikan
cacat mutu sewaktu masa pemeliharaan dapat
diputus kontrak dan dikenakan sanksi daftar
hitam.
77.7 Jangka waktu perbaikan cacat mutu sesuai
dengan perkiraan waktu yang diperlukan untuk
perbaikan dan ditetapkan oleh Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani Kontrak.
77.8 Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak dapat memperpanjang Masa
Pemeliharaan dalam hal jangka waktu
perbaikan cacat mutu akan melampaui Masa
Pemeliharaan.

78. Kegagalan Bangunan 78.1 Kegagalan Bangunan terhitung sejak Tanggal


Penyerahan Akhir Pekerjaan
78.2 Penyedia bertanggung jawab atas Kegagalan
Bangunan selama Umur Konstruksi yang
tercantum dalam SSKK tetapi tidak lebih dari 10
(sepuluh) tahun, dan dalam SSKK agar
dicantumkan lama pertanggungan terhadap
Kegagalan Bangunan yang ditetapkan apabila
rencana Umur Konstruksi kurang dari 10
(sepuluh) tahun.
78.3 Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak bertanggungjawab atas Kegagalan
Bangunan yang terjadi setelah jangka waktu
yang ditetapkan dalam SSKK.
78.4 Penyedia berkewajiban untuk melindungi,
membebaskan, dan menanggung tanpa batas
Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak beserta instansinya terhadap semua
bentuk tuntutan, tanggung jawab, kewajiban,
kehilangan, kerugian, denda, gugatan atau
tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum,
dan biaya yang dikenakan terhadap Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani Kontrak
beserta instansinya (kecuali kerugian yang
mendasari tuntutan tersebut disebabkan
kesalahan atau kelalaian Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani Kontrak)
sehubungan dengan klaim kehilangan atau
kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit
atau kematian pihak ketiga yang timbul dari
Kegagalan Bangunan.
78.5 Pejabat yang berwenang untuk menandatangani
Kontrak maupun Penyedia berkewajiban untuk
menyimpan dan memelihara semua dokumen
yang digunakan dan terkait dengan pelaksanaan
ini selama Umur Konstruksi yang tercantum
- 48 -

dalam SSKK tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh)


tahun.

H. PENYELESAIAN PERSELISIHAN
79. Penyelesaian 79.1 Para Pihak berkewajiban untuk berupaya
Perselisihan/Sengketa sungguh-sungguh menyelesaikan secara damai
semua perselisihan yang timbul dari atau
berhubungan dengan Kontrak ini atau
interpretasinya selama atau setelah pelaksanaan
pekerjaan ini dengan prinsip dasar musyawarah
untuk mencapai kemufakatan.
79.2 Dalam hal musyawarah para pihak sebagaimana
dimaksud pada pasal 79.1 tidak dapat mencapai
suatu kemufakatan, maka penyelesaian
perselisihan atau sengketa antara para pihak
ditempuh melalui tahapan mediasi, konsiliasi,
dan arbitrase.
79.3 Selain ketentuan pada pasal 79.2 penyelesaian
perselisihan/sengketa para pihak dapat
dilakukan melalui:
a. layanan penyelesaian sengketa Kontrak;
b. dewan sengketa konstruksi; atau
c. Pengadilan.
79.4 Dalam hal pilihan yang digunakan dewan
sengketa untuk menggantikan mediasi dan
konsiliasi maka nama anggota dewan sengketa
yang dipilih dan ditetapkan oleh para pihak
sebelum penandatanganan kontrak.

80. Itikad Baik 80.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas saling
percaya yang disesuaikan dengan hak-hak yang
terdapat dalam Kontrak.
80.2 Para pihak setuju untuk melaksanakan
perjanjian dengan jujur tanpa menonjolkan
kepentingan masing-masing pihak. Apabila
selama Kontrak, salah satu pihak merasa
dirugikan, maka diupayakan tindakan yang
terbaik untuk mengatasi keadaan tersebut.
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
Jalan Asia Afrika Nomor 79 Telp. (022) 4231603 – 4204583
Faximile : (022) 4213574 Website : dbmtr.jabarprov.go.id E-Mail : dbmpr@jabarprov.go.id
B A N D U N G – 40111

Bandung, 27 April 2023

Nomor : 628/PUR.11/Bidtek.JL Kepada :


Sifat : Penting Yth. Kepala UPTD Pengelolaan Jalan
Lampiran : 1 (satu) berkas dan Jembatan Wilayah Pelayanan I
Hal : Pemberitahuan terkait s/d VI
Peraturan Marka Jalan di
Tempat

Sehubungan dengan diselenggarakannya penanganan jalan Tahun


Anggaran 2023, maka bersama ini kami beritahukan sesuai dengan Spesifikasi
Umum Tahun 2018 Revisi 2 terkait pekerjaan marka jalan harus mengacu pada
peraturan-peraturan sebagai berikut :
1. Seksi 9.2.1.4) : spesifikasi bahan yang digunakan harus sesuai dengan
SNI 06-4825-1998 tentang Spesifikasi Campuran Cat Marka Jalan Siap
Pakai Warna Putih dan Kuning, SNI 06-4826-1998 tentang Spesifikasi
Cat Termoplastik Pemantul Warna Putih dan Warna Kuning untuk Marka
Jalan (Bentuk Padat), dan SNI 15-4839-1998 tentang Spesifikasi Manik-
Manik Kaca (Glass Bead) untuk Marka Jalan.
2. Seksi 9.2.1.4).a) : konfigurasi, ukuran dan warna marka jalan harus
memenuhi Peraturan Menteri Perhubungan No.PM 67/2018 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan No.PM 34/2014 tentang
Marka Jalan.
3. Seksi 9.2.2.11) : marka jalan harus memiliki rata rata tingkat retroreflektif
minimal 200 mcd/m 2/lux (warna putih maupun kuning) sesuai dengan
ASTM E1710-18.
4. Seksi 9.2.3.4).ii). : pengecatan tidak boleh dilaksanakan pada suatu
permukaan yang baru diaspal kurang dari 1 bulan setelah pelaksanaan
lapis permukaan.
5. Seksi 9.2.3.4).b).vi) : butiran kaca (glass bead) ditaburkan secara
mekanis dengan kadar 450 gram/m 2.
6. Ketebalan marka termoplastik adalah 3 mm.

Demikian disampaikan untuk dilaksanakan, Atas perhatiannya diucapkan


terimakasih.

KEPALA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN


RUANG PROVINSI JAWA BARAT
Ditandatangani secara elektronik oleh:
KEPALA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN
RUANG PROVINSI JAWA BARAT,

Ir. BAMBANG TIRTOYULIONO, MM.


Pembina Utama Madya

Tembusan :
1. Yth. Sekretaris Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat;
2. Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pembangunan Jalan Dinas Bina Marga dan Penataan
Ruang Provinsi Jawa Barat;
3. Kepala Bidang Jasa Konstruksi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa
Barat

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
LAMPIRAN
Spesifikasi Umum Tahun 2018 Revisi 2 Seksi 9.2.1.4) halaman 9-7

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
Spesifikasi Umum Tahun 2018 Revisi 2 Seksi 9.2.1.4).a) halaman 9-9

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
Spesifikasi Umum Tahun 2018 Revisi 2 Seksi 9.2.2.11) halaman 9-15

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
Peraturan terkait ketebalan marka tercantum pada Peraturan Menteri Perhubungan No.
PM 34/2014 tentang Marka Jalan Pasal 15 halaman 8.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
SNI 06-4825-1998
06-4825-1998

SPESIFIKASI CAMPURAN CAT MARKA JALAN


SIAP PAKAI WARNA PUTIH DAN KUNING

BAB I
DESKRIPSI

1.1. Ruang Lingkup


Spesifikasi ini meliputi ketentuan dan persyaratan teknis cat marka jalan yang siap
pakai warna putih dan kuning dari jenis alkyd resin sebagai bahan untuk membuat
marka jalan pada perkerasan aspal dan beton semen.

1.2. Pengertian
Yang dimaksud dengan :
Cat marka jalan 
jalan  adalah cat berbentuk cairan atau padatan yang diterapkan pada
permukaan jalan sebagai marka jalan.

BAB II
PERSYARATAN TEKNIS

2.1. Bentuk
Campuran cat marka jalan siap pakai adalah berbentuk cairan.

2.2. Tipe
Campuran cat marka jalan siap pakai dibagi dalam 3 tipe sesuai dengan waktu
pengeringan,
pengeringan, yaitu :
a. tipe S atau tipe lambat, yaitu yang
yang waktu pengeringannya
pengeringannya 1 jam atau lebih.
b. tipe N atau tipe normal, yaitu yang waktu pengeringan
pengeringan berkisar antara 15 sampai
30 menit.
c. tipe F atau tipe cepat, yaitu yang waktu pengeringan
pengeringan berkisar antara 3 sampai
sampai 6
0
menit apabila dipanasi sampai (51,5 ± 2,5)  C dalam mesin pengecat.

2.3. Bahan
a. Campuran cat marka jalan siap pa
pakai
kai terbuat dari bahan-bahan
bahan-bahan dasar sebagai
sebagai
berikut :
1) tipe S terdiri dari modifikasi medium soya alkyd
alkyd resin dan VM dan
dan P napththa,
sesuai spesifikasi TT-N-95 Federal Standar no. 595 sebagai pelarut utama.
2) tipe N terdiri dari modifikasi medium so
soya
ya oil pentacrythritol alkyd resin da
dan
n
chlorinated rubber dalam perbandingan 4:1 dengan toluene teknis, sesuai
standar spesifikasi ASTM D 362 sebagai pelarut utama.
3) tipe F terdiri dari
dari medium soya oil linseed
linseed alkyd resin, chlorinated rubber dan
chlorinated parafin teknis, sesuai spesifikasi MIL C 429 dalam perbandingan
berat 1.03 : 1,30 : 1,00 dan dengan methyl ethyl keton (MEK), sesuai spesifikasi
 ASTM D 740 sebagai
sebagai pelarut utama.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
SNI 06-4825-1998

b. karakteristik larutan alkyd resin sebagai bahan pengikat dari campuran cat marka
 jalan siap pakai terdiri dari bahan sebagai berikut :
1) alkyd resin untuk cat tipe S, resin tersedia sebagai larutan 60 % berat di dalam
pelarut VM dan P naphta; resin padat terdiri dari modifikasi medium soya oil
alkyd resin, soya oil didapat dari minyak asam lemak hasil penyulingan yang
bersifat alkali atau asam lemak dari soya oil yang mempunyai bilangan iodine
115 sampai 130; selain itu dapat juga digunakan minyak murni atau turunan
asam lemak dari minyak soya; penggunaan bahan rosin tidak diperbolehkan.
2) alkyd resin untuk cat tipe N, resin tersedia sebagai larutan 60 % berat di dalam
pelarut toluene; resin padat terdiri dari modifikasi medium soya oil dengan
pentacrythricol resin, soya oil didapat dari minyak asam hasil penyulingan yang
bersifat alkali atau asam lemak soya oil yang mempunyai bilangan iodine 115
sampai 130; selain itu dapat juga digunakan minyak murni marine atau turunan
asam lemak dari minyak soya; penggunaan bahan rosin tidak diperbolehkan
dan karaktesin harus sesuai dengan tabel 1.
3) alkyd resin nuntuk cat tipe F, resin tersedia sebagai larutan 60 % berat didalam
pelarut VM dan P maphta; resin padat didapat dari soya oil atau linseed oil atau
campuran keduanya yang merupakan hasil penyulingan yang bersifat alkali dan
mempunyai bilangan iodine minimum 115.
a) kadar larutan resin di dalam pelarut VM dan P naphta dapat mencapai 500
% berat, larutan tersebut mengandung 100 gr chlorinated rubber yang
mempunyai kekentalan 20 centi poise, 130 gr resin cair dan 290 gr methyl
ethyl keton (MEK) yang jernih, transparan dan tidak menunjukan pemisahan
setelah disimpan selama 24 jam pada suhu (27 ± 3)0C pada tabung gelas.
b) alkyd resin berkurang sampai 45 % berat padat dengan pelarut VM dan P
naphta, harus mempunyai kekentalan dari D sampai G.
c) 20 % larutan dalam toluene mempunyai tidak kurang dari skala warna
gardner no.4 dan kekentalan skala brookfield dari 9 sampai 25 centi poise
dan warna kuning sesuai persyaratan warna chip no.33538 dari standar
federal 595 a.
4) karakteristik larutan alkyd resin harus memenuhi persyaratan karakteristik yang
tercantum pada tabel 1.

Tabel 1 Karakteristik Larutan Alkyd Resin


Persyaratan
No Karakteristik Satuan
Tipe S Tipe N Tipe F
1 Bahan padat 60 ± 1 60 ± 1 60 ± 1 % berat
2 Asam Phathalic Minimum 30 Minimum 30 33 - 37 % berat bahan
padat
3 Oil Acid Minimum 50 Minimum 54 48 - 55 % berat bahan
cair
4 Nomor Iodine 115 - 130 115 - 130 Minimum
115
5 Warna maksimum 9 9 9 gardner
6 Nomor Asam, maksimum 8 8 8
7 Kekentalan sampai 45 % D ke H D ke H D ke G
berat berubah padat

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
SNI 06-4825-1998

c. komposisi pigmen sebagai bahan pewarna dari campuran cat marka jalan siap
pakai terdiri dari bahan sebagai berikut : titanium dioksida sesuai persyaratan
 ASTM D. 476 tipe III rutile, kalsium karbonat sesuai persyaratan ASTM D 1199 tipe
CG-11, magnesium silikat sesuai persyaratan ASTM D 7605, seng oksida sesuai
persyaratan ASTM D 79, timbal kromat sesuai persyaratan ASTM D 211 tipe III;
komposisi pigmen sesuai dengan tabel 2 dan tabel 3 masing-masing untuk cat
warna putih dan kuning.

Tabel 2 Komposisi pigmen cat warna putih


Persyaratan
No Kandungan pigmen Tipe S Tipe N Tipe F Satuan
Min Maks Min Maks Min Maks
1 Titanium dioksida 29 31 29 31 34 36 % berat
2 Kalsium karbonat 34 36 34 36 25 27 % berat
3 Magnesium silikat 34 36 34 36 30 32 % berat
4 Seng oksida - - - - 8 10 % berat

Tabel 3 Komposisi pigmen cat warna kuning


Persyaratan
No Kandungan pigmen Tipe S Tipe N Tipe F Satuan
Min Maks Min Maks Min Maks
1 Pb Kromat 33 36 34 36 34 36 % berat
2 Magnesium silikat 30 33 11 13 11 13 % berat
3 Kalsium karbonat 35 38 53 55 53 55 % berat

d. komposisi bahan cair yang tidak menguap dari campuran cat marka jalan siap
pakai terdiri dari bahan sebagai berikut : chlorinated rubber berisi tidak kurang dari
65 % kadar chlorinated bila dipanaskan pada (100 ± 5)0C selama 24 jam, pada tipe
N dan F, bahan penstabil chlorinated rubber adalah epichloro hydrin atau propylene
oksida sebanyak 2 % berat; komposisi bahan cair yang tidak menguap sesuai
dengan tabel 4 untuk cat warna putih dan warna kuning.

Tabel 4 Komposisi bahan cair yang tidak menguap


Persyaratan
No Kandungan pigmen Tipe S Tipe N Tipe F Satuan
Min Maks Min Maks Min Maks
1 Alkyd resin padat 100 - 79 81 30 32 % berat
2 Chlorinated rubbet - - 19 21 38 40 % berat
3 Chlorinated parafin - - - - 29 31 % berat

e. campuran cat marka jalan siap pakai harus memenuhi persyaratan kuantitatif
sesuai dengan tabel 5 dan tabel 6, masing-masing untuk cat warna putih dan warna
kuning.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
SNI 06-4825-1998

Tabel 5 Persyaratan kuantitatif cat marka warna putih


Persyaratan
No Kandungan pigmen Tipe S Tipe N Tipe F Satuan
Min Maks Min Maks Min Maks
1 Total bahan padat 77 - 75 - 69,5 - % berat
2 Pigmen 61 63 57 59 48 50 % berat
3 Bahan cair yang 42 - 41 - 41 - % berat
tidak menguap
4 Berat/liter 1,5 - 1,6 - 1,4 - kg
5 Kekentalan 70 80 70 80 70 80 KU
6 Kehalusan 3 - 3 - 4 - mikron
7 Waktu pengeringan - 60 - 15 - 5 menit

Tabel 6 Persyaratan kuantitatif cat marka warna kuning


Persyaratan
No Kandungan pigmen Tipe S Tipe N Tipe F Satuan
Min Maks Min Maks Min Maks
1 Total bahan padat 77 - 76,5 - 70,5 - % berat
2 Pigmen 61 63 60 62 50 52 % berat
3 Bahan cair yang 42 - 42 - 40,5 - % berat
tidak menguap
4 Berat/liter 1,5 - 1,7 - 1,5 - kg
5 Kekentalan 70 80 70 80 70 80 KU
6 Kehalusan 3 - 3 - 4 - mikron
7 Waktu pengeringan - 69 - 15 - 5 menit

2.4. Kinerja
a. campuran cat marka jalan siap pakai harus dapat dibubuhi manik-manik kaca yang
ditaburkan pada ketebalan cat basah minimum 0,38 mm, manik-manik kaca yang
ditaburkan sebanyak 600 sampai 720 gram permeter atau sesuai keinginan
pelaksana.
b. selama penyimpanan selama 6 bulan pigmen dapat cepat tersebar merata,
kekentalan cat harus tidak boleh berubah lebih dari 5 kreb unit (KU) dari kekentalan
semula.

2.5. Kemasan
a. campuran cat marka siap pakai harus dikemas dalam kaleng yang aman, dan
dibubuhi label dengan petunjuk yang meliputi jenis dan warna cat, merk dagang,
nama dan alamat pabrik pembuat, volume dalam liter, tanggal pembuatan dan
nomor spesifikasi
b. kondisi pada kaleng, dari tipe masing-masing cat tidak memperlihatkan
pengendapan berlebih, mengental atau membeku dan dengan mudah diaduk
hingga homogen.
c. tidak terjadi pengerasan permukaan selama 48 jam terhadap tiga perempat isi cat,
kaleng harus tertutup dengan rapat.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
SNI 06-4825-1998

2.6. Pengambilan Contoh dan Pengujian


a. metode pengambilan contoh dan pengujian harus sesuai dengan metode yang
disusun untuk itu.
b. pemakai dapat menggunakan analisa sinar X, Gas Chromatograpy, analisa sinar
infra merah atau ultraviolet untuk menguji apakah campuran memenuhi persyaratan
spesifikasi yang diinginkan.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
SNI 06-4825-1998

LAMPIRAN A
DAFTAR ISTILAH

bahan pengikat (resin) sintetis terbuat dari polyhydrat


alkohol dan asam polybasic, umumnya modifikasi
dengan minyak lemak atau asam lemak : alkyd resin
alat pengukur kekentalan yang dinyatakan dalam
centipoise : brook / teld 
standar warna federal yang dinyatakan dalam no.chip : chip no. 33538 
bahan hasil polimerisasi karet dalam (isoprena)
dengan ion khlor : chlorinated rubber 
bahan hasil polimerisasi parafin dengan ion khlor : chlorinated parafin
lamanya waktu yang dibutuhkan cat untuk mengering : drying time
butiran kaca yang ditabur atau disemprotkan pada
permukaan cat marka jalan untuk menghasilkan
pantulan sinar : glass beads
nilai yang didapat untuk mengetahui tingkat kekentalan
dari cat : KU (kreb unit)
bahan pelarut untuk melarutkan bahan pengikat, bila
cat mengering bahan pelarut menguap :  pelarut VM dan P-Naptha,
toluen, MEK 
bahan pewarna tidak tembus pandang yang terdapat
dalam bahan cat :  pigmen
resin yang didapat dari bahan getah k ayu pinus
sebagai bahan terpentin pigmen titanium dioksida
yang tahan terhadap pengapuran, mempunyai
indeks refraksi 2,72 : rutile
metode yang digunakan untuk mengukur warna
cairan transparan dengan cara membandingkannya
dengan warna standar : skala gardner 
angka satuan kehalusan cat : skala hegman
alkyd resin yang dihasilkan dari minyak soya : soya oil alkyd resin
alkyd resin yang dihasilkan dari minyak soya
dengan pentarythrycol : soya oil pentacrythrycol
alkyd resin
alkyd resin yang dihasilkan dari minyak lena
dengan minyak soya : soya linseed oil alkyd resin

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
SNI 06-4826-1998

SPESIFIKASI CAT TERMOPLASTIK PEMANTUL WARNA PUTIH DAN


WARNA KUNING UNTUK MARKA JALAN (BENTUK PADAT)

BAB 1
DESKRIPSI

1.1. Ruang Lingkup


Spesifikasi ini mencakup persyaratan teknis cat termopalstik pemantul, berwarna putih
dan warna kuning yang digunakan sebagai bahan untuk marka jalan.

1.2. Pengertian
Yang dimaksud dengan :
a. cat termoplastik adalah bahan marka jalan berbentuk padat, saat diterapkan pada
permukaan jalan menggunakan peralatan khusus yang dapat memanaskan dan
diberi bahan manik-manik kaca dengan jumlah dan ketebalan sesuai ketentuan,
sehingga dapat memantulkan cahaya; setelah suhunya turun sama dengan suhu
perkerasan jalan normal, tahan terhadap beban lalu-lintas.
b. Manik-manik kaca (glass bead) adalah butiran kaca yang transparan, bersih, tak
berwarna, bulat licin, bebas dari lemak atau gelembung udara, dicampurkan
didalam cat dan ditaburkan atau disemprotkan pada permukaan cat marka jalan
pada saat cair untuk menghasilkan daya pantul yang lebih baik.

BAB II
PERSYARATAN TEKNIS

2.1. Bentuk
Cat termoplastik berbentuk padat berupa bubuk yang apabila dipanaskan sampai
dengan suhu diatas 2000C akan berbentuk cairan.

2.2. Bahan
a. bahan termoplastik terdiri dari : pigmen, bahan pengisi, bahan pengikat, butiran
manik-manik kaca, yang tercampur secara homogen.
b. bahan termoplastik tersedia dalam warna putih dan warna kuning.
c. bahan termoplastik harus bebas dari kotoran, tidak menimbulkan uap racun yang
membahayakan apabila dipanaskan dan tidak mengalami perubahan sifat dan
perubahan bentuk selama pengangkutan dan penyimpanan.
d. bahan manik-manik kaca yang digunakan untuk cat termoplastik ini haruslah bersih
dan memenuhi spesifikasi manik-manik kaca sesuai dengan AASHTO M-247.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen 1 digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
SNI 06-4826-1998

2.3. Komposisi

Tabel 1 Persyaratan Komposisi Cat Termoplastik (% berat)


No Komponen Putih Kuning
1 Bahan pengikat, minimum 18,0 18,0
2 Manik-manik kaca 30 - 40 30 – 40
3 Titanium dioksida 10 10
(TiO2), minimum
4 Kalsium karbonat (CaCO3) 42.0 *)
Dan bahan pengisi,
maksimum
5 Pigmen warna kuning *) *)

2.4. Sifat Fisik


a. berat jenis cat termoplastik berwarna putih dan warna kuning untuk marka jalan
harus tidak lebih dari 2,15 ;
b. warna, pada pemanasan sampai sampai (218 ± 2)0C selama 4 jam ± 5 menit dan
didinginkan sampai (25 ± 2)0C adalah sebagai berikut :
1) untuk warna putih, daya pantul pada sudut 450 – 00 tidak kurang dari 75 %;
2) untuk warna kuning, daya pantul pada sudut 450 – 00 tidak kurang dari 45 %;
a) untuk pemakaian pada jalan raya, warna kuning sesuai Standar Pengujian
Federal No. 595, warna 13538;
b) untuk pemakaian pada lapangan terbang warna kuning harus sesuai
dengan persyaratan yang dikeluarkan oleh FAA, faktor warna dan cahaya
harus pada batas sesuai tabel 2 (lampiran B), penentuan kondisi standar;
sudut cahaya 450, sudut pandang tegak pada permukaan; standar cahaya
CIE D 65;
c) faktor warna dan cahaya untuk warna kuning biasa dan warna pemantul
ditentukan oleh kondisi standar sesuai butir 2.2;
c. waktu pengeringan, pada pemanasan sampai (211 ± 7)0C, ketebalan 3,2 sampai
4,8 mm dam suhu udara (32 ± 2)0C, waktu pengeringan tidak lebih dari 10 menit;
d. daya lekat pada beton semen portland, setelah pemanasan sampai 2180C selama
4 jam ± 5 menit tidak kurang dari 1,24 Mpa;
e. ketahanan terhadap retak pada temperatur rendah, setelah pemanasan sampai
(218 ± 2) 0C selama 4 jam ± 5 menit, pada blok beton dan didinginkan sampai (-9,4
± 1,7) 0C tidak mengalami retak;
f. ketahanan terhadap tumbukan, setelah pemanasan samapai (218 ± 2)0C selama 4
jam ± 5 menit dibentuk benda uji, ketahanan terhadap tumbukan dari gaya beban
tidak kurang dari 1,13 J;
g. titik lembek, setelah pemanasan sampai (218 ± 2)0C selama 4 jam ± 5 menit,
pengujian sesuai dengan ASTM D 36, mempunyai titik lembek (102,5 ± 9,5)0C;
h. kemampuan alir, setelah pemanasan sampai (218 ± 2)0C selama 4 jam ± 5 menit,
untuk warna putih persen residu tidal lebih dari 18 %, untuk warna kuning tidak
lebih dari 21 %;
i. indek kekuningan, untuk warna putih tidak lebih dari 0,12;
j. kemampuan alir setelah pemanasan berlebih, setelah pemanasan sampai (218 ±
2)0C selama 8 jam ± 30 menit, dan dilakukan pengadukan setelah pemanasan 6
jam, persen residu tidallebih dari 28 %.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen 2 digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
SNI 06-4826-1998

2.5. Persyaratan Penggunaan


a. bahan termoplastik harus dapat mengalir pada suhu (211 ± 7)0C dari peralatan
yang memenuhi persyaratan untuk membuat garis setebal 3,2 – 4,8 mm secara
terus-menerus dalam bentuk dan ukuran yang seragam.
b. penggunaan manik-manik kaca dengan cara penaburan harus pada jumlah yang
sesuai dengan spesifikasi atau permintaan pemberi kerja.

2.6. Kemasan
a. bahan termoplastik harus dikemas dalam tempat berukuran 300 mm x 900 mm x 50
mm, dengan berat sekitar 23 kg dan tahan selama proses pengiriman dan
penyimpangan.
b. kemasan harus dibubuhi dengan keterangan warna cat, nama pabrik, tanggal dan
nomor produksi, serta dibubuhi peringatan bahwa bahan harus dipanaskan sampai
(211 ± 7)0C sewaktu pelaksanaannya.

2.7. Pengambilan Contoh


a. banyaknya cat termoplastik setiap produksi yang diambil contohnya minimum 1,380
kg, kecuali bila jumlah pesanan dari jumlah itu.
b. bila penggunaan bahan cat termoplastik dalam partai besar, disarankan untuk
membuat produksi percobaan dalam jumlah kecil untuk dilakukan pengujian
sehingga memenuhi persyaratan.

2.8. Pengujian
Pengujian bahan termoplastik haruslah sesuai dengan metoda pengujian AASHTO T.
250 atau standar metode pengujian Federal N0. 141 atau ASTM yang ditentukan.

LAMPIRAN A
DAFTAR ISTILAH

bahan pewarna : pigmen


produksi : batch

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen 3 digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
SNI 06-4826-1998

LAMPIRAN B

Tabel 2 Batas Standar Warna (CIE Equations)

Kuning
- Batas orange γ = 0,130 + 0,636 x
- Batas putih γ = 0,910 - x
- Batas hijau γ = 1,35 x – 0,093 x
- Faktor cahaya β = 0,27 m.n.m

Putih
- Batas ungu γ = x
- Batas biru γ = 0,610 – x
- Batas hijau γ = 0,040 + x
- Batas kuning γ = 0,710 – x
- Faktor cahaya β = 0,35 m.n.m

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen 4 digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
SNI 15-4839-1998

SPESIFIKASI MANIK-MANIK KACA (GLASS BEAD)


UNTUK MARKA JALAN

BAB I
DESKRIPSI

1.1. Ruang Lingkup


Spesifikasi ini meliputi persyaratan teknis manik-manik kaca untuk dicampurkan
didalam cat, ditabur atau disemprotkan pada cat marka jalan sehingga mampu
memantulkan cahaya.

1.2. Pengertian
Yang dimaksud dengan :
a. cat marka jalan adalah cat berbentuk cairan atau padatan yang diterapkan pada
permukaan jalan sebagai marka jalan.
b. manik-manik kaca (glass bead) adalah butiran kaca yang transparan, bersih, tak
berwarna, bulat licin, bebas dari lemak atau gelembung, dicampur didalam cat dan
ditaburkan atau disemprotkan pada permukaan cat marka jalan pada saat cair
untuk menghasilkan daya pantul yang lebih baik.

BAB II
PERSYARATAN TEKNIS

2.1. Bentuk
Manik-manik kaca merupakan butiran berbentuk bola.

2.2. Ukuran
a. manik-manik kaca dibagi dalam 2 tipe, yaitu :
1) tipe 1, yaitu manik-manik kaca bergradasi baku.
2) tipe 2, yaitu manik-manik kaca bergradasi seragam.
b. gradasi manik-manik sesuai pengujian ASTM D 1214 harus memenuhi persyaratan
gradasi sebagaiman disajikan pada tabel 1.

Tabel 1 Gradasi manik-manik kaca (% berat)


Persyaratan
No Lolos Saringan (mm)
Tipe 1 Tipe 2
1 No. 20 (0,850) 100 -
2 N0. 30 (0,600) 75 - 95 100
3 No. 40 (0,425) - 90 – 100
4 No. 50 (0,300) 15 - 35 50 – 75
5 No. 80 (0,180) - 0–5
6 No. 100 (0,150) 0-5 -

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen 1 digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
SNI 15-4839-1998

2.3. Sifat Fisik


a. manik-manik kaca berbentuk bola, sesuai pengujian ASTM D 1511, berbentuk bola
tidak kurang dari 70 %.
b. manik-manik kaca yang tertahan saringan No. 40 (0,425 mm), sesuai pengujian
ASTM D 1213 harus tidak pecah terhadap gaya tumbuk tidak kurang dari 133
newton.
c. manik-manik kaca harus mempunyai indeks refraksi tidak kurang dari 1,50
d. manik-manik kaca harus tidak menyerap kelembaban selama penyimpanan, harus
bebas dari gumpalan dan harus dapat mencurah bebas dari alat penabur.
e. manik-manik kaca apabila diuji apung dengan bahan perendam xylene bagian
manik-manik kaca yang melayang dipisahkan dari dikeringkan pada oven dengan
suhu (110 ± 5)0C, presentase manik-manik kaca yang melayang tidak boleh kurang
dari 90 %.
f. manik-manik kaca harus dapat mengalir dengan baik, pengujian dengan
memasukan 100 gram direndam pada asam sulfat yang mempunyai berat jenis
1,10 (kelembaban ± 94 %) diamkan dalam deikator pada suhu (25 ± 5)0C selama 4
jam, pindahkan manik-manik kaca dari desikator ke dalam cawan metal, manik-
manik kaca harus bebas dari bahan-bahan asing dan dapat mengalir bebas melalui
corong gelas standar (corning 6120).

2.4. Pengambilan Contoh dan Pengujian


a. pengambilan contoh harus secara acak, yaitu 45 kg per setiap 4,500 kg dan
pengiriman contoh dapat dipisah dengan cara perempat sebanyak 1 liter.
b. contoh setelah diterima dimasukan pada desikator, untuk mencegah penyerapan
air, dan pengujian contoh harus dilakukan secepatnya sesuai metode pengujian
yang ditetapkan.

2.5. Keemasan
a. manik-manik kaca harus dikemas dalam kantong yang kedap air dan kuat,
dinyatakan dalam ukuran berat (kg).
b. setiap kemasan harus mencantumkan “Tulisan Manik-Manik Kaca” yang jelas,
merk, nama dan alamat pabrik, nomor spesifikasi, ukuran berat dalam kilo gram,
nomor produksi, bulan dan tahun pembuatan.

LAMPIRAN A
DAFTAR ISTILAH

indeks bias : indeks refraksi


produksi : batch
tempat contoh hampa udara : desikator

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen 2 digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR PM 34 TAHUN 2014

TENTANG

MARKA JALAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 56 dan Pasal


57 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang
Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tentang
Marka Jalan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4444);

2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu


Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5025);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang


Jalan Tol (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4489), sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2013
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5422);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang


Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4655);

5. Peraturan
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan ...
oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
-2-

5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang


Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta
Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 61, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5221);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang


Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 193,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5468);

7. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang


Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara,
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 13 Tahun 2014 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 24);

8. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang


Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara
serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun
2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 25);

9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun


2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perhubungan, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 68 Tahun
2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 1113);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG MARKA


JALAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Marka Jalan adalah suatu tanda yang berada di


permukaan jalan atau di atas permukaan jalan yang
meliputi peralatan atau tanda yang membentuk garis
membujur, garis melintang, garis serong, serta
lambang yang berfungsi untuk mengarahkan arus lalu
lintas dan membatasi daerah kepentingan lalu lintas.

2. Marka Membujur adalah Marka Jalan yang sejajar


dengan sumbu jalan.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan 3. memindai
MarkaQR. Code,
..
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
-3-

3. Marka Melintang adalah Marka Jalan yang tegak lurus


terhadap sumbu jalan.

4. Marka Serong adalah Marka Jalan yang membentuk


garis utuh yang tidak termasuk dalam pengertian
Marka Membujur atau Marka Melintang, untuk
menyatakan suatu daerah permukaan jalan yang
bukan merupakan jalur lalu lintas kendaraan.

5. Marka Lambang adalah Marka Jalan berupa panah,


gambar, segitiga, atau tulisan yang dipergunakan
untuk mengulangi maksud rambu lalu lintas atau
untuk memberitahu pengguna jalan yang tidak dapat
dinyatakan dengan rambu lalu lintas.

6. Marka Kotak Kuning adalah Marka Jalan berbentuk


segi empat berwarna kuning yang berfungsi melarang
kendaraan berhenti di suatu area.

7. Jalur adalah bagian jalan yang dipergunakan untuk


lalu lintas kendaraan.

8. Lajur adalah bagian jalur yang memanjang, dengan


atau tanpa Marka Jalan, yang memiliki lebar cukup
untuk dilewati satu kendaraan bermotor, selain sepeda
motor.

9. Pulau Lalu Lintas adalah bagian jalan yang tidak


dapat dilalui oleh kendaraan, dapat berupa Marka
Jalan atau bagian jalan yang ditinggikan.

10. Menteri adalah Menteri Perhubungan.

11. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal


Perhubungan Darat.

Pasal 2

Ruang lingkup pengaturan dalam Peraturan Menteri ini


meliputi:
a. spesifikasi teknis Marka Jalan;
b. penyelenggaraan Marka Jalan; dan
c. pembuatan Marka Jalan.

BAB II
SPESIFIKASI TEKNIS MARKA JALAN

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 3

(1) Marka Jalan berfungsi untuk mengatur lalu lintas,


memperingatkan, atau menuntun pengguna jalan
dalam berlalu lintas.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan 2.memindai
Marka QR.Code,
..
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
-4-

(2) Marka Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


berupa:
a. peralatan; atau
b. tanda.

Pasal 4

(1) Marka Jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3


dapat berwarna:
a. putih;
b. kuning;
c. merah; dan
d. warna lainnya.

(2) Marka Jalan berwarna putih sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) huruf a menyatakan bahwa pengguna
jalan wajib mengikuti perintah atau larangan sesuai
dengan bentuknya.

(3) Marka Jalan berwarna kuning sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) huruf b menyatakan bahwa pengguna
jalan dilarang berhenti pada area tersebut.

(4) Marka Jalan berwarna merah sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) huruf c menyatakan keperluan atau
tanda khusus.

(5) Marka Jalan warna lainnya sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) huruf d yaitu Marka Jalan berwarna
hijau dan coklat, yang menyatakan daerah
kepentingan khusus yang harus dilengkapi dengan
rambu dan/atau petunjuk yang dinyatakan dengan
tegas.

Bagian Kedua
Marka Jalan Berupa Peralatan

Paragraf 1
Umum

Pasal 5

Marka Jalan berupa peralatan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a meliputi:
a. paku jalan;
b. alat pengarah lalu lintas; dan
c. pembagi lajur atau jalur.

Paragraf 2
Paku Jalan

Pasal 6

(1) Paku jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5


huruf a digunakan sebagai reflektor Marka Jalan
khususnya pada keadaan gelap dan malam hari.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan(2) memindai
Paku QR .Code,
..
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
-5-

(2) Paku jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dibuat dari bahan antara lain:
a. plastik;
b. kaca;
c. baja tahan karat; atau
d. alumunium campur.

(3) Paku jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


memiliki ketebalan maksimum 20 (dua puluh)
milimeter di atas permukaan jalan.

(4) Paku jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilengkapi dengan pemantul cahaya.

(5) Pemantul cahaya sebagaimana dimaksud pada ayat (4)


harus memenuhi ketentuan:
a. pemantul cahaya berwarna putih digunakan untuk
melengkapi Marka Membujur utuh pada sisi kanan
jalan sesuai dengan arah lalu lintas;
b. pemantul cahaya berwarna kuning digunakan
untuk melengkapi Marka Membujur utuh dan
putus-putus pada pemisah jalur atau lajur lalu
lintas; dan
c. pemantul cahaya berwarna merah digunakan
untuk melengkapi Marka Membujur utuh pada sisi
kiri jalan sesuai dengan arah lalu lintas.

Pasal 7

(1) Paku jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6


memiliki bentuk:
a. bujur sangkar;
b. 4 (empat) persegi panjang; dan
c. bundar.

(2) Paku jalan berbentuk bujur sangkar sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) huruf a memiliki sisi dengan
ukuran panjang:
a. 0,10 (nol koma sepuluh) meter, untuk jalan dengan
kecepatan rencana kurang dari 60 (enam puluh)
kilometer per jam; atau
b. 0,15 (nol koma lima belas) meter, untuk jalan
dengan kecepatan rencana 60 (enam puluh)
kilometer per jam atau lebih.

(3) Paku jalan berbentuk 4 (empat) persegi panjang


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b memiliki
ukuran panjang 0,20 (nol koma dua puluh) meter dan
lebar paling sedikit 0,10 (nol koma sepuluh) meter.

(4) Paku jalan berbentuk bundar sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) huruf c harus memiliki diameter paling
sedikit 0,1 (nol koma satu) meter.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai
Pasal QR 8 .Code,
..
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
-6-

Pasal 8

Bentuk, ukuran, dan warna paku jalan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 6 tercantum dalam gambar 1
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.

Paragraf 3
Alat Pengarah Lalu Lintas

Pasal 9

(1) Alat pengarah lalu lintas sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 5 huruf b berupa kerucut lalu lintas.

(2) Alat pengarah lalu lintas sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dibuat dari bahan antara lain:
a. plastik; atau
b. karet.

(3) Alat pengarah lalu lintas sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) memiliki tinggi paling rendah 75 (tujuh puluh
lima) sentimeter, lebar alas paling lebar 50 (lima
puluh) sentimeter, dan berat paling rendah 3,5 (tiga
koma lima) kilogram.

(4) Alat pengarah lalu lintas sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) berwarna oranye dan dilengkapi dengan
pemantul cahaya berwarna putih.

Pasal 10

Bentuk, ukuran, dan warna alat pengarah lalu lintas


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 tercantum dalam
gambar 2 Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Paragraf 4
Pembagi Lajur atau Jalur

Pasal 11

(1) Pembagi lajur atau jalur sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 5 huruf c berfungsi untuk mengatur lalu lintas
dengan jangka waktu sementara dan membantu untuk
melindungi pengendara, pejalan kaki, dan pekerja dari
daerah yang berpotensi tinggi akan menimbulkan
kecelakaan.

(2) Pembagi lajur atau jalur sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) terdiri atas:
a. pembagi lajur atau jalur yang terbuat dari bahan
plastik atau bahan lainnya yang diisi air (water
barrier); dan
b. pembagi lajur atau jalur yang terbuat dari bahan
beton (concrete barrier).

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
(3) Pembagi . . .
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
-7-

(3) Pembagi lajur atau jalur sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) memiliki ukuran:
a. panjang minimal 120 (seratus dua puluh)
sentimeter;
b. lebar atas minimal 10 (sepuluh) sentimeter;
c. lebar alas maksimal 50 (lima puluh) sentimeter;
d. tinggi minimal 80 (delapan puluh) sentimeter; dan
e. berat minimal 15 (lima belas) kilogram.

(4) Pembagi lajur atau jalur sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dilengkapi dengan pemantul cahaya berwarna
putih.

Pasal 12

Bentuk, ukuran, dan warna pembagi lajur atau jalur


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 tercantum dalam
gambar 3 Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Bagian Ketiga
Marka Jalan Berupa Tanda

Paragraf 1
Umum

Pasal 13

Marka Jalan berupa tanda sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 3 ayat (2) huruf b meliputi:
a. Marka Membujur;
b. Marka Melintang;
c. Marka Serong;
d. Marka Lambang;
e. Marka Kotak Kuning; dan
f. marka lainnya.

Pasal 14

(1) Marka Jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13


dibuat dengan menggunakan bahan berupa:
a. cat;
b. termoplastic;
c. coldplastic; atau
d. prefabricated marking.

(2) Marka Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


harus terbuat dari bahan yang tidak licin.

(3) Bahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus


mampu memantulkan cahaya dan memenuhi
persyaratan teknis yang ditetapkan oleh Direktur
Jenderal.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
Pasal 15 . . .
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
-8-

Pasal 15

Marka Jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13


memiliki ketebalan paling rendah 2 (dua) milimeter dan
paling tinggi 30 (tiga puluh) milimeter di atas permukaan
jalan.

Paragraf 2
Marka Membujur

Pasal 16

(1) Marka Membujur sebagaimana dimaksud dalam Pasal


13 huruf a terdiri atas:
a. garis utuh;
b. garis putus-putus;
c. garis ganda yang terdiri dari garis utuh dan garis
putus-putus; dan
d. garis ganda yang terdiri dari dua garis utuh.

(2) Marka Membujur sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


berwarna putih.

Pasal 17

(1) Marka Membujur berupa garis utuh sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf a berfungsi
sebagai:
a. larangan bagi kendaraan melintasi garis tersebut;
dan
b. pembatas dan pembagi jalur.

(2) Marka Membujur berupa garis utuh sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) apabila berada di tepi jalan
hanya berfungsi sebagai peringatan tanda tepi jalur
lalu lintas.

(3) Marka Membujur berupa garis utuh sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) memiliki lebar
paling sedikit 10 (sepuluh) sentimeter.

(4) Dalam hal Marka Membujur berupa garis utuh yang


berfungsi sebagai pemberi tanda tepi jalur lalu lintas
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dipasang pada
jalan tol memiliki lebar paling sedikit 15 (lima belas)
sentimeter.

Pasal 18

(1) Marka Membujur berupa garis putus-putus


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf
b berfungsi sebagai:
a. pembatas dan pembagi lajur;
b. pengarah lalu lintas; dan/atau
c. peringatan akan adanya Marka Membujur berupa
garis utuh di depan.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan (2)memindai
Marka QR.Code,
..
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
-9-

(2) Marka Membujur berupa garis putus-putus


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memiliki
panjang dengan ukuran yang sama:
a. 3 (tiga) meter, untuk jalan dengan kecepatan
rencana kurang dari 60 (enam puluh) kilometer per
jam; dan
b. 5 (lima) meter, untuk jalan dengan kecepatan
rencana 60 (enam puluh) kilometer per jam atau
lebih.

(3) Marka Membujur berupa garis putus-putus


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memiliki
lebar paling sedikit 10 (sepuluh) sentimeter.

(4) Marka Membujur berupa garis putus-putus


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki jarak
antar marka:
a. 5 (lima) meter, untuk jalan dengan kecepatan
rencana kurang dari 60 (enam puluh) kilometer per
jam; dan
b. 8 (delapan) meter, untuk jalan dengan kecepatan
rencana 60 (enam puluh) kilometer per jam atau
lebih.

(5) Jarak antar Marka Membujur berupa garis putus-


putus yang berfungsi sebagai peringatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c lebih pendek daripada
jarak antar Marka Membujur berupa garis putus-
putus yang berfungsi sebagai pembatas dan pembagi
lajur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.

Pasal 19

(1) Marka Membujur berupa garis putus-putus


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 pada
permukaan jalan dapat digantikan dengan kerucut
lalu lintas.

(2) Penggunaan kerucut lalu lintas sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) hanya bersifat sementara.

Pasal 20

(1) Marka Membujur berupa garis ganda yang terdiri dari


garis utuh dan garis putus-putus sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf c untuk
menyatakan:
a. lalu lintas yang berada pada sisi garis putus-putus
dapat melintasi garis ganda tersebut; dan
b. lalu lintas yang berada pada sisi garis utuh
dilarang melintasi garis ganda tersebut.

(2) Jarak antara 2 (dua) Marka Membujur berupa garis


ganda yang terdiri dari garis utuh dan garis putus-
putus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
sedikit 10 (sepuluh) sentimeter dan tidak lebih dari 18
(delapan belas) sentimeter.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
Pasal 21 . . .
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 10 -

Pasal 21

(1) Marka Membujur berupa garis ganda yang terdiri dari


dua garis utuh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
ayat (1) huruf d untuk menyatakan lalu lintas yang
berada pada kedua sisi garis ganda tersebut dilarang
melintasi garis ganda tersebut.

(2) Jarak antara 2 (dua) Marka Membujur berupa garis


ganda yang terdiri dari dua garis utuh sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) paling sedikit 10 (sepuluh)
sentimeter dan tidak lebih dari 18 (delapan belas)
sentimeter.

Pasal 22

Bentuk dan ukuran Marka Membujur sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 16 tercantum dalam gambar 4,
gambar 5, gambar 6, gambar 7, dan gambar 8 Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

Paragraf 3
Marka Melintang

Pasal 23

(1) Marka Melintang sebagaimana dimaksud dalam Pasal


13 huruf b berupa:
a. garis utuh; dan
b. garis putus-putus.

(2) Marka Melintang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


berwarna putih.

Pasal 24

(1) Marka Melintang berupa garis utuh sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf a
menyatakan batas berhenti kendaraan yang
diwajibkan berhenti oleh alat pemberi isyarat lalu
lintas, rambu berhenti, tempat penyeberangan, atau
zebra cross.

(2) Marka Melintang berupa garis utuh sebagaimana pada


ayat (1) memiliki lebar paling sedikit 20 (dua puluh)
sentimeter dan paling banyak 30 (tiga puluh)
sentimeter.

(3) Dalam hal Marka Melintang sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dilengkapi dengan Marka Lambang
berupa tulisan “STOP”, jarak antara puncak huruf
pada Marka Lambang dengan Marka Melintang
sebesar 1 (satu) meter sampai dengan 2,5 (dua koma
lima) meter.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
(4) Dalam . . .
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 11 -

(4) Dalam hal Marka Melintang sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dilengkapi dengan Marka Lambang
berupa segitiga sama kaki, jarak antara alas segitiga
pada Marka Lambang dan Marka Melintang sebesar 1
(satu) meter sampai dengan 2,5 (dua koma lima)
meter.

Pasal 25

(1) Marka Melintang berupa garis putus-putus


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf
b berfungsi untuk menyatakan batas yang tidak dapat
dilampaui kendaraan sewaktu memberi kesempatan
kepada kendaraan yang mendapat hak utama pada
persimpangan.

(2) Dalam hal Marka Melintang berupa garis putus-putus


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dilengkapi
dengan rambu larangan, harus didahului dengan
Marka Lambang berupa segitiga yang salah satu
alasnya sejajar dengan Marka Melintang tersebut.

(3) Marka Melintang berupa garis putus-putus


sebagaimana pada ayat (1) memiliki panjang paling
sedikit 60 (enam puluh) sentimeter dan lebar paling
sedikit 20 (dua puluh) sentimeter.

(4) Marka Melintang berupa garis putus-putus


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki jarak
antar marka sebesar 30 (tiga puluh) sentimeter.

Pasal 26

Bentuk dan ukuran Marka Melintang sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 23 tercantum dalam gambar 9 dan
gambar 10 Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Paragraf 4
Marka Serong

Pasal 27

(1) Marka Serong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13


huruf c berupa:
a. garis utuh yang dibatasi dengan rangka garis utuh;
dan
b. garis utuh yang dibatasi dengan rangka garis
putus-putus.

(2) Marka Serong sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


berwarna putih.

(3) Marka Serong berupa garis utuh yang dibatasi dengan


rangka garis utuh sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a digunakan untuk menyatakan:
a. daerah yang tidak boleh dimasuki kendaraan;

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR.Code,
b. pemberitahuan ..
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 12 -

b. pemberitahuan awal akan melalui pulau lalu lintas


atau median jalan;
c. pemberitahuan awal akan ada pemisahan atau
percabangan jalan; atau
d. larangan bagi kendaraan untuk melintasi.

(4) Marka Serong berupa garis utuh yang dibatasi dengan


rangka garis putus-putus sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b digunakan untuk menyatakan
kendaraan tidak boleh memasuki daerah tersebut
sampai mendapat kepastian selamat.

Pasal 28

(1) Marka Serong berupa garis utuh yang dibatasi dengan


rangka garis utuh sebagaimana dimaksud dalam Pasal
27 ayat (1) huruf a terdiri atas:
a. Marka Serong berpola chevron menghadap arah
lalu lintas; dan
b. Marka Serong berpola garis miring.

(2) Marka Serong berupa garis utuh yang dibatasi dengan


rangka garis utuh berpola chevron menghadap arah
lalu lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a untuk menyatakan:
a. daerah yang tidak boleh dimasuki kendaraan pada
lalu lintas satu arah;
b. pemberitahuan awal akan melalui pulau lalu lintas
atau median jalan pada lalu lintas satu arah;
c. pemberitahuan awal akan ada pemisahan atau
percabangan jalan pada lalu lintas satu arah; atau
d. larangan bagi kendaraan untuk melintasi pada lalu
lintas satu arah.

(3) Marka Serong berupa garis utuh yang dibatasi dengan


rangka garis utuh berpola garis miring sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b untuk menyatakan:
a. daerah yang tidak boleh dimasuki kendaraan pada
lalu lintas dua arah;
b. pemberitahuan awal akan melalui pulau lalu lintas
atau median jalan pada lalu lintas dua arah;
c. pemberitahuan awal akan ada pemisahan atau
percabangan jalan pada lalu lintas dua arah; atau
d. larangan bagi kendaraan untuk melintasi pada lalu
lintas dua arah.

Pasal 29

(1) Marka Serong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27


memiliki lebar paling sedikit 10 (sepuluh) sentimeter.

(2) Dalam hal Marka Serong sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dipasang pada jalan tol memiliki lebar paling
sedikit 15 (lima belas) sentimeter.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
Pasal 30 . . .
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 13 -

Pasal 30

Bentuk dan ukuran Marka Serong sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 27 tercantum dalam gambar 11 Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

Paragraf 5
Marka Lambang

Pasal 31

(1) Marka Lambang sebagaimana dimaksud dalam Pasal


13 huruf d berupa:
a. panah;
b. gambar;
c. segitiga; dan
d. tulisan.

(2) Marka Lambang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dipergunakan untuk mengulangi maksud rambu-
rambu atau untuk memberitahu pengguna jalan yang
tidak dapat dinyatakan dengan rambu-rambu.

(3) Marka Lambang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dapat ditempatkan secara sendiri atau dengan rambu
lalu lintas tertentu.

(4) Marka Lambang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


berwarna putih.

Pasal 32

(1) Marka Lambang berupa panah sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 31 ayat (1) huruf a digunakan untuk
memberi petunjuk pemisahan arus lalu lintas sebelum
mendekati persimpangan.

(2) Marka Lambang berupa panah sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) memiliki panjang dengan ukuran:
a. paling sedikit 5 (lima) meter, untuk jalan dengan
kecepatan rencana kurang dari 60 (enam puluh)
kilometer per jam; dan
b. 7,50 (tujuh koma lima) meter, untuk jalan dengan
kecepatan rencana lebih dari 60 (enam puluh)
kilometer per jam.

Pasal 33

(1) Marka Lambang berupa gambar sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) huruf b digunakan
untuk memberi petunjuk misalnya untuk lajur sepeda,
sepeda motor, atau mobil bus.

(2) Marka Lambang berupa gambar sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) memiliki tinggi gambar paling
sedikit 1 (satu) meter.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh denganPasalmemindai34QR .Code,
..
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 14 -

Pasal 34

(1) Marka Lambang berupa segitiga sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) huruf c digunakan
untuk memberikan hak utama kepada arus lalu lintas
dari arah jalan utama.

(2) Marka Lambang berupa segitiga sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) berupa segitiga sama kaki
dengan panjang alas paling sedikit 1 (satu) meter dan
tinggi 3 (tiga) kali lipat panjang alas.

Pasal 35

(1) Marka Lambang berupa tulisan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) huruf d berupa
huruf dan/atau angka yang digunakan untuk
memberi petunjuk arti tulisan pada Marka Lambang
tersebut.

(2) Marka Lambang berupa tulisan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) memiliki tinggi huruf dengan
ukuran:
a. paling sedikit 1,6 (satu koma enam) meter, untuk
jalan dengan kecepatan rencana kurang dari 60
(enam puluh) kilometer per jam; dan
b. paling sedikit 2,5 (dua koma lima) meter, untuk
jalan dengan kecepatan rencana 60 (enam puluh)
kilometer per jam atau lebih.

(3) Marka Lambang berupa tulisan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) memiliki lebar huruf sesuai
dengan jenis huruf dan paling sedikit 2,9 (dua koma
sembilan) meter.

Pasal 36

Bentuk dan ukuran Marka Lambang sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 31 tercantum dalam gambar 12 dan
gambar 13 Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Paragraf 6
Marka Kotak Kuning

Pasal 37

(1) Marka Kotak Kuning sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 13 huruf e merupakan Marka Jalan berbentuk
segi empat dengan 2 (dua) garis diagonal berpotongan
dan berwarna kuning yang berfungsi untuk melarang
kendaraan berhenti di suatu area.

(2) Marka Kotak Kuning sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) memiliki panjang disesuaikan dengan kondisi
simpang atau kondisi lokasi akses jalan keluar masuk
kendaraan menuju area tertentu.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan (3)memindai
Marka QR.Code,
..
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 15 -

(3) Marka Kotak Kuning sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) memiliki lebar paling sedikit 10 (sepuluh)
sentimeter.

Pasal 38

Bentuk dan ukuran Marka Kotak Kuning sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 37 tercantum dalam gambar 14 dan
gambar 15 Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Paragraf 7
Marka Lainnya

Pasal 39

Marka lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13


huruf f terdiri atas:
a. marka tempat penyeberangan;
b. marka larangan parkir atau berhenti di jalan;
c. marka peringatan perlintasan sebidang antara jalan rel
dan jalan;
d. marka lajur sepeda, marka lajur khusus bus, marka
lajur sepeda motor;
e. marka jalan keluar masuk lokasi pariwisata;
f. marka jalan keluar masuk pada lokasi gedung dan
pusat kegiatan yang digunakan untuk jalur evakuasi;
dan
g. marka kewaspadaan dengan efek kejut.

Pasal 40

(1) Marka tempat penyeberangan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 39 huruf a berupa:
a. marka untuk menyatakan tempat penyeberangan
pejalan kaki; dan
b. marka untuk menyatakan tempat penyeberangan
pesepeda.

(2) Marka tempat penyeberangan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) berwarna putih.

(3) Marka untuk menyatakan tempat penyeberangan


pejalan kaki sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a berupa:
a. garis utuh yang membujur tersusun melintang
jalur lalu lintas (zebra cross) tanpa alat pemberi
isyarat lalu lintas untuk menyeberang (pelican
crossing); dan
b. dua garis utuh yang melintang jalur lalu lintas
dengan alat pemberi isyarat lalu lintas untuk
menyeberang (pelican crossing).

(4) Marka untuk menyatakan tempat penyeberangan


pesepeda sebagimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
berupa 2 (dua) garis putus-putus berbentuk bujur
sangkar atau belah ketupat.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai
Pasal 41QR. Code,
..
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 16 -

Pasal 41

(1) Garis utuh yang membujur sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 40 ayat (3) huruf a harus memiliki
panjang paling sedikit 2,5 (dua koma lima) meter dan
lebar 30 (tiga puluh) sentimeter.

(2) Jarak di antara garis utuh yang membujur


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
memiliki lebar sama atau tidak lebih dari 2 (dua) kali
lebar garis membujur tersebut.

(3) Dua garis utuh melintang sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 40 ayat (3) huruf b memiliki jarak antar
garis melintang paling sedikit 2,5 (dua koma lima)
meter dengan lebar garis melintang 30 (tiga puluh)
sentimeter.

Pasal 42

(1) Garis putus-putus berbentuk bujur sangkar atau


belah ketupat tempat penyeberangan pesepeda
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (4)
memiliki panjang atau lebar paling sedikit 40 (empat
puluh) sampai 60 (enam puluh) sentimeter.

(2) Jarak antara bujur sangkar atau belah ketupat


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit 1,8
(satu koma delapan) meter untuk satu arah dan 3
(tiga) meter untuk 2 (dua) arah.

(3) Jarak antara bujur sangkar atau belah ketupat


sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sama dengan
panjang atau lebar sisi bujur sangkar atau belah
ketupat.

Pasal 43

(1) Marka larangan parkir atau berhenti di jalan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf b
dinyatakan dengan garis berbiku-biku berwarna
kuning.

(2) Garis berbiku-biku sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) memiliki panjang paling sedikit 1 (satu) meter dan
lebar paling sedikit 10 (sepuluh) sentimeter.

Pasal 44

(1) Marka peringatan perlintasan sebidang antara jalan rel


dan jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39
huruf c dinyatakan dengan Marka Melintang berupa
garis utuh sebagai batas berhenti kendaraan dan
Marka Lambang berupa tanda silang dan tulisan “KA”.

(2) Marka sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwarna


putih.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
(3) Marka . . .
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 17 -

(3) Marka Lambang berupa tanda silang sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) memiliki ukuran lebar 2,4
(dua koma empat) meter dan tinggi 6 (enam) meter.

(4) Marka Lambang berupa tulisan “KA” sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) memiliki ukuran lebar 60
(enam puluh) sentimeter dan tinggi huruf 1,5 (satu
koma lima) meter.

Pasal 45

Marka lajur sepeda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39


huruf d dinyatakan dengan Marka Lambang berupa
gambar sepeda berwarna putih dan/atau Marka Jalan
berwarna hijau.

Pasal 46

Marka lajur khusus bus sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 39 huruf d dinyatakan dengan Marka Lambang
berupa gambar bus berwarna putih dan/atau Marka Jalan
berwarna merah.

Pasal 47

Marka lajur sepeda motor sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 39 huruf d dinyatakan dengan Marka Lambang
berupa gambar sepeda motor berwarna putih.

Pasal 48

(1) Marka lajur sepeda, marka lajur khusus bus, marka


lajur sepeda motor sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 45, Pasal 46, dan Pasal 47 memiliki ukuran
panjang paling sedikit 3 (tiga) meter dan ukuran lebar
sesuai dengan lebar lajur jalan.

(2) Jarak antara marka sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) adalah 6 (enam) meter.

Pasal 49

(1) Marka jalan keluar masuk lokasi pariwisata


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf e
dinyatakan dengan Marka Lambang berupa tulisan
“KAWASAN WISATA” berwarna putih dan/atau Marka
Jalan berwarna coklat.

(2) Marka jalan keluar masuk lokasi pariwisata


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki ukuran
panjang paling sedikit 2 (dua) meter dan ukuran lebar
sesuai dengan lebar lajur jalan.

(3) Jarak antara marka sebagaimana dimaksud pada ayat


(2) sejauh 6 (enam) meter.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
Pasal 50 . . .
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 18 -

Pasal 50

(1) Marka jalan keluar masuk pada lokasi gedung dan


pusat kegiatan yang digunakan untuk jalur evakuasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf f
dinyatakan dengan Marka Lambang berupa tulisan
“JALUR EVAKUASI“ berwarna putih dan/atau Marka
Jalan berwarna coklat.

(2) Marka jalan keluar masuk pada lokasi gedung dan


pusat kegiatan yang digunakan untuk jalur evakuasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki ukuran
panjang paling sedikit 2 (dua) meter dan ukuran lebar
sesuai dengan lebar lajur jalan.

Pasal 51

(1) Marka kewaspadaan dengan efek kejut sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 39 huruf g merupakan marka
profil yang berbentuk trapezoid dan dipasang
membujur.

(2) Marka kewaspadaan dengan efek kejut sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dipasang dengan ketebalan
lebih tinggi dari marka dasar dengan jarak interval
tertentu.

Pasal 52

Bentuk, ukuran, dan warna marka lainnya sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 39 tercantum dalam gambar 16,
gambar 17, gambar 18, gambar 19, gambar 20, gambar 21,
gambar 22, gambar 23, gambar 24, gambar 25, dan gambar
26 Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.

BAB III
PENYELENGGARAAN MARKA JALAN

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 53

Penyelenggaraan Marka Jalan meliputi kegiatan:


a. Penempatan;
b. Pemeliharaan; dan
c. Penghapusan.

Pasal 54

(1) Penyelenggaraan Marka Jalan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 53 dilakukan oleh:
a. Menteri, untuk jalan nasional;
b. gubernur, untuk jalan provinsi;
c. bupati, untuk jalan kabupaten dan jalan desa; dan
d. walikota, untuk jalan kota.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
(2) Penyelenggaraan . . .
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 19 -

(2) Penyelenggaraan Marka Jalan untuk jalan tol


dilakukan oleh penyelenggara jalan tol setelah
mendapatkan penetapan Menteri.

Bagian Kedua
Tata Cara Penempatan

Pasal 55

(1) Paku jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6


ditempatkan pada:
a. batas tepi jalur lalu lintas;
b. Marka Membujur berupa garis putus-putus
sebagai tanda peringatan;
c. sumbu jalan sebagai pemisah jalur;
d. Marka Membujur berupa garis utuh sebagai
pemisah lajur bus;
e. Marka Serong berupa chevron; dan
f. Pulau Lalu Lintas.

(2) Paku jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


ditempatkan dengan ketentuan:
a. paku jalan dengan pemantul cahaya warna kuning
ditempatkan pada pemisah jalur atau lajur lalu
lintas;
b. paku jalan dengan pemantul cahaya warna merah
ditempatkan pada garis tepi di sisi kiri jalan
menurut arah lalu lintas; dan
c. paku jalan dengan pemantul cahaya warna putih
ditempatkan pada garis tepi di sisi kanan jalan
menurut arah lalu lintas.

Pasal 56

Alat pengarah lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 9 ditempatkan sebagai pelengkap atau pengganti dari
Marka Jalan yang dinyatakan dengan garis-garis pada
permukan jalan.

Pasal 57

Pembagi lajur atau jalur sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 11 ditempatkan sebagai pelengkap atau pengganti
dari Marka Jalan yang dinyatakan dengan garis-garis pada
permukan jalan.

Pasal 58

Marka Membujur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16


ditempatkan pada jalur lalu lintas.

Pasal 59

Pada jalan 2 (dua) arah yang mempunyai lebih dari 3 (tiga)


lajur, tiap-tiap arah harus dipisah dengan garis utuh
membujur dan pada saat mendekati persimpangan atau
keadaan tertentu dapat digunakan 2 (dua) garis utuh yang
berdampingan.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai
Pasal 60QR. Code,
..
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 20 -

Pasal 60

(1) Marka Membujur berupa garis utuh sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 17 ditempatkan pada:
a. bagian jalan yang mendekati persimpangan sebagai
pengganti garis putus-putus pemisah jalur;
b. bagian tengah jalan yang berfungsi sebagai
pemisah jalur atau median;
c. bagian tepi jalur lalu lintas yang berfungsi sebagai
tanda batas tepi jalur lalu lintas; dan
d. jalan yang jarak pandangannya terbatas seperti di
tikungan atau lereng bukit atau pada bagian jalan
yang sempit, untuk melarang kendaraan melewati
kendaraan lain.

(2) Marka Membujur berupa garis putus-putus


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ditempatkan
pada bagian tengah jalan yang berfungsi sebagai
pemisah jalur atau median.

(3) Marka Membujur berupa garis putus-putus yang


berfungsi sebagai peringatan akan adanya Marka
Membujur berupa garis utuh di depan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) huruf c ditempatkan
paling sedikit 50 (lima puluh) meter sebelum Marka
Membujur berupa garis utuh di depan.

(4) Marka Membujur berupa garis ganda yang terdiri dari


garis utuh dan garis putus-putus sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 20 ditempatkan pada bagian
tengah jalan yang berfungsi sebagai pemisah jalur
atau median.

(5) Marka Membujur berupa garis ganda yang terdiri dari


dua garis utuh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
ditempatkan pada bagian tengah jalan yang berfungsi
sebagai pemisah jalur atau median.

Pasal 61

(1) Marka Melintang sebagaimana dimaksud dalam Pasal


23 harus memiliki ukuran lebar lebih besar daripada
Marka Membujur.

(2) Marka Melintang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


ditempatkan bersama dengan rambu larangan berjalan
terus karena wajib berhenti sesaat, dan/atau alat
pemberi isyarat lalu lintas pada tempat yang
memungkinkan pengemudi dapat melihat dengan jelas
lalu lintas yang datang dari cabang persimpangan lain.

Pasal 62

Marka Melintang berupa garis putus-putus yang digunakan


sebagai batas berhenti pada waktu memberikan
kesempatan pada kendaraan yang wajib didahulukan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ditempatkan pada
persimpangan atau dilengkapi dengan gambar segitiga pada
permukaan
Dokumen ini telah ditandatangani secara jalan.
elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
Pasal 63 . . .
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 21 -

Pasal 63

Marka Serong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27


huruf c ditempatkan pada bagian jalan yang mendekati
Pulau Lalu Lintas.

Pasal 64

(1) Marka Lambang berupa panah sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 32 ditempatkan pada bagian jalan yang
mendekati persimpangan dan dilengkapi dengan
Marka Membujur berupa garis putus-putus untuk
menunjukan arah tujuan kendaraan.

(2) Marka Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dapat ditempatkan pada bagian jalan yang memiliki
lebih dari 1 (satu) lajur.

Pasal 65

Marka Lambang berupa gambar sebagaimana sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 33 ditempatkan pada lajur yang
secara khusus diperuntukkan bagi lajur sepeda, sepeda
motor, atau mobil bus.

Pasal 66

Marka Lambang berupa segitiga sebagaimana sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 34 ditempatkan pada persimpangan
sebelum Marka Melintang berupa garis putus-putus yang
tidak dilengkapi dengan rambu larangan.

Pasal 67

Marka Lambang berupa tulisan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 35 ditempatkan pada permukaan jalan yang
digunakan untuk mempertegas penggunaan ruang jalan,
dengan ketentuan:
a. untuk mengatur lalu lintas atau memperingatkan atau
menuntun pemakai jalan, dapat dipergunakan kata-
kata yang menunjukkan nama tempat atau kata-kata
yang menunjukkan pesan mengenai keperluan khusus
seperti “STOP”, “KHUSUS BUS” dan “ZONA SELAMAT
SEKOLAH”; dan
b. bentuk huruf dan/atau angka ditempatkan memanjang
sesuai jurusan arah lalu lintas.

Pasal 68

(1) Marka Kotak Kuning sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 37 ditempatkan pada:
a. persimpangan; atau
b. lokasi akses jalan keluar masuk kendaraan
menuju instalasi gawat darurat, pemadam
kebakaran, penanggulangan huru hara, search and
rescue, dan ambulance.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
(2) Marka . . .
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 22 -

(2) Marka Kotak Kuning yang ditempatkan pada


persimpangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a digunakan untuk menyatakan kendaraan
dilarang berhenti di dalam area kotak kuning dalam
kondisi apapun.

(3) Marka Kotak Kuning yang ditempatkan pada lokasi


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
digunakan untuk menyatakan area bebas antrian
kendaraan pada lokasi akses jalan keluar masuk
kendaraan menuju instalasi gawat darurat, pemadam
kebakaran, penanggulangan huru-hara, search and
rescue, dan ambulance.

Pasal 69

(1) Marka untuk menyatakan tempat penyeberangan


pejalan kaki sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40
ayat (1) huruf a ditempatkan pada:
a. persimpangan jalan; dan/atau
b. ruas jalan di sekitar pusat kegiatan, antara lain
berupa pasar, kawasan industri, sekolah, tempat
ibadah, dan tempat hiburan.

(2) Marka untuk menyatakan tempat penyeberangan


pesepeda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat
(1) huruf b ditempatkan pada ruas jalan.

(3) Dalam hal arus lalu lintas kendaraan dan arus pejalan
kaki cukup tinggi, marka untuk menyatakan tempat
penyeberangan pejalan kaki dan pesepeda
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dapat dilengkapi dengan alat pemberi isyarat lalu
lintas.

Pasal 70

Marka larangan parkir atau berhenti di jalan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 43 ditempatkan pada sisi jalur lalu
lintas.

Pasal 71

(1) Marka peringatan perlintasan sebidang antara jalan rel


dan jalan yang dinyatakan dengan Marka Melintang
berupa garis utuh sebagai batas berhenti kendaraan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1)
ditempatkan pada jarak paling sedikit 4,50 (empat
koma lima) meter dari jalur kereta api.

(2) Marka peringatan perlintasan sebidang antara jalan rel


dan jalan yang dinyatakan dengan Marka Lambang
berupa tanda silang dan tulisan “KA” sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 44 ayat (2) ditempatkan pada
jarak 10 (sepuluh) meter dari Marka Melintang utuh
sebagai tanda garis berhenti.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh denganPasalmemindai72QR.Code,
..
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 23 -

Pasal 72

(1) Marka lajur sepeda dan marka lajur sepeda motor


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 dan Pasal 47
ditempatkan pada sisi kiri arah lalu lintas.

(2) Marka lajur khusus bus sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 46 ditempatkan pada lajur yang diperuntukkan
secara khusus bagi keperluan mobil bus.

(3) Marka lajur sepeda, marka lajur sepeda motor, dan


marka lajur khusus bus sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) dipasang pada lajur yang dapat
digunakan secara bersamaan dengan lalu lintas umum
lainnya.

Pasal 73

Marka jalan keluar masuk lokasi pariwisata sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 49 ditempatkan minimal 50 (lima
puluh) meter sebelum pintu masuk lokasi pariwisata.

Pasal 74

Marka jalan keluar masuk pada lokasi gedung dan pusat


kegiatan yang digunakan untuk jalur evakuasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ditempatkan pada:
a. pintu akses gedung dan pusat kegiatan; dan/atau
b. ruas jalan untuk daerah lokasi rawan bencana.

Pasal 75

Marka kewaspadaan dengan efek kejut sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 51 ditempatkan pada Marka
Membujur di lokasi rawan kecelakaan.

Bagian Ketiga
Tata Cara Pemeliharaan

Pasal 76

(1) Pemeliharaan Marka Jalan dilakukan dengan cara:


a. berkala; dan
b. insindentil.

(2) Pemeliharaan berkala sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) huruf a adalah mengganti Marka Jalan yang
rusak dengan yang baru untuk dapat memberi
jaminan keamanan atau keselamatan bagi pengguna
jalan.

(3) Pemeliharaan insidentil sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) huruf b meliputi:
a. melakukan pemantauan terhadap unjuk kerja
Marka Jalan dan penggantian bila tidak sesuai
dengan fungsinya; dan

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperolehb.dengan memindai QR.Code,
melakukan ..
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 24 -

b. melakukan penentuan dan penetapan jenis dan


jumlah Marka Jalan yang memerlukan
pemeliharaan dan perbaikan.

Bagian Keempat
Tata Cara Penghapusan

Pasal 77

(1) Persyaratan penghapusan Marka Jalan ditentukan


berdasarkan:
a. umur teknis;
b. kebijakan pengaturan lalu lintas; dan
c. keberadaan fisik marka.

(2) Umur teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


huruf a paling lama 2 (dua) tahun.

(3) Kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf


b dilakukan apabila terjadi perubahan pengaturan lalu
lintas yang ditentukan oleh pejabat yang berwenang.

(4) Keberadaan fisik Marka Jalan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) huruf c meliputi:
a. pelapisan ulang perkerasan jalan; dam
b. hilang.

(5) Penghapusan Marka Jalan dilakukan berdasarkan


penilaian kinerja oleh Pejabat sesuai dengan
kewenangannya.

(6) Tata cara penilaian kinerja sebagaimana dimaksud


pada ayat (5) ditetapkan oleh Direktur Jenderal.

BAB IV
PEMBUATAN MARKA JALAN

Pasal 78

(1) Pembuatan Marka Jalan dilakukan oleh badan usaha


yang telah memenuhi persyaratan:
a. spesifikasi teknis bahan;
b. bahan, perlengkapan dan peralatan produksi; dan
c. sumber daya manusia yang berkompenten di
bidang perlengkapan jalan.

(2) Untuk memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dilakukan penilaian oleh Direktur
Jenderal.

(3) Badan usaha yang telah memenuhi persyaratan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didaftar di
Direktorat Jenderal sebagai badan usaha pembuat
Marka Jalan.

(4) Tata cara penilaian dan pendaftaran sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan oleh
Direktur Jenderal.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai
BAB VQR. Code,..
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 25 -

BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 79
Marka Jalan yang telah dipasang sebelum Peraturan
Menteri ini berlaku dinyatakan tetap berlaku dan wajib
menyesuaikan dengan ketentuan yang diatur dalam
Peraturan Menteri ini paling lama 2 (dua) tahun terhitung
sejak Peraturan Menteri ini mulai berlaku.
BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 80
Direktur Jenderal melakukan pembinaan dan pengawasan
teknis atas pelaksanaan Peraturan Menteri ini.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 81
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan
Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun 1993 tentang
Marka Jalan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 82
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 4 September 2014
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
E.E. MANGINDAAN
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 4 September 2014
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 1244
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Hukum dan KSLN

DR.UMAR ARIS, SH, MM, MH


Pembina Utama Muda (IV/c)
NIP. 19630220 198903
Dokumen ini telah 1 001
ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR PM 34 TAHUN 2014
TENTANG
MARKA JALAN

GAMBAR 1
PAKU JALAN

A. PAKU JALAN BERBENTUK BULAT

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
-2-

B. PAKU JALAN BERBENTUK SEGIEMPAT

150 mm
warna o
putih/kuning 45
20 mm
/merah

100 mm
70 mm

30 mm

100 mm
R
warna 15
putih/kuning
merah o
30 20 mm

100 mm
60 mm

30 mm

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
-3-

GAMBAR 2
ALAT PENGARAH LALU LINTAS

Retroreflective
Band

Keadaan malam hari dan/atau Jalan


bebas hambatan Siang hari dan Kecepatan Rendah
(=50 km/jam) Jalan raya ( < 50 km/jam)

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
-4-

GAMBAR 3
PEMBAGI LAJUR ATAU JALUR

ALL DIME NS ION ARE IN MILLIME TRE S


UNLE SS OTHE RWIS E NOTE D
5-10mm

25R 25R

13MM FILLE T A 13MM FILLE T

A
25 5
5R

R
25

SIDE VIEW
13MM FILLE T

(m i n )

25R 25R

SERV.
ROAD (m i n )

HIGHWAY

SECTION A-A VIEW

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
-5-

GAMBAR 4
BENTUK DAN UKURAN MARKA MEMBUJUR

Berfungsi sebagai Garis Tepi,


a. Tepi perkerasan jalan
b. Tepi perkerasan luar
c. Garis pada jalur tepian (Margin Strip)

TEPI PERKERASAN DALAM x x


12 cm

TEPI PERKERASAN LUAR x x


12 cm

x x

TEPI PADA JALUR (MARGINAL STRIP) x x


12 cm

Berfungsi sebagai Garis Pengarah pada persilangan sebidang

UNTUK PENGARAH PADA PERSIMPANGAN


WARNA GARIS PUTIH
GARIS PENGARAH

12 cm

Diukur dari Stop Line


Min. 20 m

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
-6-

GAMBAR 5
BENTUK DAN UKURAN MARKA MEMBUJUR

Berfungsi sebagai garis dilarang pindah jalur.

Dipasang pada tempat tertentu atau pada daerah tikungan dengan jarak
pandang yang kurang memadai.

12 cm
x

x x

min. 10 cm
maks. 18 cm x x x x

PERMUKAAN JALAN

PEMISAH JALUR

DETAIL
Min. 2mm
Maks. 6 mm

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
-7-

GAMBAR 6
BENTUK DAN UKURAN MARKA MEMBUJUR

a. Jalan 2 jalur, 2 arah dengan lebar > 550 cm.

V = <60 Km/jam 12 cm
x
3m 5m 3m 5m 3m

b. Jalan lebih dari dua jalur

V = >60 Km/jam 12 cm
x
5m 8m 5m

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
-8-

GAMBAR 7
BENTUK DAN UKURAN MARKA MEMBUJUR

Berfungsi sebagai garis peringatan pada jalur percepatan/perlambatan


sebelum pendekat penghalang (aproach line) atau pada garis dilarang menyiap
di tikungan.

15 cm
3m 1,5 m 3m 1,5 m 3m

GRS.PERINGATAN
MIN. 50 m
GRS.PEMISAH GRS. PENDEKAT

GARIS PERINGATAN

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
-9-

GAMBAR 8
BENTUK MARKA MEMBUJUR

Berfungsi untuk menyatakan:


a. lalu lintas yang berada pada sisi garis putus-putus dapat melintasi garis ganda
tersebut;
b. lalu lintas yang berada pada sisi garis utuh dilarang melintasi garis ganda
tersebut.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 10 -

GAMBAR 9
BENTUK DAN UKURAN MARKA MELINTANG

Marka Huruf dan Angka

Marka Huruf dan Angka ini dipakai untuk mempertegas perintah/petunjuk


dan biasa dipasang bersama Marka lainnya.

min. 20 cm
r
maks. 30 cm

JALAN UTAMA
STOP

a b
c
d
Jalan Penghubung

1 m - 2,5m

Keterangan :
a. Lihat standar pemisah jalur
b. Lihat standar garis pengarah
c. Lihat standar garis stop
d. Lihat standar garis

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 11 -

GAMBAR 10
BENTUK DAN UKURAN MARKA MELINTANG

Digunakan pada pertemuan berprioritas.

JALAN UTAMA
1 m - 2,5m (YANG DIPRIORITASKAN)

60 cm
30 cm
60 cm
30 cm
60 cm

JALAN UTAMA
30 cm
60 cm
Jalan Penghubung

x Keterangan: - Bila jalan utama menggunakan


Kereb, “YIELD LINE” dipasang
- Satu Garis dengan Kereb
- Bila tanpa kereb, dipasang pada
jarak minim 60 cm dari jalur lalu
lintas

d y
60 km/jam : x = 50 cm
y=6 xm
z=2 xm
d = 15 cm

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 12 -

GAMBAR 11
BENTUK DAN UKURAN MARKA MELINTANG

Marka Pengarah Lalu Lintas dipasang di daerah sebelum dan sesudah adanya
penghalang, yang berfungsi sebagai pengarah lalu lintas.

Arah Panah digambar menghadap arah lalu lintas.

1 m

15 cm

30 cm

1 m

15 cm

30 cm

2 m

15 cm

30 cm

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 13 -

GAMBAR 12
BENTUK DAN UKURAN MARKA LAMBANG

Tanda panah
(tanda pengarah lajur)

2m 3m

5 0 cm
20 cm

3 0 cm
10 cm 90 cm 70 cm

30 cm
15 cm

1,4 m 1,1 m
3 0 cm 3 5 c m

3 0 Cm

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 14 -

GAMBAR 13
UKURAN TULISAN MARKA LAMBANG

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 15 -

GAMBAR 14
BENTUK UKURAN MARKA KUNING

Bentuk Marka Kotak Kuning Pada Persimpangan

10 cm - 18 cm

10 cm - 18 cm

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 16 -

GAMBAR 15
BENTUK UKURAN MARKA KUNING

Bentuk Marka Kotak Kuning Pada Ruas Jalan

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 17 -

GAMBAR 16
BENTUK DAN UKURAN MARKA LAINNYA

Bentuk Tempat Penyebrangan Untuk Pejalan Kaki


Tempat Penyeberangan (Zebra Cross)
Zebra cross selalu dibuat bersama-sama Garis Stop dengan daerah
penempatan terutama pada:

Persilangan Tegak Lurus

JALUR LALU LINTAS

30 cm
30 cm

30 cm 30 cm
Min. 2,5 m 1m

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 18 -

GAMBAR 17
BENTUK DAN UKURAN MARKA LAINNYA

Bentuk Tempat Penyeberangan Untuk Pejalan Kaki


Tempat Penyeberangan dengan APILL Penyeberang Jalan (Pelican Crossing)

2,5 m 1 m

Tempat Penyeberangan (Zebra Cross) tanpa Pelican Crossing

2,5 m 1 m

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 19 -

GAMBAR 18
BENTUK DAN UKURAN MARKA LAINNYA

Bentuk Tempat Penyeberangan Untuk Pesepeda


Jalan satu arah

1,8 m
1,8 m

30 cm

30 cm

Jalan dua arah

3 m

3 m

30 cm

30 cm

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 20 -

GAMBAR 19
BENTUK DAN UKURAN MARKA LAINNYA

Bentuk Marka Larangan Parkir Atau Berhenti

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 21 -

GAMBAR 20
BENTUK DAN UKURAN MARKA LAINNYA

Marka Jalan Pada Perlintasan Sebidang Dengan Jalan Kereta Api


15 m 6m 10 m

4,
5m
12 cm
30 cm

30 cm
4,5
m 12 cm

2,4 m

60 cm 60 cm

1,5 m

6m
30 cm

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara.
Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code, memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses
tautan berikut https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 22 -

GAMBAR 21
BENTUK DAN UKURAN MARKA LAINNYA

Bentuk Lajur Khusus Sepeda

3m

6m

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 23 -

GAMBAR 22
BENTUK DAN UKURAN MARKA LAINNYA

Bentuk Lajur Khusus Bus

LAJUR
BUS
KHUSUS
KHUSUS
BUS
LAJUR

LAJUR
BUS
KHUSUS
KHUSUS
BUS
LAJUR

LAJUR
BUS
GAMBAR 23
KHUSUS
KHUSUS
BUS
LAJUR
BENTUK DAN UKURAN MARKA LAINNYA

Bentuk Lajur Khusus Sepeda Motor

LAJUR
BUS
KHUSUS
KHUSUS
BUS
LAJUR

SEPARATOR SEPARATOR
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
MEDIAN
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 24 -

GAMBAR 23
BENTUK DAN UKURAN MARKA LAINNYA

Bentuk Lajur Khusus Sepeda Motor

1,5 m

50 m

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 25 -

GAMBAR 24
BENTUK DAN UKURAN MARKA LAINNYA

Bentuk Marka Jalur Evakuasi

JALUR JALUR JALUR


EVAKUASI EVAKUASI EVAKUASI

50 m

JALUR JALUR JALUR


EVAKUASI 2 m EVAKUASI EVAKUASI

GAMBAR 25

BENTUK DAN UKURAN MARKA LAINNYA

Bentuk Lajur Khusus Pariwisat

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 26 -

GAMBAR 25
BENTUK DAN UKURAN MARKA LAINNYA

Bentuk Lajur Khusus Pariwisata

Min. 50 m
KAWASAN
PARIWISATA

KAWASAN
KAWASAN
KAWASAN
KAWASAN
KAWASAN
KAWASAN

PARIWISATA
PARIWISATA
PARIWISATA
PARIWISATA
PARIWISATA
PARIWISATA

KAWASAN 6m 2m
KAWASAN
KAWASAN

PARIWISATA
PARIWISATA
PARIWISATA

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 27 -

GAMBAR 26
BENTUK DAN UKURAN MARKA LAINNYA

Bentuk Marka Kewaspadaan Dengan Efek Kejut

Base Line Tebal = 2.6 mm


30 Rib = 30 x 50 x 8 mm (P x L x T )

50
2.6
10.68
2.6

30 Rib = 30 x 50 x 8 mm (P x L x T )
Base Line Tebal = 2.6 mm

50
20
50 120

dalam milimeter

MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

E.E. MANGINDAAN

Salinan sesuai dengan aslinya


Kepala Biro Hukum dan KSLN

DR.UMAR ARIS, SH, MM, MH


Pembina Utama Muda (IV/c)
NIP. 19630220 198903 1 001
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR PM 67 TAHUN 2018
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN
NOMOR PM 34 TAHUN 2014 TENTANG MARKA JALAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor


PM 34 Tahun 2014 tentang Marka Jalan telah diatur
warna marka tanda berwarna putih untuk marka
membujur;
b. bahwa untuk memberikan identifikasi dan ciri jalan
nasional, perlu dilakukan perubahan terhadap warna
marka tanda berupa marka membujur pada jalan
nasional;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Perhubungan tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 34 Tahun
2014 tentang Marka Jalan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu


Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5025);

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 2 -

2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang


Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 193,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5468);
3. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);
4. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 34 Tahun
2014 tentang Marka Jalan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 1244);
5. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 1844) sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 56 Tahun 2018 tentang Perubahan Keempat
atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189
Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 814);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN
NOMOR PM 34 TAHUN 2014 TENTANG MARKA JALAN.

Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 34 Tahun 2014 tentang Marka Jalan, diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:

1. Ketentuan Pasal 16 ayat (2) diubah dan ditambahkan


2 (dua) ayat yakni ayat (3) dan ayat (4) sehingga berbunyi
sebagai berikut:

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 3 -

Pasal 16
(1) Marka Membujur sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 huruf a terdiri atas:
a. garis utuh;
b. garis putus-putus;
c. garis ganda yang terdiri dari garis utuh dan
garis putus-putus;dan
d. garis ganda yang terdiri dari dua garis utuh.
(2) Marka membujur sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berwarna:
a. putih dan kuning untuk jalan nasional; dan
b. putih untuk jalan selain jalan nasional.
(3) Marka membujur berwarna kuning sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a berupa:
a. garis utuh dan/atau garis putus-putus sebagai
pembatas dan pembagi jalurjdan
b. garis utuh sebagai peringatan tanda tepi jalur
atau lajur lalu lintas sisi kanan.
(4) Marka membujur berwarna putih sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a berupa:
a. garis putus-putus sebagai pembagi lajur; dan
b. garis utuh sebagai peringatan tanda tepi jalur
atau lajur lalu lintas sisi kiri.

2. Diantara Pasal 79 dan Pasal 80 disisipkan 1 (satu) Pasal


yakni Pasal 79A, sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 79A
Marka membujur pada jalan nasional yang telah
dipasang sebelum Peraturan Menteri ini berlaku
dinyatakan tetap berlaku dan wajib menyesuaikan dalam
jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun sejak Peraturan
Menteri ini diundangkan.

3. Lampiran Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 34


Tahun 2014 tentang Marka Jalan diubah sehingga
menjadi tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 4 -

Pasal II
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 16 Juli 2018

MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BUDI KARYA SUMADI

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 18 Juli 2018

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2018 NOMOR 908

Salinan sesuai dengan aslinya

3IRO HUKUM,

rama Muda (IV/c)


>1023 199203 1 003

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2018
TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 34
TAHUN 2014 TENTANG MARKA JALAN

G AM BAR 1
PAKU JALAN

A. PAKU JALAN B E R BENTU K BULAT

Ukuran : mm

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 2 -

B. PAKU JALAN B ER BENTU K SEGIEM PAT

150 mm
warna

20 mn

100 mm
wama

20 mm

60 mm

30 mm

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 3 -

GAM BAR 2
ALAT PENGARAH LALU LINTAS

Retroreflectlve
Band

Keadaan malam hari dan/atau Jalan


bebas hambatan Siang hari dan Kecepatan Rendah
(=50 km /jam ) Jalan raya (< 50 km/jam)

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 4-

GAM BAR 3
PEM BAGI LAJUR ATAU JALUR

A U DIMENSION ARE IN MILLIMETRES

SECTION A-A V IE W

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 5 -

GAMBAR 4
BENTUK DAN UKURAN MARKA MEMBUJUR

Berfungsi sebagai Garis Tepi,


a. Tepi perkerasan jalan
b. Tepi perkerasan luar
c. Garis pada jalur tepian (Margin Strip)

TEPI PERKERASAN DALAM


■ ■ ------

TEPI PERKERASAN LUAR


i ------- ------

TEPI PADA JALUR (M ARG INAL STRIP)


i' '

Berfungsi sebagai Garis Pengarah pada persilangan sebidang

U N TU K PENG ARAH PADA PERSIM PANG AN


W A R N A GARIS PUTIH

GARIS PENGARAH

x 12 cm

Diukur dari Stop Line

Min. 20 m

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
-6-

GAM BAR 5
BENTU K D A N UK U R AN MARKA M E M B U JU R

Berfungsi sebagai garis dilarang pindah jalur.

Dipasang pada tempat tertentu atau pada daerah tikungan dengan


jarak pandang yang kurang memadai.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 7-

GAM BAR 6
BENTUK D A N UKURAN MARKA M E M B U J U R

a. Jalan 2 jalur, 2 arah dengan lebar> 550 cm.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 8 -

GAMBAR 7
BENTUK DAN UKURAN MARKA MEMBUJUR

Berfungsi sebagai garis peringatan pada jalur


percepatan/perlambatan sebelum pendekat penghalang (aproach line)
atau pada garis dilarang menyiap di tikungan.

GRS.PEMISAH GRS. PENDEKAT

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 9 -

GAMBAR 8
WARNA MARKA MEMBUJUR JALAN NASIONAL

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
-11 -

Keterangan: m erupakan simbol arah lalu lintas

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 12 -

GAMBAR 9
WARNA MARKA MEMBUJUR SELAIN JALAN NASIONAL

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 14 -

Keterangan: * m erupakan simbol arah lalu lintas

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 15 -

GAMBAR 10
BENTUK DAN UKURAN MARKA MELINTANG

Marka Huruf dan Angka

Marka Huruf dan Angka ini dipakai untuk mempertegas


perintah/petunjuk dan biasa dipasang bersama Marka lainnya.

Keterangan :
a. Lihat standar pemisah jalur;
b. Lihat standar garis pengarah;
c. Lihat standar garis stop;
d. Lihat standar garis.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 16 -

GAMBAR 11
BENTUK DAN UKURAN MARKA MELINTANG

Digunakan pada pertemuan berprioritas.

JALAN UTAMA
1 m-^Sm (YANG DIPRIORITASKAN)

80 cm
30 cm
60 cm
I- 3 0 cm
60 cm
h3 0 cm
60 cm

K eterangan: - Bila ja la n utam a m enggunakan


K ereb, “Y IE L D L IN E ” dipasang
- Satu G aris d en g an Kereb
- Bila tan p a kereb, dipasang p ada
ja ra k minim 6 0 cm dari ja lu r lalu
lintas

0 0 km/Jam : x = 50 cm
y = 0 x m
z = 2xm
d= 15 cm

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 17 -

G AM BAR 12
B ENTU K D AN UKURAN MARKA M ELINTANG

Marka Pengarah Lalu Lintas dipasang di daerah sebelum dan


sesudah adanya penghalang, yang berfungsi sebagai pengarah lalu
lintas.

Arah Panah digambar menghadap arah lalu lintas.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 18 -

GAMBAR 13
BENTUK DAN UKURAN MARKA LAMBANG

Tanda panah
(tanda pengarah lajur)

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 19 -

GAMBAR 14
UKURAN TULISAN MARKA LAMBANG
1 .6 m
"
__

i iib iib ii, » iibibi 'i iiibib m aum n naia 11 ibiibi a iib ib ^ibihbiii h ib ii b
, 1.6 m

I IIBIIBII IIi IIBIBI L 9IBIB lir Blflll .JIBIB BII IBIIBI . BIBIfllk BUfllH HIBII B
I "HIBII U IIBIBI II (IIBIBI w HIBII IIIBIBIBl ilBIIBI 1 IIBIB'» IIIHIII HIBII *
HH1; o i i m m 11UTII iu h : mrinwi miririi m i n;n 1111 n
1.6 m
.
1,6 m

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 20-

GAMBAR 15
BENTUK UKURAN MARKA KUNING
Bentuk Marka Kotak Kuning Pada Persimpangan

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 21 -

G AM BAR 16
B ENTU K UK U R AN MARKA K UN IN G

Bentuk M arka Kotak Kuning Pada R uas Jalan

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 22 -

GAMBAR 17
BENTUK DAN UKURAN MARKA LAINNYA
Bentuk Tempat Penyebrangan U ntuk Pejalan Kaki
Tempat Penyeberangan (Zebra Cross) Zebra cross
selalu dibuat bersama-sama Garis Stop dengan daerah penempatan
terutama pada:

Persilangan Tegak Lurus

M in. 2.6 m ___________ | 1m j” " " f 0” 7

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 23 -

Tempat Penyeberangan (Zebra Cross)


Zebra cross selalu dibuat bersama-sama Garis Stop dan dapat berupa
dua buah marka melintang tegak lurus terhadap sumbu jalan
khusus pada persimpangan jalan yang dilengkapi dengan APILL.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 24 -

GAMBAR 18
BENTUK DAN UKURAN MARKA LAINNYA

Bentuk Tempat Penyeberangan U ntuk Pejalan Kaki


Tempat Penyeberangan dengan APILL Penyeberang Jalan (Pelican
Crossing)

Tempat Penyeberangan (Zebra Cross) tanpa Pelican Crossing

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 25 -

GAM BAR 19
BENTU K D A N UK U R AN MARKA LAINNYA

Bentuk Tempat Penyeberangan U ntuk Pesepeda


Jalan satu arah

i I
30 r,m
Jalan dua arah

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 26 -

GAMBAR 20
BENTUK DAN UKURAN MARKA LAINNYA

Bentuk M arka Larangan Parkir Atau Berhenti

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
27

GAMBAR 21
BENTUK DAN UKURAN MARKA LAINNYA
Marka Jalan Pada Perlintasan Sebidang Dengan Jalan Kereta Api

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital
yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code, memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
GAMBAR 22
BENTUK DAN UKURAN MARKA LAINNYA

Bentuk Lajur K husus Sepeda


i
1
1
1
1
1
1
1
1
cfe 1
1
1
1
___ 1
___

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
29

GAMBAR 23
BENTUK DAN UKURAN MARKA LAINNYA

Bentuk Lajur K husus B u s

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 30-

GAMBAR 24
BENTUK DAN UKURAN MARKA LAINNYA
Bentuk Lajur Khusus Sepeda Motor

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 31 -

GAMBAR 25
BENTUK DAN UKURAN MARKA LAINNYA

Bentuk Marka Jalur Evakuasi

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 32 -

GAMBAR 26
BENTUK DAN UKURAN MARKA LAINNYA

Bentuk Lajur Khusus Pariwisata

Sm 2m

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
- 33 -

G AM B AR 27
B E N T U K D AN U K U R AN M AR K A LA IN N Y A

B en tu k M ark a K ew aspadaan D engan E fek K ejut

MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.

BUDI KARYA SUMADI

Salinan sesuai dengan aslinya

JIRO HUKUM,

cama Muda (IV/c)


»1023 199203 1 003

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
Designation: E 1710 – 97
AMERICAN SOCIETY FOR TESTING AND MATERIALS
100 Barr Harbor Dr., West Conshohocken, PA 19428
Reprinted from the Annual Book of ASTM Standards. Copyright ASTM

Standard Test Method for


Measurement of Retroreflective Pavement Marking Materials
with CEN-Prescribed Geometry Using a Portable
Retroreflectometer1
This standard is issued under the fixed designation E 1710; the number immediately following the designation indicates the year of
original adoption or, in the case of revision, the year of last revision. A number in parentheses indicates the year of last reapproval. A
superscript epsilon (e) indicates an editorial change since the last revision or reapproval.

1. Scope Performance for Road Users3


1.1 This test method covers measurement of the retroreflec- 3. Terminology
tive properties of horizontal pavement marking materials
containing retroreflecting beads, such as traffic stripes and 3.1 The terminology used in this test method generally
surface symbols, using a portable retroreflectometer that can be agrees with that used in Terminology E 284.
placed on the road delineation to measure the retroreflection at 3.2 Definitions—The delimiting phrase “in retroreflection”
a prescribed geometry. applies to each of the following definitions when used outside
the context of this or other retroreflection test methods:
NOTE 1—The restriction to bead based materials is for the purpose of 3.2.1 coeffıcient of retroreflected luminance, R L, n—the
ensuring a sufficiently gradual optical response function (from points of
ratio of the luminance, L, of a projected surface to the normal
the source aperture to points of the receiver aperture) to allow generous
sized instrument source and receiver apertures. illuminance, E', at the surface on a plane normal to the
incident light, expressed in candelas per square metre per lux
1.2 The entrance and observation angles of the retroreflec- −2
(cd·m ·lx−1).
tometer affect the readings. As specified by the European 3.2.1.1 Discussion—Because of the low luminance of pave-
Committee for Standardization (CEN), the entrance and obser- ment markings, the units used commonly are millicandelas per
vation angles shall be 88.76° and 1.05°, respectively. square metre per lux (mcd·m −2·lx−1).
1.3 This test method is intended to be used for field 3.2.2 co-entrance angle, bC, n—the complement of the
measurement of pavement markings but may be used to entrance angle (90° − b).
measure the performance of materials on sample panels before 3.2.3 co-viewing angle, nC, n—the complement of the
placing the marking material in the field. viewing angle (90° − n).
1.4 This standard does not purport to address all of the 3.2.4 entrance angle, b, n—the angle between the illumi-
safety concerns, if any, associated with its use. It is the nation axis and the retroreflector axis.
responsibility of the user of this standard to establish appro- 3.2.5 observation angle, a, n—the angle between the illu-
priate safety and health practices and determine the applica- mination axis and the observation axis.
bility of regulatory limitations prior to use. 3.2.6 portable retroreflectometer, n—a hand-held instru-
2. Referenced Documents ment that can be used in the field or laboratory for measure-
ment of retroreflectance.
2.1 ASTM Standards: 3.2.6.1 Discussion—In this test method, “portable retrore-
D 4061 Test Method for Retroreflectance of Horizontal flectometer” refers to a hand-held instrument that can be placed
Coatings2 over roadway delineation to measure the coefficient of retrore-
E 284 Terminology of Appearance2 flected luminance with a prescribed geometry.
E 809 Practice for Measuring Photometric Characteristics 3.2.7 presentation angle, g, n—the angle between the ob-
of Retroreflectors2 servation half-plane and the half-plane that originates on the
2.2 Other Standard: illumination axis and that contains the retroreflector axis.
CEN EN 1436 Road Marking Materials—Road Marking 3.2.8 instrument standard, n—working standard used to
standardize the portable retroreflectometer.
3.2.9 retroreflection, n—a reflection in which the reflected
1
This test method is under the jurisdiction of ASTM Committee E-12 on
rays are returned preferentially in directions close to the
Appearance and is the direct responsibility of Subcommittee E12.10 on Retrore- opposite of the direction of the incident rays, this property
flection.
Current edition approved Dec. 10, 1997. Published September 1998. Originally
published as E 1710 – 95. Last previous edition E 1710 – 95a.
2
Annual Book of ASTM Standards, Vol 06.01. 3
Available from European Committee for Standardization, Central Secretariat
(CEN), rue de Stassart 36, B1050 Brussels, Belgium.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
1
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
E 1710
being maintained over wide variations of the direction of the any stray light from entering the measurement area of the
incident rays. instrument and affecting the reading.
3.2.10 viewing angle, n—the angle between the retroreflec- 6.1.3 For the convenience of the user, a marking shall be
tor axis and the observation axis. placed on the instrument to permit it to be aligned with the
3.2.10.1 Discussion—The retroreflector axis for pavement direction of traffic.
markings is normal to the marking. 6.2 Light Source Requirements:
6.2.1 The projection optics shall be such that the distribu-
4. Summary of Test Method tion of the illuminance over the measurement area will be
4.1 This test method involves the use of commercial por- within 10 % of the average illuminance.
table retroreflectometers for determining the coefficient of 6.2.2 The aperture angle of the light source as determined
retroreflected luminance of horizontal coating materials used in from the center of the measurement area shall not be larger
pavement markings. than a rectangle subtending 10 min of arc (0.17°) by 20 min of
4.2 The entrance angle is fixed at 88.76° (co-entrance angle arc (0.33°).
1.24°). 6.2.2.1 Rectangle aperture dimensions are given with the
4.3 The observation angle is fixed at 1.05°. first side parallel to the observation half plane.
4.4 The presentation angle shall be 0°.
NOTE 2—The maximum source aperture dimensions are in agreement
4.5 The portable retroreflectometers use either a built-in
with CEN EN 1436. There is experimental evidence that for this test
reference white for standardization or use an external panel of method, using this maximum source aperture together with the maximum
known coefficient of retroreflected luminance, or both. receiver aperture in 6.3.3 produces RL measurements within 1.5 % of those
4.6 The retroreflectometer is placed directly over the pave- using two 10-min circular apertures as specified in Test Method D 4061.
ment marking to be measured, ensuring that the measurement
6.3 Receiver Requirements:
area of the retroreflectometer fits within the width of the stripe,
6.3.1 The receiver shall have sufficient sensitivity and range
and the reading displayed by the retroreflectometer is recorded.
to accommodate coefficient of retroreflected luminance values
4.7 The retroreflectometer is then moved to other positions
expected in use, typically 1 to 2000 mcd·m−2·lx −1.
on the pavement marking, and the readings are recorded and
6.3.2 If the retroreflectometer is intended to be used for
averaged.
measurement of marking materials other than white, the
4.8 Readings shall be taken and averaged in each direction
combined spectral distribution of the light source and the
of traffic for a centerline.
spectral responsivity of the receiver shall match the combined
5. Significance and Use spectral distribution of CIE Illuminant A and the V (l) spectral
5.1 The quality of the stripe is determined by the coefficient luminosity function according to the following criterion: For
of retroreflected luminance, RL, and depends on the materials any choice of plano parallel colored absorptive filter mounted
used, age, and wear pattern. These conditions shall be observed in front of a white retroreflective sample, the ratio of the RL
and noted by the user. measured with the filter to the RL measured without the filter
5.2 Under the same conditions of illumination and viewing, shall be within 10 % of the Illuminant A luminous transmit-
larger values of RL correspond to higher levels of visual tance of an air-spaced pair of two such filters.
performance. 6.3.3 The aperture of the receiver as determined from the
5.3 Retroreflectivity of pavement (road) markings degrade center of the measurement area shall not be larger than a square
with traffic wear and require periodic measurement to ensure subtending 20 min of arc (0.33°) by 20 min of arc (0.33°).
that sufficient line visibility is provided to drivers. NOTE 3—The maximum receiver aperture dimensions are in agreement
5.4 For a given viewing distance, measurements of RL made with CEN EN 1436. There is experimental evidence that for this test
with a retroreflectometer having a geometry corresponding to method, using this maximum receiver aperture together with the maxi-
that viewing distance are a good indicator of the visual ranking mum source aperture in 6.2.2 produces RL measurements within 1.5 % of
those using two 10-min circular apertures as specified in Test Method
of material measured. D 4061.
5.5 As specified by CEN, the measurement geometry of the
instrument is based on centerline markings, a viewing distance 6.3.4 Instruments with annular apertures are not recom-
of 30 m, an eye height of 1.2 m, and a headlight mounting mended for measuring pavement markings.
height of 0.65 m. 6.3.5 The combined stability of the output of the light
5.6 It shall be the responsibility of the user to employ an source and receiver shall be such that readings will not change
instrument having the specified observation and entrance more than6 1 % after 10 s when the retroreflectometer is in
angles. contact with the pavement marking and ready to measure.
6.3.6 The linearity of the retroreflectometer photometric
6. Apparatus scale over the range of readings expected shall be within 2 %.
6.1 Portable Retroreflectometer: Correction factors may be used to ensure a linear response. A
6.1.1 The retroreflectometer shall be portable, with the method for determining linearity is found in Annex A2 of
capability of being placed on various horizontal pavement Practice E 809.
markings in different locations. 6.4 Measurement Geometry:
6.1.2 The retroreflectometer shall be constructed so that 6.4.1 The light source and receiver may be either at optical
placement on the highway
Dokumen pavement markings will
ini telah ditandatangani preclude
secara infinity or atsertifikat
elektronik menggunakan a finiteelektronik
distanceyang
from the measurement
diterbitkan area, and
oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
2
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
E 1710
they shall be separated from each other by a distance corre- instrument standard consisting of a separate panel of marking
sponding to an observation angle of 1.05 6 0.02°. material with a known and reproducible coefficient of retrore-
6.4.2 The entrance angle of the retroreflectometer shall be flected luminance measured at the same geometry as used in
88.76° 6 0.02° with respect to the entrance aperture plane. the portable retroreflectometer. The instrument standard shall
6.4.3 The presentation angle of the retroreflectometer shall be standardized in accordance with Test Method D 4061, with
be 0° and shall be stated in the instrument specifications. the datum mark indicated on the standard. The instrument
6.4.4 See Fig. 1 for a diagram of the optics geometry. standard panel(s) shall have a standardization value of the
coefficient of retroreflected luminance, R L, within the expected
7. Sampling
pavement marking range. The standardization values shall be
7.1 The number of readings to be taken at each test location maintained by checking against other standards or using Test
and the spacing between test locations shall be specified by the Method D 4061 sufficiently often to ensure that no large
user. uncertainties in the measurement can occur.
7.2 Recommendations concerning the number of readings 8.2 Subsequent to this standardization, an internal or sec-
and spacing will be made in a later revision of this test method. ondary reference surface, either diffuse white or retroreflecting
8. Standardization surface, may be used to maintain the standardization of the
instrument during brief periods of transport to the test site area.
8.1 The retroreflectometer shall be standardized using an
8.3 Note that transporting the instrument from an air con-
ditioned area to the test site may result in fogging of mirrors (if
any) in the instrument. If there is any doubt concerning the
calibration or the readings are not constant, allow the instru-
ment to reach ambient conditions and recalibrate with the
instrument standard.
9. Procedure
9.1 Use the manufacturer’s instructions for operation of the
retroreflectometer, which generally uses the following proce-
dure:
FIG. 1a Angles and apertures for non-collimating portable
retroreflectometer
9.1.1 Ambient temperature shall be not less than 4°C
(40°F).
9.1.2 The surface of the marking shall be clean and dry.
9.1.3 Turn on the retroreflectometer, and allow it to reach
equilibrium following the manufacturer’s instructions.
9.1.4 If the retroreflectometer has a zero-adjust control, set
the display to 0 6 2 in the least significant digit, with the
instrument placed on a very black low retroreflectance panel.
9.1.5 If a standard panel is used, standardize the retroreflec-
tometer by placing it on the instrument standard panel and
setting the standardization control to the standardized value for
FIG. 1b Angles and apertures for collimating optics portable that geometry.
retroreflectometer 9.1.6 For instruments with an internal reference surface,
insert that surface into the light path and read the signal from
the display. Record this reading.
9.1.7 Place the retroreflectometer squarely on the pavement
marking material, ensuring that the measurement area of the
retroreflectometer fits within the width of the stripe. The
reading direction of the retroreflectometer shall be placed in the
direction of traffic. Readings shall be taken for each direction
of traffic and averaged separately for centerlines.
9.1.8 Record the retroreflectometer reading, and then move
to other locations on the same sample set separated sufficiently
to provide meaningful data (typically 1 metre), and record the
FIG. 1c Angles and apertures for portable retroreflectometer results.
with collimating and beam splitter design 9.1.9 At intervals of one h or less, check the standardization
and readjust the setting if the reading of either the internal
FIG. 1 Optics Geometry Diagram for Portable Road Marking standard or instrument standard has changed by more than 5 %.
Reflectometer: a) Angles and Apertures for Non-Collimating
Portable Reflectometer; b) Angles and Apertures for Collimating 10. Test Report
Optics Portable Reflectometer; c) Angles and Apertures for
Portable Reflectometer with Collimating and Beam Splitter 10.1 Include the following in the test report:
DokumenDesign 10.1.1 Test
ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan date.elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
sertifikat
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
3
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A
E 1710
10.1.2 Average of the readings at each test location, ex- 11.1.1 Slight changes in the position of the retroreflectome-
pressed as millicandelas per square metre per lux ter on the traffic line may yield different readings.
(mcd·m−2·lx−1). The average of the readings shall be reported 11.1.2 Transverse lines may yield less uniform readings
for each traffic direction for centerlines. than longitudinal lines. Transverse lines have high wear in the
10.1.3 Geographical location of the test site, including wheel track area and less wear in the non-wheel track area.
distance from the nearest permanent site identification, such as
11.1.3 The refractive index of the glass spheres and their
a mileage marker or crossroad.
10.1.4 Identification of the pavement marking material depth of embedment as well as population on the pavement
tested: type, color, age, and transverse location on road (edge marking material will affect the readings.
line, first line, second line, and center). 11.1.4 The pigment loading of the binder, road films, dirt,
10.1.5 Identification of the instrument used. salt, dust, water, etc. will also affect the readings.
10.1.6 Value and date of standardization of the instrument 11.1.5 The entrance angle with respect to the specimen
standard panel used. plane will be affected by the physical characteristics of the
10.1.7 Entrance, viewing, and observation angles used to specimen.
obtain the readings.
10.1.8 Remarks concerning the overall condition of the line, 12. Precision and Bias
such as rubber skid marks, carryover of asphalt, snow plow
damage, and other factors that may affect the retroreflection 12.1 These data are under development.
measurement.
10.1.9 Ambient temperature. 13. Keywords

11. Sources of Error 13.1 pavement markings; portable retroreflectometers; ret-


roreflection
11.1 There are many factors that cause high variability when
taking readings in the field. Some of these are as follows:

The American Society for Testing and Materials takes no position respecting the validity of any patent rights asserted in connection
with any item mentioned in this standard. Users of this standard are expressly advised that determination of the validity of any such
patent rights, and the risk of infringement of such rights, are entirely their own responsibility.

This standard is subject to revision at any time by the responsible technical committee and must be reviewed every five years and
if not revised, either reapproved or withdrawn. Your comments are invited either for revision of this standard or for additional standards
and should be addressed to ASTM Headquarters. Your comments will receive careful consideration at a meeting of the responsible
technical committee, which you may attend. If you feel that your comments have not received a fair hearing you should make your
views known to the ASTM Committee on Standards, 100 Barr Harbor Drive, West Conshohocken, PA 19428.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi
Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code,
4
memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/2EFEB9AF3A
2EFEB9AF3A

You might also like