You are on page 1of 9

Indonesian Journal of Learning Education and Counseling

Website: https://journal.ilininstitute.com/index.php/IJoLEC
Vol 4, No 1, 2021, pp 34-42
p-ISSN:2622-8068 dan e-ISSN: 2622-8076

Pengembangan Media Pembelajaran Audio Visual PPKn


Muatan Persatuan dalam Keberagaman
Putu Indah Lestari1 , I Nengah Suastika2
1
Pendidikan Anak Usian Dini, Universitas Dhyana Pura, Indonesia
Email: indahlestari@undhirabali.ac.id
2
Ilmu Kewarganegaraan, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
Email: nengah.suastika@undiksha.ac.id

Artikel info
Abstract. This study aimed to develop an audio-visual learning
Article history: media for Civics with the content of Unity in Diversity in grade 2
Received: 11-06-2021 of elementary school. This research was a type of development
Revised: 28-07-2021 research using the ADDIE (Analysis-Design-Development-
Accepted: 16-08-2021 Implementation-Evaluation) model. The research instrument
Publish: 22-09-2021
consisted of a material expert validator questionnaire, learning
media expert, and small group limited test. The test subjects used
in this study were expert validation (material experts, learning
media experts) and ten 2nd graders of Cipta Dharma Denpasar
DOI: Elementary School. The data analysis technique used was
doi.org/10.31960/ijolec. quantitative and qualitative five-scale descriptive statistics. The
V4i1.1023 study result indicated that: 1) the results of the material expertise
got the media suitability with the Standard Competency/Basic
Competency of 94.29% in the very appropriate, very feasible, very
valid category. In terms of content indicators and material clarity,
it was 85.71% with appropriate, feasible, and valid categories.
Meanwhile, based on the indicators of conformity with the level of
cognitive and moral development, it was 88.57% in the
appropriate, feasible, and valid category. 2) Validation test by
learning media experts on layout indicators, cover attractiveness,
background selection was 91.43% in the very appropriate, very
feasible, and very valid categories. While the ease of use indicator
was 88, 57% appropriate, feasible, and valid category. 3) The small
group trial obtained an average percentage of 92% with very
appropriate and very appropriate categories. It could be concluded
that the development of learning media for unity in diversity was
feasible and valid used as teaching material for Civics in
elementary schools.

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media


pembelajaran audio visual PPKn muatan persatuan dalam
keberagaman Kelas 2 Sekolah Dasar. Penelitian ini merupakan
jenis penelitian pengembangan dengan model ADDIE (Analysis-
Design-Develop-Implement-Evaluate). Instrumen penelitian ini
terdiri dari angket validator ahli materi, ahli media pembelajaran,
dan uji terbatas kelompok kecil. Subjek uji coba yang digunakan
dalam penelitian ini adalah validasi ahli (ahli materi, ahli media
pembelajaran) dan sepuluh orang anak kelas 2 di SD Cipta
34
35 | Indonesia Journal of Learning Education and Counseling

Dharma Denpasar. Teknik analisis data yang digunakan yaitu


statistik deskriptif skala lima kuantitatif dan kualitatif. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Hasil ahi materi
mendapatkan adanya kesesuaian media dengan SK/KD sebesar
94,29% pada kategori sangat sesuai, sangat layak, sangat valid.
Ditinjau dari indikator isi dan kejelasan materi sebesar 85,71%
dengan katergori sesuai, layak, dan valid. Sedangkan jika ditinjau
dari indikator kesesuaian dengan tingkat perkembangan kognitif
dan moral sebesar 88,57% pada kategori sesuai, layak dan valid. 2)
Uji validasi oleh ahli media pembelajaran pada indikator layout,
kemenarikan cover, pemilihan background sebesar 91,43% pada
kategori sangat sesuai, sangat layak, dan sangat valid. Sedangkan
indikator kemudahan dalam penggunaan sebesar 88, 57%
mendapat kategori sesuai, layak, dan valid. 3) Uji coba kelompok
kecil memperoleh rata-rata persentase sebesar 92% dengan
kategori sangat sesuai dan sangat layak. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pengembangan media pembelajaran muatan
persatuan dalam keberagaman telah layak dan valid untuk
digunakan sebagai bahan ajar mata pelajaran PPKn di sekolah
dasar.

Keywords: Coresponden author:


pengembangan; Putu Indah Lestari
media Jalan: Padangluwih, Tegaljaya, Dalung, Kuta Utara, Badung Bali
pembelajaran; Email: indahlestari@undhirabali.ac.id
ppkn;
sekolah dasar. artikel dengan akses terbuka dibawah licenci CC BY-NC-4.0

PENDAHULUAN kurangnya harus dapat menggunakan alat


murah dan efisien meskipun sederhana tetapi
Pendidikan merupakan daya upaya merupakan keharusan dalam upaya mencapai
menyiapkan individu mencapai tahap tujuan daripada pembelajaran (Fadillah,
pertumbuhan dan perkembangan maju. 2016). Untuk terwujudnya proses belajar
Pendidikan menjadikan manusia Indonesia mengajar tersebut di atas, menuntut usaha
memiliki jati diri bangsa, mengembangkan guru untuk berinovasi dan
nilai-nilai budaya, dan berkepribadian mengaktualisasikan kompetensinya secara
Indonesia (Munandir, 2009). Tujuan professional khususnya aspek metodologis
pendidikan adalah memotivasi guru dan (Ferdiansyah et al., 2021)..
peserta didik untuk melakukan kegiatan Sebagai salah satu bidang studi, PPKn
pembelajaran agar berhasil. Belajar bertujuan membekali siswa untuk
merupakan proses perubahan tingkah laku mengembangkan penalarannya disamping
individu melalui interaksi dengan aspek nilai dan moral, banyak memuat materi
lingkungannya (Hamalik, 2009). sosial bersifat hapalan sehingga pengetahuan
Perkembangan teknologi informasi dan dan informasi yang diterima peserta didik
komunikasi yang semakin maju akan sebatas produk hapalan. Sifat pelajaran PPKn
memberikan dampak globalisasi yang positif antara lain membawa konsekuensi terhadap
maupun negatif bagi kehidupan manusia proses belajar mengajar yang didominasi oleh
(Mahendra & Kartika, 2020). Para guru pendekatan ekspositoris, terutama guru
dituntut untuk mempu mengembangkan menggunakan metode ceramah sedangkan
keterampilan membuat media pembelajaran. peserta didik kurang terlibat atau cenderung
Dalam proses pembelajaran guru sekurang- pasif. Dalam metode ceramah terjadi dialog
Pengembangan Media Pembelajaran… (Lestari, Suastika) | 36

imperaktif. Padahal, dalam proses belajar teknologi yang dirancang agar lebih menarik
mengajar keterlibatan peserta didik harus dan memungkinkan siswa merespons secara
secara totalitas, artinya melibatkan pikiran, efisien (Syauqi et al., 2020). Pemanfaatan
penglihatan, pendengaran, dan psikomotorik multimedia dalam pendidikan bermanfaat
(ketrampilan, salah satunya sambil menulis) bagi siswa dan guru, terutama dalam proses
(Sumiyati, 2017). Pembelajaran Pendidikan pembelajaran atau saat menyampaikan materi
Kewarganegaraan di Provinsi Bali masih (Stevi & Haryanto, 2020).
rendah dalam mengembangkan keterampilan Kurangnya sumber belajar berbasis
multikultural, menggunakan media sebagai digital membuat peserta didik mengalami
sumber belajar, menggunakan inovasi model kendala dalam pembelajaran (Lieung et al.,
pembelajaran dan menggunakan media 2021). Permasalah yang muncul di sekolah
pembelajaran multi media (Suastika, 2020b). saat melaksanakan pembelajaran dalam
Oleh sebab itu, media sangat diperlukan bidang PPKn adalah kurangnya motivasi dari
dalam proses pembelajaran karena media diri peserta didik dalam mengikuti proses
memberikan kesempatan kepada peserta didik pembelajaran dimana peserta didik kurang
untuk mengulang pelajaran secara mandiri, serius dalam memfokuskan diri dalam
memudahkan pelaksanaan kegiatan mengikuti materi pembelajaran. Hal ini
pembelajaran, dan memudahkan pekerjaan karena dalam pelaksanaan belajar mengajar
guru (Izzah et al., 2020). Menurut Gagne guru lebih sering menggunakan buku sebagai
dalam (Sadiman et al., 2014) media berbagai sumber belajar, dimana guru hanya
komponen dalam lingkungan peserta didik menggunakan metode ceramah saja dalam
yang dapat memotivasi peserta didik untuk menyampaikan dan menjelaskan materi
belajar. Media adalah segala sesuatu yang pembelajaran PPKn. Terlebih di masa
menyalurkan pesan dari pengirim (guru) ke pembelajaran daring, peserta didik belajar
penerima (peserta didik) sehingga dapat mandiri di rumah dengan mengerjakan tugas
merangsang pikiran, perasaan, minat serta yang diberikan guru. Selain itu media yang
perhatian peserta didik sehingga proses disediakan sekolah terbatas dan guru
belajar terjadi (Sadiman et al., 2014). Media kesulitan dalam melakukan pembelajaran
pembelajaran membantu guru untuk (Tiyas et al., 2020). Guru kreatif akan terus
meningkatkan motivasi serta pemahaman berinovasi pengetahuan dengan
peserta didik dalam menerima, mnyerap mengembangkan dan bereksperimen dengan
informasi dan materi pelajaran (Sumiyati, belajar. Kemampuan dan kreativitas guru
2017). dalam menggunakan alat-alat modern
Media dapat dibagi menjadi tiga jika termasuk menggunakan media dalam
dilihat dari cara penyampaian dan pembelajaran (Iskandar & MS, 2021).
penerimaannya, yaitu media visul, media Menurut hasil wawancara dengan guru
audio, dan media audio visual (Izzah et al., kelas 2 SD Cipta Dharma Denpasar, Ibu
2020). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Agung Dyah, beliau mengatakan bahwa
British Audio-Visual Association menghasilkan selama pembelajaran daring pihaknya
temuan rata-rata pengetahuan yang diingat mengajar menggunakan metode ceramah,
dengan penyampaian secara audio visual penugasan peserta didik berupa mengerjakan
masih diingat sebesar 65% dalam waktu tiga LKS, dan membuat video rekaman materi
hari, sementara penyampaian secara visual yang disebarkan di whatsapp grup kelas.
sebesar 20% dan penyampaian secara Menurutnya penggunaan video pembelajaran
audiotori sebesar 10%. Audio visual menggunakan media audio visual belum
pembelajaran berbasis teknologi dapat maksimal. Guru belum mampu
digunakan sebagai sarana alternatif dalam mengembangkan media pembelajaran yang
mengoptimalkan proses pembelajaran, bisa digunakan peserta didik untuk belajar
dikarenakan beberapa aspek antara lain : a) dari rumah. Perlunya teknologi informasi
mudah dikemas dalam proses pembelajaran, membantu proses interaksi dan komunikasi
b) lebih menarik untuk pemebalajaran, dan c) antara guru dan peserta didik diperlukan pada
dapat diedit (diperbaiki) setiap saat (Haryoko, saat ini, karena sebagian besar perilaku
2009). Siswa tertarik dengan pembelajaran peserta didik lebih cenderung mengikuti
yang menyediakan berbagai format seperti lingkungan sekitarnya (Divayana et al., 2017).
penggunaan video, audio, atau lainnya Berdasarkan hasil wawancara tersebut
37 | Indonesia Journal of Learning Education and Counseling

dapat disimpulkan bahwa anak kurang Model pengembangan ADDIE bisa menjadi
memahami materi khususnya panduan untuk mengembangkan sebuah
keanekaragaman budaya dan suku yang ada instrumen dan fasilitas strategi pembelajaran
di Indonesia. Melihat kondisi tersebut maka yang efisien, dinamis dan efektif untuk
pembelajaran mengenai keragaman budaya membantu performa pembelajaran
Indonesia perlu dimaksimalkan menggunakan Subjek uji coba yang digunakan dalam
media pembelajaran yang ada sesuai dengan
penelitian ini adalah validasi ahli (ahli materi,
karakteristik anak yaitu dengan menggunakan ahli media pembelajaran) dan sepuluh orang
media pembelajaran audio visual.
anak kelas 2 di SD Cipta Dharma Denpasar.
Pemilihan validasi ahli sesuai dengan bidang
METODE yang terkait dengan penelitian. Penelitian ini
menggunakan jenis data kuantitatif dan
Pengembangan media audio visual kualitatif. Hal ini digunakan untuk
merupakan penelitian pengembangan atau mendapatkan penilaian dari hasil angket dan
Research and Development (R&D) dalam saran perbaikan yang diberikan oleh subjek uji
bidang pendidikan. Penelitian pengembangan coba. Instrumen pengumpulan data dalam
atau Research and Development (R&D) penelitian ini yaitu angket dan dokumentasi.
diartikan sebagai metode penelitian yang Angket berfungsi untuk pengambilan
menghasilkan produk tertentu bersifat analisis penilaian dari validasi ahli dan respon anak
kebutuhan dan menguji keefektifan produk terhadap media yang sudah dikembangkan,
tersebut (Sugiyono, 2019). Pengembangan ini sedangkan dokumentasi digunakan untuk
difokuskan untuk mengembangkan media pengambilan bukti foto dalam pengambilan
pembelajaran berupa media audio visual. data.
Produk akhir dari penelitian ini diharapkan Teknik analisis data yang digunakan
dapat membantu guru dalam proses adalah analisis kuantitatif dan deskripsi
pembelajaran menjadi lebih aktif, efektif dan kualitatif. Data penelitian pengembangan
menarik, khususnya di SD Cipta Dharma yang dianalisis menggunakan analisis
Denpasar. Media pembelajaran audio visual kuantitatif adalah analisis kelayakan yang
yang dikembangkan adalah untuk mana validasi yang dilakukan untuk
mengenalkan persatuan dalam keberagaman mengetahui kelayakan media yaitu dengan
muatan mata pelajaran PPKn kelas 2 sekolah cara melakukan analisis dari validasi ahli
dasar. materi dan ahli media atau angket yang
Metode penelitian dan pengembangan terkumpul. Data diperoleh merupakan data
ini menggunakan model pengembangan kuantitatif, dari hasil yang diperoleh dapat
ADDIE (Analysis, Design, Development, dihitung presentasenya. (Akbar, 2017)
Implementation, dan Evaluation). (Brand, 2009)

Tabel 1 Kriteria Skala Likert Pengembangan Media

No Kriteria Tingkat validitas


1 Skor 5 (90%-100%) Sangat sesuai, sangat layak, sangat valid
2 Skor 4 (75%-89%) Sesuai, layak, valid
3 Skor 3 (65%-74%) Cukup sesuai, cukup layak, cukup valid
4 Skor 2 (55%-64%) Tidak sesuai, tidak layak, tidak valid
5 Skor 1 (0%-54%) Sangat tidak sesuai, sangat tidak layak, sangat tidak valid

Pengambilan keputusan tentang dilakukan dengan mengklasifikasikan


kualitas produk media pembelajaran pada informasi berupa tanggapan, kritik dan saran
angket uji coba pengembang menggunakan perbaikan yang terdapat pada angket yang
skala likert (Sugiyono, 2019). Analisis sudah terisi angka penilaian. Informasi
kualitatif digunakan untuk mengolah data tersebut digunakan untuk perbaikan produk
dari hasil data para ahli dan data uji coba pengembangan media. Hasil analisis kualitatif
pada peserta didik. Teknik analisis kualitatif ini untuk mengumpulkan informasi saran
Pengembangan Media Pembelajaran… (Lestari, Suastika) | 38

perbaikan dari subjek uji coba. mudah dimengerti (Syauqi et al., 2020).
Media audio visual merupakan
HASIL DAN PEMBAHASAN penggabungan anatra media visual dengan
suara (Arsyad, 2013). Penggunaan media
Pengembangan media audiovisual audio visual diharapkan dapat membantu
muatan Persatuan dalam Keberagaman mata peserta didik dan guru dalam proses
pelajaran PPKn untuk peserta didik kelas 2 pembelajaran karena dikemas menarik,
sekolah dasar merupakan jenis penelitian dan melibatkan semua indra peserta didik
pengembangan dengan menggunakan model (Ferdiansyah et al., 2021). Penggunaan media
ADDIE yang bertujuan untuk strategi dalam proses pembelajaran dapat
pembelajaran yang efisien, dinamis, efektif, membangkitkan minat dan motivasi belajar
dan untuk membantu performa pembelajaran. peserta didik, mengurangi atau menghindari
Analisis tingkat kebutuhan terjadinya verbalisme, membangkitkan nalar
Analisis kebutuhan dilakukan saat yang teratur, sistematis, dan untuk
melakukan observasi di sekolah dengan menumbuhkan pengertian dan
melakukan identifikasi terhadap media yang mengembangkan nilai-nilai pada diri peserta
digunakan guru dalam proses pembelajaran. didik (Suda, 2011).
Dari hasil observasi ditemukan pembelajaran Tahap desain
masih menggunakan metode pembelajaran Merancang kegiatan belajar mengajar
konvensional. Permasalah yang muncul di yang terfokus pada pemilihan materi,
sekolah saat melaksanakan pembelajaran kompetensi serta strategi yang sesuai dengan
khususnya dalam bidang PPKn adalah karakteristik peserta didik. Adapun pemilihan
kurangnya motivasi dari diri peserta didik materi menyesuaikan dengan kompetensi
dalam mengikuti proses pembelajaran dimana dasar mata pelajaran PPKn pada Tema 8
peserta didik kurang serius dalam yakni memahami makna bersatu dalam
memfokuskan diri dalam mengikuti materi keberagaman di sekolah. Penulisan naskah
pembelajaran. Hal ini karena dalam dan storyboard memerlukan rancangan lebih
pelaksanaan belajar mengajar guru lebih dalam hal ini disebabkan naskah yang
sering menggunakan buku sebagai sumber menjadi bahan narasi disaring dari isi
belajar, dimana guru hanya menggunakan pelajaran kemudian disintesis ke dalam
metode ceramah saja dalam menyampaikan bentuk gambar yang ingin ditunjukkan dan
dan menjelaskan materi pembelajaran PPKn. dikatakan.
Terlebih di masa pembelajaran daring, peserta
didik belajar mandiri di rumah dengan Uji validitas produk diperoleh dari angket
mengerjakan tugas yang diberikan guru. validasi ahli (ahli materi, ahli media
Menurut hasil wawancara dengan guru pembelajaran) terhadap produk. Hasil validasi
kelas 2 SD Cipta Dharma Denpasar, Ibu ahi materi mendapatkan adanya kesesuaian
Agung Dyah, beliau mengatakan bahwa media dengan SK/KD (Tema 8 Keselamatan
selama pembelajaran daring pihaknya di Rumah dan Perjalanan. Subtema 1 Aturan
mengajar menggunakan metode ceramah, Keselamatan di Rumah. KD 3.4 memahami
penugasan peserta didik berupa mengerjakan makna bersatu memperoleh skor 4,71 atau
LKS, dan membuat video rekaman materi 94,29%. Dilihat dari Tabel 1.1 dapat
yang disebarkan di whatsapp grup kelas. dikatakan media audio visual ini sangat
Menurutnya penggunaan video pembelajaran sesuai, sangat layak, sangat valid. Ditinjau
menggunakan media audio visual belum dari indikator isi dan kejelasan materi
maksimal. Guru belum mampu mendapat skor 4,29 atau 85,71% sehingga
mengembangkan media pembelajaran yang media audio visual sesuai, layak dan valid.
bisa digunakan peserta didik untuk belajar Sedangkan jika ditinjau dari indikator
dari rumah. Bahan ajar meliputi aspek mudah kesesuaian dengan tingkat perkembangan
dipahami dan dipelajari, isinya tidak terlalu kognitif dan moral mendapatkan skor sebesar
sulit atau tidak terlalu mudah, merasa 4,43 atau 88,57% sehingga media audio visual
termotivasi untuk melakukan tugas dan sesuai, layak dan valid digunakan dengan
materi pelajaran, waktu yang cukup untuk revisi dari validator.
mempelajari isi, sesuai dengan harapan, Hasil validasi dari ahli materi kemudian
danmateri disajikan dalam bahasa yang dilakukan revisi terhadap media yang
39 | Indonesia Journal of Learning Education and Counseling

dikembangkan. Dalam keragaman kehidupan memperhatikan keseuaian materi yang


bermasyarakat, nilai-nilai fundamental yang disampaikan dengan indikator pencapaian
diyakini dan dimiliki bersama menjadi kompetensinya dengan durasinya bisa
pengikat mereka hidup harmonis (Suastika et menambahkan konten terkait indikator.
al., 2020). Sehubungan demikian, maka

Sebelum revisi dari pakar Sesudah revisi dari pakar

Gambar 1 Menunjukkan Hasil Sebelum dan Sesudah Direvisi

Uji validasi oleh ahli media mengikuti proses pembelajaran yang


pembelajaran pada indikator layout, berlangsung. (Suastika et al., 2019)
kemenarikan cover, pemilihan background
memperoleh skor 4,57 atau sebesar 91,43% Hasil penelitian ini sejalan dengan
berarti media audio visual ini sangat sesuai, penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
sangat layak, dan sangat valid. Sedangkan (Husni & Hadi, 2018) yang menggunakan
indikator kemudahan dalam penggunaan media audio visual sangat bermanfaat bagi
memperoleh skor sebesar 4,43 atau 88, 57% peserta didik karena pengembangan media
berarti media audio visual sesuai, layak, dan pembelajaran audio visual PKn berbasis
valid. Dari penialian tersebut, persentase teknik klarifikasi nilai telah layak dan efektif
tingkat pencapain berada pada kualifikasi terhadap pembentukan nilai-nilai karakter
sangat layak sehingga tidak perku direvisi dari peserta didik. Kriteria pemilihan media yang
segi visualisasi media. Uji coba kelompok paling utama adalah sesuai dengan tujuan
kecil melibatkan 10 orang peserta didik kelas pembelajaran, sesuai dengan isi pelajaran dan
2 sekolah dasar. Untuk uji kelompok kecil disesuaikan dengan karakteristik siswa (Sari,
memperoleh rata-rata persentase sebesar 92% 2016). Hal ini sesuai dengan perkembangan
dengan kategori sangat sesuai dan sangat kognitif anak usia 6-12 tahun berada pada
layak. Berdasarkan hasil analisis data tersebut tahap operasional konkrit Pada tahap ini,
media audio visual muatan Persatuan dalam anak sudah cukup matang untuk
Keberagaman memiliki kualifikasi layak menggunakan pemikiran logika tetapi hanya
untuk digunakan dalam pembelajaran untuk objek fisik yang ada saat ini (Ibda,
khususnya mata pelajaran PPKn. Sejalan 2015). Sehingga guru perlu menciptakan
dengan (Ferdiansyah et al., 2021), hasil uji suasana belajar yang menyenangkan.
kepraktisan produk pada uji coba kelompok Menurut (Suastika, 2020a), menciptakan
kecil mendapatkan hasil sebesar 92% dengan suasana belajar yang menyenangkan dengan
kategori sangat praktis. Kualitas media menentukan situasi dan kondisi serta sesuatu
pembelajaran yang meliputi valid, praktis, pembelajaran yang bermanfaat, untuk
dan efektif layak untuk dikembangkan dalam menciptakan suasana belajar yang bermakna
proses pembelajaran. Kegiatan belajar yang dan menyenangkan di masa depan. Guru
menyenangkan bagi siswa mampu profesional akan mengintegrasikan teknologi
membangun pembelajaran yang menantang dalam proses pembelajaran, mengembangkan
dan menyenangkan bagi siswa untuk keterampilan berpikir dan mengembangkan
Pengembangan Media Pembelajaran… (Lestari, Suastika) | 40

keterampilan agar lebih kreatif dan UCAPAN TERIMAKASIH


profesional dalam melaksanakan tugasnya
(Iskandar & MS, 2021). Ucapan terima kasih disampaikan
kepada SD Cipta Dharma, Universitas
SIMPULAN DAN SARAN Dhyana Pura, Univeristas Pendidikan
Ganesha atas dukungan serta seluruh
Pengembangan produk yaitu video responden dalam penelitian ini atas kerjasama
pembelajaran audio visual. Pelaksanaan yang baik.
penelitian ini meliputi tahapan analisis,
tahapan desain/perancangan, dan tahapan DAFTAR RUJUKAN
pengembangan/produksi. Hasil analisis data
penelitian ini, menunjukkan bahwa 1) Hasil Akbar, S. (2017). Instrumen Perangkat
ahi materi mendapatkan adanya kesesuaian Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya.
media dengan SK/KD (Tema 8 Keselamatan
di Rumah dan Perjalanan. Subtema 1 Aturan Arsyad, A. (2013). Media Pembelajaran. PT
Keselamatan di Rumah. KD 3.4 memahami Rajawali Pers.
makna bersatu memperoleh skor 4,71 atau
94,29% pada kategori sangat sesuai, sangat Brand, R. M. (2009). Instructional Design: The
layak, sangat valid. Ditinjau dari indikator isi ADDIE Approach. Springer.
dan kejelasan materi mendapat skor 4,29 atau
Divayana, D. G. H., Sanjaya, D. B.,
85,71% sehingga media audio visual sesuai,
Marhaeni, A. A. I. N., & Sudirtha, I. G.
layak dan valid. Sedangkan jika ditinjau dari
(2017). CIPP Evaluation Model Based
indikator kesesuaian dengan tingkat
on Mobile Phone in Evaluating The Use
perkembangan kognitif dan moral
of Blended Learning Platforms at
mendapatkan skor sebesar 4,43 atau 88,57%
Vocational Schools in Bali. Journal of
sehingga media audio visual sesuai, layak dan
Theoretical and Applied Information
valid digunakan dengan revisi dari validator.
Technology, 95(9), 1983–1995.
2) Uji validasi oleh ahli media pembelajaran
pada indikator layout, kemenarikan cover, Fadillah, H. R. D. (2016). Pengembangan
pemilihan background memperoleh skor 4,57 Media Pembelajaran PKn Berbasis Lectora
atau sebesar 91,43% berarti media audio Inspire Pada Siswa Kelas IV SD Negeri
visual ini sangat sesuai, sangat layak, dan Pendulan Sumbersari Moyudan Sleman
sangat valid. Sedangkan indikator kemudahan Tahun Ajaran 2015/2016.
dalam penggunaan memperoleh skor sebesar
4,43 atau 88, 57% berarti media audio visual Ferdiansyah, H., Haling, A., & Nurhikmah
sesuai, layak, dan valid. 3) Uji coba kelompok H. (2021). Pengembangan Multimedia
kecil memperoleh rata-rata persentase sebesar Interaktif dalam Pembelajaran Simulasi
92% dengan kategori sangat sesuai dan sangat dan Komunikasi Digital. Indonesian
layak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Journal of Learning Education and
pengembangan media pembelajaran muatan Counseling, 3(2), 148–155.
persatuan dalam keberagaman telah layak https://doi.org/10.31960/ijolec.v3i2.87
dan valid untuk digunakan sebagai bahan ajar 9
mata pelajaran PPKn di sekolah dasar.
Dari hasil penelitian ini disarankan: 1) Hamalik, O. (2009). Proses Belajar Mengajar.
pengembangan media pembelajaran muatan PT Bumi Aksara.
persatuan dalam keberagaman dapat
digunakan di sekolah dasar lainnya karena Haryoko, S. (2009). Efektivitas Pemanfaatan
dapat membantu guru dan peserta didik Media Audio-Visual sebagai Alternatif
dalam proses pembelajaran. 2) objek Optimalisasi Model Pembelajaran.
penelitian ini terbatas pada satu mata Jurnal Edukasi@Elekstro, 5(1).
pelajaran sehingga dapat dikembangkan pada
Husni, M., & Hadi, Y. A. (2018).
mata pelajaran lain dan tema yang berbeda. 3)
Pengembangan Media Pembelajaran
perlu pemberdayaan penggunaan teknologi
Audio Visual PKn Berbasis Teknik
dalam proses pembelajaran.
Klarifikasi Nilai Pada Siswa Sekolah
41 | Indonesia Journal of Learning Education and Counseling

Dasar di Daerah Wisata Kabupaten Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan


Lombok Timur. Jurnal DIDIKA: Wahana Undiksha, 8(3), 22–28.
Ilmiah Pendidikan Dasar, 4(2), 17.
https://doi.org/10.29408/didika.v4i2.12 Suastika, I. N. (2020b). Application of
01 Multicultural Based Learning Model
with Lesson Study Pattern in Citizenship
Ibda, F. (2015). Perkembangan Kognitif: Education Learning. International
Teori Jean Piaget. Intelektualita, 3(1). Conference on Law, Social Sciences and
Education, 1–8.
Iskandar, R., & MS, Z. (2021). Professionality https://doi.org/10.4108/eai.10-11-
Analysis of Basic Education Teachers As 2020.2303363
Agents To Improve Creativity in Digital
Era. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 5(1). Suastika, I. N., Arta, K. S., & Widiastini, N.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.23 M. A. (2019). Folklore and Social
887/jisd.v5i1.29580 Science Learning Model in Elementary
School in Bali. Jurnal Kawistara, 9(2),
Izzah, L., Adhani, D. N., & Fitroh, S. F. 150.
(2020). Pengembangan Media Buku https://doi.org/10.22146/kawistara.397
Dongeng Fabel Untuk Mengenalkan 97
Keaksaraan Anak Usia 5-6 Tahun di
Wonorejo Glagah. Jurnal PG-PAUD Suastika, I. N., Mangku, D. G. S., Yuliartini,
Trunojoyo : Jurnal Pendidikan Dan N. P. R., & Wayan Lasmawan, I.
Pembelajaran Anak Usia Dini, 7(2). (2020). The Multi-etnik Community
Integration Model in Bali: Pholosphical
Lieung, K. W., Rahayu, D. P., & Yampap, Base and Proto Multiculturalism in
U. (2021). Development of an Interactive E- Balinese Society. International Journal of
book to Improve Student ’ s Problem Solving. Criminology and Sociology, 9, 1226–1236.
5(1), 8–15. https://doi.org/10.6000/1929-
4409.2020.09.142
Mahendra, P. R. A., & Kartika, I. M. (2020).
Memperkuat Kesadaran Bela Negara Suda, I. K. (2011). Pentingnya Media Dalam
Dengan Nilai-nilai Pancasila Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Siswa
Perspektif Kekinian. Jurnal Pendidikan di Sekolah Dasar.
Kewarganegaraan Undiksha, 8(3), 22–28. https://ruangguruku.com/pentingnya-
media-dalam-pembelajaran/
Munandir. (2009). Kapita Selekta Pendidikan.
AV Pustaka Publisher. Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif R&D. Alfabeta.
Sadiman, A. S., Rahardjo, R., Haryono, A.,
& Harjito. (2014). Media Pendidikan. PT Sumiyati, E. (2017). Penggunaan Model
Rajawali Pers. Pembelajaran Interaktif Berbasis
Aktivitas Untuk Meningkatkan Prestasi
Sari, I. P. (2016). Pengembangan Media Belajar Siswa Kelas VI Pada Pelajaran
Diorama Berbasis Audiovisual Pada Pkn SD Negeri 09 Kabawetan. Jurnal
Pembelajaran PKn Kelas V SDN Tambakaji PGSD, 10(2), 66–72.
04. Skripsi Semarang. https://doi.org/10.33369/pgsd.10.2.66-
72
Stevi, & Haryanto. (2020). Need Analysis of
Audio-Visual Media Development to Syauqi, K., Munadi, S., & Triyono, M. B.
Teach Digestive System for Elementary (2020). Students’ perceptions toward
School. International Technology and vocational education on online learning
Education Journal, 4(1). during the COVID-19 pandemic.
International Journal of Evaluation and
Suastika, I. N. (2020a). Jitu Tricks Fast
Research in Education, 9(4), 881–886.
Graduation (Concept-Empirical
https://doi.org/10.11591/ijere.v9i4.207
Analysis of Student Study Problems).
66
Pengembangan Media Pembelajaran… (Lestari, Suastika) | 42

Tiyas, N. S., Nulhakim, L., & Syachruroji, A.


(2020). Development Of Learning Media For
Animal Life Cycle Puzzles In Science Subjects
At Fourth Grade Elementary. 4(4), 667–
677.

You might also like