You are on page 1of 17

/0123425225 /0672589525 :24;1;<24

<06/2< /058=12>25 426/2> (</4) ?@


ABCB DEFGBFCBH

IJKLMNLOLLO PQRSQLT PJOSUQLOSLO MULOVWVLN NLTPLX NJYLSLW PQRSQLT PLZL NMLKL OLNWROLK VJKLX
NJ[LKLO ZJOSLO LTLOLV \OZLOS]\OZLOS ^R_ `a bLXUO cdda VJOVLOS IJOSJKRKLLO eLTPLXf gLOS
YJQVU[ULO UOVUM TJOWOSMLVMLO MJNJXLVLO TLNgLQLMLV ZLO MULKWVLN KWOSMUOSLO NJQVL TJO[LZWMLO
NLTPLX NJYLSLW NUTYJQ ZLgL_ IJOSJKRKLLO NLTPLX VJQNJYUV VJQZWQW ZLQW PJOSUQLOSLO NLTPLX ZLO
PJOLOSLOLO NLTPLX_ \OVUM PJOSUQLOSLO NLTPLX YWLNLOgL ZWKLMUMLO PJTYLVLNLO VWTYUKLO
NLTPLXf PJOZLUQ]UKLOSLO NLTPLX ZLOhLVLU PJTLOiLLVLO MJTYLKW NLTPLX_ eJZLOSMLO UOVUM
PJOLOSLOLO NLTPLX TJKWPUVW PJTWKLXLOf PJOSUTPUKLOf PJOSLOSMUVLOf PJOSJKRKLLO ZLO
PJTQRNJNLO LMXWQ NLTPLX_

IJOSUQLOSLO NLTPLX VJQNJYUV [USL NJ[LKLO ZJOSLO IJQLVUQLO jJOVJQW IJMJQ[LLO \TUT ^R_
c`hIkbhjhcddlf MXUNUNOgL MJYW[LMLO m`nf gLWVU PJOSUQLOSLO NLTPLX NJTLMNWTLK TUOSMWO ZWTUKLW
ZLQW NUTYJQOgL_ oJTJOVJQWLO IJMJQ[LLO \TUT NJOZWQW VJKLX TJKLMUMLO pilot project ZW YJYJQLPL
MLpLNLO UOVUM PJTYLOSUOLO bJTPLV IJOSRKLXLO eLTPLX Reduce-Reuse-Recycle mbIe qkn
rJQYLNWN jLNgLQLMLV_ IJTYLOSUOLOhPJOgJZWLLO NLQLOL PJOLOSLOLO NLTPLX PLZL NMLKL MRTUOLK
gLOS YJQYLNWN TLNgLQLMLV VJQNJYUV TJKLKUW TJMLOWNTJ PJOgJZWLLO ZLOL YLOVULO NRNWLK UOVUM NJVWLP
KRMLNW NLNLQLO_
sLKLT QLOSML TJTYJQWMLO PLOZULO ZLKLT PJKLMNLOLLO MJSWLVLO PJTYLOSUOLO bIe qk VJQNJYUVf
TLML ZWYUVUXMLO YUMU PLOZULO gLOS TJTULV VLVL tLQL PJTWKWXLO KRMLNWf PJQJOtLOLLOf
PJKLMNLOLLOf PJTLOVLULO ZLO JuLKULNWf NJQVL PWKWXLO]PWKWXLO VJMORKRSW ZLKLT PJOSRKLXLO NLTPLX
YJQYLNWN TLNgLQLMLV_
rUMU bLVL vLQL IJOgJKJOSSLQLLO \TUT bJTPLV IJOSRKLXLO eLTPLX Reduce-Reuse-Recycle mbIe
qkn rJQYLNWN jLNgLQLMLV ZW oLpLNLO IJQTUMWTLO gLOS VJKLX ZWNUNUO WOW VJQZWQW ZLQW l mJOLTn [WKWZ YUMUf
gLWVUw
`_ rUMU `f TJTULV xbLVL vLQL IJOgJKJOSSLQLLO bJTPLV IJOSRKLXLO eLTPLX mbIen qk rJQYLNWN
jLNgLQLMLVy
c_ rUMU cf TJTULV xbLVL vLQL IJQJOtLOLLO bJTPLV IJOSJKRKLLO eLTPLX mbIen qk rJQYLNWN
jLNgLQLMLVy
q_ rUMU qf TJTULV xbLVL vLQL IJKLMNLOLLO IJTYLOSUOLO zLNWKWVLN bJTPLV IJOSJKRKLLO eLTPLX
mbIen qky
{_ rUMU {f TJTULV xbLVL vLQL IWKWXLO bJMORKRSW bJTPLV IJOSJKRKLLO eLTPLX mbIen qky
|_ rUMU |f TJTULV xbLVL vLQL jROWVRQWOS ZLO }uLKULNW bJTPLV IJOSJKRKLLO eLTPLX mbIen qky
l_ rUMU lf TJTULV x~LTPWQLO ZLO zRQTLV IJKLPRQLOy
sWXLQLPMLO NJKUQUX PJTLOSMU MJPJOVWOSLO PJKLMNLOL MJSWLVLO IQRSQLT bIe qk rJQYLNWN jLNgLQLMLV
WOW ZLPLV TJTLXLTW VLVL KLMNLOL ZLO MLWZLX]MLWZLX gLOS LZL ZW ZLKLT rUMU bLVL vLQL
IJOgJKJOSSLQLLO \TUT bJTPLV IJOSJKRKLLO eLTPLX mbIen qk rJQYLNWN jLNgLQLMLV ZW oLpLNLO
IJQTUMWTLO WOW NJQVL TJOJQLPMLOOgL PLZL PJKLMNLOLLO bIe]qk rJQYLNWN jLNgLQLMLV ZW KRMLNW
NLNLQLO_
eJTRSL PLOZULO WOW ZLPLV YJQTLOiLLV ZLO VJVLP VJQYUML MJNJTPLVLO MJPLZL PWXLM]PWXLM gLOS
VJQMLWV ZJOSLO PJKLMNLOLLO MJSWLVLO bIe qk rJQYLNWN jLNgLQLMLVf UOVUM TJTYJQWMLO TLNUMLO NJQVL
NLQLO ZLO MQWVWM LVLN YUMU WOWf SUOL TJOSRPVWTLKMLO XLNWK ZLO MJYJQTLOiLLVLO ZLQW PJTYLOSUOLO
bIe qk rJQYLNWN jLNgLQLMLV WOW_
LMLQVLf jLg cd`{
sWQJMVUQ JOZJQLK vWPVL MLQgL

€Q_ €TLT e_ }QOLpWf jvj_f j_et_


‚Fƒ‚„ …†…
‡ˆ‰ˆ Š ƒ‚ƒ‚ ‹‚„‚ ŒŽ‚‰†‚‚‚ Œ‡‚‘ˆ‚
’‚†…Ž…ƒ‚† ƒŒ‚ƒ Œ‘“Ž‚H‚ †‚Œ‚H (ƒŒ†) Š„

”•” – —˜• —™š•›œ••• —˜žŸ˜•  ¡—œ ¢˜ 1


£¤£ ¥¦§¨©ª«ª¬ ¥¦­ª®¨ª¬ªª¬ £
£¤¯ ¥¦¬°ª±ªª¬ ²ª§ª¬° ±ª¬ ³ª¨ª ¯
£¤´ ¥¦¬µ¶¨¶¬ª¬ ·©¸ ¥¦­ª®¨ª¬ªª¬ ¥¦¸¹ª¬°¶¬ª¬ ¯

”•” –– —™š•›œ••• ›žœ¡˜º›œ– Ð


¯¤£ ¥¦­ª®¨ª¬ªª¬ »¼¬¨½§¶®¨© ¼­¦¾ »¦­¼¸«¼® ¿ª¨µª§ª®ª½ Å
¯¤¯ ¥¦­ª®¨ª¬ªª¬ »¼¬¨½§¶®¨© ¼­¦¾ ¥©¾ª® »¦½©°ª Æ
¯¤´ »¦½¦§¹¶®ªª¬ À¬Á¼§¸ª¨© Æ
¯¤Â ý©®ª ¥¦­ª®¨ª¬ªª¬ ¥¦®¦§Äªª¬ É
¯¤Å ¥¦­ª®¨ª¬ªª¬ »¼¬¨½§¶®¨© Ë
¯¤Æ ¥¦¬°ª±ªª¬ ¥¦§ª­ª½ª¬ ¥¦¬°¼­ª¾ Ǫ¸«ª¾ ´È Ñ
¯¤É ʱ¸©¬©¨½§ª¨© ±ª¬ ¥¦­ª«¼§ª¬ £Ò
¯¤Ë ¥¦¸ª¬½ª¶ª¬ ±ª¬ ¥¦¬°ªÌª¨ª¬ ¥¦­ª®¨ª¬ªª¬ »¼¬¨½§¶®¨© £Ò

”•” ––– —•œÍ• —™š•›œ••• Ɯ–› 1¢


´¤£ ¥¦¸¹¶ª½ª¬ Ϫ«¼§ª¬ ¥¦¬µ¦­¦¨ª©ª¬ ¥¦­ª®¨ª¬ªª¬ »¦°©ª½ª¬ £´
´¤¯ ¥¦¸¹¶ª½ª¬ Ȧª­©¨ª¨© »¦°©ª½ª¬ ±ª¬ ²©ªµª £´
´¤´ Ϫ«¼§ª¬ Ê®¾©§ ¥¦®¦§Äªª¬ £Â
´¤Â Ǧ§ª¾ ·¦§©¸ª À¬Á§ª¨½§¶®½¶§ £Â
BAB I
PRA-PELAKSANAAN PROGRAM TPS 3R

Pelaksanaan penyelenggaraan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R berbasis masyarakat di


kawasan permukiman merupakan realisasi dari proses perencanaan yang sudah
dimusyawarahkan dalam Dokumen Rencana Kerja Masyarakat (RKM).

Maksud diterbitkannya Tata Cara Pelaksanaan Pembangunan Fasilitas TPS3R berbasis


masyarakat ini adalah untuk membantu pelaku di lapangan yang akan melakukan kegiatan
pelaksanaan pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana TPS3R.

Tujuannya adalah untuk memberikan penjelasan tentang tahapan pelaksanaan


penyelenggaraan TPS 3R berbasis masyarakat di kawasan permukiman.

1.1. PERSIAPAN PELAKSANAAN

Pelaksanaan Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R dapat mulai dilakukan


setelah Penandatanganan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan. Proses pembangunan ini
dilaksanakan oleh Tim Pelaksana dari KSM yang didampingi oleh TFL 3R dan/atau subkontrak.

Dalam rangka pelaksanaan diperlukan persiapan sebagai berikut :


1. Melakukan kaji ulang pada lokasi pekerjaan berdasarkan gambar rencana kerja serta
pekerjaan persiapan lainnya, yaitu sebagai berikut:
a. Pengukuran lapangan (dengan menggunakan alat ukur theodolite/waterpass, meteran);
b. Pembersihan lahan/land clearing;
c. Penyiapan lokasi, sebagai tindak lanjut dari land clearing, dengan pelaksanaan
pemasangan patok bowplank;
d. Penyiapan untuk pengaman pekerjaan;
2. Melakukan kaji ulang jadwal pelaksanaan kerja (S Curve) serta jadwal kebutuhan
bahan/material dan peralatan
3. Informasi tentang awal dan akhir musim hujan secara umum;
4. Mengajukan kebutuhan bahan/material dan peralatan kepada ketua KSM untuk diproses
oleh Panitia/Pejabat Pengadaan.
5. Menghitung dan mengatur tenaga kerja untuk melaksanakan kegiatan/pekerjaan sesuai
dengan jadwal pelaksanaan.
Pengaturan tenaga kerja di lapangan penting sekali bila kegiatan konstruksi dilaksanakan
dengan menerapkan metode kerja Pembangunan Berbasis Masyarakat (Community Driven
Development). Ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan dalam mengatur tenaga kerja di
tapak pekerjaan :

Tata Cara Pelaksanaan Pembangunan Fasilitas 1


Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R
a. Mobilisasi Pekerja.
Rencana penggunaan tenaga kerja harus disiapkan jauh sebelumnya agar penduduk
setempat dapat mempersiapkan diri apabila tenaga kerja mereka diperlukan. Tenaga
kerja yang tersedia harus dipastikan agar jumlahnya tercukupi untuk pekerjaan yang
akan dilaksanakan. Tenaga kerja diusahakan memakai tenaga kerjadi sekitar lokasi
pekerjaan dengan melibatkan kaum perempuan (dibuktikan dengan absensi tenaga
kerja yang menyatakan jenis kelamin);
b. Menetapkan tugas-tugas harian. Tujuannya untuk memungkinkan agar rata-rata pekerja
menyelesaikan kerja sehari dalam waktu sekitar 75% dari jam kerja normal. Metode ini
hanya digunakan pada tahap awal, untuk selanjutnya ditentukan melalui percobaan di
tempat kerja.
c. Memberikan kesempatan kerja kepada kaum perempuan.

1.2. PENGADAAN BARANG DAN JASA

Pelaksanaan kegiatan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R Berbasis Masyarakatmerupakan


kegiatan swakelola oleh masyarakat, dimana KSM ditunjuk selaku pelaksana dan
penanggungjawab pelaksanaan kegiatan di tingkat masyarakat. Pengadaan barang/jasa
pada TPS 3R diselenggarakan untuk menyediakan barang/jasa yang dibutuhkan bagi
pembangunan infrastruktur pengelolaan persampahan skala kawasan, oleh karena itu,
pengadaan barang/jasa di tingkat masyarakat dalamTPS 3R berpendekatan pada prinsip-
prinsip penyelenggaraan program dan prinsip-prinsip pengadaan barang/jasa yang
ditetapkan.

Secara umum pengadaan barang/jasa oleh masyarakat dan sewa alat mengikuti ketentuan
dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 serta perubahannya Peraturan Presiden Nomor
70 Tahun 2012. Untuk proses pengadaan barang dan jasa dapat dilihat pada buku 2 bab 6.

1.3. PENYUSUNAN TIM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN

Penyusunan tim pelaksanaan pembangunan terdiri dari :


1. Satu Kepala Pelaksana atau lebih. Kepala Pelaksana mewakili Ketua KSM dalam
memberikan arahan serta mengawasijalannya pelaksanaan di lapangan, baik dari segi
teknik maupun administrasi, dan sebagai penghubung dengan pihak luar (toko / supplier /
kontraktor). Kepala Pelaksana adalah Ketua Unit Teknis KSM atau anggota KSM lain yang
mampu untuk mengemban tugas tersebut.
2. Satu orang Mandor atau lebih. Mandor adalah orang yang menguasai pekerjaan
lapangan sesuai dengan jenis pekerjaannya, dan berfungsi membantu Kepala Pelaksana
dalam menangani satumaçam pekerjaan atau lebih. Mandor sebaiknya adalah anggota
Unit Kerja Teknis atau orang lain yang terampil/menguasai jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan.

Tata Cara Pelaksanaan Pembangunan Fasilitas 2


Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R
3. Bendahara/Administrasi Kegiatan adalah orang yang menguasai sistem pembukuan
kegiatan, dan berfungsi sebagai pembantu Kepala Pelaksana dalam masalah administrasi
keuangan lapangan, seperti pembelian material, pengeluaran untuk pekerja, dan
sebagainya. Bendahara/Administrasi Kegiatan adalah Ketua Unit Pengelola
Keuangan/Bendaharawan KSM

Tata Cara Pelaksanaan Pembangunan Fasilitas 3


Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R
Tata Cara Pelaksanaan Pembangunan Fasilitas 4
Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R
BAB II
PELAKSANAAN KONSTRUKSI

2.1 PELAKSANAAN KONSTRUKSI OLEH KELOMPOK MASYARAKAT

Pekerjaan swakelola yang dilaksanakan oleh Kelompok Masyarakat pada prinsipnya


direncanakan, dikerjakan dan diawasi oleh Kelompok Masyarakat. Sedangkan untuk pekerjaan
utama dilarang untuk dialihkan kepada pihak lain (subkontrak). Pelaksanaan pembangunan
Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R mulai dilakukan segera setelah Penandatanganan Surat
Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan. Proses pembangunan ini dilaksanakan oleh Tim Pelaksana
dari KSM dengan bimbingan TFL 3R.

Proses pelaksanaan pembangunan TPS 3R meliputi beberapa kegiatan yang terkait di


dalamnya, seperti perencanaan pekerjaan, penyiapan lokasi, pengadaan material dan
barang, pelaksanaan konstruksi, sewa alat, dan jumlah tenaga kerja, jadwal waktu
pelaksanaan serta pengendalian pengeluaran dana.

Hal mendasar dalam pembangunan TPS3R Berbasis Masyarakat melalui pola bantuan sosial
adalah adanya perubahan paradigma pembangunan dengan menempatkan masyarakat
selaku penerima manfaat bantuan sosial sebagai subyek dalam pelaksanaan kegiatan,
dilaksanakan secara partisipatif dan gotong-royong, transparat, accountability, serta
memanfaatkan tukang - pekerja khusus yang ada di kampung atau dari kampung sekitarnya
sehingga masyarakat lebih kuat rasa memilikinya pada prasarana dan sarana TPS3R.

Ketentuan upah tenaga kerja didasarkan pada harga pasar di kampong tersebut. Pembayaran
upah tenaga kerja yang diperlukan dilakukan secara harian berdasarkan daftar hadir pekerja
atau dengan cara upah borong. Pencapaian target fisik dicatat setiap hari, dievaluasi setiap
minggu serta dibuat laporan mingguan agar dapat diketahui apakah dana yang dikeluarkan
sesuai dengan target fisik yang dicapai. Secara keseluruhan pelaksanaan, KSM akan
didampingi oleh TFL 3R dan setiap minggu dilakukan pertemuan rutin untuk membahas
kemajuan-kemajuan pekerjaan dan penyelesaian permasalahan yang timbul di lapangan.
Dalam pertemuan pertemuan tersebut sekali waktu perlu dihadiri Dinas / SKPD terkait di
Kota/Kabupatendan Provinsi.

Setiap pekerjaan yang selesai dilakukan akan dievaluasi oleh tim pengawas yang terdiri dari
unsur Satker PPLP Provinsi, Dinas/SKPD terkait, TFL dan masyarakat.

Tata Cara Pelaksanaan Pembangunan Fasilitas 5


Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R
2.2 PELAKSANAAN KONSTRUKSI OLEH PIHAK KETIGA

Pekerjaan yang dapat dikerjakan secara subkontrak melalui Pihak Ketiga adalah pekerjaan
yang dianggap tidak mampu dikerjakan oleh masyarakat karena memerlukan keahlian khusus
atau pembelian barang (pabrikan) yang membutuhkan ketrampilan tertentu, dengan
ketentuan:
1. Pekerjaan bukan merupakan pekerjaan utama
2. Pekerjaan tersebut telah dievaluasi dan mendapat rekomendasi dari TFL, Dinas/SKPD terkait
dan Satker PPLP Provinsi

Dalam pelaksanaannya, KSM dan TFL3R akan melakukan pengawasan terhadap kinerja
subkontraktor/pemasok. Dalam melakukan pengawasan, KSM dan TFL3R juga akan melakukan
pertemuan-pertemuan secara berkala dalam rangka memantau kemajuan pekerjaan yang
telah dicapai oleh subkontraktor/pemasok serta permasalahan-permasalahan yang timbul di
lapangan.

Disamping pelaksanaan pekerjaan sendiri oleh masyarakat, KSM dan TFL3R juga dapat secara
langsung melakukan teguran-teguran di lapangan baik lisan maupun tertulis kepada
subkontraktor terhadap kualitas pekerjaan maupun kemampuan tukang yang tidak memadai.
Setiap kontrak yang selesai dilaksanakan oleh subkontraktor diperiksa oleh KSM dan TFL3R.

2.3 KETERBUKAAN INFORMASI

Dalam rangka mewujudkan transparansi pengelolaan Dana Bantuan Sosia lProgram TPS 3R,
KSM berkewajiban menyampaikan Informasi di Papan Informasi dan Pemasangan Papan
Proyek. Papan informasi merupakan papan pemberitahuan atau pengumuman dengan ukuran
tertentu yang terbuat dari papan kayu, memuat informasi mengenai kebijakan dan
pelaksanaan kegiatan di lokasi tertentu. Papan informasi tersebut dipasang di tempat strategis
agar mudah terlihat dan dibaca oleh seluruh lapisan masyarakat.

Tujuan utama digunakan papan informasi adalah untuk:


1. Mempermudah masyarakat memperoleh informasi mengenai kegiatan secara terbuka
2. Mempermudah masyarakat untuk berpartisipasi dalam seluruh tahapan pelaksanaan
kegiatan dimulai dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan sampai dengan
pengoperasian dan pemeliharaan
3. Mempermudah masyarakat untuk turut mengawasi secara langsung pelaksanaan kegiatan
fisik dan penggunaan dana kegiatan

Papan informasi dipasang di tempat yang strategis dan mudah diakses oleh masyarakat. Jenis
informasi minimal yang harus tercantum dalam papan informasi antara lain:
1. Nama Kecamatan/Desa/kampung dan alamat KSM
2. Nama kegiatan
3. Jumlah dana kegiatan yang diterima masyarakat melalui rekening KSM
Tata Cara Pelaksanaan Pembangunan Fasilitas 6
Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R
4. Jumlah kontribusi masyarakat dan atau swasta
5. Sistem pencairan dana
6. Laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan
7. Laporan pertanggungjawaban pencairan dan penggunaan dana
Agar informasi dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas, beberapa hal yang perlu
diperhatikan adalah:
1. Papan informasi harus dipasang di tempat yang banyak dikunjungi orang tetapi aman dari
gangguan
2. Papan informasi harus dipasang agak tinggi agar tidak mudah dirusak
3. Tulisan agak besar, kalimat sederhana dan singkat disertai gambar berwarna agar menarik
perhatian dan minat pembacanya
4. Papan informasi dilindungi kaca atau plastik untuk mengurangi kemungkinan informasi
dirusak orang
5. Informasi yang ditempel di papan informasi dapat berupa fotokopi atau tulisan tangan,
asalkan jelas dan terbaca dengan baik. Informasi harus selalu diperbaharui.

2.4 ETIKA PELAKSANAAN PEKERJAAN

Seluruh pihak yang terkait dalam penyaluran Bantuan Sosial memenuhi etika pelaksanaan
konstruksi sebagai berikut:
1. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk mencapai sasaran
kelancaran dan ketetapan tercapainya tujuan dalam pelaksanaan pengadaan barang;
2. Bekerja secara operasional, mandiri atas dasar kejujuran dan mencegah terjadinya
penyimpangan dalam pelaksanaan;
3. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan dalam rapat lapangan sesuai
kesepakatan dengan pihak terkait;
4. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dalam pelaksanaan pekerjaan ini;
5. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau melakukan kegiatan
bersama dengan tujuan keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain yang secara
langsung atau tidak langsung merugikan Negara;
6. Menghindari dan mencegah pertentangan dengan pihak terkait, baik langsung maupun
tidak langsung;
7. Tidak menerima, tidak menawarkan dan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau
menerima hadiah/imbalan berupa apapun kepada siapa saja yang diketahui patut
diduga berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan ini.

Tata Cara Pelaksanaan Pembangunan Fasilitas 7


Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R
2.5 PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Pelaksanaan Konstruksi secara garis besar adalah:


1. Penjelasan teknis konstruksi dilakukan oleh Ketua KSM dengan didampingi oleh TFL Teknis
kepada seksi atau Tim Pelaksana Pembangunan, tukang, mandor dan masyarakat
pengguna;
2. Pekerjaan konstruksi dilakukan oleh tukang yang dipekerjakan oleh tim pelaksana,
sedangkan supervisi dilakukan oleh tim pengawas;
3. Pekerjaan perencanaan sarana TPS 3Rdan rencana konstruksi diperlihatkan kepada calon
masyarakat pengguna;
4. Wakil dari KSM dan mandor melakukan pengawasan setiap hari di lokasi;
5. Masyarakat ikut melakukan gotong-royong.

Pelaksanaan konstruksi oleh masyarakat mempergunakan organisasi dan sumber daya yang
telah disusun dalam rembug kampung, dan langsung dapat melaksanakan pekerjaan dengan
sumber pendanaan dari Rekening KSM, dimana penggunaannya dibukukan sesuai dengan
peraturan yang ada. TFL mendampingi, memberikan bimbingan teknis dan persetujuan
terhadap kegiatan yang telah, sedang dan akan dilakukan.

Pelaksanaan konstruksi oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dilaksanakan dengan


ketentuan:
1. Pada prinsipnya pelaksanaan kegiatan di tingkat kampung dilakukan oleh masyarakat
sendiri (partisipasi masyarakat) melalui suatu wadah Tim Pelaksana yang dibentuk KSM.
2. Proses partisipasi masyarakat tersebut diharapkan menjadi wujud pemberdayaan dan
memberi kesempatan agar masyarakat menjadi pelaku dalam menangani kegiatan.
3. Tenaga kerja yang diperlukan dalam pelaksanaan diutamakan dari masyarakat setempat.
4. Tenaga kerja diberi upah sesuai dengan norma yang wajar di kampung tersebut dan tidak
melebihi harga satuan Kabupaten/ Kota.
5. Bila ada bagian pekerjaan tertentu yang tidak dapat dilaksanakan oleh tenaga kerja di
kampung tersebut, maka KSM dapat mencari tenaga yang dibutuhkan dari tempat lain.
6. Sedangkan kebutuhan tenaga lain yang sifatnya pembantu umum (seperti tenaga angkut,
tenaga galian, dsb) akan ditangani oleh masyarakat sendiri secara gotong royong, dan hal
tersebut merupakan bagian konstribusi masyarakat.

KSM dan Masyarakat dengan dukungan PPK secara terus menerus melakukan monitoring
kemajuan pembangunan selama pelaksanaan pekerjaan, seperti pembelian material, kualitas
pekerjaan, periode pembayaran, administrasi keuangan, dsb. Hal ini untuk mempercepat
langkah-langkah yang dapat segera diambil bila terdapat penyimpangan dari gambar
perencanaan/DED yang ada dalam Rencana Kerja Masyarakat (RKM).

Tata Cara Pelaksanaan Pembangunan Fasilitas 8


Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R
Secara umum pekerjaan yang dilaksanakan dalam Pembangunan TPS 3R, meliputi:
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Standar, yaitu :
a. Pekerjaan Tanah
b. Pekerjaan Pondasi dan Lantai Kerja
c. Pekerjaan Pasangan
d. Pekerjaan Struktur
e. Pekerjaan Kusen
f. Pekerjaan Elektrikal
g. Pekerjaan Lantai
h. Pekerjaan Sanitasi (WC dan saluran drainase)
i. Pekerjaan kolam IPL
j. Pekerjaan Cat
k. Pekerjaan pemasangan pagar
l. Pekerjaan Lain-lain
m. Pekerjaan Atap
3. Pekerjaan Non Standar, yaitu :
a. Pekerjaan Arsitektur
b. Pekerjaan Listrik

Jenis dan volume kegiatan secara rinci diuraikan dalam Gambar Rencana dan Rencana
Anggaran Biaya (RAB).

2.6 PENGADAAN PERALATAN PENGOLAH SAMPAH 3R

Selain bangunan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R, dalam pengolahan sampah 3R skala
kawasan diperlukan juga peralatan pengolah sampah 3R yang digunakan untuk membantu
proses pengolahan sampah.

Pemilihan peralatan pengolah sampah 3R yang akan digunakan disesuaikan dengan teknologi
pengolahan sampah pada lokasi terpilih. Selain itu, perlu diperhatikan juga kemampuan KSM
atau masyarakat dalam mengelola dan mengoperasikan peralatan pengolah 3R. Dengan
memperhatikan hal-hal tersebut, diharapkan masyarakat dapat menggunakan fasilitas dengan
baik dan bertanggung jawab untuk pengoperasian dan pemeliharannya.

Peralatan pengolah sampah 3R antara lain :


1. Wadah atau tempat untuk sampah terpilah di rumah tangga, berupa plastik sampah,
tong/bin sampah yang merupakan tanggung jawab dari warga
2. Peralatan untuk pengumpulan dan pengangkutan sampah, berupa gerobak sampah,
becak sampah, becak motor, kendaraan roda 3 dilengkapi bak sampah yang sudah
disekat untuk memilah sampah.
3. Peralatan pengomposan sampah, berupa mesin pencacah sampah, mesin
pengayak/penyaring sampah, starter mikroba, dsb
Tata Cara Pelaksanaan Pembangunan Fasilitas 9
Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R
4. Peralatan untuk mengolah sampah non organiK (merupakan tahap pengembangan )
5. Peralatan peraga untuk kampanye/sosialisasi
Berupa stiker, poster, leaflet, dsb

2.7 ADMINISTRASI DAN PELAPORAN

Bagian lain dari pengawasan dan pengendalian pelaksanaan adalah pencatatan dan
pendokumentasian hasil dan proses pekerjaan di lapangan. Catatan dan dokumentasi ini
disusun dalam bentuk laporan, yang dibuat secara sederhana dan seringkas mungkin dan
dilakukan secara berkala.

Unit Keuangan harus melakukan pencatatan, penyusunan dan penyimpanan dokumen


pendukung untuk pengeluaran dana. Dokumen pendukung tersebut diantaranya : bukti
pembelian, kuitansi, bon, nota pembayaran, faktur dan sebagainya. Seluruh catatan dan
dokumen pendukung penggunaan dana tersebut harus tersedia pada waktu diadakan
pemeriksaan oleh pihak berwenang dari SKPD Kabupaten/Kota, atau provinsi.

Catatan atau dokumen pendukung harus bersifat akuntabel dan transparan. TFL bertugas
untuk memberikan dukungan dan bimbingan kepada KSM dalam urusan administrasi dan
pelaporan tersebut. KSM berkewajiban untuk melaporkan kemajuan kegiatan masyarakat
setiap bulan sesuai dengan Tatacara Pelaksanaan 3R berupa laporan kemajuan fisik dan
penyerapan dana dan ditempel pada papan informasi. KSM harus menginformasikan kontrak
kerjasama dengan pemasok/subkontraktor, bila ada, melalui papan informasi.

Pelaporan pelaksanaan pekerjaan dibuat dengan memperhatikan


1. Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan penggunaan dana dilaporkan oleh KSM
kepada PPK secara berkala setiap bulan.
2. Pencapaian target fisik dicatat dan dievaluasi serta dibuat laporan agar dapat diketahui
apakah dana yang dikeluarkan sesuai dengan target fisik yang dicapai.
3. Penggunaan bahan/material, tenaga kerja dan peralatan dicatat setiap hari dalam
laporan harian.
4. Dokumentasi pekerjaan berupa dokumentasi pelaksanaan konstruksi dan proses
penentuan kesepakatan selama masa konstruksi (rembug warga, rapat, sosialisasi, dsb)

2.8 PEMANTAUAN DAN PENGAWASAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Tujuan pemantauan adalah untuk memastikan kesesuaian pelaksanaan kegiatan fisik agar
sesuai dengan rencana dan tujuan yang diharapkan. Dilakukan dengan pengumpulan
informasi yang terkait pekerjaan fisik, seperti pengecekan kualitas material, pemantauan
pelaksanaan konstruksi melalui pengukuran progres harian dan mingguan, pemantauan
pemanfaatan dana, pemantauan jumlah pekerja yang berpartisipasi. Selain itu juga dilakukan

Tata Cara Pelaksanaan Pembangunan Fasilitas 10


Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R
pemantauan terhadap permasalahan dan kesulitan yang dihadapi selama pekerjaan
konstruksi, misalnya kejadian alam seperti cuaca, ataupun bencana alam.

Pengawasan pelaksanaan konstruksi dilaksanakan oleh KSM dan dibantu TFL. Dalam tahap ini
merupakan tahapan yang penting, untuk itu diharapkan masyarakat secara luas mampu
melaksanakan fungsi kontrol untuk:
1. Pengendalian Mutu;
2. Pengendalian Kuantitas/Volume Pekerjaan;
3. Pengendalian Waktu; dan
4. Pengendalian Biaya.

Hal-hal yang terkait dengan pengendalian mutu :


1. Penyimpanan Bahan/Material.
Bahan-bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga mudah
diperiksa oleh pengawas dan terlindungi kualitasnya.
2. Metode Pengangkutan Material/Campuran
Pengangkutan material harus diatur agar tidak terjadi gangguan pelaksanaan pekerjaan.
Bila perlu pengawas dapat mengenakan pembatasan bobot pengangkutan untuk
melindungi setiap jalan dan infrastruktur yang ada di sekitar lokasi.
3. Pengujian/Pemeriksaan Material
Material yang akan digunakan harus diinspeksi oleh pengawas. Bila perlu pengawas dapat
melaksanakan pemeriksaan ulang material/ bahan-bahan yang telah tersimpan
sebelumnya.
4. Pengendalian Kuantitas/Volume
Pengendalian Kuantitas, dilakukan untuk mengecek bahan-bahan/ campuran yang
ditempatkan, dipindahkan, atau yang terpasang. Pengawas akan memeriksa bahan-
bahan/campuran berdasarkan atas batas toleransi pembiayaan. Setelah pekerjaan
memenuhi persyaratan baik kualitas dan peryaratan lainnya, maka pengukuran kuantitas
dilakukan agar kuantitas pekerjaan benar-benar terukur dengan baik sesuai dengan
pembiayaan dan disetujui.
5. Pengendalian Waktu
Di dalam pelaksanaan konstruksi, hubungan antara tenaga kerja, alat berat, dan jumlah
jam per hari dengan waktu pelaksanaan penyelesaian sangat erat.

Tata Cara Pelaksanaan Pembangunan Fasilitas 11


Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R
Tata Cara Pelaksanaan Pembangunan Fasilitas 12
Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R
BAB III
PASCA PELAKSANAAN FISIK

3.1 PEMBUATAN LAPORAN PENYELESAIAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (LP2K) adalah laporan yang ditandatangani oleh
Ketua KSM dengan diketahui TFL 3R dan Dinas/SKPD terkait kota/Kabupaten untuk menyatakan
bahwa seluruh jenis kegiatan telah selesai dilaksanakan (kondisi 100%) serta siap diperiksa oleh
Satker PPLP Provinsi. Kondisi 100% dapat dicapai setelah dilakukan Uji Coba. Uji Coba dilakukan
bersama-sama Satker PPLP Provinsi, TFL, Dinas/SKPD terkait di kota/kabupaten dan Pemerintah
Desa.

Pada saat LP2K ditandatangani, seluruh pertanggung-jawaban dana maupun jenis administrasi
lainnya harus sudah dilengkapi dan dituntaskan, termasuk realisasi kegiatan dan biaya (RKB).

3.2 PEMBUATAN REALISASI KEGIATAN DAN BIAYA

Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) penerima manfaat membuat rincian Realisasi Kegiatan
dan Biaya berikut rekapitulasinya dan diperiksa/disetujui TFL 3R dan Dinas/SKPD
Kota/Kabupaten. Hal ini sebagai bentuk penjelasan tentang apasaja yang telah dilaksanakan
di lapangan serta penggunaan dana bantuan Bantuan Sosial.

Realisasi Kegiatan dan Biaya (RKB) harus dibuat sesuai dengan kondisi pada saat LP2K dibuat di
lapangan. Hal-hal yang harus dicatat meliputi harga satuan, volume, jumlah HOK terserap,
besar dan distribusi dana dari setiap kegiatan. Catatan harus berdasarkan pada kondisi aktual
di lapangan dan sesuai dengan catatan pelaporan harian.

Pada prinsipnya pembuatan RKB merekap atau merangkum seluruh catatan penggunaan
dana dan pelaksanaan kegiatan yang dibuat selama pelaksanaan. Gambar-gambar yang
dilampirkan dalam dokumen penyelesaian adalah denah atau lay out, peta situasi, detail
konstruksi dan lain-lain. Jika terjadi perubahan pada infrastruktur terbangun, dilakukan
perubahan pada gambar dan harus dituangkan dalam berita acara revisi.

Tata Cara Pelaksanaan Pembangunan Fasilitas 13


Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R
3.3 LAPORAN AKHIR PEKERJAAN

Laporan akhir pekerjaan dibuat oleh KSM sebagai pihak penerima manfaat bantuan sosial,
yang memuat :
1. Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan
2. Realisasi Kegiatan dan Biaya (RKB)
3. Berita Acara Perubahan Pekerjaan (Adendum/Amandemen Kontrak)
4. Rekapitulasi Laporan Penggunaan Dana (LPD) Tahap 1, Tahap 2 dan Tahap 3
5. Berita Acara Uji Coba
6. Gambar Pelaksanaan (As built Drawing)
7. Dokumentasi pelaksanaan kegiatan (progres 0%, 30%, 60%, 100%) dan dokumentasi proses
kesepakatan (rembug warga/sosialisasi)

Dokumen tersebut harus sudah dapat diselesaikan oleh KSM dibantu TFL untuk disampaikan
kepada Satker PPLP Provinsi selambat-Iambatnya 1 (satu) minggu sejak tanggal serah terima
pekerjaan. Jika sampai batas waktu tersebut dokumen penyelesaian belum bias dituntaskan,
maka Ketua KSM dan TFL diketahui Dinas/SKPD Kota/Kabupaten harus membuat Berita Acara
Keterlambatan dan Kesanggupan Penyelesaiannya untuk disampaikan kepada Satker PPLP
Provinsi.

3.4 SERAH TERIMA INFRASTRUKTUR

Serah Terima Hasil Pekerjaan dari KSM 3R kepada Satker PPLP Provinsi dilakukan setelah
Pembangunan prasarana dan sarana TPS 3R selesai dilaksanakan.

Urut-urutan penyerahan hasil pekerjaan adalah sebagai berikut :


1. Setelah pelaksanaan pekerjaan TPS 3R selesai 100%, KSM menyerahkan pekerjaan kepada
PPK Satker PPLP Provinsi.
2. PPK menyerahkan pekerjaan dan laporan pekerjaan selesai kepada KPA melalui Berita
Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan.
3. Selanjutnya dilakukan dengan proses serah terima pengelolaan dan pemanfaatan
prasarana dan sarana TPS 3R kepada tim operasional dan pemeliharaan KSM dengan
diketahui Lurah dan Dinas/SKPD terkait di Kota/Kabupaten.

Tata Cara Pelaksanaan Pembangunan Fasilitas 14


Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R

You might also like