You are on page 1of 14

Jurnal Civil Engineering Study

Volume 02, Nomor 02, Oktober 2022

Home Page : https://journal.unisnu.ac.id/CES

Perencanaan Struktur Gedung Hotel 5 Lantai di Desa Linggajati


Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan

Alya Tri Puspita Dewi1,*


1
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon
Koresponden*, 1* Alyapuspita38@gmail.com

Info Artikel Abstract


Diajukan : 2 Juni 2022 Structural Planning of the 5-storey Hotel Building is located in Linggajati Village, Cilimus
Diperbaiki : 12 Juni 2022 District, Kuningan Regency, the planned building area is 900 m2 and has 5 floors. Based on
Disetujui : 13 Agustus 2022 the results of the Con Penetration Test, it is known that the building was built on land with
moderate soil conditions and based on its function is included in the risk category II, so this
Keywords: Special Moment Bearing Frame
System , Building Structure building was built using the SRPMK (Special Moment Resistant Frame System) method. The
planning of the building refers to the building construction regulations in Indonesia. The
method used in this planning earthquake analysis is the static equivalent analysis method
based on SNI 1726:2019 concerning Procedures for Planning for Earthquake Resistance for
Building and Non-Building Structures. The structure used for this building is reinforced
concrete which refers to SNI 2847:2019 concerning Structural Concrete Requirements for
buildings, SNI 1727:2020 concerning minimum loads for Building and Structural Design, for
structural analysis the ETABS v.18.1.1 program is used. Control the need for reinforcement
in the column using the SPCOlumn program.

Kata kunci: Sistem Rangka Pemikul Perencanaan Struktur Gedung Hotel 5 Lantai ini berlokasi di Desa Linggajati Kecamatan
Momen Khusus, Struktur Bangunan Cilimus Kabupaten Kuningan, luas bangunan yang direncanakan sebesar 900 m2 dan
Gedung
memiliki 5 lantai. Berdasarkan Hasil Con Penetration Test, diketahui bahwa gedung
dibangun diatas tanah dengan kondisi tanah sedang dan berdasarkan fungsinya termasuk
dalam kategori resiko II, sehingga gedung ini dibangun dengan metode SRPMK (Sistem
Rangka Pemikul Momen Khusus).Perencanaan gedung mengacu pada peraturan
pembangunan gedung di Indonesia. Metode yang digunakan dalam analisa gempa
perncanaan ini adalah metode analisis static ekuivalen berdasarkan SNI 1726:2019
tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa unuk Strukur Gedung dan Non
Gedung. Struktur yang dipakai untuk gedung ini adalah beton bertulang yang mengacu
pada SNI 2847:2019 tentang Persyaratan Beton Struktural untuk bangunan gedung, SNI
1727:2020 tentang beban minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur,
untuk analisa struktur digunakan program ETABS v.18.1.1. Kontrol kebutuhan tulangan
pada kolom menggunakan program SPCOlumn.

1. Pendahuluan
Kabupaten Kuningan merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang sedang mengalami peningkatan pada bidang
pariwisata. Kota ini menampilkan sejumlah obyek wisata yang tidak akan cukup jika hanya sehari perjalanan untuk dinikmati.
Apalagi bagi wisatawan dari luar kota. Maka dari itu menimbulkan tingkat kebutuhan terhadap fasilitas penginapan,
khususnya hotel yang bersih, aman, strategis dan lokasi yang mudah dijangkau sangatlah besar [1]. Semakin banyak
wisatawan yang berkunjung ke daerah Kuningan semakin mendorong bertambahnya permintaan akan kebutuhan pemakaian
jasa perhotelan. Semakin bertambahnya permintaan akan kebutuhan pemakaian hotel maka di rencanakanan Pembangunan
Hotel di Desa Linggajati.
Proses perencanaan pembebanan harus sesuai dengan SNI 1727:2020 [2] dan perencanaan struktur bangunan harus
mengikuti pada SNI 2847:2019 [3], [4]beton bertulang, yang merupakan peraturan terbaru yang disesuaikan dengan teknologi
terkini. Selain itu dalam perhitungan rekayasa gempa juga harus mengacu pada SNI 1726:2019 [5].

22
Alya Tri Puspita Dewi, Jurnal Civil Engineering Study, Volume 02, Nomor 02, Oktober 2022

2. Metode
Flowchart Langkah-langkah perencanaan gedung disajikan dalam gambar dibawah ini :
Data umum dari perencanaan adalah sebagai berikut : Nama kegiatan = Perencanaan Struktur Gedung Hotel 5 [1] Lantai di
Desa Linggajati Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan; Lokasi Bangunan = Kuningan, Jawa Barat; Fungsi Bangunan =
Gedung Hotel; Mutu beton (fc) Kolom = 29,05 MPa [6]–[8]dan Balok = 24,95 Mpa; Mutu baja tulangan = 420 MPa (ulir) dan
280 MPa (Polos); Pondasi = Tiang Pancang; Kondisi tanah = Tanah Sedang

Gambar 1. Flowchart Perencanaan Gedung

23
Alya Tri Puspita Dewi, Jurnal Civil Engineering Study, Volume 02, Nomor 02, Oktober 2022

3. Hasil dan Pembahasan


Data Umum Perencanaan
Data umum dari perencanaan adalah sebagai berikut:
1. Nama kegiatan = Perencanaan Struktur Gedung Hotel 5 Lantai di Desa Linggajati Kecamatan Cilimus Kabupaten
Kuningan
2. Lokasi bangunan = Kuningan, Jawa Barat
3. Fungsi bangunan = Gedung Hotel
4. Mutu beton (fc) = Kolom = 29,05 MPa dan Balok = 24,95 Mpa
5. Mutu baja tulangan = 420 MPa (ulir) dan 280 Mpa (Polos)
6. Pondasi = Tiang Pancang [9]
7. Kondisi tanah = Tanah Sedang

Kombinasi Pembebanan
Beban yang di perhitungkan dalam perencanaan gedung hotel ini [2], [4], [5]adalah :
1. Beban Hidup
2. Beban Mati
3. Beban Gempa
4. Beban Angin

Analisis Struktur terhadap Beban Gempa


Analisis struktur gedung tahan gempa, ditentukan berdasarkan fungsi bangunan dan struktur yang dikaitkan dengan tanah
dasar, untuk mengetahui tanah dasar bisa dilihat dari pengujian sondir dan N-SPT untuk melihat jenis tanah [10] tersebut, lalu
masukan ke dalam perhitungan respon spectrum, lalu klasifikasi peta zonasi gempa [11] untuk melihat daerah yg akan di
bangun bangunan masuk kedalam zonasi berapa sesuai dengan SNI 1726:2019 [2] untuk Tata Cara Perencanaan Ketahanan
Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung.Data perencanaan gempa bangunan gedung [5] sebagai berikut :
1. Lokasi Bangunan : Jawa Barat
2. Faktor Keutamaan (Ie) : 1
3. Kategori Resiko : IV
4. Koefisien Respons :8
Langkah perencanaan beban gempa dengan metode dinamik respon spektrum [12], [13]adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Kategori Resiko Bangunan [14]dan Foktor Keutamaan
2. Menentukan Parameter Percepatan Gempa [5](Ss dan S1)
3. Menentukan Kelas Situs
4. Menentukan Koefisien Situs
Berdasarkan langkah-langkah diatas di dapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Perhitungan Spektrum Respons Desain Babupaten Kuningan
Gempa 2500 Tahun
T T Sa
detik detik (g)
0 0 0,273
T0 0,150 0,682
Ts 0,748 0,682
Ts + 1 1,248 0,409
Ts + 1,5 1,748 0,360
Ts + 2 2,248 0,303
Ts + 2,5 2,748 0,248
Ts + 3 3,248 0,210
Ts + 3,5 3,748 0,182
Ts + 4 4,248 0,161
Ts+ 4,5 4,748 0,144
Ts +5 5,248 0,13
Tabel 1. (Lanjutan)
T T Sa
detik detik (g)

24
Alya Tri Puspita Dewi, Jurnal Civil Engineering Study, Volume 02, Nomor 02, Oktober 2022

1 5,748 0,119
Ts + 5.5 6,248 0,109
Ts +6 6.748 0,101
Ts + 6,5 7.248 0,094
Ts + 7 7,748 0,088
Ts + 7,5 8,248 0,083
Ts + 8 8,748 0,078
Ts + 8.5 9,248 0,074
Ts + 9 9.748 0,07
Ts + 9,5 10,248 0,067
Ts + 10 10,748 0,063
Ts + 10,5 11,248 0,061
Ts + 11 11,748 0,058
Ts + 11,5 12,248 0,056
Ts + 12 12,748 0,053
Ts + 12,5 13,248 0,051
Ts + 13 13,748 0,050
Ts +13,5 14,248 0,048
Ts +14 14,748 0,046
Ts + 14,5 15,248 0,045
Ts + 15 15,748 0,043
Ts + 15.5 16,248 0,042
Ts + 16 16,748 0,041
Ts + 16,5 17,248 0,04
Ts + 17 17,748 0,038
Ts + 17,5 18,248 0,037
Ts + 18 18,748 0,036
Ts + 18,5 19,248 0,035
Ts + 19 19,748 0,035
Ts+ 19,5 20,248 0,034
TL = 20 20,748 0,024
Dari hasil perhitungan Spektrum Respons Percepatan Desain [15], ditampilkan dalam grafik spectrum respons percepatan
desain sebagai berikut.

Gambar 2. Grafik Respons Spektrum Kabupaten Kuningan

Pemodelan Struktur dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)


1. Menentukan massa struktur
Massa struktur pada ETABS atau mass source adalah besaran massa yang digunakan untuk perhitungan beban yang
terdapat pada pemodelan [1]. Massa untuk struktur akan ditentukan berasal dari berat sendiri, beban mati tambahan, dan

25
Alya Tri Puspita Dewi, Jurnal Civil Engineering Study, Volume 02, Nomor 02, Oktober 2022

beban hidup yang di anggap tetap.


2. Menentukan modal dan ragam analisis
Hasil dari ETABS pada Modal Load Participations analisis harus memenuhi jumlah ragam yang cukup untuk
mendapatkan partisipasi massa ragam terkombinasi sebesar 100% dari massa struktur.

Gambar 3. Modal Load Partisipasi Rasio

Gambar 4. Moda Partisipasi Mass Rasio

3. Menghitung Faktor Skala Respon Spektrum


Perhitungan skala factor gaya gempa menggunakan persamaan berikut :
1
Faktor skala beban gempa = ×g
R
1
= 8 × 9,8
= 1,225
Sehingga pada ETABS dimasukkan factor skala gaya beban gempa.
4. Menghitung Control Perioda Fundamental
Menurut SNI 1726:2019 pasal 7.9.4.1, periode fundamental struktur (T) yang digunakan :
 Jika Tc > Cu Ta maka digunakan Tc = Cu Ta
 Jika Ta < Cu < Cu Ta maka digunakan T = Tc
 Jika Tc < Ta maka digunakan T = Ta
Dari hasil analisa program ETABS maka di dapat Tc = 0,983 s, Ta = 0,844 s, CuTa = 1,182, karena Tc < Ta maka periode
fundamental struktur yang digunakan adalah T = Ta (0,844 s).
5. Kontrol Akhir Base Reaction

26
Alya Tri Puspita Dewi, Jurnal Civil Engineering Study, Volume 02, Nomor 02, Oktober 2022

Gambar 5. Base Reaction


Selanjutnya dilakukan control untuk arah X dan Y :
1. Untuk gmpa arah X
Vdinamik ≥ 100% Vstatik
3388,9342 ≥ 100% (3192,3853)
3383,9342 ≥ 3192,3853 (OK)
2. Untuk gempa arah Y
Vdinamik ≥ 100% Vstatik
3326,5342 ≥ 100% (3236,3664)
4352,7924 ≥ 3236,3664 (OK)
Dari hasil control diatas didapatkan bahwa anaisis struktur memenuhi syarat SNI 1726:2019 pasal 7.8.
6. Kontrol Simpangan Antar Lantai
Tabel 2. Kontrol Simpangan Lantai Arah X

27
Alya Tri Puspita Dewi, Jurnal Civil Engineering Study, Volume 02, Nomor 02, Oktober 2022

Tabel 3. Kontrol Simpangan Lantai Arah Y

Beban Struktur
Tabel 4. Beban Total Gedung Perhitungan Manual
BEBAN TOTAL GEDUNG Non Reduksi
Beban Total
Lt.1 5249,31 kN
Lt.2 6761,73 kN
Lt.3 6669,17 kN
Lt.4 7708,88 kN
Lt.5 7523,61 kN
Lt.R 6411,28 kN
Lt. AR 373,83
40697,81 kN

Beban yang terhitung pada pemodelan di program ETABS yaitu sebagai berikut :
Pada ETABS 34153,4147 kN sedangkan untuk perhitungan manual 34477,66 kN selisih 1% dengan perhitungan manual.
Sehingga pemodelan struktur [16]dianggap sesuai.

Perencanaan Plat
1. Data Perencanaan
Fc’ = 24,9 Mpa
Fy = 280 Mpa
fc' - 28
β1 = 0,85 - 0,05
7
29,05 - 28
= 0,85 - 0,05
7
= 0,84
b = 1000 mm =1m
h = 150 mm = 0,15 m
Øtul Lentur = 10 mm = 0,010 m
Selimut Beton = 20 mm = 0,020 m
Tebal Plat = 130 mm
φ = 0,9
Ly =3m
Lx = 2,5 m
Rasio sumbu panjang dan pendek bentang pada plat :
Ly 3
= =1,2 ≤2 (Plat Dua Arah)
Lx 2,5

28
Alya Tri Puspita Dewi, Jurnal Civil Engineering Study, Volume 02, Nomor 02, Oktober 2022

2. Tulangan Lapangan Arah X


Mlx = 2,275 kN/m = 2274888,4 N/mm
φ = 0,9
Mu
Rn = 2
Øb × d
2274888,4
=
0,9 × 1000 × 105
= 0,23 N/mm2
1 2m × Rn
ρperlu = 1 − 1 −
m fy

1 2.13,229 × 0,23
= 1- 1-
13,229 280

= 0,0008
Syarat :
Karena ρperlu < ρmin maka dipakai ρpakai = 0,0045
Maka :
As perlu = ρpakai × b × d
= 0,0045 × 1000 × 105
= 467,812 mm2
As Tul = × π ×d
1
= × 3,14 ×102
4
= 78,5 mm2
Smax 1 = 3h = 390 mm
Smax 2 = 400 mm
As tul × b
Spakai =
As perlu
78,5 × 1000
=
467,812
= 167,803 mm = 200 mm < 400 mm (OK)
Jadi spasi tulangan yang akan digunakan untuk perencanaan lapangan X yaitu D10-200 mm.

Kontrol Regangan
As × fy
a =
0,85 × 24,9 ×1000
467,812 × 280
=
0,85 × 24,9 ×1000
= 6,19 mm
c =
β1
6,19
=
0,87
= 7,10 mm
d c
εt = 0,003
c
105 7,10
= 0,003
7,10
= 0,041 > 0,0048 (OK)
Tabel 5. Rekapitulasi Penulangan Plat
Tebal Ly Lx Ly/Lx Lap X Lap Y Tump X Tump Y
TYPE Lokasi Pelat
(mm ) m m (mm) (mm) (mm)
A Publik 130 3 2,5 1,2 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200
B Publik 130 2,5 2,5 1 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200
C Publik 130 2 2 1 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200
A Pribadi 130 3 2,5 1,2 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200
B Pribadi 130 2,5 2,5 1 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200
C Pribadi 130 2 2 1 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200
A Atap 130 3 2,5 1,2 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200
B Atap 130 2,5 2,5 1 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200
C Atap 130 2 2 1 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200

29
Alya Tri Puspita Dewi, Jurnal Civil Engineering Study, Volume 02, Nomor 02, Oktober 2022

Gambar 6. Penulangan Plat

Perencanaan Balok Induk


Syarat Balok SRPMK
1. Gaya tekan aksial terfaktor pada balok
Pu < Ag.fc’/10
(600 × 500) × 24,9
Pu = 0 < = 747 (OKE)
10
2. Bentang bersih untuk komponen struktur, ln ≥ 4d
d = h balok – t – sengkang – (D. lentur/2)
= 600 – 40 – 10 – (22/2)
= 539 mm
Ln = L – c1
= 5000 – 600
= 4400
ln ≥ 4d
4400 ≥ 4 (539)
4400 ≥ 2156 (OK)
3. Lebar komponen
bw ≥ 0,3 h atau 250 mm
bw ≥ 0,3 h
500 ≥ 0,3 (600)
500 ≥ 180 mm (OK)
4. Rasio lebar dan tinggi balok tidak kurang dari 0,3
500
= 0,83 mm (OK)
600
Penulangan Geser
SNI 2847:2019 Ps R.18.6.5
apr+
Mpr+ = 1,25 ×As+ × fy × d − 2
75,434
= 1,25 ×1520,531 × 420 × 539 -
2
= 400163579,2 Nmm
apr-
Mpr- = 1,25 ×As- × fy × d − 2
75,434
= 1,25 ×1900,664 × 420 × 539 -
2
= 490795556 Nmm
SNI 2847:2019 Ps 18.6.5.1
Mpr+ Mpr-
Vsway atau Vpr =
Ln
400163579,2 +490795556
=
4300
= 207200 N
Ve = Vg + Vpr

30
Alya Tri Puspita Dewi, Jurnal Civil Engineering Study, Volume 02, Nomor 02, Oktober 2022

= 74,2296 + 207200
= 132970 N

Tahanan Geser Beton


Vpr = 207200 N
Ve = 132970 N
Pu =0
Sehingga :
SNI 2847:2019 Ps. 18.6.5.2
Ag fc'
Vc = 0 jika Vpr ≥ ½Ve dan Pu < 20
1
Vpr ≥ 2 Ve
1
207200 ≥ (132970)
2
207200 ≥ 66485
Ag fc'
Pu <
20
300000 × 24,9
0 <
20
0 < 373500
Maka nilai dari Vc adalah 0 dan tidak diperhitungkan
Tabel 6. Rekapitulasi Penulangan Balok Induk
Tulangan Lentur Tulangan Geser
Bentang Dimensi
Type Balok Tumpuan Lapangan
Tumpuan Lapangan
m cm Tarik Tekan Tarik Tekan
SLOOF 5 50 x 60 4D 22 5D 22 3D22 3D 22 Ø 10 – 250 Ø10 – 250
BI 1 5 50 x 60 4D 22 5D 22 3D22 3D 22 4D10 - 100 4D10-150
BI 2 5 45 x 55 3D 22 4D 22 3D 22 3D 22 4D10 - 100 4D10-100

Gambar 7. Penulangan Balok Induk

Perencanaan Kolom [17]


Cek Persyaratan Struktur Kolom
1. Sesuai SNI 2847:2019 Pasal R.18.7.1, gaya aksial terfaktor maksimum yang bekerja pada kolom harus melebihi :
Pu = 2128,0284 kN = 21280284 N
Pu > 0,1 × Ag × fc’
21280284 > 0,1 × 360000 × 29,05
21280284 N > 1045800 N (OK)
2. Sesuai SNI 2847:2019 Pasal 18.7.2.1, sisi penampang terpendek tidak luring dari 300 mm
B kolom = h kolom = 600 mm > 300 mm (OK)
3. Sesuai SNI 2847 – 2019 Pasal 18.7.2.1, rasio penampang tidak boleh kurang dari 0,4
b kolom 600
= = 1 > 0,4 (OK)
h kolom 600

Cek Syarat “Strong Column Weak Beam”

31
Alya Tri Puspita Dewi, Jurnal Civil Engineering Study, Volume 02, Nomor 02, Oktober 2022

Gambar 8. Diagram Interaksi P-M Kolom

Gambar 9. Output Interaksi P-M Kolom

Dari gambar di atas, didapatkan nilai Mnc kolom adalah 825,36 kN m


Maka dilakukan cek syarat
∑Mnc ≤ 1,2 ∑Mnb
825,36 kN.m ≥ 824,371 kN.m (OK)
Maka syarat “strong column weak beam” telah terpenuhi.

Tulangan Transversal
Tulangan hoop diperlukan sepanjang l0 dari ujung-ujung kolom dengan l0 merupakan nilai terbesar berdasarkan SNI
2847:2019 pasal 18.7.5.1
 Tinggi kompenen struktur pada muka joint, h = 600 mm
 1/6 bentang bersih kompenen struktur
1 1
6
× ln = 6 ×(4000 − 600) = 566,667 mm
 450 mm
Maka digunakan yang terbesar, yaitu lo = 600 mm
Tabel 7. Rekapitulasi Kolom
Tulangan
Dimensi
Type Kolom Geser
Lentur
cm Pada Lo diluar Lo
K1 (Lt 1 -3) 60 x 60 16D 22 4D13-100 4D13-100
K2 (Lt 4 -Atap) 55 x 55 16D 22 4D13-100 4D13-100

32
Alya Tri Puspita Dewi, Jurnal Civil Engineering Study, Volume 02, Nomor 02, Oktober 2022

Gambar 10. Penulangan Kolom

Perhitungan Pondasi
Data Perencanaan
Kuat Tekan Beton = 29,05 Mpa
Fy tulangan lentur = 420 Mpa
Fy tulangan geser = 280 Mpa
Diameter tiang pancang = 40 cm
Berat Volume Tanah =18,5 kN/m3
Sudut gesek ф = 15̊
Kedalaman tanah =5m
Berat bangunan = 1616 kN (dari outupu ETABS)
1
Ap = ×π× 𝑑
4
1
= 4 × 3,14 × 40
= 1257 cm2
Ka =π×d
= 3,14 × 40
= 126 cm2
Qc × Ap JHL ×Ka
Qu ijin = +
3 5
200 × 1257 580 ×126
= +
3 5
= 98352,794 kg = 983,528 kN

Menghitung N Tiang
Gaya aksial kolom Puk = 1616 kN
Berat poer rencana = B.L.h poer. Bj beton
= 2 x 1 x 0,6 x 24
= 28 kN
Total Beban Vertikal = 1616 + 33,6
= 1644,8
Qu ijin = 983,528 kN
∑v
N tiang =
Qu ijin
1644,8
=
983,528
= 1,672 = 2 buah

Menghitung Efisiensi Tiang Kelompok


 Menghitung efisiensi
d (n 1) m + (m 1)n
Eg = 1 − arc tg ×
s 900 mn
0,4 (0 1) m + (1 1)0
= 1 − arc tg ×
1 900 1.0
=1

33
Alya Tri Puspita Dewi, Jurnal Civil Engineering Study, Volume 02, Nomor 02, Oktober 2022

 Maka efisiensi pada setiap 1 tiang pancangnya


Pef = Qall x Eg
= 983,582 x 1
= 983,582 kN
 Setelah diketahui efesiensi pada 1 tiang pancangnya maka efesiensi pada satu grupnya adalah
Pefg = ntp x Pef
= 2 x 983,582
= 1967,056 kN
Setelah dihitung efesiensi dari grup pile tersebut,nilai 2 TP memnuhi syarat, 1967,056 kN lebih besar daripada 1713,72 kN,
yaitu beban per pilecapnya. Maka jumlah TP yang memenuhi syarat grup dan memiliki selisih dengan beban keseluruhan,
yaitu pilecap dengan jumlah 2TP.
Ptot < Pefg
1713,72 kN < 1967,056 kN

Gambar 11. Penulangan Poer

Gambar 12. Potongan A – A

4. Simpulan
1. Perencanaan Hotel 5 Lantai ini menggunakan struktur beton bertulang, dengan menggunakan K-300 dengan fc’ 24,9
Mpa untuk balok dan pelat, sedangkan untuk Kolom menggunakan K-350 dengan fc’ 29,05 Mpa dengan mutu baja
pada tulangan longitudinal menggunakan BJTS 420A dan mutu baja pada tulangan transversal menggunakan BJTP
280.
2. Perencanaan struktur gedung beton bertulang dirancang dengan metode SRPMK (Sistem Rangka Pemikul Momen
Khusus), dimana bangunan gedung hotel masuk kedalam katgori resiko IV dengan nilai I = 1 dan R = 8
3. Pondasi yang digunakan dalam pembangunan hotel ini adalah pondasi pancang dengan kedalaman 5 m dan diameter
pancang 40 cm dan 50 cm.
4. Perencanaan Hotel ini berlandaskan pada SNI 1727:2020 untuk desain pembebanannya, SNI 2847- 2019 tentang
persyaratan beton untuk bangunan gedung, dan SNI 1726:2019 untuk perencanaan gempanya.

Daftar Pustaka
[1] R. A. Nugroho et al., “Perencanaan Struktur Gedung 9 Lantai Hotel Sky Sea View Jepara,” J. Civ. Eng. Study, vol. 01,
no. Dl, pp. 34–46, 2021.
[2] Badan Standardisasi Nasional, “SNI 1727:2013 tentang Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan

34
Alya Tri Puspita Dewi, Jurnal Civil Engineering Study, Volume 02, Nomor 02, Oktober 2022

Struktur Lain,” Beban Minim. untuk Peranc. Bangunan Gedung dan Strukt. Lain, p. 196, 2013, [Online]. Available:
www.bsn.go.id.
[3] 2847:2013 SNI, “Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung,” Bandung Badan Stand. Indones., pp. 1–265,
2013.
[4] Badan Standardisasi Nasional, “Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. SNI 03-2847-2002,”
Bandung Badan Stand. Nas., p. 251, 2002.
[5] B. S. N. Indonesia, “SNI 03-1726-2002: Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung,” Badan
Standarisasi Nas. Indones. Jakarta, 2002.
[6] A. Kustirini, M. Qomaruddin, D. S. Budiningrum, and I. E. Andammaliek, “The Influence Of Compressive Strength
Of Mortar Geopolimer On Addition Of Carbit Waste Ash With Curing Oven System,” in Proceedings of the 1st
International Conference on Civil Engineering, Electrical Engineering, Information Systems, Information
Technology, and Agricultural Technology, 2020, pp. 1–4.
[7] M. Qomaruddin, H. A. Lie, A. Hidayat, S. Sudarno, and A. Kustirini, “Compressive Strength Analysis On
Geopolymer Paving By Using Waste Substitution Of Carbide Waste And Fly Ash,” 2019, doi: 10.1088/1742-
6596/1424/1/012052.
[8] M. Qomaruddin and S. Sudarno, “The study of laminate concrete between geopolymer and conventional,” 2019, doi:
10.1088/1742-6596/1363/1/012011.
[9] Y. Fahrizal, Y. A. Saputro, and D. Rochmanto, “Analisis Kepadatan Tanah Pada Akses Jalan Conveyor Pltu Tjb Unit
3 , 4 Dengan Menggunakan Standar Aashto T 191,” J. Civ. Eng. Study, vol. 02, pp. 42–48, 2022.
[10] widayat Widayat, H. Satriadi, L. P. Wibawa, G. F. Hanif, and M. Qomaruddin, “Oil and gas characteristics of coal
with pyrolysis process Oil and Gas Characteristics of Coal with Pyrolysis Process,” 2022, vol. 020077, no. July.
[11] A. G. Arifah, “Perencanaan Struktur Gedung Kuliah Fakultas Teknik di Malang dengan Metode Sistem rangka
Pemikul Momen Menengah.,” Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya., 2017.
[12] I. Hidayat, “Analisis Perencanaan Struktur Hotel Dialog Grage Cirebon Menggunakan Struktur Beton SNI 2013.,”
Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, 2017.
[13] I. Hidayat, “Analisis Struktur Laboratorium Fakultas Ekonomi Universitas Jendral Soedirman Menggunakan Struktur
Beton SNI 2013.,” Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon., 2017.
[14] P. R. Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja, no. 14. 1970.
[15] J. Purnomo and J. Chandra, “Evaluation of a Reinforced Concrete Wall Macroscopic Model for Coupled Nonlinear
Shear-Flexure Interaction Response,” Civ. Eng. Dimens., vol. 20, no. 1, pp. 41–50, 2018, doi: 10.9744/ced.20.1.41-50.
[16] R. R. Puspita, “Desain StrukturGedung Hotel Swiss-Bellin Darmocentrum Surabaya Menggunakan Sistem Ganda dan
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Balok – Plat Lantai.,” Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya., 2017.
[17] M. Ramadhyanita, “Modifikasi Struktur Gedung perkuliahan Fakultas Pertanian di Surabaya Menggunakan Dual
System (Sistem Ganda) Sert Metode Pelaksanaan Konstruksi Kolom dan Shearwall.,” Institut Teknologi Sepuluh
November, Surabaya., 2017.

35

You might also like