You are on page 1of 6

2021 Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM) ISSN 2809-2767

Purwokerto, Indonesia, 06 Oktober 2021

Asuhan Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik pada


Ny. S dengan Stroke Non Hemoragik di Ruang
Anggrek RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata
Purbalingga
Nur Khotimah 1, Rahmaya Nova Handayani 2, Amin Susanto 3
1,2,3
Program Studi Keperawatan Anestesiologi Program Sarjana Terapan, Fakultas Kesehatan, Universitas
Harapan Bangsa
1 2 3
nurkhotymah2000@gmail.com, mayanova2005@gmail.com, aminsusanto@uhb.ac.id

ABSTRACT
Stroke is a disease or functional disorder of the brain in the form of nerve paralysis (neurological
deficit) due to obstruction of blood flow to the brain. Non-hemorrhagic stroke occurs due to a blockage
in the blood vessels to the brain. Barriers to physical mobility are conditions a person cannot move
freely because of conditions that, interfere with movement (activity). Based on survey data obtained
from regional public hospital dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga in 2020 there were 450
cases of non-hemorrhagic stroke. Problems that often arise in stroke sufferers are motor deficits,
hemiparesis, and disatria. The purpose of this case study is to describe the implementation of nursing
care for physical mobility barriers with non-hemorrhagic stroke. Data collection techniques of
interviews, observation, and documentation studies. Nursing care takes one case using a format in
accordance with applicable regulation. The results of the case studies conducted showed that non-
hemorrhagic stroke patients with physical mobility barriers have symptoms of motor deficits,
hemiparesis, disatria and nausea and vomiting. Actions perfomed on patients with physical mobility
barriers with Exercise Therapy: Joint mobility.

Keywords: Nursing care, physical mobility barriers, non-hemorrhagic strok.

ABSTRAK
Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (defisit neurologis)
akibat terhambatnya aliran darah ke otak. Stroke non hemoragik terjadi karena adanya penyumbatan
pada pembuluh darah ke otak. Hambatan mobilitas fisik merupakan keadaan seseorang tidak dapat
bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivitas). Berdasarkan survey
data yang didapat dari RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga pada tahun 2020 ada 450
kasus stroke non hemoragik Masalah yang sering timbul pada penderita stroke adalah defisit motorik,
hemiparesis, disatria. Tujuan studi kasus ini untuk mendeskripsikan pelaksanaan asuhan
keperawatan hambatan mobilitas fisik dengan stroke non hemoragik. Teknik pengumpulan data
dengan cara wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.Asuhan keperawatan mengambil satu
kasus dengan menggunakan format sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hasil studi kasus yang
dilakukan menunjukan bahwa pasien stroke non hemoragik dengan hambatan mobilitas fisik memiliki
gejala defisit motorik, Hemiparesis, Disatria dan mual muntah. Tindakan yang dilakukan pada pasien
hambatan mobilitas fisik menggunakan Terapi Latihan: Mobilitas sendi.

Kata kunci: Asuhan keperawatan, hambatan mobilitas fisik, stroke non hemoragik

Khotimah, Handayani, & Susanto 1462


PENDAHULUAN 261 pasien. Selain itu data prevelensi
penderita stroke hemoragik pada tahun
Stroke merupakan penyakit atau
2018 sebanyak 240 kasus, di tahun 2019
gangguan fungsional otak berupa
mengalami penurunan menjadi 170 kasus
kelumpuhan saraf (defisit neurologis)
dan pada tahun 2020 sebanyak 108
akibat terlambatnya aliran darah ke otak.
kasus. Hambatan Mobilitas fisik jika tidak
Secara sederhana stroke akut di
diatasi selain pasien kehilangan
definisikan sebagai penyakit otak akibat
kemampuan geraknya secara total, tetapi
terhentinya suplai darah ke otak karena
juga mengalami penurunan aktivitas dari
sumbatan (stroke iskemik) atau
kebiasaan normalnya (Dakahamapu,
perdarahan (stroke hemoragik) Menurut
2017).
Junaidi, 2011, Stroke non hemoragik
terjadi karena adanya penyumbatan pada Berdasarkan latar belakang tersebut,
pembuluh darah ke otak. maka penulis tertarik untuk melakukan
“Asuhan Keperawatan Stroke Non
Sumbatan ini disebabkan karena
Hemoragik Ny. S dengan Masalah
adanya penebalan dinding pembuluh
Keperawatan Utama Hambatan Mobilitas
darah yang disebut dengan
Fisik di ruang Anggrek RSUD dr. R
Antheroscherosis dan tersumbatnya darah
Goeteng Taroenadibrata Purbalingga”.
dalam otak oleh emboli yaitu bekuan
darah yang berasal dari Thrombus di
METODE PENELITIAN
jantung. Stroke non hemoragik
mengakibatkan beberapa masalah yang Metode penelitian yang digunakan
muncul, seperti gangguan menelan, nyeri adalah desain studi kasus deskriptif
akut, hambatan mobilitas fisik, hambatan dengan pendekatan yang dipilih yaitu
komunikasi verbal, defisit perawatan diri, asuhan keperawatan. Subyek penelitian
ketidakseimbangan nutrisi, dan salah ini yaitu pasien hambatan mobilitas fisik
satunya yang menjadi masalah yang dengan stroke non hemoragik. Lokasi
menyebabkan kematian adalah penelitian bertempat di RSUD dr. R
ketidakefektifan perfusi jaringan serebral Goeteng Taroenadibrata Purbalingga dan
(Nuraeni, 2017). Mobilitas merupakan dilaksanakan pada bulan Desember 2020.
kemampuan seseorang untuk bergerak
Tahapan pendekatan proses
bebas, mudah, teratur, dan mempunyai
keperawatan yang dilakukan oleh Peneliti
tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup
diantaranya yaitu:
sehat. Kehilangan kemampuan untuk
bergerak menyebabkan ketergantungan a) Pengkajian
dan ini membutuhkan tindakan b) Diagnosa Keperawatan
keperawatan (Ambarwati, 2014).
c) Intervensi
Sedangkan gangguan mobilitas fisik
adalah keadaan dimana seseorang tidak d) Implementasi
dapat bergerak secara bebas karena e) Evaluasi.
kondisi yang menggangu pergerakan
(aktivitas), misalnya mengalami trauma
tulang belakang, cedera otak berat disertai HASIL PENELITIAN
fraktur pada ekstremitas dan faktor yang Pengkajian
berhubungan dengan hambatan mobilitas
(Heriana, 2014) Identitas pasien yaitu Ny. S berumur 39
tahun. Dari proses pengkajian pada
Data prevelensi yang didapatkan di pasien didapatkan data subjektif: Ny. S
RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata mengatakan kaki kanan dan tangan kanan
Purbalingga selama tiga tahun terakhir lemas susah digerakan dan kepala terasa
pada tahun 2018 penyakit stroke non pusing. Sedangkan data objektif yang
hemoragik sebanyak 450 kasus, di tahun diperoleh Ny. S kekuatan otot pada
2019 penderita stroke non hemoragik ekstremitas kanan yaitu 3 (tidak dapat
sebanyak 452 kasus dan pada tahun 2020 menahan gravitasi), ekstremitas bagian
kasus ini mengalami penurunan menjadi

Khotimah, Handayani, & Susanto 1463


kiri dengan kekuatan otot penuh , pasien Dukung latihan ROM akrif, sesuai jadwal
tampak lemas, bicara pelo, kesulitan yang teratur dan terencana, Dukung
dalam melakukan pergerakan dan latihan ROM pasif atau ROM dengan
aktivitas. Dalam penelitian ini metode bantuan, sesuai indikasi, Dukung pasien
pengumpulan data yang digunakan adalah untuk melihat gerakan tubuh sebelum
memulai latihan, Tentukan perkembangan
a) Wawancara
terhadap pencapaian tujuan
Kegiatan wawancara meliputi
Implementasi Keperawatan
anamnesis berisi tentang wawancara
dengan subjek atau responden, (hasil Impelementasi keperawatan pada Ny.S
anamnesis tentang identitas pasien, dengan masalah keperawatan hambatan
keluhan utama pasien riwayat penyakit mobilitas fisik dilakukan dari tanggal 17
sekarang, riwayat penyakit dahulu, dan Desember sampai 19 Desember 2020.
riwayat penyakit keluarga), pemeriksaan Implementasi yang dilakukan oleh peneliti
saraf kranial dan pemeriksaan fisik kepada Ny. S sesuai dengan intervensi
tambahan menggunakan pola Gordon. keperawatan yang telah direncanakan
menggunakan NIC Terapi Latihan:
b) Observasi
Mobilitas Sendi (0224).
Data yang bisa diobservasi pada
Evaluasi Keperawatan
penelitian ini antara lain pemeriksaan
head to toe, pemeriksaan tanda-tanda vital Hasil evaluasi tindakan keperawatan
(TTV), keadaan umum pasien, kesadaran pada Ny.S dengan masalah keperawatan
pasien, pemeriksaan ekstremitas serta Hambatan Mobilitas Fisik selama 3 hari
pemeriksaan saraf kranial. dari tanggal 17 Desember sampai 19
Desember 2020, didapatkan masalah
c) Studi dokumentasi
keperawatan dengan diagnosa Hambatan
Studi kasus ini menggunakan studi Mobilitas Fisik belum teratasi dengan
dokumentasi berupa catatan hasil dari kriteria hasil Pergerakan (0208): indikator
pemeriksaan laboratorium, Multislice keseimbangan dengan skor awal 2 setelah
Computed Tomography (MSCT), diagnosa dilakukan tindakan skor akhir 3, indikator
medis dan terapi obat dari rekaman medis gerakan otot dengan skor awal 3 setelah
klien. dilakukan latihan sendi dengan skor akhir
Diagnosa Keperawatan 4 dan indikator gerakan sendi dengan skor
awal 3 setelah dilakukan latihan sendi skor
Dari hasil pengkajian dan analisa data akhir 4.
Ny. S yang sesuai dengan teori, penulis
merumuskan masalah keperawatan PEMBAHASAN
hambatan mobilitas fisik dengan
penurunan kekuatan otot. Penulis akan menguraikan tentang
hasil studi kasus Asuhan Keperawatan
Intervensi Keperawatan pasa Ny. S dengan masalah keperawatan
Dalam melakukan asuhan keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik dengan
selama tiga hari 3x24 jam, dengan Penurunan Kekuatan Otot di Ruang
menggunakan kriteria NOC: Pergerakan Anggrek RSUD dr. R Goeteng
(0208) dengan kriteria yang diambil sesuai Taroenadibrata Purbalingga, kemudian
keadaan pasien yaitu keseimbangan akan dibandingkan dengan tinjaun teori
tubuh, gerakan otot dan gerakan sendi. yang ada meliputi Pengkajian, diagnosa
Penulis menggunakan NIC untuk keperawatan, intervensi, implementasi dan
intervensi keperawatan yang tepat evaluasi.
diberikan yaitu: Terapi Latihan: Mobilitas Pengkajian
Sendi (0224): Jelaskan pada pasien atau
keluarga manfaat dan tujuan melakukan Pengkajian dilakukan pada tanggal 17
latihan sendi, Bantu pasien mendapatkan Desember 2020 meliputi pengkajian data
posisi tubuh yang optimal untuk (identitas, riwayat kesehatan dan kondisi
pergerakan sendi aktif maupun pasif, fisik klien) dan pengkajian saraf kranial,

Khotimah, Handayani, & Susanto 1464


pola kesehatan fungsional pasien sebelum dilaksanakan sepenuhnya selama 3x24
dan selama sakit. jam. Terdapat beberapa tindakan yang
penulis lakukan dilapangan, yang penulis
Setelah dilakukan pengkajian pada
lakukan dilapangan pada hari pertama,
Ny.S ditemukan data keluhan pada
penulis melakukan mengukur tanda-tanda
ekstremitas pada bagian kanan sulit
vital, menanyakan keluhan pasien,
digerakan dan lemas. Saat dilakukan
mengkaji kekuatan otot pasien, mengkaji
pengkajian dengan Kekuatan otot
tingkat kemampuan pasien dalam
didapatkan nilai 3 pada ekstremitas bagian
ambulasi dan aktivitas, mengkaji saraf
kanan dan ekstremitas bagian kiri 5.
kranial dan melakukan kontrak waktu
Berdasarkan data yang diperoleh sebelum
untuk pertemuan selanjutnya akan
datang ke RSUD dr.R Goeteng
dilakukan latihan ROM. Hari kedua penulis
Taroenadibrata Purbalingga pasien
mengobservasi keadaan umum pasien,
mengatakan terjatuh dipasar yang
memonitor tanda-tanda vital pasien,
menyebabkan lemas, mual, pusing, dan
menjelaskan pada pasien atau keluarga
kelemahan pada kaki dan tanganh kanan.
manfaat dan tujuan melakukan latihan
Diagnosa Keperawatan sendi, mengjarkan mengubah posisi
Dari hasil pengkajian dan analisa data pasien setiap 2 jam sekali. Hari ketiga
pada Ny. S yang sesuai dengan teori, penulis melakukan mengobservasi
maka penulis merumuskan diagnosis keadaan umum pasien, mengkaji keluhan
keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik pasien, mengukur tanda-tanda vital
berhubungan dengan Penurunan pasien, Melatih ROM secara aktif. Penulis
Kekuatan Otot. menyadari tindakan-tindakan tersebut
masih sangat kurang, implementasi yang
Intervensi dilakukan hanya beberapa tindakan saja
Selama melakukan Asuhan dan tidak semua intervensi yang telah
Keperawatan paa Ny. S penulis disusun.
menggunakan pedoman Asuhan Evaluasi Keperawatan
Keperawatan berdasarkan Herdman
(2018) untuk menentukan diagnosis Evaluasi akhir didapatkan bahwa
keperawatan yang tepat bagi pasien. Hambatan Mobilitas Fisik pada pasien
Penulis menyusun rencana keperawatan Ny.S belum teratasi tetapi sudah
dengan kriteria (NOC) Pergerakan (0208). mengalami sedikit perkembangan
berdasarkan Nursing Outcomes
Tindakan Latihan Terapi: Mobilitas Sendi
Classification (NOC) walupun belum
merupakan upaya untuk memperbaiki
tingkat mobilitas fungsional ekstremitas sepenuhnya. Berdasarkan evaluasi yang
klien. Setelah dilakukan tindakan selama sudah sesuai dengan indikator dalam
Nursing Outcomes Classification (NOC)
3x24 jam, diharapkan Hambatan Mobilitas
Fisik pada pasien dapat berkurang, data yang diperoleh dari Ny. S sebagai
dengan kriteria hasil: keseimbangan tubuh berikut pergerakan sudah mulai ada
yang seimbang, gerakan otot dan gerakan peningkatan untuk menggerakan bagian
sendi dengan mudah. Latihan gerak sendi tubuh, gerakan otot sedikit bisa melawan
yang diberikan yaitu Range Of Motion gravitasi yang diberikan dengan kekuatan
(ROM) pasif pada ekstremitas yang otot akhir pada ekstremitas kanan yaitu 3
mengalami kekakuan, untuk mencegah dan ekstremitas kiri yaitu 5, gerakan sendi
terjadinya kekakuan pada esktremitas pasien dapat menggerakan persendian
yang tidak mengalami kelemahan meski kesusahan. Rencana tindak lanjut
diberikan latihan gerak sendi aktif. masalah keperawatan ini adalah dengan
menganjurkan pasien dan keluarga untuk
Implementasi selalu rutin melatih pergerakan dengan
Implementasi dilakukan sesuai dengan latihan gerak sendi, mengubah pasien
rencana intervensi keperawatan yang untuk mencegah decubitus, pengecekan
telah ditetapkan sebelumnya tetapi ada tekanan darah pada fasilitas kesehatan,
beberapa tindakan yang belum mengatur pola makan dan rajin

Khotimah, Handayani, & Susanto 1465


mengkonsumsi obat yang sudah perkembangan terhadap pencapaian
diresepkan. tujuan.
Setelah merencanakan tindakan
SIMPULAN
keperawatan selanjutnya penulis
Penulis telah melakukan pengkajian melakukan tindakan keperawatan atau
kepada Ny. S yang dilakukan selama 3 implementasi selama 3 hari sesuai dengan
kali pertemuan, langkah-langkah yang rencana keperawatan yang telah dibuat.
digunakan penulis dalam pengkajian yaitu Penulis tidak mengalami hambatan dalam
dengan metode wawancara, observasi, melakukan tindakan keperawatan Ny. S
melakukan pemeriksaan fisik, dan karena beliau kooperatif dan ingin cepat
dokumentasi hasil. Penulis melakukan sembuh.
wawancara secara langsung terhadap
Setelah melakukan tindakan
keadaan Ny. S pada saat pengkajian
keperawatan sesuai dengan rencana
penulis mendapatkan data identitas Ny. S
tindakan selanjutnya penulis
riwayat kesehatan Ny.S seperti keluhan
melaksanakan eva;uasi tindakan
utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat
keperawatan yang berfungsi untuk menilai
penyakit dahulu dan riwayat penyakit
perkembangan tingkat keberhasilan dari
keluarga, penulis juga melakukan
tindakan yang telah dilakukan dalam
obeservasi dan pemeriksaan fisik Ny. S
mengatasi masalah Keperawatan
secara lengkap Head to toe. Hal tersebut
Hamaban Mobilitas Fisik pada pasien.
dilakukan untuk mendapatkan data yang
Setelah dilakukan evalausi ternyata
lebih lengkap dan akurat.
pergerakan masih belum mengalami
Penulis merumuskan/menentukan penyembuhan yang optimal dengan masih
diagnosis sesuai dengan data-data yang adanya keseimbangan tubuh pasien yang
dipeoleh dan memprioritaskan hambatan belum seimbang, gerakan otot dan
mobilitas fisik berhubungan dengan gerakan sendi yang meski sudah sedikit
penurunan kekuatan otot menjadi masalah ada perubahan namun masih mengalami
keperawatan yang utama karena stoke gangguan. Hasil evalausi yang dilakukan
non hemoragik dengan hambatan selama 3 hari hambatan mobilitas fisik
mobilitas fisik banyak terjadi dan berhubungan dengan penurunan kekuatan
menyebabkan keseimbangan tubuh otot belum teratasi.
pasien, gerakan otot, dan gerakan sendi
mengalami kesulitan ekstremitas, SARAN
kelemahan dan gangguan aktivitas klien. Selanjutnya diharapkan adanya
Apabila tidak dilakukan pengobatan yang kelanjutan dari penelitian ini, diantaranya:
tepat hal ini bisa menyebabkan tentang gambaran pengkajian pada pasien
terganggunya kebutuhan hidup sehat hambatan mobilitas fisik untuk
pasien. mendukung proses penyembuhan pada
pasien hambatan mobilitas fisik.
Langkah ketiga penulis telah
melakukan perencanaan atau intervensi
DAFTAR PUSTAKA
keperawatan yang disesuaikan dengan
masalah keperawatan pada Ny.S recana Ambawarti, Respati Fitri. 2014. Konsep
keperawatan yang di tetapkan dijadikan Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta :
pedoman dalam melakukan implementasi Dua Satria Offset.
keperawatan. Penulis membuat Hana Diana Dakahamapu 201. “Asuhan
perencanan asuhan keperawatan pada Keperawatan Gangguan Pemenuhan
Ny.S yang mencakup NIC dan NOC Kebutuhan Mobilisasi Pada Pasien
seperti menjelaskan pada pasien atau Stroke Non Hemoragik” Di Ruang ICU
keluarga manfaat dan tujuan melakukan RSUD Prof. DR. w.z Johannes Kupang”.
latihan sendi, mendukung latihan ROM
Heriana, Pelapina. 2014 . Buku Ajar Konsep
pasif sesuai indikasi, reposisi pasien DAN Aplikasi Keperawatan Dalam
setiap 2 jam, dukungan positif dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia.
melakukan latihan sendi, menetukan Jakarta: TIM, 2012.

Khotimah, Handayani, & Susanto 1466


Junaidi (2011) Stroke : Waspadai
Ancamannya Edisi I . Yogyakarta :
Penerbit Andi.
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (2018).
NANDA Internasional Nursing
Diagnoses: definations and classification
2018-2020 (Edisi 11). Jakarta: EGC.
Nur'aeni Yuliatun Rini, 2017, Asuhan
Keperawatan Pada Klien Stroke Non
Hemoragik Dengan Masalah
Ketidakefektifan Perfusi Jaringan
Serebral Di Ruang Kenanga RSUD Dr.
Soedirman Kebumen, Program Studi D III
Akademik Keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Gombong.

Khotimah, Handayani, & Susanto 1467

You might also like