Professional Documents
Culture Documents
Identitas Modul
Nama Penyusun : Yeni Kurniasari, S.Kom
Instansi : SMK N 2 Purwodadi
Tahun Disusun : 2022/ 2023
Jenjang/ kelas : SMK (Fase E) / X
Elemen : Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup
(K3LH) dan Budaya Kerja Industri
Alokasi Waktu : 36 JP (6x45 Menit)
Jumlah Murid : 37 siswa
Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
B. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase E peserta didik mampu menerapkan K3LH dan budaya kerja industri,
antara lain: praktik- praktik kerja yang aman, bahaya-bahaya di tempat kerja,
prosedur- prosedur dalam keadaan darurat, dan penerapan budaya kerja industri
(Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin), termasuk pencegahan kecelakaan kerja di
tempat tinggi dan prosedur kerja di tempat tinggi (pemanjatan).
E. Kata Kunci
Praktik kerja aman, 5R, bahaya ditempat kerja
G. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat budaya kerja industri berdasarkan studi kasus dan dokumen
perencanaan yang diberikan.
Peserta didik dapat memahami lingkup kerja pada bidang teknik jaringan komputer
dan telekomunikasi.
H. Pertanyaan Pemantik
Bagaimana bekerja yang baik?
Bagaimana memahami K3LH?
KEGIATAN INTI
KEGIATAN PENUTUP
1. Peserta didik bersama-sama dengan guru menyimpulkan hasil 15menit
pembelajaran
2. Refleksi
3. Melanjutkan Aktivitas selanjutnya
K. Assesmen
Penilaian (Asesmen individu dan kelompok)
Jenis (Performa, tertulis, observasi)
L. Refleksi Siswa
Aspek Refleksi Peserta DIdik
Perasaan dalam belajar Apa yang menyenangkan dalam kegiatan
pembelajaran hari ini?
Makna Apakah aktivitas pembelajaran hari ini
bermakna dalam kehidupan saya?
Penguasaan materi Saya dapat menguasai materi pelajaran pada hari
ini
a. Baik
b. Cukup
c. kurang
Keaktifan Apakah saya terlibat aktif dalam pembelajaran hari
ini? Apakah saya menyumbangkan ide
dalam proses pembuatan presentasi?
M. Refleksi Guru
Refleksi Pendidik
Apakah ada kendala dalam pembelajaran?
Apakah siswa yang memiliki kesulitan ketika berkegiatan dapat teratasi dengan
baik?
a. Media
Media: google classroom, google form
b. Langkah Kerja
Diskusikan dengan kelompok kalian :
1. Mengevaluasi rambu-rambu yang dibutuhkan laboratorim Teknik Komputer
dan Jaringan
2. Membuat rambu-rambu K3 untuk Laboratorium Teknik Komputer dan
Jaringan
3. Memasang rambu-rambu K3 di Laboratorium Teknik Komputer dan Jaringan
c. Hasil Diskusi
Rubrik Penilaian
No Komponen/Sub Komponen Skor Bobot
1 2 3
1 Persiapan (maksimal 3 skor) 10
Adanya alat dan bahan
2 Proses Kerja (maksimal 3 skor) 25
Prosedur pembuatan rambu K3
3 Hasil (maksimal 3 skor) 25
Pemasangan hasil produk Rambu K3
di laboratorium Teknik Komputer dan
Jaringan
4 Sikap Kerja (Skor maksimal 3) 20
Sikap antusiasme selama proses projek
berlangsung
5 Waktu (Skor maksimal 3) 10
Ketepatan waktu dalam menyelesaikan
projek
6 Kesesuaian Tema 10
Kesesuaian antara tema dan hasil yang
diperoleh
Tes Formatif
● Pertanyaan
1. Alat pengaman diri yang wajib digunakan di dunia industri berbeda-beda untuk
setiap kegiatan. Saat kita akan melakukan perakitan PC, alat pengaman diri apa
yang perlu digunakan?
2. Di dunia industri kecelakan atau keadaan berbahaya bias saja terjadi dalam
berbagai kejadian. Jika terjadi kebakaran di tempat kerja, langkah-langkah apa
yang perlu diambil?
3. Uraikan secara terperinci posisi duduk yang baik saat menggunakan komputer!
4. Saat melakukan pemasangan kabel jaringan di tempat tinggi, apakah aman jika
tidak menggunakan helm pengaman? Jelaskan!
Kunci Jawaban
1) Saat melakukan perakitan PC, alat pengaman Diri yang diperlukan adalah :
a. Wearpack atau baju bengkel
b. Topi atau pengaman kepala
c. Sepatu atau sandal karet
d. Sarung tangan karet atau gelang statis
2) Langkah yang perlu diambil jika terjadi kebakaran adalah ….
a. Hidupkan segera alarm
b. Beritahu regu pemadam kebakaran.
c. Peringatkan setiap orang agar segera keluar.
d. Padamkan api dengan peralatan yang tersedia.
e. Bila dipandang perlu segera keluar.
f. Jangan masuk kembali ke gedung yang sedang terbakar
3) Posisi duduk yang baik saat menggunakan computer adalah :
a. Berkedip secara berkala saat menatap layar computer
b. Posisi duduk yang nyaman
c. Istirahat setiap 20 menit
d. Layar computer 40-75 cm dari mata
e. Gunakan filter proteksi radiasi computer
f. Pastikan cahaya ruangan cukup
g. Kemiringan antara layar computer dan mata maksimal 200
h. Menaruh materi referensi di tempat strategis.
4) Tidak aman, sebab jika terjadi kecelakaan beripa terjatuh atau terantuk bias
menimbulkan cedera berat pada kepala tanpa pengaman.
● Penskoran
Nomor Skor Bobot
Soal 1 2 3 4
1 15
2 25
3 25
4 35
P. Referensi Lain
https://www.awonapa.com/2021/07/memahami-k3lh-pada-smk-tkj.html
http://afm98.blogspot.com/2018/08/materi-k3lh-smk-tkj-kelas-x.html
Q. Glosarium
K3 : Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
K3LH : keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup
Kecelakaan : merupakan insiden yang berkaitan dengan pekerjaan
dimana terjadi cedera, terdapat penyakit di tempat
pekerjaan ataupun kematian yang bisa saja terjadi,
termasuk juga insiden dengan keadaan yang begitu
darurat.
Prosedur : serangkaian aksi yang spesifik, tindakan atau operasi
yang harus dijalankan atau dieksekusi dengan cara yang
baku (sama) agar selalu memperoleh hasil yang sama
dari keadaan yang sama, semisal prosedur kesehatan dan
keselamatan kerja
safety : Suatu kondisi keadaan yang selamat, sehat,aman dan
nyaman di dalam sebuah aktifitas sehari - hari yang di
lakukan oleh setiap manusia
R. Daftar Pustaka
a. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2021. Dasar-dasar Teknik Jaringan
Komputer dan Telekomunikasi SMK Kelas X. Jakarta : Kemendikbud
b. Internet :
o https://eticon.co.id/panduan-keselamatan-kerja/
o https://smkn1panjalu.sch.id/k3lh-komputer-dan-jaringan-dasar/
o https://belajark3.com/sop/bekerja_pada_ketinggiaan/
1. Konsep K3
Menurut konsep K3 ada aspek K3 diperuntukkan diantaranya:
Pelaku/tenaga kerja (pekerja yang melakukan pekerjaan tersebut
berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dalam melakukan
pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas nasional),
Lingkungan sekitar (baik orang, tanaman, binatang yang secara tidak
langsung dapat terkena dampak dari resiko kecelakaan kerja dan
jaminan keselamatan diatur di lingkungan tempat kerja)
Alat kerja/managemen kerja (peralatan yang digunakan mengalami
kerusakan/hilang saat digunakan dan terjamin aman dan effisien)
Semua aspek tersebut perlu diadakan pembinaan noma-norma untuk
mewujudkan dalam undang–undang yang memuat ketentuan umum tentang
keselamatan kerja yang sesuai dengan perkembangan masyarakat,
industrialisasi, teknik dan teknologi dan pemerintah sebagai monitor agar
undang–undang tersebut berjalan dan tidak ada pihak yang dirugikan.
2. Pengertian K3
A. Pengertian K3
Ada 3 pengertian K3:
1) Secara Etimologi:
K3 adalah memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar
tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja dan agar setiap sumber
produksi perlu dipakai dan digunakan secara aman dan efisien.
2) Secara Filosofi:
K3 adalah uatu konsep berpikir dan upaya nyata untuk menjamin
kelestarian tenaga kerja dan setiap insan pada umumnya beserta hasil
karya dan budaya dalam mencapai adil, makmur, dan sejahtera.
3) Secara Keilmuan:
K3 adalah suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan yang
mempelajari tentang cara penanggulangan kecelakaan di tempat kerja.
4) Secara institusi:
a. Menurut Occupational Safety Health Administrasi
(OSHA)
K3 adalah kesehatan dan keselamatan kerja adalah
aplikasi ilmu dalam mempelajari risiko keselamatan manusia
dan properti baik dalam industri maupun bukan. Kesehatan
keselamatan kerja merupakan mulitidispilin ilmu yang terdiri
atas fisika, kimia, biologi dan ilmu perilaku dengan aplikasi
pada manufaktur, transportasi, penanganan material bahaya.
b. Menurut International Labour Organization (ILO)
K3 adalah meningkatan dan memelihara derajat tertinggi
semua pekerja baik secara fisik, mental, dan kesejahteraan
sosial di semua jenis pekerjaan, mencegah terjadinya gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh pekerjaan, melindungi pekerja
pada setiap pekerjaan dari risiko yang timbul dari faktor-faktor
yang dapat mengganggu kesehatan, menempatkan dan
memelihara pekerja di lingkungan kerja yang sesuai dengan
kondisi fisologis dan psikologis pekerja dan untuk
menciptakan kesesuaian antara pekerjaan dengan pekerja dan
setiap orang dengan tugasnya.
c. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970
Tentang Keselamatan Kerja mengatur dengan jelas
pelaksanaan K3 di semua tempat kerja di mana terdapat tenaga
kerja, hubungan kerja atau kegiatan usaha dan sumber bahaya
baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air
maupun di udara yang berada di dalam wilayah Indonesia
d. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP.
463/MEN/1993
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya
perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang
lainnya di tempat kerja atau perusahaan selalu dalam keadaan
selamat dan sehat serta agar setiap produksi dapat digunakan
secara aman dan efisien.
5) Menurut para ahli
a. Mathis dan Jackson
Menurut Mathis dan Jackson, gagasan K3 adalah sebuah
kegiatan yang akan menjamin terciptanya kondisi kerja yang
aman bagi karyawan, menghindari gangguan fisik dan mental
melalui pelatihan K3, mengarahkan dan mengendalikan
pelaksanaan tugas dari karyawan, serta memberikan bantuan
sesuai dengan peraturan yang berlaku, baik dari lembaga
pemerintah dan perusahaan tempat mereka bekerja.
b. Flippo
Menurut Flippo, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
merupakan sebuah pendekatan menentukan standar yang sangat
komprehensif dan spesifik bagi karyawan dengan menentukan
kebijakan pemerintah tentang praktik perusahaan di tempat kerja
dan menerapkannya melalui surat panggilan, denda, dan sanksi
lainnya.
c. Hadiningrum
Menurut Hadiningrum, definisi Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) adalah pengawasan terhadap sumber daya manusia
(SDM), permesinan, material, dan metode yang mencakup
lingkungan kerja sehingga pekerja tidak mengalami kecelakaan.
d. Widodo
Menurut Widodo, pengertian dari Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) adalah sebuah bidang yang berkaitan dengan kesehatan,
keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di suatu
lembaga atau lokasi proyek.
e. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health
Organization (WHO)
Menurut WHO (World Health Organization), definisi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah upaya yang
bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan tingkat
tertinggi kesehatan fisik, mental dan sosial bagi pekerja di semua
jenis pekerjaan; pencegahan masalah kesehatan yang disebabkan
oleh kondisi kerja; serta perlindungan pekerja dari risiko
pekerjaannya karena faktor-faktor yang merugikan kesehatan.
B. Fungsi dan Tujuan K3
1) Fungsi K3
Dalam implementasinya, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
memiliki cukup banyak fungsi dan manfaat, baik untuk perusahaan
maupun bagi pekerja. Berikut ini adalah beberapa fungsi K3 secara
umum:
● Sebagai pedoman untuk mengidentifikasi, menilai risiko dan
bahaya untuk keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja.
● Membantu memberikan saran tentang perencanaan, proses
pengorganisasian, desain tempat kerja, dan implementasi
pekerjaan.
● Sebagai pedoman dalam memantau kesehatan dan keselamatan
pekerja di lingkungan kerja.
● Memberikan saran tentang informasi, pendidikan, serta pelatihan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
● Sebagai pedoman dalam menciptakan desain, metode, prosedur,
dan program pengendalian bahaya.
● Sebagai referensi dalam mengukur efektivitas langkah- langkah
pengendalian bahaya dan program pengendalian bahaya.
Penjelasannya:
1) Faktor Fisik
a. Suhu
Suhu terlalu tinggi menyebabkan:
Heat Stroke
Heat Cramp
Heat Exhaustion
Suhu terlalu rendah menyebabkan:
Frostbite
Chilblain
Trenchfoot
b. Tekanan
Tekanan udara tinggi
Pada pekerja penyelam dan pekerja tambang
c. Kebisingan
Kerusakan indra pendengaran, kejiwaan, berdebar
d. Pencahayaan
Menyebabkan kelainan indra penglihatan
e. Radiasi
Radiasi sinar infra merah
Radiasi sinar ultra violet
Radiasi sinar rontgen
2) Faktor Kimia
a. Debu, dapat menimbulkan Pneumoconosis antara lain:
Silicosis
Stanosis
Asbestosis
Berryliosis
b. Uap
Uap logam, menimbulkan demam uap logam, dermatitis,
keracunan.
Gas, menyebabkan keracunan (gas Sianida, Asam sulfida, CO,
dan lain-lain).
Larutan, menyebabkan kerusakan pada kulit (Benzen, etanol,
dan lain-lain).
3) Faktor Biologi:
Bakteri, Jamur, Parasit, Virus
4) Faktor Fisiologis:
Kelelahan karena tidak serasi alat kerja, frekuensi, beban, dan lain-
lain).
5) Faktor Psikososial
Hubungan sesama pekerja, stress kerja, shift, pasca kerja, dan
lain-lain.
UPAYA PENCEGAHAN
Legislatif Control
Administratif Control
Engineering Control
Medical Control dengan Pelayanan Kesehatan
PENYAKIT & KECELAKAAN AKIBAT KERJA
Disebabkan oleh pemajanan zat-zat berbahaya di lingkungan
kerja, ada beberapa pendekatan perlindungan di antaranya:
NAB
Konsentrasi maksimum
PENEGAKAN DIAGNOSA
Annamnesa penyakit (keluhan, riwayat pekerjaan, dan
penyakit)
Hazard/faktor resiko pekerjaan
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan tempat kerja
Hubungan antara bekerja dan tidak bekerja dengan timbulnya
gejala dan penyakit
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
Pelayanan Paripurna:
Pelayanan Promotif
Pelayanan Preventif
Pelayanan Kuratif
Pelayanan Rehabilitatif
Penjelasan:
a. Pelayanan Promotif
Pendidikan dan penyuluhan kesehatan kerja
Pemeliharaan berat badan ideal
Perbaikan gizi menu seimbang dan makanan sehat
Pemeliharaan tempat, cara, dan lingkungan kerja yang sehat
Konsultasi untuk perkembangan kejiwaan yang sehat
Olah raga fisik dan rekreasi
c. Pelayanan Preventif
Pemeriksaan kesehatan awal, berkala dan khusus:
Imunisasi
Kesehatan lingkungan kerja
Perlindungan diri terhadap bahaya pekerjaan
Penyerasian pekerja dengan mesin, alat kerja
Pengendalian bahaya lingkungan kerja (fisik, kimia, biologi,
ergonomi)
Suplemen gizi
Survailance kesehatan kerja
d. Pelayanan Kuratif
N Keterangan Simbo
o l
1 Rambu K3 Perlintasan
Pejalan Kaki
2 Rambu Bahaya
Overhead Crane
4 Rambu Peringatan
Mudah Terbakar
5 Rambu Peringatan
Jalan Menurun
10 Rambu Bahaya
Tegangan Tinggi
15 Rambu Bahaya
Permukaan Panas
16 Rambu Bahaya
Pengisian Baterai
25 Rambu K3 Dilarang
Membuat Api Terbuka
26 Rambu K3 Dilarang Makan
dan Minum
29 Rambu Dilarang
Menggunakan Handphone
1) Rambu Larangan
Rambu ini adalah rambu yang memberikan larangan yang
wajib ditaati. Siapa saja yang ada di lingkungan itu harus
mematuhinya, tanpa ada pengecualian. Adapun larangan yang
harus ditaati adalah sesuai dengan rambu gambar atau informasi
yang terpasang (Unfallverhutung–sicherheitzeichen). Ciri-ciri
rambu larangan yang sering ditemui yaitu bentuk bulat, latar
belakang berwarna putih, dan logo berwarna hitam, dengan
lingkaran terpotong berwarna merah sebagai berikut:
2) Rambu Peringatan
Rambu ini adalah rambu yang memberikan peringatan yang
perlu diperhatikan kepada siapa saja yang ada di lingkungan itu
karena dapat mengakibatkan kejadian yang tidak diinginkan.
Adapun peringatan yang perlu diikuti adalah sesuai dengan rambu
gambar atau informasi yang terpasang. Ciri-ciri rambu peringatan
yang sering ditemui yaitu bentuk segitiga, latar belakang berwarna
kuning, dan logo/gambar berwarna hitam, dengan bingkai
berwarna hitam.
kehidupan hari ini adalah lebih baik dari hari kemarin dan hari esok
adalah lebih baik dari hari ini (Sinungan, 2008: 2).
c. Nilai–nilai dan Budaya Kerja
Nilai dan budaya kerja merupakan bagian dari revolusi mental
untuk mewujudkan manusia yang berintregitas. Mau bekerja keras dan
semangat bergotong–royong. Terdapat lima nilai–nilai dan budaya
kerja yang ditetapkan sebagai acuan para karyawan untuk dipahami
dan diamalkan dalam bekerja, bersikap dan berkontribusi dalam
pengembangan industri.
1. Intregitas
Jack Weich, dalam bukunya yang berjudul ―Winning‖
mengatakan, ―intregitas adalah sepatah kata yang kabur (tidak
jelas). Orang–orang yang memiliki intregitas mengatakan
kebenaran dan orang–orang itu memegang kata– kata mereka.
Mereka bertanggung jawab atas tindakan- tindakan mereka di masa
lalu, mengakui kesalahan mereka dan mengoreksinya. Mereka
mengetahui hukum yang berlaku dalam negara mereka, industri
mereka dan perusahaan mereka, baik yang tersurat maupun yang
tersirat dan menaatinya. Mereka bermain untuk menang secara
bersih (benar), seturut peraturan yang berlaku. Berbagai survei dan
studi kasus telah mengidentifikasi intregitas atau kejujuran sebagai
suatu karakteristik pribadi yang paling dihasrati dalam diri seorang
pemimpin (Jack Weich dan Winning, 2005).
2. Profesional
David H. Maister (1998 : 56) mengatakan bahwa orang– orang
profesional adalah orang–orang yang diandalkan dan dipercaya
karena mereka ahli, terampil, punya ilmu pengetahuan, bertnggung
jawab, tekun, penuh disiplin, dan serius dalam menjalankan tugas
pekerjaannya. Semua itu membuat istilah profesionalisme identik
dengan kemampuan, ilmu atau pendidikan dan kemandirian.
3. Produktif
Produktif adalah sikap yang berkonsep pada hari ini harus lebih
baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik daripada hari
ini (Bambang Tri Cahyono, 1996: 283).
4. Kompetitif
Kompetitif adalah sebuah kata yang menggambarkan situasi
kerja saat ini. Jika dibandingkan dengan era yang terdahulu,
lingkungan kerja saat ini jauh lebih kompetitif. Persaingan yang
semakin ketat menuntut kita untuk terus memiliki sikap kompetitif.
5. Inovatif
Inovatif adalah mencurahkan segala pikiran atau kemampuan
diri dalam berpikir untuk menghasilkan sesuatu yang baru bagi diri
kita, masyarakat, dan lingkungan kerja.
D. Budaya Kerja 5R
Sering kita melihat, mendengar, bahkan mengalami kejadian yang
mengakibatkan celaka di sekitar kehidupan kita. Misalnya kejadian di
kantor, ada yang terpeleset, tersandung, tersengat listrik atau kejadian
yang lebih serius lagi. Mengapa hal ini bisa terjadi? Kelihatannya
hanya sepele, akan tetapi akan menjadi serius apabila menjadi
perhatian bagi semua.
Mengapa kejadian tersebut sepele? Karena kita semua tidak
peduli, tidak menganggap penting atau tidak mencatat kejadian
tersebut, apalagi menganalisisnya. Wooow. Seharusnya semua
kejadian itu dapat dicegah dengan 5R atau 5 S.
Mengapa 5R penting ?
Sebenarnya filosofi melaksanakan 5R adalah untuk mencapai
tingkat efisiensi dan efektivitas yang sangat tinggi. Efisiensi sangat
berhubungan dengan biaya (cost) sedangkan efektif sangat
berhubungan dengan waktu. Apakah itu sulit? Sebenarnya tidak,
karena tidak membutuhkan biaya yang besar atau murah. Selain itu
kalau diterapkan dengan baik akan memberikan citra yang positif.
Selain itu 5R dilaksanakan bertujuan untuk menciptakan lingkungan
kerja yang bersih, sehat, rapi, aman, nyaman dan menyenangkan yang
akan membentuk personal yang disiplin, sikap kerja yang positif,
budaya positif, peka, dan kreatif yang selanjutnya akan membentuk
budaya disiplin.
Bagaimana cara menerapkannya?
Meskipun mudah dan murah, akan tetapi kunci dari
pelaksanaannya adalah komitmen dan kepedulian terhadap lingkungan
kita. Komitmen tentu saja yang berhubungan dengan pimpinan,
sedangkan kepedulian sangat berhubungan erat dengan seluruh
karyawan yang ada di lingkungan pekerjaan dan terlibat aktif
seluruhnya sehingga butuh kebersamaan dari seluruh karyawan.
Implementasi 5R dibutuhkan struktur, sistem, dan sumber daya
yang tersedia. Adapun tahapan-tahapan untuk melaksanakan 5R,
sebagai berikut:
1. Persiapan
● Komitmen tertulis dari pimpinan; Sebelum 5R diterapkan di
lingkungan kerja, yang terpenting pada awal adalah adanya
komitmen yang kuat dari pimpinan tinggi. Karena tanpa
komitmen tertulis akan sulit diterapkan.
● Pembentukan struktur organisasi pelaksanaan 5R yang
melibatkan dari pejabat struktural dan karyawan. Struktur
organisasi harus disusun lengkap dengan pembagian tugas dalam
tim.
● Sosialisasi 5R kepada seluruh karyawan. Agar seluruh karyawan
mendukung kegiatan 5R, dibutuhkan sosialisasi sebagai sarana
pemberian informasi tentang 5R, misalnya tentang tujuan,
struktur, dan kegiatan-kegiatan 5R.
2. Penerapan
● Pelatihan bagi tim 5R. Pelatihan singkat diperlukan bagi tim 5R
agar memahami tugas, tujuan, dan kegiatan- kegiatannya.
● Promosi. Promosi perlu dilakukan agar 5R dapat diterima oleh
seluruh karyawan bahkan sebagai media informasi bagi semua
orang yang berkunjung ke tempat kerja, sehingga tempat kerja
mendapatkan citra yang positif dari pengunjung. Promosi dibuat
dengan berbagai media misalnya pembuatan leaflet, poster,
banner, logo, slogan- slogan, dan lain-lain. Selain itu juga dibuat
lomba-lomba antar bagian/unit.
● Operasional awal, dengan membandingkan sebelum dan sesudah
kegiatan. Misalnya:
Pada saat penerapan, dibutuhkan pembinaan langsung dari
anggota tim agar hasilnya maksimal. Pelaksanaan 5R dari masing-
masing bagian juga diperlukan kreativitas dan seni agar hasilnya
baik dan lebih menarik.
3. Evaluasi
Setelah R-1-2-3 (Ringkas, Rapi, Resik) diimplementasikan,
maka dilaksanakan R-4 (Rawat) dengan menyusun standar
perawatan. Sebelum dilakukan evaluasi, perlu dilaksanakan dahulu
pembinaan secara berkala, misalnya setiap bulan sekali atau tiga
bulan sekali. Pada saat awal pelaksanaan diperlukan pembinaan
yang lebih sering agar seluruh
karyawan memahami setiap tahapan dalam 5R. Untuk
pelaksanaan pembinaan diperlukan instrumen pembinaan demikian
pula untuk evaluasi dibutuhkan pula instrumen evaluasi,
sehingga diperlukan penetapan indikator
keberhasilan. Indikator keberhasilan 5R pada suatu bagian harus
diintegrasikan dengan indikator kegiatan yang lain.
4. Pembudayaan
Rajin/Shitsuke (R ke 5) akan terwujud apabila 5R sudah
menjadi budaya. Untuk mewujudkan 5R menjadi budaya
dibutuhkan tahapan-tahapan antara lain, setelah 5R dilaksanakan
secara bertahap, akan menjadi kebiasaan melaksanakan 5R,
selanjutnya dilakukan evaluasi berkelanjutan sehingga
menunjukkan bahwa 5R sudah menjadi budaya kerja di tempat
kerja.
Pemasangan tiang;
Cara pemasangan kabel udara pada tiang ada dua metode yaitu ';
1. Cara Gantung.
Yaitu kabel digantung pada tiang, dengan tidak memotong
bearer, digunakan untuk;
a. Rute lurus dengan jarak kurang dari 50 meter.
2. Cara Tambat
Cara tambat digunakan untuk;
a. Rute belok atau melengkung dan ujung akhir kabel.
b. Jarak antar tiang lebih dari 50 meter.
c. Memotong bearer untuk ditambatkan pada tiang dengan
menggnakan span wartel.
2. Persiapan memanjat:
3. Mulai memanjat: