You are on page 1of 14

Jurnal Penelitian Hukum p-ISSN 1410-5632

Akreditasi: Kep. Dirjen. Penguatan Risbang. Kemenristekdikti:

De Jure
e-ISSN 2579-8561
No:10/E/KPT/2019
Volume 20, Nomor 4, Desember 2020

ANALISIS YURIDIS TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN


PERUSAHAAN TERHADAP MASYARAKAT SEKITAR
(Legal Analysis of Corporate Social and Environmental Responsibility Towards
Surrounding Communities)

Ridha Hidayat*, Azhari Yahya*, M. Adli*, Yul Ernis**


*Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
**Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM, Kemenkumham RI, Jakarta
Corresponding email: azhari.yahya@unsyiah.ac.id

Tulisan Diterima: 06-11-2020; Direvisi: 25-11-2020; Disetujui Diterbitkan: 27-11-2020


DOI: http://dx.doi.org/10.30641/dejure.2020.V20.531-544

ABSTRACT
Corporate social and environmental responsibility has been regulated in some laws; however, there is
no uniformity among the laws. This article aims to analyze regulations on corporate social and
environmental responsibility based on Indonesian laws. The method used for this study is normative
juridical methods by using the legal approach. Data required for research were collected through
library research by analyzing primary and secondary legal resources related to the study. Collected
data were analyzed by using qualitative analysis. The results show that corporate social and
environmental responsibility is enacted in some laws, among others Law Number 25 of 2007 and Law
Number 40 of 2007. However, there is no uniformity in this enactment so that it causes legal
uncertainty for the company. The other impact that resulted from this condition is that the ineffective
implementation of corporate social and environmental responsibility. Besides, this matter may also
open an opportunity for the company to make the wrong interpretation of corporate social and
environmental responsibility which is less effective. Therefore, it is recommended that the Government
should immediately enact a new law on corporate social and environmental responsibility which is
more consistent and complete to create legal certainty for the company and useful for surrounding
communities.
Keywords: responsibility; social, environmental; corporate

ABSTRAK
Tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan diatur dalam beberapa peraturan perundang-
undangan namun pengaturan tersebut belum ada keseragaman antara satu undang-undang dengan
undang-undang lainnya. Tulisan ini bertujuan untuk menganalis pengaturan tentang tanggung jawab
sosial dan lingkungan perusahaan berdasarkan peraturan perundangan-undangan di Indonesia. Metode
yang digunakan untuk penulisan ini adalah metode penelitian yuridis normatif dengan menggunakan
pendekatan perundang-undangan. Pengumpulan data dilakukan melalui penelitian kepustakaan dengan
menganalisis bahan-bahan hukum primer dan sekunder yang relevan dengan permasalahan penelitian.
Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pengaturan tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan terdapat dalam beberapa
peraturan Perundang-undangan antara lain Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 dan Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2007. Akan tetapi pengaturan tersebut masih belum seragam sehingga
menimbulkan ketidakpastian hukum bagi pelaku usaha. Dampak lainnya yang timbul dari
ketidakseragaman ini adalah tidak efektifnya pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan oleh
perusahaan. Selanjutnya ketidakseragam pengaturan tersebut juga dapat membuka celah bagi
perusahaan untuk menafsirkan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan secara tidak tepat
dan kurang efektif. Oleh karena itu disarankan agar pemerintah segera menutup celah kekurangan
regulasi tersebut dengan membuat aturan baru yang lebih konsisten dan lengkap untuk terciptanya
kepastian hukum bagi perusahaan dan bermanfaat bagi masyarakat setempat.
Kata Kunci: tanggung jawab; sosial; lingkungan; perusahaan

531
Jurnal Penelitian Hukum p-ISSN 1410-5632
Akreditasi: Kep. Dirjen. Penguatan Risbang. Kemenristekdikti:

De Jure
e-ISSN 2579-8561
No:10/E/KPT/2019
Volume 20, Nomor 4, Desember 2020

PENDAHULUAN Partisipasi perusahaan dalam


pembangunan berkelanjutan adalah dengan
Hukum sebagai salah satu perangkat mengembangkan program kepedulian
yang mengatur norma-norma kehidupan perusahaan kepada masyarakat yang ada di
bermasyarakat merupakan salah satu faktor sekitarnya yang disebut dengan istilah
pendukung terciptanya aktivitas bisnis yang tanggung jawab sosial perusahaan Corporate
sehat. Hubungan antara karyawan dan Social Responsibility.4 Hal ini terkait dengan
perusahaan misalnya, harus diatur mulai dari sering terjadinya kesenjangan sosial dan
sistem penggajian, tunjangan, karir, pensiun konflik antara pihak perusahaan dengan
dan cuti. Namun demikian, nilai-nilai etis yang masyarakat serta semakin sadarnya masyarakat
harus ditumbuhkan dalam jiwa pelaku bisnis akan dampak dari kerusakan lingkungan.
yang tidak mungkin dikodifikasi secara Seiring dengan hal tersebut, berbagai kalangan
hukum, tidaklah boleh dilupakan. Sebab baik swasta, pemerintah, organisasi
ketentuan hukum sendiri hanya merupakan masyarakat, dan dunia pendidikan berupaya
sebagian saja dari pedoman bersikap dan merumuskan dan mempromosikan tanggung
bertindak dalam aktivitas bisnis1. jawab sosial perusahaan dalam hubungannya
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 dengan masyarakat dan lingkungan5.
tentang Perseroan Terbatas (selanjutnya Jika dilihat lebih detail dari ketentuan
disingkat UUPT) Pasal 74 menyatakan bahwa undang-undang di atas terlihat telah terjadi
perseroan yang menjalankan kegiatan ketimpangan antara satu sama lain dan
usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan menimbulkan ketidakjelasan mengenai
sumber daya alam wajib melaksanakan perusahaan yang berkewajiban melaksanakan
tanggung jawab sosial dan lingkungan. Pasal tanggung jawab sosial perusahaan. UUPT
ini menegaskan bahwa perseroan yang menyatakan hanya perusahaan yang bergerak
menjalankan kegiatan usahanya di bidang atau berkaitan dengan sumber daya alam saja
sumber daya alam wajib melaksanakan yang berkewajiban melaksanakan tanggung
tanggung jawab sosial perusahaan2. jawab sosial perusahaan sedangkan UUPM
Sementara itu di dalam Undang-Undang menegaskan bahwa setiap perusahaan yang
Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman melakukan kegiatan penanaman modal di
Modal (selanjutnya disingkat UUPM) Pasal 15 Indonesia wajib melaksanakan tanggung jawab
huruf (b) ditegaskan bahwa setiap penanaman sosial perusahaan.
modal berkewajiban melaksanakan tanggung Kemudian di dalam Pasal 74 Ayat (3)
jawab sosial perusahaan dan Pasal 16 huruf (d) UUPT dijelaskan bahwa dalam hal perseroan
mengatakan bahwa setiap penanam modal tidak melaksanakan tanggung jawab sosial dan
bertanggung jawab menjaga kelestarian lingkungan perusahaan, maka perseroan yang
lingkungan. Artinya perusahaan penanaman bersangkutan dikenakan sanksi sesuai dengan
modal berkewajiban memprogramkan kegiatan ketentuan peraturan perundang-undangan
tanggung jawab sosial perusahaan sehingga terkait. Akan tetapi UUPT tidak merinci lebih
dapat meningkatkan jaminan kelangsungan lanjut mengenai sanksi yang dimaksud.
aktivitas perusahaan karena adanya hubungan Sehingga banyak perusahaan melaksanakan
yang serasi dan saling ketergantungan antara tanggung jawab sosial dan lingkungan
pengusaha dan masyarakat3. perusahaan secara tidak berkelanjutan dan
transparan karena di dalam undang-undang ini
1
Ardi Armandanu, “Tinjauan Normatif tidak memberikan kejelasan terhadap sanksi
Penerapan Sanksi Kepada Perusahaan Yang
Tidak Menjalankan Tanggung Jawab Sosial
Perusahan (Corporate Social Responsibility),” 4
Suparman, “Coorporate Social Responsibility:
JOM Fakultas Hukum, 3.2 (2016), 1–15. Bentuk Tanggung Jawab Sosial Dan Kepedulian
2
Priyanto Susioldi, “Implementasi Corporate Perusahaan Dengan Masyarakat,” Interaksi
Social Responsibility Untuk Mendukung Jurnal Ilmu Komunikasi, 2.2 (2013), 69–81.
Pembangunan Berkelanjutan,” Spirit Publik, 4.2 5
Febrian dan Adrian Nugraha, “Kajian Socio
(2008), 123–30. Legal Tanggung Jawab Sosial Lingkungan
3
Melia Famiola Bambang Rudito, CSR ( Hidup Perusahaan Berdasarkan Persepsi
Corporate Social Responsibility), Bandung: Masyarakat,” Jurnal Mimbar Hukum Bagian
Rekayasa Sains, 2013. Hukum Lingkungan, 26.3 (2015), 409–27.

532
Jurnal Penelitian Hukum p-ISSN 1410-5632
Akreditasi: Kep. Dirjen. Penguatan Risbang. Kemenristekdikti:

De Jure
e-ISSN 2579-8561
No:10/E/KPT/2019
Volume 20, Nomor 4, Desember 2020

jika sebuah perusahaan tidak melaksanakan mendapatkan keuntungan besar tidak terkait
tanggung jawab sosial dan lingkungan langsung dengan sumber daya alam, pada hal
tersebut6. kontribusi perusahaan-perusahaan tersebut
Dalam bahasa lain dapat dikatakan bagi lingkungan dan masyarakat sangat
bahwa UUPT tidak bisa serta merta memaksa dibutuhkan. Sebagai contoh perusahaan multi
perusahaan untuk melaksanakan tanggung media, komputer, Information and technology
jawab sosial perusahaan, karena di dalam (IT), perbankan atau perusahaan yang bekerja
undang-undang tersebut tidak memberikan dalam bidang jasa keuangan dan lain-lain.
kejelasan terhadap sanksi jika sebuah sebuah Semua perusahaan ini memiliki keuntungan
perusahaan tidak melaksanakan tanggung besar, namun tidak ada pengaturan dalam
jawab sosial terhadap masyarakat dan UUPT yang mewajibkan mereka untuk
lingkungan sekitar perusahaan. Ketidakjelasan melaksanakan tanggung jawab sosial
mengenai sanksi ini juga terdapat dalam perusahaan.
UUPM yang juga tidak mengatur mengenai Seharusnya regulasi tentang kewajiban
sanksi jika sebuah perusahaan tidak perusahaan untuk melaksanakan tanggung
melaksanakan tanggung jawab sosial jawab sosial perusahaan tidak hanya dibatasi
perusahaan sehingga banyak perusahaan yang pada perusahaan yang bergerak di bidang
tidak melaksanakan tanggung jawab sosial sumber daya alam saja, tetapi juga menjangkau
perusahaan. perusahaan-perusahaan yang tidak bergerak di
Pengaturan tentang tanggung jawab bidang sumber daya alam. Sedangkan pada
sosial perusahaan melalui beberapa aturan pasal 15 huruf (b) UUPM dikatakan bahwa
perundang-undangan tersebut di atas jelas setiap perusahaan penanam modal wajib
tidak efektif sebagai alat penegakan hukum melaksanakan tanggung jawab sosial
karena tidak ada pasal yang lebih rinci yang perusahaan. Ketentuan kedua Undang-Undang
mengatur bagaimana menerapkan tanggung tersebut saling tidak sinkron satu sama lain
jawab sosial perusahaan dan penerapan sanksi- sehingga menimbulkan ketidakpastian.
sanksi terhadap perusahaan yang tidak Di samping itu, kelemahan terkait
melakukan tanggung jawab sosial perusahaan7. pengaturan tanggung jawab sosial perusahaan
Setidaknya regulasi terkait tanggung juga terlihat dari tidak diaturnya secara jelas
jawab sosial perusahaan dalam aturan mengenai sanksi. UUPT Pasal 74 Ayat (3)
perundang-undangan di atas memiliki justru mendelegasikan sanksi di dalam undang-
kelemahan, yaitu sebagaimana yang undang terkait lainnya, sehingga menimbulkan
disebutkan dalam UUPT Pasal 74 Ayat (1) ketidakjelasan. Pasal 74 Ayat (3) UUPT yang
bahwa perusahaan yang wajib melaksanakan menyatakan “dikenai sanksi sesuai dengan
tanggung jawab sosial perusahaan adalah ketentuan peraturan perundang-undangan”
perseroan yang menjalankan kegiatan merupakan rumusan yang tidak pasti atau
usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan masih umum dan tidak menunjuk secara tegas
sumber daya alam saja. Selain perseroan yang peraturan perundang-undangan yang ditunjuk.
bergerak di bidang sumber daya alam, maka Pengenaan sanksi yang seperti ini bisa saja
tidak diwajibkan melaksanakan tanggung menimbulkan tindakan yang sewenang-
jawab sosial perusahaan. wenang oleh penegak hukum8. Bertitik tolak
Padahal banyak perusahaan yang dari uraian tersebut di atas, maka penelitian
ini akan mengkaji lebih lanjut mengenai
analisis pengaturan tanggung jawab sosial
6
Sartika Nanda Lestari, “Peran Perusahaan perusahaan terhadap masyarakat sekitar.
Melaksanakan Tanggung Jawab Sosial Berdasarkan latar belakang yang telah
Perusahaan Sebagai Upaya Pengentasan diuraikan di atas, maka permasalahan yang
Kemiskinan Di Indonesia,” Jurnal Masalah- akan dikaji dalam penelitian ini adalah
Masalah Hukum, 46.1 (2017), 80–91.
bagaimanakah pengaturan tanggung jawab
7
Netty SR Naiborhu, “Pelaksanaan Tanggung
Jawab Sosial Dan Lingkungan Pada PT.
Freeport Indonesia Sebagai PT. Penanam Modal 8
Lina Anatan, “Tinjauan Teoritis Dan Praktik Di
Dalam Rangka Perlindungan Dan Pengelolaan Indonesia Corporate Social Responsibility
Lingkungan Hidup,” Jurnal Hukum Mimbar (CSR), Fakultas Ekonomi Universitas Kristen
Justitia, 4.1 (2018), 63–88. Maranatha,” 8.2 (2009), 66–77.

533
Jurnal Penelitian Hukum p-ISSN 1410-5632
Akreditasi: Kep. Dirjen. Penguatan Risbang. Kemenristekdikti:

De Jure
e-ISSN 2579-8561
No:10/E/KPT/2019
Volume 20, Nomor 4, Desember 2020

sosial perusahaan dalam peraturan merupakan salah satu hal yang mendukung
perundangan-undangan di Indonesia? tumbuh dan berkembangnya suatu perusahaan9.
Secara yuridis, implementasi pengaturan
METODE PENELITIAN Tanggung Jawab Sosial perusahaan di
Indonesia dimulai melalui Undang-Undang
Metode penelitian yang digunakan Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
dalam penelitian ini metode yuridis normatif Modal yang menyebutkan bahwa setiap
yang mengacu pada asas dan prinsip keadilan penanam modal memiliki kewajiban untuk
hukum dengan mengkaji norma-norma dan melaksanakan tanggung jawab sosial10. Konsep
konsep-konsep hukum yang mengatur tentang ini berlaku untuk berbagai bentuk perusahaan
tanggung jawab sosial perusahaan. Pendekatan dan usaha, seperti perseroan terbatas,
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini perusahaan yang bergerak di bidang minyak
adalah pendekatan perundang-undangan, dan gas bumi, pertambangan mineral dan batu
pendekatan konseptual dan pendekatan bara. Regulasi tersebut memainkan peranan
historis. Sumber bahan hukum yang digunakan penting dalam melembagakan tanggung jawab
bersumber dari penelitian kepustakaan yang sosial perusahaan di Indonesia melalui instruksi
terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum pelaksanaan tanggung jawab sosial secara baik
sekunder, dan bahan hukum tersier. Teknik dan eksplisit11. Artinya proses ini mengubah
pengumpulan data dilakukan dengan sifat tanggung jawab sosial perusahaan yang
menganalisis berbagai peraturan perundang- bersifat etis, moral, dan sukarela menjadi
undangan terkait dan mengkaji berbagai kewajiban yang diatur dalam suatu norma yang
literatur seperti buku, jurnal, dukumen menimbulkan sanksi12.
pemerintah dan laporan hasil penelitian Terdorong oleh motivasi bahwa
sebelumnya yang relevan dengan pembangunan berkelanjutan yang hanya dapat
permasalahan penelitian. Setelah semua bahan dicapai atau dipertahankan manakala tercipta
hukum terkumpul lalu dilakukan analisis keseimbangan antara aspek-aspek ekonomi,
dengan menggunakan analisis kualitatif dan sosial, dan lingkungan hidup telah melahirkan
selanjutnya ditarik kesimpulan dengan kesadaran baru di kalangan komunitas bisnis di
menggunakan metode deduktif. Indonesia untuk melaksanakan Tanggung
Jawab Sosial dan lingkungan13. Karena
PEMBAHASAN DAN ANALISIS banyaknya kesenjangan sosial, lalu pemerintah
A. Filosofi Kebijakan tentang Tanggung 9
Sihabudin, Dewa Ayu Putu Shandra Dewi, I
Jawab Sosial dan Lingkungan
Nyoman Nurjaya, “Kewajiban Hukum
Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate
Filosofi tanggung jawab sosial dan Social Responsibility) Dalam Peraturan
lingkungan perusahaan di Indonesia merujuk PerundangUndangan,” Student Journal, 1.1
pada Undang-Undang Dasar Negara Republik (2015).
10
Endang Mintorowati, M. Hudi Asrori S,
Indonesia Tahun 1945 alinea keempat yang
Munawar Kholil, “Implikasi Ketentuan
menyatakan bahwa tujuan negara Republik Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan
Indonesia adalah untuk melindungi segenap Perusahaan Dalam Undang-Undang Nomor 40
bangsa Indonesia, seluruh tumpah darah Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas,”
Indonesia dan memajukan kesejahteraan Jurnal Yustisia, 2.3 (2013), 71–82.
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan 11
Binoto Nadapdap, “Tanggung Jawab Sosial
ikut melaksanakan ketertiban dunia. Oleh Perusahaan: Antara Kewajiban Dan
karena itu, maka memajukan kesejahteraan Kesukarelaan,” Jurnal Yuridis, 2.1 (2015), 111–
umum merupakan tanggung jawab negara yang 34.
didukung oleh perusahaan dalam mewujudkan
12
Patricia Rinwigati Waagstein, “The Mandatory
Corporate Social Responsibility in Indonesia:
pembangunan ekonomi negara. Karena
Problems and Implications.,” Journal of
pertumbuhan dan iklim ekonomi yang baik Business Ethics, 98.1 (2010), 455–66.
13
A Muchaddam Fahham, “Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan dan Penerapannya Pada
Perusahaan di Indonesia,” Jurnal Aspirasi, 2.1
(2011), 111–19.

534
Jurnal Penelitian Hukum p-ISSN 1410-5632
Akreditasi: Kep. Dirjen. Penguatan Risbang. Kemenristekdikti:

De Jure
e-ISSN 2579-8561
No:10/E/KPT/2019
Volume 20, Nomor 4, Desember 2020

kemudian mengambil keputusan untuk jawab sosial perusahaan dalam Rancangan


mengatur tanggung jawab sosial perusahaan Undang-Undang Perseroan Terbatas yang
dalam bentuk peraturan perundang-undangan, sudah berada tahap final pembahasannya di
yaitu perundang-undangan yakni Undang- DPR. Upaya penolakan tersebut berpuncak
Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang pada pengajuan surat permohonan Judicial
Perseroan Terbatas dan Undang-Undang Review ke Mahkamah Konstitusi untuk
Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman pengujian Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40
Modal14. Undang-Undang Nomor 40 Tahun Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang
2007 tentang Perseroan Terbatas dalam Pasal 1 diajukan secara resmi oleh Badan Pengurus
angka 3 disebutkan bahwa: Tanggung Jawab Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia
Sosial dan Lingkungan adalah komitmen (BPP HIPMI), Dewan Pengurus Kamar Dagang
Perseroan untuk berperan serta dalam dan Industri (KADIN) dan Pengurus Ikatan
pembangunan ekonomi berkelanjutan guna Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) (disebut
meningkatkan kualitas kehidupan dan dengan para pemohon) pada tanggal 28
lingkungan yang bermanfaat, baik bagi November 2008, dengan nomor register
Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun 53/PUU- VI/2008.
masyarakat pada umumnya15. Dalam surat Permohonan Judicial
Sementara itu di dalam Undang-Undang Review itu, para pemohon mengatakan bahwa
Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Pasal 74 dan Penjelasan Pasal 74 Undang-
Modal dalam Pasal 15 huruf b disebutkan Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
bahwa setiap penanam modal berkewajiban Perseroan Terbatas bertentangan dengan
melaksanakan tanggung jawab sosial Undang-Undang Dasar 1945, yaitu: (1) Pasal
perusahaan. Dalam penjelasan Pasal 15 huruf b 28 D Ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945,
tersebut dinyatakan bahwa yang dimaksud yang menyatakan bahwa setiap orang berhak
dengan tanggung jawab sosial perusahaan atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan
adalah tanggung jawab yang melekat pada kepastian hukum yang adil serta perlakuan
setiap perusahaan penanaman modal untuk yang sama di hadapan hukum,” (2) Undang-
tetap menciptakan hubungan yang serasi, Undang Dasar 1945 Pasal 28 I Ayat (2) yang
seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, menyatakan setiap orang berhak bebas dari
norma, dan budaya masyarakat setempat. perlakuan diskriminatif atas dasar apa pun dan
Pengaturan Tanggung Jawab Sosial dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap
Lingkungan dalam peraturan perundang- perlakukan yang bersifat diskriminatif.” (3)
undangan itu ditolak oleh para pelaku usaha di Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 Ayat (4)
Indonesia16. Pada tanggal 16 Juli 2007 Kadin yang menyatakan perekonomian nasional
Indonesia, Emiten Indonesia, Ikatan Akuntan diselenggarakan berdasar atas demokrasi
Indonesia dan 10 pelaku usaha dari beragam ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efesiensi
sektor membuat pernyataan bersama yang berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
menuntut pembatalan kewajiban tanggung lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
14 nasional.”
Marlia Sastro, Tan Kamello, Azhari Yahya, Sri
Selain itu, para pemohon juga
Walny Rahayu “Implementing Social and
Environmental Responsibility on the Palm Oil mengatakan bahwa eksistensi Pasal 74 dan
Plantation Company in Aceh Province, Penjelasan Undang-Undang Nomor 40 Tahun
Indonesia,” International Journal of Innovation, 2007 bertentangan dengan Pasal 22A UUD
Creativity and Change, 12.5 (2020), 423–36. 1945 junto Pasal 5 huruf c dan e Undang-
15
Inggit Akim Marthin, Marthen B Salinding, Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
“Implementasi Prinsip Corporate Social Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan,
Responsibility (CSR) Berdasarkan Undang- yaitu antara lain: (1) Perumusan Pasal 74
Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 dan
Perseroan Terbatas,” Journal of Private And
Penjelasannya tidak didukung oleh Naskah
Commercial Law, 1.1 (2017), 111–32.
16
Lego Karjoko, “Disfungsi Peraturan Perundang-
Akademik; (2) Perumusan Pasal 74 dan
Undangan Tanggung Jawab Sosial dan Penjelasannya mengenai tanggung jawab sosial
Lingkungan di Indonesia,” Jurnal Hukum Ius dan lingkungan yang bersifat materiil
Quia Iustum, 26.2, 305–25. dimasukkan tanpa landasan yang jelas pada UU

535
Jurnal Penelitian Hukum p-ISSN 1410-5632
Akreditasi: Kep. Dirjen. Penguatan Risbang. Kemenristekdikti:

De Jure
e-ISSN 2579-8561
No:10/E/KPT/2019
Volume 20, Nomor 4, Desember 2020

No. 40 Tahun 2007 yang notabene mengatur 3. Bahwa negara, masyarakat, dan perusahaan
tentang mekanisme pembentukan Perseroan yang bergerak dalam eksploitasi dan
Terbatas (hukum formil), sehingga tidak ada pemanfaatan sumber daya alam sudah
kesesuaian antara jenis dan materi muatan semestinya ikut bertanggung jawab baik
dalam undang-undang a quo (melanggar asas secara moral maupun hukum terhadap
kesesuaian antara jenis dan materi); (3) Pasal dampak negatif atas kerusakan lingkungan
74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tersebut. Membangun dilakukan dengan
mengenai tanggung jawab sosial dan prinsip pareto superiority, berarti
lingkungan dalam proses pembentukannya membangun dan mendapat keuntungan
telah mengenyampingkan asas pembentukan tanpa mengorbankan kepentingan orang
peraturan perundangan.17 Penolakan terhadap lain;
kewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial 4. Penormaan Tanggung Jawab Sosial dan
dan lingkungan perusahaan oleh para Lingkungan (TJSL) menjadi kewajiban
pengusaha tersebut tidak membuat sikap hukum merupakan kebijakan hukum (legal
pemerintah mundur untuk menerapkan policy) pembentuk Undang-Undang untuk
kewajiban tersebut karena sudah diatur dalam mengatur dan menerapkan TJSL dengan
peraturan perundang-undangan. suatu sanksi. Hal ini dilatarbelakangi
Dalam putusannya Nomor 53/PUU-VI/2008 kondisi sosial dan lingkungan yang rusak
yang menolak permohonan pada masa lalu di mana praktik perusahaan
pembatalan Pasal 74 UU PT dan penjelasannya yang mengabaikan aspek sosial dan
yang mengatur tentang tanggung jawab sosial lingkungan, sehingga mengakibatkan
dan lingkungan perusahaan, Mahkamah kerugian bagi masyarakat sekitar pada
Konsitusi, antara lain menyatakan sebagai khususnya dan lingkungan pada umumnya;
berikut: 5. Sebagai negara berdaulat Indonesia tidak
1. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan harus mengikuti negara lain dalam
(TJSL) merupakan kebijakan negara yang mengatur Corporate Social Responsibility
menjadi tanggung jawab bersama negara, (CSR). CSR harus disesuaikan dengan
pelaku bisnis, perusahaan, dan masyarakat. budaya negara masing-masing. regulasi
Bukan sebaliknya untuk dicari mandatory diperlukan untuk menegakkan
kelemahannya untuk justifikasi CSR di Indonesia;
menghindari (to evade) tanggung jawab 6. Hubungan antara moral dan etik dengan
tersebut. TJSL merupakan affirmative hukum adalah bersifat gradual, di mana
regulation yang menurut aliran hukum hukum merupakan formalisasi atau
alam bukan saja menuntut untuk ditaati, legalisasi dari nilai-nilai moral. Dalam
tetapi menuntut kerja sama antara hubungan ini, nilai-nilai moral dan etik
pemangku kepentingan; yang diterima secara sukarela (voluntary)
2. Kerusakan sumber daya alam dan dan dianggap penting dapat saja diubah
lingkungan di Indonesia telah sampai pada secara gradual menjadi hukum atau
tingkat yang sangat mengkhawatirkan. undang-undang agar lebih mengikat;
Negara berhak untuk mengatur, 7. Harus dibedakan antara pungutan pajak
mengusahakan, memelihara dan oleh negara dan dana perusahaan untuk
mengawasi, untuk terwujudnya sustainable TJSL. Pajak untuk pembangunan nasional,
development yang ditujukan kepada semua sedangkan dana TJSL digunakan untuk
stakeholders yang tidak boleh dikurangi masyarakat dan pemulihan lingkungan
atau bahkan diabaikan; sekitar perusahaan. TJSL bukan pungutan
ganda karena biaya yang dikeluarkan untuk
TJSL akan diperhitungkan sebagai biaya
17
perseroan dan pelaksanaannya didasari
Joko Priyono Adinugroho, Samuel R., oleh kemampuan perusahaan berdasar
Budiharto, “Pelaksanaan Tanggung Jawab kepatutan dan kewajaran yang akan diatur
Sosial Dan Lingkungan PT. Pertamina
dengan Peraturan Pemerintah;
Semarang (Persero) Ditinjau Dari Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang 8. Bahwa pengaturan TJSL dengan kewajiban
Perseroan Terbatas,” Diponegoro Law Journal, hukum (legal obligation) lebih mempunyai
6.1 (2007), 1–14.

536
Jurnal Penelitian Hukum p-ISSN 1410-5632
Akreditasi: Kep. Dirjen. Penguatan Risbang. Kemenristekdikti:

De Jure
e-ISSN 2579-8561
No:10/E/KPT/2019
Volume 20, Nomor 4, Desember 2020

kepastian hukum jika dibandingkan yang CSR dengan suatu kewajiban hukum
bersifat sukarela; merupakan suatu cara Pemerintah untuk
9. Sanksi TJSL akan diatur dalam undang- mendorong perusahaan ikut serta dalam
undang sektoral bukan di UUPT untuk pembangunan ekonomi masyarakat.
lebih menjamin kepastian hukum, karena Penormaan ini telah sejalan dan tidak
tidak menimbulkan adanya pertentangan bertentangan dengan UUD 1945 Pasal 33
diantara Undang-Undang; Ayat (4) khususnya pada frasa efisiensi
10. Penormaan CSR dalam Pasal 74 UU berkeadilan;
40/2007 telah mencerminkan keadilan
Terhadap putusan Mahkamah Konstitusi
sosial. John Rawls menghubungkan konsep tersebut terdapat tiga Hakim Konstitusi
keadilan dengan dua nilai fundamental dari
berpendapat berbeda (dissenting opinions)
tertib sosial, yaitu kebebasan dan
yaitu Hakim Konstitusi Maria Farida Indrati,
persamaan. Setiap orang mempunyai hak
Maruarar Siahaan, dan M. Arsyad Sanusi.
yang sama untuk mendapat jaminan
berpendapat bahwa Ketentuan dalam Pasal 74
kebebasan yang paling mendasar. Dalam
Ayat (1), Ayat (2), dan Ayat (3) Undang-
suatu masyarakat yang menjalankan
Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
persaingan pasar bebas yang apabila
Perseroan Terbatas, bertentangan dengan UUD
terdapat kepentingan yang berbeda
1945 Pasal 28D Ayat (1), dan Pasal 33 Ayat
disebabkan adanya perbedaan sosial (4), sehingga seharusnya Mahkamah
ekonomi, maka kebijakan harus lebih
mengabulkan permohonan Pemohon, dan
mengutamakan kepentingan mereka yang
menyatakan UUPT Pasal 74 tidak mempunyai
paling kurang diuntungkan supaya
daya laku mengikat umum.
kesenjangan sosial tidak semakin lebar dan
akan lebih mendekatkan pada keadilan
B. Tanggung Jawab Perusahaan terhadap
sosial. Tanggung jawab sosial perusahaan
Masyarakat Sekitar
dapat dilihat sebagai sarana untuk
menciptakan keadilan sekaligus Tanggung jawab sosial dan lingkungan
memberikan keadilan pada generasi yang perusahaan bukanlah membuang dana karena
akan datang; suatu perusahaan sejatinya bukan hanya untuk
11. TJSL hanya ditujukan untuk perseroan mencari keuntungan semata, tetapi juga harus
yang menjalankan kegiatan usahanya di berkontribusi terhadap masyarakat sekitar
bidang atau berkaitan dengan sumber daya dimana perusahaan tersebut beroperasi18.
alam karena berkaitan dengan Pasal 33 Perusahaan yang berbadan hukum dan yang
Ayat (3) UUD 1945 sehingga negara tidak berbadan hukum wajib berkontribusi bagi
berhak untuk mengatur secara berbeda. masyarakat dan lingkungan sekitarnya19. Tidak
Adapun terhadap badan usaha lain selain ada perbedaan antara perusahaan berbadan
perseroan terbatas, seperti Koperasi, CV, hukum dengan perusahaan tidak berbadan
Firma, dan Usaha Dagang, dikenai juga hukum dalam tanggung jawab sosial
kewajiban tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility)20.
perusahaan sebagaimana diatur dalam
Pasal 15 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 18
Sayuti Mohamed Adnan et al, “The Influence of
2007 tentang Penanaman Modal yang lebih Culture and Corporate Governance o Corporate
dulu diundangkan dari pada UU 40/2007; Social Responsibility Disclosure: A Cross
12. Kekhawatiran para Pemohon pelaksanaan Country Analysis,” Journal of Cleaner
TJSL hanya formalitas dan menimbulkan Production, 198.1 (2018), 820–832.
19
bentuk korupsi baru, tidaklah benar karena Santoso Tri Raharjo, Ester Sarah Feronika,
perusahaan sendirilah yang melaksanakan Khairani Rahma Silva, “Tanggung Jawab Sosial
TJSL sesuai dengan prinsip kepatutan dan Perusahaan Bidang Lingkungan,” Prosiding
kewajaran. Peranan Pemerintah hanya Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat,
7.1 (2020), 1–11.
sebagai pemantau dan memberikan sanksi 20
Lenny Meilanny, Sandi Gumilar, Hadiyanto A.
sesuai Undang-Undang sektoral bila TJSL Rachim, “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
tidak dilaksanakan; (CSR) Studi Efektifitas Program PT. Pertamina
13. Prinsip dasar perekonomian di Indonesia Sehati (Sehat Ibu Dan Anak Tercinta),” Jurnal
adalah bersifat kerakyatan. Pengaturan Penelitian & PKM, 4.2 (2017), 235–40.

537
Jurnal Penelitian Hukum p-ISSN 1410-5632
Akreditasi: Kep. Dirjen. Penguatan Risbang. Kemenristekdikti:

De Jure
e-ISSN 2579-8561
No:10/E/KPT/2019
Volume 20, Nomor 4, Desember 2020

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 yang dimaksudkan oleh Permen ini adalah
tentang Badan Usaha Milik Negara Pasal 66 program pemberdayaan kondisi sosial
Ayat (1) menjelaskan bahwa “Pemerintah dapat masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan
memberikan penugasan khusus kepada Badan dana BUMN (Peraturan Menteri BUMN
Usaha Milik Negara (BUMN) untuk Nomor 5 Tahun 2007 Pasal 1 angka 7).
menyelenggarakan fungsi kemanfaatan umum Ketentuan yang mewajibkan seluruh
dengan tetap memperhatikan maksud dan BUMN melakukan kegiatan Program
tujuan kegiatan BUMN”. BUMN dapat Kemitraan dan Bina Lingkungan tanpa
menyelenggarakan fungsi kemanfaatan umum perkecualian bentuk dan jenis usaha tersebut
dengan instruksi dari pemerintah. Dengan tidak merupakan suatu ketentuan yang adil. Tidak
adanya suatu kewajiban yang mengikat bagi hanya BUMN tertentu saja yang wajib
BUMN untuk menyelenggarakan tanggung melakukan Program Kemitraan dan Bina
jawab sosial dan lingkungan perusahaan, maka Lingkungan, tetapi juga semua perusahaan
BUMN tidak wajib melaksanakan tanggung yang beroperasi di Indonesia sehingga tidak
jawab sosial dan lingkungan perusahaan karena terkesan tebang pilih22. Berbeda halnya dengan
memang tidak ada instruksi langsung dari konsep tanggung jawab sosial dan lingkungan
pemerintah21. yang disebutkan dalam Undang-Undang
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
ini tidak secara eksplisit mengatur mengenai Terbatas yang mewajibkan hanya perusahaan
tanggung jawab sosial dan lingkungan yang menjalankan kegiatan usahanya di
perusahaan. Pasal 88 hanya mengatur bidang/atau berkaitan dengan sumber daya
mengenai penyisihan laba untuk keperluan alam saja yang melaksanakan Tanggung Jawab
pembinaan usaha kecil/koperasi serta Sosial dan Lingkungan.
pembinaan masyarakat sekitar BUMN. Untuk memenuhi kontrak sosialnya
Penjelasan lebih lengkap dan terperinci terhadap masyarakat, perusahaan dihadapkan
mengenai teknis pelaksanaan tanggung jawab pada beberapa tanggung jawab sosial dan
sosial dan lingkungan perusahaan yang harus lingkungan secara simultan, dimana tanggung
dilakukan oleh seluruh BUMN diatur dalam jawab sosial perusahaan (corporate social
Peraturan Menteri BUMN Nomor PER- responsibility) merupakan salah satu dari
05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan tanggung jawab perusahaan terhadap
Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha pemangku kepentingan (stakeholders).23 Secara
Kecil dan Program Bina Lingkungan. umum paling kurang ada empat macam
Berdasarkan Pasal 2 Permen BUMN tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh
Nomor 5 Tahun 2007, Persero dan Perum perusahaan terhadap masyarakat sekitar yaitu:
wajib melaksanakan program kemitraan (a) Tanggung Jawab Ekonomi (Economic
BUMN dengan usaha kecil dan program bina Responsibility), (b) Tanggung Jawab Hukum
lingkungan, sedangkan Persero Terbuka dapat (Legal Responsibility), (c) Tanggung Jawab
melaksanakan program kemitraan BUMN Sosial (Social Responsibility), Tanggung Jawab
dengan usaha kecil dan program bina Lingkungan (Environmental Responsibility).
lingkungan dengan berpedoman pada Permen Secara hukum tanggung jawab sosial dan
BUMN Nomor 5 Tahun 2007 yang ditetapkan lingkungan perusahaan merupakan komitmen
berdasarkan keputusan Rapat Umum perseroan untuk berperan serta dalam
Pemegang Saham (RUPS).
Program kemitraan yang dimaksudkan 22
Dessy Hasanah, Risna Resnawaty, Ishartono,
dalam Permen ini adalah kemitraan BUMN “Kontribusi Dunia Usaha Dalam Pelaksanaan
dengan usaha kecil untuk meningkatkan Program Citarum Harum (Studi Kasus
kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh Pelaksanaan CSR Perusahaan Listrik Dalam
dan mandiri melalui pemanfaatan dana BUMN Mendukung Program Citarum Harum),”
(Permen BUMN Nomor 5 Tahun 2007 Pasal 1 Sosiohumaniora - Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Dan
angka 6). Sedangkan program bina lingkungan Humaniora, 21.3 (2019), 279–86.
23
Risna Resnawaty et al “Sustainable
Development and Corporate Social
21
Siska Sukmawaty, “Membangun Daerah Melaui Responsibility,” Prosiding Penelitian &
Kebijakan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan,” Pengabdian Kepada Masyarakat, 6.3 (2019),
Jurnal Selat, 4.2 (2017), 205–18. 231–37.

538
Jurnal Penelitian Hukum p-ISSN 1410-5632
Akreditasi: Kep. Dirjen. Penguatan Risbang. Kemenristekdikti:

De Jure
e-ISSN 2579-8561
No:10/E/KPT/2019
Volume 20, Nomor 4, Desember 2020

pembangunan ekonomi berkelanjutan guna dengan ketentuan peraturan perundang-


meningkatkan kualitas kehidupan dan undangan terkait27.
lingkungan yang bermanfaat, baik bagi
Kemudian timbul pertanyaan apakah
perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang
masyarakat pada umumnya.24 Pengaturan lebih dilakukan oleh BUMN merupakan tanggung
lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan
jawab sosial perusahaan atau bukan. Bila
lingkungan perusahaan diatur dalam Pasal 74
dilihat dari ketentuan Undang-Undang Nomor
UUPT yang pada dasarnya mengatur mengenai
40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
hal-hal sebagai berikut:
maka Program Kemitraan dan Bina
a. Tanggung jawab sosial dan lingkungan ini
Lingkungan bukan termasuk tanggung jawab
wajib untuk perseroan yang menjalankan
sosial perusahaan karena Tanggung Jawab
kegiatan usahanya di bidang dan/atau
Sosial dan Lingkungan merupakan kewajiban
berkaitan dengan sumber daya alam. Yang
Perseroan yang dianggarkan dan
dimaksud dengan “perseroan yang
diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang
menjalankan kegiatan usahanya di bidang
pelaksanaannya dilakukan dengan
sumber daya alam” adalah perusahaan
memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
yang kegiatannya mengelola dan
Sedangkan dalam BUMN, dana yang
memanfaatkan sumber daya alam.
digunakan untuk melaksanakan Program
Sedangkan yang dimaksud dengan
Kemitraan dan Bina Lingkungan adalah
perseroan yang menjalankan kegiatan
penyisihan laba28. Namun sesungguhnya
usahanya yang berkaitan dengan sumber
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang
daya alam adalah perseroan yang tidak
dilakukan oleh BUMN merupakan salah satu
mengelola dan tidak memanfaatkan
bagian dari tanggung jawab sosial dan
sumber daya alam, tetapi kegiatan lingkungan perusahaan 29.
usahanya berdampak pada fungsi
kemampuan sumber daya alam.25
C. Analisis Pengaturan Tanggung Jawab
b. Tanggung jawab sosial dan lingkungan ini
Sosial dan Lingkungan Perusahaan
merupakan kewajiban perseroan yang
dianggarkan dan diperhitungkan sebagai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.
biaya perseroan yang pelaksanaannya yang diatur di dalam UUPT dan UUPM
dilakukan dengan memperhatikan diketahui belum ada persamaan konsep. Hal ini
kepatutan dan kewajaran26. dapat dilihat dari perbedaan definisi yang
c. Mengenai sanksi, dikatakan bahwa terdapat dalam Pasal 15 huruf b UUPM yang
perseroan yang tidak melaksanakan menyebutkan “setiap penanam modal
kewajiban tanggung jawab sosial dan berkewajiban melaksanakan tanggung jawab
lingkungan akan dikenai sanksi sesuai sosial perusahaan.” Dalam penjelasan pasal
tersebut dijelaskan bahwa yang dimaksud
dengan tanggung jawab sosial perusahaan
adalah tanggung jawab yang melekat pada
setiap perusahaan penanaman modal untuk
24
Triyanto Pujiyono, Jamal Wiwoho, “Sosial
Model, Pertanggungjawabn Hukum
tetap menciptakan hubungan yang serasi,
Pelaksanaan Corporate Social Responsibility seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai,
(CSR) Untuk Meningkatkan Kesejahtraan norma, dan budaya masyarakat setempat.
Masyarakat,” Jurnal Yustisia., 5.1 (2016), 41–
51. 27
Isdiyana Kusuma Ayu, “Analisis Yuridis
25
Arief Budiman, Pengelolaan Sumber Daya Pemberian Sanksi Dalam Pelaksanaan
Alam Indonesia Berbasis Inovasi Teknologi Dan Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Oleh
Kearifan Lokal, Makalah Disampaikan Dalam Perseroan Terbatas Yang Bergerak Di Bidang
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Pada Sumber Daya Alam, ”Jurnal Hukum
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Universitas Brawijaya , 1.5 (2013), 1–21.
28
Yogyakarta, 5 Januari 2011. Lhat Undang-Undang Nomor. 19 Tahun 2003
26
Budi Gautama Siregar, “Corporate Social Tentang Badan Usaha Milik Negara.
Responsibility Dalam Meminimalkan Praktik 29
Gina Bunga Nayenggita, “Praktik Corporate
Manajemen Laba,” Imara: Jurnal Riset Social Responsibility (CSR) Di Indonesia,”
Ekonomi Islam, 1.1 (2018), 35–46. Jurnal Pekerjaan Sosial, 2.1 (2019), 61–66.

539
Jurnal Penelitian Hukum p-ISSN 1410-5632
Akreditasi: Kep. Dirjen. Penguatan Risbang. Kemenristekdikti:

De Jure
e-ISSN 2579-8561
No:10/E/KPT/2019
Volume 20, Nomor 4, Desember 2020

Sedangkan Pasal 1 angka 3 UUPT diwajibkan melaksanakan tanggung jawab


menyebutkan “Tanggung Jawab Sosial dan sosial dan lingkungan, ketentuan yang terdapat
Lingkungan adalah komitmen perseroan untuk dalam UUPM lebih tepat dibandingkan dengan
berperan serta dalam pembangunan ekonomi ketentuan yang terdapat dalam UUPT karena
berkelanjutan guna meningkatkan kualitas mengcover semua jenis perusahaan baik yang
kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, usahanya berkaitan dengan sumber daya alam
baik bagi perseroan sendiri, komunitas maupun yang tidak berkaitan dengan sumber
setempat, maupun masyarakat pada daya alam32. Ketentuan yang terdapat dalam
umumnya”. UUPM lebih adil terhadap semua perusahaan
Jadi, dilihat dari definisi Tanggung dengan tidak memberikan batasan bidang usaha
Jawab Sosial dan Lingkungan. tersebut, bagi penanam modal yang dikenai kewajiban
pengaturan yang terdapat dalam UUPT lebih melaksanakan tanggung jawab sosial dan
luas dibandingkan pengaturan yang terdapat lingkungan. Sedangkan Tanggung Jawab Sosial
dalam UUPM karena mengcover dua tanggung dan Lingkungan yang terdapat dalam UUPT
jawab sekaligus yaitu tanggung jawab sosial dirasa kurang adil karena membedakan bidang
dan tanggung jawab lingkungan30. Pengaturan usaha perusahaan yang dikenakan kewajiban
dalam UUPT lebih mempunyai manfaat tanggung jawab sosial dan lingkungan yaitu
langsung bagi kehidupan masyarakat karena hanya perusahaan yang bergerak di bidang
perusahaan dapat berperan serta dalam sumber daya alam semata.
pembangunan ekonomi dan lingkungan yang Frasa yang terdapat dalam Undang-
berkelanjutan. Sedangkan tanggung jawab Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
sosial yang terdapat dalam UUPM perusahaan Penanaman Modal Pasal 15 huruf b yang
hanya dituntut sebatas untuk menjaga menyebut bahwa setiap penanam modal wajib
hubungan baik dengan masyarakat tetapi melaksanakan tanggung jawab sosial. Yang
kurang memberi manfaat langsung bagi dimaksud dengan tanggung jawab sosial dan
kehidupan masyarakat seperti peningkatan lingkungan menurut penjelasan Undang-
ekonomi masyarakat setempat31. Undang Nomor 25 Tahun 2007 Pasal 15 huruf
Perbedaan lainnya juga dapat dilihat pada b adalah tanggung jawab yang melekat pada
ruang lingkup bidang usaha perusahaan yang setiap perusahaan penanaman modal untuk
diwajibkan melaksanakan tanggung jawab tetap menciptakan hubungan yang serasi
sosial dan lingkungan. Dalam Pasal 15 huruf b seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai,
UUPM hanya menyebutkan: “setiap penanam norma, dan budaya masyarakat setempat.
modal berkewajiban.” Sedangkan Pasal 74 Berdasarkan analisis dari sejumlah
Ayat (1) UUPT menyebutkan ”Perseroan yang peraturan perundang-undangan yang mengatur
menjalankan kegiatan usahanya di bidang tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan
dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam perusahaan, terdapat beberapa permasalahan
wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan hukum, yaitu:
lingkungan.” Menurut penjelasan pasal tersebut 1. Tidak ada istilah yang seragam di
yang dimaksud dengan perseroan yang Indonesia untuk menyebut tanggung jawab
menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan sosial perusahaan atau yang lebih dikenal
dengan sumber daya alam adalah perseroan dengan istilah Corporate Social
yang kegiatan usahanya mengelola dan Responsibility. Pasal 15 Undang-Undang
memanfaatkan sumber daya alam serta Penanaman Modal menggunakan istilah
perseroan yang tidak mengelola dan tidak tanggung jawab sosial perusahaan. Pasal 74
memanfaatkan sumber daya alam, tetapi Undang-Undang Perseroan Terbatas
kegiatan usahanya berdampak pada fungsi menggunakan istilah tanggung jawab sosial
kemampuan sumber daya alam. dan lingkungan perusahaan. Kemudian,
Akan tetapi jika dilihat dari ruang Pasal 2 dan Pasal 88 Undang-Undang
lingkup bidang usaha perusahaan yang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan
Usaha Milik Negara menggunakan istilah
30
Lihat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.
Tentang Perseroan Terbatas.
31 32
Lihat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Ana Rhokmatussa Suratman, Hukum Investasi
Tentang Penanaman Modal. Dan Pasar Modal, Jakarta: Sinar Grafika, 2011.

540
Jurnal Penelitian Hukum p-ISSN 1410-5632
Akreditasi: Kep. Dirjen. Penguatan Risbang. Kemenristekdikti:

De Jure
e-ISSN 2579-8561
No:10/E/KPT/2019
Volume 20, Nomor 4, Desember 2020

Perbedaan konsep dan istilah dari beberapa terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar
peraturan perundang-undangan tersebut perusahaan.
membingungkan dan dapat menjadi celah
bagi perusahaan untuk tidak melaksanakan KESIMPULAN
tanggung jawab sosial dan lingkungan Tanggung jawab sosial dan lingkungan
perusahaan, atau tetap menjalankan tetapi perusahaan sudah diatur dalam beberapa
tidak dilaksanakan sebagaimana peraturan perundang- undangan di Indonesia
semestinya. diantaranya Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2. Aturan hukum tentang tanggung jawab 2007 tentang Penanaman Modal, Undang-
sosial dan lingkungan perusahaan di Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Indonesia membatasi pada perusahaan Perseroan terbatas, dan Undang-Undang
penanaman modal, dan Perseroan yang Nomor 19 tahun 2009 tentang Badan Usaha
bergerak atau berkaitan usahanya dengan Milik Negara. Akan tetapi pengaturan tersebut
sumber daya alam saja. Hal ini terkesan belum sinkron antara satu undang-undang
tidak adil mengingat jika dicermati secara dengan undang-undang lainnya. Di samping itu
mendalam bukan hanya perusahaan yang juga diketahui bahwa tidak ada istilah yang
bergerak dalam bidang sumber daya alam seragam untuk menyebut frasa “tanggung
saja yang berpotensi memberikan dampak jawab sosial dan lingkungan perusahaan”
terhadap masyarakat sekitar, melainkan sehingga membingungkan. Undang-Undang
juga perusahaan-perusahaan yang bergerak Penanaman Modal menggunakan frasa
dalam bidang sektor lainnya. “tanggung jawab sosial perusahaan”, Undang-
3. Belum jelasnya pengaturan mengenai Undang Perseroan Terbatas menggunakan
perhitungan anggaran sebagai biaya frasa “tanggung jawab sosial dan lingkungan
perseroan yang memperhatikan aspek perusahaan”. Undang-Undang Badan Usaha
kepatutan dan kewajaran. Demikian pula Milik Negara menggunakan frasa “Program
mengenai sanksi, belum dijelaskan secara Kemitraan dan Bina Lingkungan.”
rinci, melainkan diserahkan pada ketentuan Dampak negatif yang muncul dari
perundang-undangan. Faktanya, ketentuan ketidaksinkonan tersebut adalah tidak
perundang-undangan yang mengatur efektifnya pelaksanaan tanggung jawab sosial
mengenai hal tersebut belum ada sampai dan lingkungan perusahaan terhadap
saat ini. masyarakat sekitar. Di samping itu juga dapat
4. Belum diaturnya bentuk-bentuk kegiatan menimbulkan beberapa permasalahan hukum
tanggung jawab sosial dan lingkungan lainnya, diantaranya dapat membuka celah
perusahaan yang wajib dilakukan yang bagi perusahaan untuk menafsirkan sendiri-
menyebabkan tidak adanya indikator yang sendiri istilah tersebut. Di samping itu hal
jelas mengenai sudah terpenuhinya atau tersebut juga membuka celah bagi perusahaan
belum kewajiban melakukan kegiatan- untuk tidak melaksanakan tanggung jawab
kegiatan tanggung jawab sosial dan sosial dan lingkungan perusahaan secara tetap,
lingkungan perusahaan tersebut. Sehingga berkesinambungan dan efektif.
mengakibatkan banyak perusahaan Karena itu kepada pemerintah
melaksanakan tanggung jawab sosial dan disarankan agar segera menutup celah
lingkungan perusahaan secara tidak tepat. kekurangan regulasi tentang tanggung jawab
Dari keempat permasalahan hukum di sosial dan lingkungan perusahaan dengan
atas terlihat jelas bahwa pengaturan tentang membuat aturan baru yang lebih konsisten dan
tanggung jawab sosial dan lingkungan lengkap sehingga lebih maksimal dan tidak
perusahaan di Indonesia masih belum singkron dengan persepsi masing-masing perusahaan
antara satu undang-undang dengan undang- dalam menjalankan program tanggung jawab
undang lainnya. Dampak negatif yang muncul sosial dan lingkungan perusahaan tersebut.
dari ketidaksinkronan pengaturan tersebut Pemerintah harus merubah atau memperbaiki
adalah terbukanya peluang bagi perusahaan UUPT khususnya Pasal 74 yang mengatur
untuk menafsirkan sendiri-sendiri tentang pembatasan perusahaan yang wajib melakukan
kewajiban sosial dan lingkungan perusahaan tanggung jawab sosial dan perusahaan serta
tersebut sehingga dapat menimbulkan kerugian mengatur penguatan sanksi dalam UUPT

541
Jurnal Penelitian Hukum p-ISSN 1410-5632
Akreditasi: Kep. Dirjen. Penguatan Risbang. Kemenristekdikti:

De Jure
e-ISSN 2579-8561
No:10/E/KPT/2019
Volume 20, Nomor 4, Desember 2020

tersebut. Perlu adanya suatu aturan perundang- Social Responsibility),” JOM Fakultas
undangan yang secara khusus mengatur Hukum, 3.2 (2016), 1–15
tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan Ayu, Isdiyana Kusuma, “Analisis Yuridis
perusahaan, agar tercipta sebuah kepastian Pemberian Sanksi Dalam Pelaksanaan
hukum dalam pelaksanaan tanggung jawab Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan
sosial perusahaan. Regulasi tersebut perlu Oleh Perseroan Terbatas Yang Bergerak
memuat secara detail antara lain yang Di Bidang Sumber Daya Alam, Fakultas
menyangkut penganggaran, bentuk dan Hukum Universitas Brawijaya,” Jurnl
susunan program sehingga terciptanya Hukum, 1.5 (2013), 1–21
keseragaman antara satu undang-undang Bambang Rudito, Melia Famiola, CSR (
dengan undang-undang lainnya. Corporate Social Responsibility)
(Bandung: Rekayasa Sains, 2013)
UCAPAN TERIMA KASIH Budiman, Arief, Pengelolaan Sumber Daya
Alam Indonesia Berbasis Inovasi
Ucapan terima kasih yang setinggi- Teknologi Dan Kearifan Lokal, Makalah
tingginya disampaikan kepada Bapak Dekan Disampaikan Dalam Pidato Pengukuhan
Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Jabatan Guru Besar Pada Fakultas
beserta para dosen yang telah memberikan Teknik Universitas Gadjah Mada,
banyak kontribusi untuk perbaikan dan Yogyakarta, 5 Januari 2011, Hlm 45.
penyempurnaan naskah tulisan ini sehingga Dewa Ayu Putu Shandra Dewi, I Nyoman
layak untuk dipublikasi dalam jurnal nasional Nurjaya, Sihabudin, “Kewajiban Hukum
terakreditasi. Ucapan terima kasih yang tak Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
terhingga juga disampaikan kepada semua (Corporate Social Responsibility) Dalam
pihak yang tidak mungkin disebutkan satu Peraturan PerundangUndangan,” Student
persatu yang telah memberikan kontribusi Journal, 1.1 (2015)
yang cukup siginifikan untuk penyempurnaan Ester Sarah Feronika, Khairani Rahma Silva,
naskah ini. Semoga tulisan ini bermanfaat Santoso Tri Raharjo, “Tanggung Jawab
hendaknya. Sosial Perusahaan Bidang Lingkungan,”
Prosiding Penelitian & Pengabdian
DAFTAR KEPUSTAKAAN Kepada Masyarakat, 7.1 (2020), 1–11
Adinugroho, Samuel R., Budiharto, Joko Fahham, A Muchaddam, “Tanggung Jawab
Priyono, “Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dan Penerapannya
Sosial Dan Lingkungan PT. Pertamina Pada Perusahaan Di Indonesia,” Jurnal
Semarang (Persero) Ditinjau Dari Aspirasi, 2.1 (2011), 111–19
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Febrian dan Adrian Nugraha, “Kajian Socio
Tentang Perseroan Terbatas,” Legal Tanggung Jawab Sosial
Diponegoro Law Journal, 6.1 (2007), 1– Lingkungan Hidup Perusahaan
14 Berdasarkan Persepsi Masyarakat,”
Afdal Kurnia, Amanda Shaura, Santoso Tri Jurnal, Mimbar Hukum Bagian Hukum
Raharjo, Risna Resnawaty, “Sustainable Lingkungan, 26.3 (2015), 409–27
Development and Corporate Social Karjoko, Lego, “Disfungsi Peraturan
Responsibility,” Prosiding Penelitian & Perundang-Undangan Tanggung Jawab
Pengabdian Kepada Masyarakat, 6.3 Sosial Dan Lingkungan Di Indonesia,”
(2019), 231–37 Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, 26.2,
Anatan, Lina, “Tinjauan Teoritis Dan Praktik 305–25
Di Indonesia Corporate Social Lestari, Sartika Nanda, “Peran Perusahaan
Responsibility (CSR), Fakultas Ekonomi Melaksanakan Tanggung Jawab Sosial
Universitas Kristen Maranatha,” 8.2 Perusahaan Sebagai Upaya Pengentasan
(2009), 66–77 Kemiskinan Di Indonesia,” Jurnal
Armandanu, Ardi, “Tinjauan Normatif Masalah-Masalah Hukum, 46.1 (2017),
Penerapan Sanksi Kepada Perusahaan 80–91
Yang Tidak Menjalankan Tanggung M. Hudi Asrori S, Munawar Kholil, Endang
Jawab Sosial Perusahan (Corporate Mintorowati, “Implikasi Ketentuan
Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan

542
Jurnal Penelitian Hukum p-ISSN 1410-5632
Akreditasi: Kep. Dirjen. Penguatan Risbang. Kemenristekdikti:

De Jure
e-ISSN 2579-8561
No:10/E/KPT/2019
Volume 20, Nomor 4, Desember 2020

Perusahaan Dalam Undang-Undang & PKM, 4.2 (2017), 235–40


Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Sayuti Mohamed Adnan et al, “The Influence
Perseroan Terbatas,” Jurnal Yustisia, 2.3 of Culture and Corporate Governance o
(2013), 71–82 Corporate Social Responsibility
Marlia Sastro, Tan Kamello, Azhari Yahya, Sri Disclosure: A Cross Country Analysis,”
Walny Rahayu, “Implementing Social Journal of Cleaner Production, 198.1
and Environmental Responsibility on the (2018), 820–32
Palm Oil Plantation Company in Aceh Siregar, Budi Gautama, “Corporate Social
Province, Indonesia,” International Responsibility Dalam Meminimalkan
Journal of Innovation, Creativity and Praktik Manajemen Laba,” Imara: Jurnal
Change, 12.5 (2020), 423–36 Riset Ekonomi Islam, 1.1 (2018), 35–46
Marthin, Marthen B Salinding, Inggit Akim, Sukmawaty, Siska, “Membangun Daerah
“Implementasi Prinsip Corporate Social Melaui Kebijakan Tanggung Jawab
Responsibility (CSR) Berdasarkan Sosial Perusahaan,” Jurnal Selat, 4.2
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 (2017), 205–18
Tentang Perseroan Terbatas,” Journal of Suparman, “Coorporate Social
Private And Commercial Law, 1.1 Responsibility  : Bentuk Tanggung
(2017), 111–32 Jawab Sosial Dan Kepedulian Perusahaan
Nadapdap, Binoto, “Tanggung Jawab Sosial Dengan Masyarakat,” Interaksi Jurnal
Perusahaan: Antara Kewajiban Dan Ilmu Komunikasi, 2.2 (2013), 69–81
Kesukarelaan,” Jurnal Yuridis, 2.1 Suratman, Ana Rhokmatussa, Hukum Investasi
(2015), 111–34 Dan Pasar Modal (Jakarta: Sinar
Naiborhu, Netty SR, “Pelaksanaan Tanggung Grafika, 2011)
Jawab Sosial Dan Lingkungan Pada PT. Susioldi, Priyanto, “Implementasi Corporate
Freeport Indonesia Sebagai PT. Penanam Social Responsibility Untuk Mendukung
Modal Dalam Rangka Perlindungan Dan Pembangunan Berkelanjutan,” Spirit
Pengelolaan Lingkungan Hidup,” Jurnal Publik, 4.2 (2008), 123–30
Hukum Mimbar Justitia, 4.1 (2018), 63– Undang-Undang Nomor. 19 Tahun 2003
88 Tentang Badan Usaha Milik Negara
Nayenggita, Gina Bunga, “Praktik Corporate Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007
Social Responsibility (CSR) Di Tentang Penanaman Modal
Indonesia,” Jurnal Pekerjaan Sosial, 2.1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
(2019), 61–66 Tentang Perseroan Terbatas
Pujiyono, Jamal Wiwoho, Triyanto, “Sosial Waagstein, Patricia Rinwigati, “The
Model, Pertanggungjawabn Hukum Mandatory Corporate Social
Pelaksanaan Corporate Social Responsibility in Indonesia: Problems
Responsibility (CSR) Untuk and Implications.,” Journal of Business
Meningkatkan Kesejahtraan Ethics, 98.1 (2010), 455–66
Masyarakat,” Jurnal Yustisia., 5.1 (2016),
41–51
Risna Resnawaty, Ishartono, Dessy Hasanah,
“Kontribusi Dunia Usaha Dalam
Pelaksanaan Program Citarum Harum
(Studi Kasus Pelaksanaan CSR
Perusahaan Listrik Dalam Mendukung
Program Citarum Harum),”
Sosiohumaniora - Jurnal Ilmu-Ilmu
Sosial Dan Humaniora, 21.3 (2019),
279–86
Sandi Gumilar, Hadiyanto A. Rachim, Lenny
Meilanny, “Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan (CSR) Studi Efektifitas
Program PT. Pertamina Sehati (Sehat Ibu
Dan Anak Tercinta),” Jurnal Penelitian

543
Jurnal Penelitian Hukum p-ISSN 1410-5632
Akreditasi: Kep. Dirjen. Penguatan Risbang. Kemenristekdikti:

De Jure
e-ISSN 2579-8561
No:10/E/KPT/2019
Volume 20, Nomor 4, Desember 2020

HALAMAN KOSONG

544

You might also like