Professional Documents
Culture Documents
118-Article Text-881-1-10-20230330
118-Article Text-881-1-10-20230330
ORIGINAL RESEARCH
Abstrak
Latar belakang: Salah satu faktor penyebab phlebitis adalah pemasangan infus. Kepatuhan
perawat dalam memasang infus sesuai dengan SPO dapat berpengaruh terhadap kejadian
phlebitis pada pasien. Tujuan: Mengetahui tingkat kepatuhan perawat dalam pelaksanaan
SPO pemasangan infus terhadap kejadian phlebitis di IRNA Jasmine, Teratai dan Anggrek
RSI Malang UNISMA. Metode: Penelitian ini menggunakan desain analisis korelasi dengan
pendekatan cross-sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling
dengan total sampling 100 tindakan pemasangan infus. Instrumen berupa lembar obsevasi
SPO pemasangan infus dan Lembar VIP Score (Phlebitis). Jumlah responden adalah 20
perawat pelaksana. Uji statistik yang digunakan adalah uji Fisher. Hasil: 78% dari 100
responden menunjukkan patuh dalam melakasanakan SPO pemasangan Infus. 6 % dari 100
pemasangan infus mengalami kejadian phlebitis. Pada uji Fisher didapatkan nilai p-value
0,395 (p > α: 0,05), yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat
kepatuhan perawat dalam melaksanakan SPO pemasangan infus dengan kejadian phlebitis di
IRNA Jasmine, Teratai dan Anggrek RSI Malang UNISMA. Kesimpulan: Kepatuhan
pemasangan infus sesuai SPO hanya salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya
phlebitis pada pasien. Kejadian phlebitis yang dialami oleh pasien dengan pemasangan infus
disebabkan oleh banyak fakto, baik faktor eksternal maupun Internal.
© 2021 The Author(s). This is an Open Access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution 4.0 International License. ISSN (online)
which permits unrestricted non-commercial use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited.
2747-1136
25
Juvita Eka Safitri, Abdul Qodir, Mizam Ari Kurniyanti (2023).
26
Juvita Eka Safitri, Abdul Qodir, Mizam Ari Kurniyanti (2023).
infus sesuai SPO, dimana dalam SPO sudah tercantum infus isotonik (RL,NS,RA), pasien yang terpasang infus
tentang pemasangan infus sesuai standart Aseptik yang > dari 1 jam. Sedangkan kriteria eksklusi pada penelitian
akan mengurangi resiko phlebitis pada pasien. Kemudian ini yaitu: perawat yang libur / cuti saat dilakukan
perawat hendaknya juga mengamati adanya tanda - tanda pengambilan data, pasien yang mendapatkan terapi
phlebitis yang muncul terutama pada pasien yang sudah cairan hipertonik (D40, D10, Haes, Kcl ), pasien yang
terpasang infus > 72 jam. Perawat juga harus bekerja mendapat terapi tranfusi darah PRC atau WB.
sama dengan tim medis lain untuk mengatasi dampak Untuk mengukur tingkat kepatuhan responden
pemberian terapi intra vena untuk meminimalkan perawat peneliti menggunakan lembar observasi check
terjadinya phlebitis pada pasien dengan terapi intravena. list SPO pemasangan infus dengan jumlah pernyataan
Oleh karena itu, untuk meminimalkan risiko infeksi, sebanyak 41, dimana nilai < 100 dikategorikan tidak
perawat perlu menyadari dan mengenali faktor yang patuh dan nilai 100 dikategorikan patuh. Untuk kejadian
menjadi prediktor terjadinya phlebitis di rumah sakit. phlebitis diukur menggunakan Lembar skrining VIP
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti (visual infusion phlebitis score), dimana 0 berarti tidak
tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui phlebitis dan ≥ 1 berarti phlebitis. Penelitian ini
kepatuhan perawat dalam melakukan pemasangan infus menggunakan uji Fisher untuk mencari hubungan
sesuai SPO yang sudah disusun oleh RSI Malang tentang tingkat kepatuhan perawat dalam melaksanakan
UNISMA sebagai salah satu upaya pencegahan SPO pemasangan Infus dengan kejadian phlebitis di
terjadinya HAI’S (Phlebitis) pada pasien. IRNA Jasmine, Teratai dan Anggrek RSI Malang
UNISMA.
METODE Penelitian ini dilakukan di IRNA Jasmine,
Desain yang digunakan dalam penelitian ini Teratai dan Anggrek RSI MALANG UNISMA pada
adalah desain analisis korelasi dengan pendekatan cross tanggal 14 Desember 2022 sampai 15 Januari 2023.
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 114
Kejadian pemasangan infus yang dilakukan pada pasien HASIL DAN PEMBAHASAN
rawat inap di ruang IRNA Jasmine, Teratai dan Anggrek Sebagian besar responden berusia 22 tahun – 27 tahun.
RSI Malang UNISMA. Teknik sampling yang digunakan Pada variabel pendidikan menunjukkan bahwa sebagian
adalah teknik Purposive sampling dengan jumlah sampel besar responden berpendidikan DIII Keperawatan. Pada
100 kegiatan pemasangan infus pada pasien. Dalam variabel masa kerja mayoritas responden memiliki masa
menentukan sampel peneliti menyesuaikan dengan kerja 1 bulan – 2 tahun.
kriteria inklusi yaitu : Perawat PK 1 yang melakukan
pemasangan infus dengan didampingi perawat PK 2 pada Tabel 1. Karakteristik Perawat Responden
pasien di IRNA Jasmine, Teratai dan Anggrek, perawat
PK 2 dan PK 3 yang melakukan pemasangan infus pada
pasien di IRNA Jasmine, Teratai dan Anggrek, perawat
yang bertugas di IRNA Jasmine, Teratai dan Anggrek
dengan masa kerja > dari 1 bulan, perawat dan pasien
yang bersedia sebagai responden, pasien yang di pasang
infus oleh perawat responden di IRNA Jasmine, Teratai
dan Anggrek, pasien yang mendapatkan terapi cairan
Media Husada Journal of Nursing Science, Volume 4, Nomor 1, Maret 2023
27
Juvita Eka Safitri, Abdul Qodir, Mizam Ari Kurniyanti (2023).
Tabel 2. Karakteristik Pasien Responden Dari uji analisis bivariat yang dilakukan
didapatkan hasil tabel 2x2 tidak memenuhi kriteria chi-
square karena lebih dari 20 % sel mempunyai expected
yang kurang dari lima. sehingga peneliti menggunakan
uji fisher.
Tabel 5. Hubungan Tingkat Kepatuhan Perawat
dalam Melaksanakan SPO Pemasangan Infus dengan
Kejadian Phlebitis
28
Juvita Eka Safitri, Abdul Qodir, Mizam Ari Kurniyanti (2023).
termasuk usia dewasa muda dimana secara teori umur mempengaruhi sikapnya dalam bekerja secara
berkaitan dengan tingkat kedewasaan, dalam arti dengan professional.
meningkatnya umur akan meningkatkan pula Dari variabel masa kerja didapatkan hasil
kedewasaan/ kematangan secara teknis dan psikologis, mayoritas perawat memiliki masa kerja 1 bulan – 2 tahun
serta semakin mampu melaksanakan tugasnya. Pada usia yaitu sebesar 13 orang (65%). Hal ini juga sesuai dengan
dewasa muda seseorang berada dalam tahap pemantapan, penelitian yang dilakukan Suciati (2019), didapatkan
mereka secara terus menerus melakukan pengujian hasil sebagian besar responden yang melakukan
terhadap kemampuan yang dimiliki dan mencoba untuk pemasangan infus adalah yang memiliki lama kerja
melakukan pekerjaan yang sesuai dengan minat bakat antara 1-5 tahun yaitu sebanyak 61 (82,4%) responden.
yang dimiliki (Panggalih, 2020). Dari hal tersebut kami Lama kerja atau pengalaman dapat berdampak pada
menyimpulkan bahwa usia dapat mempengaruhi perawat kinerja. Semakin lama seseorang bekerja maka semakin
dalam kepatuhan pelaksanaan SPO pemasangan infus. terampil dan makin berpengalaman pula dalam
Dalam segi pendidikan mayoritas perawat melaksanakan perkerjaan (Triwidya (2015) dalam
adalah lulusan DIII Keperawatan yaitu sebanyak 17 Andriati et al., 2021). Pengalaman merupakan salah satu
orang (85%). Hal yang sejalan dengan penelitian faktor dalam diri manusia yang sangat menentukan
Suciwati (2019) tentang “Hubungan Kepatuhan Perawat dalam tahap penerimaan rangsangan. Pada proses
Dalam Menjalankan SPO Pemasangan Infus Dengan persepsi langsung orang yang punya pengalaman akan
Kejadian Phlebitis Di Ruang Rawat Inap SMC RS selalu lebih pandai dalam menyiapi dari segala hal dari
Telogorejo Semarang” menunjukkan mayoritas pada mereka yang sama sekali tidak memiliki
pendidikan perawat yang melakukan pemasangan infus pengalaman (Fadul, 2019). Menurut Suciwati (2019)
adalah DIII Keperawatan yaitu sebanyak 50 (67,7%) dari dalam penelitiannya menyatakan sebagian besar perawat
74 responden. Semakin tinggi pendidikan, maka adalah dengan masa kerja yang baru tersebut belum
seharusnya semakin banyak informasi yang akan banyak pengetahuan - pengetahuan dan pengalaman
diterima. Dari data hasil penelitian menunjukkan yang dimiliki dibandingkan dengan perawat yang sudah
terdapat perawat berpendidikan S1 yang tidak patuh bekerja lama sehingga banyak perawat yang
dibandingkan perawat SPK dan DIII Keperawatan. Hal meremehkan dan bekerja dengan asal- asalan tanpa
ini memberikan gambaran bahwa semakin tinggi tingkat menggunakan SPO yang sudah ditetapkan oleh rumah
pendidikan belum tentu dapat dikaitkan dengan sakit pada saat melakukan tindakan seperti pemasangan
kepatuhan pada perawat yang melakukan pemasangan infus. Dari hal tersebut kami menyimpulkan bahwa
infus yang sesuai SPO (Suciwati, et al, 2019). Walaupun seseorang dengan pengalaman kerja lebih lama
tingkat pendidikan yang sama, belum tentu ilmu yang cenderung memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
didapatkan sama setiap orang, tetapi dengan profesional sehingga dapat menampilkan perilaku yang
meningkatkan pendidikan dapat membuat perawat lebih baik dalam bekerja.
bisa beradaptasi dengan lingkungan kerjanya dalam Karakteristik Responden Pasien
melakukan tindakan keperawatan (Ayuningtyas et al., Responden pasien sebagian besar adalah
2017). Kami menyimpulkan bahwa tingkat pendidikan perempuan yaitu sebesar 55 (55%) dan hasil dari hasil
akan berpengaruh terhadap pengetahuan dan observasi pasien yang mengalami phlebitis mayoritas
keterampilan seseorang, dimana hal tersebut akan adalah perempuan yaitu sebanyak 5 (83%). Hal ini
sejalan dengan penelitian observasional dengan
Media Husada Journal of Nursing Science, Volume 4, Nomor 1, Maret 2023
29
Juvita Eka Safitri, Abdul Qodir, Mizam Ari Kurniyanti (2023).
pendekatan crossectional yang dilakukan oleh Inayati phlebitis sebanyak 3 (50%) pasien menggunakan abocat
(2022) tentang “Hubungan Antara Ketepatan nomor 20, 2 (33 %) pasien menggunakan abocat nomor
Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur Pemasangan 22 dan 1 (17%) pasien menggunakan abocat no 18. Hal
Infus Dengan Tanda-Tanda Phlebitis Di ICU Rumah ini sejalan dengan penelitian analitik crossectional
Sakit X Malang” Dari 31 pasien yang mengalami observasional yang dilakukan oleh Rusnawati (2020)
phlebitis, menunjukan bahwa perempuan lebih banyak tentang “ Analisis Faktor Risiko Terjadinya Phlebitis Di
yang mengalami tanda- tanda phlebitis dibandingkan RSUD Puri Husada Tembilahan”, peneliti menggunakan
dengan laki- laki. Berdasarkan dari hasil penelitian kami besar sampel 97 pasien responden, berdasarkan analisis
menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara jenis statistik diperoleh hasil presentase terjadinya Phlebitis
kelamin dengan phlebitis, karena sebagian besar pada pasien dengan ukuran kateter intravena 20 G lebih
memang perempuan memiliki jaringan tubuh yang lebih tinggi dibandingkan pasien dengan ukuran kateter
lentur dibandingkan dengan laki-laki. intravena 20 G (49,1 : 40,9), p > 0,005. Rusnawati juga
Dari hasil observasi penelitian mayoritas menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara
responden pasien berusia 18 -30 tahun yaitu sebesar 35 ukuran kateter intravena dengan risiko terjadinya
(35%), sedangkan dari 6 pasien yang mengalami phlebitis. Kami menemukan bahwa phlebitis tidak hanya
phlebitis sebanyak 4( 67%) pasien berusia 41 – 50 tahun. dipengaruhi oleh ukuran kateter intravena, namun dapat
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh dipengaruhi oleh faktor yang lain seperti jenis cairan,
Ayuningtias (2017) didapatkan hasil mayoritas umur penyakit, tempat pemasangan infus, lama pemasangan
pasien yang terjadi phlebitis berada di umur lansia akhir. infus dan tehnik steril pada saat pemasangan infus.
Usia dapat mempengaruhi ketahanan tubuh (imunitas) Pemasangan infus terbanyak berada di daerah
seseorang terhadap serangan infeksi (Inayati et al., punggung tangan (Vena Metacarpal Dorsalis) sebanyak
2022). Seseorang akan mengalami perubahan fisik 73 pasien (73%), sedangkan 18 pasien (18%) terpasang
seiring bertambahnya usia, dimana pembuluh darah vena di pergelangan tangan (Vena Dorsalis) dan 9 pasien (9%)
akan menjadi rapuh, tidak elastis dan mudah hilang terpasang di atas pergelangan tangan (Vena Chephalica).
(colaps) (Ayuningtias, 2022). Kejadian phlebitis juga Hal ini sejalan dengan penelitian Silvyawaty (2020)
ditandai dengan adanya thrombus di dinding vena. tentang “Hubungan Cairan Infus Dan Lokasi
Adanya thrombus juga akan meningkat pada usia lebih Pemasangan Infus Dengan Kejadian Phlebitis Di Rumah
dari 40 tahun (Inayati et al., 2022). Thrombus terjadi Sakit DKT Bandar Lampung” yang menunjukkan
karena adanya hiperkoagulasi pada tubuh dan hal sebagian besar lokasi pemasangan infus responden yang
tersebut berbanding lurus dengan bertambahnya usia mengalami flebitis yaitu pada vena dorsalis (vena
karena adanya aktivasi koagulasi dan faktor regenerasi metakarpal), dan ada hubungan signifikan antara lokasi
sel-sel tubuh (Rizky, 2016). Dari hal diatas peneliti kami pemasangan infus dengan kejadian phlebitis di Rumah
menyimpulkan bahwa usia berpengaruh terhadap resiko Sakit DKT Bandar Lampung Tahun 2020
kejadian phlebitis. hal ini dibuktikan berdasarkan (pv=0,002,0,05;OR=3,5). Pemasangan infus pada daerah
observasi dalam penelitian dari 6 pasien yang mengalami yang sering digunakan untuk beraktivitas dapat
phlebitis, sebanyak 5 pasien berusia 41 – 50 tahun. meningkatkan kejadian phlebitis (Langigi, 2019). Jarak
Pada penelitian ini mayoritas pasien terpasang tempat insersi yang terlalu dekat dengan persendian juga
infus dengan abocat nomor 20 yaitu sebesar 44 (44%). dapat mengakibatkan pergerakan kateter intravena di
Dan dari hasil observasi dari 6 pasien yang mengalami dalam pembuluh darah yang dapat meningkatkan risiko
Media Husada Journal of Nursing Science, Volume 4, Nomor 1, Maret 2023
30
Juvita Eka Safitri, Abdul Qodir, Mizam Ari Kurniyanti (2023).
terjadinya phlebitis (Rusnawati et al., 2020). Rusnawati tangan sebelum memakai sarung tangan, tidak
(2020) dalam penelitiannya menyatakan ada hubungan menuliskan tanggal dan waktu pemasangan pada infus
antara lokasi penusukan kateter intravena dengan pasien dan tidak mendesinfeksi ulang area penusukan
kejadian plebitis mekanik. Kami juga menduga bahwa setelah di pegang-pegang untuk mencari lokasi vena.
terdapat pengaruh tempat lokasi insersi dengan kejadian Disini kami menduga kepatuhan perawat dipengaruhi
phlebitis, dimana lokasi pemasangan infus pada vena di oleh pemahaman tentang instruksi, pendidikan, sikap,
daerah punggung tangan dan pergelangan tangan lebih kepribadian, dukungan sosial dan keyakinan. Kami juga
beresiko tinggi terjadi phlebitis dibandingkan vena di menduga bahwa ketidakpatuhan tersebut dapat
daerah atas pergelangan tangan. dikarenakan oleh kurangnya pengulangan kegiatan
Dari hasil observasi mayoritas pelaksanaan sosialisasi SPO pemasangan infus, dimana selama
pemasangan infus yang dilakukan sudah patuh dengan peneliti mengambil data penelitian untuk SPO
SPO pemasangan infus yaitu sebesar 78 (78%) dan pemasangan infus tidak disosialisasikan ulang. Dan
terdapat 22 (22%) pemasangan infus yang tidak sesuai menurut peneliti hal ini dapat menyebabkan rendahnya
SPO. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian kuantitatif pemahaman perawat tentang SPO yang tentunya akan
pre experimental dengan rancangan One Group Pretest- berdampak pada ketidakpatuhan SPO.
Posttest design yang pernah dilakukan oleh Octaviani Adanya perawat yang patuh maupun tidak patuh
(2022) tentang “Pengaruh kejadian phlebitis dengan dalam melaksanakan pemasangan infus sesuai SPO juga
pelaksanaan pemasangan infus sesuai dengan SPO di dipengaruhi oleh motivasi. Motivasi perawat dalam
ruang perawatan penyakit dalam tahun 2022”, dari 20 melakukan pemasangan infus berbeda-beda, perwata
sampel didapatkan hasil 14 kali pelaksanaan (70%) yang memiliki motivasi akan terdorong untuk selalu
pemasangan infus sesuai SPO dilakukan dengan baik dan patuh sesuai SPO, sebaliknya perawat yang kurang
terdapat 6 kali pelaksanaan (30%) pemasangan infus termotivasi cenderung melupakan atau kurang
sesuai SPO dilakukan dengan kurang baik. Penelitian ini mencermati tindakan pemasangan infus berdasarkan
juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rusnawati SPO RS (Kusumawati, 2022). Perawat Dukungan sosial
(2020) yang menunjukkan mayoritas perawat benar berupa kepercayaan pasien dan keluarga terhadap
dalam pelaksanaan pemasangan infus yaitu sebesar 76.9 tindakan yang akan dilakukan oleh perawat dapat
%. meningkatkan kepercayaan diri perawat sehingga
Kepatuhan perawat adalah perilaku perawat perawat dapat bekerja dengan baik dan mampu
sebagai seorang professional tehadap anjuran, prosedur mematuhi SPO yang ditetapkan. Pemberian informasi
atau peraturan yang harus dilakukan dan ditaati (Melania yang jelas tentang pentingnya pelaksanan SPo dapat
et al., 2020). Kepatuhan dapat dipengaruhi oleh beberapa meningkatkan kepatuhan perawat.
faktor antara lain pemahaman tentang intruksi, tingkat Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pasien
pendidikan, keyakinan, sikap dan kepribadian serta yang dilakukan pemasangan infus tidak mengalami
dukungan sosial (Melania et al., 2020). phlebitis, yaitu sebesar 74 pasien (74%). Sedangkan 6
Hasil observasi penelitian yang dilakukan di pasien (6%) mengalami phlebitis. Hal ini sejalan dengan
IRNA Jasmine, Teratai dan Anggrek RSI Unisma penelitian korelasi observasi analitik yang dilakukan
didapatkan ketidakpatuhan SPO yang ditemukan antara oleh Melania (2020), dari 44 sampel yang diambil
lain tidak menggunakan perlak/pengalas, tidak dengan teknik total sampling di dapatkan data responden
menggunakan transparant dressing, tidak cuci tangan pasien yang mengalami kejadian phlebitis lebih sedikit
Media Husada Journal of Nursing Science, Volume 4, Nomor 1, Maret 2023
31
Juvita Eka Safitri, Abdul Qodir, Mizam Ari Kurniyanti (2023).
yaitu 7 pasien. Penelitian yang dilakukan Octaviani jenis kelamin. Sedangkan faktor eksternal meliputi jenis
(2022) juga menunjukkan responden yang terjadi cairan, lokasi insersi, aseptik dressing, perawatan infus,
phlebitis sebanyak 5 orang (25%) dari 20 kejadian infus. ukuran kanul kateter, cara fiksasi,lama pemasangan infus
Pada observasi yang dilakukan selama serta jumlah terapi obat IV yang diberikan.
penelitian, terjadinya phlebitis di ukur mulai dari 24 jam, Hubungan Tingkat Kepatuhan Pelaksanaan SPO
48 jam dan 72 jam setelah pemasangan infus. Kami Pemasangan Infus Dengan Kejadian Phlebitis.
mendapatkan hasil terdapat 2 (2%) kejadian phlebitis Setelah dilakukan analisa uji statistik didapatkan
yang terjadi pada 24 jam setelah dipasang infus, 1 (1%) hasil tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
kejadian phlebitis setelah 48 jam dipasang infus dan 3 tingkat kepatuhan perawat dalam melaksanakan SPO
(3%) kejadian phlebitis yang terjadi setelah 72 jam pemasangan infus dengan kejadian phlebitis di IRNA
dipasang infus. Hal ini sejalan dengan penelitian yang Jasmine, Teratai dan Anggrek RSI Malang UNISMA, hal
dilakukan oleh Melania (2020) hasil penelitian ini dibuktikan dengan hasil uji Fisher diperoleh nilai p
didapatkan pada responden yang mengalami kejadian value sebesar 0.395 dengan nilai α = 0,05. Hal ini juga
flebitis setelah 1-2 hari dipasang infus. Kejadian phlebitis sejalan dengan penelitian korelasional dengan
yang dialami pasien dalam 24-48 jam setelah pendekatan cross sectional yang dilakukan oleh Andriati
pemasangan infus disebabkan oleh iritasi mekanik (2021) tentang “Analisa Determinan Teknik Pemasangan
dimana lokasi yang menjadi tempat pemasangan infus Infus Dengan Kejadian Phlebitis”, dari 30 sampel
adalah vena metacarpal, dan disebabkan oleh iritasi penelitian yang dipilih secara probability sampling
kimia yaitu terapi yang diberikan melalui IV lebih dari 5 dengan teknik simple random, didapatkan hasil tidak ada
jenis obat. Kejadian flebitis tidak saja dipengaruhi oleh hubungan antara pelaksanaan pemasangan infus dengan
kepatuhan SPO namun dipengaruhi oleh beberapa faktor kejadian phlebitis yang dibuktikan dengan hasi uji
seperti iritasi kanul kateter karena pemilihan ukuran chisquare p value = 0,061. Pada penelitian yang
kanul yang terlalu besar, fiksasi yang kurang tepat, atau dilakukan oleh Octaviani, (2022) didapatkan hasil tidak
lokasi penusukan yang terlalu dekat dengan persendian, terdapat pengaruh antara pelaksanaan pemasangan infus
iritasi obat-obatan maupun cairan intravena pekat dan dengan kejadian phlebitis hal ini dibuktikan dengan hasil
tetesan infus yang terlalu cepat serta pemasangan kanul uji Wilcoxon menunjukkan Sig.(2-tailed) sebesar 0,705.
kateter yang lebih dari tiga hari (Melania et al., 2020). Disini Octaviani menyimpulkan bahwa tingkat kejadian
Menurut teori lama pemasangan infus yang flebitis tidak mendasar pada pemasangan infus yang
beresiko yaitu lebih dari 72 jam terutama dengan telah ditetapkan akan tetapi seharusnya lebih bisa
prosedur pemasangan dan perawatan infus yang tidak mengetahui letak dan jenis kateter yang baik pada saat
sesuai SPO (Puspitosari, 2020). Kami menduga lama pemasangan infus, karena berdasarkan hasil observasi
pemasangan intravena kateter berpengaruh terhadap peneliti pasien yang mendapatkan prosedur pemasangan
kejadian plebitis dikarenakan semakin lama hari infus yang sesuai SPO ada yang mengalami phlebitis itu
pemasangan maka infeksi akan muncul sebab adanya dikarenakan letak pemasangan kateter infus berada pada
benda asing yang masuk ke pembuluh darah yang daerah yang fleksi.
memungkinkan bakteri masuk dengan mudah. Dari hal ini dapat dipahami bahwa selain
Dari hal tersebut kami menyimpulkan bahwa kepatuhan perawat dalam hal prosedur pemasangan infus
kejadian phlebitis dipengaruhi beberapa faktor, baik yang sesuai dengan SPO, hal yang tidak kalah pentingnya
faktor internal yang meliputi usia, status gizi, stress dan adalah pengetahuan dalam hal peletakkan posisi kateter
Media Husada Journal of Nursing Science, Volume 4, Nomor 1, Maret 2023
32
Juvita Eka Safitri, Abdul Qodir, Mizam Ari Kurniyanti (2023).
infus yang merupakan komponen pendukung untuk insersi, ukuran kateter, tidak menggunakan aseptik
meminimalkan kejadian plebitis. dressing, fiksasi yang tidak kuat, tindakan aseptik yang
Kejadian phlebitis bisa ditekan atau dikurangi tidak benar, lama pemasangan infus serta pemberian
apabila perawat dapat mengedepankan prinsip patient terapi intravena yang banyak dan faktor internal yaitu
safety, yaitu dengan menjalankan prosedur yang telah usia, status gizi, stress, penyakit dan jenis kelamin.
ditetapkan rumah sakit sebagai bagian dari pelayanan Tetapi hasil penelitian yang kami dapatkan
kepada pasien. Patient safety didefenisikan sebagai bertolak belakang dengan hasil penelitian observasional
bebas dari cidera pada pasien akibat tindakan pelayanan. analitik dengan pendekatan cross sectional study yang
Upaya yang dilakukan untuk menjaga keselamatan dilakukan oleh Nurman (2019) tentang “ Hubungan
pasien salah satunya adalah dengan menerapkan Standar Tindakan Pemasangan Infus Oleh Perawat Dengan
Operational Procedure (SPO) dalam setiap tindakan Kejadian Phlebitis Pada Pasien Di Ruang Rawat Inap
perawat. Salah satu langkah yang efektif memutuskan Aulia Hospital Pekanbaru” yang menunjukkan ada
rantai transmisi penyakit infeksi yang mengakibatkan hubungan yang signifikan antara tindakan pemasangan
flebitis adalah dengan mengimplementasikan cuci tangan infus oleh perawat dengan kejadian phlebitis yang
yang benar, cuci tangan dimomen dan cara yang tepat dibuktikan dengan hasil uji chisquare p value sebesar
sesuai dengan cara yang tertuang dalam komponen 0,008 < α 0,05). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
kewaspadaan standar (Winarko, 2017) dalam Inayati (2022) tentang “ Hubungan Antara Ketepatan
(Octaviani., et al, 2022). Pelaksanan Standart Operasional Prosedur Pemasangan
Selama observasi penelitian juga ditemukan Infus Dengan Tanda-Tanda Phlebitis di ICU Rumah
kejadian tidak phlebitis walaupun dalam pemasangan Sakit X Malang” juga didapatkan hasil terdapat
infus perawat tidak patuh dengan SPO pemasangan infus, hubungan antara ketepatan pelaksanaan SPO
hal ini bisa disebabkan dalam melaksanakan pemasangan pemasangan infus dengan tanda-tanda phlebitis di ICU
infus perawat melakukan teknik aseptik dengan benar RS X yang dibuktikan oleh uji Spermen Rho p = 0,000
yaitu melakukan desinfektan dengan baik dan benar pada atau p>0,005 dengan nilai r – 0,546.
area penusukan dengan alcohol swab, dan tidak Ketepatan perawat dalam menerapkan SPO
dipegang- pegang lagi setelah didesinfeksi. Hal ini merupakan tolak ukur keberhasilan pelayanan
sejalan dengan teori untuk mencegah terjadinya keperawatan yang diberikan kepada masyarakat. Dan
phlebitis, perawat harus melakukan teknik aseptik dalam berdasarkan data yang didapatkan bahwa kepatuhan
melakukan pemasangan infus dan pemberian terapi perawat dalam menjalankan SPO dengan tepat tidak akan
melaui selang infus dengan menggunakan desinfektan. menimbulkan phlebitis (Inayati et al., 2022).
Selain itu perawat juga mengajarkan kepasien untuk Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas
menjaga tangan yang diinfus untuk menghindari gerakan perawat ruang Jasmine, Teratai dan Anggrek sudah patuh
memutar atau berbalik secara tiba-tiba dan mengurangi dalam melaksanakan pemasangan infus, dan dari uji
aktivitas pada tangan yang terpasang infus (Melania et analisa di dapatkan hasil tidak terdapat hubungan yang
al., 2020). signifikan antara tingkat kepatuhan perawat dalam
Kemudian didapatkan juga kejadian perawat melaksanakan SPO pemasangan infus dengan kejadian
telah patuh melaksanakan SPO pemasangan infus tapi phlebitis. dimana kejadian phlebitis yang dialami pasien
masih terjadi phlebitis. kami menduga hal ini bisa bisa karena faktor eksternal seperti berupa lokasi tempat
dikarenakan oleh faktor eksternal berupa lokasi tempat insersi, ukuran kateter, tidak menggunakan transparant
Media Husada Journal of Nursing Science, Volume 4, Nomor 1, Maret 2023
33
Juvita Eka Safitri, Abdul Qodir, Mizam Ari Kurniyanti (2023).
dressing, fiksasi yang tidak kuat, tindakan aseptik yang Widyagama Husada Malang yang telah mendukung dan
tidak benar, lama pemasangan infus serta pemberian membimbing dlam pelaksanaan penelitian ini.
terapi intravena yang banyak (≥ 5 jenis obat) dan juga
bisa disebabkan oleh faktor internal seperti usia,status DAFTAR PUSTAKA
gizi, stress, penyakit dan jenis kelamin. Amrullah, Muharni, S., & Wardhani, U. C. (2020).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terdapat
Phlebitis Di RSUD Encik Mariyam Tahun 2020.
keterbatasan penelitian, yaitu peneliti tidak dapat Ners Journal, 1(1).
https://doi.org/10.52999/nersjournal.v1i1.41
mengontrol faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
Andriati, R., Purnama, F., Indah, S., & Prawida, A.
phlebitis, namun sudah berupaya agar sampel homogen (2021). Analisis Determinan Teknik Pemasangan
Infus Dengan Kejadian Flebitis. Edu Masda
yaitu dengan menyamakan cairan infus yang diberikan
Journal, 5(2), 8–18.
kepada pasien bukan cairan dengan konsentrat tinggi http://dx.doi.org/10.52118/edumasda.v5i2.126.123
74
melainkan cairan elektrolit biasa (RL/RA/NS).
Cahyadi, L. O. R., Harun, A. A., & Indriastuti, D. (2020).
Gambaran Pengetahuan Perawat Mengenai Resiko
Kejadian Phlebitis Di Kabupaten Konawe Selatan.
KESIMPULAN
Jurnal Keperawatan, 04(01), 1–5.
Dari hasil analisis data didapatkan bahwa tidak Fauzia, N., & Risna. (2020). Tingkat Kepatuhan Perawat
Dalam Melaksanakan Standar Operasional
terdapat hubungan antara tingkat kepatuhan pelaksanaan
Prosedur Pemasangan Infus. Journal Unigha, 2(2),
SPO pemasangan infus dengan kejadian phlebitis di 69–80.
Inayati, L., Firdaus, A. D., & M, R. Y. (2022). Hubungan
ruang rawat inap Jasmine, Teratai dan Anggrek RSI
Antara Ketepatan Pelaksanan Standart Operasional
Malang UNISMA. Hal ini dikarenakan kejadian phlebitis Prosedur Pemasangan Infus Dengan Tanda - Tanda
Phlebitis Di ICU Rumah Sakit X. Jurnal
yang dialami pasien bisa karena faktor eksternal seperti
Keperawatan Dan Fisioterapi (Jkf), 4(2), 180–188.
berupa lokasi tempat insersi, ukuran kateter, tidak https://doi.org/10.35451/jkf.v4i2.977
Kurniatie, M. D. (2019). Analisis Faktor Kejadian
menggunakan aseptic dressing, fiksasi yang tidak kuat,
Phlebitis Dengan Simulasi Model Fisis Alat Terapi
tindakan aseptik yang tidak benar, lama pemasangan Intravena. Jurnal SainHealth, 3(1), 21.
https://doi.org/10.51804/jsh.v3i1.336.21-29
infus serta pemberian terapi intravena yang banyak (≥ 5
Langingi. (2022). Hubungan Lokasi Pemasangan
jenis obat) dan juga bisa disebabkan oleh faktor internal Dengan Kejadian Flebitis Pada Pasien Yang
Terpasang Infus Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
seperti usia, status gizi, stress, penyakit dan jenis
Umum X Manado. Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan
kelamin. Pengadaan pelatihan dan sosialisasi serta Nonformal, Vol 08, 1367-1376
Melania, M. Y., Tat, F., & Tahu, S. K. (2020). Hubungan
evaluasi kompetensi perawat dalam tindakan
kepatuhan perawat dalam implementasi SPO
pemasangan infus dan komplikasi dari pemberian pemberian cairan/elktrolit melalui intravena
(IVFD) dengan kejadain flebitis di RSUD s.k Lerik
intravena merupakan suatu cara untuk meningkatkan
Kota Kupang. Chmk Nursing Scientific Journal,
mutu serta kualitas pelayanan kesehatan. Memonitor dan 4(September), 289–295.
Nurman, M., & Sutompul, N. yanti. (2019). Hubungan
mengevaluasi hasil kerja perawat pelaksana dalam
Tindakan Pemasangan Infus Oleh Perawat Dengan
observasi berkala pada pasien terpasang infus untuk Kejadian Phlebitis Pada Pasien Di Ruang Rawat
Inap Aulia Hospital Pekanbaru. Jurnal Ners, 3(23),
mencegah terjadinya phlebitis.
118–125.
Octaviani;Ratnasari. (2022). Pengaruh Kejadian Flebitis
Dengan Pelaksanaan Pemasangan Infus Sesuai
UCAPAN TERIMAKASIH
Dengan SOP Di Ruang Perawatan Penyakit Dalam
Disampaikan ucapan terimakasih kepada pihak Tahun 2022. Nusantara Hasana Journal, 1(11),
22–32.
RSI Malang UNISMA yang telah mengijinkan dan
http://nusantarahasanajournal.com/index.php/nhj/a
mendukung pelaksanaan penelitian ini. Pihak STIKES rticle/view/279
Media Husada Journal of Nursing Science, Volume 4, Nomor 1, Maret 2023
34
Juvita Eka Safitri, Abdul Qodir, Mizam Ari Kurniyanti (2023).
35