Professional Documents
Culture Documents
Website: https://journal.ilininstitute.com/index.php/IJoLEC
Vol 4, No 1, 2021, pp 34-42
p-ISSN:2622-8068 dan e-ISSN: 2622-8076
Artikel info
Abstract. This study aimed to develop an audio-visual learning
Article history: media for Civics with the content of Unity in Diversity in grade 2
Received: 11-06-2021 of elementary school. This research was a type of development
Revised: 28-07-2021 research using the ADDIE (Analysis-Design-Development-
Accepted: 16-08-2021 Implementation-Evaluation) model. The research instrument
Publish: 22-09-2021
consisted of a material expert validator questionnaire, learning
media expert, and small group limited test. The test subjects used
in this study were expert validation (material experts, learning
media experts) and ten 2nd graders of Cipta Dharma Denpasar
DOI: Elementary School. The data analysis technique used was
doi.org/10.31960/ijolec. quantitative and qualitative five-scale descriptive statistics. The
V4i1.1023 study result indicated that: 1) the results of the material expertise
got the media suitability with the Standard Competency/Basic
Competency of 94.29% in the very appropriate, very feasible, very
valid category. In terms of content indicators and material clarity,
it was 85.71% with appropriate, feasible, and valid categories.
Meanwhile, based on the indicators of conformity with the level of
cognitive and moral development, it was 88.57% in the
appropriate, feasible, and valid category. 2) Validation test by
learning media experts on layout indicators, cover attractiveness,
background selection was 91.43% in the very appropriate, very
feasible, and very valid categories. While the ease of use indicator
was 88, 57% appropriate, feasible, and valid category. 3) The small
group trial obtained an average percentage of 92% with very
appropriate and very appropriate categories. It could be concluded
that the development of learning media for unity in diversity was
feasible and valid used as teaching material for Civics in
elementary schools.
imperaktif. Padahal, dalam proses belajar teknologi yang dirancang agar lebih menarik
mengajar keterlibatan peserta didik harus dan memungkinkan siswa merespons secara
secara totalitas, artinya melibatkan pikiran, efisien (Syauqi et al., 2020). Pemanfaatan
penglihatan, pendengaran, dan psikomotorik multimedia dalam pendidikan bermanfaat
(ketrampilan, salah satunya sambil menulis) bagi siswa dan guru, terutama dalam proses
(Sumiyati, 2017). Pembelajaran Pendidikan pembelajaran atau saat menyampaikan materi
Kewarganegaraan di Provinsi Bali masih (Stevi & Haryanto, 2020).
rendah dalam mengembangkan keterampilan Kurangnya sumber belajar berbasis
multikultural, menggunakan media sebagai digital membuat peserta didik mengalami
sumber belajar, menggunakan inovasi model kendala dalam pembelajaran (Lieung et al.,
pembelajaran dan menggunakan media 2021). Permasalah yang muncul di sekolah
pembelajaran multi media (Suastika, 2020b). saat melaksanakan pembelajaran dalam
Oleh sebab itu, media sangat diperlukan bidang PPKn adalah kurangnya motivasi dari
dalam proses pembelajaran karena media diri peserta didik dalam mengikuti proses
memberikan kesempatan kepada peserta didik pembelajaran dimana peserta didik kurang
untuk mengulang pelajaran secara mandiri, serius dalam memfokuskan diri dalam
memudahkan pelaksanaan kegiatan mengikuti materi pembelajaran. Hal ini
pembelajaran, dan memudahkan pekerjaan karena dalam pelaksanaan belajar mengajar
guru (Izzah et al., 2020). Menurut Gagne guru lebih sering menggunakan buku sebagai
dalam (Sadiman et al., 2014) media berbagai sumber belajar, dimana guru hanya
komponen dalam lingkungan peserta didik menggunakan metode ceramah saja dalam
yang dapat memotivasi peserta didik untuk menyampaikan dan menjelaskan materi
belajar. Media adalah segala sesuatu yang pembelajaran PPKn. Terlebih di masa
menyalurkan pesan dari pengirim (guru) ke pembelajaran daring, peserta didik belajar
penerima (peserta didik) sehingga dapat mandiri di rumah dengan mengerjakan tugas
merangsang pikiran, perasaan, minat serta yang diberikan guru. Selain itu media yang
perhatian peserta didik sehingga proses disediakan sekolah terbatas dan guru
belajar terjadi (Sadiman et al., 2014). Media kesulitan dalam melakukan pembelajaran
pembelajaran membantu guru untuk (Tiyas et al., 2020). Guru kreatif akan terus
meningkatkan motivasi serta pemahaman berinovasi pengetahuan dengan
peserta didik dalam menerima, mnyerap mengembangkan dan bereksperimen dengan
informasi dan materi pelajaran (Sumiyati, belajar. Kemampuan dan kreativitas guru
2017). dalam menggunakan alat-alat modern
Media dapat dibagi menjadi tiga jika termasuk menggunakan media dalam
dilihat dari cara penyampaian dan pembelajaran (Iskandar & MS, 2021).
penerimaannya, yaitu media visul, media Menurut hasil wawancara dengan guru
audio, dan media audio visual (Izzah et al., kelas 2 SD Cipta Dharma Denpasar, Ibu
2020). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Agung Dyah, beliau mengatakan bahwa
British Audio-Visual Association menghasilkan selama pembelajaran daring pihaknya
temuan rata-rata pengetahuan yang diingat mengajar menggunakan metode ceramah,
dengan penyampaian secara audio visual penugasan peserta didik berupa mengerjakan
masih diingat sebesar 65% dalam waktu tiga LKS, dan membuat video rekaman materi
hari, sementara penyampaian secara visual yang disebarkan di whatsapp grup kelas.
sebesar 20% dan penyampaian secara Menurutnya penggunaan video pembelajaran
audiotori sebesar 10%. Audio visual menggunakan media audio visual belum
pembelajaran berbasis teknologi dapat maksimal. Guru belum mampu
digunakan sebagai sarana alternatif dalam mengembangkan media pembelajaran yang
mengoptimalkan proses pembelajaran, bisa digunakan peserta didik untuk belajar
dikarenakan beberapa aspek antara lain : a) dari rumah. Perlunya teknologi informasi
mudah dikemas dalam proses pembelajaran, membantu proses interaksi dan komunikasi
b) lebih menarik untuk pemebalajaran, dan c) antara guru dan peserta didik diperlukan pada
dapat diedit (diperbaiki) setiap saat (Haryoko, saat ini, karena sebagian besar perilaku
2009). Siswa tertarik dengan pembelajaran peserta didik lebih cenderung mengikuti
yang menyediakan berbagai format seperti lingkungan sekitarnya (Divayana et al., 2017).
penggunaan video, audio, atau lainnya Berdasarkan hasil wawancara tersebut
37 | Indonesia Journal of Learning Education and Counseling
dapat disimpulkan bahwa anak kurang Model pengembangan ADDIE bisa menjadi
memahami materi khususnya panduan untuk mengembangkan sebuah
keanekaragaman budaya dan suku yang ada instrumen dan fasilitas strategi pembelajaran
di Indonesia. Melihat kondisi tersebut maka yang efisien, dinamis dan efektif untuk
pembelajaran mengenai keragaman budaya membantu performa pembelajaran
Indonesia perlu dimaksimalkan menggunakan Subjek uji coba yang digunakan dalam
media pembelajaran yang ada sesuai dengan
penelitian ini adalah validasi ahli (ahli materi,
karakteristik anak yaitu dengan menggunakan ahli media pembelajaran) dan sepuluh orang
media pembelajaran audio visual.
anak kelas 2 di SD Cipta Dharma Denpasar.
Pemilihan validasi ahli sesuai dengan bidang
METODE yang terkait dengan penelitian. Penelitian ini
menggunakan jenis data kuantitatif dan
Pengembangan media audio visual kualitatif. Hal ini digunakan untuk
merupakan penelitian pengembangan atau mendapatkan penilaian dari hasil angket dan
Research and Development (R&D) dalam saran perbaikan yang diberikan oleh subjek uji
bidang pendidikan. Penelitian pengembangan coba. Instrumen pengumpulan data dalam
atau Research and Development (R&D) penelitian ini yaitu angket dan dokumentasi.
diartikan sebagai metode penelitian yang Angket berfungsi untuk pengambilan
menghasilkan produk tertentu bersifat analisis penilaian dari validasi ahli dan respon anak
kebutuhan dan menguji keefektifan produk terhadap media yang sudah dikembangkan,
tersebut (Sugiyono, 2019). Pengembangan ini sedangkan dokumentasi digunakan untuk
difokuskan untuk mengembangkan media pengambilan bukti foto dalam pengambilan
pembelajaran berupa media audio visual. data.
Produk akhir dari penelitian ini diharapkan Teknik analisis data yang digunakan
dapat membantu guru dalam proses adalah analisis kuantitatif dan deskripsi
pembelajaran menjadi lebih aktif, efektif dan kualitatif. Data penelitian pengembangan
menarik, khususnya di SD Cipta Dharma yang dianalisis menggunakan analisis
Denpasar. Media pembelajaran audio visual kuantitatif adalah analisis kelayakan yang
yang dikembangkan adalah untuk mana validasi yang dilakukan untuk
mengenalkan persatuan dalam keberagaman mengetahui kelayakan media yaitu dengan
muatan mata pelajaran PPKn kelas 2 sekolah cara melakukan analisis dari validasi ahli
dasar. materi dan ahli media atau angket yang
Metode penelitian dan pengembangan terkumpul. Data diperoleh merupakan data
ini menggunakan model pengembangan kuantitatif, dari hasil yang diperoleh dapat
ADDIE (Analysis, Design, Development, dihitung presentasenya. (Akbar, 2017)
Implementation, dan Evaluation). (Brand, 2009)
perbaikan dari subjek uji coba. mudah dimengerti (Syauqi et al., 2020).
Media audio visual merupakan
HASIL DAN PEMBAHASAN penggabungan anatra media visual dengan
suara (Arsyad, 2013). Penggunaan media
Pengembangan media audiovisual audio visual diharapkan dapat membantu
muatan Persatuan dalam Keberagaman mata peserta didik dan guru dalam proses
pelajaran PPKn untuk peserta didik kelas 2 pembelajaran karena dikemas menarik,
sekolah dasar merupakan jenis penelitian dan melibatkan semua indra peserta didik
pengembangan dengan menggunakan model (Ferdiansyah et al., 2021). Penggunaan media
ADDIE yang bertujuan untuk strategi dalam proses pembelajaran dapat
pembelajaran yang efisien, dinamis, efektif, membangkitkan minat dan motivasi belajar
dan untuk membantu performa pembelajaran. peserta didik, mengurangi atau menghindari
Analisis tingkat kebutuhan terjadinya verbalisme, membangkitkan nalar
Analisis kebutuhan dilakukan saat yang teratur, sistematis, dan untuk
melakukan observasi di sekolah dengan menumbuhkan pengertian dan
melakukan identifikasi terhadap media yang mengembangkan nilai-nilai pada diri peserta
digunakan guru dalam proses pembelajaran. didik (Suda, 2011).
Dari hasil observasi ditemukan pembelajaran Tahap desain
masih menggunakan metode pembelajaran Merancang kegiatan belajar mengajar
konvensional. Permasalah yang muncul di yang terfokus pada pemilihan materi,
sekolah saat melaksanakan pembelajaran kompetensi serta strategi yang sesuai dengan
khususnya dalam bidang PPKn adalah karakteristik peserta didik. Adapun pemilihan
kurangnya motivasi dari diri peserta didik materi menyesuaikan dengan kompetensi
dalam mengikuti proses pembelajaran dimana dasar mata pelajaran PPKn pada Tema 8
peserta didik kurang serius dalam yakni memahami makna bersatu dalam
memfokuskan diri dalam mengikuti materi keberagaman di sekolah. Penulisan naskah
pembelajaran. Hal ini karena dalam dan storyboard memerlukan rancangan lebih
pelaksanaan belajar mengajar guru lebih dalam hal ini disebabkan naskah yang
sering menggunakan buku sebagai sumber menjadi bahan narasi disaring dari isi
belajar, dimana guru hanya menggunakan pelajaran kemudian disintesis ke dalam
metode ceramah saja dalam menyampaikan bentuk gambar yang ingin ditunjukkan dan
dan menjelaskan materi pembelajaran PPKn. dikatakan.
Terlebih di masa pembelajaran daring, peserta
didik belajar mandiri di rumah dengan Uji validitas produk diperoleh dari angket
mengerjakan tugas yang diberikan guru. validasi ahli (ahli materi, ahli media
Menurut hasil wawancara dengan guru pembelajaran) terhadap produk. Hasil validasi
kelas 2 SD Cipta Dharma Denpasar, Ibu ahi materi mendapatkan adanya kesesuaian
Agung Dyah, beliau mengatakan bahwa media dengan SK/KD (Tema 8 Keselamatan
selama pembelajaran daring pihaknya di Rumah dan Perjalanan. Subtema 1 Aturan
mengajar menggunakan metode ceramah, Keselamatan di Rumah. KD 3.4 memahami
penugasan peserta didik berupa mengerjakan makna bersatu memperoleh skor 4,71 atau
LKS, dan membuat video rekaman materi 94,29%. Dilihat dari Tabel 1.1 dapat
yang disebarkan di whatsapp grup kelas. dikatakan media audio visual ini sangat
Menurutnya penggunaan video pembelajaran sesuai, sangat layak, sangat valid. Ditinjau
menggunakan media audio visual belum dari indikator isi dan kejelasan materi
maksimal. Guru belum mampu mendapat skor 4,29 atau 85,71% sehingga
mengembangkan media pembelajaran yang media audio visual sesuai, layak dan valid.
bisa digunakan peserta didik untuk belajar Sedangkan jika ditinjau dari indikator
dari rumah. Bahan ajar meliputi aspek mudah kesesuaian dengan tingkat perkembangan
dipahami dan dipelajari, isinya tidak terlalu kognitif dan moral mendapatkan skor sebesar
sulit atau tidak terlalu mudah, merasa 4,43 atau 88,57% sehingga media audio visual
termotivasi untuk melakukan tugas dan sesuai, layak dan valid digunakan dengan
materi pelajaran, waktu yang cukup untuk revisi dari validator.
mempelajari isi, sesuai dengan harapan, Hasil validasi dari ahli materi kemudian
danmateri disajikan dalam bahasa yang dilakukan revisi terhadap media yang
39 | Indonesia Journal of Learning Education and Counseling