You are on page 1of 12

Jurnal Pembelajaran Prospektif 1 (2) (2016) 20-31 Rachmanita, E.

, dkk

Jurnal Pembelajaran Prospektif 1 (2) (2016) 20-31

JPP
Journal of Prospective Learning
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/lp3m

Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia Untuk Kecakapan


Membangun Dan Menggunakan Konsep Redoks Dan Hidrokarbon Kelas
X SMAN 3 Sungai Kakap
Eni Rachmatia, Aunurrahman, Andy Usman

Program Magister TP, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak

Received 19 Januari 2016 Abstract


Approved 22 Februari 2016
This research aims to answer four main objectives, namely: (1) the design of the
Published 28 Februari 2016
module following the stage of (a) purpose and use of chemistry module, (b) target to
achieve the learning objectives of chemistry subject of redox and hydrocarbon, (c)
Keywords : reflection can be seen from cognitive score and questionnare responses provided to
Research and Development; the learner. (2) stages of learning scenarios: preparation, conditioning the learners,
Skill of developing: introduction, individual work, assessment of the learner work, reflection and closing
Proficiency using the as well as assessment. (3) profile of chemistry learning module which consists of the
concept; Module; Redox; cover, preface, able of contents, the standard of competence (SK), basic competence
Hydrocarbon (KD), indicators, instructions for using the module, a map of the position of the
module, concept map material, descriptions, prerequisites, the final objectives, prior
knowlege checking, learning activities (consisting of material description, summary,
assignments, and tests formative), evaluation, conclusion, references. (4) acquisition
of the concept of redox and hydrocarbons can also be seen from the provision of the
questions that serve to test extent to which learners can understand what has been
obtained by the learners with the acquisition of early learners ability scores an
average of 53,2 and the final ability with an average score of 79. In terms of process,
the chemistry learning module could deliver positive results for learners.

How to Cite
Eni Rachmatia, Aunurrahman, Andy Usman. (2016). Pengembangan Modul
Pembelajaran Kimia Untuk Kecakapan Membangun Dan Menggunakan Konsep
Redoks Dan Hidrokarbon Kelas X SMAN 3 Sungai Kakap. . JPP. 1 (2).20-31.

© 2016 Universitas Tanjungpura


Correspondence Author:
Jalan Pro.Dr.H. Hadari Nawawi Pontianak
Email: enirachma10@gmail.com

20
Jurnal Pembelajaran Prospektif 1 (2) (2016) 20-31 Rachmanita, E., dkk

PENDAHULUAN simbol, lambang unsur dan hafalan nama


unsur. Saat guru mengajar terkadang
Pendidikan memegang peranan pebelajar sulit berkonsentrasi karena
penting dalam menciptakan masyarakat terganggu oleh pebelajar lain yang sibuk
yang cerdas baik secara intelektual, dengan aktivitasnya sendiri sehingga
emosional maupun spiritual. Oleh sebab membuat pebelajar menjadi ribut, bosan,
itu pendidikan harus dirancang merasa jenuh dan mengantuk. Sistem
sedemikian rupa sehingga anak-anak pembelajaran seperti ini jika dibiarkan
dapat memperoleh pengalaman yang berlarut-larut dapat mempengaruhi
berguna dari alam lingkungannya (Suyono keberhasilan dalam belajar.
dan Hariyanto, 2012: 51), dimana Bedasarkan paparan deskripsi
pendidikan merupakan proses setting pembelajaran sebagai mana
pengubahan sikap dan perilaku seseorang dikemukakan diatas, berikut ini
dalam usaha mendewasakan manusia diidentifikasikan masalah utama yang
melalui upaya pengajaran. Pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut:
dapat diperoleh secara formal melalui 1. Perbedaan tipe, gaya dan irama belajar
pengajaran di sekolah. yang berbeda
Pelajaran di sekolah terdiri dari 2. Belum adanya media pembelajaran
berbagai jenis mata pelajaran, salah satu yang dirancang secara profesional yang
mata pelajaran yang diajarkan di SMA dapat digunakan mudah, mandiri dan
adalah kimia. Kimia adalah kajian mencapai tujuan tuntas sesuai
mengenai materi dan energi serta interaksi karakteristik pebelajar.
diantara keduanya. Akan tetapi secara Beberapa fakta di lapangan
garis besar dapat dikatakan bahwa ilmu menunjukkan bahwa permasalahan yang
kimia mempelajari segala sesuatu tentang menyebabkan rendahnya hasil belajar dan
materi, meliputi susunan, struktur, sifat respon pebelajar adalah karena belum
dan perubahannya serta energi yang adanya penggunaan sumber belajar yang
menyertai perubahan tersebut dapat mengaktifkan pebelajar agar
(Purba,2003:2). Ilmu kimia menjadi termotivasi dalam belajar. Sumber belajar
penting untuk dipelajari karena yang dijadikan alternatif pengganti buku
sesungguhnya mempengaruhi seluruh paket adalah modul agar pebelajar dapat
aspek kehidupan manusia dan belajar dengan mandiri maupun
memberikan banyak manfaat bagi berkelompok.
manusia. Upaya dalam mengatasi
Namun fakta di lapangan permasalahan tidak adanya sumber belajar
menunjukkan bahwa pebelajar merasa dalam pembelajaran yaitu dengan
ilmu kimia itu sulit dipahami atau penggunaan modul. Modul diharapkan
dimengerti dan tidak menarik untuk dapat menjadi alternatif sebagai alat bantu
dipelajari. Hal tersebut disebabkan mata untuk mengatasi pebelajar yang tidak
pelajaran kimia dipenuhi dengan rumus- memiliki buku paket kimia. Pentingnya
rumus dan simbol-simbol sehingga buku paket kimia dalam pembelajaran
membuat pebelajar sulit mengerti tanpa karena dapat menjadi referensi
adanya pemahaman yang lebih jauh pengetahuan selain penjelasan dari guru.
tentang suatu materi kimia. Anggapan Sebagaimana yang terjadi di lapangan
bahwa kimia itu sulit juga dialami oleh tidak ada pebelajar yang membawa buku
pebelajar kelas X di Sekolah Menengah paket kimia pada saat proses pembelajaran
Atas Negeri 3 sungai kakap. Hasil berlangsung dan hanya menggunakan
wawancara dengan guru kimia diperoleh LKS sebagai sumber belajar. Penggunaan
informasi bahwa kriteria ketuntasan LKS diduga kurang atraktif karena rata-
minimal (KKM) untuk kelas X adalah rata dicetak di kertas buram, cetakan tidak
dengan skor nilai 72, banyaknya pebelajar berwarna, terlihat membosankan, bahkan
yang belum tuntas mencapai 86,1% pada beberapa gambar yang ada tidak jelas
ujian tengah semester dan 0% pada ujian terpampang dan tidak memberikan materi
akhir semester dengan nilai ulangan secara rinci. Modul pembelajaran kimia
dibawah KKM. Sekolah Menengah Atas (SMA) yang baik
Hasil wawancara guru juga akan dapat menolong siswa didalam
diperoleh informasi bahwa tidak semua pembelajaran untuk mencapai kompetensi
pebelajar mempunyai buku paket kimia. (Situmorang, 2014: 139). Dalam
Pelajaran kimia merupakan pelajaran penelitian ini buku paket akan diganti
yang sulit bagi pebelajar karena banyak dengan penggunaan modul kimia yang

21
Jurnal Pembelajaran Prospektif 1 (2) (2016) 20-31 Rachmanita, E., dkk

telah dimodifikasi, dengan adanya modul atau diciptakan untuk membuat seseorang
diharapkan dapat menarik minat pebelajar dapat mencapai kompetensi atau tujuan
untuk membaca, mempercepat proses pembelajaran yang telah ditetapkan
belajar dan pemahaman pebelajar. sebelumnya. Berdasarkan pendapat diatas
Keunggulan pembelajaran maka dapat disimpulkan belajar
berbantuan modul (Sukmadinata dalam merupakan proses mencari ilmu yang
Indaryanti dkk, 2008: 36) siswa belajar terjadi dalam diri seseorang yang
secara individual dalam arti mereka dapat disebabkan oleh pengalamannya yang
menyesuaikan kecepatan belajarnya berulang-ulang. Belajar tidak hanya
dengan kemampuan masing-masing. sekedar memetakan pengetahuan atau
Siswa yang kemampuan belajarnya cepat informasi yang disampaikan, namun
akan menyelesaikan pembelajarannya bagaimana melibatkan individu secara
lebih dahulu tanpa ada hambatan dari aktif sehingga yang diterimanya menjadi
temannya yang lamban. Jadi suatu pengalaman yang bermanfaat bagi
pembelajaran individual berdasarkan pribadinya.
kecepatan belajar dapat diberikan dengan Reigeluth (1999: 19)
menggunakan modul. Dengan berbantuan mengemukakan paradigma dari
modul, materi pelajaran yang pembelajaran sebagai berikut: Paradigma of
disampaikan secara menyeluruh serta instruction has to change from standardization
pebelajar yang mengikuti pembelajaran to costomization, from a focus on presenting
kimia lebih banyak mendapat kesempatan material to a focus on making sure that learner
untuk belajar kimia secara mandiri. needs are met, from a focus on putting things
Pebelajar dapat melaksanakan tugas baik into learner heads to a focus on helping learner
secara kelompok maupun individu, karena understand what their heads are into : a
sumber belajar tersebut dapat disusun “learner-focused” paradigm. Yang artinya
disesuaikan dengan kebutuhan pada paradigma pembelajaran harus berubah
kegiatan pembelajaran serta tujuan atau dari standardisasi ke kustomisasi, dari
target yang ingin dicapai dalam suatu fokus pada menyajikan materi menjadi
pembelajaran. Berdasarkan identifikasi fokus pada memastikan bahwa kebutuhan
masalah diatas, maka dirumuskan fokus peserta didik terpenuhi, dari fokus pada
penelitian sebagai berikut: (1) menempatkan sesuatu ke dalam kepala
Menghasilkan rancangan/ pola dasar pebelajar menjadi fokus pada membantu
modul pembelajaran kimia untuk peserta didik memahami apa yang ada di
kecakapan membangun dan dalam kepala mereka : paradigma seorang
menggunakan konsep redoks dan "pebelajar-fokus"
hidrokarbon (2) Mendeskripsikan
skenario/ menghasilkan skenario Pembelajaran Modul
pembelajaran yang relavan untuk Modul dapat diartikan sebagai
kecakapan membangun dan materi pembelajaran yang disusun dan
menggunakan konsep redoks dan disajikan secara tertulis sedemikian rupa
hidrokarbon (3) Untuk menemukan profil sehingga pembacanya diharapkan dapat
modul pembelajaran kimia untuk menyerap sendiri materi tersebut
kecakapan membangun dan (Daryanto, 2013: 31). Susilana dan
menggunakan konsep redoks dan Riyana (2009:15) menyatakan modul
hidrokarbon (4) Untuk mengetahui adalah suatu paket program yang disusun
kecakapan membangun dan dalam bentuk satuan tertentu dan didesain
menggunakan pada konsep redoks dan sedemikian rupa guna kepentingan belajar
hidrokarbon. siswa. Satu peket modul biasanya
memiliki komponen petunjuk guru,
Belajar dan Pembelajaran lembaran kegiatan siswa, lembaran kerja
Belajar adalah suatu aktivitas atau siswa, kunci lembaran kerja, lembaran tes
proses untuk memperoleh pengetahuan, dan kunci tes. Sejalan dengan Susilana
meningkatkan keterampilan, memperbaiki dan Riyana, Nasution (2015: 205)
perilaku, sikap dan mengokohkan mengemukakan bahwa modul merupakan
kepribadian (Suyono dan Hariyanto, suatu unit lengkap yang terdiri atas suatu
2012: 9). Lebih dalam lagi Pribadi (2011: rangkaian kegiatan belajar yang disusun
8) menyatakan pembahasan tentang untuk membantu siswa belajar mandiri
peristiwa belajar akan lebih difokuskan dalam mencapai sejumlah tujuan yang
pada proses belajar dalam konteks formal, dirumuskan secara khusus dan jelas. Jadi
yaitu proses belajar yang sengaja didesain pengajaran modul cocok digunakan untuk

22
Jurnal Pembelajaran Prospektif 1 (2) (2016) 20-31 Rachmanita, E., dkk

melatih kemandirian siswa karena pada karena untuk dapat mengetahui apa yang
umumnya pembelajaran saat ini masih didapat setelah mempelajari sesuatu dari
berpusat pada guru. Menurut Smaldino sumber belajar. Penampilan-penampilan
dkk (2012: 279) menyatakan modul yang dapat diamati sebagai hasil-hasil
memudahkan belajar tanpa pengawasan belajar disebut kemampuan. Menurut
yang teratur, seluruh elemen mata Gagne, ada lima kemampuan yaitu
pelajaran yang diberikan guru biasanya keterampilan intelektual (intelectual skill),
harus dibentuk menjadi sekumpulan keterampilan motoris (motor skill),
cetakan, audiovisual atau yang berbasis informasi verbal (verbal information),
komputer (atau kombinasi apapun dari itu strategi kognitif (cognitive strategies), dan
semua). sikap belajar (atitude) (Dahar, 2011: 118-
Untuk menghasilkan modul yang 124). Sedangkan Mayer dalam Reigeluth
mampu meningkatkan motivasi belajar, (1999:146) mengungkap ada tiga level
pengembangan modul harus perolehan belajar berdasarkan pandangan
memperhatikan karakteristik yang konstruktivistik sebagaimana tertera ini
diperlukan sebagai modul adalah pada Tabel 2.1 sebagai berikut:
(Daryanto dan Dwicahyono, 2014:
186:188): (a) Self instruction: merupakan Tabel 1. Three Kinds of Learning Outcomes for a
karakteristik penting dalam modul, Lesson on The Formation of Lightning
dengan karakter tersebut memungkinkan
seseorang belajar secara mandiri dan tidak Performance
tergantung pada pihak lain. (b) Self Performance on Learning
on Transfer
Retention Test Outcomes
contained: tujuan dari konsep ini adalah Test
memberikan kesempatan peserta didik
mempelajari materi pembelajaran secara
Poor Poor No Learning
tuntas. (c) Stand Alone: merupakan
karakteristik modul yang tidak tergantung
pada bahan ajar/ media lain, atau tidak Good Good Rote Learning
harus digunakan bersama-sama dengan
bahan ajar/media lain. (d) adaptif: jika Constructivist
modul tersebut dapat menyesuaikan Good Good
Learning
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta fleksibel/luwes digunakan
diberbagai perangkat keras (hardware). (e) Sumber: Mayer (Reigeluth, 1999: 146)
User Friendly: modul hendaknya juga
memenuhi kaidah user friendly atau Tabel 1 mengenai level perolehan
bersahabat/akrab dengan pemakaiannya. belajar di atas dapat dijelaskan pada Level
Setiap instruksi dan paparan informasi No Learning (Tidak Belajar) dimana
yang tampil bersifat membantu dan pebelajar aktif secara fisik tetapi secara
bersahabat dengan pemakaiannya, mental tidak belajar. Pebelajar gagal
termasuk kemudahan pemakai dalam dalam memeperhatikan informasi yang
merespon dan mengakses sesuai dengan masuk. Level Rote Learning (Belajar
keinginan. Hafalan), Pebelajar mengingat dengan
Berdasarkan beberapa pendapat baik informasi penting suatu materi, tetapi
ahli diatas dapat dinyatakan bahwa modul kinerja pebelajar buruk apabila informasi
adalah suatu paket pembelajaran yang tersebut diterapkan untuk memecahkan
memuat satu konsep dari bahan pelajaran masalah baru. Dan Level Constructivist
yang merupakan salah satu usaha Learning (Belajar Membangun), pebelajar
penyelenggaraan pembelajaran individual berusaha untuk memahami informasi
yang memungkinkan pebelajar menguasai yang diberikan. Pada level ini pebelajar
satu unit bahan pelajaran sebelum membangun mentalnya dengan aktif
pebelajar beralih ke unit berikutnya. belajar, dimana pebelajar memiliki dan
Artinya pebelajar dapat melakukan menggunakan beragam proses kognitif
kegiatan belajar sendiri tanpa kehadiran selama proses belajar. Proses kognitif
guru secara langsung. meliputi: memperhatikan informasi yang
relavan, mengorganisasi informasi sebagai
Perolehan Belajar pernyataan yang logis, dan
Perolehan belajar Sangat diperlukan oleh mengintegrasikan pernyataan dan
peserta didik dalam setiap pembelajaran pengetahuan yang ada.

23
Jurnal Pembelajaran Prospektif 1 (2) (2016) 20-31 Rachmanita, E., dkk

Kompetensi Pembelajaran Kimia pengembangan adalah suatu proses untuk


(Redoks dan Hidrokarbon) mengembangkan dan memvalidasi produk
a. Redoks pendidikan. Penelitian ini termasuk
Elektrokimia adalah cabang ilmu pengembangan produk sumber belajar
kimia yang berkenaan dengan yang berupa modul pembelajaran kimia
interkonversi energi listrik dan energi kelas X SMAN 3 Sungai Kakap untuk
kimia. Proses elektrokimia adalah reaksi konten redoks dan hidrokarbon.
redoks (oksidasi-reduksi) dimana dalam Pengembangan modul ini diharapkan
reaksi ini energi yang dilepas oleh reaksi siswa dapat belajar dengan mudah,
spontan diubah menjadi arus listrik atau meyenangkan, kapan saja secara tuntas
dimana energi listrik digunakan agar dapat mencapai tujuan belajar dalam
reaksi yang nonspontan bisa terjadi. bentuk kecakapan konsep. Serta pebelajar
Dalam reaksi redoks, elektron-elektron juga dapat belajar secara individual dalam
ditransfer dari satu zat ke zat lain. Reaksi arti mereka dapat menyesuaikan
antara logam magnesium dan asam kecepatan belajarnya dengan kemampuan
klorida merupakan satu contoh reaksi masing-masing.
redoks (Chang, 2003: 194) Penelitian ini menggunakan
langkah-langkah dari Borg & Gall
b. Hidrokarbon (1983:775) yang mengembangkan 10
Senyawa hidrokarbon merupakan tahapan dalam mengembangkan model,
senyawa karbon yang paling sederhana. seperti Bagan 1 dibawah ini:
Dari namanya, senyawa hidrokarbon
adalah senyawa karbon yang hanya
tersusun dari atom hidrogen dan atom
karbon. Dalam kehidupan sehari-hari
banyak kita temui senyawa hidrokarbon,
misalnya minyak tanah, bensin, gas alam,
plastik dan lain-lain. Sumardjo (2009: 30)
mengatakan atom karbon mempunyai
empat elektron elektron valensi, yaitu
empat elektron di kulit terluar, untuk Bagan 1: 10 tahapan dalam mengembangkan model
dari Borg & Gall
mencapai konfigurasi elektron yang stabil
seperti konfigurasi gas mulia atom karbon
Secara rinci dijelaskan sebagai
memerlukan empat elektron.
berikut: (1) Research and information
collecting: Termasuk dalam langkah ini
METODE
diantara lain studi literatur yang berkaitan
Mc. Millan dan Schumacher dalam
dengan permasalahan yang dikaji,
Hadeli (2006:2) menyatakan bahwa:
“Reseacrh methods that is, the way one collects pengukuran kebutuhan, penelitian dalam
and analyzes data were developed for acquiring skala kecil, dan persiapan untuk
knowledge by reliable and trustworthy merumuskan kerangka kerja penelitian.
procedures”. Yang artinya metode Kajian awal sangat penting dilakukan
untuk memperoleh informasi awal terkait
penelitian yaitu cara mengumpulkan dan
produk yang akan dikembangkan.
mengolah data yang dikembangkan untuk
Kegiatan yang akan dilakukan adalah
memperoleh pengetahuan atau jawaban
pengamatan di SMAN 3 Sungai Kakap
terhadap permasalahan melalui prosedur
untuk mengetahui kondisi nyata di
yang handal atau dapat dipercaya.
lapangan. Kemudian melakukan studi
Penelitian ini bertujuan untuk
literatur pendukung untuk landasan
mengembangkan sumber belajar pada
melakukan pengembangan. Penelitian ini
mata pelajaran kimia konten redoks dan
didapat informasi kebanyakan pebelajar
hidrokarbon di kelas X SMAN 3 Sungai
tidak memiliki pegangan buku
Kakap, maka penelitian yang digunakan
pembelajaran dan hanya LKS yang
dalam penelitian ini adalah metode
digunakan dalam proses pembelajaran
pengembangan (Research and Development).
berlangsung. Berkenaan dengan hal
Trianto (2010: 243) menyatakan penelitian
tersebut, peneliti merasa bahwa
pengembangan adalah metode penelitian
penggunaan LKS dalam pembelajaran
untuk pengembangan produk atau
kimia sangat kurang efektif dan efisien jika
menyempurnakan produk. Dapat
tidak didampingi buku teks/ buku paket.
disimpulkan bahwa penelitian
Hal ini dikarenakan penyampaian materi

24
Jurnal Pembelajaran Prospektif 1 (2) (2016) 20-31 Rachmanita, E., dkk

dalam LKS sangat singkat dan padat terhadap hasil uji coba luas. Pada tahap
sehingga dikhawatirkan pebelajar akan penelitian ini produk uji coba lapangan
kesulitan dalam menemukan dan direvisi kembali. (8) Operational field testing,
memahami hal-hal penting dalam materi yaitu langkah uji validasi terhadap model
tersebut. (2) Planning: termasuk dalam operasional yang dihasilkan. Pada tahap
langkah ini menyusun rencana penelitian penelitian ini hasil dari revisi produk diuji
yang meliputi merumuskan kecakapan dan cobakan lagi di lapangan dengan skala
keahlian yang berkaitan dengan lebih besar. (9) Final product revision, yaitu
permasalahan. Kegiatan pada tahap melakukan perbaikan akhir terhadap
perencanaan ini adalah meliputi model yang dikembangkan guna
mendefinisikan keterampilan yang menghasilkan produk akhir. Pada tahap ini
dikembangkan melalui perangkat yang dari analisis uji coba lapangan direvisi
akan dihasilkan dengan merumuskan untuk yang terakhir kalinya. (10)
terlebih dahulu kemampuan, tujuan Dessemination and implemantation, yaitu
khusus yang ingin dicapai dan uji coba langkah menyebarkan produk yang
skala kecil. (3) Develop preliminary form of dikembangkan kepada khalayak.
product: mengembangkan bentuk Penelitian ini menggunakan tiga
permulaan dari produk yang akan teknik pengumpulan data yaitu (1)
dihasilkan. Termasuk dalam langkah ini observasi, pada tahap ini peneliti akan
adalah persiapan komponen pendukung, melakukan pengamatan di kelas terhadap
menyiapkan pedoman dan buku petunjuk peserta didik yang mengikuti mata
dan melakukan evaluasi terhadap pelajaran kimia. Hal ini dilakukan untuk
kelayakan alat-alat pendukung. meninjau lebih lanjut mengenai
Keberhasilan pembelajaran menggunakan penggunaan sumber belajar yang
sumber belajar modul ini sangat digunakan pada saat jam pelajaran kimia
bergantung pada desain tampilan yang berlangsung. (2) wawancara, bertujuan
akan disajikan. Sumber belajar berupa untuk memperoleh data berupa nilai hasil
modul pembelajaran yang disajikan harus belajar yang diperoleh pebelajar dengan
menarik, mencakup semua materi yang melihat daftar nilai guru mata pelajaran
hendak diberikan, tepat sasaran tujuan kimia, penggunaan sumber belajar dalam
pembelajaran, memberikan wawasan pada pembelajaran kimia, penerapan strategi
peserta didik mengenai materi dan bagaimana karakteristik siswa di
pembelajaran kimia. (4) Preliminary field sekolah tersebut. (3) dokumentasi, dalam
testing, yaitu melakukan uji coba lapangan penelitian ini meliputi data nilai pebelajar,
awal dalam skala terbatas. Pengujian dokumen resmi dari sekolah, foto maupun
digunakan untuk memperoleh informasi video penelitian. Studi dokumentasi
apakah penelitian menggunakan sumber dilakukan untuk mengumpulkan data
belajar modul pada mata pelajaran kimia berupa dokumen-dokumen penting yang
lebih efektif, efesien dan menarik dari pada sesuai dengan fokus penelitian.
menggunakan sumber belajar sebelumnya. Instrumen penelitian yang
(5) Main product revision, yaitu melakukan digunakan untuk mengumpulkan data
perbaikan terhadap produk awal yang yaitu (1) lembar observasi, yang
dihasilkan berdasarkan hasil uji coba awal. digunakan untuk mengumpulkan data
Kegiatan ini dilakukan berdasarkan tentang proses pembelajaran kimia di
langkah awal, apakah perlu dilakukan kelas X pada konten redoks dan
revisi produk, dibagian yang mana dan hidrokarbon, preskirpsi tugas belajar dan
bagaimana bentuknya. Hal ini dilakukan desain pesan akan dimuat dalam sumber
untuk meminimalisir kekurangan sehingga belajar., pedoman wawancara dan alat
peneliti akan melakukan perbaikan desain. perekam dokumen. (2) Pedoman
Hasil perbaikan ini merupakan produk wawancara, digunakan untuk mengambil
utama dari perangkat yang dikembangkan. data tentang proses pembelajaran kimia di
(6) Main field testing, biasanya disebut uji kelas X yang dilakukan guru dan siswa
coba utama yang melibatkan khayalak dalam konten redoks dan hidrokarbon. (3)
lebih luas. Produk yang telah direvisi Kuesioner, yang diberikan kepada peserta
selanjutnya akan diuji cobakan lagi pada didik nantinya akan diisi oleh pebelajar
skala kecil, kemudian pada skala yang yang menggunakan modul untuk
lebih besar, hasilnya akan dibandingkan. mengetahui tanggapan tentang modul
(7) Operational product revision, yaitu yang telah dibuat oleh peneliti. (4) Alat
melakukan perbaikan/ penyempurnaan Perekam Dokumen, penelitian ini
menggunakan alat yang dapat digunakan

25
Jurnal Pembelajaran Prospektif 1 (2) (2016) 20-31 Rachmanita, E., dkk

untuk mengumpulkan data berupa hubungan sebab akibat, penjelasan dan


dokumen selama penelitian diantaranya proposisi dalam penelitian.
berupa kamera untuk mengambil gambar Pengecekan keabsahan data, maka
dan video serta data perolehan belajar dari dilakukan kegiatan sebagai berikut
pebelajar. (Sugiono, 2014: 121-131): (1) Uji
Teknik analisis data yang kredibilitas data (kepercayaan), dilakukan
digunakan dalam penelitan ini adalah dengan perpanjangan pengamatan,
model interaktif dari Miles dan peningkatan ketekunan dalam penelitian,
Huberman. Miles and Huberman (dalam triagulasi, diskusi dengan teman sejawat,
Sugiono, 2014: 91-92) mengemukakan analisis kasus negatif dan member check. (2)
bahwa aktivitas dalam data kualitatif Pengujian transferability (keteralihan),
dilakukan secara interaktif dan validitas eksternal menunjukan derajat
berlangsung secara terus menerus sampai ketepatan atau dapat diterapkannya hasil
tuntas sehingga datanya sudah jenuh. penelitian ke populasi dimana sampel
Penelitian ini menggunakan analisis data tersebut diambil. Pada penelitian ini hasil
kualitatif model analisis interaktif yang penelitian dapat diberlakukan dalam
dikemukakan oleh Miles and Huberman situasi yang sama atau hampir sama
yang terdiri dari tiga langkah yang saling dengan tempat penelitian ini berlangsung.
berinteraksi yaitu: pengumpulan data, (3) Pengujian Dependendability
penyajian data, dan penarikan (kebergantungan), pengujian ini dilakukan
kesimpulan. dengan melakukan audit terhadap
Model interaktif dalam analisis keseluruhan proses penelitian dengan
data ditunjukan pada Bagan 2 sebagai konsisten seluruh aktivitas penelitian
berikut: mulai dari menemukan masalah,
memasuki lapangan, menentukan sumber
data, analisis data, menguji keabsahan
data dan membuat kesimpulan. (4)
Pengujian konfirmability (ketegasan)
pengujian ini berarti menguji hasil
penelitian, dikaitkan dengan proses yang
dilakukan. Bila hasil penelitian
merupakan fungsi dari proses penelitian
yang dilakukan, maka penelitian tersebut
telah memenuhi standar yang ingin
Bagan 2: Komponen analisis data (Interactive model) dicapai. Pada penelitian ini menggunakan
jejak rekaman selama proses penelitian.
Langkah analisis data model
analisis interaktif dalam penelitian ini HASIL PENELITIAN DAN
dijelaskan sebagai berikut: (1) Reduksi PEMBAHASAN
data, diartikan sebagai proses pemilihan, Kegiatan pra-penelitian diawali
pemusatan perhatian pada secara teoritis kebutuhan pebelajar, yaitu
penyederhanaan, pengabsahan dan dengan menganalisa adakah
transformasi kasar yang muncul dari ketidakcocokan kondisi saat ini dengan
cacatan lapangan dengan tujuan untuk kebutuhan pebelajar dan menentukan
menajamkan, menggolongkan, tujuan pembelajaran. Langkah yang
mengarahkan, dan membuang yang tidak dilakukan setelahnya adalah melakukan
diperlukan. (2) Penyajian data, hasil wawancara kepada guru mata pelajaran
reduksi data disajikan dalam bentuk kimia kelas X untuk mengetahui
naratif yang digolongkan sesuai topik bagaimana gambaran umum
masalah. Dengan menyajikan data akan pembelajaran kimia di kelas X SMA N 3
memudahkan peneliti untuk memahami Sungai Kakap. Selama ini pada mata
apa yang terjadi dan merencanakan kerja pelajaran kimia bila dilihat dari hasil
selanjutnya. (3) Penarikan kesimpulan, belajarnya, masih banyak pebelajar yang
pada dasarnya telah terjadi sejak awal mendapatkan nilai dibawah KKM.
penelitian sampai akhir penelitian yang Pembelajaran yang berorientasi pada
merupakan proses berkesinambungan dan pebelajar belum maksimal, pembelajaran
berkelanjutan untuk mencari makna dari yang baik adalah dimana pebelajar
komponen yang disajikan dengan dituntut untuk aktif dalam proses
mencatat pola-pola, keteraturan, pembelajaran berlangsung. Masalah di
atas pebelajar membutuhkan suatu

26
Jurnal Pembelajaran Prospektif 1 (2) (2016) 20-31 Rachmanita, E., dkk

pembelajaran yang dianggap cocok benar; (2) gaya penyajian yang akrab; (3)
dengan materi redoks dan hidrokarbon melihat tingkat kemampuan pebelajar
dan perangkat pembelajaran yang sesuai sehingga materi yang disajikan dibuat agar
salah satu alternatifnya adalah dengan pebelajar lebih mudah untuk memahami.
modul pembelajaran kimia. Prinsip dasar d) Review dan Uji coba
pengembangan perangkat pembelajaran Review dilakukan dengan cara
ini adalah untuk: (1) membantu pebelajar minta beberapa orang untuk membaca
untuk menyiapkan belajar mandiri, (2) draft modul yang telah dibuat serta
memiliki rencana pembelajaran yang mengkritisi dan memberikan komentar
dapat direspon secara maksimal, (3) terhadap draft modul tersebut. Orang
memuat isi atau konten pembelajaran terkait untuk mereview draft modul
yang lengkap dan mampu memberikan tersebut adalah ahli dibidangnya.
kesempatan pebelajar untuk belajar Pengembangan modul kimia pada
mandiri, (4) dapat memonitor kegiatan kelas X materi redoks dan hidrokarbon di
belajarnya sendiri, (5) dapat memberikan SMAN 3 Sungai Kakap semester genap
saran dan petunjuk serta informasi balikan tahun pelajaran 2015/2016. Pelaksanaan
tingkat kemajuan belajarnya. ini dilaksanakan melalui tiga kali uji coba
yang telah dilaksanakan dengan tahap
Hasil analisis masalah, perencanaan desain,
1. Rancangan Modul Pembelajaran membuat modul, validasi desain,
Kimia perbaikan dan uji coba. Terdapat tiga
a) Tahap Awal Perancangan Modul tahap uji coba kecil dengan 3 subjek orang
Perencanaan dalam pebelajar, uji coba kelompok sedang
mempersiapkan penulisan modul adalah dengan 8 orang pebelajar, uji coba
sangat penting, karena dengan kelompok besar dengan 30 orang
perencanaan yang baik dalam penulisan pebelajar. Pemilihan pebelajar yang
modul, maka modul yang dihasilkan akan dijadikan subjek uji coba tersebut
memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi, didasarkan pada kategori pebelajar
serta kedalaman materi yang sesuai berkemampuan tinggi, pebelajar dengan
dengan tingkat kemampuan pebelajar. kemampuan sedang dan pebelajar dengan
tingkat kemampuan rendah.
b) Tahap Penulisan Modul Adapun rangkuman hasil evaluasi
Tahap penulisan modul selanjutnya pebelajar terhadap kelayakan modul
adalah melaksanakan penulisan yang pembelajaran pada materi redoks dan
meliputi: (1) menentukan topik atau hidrokarbon adalah sebagai berikut:
pokok bahasan yang akan disajikan. (2)
Mengatur urutan materi sesuai dengan Tabel 2: Hasil uji coba terhadap kelayakan modul
pembelajaran kimia
tujuan dalam hal ini untuk materi yang
akan disajikan yaitu redoks dan
Tahap Uji Jumlah Rata- Persent
hidrokarbon. (3) Tahapan selanjutnya Coba Pebelajar rata ase (%)
meliputi pembuatan cover modul, kata
pengantar, peta kedudukan modul, Uji coba
3 0,52 52%
pendahuluan (deskripsi, petunjuk kelompok kecil
penggunaan, prasyarat, cek kemampuan Uji coba
awal) pembelajaran (kegiatan belajar, kelompok 8 0,83 83%
uraian materi rangkuman dan tes yang sedang
berupa soal), soal evaluasi, glosarium, Uji coba
daftar pustaka dan kunci jawaban ini 30 0,92 92%
kelompok besar
didesain sedemikian rupa sehingga
pebelajar tertarik untuk belajar kimia. Hasil uji coba terhadap kelayakan
modul pembelajaran kimia yang
c) Keterbacaan Modul dikembangkan adalah bahwa modul yang
Hal ini dilakukan dengan tujuan dibuat pada setiap tahapnya mengalami
agar modul dapat dipahami dengan kenaikan persentase. Hasil dari uji coba
mudah oleh pebelajar. Untuk pada setiap tahap akan dilakukan revisi
terpenuhinya unsur keterbacaan modul sesuai dengan hasil angket yang telah
ada beberapa aspek yang dilakukan, yaitu: diberikan pada pebelajar. Didapatlah
(1) faktor bahasa yang digunakan harus bahwa nomor pada angket respon
sesuai kaidah berbahasa yang baik dan pebelajar yang harus diperbaiki kembali

27
Jurnal Pembelajaran Prospektif 1 (2) (2016) 20-31 Rachmanita, E., dkk

pada modul dengan begitu diperoleh pebelajar dengan total pretest 1595 dengan
modul yang sesuai dengan karakteristik rata-rata skor yang didapat 53,2 dan total
pebelajar sehingga dapat digunakan posttest 2345 dengan rata-rata skor yang
mandiri, mudah dan mencapai tujuan didapat adalah 79. Bedasarkan hasil
tuntas. pretest, dari 30 orang pebelajar sebanyak 5
orang yang tuntas dengan nilai KKM
2. Skenario Pembelajaran Kimia diatas rata-rata. Sedangkan untuk nilai
Terdapat beberapa langkah kerja posttest, dari 30 orang pebelajar sebanyak
dalam menyiapkan skenario 26 orang pebelajar tuntas dengan nilai
pembelajaran, diantaranya: (a) diatas kriteria ketuntasan minimum
mempelajari sumber belajar yang akan (KKM) yang telah ditentukan yaitu 72.
digunakan oleh siswa guna mengetahui Pebelajar dikatakan memahami konsep
materi apa yang akan dipelajari. (b) jika mereka mampu mendefinisikan
menentukan waktu, peralatan atau alat konsep, mengidentifikasi soal-soal yang
bantu yang akan digunakan dalam diberikan dan memberikan contoh dari
pembelajaran. (c) menuliskan langkah- konsep. Pada saat pembelajaran di kelas
langkah yang akan dilakukan dalam pebelajar terlihat antusias maju kedepan
proses pembelajaran sesuai dengan secara bergantian tanpa takut untuk
tahapan-tahapan pembelajaran yang mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh
direncanakan. (d) menuliskan langkah- guru.
langkah pembelajaran secara lengkap. (e)
menuliskan rencana penilaian terhadap Pembahasan
kegiatan belajar. (f) kriteria keberhasilan 1. Rancangan Modul
hasil penilaian dapat dirinci secara detail Modul dibuat sedemikian rupa agar
dan mencakup tiga rangkap yaitu kognitif, memudahkan pebelajar untuk belajar
afektif, dan psikomotor. mandiri, dimana saja dan sepanjang jaga.
Dalam penelitian ini modul hanya terdiri
3. Profil Modul Pembelajaran Kimia dari 2 kompetensi yaitu kegiatan belajar
Bagian ini menyajikan profil modul redoks dan kegiatan belajar hidrokarbon.
pembelajaran kimia untuk membangun Seperti yang disampaikan oleh
dan menggunakan konsep redoks dan Suryosubroto (1983: 13) menyatakan
hidrokarbon di kelas X SMA N 3 Sungai modul ditulis dan disusun sedemikian
Kakap. Adapun yang telah dibuat dengan rupa sehingga bahan yang disampaikan
langkah-langkah sebagai berikut: (a) dalam kegiatan belajar mengajar selalu
Pengumpulan bahan/materi yang akan terarah kepada tujuan yang ingin dicapai
ditampilan pada modul pembelajaran yang telah dirumuskan dengan jelas dan
kimia yang terkait dengan redoks dan khusus. Perencanaan dalam
hidrokarbon. (b) Kerangka modul antara mempersiapkan penulisan modul adalah
lain terdiri dari halaman sampul/cover, sangat penting, karena dengan
kata pengantar, daftar isi, peta kedudukan perencanaan yang baik dalam penulisan
modul dan glosarium. (c) Modul ini modul, maka modul yang dihasilkan akan
terdiri dari tiga bagian isi: pendahuluan memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi,
(standar kompetensi, petunjuk serta kedalaman materi yang sesuai
penggunaan modul, peta kedudukan dengan tingkat kemampuan pebelajar.
modul, peta konsep, deskripsi, prasyarat, Ketika akan menulis modul peneliti mulai
tujuan akhir, cek kemampuan awal) fokus menulis sejak perencanaan,
pembelajaran, evaluasi, penutup, daftar sehingga dapat mengetahui dan
pustaka yang berupa beberapa buku yang memahami tujuan yang ingin dicapai dan
telah dijadikan acuan dalam membuat materi atau konten yang disajikan dalam
modul pemebalajaran kimia ini. Penelitian pembelajaran melalui modul. Modul
ini menggunakan modul pembelajaran pembelajaran kimia yang didamping
kimia yang didampingi dengan video dengan power point pembelajaran ini
pembelajaran yang telah peneliti kemas karena pemanfaatan media dalam
dalam bentuk power point pembelajaran. pembelajaran dapat membangkitkan
keinginan dan minat baru, meningkatkan
4. Kecakapan Membangun dan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar.
Menggunakan Konsep
Berdasarkan jumlah pebelajar pada 2. Skenario Pembelajaran
kelas implementasi adalah 30 orang Skenario pembelajaran disusun
meliputi beberapa tahap penelitian

28
Jurnal Pembelajaran Prospektif 1 (2) (2016) 20-31 Rachmanita, E., dkk

diantaranya tahap persiapan hal yang pebelajar lebih mudah untuk memahami
dilakukan adalah persiapan bahan ajar dari apa yang tertuang di dalam modul
apakah bahan ajar tersebut dapat pembelajaran kimia.
digunakan pada saat proses belajar
mengajar berlangsung. Tahap selanjutnya 4. Kecakapan dalam Membangun dan
adalah pengkondisian pebelajar dilakukan Menggunakan Konsep
dengan mempersiapkan pebelajar sebelum Modul dalam hal ini digunakan
dimulai pembelajaran. Tahap selanjutnya sebagai pengganti buku teks atau buku
adalah pendahuluan, hal yang dilakukan paket yang mana pebelajar belum
pada tahap ini adalah dimana guru memilikinya, modul dibuat dengan
menjelaskan point penting dari bahasa semudah mungkin sehingga modul
pembelajaran yang akan disampaikan. disini dapat menunjang pebelajar dalam
Tahap kerja individu adalah dimana membangun konsepnya sendiri atau biasa
pebelajar secara mandiri belajar dan dikenal dengan teori konstruktivisme
mencoba mengerjakan soal yang sehingga penguasaan konsep pebelajar
diberikan. Tahap selanjutnya adalah akan lebih terkuasai karena pebelajar
menilai hasil kerja pebelajar dimana guru sendiri yang menemukan konsep dan
memberikan penilaian dari hasil kerja membangunnya. Proses pembelajaran
pebelajar. Selanjutnya adalah tahap kimia di kelas yang mana pemahaman
refleksi dan penutup dimana guru konsep merupakan bagian penting untuk
memberitahukan kesalahan pebelajar jika pebelajar, dimana pemahaman konsep
masih terdapat kekeliruan dalam kimia merupakan landasan yang penting
mengerjakan soal-soal yang diberikan. untuk berpikir dalam menyelesaikan
Dan terakhir adalah tahap peniliaian permasalahan kimia maupun
dimana yang dilihat adalah keberanian permasalahan sehari-hari.
pebelajar dalam mengungkapkan Pemahaman dalam pembelajaran
pendapat dalam proses belajar mengajar. kimia akan lebih bermakna jika dibangun
oleh pebelajar sendiri. Oleh karena itu
3. Profil modul pembelajaran kimia kemampuan pemahan tidak dapat
Modul yang digunakan dalam diberikan dengan paksaan, artinya konsep-
penelitian ini adalah berupa bahan cetak konsep diberikan oleh guru, dan ketika
yang didampingi dengan video pebelajar lupa maka pebelajar tersebut
pembelajaran yang dikemas dalam bentuk tidak dapat dengan baik meyelesaikan
power point dengan bantuan video tersebut persoalan dalam kimia. Modul dalam
diharapkan pebelajar dapat dengan mudah penelitian ini memberikan dampak yang
memahami materi yang bersifat abstrak positif terbukti dari aktivitas pebelajar di
sebagai mana yang dikemukakan oleh dalam kelas, ketika ditanya secara acak
Munir (2013: 18) video sebagai sarana dan pada saat diberikan soal di papan tulis
untuk menyampaikan informasi yang oleh guru banyak pebelajar yang telah
menarik, langsung dan efektif. Modul paham mengenai konsep-konsep penting
disusun terdiri dari tiga bagian utama dalam redoks maupun dalam hidrokarbon
yaitu pendahuluan terdiri dari standar tersebut.
kompetensi, petunjuk penggunaan modul,
peta kedudukan modul, peta konsep, SIMPULAN DAN SARAN
deskripsi, prasyarat, tujuan akhir, cek Simpulan
kemampuan awal. Bagian isi yang terdiri Berdasarkan hasil penelitian yang
dari materi ajar, kumpulan soal latihan telah dilakukan, secara khusus dapat
dan penutup yang terdiri dari rangkuman disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
materi ajar, soal evaluasi, glosarium, (1) rancangan pengembangan modul
daftar pustaka dan kumci jawaban. pembelajaran kimia dilakukan dengan
Sedangkan untuk video pembelajaran menentukan tujuan awal, penggunaan
yang dikemas dalam bentuk power point modul kimia, target yang akan dicapai
dimulai dari judul kemudian berisi point dan refleksi yang dilihat dari nilai kognitif
penting yang di visualisasikan dalam pebelajar. (2) skenario pembelajaran yang
bentuk video pembelajaran dimana terdiri telah disusun dalam penelitian ini meliputi
dari tombol-tombol aktif yang akan beberapa tahap penelitian diantaranya
membawa pebelajar pada inti dari setiap tahap persiapan, tahap pengkondisian
materi. Video terpilih yang dituang dalam pebelajar, tahap pendahuluan, tahap kerja
power point tersebut merupakan video yang individu, tahap dalam menilai hasil kerja
dekat dengan kehidupan sehari-hari agar pebelajar, tahap refleksi dan penutup. (3)

29
Jurnal Pembelajaran Prospektif 1 (2) (2016) 20-31 Rachmanita, E., dkk

modul pembelajaran kimia terdiri dari produk baru yang sejenis bahkan jauh
cover, kata pengantar, daftar isi, standar lebih baik lagi sehingga dapat memberikan
kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), inovasi atau pembaruan dalam dunia
indikator, petunjuk penggunaan modul, pendidikan.
peta kedudukan modul, peta konsep
materi, deskripsi, prasyarat, tujuan akhir, DAFTAR RUJUKAN
cek kemampuan awal, kegiatan Borg. W.R dan Gall, M.D. 1983.
pembelajaran (terdiri dari uraian materi, Educational Reasearch: An
rangkuman, tugas dan tes formatif), Introduction. New York: Longman
evaluasi, penutup, daftar pustaka. Dilihat Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar:
dari uji ahli, instrumen soal dan modul Konsep-Konsep Inti. Jilid 2 Edisi
pembelajaran kimia dapat digunakan Ketiga. Jakarta: Erlangga
dilapangan dengan beberapa kali revisi Dahar, Ratna, Wilis. 2011. Teori-Teori
sebelum dinyatakan layak digunakan dan Belajar & pembelajaran. Jakarta:
diujikan pada pebelajar dilapangan. (4) Erlangga
kecakapan membangun dan Daryanto. 2013. Menyusun Modul (Bahan
menggunakan konsep dalam redoks dan Ajar Untuk Persiapan Guru
hidrokarbon dimana modul yang Mengajar). Yogyakarta: Penerbit
digunakan ini memberikan dampak positif Gava Media
yang terbukti dari aktivitas pebelajar di Daryanto dan Dwicahyono, Aris. 2014.
kelas. Perolehan konsep dari redoks dan Pengembangan Perangkat
hidrokarbon juga dapat terlihat dari Pembelajaran (Silabus, RPP, PHB,
pemberian soal-soal yang berfungsi untuk Bahan Ajar). Yogyakarta: Penerbit
menguji sejauh mana pebelajar dapat Gava Media
memahami apa yang telah didapat oleh Hadeli. 2006. Metode Penelitian
pebelajar dengan perolehan skor Kependidikan. Ciputat: Quantum
kemampuan awal pebelajar rata-rata 53,2 Teaching
dan kemampuan akhirnya dengan rata- Indaryani, Hartanto Yusuf dan Aisyah
rata skor 79. Dilihat dari sisi proses modul Nyimas. 2008. Pengembangan
dapat mendorong tumbuhnya motivasi, Modul Pembelajaran Individual
kemudahan dalam belajar dan keaktifan dalam Mata Pelajaran Matematika
bertanya di kelas di Kelas XI SMA Negeri 1
Palembang. Palembang: Jurnal
Saran Pendidikan Matematika, Volume
Penelitian pengembangan 2 No.2
dilakukan untuk menghasilkan suatu Munir. 2013. Multimedia Konsep &
produk baru atau menyempurnakan Aplikasi dalam Pendidikan.
produk yang sudah ada, salah satu yang Bandung: Alfabeta
dihasilkan dari penelitian ini adalah Nasution. 2015. Berbagai Pendekatan
pengembangan modul pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar.
kimia. Berdasarkan hasil penelitian dan Jakarta: PT Bumi Aksara
pengambangan berikut beberapa saran Pribadi, Benny A. 2011. Model Desain
yang dapat peneliti sampaikan. Perlu Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian
ketekunan dalam membuat dan Rakyat
mengupulkan bahan yang akan digunkan Purba, Michael. 2003. Kimia 2000 SMU
untuk membuat media ini. Modul Kelas 1. Jakarta: Erlangga
pembelajaran kimia ini dikembangkan Reigeluth. Charles M. 1999. Instructional-
hanya sebatas pengembangan, sehingga Design Teories and Models.Volume
untuk kedepannya modul bisa lebih II. New Jersey: Lawrence
dikembangkan dan bisa digunakan oleh Erlbaum Associates Syracuse
sekolah lain. Modul ini dapat University
dikembangkan lebih lanjut dalam proses Situmorang, Manahir dan Situmorang
pembelajaran yang melibatkan guru dan Andry S. 2014. Efektivitas Modul
siswa. Guru diharapkan lebih kreatif Pembelajaran Inovatif untuk
dalam mengajar, sedangkan siswa lebih Meningkatkan Hasil Belajar pada
aktif dalam belajar untuk memperoleh Pengajaran Laju Reaksi. Medan:
pengalaman belajar lebih maksiamal. Jurnal Penelitian Bidang
Selain itu, perlu dikembangkan penelitian Pendidikan. ISSN 0852-0151
sejenis dengan materi pokok berbeda, Volume 20 (2): 139-147
sehingga harapannya akan ada produk-

30
Jurnal Pembelajaran Prospektif 1 (2) (2016) 20-31 Rachmanita, E., dkk

Smaldino, Sharon E. Lowther, Deborath


L dan Russell, James D. 2012.
Instructional Technology And Media
For Learning: Teknologi
Pembelajaran dan Media Untuk
Belajar. Edisi kesembilan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia:
Buku Panduan Kuliah
Mahapebelajar Kedokteran Dan
Program Strata I Fakultas
Bioeksakta. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Susilana, Rudi dan Riyana, Cepi. 2009.
Media Pembelajaran. Bandung : CV
Wacana Prima
Suryosubroto, B. 1983. Sistem Pengajaran
dengan Modul. Yogyakarta: Bina
Aksara
Suyono dan Hariyanto. 2012. Belajar dan
Pembelajaran. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya Offset
Trianto. 2010. Pengantar Penelitian
Pendidikan bagi Pengembangan
Profesi Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

31

You might also like