You are on page 1of 12

Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri ISSN : 2503-488X

Vol. 9, No. 4, 526-537 Desember 2021

Karakteristik Biokomposit Foam Maizena dan Glukomanan pada Perlakuan


Konsentrasi Campuran Sorbitol dan TDI-80
Biocomposite Characteristics of Maizena and Gluccommann Foam on The Treatment of Sorbitol
and TDI-80 Mixed Concentration

Ignatia Karolina Sarito, B.A. Harsojuwono*, Ni Putu Suwariani


PS Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Kampus
Bukit Jimbaran, Badung, Kode pos : 80361; Telp/Fax : (0361) 701801

Diterima 21 September 2021 / Disetujui 22 November 2021

ABSTRACT

This study aims to know the effect of the concentration of a mixture of sorbitol and TDI-80 on the
characteristics of cornstarch and glucomannan foam biocomposite and to determine the concentration of a
mixture of sorbitol and TDI-80 which produces the best characteristics of cornstarch and glucomannan foam
biocomposite. This study used a completely randomized design (CRD) with 5 treatments with 4 repetitions so
that there were 20 experimental units with variations in the mixture of sorbitol and TDI-80 (5%, 10%, 15%,
20% and R5 = 25%) with a ratio of 1:1. The data obtained were analyzed for diversity (ANOVA) and continued
with the Tukey test using Minitab 17 software. The variables observed were hardness, bouncing spring,
breaking stress, elongation at break, tear resistance, constant compression and biodegradation. The results
showed that the concentration of the mixture of sorbitol and TDI-80 had an effect on mass density, hardness,
bouncing spring and constant compression, breaking stress, elongation at break and tear resistance. The best
cornstarch and glucomannan foam biocomposite was obtained in the treatment with a mixture of sorbitol and
TDI-80 concentration of 25% with a hardness value of 5.15 kg, a constant compressive value of 3.15%, a mass
density of 0.12 g/mL, and a rebound spring of 22.91. %, breaking stress 0.05 N/mm2, elongation at break
4.52%, tear resistance 0.04 N/cm3 and biodegradation rate within 8 days days.
Keywords: biocomposite foam, cornstarch, glucomannan, concentration of sorbitol and TDI-80.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi campuran sorbitol dan TDI-80 terhadap
karakteristik biokomposit foam maizena dan glukomanan serta mengetahui konsentrasi campuran sorbitol dan
TDI-80 yang menghasilkan karakteristik terbaik biokomposit foam maizena dan glukomanan. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dengan 4 kali pengulangan sehingga
terdapat 20 unit percobaan dengan variasi campuran sorbitol dan TDI-80 (5%, 10%, 15%, 20% dan R5 = 25%)
dengan perbandingan 1:1. Data yang diperoleh dianalisis keragamannya (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji
Tukey menggunakan software Minitab 17. Variabel yang diamati yaitu kekerasan, kepegasan pantul, tegangan
putus, perpanjangan putus, ketahanan sobek, pampat tetap dan biodegradasi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa konsentrasi campuran sorbitol dan TDI-80 berpengaruh terhadap kerapatan massa, kekerasan,
kepegasan pantul dan pampat tetap, tegangan putus, perpanjangan putus dan ketahanan sobek. Biokomposit

*Korespondensi Penulis:
Email: bambang.admadi@unud.ac.id

526
Sarito, dkk Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri

foam maizena dan glukomanan terbaik didapatkan pada perlakuan dengan konsentrasi campuran sorbitol dan
TDI-80 sebesar 25% dengan nilai kekerasan 5,15 kg, nilai pampat tetap 3,15%, kerapatan massa 0,12 g/mL,
kepegasan pantul 22,91%, tegangan putus 0,05 N/mm2, perpanjangan putus 4,52%, ketahanan sobek 0,04
N/cm3 dan laju biodegradasi dalam waktu 8 hari.
Kata Kunci: biokomposit foam, maizena, glukomanan, sorbitol dan TDI-80.

PENDAHULUAN glukomanan yang potensial berasal dari


umbi porang. Maizena dipilih sebagai bahan
utama pembentuk film karena sifat
Kehidupan manusia modern tidak bisa higroskopisnya dengan kadar air lebih
lepas dari penggunaan plastik. Mulai dari rendah yaitu sekitar 11%, dibandingkan
pemenuhan kebutuhan primer manusia, dengan kelembapan pati singkong yaitu
seperti pengemas makanan, hingga 13%, pati beras 14% maupun pati kentang
kebutuhan tersier, seperti aksesoris, alat yaitu 18%. Selain itu, pati jagung
komunikasi dan sebagainya. Bahan yang mengandung amilosa 27% sedangkan pati
banyak digunakan dalam pembuatan plastik kentang 22% dan pati singkong hanya 17%.
adalah polimer sintetis yang mempunyai Amilosa berperan dalam kelenturan dan
sifat sukar terurai secara alamiah. Karena kekuatan film pada sediaan edible film
sukar terurai, sampah plastik cenderung (Amaliya dan Widya, 2014). Selain itu pati
akan menumpuk di tempat pembuangan jagung mengandung zein yang memiliki
akhir dan dapat menimbulkan kerusakan kemampuan untuk membentuk film yang
lingkungan. Jika sampah plastik dibakar kaku, mengkilap, tahan lecet, dan tahan
maka dapat menghasilkan zat-zat yang lemak. Senyawa zein dalam maizena
berbahaya bagi kesehatan. merupakan penyusun asam amino non
Pengembangan biokomposit foam polar seperti leusin, prolin, dan alanine
berbasis pati telah dilakukan oleh Prihastuti (Shewry dan Miflin, 1985). Sementara itu
(2008). Hasilnya menunjukkan bahwa menurut Susilowati (2001), glukomanan
pemakaian 17,5% campuran polietilen glikol memiliki peranan yang sangat penting
(PPG) dan toluen diisosianat (TDI) sebagai dalam pembuatan edible film, karena
pembentuk foam pada rasio 1:1 menghasilkan glukomanan dapat membentuk gel yang
biokomposit foam terbaik dengan bersifat elastis. Glukomanan mempunyai
karakteristik kerapatan massa dan kekerasan sifat-sifat antara selulosa dengan
rendah. Sementara itu, Neswati et al. (2019), galaktomanan, yaitu dapat mengkristal dan
juga telah mengembangkan biokomposit dapat membentuk struktur serat-serat halus.
foam menggunakan biopoliol minyak sawit Selain itu, glukomanan juga dapat
dan toluen diisosianat berkisar 15–20% dari membentuk gel yang bersifat elastis
total bahan baku menghasilkan karakteristik (Siswanti et al., 2013).
fisik dan mekanik yang lebih baik dari Uraian di atas menjelaskan bahwa
konsentrasi yang lain. Chen et al. (2009) pengembangan biokomposit foam dengan
menjelaskan bahwa poliol yang mempunyai memanfaatkan maizena dan glukomanan
gugus hidroksil dan bersifat hidrofilik, sebagai pembentuk gel serta sorbitol dan
mampu bereaksi dengan gugus isosianat TDI-80 sebagai pembentuk foam belum ada
membentuk jaringan uretan (urethane informasinya. Khususnya, terkait konsentrasi
linkage). campuran sorbitol dan TDI-80. Pemakaian
Salah satu jenis pati yang potensial konsentrasi yang terlalu rendah akan
sebagai bahan pembuat bioplastik adalah berdampak gagalnya membentuk foam
maizena/pati jagung. Sementara itu, sementara itu konsentrasi terlalu tinggi akan

527
Vol. 9, No. 4, Desember 2021 Karakteristik Biokomposit Foam Maizena dan …

memecahkan struktur gel dan juga Data yang diperoleh dianalisis


menggagalkan terbentuknya foam. Oleh keragamannya (ANOVA) dan dilanjutkan
karena itu perlu dilakukan penelitian untuk dengan Uji Tukey menggunakan software
mendapatkan konsentrasi campuran sorbitol Minitab17.
dan TDI-80 yang tepat sehingga dihasilkan
Pelaksanaan Penelitian
foam maizena dan glukomanan dengan
Persiapan Alat dan Bahan
karakteristik yang baik dan memenuhi SNI 06 Perbandingan maizena dan
– 1004 -1989 serta ASTM D5988. glukomanan yang dipakai yaitu dari
Tujuan dari penelitian ini adalah penelitian Situmorang et al. (2019) yaitu
mengetahui pengaruh konsentrasi campuran rasio maizena-glukomanan (3:1)
sorbitol dan TDI-80 terhadap karakteristik
menghasilkan komposit bioplastik terbaik.
biokomposit foam maizena dan Total bahan pembentuk komposit yang
glukomanan serta menentukan konsentrasi dipakai yaitu sebesar 6 g dan untuk
campuran sorbitol dan TDI-80 yang perbandingan poliol dan diisosianat yang
menghasilkan karakteristik terbaik dari dipakai yaitu dari penelitian Prihastuti
biokomposit foam maizena dan (2008) yang menyatakan bahwa untuk
glukomanan. mendapatkan foam poliuretan fleksibel lebih
baik menggunakan perbandingan poliol dan
METODE PENELITIAN diisosianat sebesar 1:1.
Bahan dan Alat Pembuatan Foam (Modifikasi
Bahan yang digunakan untuk Harsojuwono dan Arnata, 2016 dan
melakukan penelitian ini yaitu: maizena modifikasi Prihastuti, 2008)
(maizenaku), glukomanan (konjac jelly nura Proses pembuatan biokomposit foam
jaya), sorbitol (merck), TDI-80 (merck), maizena dan glukomanan dengan campuran
larutan asam asetat (merck), dan aquades sorbitol dan TDI-80 dilakukan sebagai
(aquadest). berikut: persiapan dan penimbangan bahan-
Alat yang digunakan dalam penelitian bahan seperti maizena, glukomanan, asam
ini yaitu: alat uji tegangan putus; asetat 1%, sorbitol dan TDI-80. Penimbangan
perpanjangan putus dan ketahanan sobek bahan baku maizena sebanyak 4,5 g,
(haida HD-B609A), alat uji kekerasan (haida- glukomanan sebanyak 1,5 g, serta sorbitol
F750A), alat uji kepegasan pantul (haida HD- dan TDI-80 sesuai perlakuan (% dari berat
F754), alat uji pampat tetap (haida HD-F750- total 100 g) masing-masing 5, 10, 15, 20 dan
1), timbangan analitik (ohaos pioneer), gelas 25% dan larutan asam cuka 1%. Kemudian
beker 100 mL dan 250 mL (pyrex), maizena dan glukomanan masing-masing
pengaduk, wadah plastik ukuran 20x20 cm, dimasukkan ke dalam gelas beker 250 mL
spatula, pipet tetes, hot plate (98-V-B), dan masing-masing dilarutkan dengan asam
stopwatch, thermometer, pisau dan tisu. asetat 1% hingga berat total masing-masing
perlakuan adalah 100 g. Kemudian campuran
Rancangan Percobaan maizena dan glukomanan diaduk sambil
Penelitian ini menggunakan Rancangan dipanaskan menggunakan hot plate stirrer
Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan pada suhu 75 ± 1oC selama 6 menit
konsentrasi campuran sorbitol dan TDI-80 (Harsojuwono dan Arnata, 2016) hingga
yang terdiri dari 5 taraf yaitu R1 (5%), R2 menjadi gel. Kemudian kedua gel dicampur
(10%), R3 (15%), R4 (20%) dan R5 (25%). dan diaduk dengan pengaduk secara manual
Perlakuan diulang 4 kali sehingga terdapat 20 hingga rata selama 6 menit. Campuran kedua
unit percobaan.

528
Sarito, dkk Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri

gel ditambah secara bersamaan dengan Variabel yang Diamati


sorbitol dan TDI-80 sesuai perlakuan (% dari Variabel yang diamati yaitu kerapatan
berat total 100 g) masing-masing 5, 10, 15, 20 massa (SNI 06 – 1004 - 1989), kekerasan
dan 25%, lalu diaduk dan dipindahkan ke (SNI 06 – 1004 - 1989), kepegasan pantul
wadah plastik ukuran 20 x 12 x 7 cm dan (SNI 06 – 1004 - 1989), tegangan putus (SNI
dibiarkan mengembang selama 1 jam 06 – 1004 - 1989), perpanjangan putus (SNI
sehingga membentuk foam, selanjutnya 06 – 1004 - 1989), ketahanan sobek (SNI 06
dikeringanginkan selama 24 jam (modifikasi – 1004 - 1989), pampat tetap (SNI 06 – 1004
Prihastuti, 2008). Kemudian dilakukan - 1989) dan biodegradibilitas (ASTM
pengujian pada foam yang terbentuk yaitu uji D5988).
kerapatan massa, kekerasan, kepegasan
Perlakuan Terbaik
pantul, tegangan putus, perpanjangan putus, Penentuan perlakuan terbaik dilakukan
ketahanan sobek, pampat tetap dan dengan membandingkan variabel komposit
biodegradibilitas. Diagram alir proses biofoam yang diukur dan diamati dengan
pembuatan biokomposit foam maizena dan variabel mutu SNI 06 – 1004 – 1989.
glukomanan seperti pada Gambar 1. Perlakuan yang mempunyai kesesuain
dengan SNI 06 – 1004 – 1989 seperti pada
Tabel 1 merupakan perlakuan terbaik.
Tabel 1. Syarat mutu SNI 06 – 1004 – 1989
No Uraian Satuan Persyaratan
1 Kerapatan
Kg/m3 12 – 15
masa
2 Kekerasan Kg 5 – 6,9
3 Kepegasan
% min. 30
pantul
4 Tegangan
N/mm2 min. 0,70
putus
5 Perpanjangan
% min. 160
putus
6 Ketahanan
N/cm3 min. 0,50
sobek
7 Pampat tetap
- maks. 10
%

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kerapatan Massa
Analisis keragaman menunjukkan
bahwa konsentrasi campuran sorbitol dan
TDI-80 berpengaruh sangat nyata terhadap
kerapatan massa dari biokomposit foam
maizena dan glukomanan. Rata-rata
Gambar. 1 Diagram alir prosedur percobaan kerapatan massa biokomposit foam maizena
(Modifikasi Harsojuwono dan dan glukomanan berkisar antara 0,12 – 0,49
Arnata, 2016 dan modifikasi g/mL.
Prihastuti, 2008)

529
Vol. 9, No. 4, Desember 2021 Karakteristik Biokomposit Foam Maizena dan …

Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata yang terjadi oleh interaksi antar bahan
kerapatan massa tertinggi dimiliki oleh pembentuk (Syabani et al., 2017).
biokomposit foam maizena dan glukomanan Berdasarkan SNI plastik foam
pada konsentrasi 5% campuran sorbitol dan poliuretan lentur 06-1004-1989 bahwa
TDI-80 dengan nilai 0,49 g/mL, yang berbeda besarnya nilai kerapatan massa untuk plastik
nyata dengan kerapatan massa biokomposit foam poliuretan lentur adalah 0,012–0,015
foam maizena dan glukomanan yang lainnya. g/mL. Nilai kerapatan massa dari plastik
Sedangkan rata-rata kerapatan massa foam poliuretan lentur maizena dan
terendah dimiliki oleh biokomposit foam glukomanan pada penelitian ini belum
maizena dan glukomanan pada konsentrasi memenuhi standar nilai dari kerapatan massa
25% campuran sorbitol dan TDI-80 dengan plastik foam poliuretan lentur SNI 06-1004-
nilai 0,12 g/mL, yang tidak berbeda nyata 1989. Untuk memenuhi SNI plastik foam
dengan kerapatan masa dari biokomposit poliuretan lentur 06-1004-1989 dapat
foam maizena dan glukomanan yang dilakukan dengan mengurangi konsentrasi
menggunakan 20% campuran sorbitol dan campuran sorbitol dan TDI-80.
TDI-80.
Kekerasan
Tabel 2. Nilai rata-rata kerapatan massa Analisis keragaman menunjukkan
biokomposit foam maizena dan bahwa konsentrasi campuran sorbitol dan
glukomanan TDI-80 berpengaruh sangat nyata terhadap
Konsentrasi kekerasan dari biokomposit foam maizena
Rata-rata kerapatan
campuran sorbitol dan glukomanan. Rata-rata kekerasan
massa (g/mL)
dan TDI-80 (%) biokomposit foam maizena dan glukomanan
5 0,49 a berkisar antara 1,58 – 5,15 kg.
10 0,35 b Tabel 3. Nilai rata-rata kekerasan
15 0,21 c biokomposit foam maizena
20 0,15 cd dan glukomanan
25 0,12 d Konsentrasi
Keterangan: notasi yang berbeda di belakang rata-rata Rata-rata
menunjukkan adanya perbedaan yang campuran sorbitol
kekerasan (kg)
nyata pada taraf kesalahan 5% dan TDI-80 (%)
5 1,58 d
Perbedaan kerapatan massa disebabkan
10 2,50 c
oleh perbedaan banyaknya rongga udara yang
15 3,09 bc
terbentuk. Rongga udara terbentuk akibat dari
20 3,74 b
gas CO2 yang terperangkap. Jumlah rongga
25 5,15 a
udara yang terbentuk oleh gas CO2 Keterangan: notasi yang berbeda di belakang rata-rata
mengurangi kerapatan massa dan berat menunjukkan adanya perbedaan yang
persatuan cm3 foam yang dihasilkan. Ukuran nyata pada taraf kesalahan 5%
sel yang terbentuk atau jumlah dan luas Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata
rongga yang terbentuk di dalam komposit kekerasan tertinggi dimiliki oleh biokomposit
foam dengan foam sintetis berpengaruh foam maizena dan glukomanan pada
secara langsung terhadap nilai kerapatan konsentrasi 25% campuran sorbitol dan TDI-
massa. Menurut Ariff et al. (2008) foam 80 dengan nilai 5,15 kg, yang berbeda nyata
dengan ukuran sel yang lebih kecil cenderung dengan kekerasan biokomposit foam maizena
lebih tinggi massa jenisnya. Nilai kerapatan dan glukomanan yang lainnya. Sedangkan
massa berhubungan juga dengan ikatan silang rata-rata kekerasan terendah dimiliki oleh

530
Sarito, dkk Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri

biokomposit foam maizena dan glukomanan berbeda nyata dengan lainnya. Hal ini
pada konsentrasi 5% campuran sorbitol dan disebabkan oleh besar konsentrasi campuran
TDI-80 dengan nilai 1,58 kg, yang berbeda sorbitol dan TDI-80 yang dipakai untuk
nyata dengan biokomposit foam maizena dan membentuk ikatan silang pada biokomposit
glukomanan lainnya. foam. Selain itu kerapatan massa, kekerasan
Perbedaan kekerasan disebabkan oleh dan elastisitas berpengaruh terhadap nilai
jumlah TDI-80 yang dipakai, dimana jumlah kepegasan pantul yaitu pada saat ada benda
TDI-80 yang tinggi menyebabkan yang membebaninya maka akan terjadi
peningkatan kadar segmen keras dan perlawanan sesuai dengan kekuatan ikatan
terbentuknya rantai urea yang semakin antar molekul yang membentuknya
banyak. Akibatnya energi kohesi pun (Nasruddin dan Bondan, 2018).
meningkat, sehingga poliuretan yang Tabel 4. Nilai rata-rata kepegasan pantul
dihasilkan semakin kaku dan rapuh (El- biokomposit foam maizena dan
Shekeil et al., 2011). glukomanan
Berdasarkan SNI plastik foam
Konsentrasi Rata-rata
poliuretan lentur 06-1004-1989 bahwa
campuran sorbitol kepegasan pantul
besarnya nilai kekerasan untuk plastik foam
dan TDI-80 (%) (%)
poliuretan lentur adalah 5–6,9 kg. Nilai
5 5,51 c
kekerasan dari plastik foam poliuretan lentur
10 7,00 c
maizena dan glukomanan pada penelitian ini
15 9,44 c
yang memenuhi standar nilai dari kekerasan
20 14,08 b
plastik foam poliuretan lentur SNI 06-1004-
25 22,91 a
1989 pada konsentrasi campuran sorbitol dan Keterangan: notasi yang berbeda di belakang rata-rata
TDI-80 25%. Untuk memenuhi SNI plastik menunjukkan adanya perbedaan yang
foam poliuretan lentur 06-1004-1989 dapat nyata pada taraf kesalahan 5%
dilakukan dengan menambah konsentrasi
Berdasarkan SNI plastik foam
campuran sorbitol dan TDI-80
poliuretan lentur 06-1004-1989 bahwa
Kepegasan Pantul besarnya nilai kepegasan pantul untuk plastik
Analisis keragaman menunjukkan foam poliuretan lentur adalah minimal 30%.
bahwa konsentrasi campuran sorbitol dan Nilai kepegasan pantul dari plastik foam
TDI-80 berpengaruh sangat nyata terhadap poliuretan lentur maizena dan glukomanan
kepegasan pantul dari biokomposit foam pada penelitian ini belum memenuhi standar
maizena dan glukomanan. Rata-rata nilai dari kepegasan pantul plastik foam
kepegasan pantul biokomposit foam maizena poliuretan lentur SNI 06-1004-1989. Untuk
dan glukomanan berkisar antara 5,51 – memenuhi SNI plastik foam poliuretan lentur
22,91%. 06-1004-1989 dapat dilakukan dengan
Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata menambah konsentrasi campuran sorbitol
kepegasan pantul tertinggi dimiliki oleh dan TDI-80.
biokomposit foam maizena dan glukomanan
Tegangan Putus
pada konsentrasi 15-25% campuran sorbitol
Analisis keragaman menunjukkan
dan TDI-80 dengan nilai 9,44-22,91%, yang
bahwa konsentrasi campuran sorbitol dan
berbeda nyata dengan lainnya. Sedangkan
TDI-80 berpengaruh nyata terhadap tegangan
rata-rata kepegasan pantul terendah dimiliki
putus dari biokomposit foam maizena dan
oleh biokomposit foam maizena dan
glukomanan. Rata-rata tegangan putus
glukomanan pada konsentrasi 5% campuran
sorbitol dan TDI-80 dengan nilai 5,51%, yang

531
Vol. 9, No. 4, Desember 2021 Karakteristik Biokomposit Foam Maizena dan …

biokomposit foam maizena dan glukomanan besarnya nilai tegangan putus untuk plastik
berkisar antara 0,05 – 0,23 N/mm2. foam poliuretan lentur adalah minimal 0,70
Tabel 5 menunjukkan bahwa rata-rata N/mm2. Nilai tegangan putus dari plastik
tegangan putus tertinggi dimiliki oleh foam poliuretan lentur maizena dan
biokomposit foam maizena dan glukomanan glukomanan pada penelitian ini belum
pada konsentrasi 5% campuran sorbitol dan memenuhi standar nilai dari tegangan putus
TDI-80 dengan nilai 0,23 N/mm2, yang plastik foam poliuretan lentur SNI 06-1004-
berbeda nyata dengan lainnya. Sedangkan 1989. Untuk memenuhi SNI plastik foam
rata-rata tegangan putus terendah dimiliki poliuretan lentur 06-1004-1989 dapat
oleh biokomposit foam maizena dan dilakukan dengan menambah konsentrasi
glukomanan pada konsentrasi 25% campuran campuran sorbitol dan TDI-80.
sorbitol dan TDI-80 dengan nilai 0,05
Perpanjangan Putus
N/mm2, yang tidak berbeda nyata dengan Analisis keragaman menunjukkan
rata-rata tegangan putus dari biokomposit bahwa konsentrasi campuran sorbitol dan
foam maizena dan glukomanan yang TDI-80 berpengaruh nyata terhadap
menggunakan 15% dan 20% campuran perpanjangan putus dari biokomposit foam
sorbitol dan TDI-80. Perbedaan tegangan maizena dan glukomanan. Rata-rata
putus disebabkan oleh konsentrasi TDI-80 perpanjangan putus biokomposit foam
yang dipakai. maizena dan glukomanan berkisar antara
Tabel 5. Nilai rata-rata tegangan putus 2,11% – 12,64%.
biokomposit foam maizena dan Tabel 6. Nilai rata-rata perpanjangan putus
glukomanan biokomposit foam maizena dan
Konsentrasi glukomanan
Rata-rata tegangan
campuran sorbitol
putus (N/cm2) Konsentrasi Rata-rata
dan TDI-80 (%) campuran sorbitol perpanjangan putus
5 0,23 a dan TDI-80 (%) (%)
10 0,14 b 5 12,64 a
15 0,13 bc 10 7,91 ab
20 0,09 bc 15 2,75 b
25 0,05 c 20 2,11 b
Keterangan: notasi yang berbeda di belakang rata-rata
menunjukkan adanya perbedaan yang 25 4,52 b
nyata pada taraf kesalahan 5% Keterangan: notasi yang berbeda di belakang rata-rata
menunjukkan adanya perbedaan yang
Jumlah TDI-80 yang tinggi nyata pada taraf kesalahan 5%
menyebabkan peningkatan kadar segmen Tabel 6 menunjukkan bahwa rata-rata
keras dan terbentuknya rantai urea yang perpanjangan putus tertinggi dimiliki oleh
semakin banyak. Akibatnya energi kohesi biokomposit foam maizena dan glukomanan
pun meningkat, poliuretan yang dihasilkan pada konsentrasi 5% campuran sorbitol dan
semakin kaku dan rapuh sehingga TDI-80 dengan nilai 12,64%, yang tidak
menurunkan nilai kekuatan tarik poliuretan. berbeda nyata dengan perpanjangan putus
(El-Shekeil et al., 2011). Menurut Nabil et biokomposit foam maizena dan glukomanan
al., 2014 perbedaan nilai tegangan putus antar yang menggunakan 10% campuran sorbitol
perlakuan dipengaruhi oleh kepadatan ikatan dan TDI-80 dengan nilai 7,91%. Sedangkan
silang yang saling mengikat. rata-rata perpanjangan putus yang rendah
Berdasarkan SNI plastik foam dimiliki oleh biokomposit foam maizena dan
poliuretan lentur 06-1004-1989 bahwa

532
Sarito, dkk Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri

glukomanan pada konsentrasi 15-25% 25% campuran sorbitol dan TDI-80 dengan
campuran sorbitol dan TDI-80 dengan nilai nilai 0,04 N/cm3, yang tidak berbeda nyata
2,11-4,52%, yang tidak berbeda nyata dengan dengan ketahanan sobek biokomposit foam
biokomposit foam maizena dan glukomanan maizena dan glukomanan yang menggunakan
yang menggunakan 10% campuran sorbitol 15-20% campuran sorbitol dan TDI-80
dan TDI-80 dengan nilai 7,91%. Perbedaan dengan nilai 0,07-0,09 N/cm3. Perbedaan
perpanjangan putus disebabkan oleh ketahanan sobek disebabkan oleh besar
kemampuan bahan untuk menahan regangan konsentrasi campuran sorbitol dan TDI-80
yang dipengaruhi oleh kemampuan dan yang dipakai. Konsentrasi campuran sorbitol
ikatan silang yang membentuk biokomposit dan TDI-80 menentukan ikatan silang yang
foam. Ketika dilakukan regangan terjadi terjadi, ikatan silang yang terjadi memperkuat
pergerakan molekul untuk bertahan sampai ikatan antar molekul dan dinding sel yang
pada keadaan hingga masing-masing molekul membentuk biokomposit foam. Ketahanan
tidak dapat saling berikatan (Nasruddin dan sobek akan berpengaruh pada daya tahan
Bondan, 2018). plastik foam bila digunakan terus menerus.
Berdasarkan SNI plastik foam Semakin tinggi ketahanan sobeknya, maka
poliuretan lentur 06-1004-1989 bahwa akan semakin tahan lama plastik foam
besarnya nilai perpanjangan putus untuk tersebut dapat digunakan (Karsiati et al.,
plastik foam poliuretan lentur adalah minimal 1997).
160%. Nilai perpanjangan putus dari plastik Tabel 7. Nilai rata-rata ketahanan sobek
foam poliuretan lentur maizena dan biokomposit foam maizena dan
glukomanan pada penelitian ini belum glukomanan
memenuhi standar nilai dari perpanjangan
Konsentrasi Rata-rata
putus plastik foam poliuretan lentur SNI 06-
campuran sorbitol ketahanan sobek
1004-1989. Untuk memenuhi SNI plastik
dan TDI-80 (%) (N/cm2)
foam poliuretan lentur 06-1004-1989 dapat
5 0,17 a
dilakukan dengan menambah konsentrasi
10 0,10 b
campuran sorbitol dan TDI-80.
15 0,09 bc
Ketahanan Sobek 20 0,07 bc
Analisis keragaman menunjukkan 25 0,04 c
bahwa konsentrasi campuran sorbitol dan Keterangan: notasi yang berbeda di belakang rata-rata
TDI-80 berpengaruh nyata terhadap menunjukkan adanya perbedaan yang
ketahanan sobek dari biokomposit foam nyata pada taraf kesalahan 5%
maizena dan glukomanan. Rata-rata Berdasarkan SNI plastik foam
ketahanan sobek biokomposit foam maizena poliuretan lentur 06-1004-1989 bahwa
dan glukomanan berkisar antara 0,04 - 0,17 besarnya nilai ketahanan sobek untuk plastik
N/cm3. foam poliuretan lentur adalah minimal 0,50
Tabel 7 menunjukkan bahwa rata-rata N/cm3. Nilai ketahanan sobek dari plastik
ketahanan sobek tertinggi dimiliki oleh foam poliuretan lentur maizena dan
biokomposit foam maizena dan glukomanan glukomanan pada penelitian ini belum
pada konsentrasi 5% campuran sorbitol dan memenuhi standar nilai dari ketahanan sobek
TDI-80 dengan nilai 0,17 N/cm3, yang plastik foam poliuretan lentur SNI 06-1004-
berbeda nyata dengan ketahanan sobek 1989. Untuk memenuhi SNI plastik foam
lainnya. Sedangkan rata-rata ketahanan sobek poliuretan lentur 06-1004-1989 dapat
terendah dimiliki oleh biokomposit foam dilakukan dengan menambah konsentrasi
maizena dan glukomanan pada konsentrasi campuran sorbitol dan TDI-80.

533
Vol. 9, No. 4, Desember 2021 Karakteristik Biokomposit Foam Maizena dan …

Pampatan Tetap ikatan antar molekul yang membentuknya


Analisis keragaman menunjukkan (Nasruddin dan Bondan, 2018).
bahwa konsentrasi campuran sorbitol dan Berdasarkan SNI plastik foam
TDI-80 berpengaruh sangat nyata terhadap poliuretan lentur 06-1004-1989 bahwa
pampatan tetap dari biokomposit foam besarnya nilai pampatan tetap untuk plastik
maizena dan glukomanan. Rata-rata foam poliuretan lentur adalah maksimum
pampatan tetap biokomposit foam maizena 10%. Nilai pampatan tetap dari plastik foam
dan glukomanan berkisar antara 3,15 – poliuretan lentur maizena dan glukomanan
15,06%. pada penelitian ini sudah memenuhi standar
nilai dari pampatan tetap plastik foam
Tabel 8. Nilai rata-rata pampatan tetap
poliuretan lentur SNI 06-1004-1989 pada
biokomposit foam maizena dan
konsentrasi campuran sorbitol dan TDI-80
glukomanan
20% dan 25%.
Konsentrasi
Rata-rata pampatan Untuk memenuhi SNI plastik foam
campuran sorbitol
tetap (%) poliuretan lentur 06-1004-1989 dapat
dan TDI-80 (%)
dilakukan dengan mengurangi konsentrasi
5 15,06 a
campuran sorbitol dan TDI-80.
10 13,83 a
15 11,58 a Biodegradasi
20 6,84 b Biodegradibilitas dilakukan untuk
25 3,15 c mengetahui kemampuan suatu bahan dapat
Keterangan: notasi yang berbeda di belakang rata-rata terdegradasi dengan baik di lingkungan.
menunjukkan adanya perbedaan yang Analisis keragamanan menunjukkan bahwa
nyata pada taraf kesalahan 5% konsentrasi campuran sorbitol dan TDI-80
Tabel 8 menunjukkan bahwa rata-rata berpengaruh nyata terhadap biodegradasi dari
pampatan tetap yang tinggi dimiliki oleh biokomposit foam maizena dan glukomanan.
biokomposit foam maizena dan glukomanan Rata-rata biodegradasi biokomposit foam
pada konsentrasi 5-15% campuran sorbitol maizena dan glukomanan berkisar antara
dan TDI-80 dengan nilai 11,58-15,06%, yang 7,25–8 hari yang dilihat pada Tabel 9.
berbeda nyata dengan pampatan tetap Tabel 9. Nilai rata-rata waktu biodegradasi
lainnya. Sedangkan rata-rata pampatan tetap biokomposit foam maizena dan
terendah dimiliki oleh biokomposit foam glukomanan
maizena dan glukomanan pada konsentrasi Konsentrasi
25% campuran sorbitol dan TDI-80 dengan Rata-rata waktu
campuran sorbitol
nilai 3,15%, yang berbeda nyata dengan biodegradasi (hari)
dan TDI-80 (%)
pampatan tetap biokomposit foam maizena
5 7,25 b
dan glukomanan yang menggunakan 20%
10 8,00 a
campuran sorbitol dan TDI-80 lainnya.
15 8,00 a
Perbedaan pampatan tetap disebabkan oleh
20 8,00 a
besar konsentrasi campuran sorbitol dan TDI-
25 8,00 a
80 yang membentuk ikatan silang pada Keterangan: notasi yang berbeda di belakang rata-rata
biokomposit foam. Selain itu kerapatan menunjukkan adanya perbedaan yang
massa, kekerasan dan elastisitas berpengaruh nyata pada taraf kesalahan 5%
terhadap nilai pampatan tetap yaitu pada saat Tabel 9 menunjukkan nilai
ada benda yang membebaninya maka akan biodegradasi rata-rata 7,85 hari. Rata-rata
terjadi perlawanan sesuai dengan kekuatan waktu biodegradasi yang tinggi dimiliki oleh

534
Sarito, dkk Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri

biokomposit foam maizena dan glukomanan menjadi lebih mudah terdegradasi karena
pada konsentrasi 10–25% campuran sorbitol menjadi media tumbuh bagi sebagian besar
dan TDI-80 dengan waktu 8 hari. Sedangkan bakteri dan mikroba (Alif et al., 2018). Gugus
rata-rata rata-rata waktu biodegradasi Hidroksil (O-H) yang terkandung pada bahan
terendah dimiliki oleh biokomposit foam akan terdekomposisi menjadi potongan-
maizena dan glukomanan pada konsentrasi potongan kecil hingga menghilang dalam
5% campuran sorbitol dan TDI-80 dengan tanah. Polimer akan terdegradasi karena
waktu 7,25 hari. proses kerusakan atau penurunan mutu
Proses biodegradabilitas dapat terjadi karena putusnya ikatan rantai pada polimer
dengan proses hidrolisis (degradasi kimiawi), (Marhamah, 2008).
bakteri/jamur, enzim (degradasi enzimatik), Berdasarkan standar plastik
angin dan abrasi (degradasi mekanik) serta internasional (ASTM D5988) bahwa
cahaya (fotodegradasi) (Saputro et al., 2017). besarnya nilai biodegradasi untuk plastik
Kecepatan biodegradasi tergantung pada adalah maksimal 60 hari. Nilai laju
beberapa faktor yakni kelembaban, jenis biodegradasi dari plastik foam poliuretan
mikroorganisme, temperatur, pH, jenis lentur maizena dan glukomanan pada
polimer dan ketebalan polimer. Kondisi penelitian ini sudah memenuhi standar waktu
biodegradasi yang meliputi pH, suhu, nutrien, biodegradasi plastik internasional (ASTM
mineral, oksigen dan kelembaban D5988).
disesuaikan dengan jenis mikroorganisme
Perlakuan Terbaik
yang digunakan (Arutchelvi, 2008). Biokomposit foam maizena dan
Bioplastik maizena dan glukomanan glukomanan dengan konsentrasi 25% sudah
mengandung gugus fungsi Hidroksil (O-H), memenuhi SNI plastik foam poliuretan lentur
Karbonil (C=O), Karboksil (C-O) dan Ester 06-1004-1989 pada variabel kekerasan
(Utami et al., 2014). Gugus-gugus tersebut (5,15kg), pampat tetap (3,15%) dan lama
bersifat hidrofilik sehingga mengakibatkan biodegradasi 8 hari yang sudah memenuhi
mikroorganisme pada lingkungan memasuki Standar Internasional ASTM D5988. Hasil
matriks bioplastik tersebut. Kandungan air penelitian dapat dilihat pada Tabel 10.
yang tinggi dapat mengakibatkan bioplastik
Tabel 10. Hasil standar variabel yang diamati
Standar yang Hasil
Variabel yang diamati Standar hasil Keterangan
digunakan penelitian
Kerapatan Massa (kg/m3) SNI 06-1004-1989 12 - 15 0,49 Tidak memenuhi
Kekerasan (kg) SNI 06-1004-1989 5 – 6.9 5,15 Sudah memenuhi
Kepegasan pantul (%) SNI 06-1004-1989 Minimal 30 22,91 Tidak memenuhi

Tegangan putus (N/mm2) SNI 06-1004-1989 Minimal 0,70 0,23 Tidak memenuhi

Perpanjangan putus (%) SNI 06-1004-1989 Minimal 160 12,64 Tidak memenuhi

Ketahanan sobek (N/cm3) SNI 06-1004-1989 Minimal 0,50 0,17 Tidak memenuhi

Pampatan tetap (%) SNI 06-1004-1989 Maksimal 10 3,15 Sudah memenuhi


Internasional (ASTM
Biodegradasi (hari) Max 60 hari 8 hari Sudah memenuhi
D5988)

535
Vol. 9, No. 4, Desember 2021 Karakteristik Biokomposit Foam Maizena dan …

KESIMPULAN DAN SARAN kunyit putih sebagai antibakteri. Jurnal


Pangan dan Agroindustri. 2(3):43-53.
Kesimpulan Ariff, Z. M., Z. Zakaria. L. H. Tay dan S. Y.
Berdasarkan penelitian yang telah Lee. 2008. Effect of foaming
dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa temperature and rubber grades on
hal sebagai berikut: properties of natural rubber foams.
1. Konsentrasi campuran sorbitol dan TDI- Journal of Applied Polymer Science.
80 berpengaruh sangat nyata terhadap 107(4): 2531-2538.
kerapatan massa, kekerasan, kepegasan
pantul dan pampat tetap; berpengaruh Chen, J. J., Zhu C. F., Deng H. T., Qin Z. N.,
nyata terhadap tegangan putus, dan Bai Y. Q. 2009. Preparation and
perpanjangan putus dan ketahanan sobek. characterization of the waterborne
2. Biokomposit foam maizena dan polyurethane modified with nanosilica.
glukomanan terbaik didapatkan pada Journal Polym Res. 16: 375–380.
perlakuan dengan konsentrasi campuran El-Shekeil, Y. A., S. M. Sapuan, E. S.
sorbitol dan TDI-80 sebesar 25% dengan Zainudin, dan A. B. Khalina. 2011.
nilai kekerasan 5,15 kg, nilai pampat tetap Effect of fiber loading on the
3,15%, kerapatan massa 0,12 g/mL, mechanical properties of kenaf fiber
kepegasan pantul 22,91%, tegangan putus reinforced thermoplastic polyurethane
0,05 N/mm2, perpanjangan putus 4,52%, composite. Key Engineering Materials.
ketahanan sobek 0,04 N/cm3 dan laju 1213(471): 1058-1063.
biodegradasi dalam waktu 8 hari.
Harsojuwono, B. A dan I. W. Arnata. 2016.
Saran Karakteristik fisik dan mekanik
Saran dari penelitian ini yaitu perlu bioplastik (studi konsentrasi tapioka
dilakukan penelitian lebih lanjut dengan dan perbandingan campuran
pembuatan biokomposit menggunakan jenis pemlastis). Media Ilmiah Teknologi
bahan baku pembentuk biokomposit selain Pangan. 3(1): 03-04.
maizena dan glukomanan, pembentuk foam
selain sorbitol dan TDI-80 serta variasi Hasan, A., D. Erwana, P. Indah, I Dewanda
konsentrasi yang lebih banyak agar dapat dan T. A. S. Putu. 2019. Sifat fisik
memperbaiki karakteristik sehingga vulkanisat karet dengan bahan pengisi
biokomposit foam maizena dan glukomanan variasi tanah liat di berbagai lapisan
dapat memenuhi Standar Nasional Indonesia area tambang pt. bukit asam (persero)
maupun Standar Internasional. tbk. Jurnal Kinetika. 10(1): 31-37.
Karsiati, N., A. S Supriyadi dan Sunardi.
DAFTAR PUSTAKA 1997. Penelitian mutu plastik busa
untuk jok mobil. Majalah Barang Kulit,
Alif, M., N. Wijayanti dan S. Mursiti. 2018. Karet dan Plastik. 12(24): 79-84.
Pembuatan bioplastik dari pati biji Kirana, A., M. Farid dan V. M. Pratiwi. 2016.
alpukat-kitosan dengan plasticizer Efek penambahan serat gelas pada
sorbitol. Indonesia Journal of Chemical komposit polyurethane terhadap sifat
Science. 7(2): 102-109. mekanik dan sifat fisik komposit
Amaliya, R. R., dan W.D.R. Putri. 2014. doorpanel. Jurnal Teknik ITS. 5(2): 38-
Karakteristik edible film dari pati 41.
jagung dengan penambagan filtrat

536
Sarito, dkk Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri

Marhamah, 2008. Biodegradasi plasticizer Saputro, A. N. C. dan A. L. Ovita. 2017.


poligliserol asetat (PGA) dan dioktil Sintesis dan karakterisasi bioplastik
ftalat (DOP) dalam matrik polivinil dari kitosan-pati ganyong (Canna
klorida (PVC) dan toksisitasnya edulis). Jurnal Kimia dan Pendidikan
terhadap pertumbuhan mikroba. Tesis. Kimia. 2(1): 13-21.
Tidak dipublikasikan. Program Studi Siswanti, R. B. K Anandito dan G. J
Kimia. Sekolah Pascasarjana. Manuhara. 2013. Karakterisasi edible
Universitas Sumatra Utara. Medan. film komposit dari glukomanan umbi
Nabil, H., H. Ismail dan A. R. Azura. 2014. iles-iles (Amorphopallus muelleri
Optimisation of accelerators and blume) dan maizena. Jurnal Teknologi
vulcanising systems on thermal Hasil Pertanian, 6(2): 111-117.
stability of natural rubber/recycled Situmorang, B. D., B. A. Harsojuwono, dan
ethylenepropylene diene monomer A. Hartiati. 2019. Karakteristik
blends. Material and Design. 53: 651- komposit bioplastik dalam variasi rasio
661. maizena-glukomanan dan variasi ph
Nabil, H., H. Ismail, dan A. R. Azura. 2013. pelarut. Jurnal Rekayasa dan
Comparison of thermo-oxidative Manajemen Agroindustri. 7(3): 391-
ageing and thermal analysis of carbon 400
blackfilled nr/virgin epdm and Susilowati, E. D., 2001. Komposisi kimia
nr/recycled epdm blends. Polymer berbagai tepung iles-iles dan
Testing. 32: 631-639. kekukuhan gel tepung iles-iles
Nasruddin dan A. T. Bondan. 2018. Efek Ammorphophallus variabilis dengan
penambahan epdm pada karet alam variasi tambahan Ca(OH)2. Skripsi.
terhadap sifat mekanik karet busa. Tidak Dipublikasikan. Fakultas
Jurnal Dinamika Penelitian Industri. Teknologi Pertanian UGM.
29(2): 155-162. Yogyakarta.
Neswati, N. S, Arief, dan Yusniwati. 2019. Syabani, M. W., I. Perdana dan Rochmadi.
Sintesis, karakterisasi dan modifikasi 2017. Thermal degradation of modified
busa poliureatan fleksibel baku phenol formaldehyde resin with sodium
berbahan baku biopoliol berbasiskan silicate. Proceeding International
minyak kelapa sawit dan minyak nabati Conference on Chemistry and
lainnya. Jurnal Agroindustri. 9(2): 66- Engineering in Agroindustry (Icochea
82. 2017). 1(1): 37-40.
Prihastuti, H. 2008. Studi sintesis foam Torryselly, P. A. 2008. Analisa efek
poliuretan dari gliserol monoleat. secondary flow pada pipa bulat dan
Skripsi. Tidak Dipublikasikan. kotak. Skripsi. Tidak Dipublikasikan.
Fakultas Matematika dan Ilmu Program Studi Teknik Mesin. Fakultas
Pengetahuan Alam. Universitas Teknik. Universitas Indonesia. Depok.
Indonesia. Depok.
Sahwan, F. L. 2005. Sistem pengelolaan
limbah plastik di indonesia. Jurnal
Teknologi Lingkungan. 6(1): 311-318.

537

You might also like