Professional Documents
Culture Documents
NIM : 18101105073
Hari/Tanggal :
Pukul :
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Yang bersangkutan telah layak untuk melaksanakan seminar usul penelitian pada tanggal
…….
Menyetujui:
Komisi Pembimbing,
1.2. Tujuan
tujuan dari penelitian ini sendiri untuk menganalisa penyampaian dan pemahaman
pembeli mengenai swamedikasi yang telah di beritahukan oleh farmasis.
1. Bagi klinik
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan sebagai informasi agar dapat
meningkatkan penyampaian mengenai swamedikasi kepada pembeli agar
penyampaian swamedikasi dapat mencapai tujuannya
2
2. Bagi institusi dan mahasiswa
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi institusi dan
perpustakaan serta sebagai bahan kajian untuk penelitian selanjutnya. Hasil
penelitian ini juga dapat menambah wawasan bagi mahasiswa mengenai
swamedikasi dan bagaimana pelayanan kesehatan di klinik agar menjadi bekal
ketika memasuki dunia kerja.
3. Bagi masyarakat
Masyarakat lebih mengetahui dan lebih mematuhi penyampaian farmasis
mengenai swamedikasi yang telah di beritahu farmasis mengenai penggunaan
obat ketika di beri petunjuk dan nasehat ketika meminum obat apalagi bagi
pasien yang lanjut usia dan pasien yang melakukan isolasi mandiri
2.1. Swamedikasi
2.1.1 Pengertian swamedikasi
3
kepercayaan diri dalam pengobatan sehingga menjadi lebih aktif dan peduli terhadap
kesehatan diri (Vidyavati dkk, 2016).
b. Gaya hidup
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap dampak dari gaya hidup
tertentu seperti menghindari merokok dan pola diet yang seimbang untuk
memelihara kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit (WHO, 1998).
4
Saat ini, semakin banyak tersedia produk obat baru yang lebih sesuai untuk
pengobatan sendiri. Selain itu, ada juga beberapa produk obat yang telah dikenal
sejak lama serta mempunyai indeks keamanan yang baik, juga telah dimasukkan ke
dalam kategori obat bebas, membuat pilihan produk obat untuk pengobatan sendiri
semakin banyak tersedia.
a. Tepat Diagnosis
Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter
berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan. Dalam
proses pengobatan terkandung keputusan ilmiah yang dilandasi oleh pengetahuan dan
keterampilan untuk melakukan intervensi pengobatan yang memberi manfaat maksimal
dan resiko sekecil mungkin bagi pasien. Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan
pengobatan yang rasional. Obat diberikan sesuai dengan diagnosis. Apabila diagnosis
tidak ditegakkan dengan benar maka pemilihan obat akan salah (Depkes RI, 2007).
c. Tepat Dosis
5
Dosis merupakan aturan pemakaian yang menunjukkan jumlah gram atau
volume dan frekuensi pemberian obat untuk dicatat sesuai dengan umur dan berat badan
pasien. Dosis, jumlah, cara, waktu dan lama pemberian obat harus tepat. Pemberian dosis
yang berlebihan, khususnya untuk obat yang dengan rentang terapi yang sempit akan
sangat beresiko timbulnya efek samping. Sebaliknya dosis yang terlalu kecil tidak akan
menjamin tercapainya kadar terapi yang diharapkan (depkes, 2006).
7
oral kontrasepsi, obat saluran cerna, obat mulut serta tenggorokan, obat saluran nafas,
obat yang mempengaruhi sistem
3. Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan.
2.3. Klinik
2.3.1 Pengertian
menurut PERMENKES NOMOR 9 TAHUN 2014 Klinik adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan
pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Instalasi Farmasi adalah bagian dari Klinik
yang bertugas menyelenggarakan, mengoordinasikan, mengatur, dan mengawasi seluruh
kegiatan pelayanan farmasi serta melaksanakan pembinaan teknis kefarmasian di Klinik.
9
Praktik (SIP) atau Surat Izin Kerja (SIK) dan Surat Izin Praktik Apoteker
(SIPA) untuk apoteker
3. Melakukan pencatatan pada penyakit tertentu dan melaporkan kepada dinas
kesehatan kabupaten/kota dalam rangka melaksanakan program pemerintah
sesuai dengan peraturan undang-undang.
10
h. Humas : Jack Bravie Mambu, S.I.Kom
i. Cleaning Service : Arni
Lahan Parkir
Ruang Tunggu
WC
b. Fasilitas Lantai II
Ruang Tindakan
Dapur
WC
c. Prasarana
Instalasi sanitasi
11
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini di laksanakan pada bulan maret 2022 sampai bulan april 2022 apotek
klinik rilan, kecamatan Madidir, kabupaten Bitung.
12
3. Responden Membeli obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat wajib
apotek (OWA)
b) Kiteria eksklusi
2. Responden membeli obat bukan obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat
wajib apotek (OWA)
13
7. Pendapatan dalam penelitian ini adalah jumlah pembeli yang datang ke
apotek klinik rilan kecamatan madidir, kabupaten bitung pada periode maret
- april 2022.
1. Reduksi data
Reduksi data dimana data yang didapatkan dari hasil wawancara,
survei kepuasan pelanggan, pengamatan langsung di lapangan, dan
sebagainya tentu memiliki bentuk yang kompleks. Semua data yang sudah
didapatkan kemudian dikelompokan dari data yang sangat penting, kurang
penting, dan tidak penting.
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah proses menyajikan data dalam bentuk uraian
singkat, bagan, flowchart, dan sejenisnya. Sehingga data yang sajikan tidak
lagi berupa data mentah akan tetapi sudah menyajikan suatu informasi.
3. Penarikan kesimpulan
Proses menarik kesimpulan baru bisa dilakukan ketika semua data yang
variatif disederhanakan, disusun atau ditampilkan dengan memakai media
tertentu, baru kemudian bisa dipahami dengan mudah (Sugiyono, 2015)
14
DAFTAR PUSTAKA
BPOM RI. 2004. Informatorium Obat Nasional Indonesia, Badan Pengawas Obat Dan
Makanan. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 1993. Permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993. Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes), 2008, Pedoman Penggunaan Obat
Bebas dan Obat Bebas Terbatas, 3-13, 31, Direktorat Bina Farmasi Komunitas
dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan,
Jakarta.
Depkes RI. (2006). Pedoman Penggunaan Obat Bebas Dan Terbatas. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Depkes RI. (2007). Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Kemenkes RI. Survei Kesehatan Dasar Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2012.
15
Lampiran 1
Pedoman wawancara
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Tanggal Wawancara :
DAFTAR PERTANYAAN
Penyampaian
Pemahaman
16
5. Dalam penerapannya apakah bapak/ibu mengonsumsi obat dengan dosis
yang tepat,indikasi yang tepat, dan diagnosis yang tepat?
Lampiran 2
LEMBAR OBSERVASI DI KLINIK RILAN
No Variabel Ya Tidak
1 Pasien Datang Ke Apotek Dan Memberitahukan
Obat Yang Mau Dibeli
2 Farmasis Menanyakan Siapa Yang Sakit
3 Farmasis Menanyakan Gejala Yang Di Derita
4 Farmasis Obat Apa Yang Pernah Di Pakai
5 Farmasis Menanyakan Gejala Lain Yang Di
Alami Pasien
6 Farmasis Menanyakan Jika Pasien Memiliki
Alergi
7 Farmasis Menanyakan Jika Pasien Mengalami
Riwayat Penyakit Lain
8 Farmasis Menyarankan Obat Yang Sesuai
Dengan Gejala Pasien Jika Gejala Kurang Dari
Tiga Minggu
9 Farmasis Menyarankan Kedokter Jika Gejala
Lebih Dari Tiga Minggu
10 Farmasis Memberikan Konseling Mengenai
Obat Yang Disarankan
11 Farmasis Memonitoring/Menanyakan Kembali
Kepahaman Pasien
17