You are on page 1of 2

TANTRI AFRILA RESTUTI UTAMI

FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA

Koneksi Antar Materi:

Perjalanan pendidikan nasional memang sangat Panjang dan memiliki banyak sekali tantangan terutama
pada masa penjajahan yang minim dengan akses pendidikan. Pada zaman penjajahan system pendidikan
hanya dijadikan sebagai suatu alat untuk memenuhi para penjajah dalam menyelesaikan berbagai misinya,
namun dengan merdekanya bangsa Indonesia menciptakan secercah cahaya dalam system pendidikan
yang mulai tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945. Ki Hajar Dewantara atau yang lebih kita kenal
sebagai bapak pendidikan di Indonesia yang memberikan kontibusi dalam system pendidikan nasional. Ki
Hajar Dewantara merupakan tokoh pendidikan yang sangat berperngaruh dan memberikan banyak sekali
kontribusi pemikiran mengenai system pendidikan Indonesia. Salah satu pemikiran Ki Hajar Dewantara
yaitu mendidik amnusia adalah proses memamnusiakan manusia, sehingga harus memerdekakan manusia
dan segala aspek kehidupan baik secara fisik, mental, jasmani maupun rohani. Maka dengan adanya hal
ini sitem pendidikan hendaknya dapat memberikan pengajaran kepada para generasi muda bangsa yang
menghasilkan manusia selamat dan Bahagia. Dengan bekal ini sudah sepatutnya pendidikan di Indonesia
memberikan kebahagiaan dan menciptakan generasi cerdas dengan mementingkan sifat kemanusiaanya,
menjaga diri dan menjaga bangsa. Ki Hajar Dewantara menyebut ini dengan filosofi Tri Sri Rahayu. Adapun
arti dari filosofi ini yaitu jika semua orang menjadi berhasil merdeka dan Bahagia, tentu akan
mempengaruhi lingkungan disekitarnya baik dalam lingkup keluarga, pertemanan atau bahkan masyarakat
luas demi kemajuan bangsa. Pendidikan dalam perspektif yang lain yaitu asas trikon yang menjadi prinsip
dari perubahan demi terwujudnya transformasi pendidikan. Asas trikon ini merupakan kontinuitas,
konvergensi dan konsesntaris, yang dimana kontiuintas merupakan pengembangan yang dilakukan secara
berkesinambungan dan terus dilaksanakan dengan membuat perencanaan yang matang. Adapun
konvergensi yaitu pengembangan dalam dunia pendidikan dapat dilakukan dengan cara memgaopsi
sumber dari luar, meskipun demikian tetap harus di adaptasi sesuai dengan kebutuhan dan kultur yang
ada di Indonesia. Konsentris yaitu pengembangan pendidikan yang berdasar pada kepribadian bangsa dan
tetap sesuai dengan karakter budaya. Gagasan lain dari Ki Hajar Dewantara yaitu ing ngarso tulodo
(pendidik berada di depan memberi teladan), ing madyo karso (pendidik berada di tengah dan terus
memberikan motivasi), dan tut wuri handayani (pendidik selalu mendukung dan mendorong peserta didik
untuk maju). Dari pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewaantara ini diharapkan dapat mewujudkan generasi
bangsa yang cerdas dan menjunjung tinggi nilai-nilai karakter, sehingga dengan adanya pemikiran tersebut
tidak hanya menjadi slogan saja akan tetapi dapat di implementasikan dengan baik. Sejalan dengan
pemikiran Ki Hajar Dewantara, Menteri pendidikan dan kebudayaan mencetuskan mengenai merdeka
belajar yang memiliki relevansi dengan terselenggarakannya pendidikan di zaman sekarang. Adapun
maksud dari merdeka belajar yaitu peserta didik diberikan kebebasan berpikir dan mampu mencari tahu
pengetahuan dari lingkungan sekitarnya. Refleksi mengenai pemikiran Ki Hajar Dewantara sebagai seorang
pendidik tentu tidak mudah dan memiliki banyak tantangan untuk memberikan pendidikan yang tepat
kepada para peserta didik dengan keberagamannya. Seorang guru tentu harus bisa menjadi tauladan yang
baik dan dapat mengembangkan minat, bakat maupun potensi yang dimiliki para peserta didik dengan
maksimal, dengan hal ini mereka dapat mengeksplor dan memiliki kesempatan untuk bebas memilih mata
pelajaran apa saja yang mereka senangi. Adapun system pendidikan tentu mengalami berbagai macam
perubahan, dengan perubahanperubahan inilah diharapkan dapat memberikan penyesuaian diri
mengenai pengetahuan yang semakin luas dan semakin maju. Meskipun demikian tujuan utama
pendidikan masih sama yaitu berfokus kepada mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui pendidikan inilah
nilai-nilai dan karakteristik bangsa dapat terus dilestarikan sebagai aspek kepribadian bangsa yang
mempunyai ciri khas tersendiri. Dengan adanya identitas yang berbeda inilah yang menjadi pembeda dan
menjadi jati diri bangsa Indonesia. Selain itu guru mempunyai peran penting sebagai pentransfer ilmu,
dengan kata lain seorang guru harus memberikan perhatian, menghargai setiap capaian, dan
merencanakan sitem pembelajaran yang baik sesuai dengan kebutuhannya. Maka dari sini seorang guru
tidak boleh memberikan hukuman dengan kata lain agar para peserta didik paham apa yang disampaikan,
maka disini pentingnya memanusiakan manusia. Guru tidak boleh memberikan hukuman yang justru akan
merusak mental peserta didik dan tidak berbuat kasar.

You might also like