Professional Documents
Culture Documents
Makalah Kewarganegaraan
Makalah Kewarganegaraan
PENDAHULUAN
1
memerlukan hak, tanggung jawab, dan kewajiban. Ini melibatkan gagasan untuk
memiliki, berpartisipasi dalam komunitas, dan berkontribusi pada kebaikan bersama.
1.3 Tujuan
Toleransi memfasilitasi pembangunan jembatan antara berbagai kelompok dan
mendorong kohesi sosial.
Toleransi mendorong kolaborasi dan kerjasama di antara berbagai kelompok untuk
mencapai tujuan bersama.
Toleransi sangat penting untuk resolusi konflik yang efektif.
Toleransi melibatkan pengakuan dan penghormatan terhadap keragaman individu dalam
suatu masyarakat, termasuk latar belakang budaya, agama, dan etnis mereka.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.1.1 Peran Warga Negara dalam Menanamkan Sikap Toleransi
W.A Gerungan mengemukakan bahwa sikap (attitude) dapat diterjemahkan
sebagai suatu sikap terhadap objek tertentu yang merupakan pandangan atau perasaan
dan disertai denganSikap toleransi tidak memiliki batas waktu,tempat dan dengan siapa
kita melakukannya namun sikap toleransi dapat dilakukan dengan semua
orangkecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap objek tersebut, lebih jelasnya
sikap merupakan kesediaan beraksi terhadap suatu hal.
Sikap toleransi tidak hanya tentang etika ras, agama, budaya, suku dan
golongan tetapi menghargai pendapat pemikiran orang lain termasuk dari
toleransi.Warga negara memiliki tanggung jawab untuk berpartisipasi aktif dalam
kehidupan bermasyarakat, terlibat dengan individu yang beragam, dan membangun
jaringan sosial yang menjangkau berbagai kelompok.
Dengan demikian, warga negara dapat memupuk pengertian,toleransi,dan
kerja sama,yang pada akhirnya berkontribusi pada masyarakat yang lebih inklusif dan
kohesif.Toleransi memiliki manfaat yang bisa dikembangkan dalam kehidupan
masyarakat yaitu: Menguatkan sikap nasionalisme, Menciptakan keharmonisan dan
kedamaian, Meningkatkan rasa Persaudaraan.
4
Toleransi sering melibatkan atau membiarkan orang lain mengekspresikan
pendapat dan keyakinan mereka secara bebas, bahkan jika kita tidak setuju dengan
mereka. Namun, hal ini bisa menjadi tantangan ketika dihadapkan dengan ide atau
ekspresi yang bertentangan dengan nilai atau keyakinan seseorang. Warga negara perlu
menjaga keseimbangan antara menghormati kebebasan berekspresi dan mencegah ujaran
kebencian atau bahaya.
5
3.1.1 Konflik Antar Kelompok
Konflik antar kelompok adalah pertentangan yang terjadi antara dua kelompok
atau lebih yang disebabkan oleh kepentingan yang sama. Penyebab konflik dapat berasal
dari faktor internal dan eksternal kelompok. Konflik antar kelompok memiliki dampak
bagi kelompok, baik yang menang maupun kalah. Bagi yang menang dapat
meningkatkan loyalitas dan identitas sosial dan bagi yang kalah dapat menimbulkan
perpecahan dalam kelompok. Adapun akibat konflik antar golongan keretakan hubungan
antar kelompok yang bertikai. Perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya
rasa dendam, benci, saling curiga dll. Kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa
manusia. Dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.
Untuk mengurangi konflik, ada beberapa langkah yaitu melakukan kontak (komunikasi),
berunding, menerima dan melakukan hasil kesepakatan bersama dan melakukan
evaluasi.
6
Jadilah panutan untuk toleransi dan penerimaan dalam interaksi Anda dengan orang
lain. Tunjukkan rasa hormat, kebaikan, dan menginspirasi orang lain untuk merangkul
keragaman dan menciptakan masyarakat yang lebih toleran.
7
Pendidikan nasional memiliki amanat fundamental dalam menyelesaikan
persoalan bangsa, salah satunya menyangkut kerukunan antar masyarakat yang akhir-
akhir ini sering ternodai. Sebagai sektor yang berperan menyiapkan generasi penerus,
pendidikan menentukan wajah bangsa kita di masa yang akan datang. Dalam lingkungan
pendidikan yang toleran, siswa diajarkan untuk menghormati pandangan dan keyakinan
orang lain, serta menghindari sikap diskriminatif atau pelecehan terhadap mereka yang
berbeda. Guru berperan penting dalam menciptakan lingkungan yang inklusif, di mana
setiap siswa merasa aman dan diterima tanpa memandang perbedaan mereka. Pendidikan
yang berlandaskan toleransi juga mengajarkan siswa untuk menjadi pemikir kritis dan
terbuka terhadap berbagai sudut pandang. Mereka diajarkan untuk mendengarkan dengan
baik, mempertimbangkan argumen orang lain, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama.
8
BAB III
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Memahami dinamika kohesi sosial memerlukan pemahaman mekanisme yang rumit
dimana individu dan kelompok berinteraksi, dengan tujuan memupuk rasa persatuan,
kerjasama, dan tujuan bersama. Hal ini membutuhkan pengakuan dan penghargaan atas
kekayaan keragaman latar belakang, kepercayaan, dan nilai-nilai yang ada di antara
anggota masyarakat, sambil merangkul etos rasa hormat, inklusivitas, dan keadilan yang
melampaui perbedaan dan memperkenalkan keharmonisan. Dengan terlibat dalam dialog
yang terbuka secara aktif mendengarkan dan menghargai perspektif yang berbeda, serta
memupuk empati dan pengertian, kita dapat menjembatani perbedaan, membangun rasa
saling percaya, dan membangun landasan yang kuat untuk kohesi sosial yang
berkelanjutan.Selain itu, diperlukan penerapan kebijakan, praktik, dan struktur yang
memastikan akses yang adil terhadap sumber daya, peluang, dan hak, sehingga
memungkinkan individu dari semua lapisan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dan
berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat. Pendidikan memainkan peran penting
dalam memelihara toleransi, empati, pemikiran kritis, dan keterlibatan masyarakat,
membekali individu dengan alat yang diperlukan untuk menghadapi kompleksitas dan
secara aktif membentuk tatanan sosial yang kohesif.
4.2 SARAN
Untuk memahami kohesi sosial, pertimbangkan hal ini rangkul keragaman, hormati dan
terima perbedaan, kembangkan dialog terbuka, dengarkan dengan empati, perlakukan
setiap orang secara setara, prioritaskan pendidikan, bangun hubungan komunitas, dan
atasi masalah untuk masyarakat yang adil dan inklusif.
9
DAFTAR ISI
Adams, M., Bell, LA, & Griffin, P. (Eds.). (2007). Teaching for diversity
and social justice. Routledge.
Putnam, RD (2000). Solo bowling: The collapse and rise of the American
community. Simon and Schuster
Agung, Ivan Muhammad, Konflik Antar Kelompok: Perspektif Psikologi
Sosial (Conflict Intergroup: Social Psychological Perspective) (20 Januari
2011).
https://bdkjakarta.kemenag.go.id/berita/toleransi-di-kalangan-generasi-
milenial
https://pskp.kemdikbud.go.id/berita/detail/3939/menyemai-toleransi-dalam-
dunia-pendidikan
Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi, (Jakarta: Royandi, 2000), 518.
2 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002),1084
10