You are on page 1of 3

Pembentukan Profil Pelajar diEra Society 5.

Era Society 5.0 adalah era baru perkembangan manusia yang ditandai dengan integrasi
manusia dan mesin. Di era ini, teknologi digunakan untuk memecahkan masalah dan
meningkatkan kualitas hidup. Mahasiswa Pancasila adalah mahasiswa yang dijiwai oleh nilai-
nilai Pancasila. Nilai-nilai tersebut antara lain Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil
dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Berkembang
pesatnya perkembangan teknologi di era Society 5.0 juga dapat mengancam eksistensi nilai
Pancasila. Hal ini bisa dirasakan karena maraknya nilai-nilai Pancasila yang mulai diabaikan,
sehingga dapat membunuh karakter yang ada pada diri peserta didik. Profil Pelajar Pancasila
memiliki peran penting dalam membentuk karakterpeserta didik dan memberikan pengenalan
tentang nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Oleh karena itu, implementasi Profil Pelajar Pancasila
di sekolah sangatlah penting. Dalam menghadapi Era Society 5.0 peserta didik dapat
mengembangkan kompetensi kewarganegaraan yang didasarkan dari Pancasila. Beberapa
karakter peserta didik yang dapat dikembangkan antara lain beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menghormati keragaman global, gotong royong, kreativitas, berpikir
kritis, dan mandiri.

Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia adalah
aspek pertama yang dapat dikaji. Maksud dari aspek ini berarti bahwa pelajar Pancasila
diharapka. memiliki iman yang kuat kepada Tuhan dan mempraktikkan keyakinan agamanya
dengan cara yang mulia dan sesuai dengan ajaran agamanya. Mereka juga menghormati
keyakinan orang lain.

Kedua, menghormati keragaman global. Sila ketiga, "Persatuan Indonesia", secara


khusus menyebutkan pentingnya menghormati keragaman budaya dan agama di Indonesia
dengan menjunjung nilai persatuan. Di dunia yang semakin mengglobal saat ini, semakin
penting bagi kita untuk menyadari dan menghormati keragaman budaya dan agama di seluruh
dunia. Dengan menjunjung tinggi nilai keberagaman global, kita dapat menciptakan dunia yang
lebih adil dan merata bagi semua. Ini berarti bahwa mahasiswa Pancasila menyadari keragaman
budaya dan agama di dunia dan menghormati hak-hak semua orang, terlepas dari latar
belakang mereka. Mereka juga terbuka untuk belajar tentang budaya dan cara hidup yang
berbeda.

Selanjutnya, aspek gotong royong. Ini berarti bahwa pelajar Pancasila diharapkan
mampu bekerja sama dengan orang lain untuk kebaikan bersama. Mereka juga membantu dan
mendukung teman sekelas dan anggota masyarakat. Sila kelima Pancasila, yaitu "Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan", menekankan
pentingnya kerja sama dan pembangunan konsensus dalam pengambilan keputusan. Gotong
royong juga penting bagi pembangunan Indonesia. Indonesia yang kuat dan makmur hanya
dapat dibangun oleh rakyat yang bersatu dan bekerja sama. Ketika kita bekerja sama, kita dapat
mencapai lebih banyak hal daripada jika kita bekerja sendiri. Kita dapat menyelesaikan masalah
dengan lebih efektif, dan membangun komunitas yang lebih baik.

Keempat adalah aspek kreativitas. Hal ini menunjukkan bahwa pelajar Pancasila harus
mampu berpikir di luar kebiasaan dan menghasilkan solusi baru dan inovatif untuk masalah.
Mereka juga mampu mengekspresikan diri mereka secara kreatif melalui seni, musik, dan
tulisan. Menjadi pelajar yang cerdas hanya dapat dicapai jika dibarengi dengan pemikiran
kreatif dan inovatif. Sebagai pelajar, mereka harus mampu menemukan cara-cara baru yang
lebih baik untuk memecahkan masalah.

Berpikir kritis menjadi salah satu aspek penting lainnya. Pelajar Pancasila diharapkan
mampu berpikir kritis terhadap informasi dan ide. Mereka tidak takut untuk mempertanyakan
status quo dan selalu bersedia untuk mempelajari hal-hal baru. Berpikir kritis sangat penting
untuk membuat keputusan yang tepat. Di dunia saat ini, kita terus-menerus dibombardir
dengan informasi, dan penting untuk dapat menyaring informasi yang baik dari yang buruk.
Kemampuan berpikir kritis membantu kita melakukan hal ini dengan mengajarkan cara
mengevaluasi informasi dan mengidentifikasi bias. Berpikir kritis diperlukan untuk memecahkan
masalah. Di dunia nyata, masalah jarang sekali hitam dan putih. Sering kali ada beberapa solusi
untuk suatu masalah, dan penting untuk dapat berpikir secara kritis tentang pro dan kontra dari
setiap solusi sebelum membuat keputusan.
Terakhir, pelajar Pancasila diharuskan memiliki sikap mandiri. Sebagai pelajar
Pancasila, mereka harus mampu berpikir untuk diri mereka sendiri dan membuat keputusan
sendiri. Mereka tidak perlu takut mengambil risiko dan selalu bersedia untuk mencoba hal-hal
baru.Hal ini akan membuat pelajar akan menjadi orang yang lebih percaya diri dan yakin pada
diri sendiri dan akan membantu mereka mencapai tujuan dan menjalani kehidupan yang
memuaskan.

Di era Society 5.0, mahasiswa Pancasila tidak hanya diharapkan untuk memiliki
pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga memiliki karakter moral yang kuat dan kebajikan
kewarganegaraan. Mereka adalah calon pemimpin masa depan Indonesia, dan mereka harus
dipersiapkan untuk menghadapi tantangan di abad ke-21. Sebagai mahasiswa Pancasila, kita
memiliki tanggung jawab untuk menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila. Dengan menerapkan
gotong royong, kita dapat memberikan kontribusi positif bagi pembangunan Indonesia dan
menciptakan masa depan yang lebih baik untuk semua.

You might also like