You are on page 1of 25

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan praktikum, manfaat praktikum dan sistematika penulisan.
I.1 Latar Belakang
Sketching secara umum dikenal sebagai bagan atau rencana dari sebuah
lukisan. Dalam pengertian itu, sketching lebih merupakan gambar kasar, bersifat
sementara, baik diatas kertas atau di atas kanvas dengan tujuan untuk dikerjakan
lebih lanjut sebagai lukisan. Saat ini sketching telah menjadi trend dalam berbagai
bidang, mulai dari bidang pendidikan, film animasi hingga masuk ke ranah
fashion (Faruk, 2017).
Sketching, adalah rancangan dari sebuah gambar yang belum
memperhatikan detail dari gambar tersebut. Sketching hanyalah gambaran besar
dari gambar yang nanti akan diwujudkan, tanpa memikirkan aspek detail, bentuk
dan lain sebagainya. Sketching mempunyai beberapa fungsi, yaitu untuk lebih
memberi gambaran tema, meminimalisir kesalahan, dan untuk mempertajam
pengamatan (Faruk, 2017).
Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi I merupakan praktikum teknik
industri yang menerapkan konsep desain produk sampai menjadi gambar prototipe
3D.Praktikum ini memberikan kemampuan aplikatif pada mahasiswa untuk dapat
melakukan perancangan sistem industri secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-
prinsip perancangan ilmiah hingga proses distribusi customer.
Praktikum sketching menjadi salah satu mata kuliah dalam pendidikan S1
Teknik Industri, dengan tujuan dan harapan agar lulusannya memiliki
keterampilan dasar dan pengetahuan terkait pembuatan sketsa atau sketching yang
baik dan benar. Sehingga, lulusan-lulusannya menjadi ahli dan terampil dalam
bidangnya, terkhusus dalam fokus ilmu sketching.
I.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam praktikum ini adalah :
1. Apa saja teknik-teknik dalam melakukan sketching?
2. Apa saja aturan-aturan gambar yang terdapat pada sketching?
3. Bagimana cara membuat sketsa komponen dalam gambar teknik dengan
proyeksi orthogonal dengan menggunakan cara manual dan inventor?
I.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari diadakannya praktikum ini yaitu:
1. Mampu mengetahui teknik-teknik dalam melakukan sketching.
2. Mampu mengetahui aturan-aturan gambar yang terdapat pada
sketching.
3. Mampu membuat sketsa komponen dan perakitan dalam gambar teknik
dengan proyeksi orthogonal dengan menggunakan cara manual dan
inventor.
I.4 Manfaat Praktikum
Manfaat dilakukannya praktikum ini adalah :
1. Praktikan dapat mengetahui apa saja teknik-teknik dalam melakukan
sketching.
2. Praktikan dapat mengetahui aturan-aturan gambar yang terdapat pada
sketching.
3. Praktikan dapat memahami cara membuat sketsa komponen dalam
gambar teknik dengan proyeksi orthogonal dengan menggunakan cara
manual dan inventor.
I.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam praktikum ini, disusun sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan menguraikan tentang berbagai hal yang melatar
belakangi praktikum ini, rumusan masalah, tujuan, dan
sistematika penulisan laporan praktikum.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini menguraikan tentang dasar teori serta alat dan bahan
praktikum.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang flowchart praktikum, penjelasan
flowchart.
BAB IV HASIL
Bab ini menguraikan hasil yang diperoleh dari praktikum yang
telah dilakukan.
BAB V PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang pembahasan dari data yang di
peroleh.
BAB VI PENUTUP
Bab ini menguraikan kesimpulan yang didapat dari hasil
praktikum dan saran yang diberikan selama proses praktikum ini
berlangsung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini dijelaskan tentang tentang dasar teori, serta alat dan bahan
praktikum.
II.1 Dasar Teori Sketching
Berikut adalah beberapa teori dalam praktikum sketching yaitu :
II.1.1 Sketching
Sketching merupakan seni garis yang sangat sensitif dan sangat sederhana,
sebagai sarana yang paling singkat dan abstrak untuk menggambarkan suatu
obyek tanpa menentukan maksud dan tujuan terlebih dahulu agar bisa menggaris
dengan lancar, bebas dan spontan guna memperlancar penguasaan obyek-obyek
yang diinginkan (Faruk, 2017).
II.1.2 Jenis-Jenis Garis
Garis dalam seni rupa adalah elemen yang memegang peran penting dalam
penciptaan sebuah karya seni. Semua seniman tentu memiliki karakter garis
masing-masing dan menjadi identitas dari hasil karya yang diciptakan. Seperti
contoh seorang seniman dalam mencipta sudah pasti pada awalnya membuat
garis. Garis ini selanjukan akan membentuk sesuatu yang diinginkan seniman.
Dengan demikian, maka garis merupakan suatu usaha tindakan awal seniman
dalam menciptakan suatu karya. Garis merupakan bagian dari elemen dasar seni
rupa. Elemen dasar seni rupa yang lain selain garis yaitu, warna, tekstur, proporsi,
keseimbangan, dan bidang. Garis dalam elemen seni rupa terdapat berbagai jenis
garis. Jenis-jenis garis tersebut seperti garis lurus, garis lengkung, garis putus-
putus, garis zigsag, garis vertikal, garis horisontal, dan lain sebagainya. Garis
dalam penciptaan ini didefinisikan sebagai pertemuan antara satu titik ke titik
yang lainnya membentuk sebuah garis. Garis dalam sebuah lukisan sebagai
elemen yang membatasi ruang dan bidang. Dalam seni tigadimensi garis
merupakan batas yang membatasi ruang dan bidang (Udiana,2010). Tjok, U. N.
(2010). Garis Dalam Seni Rupa (Vol. 1). Isi Denpasar.
Gambar II. 1 Jenis-Jenis Garis dan Penggunannya

II.1.3 Proyeksi
Gambar proyeksi adalah gambar dari suatu benda yang diproyeksikan
secara tegak lurus pada bidang dua dimensi atau kertas gambar sesuai dengan
ketentuan dari jenis proyeksi yang digunakan. Gambar proyeksi yang digunakan
dalam bidang teknik ada dua macam, yaitu Gambar Proyeksi Piktorial dan
Gambar Proyeksi Ortogonal. Gambar proyeksi piktorial adalah gambar benda
dalam bentuk yang sebenarnya (gambar tiga dimensi) pada bidang dua dimensi.
Sedangkan gambar proyeksi ortogonal adalah gambar pandangan dari suatu benda
tiga dimensi yang diperoleh dari hasil proyeksi tegak lurus bagian benda yang
dipandang pada bidang proyeksi atau bidang dua dimensi (Emrizal, 2006).
Proyeksi pandangan digunakan dalam proyeksi Eropa dan Ameerika.
Proyeksi Eropa dan Amerika merupakan proyeksi yang digunakan untuk
memproyeksikan pandangan dari sebuah gambar tiga dimensi terhadap bidang dua
dimensi (Mursid, 2016).
Proyeksi Eropa disebut juga proyeksi sudut pertama, juga ada yang
menyebutkan proyeksi kuadran I, perbedaan sebutan ini tergantung dari masing
pengarang buku yang menjadi refrensi. Dapat dikatakan bahwa Proyeksi Eropa ini
merupakan proyeksi yang letak bidangnya terbalik dengan arah pandangannya
(Mursid, 2016).

Gambar II. 2 Proyeksi Eropa

Proyeksi Amerika dikatakan juga proyeksi sudut ketiga dan juga ada yang
menyebutkan proyeksi kuadran III. Proyekasi Amerika merupakan proyeksi yang
letak bidangnya sama dengan arah pandangannya (Mursid. 2016).

Gambar II. 3 Proyeksi Amerika


II.1.4 Perspektif
Gambar perspektif merupakan suatu ilmu, yaitu sebagai ilmu yang
mempelajari tentang bagaimana sebuah obyek dipandang. Perspektif biasa juga
disebut sebagai ilmu melihat. Dikatakan ilmu melihat karena satusatunya ilmu
yang dapat memberi petunjuk bagaimana membuat gambar pada bidang datar,
sehingga kesan yang diperoleh pada waktu melihat gambar sama dengan kesan
yang diperoleh pada waku melihat bendanya (Muhammad, 2016).

Gambar II. 4 Gambar Perspektif Satu Titik Hilang

II.1.5 Potongan
Gambar potongan adalah sebuah gambar yang menampilkan sisi bagian
dalam dari benda dengan jelas, sehingga detail dari dalam benda tersebut dapat
terlihat dengan jelas. Nama lain dari gambar potongan adalah gambar irisan atau
gambar section yang dikenal di dunia drafting atau permodelan. Fungsi gambar
potongan (irisan) adalah untuk menampilkan secara detail dan jelas sisi bagian-
bagian dalam sebuah benda atau bangunan. Secara kasat mata kita hanya bisa
melihat benda dari sisi luarnya saja. Disinilah fungsi tersebut untuk bisa melihat
sisi bagian dalam tanpa harus merusak atau membuka benda atau bangunan
tersebut (Fauzan, 2022).
Agar memudahkan visualisasi membaca gambar, maka terdapat beberapa
jenis gambar potongan berdasarkan kebutuhan, yaitu :
1. Gambar Potongan Dalam Satu Bidang
Gambar ini biasanya menggambarkan satu bidang mempunyai
dua sudut pandang berdasarkan garis potong melalui dan tidak
menggunakan sumbu dasar. Sumbu dasar yang dimaksud adalah
sumbu X dan sumbu Y pada tengah benda.
 Garis potong melalui sumbu dasar
Umumnya garis potong dibuat melalui sumbu dasar. Jika
garis potong melalui sumbu dasar, maka tidak perlu diberikan
tanda panah untuk menunjukkan pandangan.

Gambar II. 5 Garis Potongan Selalui Sumbu Dasar


 Garis potong tidak melalui sumbu dasar
Untuk membuat potongan dibagian benda yang tidak
tepat di sumbu dasar. Misalkan ingin membuat gambar
potong di ujung atau bagian tepi, maka diberikan garis
potong dengan disertai arah panah untuk memperlihatkan
arah pandangan.

Gambar II. 6 Garis potong tidak melalui sumbu dasar

2. Potongan Lebih Dari Satu Bidang


Potongan lebih dari satu bidang merupakan teknik irisan yang
memperlihatkan berbagai sisi sekaligus dalam satu bidang. Dengan
gambar jenis ini lebih menyederhanakan gambar dan menghemat
waktu dalam pembuatan gambar irisan. Berikut adalah beberapa
contoh gambar potongan lebih dari satu bidang.
 Potongan Meloncat
Potongan meloncat dapat dilakukan jika sebuah objek
memiliki sisi yang sama yang ingin di detailkan. Dengan
potongan meloncat, cukup menggunakan satu irisan untuk
memperlihatkan 2 bidang atau lebih.

Gambar II. 7 Potongan Meloncat


 Potongan Dua Bidang yang Berpotongan
Pada benda yang memiliki sisi simetris (memiliki banyak
sisi bagian yang sama) bisa menggunakan gambar jenis ini.
Potongan ini menunjukkan potongan utama yang dibetuk dari
sudut lain dari potongan utama.

Gambar II. 8 Potongan Dua Bidang Yang Berpotongan


 Potongan Pada Bidang Berdampingan
Potongan jenis ini umumnya dipakai untuk membuat
gambar detail dari pipa. Seperti diketahui pipa memiliki sisi
yang sama dan beberapa memiliki lekukan. Dengan mengikuti
lekukan dari garis sumbu, maka gambar tersebut dapat terlihat
jelas dan mudah divisualisasikan.

Gambar II. 9 Potongan Pada Bidang Berdampingan


3. Potongan Setengah
Gambar potongan setengah akan menampilkan setengah atau
separuh pada objek tersebut. Gambar tersebut akan diambil secara
simetris di tengah benda tersebut, sehingga memperlihatkan tepat
pada bagian tengah benda tersebut.

Gambar II. 10 Potongan Setengah


4. Potongan Setempat
Potongan setempat digunakan untuk memberikan informasi
pada bagian kecil yang tersembunyi. Dibutuhkan potongan untuk
menunjukkan bagian kecil pada objek tersebut.

Gambar II. 11 Potongan Setempat


5. Potongan Berurutan (Bersusun)
Gambar potongan ini bertujuan untuk dapat mengetahui
ukuran atau detail secara berurutan dari bagian tersebut. Hal ini
disebabkan baik ukuran maupun detail berbeda dan membutuhkan
informasi akan hal itu.

Gambar II. 12 Potongan Berurutan


6. Potongan yang Diputar Ditempat
Gambar ini digunakan untuk melihat bagian detail dari benda
yang memiliki ukuran dan bentuk sama setelah berpindah tempat
atau posisi. Contohnya seperti velg, kait, tuas, rusuk penguat dan
lainnya. Dengan memberikan detail pada bagian tersebut akan
memberikan informasi terkait detail ukuran dan bentuk pada seluruh
bagian benda tersebut.

Gambar II. 13 Potongan Yang Diputar Ditempat


II.1.6 Penunjukan Ukuran
Agusni, (2011) menyatakan penunjukkan ukuran Merupakan syarat
penting untuk melengkapi gambar teknik dengan cara mencatat/menulis semua
ukuran yang diperlukan untuk membuat potongan benda kerja, dengan tidak
menulis nilai ukur terlalu banyak, yang tidak perlu atau tidak masuk akal,
sehingga penulisan ukuran benar. Dalam menetapkan ukuran perlu
memeperhaatikan prinsip – prinsip brikut :
1. Ukuran yang dibuat harus jelas, sederhana dan mudah dibaca.
2. Penunjukan ukuran harus diletakan pada pandangan depan (pandang
utama) suatu benda dan menyatakan semua bagian dari suatu
konstruksi benda.
3. Jika memungkinkan, semua ukuran diletakan di luar garis benda.
4. Functional Dimentions (F) /ukuran yang berfungsi : yaitu ukuran
yang mempunyai fungsi untuk pertimbangan pemasangan
(assembly).
5. Non-Functionals (NF) : yaitu ukuran yang tidak mempunyai fungsi
dalam pemasangan (assembly).

Gambar II. 14 Penunjuk Ukuran

II.1.7 Toleransi
Toleransi memberi arti yang sangat penting sekali dalam dunia industri.
Selama proses pembuatan suatu produk banyak faktor yang terkait
didalamnya ,misalnya factor alat dan operator. Oleh karena itu, ukuran yang
diperoleh tentu akan bervariasi (Anwar Dkk, 2018).
Nurkolis, (2021) menyatakan toleransi terbagi menjadi dua, yaitu toleransi
linier dan toleransi geometri.
1. Toleransi Ukuran (Toleransi Linier)
Toleransi ukuran (dimensional tolerance) adalah perbedaan
ukuran antara kedua harga batas (two permissible limits) dimana
ukuran atau jarak permukaan/batas geometri komponen harus
terletak. Untuk setiap komponen perlu didefinisikan suatu ukuran
dasar (basic size) sehingga kedua harga batas (maksimum dan
minimum, yang membatasi daerah toleransi; tolerance zone) dapat
dinyatakan dengan suatu penyimpangan (deviation) terhadap
ukuran dasar.

Gambar II. 15 Contoh Toleransi Linier


2. Toleransi Geometrik
Toleransi geometrik mencakup toleransi bentuk, posisi,
tempat dan penyimpangan putar. Dalam tabel ini jenis-jenis
toleransi diperlihatkan dengan lambangnya masing-masing.
Toleransi bentuk membatasi penyimpangan diri sebuah elemen
(titik, garis, sumbu, permukaan, atau bidang meridian) dari bentuk
geometrik ideal. Posisi, tempat dan penyimpanan putar membatasi
penyimpangan posisi atau tempat bersama dari dua atau lebih
elemen.

Gambar II. 16 Contoh Toleransi Geometrik


3. Toleransi Umum
Toleransi umum merupakan salah satu toleransi yang banyak
digunakan pada gambar teknik. Toleransi umum adalah toleransi
yang mengikat ukuran dasar. Toleransi umum terbagi menjadi tiga
yaitu teliti, sedang, dan kasar. Dari ketiganya yang banyak
digunakan adalah tipe sedang.

Gambar II. 17 Contoh Toleransi Umum


4. Toleransi Khusus
Toleransi khusus digunakan pada beberapa posisi atau letak
dari sebuah obyek atau benda pada gambar teknik. Toleransi
khusus adalah toleransi yang terletak diluar toleransi umum. Pada
toleransi jenis ini diletakkan langsung pada setelah ukuran
nominalnya.

Gambar II. 18 Contoh Toleransi Khusus


5. Toleransi Suaian
Toleransi suaian adalah suatu istilah untuk menggambarkan
tingkat keketatan atau kelonggaran yang dimungkinkan dari
penggunaan toleransi pada dua elemen yang saling berpasangan.
Sebagai contoh elemen berpasangan adalah as dan poros. Untuk
toleransi ini biasanya disimbolkan dengan huruf. Untuk lubang
menggunakan simbol huruf kapital. Sementara untuk poros
menggunakan simbol huruf kecil. 
Gambar II. 19 Contoh Toleransi Suaian

II.1.8 Drawing
Drawing merupakan suatu teknik menggambar yang diperlukan untuk
membuat berbagai hal. Misalnya di perusahaan manufaktur, teknik menggambar
diperlukan untuk membuat sketsa spare part dan produk lain yang akan diproduksi
di perusahaan tersebut (Humaira, 2021).
II.2 Alat dan Bahan Praktikum
II.2.1 Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan pada saat praktikum material teknik yaitu
sebagai berikut;
1. Laptop
Salah satu teknologi canggih dan banyak digunakan saat ini adalah
laptop. Laptop sebagai teknologi canggih memiliki banyak manfaat dan
kegunaan salah satunya sebagai teknologi informasi dan media
pembelajaran interaktif (Nisrina dkk, 2019).

Gambar II. 20 Laptop


2. Kertas A3
Kertas ukuran A3 adalah kertas yang biasanya dipakai oleh desain
grafis, notaris, arsitek, juga kalangan tertentu untuk keperluan sekolah,
kuliah atau lainnya. Ukuran normal kertas A3 yaitu 29,7 cm x 42 cm.

Gambar II. 21 Kertas A3


3. Pensil Mekanik
Alat tulis pensil mekanik belum ada dan belum meluas
penggunaannya. Mengenai pensil mekanik, Williams menyatakan bahwa
pensil mekanik dipatenkan pada tahun 1877, terdiri dari isi pensil
berbentuk silindris yang disisipkan ke dalam tabung logam atau plastik.
Isi pensil dapat didorong ke luar ujung tabung sesuai dengan gerakan
bagian pengapit (Ayuniara, 2021)

Gambar II. 22 Pensil Mekanik


4. Penggaris
Penggaris merupakan salah satu alat ukur untuk mengukur panjng.
Alat ukur ini memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1cm dengan tingkat
ketelitian pengukuran setengah dari skala terkecilnya 0,5 mm (Anis
dkk,2019).

Gambar II. 23 Penggaris


II.2.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada saat praktikum adalah :
1. Aplikasi Autodesk Inventor Professional 2017
Autodesk Inventor Proffesional 2017 adalah salah satu perangkat
lunak (software) CADD (Computer Aided Drawing and Design) yang
berbasis gambar tiga dimensi solid. Autodesk Inventor Proffesional 2017
dirancang untuk memenuhi kebutuhan penggambaran (drawing) dan
perancangan (designing), terutama untuk produk-produk mekanis (Huda,
2014).

Gambar II. 24 Contoh Penggunaan Aplikasi Autodesk Inventor Professional 2017


BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

Pada bab ini disajikanflowchart praktikum dan penjelasan dari flowchart.


III.1 Flowchart Praktikum
Berikut adalah flowchart praktikum yang dapat dilihat pada gambar III.1.

Mulai

Latar Belakang

Tujuan Praktikum

Meyiapkan alat dan bahan

Alat : Bahan :
1. Komputer/Laptop 1. Aplikasi
Autodesk
2. Kertas A3
Inventor
3. Pensil Mekanik Professional
2017
4. Penggaris

Gambar III. 1Flowchart Praktikum


A

Pengumpulan Data

Pembahasan

Kesimpulan dan saran

Selesai

Gambar III. 2Flowchart praktikum (lanjutan)

III.2 Penjelasan Flowchart


Penjelasan dari bagan alur (flowchart) praktikum Sketching di atas
dijelaskan pada sub subbab berikut ini.
III.2.1 LatarBelakang
Sketching adalah seni yang pertama lahir, semua lukisan – lukisan kuno
yang terdapat di Gua Altamira di Perancis Selatan, Gua LeangLeang Sulawesi
Selatan dan Gua Abba di Irian Barat semuanya merupakan garis sketsa yang
magis. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan serta adanya teknologi dari hasil-hasil
industri, memungkinkan timbul fitur-fitur baru yang dapat mengembangkan seni
sketching. Sketching sendiri merupakan gambar atau lukisan pendahuluan yang
kasar dan ringan, serta hanya menampilkan garis besarnya saja, dan lebih
difungsikan hanya sebagai pengingat-ingat (Alfiyan, 2017).
III.2.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum sketching adalah agar praktikan mampu
membuat sketsa komponen dan perakitan dalam gambar teknik dengan proyeksi
orthogonal dengan menggunakan cara manual dan inventor.
III.2.3 Persiapan Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada parktikum sketching yaitu:


1. Komputer/Laptop
2. Kertas A3
3. Pensil Mekanik
4. Penggaris
Adapun bahan yang digunakan untuk praktikum yaitu:
1. Aplikasi Autodesk Inventor Professional 2017
III.2.4 Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan kegiatan mencari data di lapangan yang
akan di gunakan untuk menjawab permasalahan penelitian. Pengumpulan data
bertujuan untuk memperoleh informasi yang di butuhkan dalam rangka mencapai
tujuan penelitian.Pembahasan
III.2.5 Pembahasan
`
III.2.6 Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dari praktikum ini telah di sesuaikan dengan tujuan praktikum
serta saran yang diberikan bertujuan untuk praktikum yang lebih baik
kedepannya.
BAB IV
HASIL

Pada bab ini disajikan databerupa bahan-bahan material teknik yang telah
diperoleh dari hasil pengamatan selama praktikum.
IV.1 Bahan Sketching
Berikut ini ditampilkan hasil pengamatan dari bahan-bahan dalam
praktikum sketching, yang dimana tercantum dalam tabel IV.1
Tabel IV. 1Hasil Pengambilan Data Bahan-Bahan Prkatikum Sketching
No Nama Bahan Jenis Bahan Gamabar
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

8.
BAB V
PEMBAHASAN

Pada bab pembahasan ini akan dijabarkan analisis dari hasil perhitungan
yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya.
BAB VI
PENUTUP

Pada bab ini dijelaskan kesimpulan dari praktikum yang telah dilaksanakan
dan saran yang dapat digunakan pada praktikum selanjutnya
IV.1 Kesimpulan
IV.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Alfiyan, Faruk. "Pengaruh Perbedaan Kernel Edge Detection Kirsch Pada


Sketching Citra Digital Dengan Bahasa Pemrograman Matlab." Respati
12.3 (2017).
Tjok, U. N. (2010). Garis Dalam Seni Rupa (Vol. 1). Isi Denpasar.
Mursid, R. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Konstruktivistik dan
Kemampuan Spatial Visualization Terhadap Kompetensi Menggambar
Proyeksi Orthogonal. JTP-Jurnal Teknologi Pendidikan, 18(3), 215-229.
Pamungkas, C., & Khumaedi, M. (2021). Pengembangan Video Pembelajaran
Menggunakan Media Model Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Kompetensi Menggambar Proyeksi Ortogonal. Jurnal Pendidikan Teknik
Mesin, 21(1).
Muhammad Rapi, M. R. (2016). MEMAHAMI KONSEP DAN PRINSIP
GAMBAR PERSPEKTIF.
Wibawa, Fauzan Anjar (2022). Gambar Potongan: Pengertian, Fungsi dan
Jenisnya.
Agusni (2011). “PENUNJUKAN UKURAN”. Diss Desemeber 1 2011.
Ardjo, A. S., Suryanto, S., Rofarsyam, R., & Sulasih, S. (2018). Rancang Bangun
Perangkat Praktikum Pengujian Geometris Kelurusan Dan
Kesilindrisan. Jurnal Rekayasa Mesin, 13(1), 7-13.
Nurkolis, M. (2021). Gambar Teknik Manufaktur untuk SMK/MAK Kelas XI.
Gramedia Widiasarana indonesia.
Aliya, Humairah (2021). “Technical Drawing pada Gambar Teknik”, 15 (1), 5-9.
Diss (2021).
Nisrina, N., Puspitasari, Y., & Mawaddha, M. (2019, July). Laptop Sebagai Media
Pembelajaran Interaktif Berbasis Teknologi Informasi Di Sekolah Dasar.
In Prosiding Seminar Nasional Program Pascasarjana Universitas Pgri
Palembang.
Ayuniara, M. (2021). Analisis Konservasi Naskah Kuno Melalui Alih Media
Digital di Pedir Museum Banda Aceh (Doctoral dissertation, UPT.
Perpustakaan).
BAB, I. (2022). BAB IV PENGERJAAN PROYEKSI DAN PEMODELAN 2D
& 3D. Proses Produksi Kereta Api Mainan, 61.

You might also like