You are on page 1of 7

SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016

ISBN 978-602-6428-04-2

PERSEPSI DAN MODEL MENTAL MAHASISWA TAHUN


PERTAMA TERHADAP PEMBELAJARAN KIMIA ORGANIK DI
SMA

I Wayan Suja1 dan Frieda Nurlita2


1,2Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Ganesha
e-mail: suja_undiksha@yahoo.co.id

ABSTRACT

This study aims to determine the perceptions of first-year students on the material of Organic
Chemistry in Senior High School and its learning, as well as mental models profile. Subjects were students
of the 2nd semester of Chemistry Education Department UNDIKSHA Singaraja, as many as 37 people. Data
were collected through questionnaires and test three levels (threetier test), which consists of parts of the
content (chemical macroscopic level) in the form of multiple choice, and part of the reason (level
submikroskopis and symbolic) is test description. The results showed 70.27% of respondents said material
organic chemistry taught in senior high school is rote, as well as 86.49% of teachers teach reveal the
structure and nomenclature of organic compounds as a top priority. Teaching methods are mainly applied
by the teacher is lecturing (56.76%), and do not use tools to visualize molecular structure (94.59%).
Learners also never invited practicum (97.30%). Only 8.37% of the students mental model of Organic
Chemistry were classified conceptual mental models, and the remaining 20.81% no response; 7.57% had a
specific misconceptions; and 63.24% partially correct. The data showed first-year student's mental model
of Organic Chemistry in Senior High School mostly in the form of alternative mental models.

Key words: Key words: first-year students perception, mental models, and organic chemistry

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan persepsi mahasiswa tahun pertama tentang materi Kimia
Organik SMA dan pembelajarannya, serta profil model mentalnya. Subyek penelitian adalah mahasiswa
semester 2 Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNDIKSHA Singaraja, sebanyak 37 orang. Data
dikumpulkan melalui angket dan tes tiga tingkat (threetier test), yang terdiri atas bagian isi (level
makroskopis kimia) berupa pilihan ganda, serta bagian alasan (level submikroskopis dan simbolik) berupa
tes uraian. Hasil penelitian menunjukkan 70,27% responden menyatakan materi kimia organik yang
diajarkan di SMA bersifat hafalan, serta 86,49% mengungkapkan guru mengajarkan struktur dan tata nama
senyawa organik sebagai prioritas utama. Metode mengajar yang terutama diterapkan oleh guru adalah
ceramah (56,76%), dan tidak menggunakan alat bantu untuk memvisualisasikan struktur molekul (94,59%).
Pebelajar juga tidak pernah diajak praktikum (97,30%). Hanya 8,37% model mental mahasiswa tentang
materi Kimia Organik SMA tergolong model mental konseptual, serta sisanya sebanyak 20,81% tidak
memberikan respon; 7,57% mengalami miskonsepsi khusus; dan 63,24% benar sebagian. Data tersebut
menunjukkan model mental mahasiswa tahun pertama tentang materi Kimia Organik SMA sebagian besar
dalam bentuk model mental alternatif.

Kata-kata kunci: presepsi mahasiswa tahun pertama, model mental, dan kimia organik.

PENDAHULUAN struktur molekul dengan sifat senyawanya,


sebagai dasar penentuan kegunaan senyawa
Pembelajaran Kimia Organik di SMA/ tersebut (Permen-dikbud No. 59 Tahun
MA bertujuan agar pebelajar mampu 2014). Ide-ide dalam pikiran pebelajar yang
menganalisis struktur, tata nama, sifat, dan digunakannya untuk menjelaskan dan
kegunaan senyawa karbon. Kegiatan memrediksi sifat senyawa dan kegunaannya
pembelajarannya diarahkan agar pebelajar dinamakan model mental (Wang, 2007).
dapat melakukan penalaran berkaitan dengan Dengan demikian, pembelajaran bahan

355
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

kajian Kimia Organik di SMA/MA bertujuan melalui angket serta tes pilihan ganda dan
untuk membangun model mental pebelajar uraian tiga tingkat (threetier test), yang
tentang korelasi struktur dan sifat senyawa terdiri dari bagian isi dan bagian alasan.
organik (Suja et al., 2015). Bagian pertama memuat respon mahasiswa
Hasil penelitian Suja et al. (2015) terhadap pilihan jawaban yang disediakan
menunjukkan, model mental mahasiswa berkaitan dengan konten kimia organik pada
calon guru kimia sebelum pembelajaran level makroskopis; sedangkan bagian kedua,
mata kuliah Kimia Organik I di Jurusan menuntut mahasiswa agar memberikan
Pendidikan Kimia UNDIKSHA pada tahun alasan atas jawabannya pada bagian pertama
ajaran 2014/2015 hanya 1,36% tergolong pada level submikroskopis dan simbolik.
model mental konseptual. Sisanya, 45,45% Analisis data dilakukan secara
tidak memiliki konsep, 21,82% mengalami deskriptif. Menurut Sendur et al. (2010),
miskonsepsi khusus, dan 31,36% benar model mental mahasiswa dapat
sebagian. Data tersebut menunjukkan model dikelompokkan menjadi empat kategori
mental mahasiswa tentang korelasi struktur berikut.
dan sifat senyawa organik sebagian besar a. Tidak ada jawaban/tanggapan (No
dalam bentuk model mental alternatif. Response/NR), jika mahasiswa tidak
Model mental mahasiswa tentang memberikan jawaban dan tidak
struktur, sifat, dan kegunaan senyawa membuat alasan, atau menjawab dengan
organik dipengaruhi oleh pengalaman penjelasan tidak berkaitan dengan
belajarnya (Wang, 2007). Untuk itu, perlu pertanyaan.
dilakukan penelitian berkaitan dengan b. Miskonsepsi khusus pada hal tertentu
persepsi mahasiswa tahun pertama (sebelum (Specific Misconceptions/ SM), yaitu
mengikuti perkuliahan Kimia Organik) ketika jawaban dan penjelasan tidak
tentang materi dan pembelajaran bahan dapat diterima secara keilmuan.
kajian Kimia Organik di SMA. c. Benar sebagian (Partially Correct/ PC)
Penelitian ini dilaksanakan dengan jika jawaban benar secara keilmuan,
tujuan untuk menentukan persepsi namun penjelasan/alasan tidak benar;
mahasiswa tahun pertama tentang materi dan atau jawaban tidak benar secara
pembelajaran Kimia Organik di SMA, serta keilmuan, namun penjelasan-nya benar.
mendeskripsikan profil model mental d. Benar secara keilmuan (Scientifically
mahasiswa tentang korelasi struktur dan sifat Correct/SC), jika jawaban dan
senyawa organik dalam kurikulum Kimia penjelasan benar secara keilmuan. Tipe
SMA. Persepsi dan deskripsi profil model ini dikenal sebagai model mental
mental mahasiswa tersebut dapat dijadikan ilmiah atau model konseptual.
bahan pertimbangan bagi dosen dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
melaksanakan pembelajaran Kimia Organik
di Perguruan Tinggi. Hasil penelitian berupa persepsi dan
METODE profil model mental mahasiswa dalam
memahami bahan kajian Kimia Organik di
Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan SMA. Uraian kedua data hasil penelitian
Pendidikan Kimia, Fakultas MIPA, tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut.
UNDIKSHA pada semester genap tahun
1. Persepsi mahasiswa
ajaran 2015/2016. Subyek penelitian adalah
mahasiswa semester 2 Jurusan Pendidikan Hasil penelitian pertama berupa
Kimia FMIPA UNDIKSHA Singaraja persepsi mahasiswa tentang materi dan
sebanyak 37 orang. Data dikumpulkan pembelajaran Kimia Organik di SMA.

356
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

Sebanyak 70,27% responden menyatakan menggunakan analogi dalam pembelajaran


materi Kimia Organik yang diajarkan di (100%). Data tersebut menunjukkan, guru
SMA bersifat hafalan, dan sisanya 29,73% tidak berusaha memvisualisasikan konsep-
menyatakan tergolong pemahaman. Kondisi konsep Kimia Organik terutama yang
itu menunjukkan sebagian besar pebelajar bersifat abstrak.
memandang materi Kimia Organik yang Strategi yang paling sering diterapkan
diajarkan di SMA termasuk ranah kognitif oleh guru dalam mengajarkan konsep-
tingkat rendah (C1 dan C2). konsep Kimia Organik yang bersifat nyata
Materi Kimia Organik yang terutama adalah menyuruh pebelajar untuk membaca
diajarkan oleh guru di SMA adalah struktur sendiri, dan mendiskusikan jika ada masalah
dan tata nama senyawa (86,49%), sifat dan (81,08%), memberikan contoh data
kegunaan senyawa (10,81%), serta struktur pengamatan dan menjelaskan pada tingkat
dan sifat senyawa organik (5,41%). Data molekuler (13,51%), serta melakukan
tersebut menunjukkan hanya 5,41% observasi langsung kemudian
responden memandang pengajaran Kimia menjelaskannya secara molekuler (5,41%).
Organik di SMA telah mengarah pada Di sisi lain, dalam mengajarkan konsep-
pembentukan model mental pebelajar konsep yang bersifat abstrak, sebanyak
tentang struktur dan sifat senyawa organik. 70,27% responden menyatakan gurunya
Sejalan dengan materi Kimia Organik menjelaskan dan menuliskan rumus
yang diajarkan di kelas, materi Ujian strukturnya di papan tulis, serta 29,73%
Nasional tentang Kimia Organik mencakup dengan memberikan tugas kepada kelompok
struktur dan tata nama senyawa karbon siswa, dilanjutkan dengan diskusi kelas.
(dinyatakan oleh 100% responden); Khusus dalam mengajarkan struktur
kegunaan senyawa organik (24,32%), reaksi molekul senyawa organik, urutan
dan persamaan reaksi (16,22%), serta pembelajaran yang paling sering diterapkan
keterkaitan struktur dan sifat senyawanya oleh guru adalah menuliskan rumus molekul,
(8,11%). Data tersebut mengindikasikan kemudian struktur Lewisnya (62,16%);
materi Kimia Organik yang terutama menjelaskan struktur molekul, kemudian
diujikan di SMA berkaitan dengan sifat senyawanya (21,62%); menjelaskan
pemahaman struktur dan tata nama senyawa sifat-sifat materi, kemudian mengaitkan
organik. dengan struktur molekulnya (13,51%); dan
Metode yang terutama diterapkan oleh hanya 2,70% dengan cara menjelaskan
guru dalam mengajarkan materi Kimia struktur, tata nama, dan sifat senyawanya.
Organik adalah ceramah (dinyatakan oleh
2. Profil model mental
56,76% responden), diskusi (32,43%), dan
tanya jawab (10,81%). Selama pembelajaran Distribusi profil model mental
guru tidak pernah mengajak siswa mahasiswa tahun pertama tentang korelasi
melakukan praktikum (97,30%) karena struktur dan sifat senyawa organik yang
keterbatasan peralatan dan bahan-bahan dipelajarinya di SMA diukur dengan tes tiga
Kimia Organik yang tersedia di laboratorium tingkat, yang mengandung interkoneksi tiga
kimia, serta keterbatasan waktu efektif level kimia organik. Interkoneksi tiga level
pembelajaran. kimia yang diukur dalam penelitian ini
Dalam mengajarkan materi Kimia berkaitan dengan kepolaran, kelarutan, titik
Organik, guru tidak pernah menggunakan didih, daya hantar listrik, stabilitas senyawa,
alat bantu (94,59%), dan hanya 5,41% reaksi eksoterm/endoterm, dan sifat asam-
menyatakan gurunya pernah menggunakan basa. Rekap data deskripsi model mental
molymod. Guru juga tidak pernah mahasiswa tahun pertama tentang materi

357
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

Kimia Organik SMA dapat dilihat pada


Tabel 1.
Tabel 1. Deskripsi Model Mental Mahasiswa Tahun Pertama
Model Mental
NS Indikator NR SM PC SC
f % f % f % f %
Menjelaskan pengaruh ikatan hidrogen
1 terhadap kelarutan senyawa organik 6 16,22 5 13,51 26 70,27 0 0
dalam air.
2 Menentukan kepolaran senyawa. 7 18,92 3 8,11 15 40,54 12 32,43
Menentukan daya hantar listrik larutan
3 3 8,11 0 0 30 81,08 4 10,81
senyawa organik.
Membandingkan titik didih isomer-
4 13 35,14 1 2,70 23 62,16 0 0
isomer rantai alkana.
Membandingkan kestabilan isomer-
5 14 37,84 4 10,81 16 43,24 3 8,11
isomer cis-trans.
Membandingkan titik didih alkana dan
6 8 21,62 5 13,51 24 64,86 0 0
alkuna terminal.
Menjelaskan contoh reaksi eksoterm di
7 5 13,51 1 2,70 24 64,86 7 18,92
lingkungan siswa.
Menjelaskan kebasaan alkil amina
8 7 18,92 0 0 29 78,38 1 2,70
dengan persamaan reaksi.
Membedakan titik didih alkohol dan
9 1 2,70 2 5,41 34 91,89 0 0
eter.
Menjelaskan kelarutan formaldehida
10 13 35,14 7 18,92 13 35,14 4 10,81
dalam air
Total 77 20,81 28 7,57 234 63,24 31 8,37
Keterangan NS = Nomor Soal, NR (No Response) = tidak ada tanggapan, SM (Specific Misconceptions) = miskonsepsi
khusus, PC (Partially Correct) = sebagian benar, dan SC (Scientifically Correct) = model mental ilmiah, T1 = Pretest,
dan T2 = Posttest.
Data dalam Tabel 1 menunjukkan, struktur tiga dimensi molekul dan penentuan
model mental mahasiswa tahun pertama momen dipolnya (level simbolik).
tentang materi Kimia Organik SMA hanya Sebagian besar materi Kimia Organik
8,37% tergolong model mental konseptual, SMA dikuasai oleh mahasiswa tahun
serta sisanya sebanyak 20,81% tidak pertama dalam bentuk model mental benar
memberikan respon; 7,57% mengalami sebagian. Umumnya mereka menguasai
miskonsepsi khusus; dan 63,24% benar level makroskopis kimia, namun gagal
sebagian. Data tersebut menunjukkan model menjelaskannya pada level (submikros-
mental mahasiswa tahun pertama tentang kopis) dan menggambarnya menggunakan
materi Kimia Organik SMA sebagian besar rumus-rumus struktur molekul (level
dalam bentuk model mental alternatif. simbolik). Data tersebut mengindikasikan
Distribusi model konseptual sebagian besar mahasiswa tidak mampu
mahasiswa tertinggi (32,43%) berkaitan membangun interkoneksi tiga level kimia.
dengan penentuan polaritas senyawa Model mental benar sebagian di
menggunakan medan listrik (level kalangan mahasiswa tahun pertama paling
makroskopis), serta menjelaskan fenomena tinggi (91,89%) berkaitan dengan
tersebut berdasarkan momen dipolnya, perbandingan titik didih alkohol dan eter.
sebagai jumlah vektor dari seluruh momen Mahasiswa secara verbal mampu
ikatan dalam molekul senyawa tersebut memrediksi titik didih etanol lebih tinggi
(level submikroskopis). Penjelasan dari pada dimetil eter, dan menjelaskan antar
mahasiswa juga dilengkapi dengan gambar molekul-molekul etanol terjadi ikatan
hidrogen yang jauh lebih kuat dibandingkan

358
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

gaya van der Waals antar molekul-molekul organik. Stabilitas senyawa tergantung pada
dimetil eter. Namun, mahasiswa gagal struktur molekulnya. Jika gugus-gugus yang
menggambar ikatan hidrogen yang terjadi sama, apalagi gugus-gugus besar, ada dalam
antar dua molekul etanol. Sebagian posisi berdekatan satu dengan lainnya, maka
mahasiswa menggambar ikatan hidrogen akan tolak-menolak yang menyebabkan
terjadi antara atom oksigen pada gugus senyawa tersebut tidak stabil. Semakin jauh
hidroksil dari etanol dengan atom hidrogen jarak antar gugus-gugus tersebut, gaya tolak-
pada gugus metil pada molekul yang lainnya. menolaknya semakin kecil, sehingga
Kekeliruan juga terjadi karena mahasiswa senyawanya semakin stabil. Dalam kasus
menggambar ikatan hidrogen tidak antar ini, isomer trans-2-butena lebih stabil dari
molekul etanol, tetapi antara molekul etanol pada isomer cis-nya.
dan molekul air. Kondisi itu sejalan dengan Timbulnya berbagai model mental
temuan Graulic (2015), yang menyatakan alternatif pada mahasiswa tahun pertama
mahasiswa kelas Kimia Organik memiliki tentang materi Kimia Organik SMA
konsepsi alternatif berkaitan dengan ikatan disebabkan oleh beberapa faktor berikut.
hidrogen, sehingga tidak mampu Pertama, pemahaman mahasiswa tahun
menjelaskan perbedaan titik didih dan pertama tentang konsep-konsep dasar Kimia
berbagai efeknya pada spektroskopi NMR Organik cenderung tidak utuh, dan tidak
dan IR, serta pengaruhnya pada berbagai mampu membangun interkoneksi di antara
reaksi kimia organik, misalnya berkaitan ketiga level kimia tersebut. Kondisi itu
dengan halangan sterik. terjadi karena pembelajaran Kimia Organik
Miskonsepsi khusus paling tinggi di SMA tidak mengajarkan ketiga level
(18,92%) terjadi pada penjelasan tentang kimia secara utuh dan terpadu. Materi Kimia
kelarutan formaldehida dalam air. Organik yang disampaikan oleh guru dengan
Mahasiswa memrediksi formaldehida tidak metode ceramah sebagian besar berkaitan
larut dalam air dengan alasan formaldehida dengan struktur dan tata nama (level
memiliki struktur simetris, sehingga bersifat simbolik), tetapi tidak mengaitkan dengan
nonpolar; sedangkan air bersifat polar. sifat senyawanya. Temuan tersebut sejalan
Penjelasan lain yang dikemukakan dengan hasil penelitian Jansoon et al. (2009)
mahasiswa di antaranya molekul-molekul di Thailand, yang menunjukkan mahasiswa
formaldehida tidak dapat membentuk ikatan kurang mampu mengaitkan ketiga level
hidrogen dengan molekul-molekul air. kimia untuk menjelaskan fenomena
Miskonsepsi tersebut terjadi karena over makroskopis kimia pada level
generalization. Tidak semua molekul submikroskopis dan simbolik.
simetris bersifat non polar, misalnya Kedua, sebanyak 97,30% maha-siswa
molekul-molekul air. Hanya molekul- menyatakan tidak pernah melakukan
molekul linier yang simetris, misalnya CO2, praktikum Kimia Organik di SMA. Kondisi
bersifat nonpolar. Polaritas tidak berkaitan itu menunjukkan guru kurang memberikan
dengan kesimetrisan molekul, tetapi ruang dan waktu kepada siswanya untuk
ditentukan oleh momen dipolnya, yaitu mengamati langsung level makroskopis
jumlah vektor seluruh momen ikatan dalam sebagai dasar dalam mempelajari kimia pada
molekul. level submikroskopis dan simbolik.
Distribusi tertinggi berkaitan dengan Akibatnya, siswa tidak mampu membangun
tidak ada jawaban (37,84%) terjadi pada interkoneksi ketiga level Kimia Organik
kestabilan isomer geometri (cis/trans) pada tersebut.
senyawa 2-butena. Kondisi itu terjadi karena Ketiga, guru tidak pernah
mahasiswa tidak bisa menggambar struktur memperkenalkan struktur molekul senyawa
molekul kedua senyawa tersebut dan lupa organik dengan menggunakan alat bantu,
prinsip penentuan stabilitas senyawa misalnya molymod. Akibatnya, mahasiswa

359
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

tidak mampu memvisualisasikan struktur responden menyatakan materi Kimia


molekul organik, dan menggunakannya Organik yang diajarkan di SMA bersifat
untuk menjelaskan dan memrediksi sifat hafalan, serta 86,49% mengungkapkan guru
senyawanya. Pembelajaran Kimia Organik mengajarkan struktur dan tata nama senyawa
yang tidak menekankan pada pemahaman organik sebagai prioritas utama. Metode
struktur molekul dan interkoneksinya mengajar yang terutama diterapkan oleh
dengan sifat senyawa menyebabkan guru adalah ceramah (56,76%), dan tidak
pebelajar memandang materi Kimia Organik menggunakan alat bantu untuk
sebagai materi hafalan. memvisualisasikan struktur molekul
Keempat, mahasiswa tidak mampu (94,59%). Pebelajar juga tidak pernah diajak
menggunakan konsep-konsep dasar kimia praktikum (97,30%). Kedua, hanya 8,37%
yang telah dipelajarinya untuk memecahkan model mental mahasiswa tentang materi
masalah Kimia Organik. Sebagian Kimia Organik SMA tergolong model
mahasiswa tidak mampu menentukan mental konseptual, serta sisanya sebanyak
polaritas senyawa berdasarkan perhitungan 20,81% tidak memberikan respon; 7,57%
momen dipolnya. Sedangkan, mahasiswa mengalami miskonsepsi khusus; dan 63,24%
telah memahami bentuk molekul dan cara benar sebagian. Data tersebut menunjukkan
menjumlahkan vektor. Mahasiswa juga model mental mahasiswa tahun pertama
tidak mampu mengelaborasi bentuk tentang materi Kimia Organik SMA
molekul, kepolaran, dan kemampuan sebagian besar dalam bentuk model mental
membentuk ikatan hidrogen dengan alternatif.
kelarutan senyawa dalam air. Hasil UCAPAN TERIMAKASIH
penelitian ini sejalan dengan temuan
penelitian Cartrette, & Mayo (2010), yang Peneliti mengucapkan terimakasih
menunjukkan sebagian besar mahasiswa kepada Dirjen Dikti dan Rektor Undiksha
tidak mampu menggunakan pengetahuannya Singaraja yang telah mendanai penelitian ini
tentang konsep-konsep dasar kimia untuk dalam bentuk Hibah Bersaing Institusi pada
memecahkan masalah kimia pada mata-mata tahun 2016.
kuliah kimia lanjut, misalnya Kimia DAFTAR RUJUKAN
Organik.
Hasil penelitian ini menunjukkan Cartrette, D. P., & Mayo, P. M., 2010.
model mental mahasiswa tahun pertama Students’ understanding of
tentang materi Kimia Organik SMA acids/bases in organic chemistry
dipengaruhi oleh strategi pembelajaran yang contexts. Chem. Educ. Res. Pract.,
diterapkan oleh guru dalam 12, 29–39.
mengajarkannya. Pengajaran Kimia Organik Graulich, N., 2015. The tip of the iceberg in
tanpa praktikum, tanpa penggunaan model organic chemistry classes: how do
molekul, dan miskin analogi menyebabkan students deal with the invisible?
materi Kimia Organik hanya dipandang oleh Chem. Educ. Res. Pract., 16: 9 - 21.
peserta didik sebagai ilmu hafalan.
Jansoon, N. Coll, R. K., & Somsook, E.,
Akibatnya, peserta didik pun gagal dalam
2009. “Understanding Mental Models
membangun model mentalnya tentang
of Dilution in Thai Students.”
hubungan struktur dan sifat senyawa
International Journal of
organik.
Environmental & Science Education,
SIMPULAN 4(2): 147-168.
Sejalan dengan hasil penelitian dan Peraturan Menteri Pendidikan dan
pembahasan di depan dapat ditarik simpulan Kebudayaan Republik Indonesia
sebagai berikut. Pertama, sebanyak 70,27% Nomor 59 Tahun 2014 tentang

360
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

Kurikulum 2013 Sekolah Menengah


Atas / Madrasah Aliyah.
Sendur, G., Toprak, M., Pekmez, E., (2010).
Analyzing of Students’
Misconceptions about Chemical
Equilibrium. Paper on International
Conference on New Trends in
Education and Their Implications.
Antalya-Turkey.
Suja, I W., Yuanita, L., & Ibrahim, M., 2015.
Model Mental Mahasiswa Calon Guru
Kimia tentang Korelasi Struktur dan
Sifat Senyawa Organik. Prosiding
Seminar Nasional Riset Inovatif III.
Lembaga Penelitian Undiksha. Kuta
Bali, 18 – 19 Nopember 2015.
Wang, Ch. Y., 2007. The role of mental-
modelling ability, content knowledge,
and mental model in general
chemistry students’ understanding
about moleculer polarity. A
Dissertation presented to the Faculty
of the Graduate School University of
Missouri – Columbia.

361

You might also like