Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
This study aims to know the effect of the concentration of a mixture of sorbitol and TDI-80 on the
characteristics of cornstarch and glucomannan foam biocomposite and to determine the concentration of a
mixture of sorbitol and TDI-80 which produces the best characteristics of cornstarch and glucomannan foam
biocomposite. This study used a completely randomized design (CRD) with 5 treatments with 4 repetitions so
that there were 20 experimental units with variations in the mixture of sorbitol and TDI-80 (5%, 10%, 15%,
20% and R5 = 25%) with a ratio of 1:1. The data obtained were analyzed for diversity (ANOVA) and continued
with the Tukey test using Minitab 17 software. The variables observed were hardness, bouncing spring,
breaking stress, elongation at break, tear resistance, constant compression and biodegradation. The results
showed that the concentration of the mixture of sorbitol and TDI-80 had an effect on mass density, hardness,
bouncing spring and constant compression, breaking stress, elongation at break and tear resistance. The best
cornstarch and glucomannan foam biocomposite was obtained in the treatment with a mixture of sorbitol and
TDI-80 concentration of 25% with a hardness value of 5.15 kg, a constant compressive value of 3.15%, a mass
density of 0.12 g/mL, and a rebound spring of 22.91. %, breaking stress 0.05 N/mm2, elongation at break
4.52%, tear resistance 0.04 N/cm3 and biodegradation rate within 8 days days.
Keywords: biocomposite foam, cornstarch, glucomannan, concentration of sorbitol and TDI-80.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi campuran sorbitol dan TDI-80 terhadap
karakteristik biokomposit foam maizena dan glukomanan serta mengetahui konsentrasi campuran sorbitol dan
TDI-80 yang menghasilkan karakteristik terbaik biokomposit foam maizena dan glukomanan. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dengan 4 kali pengulangan sehingga
terdapat 20 unit percobaan dengan variasi campuran sorbitol dan TDI-80 (5%, 10%, 15%, 20% dan R5 = 25%)
dengan perbandingan 1:1. Data yang diperoleh dianalisis keragamannya (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji
Tukey menggunakan software Minitab 17. Variabel yang diamati yaitu kekerasan, kepegasan pantul, tegangan
putus, perpanjangan putus, ketahanan sobek, pampat tetap dan biodegradasi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa konsentrasi campuran sorbitol dan TDI-80 berpengaruh terhadap kerapatan massa, kekerasan,
kepegasan pantul dan pampat tetap, tegangan putus, perpanjangan putus dan ketahanan sobek. Biokomposit
*Korespondensi Penulis:
Email: bambang.admadi@unud.ac.id
526
Sarito, dkk Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri
foam maizena dan glukomanan terbaik didapatkan pada perlakuan dengan konsentrasi campuran sorbitol dan
TDI-80 sebesar 25% dengan nilai kekerasan 5,15 kg, nilai pampat tetap 3,15%, kerapatan massa 0,12 g/mL,
kepegasan pantul 22,91%, tegangan putus 0,05 N/mm2, perpanjangan putus 4,52%, ketahanan sobek 0,04
N/cm3 dan laju biodegradasi dalam waktu 8 hari.
Kata Kunci: biokomposit foam, maizena, glukomanan, sorbitol dan TDI-80.
527
Vol. 9, No. 4, Desember 2021 Karakteristik Biokomposit Foam Maizena dan …
528
Sarito, dkk Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri
Kerapatan Massa
Analisis keragaman menunjukkan
bahwa konsentrasi campuran sorbitol dan
TDI-80 berpengaruh sangat nyata terhadap
kerapatan massa dari biokomposit foam
maizena dan glukomanan. Rata-rata
Gambar. 1 Diagram alir prosedur percobaan kerapatan massa biokomposit foam maizena
(Modifikasi Harsojuwono dan dan glukomanan berkisar antara 0,12 – 0,49
Arnata, 2016 dan modifikasi g/mL.
Prihastuti, 2008)
529
Vol. 9, No. 4, Desember 2021 Karakteristik Biokomposit Foam Maizena dan …
Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata yang terjadi oleh interaksi antar bahan
kerapatan massa tertinggi dimiliki oleh pembentuk (Syabani et al., 2017).
biokomposit foam maizena dan glukomanan Berdasarkan SNI plastik foam
pada konsentrasi 5% campuran sorbitol dan poliuretan lentur 06-1004-1989 bahwa
TDI-80 dengan nilai 0,49 g/mL, yang berbeda besarnya nilai kerapatan massa untuk plastik
nyata dengan kerapatan massa biokomposit foam poliuretan lentur adalah 0,012–0,015
foam maizena dan glukomanan yang lainnya. g/mL. Nilai kerapatan massa dari plastik
Sedangkan rata-rata kerapatan massa foam poliuretan lentur maizena dan
terendah dimiliki oleh biokomposit foam glukomanan pada penelitian ini belum
maizena dan glukomanan pada konsentrasi memenuhi standar nilai dari kerapatan massa
25% campuran sorbitol dan TDI-80 dengan plastik foam poliuretan lentur SNI 06-1004-
nilai 0,12 g/mL, yang tidak berbeda nyata 1989. Untuk memenuhi SNI plastik foam
dengan kerapatan masa dari biokomposit poliuretan lentur 06-1004-1989 dapat
foam maizena dan glukomanan yang dilakukan dengan mengurangi konsentrasi
menggunakan 20% campuran sorbitol dan campuran sorbitol dan TDI-80.
TDI-80.
Kekerasan
Tabel 2. Nilai rata-rata kerapatan massa Analisis keragaman menunjukkan
biokomposit foam maizena dan bahwa konsentrasi campuran sorbitol dan
glukomanan TDI-80 berpengaruh sangat nyata terhadap
Konsentrasi kekerasan dari biokomposit foam maizena
Rata-rata kerapatan
campuran sorbitol dan glukomanan. Rata-rata kekerasan
massa (g/mL)
dan TDI-80 (%) biokomposit foam maizena dan glukomanan
5 0,49 a berkisar antara 1,58 – 5,15 kg.
10 0,35 b Tabel 3. Nilai rata-rata kekerasan
15 0,21 c biokomposit foam maizena
20 0,15 cd dan glukomanan
25 0,12 d Konsentrasi
Keterangan: notasi yang berbeda di belakang rata-rata Rata-rata
menunjukkan adanya perbedaan yang campuran sorbitol
kekerasan (kg)
nyata pada taraf kesalahan 5% dan TDI-80 (%)
5 1,58 d
Perbedaan kerapatan massa disebabkan
10 2,50 c
oleh perbedaan banyaknya rongga udara yang
15 3,09 bc
terbentuk. Rongga udara terbentuk akibat dari
20 3,74 b
gas CO2 yang terperangkap. Jumlah rongga
25 5,15 a
udara yang terbentuk oleh gas CO2 Keterangan: notasi yang berbeda di belakang rata-rata
mengurangi kerapatan massa dan berat menunjukkan adanya perbedaan yang
persatuan cm3 foam yang dihasilkan. Ukuran nyata pada taraf kesalahan 5%
sel yang terbentuk atau jumlah dan luas Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata
rongga yang terbentuk di dalam komposit kekerasan tertinggi dimiliki oleh biokomposit
foam dengan foam sintetis berpengaruh foam maizena dan glukomanan pada
secara langsung terhadap nilai kerapatan konsentrasi 25% campuran sorbitol dan TDI-
massa. Menurut Ariff et al. (2008) foam 80 dengan nilai 5,15 kg, yang berbeda nyata
dengan ukuran sel yang lebih kecil cenderung dengan kekerasan biokomposit foam maizena
lebih tinggi massa jenisnya. Nilai kerapatan dan glukomanan yang lainnya. Sedangkan
massa berhubungan juga dengan ikatan silang rata-rata kekerasan terendah dimiliki oleh
530
Sarito, dkk Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri
biokomposit foam maizena dan glukomanan berbeda nyata dengan lainnya. Hal ini
pada konsentrasi 5% campuran sorbitol dan disebabkan oleh besar konsentrasi campuran
TDI-80 dengan nilai 1,58 kg, yang berbeda sorbitol dan TDI-80 yang dipakai untuk
nyata dengan biokomposit foam maizena dan membentuk ikatan silang pada biokomposit
glukomanan lainnya. foam. Selain itu kerapatan massa, kekerasan
Perbedaan kekerasan disebabkan oleh dan elastisitas berpengaruh terhadap nilai
jumlah TDI-80 yang dipakai, dimana jumlah kepegasan pantul yaitu pada saat ada benda
TDI-80 yang tinggi menyebabkan yang membebaninya maka akan terjadi
peningkatan kadar segmen keras dan perlawanan sesuai dengan kekuatan ikatan
terbentuknya rantai urea yang semakin antar molekul yang membentuknya
banyak. Akibatnya energi kohesi pun (Nasruddin dan Bondan, 2018).
meningkat, sehingga poliuretan yang Tabel 4. Nilai rata-rata kepegasan pantul
dihasilkan semakin kaku dan rapuh (El- biokomposit foam maizena dan
Shekeil et al., 2011). glukomanan
Berdasarkan SNI plastik foam
Konsentrasi Rata-rata
poliuretan lentur 06-1004-1989 bahwa
campuran sorbitol kepegasan pantul
besarnya nilai kekerasan untuk plastik foam
dan TDI-80 (%) (%)
poliuretan lentur adalah 5–6,9 kg. Nilai
5 5,51 c
kekerasan dari plastik foam poliuretan lentur
10 7,00 c
maizena dan glukomanan pada penelitian ini
15 9,44 c
yang memenuhi standar nilai dari kekerasan
20 14,08 b
plastik foam poliuretan lentur SNI 06-1004-
25 22,91 a
1989 pada konsentrasi campuran sorbitol dan Keterangan: notasi yang berbeda di belakang rata-rata
TDI-80 25%. Untuk memenuhi SNI plastik menunjukkan adanya perbedaan yang
foam poliuretan lentur 06-1004-1989 dapat nyata pada taraf kesalahan 5%
dilakukan dengan menambah konsentrasi
Berdasarkan SNI plastik foam
campuran sorbitol dan TDI-80
poliuretan lentur 06-1004-1989 bahwa
Kepegasan Pantul besarnya nilai kepegasan pantul untuk plastik
Analisis keragaman menunjukkan foam poliuretan lentur adalah minimal 30%.
bahwa konsentrasi campuran sorbitol dan Nilai kepegasan pantul dari plastik foam
TDI-80 berpengaruh sangat nyata terhadap poliuretan lentur maizena dan glukomanan
kepegasan pantul dari biokomposit foam pada penelitian ini belum memenuhi standar
maizena dan glukomanan. Rata-rata nilai dari kepegasan pantul plastik foam
kepegasan pantul biokomposit foam maizena poliuretan lentur SNI 06-1004-1989. Untuk
dan glukomanan berkisar antara 5,51 – memenuhi SNI plastik foam poliuretan lentur
22,91%. 06-1004-1989 dapat dilakukan dengan
Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata menambah konsentrasi campuran sorbitol
kepegasan pantul tertinggi dimiliki oleh dan TDI-80.
biokomposit foam maizena dan glukomanan
Tegangan Putus
pada konsentrasi 15-25% campuran sorbitol
Analisis keragaman menunjukkan
dan TDI-80 dengan nilai 9,44-22,91%, yang
bahwa konsentrasi campuran sorbitol dan
berbeda nyata dengan lainnya. Sedangkan
TDI-80 berpengaruh nyata terhadap tegangan
rata-rata kepegasan pantul terendah dimiliki
putus dari biokomposit foam maizena dan
oleh biokomposit foam maizena dan
glukomanan. Rata-rata tegangan putus
glukomanan pada konsentrasi 5% campuran
sorbitol dan TDI-80 dengan nilai 5,51%, yang
531
Vol. 9, No. 4, Desember 2021 Karakteristik Biokomposit Foam Maizena dan …
biokomposit foam maizena dan glukomanan besarnya nilai tegangan putus untuk plastik
berkisar antara 0,05 – 0,23 N/mm2. foam poliuretan lentur adalah minimal 0,70
Tabel 5 menunjukkan bahwa rata-rata N/mm2. Nilai tegangan putus dari plastik
tegangan putus tertinggi dimiliki oleh foam poliuretan lentur maizena dan
biokomposit foam maizena dan glukomanan glukomanan pada penelitian ini belum
pada konsentrasi 5% campuran sorbitol dan memenuhi standar nilai dari tegangan putus
TDI-80 dengan nilai 0,23 N/mm2, yang plastik foam poliuretan lentur SNI 06-1004-
berbeda nyata dengan lainnya. Sedangkan 1989. Untuk memenuhi SNI plastik foam
rata-rata tegangan putus terendah dimiliki poliuretan lentur 06-1004-1989 dapat
oleh biokomposit foam maizena dan dilakukan dengan menambah konsentrasi
glukomanan pada konsentrasi 25% campuran campuran sorbitol dan TDI-80.
sorbitol dan TDI-80 dengan nilai 0,05
Perpanjangan Putus
N/mm2, yang tidak berbeda nyata dengan Analisis keragaman menunjukkan
rata-rata tegangan putus dari biokomposit bahwa konsentrasi campuran sorbitol dan
foam maizena dan glukomanan yang TDI-80 berpengaruh nyata terhadap
menggunakan 15% dan 20% campuran perpanjangan putus dari biokomposit foam
sorbitol dan TDI-80. Perbedaan tegangan maizena dan glukomanan. Rata-rata
putus disebabkan oleh konsentrasi TDI-80 perpanjangan putus biokomposit foam
yang dipakai. maizena dan glukomanan berkisar antara
Tabel 5. Nilai rata-rata tegangan putus 2,11% – 12,64%.
biokomposit foam maizena dan Tabel 6. Nilai rata-rata perpanjangan putus
glukomanan biokomposit foam maizena dan
Konsentrasi glukomanan
Rata-rata tegangan
campuran sorbitol
putus (N/cm2) Konsentrasi Rata-rata
dan TDI-80 (%) campuran sorbitol perpanjangan putus
5 0,23 a dan TDI-80 (%) (%)
10 0,14 b 5 12,64 a
15 0,13 bc 10 7,91 ab
20 0,09 bc 15 2,75 b
25 0,05 c 20 2,11 b
Keterangan: notasi yang berbeda di belakang rata-rata
menunjukkan adanya perbedaan yang 25 4,52 b
nyata pada taraf kesalahan 5% Keterangan: notasi yang berbeda di belakang rata-rata
menunjukkan adanya perbedaan yang
Jumlah TDI-80 yang tinggi nyata pada taraf kesalahan 5%
menyebabkan peningkatan kadar segmen Tabel 6 menunjukkan bahwa rata-rata
keras dan terbentuknya rantai urea yang perpanjangan putus tertinggi dimiliki oleh
semakin banyak. Akibatnya energi kohesi biokomposit foam maizena dan glukomanan
pun meningkat, poliuretan yang dihasilkan pada konsentrasi 5% campuran sorbitol dan
semakin kaku dan rapuh sehingga TDI-80 dengan nilai 12,64%, yang tidak
menurunkan nilai kekuatan tarik poliuretan. berbeda nyata dengan perpanjangan putus
(El-Shekeil et al., 2011). Menurut Nabil et biokomposit foam maizena dan glukomanan
al., 2014 perbedaan nilai tegangan putus antar yang menggunakan 10% campuran sorbitol
perlakuan dipengaruhi oleh kepadatan ikatan dan TDI-80 dengan nilai 7,91%. Sedangkan
silang yang saling mengikat. rata-rata perpanjangan putus yang rendah
Berdasarkan SNI plastik foam dimiliki oleh biokomposit foam maizena dan
poliuretan lentur 06-1004-1989 bahwa
532
Sarito, dkk Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri
glukomanan pada konsentrasi 15-25% 25% campuran sorbitol dan TDI-80 dengan
campuran sorbitol dan TDI-80 dengan nilai nilai 0,04 N/cm3, yang tidak berbeda nyata
2,11-4,52%, yang tidak berbeda nyata dengan dengan ketahanan sobek biokomposit foam
biokomposit foam maizena dan glukomanan maizena dan glukomanan yang menggunakan
yang menggunakan 10% campuran sorbitol 15-20% campuran sorbitol dan TDI-80
dan TDI-80 dengan nilai 7,91%. Perbedaan dengan nilai 0,07-0,09 N/cm3. Perbedaan
perpanjangan putus disebabkan oleh ketahanan sobek disebabkan oleh besar
kemampuan bahan untuk menahan regangan konsentrasi campuran sorbitol dan TDI-80
yang dipengaruhi oleh kemampuan dan yang dipakai. Konsentrasi campuran sorbitol
ikatan silang yang membentuk biokomposit dan TDI-80 menentukan ikatan silang yang
foam. Ketika dilakukan regangan terjadi terjadi, ikatan silang yang terjadi memperkuat
pergerakan molekul untuk bertahan sampai ikatan antar molekul dan dinding sel yang
pada keadaan hingga masing-masing molekul membentuk biokomposit foam. Ketahanan
tidak dapat saling berikatan (Nasruddin dan sobek akan berpengaruh pada daya tahan
Bondan, 2018). plastik foam bila digunakan terus menerus.
Berdasarkan SNI plastik foam Semakin tinggi ketahanan sobeknya, maka
poliuretan lentur 06-1004-1989 bahwa akan semakin tahan lama plastik foam
besarnya nilai perpanjangan putus untuk tersebut dapat digunakan (Karsiati et al.,
plastik foam poliuretan lentur adalah minimal 1997).
160%. Nilai perpanjangan putus dari plastik Tabel 7. Nilai rata-rata ketahanan sobek
foam poliuretan lentur maizena dan biokomposit foam maizena dan
glukomanan pada penelitian ini belum glukomanan
memenuhi standar nilai dari perpanjangan
Konsentrasi Rata-rata
putus plastik foam poliuretan lentur SNI 06-
campuran sorbitol ketahanan sobek
1004-1989. Untuk memenuhi SNI plastik
dan TDI-80 (%) (N/cm2)
foam poliuretan lentur 06-1004-1989 dapat
5 0,17 a
dilakukan dengan menambah konsentrasi
10 0,10 b
campuran sorbitol dan TDI-80.
15 0,09 bc
Ketahanan Sobek 20 0,07 bc
Analisis keragaman menunjukkan 25 0,04 c
bahwa konsentrasi campuran sorbitol dan Keterangan: notasi yang berbeda di belakang rata-rata
TDI-80 berpengaruh nyata terhadap menunjukkan adanya perbedaan yang
ketahanan sobek dari biokomposit foam nyata pada taraf kesalahan 5%
maizena dan glukomanan. Rata-rata Berdasarkan SNI plastik foam
ketahanan sobek biokomposit foam maizena poliuretan lentur 06-1004-1989 bahwa
dan glukomanan berkisar antara 0,04 - 0,17 besarnya nilai ketahanan sobek untuk plastik
N/cm3. foam poliuretan lentur adalah minimal 0,50
Tabel 7 menunjukkan bahwa rata-rata N/cm3. Nilai ketahanan sobek dari plastik
ketahanan sobek tertinggi dimiliki oleh foam poliuretan lentur maizena dan
biokomposit foam maizena dan glukomanan glukomanan pada penelitian ini belum
pada konsentrasi 5% campuran sorbitol dan memenuhi standar nilai dari ketahanan sobek
TDI-80 dengan nilai 0,17 N/cm3, yang plastik foam poliuretan lentur SNI 06-1004-
berbeda nyata dengan ketahanan sobek 1989. Untuk memenuhi SNI plastik foam
lainnya. Sedangkan rata-rata ketahanan sobek poliuretan lentur 06-1004-1989 dapat
terendah dimiliki oleh biokomposit foam dilakukan dengan menambah konsentrasi
maizena dan glukomanan pada konsentrasi campuran sorbitol dan TDI-80.
533
Vol. 9, No. 4, Desember 2021 Karakteristik Biokomposit Foam Maizena dan …
534
Sarito, dkk Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri
biokomposit foam maizena dan glukomanan menjadi lebih mudah terdegradasi karena
pada konsentrasi 10–25% campuran sorbitol menjadi media tumbuh bagi sebagian besar
dan TDI-80 dengan waktu 8 hari. Sedangkan bakteri dan mikroba (Alif et al., 2018). Gugus
rata-rata rata-rata waktu biodegradasi Hidroksil (O-H) yang terkandung pada bahan
terendah dimiliki oleh biokomposit foam akan terdekomposisi menjadi potongan-
maizena dan glukomanan pada konsentrasi potongan kecil hingga menghilang dalam
5% campuran sorbitol dan TDI-80 dengan tanah. Polimer akan terdegradasi karena
waktu 7,25 hari. proses kerusakan atau penurunan mutu
Proses biodegradabilitas dapat terjadi karena putusnya ikatan rantai pada polimer
dengan proses hidrolisis (degradasi kimiawi), (Marhamah, 2008).
bakteri/jamur, enzim (degradasi enzimatik), Berdasarkan standar plastik
angin dan abrasi (degradasi mekanik) serta internasional (ASTM D5988) bahwa
cahaya (fotodegradasi) (Saputro et al., 2017). besarnya nilai biodegradasi untuk plastik
Kecepatan biodegradasi tergantung pada adalah maksimal 60 hari. Nilai laju
beberapa faktor yakni kelembaban, jenis biodegradasi dari plastik foam poliuretan
mikroorganisme, temperatur, pH, jenis lentur maizena dan glukomanan pada
polimer dan ketebalan polimer. Kondisi penelitian ini sudah memenuhi standar waktu
biodegradasi yang meliputi pH, suhu, nutrien, biodegradasi plastik internasional (ASTM
mineral, oksigen dan kelembaban D5988).
disesuaikan dengan jenis mikroorganisme
Perlakuan Terbaik
yang digunakan (Arutchelvi, 2008). Biokomposit foam maizena dan
Bioplastik maizena dan glukomanan glukomanan dengan konsentrasi 25% sudah
mengandung gugus fungsi Hidroksil (O-H), memenuhi SNI plastik foam poliuretan lentur
Karbonil (C=O), Karboksil (C-O) dan Ester 06-1004-1989 pada variabel kekerasan
(Utami et al., 2014). Gugus-gugus tersebut (5,15kg), pampat tetap (3,15%) dan lama
bersifat hidrofilik sehingga mengakibatkan biodegradasi 8 hari yang sudah memenuhi
mikroorganisme pada lingkungan memasuki Standar Internasional ASTM D5988. Hasil
matriks bioplastik tersebut. Kandungan air penelitian dapat dilihat pada Tabel 10.
yang tinggi dapat mengakibatkan bioplastik
Tabel 10. Hasil standar variabel yang diamati
Standar yang Hasil
Variabel yang diamati Standar hasil Keterangan
digunakan penelitian
Kerapatan Massa (kg/m3) SNI 06-1004-1989 12 - 15 0,49 Tidak memenuhi
Kekerasan (kg) SNI 06-1004-1989 5 – 6.9 5,15 Sudah memenuhi
Kepegasan pantul (%) SNI 06-1004-1989 Minimal 30 22,91 Tidak memenuhi
Tegangan putus (N/mm2) SNI 06-1004-1989 Minimal 0,70 0,23 Tidak memenuhi
Perpanjangan putus (%) SNI 06-1004-1989 Minimal 160 12,64 Tidak memenuhi
Ketahanan sobek (N/cm3) SNI 06-1004-1989 Minimal 0,50 0,17 Tidak memenuhi
535
Vol. 9, No. 4, Desember 2021 Karakteristik Biokomposit Foam Maizena dan …
536
Sarito, dkk Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri
537