You are on page 1of 10

Factors Influencing Psychological Problems for Emergency Nurses in Facing

Emergency Situations during the Covid-19 Pandemic

Faktor yang Mempengaruhi Masalah Psikologis Perawat UGD dalam


Menghadapi situasi Gawat Darurat selama Masa Pandemi Covid-19

Ida Ayu Agung Laksmi, I Made Dwie Pradnya Susila 2


1,2
STIKES Bina Usada Bali; Kampus STIKES Bina Usada, Jalan Padang Luwih Tegal
Jaya-Dalung, 0361 9072036
Corresponding Email: * dwie.pradnya@binausadabali.ac.id

About the Author

1. 1st Author : (Ns. Ida Ayu Agung Laksmi, S.Kep, M.Kep)


Affiliation : (STIKES Bina Usada Bali).
Mailing address : (Kampus STIKES Bina Usada, Jalan Padang Luwih Tegal Jaya-Dalung)
Email of author : (agung.laksmi@binausadabali.ac.id)
Orcid ID :-
Google Scholar URL : https://scholar.google.com/citations?user=ghvjUeUAAAAJ&hl=en
Phone number : 081999120765

2nd Author : (Ns. I Made Dwie Pradnya Susila, S.Kep, M.Kes)


Affiliation : (STIKES Bina Usada Bali).
Mailing address : (Kampus STIKES Bina Usada, Jalan Padang Luwih Tegal Jaya-Dalung)
Email of author : (dwie.pradnya@binausadabali.ac.id)
Orcid ID :-
Google Scholar URL : https://scholar.google.com/citations?hl=en&user=EMdrgOsAAAAJ
Phone number : 081805331279

ABSTRACT

The emergence of COVID-19 is placing unforeseen pressure on the country's health care system and presenting various
challenges for healthcare workers. Health care workers are at high risk of infection, while they have a large burden on
clinical care and prevention of Covid-19 virus infection, including emergency room nurses. The emergency room nurse
is one of the medical personnel who plays an important role in providing health services to patients. Several previous
studies revealed that there were psychological problems experienced by emergency room nurses such as anxiety, work
stress, fear, and depression. Therefore, it is necessary to conduct a study to find out what are the predictors of
psychological problems for emergency room nurses in dealing with emergencies situation during the COVID-19
pandemic. This research is a correlational analytic study using a cross-sectional design involving 85 emergency room
nurses who are members of the Indonesian Emergency and Disaster Nurses Association (HIPGABI Bali). The data
collection process is carried out online to the respondents. The data were analyzed by Spearman-Rank test with a
significance level of (0.05). The results of the study were that the majority of emergency room nurses had normal
anxiety responses and moderate stress. The factors related to anxiety are the completeness of hospital facilities (p-value
= 0.000) and the presence of comorbidities (p-value = 0.007), while the only factor related to stress was the
completeness of hospital facilities (p-value = 0.050). This can be a consideration for hospital management and
professional organizations to take strategic steps to prevent nurses' psychological problems.

Keywords: Stress, Anxiety, Emergency Nurse, Covid-19


ABSTRAK

Munculnya COVID-19 memberikan tekanan yang tidak terduga pada sistem perawatan kesehatan negara dan
menghadirkan berbagai tantangan bagi tenaga kesehatan. Petugas kesehatan sangat berisiko terinfeksi, sementara
mereka memiliki beban yang besar dalam perawatan klinis dan pencegahan infeksi virus Covid-19, termasuk para
perawat UGD. Perawat UGD merupakan salah satu tenaga medis yang berperan penting dalam memberikan
pelayanan kesehatan terhadap pasien. Beberapa penelitian terdahulu mengungkapkan adanya masalah psikologis yang
dialami oleh perawat UGD seperti ansietas, stress kerja, ketakutan, hingga depresi. Oleh karena itu perlu dilakukan
sebuah penelitian untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor prediktor masalah psikologis perawat UGD dalam
menghadapi situasi gawat darurat selama masa pandemic COVID-19. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian
analitik korelasional dengan menggunakan rancangan potong lintang yang melibatkan 85 perawat UGD yang
tergabung dalam Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIPGABI Bali). Proses pengumpulan
data dilaksanakan secara online kepada responden. Data dianailisis dengan uji Spearman Rank dengan tingkat
kemaknaan  (0.05). Hasil penelitian mayoritas perawat UGD memiliki respon ansietas normal dan stress sedang.
Adapun faktor yang berhubungan dengan ansietas adalah kelengkapan fasilitas RS (p value = 0.000). dan adanya
komorbid (p value = 0.007)., sedangkan satu-satunya faktor yang berhubungan dengan stress adalah kelengkapan
fasilitas RS (p value = 0.050). Hal ini dapat menjadi pertimbangan bagi pihak manajemen RS dan organisasi profesi
untuk mengambil langkah-langkah strategis sebagai upaya pencegahan masalah psikologis perawat.

Kata kunci: Stres, Ansietas, Perawat UGD, Covid-19

LATAR BELAKANG

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan oleh WHO sebagai global pandemic dan
di Indonesia dinyatakan sebagai jenis penyakit yang menimbulkan kedaruratan kesehatan
masyarakat serta bencana nonalam, yang tidak hanya menyebabkan kematian tapi juga
menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
Dalam kurun waktu yang singkat, COVID-19 terbukti menjadi penyakit mematikan yang
menyebabkan kerusakan serius pada kesehatan dan perekonomian Indonesia. Analisis data menurut
Satuan Tugas Penanganan Covid- 19 Indonesia per tanggal 11 Oktober 2020, didapatkan jumlah
kasus kumulatif sebanyak 337.946 orang terinfeksi dengan prosentase kasus aktif 19.97%, kasus
sembuh 76.48%, dan kasus meninggal 3.55% di Indonesia, sementara di Bali jumlah kasus positif
dilaporkan 10.228 kasus dengan prosentase kasus aktif (10.46%), tingkat kesembuhan mencapai
(83.37%), dan angka mortalitas (3.17%) (Satuan Tugas Penanganan Covid-19, 2020)
Munculnya COVID-19 memberikan tekanan yang tidak terduga pada sistem perawatan kesehatan
negara dan menghadirkan berbagai tantangan bagi tenaga kesehatan (Labrague & De los Santos,
2020). Petugas kesehatan sangat berisiko terinfeksi, sementara mereka memiliki beban yang besar
dalam perawatan klinis dan pencegahan infeksi virus Covid-19, termasuk para perawat UGD (Cui et
al., 2020). Perawat UGD merupakan salah satu tenaga medis yang berperan penting dalam
memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien. Kebanyakan pasien yang terinfeksi COVID-19
akan masuk melalui UGD sebagai akses pertama untuk mendapatkan rumah sakit. Akibatnya,
perawat UGD adalah profesional perawatan kesehatan pertama yang merawat pasien yang terinfeksi
penyakit menular baru (Kim & Choi, 2016). Beragamnya tugas keperawatan yang harus dilakukan
serta tekanan dan tuntutan untuk selalu siap siaga menangani pasien emergency yang jumlah dan
tingkat keparahannya tidak dapat diprediksi mengakibatkan beban kerja perawat UGD dianggap
berat (Mandasari et al., 2014).
Beberapa penelitian mengungkapkan adanya masalah psikologis perawat UGD seperti seperti
ansietas, stres kerja, ketakutan, hingga depresi yang dialami perawat UGD dalam menangani pasien
saat situasi pandemic COVID-19 (Labrague & De los Santos, 2020; Talaee et al., 2020; Wilson et
al., 2020). Selama proses pemberian pelayanan, perawat mengalami situasi yang kompleks dan sarat
beban emosional, seperti menangani klien yang tidak kooperatif, dan berhubungan dengan
penderitaan pasien (Mandasari et al., 2014). Stres merupakan dampak psikologis, emosional, dan
fisiologis negatif pada seseorang dari sumber eksternal atau eksternal yang ditandai dengan
ketegangan otot, emosi labil dan peningkatan denyut jantung. Hasil penelitian Pasaribu & Ricky
(2021) menunjukkan bahwa tingkat Stres perawat terkait isu Covid-19 di Rumah Sakit Advent
Bandar Lampung berada pada kategori tinggi. Penelitian lainnya mengemukakan bahwa sejumlah
94% dari perawat UGD melaporkan mengalami PTSD moderate (Iranmanesh et al., 2013).

Faktor kecemasan yang berlebihan akan mempengaruhi sikap seseorang dalam menghadapi
pandemi covid-19 (Setiawan et al., 2020). Kecemasan yang berlebihan dapat menyebabkan
seseorang mengalami stress. Hal ini tentu saja tidak dapat dibiarkan dan harus dilakukan upaya
pencegahan agar masalah psikologis tersebut tidak bertambah berat. Oleh karena itu perlu dilakukan
sebuah penelitian untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor prediktor masalah psikologis
perawat UGD dalam menghadapi situasi gawat darurat selama masa pandemic COVID-19.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelasional dengan menggunakan rancangan potong
lintang dan pendekatan kuantitatif yaitu pengukuran dan pengamatan pada variabel dilakukan dalam
kurun waktu yang sama. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat UGD yang tergabung
dalam Himpunan Perawat Gawat Darurat (HIPGABI) Bali. Besar sampel ditentukan menggunakan
rumus dari Lemeshow et al. (1990) yang melibatkan 85 responden.

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling dimana
keseluruhan merupakan anggota HIPGABI Bali yang tersebar di seluruh RS Pemerintah di Bali
yang menjadi rujukan pasien Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi masalah psikologis perawat UGD dalam menghadapi situasi emergency pada
masa pandemik Covid -19. Adapun variabel yang diteliti meliputi tingkat stress dan tingkat ansietas
perawat UGD selama masa pandemic Covid-19, dan sebagai variabel independent meliputi faktor
demografi seperti usia, jenis kelamin, dan status pernikahan, serta faktor karakteristik responden
lainnya seperti lama bekerja, komorbid, kelengkapan fasilitas RS dan pengalaman merawat pasien
dengan penyakit menular.

Instrumen penelitian menggunakan kuisoner yang sudah baku. Ansietas diiedentifikasi dengan
menggunakan kuisioner Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS) versi Bahasa Indonesia dan tingkat
stress perawat menggunakan kuisioner Perceived Stress Scale (PSS) versi Indonesia. Zung Self-
Rating Anxiety Scale (SAS) merupakan alat ukur yang dirancang untuk meneliti tingkat kecemasan
secara kuantitatif melalui 20 item pertanyaan, dimana setiap pernyataan dinilai 1-4 (1:tidak pernah,
2: kadang-kadang, 3: sering (sebagian waktu) , 4: selalu (hampir setiap waktu). Terdapat 15
pernyataan ke arah peningkatan kecemasan dan 5 pernyataan ke arah penurunan kecemasan (Zung
Self Rating Anxiety Scale dalam McDowell (2006)). Perceived Stress Scale (PSS) merupakan
instrumen psikologis yang paling banyak digunakan untuk mengukur persepsi stress, mencakup
sejumlah pertanyaan tentang tingkat stress yang dialami saat ini dengan menanyakan tentang
perasaan dan pikiran selama 1 bulan yang lalu. Range skor PSS antara 0- 40, semakin tinggi skor
mengindikasi makin tinggi tingkat stress (Purnami & Sawitri, 2019).

Proses pengumpulan data dilaksanakan secara online selama 1 bulan menggunakan aplikasi google
form dengan tetap menjaga prinsip-prinsip etik seperti menjaga kerahasiaan nama tidak merugikan
responden, dan tidak memaksa apabila tidak bersedianya menjadi responden setelah dilakukannya
informed consent terlebih dahulu. Penelitian ini telah dinyatakan laik etik oleh Komisi Etik
Penelitian Kesehatan (KEPK) STIKES Bina Usada Bali dengan nomor 052/EA/KEPK-BUB-2021.
Data yang telah terkumpul ditabulasi ke dalam matriks data. Analisis univariat dilakukan untuk
melihat gambaran karakteristik reponden seperti faktor demografi seperti usia, jenis kelamin, lama
bekerja, status pernikahan, faktor komorbiditas, sumber daya RS, dukungan dan akomodasi dari RS.
Analisis bivariate dilakukan dengan uji Spearman Rank dengan tingkat kemaknaan (α<0,05) untuk
mengetahui hubungan antara variabel independen dengan masing-masing variabel

HASIL DAN DISKUSI

Tabel 1 Karakteristik Sosiodemografi perawat UGD

Karakteristik Responden Mean (SD) n (%)

Usia 33 ( 5.540)
Masa Bekerja 9.56 (5.868)
Jenis Kelamin
Laki-laki 42 (49.4%)
Perempuan 43 (50.6%)
Tingkat Pendidikan
D3 38 (44.7%)
S1 23 (27.1%)
Ners 20 (23.5%)
S2 4 (4.7%)
Status Pernikahan
Belum Menikah 15 (17.6%)
Menikah 69 (81.2%)
Bercerai 1 (1.2%)
Jabatan/Posisi
Kepala Ruangan 7 (8.2%)
Perawat Primer 17 (20%)
Ketua Tim 23 (27.1%)
Perawat Asosiate 38 (44.7%)
Memiliki Komorbid
Ya 13 (15.3%)
Tidak 72 (84.7%)
Kelengkapan fasilitas RS
Ya 26 (30.6%)
Tidak 59 (69.4%)
Pengalaman Merawat Penyakit Menular
Ya 58 (68.2%)
Tidak 27 (31.8%)
Sumber : data primer

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa rata- rata usia responden dalam penelitian ini adalah 33
tahun dan lama bekerja 9 tahun. Jumlah laki-laki dan perempuan dalam penelitian ini hampir sama.
Jika dilihat dari tingkat pendidikan, sebagian besar (44.7%) merupakan perawat lulusan D3
Keperawatan. Sebagian besar (81.2%) responden dalam penelitian ini sudah menikah. Diantara 85
responden dalam penelitian ini sebagian besar (44.7%) merupakan perawat asosiate. Hanya 15.3%
dari 85 responden memiliki komorbid. Sebagian besar responden (69.4%) dalam peneltian ini
bekerja pada RS dengan fasilitas yang lengkap dan sebagian besar responden (68.2%) dalam
penelitian ini memiliki pengalaman dalam merawat penyakit menular sebelumnya.
Tabel 2 Masalah Psikologi Perawat UGD Selama Masa Pandemi Covid-19

Variabel Masalah Psikologi Mean (SD) N (%)

Ansietas Perawat 43.85 (4.185)


Ansietas Normal 52 (61.2 %)
Ansietas Ringan 33 (38.8 %)
Ansietas Sedang -
Ansietas Berat -
Stress Perawat 42.66 (9.447)
Stress Ringan 38 (44.7 %)
Stress Sedang 47 (55.3 %)
Stress Berat -
Sumber : Data Primer

Kondisi pandemik Covid-19 yang menyerang secara tiba-tiba dan berlangsung progresif
memberikan dampak psikologis bagi perawat berupa ansietas dan stress. Ansietas adalah perasaan
khawatir, keadaan emosional yang tidak menyenangkan, dan perasaan was-was, sedangkan stress
adalah reaksi fisiologik dan psikologik akibat dari ketidakmampuan mengatasi ancaman yang
dihadapi oleh mental, fisik, emosional, dan spiritual manusia, yang pada suatu saat dapat
mempengaruhi keadaan fisik manusia tersebut (Tobing & Wulandari, 2021).
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar (61.2 %) perawat UGD mengalami ansietas normal dan
tidak ada yang mengalami ansietas sedang hingga berat sedangkan untuk tingkat stress sebagian
besar (55.3 %) perawat mengalami stress sedang dan tidak ada perawat UGD yang mengalami
stress berat pada masa pandemic Covid-19. Hasil penelitian ini sejalan dengan Muliantino (2021)
bahwa mayoritas perawat mengalami respon ansietas dan stress dalam skala normal pada masa
pandemi Covid-19.
Berbeda dengan hasil penelitian Sihombing & Elon (2021) bahwa gambaran perawat dalam
memberikan perawatan pada pasien covid-19 sebagian besar mengalami ansietas berat yaitu sebesar
78.7%, dan hanya 14.2% memilki tingkat stress ringan. Perbedaan hasil penelitian ini disebabkan
karena karakteristik responden yang berbeda. Responden pada penelitian Sihombing dan Elon
(2021) adalah perawat di ruang isolasi sehingga setiap hari melakukan kontak langsung dengan
pasien Covid-19, sedangkan pada penelitian ini adalah perawat UGD. Salah satu studi fenemenologi
oleh Marwiati et al. (2021) mengungkapkan di IGD pasien akan dilakukan skrining Covid, jika
ada tanda klinis yang mengarah untuk dicurigai COVID 19, pasien akan dimasukkan ke Ruang
Cohorting kemudian dilakukan pemeriksaan penunjang laboratorium, Rontgen Thorax, swab PCR
dan Konsultasi Ke Spesialis Paru. Jadi dapat dikatakan bahwa perawat UGD tidak seterusnya
kontak dengan pasien Covid-19, berbeda dengan perawat di ruang isolasi.
Tabel 2 menunjukkan bahwa lebih dari 50% responden dalam penelitian ini memiliki tingkat stress
sedang dan tidak ada yang mengalami stress berat. Stres didefinisikan sebagai sistem interaksi
yang melibatkan aspek fisik, psikologi dan sosial yang menimbulkan ketegangan, kecemasan
dan kebutuhan pada aspek psikologi maupun fisiologis terutama dalam masa pandemi Covid-19
(Musu et al., 2021). Perawat yang berada pada tingkatan stres sedang mampu memanajemen
emosionalnya sehingga mencapai keseimbangan antara bekerja dengan kehidupan mereka (Oktari et
al., 2021).
Tabel 3
Korelasi Karakteristik Responden dengan Stress dan Ansietas

Stress Ansietas
p- value r p- value r
Usia 0.968 0.004 0.076 -0.194
Masa Bekerja 0.933 0.009 0.386 -0.095
Jenis Kelamin 0.163 0.153 0.393 -0.094
Tingkat Pendidikan 0.396 -0.093 0.312 -0.111
Status Pernikahan 0.717 0.040 0.464 0.080
Jabatan 0.820 0.025 0.313 0.111
Memiliki Penyakit 0.083 0.189 0.000* 0196
Penyerta
Kelengkapan fasilitas RS 0.050* -0.213 0.007* -0.116
Pengalaman Merawat 0.530 -0.069 0.190 -0.143
Penyakit Menular
Sumber : Data Primer
*p-value  (0.05)

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara faktor
usia, lama bekerja, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pernikahan, jabatan, komorbid dan
faktor pengalaman merawat penyakit menular dengan tingkat stress. Faktor sosiodemografi dalam
penelitian ini diidentifikasi tidak memiliki korelasi yang signifikan dengan tingkat ansietas perawat
UGD dalam menghadapi situasi gawat darurat selama masa pandemic Covid-19. Hasil penelitian ini
sejalan dengan Yuslina dan Yunere (2020), bahwa tidak adanya hubungan antara karakterisitik
individu perawat seperti jenis kelamin dan tingkat pendidikan dengan ansietas pandemi Covid-
19.
Karakteristik responden berdasarkan usia, rata-rata perawat UGD dalam penelitian ini berada pada
usia 33 tahun. Temuan ini sejalan dengan penelitian Musu et al. (2021) yaitu mayoritas perawat
UGD berada dalam rentang usia 30 tahun. Usia adalah salah satu faktor yang penting, semakin
tinggi usia semakin mudah mengalami stres. Hal ini antara lain disebabkan oleh faktor fisiologis
yang telah mengalami kemunduran dalam berbagai kemampuan seperti kemampuan visual,
berpikir, mengingat dan mendengar. Akan tetapi hasil penelitian menemukan bahwa tidak ada
korelasi yang signifikan antara usia dengan stress perawat UGD dalam menghadapi situasi gawat
darurat selama masa pandemic Covid-19. Hal ini dapat dikarenakan perawat dalam penelitian ini
rata-rata berada pada usia muda.
Masa bekerja perawat UGD dalam penelitian ini rata-rata 9 tahun. Menurut Musu et al. (2021)
masa bekerja yang lebih lama erat kaitannya dengan pengalaman dan pemahaman mengenai job
description yang lebih baik. Pengalaman dan pemahaman ini akan membantu dalam mengatasi
masalah (stresor) yang ada dalam upaya pencegahan stress.
Karakeristik responden berdasarkan jenis kelamin pada penelitian ini sebanding. Berdasarkan hasil
analisis ditemukan bahwa antara jenis kelamin tidak ada hubungan yang signifikan baik dengan
variabel stress ataupun ansietas. Berbeda dengan hasil temuan Musu et al. (2021) sebagian besar
perawat UGD adalah perempuan dan mengalami stress berat.
Hasil penelitian juga menemukan bahwa status pernikahan tidak berkorelasi secara signifikan
dengan stress dan ansietas perawat UGD dalam menghadapi situasi gawat darurat selama masa
pandemic Covid-19. Berbeda dengan hasil penelitian Musu et al. (2021) yang menemukan bahwa
sebagian besar perawat UGD yang mengalami stress berat adalah perawta yang sudah menikah.
Seorang pekerja yang sudah menikah tidak hanya memikirkan kebutuhan hidupnya sendiri, akan
tetapi harus memikirkan kebutuhan hidup keluarganya juga, seperti halnya dengan pandemi Covid-
19 ini, kejadian dan situasi negatif sebagai faktor pencetus stres akan sangat rentan menyebabkan
status yang menikah menjadi lebih stres.
Tingkat pendidikan dan jabatan perawat UGD dalam penelitian ini juga ditemukan tidak berkorelasi
secara signifikan dengan stress dan ansietas. Mayoritas responden dalam penelitian ini memiliki
tingkat pendidikan terakhir D3 keperawatan dan merupakan perawat pelaksana.
Satu-satunya variabel yang memilki hubungan yang signifikan dengan tingkat stress perawat UGD
pada masa pandemi Covid-19 adalah faktor kelengkapan fasilitas RS. Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa faktor kelengkapan fasilitas RS berkorelasi secara signifikan dengan tingkat
ansietas perawat UGD. Faktor lainnya yang memilki korelasi dengan tingkat kecemasan adalah
adanya penyakit komorbid.
Kelengkapan fasilitas RS secara statistik berkorelasi signifikan dengan stress maupun ansietas
perawat UGD saat menghadapi situasi gawat darurat di masa pandemi Covid-19. Salah satu
kelengkapan fasilitas RS di masa pandemi Covid-19 yang menjadi perhatian adalah Alat Pelindung
Diri (APD) seperti masker, goggle, hazmat, hair cap gloves, celemek dan sepatu safety. Penelitian
Wang et al. (2020) juga menemukan stressor yang dialami perawat di Wuhan, China adalah
ketakutan akan terinfeksi Covid-19 dan menularkan infeksi pada anggota keluarga. Hal ini
dapat terjadi akibat kurang lengkapnya APD di masa pandemic Covid-19. Kurangnya ketersediaan
APD lengkap menurut protokol WHO, akan menyebabkan tenaga kesehatan memiliki
kecenderungan yang lebih untuk mengalami gangguan kecemasan (Sinaga et al., 2021). APD
lengkap terdiri dari sarung tangan, masker medis, kacamata atau pelindung wajah, dan baju
pelindung, serta prosedur khusus, sepatu bot, respirator (misalnya N95 atau standar FFP2 atau
setara) dan celemek merupakan tindakan pencegahan penularan melalui udara, tetesan, dan
kontak umum Covid-19 (Siahaan et al., 2021).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas perawat UGD memiliki tingkat ansietas yang
normal. Salah satu studi fenemenologi mengungkapkan bahwa mayoritas perawat dalam merawat
pasien di masa pandemic Covid-19 masih diliputi kecemasan jika tertular maupun menularkan
kepada keluarga dan orang lain, akan tetapi rasa empati dan tanggung jawab menjadi motivasi
perawat dalam melaksanakan tugasnya (Santoso et al., 2021).
Secara statistic, faktor komorbid berkorelasi siginifikan dengan tingkat kecemasan perawat UGD
dalam menghadapi situasi gawat darurat saat masa pandemic Covid-19. Komorbid merupakan
penyakit penyerta atau bawaan yang dapat memperburuk pasien Covid-19. Menurut Daud (2020),
memiliki daya tahan tubuh lemah dan mempunyai penyakit komorbid merupakan faktor yang
paling dominan untuk penularan virus Covid-19.
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa komorbid dan kelengkapan fasilitas RS
merupakan stressor bagi perawat UGD dalam menghadapi situasi gawat darurat selama masa
pandemic Covid-19. Stressor dapat menyebabkan gangguan terhadap fungsi fisiologis tubuh dapat
menurunkan kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien yang sekaligus
dapat berdampak pada kualitas layanan kesehatan (Muliantino, 2021).

KETERBATASAN PENELITIAN

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah terdapat beberapa faktor lainnya seperti stressor eksternal
perawat yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
KESIMPULAN DAN SARAN

Covid-19 memberikan dampak pada psikologis perawat UGD dalam menghadapi situasi gawat
darurat meliputi respon ansietas dan stress. Mayoritas perawat UGD memiliki respon ansietas
normal dan stress sedang. Adapun faktor yang berhubungan dengan ansietas adalah kelengkapan
fasilitas RS dan adanya komorbid, sedangkan satu-satunya faktor yang berhubungan dengan stress
adalah kelengkapan fasilitas RS. Hal ini dapat menjadi pertimbangan bagi pihak manajemen RS dan
organisasi profesi untuk mengambil langkah-langkah strategis sebagai upaya pencegahan masalah
psikologis perawat.

Ucapan Terima Kasih


Penelitian ini didukung dan didanai oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi. Apresiasi dan ucapan
terimakasih dari peneliti kepada Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi,
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi atas dukungan dan kepada perawat
HIPGABI Bali atas partisipasi sebagai responden dalam penelitian

REFERENCES

Cui, S., Jiang, Y., Shi, Q., Zhang, L., Kong, D., Qian, M., & Chu, J. (2020). Impact of COVID-19 on
psychology of nurses working in the emergency and fever outpatient:A cross-sectional survey.
https://doi.org/10.21203/rs.3.rs-20777/v1

Daud, A. (2020). Penanganan coronavirus (Covid-19) ditinjau dari perspektif kesehatan masyarakat.
Gosyen Publishing.

Iranmanesh, S., Tirgari, B., & Bardsiri, H. S. (2013). Post-traumatic stress disorder among paramedic and
hospital emergency personnel in south-east Iran. World Journal of Emergency Medicine, 4(1), 26.
https://doi.org/10.5847/wjem.j.issn.1920-8642.2013.01.005

Kim, J. S., & Choi, J. S. (2016). Factors Influencing Emergency Nurses’ Burnout During an Outbreak of
Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus in Korea. Asian Nursing Research, 10(4), 295–299.
https://doi.org/10.1016/j.anr.2016.10.002

Labrague, L. J., & De los Santos, J. A. A. (2020). COVID-19 anxiety among front-line nurses: Predictive
role of organisational support, personal resilience and social support. Journal of Nursing Management,
28(7), 1653–1661. https://doi.org/10.1111/jonm.13121

Lemeshow, S., Hosmer, D. W., Klar, J., Lwanga, S. K., & Organization, W. H. (1990). Adequacy of sample
size in health studies.

Mandasari, T., Choiri, M., & Sari, R. A. (2014). ANALISA BEBAN KERJA PERAWAT UGD
MENGGUNAKAN MASLACH BURNOUT INVENTORY DAN MODIFIKASI HEART (Studi
Kasus: RSU. X). Jurnal Rekayasa Dan Manajemen Sistem Industri, 2(5), p1044-1054.
http://jrmsi.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jrmsi/article/view/149

Marwiati, M., Komsiyah, K., & Indarti, D. (2021). Pengalaman Perawat Igd Dalam Merawat Pasien Covid
19 : Studi Kualitatif Di Igd Rumah Sakit Di Semarang. Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Kepada
Masyarakat UNSIQ, 8(2), 163–167. https://doi.org/10.32699/ppkm.v8i2.1784

McDowell, I. (2006). Measuring health: a guide to rating scales and questionnaires. Oxford University
Press, USA.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MenKes/413/2020 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease
2019 (Covid-19). MenKes/413/2020, 2019, 207.

Muliantino, M. R. (2021). Hubungan Stressor Dengan Ansietas, Stress Dan Depresi Perawat Terkait
Pandemik COVID-19: Cross-Sectional Study. Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan,
6(2), 319–327.

Musu, ewade T., Murhayati, A., & Saelan. (2021). Gambaran Stres Kerja Perawat Igd Di Masa Pandemi
Covid-19 Di Rumah Sakit Surakarta. Jurnal Gawat Darurat Volume 3, 3(1), 1–10.

Oktari, T., Nauli, F. A., & Deli, H. (2021). Gambaran Tingkat Stres Kerja Perawat Rumah Sakit. : : Jurnal
Kesehatan, 09, 115–124.

Pasaribu, P. D. L. B., & Ricky, D. P. (2021). Tingkat Stres Perawat Terkait Isu Covid-19. Jurnal Penelitian
Perawat Profesional, 3(2), 287–294. https://doi.org/10.37287/jppp.v3i2.429

Purnami, C. T., & Sawitri, D. R. (2019). Instrumen “ Perceive Stress Scale ” Online Sebagai Alternatif Alat
Pengukur Tingkat Stress Secara Mudah Dan Cepat. Seminar Nasional Kolaborasi Pengabdian Kepada
MAsyarakat UNDIP-UNNES, 311–314.

Santoso, M. D. Y., Sunarto, & Supanti. (2021). Studi Fenomenologi Pengalaman Perawat Dalam Merawat
Pasien Suspect Covid-19. Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah, 4(1), 54–68.
https://doi.org/10.32584/jikmb.v4i1.617

Satuan Tugas Penanganan Covid-19. (2020). Covid-19 Indonesia Update Per 11 Oktober 2020. In Satuan
Tugas Penanganan Covid-19.

Setiawan, F., Puspitasari, H., Sunariani, J., & Yudianto, A. (2020). Molecular Review Covid19 from the
Pathogenesis and Transmission Aspect. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 12(1si), 93.
https://doi.org/10.20473/jkl.v12i1si.2020.93-103

Siahaan, J. M. L., Hidayat, W., & Tarigan, F. (2021). Analisis Perilaku Petugas Bandara Kualanamu
Terhadap Penularan Covid-19 di Bandara International Kualanamu Tahun 2020. Journal of Healthcare
Technology and Medicine, 7(1), 79–98. http://www.jurnal.uui.ac.id/index.php/JHTM/article/view/1364

Sihombing, D., & Elon, Y. (2021). Gambaran Tingkat Depresi, Kecemasan, dan Stress Yang Dialami
Perawat Dalam Memberikan Perawatan Pada Pasien Covid-19. Jurnal Skolastik Keperawatan, 7(1),
54–62.

Sinaga, J., Sijabat, F., Pardede, J. A., & Hutagalung, S. N. S. (2021). Jurnal Ilmu Keperawatan. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Talaee, N., Varahram, M., Jamaati, H., Salimi, A., Attarchi, M., Dizaj, M. K., Sadr, M., Hassani, S.,
Farzanegan, B., Monjazeb, F., & Seyedmehdi, S. M. (2020). Stress and burnout in health care workers
during COVID-19 pandemic: validation of a questionnaire. Journal of Public Health (Germany)[revista
en Internet] 2020 [acceso 20 de setiembre del 2020]. Journal of Public Health: From Theory to
Practice, 1–6.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7275852/pdf/10389_2020_Article_1313.pdf

Tobing, C. P. R. L., & Wulandari, I. S. M. (2021). Tingkat Kecemasan Bagi Lansia Yang Memiliki Penyakit
Penyerta Ditengah Situasi Pandemik Covid-19 Di Kecamatan Parongpong, Bandung Barat. Community
of Publishing In Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980, 8(April 2021), 124–132.
clarktobing185@gmail.com, ari.imanuel@unai.edu
Wang, B., Li, R., Lu, Z., & Huang, Y. (2020). Does comorbidity increase the risk of patients with COVID-
19. Aging, 12(7), 6049–6057.

Wilson, W., Raj, J. P., Rao, S., Ghiya, M., Nedungalaparambil, N. M., Mundra, H., & Mathew, R. (2020).
Prevalence and Predictors of Stress, anxiety, and Depression among Healthcare Workers Managing
COVID-19 Pandemic in India: A Nationwide Observational Study. Indian Journal of Psychological
Medicine, 42(4), 353–358. https://doi.org/10.1177/0253717620933992

Yaslina, Y., & Yunere, F. (2020). Hubungan jenis kelamin, tempat bekerja dan tingkat pendidikan dengan
kecemasan perawat dalam menghadapi pandemi Covid-19. Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-
ISSN : 2622-2256, 3(1), 63–69. https://www.jurnal.stikesperintis.ac.id/index.php/PSKP/article/view/
569/286 [Diakses 5 Juli 2021].

You might also like