You are on page 1of 10

MAKALAH

MENINGITIS

Disusun Oleh :
1. Anggita Kharisma P (1440120009)
2. Galand Okvadwwiarko (1440120026)
3. Lingga Prida P (1440120032)
4. Rini Andriyani (1440120044)
5. Sa’diatul Fitri (1440120046)

DIII KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2022
POLITEKNIK YAKPERMAS BANYUMAS
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan krpada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelsaikan makalah dengan judul “MENINGITIS” yang
diampu oleh bapak Ns.Sudiarto S.Kep
Harapan penulis makalah ini dapat membantu dan bermanfaat bagi pembaca dikehidupan
sehari-hari. Penulis sadari makalah ini masih banyak kekurangan karna pengalaman yang penulis
miliki.
Apabila terdapat saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun kesempurnaan
makalah ini, penulis ucapkan terimakasih.

Banyumas, 7 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Meningitis didefinisikan sebagai peradangan pada meningen yaitu membran yang
melindungi otak dan cairan serebrospinal. Meningitis dapat disebabkan oleh virus,
bakteri, infeksi parasit dan obat-obatan tertentu. Meningitis virus biasanya lebih ringan
dan dapat sembuh sendiri secara spontan sehingga tidak membutuhkan pengobatan
spesifik. Meningitis bakteri dapat mematikan dan menyebabkan gangguan neurologis
permanen di kemudian hari. Membedakan meningitis viral dan bakterial pada saat pasien
datang di rumah sakit, dapat dilakukan dengan klinis maupun pemeriksaan penunjang.
Terdapat beberapa keuntungan yang diperoleh apabila kita dapat membedakan meningitis
bakterial dan viral secara cepat, yaitu menurunkan penggunaan antibiotik dan mengurangi
perawatan di rumah sakit (Adetunde dkk., 2014; Chadwick, 2006; Chalumeau dkk., 2012;
Lilihata dkk., 2014; Mago dkk., 2012).

B. RUMUSAN MASALAH
A. jelaskan pengertian meningitis !
B. Jelaskan etiologi dari meningitis !
C. Jelaskan patofisiologi dari meningitis !
D. Sebutkan tanda dan gejala saat terkena meningitis !
E. Komplikasi apa yang terjadi ketika terkena penyakit meningitis ?
F. Sebutkan pemeriksaan apa saja yang dilakukan ketika terkena penyakit meningitis
G. Apa saja penatalaksanaan medik untuk penyakit meningitis
H. Sebutkan faktor resiko penyakit meningitis

C. TUJUAN PENULISAN
Agar pembaca mengpembaca tentang definisi etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala,
kompikasi, pemeriksaan medik, faktor resiko dari penyakit meningitis
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Meningitis merupakan masalah kesehatan universal dan kondisi gawat darurat
medis pada anak yang berpotensi tinggi terjadi morbiditas dan mortalitas. Angka
kematian meningitis sebesar 152.000 jiwa tiap tahun, dari 7,6 juta jiwa kematian anak
usia dibawah 5 tahun (Bamberger, 2010; Afroze dkk., 2014; Ibrahim dkk., 2011;
Konstantinidis dkk., 2014)

Menurut World Health Organization (WHO), angka kematian meningitis pada


neonatus dan anak masih tinggi sekitar 1,8 juta pertahun. Meningitis bakterial berada
pada urutan 10 teratas penyebab kematian akibat infeksi di seluruh dunia dan menjadi
salah satu infeksi yang paling berbahaya pada anak. Anti mikroba dan vaksin telah
tersedia, tetapi penyakit ini masih menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas yang
tinggi pada anak. Angka mortalitas meningitis sebesar 25-50% sedangkan angka
morbiditas sebesar 25-45%. Insidens meningitis bakterial pada anak di Afrika Selatan
diperkirakan sebesar 4 per 100.000, dengan insiden tertinggi pada usia kurang dari 1
tahun sebesar 40 per 100.000 (Airede, 2012; Boyles dkk., 2013; Mago dkk., 2012).

Meningitis didefinisikan sebagai peradangan pada meningen yaitu membran yang


melindungi otak dan cairan serebrospinal. Meningitis dapat disebabkan oleh virus,
bakteri, infeksi parasit dan obat-obatan tertentu. Meningitis virus biasanya lebih ringan
dan dapat sembuh sendiri secara spontan sehingga tidak membutuhkan pengobatan
spesifik. Meningitis bakteri dapat mematikan dan menyebabkan gangguan neurologis
permanen di kemudian hari. Membedakan meningitis viral dan bakterial pada saat pasien
datang di rumah sakit, dapat dilakukan dengan klinis maupun pemeriksaan penunjang.
Terdapat beberapa keuntungan yang diperoleh apabila kita dapat membedakan meningitis
bakterial dan viral secara cepat, yaitu menurunkan penggunaan antibiotik dan mengurangi
perawatan di rumah sakit (Adetunde dkk., 2014; Chadwick, 2006; Chalumeau dkk., 2012;
Lilihata dkk., 2014; Mago dkk., 2012).
B. Etiologi
Meningitis disebabkan oleh berbagai macam organisme tetapi kebanyakan klien dengan
meningitis mempunyai faktor predisposisi seperti fraktur tulang tengkorak, infeksi
sitemik, lainya etiologi dapat dikelompokan sesuai dengan klasifikasi :
1) Bakteri : haemophilus, influenzae, neisseria miningitidis, (meningococcal),
diplococus pneunomia (pneumocal), streptocotcus grup A, staaphylococcus aureus,
scriciacoli, clipsiella, proteus, pseudomonas.
2) Virus : abses otak encephalitis, lomfoma, leukemia, atau darah diruang arakhenoid,
cytomegalovirus, polyomavirus, herpes simplexs, dan herpes zoster.
3) Jamur : cryptococus.

C. Patofisiologi
Otak dilapisi oleh darumater, arakhonoid dan piamater. Cairan sarebosprimal (CSF)
diproduksi oleh fleksuk koroid yang berada didasar frentikel lateril dan diatas frentikel ke
III dan IV. Setiap hari diproduksi 500-800ml CSF. Setelh CSF bersirkulasi diotak dan
medula spinalis, CSF akan direabsorbsi melalui vili arakkhonoid, dalam lapisan
arakhonoid meninges. Organisme ( bakteri, virus, jamur dan protozoa) masuk SSP
melalui pembuluh darah dan blood barin barier , jalan masuk yang langsung terjadi
sebagai akibat dari trauma, prosedur pembedahan atau abses cerebri/ruptur, otorhea atau
rahinorhea mungkin disebabkan karena fraktur basis tengkorak bisa mengarah terjadinya
meningitis organisme. Meningitis menyerang mekanisme pertahanan tubuh spesifik dan
non spesifik untuk masuk dan bereplikasi dalam CSF. Pertahanan ini meliputi barier
kulit, barier darah sampai otak. Respon inflamasi non spesifik dan respon imun. Infeksi
cairan serebrospinal dan meningeal menyebabkan respon inflamasi pada piamater,
arakhonoid dan CSF.
D. Tanda Dan Gejala
Demam, sakit kepala hebat, neusea, muntah dan nujhal rigidity (Kaku kuduk) adalah
tanda-tanda utama pada meningitis . tanda kernig poisitif, brudzinsky posisif ,
photopphobia, penurunan kesadaran, dan tanda-tanda peningkatan TIK mungkin juga
dapat timbul (Lewiz,2005). klien dengan meningitis bakteri biasanya mengalami demam,
menggigil, nyeri kepala, nyeri punggung dan abdomen, mual dan muntah, iritasi
meningel meneyebabkan nuchal rigidity/kaki duduk.

E. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada meningitis adalah peningkatan TIK yang menyebabkan
penurunan kesadaran. Komplikasi lain pada meningitis yaitu disfungsi saraf krannian (N.C
III. IV VII atau VIII) hemiparesis, dysphasia dan hemiparesia. Mungkin juga terjadi syok ,
gangguan koagulasi, komplikasi septic (bacterial endokraditis) dan demam yang terus
menerus. Hidrosefalus dapat terjadi jika eksudat menyebabkan adhesi yang dapat mencegah
alira CSF normal ari vertikel. DIC (dimensi intravascular coagulation) adalah komplikasi
yang serius pada meningitis yang dapat menyebabkan kematian.
F. Pemeriksaan Diagnotik
Pemeriksaan daiagnostik yang paling utama untuk mendiagnosa meningitis yaitu analisa
CSF tetapi lumbal pungsi tidak dilakukan bila ada peningkatan TIK, karena bisa
menyebabkan herniasi jaringan otak di medula dan cardiopulmonary arrest. Pada meningitis
bakteri tekanan meningkat. Cairan keruh atau berkabut, jumlah sel darah putih dan protein
meningkat. Glukosa menurun, kultur positif beberapa jenis bakteri. Sedangkan pada
meningitis virus tekanan bervariasi, CSF biasanya jernih, sel darah putih meningkat, glukosa
dan protein biasanya normal, kultur biasanya negatif. Kultur virus biasanya hanya dengan
prosedur khusus. CIE (Counter Immono Electrophoresis) bisa dilakukan untuk
mengidentifikasi kemungkinan sumber infeksi karena bakteri kultur darah dan urin,
tenggorok dan hidung. Glukosa serum meningkat, LDH serum meningkat (pada meningitis
bakteri). Sel darah putih sedikit meningkat dengan peningkatan neutropil (infeksi bakteri),
elektrolit darah abnormal. LED meningkat. CT Scan/MRI dapat membantu melokalisasi lesi,
melihat ukuran atau letak ventrikel, hematoma daerah serebral, hemoragik atau tumor. EEG
mungkin terlihat gelombang lambat secara vokal atau umum (encephalitis) atau voltasenya
meningkat (abses). Rontgen dada, kepala dan sinus mungkin ada indikasi infeksi atau
sumber infeksi intrakranial
G. Penatalaksanaan Medik
Keefektifan pengobatan tergantung pada pemberian dini antibiotik yang mampu menembus
barier blood-brain ke dalam lapisan subarakhnoid. Antibiotik penicillin (ampisillin,
piperasillin) atau salah satu chepalosporin (ceftriaxone sodium, cefotaxim sodium) dapat
digunakan. Vacomyan hydrocloride tunggal atau kombinasi dengan rifampisin juga dapat
digunakan jika bakteri telah teridentifikasi. Antibiotik dosis tinggi diberikan secara
intravena. Dexametason dapat diberikan sebagai terapi tambahan pada meningitis akut dan
meningitis pneumococcus Dexametasone dapat diberikan bersamaan dengan antibiouk untuk
mensupresi inflamasi dan mengefektifkan pengobatan pada orang dewasa serta tidak
meningkatkan resiko perdarahan gastrointestinal. Dehidrasi dan syok dapat diatasi dengan
penambahan volume cairan.
H. Faktor Resiko Penyakit Meningitis
a) Usia : Bayi berisiko lebih tinggi untuk terkena meningitis terutama yang disebabkan
oleh bakteri. Namun, segala usia tetap dapat terserang oleh meningitis.
b) Kelompok : Penyakit menular cenderung menyebar ketika terjadi pada kelompok besar
orang (misal: asrama).
c) Kondisi medis tertentu: Ada kondisi medis tertentu, obat-obatan, dan prosedur bedah
yang membuat orang berisiko lebih tinggi untuk terkena meningitis.
d) Kontak dengan patogen penyebab meningitis: Kontak dengan patogen penyebab
meningitis meningkatkan risiko Anda untuk terkena meningitis. Salah satunya adalah
ahli mikrobiologi yang secara rutin terpapar bakteri penyebab meningitis berada pada
risiko yang meningkat untuk meningitis.
e) Bepergian: Wisatawan mungkin berisiko lebih tinggi terhadap penyakit meningitis
karena mereka bepergian ke tempat-tempat tertentu.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Meningitis didefinisikan sebagai peradangan pada meningen yaitu membran yang
melindungi otak dan cairan serebrospinal. Meningitis dapat disebabkan oleh virus,
bakteri, infeksi parasit dan obat-obatan tertentu. Meningitis virus biasanya lebih ringan
dan dapat sembuh sendiri secara spontan sehingga tidak membutuhkan pengobatan
spesifik. Meningitis bakteri dapat mematikan dan menyebabkan gangguan neurologis
permanen di kemudian hari. Membedakan meningitis viral dan bakterial pada saat pasien
datang di rumah sakit, dapat dilakukan dengan klinis maupun pemeriksaan penunjang.
Terdapat beberapa keuntungan yang diperoleh apabila kita dapat membedakan meningitis
bakterial dan viral secara cepat, yaitu menurunkan penggunaan antibiotik dan mengurangi
perawatan di rumah sakit (Adetunde dkk., 2014; Chadwick, 2006; Chalumeau dkk., 2012;
Lilihata dkk., 2014; Mago dkk., 2012).

2. Saran

Di harapkan agar kita dapat menjaga kesehatan tubuh dengan menerapkan perilaku
memakan makanan yang sehat dan rajin berolahraga secara teratur agar terhindar dari
penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

You might also like